aFAsia tanpa dapus.doc
-
Upload
ariyani-sukma-putri -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of aFAsia tanpa dapus.doc
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa dan bicara merupakan sesuatu hal yang fundamental dalam
kehidupan seseorang. Bahasa merupakan sesuatu yang paling kompleks dari
perilaku yang ditunjukkan oleh manusia, karena bahasa melibatkan memori,
belajar, keterampilan penerimaan pesan, proses, dan ekspresi.1 Di dalam
kehidupan sehari hari, individu selalu melakukan interaksi dengan orang lain.
Interaksi tersebut menggunakan kemampuan kita dalam bahasa. Berbicara denganorang lain, memperoleh kata kata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu,
memahami apa yang orang lain katakan, serta dalam membaca, menulis dan
melakukan isyaratpun termasuk dalam bagian dari penggunaan bahasa.2danya
kerusakan otak akibat stroke, trauma, maupun tumor dapat menyebabkan
terganggunya fungsi bahasa dan bicara seseorang.1
!alah bentuk gangguan fungsi bahasa dan bicara ialah afasia. "enurut
Wood (1971) aphasia merupakan parsial or complete loss of ability to speak or
to comprehend the spoken word due to injury, disease. Or maldevelopment of
brain. #$ehilangan kemampuan untuk bicara atau untuk memahami sebagaan
atau keseluruhan dari yang diucapkan oleh orang lain, yang diakibatkan karena
adanya gangguan pada otak%.& "enurut Wiig dan Semel (1984% bah'a Aphasia
as involving those who have acquired a language disorder because of brain
damage resulting in impairment of language comprehension formulation, and
use. #"ereka yang memiliki gangguan pada perolehan bahasa yang disebabkan
karena kerusakan otak yang mengakibatkan ketidakmampuan dalam
memformulasikan pemahaman bahasa dan pengguanaan bahasa%. (
)ational !troke ssociation memperkiran terdapat *+.+++ kasus baru
afasia tiap tahunnya di merika !erikat.-he )ational Institute of )eurological
Disorder and !troke #)I)D!% memperkirakan 1 dari 2+ orang di merika
!erikat mengalami afasia. /enelitian yang dilakukan di tiga rumah sakit di
"akasar menunjukkan bah'a 1201 penderita stroke mengalami afasia.
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
2/15
fasia berbeda dari satu orang dengan yang lain. Beberapa penderita
afasia dapat mengerti bahasa dengan baik, tetapi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan kata0kata yang tepat atau membuat kalimat0kalimat. /enderita yang
lain dapat berbicara panjang lebar, tetapi apa yang diucapkan susah atau tidak
dapat dimengerti oleh la'an bicaranya.2
-ipe afasia dan penyebab afasia serta lokasi lesi merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap prognosis dari afasia. 3ntuk itu penting bagi dokter umum
untuk mengetahui jenis afasia dan gejalanya dari masing0 masing afasia serta
lokasi lesi di otak.
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
3/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAA
2.1. 4ungsi 5tak Dalam /roses $omunikasi
!alah satu perbedaan terpenting antara manusia dan he'an tingkat
rendah adalah dengan adanya kemampuan untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. "anusia mendapatkan kosakata dari apa yang dilihat,
didengar, dan lainnya. 1 -erdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi6
aspek sensorik #input bahasa% yang melibatkan telinga dan mata, dan
keduanya, aspek motorik #output bahasa%, yang melibatkan vokalisasi dan
pengaturannya.2
2.1.1. /emahaman Bahasa
7ambar 1. rea 8ernicke
!ebagian besar pengalaman sensorik diubah menjadi bahasa yang
sesuai sebelum disimpan di dalam area ingatan otak dan sebelum
diolah untuk tujuan pembentukan intelektual lainnya. 2
rea serebrum yang mengintegrasikan semua stimulus ini menjadi
kemampuan berbahasa adalah area 8ernicke. rea 8ernicke terletak
pada ujung posterosuperior girus temporalis superior.1 rea ini
berhubungan erat dengan area pendengaran primer dan area
pendengaran sekunder pada lobus temporalis. 9ubungan ini
menmungkinkan adanya interpretasi bahasa terhadap apa yang
didengar. !elain berhubungan dengan area pendengaran, area
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
4/15
8ernicke juga berhubungan dengan area asoosiasi penglihatan.1,2
Informasi visual yang diantar oleh kata yang tertulis selanjutnya
disalurkan melalui girus angularis, yaitu area yang berkaitan dengan
penglihatan ke area interpretasi bahasa 8ernicke yang telah tumbuh
dalam lobus temporalis yang dominan.2,*
2.1.2. spek "otorik Bahasa
7ambar 2. rea Broca
Bagian otak yang berperan dalam aspek motorik bahasa ialah area
Broca dan area :;ner.1 rea Broca terletak pada girus frontalis
inferior dan asenden posterior fisura lateralis. !erat pendek
menghubungkan area ini dengan korteks rolandi ba'ah yang
menginervasi lidah, faring dan laring sehingga timbul pola motorik
pada laring, sistem respirasi serta otot untuk bicara.1,2 rea lainnya
yang berperan dalam produksi suara adalah insula, yang berperan
dalam pembentukan artikulasi.1 rea :;ner bertanggung ja'ab
mengekrepsikan kata0kata yang diterima secara visual dalam bentuk
tulisan. rea menulis :;ner juga terintegrasi dengan organ motor
untuk tangan.1
2.2. /roses komunikasi
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
5/15
7ambar 2. /roses berbicara, #a% input sensorik diperoleh melalui
pendengaran , #b% input sensorik diperoleh melalui penglihatan
7ambar 2 memperlihatkan dua jaras utama yang digunakan untuk
berkomunikasi. /ertama ialah jaras yang terlibat se'aktu mendengar dan
berbicara. 3rutan proses ini sebagai berikut62
1. !inyal bunyi mula0mula diterima oleh area auditorik primer yang
nantinya akan menyandikan sinyal tadi dalam bentuk kata0kata
2. $ata0kata lalu diinterpretasikan di area 8ernicke
&. /enentuan buah pikiran dan kata0kata yang diucapkan juga terjadi di
dalam area 8ernicke.(. /enjalaran sinyal sinyal dari area 8ernicke ke area Broca melalui
fasikulus arkuatus
. ktivasi program keterampilan motorik yang terdapat di area Broca
untuk mengatur pembentukan kata
. /enjalaran sinyal yang sesuai ke korteks motorik untuk mengatur otot0
otot bicara.
$edua ialah jaras yang terlibat ketika membaca yang kemudian
mengucapkan kata0kata itu sebagai responnya. dapun urutan prosesnya
sebagai berikut2
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
6/15
1. $ata0kata yang dilihat diterima di area visual primer
2. Informasi tersebut masuk ke regio girus angularis. /ada regio ini
terjadi interpresi a'al dari informasi tersebut
&. !elanjutnya informasi tersebut mengalami interpretasi penuh di
area 8ernicke.
(. /enentuan buah pikiran dan kata0kata yang diucapkan juga terjadi
di dalam area 8ernicke.
. /enjalaran sinyal sinyal dari area 8ernicke ke area Broca
melalui fasikulus arkuatus
. ktivasi program keterampilan motorik yang terdapat di area
Broca untuk mengatur pembentukan kata
2.&. Dominasi hemisfer
4ungsi interpretasi umum dari area 8ernicke dan girus angularis,
seperti juga fungsi area bicara dan area pengaturan motorik, biasanya jauh
lebih berkembang pada salah satu hemisfer serebri daripada yang lainnya.
5leh karena itu, hemisfer ini disebut hemisfer dominan. /ada kira0kira
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
7/15
f. "elihat aliran darah ke otak saat terjadi percakapan
8alaupun area interpretasi lobus temporalis dan girus angularis
seperti kebanyakan area motorik, biasanya lebih berkembang pada
hemisfer kiri saja, area ini juga menerima informasi sensorik dari kedua
hemisfer dan juga mampu mengatur aktivitas motorik di kedua hemisfer.
2.( /engertian fasia
fasia ialah gangguan berbahasa yang disebabkan oleh kelainan
otak. fasia perlu dibedakan dengan gangguan perkembangan bahasa,
gangguan pada otot0otot bicara dan gangguan bahasa yang disebabkan
oleh gangguan psikiatri seperti ski?ofrenia.
2. $lasifikasi fasia
$lasifikasi afasia sangat beragam, diantaranya ada yang mendasarkan
kepada
0 "anifestasi klinis
0 Distribusi anatomi dari lesi yang bertanggung ja'ab bagi defek
Berdasarkan manifestasi klinis afasia dibedakan atas
fasia tidak lancar atau non fluent
fasia lancar atau fluent
Berdasarkan lesi anatomik, afasia dapat dibedakan berdasarkanesi pada afasia Broca terletak pada area Broca #brodman (( dan
(%. /ada afasia Broca persisten terjadi lesi yang lebih luas meliputi
girus pre dan postsentral, dan striatum. >esi pada afasia Broca sebagian
besar disebabkan akibat lesi vaskular. :mboli pada cabang atas arteri
serebri media merupakan jenis penyebab tersering afasia.
terosklerotik, trombosis, tumor primer atau metastase tumor,
hipertensi subkortikal dan kejang apabila melibatkan daerah motorik
bicara, maka dapat menyebakan terjadinya afasia Broca.1,2
b. fasia 8ernicke
>okasi lesi pada afasia 8ernicke terletak pada bagian atas lateral
lobus temporal dekat korteks auditori utama #daerah 8ernicke%. >esi
pada lokasi ini sebagian besar disebabkan adanya oklusi cabang
inferior arteri serebri media kiri. /erdarahan, tumor, abses dan
penyebaran ensefalitis pada subkorteks regio temporoparietal dan
adanya perluasan area perdarahan dari talamus menyebabkan gejala
yang sama.1,2
c. fasia -ranskortikal !ensorik
fasia -ranskortikal !ensorik disebabkan oleh lesi pada bagian
inferior lobus temporal dekat dengan area 8ernicke dan biasanyadisebabkan oleh perdarahan kecil, kontusio atau infark di arteri serebri
posterior kiri.1+
d. fasia -ranskortikal motorik
fasia transkortikal motorik disebabkan kerusakan pada bagian
depan anterior superior lobus frontal pada hemisfer yang dominan.
$erusakan ini biasanya disebabkan oleh stroke, tumor otak dan cedera
kepala.11
e. fasia $onduksi
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
9/15
8ernicke menjelaskan etiologi afasia konduksi ialah diskoneksi
antara girus superior temporal dan girus inferior frontal. "eurut
Damasio dan 7esh'ind menjelaskan area 8ernicke dan Broca
terpisah dan struktur yang menghubungkan keduanya ialah fasukulus
arkuata. -raktus saraf berjalan secara posterior mengelilingi ujung
posterior fisura sylvian, kemudian bergabung dengan fasikulus
lungitudinal superior di dalam regio anteroinferior parietal dan bejalan
ke depan di dalam operkulum suprasulvian ke korter motorik asosiasi
termasuk daerah Broca dan :;ner. "enurut Damasio, kompleks
auditori kiri, insula, dan girus supramarginal juga terlibat. /ada
beberapa kasus, penyebab konduksi afasia adalah oklusi emboli pada
cabang asending parietal, cabang temporal posterior dari arteri serebri
media. 7angguan vaskular, perdarahan, dan tumor pada daerah
tersebut juga memberikan gejala yang sama.1
f. fasia 7lobal
fasia global disebabkan destruksi yang besar dan luas, meliputi
baik area Broca dan 8ernick dan area diantaranya. /enyebabnya
biasanya adalah oklusi bagian proksimal arteri serebri media, atau
dapat disebabkan oleh perdarahan, tumor, abses.1
g. fasia nomik
fasia anomik disebabkan kerusakan pada beberapa tempat pada
lobus temporal. /ada beberapa kasus, lesi berada jauh di dalam lobus
temporal kiri posterior, yakni pada talamus kiri, atau pada lokasi yang
menganggu hubungan antara area bicara sensorik dan regio
hipokampus. $erusakan ini sebagian besar disebabkan oklusi cabangtemporal dari arteri serebri posterior. !elain itu kerusakan ini juga
dapat disebakan oleh cedera kepala, atau tumor.1,1+
2. "anifestasi $linis
"anifestasi klinis afasia beragam sesuai dengan jenis afasia yang
dialaminya.
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
10/15
-abel 1. "anifestasi $linis fasia dan @enis fasia1
Ti!e A"a#ia elan$a%an
Bi$a%a
Pema&aman Peng'langan To!i le#i
B%o$a -idak lancar baik buruk 4rontal
perisylvian
We%ni$e lancar buruk buruk temporal
ond'#i lancar baik buruk 4asikulus arkuata
T%an#o%*ial
#en#o%i
lancar buruk baik Di sekitar area
8ernicke
T%an#o%*ial
mo*o%i
-idak lancar baik baik Di sekitar area
Broca
+lo,al -idak lancar buruk buruk >esi luas pada
daerah frontal dan
temporal
a. fasia Broca
fasia Broca ditandai dengan adanya defisit pada pengeluaran
bahasa dan produksi kata dalam berbicara dengan kemampuan
pemahaman kata baik lisan maupun tulisan yang normal.1
-erdapat variasi yang luas pada defisit motorik untuk berbicara.
Defisit motorik yang paling ringan ditandai dengan sulit untuk
berbicara dan disartria minimal sampai pada defisit motorik yang
berat, ditandai dengan adanya hilangnya kemampuan bicara.1 /ada
defisit yang lebih berat, pasien kehilangan kemampuan untuk
berbicara. -idak ada kata yang dapat diucapkan pada percakapan,
membaca dengan suara atau untuk mengulangi apa yang didengar
#repetisi%.1,2
b. fasia 8ernicke
Berbeda dengan afasia Broca, pasien dengan afasia 8ernicke dapat
berbicara dengan lancar. 4rase dan kalimat diucapkan dengan
panjang yang normal, dan atrikulasi serta intonasi yang tepat.
"eskipun prosodi dan kelancaran bicara pasien ini normal, ciri utama
dari pasien afasia 'ernick ini adalah gangguan pemahaman. /asien
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
11/15
afasia 'ernick mengucapkan kata0kata yang tidak substantif dan kata0
kata yang tidak sesuai #paraphrasia%. !ebuah fonem atau suku kata
yang terdapat pada suatu kata dapat digantikan, misalnya Baju itu
kuning menjadi baju itu kunang. tau terdapat pergantian kata dalam
satu kalimat yang diucapkan misalnya baju itu kuning menjadi baju itu
hijau.1
c. fasia -ranskortikal
1. fasia transkortikal sensorik
/ada transkortikal sensori afasia, pasien mengalami gangguan
pemahaman kata baik yang dilihat maupun didengar, menulis dan
membaca. Berbicara lancar dimana kata0kata yang diucapkan
mengalami parafasia. Berbeda dengan afasia 8ernicke dan
konduksi, kemampuan untuk mengulangi kata yang diucapkan
tidak terganggu, bahkan meningkat.1
2. fasia transkortikal motorik
!ama seperti afasia Broca, pasien kesulitan untuk berbicara, tetapi
pemahaman terhadap kata masih intak. /ada afasia transkortikal
motorik, kemampuan pasien untuk mengulangi kata yang
diucapkan tidak terganggu, berbeda halnyanya dengan afasia
Broca.1
d. fasia $onduksi
fasia konduksi dideskripsikan 8ernick sebagai gangguan
berbahsa yang ditandai dengan terganggunya kemampuan untuk
mengulangi kata yang diucapkan, dimana kemampuan pemahaman dan
kelancaran berbahasa masih dalam keadaan normal.1
e. fasia 7lobal
/ada afasia global, semua aspek bahasa dan bicara terpengaruh.
/asien tidak dapat memahami kata dan sulit untuk berbicara. "ereka
tidak dapat membaca, menulis, mengulang apa yang dikatakan kepada
mereka.1
2.* Diagnosis
2.*.1 namnesis
$arena pasien tidak dapat menceritakan penyakitnya,
alloanamnesis sangat penting pada kasus ini. /ada anamnesis
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
12/15
ditanyakan onset kejadian, keluhan yang dialami, keluhan penyerta,
ri'ayat penyakit yang berhubungan dengan kasus ini.12
2.*.2 /emeriksaan fisik
)europsikologis dan terapis bahasa dan 'icara biasanya
menggunakan test dan penilaian tertentu yakni "oston !iagnostic
Aphasia #$amination, the estern Aphasia "attery, the "oston
%aming test, dll. /enilaian ini dapat digunakan secara luas untuk
mendeteksi gangguan bahasa pada pasien yang dicurigai afasia.
$omponen yang dinilai pada penilaian diatas meliputi kemampuan
bicara spontan, penamaan benda, repetisi, pemahaman, membaca
dan menulis. /ada bicara spontan yang dinilai ialah kelancaran
bicara, jumlah kata, inisiasi bicara, kesalahan penyebutan kata,
sirkumlokasi, dan prosodi.12
2.*.& /emeriksaan /enunjang
/emeriksaan pencitraan dibutuhkan untuk mengetahui penyebab
dari afasia. A- scan dan "I merupakan modalitas yang paling
sering digunakan. A-0scan efektif untuk mengetahui adanya
perdarahan dan iskemia di otak. /ada pasien curiga tumor, dapat
digunakan A-0scan dan "I dengan memakai kontras.12
2.< -atalaksana
-atalaksana afasia bergantung pada penyebab yang mendasarinya.1,12-erapi
'icara dan bahasa merupakan terapi suportif untuk mengembalikan
kemampuan berbahasa dan bicara pasien afasia.
Berikut ini beberapa bentuk terapi afasia yang sering digunakan
a. -erapi kognitif
-erapi ini berfokus pada komponen bahasa yang mengalami
gangguan dan latihan yang dilakukan berupa penamaan, semantic
atau pholologic training, produksi kata, menulis dan membaca.1&
b. /rogram stimulus
@enis terapi ini menggunkan modalitas sensorik berupa musik.
/rogram ini dia'ali dengan dengan tingkat kesukaran yang ringan
kemudian berlanjut sampai tingkat kesukaran yang lebih berat.1(
c. -erapi kelompok
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
13/15
/ada terapi ini, pasien disediakan konteks sosial untuk
mempraktekkan kemampuan berkomunikasi yang telah mereka
pelajari. !elain itu, mereka juga akan mendapatkan umpan balik
dari para terapis dan pasien lainnya.1(
d. /A:
@enis terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan percakapan sebagai alatnya.
Dalam terapi ini, pasien akan terlibat percakapan dengan terapis. 1(
2.1+ /rognosis
/rognosis pemulihan kemampuan berbahasa pada pasien afasia bervariasi./emulihan pada pasien yang berusia muda lebih cepat dan baik
dibandingkan dengan pasien yang berusia tua.1 /asien afasia akibat stroke
berat dengan lesi yang luas akan lebih lama pulih dibanding pasien dengan
stroke ringan dan lesi yang sedikit.1@enis afasia dan tingkat keparahannya
mempengaruhi pemulihan kemampuan bicara dan berbahasa. /asien
dengan afasia global atau afasia 8ernickeC Broca berat mengalami
pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan pasien afasia Broca
minimal.1
BAB III
ESI-PULAN
fasia ialah gangguan berbahasa yang disebabkan oleh kelainan
otak. danya kerusakan otak akibat stroke, cedera kepala, tumor atau
penyakit degeneratif pada daerah pengaturan bahasa dan bicara
mengakibatkan terganggunya kemampuan berbahasa seseorang #afasia%.
$lasifikasi afasia sangat beragam, diantaranya ada yang mendasarkan
kepada manifestasi klinis dan distribusi anatomi dari lesi yang
bertanggung ja'ab bagi defek. Berdasarkan manifestasi klinisnya dibagi
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
14/15
menjadi afasia fluent dan afasia non0fluent. Berdasarkan lesi
anatomiknya, afasia dibagi menjadi afasia Broca, afasia 8ernicke, afasia
transkortikal, afasia konduksi dan afasia global. "anifestasi klinis afasia
beragam sesuai dengan jenis afasia. fasia Broca ditandai ditandai dengan
adanya defisit pada pengeluaran bahasa dan produksi kata dalam berbicara
dengan kemampuan pemahaman kata baik lisan maupun tulisan yang
normal. /asien dengan afasia 8ernicke dapat berbicara dengan lancar,
tetapi kemampuan pemahaman kata baik lisan maupun tulisan terganggu.
/asien afasien transkortikal sensorik memiliki gejala hampir sama dengan
afasia 8ernicke, tetapi kemampuan untuk mengulangi kata tidak
terganggu. /asien afasien transkortikal motorik memiliki gejala hampir
sama dengan afasia Broca, tetapi kemampuan untuk mengulangi kata tidak
terganggu. fasia konduksi ditandai dengan terganggunya kemampuan
untuk mengulangi kata yang diucapkan, dimana kemampuan pemahaman
dan kelancaran berbahasa masih dalam keadaan normal. /ada afasia
global, semua aspek bahasa dan bicara terpengaruh. /asien tidak dapat
memahami kata dan sulit untuk berbicara. "ereka tidak dapat membaca,
menulis, mengulang apa yang dikatakan kepada mereka. -atalaksana
afasia bergantung pada penyebab yang mendasarinya. -erapi 'icara dan
bahasa merupakan terapi suportif untuk mengembalikan kemampuan
berbahasa dan bicara pasien afasia. /rognosis pemulihan kemampuan
berbahasa pada pasien afasia bervariasi bergantung pada usia, luas lesi,
jenis dan derajat keparahan afasia.
DA.TA/ PUSTAA
1. opper 9, !amuel "9. Ahapter 2&6 Disorder of !peech and >anguage. In6
Adam&s ' (ictor&s )rinciples of %eurology *th ed.)e' ork6 "c7ra' 9ill=
2++
-
7/25/2019 aFAsia tanpa dapus.doc
15/15
&. Benson, D.4.Aphasia, Apra$ia dan Agnosia /linical and 0heoretical Aspect.
!pringfield, I>6 Aharles A. -homas=1ippincott 8illiam E
8ilkins= 2++.
1+. "anasco, ".9. 4ntroduction to %eurogenic /ommunication !isorders.
Burlington6 @ones E Bartlett >earning= 2+1(
11. $irshner !. 9. 2+1.Aphasia. "edscape eference, /rofessor of )eurology,
/sychiartry and 9earing and !peech !ciences Fanderbilt 3niversity !chool of
"edicine. vailable from6 http6CCemedicine.medscape.com C #diakses 22
Desember 2+1%
12. $elly et al. !peech and language therapy for aphasia follo'ing stroke.
/ochrane !atabase 3yst 5ev.2+12=1#%.
1&. Aherney >, et al. :vidence0based systematic revie'6 effects of intensity of
treatment and language therapy for individuals 'ith stroke0induced aphasia. 7
3peech 2ang 8ear 5es. 2++*=1612*20