A.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74888/potongan/S2-2014-338601-chapter1.pdfmilik perusahaan...

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate social responsibility (CSR) dewasa ini telah menjadi suatu hal yang sangat penting dan telah pula diimplementasikan oleh banyak perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan. Pelaksanaan CSR memainkan peranan yang cukup penting bagi keberlanjutan suatu perusahaan. Urgensi CSR ini tidak hanya milik perusahaan tetapi, para stakeholder dalam hal ini adalah masyarakat lingkar tambang menjadi aktor lain yang juga memiliki kepentingan terhadap CSR. Kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang ekstraksi sumber daya alam telah berdampak bagi berbagai elemen dalam kehidupan masyarakat lingkar tambang. Oleh karena itu, perusahaan haruslah menanggapi berbagai isu yang beredar dalam masyarakat dengan pengimplementasian CSRnya. Dalam konteks Sulawesi Selatan, pengimplementasian program CSR sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dintinjau dari penilaian PROPER. PROPER sebagai kategorisasi perusahaan menurut pengimplementasian CSR, mengelompokkan perusahaan ke dalam beberapa kategori 1 (Budi Untung 2009). Beberapa perusahaan yang mendapat penilaian PROPER peringkat biru di 1 PROPER mengkategorikan perusahaan ke dalam empat peringkat pelaksanaan CSR. Peringkat Hijau diberikan kepada perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR dianggap tidak hanya sebagai suatu keharusan, tetapi kebutuhan (modal sosial). Peringkat Biru dalam kategori ini perusahaan telah menilai praktik CSR akan membawa dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya. Peringkat Merah, perusahaan yang mendapat peringkat merah adalah perusahaan peringkat hitam yang memulai menerapkan CSR. CSR masih dipandang sebagai komponen biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan. Peringkat terakhir adalah Peringkat Hitam yang diberikan kepada persusahaan yang kegiatannya degeneratif, mengutamakan kepentingan bisnis, dan tidak menaruh perhatian pada aspek lingkungan dan sosial di sekelilingnya. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITY MASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALAN PENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA) Dian Ekawaty Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of A.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74888/potongan/S2-2014-338601-chapter1.pdfmilik perusahaan...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corporate social responsibility (CSR) dewasa ini telah menjadi suatu hal

yang sangat penting dan telah pula diimplementasikan oleh banyak perusahaan

dalam berbagai bentuk kegiatan. Pelaksanaan CSR memainkan peranan yang

cukup penting bagi keberlanjutan suatu perusahaan. Urgensi CSR ini tidak hanya

milik perusahaan tetapi, para stakeholder dalam hal ini adalah masyarakat lingkar

tambang menjadi aktor lain yang juga memiliki kepentingan terhadap CSR.

Kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang ekstraksi

sumber daya alam telah berdampak bagi berbagai elemen dalam kehidupan

masyarakat lingkar tambang. Oleh karena itu, perusahaan haruslah menanggapi

berbagai isu yang beredar dalam masyarakat dengan pengimplementasian

CSRnya.

Dalam konteks Sulawesi Selatan, pengimplementasian program CSR

sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dintinjau dari penilaian PROPER.

PROPER sebagai kategorisasi perusahaan menurut pengimplementasian CSR,

mengelompokkan perusahaan ke dalam beberapa kategori1 (Budi Untung 2009).

Beberapa perusahaan yang mendapat penilaian PROPER peringkat biru di

1 PROPER mengkategorikan perusahaan ke dalam empat peringkat pelaksanaan CSR. Peringkat

Hijau diberikan kepada perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung

bisnisnya, CSR dianggap tidak hanya sebagai suatu keharusan, tetapi kebutuhan (modal sosial).

Peringkat Biru dalam kategori ini perusahaan telah menilai praktik CSR akan membawa dampak

positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya. Peringkat Merah, perusahaan

yang mendapat peringkat merah adalah perusahaan peringkat hitam yang memulai menerapkan

CSR. CSR masih dipandang sebagai komponen biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan.

Peringkat terakhir adalah Peringkat Hitam yang diberikan kepada persusahaan yang kegiatannya

degeneratif, mengutamakan kepentingan bisnis, dan tidak menaruh perhatian pada aspek

lingkungan dan sosial di sekelilingnya.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2

Sulawesi Selatan adalah PT. Semen Bosowa, PT. VALE Indonesia Tbk, PT.

Semen Tonasa, PT. Sermani Steel dan beberapa perusahaan yang lain (Data

BLHD Provinsi Sulawesi Selatan). Ditinjau dari peringkat penilaian proper pada

yang ada, pada periode ini, PT. Semen Tonasa dapat sejajar dengan perusahaan

lain dalam pengimplementasian program CSRnya. Tetapi, sepanjang 2011 dan

2012 PT. Semen Tonasa mulai sering menuai aksi demonstrasi dari masyarakat

lingkar tambang, hal ini dapat dijadikan suatu indikator bahwa ada yang keliru

dalam pengimplementasian program CSR, bahwa dalam periode ini perusahaan

mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya dengan

baik.

Kerugian finansial yang harus ditanggung perusahaan akibat “abai”

mengimplementasikan program CSRnya semakin menegaskan mengenai urgensi

CSR baik bagi shareholders maupun untuk stakeholders. Oleh karena itu, guna

menjamin keberlanjutan suatu perusahaan, CSR menjadi hal yang mutlak harus

dilakukan oleh perusahaan. Di sisi lain, CSR juga menjadi hal yang sangat penting

bagi masyarakat lingkar tambang, terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan

human security masyarakat lingkar tambang.

Urgensi mengenai CSR ini dapat dilihat dalam kerangka landasan legal

dan moral. Disahkannya undang-undang No. 40 tahun 20072 (Fajar: 2010: 1) yang

salah satu pasalnya mengatur mengenai tanggung jawab perusahaan untuk

melaksanakan CSR merupakan landasan legal yang mengharuskan suatu

perusahaan untuk melaksanakan CSR. Sedangkan kerusakan lingkungan,

2 Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan

“Tanggung jawab sosial dan Lingkungan dalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya.”

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3

hilangnya mata pencaharian warga, penyakit yang diderita warga akibat kegiatan

perusahaan, serta hilangnya hak ulayat tentunya menjadi landasan moral bagi

pengimplementasian setiap program CSR perusahaan.

Kerangka legal dan moral itulah yang kemudian menjadi landasan bagi PT.

Semen Tonasa sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

ekstraksi sumber daya alam untuk mengimplementasikan berbagai kegiatan CSR.

Beberapa program CSR sebagai bentuk perhatian perusahaan kepada masyarakat

diantaranya adalah dengan pemberian beasiswa, promosi kesehatan, pengadaan air

bersih, penanaman pohon, bantuan terhadap korban bencana, serta pembangunan

jalan dan jembatan (Annual Report 2012). Tetapi dalam prakteknya, masih ada

berbagai permasalahan yang belum tertangani dengan baik yakni masalah

lingkungan, berupa pencemaran udara dan air, rusaknya lahan persawahan warga

yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan ekonomi warga serta masalah

kesehatan warga akibat tercemarnya udara dan air. Perusahaan sendiri mengklaim

telah mengimplementasikan berbagai kegiatan CSR dengan menggelontorkan

sejumlah dana, di tahun 2012 misalnya perusahaan mengalokasikan dana sebesar

Rp. 20,2 milliar (Annual Report 2012) yang digunakan untuk mendanai berbagai

kegiatan CSR seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kondisi riil di lapangan

menunjukkan kenyataan yang berbeda, penggelontoran sejumlah dana tidak

memberikan pengaruh signifikan bagi kehidupan warga, bahkan sebagian warga

mengklaim tidak pernah mendapatkan perhatian dari pihak perusahaan padahal

lokasi tempat tinggalnya adalah desa terdekat dan terdampak dari kegiatan

ekstraksi perusahaan.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

4

Menjadi menarik untuk membicarakan lebih lanjut bahwa disaat

perusahaan yang lain telah mampu mengimplementasikan program CSRnya

dengan baik terbukti dengan berbagai penghargaan yang diterimanya serta

harmonisnya hubungan perusahaan dengan masyarakat. PT. VALE Indonesia Tbk

misalnya yang merupakan salah satu perusahaan tambang nickel dengan wilayah

konservasi yang sangat luas telah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait

pengimplementasian CSRnya (Profile PT. VALE Indonesia Tbk). PT. Semen

Bosowa mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat lingkar

tambang sehingga protes warga yang mungkin ada tidak muncul ke permukaan

yang dapat merusak citra perusahaan dan mengakibatkan kerugian dari sisi

finansial bagi perusahaan seperti yang dialami PT. Semen Tonasa. PT. Semen

Tonasa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperlihatkan

kecenderungan yang berbeda, PT. Semen Tonasa justru harus berhadapan dengan

berbagai aksi demo warga akibat berbagai permasalahan yang dihadapi warga

sebagai dampak dari aktivitas produksi perusahaan.

Aksi demo yang dilakukan warga sepanjang tahun 2011 dan 2012

dilakukan di beberapa daerah3, dalam aksi yang didominasi oleh ibu-ibu rumah

tangga ini tuntutan yang diajukan selalu sama yakni kompensasi atas hujan debu

dan lahan persawahan warga yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Aksi demo ini

mengindikasikan bahwa CSR yang dilaksankan oleh PT. Semen Tonasa tidak

mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh

3 22 Juni 2011, demo solidaritas masyarakat Pangkep yang berdomisili di Makassar dan aktifis

LSM yaitu HLC (Hijau Lestari Celebes)

18 Oktober 2012, demo dilakukan di Kampung Biringkassi bulu-bulu dan Jollo, Desa Bulu

Cindea, Kec. Bungoro

November 2012 di Desa Biring Ere Kecamatan Bungoro

5 Desember 2012 warga kampung Biringkassi , Desa Bowong Cindea, Kec. Bungoro yang

melakukan demonstrasi

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5

perusahaan telah mengakibatkan warga kehilangan lahan persawahan (Daniel

2011) yang menjadi mata pencaharian utama mereka, serta puluhan warga yang

menderita penyakit infeksi paru-paru atas (ISPA) akibat hujan debu dan penyakit

kulit sebagai akibat dari tercemarnya sungai oleh limbah pabrik (Antara News

2012).

Berbagai program CSR pada dasarnya telah diimplementasikan oleh

perusahaan dalam rangka upaya menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam

masyarakat terkait dampak dari kegiatan ekstraksi perusahaan. Di antara berbagai

program tersebut sebut saja pengobatan massal terkait masalah kesehatan warga,

program kemitraan berupa bantuan dana yang diberikan perusahaan bagi usaha

kecil serta berbagai program pelatihan kerja, dan di bidang lingkungan perusahaan

telah melakukan berbagai upaya penghijauan dan penggunaan bahan bakar

alternativ dalam rangka pengurangan emisi gas CO2 dan pencemaran air akibat

penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.

Berbagai permasalahan terkait human security warga ini belum mampu

diselesaikan dengan baik oleh pihak perusahan. Berbagai upaya pun dilakukan

oleh perusahaan untuk bisa mengimplementasikan program CSR dengan lebih

baik. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pembentukan departemen baru

yang mengurusi masalah CSR. Di bawah Departemen CSR dan Umum program

CSR pun diimplementasikan perusahaan, dengan besarnya dukungan dana dan

adanya departemen khusus untuk menangani CSR maka idealnya program CSR

yang diimplementasikan oleh perusahaan harus lebih mampu untuk memenuhi

kebutuhan warga. Perusahaan menjadi lebih mempertimbangkan kepentingan

stakeholdersnya, terutama masyarakat lingkar tambang.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada pemaparan sebelumnya maka pertanyaan penelitian yang

diajukan dalam penelitian ini adalah mengapa PT. Semen Tonasa mengalami

kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya terkait bidang ekonomi,

lingkungan dan kesehatan?

C. Literature Review

Semakin pesatnya arus perekonomian global, membuat kebutuhan

ekonomi masyarakat semakin melaju guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang

semakin meningkat dan tanpa batas. Sejalan dengan hal itu, maka adalah hal yang

wajar ketika negara berkembang seperti Indonesia yang kaya akan sumber daya

alam memaksimalkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonominya dengan

melakukan kegiatan pertambangan untuk mengeruk kekayaan alam di perut bumi

agar dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat luas. Tetapi, semakin

besarnya usaha pertambangan sejalan dengan semakin luas pula wilayah yang

digunakan dan berbanding lurus dengan besaran dampak yang dibawanya bagi

kehidupan masyarakat lingkar tambang, baik itu dampak yang sifatnya positif

maupun negatif. Oleh karena itu, CSR semakin menarik perhatian berbagai

kalangan sebagai salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membuat kegiatan

ekstraksi dan kebutuhan masyarakat setempat akan lingkungan yang tidak

tercemar dapat berjalan beriringan.

Berbagai fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat seperti

kemiskinan, kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan seringkali menjadi

benih konflik antara perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan. Fenomena ini

dapat diatasi dengan pengimplementasian program CSR, perusahaan harus

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

7

bertanggung jawab atas setiap permasalahan yang ditimbulkan sebagai akibat dari

kegiatan ekstraksi perusahaan. Program CSR ini diimplementasikan oleh

perusahaan dalam berbagai bentuk program.

Perusahaan sudah seharusnya memberikan perhatian terhadap

stakeholdersnya, terutama terhadap masyarakat lingkar tambang yang terkena

dampak langsung dari kegiatan perusahaan. Perusahaan tidak lagi hanya

bertanggung jawab kepada pemegang saham untuk meningkatkan nilai

perusahaan dengan menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi

perusahaan harus memberikan perhatian pula pada lingkungan dan masyarakat

sekitar. Hal ini menjadi penting bagi keberlanjutan perusahaan itu sendiri,

kegiatan CSR yang baik akan menambah nilai lebih yang dimiliki perusahaan.

CSR menjadi suatu konsep yang menarik minat banyak orang untuk

melakukan penelitian dan mengetahui secara lebih mendalam mengenai hal

tersebut. Beberapa penelitian terkait CSR berusaha melihat CSR dalam sisi yang

berbeda.

Rahmat Riadi (2007)4 meneliti dampak CSR dalam bidang ekonomi,

dalam penelitiannya dipaparkan bahwa perusahaan terbukti tidak mampu

meningkatkan taraf perekonomian masyarakat lingkar tambang. Perusahaan telah

memberikan perhatian terhadap masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat

tetapi berdasarkan standart yang dikeluarkan oleh MDG dan World Bank

masyarakat masih termasuk ke dalam golongan masyarakat miskin dengan

penghasilan kurang dari $1 per hari versi MDG dan kurang dari $2 perhari versi

4 Rahmat Riadi, Corporate Social Responsibility PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap

Pengentasan Kemiskinan Lingkar Tambang di Sumbawa Barat NTT, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

8

World Bank. Kegagalan ini disebabkan oleh tidak adanya pemantauan dan

pengawasan yang dilakukan perusahaan terhadap bantuan yang diberikan. Terjadi

perbedaan pandangan antara perusahaan dan masyarakat mengenai CSR.

Perusahaan menilai CSR sebatas besaran dana yang dikeluarkan dan banyaknya

infrastruktur yang telah dibangun, sedangkan masyarakat melihat bahwa CSR

haruslah memberi perubahan dalam kemampuan mereka memenuhi

kebutuhannya.

Penelitian lain terkait CSR adalah terkait dampak implementasi CSR PT.

Semen Tonasa terhadap pembangunan di Kabupaten Pangkep (Murniati 2012)5.

Dikatakan bahwa dari tahun ke tahun pelaksanaan CSR oleh PT. Semen Tonasa

terus mengalami perkembangan. Pelaksanaan yang awalnya cenderung kurang

transparan saat ini masih terus dibenahi. Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa

program CSR yang dijalankan terbagi dalam dua kategori program yakni

kemitraan dan bina lingkungan yang telah memberi dampak positif bagi

pembangunan di Kabupaten Pangkep. Hal yang paling nampak adalah

pembangunan fisik berupa jalan dan jembatan serta perbaikan drainase dan kali

bersih. PT. Semen Tonasa juga memberikan perhatian pada masalah pendidikan,

perhatian ini tertuang dalam pemberian beasiswa kepada masyarakat yang kurang

mampu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengimplementasian program CSR

oleh PT. Semen Tonasa telah membawa dampak positif bagi pembangunan

infrastruktur. Selain pembangunan infrastruktur perusahaan juga telah

5Sitti Murniati Muhtar, Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social

Responsibility (CSR) oleh Humas PT. Semen Tonasa Terhadap Komunitas Lokal di Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin,

Makassar

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

9

memberikan perhatian pada masalah pendidikan dengan pemberian beasiswa.

Penelitian ini sama sekali tidak memberikan perhatian pada aspek lain yang

terkait langsung dengan kehidupan keseharian masyarakat yang terkena dampak

dari kegiatan ekstraksi perusahaan seperti aspek ekonomi, lingkungan, dan

kesehatan.

Alasan yang mengemuka dibalik kegagalan pengimplementasian CSR

berdasarkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan dalam

mengimplementasikan CSR kurang melakukan pemantauan dan pengawasan

perusahaan terhadap bantuan yang diberikan. Perusahaan yang hanya memandang

kegiatan CSR dalam besaran dana mengakibatkan program CSR yang dijalankan

tidak membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat lingkar tambang.

Paradigma yang seperi ini membuat CSR yang tadinya akan menguatkan modal

sosial perusahaan malah menjadi sarana perusahaan untuk menghambur-

hamburkan uang

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, nampak bahwa CSR yang

diimplementasian perusahaan tidak mampu membawa pengaruh signifikan bagi

perbaikan human security warga. Berbeda dnegan penelitian sebelumnya,

penelitian ini berangkat dengan asumsi bahwa kegagalan perusahaan dalam

mengimplementasikan program CSR yang dapat membawa pengaruh positif bagi

human security warga adalah dikarenakan perusahaan memandang CSR sebatas

pada tataran normatif untuk memenuhi kewajiban, perusahaan menjalankan CSR

sebatas motif hukum. Dalam kerangka ini kemudian pengimplementasian CSR

tidak akan banyak melibatkan masyarakat dalam program yang dijalankan.

Kurangnya kemitraan yang dibangun antara perusahaan dengan masyarakat atau

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

10

LSM lokal/organisasi yang ada di masyarakat dalam proses pengimplementasian

CSR sehingga berpengaruh pada dampak program yang dijalankan tersebut

terhadap masyarakat. Masyarakat masih kurang dilibatkan dalam

pengimplementasian CSR, keterlibatan masyarakat hanya dapat dilihat pada saat

program diimplementasikan, dalam hal ini masyarakat hanya sekedar menjadi

penerima program yang telah dirumuskan perusahaan. Beberapa perusahaan

menilai kefektifan dari setiap program adalah dengan banyaknya dana yang

dikeluarkan maupun jumlah bangunan fisik yang dimiliki. Perusahaan

melaksanakan CSR sekedar untuk mematuhi peraturan hukum yang berlaku.

Penelitian ini akan di fokuskan pada dampak CSR terhadap human

security masyarakat lingkar tambang terkait tiga aspek kehidupan masyarakat

yang terganggu akibat kegiatan ekstraksi perusahaan, yakni aspek kesehatan,

lingkungan dan ekonomi. Perusahaan tidak seharusnya memandang CSR sebatas

aturan hukum semata. Perusahaan dituntut untuk dapat mencari solusi guna

menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat terkait kegiatan

ekstraksi yang dilakukannya. Hal ini tentunya sejalan dengan ide dasar CSR,

sebagai cara perusahaan untuk bertanggung jawab atas setiap dampak negatif

yang dikibatkannya terhadap masyarakat.

D. Kerangka Teoritis

Kajian ini akan menganalisis mengenai mengapa PT. Semen Tonasa

mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya sehingga

PT. Semen Tonasa seringkali menuai aksi demo masyarakat setempat. Oleh

karena itu, untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya

maka akan digunakan beberapa konsep yang relevan yakni konsep mengenai

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

11

corporate social responsibility (CSR), partisipasi masyarakat, dan human security.

Seiring perkembangan zaman telah terjadi perubahan paradigma dalam

dunia bisnis. Perusahaan yang pada awalnya hanya fokus pada bagaimana cara

yang dapat ditempuh perusahaan untuk dapat memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya (single bottom line), mulai memberikan perhatian lebih terhadap hal lain

yang terkait dengan keberlanjutan perusahaan, yakni pada masalah lingkungan

dan masalah sosial yang tentunya terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan (triple bottom lines). John Elkington dalam bukunya yang

berjudul “Cannibal With Forks, The Tripple Bottom Lines of Twentieth Century

Business” memberikan penekanan pada konsep tripple bottom lines dengan

memperhatikan konsep 3 P (Profit, People, Planet).

Profit merupakan kesesuaian antara kegiatan usaha yang dijalankan

dengan keuntungan yang diraih dan untuk kepentingan shareholder. Pople adalah

tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap perusahaan terhadap karyawan, keluarga

karyawan, maupun masyarakat luas (pihak eksternal) yang berada di lingkungan

perusahaan, yang terakhir adalah planet dimana planet merupakan tanggung

jawab untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Sehingga dengan

demikian, kepedulian yang dimiliki oleh perusahaan untuk menyisihkan sebagian

keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan

lingkungan (planet) dengan tujuan keberlanjutan perusahaan.

Konsep tripple bottom lines ini kemudian direalisasikan oleh entitas bisnis

dalam konsep corporate social responsibility (CSR). Konsep CSR merupakan

konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Howard R. Bowen dalam bukunya

yang berjudul “Social Responsibilities of Businessman” yang diterbitkan pada

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

12

tahun 1953. Konsep ini terus menarik perhatian masyarakat internasional dan

kemudian berbagai konferensi internasional pun dihelat untuk membahas

mengenai konsep ini.

KTT Bumi (Earth Summit) tahun 1992 di Rio de Janeiro menegaskan

konsep sustainable development yang didasarkan pada perlindungan sosial,

ekonomi, dan lingkungan. Dalam konferensi World Summit on Sustainable

Development (WSSD) di Yohannesburg Afrika Selatan tahun 2002 para pemimpin

bangsa mencapai kata sepakat terkait konsep social responsibility yang kemudian

berjalan beriringan dengan konsep sebelumnya yaitu economic and environment

sustainability.

Berbagai definisi mengenai CSR terus mengalami perkembangan. Ada

beberapa ahli yang kemudian memberikan definisinya mengenai CSR. Warhust

(Kartini: 2013: 2) menyatakan CSR sebagai “ the key to operationalizing the

strategic role of business in contributing toward this sustainable development

process, so that business is able to engage in and contribute to society as a

corporate citizen”.

Warhust memberikan penekanan bahwa implementasi CSR merupakan

cara yang ditempuh oleh entitas bisnis dalam upaya mewujudkan pembangunan

berkelanjutan sehingga perusahaan dapat memberikan kontribusi yang besar pada

para stakeholdersnya. Stephen P. Robbins dan Marry Cutler (Kartini: 2013: 10 )

membagi perkembangan CSR ke dalam empat tahap. Tahap ke empat

menggambarkan suatu kondisi dimana perusahaan tdiak hanya mengembangkan

tanggung jawabnya terhadap masyarakat lokal. Tetapi bentuk tanggung jawab itu

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

13

juga mencakup masyarakat dalam artian luas. Dengan memberikan kontribusi atau

bertanggung jawab terhadap masyarakat maka dengan demikian perusahaan akan

memiliki hubungan yang harmonis dengan semua stakeholdersnya dan

berkontribusi sebagai corporate citizenship. Hal ini tentunya menjadi cita-cita

yang tinggi dari pengimplementasian program CSR, bahwa CSR akan

berkontribusi pada semua stakeholder perusahaan. Tetapi, tidak dapat dipungkuri

bahwa perusahaan kadang abai terhadap kepentingan masyarakat lingkar tambang

yang paling dekat dengan perusahaan. Porsi perhatian yang diberikan perusahaan

terhadap masyarakat lingkar tambang lebih kecil dibandingkan perhatian terhadap

stakeholders yang lain.

Milton Friedman, merupakan tokoh yang memberikan kritik mengenai

tanggung jawab perusahaan yang lain selain tanggung jawab ekonomi, memberi

penegasan mengenai tanggung jawab sosial korporasi, bahwa satu-satunya

tanggung jawab korporasi adalah menciptakan maksimalisasi laba bagi

shareholder. Kegiatan CSR hanya sebatas pada apa yang telah diamanatkan dalam

aturan hukum dan perundang-undangan.

Paradigma Friedman mengenai CSR masih sebatas untuk memenuhi

kewajiban dan peraturan yang berlaku. Implikasi dari cara pandang ini adalah

program CSR yang dilakukan tidak berdasarkan pada konsep dan prinsip CSR

sehingga seringkali kegiatan CSR yang dilakukan tidak membawa pengaruh yang

signifikan ataupun belum cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada.

Cara pandang inilah yang mengakibatkan masih banyaknya permasalahan

yang terjadi terkait masalah lingkungan ataupun masalah HAM yang tidak

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

14

tertangani. Tidak tertanganinya permasalahan ini dapat membuat hubungan para

stakeholder utamanya masyarakat lingkar tambang dengan perusahaan tidak

terjalin dengan baik. Hubungan antara masyarakat dan perusahaan akan

berpengaruh pada sustainability perusahaan itu sendiri.

Lawrence, Weber and Post (Kartini: 2013: 2) menyatakan bahwa:

“CSR means that a corporation should be held accountable for any of its

actions that affect people, their community, and their environtment”

Pendapat ini menyatakan bhawa operasionalisasi perusahaan harus

dilaksanakan secara akuntabel terkait tindakannya yang akan membawa dampak

bagi masyarakat yang ada di sekitar lingkungan operasionalnya. Perusahaan

dalam hal ini kemudian mengembangkan tanggung jawabnya terhadap

stakeholdernya dalam lingkungan spesifik atau tertentu (Kartini: 2013: 13).

Lingkungan spesifik ini adalah masyarakat lokal yang terkena dampak langsung

dari kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan, yakni masyarakat yang

bersentuhan langsung dengan perusahaan atau pabrik perusahaan.

Pemaknaan CSR oleh Lawrence, Weber and Post ini adalah pemaknaan

CSR yang sejalan dengan CSR yang dimaksud dalam penelitian ini. Bahwa CSR

adalah bentuk tanggung jawab perusahaan akan setiap dampak yang

ditimbulkannya terhadap masyarakat lingkar tambang karena mereka adalah pihak

yang paling terdampak dari kegiatan ekstraksi perusahaan. Tidak dapat dipungkiri

bahwa selain masyarakat lingkar tambang, perusahaan juga harus bertanggung

jawab terhadap stakeholders yang lain tetapi yang utama dan paling urgent untuk

mendapat perhatian dan merasakan tanggung jawab dari perusahaan adalah

masyarakat lingkar tambang. Dengan asumsi bahwa masyarakat lingkar tambang

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

15

telah terkena dampak negatif dari kegiatan ekstraksi yang dilakukan perusahaan

yang mengganggu human security masyarakat. Dalam hal ini, berdasarkan

intensitas protes yang dilakukan warga sepanjang tahun 2011 dan 2012

nampaknya perusahaan telah gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Keberhasilan atau kegagalan suatu program tentunya ditunjukkan dengan

kesesuaian antara tujuan yang telah dirumuskan di awal dengan hasil yang dicapai

di lapangan. Untuk melakukan penilaian keberhasilan perlu dilakukan kegiatan

evaluasi apakah capaian output, outcome, dan impact dapat mengatasi masalah

yang ada di masyarakat yang ingin dipecahkan. Dwi Kartini (2013: 54)

memaparkan mengenai indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR.

Beberapa indikator yang sering digunakan dalam pengukuran keberhasilan

CSR;

1. Leadership (kepemimpinan)

i. Mendapatkan dukungan dari top management perusahaan

ii. Terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar

pelaksanaan program

2. Proporsi bantuan

CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan

juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apakah arealnya luas, maka

anggarannya harus lebih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur,

apabila anggaran yang besar pasti menghasilkan program yang bagus.

3. Transparansi dan akuntabilitas

i. Terdapat laporan tahunan

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

16

ii. Mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial dimana audit

sosial terkait dengan pengujian sejauh mana program-program

CSR telah dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan

masyarakat, perusahaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat

secara benar dengan melakukan interview dengan para penerima

manfaat.

4. Cakupan wilayah (coverage area)

Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional

berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan.

5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi

i. Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan

multistakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek.

ii. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan aspek-aspek lokalitas

(local wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi, pemahaman

dan penerimaan terhadap budaya lokal yang ada.

iii. Terdapat blue-print policy yang menjadi dasar pelaksanaan

program.

6. Pelibatan stakeholder (stakeholders enggagement)

i. Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan stakeholders,

utamanya masyarakat.

ii. Terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk

dapat terlibat dalam siklus proyek

7. Keberlanjutan (sustainability)

i. Terjadi alih peran dari korporat ke masyarakat

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

17

ii. Tumbuhnya rasa memiliki program dan hasil program pada diri

masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga

dan memelihara program dengan baik

iii. Adanya pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa tanpa

keikutsertaan perusahaan, program tetap bisa dijalankan sampai

selesai dengan partner tersebut

8. Hasil nyata (outcome)

i. Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukkan berkurangnya

angka kesakitan dan kematian (dalam bidang kesehatan) atau

berkurangnya angka buta huruf dan meningkatnya kemampuan

SDM (dalam bidang pendidikan) atau parameter lainnya sesuai

bidang CSR yang dipilih oleh perusahaan.

ii. Terjadi perubahan pola pikir masyarakat

iii. Memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis

iv. Terjadi penguatan komunitas (community empowerment)

PT. Semen Tonasa sendiri telah merumuskan tujuan dari program CSR

yang diimplementasikannya seperti yang tertuang dalam Annual Report 2012.

Kegiatan program CSR yang diimplementasikan di bawah Departemen CSR dan

Umum dikenal dengan Program Sehat Tonasa, Cerdas Tonasa, Bina Mitra Tonasa,

dan Desa Mandiri Tonasa yang sasaran strategis yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatkan kesehatan dan mempromosikan budaya hidup sehat

bagi masyarakat lingkar dan karyawan PT. Semen Tonasa.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berkesinambungan dan

memberikan manfaat bersama.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

18

3. Kemitraan dalam menjalankan program ekonomi yang berorientasi

pada kemandirian masyarakat.

4. Pengelolaan kawasan desa lingkar untuk mengurangi dampak operasi,

kelestarian lingkungan, dan dukungan energi.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut akan memudahkan untuk melihat

apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. CSR

sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan membawa

pengaruh bagi kesejahteraan masyarakat yang menjadi beneficiaries.

Keberhasilan program CSR yang membawa perubahan positif bagi tingkat

kesejahteraan masyarakat lingkar tambang, mensyaratkan adanya perpaduan

kepentingan dari shareholders dan stakehorlders. Proses pengimplementasian

program CSR menjadi bagian penting dalam rangkaian implementasi program.

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dan dijadikan panduan dalam

perumusan program CSR (Suharto: 2009: 115):

1. Engagement. Pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin

komunikasi dan relasi yang baik. Tahapan ini juga dapat berupa

sosialisasi mengenai rencana pengembangan program CSR. Tujuan

dari engagement ini adalah terbangunnya pemahaman, penerimaan,

dan kepercayaan masyarakat yang akan dijadikan sasaran dari program

CSR.

2. Assessment. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan

dijadikan dasar dalam merumuskan program. Tahapan ini bisa

dilakukan bukan hanya berdasarkan needs-based approach (aspirasi

masyarakat), melainkan pula berpijak pada rights-based approach

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

19

(konvensi internasional atau standar normatif hak-hak sosial

masyarakat).

3. Plan of action. Merumuskan rencana aksi. Program yang akan

diterapkan sebaiknya memperhatikan aspirasi masyarakat

(stakeholders) disatu pihak dan misi perusahaan di pihak lain.

4. Action and facilitation. Menerapkan program yang telah disepakatai

bersama. Program bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau

organisasi lokal. Namun bisa pula difasilitasi oleh LSM dan pihak

perusahaan.

5. Evaluation and termination or reformation. Menilai sejauh mana

keberhasilan pelaksanaan program CSR di lapangan. Bila berdasarkan

evaluasi, program akan diakhiri (termination) maka perlu adanya

semacam pengakhiran kontrak dan exit strategy antara pihak-pihak

yang terlibat. Misalnya, melalui TOT CSR melalui capacity building

terhadap masyarakat lokal (stakeholders) yang akan melanjutkan

program CSR secara mandiri. Bila ternyata program CSR akan

dilanjutkan (reformation), maka perlu dirumuskan lessons learned bagi

pengembangan program CSR berikutnya. Kesepakatan yang baru

dapat saja dirumuskan sepanjang memang diperlukan bagi

keberhasislan program.

Kegagalan program CSR untuk memenuhi kebutuhan human security

masyarakat dapat disebabkan oleh kurangnya kemitraan antara perusahaan dengan

LSM lokal/organisasi dalam masyarakat dalam artian perusahaan tidak

menjalankan langkah-langkah yang tepat dalam merumuskan program CSR.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

20

Langkah-langkah perumusan CSR sesuai pemaparan Suharto secara jelas

menyebutkan mengenai pentingnya kerjasama kedua pihak, yakni perusahaan dan

masyarakat dalam mensukseskan program CSR. Dalam langkah-langkah yang

dipaparkan terdapat penegasan mengenai pentingnya peran masyarakat lokal.

Pelibatan masyarakat lokal dalam tahapan pengimplementasian CSR merupakan

suatu hal yang penting, tetapi tentunya tidak mudah untuk melibatkan semua

masyarakat secara bersamaan oleh karena itu LSM lokal/ organisasi yang ada di

dalam masyarakat ataupun elit lokal, dapat menjadi representasi masyarakat

dalam proses pengimplementasian CSR. Komunikasi antara perusahaan dan

masyarakat dapat dilakukan dalam forum desa yang dibentuk, forum desa ini

beranggotakan perwakilan dari masyarakat. Perwakilan masyarakat inilah yang

merumuskan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di desa. Forum desa ini

didampingi oleh Community Development Organizer (CDO) yang berasal dari

perusahaan dan dari pihal luar atau dari LSM sebagai Local Commite Officer

(LCO).

Forum yang ada memiliki dua fungsi, pertama, menjadi stimulus bagi

masyarakat lingkar untuk berpartisipasi dan kedua, forum yang ada dapat pula

menjadi sarana aspirasi masyarakat. Berdasarkan pemaparan sebelumnya

mengenai urgensitas partisipasi masyarakat maka masyarakat harus diberikan

kebebasan dan kemampuan untuk memaparkan aspirasi berupa gagasannya

mengenai program. Masyarakat harus dapat berpartisipasi aktif terkait program

yang akan diimplementasikan.

Partisipasi sendiri oleh Nasdian (2006) dikatakan sebagai sebuah proses

aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dengan menggunakan sarana

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

21

dan proses (lembaga) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.

Titik tolak partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian merefleksikan

tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar. Partisipasi harus menciptakan peran

serta yang maksimal dengan tujuan agar masyarakat atau yang

merepresentasikannya dapat dilibatkan secara aktif dalam setiap proses dan

kegiatan. Isbandi menyatakan partisipasi masyarakat sebagai keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen dalam bukunya banyak memaparkan mengenai partisipasi.

Partisipasi kemudian dibagi dalam enam pengertian (menurut FAO, 1989b, dalam

Mikkelsen: 2011: 58) yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi

proyek-proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan

yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu;

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

22

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan

para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-

dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Terkait pendapat para ahli mengenai partisipasi masyarakat maka dapat

dikatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah inklusifitas masyarakat baik yang

direpresentasikan ataupun keseluruhan masyarakat ke dalam suatu program yang

berkaitan dengan hajat hidupnya, dimana dalam hal tersebut masyarakat turut

memainkan peranan dalam berbagai proses atau tahapan, dimulai dari tahap

perencanaan, implementasi program, monitoring, dan evaluasi program.

Asumsi dasar pentingnya partisipasi masyarakat, dibedakan menjadi dua

oleh Mikkelsen (Sacafirmansyah: 2009) yaitu:

1. Asumsi normatif, masyarakat lokal harus memperoleh proyek dan

program pembangunan yang mereka tentukan sendiri

2. Asumsi deduktif (yang mendasari asumsi normatif) masyarakat lokal

adalah yang paling tahu apa yang menjadi masalah dan kebutuhannya, dan

mereka memiliki hak untuk menyatakan pikirannya.

Masyarakat yang dilibatkan dalam suatu program tentunya akan lebih

mempercayai program tersebut, bahwa program yang diimplementasikan akan

mampu membawa perubahan positif bagi kehidupan mereka. Pelibatan

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

23

masyarakat dalam berbagai tahapan program juga dapat menumbuhkan rasa

memiliki dalam diri masyarakat. Masyarakat yang merasa memiliki program tentu

akan berupaya maksimal untuk dapat mensukseskan program tersebut karena

merasa bahwa mereka adalah bagian dari program tersebut dan akan ikut

bertanggung jawab atas setiap hal, baik itu keberhasilan maupun kegagalan dari

program yang diimplementasikan.

Partisipasi sebagai sebuah bentuk keikutsertaan masyarakat

menyumbangkan ide maupun tenaga yang dimilikinya dalam rangka

mensukseskan suatu program terdiri atas beberapa bentuk. Beberapa bentuk

partisipasi yang ada kemudian dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar

yaitu partisipasi yang berbentuk nyata dan partisipasi yang abstrak. Bentuk

partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan

sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran,

partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representative.

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-

usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan

Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,

biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah partisipasi

yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat

menunjang keberhasilan suatu program. Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu

memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota

masyarakat lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut

dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya

(Sacafirmansyah 2009).

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

24

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan

ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program

maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk

mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna

mengembangkan kegiatan yang diikutinya. Partisipasi sosial diberikan oleh

partisipan sebagai tanda paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan

lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda kedekatan dalam rangka

memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada partisipasi dalam proses

pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam

rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama.

Sedangkan partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan

kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia

(Sacafirmansyah 2009).

Dalam rangka mensukseskan program CSR yang dimplementasikan oleh

perusahaan maka berbagai bentuk partisipasi masyarakat yang ada perlu hadir

dalam setiap proses pengimplementasian program. Besarnya partisipasi

masyarakat atau yang merepresentasikannya dalam tahapan pengimplementasian

CSR tentunya memainkan peran penting. Melalui mekanisme representase ini,

dapat dilakukan need assesment dimana masyarakat luas dapat dilibatkan dengan

metode survey dan observasi, pendampingan masyarakat, dan terlibat dalam

tahapan perencanaan hingga evaluasi, sehingga program CSR yang dijalankan

nantinya mendapat dukungan semua pihak dan pada akhirnya akan mampu

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

25

mengcover kebutuhan masyarakat. Selain itu, tujuan yang ingin dicapai dari

adanya partisipasi adalah meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang

yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program

pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan

kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang. Tujuan dari

partisipasi ini tentunya sejalan dengan nafas yang dimiliki oleh CSR.

Kecenderungan yang terjadi di lapangan, PT. Semen Tonasa selama ini

belum melibatkan pihak diluar perusahaan dalam hal ini LSM lokal ataupun

masyarakat secara luas dalam pengimplementasian program CSRnya. Masyarakat

cenderung hanya menerima tanpa diajak berdiskusi tentang hal-hal yang penting

guna mendukung program CSR yang diimplementasikan. Di sisi lain tidak dapat

dipungkiri bahwa hambatan mungkin akan tetap ditemui dalam proses

pengimplementasian program tetapi, dengan adanya sinergitas kekuatan dalam

kemitraan yang kuat antara perusahaan dan LSM lokal/organisasi masyarakat

sebagai representase masyarakat maka hambatan yang mungkin ditemui akan

dapat diatasi.

PT. Semen Tonasa yang selama ini mengimplementasikan CSR tanpa

melibatkan masyarakat kecuali dalam tahap pengimplementasian kerap kali

menuai aksi protes masyarakat terkait dampak negatif yang dibawa oleh kegiatan

operasinya. Aksi demo pada dasarnya merupakan kegiatan protes yang dilakukan

secara massal oleh warga karena mereka merasa ada ketidaksesuaian antara apa

yang seharusnya dan apa yang terjadi. Demo yang kerap dilakukan warga

mengindikasikan bahwa pengimplementasian program CSR yang dilakukan oleh

perusahaan belum mampu menyelesaikan permasalahan warga akibat kegiatan

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

26

eksplorasi perusahaan.

Penelitian yang akan dilakukan dengan fokus masalah terkait dengan

human security masyarakat lingkar tambang yang paling besar mendapatkan

pengaruh sebagai akibat kegiatan ekplorasi perusahaan yakni kesehatan, ekonomi,

dan lingkungan. Kegiatan pertambangan oleh perusahaan dapat membawa

dampak negatif bagi ketiga aspek tersebut yang apabila tidak ditangani dengan

baik maka dapat menjadi pemicu terjadinya konflik yang merugikan kedua belah

pihak. Oleh karena itu, setiap kegiatan CSR yang dilakukan harus membawa

pengaruh positif bagi pemenuhan ketiga aspek human security tersebut.

Human security menurut Barbara Von Tigerstrom adalah suatu bentuk

konsep perluasan keamanan. Keamanan yang pada mulanya hanya berorientasi

pada keutuhan suatu negara kemudian mengalami pergerseran pada perlindungan

dan jaminan keamanan individu. Aman tidak hanya berarti tidak adanya konflik

tetapi aman berarti tersedianya segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan

manusia.

Konsep human security menyisakan beberapa perdebatan konseptual di

dalamnya. Masih terdapat perbedaan terkait konsep human security yakni UNDP

dan Pendekatan Kanada. Dalam UNDP dinyatakan bahwa human security adalah

freedom from fear and freedom from want dan mencakup tujuh elemen penting

dalam kehidupan manusia. Berbeda dengan konsep human security oleh UNDP,

Pendekatan Kanada melontarkan kritiknya terhadap human security menurut

UNDP, pendekatan Kanada mengatakan bahwa UNDP hanya mengaitkan human

security dengan dampak negatif pembangunan. Agenda Kanada terkait human

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

27

security adalah pelarangan penyebaran ranjau, pembentukan International

Criminal Court, HAM, hukum humaniter internasional, proliferasi senjata ringan

dan kecil, tentara anak-anak, dan tenaga kerja anak-anak.

Penelitian ini akan melandaskan diri pada konsep human security yang

ditawarkan oleh UNDP yang melihat human securiy dalam beberapa elemen

kehidupan masyarakat. Konsep human security yang ditawarkan oleh UNDP

terkait beberapa elemen yang terkandung di dalamnya sangat relevan jika

dipergunakan untuk melihat kondisi masyarakat di wilayah pertambangan.

Human security berdasarkan United Nation Development Program

(UNDP) Human Development Report 1994 menjelaskan bahwa human security

adalah permasalahan mengenai kelangsungan hidup manusia. Aspek kemanaan

adalah faktor yang mendapat penekanan dalam human security. Kemananan

dalam hal ini tidak lagi hanya membahas mengenai perang dan damai tetapi hal

lain seperti kelaparan, wabah penyakit, dan pencemaran lingkungan merupakan

masalah-masalah yang mendapat perhatian lebih besar.

Terdapat tujuh kategori dalam human security, diantaranya ( Tadjbakhsh

and Chenoy 2007: 128):

1. Economic security : bebas dari kemiskinan, yang menjadi ancamannya

adalah pengangguran, pendapatan yang rendah.

2. Food security : bebas dari kelaparan, dimana terdapat akses untuk

makanan pokok. Ancamannya adalah kurangnya distribusi dan rendahnya

kemampuan untuk membeli.

3. Health security : Perlindungan dari wabah penyakit, mendapatkan akses

untuk perawatan kesehatan. Ancamannya infeksi penyakit sebagai akibat

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

28

dari kurangnya nutrisi dan lingkungan yang tidak aman. Kelompok yang

sangat rentan adalah penduduk miskin, perempuan, dan anak-anak.

4. Environtmental security : Lingkungan yang sehat, tersedianya air bersih,

udara dan perlindungan dari adanya bahaya polusi lingkungan.

Ancamannya adalah degradasi ekosistem, air, tanah, dan udara, bencana

alam serta kurangnya peringatan dini.

5. Personal security : bebas dari rasa takut terhadap kekerasan, bentuk-

bentuk kejahatan (pemerkosaan, human trafficking, drugs trafficking, dan

lain-lain). Ancamannya adalah negara (penyikasaan), perang, ketegangan

antar etnis, industri, tempat kerja dan kecelakaan lalu lintas.

6. Community security : bebas untuk berada di dalam suatu kelompok

tertentu. Ancamannya praktek penindasan oleh kelompok tertentu, diantara

kelompok (kekersan etnis), dari kelompok mayoritas terhadap minoritas.

7. Political security : bebas untuk menerapkan hak-hak asasi manusia dengan

tanggung jawab. Kekerasan terhadap HAM, seperti penindasan oleh

Negara merupakan ancaman bagi keamanan politik.

Di dalam konsep mengenai human security telah dipaparkan dengan

sangat jelas mengenai elemen-elemen apa saja yang sangat penting bagi

kehidupan manusia. Kegiatan ekstraksi oleh perusahaan tentunya akan membawa

dampak langsung bagi masyarakat lingkar tambang. Dampak yang dibawa oleh

kegiatan ekstraksi perusahaan tentunya tidak hanya dampak positif berupa

tersedianya lapangan pekerjaan baru tetapi, berbagai masalah terkait hak

kepemilikan dan pengelolaan tanah dan berbagai masalah lain yang bermunculan

yang apabila tidak tertangani akan mengganggu human security masyarakat

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

29

lingkar tambang. Konsep human security dalam penelitian ini ditempatkan

sebagai panduan bagi peneliti untuk melihat lebih jauh tanggung jawab

perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang. PT. Semen Tonasa dalam hal

ini adalah BUMN sebagai representase negara untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Kegiatan ekstraksi yang dilakukan oleh perusahaan tambang akan

membawa dampak yang akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat lingkar

tambang. Elemen human security yang terkena dampak dari kegiatan eksplorasi

diantaranya adalah lingkungan dimana kegiatan ekplorasi yang dilakukan dapat

mengakibatkan degradasi lingkungan. Rusaknya wilayah persawahan warga juga

menjadi masalah lingkungan yang harus dicari penyelesaiannya oleh perusahaan.

Kerusakan lahan persawahan warga tentunya berdampak bagi aspek

perekonomian warga yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani. Selain

masalah lingkungan dan ekonomi, warga juga harus menghadapi masalah

kesehatan, debu akibat peledakan karst (bahan baku semen) mengakibatkan warga

terkena penyakit infeksi paru-paru atas (ISPA) dan pencemaran terhadap sungai

berakibat penyakit kulit yang diderita oleh warga sekitar.

Dalam hal ini, CSR tentunya memainkan peran yang penting untuk upaya

pemenuhan human security masyarakat. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

melaksanakan CSR dapat dinilai dari bagaimana kegiatan yang dilaksanakan oleh

perusahaan tersebut mampu membawa pengaruh menuju ke arah yang positif bagi

perbaikan kehidupan masyarakat dan bagaimana program itu kemudian membawa

pada suatu kondisi terpenuhinya berbagai elemen penting dalam human security

masyarakat.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

30

E. Argumen Utama

Perusahaan ektraksi sumber daya alam merupakan perusahaan yang

dampak dari kegiatannya akan sangat dirasakan secara langsung oleh masyarakat,

terutama oleh masyarakat lingkar tambang, dampak yang dirasakan secara

langsung adalah terkait masalah human security utamanya terkait bidang

ekonomi, kesehatan dan lingkungan. CSR kemudian hadir sebagai salah satu

upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan guna mengatasi permasalahan yang

terjadi di tengah-tengah masyarakat. Tetapi, CSR yang dilakukan oleh perusahaan

tambang dalam hal ini adalah CSR oleh PT. Semen Tonasa terlihat belum mampu

mengcover kerugian materi maupun non-materi yang harus ditanggung warga

sebagai akibat dari kegiatan ekstraksi yang dilakukan oleh perusahaan. Program

CSR terkait lingkungan, ekonomi, dan kesehatan telah diimplementasikan oleh

perusahaan tetapi dalam perjalanannya berbeda dengan kegiatan CSR dalam hal

infrastruktur dan pendidikan berupa pemberian beasiswa yang menuai hasil yang

memuaskan, kegiatan CSR terkait tiga bidang ini belum mampu memberikan

peubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat lingkar tambang. Kegiatan

CSR yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa belum menjadi problem solving atas

berbagai permasalahan dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan lingkungan yang

melingkupi masyarakat lingkar tambang. Kegagalan ini diasumsikan karena

kurang dibukanya ruang bagi partisipasi masyarakat lingkar tambang. Masyarakat

hanya berperan sebagai objek tanpa diajak berdiskusi mengenai masalah yang

mereka hadapi terkait dampak negatif kegiatan ekstraksi perusahaan terhadap

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

31

kehidupan mereka.

F. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan di PT. Semen Tonasa adalah penelitian terkait

kegagalan pengimplementasian CSR PT. Semen Tonasa selama rentang waktu

2011 dan 2012. PT. Semen Tonasa dipilih sebagai lokasi peneltian karena PT.

Semen Tonasa sepanjang 2011 dan 2012 dinilai telah gagal mengimplementasikan

program CSRnya terkait masalah ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penulisannya dilakukan

secara deskriptif analitik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan

interview dengan beberapa informan yang terdiri dari beberapa informan dalam

perusahaan yang terkait dengan pengimplementasian CSR dalam hal ini adalah

karyawan perusahaan pada Departemen CSR dan Umum, selain informan yang

berasal dari pihak perusahaan, data penelitian ini juga diperoleh dengan

melakukan interview dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Desa Biring

Ere. Sedangkan data sekunder sebagai data yang mendukung data primer dalam

konteks penelitian ini diperoleh dari buku maupun jurnal serta informasi lain yang

dapat menunjang penelitian ini

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan deep interview dengan para informan yang berasal dari pihak

perusahaan dan masyarakat lingkar tambang. Selain dengan deep interview data

juga diperoleh dengan melakukan dokumentasi serta study literature.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

32

Sistematika Penulisan

Bab II Membahas mengenai kegiatan ekstraksi sumber daya alam oleh PT. Semen

Tonasa yang menimbulkan permasalahan human security masyarakat.

CSR kemudian menjadi penting sebagai upaya problem solving yang

ditawarkan perusahaan.

Bab III Menganalisa pengimplementsian CSR oleh PT. Semen Tonasa

Bab IV Menganalisa mengenai rendahnya partisipasi masyarakat dalam

pengimplementasian CSR oleh PT. Semen Tonasa

Bab V Berisi kesimpulan dan rekomendasi dari argumen yang dijelaskan

sebelumnya

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/