Analisis Jalan Lingkar Paluta.pdf
-
Upload
abu-rabbani -
Category
Documents
-
view
200 -
download
17
Transcript of Analisis Jalan Lingkar Paluta.pdf
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-1
Bab 5 AAnnaalliissiiss TTeekknniiss JJaallaann LLiinnggkkaarr
5.1. ANALISIS LALU LINTAS
5.1.1. Volume Lalu Lintas Awal
Volume lalu lintas merupakan hasil survei primer dari pencacahan kendaraan
pada ruas jalan yang menghubungkan Jalan Propinsi Padang Sidempuan –
Gunung Tua – Langga Payung dan Portibi.
Hasil pencacahan Volume LHR pada ruas jalan yang berkaitan dengan rencana
trase jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua, selanjutnya dianalisis terhadap data
survei asal tujuan kendaraan pada ruas jalan utama yang akan dihubungkan oleh
jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua seperti yang disajikan pada Bab 4
menghasilkan.
Data tersebut selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan prakiraan volume
kendaraan yang akan melewati jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua sebagai
berikut :
Tabel 5.1. Volume lalu lintas pada Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
(kend/hari) pada tahun awal
Kategori Kendaraan
P.Sidempuan-L.Payung
L.Payung-P.Sidempuan
Portibi-L.Payung
L.Payung - Portibi
Portibi-P.Sidempuan
P.Sidempuan-Portibi
PC 356 138 55 42 46 50
MHV 146 56 28 16 13 35
LB 75 38 1 1 1 1
LT 46 5 3 2 2 3
MC 614 860 733 533 609 641
Total 1237 1097 820 594 671 730
Sumber : Hasil analisis
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-2
5.1.2. Prediksi Pertumbuhan Lalu Lintas
Pertumbuhan lalu lintas diprediksi sebesar 6.3% merupakan nilai pertumbuhan
ekonomi PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara yang menjadi faktor utama
peningkatan kegiatan transportasi. Dalam studi ini prediksi lalu lintas dan analisis
kelayakan ring road akan dilakukan dengan tahun tinjauan (horizon years)
selama 25 tahun dari mulai jalan dioperasikan.
Dengan memperhatikan konsep pemilihan kerangka waktu tinjauan yang
disampaikan di atas, maka dalam studi ini skala analisis kelayakan yang
dipergunakan adalah sesuai perencanaan jangka menengah suatu sistem
jaringan jalan yaitu tahun 2011 - 2035.
Gambar 5.1 Time Horizon Studi
Pertumbuhan lalu lintas pada ruas ring road rencana dalam horizon years dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Padang
Sidempuan – Langga Payung (Total Dua Arah)
Kategori Kendaraan Arus Lalu Lintas(Kend/hari)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 494 593 805 1093 1484 2014 Kend. Berat Menengah 202 243 329 447 607 823 Bis Besar 113 136 184 250 339 461 Truk Besar 51 61 83 113 153 208 Sepeda Motor 1474 1771 2403 3262 4427 6008 Total 2334 2804 3805 5165 7010 9514
Sumber : Hasil analisis
DED + Pembebasan
lahan + Konstruksi
Studi Kelayakan Awal Operasional Jalan Lingkar
2011 2013 2024 2029 2034
Time Horizon Analysis
2012 2014 2019
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-3
Tabel 5.3. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Langga
Payung - Portibi (Total Dua Arah)
Kategori Kendaraan Arus Lalu Lintas(Kend/hari)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 97 117 158 215 291 395 Kend. Berat Menengah 44 53 72 97 132 179 Bis Besar 2 2 3 4 6 8 Truk Besar 5 6 8 11 15 20 Sepeda Motor 1266 1521 2064 2801 3802 5161 Total 1414 1698 2305 3129 4247 5764
Sumber : Hasil analisis
Tabel 5.4. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Padang
Sidempuan - Portibi (Total Dua Arah)
Kategori Kendaraan Arus Lalu Lintas(Kend/hari)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 96 115 157 212 288 391 Kend. Berat Menengah 48 58 78 106 144 196 Bis Besar 2 2 3 4 6 8 Truk Besar 5 6 8 11 15 20 Sepeda Motor 1250 1501 2038 2766 3754 5095 Total 1401 1683 2284 3100 4208 5711
Sumber : Hasil analisis
5.2. KLASIFIKASI RENCANA RING ROAD
Klasifikasi jalan rencana dalam hal ini perlu dilakukan sebagai dasar untuk
mengawali proses desain ruas jalan dan untuk penetapan fasilitas dan
operasional jalan. Hal ini berkaitan dengan lebar lajur yang dibutuhkan serta
kecepatan rencana yang ditetapkan.
5.2.1. Dasar Hukum Klasifikasi Jalan
Klasifikasi Jalan mengikuti dasar hukum yang berlaku di Indonesia yaitu:
− UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
− PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
− UU No 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-4
− PP No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas jalan
− UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Klasifikasi jalan menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan terbagi atas 4
bagian yaitu:
1. Sistem Jalan yang tertera pada Pasal 7 yakni :
− Sistem Jalan Primer atau jalan antar kota dan
− Sistem Jalan Sekunder atau jalan perkotaan
2. Fungsi/Peran yang tertera dalam Pasal 8 yakni :
− Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
− Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
− Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
− Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan
rata-rata rendah.
3. Status/Wewenang Jalan yang tertera dalam Pasal 9 yakni :
− Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol.
− Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
− Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk pada poin (1) dan pon (2), yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-5
antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
− Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan
pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
− Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
4. Kelas Jalan yang tertera dalam Pasal 10 yang didukung oleh :
− UU No. 14 Tahun 1992 dan UU No. 22 Tahun 2009 berdasarkan
penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan yakni :
• Jalan Kelas I untuk kendaraan rencana yang bisa melewati dengan
ukuran 2500x18000 mm dan MST lebih dari 10 T
• Jalan Kelas II untuk kendaraan rencana yang bisa melewati dengan
ukuran 2500x18000 mm dan MST maksimum 10 T
• Jalan Kelas IIIA untuk kendaraan rencana yang bisa melewati dengan
ukuran 2500x18000 mm dan MST maksimum 8 T
• Jalan Kelas IIIB untuk kendaraan rencana yang bisa melewati dengan
ukuran 2500x12000 mm dan MST maksimum 8 T
• Jalan Kelas IIIC untuk kendaraan rencana yang bisa melewati dengan
ukuran 2500x9000 mm dan MST maksimum 8 T
− PP No. 34 Tahun 2006 berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana
jalan meliputi pengendalian jalan masuk, persimpangan sebidang, jumlah
dan lebar lajur, ketersediaan median, serta pagar terdiri dari:
• Jalan bebas hambatan dengan spesifikasi meliputi:
- pengendalian jalan masuk secara penuh,
- tidak ada persimpangan sebidang,
- dilengkapi pagar ruang milik jalan,
- dilengkapi dengan median,
- paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap arah,
- dan lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.
• Jalan raya adalah jalan umum untuk lalu lintas secara menerus
dengan spesifikasi meliputi:
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-6
- pengendalian jalan masuk secara terbatas
- dilengkapi dengan median,
- paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
- lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.
• Jalan sedang adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang
dengan spesifikasi meliputi:
- pengendalian jalan masuk tidak dibatasi,
- paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
- lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.
• Jalan kecil adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat
dengan spesifikasi meliputi,
- paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
- dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 (lima koma lima) meter
Klasifikasi Jalan memiliki keterkaitan satu dan lainnya, dimana jika dihubungkan
keterkaitan tersebut akan dapat dipahami seperti yang disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.5. Tabel Klasifikasi Jalan
KELAS JALAN
FUNGSI JALAN
Dimensi Maksimum dan Muatan Sumbu Terberat (MST) Kendaraan Bermotor yang harus mampu ditampung
Lebar (mm)
Panjang (mm)
MST (Ton) Tinggi (mm)
I Arteri
2500 18000 > 10
4200
dan
tidak lebih
tinggi dari 1.7 x Leb
ar
kend
araan II 2500 18000 ≤ 10
IIIA Artei atau Kolektor 2500 18000 ≤ 8
IIIB Kolektor 2500 12000 ≤ 9
IIIC Lokal & Lingkungan 2100 9000 ≤ 10
Catatan: Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan (MST) kelas IIIC dapat ditetapkan lebih rendah dari 8 ton
Panjang maksimum kendaraan penarik 12000, jika ditambah gandeng atau tempelan maka panjang maksimum tidak boleh lebih dari 18000mm
Sumber: UU. No. 22 Tahun 2009 tentang Jalan UU No. 34 Tahun 2006 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-7
5.2.2. Persyaratan Ruang Jalan
Persyaratan ruang jalan diperlukan dalam rangka untuk menentukan batasan-
batasan ukuran tiap-tiap bagian jalan agar sesuai dengan klasifikasi jalan yang
direncanakan.
Seperti halnya klasifikasi jalan, persyaratan ruang ini juga telah diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku terutama dalam PP No. 34 Tahun 2006.
Ruang jalan yang dimaksud meliputi:
− Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
− Ruang Milik Jalan (Rumija)
− Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Kriteria dan dimensi dari masing-masing ruang jalan yang disarikan dari PP No.34
Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 5.6. Persyaratan yang lebih spesifik lagi
mengenai dimensi Bagian-Bagian Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Lebar Minimum
Badan Jalan yang diatur dalam PP No 34 Tahun 2006 adalah seperti pada Tabel
5.7 dan Tabel 5.8.
Tabel 5.6. Kriteria dan Dimensi Ruang-Ruang Jalan
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-8
Tabel 5.7. Ukuran Bagian-Bagian Ruang Milik Jalan
Jalan Bebas Hambatan Jalan Raya Jalan Sedang Jalan Kecil
Fungsi Jalan Arteri & Kolektor Arteri & Kolektor Lokal Lokal & Lingkungan
Lebar RUMIJA (m) 30 25 15 11Lebar Jalur (m) 2(2x3.5) 2(2x3.5) 7 5.5Lebar Median (m) 3 2 - - Lebar Bahu Luar (m) 2 2 2 2Lebar Saluran Tepi (m) 2 1.5 1.5 0.75Ambang Pengaman (m) 2.5 1 0.5 - Marginal Strip 0.5 0.25 - -
Tabel 5.8. Lebar Minimum Badan Jalan
Fungsi Jalan
Jenis AngkutanYang
Dilayani
Jarak Perjalanan
Persimpangan Sebidang
Jumlah Akses
Lebar badan Jalan
Minimum (m)
Arteri Angkutan Utama Jauh 11.00
Kolektor Pengumpul atau Pembagi Sedang 9.00
Lokal Angkutan Setempat 7.50
Lingkungan Angkutan Lingkungan 3.5 - 6.5
Dekat Tidak Diatur Tidak Dibatasi
Diatur Dibatasi
Sedangkan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/TBM/1997, lebar jalur dan bahu jalan antar kota yang disyaratkan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.9. Lebar Jalur dan Bahu Jalan Antar Kota
Keterangan:
*) = dua jalur terbagi, masing-masing nx3,50m, dimana n=jumlahlajurper jalur.**) = mengacu kepadapersyaratan ideal.
- = tidak ditentukan
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-9
5.2.3. Klasifikasi Ruas Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
Berdasarkan persyaratan dan spesifikasi tentang klasifikasi jalan yang telah
diatur dalam undang-undang serta peraturan-peraturan terkait yang berlaku,
maka dilakukan analisis untuk menentukan klasifikasi ruas jalan lingkar tengah
Kota Gunung Tua.
Melihat kepada karakteristik perjalanan yang akan dilayani oleh jalan lingkar ini
nantinya lebih ditujukan untuk dilewati oleh kendaraan antar kota dengan
aktifitas disepanjang koridor yang umumnya merupakan kawasan pertanian dan
perkebunan juga perumahan, maka berdasarkan sistemnya jalan ini termasuk
Sistem Jaringan Jalan Primer.
Dari fungsinya, jalan lingkar ini dapat dikategorikan sebagai jalan kolektor
mengingat ketika beroperasi nantinya jalan ini akan lebih melayani kendaraan
dengan jarak tempuh perjalanan umumnya adalah jarak menengah dengan
kecepatan rata-rata sedang dengan jalan masuk yang dibatasi.
Kelas Jalan dari jalan lingkar tengah ini direncanakan Kelas jalan IIIA dangan
MST maksmum 8 ton dan dimensi kendaraan yang direncanakan dengan ukuran
2,50x18,00 m, hal ini merupakan kelas jalan yang umum ada di Sumatera Utara.
5.3. ANALISIS KEBUTUHAN JALUR LALU LINTAS
Dalam menghitung kebutuhan jalur lalu lintas selain harus mengetahui
permintaan arus lalu lintas juga kapasitas ruas jalan dalam menampung arus lalu
lintas tersebut. Parameter yang ideal untuk menyatakan kebutuhan jalur lalu
lintas adalah apabila Derajat Kejenuhan (Kepadatan) pada ruas jalan tersebut
tidak melebihi 0,8.
Derajat kejenuhan merupakan perbandingan antara volume lalu lintas yang lewat
dalam satu satuan waktu terhadap kapasitas jalan tersebut. Dalam analisis
kebutuhan ruang jalan ini diasumsikan bahwa tahun awal pembukaan jalan
adalah tahun 2014 dan tahun analisis ditinjau setiap 5 tahun hingga 20 tahun
kemudian. Analisis mengenai kebutuhan ruang setiap tahun tinjauan disajikan
berikut ini.
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-10
5.3.1. Analisis Kapasitas Jalan Lingkar
Pada tahun awal direncanakan tipe jalan dengan ukuran yang telah direncanakan
dalam Draft Rencana Tata Ruang Kota Gunung Tua serta yang disyaratkan dalam
PP No. 34 Tahun 2006 dengan klasifikasi Jalan Sedang, yaitu Tipe 4/2 D (4 lajur
2 arah Terbagi). Berdasarkan RTRK Kota Gunung Tua, dengan lebar per lajur = 4
m. Hambatan samping rendah dengan lebar bahu jalan =1.5 m.
C = CO x FCW x FCSP x FCSF
di mana
CO = 1850 smp/jam, per lajur (Tabel 3.8.)
FCW = 1.06 (hasil ekstrapolasi Tabel 3.9.)
FCSP = 1.00 (Tabel 3.10.)
FCSF = 0.99 (Tabel 3.3.)
Sehingga diperoleh kapasitas jalan adalah:
C = 1850 x 1.06 x 1.00 x 0.99
C = 1941.39 smp/jam/lajur = 3882.78 sm/jam/arah
5.3.2. Analisis Satuan Mobil Penumpang
Volume kendaraan dalam satuan kend/jam pada sub bab 5.1.2. diatas kemudian
dikonversikan menjadi volume kendaraan dalam satuan smp/jam dengan
menggunakan nilai emp (ekivalen mobil penumpang) yang diperoleh dari tabel
3.5 dengan nilai emp untuk : Kendaraan Ringan = 1, Kndaraan Berat Menengah
(MHV), Bus Besar (LB) = 1.6, Truk Besar = 4.8, Sepeda Motor = 0.4. Hasil
perhitungan volume lalu lintas dalam smp/jam dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.10. Total LHR dalam smp/jam P.Sidempuan – L.Payung
Kategori Kendaraan Potensi Arus Lalu Lintas Ring Road (smp/hari)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 494.00 593.37 805.37 1093.10 1483.63 2013.69
Kend. Berat Menengah 363.60 436.74 592.78 804.56 1092.00 1482.14
Bis Besar 180.80 217.17 294.76 400.07 543.00 736.99
Truk Besar 244.80 294.04 399.10 541.68 735.21 997.88
Sepeda Motor 589.60 708.20 961.22 1304.64 1770.75 2403.38
Total 1872.8 2249.53 3053.22 4144.04 5625.58 7634.08
VJP (smp/jam) 287.16 344.93 468.16 635.42 862.44 1170.56Sumber : Hasil Analisis
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-11
Tabel 5.11. Total LHR dalam smp/jam Langga Payung - Portibi
Kategori Kendaraan Potensi Arus Lalu Lintas Ring Road (smp/hari)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 97.00 116.51 158.14 214.64 291.32 395.40
Kend. Berat Menengah 79.20 95.13 129.12 175.25 237.86 322.84
Bis Besar 3.20 3.84 5.22 7.08 9.61 13.04
Truk Besar 24.00 28.83 39.13 53.11 72.08 97.83
Sepeda Motor 506.40 608.27 825.58 1120.54 1520.87 2064.23
Total 709.8 853 1157 1571 2132 2893
VJP (smp/jam) 108.84 130.73 177.43 240.83 326.87 443.65
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 5.12. Total LHR dalam smp/jam P. Sidempuan - Portibi
Kategori Kendaraan Potensi Arus Lalu Lintas Ring Road (smp/jam)
2011 2014 2019 2024 2029 2034 Kend. Ringan 96.00 115.31 156.51 212.42 288.32 391.32
Kend. Berat Menengah 86.40 103.78 140.86 191.18 259.49 352.19
Bis Besar 3.20 3.84 5.22 7.08 9.61 13.04
Truk Besar 24.00 28.83 39.13 53.11 72.08 97.83
Sepeda Motor 500.00 600.58 815.15 1106.38 1501.65 2038.15
Total 709.6 852 1157 1570 2131 2893
VJP (smp/jam) 108.81 130.69 177.38 240.76 326.78 443.52Sumber : Hasil Analisis
5.3.3. Analisis Volume Jam Perencanaan (VJP)
Berikut contoh perhitungan volume jam perencanaan (VJP) pada sub bab 5.3.2.
diatas:
Perhitungan volume jam perencanaan pada ruas jalan lingkar Padang Sidempuan
– Langga Payung Tahun 2014 dalam Tabel 5-10
Kategori Kendaraan Potensi Arus Lalu Lintas Jalan Lingkar (smp/hari)
Kend. Ringan 593.37 Kend. Berat Menengah 436.74 Bis Besar 217.17 Truk Besar 294.04 Sepeda Motor 708.20
T O T A L 2249.53
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-12
VJP = VLHR X K
F
di mana
K = 11.5% (Tabel 3.1.)
F = 0.75 (Tabel 3.1.)
Nilai Volume Jam Perencanaan (VJP) dalam satuan smp/jam adalah
= 2249.53 x 11.5% / 0.75 = 344.93 smp/jam untuk total lalu lintas 2 arah.
Dalam RTRK Gunung Tua direncanakan jalan lingkar tengah menggunakan
median. Dengan demikian volume lalu lintas secara tegas terbagi menjadi dua
arah. Asumsi yang digunakan adalah untuk proporsi lalu lintas = 70% arah pucak
tersibuk dan 30 % arah lengang, maka volume lalu lintas pada jam perencanaan
arah tersibuk = 70% x 344.93 smp/jam = 241.45 smp/jam.
Hasil analisis Volume Jam Perencanaan untuk Jalur tersibuk pada setiap trase
jalan lingkar akan menjadi sebagai berikut:
Tabel 5.13. Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk Trase Jalan Lingkar
Trase Jalan Lingkar Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk
(smp/jam) 2011 2014 2019 2024 2029 2034
P.Sidempuan - L.Payung 201.01 241.45 327.71 444.79 603.71 819.39 L. Payung - Portibi 76.19 91.51 124.20 168.58 228.81 310.55 P. Sidempuan- Portibi 76.16 91.48 124.17 168.53 228.74 310.47 Sumber : Hasil Analisis
5.3.4. Derajat Kejenuhan
Berdasarkan kondisi geometrik jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua yang
tertuang dalam Draft Rencana Tata Ruang Kota Gunung Tua didapati bahwa titik
awal dan titik akhir trase Jalan Lingkar Tengah sebelah Timur dan trase Jalan
Lingkar Tengah sebelah Barat saling bertemu. Dengan demikian kedua ruas jalan
tersebut memiliki asal tujuan pergerakan lalu lintas yang hampir sama terutama
untuk lalu lintas yang bergerak dari arah Padang Sidempuan menuju arah
Langga Payung atau sebaliknya.
Kondisi ini tentunya akan menyebabkan lalu lintas akan terpecah menjadi dua
bagian untuk lalu lintas yang bergerak menuju dan dari Padang Sidempuan –
Langga Payung, sehingga akan memperkecil potensi lalu lintas pada kedua sisi
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-13
ruas jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua tersebut dengan demikian akan
menyebabkan pembangunan jalan lingkar pada kedua sisi akan kurang efisien.
Oleh karena itu untuk menguji apakah pembangunan kedua sisi Jalan Lingkar
Tengah Kota Gunung Tua sepadan dengan volume lalu lintas yang akan melintas
pada jalan tersebut, dilakukan pengujian derajat kejenuhan ruas jalan dengan
dua skenario, yaitu:
1. Skenario I : Jika dibangun Jalan Lingkar Sisi Timur dan Sisi Barat
2. Skenario II : Jika dibangun Jalan Lingkar Timur saja
Pertimbangan yang diambil dalam menentukan skenario adalah:
– Skenario pertama dipilih atas dasar Rencana Tata Ruang Kota Gunung Tua
yang mengarahkan pembangunan jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua
yang berada pada kedua sisi yaitu Timur dan Barat
– Skenario kedua dipilih atas dasar pertimbangan trase jalan lingkar ini lebih
mengakomodir semua pergerakan jarak jauh yang selama ini melintasi
tengah Kota Gunung Tua yaitu lalu lintas Padang Sidempuan – Langga
Payung, Padang Sidempuan – Portibi dan Portbi – Padang Sidempuan.
Selanjutnya dari hasil pengujian derajat kejenuhan jalan lingkar pada kedua
skenario tersebut, maka skenario yang terpilih adalah yang memberikan nilai
derajat kejenuhan yang paling optimal dalam arti nilai derajat kejenuhan yang
tidak terlalu rendah dan masih dibawah batas atas nilai derajat kejenuhan yang
disyaratkan yaitu 0.8.
5.3.4.1. Skenario I: Jika dibangun Jalan Lingkar Sisi Timur dan Sisi Barat
Jika Jalan Lingkar Sisi Timur dan Sisi Barat dibangun, maka akan berpengaruh
kepada pemilihan rute jalan lingkar yang akan dilalui oleh lalu lintas dari Padang
Sidempuan – Langga Payung atau sebaliknya dalam. Oleh karena itu digunakan
asumsi proporsi kendaraan yang melintasi Jalan Lingkar Tengah sisi Timur dan
sisi Barat adalah sama yaitu 50%-50%. Dengan demikian volume lalu lintas
yang ditinjau terbagi atas tiga kelompok, yaitu:
1) Volume lalu lintas Padang Sidempuan – Langga Payung akan terpecah
menjadi dua bagian yaitu
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-14
– Melalui Jalan Lingkar Tengah sisi Barat = 50% dari total volume lalu lintas
Padang Sidempuan – Langga Payung
– Melalui Jalan Lingkar Tengah sisi Timur = 50% dari total volume lalu
lintas Padang Sidempuan – Langga Payung
2) Volume lalu lintas Portibi – Langga Payung seluruhnya akan melalui Jalan
Lingkar sisi Timur
3) Volume lalu lintas Portibi – Padang Sidempuan seluruhnya akan melalui Jalan
Lingkar sisi Timur
Hasil perhitungan volume lalu lintas pada jam perencanaan berdasarkan Tabel
5.3 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.14. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Barat
Skenario I
Trase Jalan Lingkar Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk (smp/jam)
2011 2014 2019 2024 2029 2034
P.Sidempuan - L.Payung 100.51 120.72 163.86 222.40 301.85 409.70 Sumber : Hasil Analisis
Tabel 5.15. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Timur
Skenario I
Trase Jalan Lingkar Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk (smp/jam)
2011 2014 2019 2024 2029 2034
P.Sidempuan - L.Payung 100.51 120.72 163.86 222.40 301.85 409.70
L. Payung - Portibi 76.19 91.51 124.20 168.58 228.81 310.55
P. Sidempuan- Portibi 76.16 91.48 124.17 168.53 228.74 310.47 Sumber : Hasil Analisis
Derajat kejenuhan merupakan rasio antara Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan
terhadap Kapasitas Ruas Jalan. Persyaratan ideal yang diberikan untuk pelayanan
jalan adalah dengan melihat derajat kejenuhan yang merupakan rasio antara
volume terhadap kapasitas tidak lebih besar dari 0,8.
Untuk sisi sebelah Timur Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua, Volume Lalu
Lintas Jam Perencanaan yang dihitung merupakan nilai terbesar dari
penjumlahan volume lalu lintas Padang Sidempuan – Langga Payung dan volume
lalu lintas Langga Payung - Portibi atau volume lalu lintas Padang Sidempuan –
Langga Payung dan volume lalu lintas Padang Sidempuan – Portibi
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-15
Hasil analisis derajat kejenuhan dengan skenario I, pada kedua sisi Jalan Lingkar
Tengah Kota Gunung Tua adalah sebagai berikut:
Tabel 5.16. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Barat
Item Perhitungan Tahun Tinjauan
2011 2014 2019 2024 2029 2034 VJP (smp/jam) 100.51 120.72 163.86 222.40 301.85 409.70Kapasitas (smp/jam) 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78Derajat Kejenuhan (V/C) 0.026 0.031 0.042 0.057 0.078 0.106 Sumber : Hasil Analisis
Tabel 5.17. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Langga Payung–Portibi
Item Perhitungan Tahun Tinjauan
2011 2014 2019 2024 2029 2034 VJP (smp/jam) 176.69 212.24 288.06 390.98 530.66 720.25 Kapasitas (smp/jam) 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 Derajat Kejenuhan (V/C) 0.046 0.055 0.074 0.101 0.137 0.185
Tabel 5.18. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Padang Sidempuan–Portibi
Item Perhitungan Tahun Tinjauan
2011 2014 2019 2024 2029 2034
VJP (smp/jam) 176.67 212.21 288.03 390.93 530.60 720.16 Kapasitas (smp/jam) 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 Derajat Kejenuhan (V/C) 0.046 0.055 0.074 0.101 0.137 0.185 Sumber : Hasil Analisis
Dari hasil analisis terhadap derajat kejenuhan jalan, maka terlihat bahwa selama
tahun tinjauan kepadatan lalu lintas masih jauh lebih rendah dibandingkan
persyaratan maksimum untuk dapat dilakukan peningkatan kapasitas jalan yang
ditetapkan sebesar 0.8.
5.3.4.2. Skenario II: Jika dibangun Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur saja
Jika Jalan Lingkar Tengah hanya dibangun pada Sisi Timur saja sedangkan pada
rencana Jalan Lingkar Tengah sisi Barat yang tertuang dalam Rencana Tata
Ruang Kota Gunung Tua difungsikan menjadi jalan Kabupaten, maka lalu lintas
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-16
jarak menengah yang melintasi Kota Gunung Tua diasumsikan seluruhnya akan
melalui Jalan Lingkar Tengah sisi Timur. Dengan demikian volume lalu lintas
pada ruas Jalan Lingkar Tengah sisi Timur adalah seperti yang terlihat pada
tanbel berikut ini.
Tabel 5.19. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Timur
Skenario II
Trase Jalan Lingkar Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk (smp/jam)
2011 2014 2019 2024 2029 2034
P.Sidempuan - L.Payung 201.01 241.45 327.71 444.79 603.71 819.39
L. Payung - Portibi 76.19 91.51 124.20 168.58 228.81 310.55
P. Sidempuan- Portibi 76.16 91.48 124.17 168.53 228.74 310.47
Untuk analisis derajat kejenuhan ruas jalan, prinsip analisis volume lalu lintas
sama halnya dengan perhitungan volume lalu lintas pada skenario I. Untuk sisi
sebelah Timur Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua, Volume Lalu Lintas Jam
Perencanaan yang dihitung merupakan nilai terbesar dari penjumlahan volume
lalu lintas Padang Sidempuan – Langga Payung dan volume lalu lintas Langga
Payung - Portibi atau volume lalu lintas Padang Sidempuan – Langga Payung dan
volume lalu lintas Padang Sidempuan – Portibi
Hasil analisis derajat kejenuhan dengan skenario II, pada kedua sisi Jalan Lingkar
Tengah Kota Gunung Tua adalah sebagai berikut:
Tabel 5.20. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Langga Payung–Portibi
Item Perhitungan Tahun Tinjauan
2011 2014 2019 2024 2029 2034
VJP (smp/jam) 277.20 332.96 451.92 613.37 832.51 1129.94
Kapasitas (smp/jam) 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78
Derajat Kejenuhan (V/C) 0.071 0.086 0.116 0.158 0.214 0.291
Sumber : Hasil Analisis
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-17
Tabel 5.21. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Padang Sidempuan–Portibi
Item Perhitungan Tahun Tinjauan
2011 2014 2019 2024 2029 2034
VJP (smp/jam) 277.18 332.93 451.88 613.32 832.45 1129.86
Kapasitas (smp/jam) 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78 3882.78
Derajat Kejenuhan (V/C) 0.071 0.086 0.116 0.158 0.214 0.291
Sumber : Hasil Analisis
Hasil analisis derajat kejenuhan jalan dengan skenario II, memperlihatkan bahwa
derajat kejenuhan trase Jalan Lingkar Tengah sisi Timur selama tahun tinjauan
masih jauh lebih rendah daripada derajat kejenuhan maksimum yang
disayaratkan untuk peningkatan kapasitas jalan yaitu 0.8.
5.3.4.3. Skenario Jalan Lingkar Tengah Terpilih
Dari analisis kedua skenario pembangunan jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua
diatas dapat disimpulkan bahwa dengan membangun jalan lingkar tengah pada
sisi Timur saja, akan memberikan pelayanan terhadap lalu lintas yang lebih
optimal mengingat kecilnya demand arus lalu lintas yang diprediksikan akan
terjadi selama tahun tinjauan. Pembangunan jalan lingkar tengah pada kedua sisi
akan menghasilkan pelayanan yang sangat tinggi yang tidak sebanding dengan
permintaan arus perjalanan pada ruas jalan lingkar tersebut. Dengan demikian
dari kedua skenario pembangunan jalan lingkar tersebut, maka skenario II yaitu
pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua sisi Timur lebih baik
dibandingkan dengan skenario I yaitu pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota
Gunung Tua sisi Timur dan Barat.
5.3.5. Dimensi Ruang Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
Berdasarkan klasifikasi Jalan Lingkar Tengan Kota Gunung Tua yang merupakan
Jalan Kolektor Primer, maka kebutuhan ruang jalan minimum berdasarkan PP No.
34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah sebagai berikut.
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
− Lebar Jalur Lalu Lintas = 2 x (2 x 3.5 m) = 14 m
− Lebar Median Jalan = 1.5 m = 1.5 m
− Marginal strip = 2 x 0.25 m = 0.5 m
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-18
− Lebar Bahu Jalan = 2 x 1.5 m = 3 m
− Lebar Saluran Drainase = 2 x 1.5 m = 3 m
− Lebar Ambang Pengaman = 2 x 0.5 m = 1 m
Total kebutuhan Ruang Manfaat Jalan
− Lebar Rumaja = 23 m
− Tinggi Rumaja = 5 m
− Kedalaman Rumaja = 1.5 m
2. Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk Klasifikasi Jalan Raya
− Lebar Ruang Manfaat Jalan = 23 m
− Lebar Ruang Milik Jalan = 25 m
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) untuk Klasifikasi Jalan Kolektor Primer
dengan jarak tidak kurang dari 15 m dari as jalan, dan pada kondisi yang
tidak memungkinkan batas minimum Ruang Pengawasan Jalan adalah 10m
dari tepi badan jalan pada kedua sisi.
Namun demikian untuk mengantisipasi kebutuhan ruang jalan dimasa
mendatang, maka lebar badan jalan tersebut dapat disesuaikan. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Kota Gunung Tua, lebar perjalur lalu lintas Jalan Lingkar
Tengah adalah 8 m (termasuk didalamnya marginal strip selebar 0.25m pada
setiap sisi dalam dan sisi luar jalur jalan) dengan 2 lajur pada setiap jalurnya.
Sehingga kebutuhan ruang jalan setelah disesuaikan akan menjadi sebagai
berikut:
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
− Lebar Jalur Lalu Lintas = 2 x (2 x 3.75 m) = 15 m
− Lebar Median Jalan = 1.5 m = 1.5 m
− Marginal strip = 2 x (2x 0.25 m) = 1.0 m
− Lebar Bahu Jalan = 2 x 1.5 m = 3 m
− Lebar Saluran Drainase = 2 x 1.5 m = 3 m
Total kebutuhan Ruang Manfaat Jalan
− Lebar Rumaja = 23.5 m
− Tinggi Rumaja = 5 m
− Kedalaman Rumaja = 1.5 m
2. Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk Klasifikasi Jalan Raya
− Lebar Ruang Manfaat Jalan = 23.5 m
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-19
− Lebar Ruang Milik Jalan = 25 m
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) untuk Klasifikasi Jalan Kolektor Primer
dengan jarak tidak kurang dari 15 m dari as jalan.
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-20
Gambar 5.1 Rencana Penampang Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-21
Tabel 5.22. Persyaratan Ruang Jalan Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006
Jalan Bebas Hambatan Jalan Raya Jalan Sedang Jalan Kecil
Fungsi Jalan Arteri & Kolektor Arteri & Kolektor Lokal Lokal & Lingkungan
Lebar RUMIJA (m) 30 25 15 11Lebar Jalur (m) 2(2x3.5) 2(2x3.5) 7 5.5Lebar Median (m) 3 2 - - Lebar Bahu Luar (m) 2 2 2 2Lebar Saluran Tepi (m) 2 1.5 1.5 0.75Ambang Pengaman (m) 2.5 1 0.5 - Marginal Strip 0.5 0.25 - -
5.4. PEMILIHAN TRASE JALAN
5.4.1. Perbandingan Alternatif Trase
Dari hasil survei dan pengamatan kondisi lahan di koridor ruas jalan lingkar yang
direncanakan, maka diperoleh 2 alternatif trase jalan yang memungkinkan untuk
ruas ring road yang direncanakan.
Alternatif 1 dan Alternatif 2 entry point arah Langga Payung berada posisi 98°
21' 12" LU dan 1° 18' 17" BT yaitu tepatnya pada Desa Huta Lombang sekitar
2,8 KM dari Patok 0,00 KM Jalan Lintas Kota Gunung Tua- Padang Sidimpuan.
Exit point alternatif 1 arah Padang Sidimpuan berada pada posisi 99° 36' 42" LU
dan 1° 29' 13" BT yaitu tepatnya pada Desa Sidingkat sekitar 3 KM dari Patok
0,00 KM Kota Gunung Tua. Sementara exit point alternatif 2 arah Padang
Sidimpuan berada pada posisi 99° 36' 2" LU dan 1° 28' 46" BT yaitu tepatnya
pada Desa Sigama sekitar 4 KM dari Patok 0,00 KM Kota Gunung Tua.
Kedua alternatif tersebut beserta kondisi sepanjang trase jalannya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini :
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-22
Tabel 5.23. Kondisi Rencana Trase Jalan Lingkar Tengah Alternatif I
No. Desa Kecamatan Trase Ring Road
Panjang (m)
Lebar perkerasan
(m) Rumija
(m) Pembebasan Lahan (Ha)
1 Sidingkat Padang Bolak Barat
8,384.8
16
25
20.962
2 Sosopan Padang Bolak Barat 3 Hambiri Boding Padang Bolak Barat 4 Pagaran Tonga Padang Bolak Barat 5 Purba Sinomba Padang Bolak Barat 6 Gunung Tua Jae Padang Bolak Timur 1
5,617.5
16
25
14.044
7 Sababangun Padang Bolak Timur 1 8 Huta Lombang Padang Bolak Timur 1 9 Sitopayan Padang Bolak Timur 2 2,849.2
16
25
7.123 10 Simanosor Padang Bolak Timur 2
Total 16,851.5 42.129
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-23
Tabel 5.24. Kondisi Rencana Trase Jalan Lingkar Tengah Alternatif II
No. Desa Kecamatan Trase Ring Road
Panjang (m)
Lebar perkerasan
(m) Rumija
(m) Pembebasan Lahan (Ha)
1 Sidingkat Padang Bolak Barat
10,195.81 16 25 25.490
2 Batutambun Padang Bolak Barat 4 Sosopan Padang Bolak Barat 5 Hambiri Boding Padang Bolak Barat 6 Pagaran Tonga Padang Bolak Barat 7 Purba Sinomba Padang Bolak Barat 8 Gunung Tua Jae Padang Bolak Timur 1
5,501.91 16 25 13.755 9 Sababangun Padang Bolak Timur 1 10 Huta Lombang Padang Bolak Timur 1 11 Sitopayan Padang Bolak Timur 2
5,098.52 16 25 12.746 12 Simanosor Padang Bolak Timur 2 13 Sigama Padang Bolak Timur 2
Total 20,796.25 51.991
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-24
5.4.2. Analisis Multi Kriteria Pemilihan Trase
Dari kedua alternatif trase tersebut kemudian dilakukan analisis pemilihan untuk
mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang diberikan. Skoring terhadap
kriteria dilakukan oleh responden.
Tabel 5.25. Bobot kriteria pelayanan alternatif menurut responden
Kriteria
Penilaian Kepentingan Responden
Total Bobot1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Keterpaduan hirarki jaringan jalan
6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 6 4 62 18
2. Integrasi dengan tata ruang dan ekonomi wilayah
6 6 6 6 6 6 5 5 6 3 6 2 57 17
3. Dampak terhadap kinerja jaringan jalan
6 6 6 5 6 6 5 4 3 3 6 6 56 16
4. Dampak sosial 6 6 6 4 5 6 5 5 6 6 6 3 58 17
Dampak Lingkungan 6 6 5 4 5 6 6 4 6 6 6 5 59 17
5. Efisiensi Biaya penyediaan Jalan 6 6 5 5 5 6 6 5 5 2 6 1 52 15
Total 21 344 100
Dari formulir yang didapat dari para responden kemudian dilakukan analisis
sebagai berikut:
Langkah pertama adalah menghitung bobot rata-rata setiap kriteria pelayanan
dari setiap responden atau disingkat Bobot rata-rata responden. Bobot rata-rata
responden dihitung dengan cara menghitung bobot masing-masing tingkat
kepentingan terhadap total nilai kepentingan dalam kolom kriteria setiap
responden. Selanjutnya dapat dihitung skor akhir setiap kriteria dengan
mengalikan bobot relatif rata-rata dengan skor bobot sehingga diperoleh matriks
level 1.
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-25
1. Matriks Level 1
Tabel 5.26. Analisis Skor Setiap Kriteria Pelayanan
Kriteria Pelayanan
Bobot Rata-Rata Responden Bobot Relatif Rata-Rata
Bobot Skor
Skor Akhir1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
Keterpaduan hirarki jaringan jalan
25 23 14 25 17 45 25 16 10 18 7 20 18 4
Integrasi dengan tata ruang dan ekonomi wilayah
32 29 17 18 17 23 25 17 4 20 7 19 17 3
Dampak terhadap kinerja jaringan jalan
18 23 10 4 17 15 18 17 4 20 15 15 16 2
Dampak sosial 5 12 18 16 17 10 13 20 39 13 20 16 17 3
Dampak Lingkungan 11 11 18 22 17 5 10 23 32 10 37 18 16 3
Efisiensi Biaya penyediaan Jalan
8 3 25 16 17 2 10 7 10 18 13 12 15 2
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
2. Matriks Level 2
Matriks level 2 ini berisikan perbandingan kepentingan antar setiap alternatif
koridor yang direncanakan. Berdasarkan keunggulan pelayanan setiap alternatif
yang tercantum pada Tabel 4.18. Hasil analsis matriks level 2 ini seperti yang
terlihat pada Tabel berikut :
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-26
Tabel 5.27. Perbandingan keunggulan antar alternatif berdasarkan kriteria
pelayanan.
Matriks untuk Level 2 Keterpaduan
Hirarki Alternatif I Alternatif II Integrasi Ruang
Alternatif I Alternatif II
Alternatif I 1 5/4 Alternatif I 1 2/1 Alternatif II 4/5 1 Alternatif II 1/2 1
Dampak Kinerja Alternatif I Alternatif II Dampak Sosial Alternatif I Alternatif II
Alternatif I 1 1 Alternatif I 1 3/5 Alternatif II 1/1 1 Alternatif II 1 2/3 1
Dampak Lingkungan Alternatif I Alternatif II Efisiensi
Biaya Alternatif I Alternatif II
Alternatif I 1 3/5 Alternatif I 1 5/4 Alternatif II 5/3 1 Alternatif II 4/5 1
3. Uji Konsistensi Matriks Level 1
Tabel 5.28. Uji Konsistensi Matriks Level 1
Matriks untuk Level 1, Solusi dan Konsistensi
Kriteria Pelayanan
Keterpaduan hirarki jaringan
jalan
Integrasi dengan tata ruang dan ekonomi wilayah
Dampak terhadap kinerja
jaringan jalan
Dampak sosial
Dampak Lingkungan
Efisiensi Biaya
penyediaan Jalan
Eigen vektor Priority Vector
Keterpaduan hirarki jaringan jalan
1 1 1/3 2/1 4/3 4/3 2/1 1.45483 0.23529
Integrasi dengan tata ruang dan ekonomi wilayah
3/4 1 1 1/2 1 1 1 1/2 1.09112 0.17647
Dampak terhadap kinerja jaringan jalan
1/2 2/3 1 2/3 2/3 1 0.72742 0.11765
Dampak sosial 3/4 1 3/2 1 1 1 1/2 1.09112 0.17647
Dampak Lingkungan 3/4 1 3/2 1 1 1 1/2 1.09112 0.17647
Efisiensi Biaya penyediaan Jalan 1/2 2/3 1 2/3 2/3 1 0.72742 0.11765
λmax 5.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-27
4. Uji Konsistensi Matriks Level 2
Tabel 5.29. Uji Konsistensi Matriks Level 2
Matriks untuk Level 2, Solusi dan Konsistensi
Keterpaduan Hirarki Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 5/4 1.11803 0.55556Alternatif II 4/5 1 0.89443 0.44444
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
Integrasi Ruang Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 2/1 1.41421 0.66667Alternatif II 1/2 1 0.70711 0.33333
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
Dampak Kinerja Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 1/1 1.00000 0.50000Alternatif II 1/1 1 1.00000 0.50000
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
Dampak Sosial Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 3/5 0.77460 0.37500Alternatif II 1 2/3 1 1.29099 0.62500
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
Dampak Lingkungan Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 3/5 0.77460 0.37500Alternatif II 5/3 1 1.29099 0.62500
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
Efisiensi Biaya Alternatif I Alternatif II Eigen vektor Priority Vektor
Alternatif I 1 5/4 1.11803 0.55556Alternatif II 4/5 1 0.89443 0.44444
lmax 2.00000C.I 0.00000C.R 0.00000
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-28
5. Matriks Perbandingan Prioritas
Tabel 5.30. Matrik Perbandingan Prioritas Pemilihan
Matrix Composite or Global Priorities
Keterpaduan hirarki
jaringan jalan
Integrasi dengan tata ruang dan ekonomi wilayah
Dampak terhadap kinerja
jaringan jalan
Dampak sosial
Dampak Lingkungan
Efisiensi Biaya
penyediaan Jalan
Global Priorities
0.23529 0.17647 0.11765 0.17647 0.17647 0.11765
Alternatif I 0.55556 0.66667 0.50000 0.37500 0.37500 0.55556 0.50490 Alternatif II 0.44444 0.33333 0.50000 0.62500 0.62500 0.44444 0.49510
Dari hasil analisis multikriteria yang dilakukan, diperoleh bahwa prioritas tertinggi
dari 2 alternatif yang akan dipilih adalah alternatif I sebesar 0.50490. Dengan
demikian berdasarkan kriteria yang ditinjau, maka alternatif I menjadi
rekomendasi sebagai alternatif terpilih trase jalan lingkar tengah Kota Gunung
Tua.
5.5. DAYA DUKUNG TANAH DASAR
Penelitian daya dukung tanah dasar delakukan dengan menggunakan metode
Dinamic Cone Penetration (DCP). Dari hasil pengujian DCP tersebut akan
memberikan nilai parameter California Bearing Ratio (CBR). Daya dukung tanah
dasar untuk konstruksi jalan lingkar tengah diambil berdasarkan nilai CBR.
Pengujian CBR lapangan dilakukan pada lokasi alternatif yang terpilih
berdasarkan Analisis Multi Kriteria (AMK), yaitu alternatif I. Jumlah pengujian
sebanyak 8 titik, masing-masing 4 titik di jalan lingkar tengah sisi Barat dan 4
titik di Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur.
Data pengujian DCP trase jalan lingkar tengah Kota Gunung Tua terlampir.
Rangkuman Hasil pengujian CBR diperlihatkan pada tabel berikut ini:
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-29
Tabel 5.31. Hasil Pengujian CBR Lapangan
Titik Pengujian Koordinat
Nilai CBR Titik (%) LU BT
1 99° 36' 44" 1° 29' 11" 3.792 99° 36' 42" 1° 29' 16" 3.203 99° 37' 11" 1° 31' 25" 6.034 99° 38' 39" 1° 31' 50" 1.695 99° 38' 23" 1° 31' 49" 4.156 99° 38' 54" 1° 30' 52" 3.647 99° 38' 5" 1° 29' 6" 3.058 99° 38' 24" 1° 29' 45" 2.85
CBR Rerata 3.55Sd 1.250CBR wakil 1.950
CBR wakil = CBR Rerata – 1.28 Sd
Gambar 5.2 Dokumentasi Pelaksanaan Uji DCP
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-30
Gambar 5.3 Peta Rencana Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-31
5.6. ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR
Berikut ini disampaikan data-data yang digunakan dalam merencanakan tebal
perkerasan lentur di area studi.
5.6.1. Data
1. Material lapis perkerasan
Material lapis perkerasan terdiri dari lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah dengan material secara berurutan adalah asphalt concrete-
WC asphalt concrete-BC, asphalt concrete, base batu pecah kelas A
CBR>90% dan sub-base Sirtu kelas B CBR>30%. Gambar di bawah ini
menampilkan lapisan yang dimaksud. CBR wakil dari tanah dasar yang
diperoleh sangat kecil (1.25%), namun karena pada saat pelaksanaan
konstruksi nanti dilakukan pengupasan tanah dasar, maka diasumsikan
bahwa CBR desain = 3%. Struktur lapisan perkerasan lentur jalan lingkar
adalah sebagai berikut:
Gambar 5.4 Komposisi Lapis Perkerasan Rencana
2. Lalulintas
Kondisi jalan pada awal umur operasional (2014) terdiri dari kombinasi mobil,
bus dan truk diambil dari trase yang memiliki sebagai berikut.
H1 Asphalt Concrete-WC
Asphalt Concrete, MS-454
CBR subgrade 3%
H2
H3
H4
Base, Batu Pecah Kelas A,
CBR>90%
Sub-Base Sirtu Kelas B,
CBR>30%
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-32
• Trase Jalan Lingkar Tengah Timur Skenario II
Jumlah kendaraan Tahun 2014 untuk Lalu Lintas Padang Sidempuan–Langga
Payung dan Langga Payung-Portibi adalah 4502 kend/hari (Tabel 5.2 dan Tabel
5.3)
Tabel 5.32. Analisis Jumlah Kendaraan Desain Perkerasan (Kend/hari)
Jenis Kendaraan Prosentase Rata-Rata/Jalur Volume Kendaraan
a. Sepeda Motor 67.61% 3044
b. Mobil Penumpang 19.21% 865
c. Bus 6.62% 298
d. Truk 2 as 4.89% 220
e. Truk 3 as 1.17% 53
f. Truk 5 as 0.50% 23
Total 100.00% 4503
Pertumbuhan lalu lintas diasumsikan sebesar pertumbuhan PDRB Kabupaten
Padang Lawas Utara sebesar 6.3% pertahun.
5.6.2. Analisis
Dengan data-data di atas dengan menggunakan Metoda Analisa Komponen maka
dapat dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1. Perhitungan Lalu-lintas Rencana
a. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan:
• Sepeda Motor = 0,00004 + 0,00004 = 0,00008
• Mobil penumpang = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
• Bus = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
• Truk 2as (13 ton) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
• Truk 3 as (20 ton) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
• Truk 5 as (30 ton) = 1,0375 + 2*1,0410 = 1,3195
a. Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
• Sepeda Motor = 3044 * 0.7 * 0.00008 = 0.24352
• Mobil penumpang = 865 * 0,7 * 0,0004 = 0.34600
• Bus = 298 * 0,7 * 0,1593 = 47.4714
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-33
• Truk 13 ton = 220 * 0,7 * 1,0648 = 234.2560
• Truk 20 ton = 53 * 0,7 * 1,0375 = 54.9875
• Truk 30 ton = 23 * 0,7 * 1,3195 = 30.3485
LEP = 367.65292
b. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
∑=
+=n
1jjj
URj E x C x i)(1 LHRLEA
URi)(1 LEPLEA +=
LEA = 367.65292*(1+0.063)^20
LEA = 1247.680277
c. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)
2LEALEP
LET+
=
807.66659971247.68027367.65292=
+=
2 LET
d. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)
10UR
X LET LER =
1615.3332x807.666599 ==1020
LER
2. Penentuan Daya Dukung Tanah Dasar
Dengan nilai CBR tanah dasar sebesar 3% maka diperoleh Daya Dukung
Tanah dasar sebesar 3.75.
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-34
DDT = 3.75
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
56
8
10
15
20
30
40
60
80
100
NOMOGRAM
DDT CBR
CBR = 3%
DDT = 4.3 log (CBR) + 1.7
DDT = 4.3 log (3) + 1.7
= 3.75
Gambar 5.5 Penentuan Nilai Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)
3. Penentuan Tebal Perkerasan
a. Faktor Regional
Dari data yang ada diketahui bahwa curah hujan di daerah rencana > 900
mm/th dan dengan kelandaian antara > 10% serta proporsi kendaraan
berat < 30% maka ditentukan nilai FR = 1,5.
b. Indeks Permukaan
• Indeks Permukaan Awal
Lapis permukaan menggunakan Asphalt Concrete dengan roughness
< 1000 mm/km maka dari tabel Ipo > 4.
• Indeks Permukaan Akhir
- Jalan Kolektor
- LER = 1615.333
- Dari tabel, Ipt = 2,5
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-35
Gambar 5.6 Nomogram untuk Menentukan Nilai ITP
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-36
c. Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut:
Nilai Koefisien Perkerasan
a. Lapisan permukaan : AC-WC (a1) = 0,40
AC-Base (a1) MS-454 = 0,32
b. Lapisan pondasi : Batu pecah kelas A (a2) = 0,14
c. Lapisan pondasi bawah : Sirtu kelas B (a3) = 0,12
Ambil tebal AC-WC sebesar 4,0 cm, AC-Base (MS-454) sebesar 12 cm dan
tebal pondasi bawah sebesar 35 cm maka dapat dihitung tebal lapis
pondasi sbb:
ITP = a1. D1 + a1. D1 + a1. D1 + a2.D2 + a3.D3
12.50 = (0,40)(5) + (0,32)(12) + (0,14)(D2) + (0,12)(35)
D3 = 17.57 cm ≈ 18 cm
Gambar 5.7 Susunan Tebal Lapis Perkerasan
5 cm
12 cm
35 cm
18 cm
Asphalt Concrete-WC
Asphalt Concrete-Base (MS-454)
Base, Batu Pecah Kelas A, CBR> 90%
Sub Base, Sirtu Kelas B, CBR> 30%
CBR Subgrade 3%
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-37
Table of Contents
5.1. Analisis Lalu Lintas .......................................................................... 1
5.1.1. Volume Lalu Lintas Awal ............................................................ 1
5.1.2. Prediksi Pertumbuhan Lalu Lintas ............................................... 2
5.2. KLasifikasi rencana ring road ............................................................ 3
5.2.1. Dasar Hukum Klasifikasi Jalan .................................................... 3
5.2.2. Persyaratan Ruang Jalan ............................................................ 7
5.2.3. Klasifikasi Ruas Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua .............. 9
5.3. Analisis kebutuhan jalur lalu lintas .................................................... 9
5.3.1. Analisis Kapasitas Jalan Lingkar ................................................ 10
5.3.2. Analisis Satuan Mobil Penumpang ............................................. 10
5.3.3. Analisis Volume Jam Perencanaan (VJP) ................................... 11
5.3.4. Derajat Kejenuhan ................................................................... 12
5.3.5. Dimensi Ruang Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua ............. 17
5.4. pemilihan Trase jalan ..................................................................... 21
5.4.1. Perbandingan Alternatif Trase .................................................. 21
5.4.2. Analisis Multi Kriteria Pemilihan Trase ....................................... 24
5.5. Daya Dukung Tanah Dasar............................................................. 28
5.6. Analisis tebal perkerasan lentur ...................................................... 31
5.6.1. Data ....................................................................................... 31
5.6.2. Analisis ................................................................................... 32
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-38
Table of Figures
Tabel 5.1. Volume lalu lintas pada Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua
(kend/hari) pada tahun awal 1
Tabel 5.2. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Padang
Sidempuan – Langga Payung (Total Dua Arah) 2
Tabel 5.3. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Langga
Payung - Portibi (Total Dua Arah) 3
Tabel 5.4. Pertumbuhan volume LHR kendaraan di ruas ring road Padang
Sidempuan - Portibi (Total Dua Arah) 3
Tabel 5.5. Tabel Klasifikasi Jalan 6
Tabel 5.6. Kriteria dan Dimensi Ruang-Ruang Jalan 7
Tabel 5.7. Ukuran Bagian-Bagian Ruang Milik Jalan 8
Tabel 5.8. Lebar Minimum Badan Jalan 8
Tabel 5.9. Lebar Jalur dan Bahu Jalan Antar Kota 8
Tabel 5.10. Total LHR dalam smp/jam P.Sidempuan – L.Payung 10
Tabel 5.11. Total LHR dalam smp/jam Langga Payung - Portibi 11
Tabel 5.12. Total LHR dalam smp/jam P. Sidempuan - Portibi 11
Tabel 5.13. Volume Jam Perencanaan Arah Tersibuk Trase Jalan Lingkar 12
Tabel 5.14. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Barat
Skenario I 14
Tabel 5.15. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Timur
Skenario I 14
Tabel 5.16. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Barat 15
Tabel 5.17. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Langga Payung–Portibi 15
Tabel 5.18. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Padang Sidempuan–Portibi 15
LAPORAN AKHIR
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 5-39
Tabel 5.19. Volume Lalu Lintas Jam Perencanaan Jalan Lingkar Sisi Timur
Skenario II 16
Tabel 5.20. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Langga Payung–Portibi 16
Tabel 5.21. Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Lingkar Tengah Sisi Timur Rute
Padang Sidempuan–Langga Payung dan Padang Sidempuan–Portibi 17
Tabel 5.22. Persyaratan Ruang Jalan Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 21
Tabel 5.23. Kondisi Rencana Trase Jalan Lingkar Tengah Alternatif I 22
Tabel 5.24. Kondisi Rencana Trase Jalan Lingkar Tengah Alternatif II 23
Tabel 5.25. Bobot kriteria pelayanan alternatif menurut responden 24
Tabel 5.26. Analisis Skor Setiap Kriteria Pelayanan 25
Tabel 5.27. Perbandingan keunggulan antar alternatif berdasarkan kriteria
pelayanan. 26
Tabel 5.28. Uji Konsistensi Matriks Level 1 26
Tabel 5.29. Uji Konsistensi Matriks Level 2 27
Tabel 5.30. Matrik Perbandingan Prioritas Pemilihan 28
Tabel 5.31. Hasil Pengujian CBR Lapangan 29
Tabel 5.32. Analisis Jumlah Kendaraan Desain Perkerasan (Kend/hari) 32
Gambar 5.1 Rencana Penampang Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 20
Gambar 5.2 Dokumentasi Pelaksanaan Uji DCP 29
Gambar 5.3 Peta Rencana Jalan Lingkar Tengah Kota Gunung Tua 30
Gambar 5.4 Komposisi Lapis Perkerasan Rencana 31
Gambar 5.5 Penentuan Nilai Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) 34
Gambar 5.6 Nomogram untuk Menentukan Nilai ITP 35
Gambar 5.7 Susunan Tebal Lapis Perkerasan 36