Aduh_ Mataku Terasa Kelilipan ! ppt seminar 3.pptx

download Aduh_ Mataku Terasa Kelilipan ! ppt seminar 3.pptx

of 21

Transcript of Aduh_ Mataku Terasa Kelilipan ! ppt seminar 3.pptx

Aduh, Mataku Terasa Kelilipan !

Aduh, Mataku Terasa Kelilipan !KELOMPOK 12Laporan KasusSatu minggu sebelum lebaran , Sandra (23 tahun) baru menyelesaikan kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Mata . Ia memanfaatkan libur lebaran dengan berekreasi ke pantai . Ketika sedang menikmati matahari terbenam , Ia tiba-tiba merasakan kelilipan seperti ada pasir di mata kanannya.Saat bangun tidur,Sandra masih merasakan kelilipan dan mata kanannya agak berair namun penglihatan masih jelas.Ibunya mengatakan bahwa mata kanan Sandra agak bengkak dan merah .Terminologi Kelilipan adalah rasa tidak nyaman pada mata sehingga mengganggu bagian mata Hyperemia adalah peningkatan volume pembuluh darah dalam pembuluh darah yang melebar atau kongesti Chemosis adalah oedem pada konjungtiva akibat transudat cairan dan pembuluh darah kapiler Lakrimasi adalah pengeluaran air mata yang berlebihan HipotesisMata merah, berair, visus normal,dan bengkak :KonjungtivitisEpiskleritisTiba-tiba mata terasa kelilipanBerairHyperemiaBengkakAnatomi Konjungtiva bulbaris : melekat longgar ke septum orbital di fornix dan melipat berkali kalimelekat longgar pada kapsul tenon dan sklera di bawahnyaKonjungtiva tarsal : menutupi tarsusKonjungtiva fornix : peralihan konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi

Histologi Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas 2 hingga 5 lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial dan basalSel epitel superfisial mengandung sel goblet untuk mensekresi mukusSel epitel basal berwarna lebih pekat dibandingkan sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung pigmenStroma konjungtiva1. Lapisan adenoid (superfisialis)- mengandung jaringan limfoid- struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum2. Lapisan fibrosa- tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsusFisiologiSistem LakrimasiSekretorikEkskretorikKelenjar air mata (primer: glandula lakrimal, aksesorius: glandula Krause dan Wolfring), kelenjar Meibom dan Zeis (penghasil lipid), kelenjar MollPunctum lakrimalis, kanalikuli lakrimalis, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalisFisiologi Air Mata Glandula lakrimal memproduksi air mata (dipicu oleh emosi atau iritasi mata)Membasahi anterior bola mata, disebarkan secara merata oleh refleks kedipan mataSaat palpebra menutup, air mata masuk ke punctum lakrimalisDari punctum, air mata masuk kanalikuli lakrimalis karena tekanannya menurunAir mata masuk ke sakus lakrimalisAir mata mengalir ke duktus nasolakrimalisKarena pengaruh gaya gravitasi, air mata masuk ke meatus inferior hidungSakus konjungtiva penuhPalpebra terbuka, tekanan sakus lakrimalis meningkatPatofisiologi Konjungtivitis Bakteri Aktivasi sel PMNPembentukan eksudatBakteri masuk Deskuamasi epitel superficialProliferasi lap. Basal konjungtivaPeningkatan sel gobetMucin meningkat, edema konj.Kongesti & peningkatan permeabiiitas darahProliferasi kapilerHiperemis. Jika berat SDM +Tdk seimbang terasa kelilipanPurulen/ mukopurulenPATOFISIOLOGI KONJUNGTIVITIS VIRUSKontak dengan objek yang terkontaminasi / terpajan oleh virusMenembus garis pertahananMenginfeksi selTerjadi lesi pada epitel konjungtivaSel yang terinfeksi akan mensekresi IFN tipe 1edemaMemicu respon inflamasiTerjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darahDilatasi pembuluh darahhiperemiSensasi benda asingMerangsang pengeluaran air mataSel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva ke permukaanBergabung dengan fibrin dan mukus dari sel gobleteksudatPatofisiologi Konjungtivitis AlergikaAlergen masuk ke dalam tubuhDitangkap oleh APCStimulasi sel BPelepasan IL-4 dan IL-3Aktifkan sel TH2Dipresentasi-kan sebagai MHCDibawa menuju jaringan limfoid di konjungtivaIgE mengikat sel mast dengan FcRIBentuk IgEProduksi amin vasoaktif dan proteaseSel mast mengalami degranulasiHiperemi, kemosis, kelilipanHistamin dan prostagalndin, mediator proinflamasi Late phase reactionHiperemi, kemosis, kelilipan Paparan alegen yan keduaRefleks kornea (lakrimasi) Immediate hypersensitvityEosinofil, neutrofil, Th2Refleks kornea (lakrimasi)Penatalaksanaan Konjungtivitis bakteri

Antibakterial Topikal: kloramfenikol 1%, Gentamicin 0.3%Kornea sudah terkena diberi atropin topikalAntiinflamasi dan analgetikIrigasi kantung konjungtiva pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen untuk mengurangi sekret (hati- hati bila sering dapat merusak lisozim air mata)Jangan dibebatKonjungtivitis virus Self limiting disease

Terapi suportif: Kompres untuk mengurangi oedem LubrikasiKonjungtivitis alergi

Menghindari alergen Kompres mata untuk menghilangkan oedem Pada kasus berat dapat diberi antihistamin dan kortikosteroidPemeriksaan Anjuran Konjungtivitis Bakteri

Scrap konjungtiva untuk pewarnaan Gram pada bakteri ekstrasel dan pewarnaan Giemsa pada bakteri intrasel akan ditemukan sel PMN dan bakteri penyebab penyakit

Kultur bakteri untuk mengetahui jenis bakteri

Konjungtivitis Virus

Scrap konjungtiva dengan pewarnaan Giemsa akan ditemukan monosit, limfosit, dan badan inklusi

Isolasi virus dapat dianjurkan untuk penyakit ini namun sulit dilakukan

Uji serologi seperti PCR atau ELISA

Konjungtivitis Alergi

Scrap konjungtiva akan ditemukan eosinofil dan granula

Episkleritis Penatalaksanaan Episkleritis Sembuh sendiri dalam 1-2 minggu Tanpa adanya penyakit sistemik, terapi yang diberikan berupa airmata buatan penyejuk setiap 4-6 jam hingga kemerahan mereda. kasus-kasus yang didasari oleh kelainan sistemik, dibutuhkan terapi yang lebih spesifik, contohnya doxycycline. 100 mg 2x1 untuk rosacea; terapi antimikroba untuk tuberculosis, sifilis, atau infeksi herpes virus; obat anti-inflamasi nonsteroid lokal atau sistemik atau kortikosteroid untuk penyakit kolagen vaskularPemeriksaan Anjuran EpiskleritisPemeriksaan laboratorium untuk mengetahui etiologi dasar dari episkleritis antara lain: serum uric acid, pemeriksaan darah lengkap, antinuclear antibody, rheumatoid factor, erythrocyte sedimentation rate, Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) test, fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS) test, and chest x-ray

Daftar Pustaka Whitcher JP, Eva PR. Vaughan & Asburry : Oftalmologi Umum. Edisi ke-17. Jakarta : EGC. 2009 Abbas AK, Litchman AH. Basic Immunology. 3rd Ed. Philadelphia: Saunders. 2011. p. 206-10