Adsorb Si
-
Upload
yalesva-vethendo-tampubolon -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Adsorb Si
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat
cair, mempunyai gaya adsorpsi. Proses adsorpsi digambarkan sebagai proses molekul
meninggalkan larutan dan menempel pada permukaan zat penyerap akibat ikatan fisika
dan kimia (Sawyer et. al., 1994 dalam Masduqi dan Slamet, 2000).
Proses adsorbsi mencakup dua (2) hal penting yaitu kinetika dan termodinamika
adsorbsi. Kinetika adsorbsi meninjau laju adsorbsi dan mekanisme adsorbsi sedangkan
pada termodinamika adsorbsi ditinjau tentang kapasitas adsorbsi, tetapan kesetimbangan
dan energi yang terlibat dalam proses adsorbsi.Adsorben yang paling banyak digunakan
untuk menyerap logam berat adalah arang aktif. Hal ini dikarenakan arang aktif memiliki
ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu yang dapat menangkap partikel-partikel
yang akan diserap (Irmanto dan Suyata, 2010).
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke
dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada
permukaannya. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik menarik secara
elektrostatis maupun gaya tarik menarik yang diperbesar dengan ikatan koordinasi
hidrogen atau ikatan Van der Waals. Adsorpsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
adsorpsi secara fisika, terjadi jika adsorbat dan permukaan adsorben berikatan hanya
dengan ikatan Van der Waals. Molekul adsorbat terikat lemah dan panas adsorpsinya
rendah. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari
padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan lebih
mudah diadsorpsi. Dan yang kedua adalah Adsorpsi secara kimiawi (chemi-sorption)
terjadi jika molekul adsorbat terikat dengan suatu reaksi kimia dengan permukaan
adsorben. Karena adanya ikatan kimia yang terputus dan terbentuk selama proses, maka
panas adsorpsinya hampir sama dengan panas reaksi kimia. Adsorpsi kimia menghasilkan
pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya dari
valensi sisa dari molekul-molekul pada permukaan. Hubungan antara jumlah adsorbat
yang terjerap dengan konsentrasi adsorbat dalam larutan pada keadaan kesetimbangan
dan suhu tetap dapat dinyatakan dengan isoterm adsorpsi (Treybal, 1981).
Isoterm adsorpsi ialah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang
teradsorpsi dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan kesetimbangan dan temperatur
tetap (Barrow, 1988: Alberty dan Daniel, 1983). Ada beberapa jenis isoterm adsorpsi
antara lain:
a. Isoterm Adsorpsi Langmuir
Isoterm Adsorpsi Langmuir diturunkan secara teoritis dengan menganggap
bahwa hanya sebuah adsorpsi tunggal yang terjadi. Adsorpsi tersebut
terlokalisasi, artinya molekul-molekul zat hanya dapat diserap pada tempat-
tempat tertentu dan panas adsorpsi tidak tergantung pada permukaan yang tertutup
oleh adsorben. Persamaan isoterm adsorpsi langmuir yang merupakan jenis
adsorpsi monolayer dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dimana: m = massa yang teradsorpsi (mg)
b = kapasistas adsorpsi (mg/g)
p = konsentrasi akhir larutan (mg/L)
K = konstanta kesetimbangan adsorpsi
Dengan membuat plot antara 1/m dengan 1/p maka harga konstanta K dan
d dapat dihitung dari slope dan intersep grafik.
b. Isoterm Adsorpsi Freundlich
Isoterm adsorpsi freundlich menggambarkan adsorpsi yang terjadi pada
beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat.
Dengan persamaan Barrow (1988):
Jika persamaan Barrow dilogaritmakan akan berbentuk persamaan:
Dimana: m = berat adsorben (g)
C = konsebtrasi sebelum teradsorpsi (mg/L)
K dan n adalah konstanta
(Castellan, 1983)
Proses adsorpsi arang aktif dapat digambarkan sebagai molekul yang
meninggalkan zat pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui ikatan kimia
maupun fisika. Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan zat padat disebut
adsorben arang aktif. Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang aktif dapat bersifat :
1. Adsorpsi Fisika
Adsorpsi fisika terjadi berdasarkan ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif
dalam keadaan suhu rendah dengan penyerapan relative kecil.
2. Adsorpsi Kimia
Adsorpsi kimia terjadi berdasarkan ikatan kimia antara adsorben (arang aktif)
dengan zat-zat teradsopsi. Dijelaskan pula bahwa bahan dalam larutan yang
bersifat elektrolit akan diserap lebih efektif dalam suasana basa oleh arang aktif.
Sedangkan bahan dalam larutan yang bersifat non elektrolit penyerapan arang
aktif tidak dipengaruhi oleh sifat keasaman atau sifat kebasaan larutan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
Sifat serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan
bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh
gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari
senyawa serapan.
Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorpsi
adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
pH (derajat keasaman)
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam
mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH
asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang
sebagai akibat terbentuknya garam.
Waktu singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan.
Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel
arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. (Makalah Adsorpsi
Kimia Fisik, 2008)
2.2. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah karbon yang dipanaskan sehingga luas permukaan karbon
menjadi besar. Aktivasi karbon ini bertujuan untuk mempermudah proses adsorpsi
(meningkatkan daya serap). Karbon yang telah diaktivasi memiliki luas permukaan
berkisar antara 300-3500 m2/g. Luasnya permukaan karbon aktif in ilah yang
menyebabkan karbon aktif mempunyai kemampuan besar dalam penjerapan logam dalam
larutan. (Hessier, 1951). karbon aktif merupakan karbon yang berbentuk amorf yang
sebagian besar terdiri dari karbon bebas yang masing-masing terikat secara kovalen serta
memiliki permukaan dalam (internal surface) sehingga mempunyai kemampuan daya
serap yang baik dimana kecepatan menyerap (adsorpsi) karbon aktif akan bertambah
apabila pori-pori permukaan kecil dan luas permukaannya besar (Hessier, 1951).
Secara umum dan sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3 tahap,
yaitu :
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai
temperatur 170°C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas
170°C akan menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275°C, dekomposisi
menghasilkan “tar”, methanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon
terjadi pada temperatur 400-600°C.
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap
atau CO2 sebagai aktifator.
Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang
bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon
atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. (Makalah Adsorpsi Kimia Fisik, 2008)
Karbon Aktif
Pori-pori pada karbon aktif dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, dimana
besarnya diameter pori-pori pada karbon aktif ini memegang peranan penting pada proses
penyerapan :
1. Makropori (diameter > 50 nm)
2. Mesoproi (diameter 2 –50 nm)
3. Mikropori (diameter < 2nm)