Ade Hermawan

17
EVALUASI TERHADAP REALISASI PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA BANJARBARU Ade Hermawan, S.Sos, MAP ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah : Untuk mengetahui tingkat perwujudan program pembangunan kota Banjarbaru di bidang Pendidikan pada periode tahun 2001 sampai dengan 2005. Penelitian ini menggunakan metoda evaluasi sumatif. Populasinya adalah kelompok-kelompok masyarakat kota Banjarbaru yang mengetahui perkembangan pembangunan kota Banjarbaru di bidang pendidikan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dua tahap, tahap pertama menggunakan teknik acak kluster dan tahap kedua menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil sebesar 40 orang. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisa data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan : Program pembangunan Kota Banjarbaru periode tahun 2001-2005 bidang Pendidikan yang meliputi kualitas lulusan meningkat 110 %, kualitas guru meningkat 139 %, sarana prasarana pendidikan meningkat 322 %, serta pendidikan luar sekolah meningkat 105 %. Kata kunci : Evaluasi, Realisasi, Program Pembangunan. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Kota Banjarbaru telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kota Banjarbaru tahun 2001- 2005 yang didalamnya memuat sasaran dan program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam periode lima tahun kedepan. Penyusunan Renstra Daerah Kota Banjarbaru dimaksudkan sebagai alat pengendali dan tolak ukur kinerja

description

regr hrh5r

Transcript of Ade Hermawan

Page 1: Ade Hermawan

EVALUASI TERHADAP REALISASI PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA BANJARBARU

Ade Hermawan, S.Sos, MAP

ABSTRAKTujuan Penelitian ini adalah : Untuk mengetahui tingkat perwujudan program

pembangunan kota Banjarbaru di bidang Pendidikan pada periode tahun 2001 sampai dengan 2005.

Penelitian ini menggunakan metoda evaluasi sumatif. Populasinya adalah kelompok-kelompok masyarakat kota Banjarbaru yang mengetahui perkembangan pembangunan kota Banjarbaru di bidang pendidikan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dua tahap, tahap pertama menggunakan teknik acak kluster dan tahap kedua menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil sebesar 40 orang. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisa data dilakukan secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan : Program pembangunan Kota Banjarbaru periode tahun 2001-2005 bidang Pendidikan yang meliputi kualitas lulusan meningkat 110 %, kualitas guru meningkat 139 %, sarana prasarana pendidikan meningkat 322 %, serta pendidikan luar sekolah meningkat 105 %.

Kata kunci : Evaluasi, Realisasi, Program Pembangunan.

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Kota Banjarbaru telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kota Banjarbaru tahun 2001- 2005 yang didalamnya memuat sasaran dan program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam periode lima tahun kedepan.

Penyusunan Renstra Daerah Kota Banjarbaru dimaksudkan sebagai alat pengendali dan tolak ukur kinerja pimpinan daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan atau lima tahunan. Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan arah dan memacu penyelenggaraan pembangunan Kota Banjarbaru serta menjamin pencapaian sasaran pembangunan lima tahun mendatang.

Guna mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi pembangunan guna menilai sampai sejauhmana kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Bila ditemukan adanya kekurangan, akan dilakukan perbaikan-perbaikan untuk dijadikan bahan perencanaan pembangunan berikutnya. Demikian pulalah yang terjadi pada pemerintah kota Banjarbaru, sekarang ini tengah disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Banjarbaru tahun 2006-2010 yang merupakan tindak lanjut dari Rencana Strategis Kota Banjarbaru tahun 2001-2005. Dengan demikian evaluasi terhadap implementasi program pembangunan Kota Banjarbaru

Page 2: Ade Hermawan

periode 2001-2005 sangatlah penting sebagai acuan dalam penyusunan RPJM Daerah kota Banjarbaru periode 2006-2010.

B. Tujuan PenelitianVisi Pembangunan Kota

Banjarbaru sebagaimana yang tercantum dalam Renstra Kota Banjarbaru tahun 2001 – 2005 adalah : “Terwujudnya Banjarbaru sebagai Kota Empat Dimensi yang Mandiri dan Terdepan”. Empat dimensi tersebut adalah :1. Banjarbaru sebagai

kota Pendidikan2. Banjarbaru sebagai

Kota Jasa, Industri dan Perdagangan

3. Banjarbaru sebagai kota Permukiman

4. Banjarbaru sebagai kota Pemerintahan

Misi pembangunan Kota Banjarbaru di bidang Pendidikan adalah sebagai berikut :Peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan sarana prasarana pendidikan pada semua tingkatan.

Berdasarkan uraian tersebut maka Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat perwujudan program pembangunan kota Banjarbaru di bidang Pendidikan pada periode tahun 2001 sampai dengan 2005.

TINJAUAN TEORIA. Perencanaan Pembangunan

LAN (1999) dalam Riyadi (2005:2) mengartikan Perencanaan sebagai proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang

akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu.

Menurut Siagian (1994:1) pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994:9) memberikan pengertian pembangunan sebagai suatu proses perubahan kearah lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

Berdasarkan pengertian kedua istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur di dalamnya, guna memanfaatkan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ Daerah dalam jangka waktu tertentu.

Ciri-ciri perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :a. M

enghasilkan program-program yang bersifat umum.

b. Analisis perencanaan bersifat makro.

c. Lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang.

d. Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap memiliki sfesifikasi masing-masing yang jelas.

2

Page 3: Ade Hermawan

e. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka pendek.

Dalam perencanaan pembangunan daerah ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian agar perencanaan pembangunan dapat menghasilkan rencana pembangunan yang baik serta dapat diimplentasikan di lapangan. Adapun aspek-aspek tersebut menurut Riyadi (2005:11) adalah :a. A

spek lingkunganb. A

spek potensi dan masalahc. A

spek Institusi perencanad. A

spek ruang dan waktue. A

spek legalisasi kebijakan

B. Evaluasi Program PembangunanEvaluasi adalah proses

pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai (Riyadi, 2005:263). Evaluasi dimaksudkan untuk menilai sampai sejauhmana kegiatan yang telah dilaksanakan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Bila ditemukan adanya kekurangan, akan dilakukan perbaikan-perbaikan untuk dijadikan bahan perencanaan berikutnya.

Menurut Samudra Wijaya et. al (1994:5) Evaluasi program adalah merupakan aktivitas ilmiah yang perlu dilakukan oleh para pengambil kebijakan di dalam tubuh birokrasi pemerintah

maupun organisasi sosial politik. Di tangan aktor kebijakan ini, evaluasi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu memberikan masukan bagi penyempurnaan kebijakan. Dengan melakukan evaluasi, pemerintah dapat meningkatkan efektifitas program-program mereka sehingga pula kepuasan publik terhadap kebijakan pemerintah.

Dalam hubungan dengan perencanaan pembangunan daerah, evaluasi pembangunan merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dari siklus kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Untuk melakukan evaluasi yang baik diperlukan beberapa perangkat antara lain :a. Sistem pelaporan

yang baik dan berkelanjutan.b. Orang-orang yang

tepat.c. Informasi yang

benar dan aktual.d. Waktu yang tepat.

Menurut Abdulkahar Badjuri dan Teguh Yuwono (2002:132) evaluasi kebijakan setidak-tidaknya dimaksudkan untuk memenuhi tiga tujuan utama, yaitu :a. Untuk menguji apakah

kebijakan yang diimplementasikan telah mencapai tujuannya.

b. Untuk menunjukkan akuntabilitas pelaksana publik terhadap kebijakan yang telah diimplementasikan.

c. Untuk memberikan masukan pada kebijakan-kebijakan publik yang akan datang.

Menurut Dunn (1984) dalam Samodra (1994:10) evaluasi

3

Page 4: Ade Hermawan

program memiliki empat fungsi yaitu sebagai berikut :a. Eksplanasi

Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamati.

b. KepatuhanMelalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan.

c. AuditingMelalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar sampai ke tangan kelompok sasaran maupun penerima lain yang dimaksudkan oleh pembuat kebijakan.

d. AkuntingDengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan tersebut.

Menurut Riyadi (2005:268) Evaluasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :a. Pra Evaluasi

Yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat program belum berjalan pada tahap perencanaan.

b. Evaluasi pada saat program tengah berjalanYaitu Evaluasi lebih difokuskan pada penilaian dari setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan, walaupun belum bisa dilakukan penilaian terhadap keseluruhan proses program.

c. Evaluasi setelah program selesai/ berakhir.Yaitu evaluasi dilakukan terhadap seluruh tahapan program yang dikaitkan dengan tingkat keberhasilanya, sesuai dengan indikator yang ditetapkan dalam rumusan sasaran atau tujuan program.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan

metoda evaluasi sumatif. Populasinya adalah kelompok-kelompok masyarakat kota Banjarbaru yang mengetahui perkembangan pembangunan kota Banjarbaru di bidang pendidikan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dua tahap, tahap pertama menggunakan teknik purposive sampling dan acak sederhana. Jumlah sampel yang diambil sebesar 40 orang. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisa data dilakukan secara kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASANEvaluasi terhadap realisasi

program pembangunan bidang pendidikan diukur dari indikator kualitas lulusan, kualitas guru, dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Dari hasil jawaban responden (Dewan pendidikan dan Komite Sekolah) terhadap kuisioner yang peneliti berikan didapat hasil sebagai berikut : 1. Kualitas lulusan

Penilaian responden terhadap kualitas lulusan siswa SD, SLTP dan SLTA di kota Banjarbaru

4

Page 5: Ade Hermawan

tersaji dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 1 Tingkat NEMNo Tingkat NEM f %123

TinggiSedangRendah

24124

603010

Jumlah 40 100

Tabel 1 menunjukkan penilaian respoden terhadap tingkat NEM lulusan siswa SD, SLTP dan SLTA di kota Banjarbaru. Dari 40 orang responden 24 orang (60 %) menyatakan tinggi, 12 orang (30 %) sedang, dan 4 orang (10 %) menyatakan rendah. Artinya terdapat kecenderungan bahwa tingkat NEM lulusan SD, SLTP dan SLTA berada pada tingkat yang tinggi.

Data mengenai NEM lulusan SD, SLTP dan SLTA di Banjarbaru pada tahun 2001 serta target dan realisasinya pada tahun 2005 tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 2 NEM TertinggiNo Tingkat

Pendidikan2001 2005

Target Realisasi 1.2.3.4.

SD/ MISLTP/ MTsSLTA/ MASMK

46,8045,1546,0437,16

48,547,548,539,5

48,7055,6350,6739,58

Tabel 3 NEM Rata-Rata No Tingkat

Pendidikan2001 2005

Target Realisasi 1.2.3.4.

SD/ MISLTP/ MTsSLTA/ MASMK

43,8036,6442,6317,16

44,2037,0043,0026,00

31,5036,1143,9326,88

Nilai Evaluasi Murni (NEM) merupakan angka yang menjadi

standar nilai evaluasi akhir bagi setiap jenjang pendidikan yang digunakan secara nasional. NEM tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai kualitas lulusan setiap sekolah. Pada tabel di atas menunjukkan kecendrungan peningkatan NEM tertinggi dan NEM rata-rata setiap jenjang pendidikan.

Peningkatan nilai kualitas pendidikan murid dilakukan dengan memperbanyak les maupun kursus pada mata pelajaran baik eksak maupun sosial. Pemerintah kota juga mengadakan kerjasama antar institusi pendidikan lokal maupun regional untuk memberikan kesempatan menempuh pendidikan lanjutan yang diinginkan bila murid dapat meningkatkan prestasinya. Selain itu, pemerintah kota juga memberikan penghargaan berupa bea siswa atau bantuan kepada siswa berprestasi atau siswa yang tidak mampu untuk dapat mendapatkan pendidikan yang layak.

Cara-cara ini menstimulan guru dan murid untuk memperoleh capaian terbaik. Di samping itu, metode pendidikan yang telah dilakukan di sekolah-sekolah, setiap tahunnya mengalami peningkatan baik dari segi pendidik maupun siswanya. Peningkatan metode dilakukan dengan mengadobsi sistem dan model pendidikan luar daerah yang dianggap representatif. Metode tersebut dielaborasi dengan kemajuan teknologi saat ini yang memudahkan informasi dan pengetahuan yang diserap.

Kegiatan lainnya yang diarahkan antara lain:

5

Page 6: Ade Hermawan

a. Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional SD/MI, SLTP/MTs, SMU /MA/ SMK

b. Lomba Mata Pelajaran SDc. Lomba Menggambar /

melukis Guru / Anak/TK/SDd. Lomba Kerajinan Tangan

Menyulam dan Menganyam Anak SD

e. Lomba Membuat Sinopsis Anak SD

f. Lomba Gugus SDg. Lomba Sekolah TK, SD

dan SLTP2. Kualitas guru

Penilaian responden terhadap kualitas lulusan guru di kota Banjarbaru tersaji dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 4 Pendidikan Guru No Syarat Pendidikan

Minimal Guru f %

1.2.3.

TerpenuhiCukup terpenuhiTidak terpenuhi

12208

305020

Jumlah 40 100

Tabel 4 menunjukkan penilaian responden terhadap pemenuhan syarat pendidikan minimal guru yang mengajar di SD, SLTP dan SLTA. Dari 40 orang responden, 12 orang (30 %) menyatakan terpenuhi, 20 orang (50 %) menyatakan cukup terpenuhi dan 8 orang (20 %) menyatakan tidak terpenuhi. Artinya terdapat kecenderungan bahwa syarat pendidikan minimal guru pengajar di SD, SLTP, dan SLTA di kota Banjarbaru cukup terpenuhi.

Data mengenai kualitas guru di Banjarbaru pada tahun 2001 serta target dan realisasinya pada tahun 2005 tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 5 Jumlah Guru Belum Memenuhi Syarat

No Tingkat Pendidikan

2001 2005

Target(%)

Realisasi (%)

1.

2.

3.

4.

Guru SD belum Setara D IIGuru SLTPbelum setara DIIIGuru SMUbelum setara S 1Guru SMKbelum setara S 1

1,56 %

26,78 %

17,35 %

23,14 %

0,9

20

11

17

0,9

20

11

17

Tabel tersebut menunjukkan persentase peningkatan jumlah guru layak mengajar pada setiap jenjang pendidin di kota Banjarbaru, yang berarti terjadi penurunan persentase guru guru yang tidak layak mengajar. Hal ini terjadi karena diberikannya kesempatan kepada guru untuk meningkatkan strata pendidikan sebagaimana yang dipersyaratkan.

Peningkatan terbilang minimal. Hal ini dikarenakan sejumlah guru yang semestinya dapat menyetarakan status pendidikannya, tetapi sudah mendekati usia pensiun. Selain itu minimnya minat guru yang melanjutkan sekolah ke D-3 karena tidak ada gelar dan perbedaan waktu yang relatif sedikit dengan program S1.

Penyetaraan guru SLTA belum tercapai karena terbatasnya dana pada APBD. Namun tidak hanya tergantung dari stimulan Pemko, guru yang ingin meningkatkan pendidikannya juga banyak. Sehingga pencapaian dapat tertutupi dengan peningkatan guru tersebut. Diakhir tahun 2002, kesempatan meningkatkan jenjang pendidikan di daerah sangat terbuka luas. Sejumlah Universitas terkemuka baik lokal maupun Nasional membuka program pendidikannya di daerah. Ada kelas khusus, kelas jauh, extension maupun kelas reguler untuk

6

Page 7: Ade Hermawan

program tersebut. Kesulitas membagi waktu kuliah dihari-hari bekerja juga dapat dipindah ke hari-hari libur seperti kuliah hari Jum’at sore hingga hari Minggu. Begitu pula dengan konsentrasi bidang yang diminati semakin beragam, agar multi sektor konsentrasi yang diingini untuk dikembangkan guru dapat dipenuhi. Tidak tertutup pula untuk guru yang menginginkan konsentrasi ilmu yang ditempuhnya berbeda dengan latar belakang pendidikan sebelumnya. Hal ini ditujukan agar mereka memiliki diversity pendidikan yang membawa tugasnya lebih baik lagi. Kegiatan lainnya antara lain :a. Pembinaan Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) SLTP

b. Pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMU

c. Pembinaan Guru Kontrak SLTP

d. Pembinaan Guru Wiayata Bhakti TK

e. Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD

f. Pembinaan Perpustakaan Sekolah

3. Kualitas sarana dan prasaranaPenilaian responden terhadap

kualitas sarana dan prasarana pendidikan di kota Banjarbaru tersaji dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 6 Tingkat Ketersediaan Ruang Kelas

No Tingkat Ketersediaan Ruang Kelas

f(ruang)

%

1.2.

MemadaiCukup

248

6020

3. Kurang 8 20Jumlah 40 100

Tabel 6 menunjukkan penilaian responden terhadap tingkat ketersediaan ruang kelas di kota Banjarbaru. Dari 40 orang respoden, 24 orang (60 %) menyatakan memadai, 8 Orang (20 %) cukup memadai, dan 8 orang (20 %) menyatakan kurang memadai. Artinya ketersediaan ruang kelas sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar di kota Banjarbaru adalah memadai.

Data mengenai kualitas sarana dan prasarana pendidikan di Banjarbaru pada tahun 2001 serta target dan realisasinya pada tahun 2005 tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 7 Kondisi Ruang Kelas No Kondisi

Ruang 2001 2005

Target Realisasi 1.2.3.

Kekurangan rusak beratrusak ringan

86128202

0034

0043

Pemerintah Kota Banjarbaru sesuai dengan visi yang diembannya sebagai Kota Pendidikan melakukan pembangunan dan revitalisasi sarana pendidikan terutama perbaikan bangunan dan bilik sekolah pada setiap jenjang tingkatan, sehingga pada tahun 2005 sudah tidak ditemui lagi gedung sekolah dan bilik yang tidak layak di Kota Banjarbaru.

Penambahan bilik kelas, penurunan ruang rusak berat dan rusak ringan dilakukan melalui kegiatan revitalisasi SD/MI dan bantuan perbaikan sekolah. Untuk SD kegiatan langsung ditangani oleh Dinas Pendidikan sedangkan

7

Page 8: Ade Hermawan

untuk MI hanya diberikan bantuan dan kegiatannya dilakukan oleh MI yang bersangkutan. Dengan dilakukannya revitalisasi dan pembangunan bilik baru terhadap ruang kelas maka penurunan kekurangan ruang kelas dapat dipenuhi sesuai target.

Usaha perbaikan sarana dan prasarana terus dilakukan, terutama terhadap ruang yang rusak berat dan ruang rusak ringan serta penambahan ruang kelas dalam rangka memenuhi jumlah murid dan kenyamanan proses belajar mengajar. Pada tahun 2001 ruang kelas SD yang rusak berat sebanyak 95 bilik dari 430 buah, MI adalah 8 bilik dari 69 bilik, SLTP sebanyak 10 bilik dari 142 buah, MTS sebanyak 15 bilik dari 34 buah. Untuk SD yang rusak ringan adalah sebanyak 110 bilik, MI sebanyak 12 bilik, SLTP sebanyak 47 bilik dan MTS sebanyak 20 bilik serta SLTA sebanyak 8 bilik. Penambahan ruang kelas terus dilakukan menyesuaikan dengan peningkatan jumlah murid. Pada tahun 2001 terjadi kekurangan kelas SD/MI sebanyak 50 kelas, SLTP/MTs sebanyak 24 ruang kelas dan SMK sebanyak 12 ruang kelas. Untuk SMU tidak terjadi kekurangan ruang kelas, hanya saja jumlah murid dalam satu ruang tidak sesuai dengan luasan ruang kelas. Selain itu terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan juga sarana dan prasarana untuk berolahraga, laboratorium, perpustakaan dan fasilitas penunjang lainnya.

Kegiatan lainnya untuk mencapai sasaran ini secara umum antara lain:

a. Bantuan Dana Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar (DPP-SD)

b. Bantuan Operasional SD (Kegiatan Kesiswaan)

c. Bantuan Sekolah TK, SD/MI, SLTP/MTS, SMU/SMK/MA Swasta.

d. Pembangunan Revitalisasi

e. Pengadaan Sarana Pendidikan

f. Pengadaan Alat Perlengkapan Kantor

4. Peningkatan pendidikan luar sekolah

Penilaian responden terhadap peningkatan pendidikan luar sekolah di kota Banjarbaru tersaji dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 8 Jumlah Masyarakat Melek Huruf

No Jumlah Masyarakat

Melek Huruf

(f) (%)

1.2.3.

BanyakSedikitTidak ada

3244

801010

Jumlah 40 100

Tabel 8 menunjukkan penilaian responden terhadap jumlah masyarakat yang belum melek huruf (tidak bisa baca tulis) di kota Banjarbaru. Dari 40 responden, 32 orang (80 %) menyatakan banyak, 4 orang (10 %) menyatakan sedikit, dan 4 orang (10 %) menyatakan tidak ada. Artinya penduduk kota Banjarbaru mayoritas sudah melek huruf atau bisa baca tulis.

Data mengenai peningkatan pendidikan luar sekolah di

8

Page 9: Ade Hermawan

Banjarbaru pada tahun 2001 serta target dan realisasinya pada tahun 2005 tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 9 Pendidikan Luar Sekolah

No Indikator 2001 2005Target Realisasi

1.2.3.

Setara SDSetara SLTPPersentase melek huruf

3340

92,96 %

50100

94,50 %

195420

98,10 %

Persentase melek huruf merupakan perbandingan antara banyak penduduk usia 5 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan seluruh penduduk berusia 5 tahun ke atas. Indikator ini menggambarkan mutu SDM dari segi pendidikan. Makin tinggi PMH menjadikan semakin tinggi mutu SDM suatu masyarakat. Berdasarkan SUSENAS 2004, PMH penduduk usia 5 tahun ke atas di Kota Banjarbaru sebesar 98,10%. Usaha peningkatan masyarakat melek huruf adalah integral pada program kelompok-kelompok belajar kejar paket mulai A hingga C.

Penyelenggaraan Kelompok Belajar Paket A pada orang-orang dewasa yang belum sempat mengikuti pendidikan formal. Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengikuti penyetaraan SLTP dan SLTA lebih disebabkan oleh keinginan akan penyesuaian ijasah, sehingga dapat memenuhi persyaratan pendidikan pada beberapa aplikasi seperti wakil rakyat. Pada akhir tahun dari 341 orang subjek, lebih separo merupakan penyetaraan swadana.

Kegiatan peningkatan pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan di Banjarbaru adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan Luar Sekolah : Paket A Setara SD

b. Pendidikan Luar Sekolah : Paket B Setara SLTP

c. Pendidikan Luar Sekolah : paket C Setara SMU

d. Peringatan Hari Aksara Internasional

e. Bantuan Penyelenggaraan Kegiatan DIKLUSSEPORA

f. Penggalakkan olah raga kepada masyarakat Banjarbaru

Kejar Paket A, B dan C merupakan langkah strategis pemerintah kota untuk meningkatkan masyarakat yang bisa mengenal membaca. Dalam APBD paket ini selalu dianggarkan sejumlah 50 hingga 100 orang / tahun.

KESIMPULANDengan mengacu kepada tujuan

penelitian serta berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwaProgram pembangunan Kota Banjarbaru periode tahun 2001-2005 bidang Pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas lulusan, peningkatan kualitas guru, peningkatan sarana prasarana pendidikan serta pengembangan pendidikan luar sekolah berhasil direalisasikan. Keberhasilan ini didasarkan pada bukti-bukti seperti :a. Realisasi NEM tertinggi

pada semua jenjang pendidikan rata-rata mencapai 105,5 % dari target tahun 2005, dan mengalami kemajuan sebesar 110 % dari kondisi tahun 2001.

b. Realiasi pemenuhan syarat pendidikan minimal guru pada semua jenjang pendidikan rata-rata

9

Page 10: Ade Hermawan

mencapai 100 % dari target tahun 2005, dan mengalami peningkatan sebesar 139 % dari kondisi tahun 2001.

c. Realisasi pemenuhan kekurangan ruang kelas mencapai 100 % dari target tahun 2005, dan mengalami peningkatan 322 % dari kondisi tahun 2001.

d. Realisasi jumlah penduduk yang melek huruf mencapai 98, 10 % dari target 94,50 % pada tahun 2005, dan mengalami peningkatan 105 % dari kondisi tahun 2001.

10

Page 11: Ade Hermawan

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Bintoro Tjokroamidjojo, 1989. Perencanaan Pembangunan, CV. Haji Masagung, Jakarta.Hadari Nawawi, 2003, Manajemen Strategik Organisasi Non Propit Bidang Pemerintahan,

Gajah Mada University Press, Yogjakarta.Husein Umar, 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Ismet Ahmad. 2004. Pembangunan Daerah (Makalah Seminar). Program Pasca Sarjana

STIA Banjarmasin. J. Salusu, 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi

Non Profit, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.Jusman Iskandar, 2004. Metode Penelitian Administrasi, Puspaga, Bandung.Kunarjo. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan. Universitas Indonesia Press,

Jakarta.M. Yahya, 2004. Pedoman dan Teknik Penulisan Karya Ilmiah Penelitian. Program Pasca

Sarjana STIA Banjarmasin.--------------------. Riset dan Teori Metodologi Penelitian. STIA Bina Banua Banjarmasin.Noeng muhajir, 2003. Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluation Research, Rake

Sarasin, Jakarta.Rahmad Dwi Jatmiko, 2003. Manajemen Stratejik, Univ. Muhammadiyah Malang.Riyadi, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.Rudi Resnawan. 2004. Perencanaan Pembangunan Kota Banjarbaru (Makalah Seminar).

Program Pasca Sarjana STIA Banjarmasin.Samodra Wibawa et.al, 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta.Sondang P. Siagian, 1998. Manajemen Stratejik, Bumi Aksara, Jakarta.Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. CV. Alfabeta Bandung. Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.Suryani, 2004. Rencana Strategis (Makalah Seminar), Kopertis Wilayah XI Kalimantan.Teguh Yuwono, 2002. Kebijakan Publik Konsep dan Strategi. Universitas Diponegoro,

Semarang.

B. Dokumen Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Sinar Grafika, Jakarta.

Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kota Banjarbaru tahun 2001-2005.

Peraturan Daerah Nomor 86 B Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Banjarbaru tahun 2006 - 2010.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2005, Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.

Page 12: Ade Hermawan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban WalIkota Banjarbaru Akhir Tahun Anggaran 2001-2005.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Walikota Banjarbaru Masa Jabatan 2000-2005.

Rencana Strategik (Renstra) Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Tahun 2001-2005.