ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI...

129
ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI DI KABUPATEN PINRANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Departemen Antropologi FakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitik UniversitasHasanuddin Oleh: MUHAMMAD HIBATUL RAHMAN E511 13305 DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019

Transcript of ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI...

Page 1: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI DI

KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Pada Departemen Antropologi FakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitik

UniversitasHasanuddin

Oleh:

MUHAMMAD HIBATUL RAHMAN

E511 13305

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019

Page 2: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

i

HALAMAN JUDUL

ADAPTASI PENGGUNA NARKOBA PASCA REHBAILITASI

DI KABUPATEN PINRANG

Oleh :

MUHAMMAD HIBATUL RAHMAN

NIM : E 511 13 305

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada

Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019

Page 3: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : ”ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA

REHABILITASI DI KABUPATEN PINRANG”

Nama : MUHAMMAD HIBATUL RAHMAN

Nim : E51113305

Departemen : Antropologi

Program Studi : Antropologi Sosial

Telah diperikasa dan disetujui oleh pembimbing I Pembimbing II untuk

diajukan pada Tim Evaluasi Skripsi Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing I

Dra. Hj. Nurhadelia F. L., M.Si Muhammad Neil, S.Sos., M.Si NIP. 19600913 198702 2 001 NIP. 19720605 200501 1 001

Mengetahui

Ketua departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

Dr. Yahya. MA. NIP.19621231 200212 1 001

Page 4: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

iii

HALAMAN PENERIMAAN

Telah diterima oleh panitia ujian skripsi Departemen Antropologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, pada

tanggal 18 April 2019, dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana (S1).

Makassar,18 April 2019

Panitia Ujian

Ketua : Muhammad Neil, S.Sos., M.Si. ( ............................. )

Sekretaris : Icha Musywirah Hamka, S.Sos., M.Si. ( ............................. )

Anggota :

1. Prof. Dr. H. Hamka Naping, MA ( ............................. )

2. Prof. Nurul Ilmi Idrus, Ph.D ( ............................. )

3. Dra. Hj. Nurhadelia F. L., M.Si ( ............................. )

Page 5: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

iv

HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

NAMA : MUHAMMAD HIBATUL RAHMAN

NIM : E511 13 305

JUDUL : ADAPTASI PENGGUNA NARKOBA PASCA

REHABILITASI DI KABUPATEN PINRANG

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah asli dan

belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana) baik

di Universitas Hasanuddin maupun pada perguruan tinggi lainnya. Dalam

skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah ini dengan disebutkan nama dan

dicantumkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan

ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, 18 April 2019

Yang menyatakan,

Muh Hibatul Rahman

Page 6: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

v

ABSTRAK

Muhammad Hibatul Rahman E 511 33 305, “Adaptasi Pengguna Narkoba

Pasca Rehbailitasi Di Kabupaten Pinrang” dibawah bimbingan Dra. Hj.

Nurhadelia F. L. M.si selaku pembimbing I dan Muhammad Neil, S.Sos

M,Si selaku pembimbing II, di Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Tulisan ini (skripsi) bertujuan

untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penyesuaian diri pengguna narkoba

pasca rehabilitasi di lingkungan masyarakat Kab Pinrang.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

kualitatif-deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan

situasi tertentu berdasarkan permasalahan yang ada dengan

menggunakan teknik pengumpulan data seperti; pengamatan (observasi),

wawancara mendalam (indepth Interview), dan studi literatur serta

pengamatan disetiap gejalah yang berkenaan dengan pokok

permasalahan dalam tulisan ini.

Sementara hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa tahap

yang dilewati residen ketika mengikuti program rehabilitasi, Fase

detoxtifikasi, Entery Unit, Primery Program dan Pasca Rehabilitasi BNNP

Sul-Sel. Satu sampai Enam bulan merupakan waktu yang dilalui oleh

residen yang ikut dalam program rehabilitasi. Setelah kembali ke

lingkungan nya masing masing, residen membutuhkan sebuah dukungan

sosial dari lingkungnya, mantan pengguna narkoba akan sulit melakukan

penyesuain diri ketika kembali ke lingkungan nya masing-masing di

sebabkan stigma yang ada pada masyarakat khususnya di kabupaten

pinrang sangat besar terhadap pengguna narkoba, meskipun pengguna

narkoba sudah tidak mengkomsumsi barang tersebut

Kata Kunci: Pengguna narkoba pasca rehabilitasi Kab Pinrang.

Page 7: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

vi

ABSTRAK

Muhammad Hibatul Rahman E 511 33 305, "Adaptation of Drug Users

After Recycling in Pinrang District" under the guidance of Dra. Hj.

Nurhadelia F. L. M.si as mentor I and Muhammad Neil, S. Sos M, Si as

mentor II, in the Anthropology Department of the Faculty of Social and

Political Sciences, Hasanuddin University. This paper (thesis) aims to

describe the forms of self-adjustment of post-rehabilitation drug users in

the community of Pinrang Regency.

The research method used in this study is qualitative-descriptive, namely

research that describes or describes a particular situation based on

existing problems using data collection techniques such as; observation

(observation), in-depth interviews (indepth Interview), and literature

studies and observations in each gejalah relating to the subject matter in

this paper.

While the results of this study indicate that several stages were passed by

residents when attending a rehabilitation program, Detoxification phase,

Entery Unit, Primery Program and Post Rehabilitation of BNNP Sul-Sel.

One to six months is the time spent by residents participating in the

rehabilitation program. After returning to their respective neighborhoods,

the resident needs a social support from the environment, former drug

users will find it difficult to make adjustments when returning to their

respective environments caused by the stigma that exists in the

community especially in the very large Pinrang district of drug users, even

though drug users have not consumed the item.

Page 8: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya

kasih karuniaNya penulis boleh menyelesaikan penulisan Skripsi dengan

judul “Adapatsi Pengguna Narkoba Pasca Rehabilitasi Di Kabupaten

Pinrang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

dan meraih gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin.

Dengan segala kerendahan hati dan segala kekurangan, penulis

menyadari bahwa kemampuan menuangkan ide dan konsep pemikiran

sangat terbatas, maka tidak menutup kemungkinan dalam karya ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya dan tetap mengharapkan saran yang sifatnya membangun.

Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangsih yang positif bagi kita

semua.

Makassar, 18 April 2019

Penulis

Page 9: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, atas segala rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Salam dan Shalawat semoga tetap

tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini

merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar sarjana (S.Sos) pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Ucapan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-

besarnya penulis berikan kepada kedua orang tua penulis, ayahanda

tercinta Rahman Hasan. dan ibunda tercinta Husnah Thamrin. yang

telah membesarkan penulis dengan penuh ketulusan, kesabaran dan

kasih sayang. Pencapaian penulis tidak dapat lepas dari keberadaan

orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan

dalam segala situasi dan kondisi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada keluarga besar Moh Thamrin dan Hasan Paballe

yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini

menemui banyak kendala dan hambatan, untuk itu ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dra.

Nurhadelia M.Si selaku Pembimbing I dan Muhammad Neil S.Sos.,

Page 10: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ix

M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan

arahan selama proses penulisan skripsi ini

Seluruh kegiatan penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan

berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai

pihak, baik bantuan materiil maupun non-materiil. Sehingga pada

kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. Selaku Rektor

Universitas Hasanuddin beserta para Wakil Rektor, staf dan

jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan studi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin

2. Prof. Dr. Armin Arsyad M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, beserta seluruh

para staf.

3. Dr. Yahya., MA. yang terhormat. selaku Ketua

Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin.

4. Muhammad Neil, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Depertamen

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin sekaligus sebagai Pembimbing II penulis banyak

ucapkan terima kasih untuk melungkan waktunya bagi penulis

selama proses penulisan hingga selesainya skripsi ini.

Page 11: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

x

5. Ibu Dra. Nurhadelia FL, M.Si., selaku Pembimbing I penulis

banyak ucapkan terima kasih atas bimbingan nya selama

proses penulisan skripsi ini.

6. Prof. Dr. Hamka Naping, MA,. selaku dewan penguji terima

kasih atas ilmu dan masukan yang diberikan kepada penulis

dalam melengkapi dan memperbaiki skripsi ini

7. Prof.Nurul Ilmi Idrus, Ph.D., selaku dewan penguji terima

kasih atas ilmu dan masukan yang diberikan kepada penulis

dalam melengkapi dan memperbaiki skripsi ini

8. Icha Musywirah Hamka, S.Sos,. M.Si. selaku dewan penguji

terima kasih atas ilmu dan masukan yang diberikan kepada

penulis dalam melengkapi dan memperbaiki skripsi ini

9. Dosen staf pengajar Departemen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Ilmu Politik yang telah berbagi ilmu selama penulis

belajar di kampus Universitas Hasanuddin

10. Seluruh staf akademik dan perpustakaan Departemen

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pak Idris,

Pak Yunus, bu ammi yang senantian membantu dalam proses

kelengkapan berkas ujian.

11. Teman Angkatan 2013 Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin, Frisca Olivia Sonde, Theresya

Fricilia, Sitti Herdianti, Riska Tahir, Elisa Hafdal, Elvira Syaiful,

Rianti Asmilasari, Nur Fitrih Indriyani, Saida Pasande’, Daniati,

Anugrah Nur Putri, Ismawati, Jumriati, Andhika Zulfikar,

Page 12: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

xi

Fitrawan Ariansyah, Fredhyanto, Bayu Andika, Rahmad

Hidayat, Gilby Pawa, Alfiansyah, Rustam, Juliansyah,

Amiluddin, Nur Wahyudin, Ridwan, Fuad Hidayat, Andi

Achmad, Andi Kalam, Nataniel Sambira. Kenangan bersama

kalian akan tetap berada pada dalam ingat penulis. Thanks for

your time.!!

Penulis menyadari sepenuhnya karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis, penulisan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk membantu dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam

skripsi ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Akhir kata

penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak yang membacanya dan kepada rekan-rekan yang turut

memberikan sumbangsinya dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Wassalam

Makassar 18 April 2019

Muh Hibatul Rahman

Page 13: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Pengesahan Skripsi ............................................................................................. ii

Persertujuan Menempuh Ujian Skripsi .................................................................. iii

Halaman pernyataan ............................................................................................. iv

Abstrak ................................................................................................................. v

Kata Pengantar ..................................................................................................... vi

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... vii

Daftar Isi .............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................ 1

B. Fokus penelitian ............................................................................................ 8

C. Tujuan penelitian ............................................................................................ 8

D. Manfaat penelitian ......................................................................................... 8

E. Sistematik penulisan ....................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Peredaran Narkoba di Indonesia .................................................................. 11

B. Jalur Masuk Peredaran Narkoba di Sulawesi Selatan ................................... 16

C. Narkoba dan Rehabilitasi Narkoba ............................................................... 17

1. Pengertian Narkoba .......................................................................... 17

2. Jenis-Jenis Narkoba .......................................................................... 18

3. Rehabilitasi Narkoba .......................................................................... 26

Page 14: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

xiii

D. Adaptasi dan Dukungan Sosial .................................................................... 28

1. Konsep Adaptasi ................................................................................. 28

2. Dukungan Sosial .................................................................................. 32

3. Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial ......................................................... 32

4. Sumber Dukungan Sosial .................................................................... 33

E. Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................. 39

B. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 39

C. Penentuan Informan dan Etika Penelitian .................................................... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 42

E. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 45

F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Letak Geografis, Administrasi dan Keadaan Alam ....................................... 47

B. Aspek Demografi .......................................................................................... 49

1. Komposisi Penduduk ........................................................................... 49

C. Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Kab Pinrang ......................................... 53

D. Prosedur Rehabilitasi dan Pasca Rehabilitasi .............................................. 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kronologi Mengkomsumsi Narkoba .............................................................. 63

B. Pengambilan Keputusan Rehabilitasi ........................................................... 66

1. Residen Rehabilitasi Sukarela ............................................................. 68

2. Residen Rehabilitasi Proses Hukum (Tangkapan) ............................... 72

C. Fase-Fase Rehabilitasi Narkoba .................................................................. 73

Page 15: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

xiv

1. Tahap Detoxtifikasi ............................................................................ 77

2. Tahap Entry Unit ................................................................................ 82

3. Tahap Primery Program ..................................................................... 83

D. BentukPenyesuaian diri Eks-Pengguna Narkoba di Lingkungan

Masyarakat ................................................................................................ 92

E. Penutup

1. Kesimpulan ....................................................................................... 108

2. Saran ................................................................................................. 111

Page 16: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

xv

DAFTAR TABEL

1. Table 1.1 Data Kasus Narkoba Kabupaten Pinrang .................................. 4

2. Tabel1.2 Data Kasus Narkoba Berdasarkan Jenis Narkotika..................... 4

3. Tabel 3.1 Daftar Nama Informan Penulis ................................................. 42

4. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kab Pinrang Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Sensu Penduduk Tahun 2017 ............................................... 51

5. Tabel 4.2 Penduduk Kabupaten Pinrang Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan Sensus Penduduk

Tahun 2017 ................................................................................................ 52

6. Tabel 4.3 Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres

Pinrang Menurut Jenis Kelamni Tahun 2015-2018 Feb ............................. 54

7. Tabel 4.4 Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres Pinrang

Menurut Pendidikan Terakhir Tahun 2015-2018 Feb ................................. 54

8. Tabel 4.5 Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres Pinrang

Menurut Usia Tahun 2015-2018 Feb ......................................................... 54

9. Tabel 4.6 Distribusi Sarana Rehabilitasi Instirusi Pemerintah Yang

Bekerja Sama dengan BNN wilayah Sulawesi Selatan Tahun 2017 ......... 60

10. Tabel 4.7 Distribusi Sarana Rehabilitasi Komponen Masyarakat

yang Bermitra dengan BNN Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2017 .............. 61

Page 17: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

merupakan permasalahan yang masih dihadapi oleh negara-negara

di dunia. Antara 153-300 juta jiwa atau sebesar 3,4%- 6,6%

penyalahguna narkoba dunia usia 15-64 tahun pernah

mengomsumsi narkoba sekali dalam setahun, dimana hampir 12%

(15,5 juta jiwa sampai dengan 38,6 juta jiwa) dari pengguna adalah

pecandu berat.1

Pada awalnya, narkotika dikembangkan untuk keperluan

medis (pengobatan), seiring berkembangnya jalinan internasional

yang menyangkut dunia politik, narkoba menjadi sasaran politik

orang yang ingin memperoleh keuntungan dengan menambah zat-

zat adiktif yang berbahaya. Penambahan zat adiktif berbahaya dapat

memicu sesorang berhalusinasi dan kecanduan yang dapat merusak

jaringan syaraf dan organ tubuh sehingga selanjutnya berimbas pada

kematian. Bahayanya penyalahgunaan narkoba menjadikan

beberapa Negara melakukan kebijakan perlindungan dan pelarangan

peredaran narkoba. Pelarangan inilah yang kemudian menjadi awal

1UNODC. World drug report 2012. Vienna : United Nation Publication, 2012:

1-10.

Page 18: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 2

perdagangan gelap seiring perkembangan pasar global di seluruh

dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia seolah-olah telah menjadi pasar besar bagi para

penyelundup narkoba, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah

penduduk yang besar, menjadi incaran bandar narkoba sebagai

pangsa pasar narkoba khususnya di Asia Tenggara. Indonesia

bahkan telah menjadi produsen narkoba jenis shabu dan ekstasi.

Menurut Nurul Ilmi Idrus (dalam Probosiwi& Bahransyaf, 2014)

penggunaan narkoba di Indonesia awalnya didominasi oleh cannabis

atau daun ganja, kemudian pada pertengahan tahun 1990-an

penggunaan heroin atau putaw yang mulai meningkat, meskipun

jenis narkoba tersebut merupakan amphetamine jenis stimulan, kini

obat resep menjadi tren di kalangan pengguna narkoba.

Sulawesi Selatan juga tidak terlepas dari pasar pengedaran

narkoba di Indonesia. Di Sulawesi Selatan data kasus bandar yang

tertangkap oleh kepolisian dan BNN berjumlah 543 kasus dan

pengguna berjumlah 1.253 kasus yang terjadi (P4GN-BNN 2014.)2

Sedangkan berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2015 terkait penyalahguna narkoba, jenis

shabu yang paling tinggi, yaitu sebesar 55,44%, ecstasy 18,51%,

benzo 7,12%, ganja 4,88%, somadryl 3,56%, tramadol 3,46%, dan

zat lainnya rata-rata 0% (nol persen). Jika dilihat dari golongan umur,

2 P4GN-BNN 2014

Page 19: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 3

pada umumnya yang banyak yaitu pada golongan umur produktif 17-

41 tahun terdapat (86,19%), yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan kelompok umur remaja dan dewasa 12-16 tahun

(5,72%), 17-21 tahun (23,26%), 22-26 tahun (24,00%), 27-31 tahun

(21,39%), 32-36 tahun (11,82%), 37-41 tahun (5,72%), 42-46 tahun

(2,49%), 47-51 tahun (1,99%), 52-57 tahun (1,49%). Berdasarkan

jenis pekerjaan yang terbanyak yaitu wiraswasta (21,47%),

pengangguran (19,93%), swasta (10,39%), karyawan (8,69%),

mahasiswa (6,81%), pelajar (6,30%), ladies (3,75%), buruh (2,21%),

IRT (2,21%), sopir (2,04%), PNS (1,19%), TNI (1,19%), petani

(1,19%), dan yang lainnya rata-rata 0% (nol persen).3 Penyalahguna

narkoba di Sulawesi Selatan berdasarkan jenis kelamin pada tahun

2015 sebanyak 125.643, laki-laki (69,2%) dan perempuan (37,02%),

sehingga penyalahguna akan diperkirakan mencapai 137.400 pada

tahun 2015, sedangkan tingkat penyalahguna di Sulawesi Selatan

pada tahun 2015 yang teratur pakai sebesar (56,86%), coba pakai

(36,06%), pecandu non suntik (14,28%) dan pecandu suntik

(1,29%).4 Ini yang menunjukan bahwa Sulawesi Selatan juga

menjadi wilayah pengedaran narkoba yang cukup singnifikan.

Salah satu wilayah pengedaran yang cukup signifikan menjadi

target pengedaran adalah Kabupaten Pinrang. Pada tahun 2015

hingga 2018 Februari, terdapat kasus narkoba di Kabupaten Pinrang

3Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan, 2015.Jumlah pecandu narkoba dan

pasca rehabilitasi, Makassar: BNN Prov. sul-sel. 4Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2014.Survei nasional perkembangan

penyalahgunaan narkoba, BNN RI.

Page 20: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 4

berjumlah 115 kasus.Dilihat dari jumlah kasus tersebut, pengguna

maupun pengedar di Kabupaten Pinrang mengalami peningkatan

setiap tahun nya. Berikut adalah tabel rekapitulasi kasus narkoba

kabupaten pinrang tahun 2015-2017.

Tabel 1.1

DATA KASUS NARKOBA POLRES PINRANG

Sumber Data: Polres Kab. Pinrang

Tabel 1.2

DATA KASUS NARKOBA BERDASARKAN JENIS

NARKOTIKAPOLRES PINRANG

No Tahun Barang Bukti Nilai Jual

1 2015 Shabu 905,38 gram Ganja 9,30

gram Ekstasi 2 Butir

Rp.1.182.959.000

2 2016 Shabu 3.564,34 gram Rp4.633.642.000

3 2017 Shabu 328.17 gram Rp4.662.100.000

4 2018

Feb

Shabu 4,9 gram Rp 3.419.000

Jumlah Rp.8.246.641.000

Sumber Data Polres Kab. Pinrang

Berdasarakan data rekapitulasi kasus narkoba diatas dapat

disimpulkan bahwa narkoba merupakan sesuatu yang bersifat urgent

dan kompleks, dalam waktu kurung 4 tahun terkahir permasalahan

NO Tahun Tersangka

1 2015 31 orang

2 2016 20 orang

3 2017 49 orang

4 2018 - Feb 15 orang

Jumlah 115 orang

Page 21: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 5

ini menjadi marak, terbukti dengan data kepolisian terdapat 115

kasus di Kabupaten Pinrang. Seiring meningkatnya pengungkapan

kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan

masif pula jaringan sendirikatnya, masyarakat Kabupaten Pinrang

saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang mengkhawatirkan

akibat maraknya pemakaian bermacam-macam jenis narkoba yang

illegal.Data diatas Narkoba jenis shabu merupakan banyak yang di

komsumsi oleh masyarakat Kabupaten Pinrang, sedangkan ganja

dan eskstasi sedikit yang di komsumsi.

Rehabilitasi narkoba adalah suatu proses kegiatan pemulihan

secara terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial, agar bekas

pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam

kehidupan masyarakat. Dalam menjalani proses rehabilitasi, mereka

mendapatkan bimbingan agar dapat berhenti dari ketergantungan.

Menurut Tarmansyah (dalam Probosiwi dan Bahransyaf) rehabilitasi

terhadap pecandu narkotika adalah suatu proses pengobatan untuk

membebaskan pecandu dariketergantungan, rehabilitasi terhadap

pecandu narkotika juga merupakan suatu bentuk perlindungan sosial

yang mengintegrasikan pecandu narkotika ke dalam tertib sosial

agar dia tidak lagi melakukan penyalahgunaan narkotika.

Pengguna narkoba dapat menjalani proses terapi atau

rehabilitasi yang telah di sediakan oleh pemerintah. Di pusat terapi

atau rehabilitasi inilah pengguna narkoba akan melalui fase, seperti

fase pengobatan, dan terapi, tujuannya adalah untuk memudahkan

Page 22: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 6

yang telah sembuh nantinya untuk memasuki masyarakat kembali

dengan suatu bentuk penyesuaian diri yang baik. Penyesuaian diri

yang dimaksud adalah proses ketika individu secara sadar atau tidak

mengubah tingkah laku dan sikap mental dari beberapa aspek

kepribadiannya untuk beradaptasi kembali kedalam lingkungannya.

Dalam proses rehabilitasi mereka dapat pengobatan untuk

membebaskan diri dari pecandu dan ketergantungan narkoba.

Pengguna narkoba tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk

mengontrol dirinya, hal itu terjadi karena pengguna narkoba terikat

dengan penyalahgunaan untuk menanggulangi sensasi yang tidak

menyenangkan atau untuk mengurangi emosi negative. Tempat

rehabilitasi merupakan solusi bagi individu yang terlibat

penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba, dalam proses

rehabilitasi tentunya beragam dengan tujuan yang sama yaitu untuk

mengubah perilaku pada pengguna narkoba agar tidak mengalami

kekambuhan dan dapat kembali ke lingkungannya.

Pada umumnya pengguna narkoba mengalami kesulitan

untuk menyesuaikan diri dengan baik dan kembali ke lingkungannya,

karena pengguna narkoba dituntut untuk memenuhi nilai, norma dan

tuntutan sosial yang ada pada lingkungannya. Pengguna narkoba

akan mengalami stress terhadap lingkungan karena harus memulai

menyesuaikan diri kembali dalam kehidupuan sosial, diantaranya

mulai menjalin komunikasi dan berinteraksi dengan keluarga, teman

serta lingkungan yang baik, sehingga diharapkan setelah keluar dari

Page 23: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 7

jerat ketergantungan narkoba mereka dapat menyesuaikan diri

dengan baik. Akan tetapi masih ada sebagian dalam masyarakat

mempunyai stigma negative terhadap pengguna narkoba yang

mengakibatkan munculnya sikap pesimis. Sehingga pengguna

narkoba itu dikatakan dapat memberikan stigma negative (cap buruk)

yang akan terbawa terus walaupun yang bersangkutan tidak lagi

mengkomsumsi narkoba atau sudah menjalani proses pemulihan

(rehabilitasi).

Stigma negative yang ada pada pengguna narkoba bisa

memunculkan sikap pesimis dan memunculkan kecanggungan

pengguna narkoba untuk menjani kehidupan di lingkungan

masyarakat.Kesulitan yang dialami oleh pengguna narkoba untuk

diterima dalam masyarkat adalah kepercayaan, sulitnya membangun

kembali kepercayaan pada keluarga, teman serta masyarakat

sekitaran lingkungannya sehingga dapat juga menyebabkan kendala

dalam berinteraksi di lingkungan sekitar.

Beberapa hal yang tergambarkan inilah membuat saya untuk

mengangkat judul pengguna narkoba pasca rehabilitasi, karena

beberapa pengguna narkoba menyembunyikan status mereka

disebabkan banyak stigma negative (cap buruk) yang mereka terima

walaupun sudah menjalani proses rehabilitasi.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada bagaimana para eks

pengguna narkotika yang telah mengikuti rehabilitasi kembali ke

Page 24: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 8

tengah-tengah masyarakat. Berdasarkan focus penelitian tersebut,

maka penelitian ini dibatasi pada dua hal pokok yaitu:

1. Bagaimana bentuk dan cara penyesuaian diri eks-pengguna

narkotika setelah rehabilitasi?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat keberhasilan

penyesuaian tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan bentuk dan cara penyesuaian diri eks-pengguna

narkotika setelah rehabilitasi.

b. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat keberhasilan penyesuaian tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian sebagai berikut.

a. Secara akademik penelitian ini di harapkan mampu memberikan

konstribusi terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu

pengatahuan khususnya ilmu `antropologi dan menjadi bahan

referensi penelitian-penelitian selanjutnya yang tertarik untuk

melakukan penelitian yang sama dengan topik penenlitian.

b. Secara praktis peneltiian ini ialah memenuhi salah satu syarat untuk

memperole gelar sarjana Antropolog pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

c. Manfaat bagi peneliti sendiri merupakan hal yang sangat bermanfaat

dalam menambah dan memperluas pengetahuan tentang realitas

Page 25: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 9

dan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan juga

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skipsi ini, penulis membagi

pembahasan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

� BAB I :Pada BAB I berisikan tentang pendahuluan yang meliputi

tentang latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode dansistematika penulisan.

� BAB II : Pada BAB II yang berisikan Tinjauan Pustaka yang

berisikan tinjauan tentang pengedaran narkoba di Indonesia dan

Sulawesi Selatan, rehabilitasi narkoba, dukungan sosial pengguna

narkoba dan penelitian sebelumnya.

� BAB II : Pada BAB III yang berisikan Metode penelitian yang meliputi

tentang jenis dan tipe penelitian, waktu dan lokasi penelitian,

informan dan etika penelitian, teknik pengumpulan data, jenis dan

sumber data, dan analisis data.

� BAB IV :Pada BAB IV yang berisikan Gambaran umum lokasi

penelitian yang meliputi, gambaran umum Kabupaten Pinrang,

gambaran penyalahguna narkoba di Kabupaten Pinrang, dan

Prosedur rehabilitasi dan pasca rehabilitasi.

� BAB V : Pada BAB V akan menguraikan Hasil penelitian dan

pembahasan mulai dari menjadi terpidana narkoba ( Kronologi

Page 26: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 10

Residen ), pengambilan keputusan rehabilitasi, proses rehabilitasi

narkoba yang dijalankan oleh informan sampai pada pasca

rehabiltasi serta bagaimana penyesuaian diri informan setelah

kembali ke lingkungan masyarakat khususnya Kabupaten Pinrang,

serta Kesimpulan dan Saran dari penelitian yang telah dilakukan

Page 27: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peredaran Narkoba di Indonesia

Pada era globalisasi saat ini, secara faktual batas antar

negara semakin kabur meskipun secara yurisdiksi tetap tidak

berubah. Namun para pelaku kejahatan tidak mengenal batas

wilayah maupun batas yurisdiksi, mereka beroperasi dari satu

wilayah negara kewilayah negara lain dengan bebas. Bila era

globalisasi baru muncul atau berkembang beberapa tahun terakhir,

para pelaku kejahatan telah sejak lama menggunakan konsep

globalisasi tanpa dihadapkan pada rambu-rambu hukum, bahkan

yang terjadi di berbagai negara di dunia saat ini, hukum dengan

segala keterbatasannya menjadi pelindung bagi para pelaku

kejahatan tersebut.

Globalisasi merupakan proses untuk meletakkan dunia

dibawah 1 unit yang sama tanpa dibatasi oleh garis dan kedudukan

geografi suatu negara, dimana melalui proses ini dunia akhirnya

tidak lagi terbatasi dan negara terbuka luas untuk dimasuki oleh

berbagai pernyataan yang disalurkan via telekomunikasi contohnya

internet, media cetak dan elektronik. Yang akhirnya perkembangan

ini memungkinkan interaksi antara satu negara dengan negara

lainnya juga membuat interaksi sesama manusia dapat dilakukan

dalam tempo yang singkat.

Page 28: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 12

Peredaran narkoba di Indonesia berada pada titik yang

mengkhwatirkan, maraknya peredaran ini sudah merambah ke

remaja-remaja yang menjadi generasi penerus bangsa.Bukan hanya

target sasaran yang meluas, tetapi status Indonesia pun kini sudah

menjadi sasaran peredaraan narkoba internasioan.Indonesia

menjadi target sasaran internasional dikarenakn Indonesia

mempunyai pasar yang banyak dengan harga jual yang mahal.Hal ini

dapat dibuktikan dengan masih maraknya kasus penyeludupan-

penyeludupan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing melalui jalur

penerbangan ataupun jalur pelayaran. Menurut WHO yang dimaksud

dengan obat (drug) adalah setiap bahan (zat/substansi) yang jika

masuk dalam organisme hidup akan memberikan perubahan pada

satu atau lebih fungsi organisme tersebut. Zat seperti opioda (mortif,

heroin), kokaian, ganja, sedetiva/hiprotika dan alcohol merupakan

zat yang mempunyai efek seperti itu, khususnya dalam fungsi

berpikir, perasaan dan perilaku orang yang

memakainya.Penyalahgunaan zat dan substansi (drugs abuse)

adalah penggunaan zat yang bersangkutan tidak digunakan untuk

keperluan pengobatan melainkan untuk menikmati efek yang

ditimbulkan baik dalam dosis kecil maupun besar, penyalahgunaan

tersebut dapat menyebabkan ketergantungan5

Narkoba telah menjadi masalah bagi bangsa ini. Barang

haram ini tanpa pandang bulu menggeroti siapa saja tanpa

5 Sardjono, Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian, (Jakarta: NCB Indonesia, 1996),

(hlm.132.)

Page 29: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 13

mengenal status sosial..Dari sisi usia, narkoba juga tak pernah

memilih korbannya, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan

samapai dengan lanjut usia.

Melihat peredaran narkoba yang semakin meluas hampir ke

seluruh kalangan masyarakat pemerintah membuat peraturan baru

yang terdapat pada Undang Undang No.35 Tahun 2009 tentang

narkotika.

Perubahan signifikan dari Undang-Undang yang lama dengan

Undang-Undang yang baru (Undang-UndangNo.35 Tahun 2009)

ialah dibentuknya Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika

Nasional (BNN) yang dibentuk menggantikan Badan Koordinasi

Narkotika Nasional yang dibentuk tahun 1999 dengan pertimbangan

bahwa lembaga itu sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan

perkembangankeadaan. Selanjutnya untuk memaksimalkan undang

– undang No 35 Tahun 2009 dalam usaha mencegah dan

memberantas peredaran narkoba di Indonesia dibuatlah Inpres RI

No. 12 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Peredaran

Gelap narkoba tahi 2011-2015.6

BNN didasarkan pada peraturan presiden nomor 83 tahun

2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi,

dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota, BNN mempunyai tugas

membantu presiden dalam : (a) Mengkoordinasikan instansi

6Tampubolon, 2015 .Peran BNN Dalam Penanggulanan Narkotika di Kota Samarinda,

eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 3 , Nomor 1, 2015 : 139-152, hal 141

Page 30: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 14

pemerintah terkait dalam penyusunan dan kebijakan dan

pelaksanaan di bidang ketersediaan, pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika; dan

(b) Melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkotika dengan membentuk satuan yang

terdiri dari unsur instansi pemerintah terkait sesuai dengan fungsi

dan kewenangannya masing-masing.

Peredaran gelap narkotika di Indonesia melalui beberapa

jalur, yakni darat, udara, dan laut.Jumlah penyalahgunaan Narkoba

di Indonesia semakin meningkat,hampir seluruh propinsi di Indonesia

mempunyai kasus penyalahgunaan narkoba. Data yang dihimpun

oleh BNN dan Polri menunjukkan hingga tahun 2012 ada 31 propinsi

yang memiliki kasus narkoba dan termasuk di Sulawesi Selatan

mencapai 2.3637 di tahun 2010, 7.749 di tahun 2011 dan 7448 di

tahun 2012.

Narkotika masuk ke Indonesia diketahui pada tahun 1969 di

Jakarta.Pada waktu itu dari sejumlah pasien yang berobat ke

Senatorium Kesehatan Jiwa Dharmawangsa oleh psikiater

mendapati seorang pasien pengguna narkotika dan sejak itulah

disadari bahwa narkotika telah masuk ke Indonesia.Pola peredaran

narkotika di Indonesia melalui udara terutama di pelabuhan udara

yang banyak menerima wisatawan mancanegara.Meskipun diketahui

Indonesia telah masuk narkotika tahun 1969 dalam tingkat peredaran

Indonesia diketahui sebagai negara transit. Pada tahun 1999 status

Page 31: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 15

tersebut telah berubah menjadi negara tujuan

pemasaran/pengguna.7

Perubahan terjadi setelah jumlah korban terus bertambah dan

tertangkapnya jenis narkotika oleh petugas Bea Cukai di Bandara

Internasional dalam jumlah yang banyak.Di samping itu pula aparat

kepolisian berhasil menangkap/membongkar jaringan sindikat

pengedar tingkat internasional di Hotel berbintang dan tempat-

tempat pemukiman penduduk.8

Sejak diketemukan sampai tahun 1972 jumlah pasien

penyalahgunaan narkotika terus meningkat dan Senatorium

kewalahan menanganinya. Pada tahun 1972 didirikanlah Rumah

Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati. Oleh karena

pengawasan, peredaran narkotika yang semakin ketat, sejak tahun

1999 narkotika masuk ke Indonesia tidak hanya lewat udara tetapi

melalui jalur laut dan darat dan dimungkinkan telah beredar ke kota-

kota besar dan kecil di Indonesia.

Perkembangannya transaksi narkotika di Jakarta tahun 2000

setiap harinya diperkirakan 1,3 milyar rupiah yang diimpor secara

gelap dari manca negara.9Diperkirakan masuknya narkotika dari

mancanegara tidak dapat dituntaskan mengingat adanya negara di

Kawasan Asia yang mengandalkan ekspornya dari jenis-jenis

7Zulkarnain Nasution, dkk, Modul Penyuluhan Klasikal, Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba, GAN Indonesia, 2004, hlm 46

8Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, Gunung Mulia, Jakarta, 1991, halaman 28.

9 Ibid, Hal.46

Page 32: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 16

narkotika.Di samping itu wilayah Indonesia bertetangga dengan

negara Australia yang menjadi negara tujuan pemasaran setelah

transit lebih dahulu di bandara internasional di Indonesia, setidaknya

waktu transit dimungkinkan pengedar mengupayakan narkotika yang

tertinggal. Berbagai kajian yang dilakukan pemerhati masalah

narkotika disimpulkan bahwa pola peredaran narkotika sangat

bervariasi yakni:

1. Lewat paket pos yang dikirim dari mancanegara kepada seseorang

di negara tujuan dengan menggunakan nama alibi/alias, guna

menghindari tertangkapnya si pemesan. Jika barang tersebut lolos

dari sensor atau pengawasan aparat, Narkotika yang dalam paket

sampai ke tangan pengedar/bandar.

2. Lewat orang yang diberi gaji/upah dengan membawa secara

langsung yang tersimpan dalam kas/koper yang telah dikemas

sampai tidak terdeteksi alat sensor di pelabuhan udara.

3. Memperalat wanita Indonesia sebagai isteri dengan tujuan

memudahkan keluar masuk Indonesia (orang Nigeria banyak

memperisteri wanita Indonesia dan tempat tinggal di permukiman

penduduk dan bersifat social kepada masyarakat sekitarnya).

B. Jalur Masuk Peredaran Narkoba di Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan menjadi provinsi yang juga tidak lepas dari

peredaran narkoba, banyak jalur atau pintu masuk dimana bandar

atau kurir narkoba bisa leluasa menyebarkan narkoba.Terkhusus di

Page 33: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 17

Sulawesi Selatan pintu atau jalur peredarannya melalui jalur darat,

laut, dan udara.

Jalur peredaran melalui udara misalnya, terjadi di beberapa

titik bandara yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya

bandara yang ada di Kota Makassar yaitu Bandara Sultan

Hasanuddin, dan pintu masuk selanjutnya adalah di Bandar udara

Tanmpa Padang Mamuju, selanjutnya pada Bandar udara Aroeppala

Selayar ini juga sering menjadi pintu masuk bagi kurir atau pengedar

narkoba, dan selanjutnya adalah Bandar udara Lagaligo Luwu yang

tidak bisa dipungkiri sering menjadi pintu masuk barang haram ini,

Bandar udara yang selanjutnya adalah Bandar udara Pongtiku

Toraja, yang terakhir adalah Bandar udara Sumarorong Mamasa.

Beberapa bandara ini menjadi pintu masuk peredaran narkoba yang

ada di Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Narkoba dan Rehabilitasi narkoba

Dalam asumsi masyarakat luas narkoba merupakan singkatan

dari narkotika dan obat-obat berbahaya.Kedua kata ini merupakan

bagian yang tidak terpisahkan, sebab semua obat-obat berbahaya

cenderung dipahami sebagai obat yang mengandung narkotika.

Berdasarkan surat edaran Badan Narkotika Nasional No.

03/IV/2002/BNN, bahwa istilah baku yang dipergunakan adalah

narkoba, sebagai akronim dari narkotika, psikotropika, dan bahan-

bahan adiktif lainnya.

1. Pengertian Narkoba

Page 34: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 18

Narkoba merupakan bahan/zat yang jika dimasukkan kedalam

tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun

disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,

dan perilaku seseorang.Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan

(adiksi) fisik dan psikologis.

2. Jenis-Jenis Narkoba

A. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa

nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No.

35 tahun 2009).

Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana

tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk

jenis narkotika adalah:

1) Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan.

2) Narkotika golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Page 35: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 19

3) Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk bertujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan ketergantungan.

Sementara jenis-jenis narkotika lain nya adalah :1 0

a) Candu. Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan

penyedap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang

keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan

mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat

kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang

menyerupai aspal lunak;

b) Morfin. Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin

merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3).Morfin

rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam

bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan

disuntikkan

c) Heroin (putaw). Heroin mempunyai kekuataan yang dua kali lebih

kuat dari morfin dan merupakan jenis opiate yang paling sering

disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, yang

secara famakologis mirip dengan morfin menyebabkan ornag

menjadi mengantuk dan perubahan mood yant tidak menentu.

1 0Maradani, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasiona l(Jakarta,2008),Hlm.81-86.

Page 36: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 20

d) Codein. Codein termasuk garam/turunan dari opium/candu. Efek

codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk

menimbulkan ketergantungan rendah.Biasanya dijual dalam bentuk

pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan

e) Demerol. Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannnya

dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil

dan cairan tidak berwarna

f) Kokai. Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan

merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid

yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang

berasal dari Amerika Selatan.

B. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun

sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997).

Terdapat empat golongan psikotropika menurut

undangundang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35

tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II

dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini

apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika

golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997, Antara lain

:1 1

1 1Penjelasan UU RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

Page 37: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 21

1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan

2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkasiat

pengobatan dan banyak digunakna dalam terapi dan/atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat

menakibatkan sindroma ketergantungan

3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan

4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkasiat

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan sindroma ketergantungan

Berikut ini jenis-jenis dari psikotropika :1 2

a. Ecstasy. Estasi adalah 3-4 Methylene-Dioxy-MethilAmphetamine

(MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung

akhir abad lalu.Pada kurun waktu tahun 1950-an, industry militer

Amerika Serikat mengalami kegagalan di dalam percobaan

penggunaan MDMA sebagai sserum kebenaran.Setelah periode itu,

MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa.XTC mulai bereaksi setelah

1 2Mardani Op.cit. Hlm. 86-88.

Page 38: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 22

20 sampai 60 menit diminum.Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.

Seluruh tubuh akan terasa melayang.

b. Shabu-Shabu. Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna

putih, dan dikomsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium

foil sehingga mengalir dari ujung satu kearah ujung yang lain.

Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah bong

(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi

sebagai filter kerena asapbersaring pada waktu melewati air

tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar sabu

denga pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin

ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.

c. Zat Adiktif Lainnya. Zat adiktif lainnya Adalah zat, bahan kimia dan

biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat

membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung

atau tidak langsung yang mempunyai sifat, karsinogetik, teratogenik,

mutagenic, korosif dan iritasi

Bahan berbahaya yang bukan narkotika dan Psikotropika

atau zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan

kecanduan antara lain :

a. Minuman Keras. Minuman keras adalah semua minuman yang

mengandung Alkohol tetapi bukan obat. Minuman keras terbagi dala

3 golongan yaitu:

1. Golongan A berkadar Alkohol 01%-05%

2. Golongan B berkadar Alkohol 05%-20%

Page 39: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 23

3. Golongan C berkadar Alokohol 20%-50%

Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang mengandum

didalam nya :

1. Bir, Green Sand 1%-5%

2. Martini, Wine (Anggur) 5%-20%

3. Whisky, Brandy 20%-55%

b. Nikotin. Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain

dan Heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau,

yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga

dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan dikunyah

(tembakau tanpa asap). Walupun kampanye tentang bahaya

merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi

kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak

orang yang terus merokok.Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif

dari nikotin adalah sangat kuat.

c. Volatile Solvent. Volatile Solvent adalah zat adiktif dalam bentuk

cair. Zat ini mudah menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan

cara dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperti ini disebut

inhalasi. Zat adiktif ini antara lain: Lem UHU, Campur Pencampur Tip

Ex (Thinner), Aceton untuk pembersih warna kuku, Cat tembok, Aica

Aibon, Castol, dll.

d. Inhalansia. Zat inhalan tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah

didapatkan. Oleh sebab itu banyak ditemukan digunakan oleh

kalangan social ekonomi rendah. Contoh spesifik dari inhalan adalah

Page 40: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 24

bensin, vernis, cairan pemantik api, lem, semen karet, cairan

pembersih, cat semprot, semir sepatu, cairan koreksi mesin tik (tip-

ex), perekat kayu, bahan pembakaran aerosol, pengencer cat.

Inhalan biasanya dilepaskan kedalam paru-paru dengan

menggunakan suatu tabung.1 3

Apabila dilihat dari efeknya, narkoba bisa dibedakan

menjadi tiga, yaitu :

1) Depresan, yaitu menekan system syaraf pusat dan mengurangi

aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan

bias membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan

dosis bias mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara

lain opioda, dan berbagi turunannya seperti morphin dan heroin.

Contoh yang popular sekarang adalah putaw

2) Stimulant, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan

serta kesadaran. Jenis stimulant: kafein, kokain, amphetamine.

Contoh yang sekarnag sering dipakai adalah shabu-shabu dan

ekstasi.

3) Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau

mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari

tanaman seperti mescaline dan kaktus dan psilocybin dari jamur-

jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti

LSD. Yang paling bnayak dipakai adalah marijuana atau ganja.

1 3Ibid. Hlm 88-89.

Page 41: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 25

3. Rehabilitasi Narkoba

Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup,

maksudnya hanya orang-orang tertentu dengan kepentingan khusus

yang dapat memasuki area ini.Rehabilitasi narkoba adalah tempat

yang memberikan pelatihan keterampilan dan pengetahuan untuk

menghindarkan diri dari narkoba (Soeparman, 2000:37). Menurut UU

RI No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, ada dua jenis rehabilitasi,

yaitu :

a. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara

terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan

narkotika.

b. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara

terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu

narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam

kehidupan masyarakat.

Menurut surat edaran Mahkamah Agung No.04 Tahun 2010

tentang penempatan penyalahgunaan, korban penyalahgunaan dan

pecandu narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial, untuk menjatuhkan lamanya proses rehabilitasi,

sehingga wajib diperlukan adanya keterangan ahli sebagai standar

dalam proses terapi dan rehabilitasi adalah sebagai berikut :

a. Program Detoksifikasi dan Stabilisasi : lamanya 1 (satu) sampai 2

(dua) bulan

b. Program Primer : lamanya 3 (tiga) sampai 6 (enam) bulan

Page 42: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 26

c. Program Re-Entry : lamanya 3 (tiga) sampai 6 (enam) bulan.

Pasca Rehabilitasi BNN adalah perawatan lanjut yang

diberikan kepada pecandu narkoba setelah menjalani

rehabilitasi.Pasca rehabilitasi merupakan program yang integral

dalam rangkaian perawatan ketergantungan narkoba.Beberapa

Program yang ada pada Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP),

berjalan sesuai kebutuhan lapangan dan untuk program pasca

rehabilitasi tersendiri belum ada Standar Operasional Prosedur

(SOP), karena Badan Narkotika Nasional Provinsi belum

menemukan bentuk ideal untuk program pasca rehabilitasi, jadi

program disusun berdasarkan kebutuhan lapangan. Setiap BNN

Provinsi programnya berbeda-beda karena belum ada ketentuan dari

BNN pusat untuk program pasca rehabilitasi untuk daerah, maka dari

itu program yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan lapangan saja.

Program yang dijalani oleh klien BNN Provinsi Sulawesi Selatan,

mulai dari rehabilitasi sampai pasca rehabilitasi sudah ada Standar

Operasional Prosedur (SOP). Setelah menjalani rehabilitasi, pasien

narkoba akan menjalani program pasca rehabilitasi.

a. Rawat inap : ditempatkan di rumah damping BNN Provinsi,

bermalam atau karantina selama 50 hari.

b. Rawat jalan : klien pasca rehabilitasi rawat jalan sudah bisa kembali

kerumah, hanya tetap melakukan control selama seminggu sekali,

selama 7 (tujuh) minggu.

Page 43: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 27

Pasca rehabilitasi rawat jalan atau rawat inap seseorang ditentukan

melalui assesment oleh konselor kepada klien yang telah menjalani

tahapan rehabilitasi narkoba, assesment dilakukan untuk mengetahui

sampai mana klien bisa lepas dari narkoba. Kategori penggunaan

narkoba berat yaitu menggunakan narkoba lebih dari satu jenis, dan

rasa kecanduannya masih tinggi maka akan dilakukan karantina atau

menginap di rumah damping BNN Provinsi selama 7 (tuju) minggu,

sedangkan kategori pengguna narkoba ringan atau coba-coba akan

menjalani proses pasca rehabilitasi rawat jalan.

Pasca rehabilitasi adalah merupakan tahapan rehabilitasi terakhir

dalam rangkaian perawatan ketergantungan narkoba.Pada tahap ini,

diharapkan pecandu sudah memiliki kematangan, kesiapan dan

keterampilan minimal untuk berhadapan dengan lingkungan

masyarakat yang berisiko tinggi. Pada saat program pasca

rehabilitasi, klien tetap diberikan intervensi psikologi social dengan

cara konseling, baik secara individu maupun kelompok juga

diberikan program pencegahan kekambuhan karena, penyakit adiksi

ini penyakit kronis atau kambuhan, jadi kapanpun klien bisa kambuh

atau menggunakan kembali narkotika. Selama ini banyak mantan

pecandu narkoba ingin melepaskan diri dari ketergantungan

narkoba.Kehidupan yang mereka alami telah dikendalikan oleh

narkoba, sehingga narkoba membuat kehidupan mereka menjadi

tidak bermakna.Individu yang mengalami kecanduan narkoba sangat

membutuhkan motivasi hidup yang tinggi dalam dirinya.Keinginan

Page 44: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 28

yang kuat untuk berhenti menggunakan narkoba dari dalam diri

sangat diperlukan agar tidak kembali terjerumus.

D. Adaptasi dan Dukungan Sosial

1. Konsep Adaptasi

Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap

lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi

sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah

lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi. Menurut Karta Sapoetra

adaptasi mempunyai dua arti1 4. Adaptasi yang pertama disebut

penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya

bentuk), sedangkan pengertian yang kedua penyesuaian diri yang

alloplastis (allo artinya yang lain, plastis artinya bentuk). Jadi

adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi di

tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya “aktif” yang mana

pribadi mempengaruhi lingkungan

Menurut Suparlan1 5 adaptasi itu sendiri pada hakekatnya

adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk

tetap melangsungkan kehidupan. Syaratsyarat dasar tersebut

mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum

untuk menjaga kesetabilan tempratur tubuhnya agar tetap berfungsi

1 4 Di kutip dari : Kamus Sosiologi Antropologi, Penerbit Indah Surabaya, 2001, hal 10).

1 5 Tim Pengemban Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT. Imperial

Bhakti Utama, 2007, cet 2

Page 45: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 29

dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan tubuh

lainnya).

2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang

yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat

melangsungkan keturun, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar

mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari

serangan musuh).

Menurut Soerjono Soekanto1 6 memberikan beberapa batasan

pengertian dari adaptasi, yakni :

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang

berubah.

4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan

lingkungan dan system

6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi

alamiah.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

adaptasi merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu,

kelompok, maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses

perubahan ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Lebih lanjut

1 6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, 2009, Rajawali Press

Page 46: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 30

tentang proses penyusuaian tersebut. Aminuddin menyebutkan

bahwa penyesuaian dengan tujuan-tujuan tertentu, di antaranya:

a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. Menyalurkan ketegangan sosial.

c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.

d. Bertahan hidup.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungan. Menurut Suyono, pola adalah suatu

rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala

dan dapat dipaki sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau

mendeskripsikan gejala itu sendiri. Dari definisi tersebut di atas, pola

adaptasi dalam penelitian kali ini adalah sebagai unsur-unsur yang

sudah menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan

proses adaptasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi,

tingkah laku maupun dari masing-masing adat-istiadat kebudayaan

yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan

waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat, kurun

waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan.

Dalam buku Intercultural Communication in Context yang di

tulis oleh Judiht N. Martin dan Thomas K. Nakayama, disebutkan

bahwa terdapat sejumlah model yang dapat menerangkan proses

adaptasi seseorang, salah satunya yang sering digunakan adalah U-

Curve atau U-Curve Theory, teori ini berdasarkan riset penelitian

yang dilakukan oleh ahli sosiologi dari Norwegia, Sverre yang

Page 47: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 31

menginterview pelajar/mahasiswa asal Norwegia yang belajar di A.S.

model ini telah digunakan kepada banyak kelompok migran atau

perantau yang berbeda-beda. Disebutkan bahwa terdapat 4 tahapan

dalam adaptasi budaya,

1. Honeymoon

Tahap ini adalah rasa dimana seseorang masih memiliki

semangat dan rasa penasaran yang tinggi serta mengebu-gebu

dengan suasana baru yang akan di jalani. Individu tersebut mungkin

tetap akan merasa asing, kangen rumah dan merasa sendiri namun

masih terlena dengan keramahan penduduk lokal terhadap orang

asing.

2. Frustation

Fase ini adalah tahap dimana rasa semangat dan perasaan yang

mengebu-gebu tersebut berubah menjadi rasa frustasi, jengkel dan

tidak mampu berbuat apa-apa karena realita yang sebenarnya tidak

sesuai dengan ekpektasi yang dimiliki pada awal tahapan.

3. Readjustmen

Tahap ini adalah tahap penyesuaian kembali, di mana seseorang

akan mulai untuk mengembangkan berbagai macam cara untuk bisa

beradaptasi dengan keadaan yang ada.

4. Resolution

Fase yang terakhir di mana seiring dengan waktu, seseorang

kemudian akan sampai pada 4 kemungkinan, yang pertama, Full

participation: dia akan mencapai titik nyaman dan berhasil membina

Page 48: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 32

hubungan serta menerima kebudayaan yang baru tersebut, yang

kedua, Accomodation: bisa menerima tapi dengan beberapa catatan

dalam hal-hal tertentu tidak bisa ditolerir, yang ketiga, Fight: tidak

merasa nyaman namun berusaha menjalani sampai dia kembali ke

daerah asalnya dengan segala daya upaya, dan yang terakhir, Flight:

di mana pimigran secara fisik ataupun psikologi menghindari kontak

untuk lari dari situasi yang membuat dia frustasi

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber dukungan yang

berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa stres yang dialami

oleh seseorang (Zimet dalam Louw & Viviers, 2010). Menurut Zimet

dan kolega, dukungan sosial yang dipersepsikan dapat diperoleh dari

orang lain yang signifikan atau orang terdekat yang memiliki kontak

dengan keseharian individu seperti keluarga, dan teman.

A. Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial

Bentuk-bentuk dukungan sosial menurut (Sarafino, 2006) dibagi

kedalam 4 bentuk, yaitu :

a. Dukungan Emosional (Emotional/Esteem Support)

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan.Dukungan emosional

merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan

perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengar keluhan

seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana

pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu

Page 49: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 33

merasa nyaman, tentram, diperhatikan, serta dicintai saat

menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.

b. Dukungan Instrumental (Instrumental/Tangible Support)

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, dapat berupa

jasa, waktu, atau uang.Misalnya pinjaman uang bagi individu atau

menghibur saat individu mengalami stres.Dukungan ini membantu

individu dalam melaksanakan aktivitasnya.

c. Dukungan Informatif (Informational Support).

Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini

membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas

wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi.

Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan

memecahkan masalah secara praktis.Dukungan informatif ini juga

membantu individu mengambil keputusan karena mencakup

mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasehat dan petunjuk.

d. Dukungan Persahabatan (Companionship Support)

Dukungan persahabatan mencakup kesediaan waktu orang lain

untuk waktu bersama dengan individu, dengan demikian akan

memberikan rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang saling

berbagi minat dan melakukan aktivitas sosial bersama.

B. Sumber Dukungan Sosial

Individu akan mendapatkan dukungan sosial dari sumber-

sumber yang telah dipercaya. Apabila individu mendapat dukungan

Page 50: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 34

sosial dari sumber yang salah, maka dukungan sosial tersebut tidak

akan berguna. Jadi, individu harus mendapatkan sumber dukungan

dari orang-orang yang dekat dengan individu tersebut. Sumber

dukungan sosial berasal dari pasangan, keluarga, teman-teman,

sahabat, dan komunitas yang memiliki hubungan akrab dengan

individu (Tylor, 2006). Jika individu mendapatkan dukungan dari

orang yang sudah akrab, maka dukungan tersebut akan sangat

membantu dalam mencapai keinginannya

E. Penelitian Sebelumnya

Pengguna narkoba di beberapa wilayah di Indonesia telah

pernah dikaji dan diteliti sebelumnya, sehingga berikut akan

diuraikan beberapa penelitian sebelumnya yang ada di Indonesia

pada umumnya. Penulis telah mereview penelitian sebelumnya

guna, melihat perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya

dengan penulis yang ingin teliti. Berikut hasil peelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Penelitian yang dilakukan oleh Saragih tahun (2015) Terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Pengguna

Narkoba Pada Pasien Rehabilitasi Di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar Tahun 2015. Penelitian ini

mengemukakan bahwa penggunaan narkotika dan zak adiktif lainnya

tidak memandang umur maupun pekerjaan. Para pasien rehab rata-

rata telah menggunakan narkoba > 5 tahun yang memiliki waktu

rehab yang berbeda beda. Dari penelitiannya, ada beberapa faktor

Page 51: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 35

yang mempengaruhi mereka menggunakan napza yaitu lingkungan

sosial serta keluarga juga mempengaruhi mereka dalam

penggunaan napza dan seperti penelitian lainnya. Penelitian ini

hanya membahas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi

untuk mengkomsumsi narkoba, penulis tidak menemukan

pembahasan terkait dengan rehabilitasi narkoba.

Penelitian yang dilakukan oleh Asni, dkk (2013) Terdapat tiga

faktor dalam penyalagunaan narkotika yakni, pertama adalah

keluarga, teman sebaya. Kedua adalah tingkat pengertahuan tentang

agama dan Ketiga adalah minimnya pemahaman realigius seorang

remaja.Dalam penelitian tersebut menggunakan metode pendekatan

kuantitative dengan fokus pada sampel penelitian yang ada di

Sekolah Menengah Atas Kartika Wirabuana Kota Makassar.

Kekurangan dari jurnal tersebut tidak disebutkan atau dijelaskan

secara terperinci tentang rehabilitasi narkoba sampai pada

begaimana bentuk penyesuai diri residen pasca rehabilitasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Siahaan tahun (2014).

Hasil penelitian tersebut di jelaskan bahwa Remaja menggunakan

narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang

cenderung berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat

minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna

narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur kurang dapat memberikan

perhatian, kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga

Page 52: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 36

para remaja cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa

ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya itu

saja ada, faktor lain yang menyebabkan mereka terjerumus dalam

penyalahgunaan narkoba seperti faktor gangguan kepribadian,

religiusitas, usia, adanya narkoba itu sendiri, dan lingkungan tempat

tinggal. Kekurangan penelitian ini adalah tidak dijelaskannya tentang

pengguna narkoba pasca rehabilitasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sartika Ramadani tahun

(2014), Penelitian tentang Perilaku Pecandu Narkoba Pasca

Rehabilitasi Pada Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi

Selatan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai

perilaku pecandu narkoba pasca rehabilitasi pada Badan Narkotika

Nasional Provinsi Sulawesi Selatan.Jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara wawancara langsung secara mendalam terhadap informan dan

observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan pas. Dukungan sosial

sangat penting untuk menjaga proses pemulihan seperti dari

lingkungan keluarga, teman, bahkan dari lingkungan tempat pasca

rehabilitasi (instansi). Informasi yang didapatkan klien yaitu dari

teman mantan pecandu yang telah lebih dulu medapatkan perawatan

pasca rehabilitasi dan informasi dari BNNP. Keputusan pribadi untuk

melanjutkan perawatan yaitu klien yang tidak ingin menggunakan

narkoba walaupun masih sangat sulit dengan berbagai pemicu

seperti masalah keluarga, teman pecandu yang masih ada dan

Page 53: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 37

membuat klien relaps. Penelitian ini membahas tentang pasca

rehabilitasi di Rumah Damping Makassar, kekurangan dari penelitian

tidak disebutkan bagaimana proses penyesuaian diri residen setelah

kembali ke lingkungan nya masing masing.

Nur Akifah, dkk (2014). Tentang hubungan faktor lingkungan

sosial dengan penyalahgunaan narkoba pada tahanan Polrestabes

Makassar Informan penelitian ini adalah para tahanan narkoba.

Dalam penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan

sosial sangat memberikan pengaruh terhadap penyalahgunaan

narkoba, yang mana faktor pergaulan teman sebaya, faktor keutuhan

keluarga, dan mudahnya mendapatkan narkoba dari teman

pergaulan mereka.Seperti peneltian yang lainnya, penelitian ini

hanya membahas tentang faktor lingkungan social penyalahgunaan

narkoba di polretabes Makassar, akan tetapi kekurangan dari

penelitian ini tidak membahas tentang pengguna narkoba pasca

rehabilitasi.

Hutabarat (2016). Penelitian yang dilakukan menggunakan

metode deskriptif kualitatif, dengan mengambil informan sebanyak 6

orang, hasil dari penelitian yang dilakukan yakni, penggunaan

narkoba pada anak yang berumur 10 tahun sampai pada umur 24

tahun. Dari hasil peneltiannya diperoleh bahwa kenakalan

disebabkan oleh dua faktor, pertama karena adanya masalah yang

didapatkan dalam keluarganya seperti minimnya perhatian dari orang

tua, karena kurangnya perhatian dari orang tua sehingga membuat

Page 54: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 38

anak tidak betah berada di rumah.Kedua, karena adanya faktor

lingkungan sosial, faktor lingkungan sosial yang dimaksudkan adalah

tempat bergaul seorang anak atau remaja, yang dimana di tempat

bergaulnya terdapat salah seorang temannya yang sering

manggunakan narkoba, sehingga hal tersebut menjadi satu media

atau jalan untuk mencoba narkoba.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diatas penulis tidak

menemukan terkait dengan pengguna narkoba pasca rehablitasi,

penelitian diatas berhubungan dengan narkoba akan tetapi tidak

sama dengan focus penelitian penulis. Seperti, penelitian yang

dilakukan oleh Hutabarat pada tahun 2016 lebih focus pada faktor

penyebab penggunaan narkoba pada anak berumur 10 tahun sa,pai

24 tahun sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Akifah, dkk

pada tahun 2014 lebih focus tentang hubungan faktor lingkungan

social dengan penyalahgunaan narkoba di tahanan Polrestabes

Makassar. Setelah melihat hasil penelitian sebelumnya terkait

dengan narkoba.khususnya di Sulawesi Selatan, penulis tidak

menemukan dari sumber mana pun yang pernah melakukan

penelitian dengan topic penelitian yang penulis ambil, yaitu Adaptasi

Pengguna Narkoba Pasca Rehabilitasi Di Lingkungan Masyarakat

Kabupaten Pinrang.

Page 55: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif dengan

melakukan teknik observasi dan wawancara mendalam dengan

informan merupakan ciri khas dari penelitian ini.Penelitian Kualitatif

merupakan salah satu bentuk penelitian yang hasilnya berupa kata-

kata yang dideskripsikan dari orang-orang yang menjadi obyek

penelitian (Moleong 2002:3). Sedangkan pernyataan yang

mendukung penelitian kualitatif ini, bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang bersifat studi kasus yang bertujuan untuk

mengambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau

berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakat

menjadi objek penelitan yang berupa menarik realitas itu

kepermukaan sebagai sebagai suatu ciri, kerakter, sifat, model,

tanda, kondisi atau situasi suatu fenomena tertentu (Bungin

2008:68).

B. Penentuan Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pinrang sebagai

penentuan lokasi penelitian ini, akan tetapi penulis menemukan

banyak berita-berita tentang korban penyalahgunaan narkoba yang

menjalani proses rehabilitasi. Penulis tidak menemukan data dalam

angka yang menujukkan bahwa Kabupaten Pinrang memiliki tingkat

penyalahgunaan narkoba yang telah melalui proses rehabilitasi, akan

Page 56: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 40

tetapi menurut data rekapitulasi kasus tindakan narkotika Polres

Pinrang menunjukan bahwa angka kasus korban penyalahgunaan

narkotika mulai tahun 2015 sampai 2017 sebanyak 115 kasus. oleh

karena itu, penulis merasa lokasi penelitian di kabupaten sangat

tepat untuk dijadikan lokasi penilitan khusunya pengguna

narkoba.Waktu yang dibutuhkan penulis untuk melakukan penelitian

selama 3 bulan, terhitung mulai February sampai Mei 2018 di

Kabupaten Pinrang.

C. Penentuan informan dan Etika Penelitian

Informan adalah “seorang narasumber asli yang berbicara

dengan mengulang kata-kata, frasa dan kalimat dalam bahasa atau

dialeknya sebagai modal imitasi dan sumber informasi”

(sprandley,2007:39). Informan juga merupakan orang yang banyak

mengetahui tentang pokok permasalahan yang diteliti. Dengan

adanya informan akan memudahkan penulis untuk penelitian dan

melengkapi data yang akan diteliti.

Penentuan informan dilakukan dengan cara snowball,

sebelum menentukan informan dalam penelitian ini, penulis

sebelumnya menentukan informan kunci. Informan kunci yang

dimaksud penulis adalah informan yang dekat dengan penulis selain

menurut penulis informan kunci dapat membantu dan memberikan

informasi terkait judul penelitian ini.Menurut penulis informan kunci

adalah modal awal dari penulis untuk mendapatkan informan

selanjutnya, dari informan kunci penulis mendapatkan informan

Page 57: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 41

selanjutnya, menurut penulis peran informan kunci disini sangat

penting, informan kunci dapat membantu penulis untuk melakukan

wawancara terkait dengan topic penelitian ini. Akan tetapi penulis

tidak memasukkan hasil wawancara informan kunci, disebabkan oleh

penjanjian awal penulis dan informan kunci hanya memberikan

informasi dan menjelaskan siapa saja yang layak djadikan informan

selanjutnya untuk dilakukan wawancara.

Seperti yang dijalaskan oleh penulis diatas bahwa untuk

memperoleh sampel yang dijadikan sebagai informan subjek

penelitian maka,peneliti menggunakan teknik snowball (Bola Salju),

Artinya, pertama-tama penulis mencari tau seorang yang memenuhi

kreteria sebagai informan kemudian dari informan yang

bersangkutan ditanya lagi target informan berikutnya.

Selanjutnya, sampai terpilih sejumlah informan subjek dan

telah terpenuhi informan yang dibutuhkan. Setelah adanya

persetujuan informan untuk dilakukan wawancara maka, peneliti

menjaga kerahasiaan identitas informan dengan cara menggunakan

nama samaran dalam laporan penelitian.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah :

1. KR (48 tahun), beliau adalah informan penulis yang pernah

menjalani program rehabilitasi, beliau masuk dalam program

rehabilitasi melalui jalur sukarela selama 3 bulan.

2. SF (21 tahun), beliau adalah informan penulis yang pernah menjalani

program rehabilitasi pada tahun 2014, SF masuk dalam program

Page 58: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 42

rahbalitisi melalui jalur (suka rela). SF menjalani program rehabilitasi

selama 3 Bulan.

3. ED (30 tahun), beliau adalah informan penulis yang pernah

menjalani rehabilitasi, ED masuk dalam program rehabilitasi melalui

Proses Hukum (tangkapan) ED menjalani program rehabilitasi

selama 6 bulan.

4. AD (24 tahun), beliau adalah informan penulis yang pernah

menjalani program rehabilitasi, beliau masuk dalam program

rehabilitasi melalui jalur sukarela dan menjalani program rehabilitasi

medis di RS Sayang Rakyat selama 1 bulan.

5. HS (43 tahun), beliau adalah keluarga informan penulis

6. MS (32 tahun), beliau adalah keluarga informan penulis.

7. Ismayanti (25 tahun), beliau adalah staf bagian rehabilitasi di Badan

Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan.

Table 3.1 Nama Informan Penulis

No Nama Umur Status

1 2 3 4 5 6 7

KD SF ED AD HS MS

Ismayanti

48 Tahun 21 Tahun 30 Tahun 24 Tahun 43 Tahun 32 Tahun 25 Tahun

Residen Residen Residen Residen

Keluarga Residen Keluarga Residen Staf BNNP Sul-Sel

D. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan jenis penelitiannya, penelitian kualitatif,

dalam penelitian ini akan menggunakan dua metode pengumpulan

data yaitu obeservasi dan wawancara.

Page 59: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 43

1. Observasi(Observation)

Sebelum melakukan observasi peneliti terlebih dahulu

membuat pedoman observasi agar peneliti dapat melakukan

pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian.Setelah membuat

pedoman observasi, peneliti sebelumnya melakukan observasi

terhadap aktifitas keseharian informan peneliti selain itu peneliti juga

membangun hubungan lebih dekat ke informan, agar informan

penulis dapat terbuka ketika di tanyakan terkait dengan topic

penelitian ini. Setelah itu peneliti juga melakukan observasi disalah

satu tempat Rehablitasi Narkoba di Sulawesi Selatan untuk melihat

langsung aktifitas mereka.

2. Wawancara (Interview)

Teknik pertama yang dalam pengumpulan informan di

lapangan ialah wawancara mendalam (indepth interview) atau

wawancara tak tersetruktur (unstructured interview).Wawancara

yang dimaksudkan untuk menggali informan sedalam dan seluas

mungkin melalui pokok-pokok wawancara yang telah disiapkan.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur, dimana pertanyaan tersebut

tidak didasarkan pada urutan-urutan tertentu, tetapi peneliti secara

bebas melepaskan pertanyaan-pertanyaan dengan tetap

memperhatikan kesesuaian informan atau data yang dibutuhkan

Sebelum melakukan wawancara penulis menyiapakan pedoman

wawancara yang terkait dengan rumusan masalah penelitian.Selain

itu untuk membatasi ruanglingkup masalah penelitian yang akan

Page 60: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 44

ditanyakan kepada informan. Setelah itu penulis menentukan

informan kunci, Informan kunci yang dimaksud penulis ialah teman

penulis yang perna menjalani proses rehabilitasi, melalui informan

kunci penulis mendapatkan informan selanjutnya. Untuk

kelengkapan data dan kemudahan dalam menganalisis data

nantinya penulis menggunakan alat bantu penelitian yaitu berupa

media.Media yang digunakan penulis adalah kamera dan recode.

Fungsi kamera dalam penelitian ini ialah untuk mengabadikan

gambar pada saat penulis melakukan observasi disalah satu panti

rehabilitasi di Sulawesi Selatan agar dapat mendukung dalam

penelitian ini.Sedangkan, Recode (alat perekam) untuk merekam

percakapan pada saat melakukan wawancara penulis dengan

informan, agar memudahkan penulis saat menganalisis data

nantinya.

Dalam hal perekrutan informan, terlebih dahulu peneliti

meminta persetujuan dari informan untuk menjelaskan mengenai

topic, tujuan, teknis pelaksanaan penelitian, dan potensi resiko yang

akan ditimbulkan. Sebelum pengambilan gambar dan perekaman

percakapan tentu saja akan dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari informan sebagai bagian dari etika penelitian untuk menjaga

privasi kenyamanan.

Penulis melakukan wawancara langsung dan bertatapan

muka dengan informan untuk membangun kedekatan dan hubungan

emosional. Selain itu penulis juga bisa lebih leluasa menayakan

Page 61: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 45

pertanyaan-pertanyaan baru diluar pedoman wawancara yang

mungkin akan timbul dari pertanyaan sebelumnya dan informan juga

bisa menjelaskan dan bercerita dengan lebih nyaman.Penulis

menjelaskan tujuan dalam penelitian ini dan penulis menyakinkan

agar informan dapat terbuka tentang pengalaman.

E. Jenis dan Sumber Data.

Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan dan

wawancara mendalam, wawancara dilakukan menggunakan alat

perekam dan pedoman wawancara dengan topik-topik pertanyaan

yang telah di sediakan oleh penulis.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian

terdahulu serta data olahan dari BNN yang berkaitan dengan judul

Adaptasi pengguna narkoba pasca rehabilitasi di Kabupaten Pinrang.

Sumber data sekunder merupakan data yang memang sudah ada

didapatkan dari instansi tertentu, misalnya di Polres Pinrang, Badan

Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan dan Instansi lainnya

yang berkaitan dengan topik penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Penulis akan menggunakan teknik analisis data dari

Cresweel (2012). Teknik analisis data yang terdiri dari 5 langkah

berikut :

Page 62: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 46

1) Mengelolah dan mempersiapakan data untuk dianalisis, langkah ini

melibatkan transkrip wawancara, mengetik data lapangan, serta

menyusun data.

2) Membaca keseluruhan data yaitu membangun general sense atau

informasi yang diperoleh dana merefleksikan maknanya secara

keseluruhan.

3) Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data.

4) Menerapkan proses coding untuk mendeskrisikan setting, orang-

orang, kategori-kategori dan tema-tema.

5) Mendeskripsikan tema-tema yang akan disajikan kedalam mebntuk

narasi/laporan kualitatif.

Setelah proses memperoleh data-data dari hasil observasi

dan wawancara, langkah selanjutnya penulis akan lakukan adalah

mengklasifikasi data sesuai dengan permasalahan yang diteliti,

kemudian data-data tersebut disusun dan dianalisis dengan metode

analisis data. Analisis data dimulai dengan menekaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.Seletah dibaca,

dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah menyusun data.

Page 63: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 47

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Letak Geografis, Administratif, dan Keadaan Alam

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu Kabupaten yang

ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan terletak di ujung Utara wilayah

Provinsi ini. Kabupaten Pinrang mempunyai luas wilayah 1.96.77 km

persegi, memiliki daerah administratif 12 kecamatan dan terdiri 39

Kelurahan dan 69 Desa yang meliputi 98 Lingkungan dan 189

Dusun.Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar

terletak pada koordinat antara 4º10’30” sampai 3º19’13” Lintang

Selatan dan 119º26’30” sampai 119º47’20”Bujur Timur. Kabupaten

Pinrang berada pada perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat,

serta menjadi jalur lintas darat dari dua jalur utama, baik antar

Provinsi dan antar Kabupaten di Selawesi Selatan, yakni dari arah

selatan: Makassar, Parepare ke wilayahProvinsi Sulawesi Barat, dan

dari arah Timur: kabupaten-kabupaten di bagiantimur, utara dan

tengah Sulawesi Selatan menuju Propinsi Sulawesi Barat.Batas-

batas wilayah yang dimaksudkan yaitu:

� Sebelah Utara : Kabupaten Toraja

� Sebelah Timur : Kabupaten Enrekang dan Sidenreng Rappang

� Sebelah Selatan : Kota Pare-Pare

� Sebelah Barat : Selat Makassar dan Provinsi Sulwesi Barat

Page 64: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 48

Wilayah Kabupaten Pinrang berada pada ketinggian antara

0-2000 m dari permukaan laut, dengan perincian wilayah dengan

ketinggian 0-49 m seluas 434,29 Km2atau 10,10% dari luas total

wilayah kabupaten. Sedangkan wilayah dengan ketinggan lebih dari

400 m mdpl seluas 1122,69 Km2atau 57,23%.Ini menunjukkan bahwa

sebagian besar wilayah kabupaten ini terdapat di daerah dataran

tinggi.Wilayah tersebut terutama terdapat disebelah utara dan timur

yang berbatasan dengan Kabupaten Toraja dan Enrekang yang

terletak di pegunungan tengah profinsi Sulawesi Selatan.

Kondisi topografi Kabupaten Pinrang memiliki rentang yang

cukup lebar, mulai dari dataran dengan ketinggian 0 m di atas

permukaan laut hingga dataran yang memiliki ketinggian di atas

1000 m di atas permukaan laut (dpl) .Dataran yang terletak pada

ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sebagian besar terletak di

bagian tengah hingga utara KabupatenPinrang terutama pada

daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Toraja.Klasifikasinya

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

• Ketinggian 0 – 100 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam daerah ketinggian ini sebagian

besarterletak di wilayah pesisir yang meliputi beberapa wilayah

Kecamatan yakni Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang

Sawtito, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa.

• Ketinggian 100 – 400 m dpl

Page 65: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 49

Wilayah yang termasuk ke dalam daerah dengan ketinggian ini

meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Suppa,

Mattiro Bulu,dan Kecamatan Paleteang.

• Ketinggian 400 – 1000 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini sebagian

kecil wilayah meliputi Kecamatan Duampanua.

• Ketinggian di atas 1000 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini terdiri dari

sebagian Kecamatan Lembang dan Batulappa.

- Sumber data : Badan Pusat Statistik Kab. Pinrang

B. Aspek Demografi

1. Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 350.807 jiwa pada

Tahun 2017 (Data BPS 2017), terdiri dari laki-laki sebanyak

170.095jiwa (48,47%) dan perempuan sebanyak 180.712 jiwa

(51,53%).Penduduk Kabupaten Pinrang sebagian besar dihuni oleh

Page 66: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 50

etnis Bugis kecuali beberapa daerah kecamatan yang berbatasan

dengan Kabupaten Enrekang dan Toraja yang menggunakan bahasa

kedua etnis tersebut.Meskipun demikian, penduduk pada daerah-

daerah perbatasan kabupaten tersebut dapat berbicara dalam dua

bahasa yaitu bahasa Bugisdan bahasa Enrekang atau Toraja.

Penduduk Kabupaten Pinrang berdasarkan sensus

penduduk tahun 2017, terutama terkonsentrasi pada empat

kecamatan yaitu Watang Sawitto, Duampanua, Paleteang dan

Lembang. Konsentrasi penduduk yang tinggi di wilayah Watang

Sawitto, terutama disebabkan karena ibukota kabupaten berada di

kecamatan tersebut. Sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, maka

wajar jika penduduk banyak terkonsentrasi di wilayah

tersebut.Sementara kecamatan Paleteang, Duampanua dan

Lembang merupakan kecamatan yang berada pada jalur poros

antara Ibukota Kabupaten Pinrang menuju Kabupaten Polman di

Propinsi Sulawesi Barat yang juga merupakan pusat bisnis utama

provinsi tersebut. Bahkan penduduk Kabupaten Polman sebagian

besar berasal dari Kab.Pinrang.Jalur tersebut merupakan jalur

perdagangan yang ramai sejak lama. Secara detail, persebaran

penduduk dapat dilihat pada table 4.1 berikut:

Page 67: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 51

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang, Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2017

Kecamatan

Penduduk

Laki-laki Perempuan Total Presentase%

Suppa 14.702 15.653 30.355 8,7

Mattiro Sompe 13.247 14.170 27.417 7,9

Lanrisang 8.119 9.018 17.137 4,9

Mattiro Bulu 12.905 13.916 26.821 7,6

Paleteang 17.951 18.697 36.648 10,4

Watang Sawitto 24.890 26.084 50.974 14,5

Tiroang 10.216 10.661 20.877 5,9

Patampanua 15.208 16.310 31.618 9

Cempa 8.364 8.849 17.213 4,9

Duampanua 21.094 22.768 43.862 12,5

Batulappa 18.590 19.642 38.232 10,8

Lembang 4.709 4.944 9.653 2,8

Jumlah 170.095 180.712 350.80

7 100%

Sumber: BPS Kabupaten Pinrang 2017

Tahun 2017, kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten

Pinrang adalah 189,74 jiwa per km2. Angka ini menunjukkan

bahwaterdapat sekitar 189 sampai 190 jiwa di tiap km2 luas

wilayahKabupaten Pinrang.Kecamatan dengan tingkat kepadatan

penduduk terendah adalah Kecamatan Lembang .Meskipun

merupakan kecamatan yang terluas dan memiliki potensi erkebunan,

namun secara geografis Kecamatan Lembang terdiriatas daerah

pegunungan dengan infrastruktur yang belum memadai, sehingga

banyak penduduk yang memilih menetap didaerah lain dibandingkan

Lembang.

Page 68: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 52

Tabel 4.2

Penduduk Kabupaten Pinrang, Menurut Kelompok Umur Dan

Jenis Kelamin Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2017

Kelompok Umur

Usia

Jenis Kelamin

Laki Laki Perempuan TOTAL

(1) (2) (3) (4)

0-4 51,02 48,98 100.00

5-9 51,09 48,91 100.00

10-14 50,84 49,16 100.00

15-19 51,09 48,91 100.00

20 – 24 49,67 50,33 100.00

25 – 29 48,73 51,27 100.00

30 – 34 47,71 52,29 100.00

35 – 39 46,86 53,14 100.00

40 – 44 48,17 51,83 100.00

45 – 49 47,17 52,83 100.00

50 – 54 45,98 54,02 100.00

55 – 59 46,03 53,97 100.00

60 – 64 45,39 54,61 100.00

65 – 69 43,87 56,13 100.00

70 – 74 39,55 58,03 100.00

75+ 39,55 60,45 100.00

Jumlah 48,52 51,48 100.00

Berdasarkan table 4.2 diatas Komposisi penduduk dari segi

usia di Pinrang menunjukkan jumlah kelahiran anak laki-laki dan

anak perempuan berimbang, meskipun jumlah penduduk wanita

berdasarkan usia masih lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki.

Page 69: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 53

C. Kasus Penyalahgunaan Narkoba Di Kab. Pinrang

Secara nasional, Provinsi Sulawesi Selatan menempati

urutan ke enam jumlah penyalahgunaan narkotika di Indonesia.

Sementara di Kab. Pinrang, masalah penyalahgunaan narkoba

menjadi salah satu tindak kriminal utama. Berdasarkan data

rekapitulasi kasus tindak pidana narkotika di Kab.Pinrang sejak

tahun 2015 hingga Februari 2018, dapat disimpulkan bahwa

fenomena penyalahgunaan narkotika di wilayah ini sudah sangat

memperihatikan. Kondisi memperihatinkan tersebut tidak saja

disebabkan banyaknya pelaku, tetapi juga maraknya peredaran

hingga melibatkan ibu rumah tangga dan bahkan pasangan suami

istri. Selain itu Narkotika di Kabupaten Pinrang bersifat urgen dan

kompleks. Ada berbagai macam alasan bagi seseorang untuk

memakai narkoba, diantaranya anggapan jika memakai narkoba

orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan

sebagainya. Ada juga keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan

untuk mengatasi ketegangan, cemas, depresi, dan lain-lain, yang

paling mempengaruhi seseorang memakai narkoba adalah mengikuti

gaya hidup modern dan globalisasi.

Page 70: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 54

Tabel 4.3

Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres Pinrang Menurut

Jenis Kelamin, Tahun 2015-2018

Sumber data : Polres Kab. Pinrang

Tabel 4.4.

Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres Pinrang Menurut

Pendidikan Terakhir, Tahun 2015-2018

No. Tahun

Pendidikan

Jumlah Tdk Sekolah SD SMP SMA PT

1

2

3

4

2015

2016

2017

2018

-

-

-

-

8

5

21

-

7

4

14

3

15

5

12

12

1

1

2

-

31

20

49

15

34 28 44 4 115 Sumber data : Polres Kab. Pinrang

Tabel 4.5

Data Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Polres Pinrang Menurut Usia,

Tahun 2015-2018

Sumber data : Polres Kab. Pinrang

Berdasarkan tabel data rekapitulasi kasus narkotika polres

Pinrang diatas dapat disimpulkan bahwa kasus penyalahgunaan

narkoba sangat memperihatikan dengan jumlah 115 dalam empat

tahun terakhir. Apabila kita membandingkan jumlah data pelaku

No Tahun Jenis kelamin

Jumlah Pria Wanita

1

2

3

4

2015

2016

2017

2018 –

Feb

29

20

45

12

2

-

4

3

31

20

49

15

106 9 115

No.

Tahun

Usia

Jumlah 10-17 18-20 21-25 31 keatas

1

2

3

4

2015

2016

2017

2018

2

-

-

1

7

3

10

2

6

6

27

6

14

11

22

6

115

Page 71: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 55

penyalahgunaan narkotika menurut jenis kelamin, dampak jelas

terbaca bahwa tingkat penggunaan narkotika di dominasi pelaku

tindakan pidana narkotika rata-rata dari kaum pria dengan rentang

umur 30 tahun ke atas yang sudah memiliki tanggungan keluarga.

Jika kita lihat dari tingkat pendidikan terakhir tersangka kasus

narkotika di Kabupaten Pinrang di ketahui bahwa pelaku

penyalahgunaan narkotika lebih banyak dilakukan dari tingkat

pendidikan Menengah Umum (SMU), kondisi yang dialami pada

tingkatan Sekolah Menengah Umum juga di alami dijenjang

pendidikan lainnya, meski sedikit dibandingkan Sekolah Menengah

Umum (SMU).

D. Prosedur Rehabilitasi dan Pasca Rehabilitasi

Penerimaan awal Rehabilitasi bagi pelaku penyalahgunaan

narkotika terbagi atas dua yaitu Sukarela dan Proses Hukum,

Residen yang ikut dalam program rehabilitasi melalui jalur sukarela

wajib melaporkan diri ke instansi yang terkait, seperti BNNP, BNNK,

Page 72: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 56

dan BNN Baddoka Makassar. Sedangkan residen yang ikut dalam

program rehabilitasi melalui proses hukum, maka menunggu hasil

putusan pengadilan untuk menjalankan vonis hukuman. Bagi residen

yang ikut program melalui jalur sukarela maka akan di adakan

asesmen terlebih dahulu oleh tim yang meliputi asesmen medis dan

sosial untuk mengetahui residen masuk dalam kategori pemakai

ringan, pemakai sedang bahkan pecandu narkoba. Setelah

mengikuti asesmen, maka keluar hasil rekomendasi dari tim

assessment terpadu (TAT) isinya yang bersangkutan itu menurut

medis atau sosial seberapah jauh ketergantungan residen sehingga

memerlukan tindakan rehabilitasi bentuknya kalau residen yang di

kategorikan pemakai ringan maka residen bisa mengikuti program

rawat jalan sedangkan residen dengan kategori pemakaian sedang

dan berat dapat menjalani program rehabilitasi rawat inap yang telah

di tentukan oleh tim assessment terpadu.

Layanan pasca rehabilitasi adalah bagian dari rehabilitasi

sosial berupa pembinaan lanjut dalam bentuk pendampingan,

peningkatan keterampilan dan dukungan produktivitas agar mampu

menjaga kepulihan serta dapat beradaptasi dengan lingkungan

sosial dan mandiri. Beberapametode layanan pascarehabilitasi yang

dilaksanakan di Sulawesi Selatan, yaitu : Layanan intensif Rumah

Damping (RD) dan Layanan reguler BNNP. Layanan intensif yang

dimaksud ialah Rawat inap untuk program lanjutan pasca rehabilitasi

bagi mantan penyalahguna narkoba yang telah menjalani program

Page 73: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 57

rehabilitasi medis maupun sosial. Rumah damping merupakan nama

instansi pasca rehabilitasi yang dimiliki BNNP Sul-Sel.

Rumah damping dibangun dengan tujuan untuk membawa

mereka hingga titik total abstinen (berhenti total menggunakan

Narkoba) dan menurunkan angka kekambuhan yang biasa dialami

mantan pecandu. Di rumah damping ini, Direktorat Pasca

Rehabilitasi BNN membuat program keterampilan (Vocasional) bagi

mantan pecandu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

dan membuka peluang baru bagi mereka agar bisa kembali

produktif. Selain itu, program ini juga dapat menjadikan mereka lebih

mandiri dan siap mereka kembali ke lingkungan keluarga dan

masyarakat. Tidak hanya itu, disini mantan penyalahguna narkoba

juga diajari cara bersosialisasi langsung ke masyarakat dan belajar

bagaimana menghadapi sebuah tekanan-tekanan (pressure) secara

positif agar tidak menjadi hambatan pada saat kembali

kemasyarakat.

Setiap harinya, para mantan pecandu yang menjalankan

program di Rumah Damping melakukan Group Discussion yang

bertujuan agar para mantan penyalahguna dapat saling bertukar

fikiran satu sama lain. Group discussion ini sangat berguna untuk

mengembalikan rasa percaya diri mereka, dan menghilangkan rasa

kegelisahan yang biasa dialami oleh mereka. Selain group

discussion, para mantan penyalahguna narkoba juga diberikan ilmu

Page 74: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 58

pengetahuan melalui kegiata-kegiatan seminar yang disajikan oleh

Pendamping.

Melalui rumah damping ini, para peserta (residen) dapat

belajar bagaimana cara bertanggung jawab terhadap lingkungan

sekitar. Di rumah damping residen belajar untuk menjaga keamanan

dan kenyamanan Rumah Damping agar selalu terlihat kondusif.

Serta tetap menjalin hubungan kekeluargaan yang erat dan harmonis

dalam rangka meningkatkan rasa memiliki (sense of bellonging)

untuk tetap menjadi bagian sebagai peserta program.Karena bagi

para mantan penyalahguna narkoba, rumah damping merupakan

rumah kedua yang bisa menerima mereka ketika rumah pertama

merekakeluarga) tidak mau atau belum siap menerima mereka

kembali karena adanya stigma negative. Beberapa kegiatan yang

dilakukan Residen selama menjalani program pasca rehabilitasi

seperti : Pelatihan Vocasional, Barista Coffee, Pelatihan Pembuatan

Lampion, Sketsa Wajah, Pelatihan Sablon, Pembuatan Tanaman

Hidroponik, Pelatihan Lukisan Abstrak, Pembuatan Telur Asin,

Wirausaha dan Kompute, Pencegahan Kekambuhan, Layanan Pola

Hidup Sehat, Managemen Kasus dan Konseling Dan Psikoterapi.

Seperti yang dijelaskan oleh Ismayanti 25 Tahun sebagai

salah satu staf Rehabilitasi BNNP Sul-Sel tentang prosedur dalam

program rehabilitasi medis dan sosial.

“Etahap rehabilitasi terbagi atas dua yaitu satu program rehabilitasi dan program pasca rehabilitasi, program rehabilitasi yaitu di awali dengan klien datang ke klinik yang telah

Page 75: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 59

disediakan oleh bnnp di sangka karena keluarga, keinginan sendiri atau tangkapan polisi yang hasil tes urinnya pengguna positif.Esetelah klien datang ke tempat rehabilitasi maka di adakan yang namanya assessment, di assessment itu klien di didetinfikasi oleh tim assessment, apakah klien termasuk penyalahguna ringan, sedang atau penyalahguna berat. bagi klien yang pengguna ringan atau sedang bisa masuk program rawat jalan, rehabilitasi rawat jalan hanya ada di klinik bnnp saja, bagi mereka yang menjalani rawat jalan maka mereka datang seminggu sekali selama delapan kali, kemudian untuk yang digolongkan dalam pengguna berat mereka ini diarahkan untuk mengikuti program rehabilitadi rawat inap, program rehabilitasi rawat inap ini pun ada dua, ada program rehabilitasi jangka pendek dan program rehabilitasi jangka panjang, program rehabilitasi jangka pendek waktunya hanya tiga bula sedangkan program rehabilitasi rawat inap jangka panjang waktunya enam sampai sembilan bulan.setelah mereka mengikuti program rawat jalan maupun rawat inap jangka pendek maupun jangka panjang mereka masuk ke yang namanya program pasca rehabilitasi, program pasca rehabilitasi itu ada 3 tiga, program pasca rehabilitasi rawat jalan atau regular, program rehabilitasi intensip atau rumah damping dan program rehablitasi bina lanjut. program rehabilitasi regular atau rawat jalan ini diperuntuhlan bagi klien yang mengikuti program rehabilitasi jangka pendek dan mempunyai aktifitas rutin seperti, pns tni/polisi dan lain lain, sedangkan mereka yang mengikuti rehabilitasi jangka panjang dan tidak mempunyai kesibukan atau aktifitas maka diarahkan ke program pasca rehabilitasi intensif atau rumah damping. kegiatan yang dilakukan klien saat mengikuti program pasca rehabilitasi rawat inap seperti pelatihan vocasional, pelatihan barista coffe, pelatihan pembuatan lampion pelatihan sablon, pembuatan tanaman hidroponik, pembuatan sketsa wajah, wirausahaan dan computer serta pembuatan telur asin, adapun programnya itu tergantut pendamping atau fasilitator nya masing masing yang mana mau dijalankan dulu. kegiatan atau program yang biasa di lakukan teman-teman klien yang ada disini tergantung dari mereka sendiri,

Commented [AE1]: ?????

Page 76: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 60

fasilitator hanya mendampingi mereka saja, akan tetapi kegiatan paling banyak di sukai klien disini seperti pembuatan sketsa wajah, dan pelatihan sablon, jika saya lihat dari mereka ada juga yang tidak terlalu berminat dalam kegiatan seperti pembuatan telur asin, mungkin karena ribet pembuatan nya sehingga mereka tidak terlalu minat dengan program ini” (Ismayanti 25 Thn wawancara 24 April 2018)

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 77rumah sakit TNI/Polri

serta 23 rumah sakit khusus,serta 423 puskesmas yang melayani

para pelaku penyalahgunaan narkotika. Sampai dengan tahun 2017,

sebanyak 25 RSUD, 4 puskesmas dan 18 lembaga komponen

masyarakat yang telah bermitra dengan Badan Narkotika Nasional

Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan untuk melaksanakan layanan

rehabilitasi penyalahgunaan narkotika.

Dalam hal Rehabilitasi Narkoba Badan Narkotika Nasional

Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Instansi Pemerintah

maupun komponen masyarakat dalam hal rehabilitasi narkoba.

Adapun sarana rehabilitasi institusi pemerintah yang bekerja sama

dengan BNN wilayah Sulawesi Selatan, antara lain:

Tabel 4.6

Distribusi Sarana Rehabilitasi Instirusi Pemerintah Yang Bekerja Sama

dengan BNN wilayah Sulawesi Selatan Tahun 2017

No Nama Sarana Tempat

1 RSUD SELAYAR Kab. Selayar

2 RSUD Sultan Dg Rajda Kab. Bulukumba

3 RSUD Prof. Makkatutu Kab. Bantaeng

4 RSUD Lanto Dg Pasewang Kab. Jeneponto

5 RSUD Pajonga Kab. Takalar

6 RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa

7 RSUD Tenriawaru Kab. Bone

8 RSUD Ajapange Kab. Soppeng

9 RSUD Lamaddukelleng Kab. Wajo

Page 77: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 61

10 RSUD Siwa Kab. Wajo

11 RSUD Pangkep Kab. Pangkep

12 RSUD Barru Kab. Barru

13 RSUD Andi Makkasau Kab. Parepare

14 RSUD Nenemallomo Kab. Sidrap

15 RSUD Arifin Nu’mang Kab. Sidrap

16 RSUD Lasinrang Kab. Pinrang

17 RSUD Lakipadada Kab. Tator

18 RSUD Sawerigading Kab. Palopo

19 RSUD Masenrengpulu Kab. Enrekang

20 RSUD Batara Guru Kab. Luwu Timur

21 RSUD Lagaligo Kab. Luwu Timur

22 RSUD Andi Jemma Kab. Luwu Utara

23 RSUD Salewangeng Kab. Maros

24 RSUD Daya Kota Makassar

25 RSU Haji Prov Sulsel

26 RSU Labuang Baji Prov Sulsel

27 Sayang Rakyat Prov Sulsel

28 RS Khusus Daerah Prov Sulsel

29 Puskesmas Tamalatea Kota Makassar

30 Puskesma Makkasau Kota Makassar

31 Puskesmas Andalas Kota Makassar

32 Puskesmas Maccini Sawah Kota Makassar

33 Klinik Adi Prada Kota Makassar

34 Klinik BNNK Palopo BNNK Palopo

35 Klinik BNNK Tator BNNK Tator Sumber Data BNNP Sulawesi Selatan Tahun 2017

Rehabilitasi sosial yang bekerja sama dengan lembaga

masyarakat untuk penyalahgunaan narkotika sebanyak 18 lembaga,

akan tetapi yang bermitra dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi

Sulawesi Selatan sebanyak 14 lembaga rehabilitasi di antara lain :

Tabel.4.7

Distribusi Sarana Rehabilitasi Komponen Masyarakat

yang Bermitra dengan BNN Prov. Sulawesi Selatan

Tahun 2017

No Nama Sarana Tempat

1 Lembaga Peduli Anak Indonesisa Cerdan

(LPAIC) BTP Makassar

2 Lembaga Abulo Sibatang Makassar

(LASM) Jl Manunggal 22 Mks

Page 78: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 62

3 Yayasan Mitra Husada (YMH) Komp Bumi Pertamana

Sudiang Blok E 1/12 Mks

4 Lembaga Religius Sprit Insan (LERSI) Jl. Parumpa No.13 Komp

Pasar Grosir Daya Mks

5 Yayasan Khusnul Khatimah BTN MIsasa Upa Blok H 07

6 Klinik Transit Jl. Poros Maros KM 21 Kab.

Maros

7 Lembaga Daar Ulil Albaab (LDUA) Jl. Poros Malino Kab Gowa

Sulsel

8 RS Hafsa JL. Urip Sumiharjo Bone

9 Forum Pendamping Anak Indonesia Jl, Mesjid 88 Bone

10 RS Mujaisyah Jl. Ratulangi Palopo

11 Rumah Rehab Hati Palopo Jl. A. Jemma Palopo

12 Yayasan Pemulihan Betesda Dusun Tumonga Tator

13 Rumah Pemulihan Baatulelang Batan Padang Tator

14 Yayasan Tanggap Cerah Mirasantika Jl. Bambu Runcing Lr 3 Kab.

Maros Sumber Data BNNP Sulawesi Selatan Tahun 2017

Page 79: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 63

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana eks pengguna

narkoba kembali ke lingkungannya setelah menyelesaikan tahap

rehabilitasi. Namun sebelum masuk pada penjelasan tersebut,

terlebih dahulu akan dijelaskan latar keterlibatan mereka pada kasus

penyalahgunaan narkotika. Tidak semua informan direhabilitasi

setelah tertangkap melalui operasi kepolisian.Di antara mereka ada

yang memiliki alasan yang sama mengapa sampai menggunakan

narkoba. Karena itu pada bagian awal akan digambarkan apa motif

sehingga para pelaku ini terlibat dalam mengkonsumsi narkoba.

A. Kronologi Mengkonsumsi Narkoba

Terdapat tiga faktor yang diungkapkan oleh informan dalam

penelitian ini yang mendorong mereka untuk menggunakan narkoba

yaitu ajakan teman, rasa penasaran dan masalah dalam keluarga.

Dua faktor berasal dari gaya hidup dalam pergaulan dan satu factor

berasal dari kondisi rumah tangga. Meskipun demikian,

sebagaimana yang tergambar dari penjelasan beberapa informan,

seseorang dapat saja mengkonsumsi narkoba karena fariasi dari dua

ataupun ketiga factor tersebut.

Disamping faktor pendorong, juga terdapat tiga factor

pendukung sehingga seseorang dapat terus menggunakan jenis

narkoba tertentu, sambil meningkatkan dosis atau mencoba jenis

lainnya. Factor pendukung pertama adalah jaringan peredaran

Page 80: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 64

narkotika di Pinrang juga sekaligus merupakan jaringan pertemanan

sehingga mudah bagi pemakai untuk mendapatkannya. Factor kedua

adalah system pembelian narkoba yang dapat dilakukan dengan

cara mengutang memudahkan bagi pengguna untuk mengkonsumsi

kapan saja. Sedangkan factor ketiga yaitu banyaknya jumlah

pengedar, sehingga para pengguna tidak harus menyimpan atau

menimbun narkotika, dan dapat lengsung mengkonsumsi jika

membutuhkan.

Penggunaan narkoba yang disebabkan ajakan teman

ditemukan pada kasus SF 21 thn seperti yang diceritakannya berikut:

“&.pertama itu saya coba obat-obat, tidak gaul ki bede kalau tidak di coba ki itu barang. Dari coba obat pindah ke ampetamin (sahbu), dari situma mulai ketergantungan dengan itu barang, penasaranka juga dengan itu barang toh. Karena berawal dari teman ji saya kenal itu barang, rasa ingin coba nya itu yang bikin sulit untuk lepas dari itu barang, saya taumi juga tempat nya ambil, jadi biasaka main sendiri saya sendiri pergi ambil ki barang. (wawancara 14 april 2018)

Dorongan teman dan keinginan untuk memenuhi standart

yang berlaku dalam pergaulan masa kini merupakan pendorong

dalam kasus ini.Standart pergaulan yang dimaksudkan adalah

kebutuhan untuk mencoba segala hal, meskipun hal tersebut

berakibat buruk, untuk memperoleh kedudukan social yang setara

dengan yang lebih tinggi posisinya.Dapat dikatakan bahwa

seseorang dipandang memenuhi strandart bila mengkonsumsi

narkoba, dan semakin berani seseorang mencoba berbagai jenis

Page 81: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 65

narkoba, maka semakin tinggi kedudukannya dalam pertemanan

tersebut.

Dari kasus SF (21 thn) di atas tampak bahwa pengaruh

pergaulan, jaringan yang melibatkan kerabat dan kemudahan

memperoleh “barang” menjadi factor pendukung baginya untuk

menggunakan narkoba.Sementara rasa penasaran dengan “rasa

barang” tersebut menjadi factor pendorong.Keberanian

menggunakan juga didukung oleh pengalaman mengamati teman-

temannya yang menggunakan dan cerita mereka.Tetapi kondisi

ketergantungan baru dirasakan setelah mengkonsumsi narkotika

jenis shabu. Narkoba jenis shabu, atau yang juga dikenal sebagai

methamphetamine atau crystal meth, adalah narkotika yang sangat

adiktif, bentuknya putih, tidak berbau, berasa pahit, dan berbentuk

kristal. Hasil rekapitulasi kasus narkoba Polres Kabupaten Pinrang

tahun 2015 hingga 2017 memperlihatkan bahwa shabu sebagai

narkoba peringkat ke 1 yang paling sering dikomsumsi oleh

pengguna narkoba di Kabupaten Pinrang.

Gambar 5.1 Narkotika jenis Shabu.

Demikian pula dengan ED (30 thn) yang mulai menggunakan

narkoba pada tahun 2004. ED menuturkan bahwa:

Page 82: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 66

“&.pertama make 2004, itupun masih murah shabu disitu. kalau ada uang 50 rb sudah bisa meki dapat barang, apalagi waktu itu saya ingat masih banyak yang menjual lalu mudah didapat barang nya, 2008 disitu mi puncak aktif make karena teman bandarki, biasa juga kalau tidak ada uang barang ji disimpan dulu nanti 3 hari baru di tebuski. (wawancara 17 april 2018)

Informasi tersebut menunjukkan bahwa penggunaan narkotika jenis

shabu di Kab.Pinrang sudah dilakukan cukup lama, bahkan sebelum

BNN mulai melaksanakan pencegahan serius.BNN sendiri baru

terbentuk pada tahun 2002, namun baru tahun 2007 lembaga ini

mendapatkan biaya operasionalnya sendiri untuk dapat melakukan

operasi penegakan hukum. Karena itu, pada tahun 2004 hingga

2008 yang dikatakan informan sebagai tahun-tahun “emas”

khususnya bagi pengguna shabu. Narkotika jenis shabu begitu

mudah diperoleh serta banyak nya pengedar kecil yang dapat

memperoleh keuntungan yang cukup, banyak nya pengedar

merupakan suatu hal yang wajar khusunya di Kabupaten Pinrang.

Ketika itu BNN belum dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

B. Pengambilan Keputusan Rehabilitasi

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 35

tahun 2009 tentang Narkotika pasal 54,pecandu narkotika wajib

menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Lama proses

rehabilitasi bergantung pada seberapa parah kondisi seseorang yang

diakibatkan karena penggunaan narkoba. Rehabilitasi medis dan

rehabilitasi social berlangsung beriringan. Rehabilitasi medis

Page 83: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 67

dilakukan terlebih dahulu, dan pada tahap tertentu rehabilitasi sosial

mulai dilakukan hingga keduanya berakhir secara bersamaan.

Rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial dilaksanakan dan

diselenggarakan oleh pemerintah,pusat, pemerintah daerah serta

lembaga masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 pasal 55

tentang Narkotika, diatur mengenai sanksi pidana berupa pidana

kurungan atau pidana denda bagi orang tua atau wali dari pecandu

yang belum cukup umur yang sengaja tidak melapor, pecandu

narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja tidak

melaporkan diri, dan juga bagi keluarga pecandu narkotika yang

dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika yang sudah

cukup Telah ditegaskan dalam ketentuan perundang-undangan

bahwa pecandu narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial. Bertitik tolak dari ketentuan ini maka orang tua

atau wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur wajib

melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, atau

lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh

pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan melalui

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Disamping itu bagi pecandu narkotika yang sudah cukup umur

juga wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada

pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga

rehabilitasi medis dan rehabilitasi social yang ditunjuk oleh

Page 84: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 68

pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan melalui

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Ketentuan mengenai pelaksanaan wajib lapor selanjutnya

diatur melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25

Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu

Narkotika.Pecandu narkotika wajib melaporkan diri secara sukarela

kepada Institusi Penerima Wajib Lapor selanjutnya disebut dengan

IPWL agar mendapatkan perawatan.IPWL adalah pusat kesehatan

masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan

lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah.

Bagi pecandu narkotika yang sedang menjalani proses

peradilan dapat ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi medis atau

rehabilitasi sosial yang merupakan kewenangan penyidik, penuntut

umum, atau hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan setelah

mendapatkan rekomendasi dari tim dokter. Kewajiban menjalani

rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial berlaku juga bagi

pecandu narkotika yang diperintahkan berdasarkan putusan

pengadilan jika pecandu narkotika terbukti bersalah melakukan

tindak pidana narkotika; atau penetapan pengadilan jika pecandu

narkotika tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika.

1) Residen1 7 Rehabilitasi Suka Rela (Voluentry)

Seperti yang diungkapkan di atas, proses rehabilitasi secara

sukarela terjadi ketika pelaku baik secara personal ataupun

1 7 Istilah yang di gunakan pada seseorang yang mengikuti program rehabilitasi medis

maupun social

Page 85: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 69

dorongan dari keluarga secara sadar mengikuti proses rehabilitasi.

Munculnya kesadaran pelaku dari dalam dirinya sendiri untuk

direhabilitasi tentunya dipandang sebagai proses yang ideal atau

lebih diharapkan, baik dari pandangan keluarga maupun dari

kepolisian. Namun hal yang menarik bahwa motivasi dari para

pelaku yang secara personal sadar untuk ikut dalam proses

rehabilitasi ternyata berbeda-beda. Demikian pula dengan

keterlibatan keluarga dalam mendorong anggota keluarganya yang

menjadi pelaku untuk mengikuti proses rehabilitasi juga berfariasi.

Keterlibatan keluarga dalam mendorong para pelaku untuk

bersedia di rehabilitasi tampaknya bergantung pada usia yang

sekaligus merepresentasikan posisi mereka dalam keluarga.

Informan yang masih berusia 20-an tahun, rata-rata belum

berkeluarga sehingga masih tinggal bersama keluarga intinya.

Karena itu, keputusan untuk mengikuti rehabilitasi masih dapat

dipaksakan oleh orang tua, karena statusnya masih dalam

tanggungan orang tua.Sementara yang lainnya didirong oleh

anggota keluarga yang masih cukup dekat yaitu paman.Sedangkan

yang telah berkeluarga, motifasi muncul dari kesadaran sendiri.

Kasus keterlibatan keluarga inti dapat dilihat pada kasus SF (21

Thn) yang direhabilitasi secara paksa oleh keluarga. Anggota

keluarga SF yaitu HS (47 Thn) menjelaskan:

“&SF saya bawa ketempat rehabilitasi karena sudah aneh mi saya liat perilakunya.Saya curiga sama SF. Kalau saya perhatikan ki kaya aneh, sering begadang, teman nya juga aneh saya liat

Page 86: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 70

kalau kerumahki. Dari lalu saya cerita mi sama keluarga, kebetulan ada keluarga yang tau caranya kalau mau direhab. Saya bujuk SF dulu naik Makassar jalan-jalan, karena tidak dia tauji kalau mau dibawah ke tempat rehab.Sampai di depanPolda, saya telpon mi keluarga untuk temani masuk Balai Baddoka.Setelah tiga hari saya bawa SF ke balai saya di hubungi dari petugas balai.Saya dilihatkan hasil tes urin dan assesment SF, setelah itu saya di tanya meka bilang, SF termaksud penyalahguna sedang dan wajib ikut program rawat inap selama 3 bulan.Saya tanda tangan mi persyaratannya rehabilitasi“ (HS 47 Thn)

Sementara dalam pandangan SF terhadap peristiwa yang

sama, dijelaskannya sebagai berikut:

“ &saya waktu itu diajaka pergi jalan-jalan ke makassar sama pace maceku. Mauka diajak pergi mall di Makassar.Pas depannya Polda singgahka minum es kelapa.Tidak lama dari situ beloki masuk Baddoka.Saya juga heran, karena tidak saya tau bilang mauka dibawa ke tempat rehab.Pas ku sampai di tempat rehab langusung meka na ambil securitynya disana.Setalah itu mamaku pergi urus berkasnya,saya menunggu meka di dalam“SF (21 thn)

Kasus diatas menunjukkan bahwa pelaku tidak memiliki

keinginan untuk mengkuti rehabilitasi.Kesadaran justru muncul pada

keluarga, terutama orang tua yang tentunya khawatir pada keadaan

anaknya yang tidak normal dalam pandangan mereka.SF dapat

dipaksa untuk mengikuti rehabilitasi karena dia masih berstatus anak

yang masih dalam tanggungan dan tinggal bersama keluarganya.

Kasus keterlibatan keluarga lainnya dapat dilihat pada kasus

yang dialami oleh AD (26 thn) yang dijelaskannya berikut:

Page 87: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 71

“&saya disuruh omku untuk rehab karena sudah

tidak bisa ma kontrol diriku.mulai ma pusing saya rasa kalau tidak ada uang untuk belanja, utangku juga banyak sekali mi. saya di rehab di rs sayang rakyat, program detoxji saya jalani karena itu hari full ki di baddoka. (wawancara 20 april 2018)

Kasus yang berbeda namun dengan motifasi hampir sama

dengan AD ditemukan pada informan KD (45 thn) yang memilih jalur

sukarela seperti yang diungkapkan berikut:

“ ...saya dulu ikut rehabilitasi karena sudah tidak bisa meka imbangi pemakaian ku, belum pi lagi banyak sekali penagih datang kerumah,tidak sanggupma juga ditagih-tagih, mauma memang berenti pakai karena kupikir tidak adaji juga gunanya.hanya kenikmatan sesaat, kebetulan ada temanku yang pernah ikut rehabilitasi.disitu meka cerita sama dia, di tanya meka jalannya bagaimana.saya cobami daftar.saya sebanarnya dulu rehab itu karena cari aman jeka dek’, tapi alhamudillah sudah ada perubahan walapun niatnya pertama rehab itu untuk cari amanja.saya masuk rehabilitasi tahun 2012 di swasta, kujalani selama 3 bulan” KD (45 thn) (wawancara 18 april 2018)

Dua kasus rehabilitasi di atas sama dalam hal motifasi yaitu

karena terdesak belitan utang akibat terus meningkatnya kebutuhan

akan jenis narkoba tertentu yang dikonsumsi.Bahkan pada kasus

KD, rehabilitasi digunakan sebagai strategi untuk menghindari

tagihan untuk sementara waktu oleh bandar. Meskipun kemudian KD

merasakan manfaat dari hasil proses yang dijalaninya.

Ungkapan informan tersebut juga menunjukkan bahwa proses

transaksi narkoba dapat dilakukan dalam bentuk kredit atau tidak

tunai. Ini membuat pengguna dapat terus memperoleh barang illegal

Page 88: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 72

ini secara terus menerus meskipun berimplikasi pada semakin

membesarnya jumlah utang.Salah satu upaya para pengguna untuk

mengatasinya adalah dengan membelinya secara patungan.

Tetapi yang paling penting dari hasil temuan lapangan bahwa

tidak ada informan yang betul-betul mengikuti rehabilitasi karena

kesadaran diri yang timbul akibat gangguan fisik yang

dirasakan.Padahal seluruh jenis narkoba memiliki implikasi paling

berbahaya pada tubuh manusia.

2) Residen Narkoba Malalui Jalur Hukum (Tangkapan)

Para pelaku yang tertangkap dalam operasi kepolisian juga

mengikuti proses rehabilitas yang sama, tetapi keputusan untuk

menjalani rehabilitasi merupakan putusan pengadilan. Proses

rehabilitasi dilakukan sembari mereka menjalani putusan hukum

berupa hukuman badan yang bervariasi sesuai putusan hakim. Jika

mereka hanya pengguna biasanya hukuman yang diterima lebih

ringan dibandingkan mereka yang berstatus sebagai bandar

sekaligus pengguna.

ED (30 thn) salah satu informan yang direhabilitasi

berdasarkan putusan pengadilan menjelaskan:

“&saya masuk rehabilitasi melalui proses hukum diambilka bertiga dengan teman ku berduaka di rehab yang satunya di lembaga (sel), karena dia bandarki memang.saya diambil tahun 2014.sebelum ka di rehabilitasi saya di dalam sel (penjara) kira-kira 7 hari menunggu putusan hakim untuk persidangankeluargaku yang uruski itu waktu.saya ini termasuk beruntung direhabdisitu ma juga mulai sadartahun 2000 saya mulai pakai, 2014 di ambilka.” (wawancara 17 april 2018).

Page 89: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 73

Setelah 10 tahun mengkomsumsi narkoba ED akhirnya

tertangkap melalui operasi kepolisian.Sebelum mengikuti program

rehabilitasi ED terlebih dahulu ditahan di Lembaga

Pemasyarakatan (Lapas) selama tujuh hari hingga putusan

pengadilan dikeluarkan yang mewajibkannya untuk ikut dalam

program rehabilitasi. ED kemudian menjalani program rehabilitasi di

BNN Baddoka-Makassar selama enam bulan.

Pecandu narkotika yang sedang menjalani proses peradilan

dapat ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi medis atau rehabilitasi

sosial. Penempatan dalam lembaga rehabilitasi medis atau

rehabilitasi sosial merupakan kewenangan penyidik, penuntut umum,

atau hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan setelah

mendapatkan rekomendasi dari tim dokter.

Mereka yang menjalani proses ini tentunya terpaksa

menjalaninya untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik

dibandingkan jika mereka hanya ditahan di Lapas. Tentunya mereka

akan terhindar untuk sementara waktu untuk dapat menjalani kontak

dengan sesama pengguna.

C. Fase Rehabilitasi Narkoba

Program rehabilitasi narkoba merupakan upaya pemulihan

korban narkotika sehingga kembali dapat melaksanakan fungsi

sosialnya secara normal.Program rehabilitasi terdiri atas serangkaian

upaya yang terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas upaya-upaya

Page 90: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 74

medis, bimbingan mental, psikososial, keagamaan dan pendidikan

untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, serta mencapai

kemampuan fungsional sesuai potensi yang dimiliki baik fisik, mental,

sosial, dan ekonomi.Ketergantungan terhadap narkotika adalah

kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan narkotika

secara terus-menerus dengan takaran yang semakin meningkat agar

menghasilkan efek lebih.Tingkat kecanduan seorang pecandu

narkotika dapat diketahui melalui Assesmen.

Proses asesmen merupakan tahap pertama sebelum

pecandu narkotika mengikuti program rehabilitasi.Proses ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat ketergantungan pemakaiannya,

selain itu proses ini kemudian dijadikan tolak ukur terhadap pecandu

narkotika yang ingin mengikuti rehabilitasi. Hasil assemen ini menjadi

bahan pertimbangan Tim Assesmen terpadu dalam mengambil

keputusan apakah seseorang harus menjalani program rehabilitasi

rawat jalan atau rawat inap selama 3 bulan atau hingga 6 bulan.

Proses assesmen dilakukan oleh dua tim yang terdiri dari tim

dokter dan tim hukum yang ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja

setempat berdasarkan surat keputusan BNN, Badan Narkotika

Nasional Provinsi (BNNP), dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten

(BNNK). Tim asesmen dokter terdiri atas dokter spesialis dan

psikoligi.Sedangkan Tim hukum terdiri dari anggota Polri, Badan

Narkotika Nasional, Kejaksaan dan Kemenkuham. Kedua tim inilah

yang bekerja sama dalam hal proses asesmen terdapan residen.

Page 91: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 75

Proses awal sebelum mengikuti assessmen dijelaskan oleh

SF (21 thn) dan AD (26 thn) berikut:

“&&tidak lamaka menunggu di dalam ruangan. disuruh meka menginap 5 orang ja di dalam sana. sepertinya orang baru semua mau ikut program rehabilitasi.pas ki paginya habis sholat subuh, ikut ma senam pagi dulu.setelah ikutka senam di suruhka kembali tempatku nginap yang kemarin.setelah itu dipanggil meka satu-satu sama team assement.sebelum ku ditanya-tanya, diperiksa urin ku dulu, setelah itu ditanya tanya meka, kenapa bisa make, sama siapa biasa make, banyak sekali pertanyaan nya. banyak juga team assesmant-nya, baru susahki bohong, karena ada team assesman pintar sekali kalau na tau ki bohong“ (sf, 21 thn. wawancara 14 april 2018)

“&&waktunya di bnnp ka di suruhkan tes urin dulu, sudah itu ditanya tanya meka seputaran pemakaian ku. ada juga dokter disitu yang periksa ka sebelumnya direhabilitasi.setelah di tanya-tanyaka menungguka ka dulu sekitaran 1 jam baru ditentukan ma di sayang rakyat direhab medis selama satu bulan. (ad, 24 thn, wawancara 18 april 2018)

Berbeda dengan SF yang direhabilitasi di Balai Narkotika

Nasional Baddoka selama tiga bulan, sedangkan AD menjalani

program rehabilitasi medis di RS Sayang Rakyat Makassar, selama

sebulan. Keduanya menjalani rehabilitasi secara sukarela, tetapi

karena tingkat penggunaan yang lebih parah pada SF membuatnya

menjalani proses rehabilitasi lebih lama.

Proses assessmen terdiri atas pemeriksaan medis dan

wawancara. Pemeriksaan media tentunya dilakukan untuk

menentukan tingkat penggunaan narkotika, sementara wawancara

Page 92: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 76

dilakukan untuk mengetahui aspek kejiwaan, jenis narkotika yang

mereka gunakan, berapa lama waktu penggunaan, dll. Para petugas

sudah terlatih untuk dapat menggali informasi dari para residen,

sementara residen yang tentunya tidak memiliki pegalaman akan

merasa terpojok dengan banyaknya pertanyaan tersebut.

Berbeda halnya dengan residen yang mengikuti rehabilitasi

melalui proses hukum seperti yang dialami ED (30 thn) yang

dituturkannya berikut:

“&.sebelum keluar putusan hakim di assessment ki dulu sama penyedik. waktunya keluar putusan hakim bilang direhab di bnn baddokabahagia saya rasa di banding jalani di lapas.setelah keluar putusannya dibawah ma kekantor bnn baddoka.di sana lagi diassesmen ka.pasku di asesmen, ditanya tanyaka seputar pemakaianku, seperti kapan terakhir make, apa kau pakai, itu penyidik yang tanyaka.setelah itu dibawahka ke ruang medis untuk diperiksa disana.tidak bisa ki bohong kalau natanyaki karena diatauki pasti. jujurka juga pasku ditanya tanya apalagi ada hasilnya dari dokter waktuku diperiksa lebih ketat lagi asesmentnya baddoka dibanding penyedik....” (Ed, 30 thn, wawancara 17 april 2018).

Residen yang menjalani proses rehabilitasi karena putusan

pengadilan mengikuti dua kali assessmen. Assessmen pertama

ketika mereka baru saja ditangkap yang dilakukan oleh Dok Pol

untuk menentukan apakah mereka positif menggunakan narkotika,

dan assessmen kedua dilakukan setelah pengadilan memutuskan

agar terpidana menjalani rehabilitasi. Assessmen kedua dirasakan

berat oleh residen karena assessmen kedua bertujuan melakukan

penilaian dasar terhadap residen untuk menentukan proses

Page 93: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 77

rehabulitasi yang harus dijalani. Hasil assessmen kedua

memutuskan bahwa ED (30 thn) wajib mengikuti rehabilitasi selama

6 bulan di Balai Narkotika Nasional Baddoka Makassar.

Terkait masalah rehabilitasi yang diterapkan dalam pasal 57

Undang–Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,ada

beberapa tahapan yang harus dilewati seorang residen ketika

mengikuti program rehabilitasi yaitu: Asesment, Detoktifikasi, Entry

Unit, Primery,dan Re Entry

1. Detoktifikasi

Tahap detoksifikasi merupakan tahapawal yang dijalani

seorang residenyang bertujuan untuk menghilangkan racun (efek

narkoba) dalam tubuh akibat penggunaan narkotika.Dalam tahap ini

terapi medis lebih dominan dilakukan. Bagaimana perasaan residen

ketika menjalani proses ini dijelaskan oleh SF (21 thn)dan ED (30

thn):

“&&di detox ki dulu selama 4 minggu.seperti penjara itu kalau di detox ki.makan tidur mandi, itu ji dikerja tiap hari.15 orang satu ruangan itu kalau didalam ki.detox itu seperti pemutusan zat.rokok saja dibatasi 3 kali sehari, baru rokok-nya yang marlboro cepat habis.kaya sudah juga di kasi obat itu rokok.kalau sudah meki merokok pasti mau semua mi tidur klien itu. di detox mi biasa banyak orang sakaw juga, tapi saya tidak terlalu ja.paling penyakitku yang timbul itu seperti keram ki semua badan ku, sakit gigi ku, karena itu semua efeknya toh.tidak seperti yang pemakai putau, ngeri itu kalau kambuhki penyakitnya, sampai-sampai dibawah keruangan medis.(sf, 21 thn, wawancara 14 april 2018).

“&..detox mi itu paling tersiksa.kaya mentong ki di penjara didalam.rokok ta di batasi, tidak ada

Page 94: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 78

kegiatan kalau di detox ki, makan, tidur, pergi di periksa.tapi enak nya toh kalau diperiksaki biasa dapat dokter muda baru cewek.pura-pura mi sakit perut, kepala kah atau gigi, kurang lebih 4 minggu bahkan ada yang sampai 2 bulan.harus mentong ki bersih dulu baru di pindahkan.nama nya juga detox (pemutusan zat)dihilangkan semua efeknya itu, karena jangan sampai dipindahkan kicepat, takutnya timbulki penyakitnya kalaudi program selanjutnya.pemakai putau sama obat paling sering kambuh penyakitnya.temanku waktu di dalam yang pakai putau, kalau kambuhki itu penyakitnya, seperti kaya orang mau mati.busa busaki mulutnya.parah mentong itu kalau putau karena langsung toh ke syaraf baru di suntik ki. (ed, 30 thn, wawancara 17 april 2018)

Fase detoksifikasi merupakan tahap paling tidak nyaman

yang dirasakan oleh residen. Semua aktifitas mereka dibatasi dan

semua proses adalah pengobatan. Karena merupakan fase untuk

menghilangkan efek narkotika, maka proses tersebut dilakukan

secara medis dengan memasukkan cairan tertantu pada tubuh untuk

menghilangkan zat dari narkoba yang pernah mereka konsumsi.

Mungkin fase ini dapat disamakan dengan fase cemotheraphy pada

pasien kanker setelah mereka mengalami operasi pengakatan

penyakitnya.Karena itu efek yang dialami oleh residen berupa sakit

pada tubuh terutama keram pada tubuh residen.Lama proses

detoksifikasi yang dijalani residen berfariasi, bergantung pada

seberapa parah pengaruh narkotika yang mereka gunakan terhadap

tubuh.

Berbeda dengan penjelasan SF dan ED yang mengikuti

program rehabilitasi di BNN Baddoka Makassar, AD mengisahkan

pengalamannya ketika mengikuti program yang sama di RS Sayang

Page 95: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 79

Rakyat Makassar.

“&.kalau di detox ki itu tidak ada di bikin di dalam, tidak ada satu pun kegiatannya. baru tidak ada rokok dikasihki 5 orangka itu hari didalam. waktunya di sayang rakyat teraturki makanan, lalu setiap hari sabtu itu turun meki dibawah untuk diperiksa sama dokter. (ad, 21 thn wawancara april 2018)

Penuturan ketiga informan tersebut menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan cara memperlakukan residen pada setiap tempat

rehabilitasi. Di Baddoka misalnya, residen dibolehkan merokok tapi

dibatasi jumlah dan jenisnya.Rokok mereka peroleh dari petugas

yang membagikannya kepada residen yang menurut residen

merupakan bagian dari pengobatan.Seperti yang diungkapkan SF di

atas yang merasa mengantuk setelah mengisap rokok pembagian

tersebut.Rokok yang dibagikan juga rokok yang sangat cepat habis.

Rokok Marlboro adalah rokok non kretek, artinya hanya terdiri atas

tembakau tanpa campuran cengkeh dan formulasi tertentu seperti

yang umum diproduksi di Indonesia. Rokok ini dibuat dengan

tembakau yang tidak padat sehingga sangat cepat habis. Bahkan

angin dapat menghabiskan rokok ini karena rokok tidak akan mati

meskipun tidak dihisap. Tetapi bagi mereka yang direhabilitasi di RS

Sayang Rakyat Makassar, tahapan rehabilitasi sangat ketat dan

bahkan rokok tidak diperbolehkan.Selain ketat residen yang

menjalani program di Rs Sayang Rakyat tidak pernah dapat

kunjungan dari keluargnya, di sebabkan oleh aturan yang ada pada

tempat rehabilitasi tersebut. Seperti AD, tidak pernah dapat kunjugan

Page 96: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 80

dari keluarga nya, akan tetapi residen diberikan kebijakan untuk

berkomunikasi dengan keluarga melalu via telpon dengan syarat

persetujuan oleh konselor residen. Seperti yang di tuturkan oleh AD

bahwa :

“&tidak pernahka dikunjungi sama keluarga karena aturan nya seperti itu memang.tapi boleh ji komunikasi melalui telpon itupun dibatasi bicara.kalau tidak terlalu penting tidak dikasihki juga sama konselor untuk bicara. (wawancara 20 april 2018)

Selama menjalani program rehabilitasi AD tidak pernah dapat

kunjungan dari keluarganya, karena disebabkan oleh aturan yang

ada di tempat rehabilitasi RS sayang rakyat.Akan tetapi adanya

kebijakan untuk berkomunukasi dengan keluarga melalui telpon

dengan syarat yang telah ditentukan oleh konselor AD, selain itu

batasan untuk berkomunikasi melalui telpon dibatasi oleh konselor

klien.

Setiap residen yang menjalani program rehabilitasi

mempunyai penanggung jawab, Paman AD sebagai penanggung

jawab keluarga selama AD menjalani program rehabilitasi di RS

sayang rakyat. Berdasarkan hasil wawancara penulis bahwa

keluarga residen yang manjalani program di RS sayang rakyat tidak

dapat menjenguk disebabkan oleh prosedur rehabilitasi yang telah

ditentukan di RS sayang rakyat Makassar. Akan tetapi residen di

izinkan untuk berkomunikasi dengan keluarganya melalui telpon

dengan syarat izin konselor masing-masing residen. Walaupun

residen tidak pernah mendapatkan kunjungan oleh keluarga, akan

Page 97: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 81

tetapi keluarga residen mengatahui perkembangannya melalui

konselor. Keluarga residen dengan konselor yang ada di RS sayang

rakyat sering berkomunikasi untuk mengetahui perkembangan

residen selama menjalani program rehabilitasi medis. Adanya rasa

kasihan yang di rasakan oleh keluarga AD ketika pertama kali

melihat AD dalam ruangan rehabilitasi, akan tetapi semangat yang

besar yang diraskan oleh AD untuk berubah membuat pamannya

sebagai penanggung jawab keluarga merasa senang terhadap itu.

Seperti yang diungkapkan keluarga AD saat dilakukan

wawancara bahwa :

“&.selama di rehabki saya penaggung jawabnya ad, karena itu hari dia minta untuk direhab, jadi saya bawa mi keteman yang kerja di bnn.selama di rehabki tidak pernahka jenguk ki ad karena memang aturannya di sayang rakyat itu hari dibacakan ki untuk keluarga sebelum masuk ki rehab ad. di telpon jeka itu hari bicara sama dia, itupun tidak terlalu lama, tapi seringka komunikasi dengan konselornya ad. saya tanyakan ki bagaimana perkembangan nya selama di rehabki. kasihan ka juga saya rasa waktu dibawaki ke rs sayang rakyat.kayak penjara saya liat tempatnya itu.baru lima orang ji itu hari didalam saya liat.tidak ada tv nya itu ruangan.tapi mau di apa supaya sembuhki juga, karena dia ji sendiri mau rehab dirinya. (ms, 32 Thn, wawancara21 april 2018).

Jadi pada fase detoxtifikasi terapi medis lebih dominan yang

diberikan oleh residen.BNN Baddoka dan RS rakyat adalah tempat

informan penulis menjalani program rehabilitasi, ada beberapa

perbedaan yang penulis temukan saat dilakukan wawancara,

diantaranya lamanya residen menjalani program detox.RS sayang

Page 98: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 82

rakyat hanya mempunyai program rehabilitasi medis saja, berbeda

dengan BNN Baddoka Makassar yang mempunyai tahap lanjutan

setelah residen menjalani tahap detoxtifikasi.Fase Entry Unit

merupakan tahap lanjut dari detoxtifikasi yang dilaksanakan di BNN

Baddoka Makassar. Pada tahan detoxtifikasi rehabilitasi di RS

sayang rakyat residen tidak pernah mendapatkan kunjungan (visit)

oleh keluarga, berbeda halnya BNN Baddoka Makassar, Keluarga

residen dapat diperbolehkan untuk mengunjungi (visit) residen, akan

tetapi itu dilakukan setelah residen berada pada tahap primery.

2. Entry Unit

Fase Entry Unit yang merupakan tahap lanjut dari fase

detoksifikasi yang dilaksana di BNN Baddoka Makassar, dimana

pada fase ini merupakan fase istirahat bagi residen untuk

mempersiapkan fisik dan mentalnya guna mengikuti program

selanjutnya.Pada umumnya fase Entry Unit berlangsung satu sampai

dua minggu, kegiatan residen di entry unit lebih kepada pembekalan

materi untuk kesiapan residen ke fase primery.

Seperti yang diungkapkan oleh informan peneliti SF (21 thn)

bahwa :

“&..sudah di detox pindah meki di Entry Unit, agak enakmi perasaan kalau disini.Bebas meki sedikit merokok.Kalau hari sabtu minggu dapat 5 batang rokok dibandingkan kalau di detox.Adami juga kegiatan kalau di entry unit.Kegiatan nya itu seperti, olahraga setiap hari jumat, seminar untuk pengenalan program.Lebih banyak semirnaji kalau dientry unit.. (sf, 21 Thn, wawancara 14 april 2018)

Page 99: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 83

Penjelasan informan SF (21 thn) diatas terkait dengan

program entry unit yang kebanyakan sudah mulai disibukkan dengan

aktifitas seperti program olahraga setiap jumat dan diikutkan dalam

setiap seminar terkait pengenalan program rehabilitasi.

Sama hal nya yang dikatakan ED (30 thn) pada saat

bercerita tentang pengalaman saat dibalai rehabilitasi bahwa :

“Entry unit agak enak dirasa.mulaimi pengenalan program disana untuk persiapan ke primery atau program.dikasih ki materi yang berhubungan dengan narkoba. Rokok disini masih dibatasi, 3 batang sehari.Selain itu diajarki juga untuk siap ikuti program selanjutnya, karena di primery itu pembentukan mental. (wawancara ED 30 thn, 14 April 2018).

Berdasakan penjelasan ED (30 thn) dan SF(21 thn) diatas

bahwa pada fase Entry unit residen dipersiapakan untuk melanjutkan

ke fase selanjutnya.Residen di fase Entry Unit ini dibekali beberapa

materi dan pengenalan program selain itu persiapan mental bagi

residen untuk menjalani program selanjutnya. Pada tahan entry unit

terkait dengan rokok masih dibatasi dengan mengkomsumsi rokok 3

batang dalam sehari.Kegiatan pada fase dektosifikasi dan entry unit

sangat berbeda berdasarkan yang dirasakan informan peneliti saat di

diwawancarai.

3. Primery Program

Fase ketiga ialah Primary Program. Primary programa Ialah

tahap dalam program Rehabilitasi Balai Baddoka Makassar

menggunakan pendekatan Therapeutic Community (TC). TC

awalnya di terapkan untuk pasien psikiatri dan dikembangkan perang

Page 100: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 84

dunia kedua. Awal mulanya TC ialah dari munculnya kelompok kecil

yang saling membantu dan mendukung proses pemulihan yang

awalnya sangat dipengaruhi oleh gerakan alcoholic anonymous.

Metode TC diadopsi dari konsep Timur, namun dikembangkan di

New York, AS.Konsep ini kemudian diterapkan oleh Negara

Philipina, Thaliand, Malaysia, Singapura dan Indonesia.Badan

Narkotika Nasional telah menyediakan fasilitas rehabiltasi untuk

memulihkan para pecandu narkoba dan ada berbagai macam

metode rehabilitasi yang diterapkan di berbagai panti rehab, ada

yang bentuknya TC, religi, akupuntur dan lain sebagainya.Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar menggunkan metode

rehabilitasi Therapeutic Community (TC). Dalam model rehabilitasi

TC, residen akan menjalani beberapa tahapan, antara lain :

A. Primary Stage, yaitu tahapan program rehabilitasi social, di mana

residen ditempa untuk memiliki stabilitas fisik, dan emosi. Residen

juga dipacu motivasinya untuk melanjutkan tahap terapi selanjutnya.

B. Re-Entry Stage, adalah tahapan program rehabilitasi, di mana

residen mulai memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya,

mendayagunakan nalarnya dan mampu mengembangkan

keterampilan social dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Aftercare,adalah suatu program yang terdiri dari berbagai macam

intervensi, pelayanan dan asistensi yang disediakan untuk recovery,

yang merupakan kelanjutan dari program primer atau primary

treatment, yaitu Primary Stage, re-entry program.

Page 101: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 85

Seperti yang dikatakan SF (21 thn) saat menceritakan

pengalamannya saat menjadi residen :

“&.pertama masuk di program primery saya disuruh perkenalkan diri sebelumnya setelah di kasih buku untuk baca aturan yang ada di dalam program ini.agak asing ka juga waktu pertama join di program ini.saya jalani program primery selama 4 bulan.fase pertama yang dijalani di primeri itu fase induction selama 2 minggu.saya belum bisa ketemu keluarga, belum bisaka menelpon, dimana-mana pakaian harus rapi.di induction juga belum dapatka konselor.di fase ini ada yang ajariki yang fasenya lebih tinggi (senior) selama fase ini. (sf, 21 Thn, wawancara 14 april 2018)

Sama hal nya yang dikatakan ED (30 thn) bahwa:

“&.dalam program primery itu ada fase yang dilewati.fase pertama itu fase induction.di sini saya jalani 4 bulan.pengenalan diri yang dilakukan fase ini.disini belum terlalu bebaski.rokok masih dibatasi, 5 batang sehari, belum bisa di jenguk sama keluarga, haruski taati aturannya.seperti junior sekali kalau di fase induction.disini juga belumdapatki konselor untuk ditemani konsul. (ed, 30 Thn. wawancara 17 april 2018)

Berdasarkan penjelasan informan SF (21 thn) dan ED (30

thn) diatas bahwa pada program primery adalah sebuah tahap bagi

residen untuk menjalani sebuah program rehabilitasi. Tahapan awal

di fase primery residen terlebih dahulu memperkenalkan diri ke

residen yang lain. Setelah itu residen di berikan buku yang

didalamnya terdapat aturan-aturan yang akan dijalankan oleh

residen. Di primery program residen menjalani program selama 4

bulan bagi yang mengikuti program 6 bulan dan 2 bulan bagi yang

mengikuti program selama 3 bulan.

Page 102: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 86

Ada beberapa tahap yang akan dijalani oleh residen pada

fase Primery Program seperti, Fase Young Member, Middle Peer

dan Fase Older Member.

FaseYoung Member adalah Pada tahap ini, residen mengikuti

program dengan proaktif. Residen wajib mengikuti aturan-aturan

yang ada, dan jika melanggar maka akan mendapatkan sangsi. Pada

tahapan ini, residen boleh dikunjungi oleh orang tua atau keluarga

selama satu kali dalam 2 minggu. Pertemuan residen dan keluarga

ini juga didampingi oleh relawan sosial, dan senior di program TC.

Selain itu, residen boleh menerima telepon namun didampingi oleh

residen senior atau relawan.

Di fase younger member residen menceritakan perubahan

tentang apa yang dirasakan dari program pemulihan yang dijalani

ketika memasuki fase younger member.

“&. kalau di fase younger, sudah mulai ada kegiatan yang dilakukan.disini younger sudah ada mi konselor didapat.kalau ada masalah di konselor meki konstultasi.disini juga sudah bisa meki hubungi keluarga untuk dikunjungi.masih juniorki juga kalau di younger.mental memang dibentuk kalau diprimery program.apalagi kalau tahap younger seperti ki junior sekali.sedikit-sedikit kalau ada pelanggaran dihukum meki sama residen senior.setiap residen yang di younger itu ada pendampingnya.itumi biasa pendamping perhatikan teruski.biasa juga pendamping dia catatki kalau ada pelanggaranta’ seperti telatki bangun shalat.nanti kalau night meeting dibacakan meki semua pelanggar yang dilakukan selama sehari.night meting itu dilakukan setiap hari untuk evaluasi diri.selain evaluasi diri dibahaski juga untuk kegiatan apa besok dilakukan, seperti kalau senamki siapa yang pimpin, apa dimakan besok, kalau ada didapat

Page 103: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 87

pelanggaranta’ dikasih meki hukuman, baru hukumannya tidak ada kontak fisik.paling itu di suruhki mengaji ataukah nakasih kotorki dulu kamar baru nasuruh meki bersihkan.pokoknya banyak sekaliki, baru nda bisaki melawan.kalau melawanki tambah parahki itu. (sf 21 tahun, wawancara 14 april 2018).

Berdasarkan yang dikatakan informan, di fase younger

member ini residen sudah mendapatkan konselor sebagai

penanggung jawab residen selama proses rehabilitasi. Difase ini juga

residen sudah dapat berkomunikasi dengan keluarga, Ada jadwal

yang telah ditetapkan untuk residen yang ingin berkomunikasi

dengan keluarga, selain itu jadwal berkunjung keluarga dilakukan

pada hari sabtu dan minggu dengan izin konselor.

Sesuai dengan nama fasenya younger member, pada

tahapan ini bagi residen yang pertama kali melakukan tahap ini

dianggap sebagai junior bagi residen-residen yang sudah lama di

fase younger member dan dianggap sebagai seniornya. Tidak dapat

dipungkiri bahkan pada lingkungan rehabilitiasi juga ditemukan

sistem senioritas walaupun tidak memiliki hubungan yang begitu

mengikat seperti hubungan senioritas pada umumnya namun tetap

saja junior tetap harus tunduk atas senior residen mereka, karena

alasan takut dan kuantitas dari senior yang jauh lebih banyak.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para residen

kebanyakan adalah aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan

tubuh seperti senam dan berolahraga, selain itu juga aktivitas

keagamaan seperti mengaji, menjadi cara yang dilakukan agar

Page 104: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 88

residen bisa kembali menstabilkan kondisi tubuh dan fikiran yang

selama ini mengalami ketergantungan terhadap narkoba. Salah satu

kegiatan yang mendidik pada fase younger member ini ialah ketika

misalnya residen melakukan pelanggaran maka hukuman yang akan

diberikan bukanlah kontak fisik seperti pukulan melainkan dihukum

untuk membersihkan kamar atau ruangan lainnya dan juga kegiatan

keagamaan seperti mengaji.

Salah satu kebijakan pada fase younger member ialah

berkomunikasi dengan keluarga namun tidaklah diberikan

kewenangan sepenuhnya bagi residen untuk bisa dengan bebas

berkomunikasi dengan keluarganya tentunya ada ketentuan yang

telah ditetapkan, seperti yang dikemukan oleh salah satu informan:

“&.waktunya adami konselor ku sudah bisama hubungi keluarga di kampung untuk di kunjungi. itupun ditanya-tanyaki dulu sama konselor bilang apa mau ditanyakan keluarga.baru batasnya untuk bicara paling lama 10 menit,karena banyak residen yang lain menunggu, jadi manfaatkan memang ki bede dia bilang konselorku untuk bicara sama keluarga. (wawancara 14 april 2018)

Lanjut SF saat dilakukan wawancara mengatakan bahwa :

“&.kalau sudah ada izin dari konselor untuk jenguka, baru saya tanya keluarga di kampong. setiap hari sabtu minggu ji bisa dijeguk residen di balai.lalu 2kali ji dalam sebulan di jenguk. saya kasih cerita mi juga konselorku keluarga lewat telpon, karena konselor juga bisa tentu kan waktunya untuk datang keluarga” (sf, 21 Thn, wawancara 14 april 2018)

Keluarga residen sudah dapat mengunjungi dengan

persetujuan konselor masing-masing.Keluarga residen hanya dapat

Page 105: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 89

diberikan kesempatan dua kali dalam sebulan untuk datang

menjenguk residen dibalai dengan jadwal yang sudah ditentukan

sebelumnya oleh konselor residen masing-masing.

Lanjut SF 21 Tahun saat dilakukan wawancara bahwa :

“&.senang sekali dirasa kalau ada keluarga datang jenguk ki kodong. motivasi ki juga kalau datangki keluarga. bayangkan selama kurang lebih 1 bulan baruki bisa di jenguk sama kelaurga. kalau di detox sama entry unit belum pi bisa toh. kalau di kunjungi ki sama keluarga dibatasi ki paling banyak 5 orang yang bisa masuk dibalai, karena memang sudah aturan nya. baru di awasiki sama konselor ta kalau ada mi keluarga yang jenguk.(wawancara 14 april 2018)

Sama halnya yang dikatakan ED 30 Tahun saat dilakukan

wawancara bahwa :

“ &.ibu sama kakak selalu datang jenguk ka waktu di balai. hari tertentu dijeguk ki, sabtu minggu itupun dua kali sebulan. bicarami dulu konselor ku sama keluarga sebelum menjenguk itupun dibatasi keluarga yang datang menjenguk. enak sekali saya rasa waktu dijeguk ka, pertama kali.antara sedih dan senang dirasa, karena di sesali semua apa dilakukan waktu masih aktif pakai toh. (ed, 30 Thn, wawancara 17 april 2018)

Perasaan haru dan bahagia menyelimuti diri para residen

ketika dikunjungi oleh sanak saudaranya karena untuk pertama

kalinya setelah rehabilitasi mereka dapat bertemu langsung dengan

keluarganya, namun disisi lain juga muncul perasaan menyesal dan

rasa bersalah karena pernah mengonsumsi narkoba. Jumlah

anggota keluarga yang dapat menjenguk residen hanya sekitar lima

orang sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan oleh BNN.

Setelah melalui fase young member maka residen

Page 106: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 90

melanjutkan ke Fase Middle Peer.Pada tahap ini, residen sudah

harus bertanggung jawab pada sebagian pelaksanaan operasional

panti atau lembaga, membimbing younger member,dan residen

yang masih dalam proses orientasi, menerima telepon tanpa

pendamping.

Older member adalah salah satu bagian dari program

primery yang menjadi tahap akhir bagi residen yang menjalani

program primery.Pada tahap ini, tanggung jawab residen semakin

besar, karena ia harus memikirkan staf dan memikirkan seluruh

operasional panti, dan memiliki tanggung jawab pada residen yunior.

Jika residen ini melakukan kesalahan, maka sanksi yang dikenakan

padanya tanpa toleransi.

Berdasakan hasil wawancara yang dilakukan dengan SF 21

Tahun bahwasa nya :

“&.kalau di old member diberikan kita fasilitas yang berbeda, seperti tidur sudah tidak diatur, rokok sudah bisa meki tambahki,sudah dapat meki juga status. 3 minggu sampai satu bulan yang dijalani disini untuk program 3 bulan.Kalau di old meki enak mi dirasa karenasudah maumi tinggalkan program primery.(sf,21 thn,wawancara 14 April 2018)

Fase old member adalah fase terakhir yang akan dilewati

oleh residen yang mengikuti program primery, pada fase ini residen

sudah merasa senang karena ingin pindah ke fase selanjutnya,

selain itu residen sudah mendapatkan status untuk menjadi panutan

bagi residen yang lain. Ketika sudah berada di fase Old member

maka residen merasakan senang karena sudah ingin meninggalkan

Page 107: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 91

fase primery.

Re Entry adalah tahap akhir dari program rehabilitasi di balai

besar rehabilitasi Baddoka Makassar, pada tahap re enty residen

lebih mempersiapkan diri untuk kembali ke lingkungan nya masing

masing, berbagai kegiatan seminar yang dibawakan oleh setiap

resdien yang berada di entry melatih residen untuk dapat berbicara

di depanumum. Ruangan yang berbeda dan suasana yang berbeda

membuat sedikit residen merasa sepih selama pada tahap re

entry.Fase re entry dijalani oleh para residen selama kurang lebih

dua minggu, aturan yang tidak begitu mengikat membuat residen

merasa lebih senang. Begitupun yang dikatakan oleh informan saat

dilakukan wawanacara bahwa :

“&re-entry itu lebih ke seminar dilakukan, tidak terlalu ketat mi aturannya kalau di re-entry mi.Dipersiapkan memang mi dirita untuk kembali ke rumah kalau disini ki.Diajarki bagaimana caramelawan sugesti untuk itu barang.Pokoknya banyak yang saya dapat selama rehabilitasi ka di Baddoka. (sf, 21 thn wawancara 14 April 2018)

Sama hal nya yang dikatakan ED 30 Tahun ketika dilakukan

wawancara bahwa :

“&enak mi dirasa kalau di re-entry meki.Tidak terlalu ketat mi aturannya di dalam, kegiatannyaitu paling banyak seminar. (wawancara 17 april 2018)

Fase re entry merupakan fase yang lebih banyak dilewati

oleh para residen dengan berbagai kegiatan seminar-seminar yang

dilakukan oleh residen itu sendiri guna melatih mental mereka dalam

Page 108: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 92

menghadapi lingkungan masyarakat dengan status yang tentunya

telah berbeda, melatih mereka untuk terbiasa berbicara didepan

umum, serta melatih mental para residen untuk bisa mensugesti diri

untuk menjauhi narkoba. Berbeda dengan fase yang lainnya yang

dimana masih menjadi fase proses penyembuhan, pada fase re entry

ini sendiri para residen dibuat untuk bisa lebih siap dalam

menghadapi lingkungan luarnya ketika selesai menjalani proses

rehabilitasi dan setelah itu residen di sarankan untuk ikut dalam

program pasca rehabilitasi.

Pasca Rehabilitasi adalah tahap lanjut yang akan dilakukan

oleh residen yang telah mengikuti program rehabilitasi. Pasca

rehabilitasi yang dibentuk oleh BNNP Badan Narkotika Nasional

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014.Layanan pasca

rehabilitasi terbagi atas 2 yaitu layanan pasca regular (rawat jalan)

dan layanan pasca intensif (rawat inap).Layanan pasca rehabilitasi

dijalankan selama 50 hari oleh residen.

Berdasarkan yang dikatakan SF 20 tahun saat dilakukan

wawancara bahwa :

“&..awalnya sudah niat ikut di rd karena kemauan sendiri, makanya seteleh keluarka dari baddoka langsungka di kasih masuk di rd (rumah damping).50 hari saya jalani disitu, di rd toh enak sekali mi dirasa.banyak kegiatan yang dilakukan. (sf, 21thn, wawancara 14 april 2018)

Rumah damping merupakan suatu program kelanjutan dari

Direktorat Pasca rehabilitasi untuk mantan penyalahguna yang

Page 109: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 93

sudah menjalani rehabilitasi.Rumah damping memiliki beberapa

program untuk pemulihan mantan penyalahguna narkoba agar tidak

kambuh kembali, serta pulih dan produktif.Berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh residen saat berada di program pasca rehabilitasi,

seperti melakukan Grop Discussion yang bertujuan agar mantan

penyalahguna dapat saling bertukar fikiran satu sama lain. Group

discussion ini sangat berguna untuk mengembalikan rasa percaya

diri mereka.Selain Group discussion residen juga diberikan ilmu

pengatahuan melalui kegiatan-kegiatan seminar yang disajikan oleh

pendamping.Residen juga diajarkan lebih aktif dan menghilangkan

rasa kegelisahan dengan memberikan kegiatan seperti pembuatan

sketsa wajah, brista coffe, pembuatan gantungan kunci, servis

computer. DLL

Seperti yang dikatakan oleh AD 26 tahun bahwa :

“&waktunya selesaika di rs sayang rakyat di sarankan ki untuk lanjut di pasca rehab.waktu itu om ku sepakati kalau lanjutka program rehab di rumah damping.selama 50 hari dijalankan program, kalau di rd banyak kegiatan yang dilakukan disana seperti sablon baju, diajarki servis computer, setiap pagi morning meeting ki.morning minting itu seperti di ungkapkan perasaan ta ini hari.kalau malam biasanya ada kegiatan seminar. banyak yang saya dapatkan selama ikutprogram pasca rehab dibandingka waktu di rs sayang rakyat ka. (wawancara 20 april 2018)

Berdasarkan yang dikatakan oleh AD (26 thn) bahwa AD

setelah mengikuti program rehabilitasi medis di RS Sayang Rakyat

AD disarankan untuk ikut dalam program pasca rehabilitasi (rumah

Page 110: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 94

damping).Adanya niat dan kemauan untuk berubah sehingga AD (26

thn) mengikuti program pasca rehabilitasi selama 50 hari.Beberapa

kegiatan yang dilakukan residen saat berada dalam program pasca

rehabilitasi agar residen dapat lebih produktif ketika keluar dari

program pasca rehabilitasi. Kegiatan morning meeting yang

dilakukan setiap harinya oleh residen, dalam morning meeting

residen mengungkapkan perasaan sebelum melakukan kegiatan.

Sablon baju meruapakan salah satu kegiatan yang pernah di

dapatkan oleh AD (26 thn) saat mengikuti program pasca rehabilitasi.

AD (26 thn) merasakan sangat berbede dengan apa yang rasakan

saat berada di RS sayang rakyat.

Selama menjalani program pasca rehabilitasi selama 50 hari

informan merasakan ada kebosanan yang dirasakan, akan tetapi itu

bukan sebuah masalah untuk berhenti atau sembuh dari pengguna

narkoba. Residen yang ikut program pasca rehabilitasi sudah dapat

dikunjungi dari keluarga, kujungan dari keluarga merupakan sebuah

dukungan dan motivasi tersendiri oleh informan.

Seperti yang dikatakan oleh AD 26 tahun :

“&masalah bosan alhamdulilah tidak perna ji juga, tidak sama waktu di rs sayang rakyat, di rd sudah ada kegiatan yang dilakukan,banyak juga di dapat ilmu tentang narkoba di rumah damping, seperti kalau seminar adiksi, pencegahan kekambuhan, dijamin juga makanan kalau disana ki, sudah bebaski juga merokok dan bisa dikunjungi sama keluarga atau teman. om ku biasa pergi jenguka ka waktu di rd, biasa dikasih ingat dengan masa lalu, dan tidak lupa dengan sang pencipta juga, dibawakan makanan.dari situ merasa senang ka, karena masih ada dukungan dan kepercayaan

Page 111: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 95

dari keluarga, dari situ peka meka dengan diriku sendiri karena keluarga sudah mendukung untuk sembuh. (wawancara 20 april 2018)

Berbeda hal nya yang diungkapkan SF21 tahun bahwa :

“&iya pernah tonji merasa bosan kalau kegiatan seminar adiksi terus dibawakan, karena waktu di baddoka perna juga dapat seminar begituan, tapi lama kelamaan tidak terlalu mi, karena memang kemauan dari awal untuk berubah. (wawancara14 april 2018)

Dari hasil temuan diatas terhadap program pasca rehabilitasi

dapat disimpulkan bahwa program rehabilitasi dijalankan selama 50

hari, dalam program pasca rehabilitasi informan diatas mempunyai

niat dan kemauan untuk ikut dalam program tersebut. Berbagai

kegiatan yang dilakukan dalam program pasca rehabilitasi diantara

nya seminar adiksi dan pencegahan kekambuhan, hal tersebut

membuat infoman yang ikut dalam program rehabilitasi di BNN

baddoka merasakan bosan jika seminar di Rumah Damping

dilakukan dan adapula informan merasakan senang dan

mendapatkan pengatahuan lebih selama menjalani program pasca

rehabilitasi di Rumah Damping, klien yang mengikuti program pasca

rehabilitasi sudah dapat di kunjungi oleh keluarga. Kunjungan dari

keluarga merupakan motivasi tersendiri bagi informan untuk dapat

sembuh dari barang haram tersebut selain itu informan merasa

senang dengan adanya kunjungan oleh keluarga karena mereka

masih diberikan kepercayaan dan dukungan untuk menjalani

program pasca rehabilitasi.

Page 112: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 96

Gambar diatas salah satu kegiatan morning meeting yang

dilakukan oleh residen pasca rehabilitasi. Morning meeting

merupakan kegiatan yang setiap hari dilakukan residen selama ikut

dalam program pasca rehabilitasi. Dalam morning meeting semua

residen dan staf dikumpulkan dalam satu tempat, biasanya di meja

makan setelah residen sarapan, dan ,masing-masing residen

menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam sehari,

untuk meyampaikan kepada semua residen dan staf, seorang

residen harus mengawali dengan pembukaan “good morning family”.

Kemudian semua residen harus respect atau menjawab dengan

pembukaan yang sama “good morning”. Morning meeting biasanya

dilakukan pada pukul 08.30 pagi sampai semua selesai

menyampaikan kegiatannya masing-masing.

D. Bentuk Penyesuain diri Eks-Pengguna Narkoba di Lingkungan

Masyarakat

Setelah selesai mengikuti program rehabilitasi dan pasca

rehabilitasi, pengguna narkoba akan kembali menjalani kehidupan di

lingkungannya masing-masing. Status menjadi seorang pengguna

narkoba merupakan hal yang sulit di rasakan karena menjadi sebuah

Page 113: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 97

stigma yang buruk bagi sebagian masyarakat khususnya di

Kabupaten Pinrang. Mereka yang diketahui telah berhubungan

dengan narkoba akan menjadi bahan gosipan bagi masyarakat di

Kabupaten Pinrang. 4 informan penulis yang telah menjalani

program rehabilitasi saling berbagi pengalaman setelah mereka

kembali ke lingkungannya.Pengguna narkoba setalah kembali ke

lingkungan nya memiliki aspek social dalam penyesuaian diri di

kehidupan nya, aspek social yang dimaksud meliputi interaksi sosial

dan aktivitas sosial.Interaksi sosial yang dimaksud oleh penulis ialah

sikap sosial dan komunikasi dengan keluarga, tentangga, teman dan

masyarakat setelah mengikuti program rehabilitasi dan kembali

kelingkungan nya. Seperti yang dikatakan oleh SF 21 tahun saat

dilakukan wawancara bahwa :

“...merasa bersalahka memang saya rasa. Waktu pertama keluar kaya orang asing ka.Saya juga merasa asingka memang.pandangannya keluarga dari bapak yang agak malu saya rasa kalau ada acara keluarga.kalau sama keluarganya mama tidak terlaluji, karena tidak terlalu akrabka.paling itu agak anehji tanggapannya di saya kalau kumpulki keluarga. (sf, 21 Thn,wawancara 14 april 2018)

SF (21 thn) mengakui dan menyesali segala perbuatan yang

dilakukan di masa lalu nya, SF (21 thn) merasakan malu dengan

tentangganya ketika pertama kali kembali lingkungan rumahnya, SF

juga marasakan dirinya terasingkan ketika berada dilingkungan

keluarga dari bapaknya.Akan tetapi SF merasakan biasa saja ketika

berada pada lingkungan dari keluarga dari ibunya karena SF tidak

Page 114: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 98

merasakan terlalu akrab dengan keluarga tersebut.

Sama halnya yang dikatakan oleh KD 45 tahun bahwa :

“&1 minggu setelah kembali baruka keluar dari rumah.sama keluarga saya malu, karena di tau bagaimana kalau pemake.apalagi ditau keluarga bilang sudah direhab.tapi kalau sama teman biasa ji, kalau teman yang sama-sama make pasti agak takut ki juga untuk mendekat dengan saya karena dia kira banpol (kd, 45 Thn wawancara

Setelah kembali kelingkungan nya KD (45 thn)

membutuhkan waktu satu minggu untuk kembali berinteraksi dengan

tentangga nya, selain itu KD 45 tahun merasakan dirinya malu

dengan keluarganya, Keluarga KD mengetahui bahwa KD perna ikut

program rehabilitasi. Ketika KD berada pada lingkungan temannya,

KD merasakan biasa saja, sebagian dari teman KD yang masih aktif

menggunakan narkoba menjauhi KD secara tidak langsung, Karena

KD dianggap sebagai bantuan polisi.

Kasus yang sama dialami oleh KD dan SF ketika kembali ke

lingkungan rumahnya, mereka merasakan diri nya terasing kan oleh

lingkungan sekitaran rumah seperti, tetangga, keluarga. Informan

diatas membutuhkan waktu untuk kembali memulai aktifitas di luar

lingkungan nya, disebab kan oleh adanya rasa malu dan mereka

juga mengakui segala perbuatan yang dilakukan. Bahkan ada

sebagaian teman informan yang menggangap bahwa KD adalah

salah satu (bantuan polisi) dan teman informan yang masih aktif

memakai narkoba merasa takut untuk berinteraksi dengan KD.

Begitu pun yang di katakan oleh ED 30 tahun saat dilakukan

Page 115: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 99

wawancara bahwa :

“&saya waktu keluarka dari pasca rehab dirumah jeka terus .ada mungkin 2 minggu baruka keluar dari rumah, karena takutka kurasa kalau slip kembali. kalau keluar rumah ke mesjid jeka. (wawancara 18 April 2018)

Lanjut ED 30 Tahun saat dilakukan wawancara

“&.bingungka kurasa juga waktu kembali di kerumah.malu sekalika sama tetanggaku karena di tauki semua tetangga bilang ditangkapka gara gara narkoba.saya hindari dulu teman sampai ganti nomorka biar tidak na hubungi lagi teman yang dulu.takut ka kembali make. (wawancara 18 April 2018)

Berdasarkan yang dikatakan oleh informan diatas bahwa ED

30 saat pertama keluar dari program rehabiltasi membutukan waktu

untuk kembali berinteraksi dan memulai aktivitas, disebabkan oleh

ketakutan yang besar untuk kembali menggunakan narkoba.ED

merasakan bingung ketika kembali ke rumahnya, rasa malu yang dia

rasakan dengan kerabat, tentangga, serta keluarga karena ED ikut

dalam program rehabilitasi melalui proses hukum. Setelah kembali

ke rumahnya berbagai cara yang dilakukan ED untuk menghindari

barang haram tersebut, seperti ED mengganti nomor ponselnya agar

tidak dapat berkomunikasi dengan teman-temanya yang masih aktif

mengkomsumsi narkoba. ED betul-betul merasakan takut untuk

berhubungan dengan narkoba dapat dilihat dari mimik wajah yang

sedih dan intonasi suara yang rendah ketika penulis melakukan

wawancara.

Berbeda halnya dengan AD 26 Tahun saat dilakukan

Page 116: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 100

wawancara bahwa :

“&waktu pertama keluar biasa ja saya rasa, karena ada juga teman teman tidak tau bilang direhabka.begitu pun di keluarga, sebagian yang tauka bilang sudahkan di rehab,tapi saya batasi juga diriku bergaul, tidak seperti yang dulu.orang tua juga biasa kasih ingat kalau agak terlalu lamaka baru pulang dirumah, ditaumi toh kalau orang tua.pasti takutki lagi kalau kembalika make.masih raguka juga kalau langsung bergaul dengan teman nanti jatuh ka lagi.cukup ini pengalaman buruhku. (wawancara 20 april 2018)

AD 26 tahun merasakan biasa saja ketika kembali

kelingkungan rumahnya, hanya beberapa dari teman-teman, kerabat,

bahkan sebagian keluarganya tidak mengetahui ketika AD pernah

menjalani program rehabilitasi di RS sayang rakyat.Adanya

ketakutan orang tua sehingga AD selalu diberikan perhatian dan

mengigatkan ketika AD larut malam kembali kerumah.

Setelah selesai mengikuti program rehabilitasi, pengguna

narkoba memiliki perubahan terhadap dirinya. Informan penulis

merasakan adanya perubahan terhadap dirinya seperti yang

dikatakan oleh ED 30 tahun :

“&kalau ada mi itu yang bertanya-tanya tentang narkoba biasa saya jelaskan apa yang saya dapat selama ka direhab.biasa juga saya kasih ingat teman-teman bilang berhenti meko itu make nda ada gunanya.paling sering itu cerita-cerita pengalamanku kalau di masjid atau ada acara-acara di dekat rumah.pasti bertanya ki orang tentang rehabilitasi di saya.(ed, 30 thn,wawancara 17 april 2018)

Setelah ED 30 tahun keluar dan kembali berinteraksi dengan

masyarakat ED merasakan ada perubahan pada dirinya seperti

Page 117: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 101

bertambahnya pengatahuan tentang narkoba, sehingga ED saat itu

menceritakan pengalaman dirinya selama menjalani program

rehabilitasi dengan masyarakat sekitaran lingkungan rumahnya.ED

juga mengingatkan tentang bahanyanya narkoba ke teman-teman

nya yangmasih aktif menggunakan narkoba.

hal yangsama dikatakan oleh SF 21 tahun bahwa:

“&..banyak sekali temanku tanya-tanya bilang apa dibikinkah kalau direhabki.dia kira seperti dipenjara orang kalau direhab, saya ceritakan mi pengalaman waktu dibaddoka. (wawancara 14 april 2018)

Bertambahnya pengatahuan tentang narkoba selama SF (21

thn) mengikuti program rehabilitasi di balai narkotika baddoka

Makassar sehingga pengatuhan yang dia dapat dibagikan ketika

ditanyakan tentang seputaran program rehabilitasi narkoba.SF

berbagai cerita dengan teman-teman kerabat ketika SF di tanyakan

terkait dengan program rehabilitasi narkoba.

Selain bertambahnya pengatahuan terkait rehabilitasi

narkoba, informan peneliti juga mendapatkan ilmu tentang agama

ketika mendapatkan program kerohaniaan selama mereka menjalani

program rehabilitasi. Informan peneliti merasakan ada perubahan

terhadap dirinya yang dulunya informan peneliti jarang bahkan tidak

pernah ikut gabung dengan masyarakat sekitar untuk melaksanakan

ibadah bersama sekarang informan peneliti rajin ikut ibadah.

“&waktu pertama pergi masjid kaya begaimana sekali penglihatannya tetangga disini.dikira pencitraan padahal baik kodong niatku untuk berubah.pasti ki berubah penglihatanya tetangga

Page 118: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 102

karena kalau saya ceritakan masa lalu ku seperti bagaimana sekali.alhamdulillah ini kayak dapatka hidayah selama sudah di rehab. kalau pergi meka itu shalat magrib biasa sampai isya ka menunggu baru balik pulang kerumah.disitu ma juga biasa tahan mentalku, dan saya tau diri kalau memang salah yang saya buat dulu (wawancara ed 30 thn, 17 april 2018)

ED 30 tahun waktu pertama kali ke masjid untuk menjalani

ibadah bersama warga sekitar ED merasakan dirinya menjadi bahan

perhatian warga sekitar.Kegiatan yang sering dilakukan selama

program rehabilitasi diterapkan di lingkungannya.ED dikatakan

sebuah pencitraan bagi dirinya agar dapat diterima kembali dalam

masyarakat sekitar.ED 30 tahun mengaharapkan dirinya tidak

menjadi bahan gosipan tentangga ketika keluar untuk berinteraksi

dengan masyarakat sekitar rumah ED.ED 30 tahun mengakui dirinya

salah dan berdosa atas perbuat yang dia lakukan dahulu.ED biasa

menyempatkan waktu untuk memulai berinteraksi dengan warga

setelah melaksanakan shalat magrib, ED menunggu dimesjid setelah

shalat magrib sambil menunggu shalat isya selesai.

lanjut ED 30 tahun saat dilakukan wawancara :

“&kalau dimesjid ma itu biasaka bertanya dengan warga yang perna ikut di jamaah tablik.kupikir toh kalau ikutka disana tidak bakalan kembali ke teman-teman yang dulu.Alhamdulillah setelah cerita-cerita dengan warga disana di ajak ke Masjid Iqra untuk ikut dengar-dengar ceramah kalau setiap hari Jumat malam.Mulai dari situ saya dapat banyak teman yang ikut tablik.(wawancara 17 April 2018)

Ketika ED 30 tahunmemulai berinteraksi di masjid ED

menanyakan ke warga yang mengatahui tentang sebuah komunitas

Page 119: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 103

keagaaman seperti jamaah tablik.Saat itu ED mendapatkan warga

yang perna ikut dalam komunitas tersebut. Masuk dalam komunitas

keagamaan merupakan cara ED untuk menjauhi narkoba, saat itu

ED mendapatkan warga yang perna ikut dalam komunitas tablik dan

ED pun diajak untuk ikut mendengarkan ceramah di salah satu

masjid yang menjadi tempat komunitas tersebut. Setiap hari jumat

setelah shalat magrib ED ikut dalam kegiatan komunitas keagaam di

masjid iqra, dari situlah ED banyak mengenal teman yang ikut dalam

komunitas keagmaan (jamaah tablik). ED menganggap bahwa

mengikuti jamaah tablik adalah salah satu cara untuk tidak relapnce

atau kambuh kembali dalam menggunakan narkoba. Memperkuat

imam adalah cara terbaik untuk menghidari barang haram tersebut.

Seperti yang dikatakan KD 45 tahun saat dilakukan

wawancara bahwa :

“&masa lalu dijadikan pelajaran mi, saya rasa betul ini perubahan diriku, waktu keluarkan dari rehab ada mungkin 1 minggu baru keluar rumah.paling kalau keluar ke masjid atau ada pi penting baru keluar rumah.Heran sebagian tetangga disini, waktunya di lihatka rajin ke masjid.Tidak terlalu saya respon ki, intinya niatku mau berubah. (kd, 45 Thn, wawancara 18 april 2018)

KD (45 thn) merasakan perubahan terhadap diri nya, KD (45

thn) butuh waktu untuk kembali membangun interaksi dengan warga

sekitar. Ketika pertama kaluar rumah KD (45 thn) hanya ke masjid

untuk melaksanakan ibadah bersama warga sekitar. KD mengatakan

bahwa sebagian dari tetangganya merasakan ada perubahan ketika

Page 120: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 104

KD rajin ikut ibadah bersama dengan warga.KD 45 thn tidak terlalu

merespon dengan hal tersebut karena niat dari KD sendiri besar

untuk berubah dan menjauhi narkoba.

Dukungan sosial dari lingkungan membuat mantan

pengguna narkoba untuk tidak lagi mengkomsumsi narkoba

tersebut. Adanya kepercayaan kembali mantan pengguna narkoba

kepada keluarga membuat motivasi tersendiri untuk tidak slip

bahkan replance menggunakan narkoba. Seperti yang dikatakan

oleh keluarga ED saat dilakukan wawancara bahwa :

“..waktu pertama keluarki ed dari tempat rehab syukur saya rasa karena sudah berubahmi saya liat.saya juga selalu ingatkan ki untuk bilang jangan bergaul dengan teman mu yang perna kasih jatuh ko. ingat ki masa lalumu.saya batasi juga untuk bergaul dengan temannya yang dulu.ada 2 minggu kaya nya baru keluar rumahki ed. paling kalau keluarki ke masjid saja.itupun kalau keluarki baru agak malamki balik rumah biasa saya telpon suruh pulang rumah. (wawancara keluarga, en, 45 thn, 17 april 2018)

Keluarga ED sangat bersyukur ketika ED telah kelaur dari

program rehabilitasi narkoba, Keluarga ED merasakan ada

perubahan terhadap ED pasca mengikuti rehabilitasi. Keluarga

selalu memberikan motivasi terhadap ED selain itu keluarga selalu

mengingatkan bahkan membatasi ED untuk bergaul dengan teman

lama nya yang membuat ED terjerumus dengan narkoba.Peran

keluarga memang sangat penting untuk memberikan motivasi,

support dan kepercayaan kepada mantan pengguna narkoba.Begitu

pun yang dirasakan oleh mantan pengguna narkoba setelah kembali

Page 121: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 105

dalam lingkungannya. Seperti yang dikatakan ED 30 Tahun

“&susah untuk bangun kepercayaan kembali. untungnya keluarga setelah keluar dari rehab agak baikji.lebih di peratikan saya rasa diriku. bahkan kalau ada acara di dekat rumah disuruhka itu pergi kesana untuk gabung dengan warga.biar di biasakan ka mungkin bergaul dengan warga disini (wawancara 17 april 2018)

Berdasarkan yang dikatakan oleh ED bahwa peran keluarga

sangat penting untuk membangkitkan kembali semangat ED untuk

menjalani kehidupannya. Keluarga ED selalu mengingatkan bahwa

masa lalu nya adalah masa lalu yang suram, selain itu ED di berikan

kepercayaan untuk ikut dalam kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat sekitar, agar ED tidak akan canggung ketika berada

pada lingkungan masyarakat.

Lanjut ED 30 tahun ketika bercerita tentang pengalaman

dirinya :

“&harus ki memang akui diri’ta bilang saya ini mantan pengguna narkoba.bagaimana pun respon-nya orang lain, saya cuekin ji. memang salahka tapi itu masa laluku.kalau ada yang tanyaka bilang mantan pecandu, saya jawabki iya.karena memang toh. apalagi saya ini di tau tetanggaku bilang di rehabka karena di tangkap.(wawancara 17 april 2018)

Pengakuan diri untuk mantan pengguna narkoba memang

harus ada, ED mengakui dirinya bahwa dia adalah seorang mantan

pecandu narkoba, perbuatan masa lalunya membuat ED menyesal

dengan hal itu.ED tidak dapat menyembunyikan statusnya sebagai

mantan pengguna narkoba di lingkungan masyarakat disebabka

karena ED di ketahui mengikuti program rehabilitasi melalui proses

Page 122: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 106

hukum (tangkapan).

sama hal nya denga SF 21 Tahun saat dilakukan wawancara

bahwa :

“&biasa ada temanku yang tanya-tanya ka tentang rehabilitasi. saya ceritakan pengalamanku toh. Saya kasih ingatki juga teman teman yang masih aktif make, demi kebaikan nya jadi saya kasih begitu ki.(wawancara 14 april 2018)

Berdasarkan yang dikatakan oleh SF 21 Tahun diatas bahwa

pengakuan diri terhadap barang haram tersebut harus ada, seorang

mantan pengguna narkoba harus siap menerima dirinya ketika

menjadi bahan gosipan oleh lingkungannya.Ketika SF kembali ke

lingkungan rumah nya dia sering berbagai pengalaman nya terkait

dengan program rehabilitasi ketika ditanyakan dengan teman-

temannya. Menceritakan masa lalu yang suram merupakan modal

untuk membangun sebuah relasi dalam interaksi social.

Hal ini yang tidak bisa menurut penulis hilangkan oleh

seorang mantan pengguna narkoba, bahwa pengakuan diri terhadap

masa lalu dengan masyarakat membuat mantan pengguna narkoba

mudah untuk melakukan interaksi. Mantan pengguna narkoba

membutuhkan sebuah dukungan social dari lingkungan, keluarga,

kerabat sehingga dapat memudahkan proses pemulihan. Perasaan

pemisis ketika mantan pengguna narkoba mendapatkan sebuah

deskriminasi terhadap dirinya, seperti gosipan, di kucilakan dalam

lingkungan, serta tidak diberikan kepercayaan, membuat eks mantan

pengguna narkoba dapat menghambat proses pemulihan bahkan

Page 123: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 107

sampai replance kembali untuk mengkomsumsi narkoba.

Mendaptkan pengatahuan tentang narkoba ketika mengikuti

program rehabilitasi, eks mantan pengguna narkoba memanfaatkan

pengatahuan tersebut dengan mengigatkan ke teman-teman yang

masih aktif mengkomsumsi narkoba tentang dampak dan bahaya

narkoba, serta memberikan sebuah contoh kepada orang lain bahwa

dirinya ini adalah sebuah pengguna narkoba yang sangat sulit untuk

keluar dari lingkarang narkoba ketika sudah berada didalamnya.

Narkoba memang sangat berbahaya bagi yang sudah terjerumus

didalamnya, bahaya narkoba bukan saja pada fisik pengguna akan

tetapi berdampak pada ekonomi, keluarga serta lingkungan social

pengguna narkoba.

Page 124: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 108

BAB V

PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang adaptasi pengguna narkoba

pasca rehabilitasi di Kabupaten Pinrang yang telah dipaparkan,

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterlibatan para pelaku dalam penggunaan narkotika disebabkan

karena pergaulan, perasaan ingin mencoba, dan ingin mencoba life

style baru. Faktor pergaulan yang paling berpengaruh adalah jika

diikat oleh hubungan kekerabatan. Ditemukan bahwa antara pelaku,

teman bergaulnya dan para pengedar masih memiliki hubungan

kekerabatan. Hubungan kekerabatan tersebut menjamin bahwa

pasokan tetap ada, kerahasiaan terjamin dan pembelian dapat

dilakukan dengan system kredit.

2. Peningkatan penggunaan narkotika oleh seseorang banyak didorong

oleh persaingan diantara pemakai. Semakin banyak yang dapat

dikonsumsi, maka semakin tinggi posisi seseorang di antara teman

bergaulnya sesame pemakai. Jenis putau dianggap yang paling

bergengsi diantara pemakai, namun jenis paling banyak digunakan di

Pinrang adalah jenis sabu.

3. Keputusan untuk ikut atau tidak ikut dalam program rehabilitasi lebih

banyak ditentukan oleh keluarga setelah melihat gejala dari perilaku

aneh yang ditunjukkan pelaku. Tetapi kesadaran individual untuk

sembuh atau lepas dari ketergantungan juga memiliki pengaruh yang

Page 125: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 109

cukup besar terutama dalam hal tahan tidaknya seseorang menjalani

prosedur medis.

4. Sebagian besar eks-pemakai narkoba yang telah menjalani

rehabilitasi menjalani kehidupan mereka dengan lebih religious.

Beberapa di antara mereka kemudian masuk ke organisasi Jamaah

Tabligh untuk menghindari kembali terjerumus dalam penggunaan

narkotika. Jalur religious juga memudahkan mereka diterima kembali

oleh masyarakat karena pertobatan seseorang pada masyarakat

ditentukan pula oleh kedekatan seseorang kepada Tuhan.

5. Para eks-pengguna juga berusaha berdakwah kepada sesame

pemakai atau mereka yang belum terlibat agar menjauhi penggunaan

narkotika. Pengalaman mereka selama mengikuti rehabilitasi yang

sangat menyakitkan secara fisik, terutama pada fase detoksifikasi

digunakan untuk meyakinkan pengguna lainnya untuk berhenti.

Page 126: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Hasanuddin 110

B. SARAN

Saran dalam penelitian ini tidak hanya ditujukan pada para

pengguna narkotika tetapi juga pada mahasiswa atau mereka yang akan

melakukan penelitian yang sama. Beberapa saran yang dapat di

rekomendasikan sebagai berikut:

1. Memperhatikan hubungan kekerabatan sebagai salah satu faktor yang

perlu dalam menggali informasi, baik dalam hal pengambilan

keputusan, maupun dalam upaya mengerti mengapa seseorang dapat

terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.

2. Bagi masyarakat di Kab Pinrang terutama pada tingkatan keluarga

agar memperhatikan dengan baik keluarga mereka karena jalur

peredaran narkotika banyak melibatkan hubungan kekerabatan.

Tentunya hal tersebut sangat berhubungtan erat dengan reputasi

sebuah keluarga dan keberlanjutan keluarga.

3. Mantan pengguna narkoba membutuhkan sebuah dukungan dari

kerabat, keluarga serta lingkungannya, sehingga mereka dapat

menyesuaikan diri lebih cepat dan tidak pesimis dalam penyesuaian

diri demi proses pemulihannya.

Page 127: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Amriel, R. I. 2008. Psikologi kaum muda pengguna narkoba. Jakarta:

Salemba Humanika.

Asni M, Rahma, Mukhsen Saraka. 2013. Faktor yang berhubungan

dengan penyalahgunaan narkotika dan zak adiktif pada remaja SMA

Kartika Wirabuana XX-1. Makassar: Jurnal. Universitas Hasanuddin.

Ayu, Dyah. 2016. Proses Regulasi Diri Pada Mantan Pecandu Narkotika

Yang Bekerja Sebagai Konselor Adiksi. Yogyakarta: Skripsi.

Universitas Sanata Dharama Yogyakarta.

Balai Pustaka. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

BNN, P4GN. 2015. Data Terkait Narkotika Tahun 2014. Jurnal Data

Deputi Bidang Pemberantasan BNN Edisi Maret 2015

Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak

dan Remaja.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Haviland, William A.1988 “Anthropologi jilid 4th edition. Terjemahan: R.G.

Soekadijo. Jakarta:Erlangga.

Hutabarat, Rio. 2014. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi

Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar

Kecamatan Pancur Batu). Sumatra Utara: Skripsi Universitas

Sumatera Utara.

Junaiedi. (2008). Makna Hidup Mantan Pengguna NAPZA. Denpasar:

Jurnal Psikologi. Universitas Dhyana Pura

Maradani, 2008. Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam

dan Hukum Pidana Nasional. Jakarta, Jurnal Hlm.81-86.

Page 128: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Martono, L., & Joewana, S. 2008. Peran Orang Tua dalam Mencegah

Dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai

Pustaka.

Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nur Akifah, Noer Nasry Noer, Jumriani. 2014. Hubungan Faktor

Lingkungan Sosial dengan Penyalahgunaan Narkoba pada Tahanan

Polrestabes Kota Makassar. Makassar: Jurnal. Universitas

Hasanuddin.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.

Rineka Cipta. Jakarta.

Noviza. (2008). Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Craving Pada

Pecandu Narkoba, Yogyakarta. Skripsi: Universitas Islam Indonesia.

Partodiharjo S. 2010.Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya.

Jakarta: Erlannga

Pudja, Ariyanto. 1989. Adaptasi Masyarakat Makian di Tempat Yang Baru.

Depdikbud: Jakarta.

Purba, Rani. P.S. (2011). Dinamika Faktor-Faktor Resiliensi pada Mantan

Pecandu Narkoba. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Ramadhani, Sartika. 2017. Perilaku Pecandu Narkoba Pasca Rehabilitasi

Pada Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi-Selatan.

Makassar: Skripsi. Universitas Hasanuddin

Sardjono, 1996. Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian, Jakarta:

NCB Indonesia hlm. 132

Superlan, Parsudi.2004. Hubungan Antar Sukubangsa. Jakarta: YPKIK.

Soekanto, Soerjono, H. Liklikuwata, M.W. Kusumah, 1981. Kriminologi

Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia, Jakarta

Page 129: ADAPTASI SOSIAL PENGGUNA NARKOBA PASCA REHABILITASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjA1... · Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Spradley, James P, 2007, “Metode Etnografi”. Yogyakarta. Tirta Wacana.

Tampubolon, 2015.Peran BNN Dalam Penanggulanan Narkotika di Kota

Samarinda, eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 3 , Nomor 1, 2015 :

139-152, hal 141

Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika

Umar H. Saleng. 2017. Penanganan Penyalahguna Narkotika Yang

Tertangkap Tangan (studi kasus di polres maros). Skripsi.Makassar:

Universitas Hasanuddin

Sumber internet

http://arifrohmansocialworker.blogspot.co.id/2008/06/manusia-

kebudayaan-dan lingkungannya.html. Diakses pada tanggal 19

november 2017

http://portalindonesianews.com/posts/view/1626/tahun_2015_jumlah_pen

gguna_narkoba_di_indonesia_capai_5_juta_orang.html. Diakses

pada tanggal 18 november 2017