PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI...

118
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI Determination of Handling Priority of Road in Mandonga District of Kendari City JANY PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008

Transcript of PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI...

Page 1: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI

Determination of Handling Priority of Road in Mandonga District of Kendari City

JANY

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008

Page 2: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

iv

PRAKATA

Puji sukur kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya

maka penyusun dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Penentuan

Prioritas Penanganan Jalan Di Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

Tesis ini merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai derajat

Sarjana S-2, pada Program Studi Magister Teknik Perencanaan Prasarana

Program Pasca Sarjana, Universitas Hasanuddin Makassar.

Penyusun mengharapkan agar hasil tesis ini dapat digunakan dan

menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan prioritas

penanganan jaringan jalan di perkotaan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Ir. H.M.Ramli Rahim,M.Eng sebagai ketua komisi penasihat

dan Prof.Dr-Ing. Herman Parung,M.Eng sebagai anggota komisi

penasihat atas bimbingan dan bantuan yang diberikan pada penulis.

2. Prof.Dr.Ir. Shirly Wunas,DEA, Prof.Dr. Osman Lewangka,SE,MA,

dan Dr.Ir. Ria Wikantari,M.Arch sebagai komisi penguji yang telah

banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (PUSBIKTEK)

Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPK-

SDM) Departemen Pekerjaan Umum, atas kesempatan dan beasiswa

yang diberikan untuk mengikuti pendidikan magister pada Universitas

Page 3: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

v

Hasanuddin Makassar.

4. Pemerintah Daerah Kota Kendari, Membawah i Dinas Pekerjaan

Umum Kota Kendari sebagai instansi pengutus .

5. Ayahanda J.Mendila dan Ibunda tercinta almarhum Hj.St.Nurbaya dan

saudara-saudaraku atas motivasi, bantuan dan doanya selama penulis

mengikuti pendidikan serta sahabat karibku Sapar, Yamin, dan

Ramlan.

6. Istri tercinta Andi Rahmawaty dan anak-anakku tersayang Andi Fu'ad,

Andi Far'han, Andi Najwa yang setia mendampingi dan memberikaan

motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Penulis Tidak dapat membalas kebaikan semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan tesis ini, semoga Allah SWT

yang dapat membalasnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih perlu

untuk dikembangkan lagi. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penyusun mengharapkan saran maupun kritik yang

membangun demi penyempurnaan tesis ini, semoga bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan kita semua, Amin.

Makassar, Februari 2008

Penulis,

Jany

Page 4: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

E. Ruang Lingkup 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 6

A. Penanganan Jaringan Jalan 6

B. Pembinaan Jalan 10

C. Penentuan Kriteria 13

D. Metode Analisis Multi Kriteria 17

E. Penelitian yang Lalu 29

F. KerangkaPikir 32

Page 5: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

x

DAFTAR TABEL

nomor halaman

1. Standar pelayanan minimum (SPM) jalan 9

2. Proses penilaian kinerja program penanganan jalan 20

3. Matriks perbandingan berpasangan 25

4. Skala penilaian perbandingan berpasangan 27

5. Nilai Indeks Random 28

6. Pembobotan seluruh s takeholder 29

7. Luas wilayah dan jumlah penduduk Kecamatan

Mandonga 42

8. Panjang jalan berdasarkan peranan jalan dalam

wilayah penelitian 44

9. Kerapatan j alan berdasarkan peranan jalan dalam

wilayah penelitian 44

10. Kondisi permukaan jalan dalam wilayah penelitian 45

11. Matriks perbandingan berpasangan kriteria oleh

stakeholder 1 54

12. Bobot lokal kriteria seluruh stakeholder 57

13. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

pengembangan wilayah 60

14. Bobot lokal sub kriterie pengembangan wilayah

seluruh stakeholder 62

15. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

Page 6: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

nomor halaman

1. Peta wilayah lokasi penelitian 97

2. Gambar jaringan jalan di lokasi penelitian 98

3. Kuesioner 99

4. Analisis hasil kuesioner 117

Page 7: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

vi

ABSTRAK

JANY. Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari (dibimbing oleh Ramli Rahim dan Herman Parung).

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menentukan kriteria -kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam usaha penanganan jaringan jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari, (2) Untuk menentukan urutan prioritas dalam usaha penanganan sistem jaringan jalan akibat terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota Kendari.

Metode survei yang dilakukan adalah pembagian kuesioner kepada responden dan wawancara/pengamatan langsung di lokasi penelitian. Pemilihan responden berdasarkan kemampuan/kompetensi dan keterkaitan dalam perencanaan dan pembangunan prasarana transportasi di wilayah penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan Metode Proses Hirarki Analitik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria-kriteria yang dapat dipertimbangkan dan sesuai dengan kondisi di wilayah tersebut adalah : pemerataan aksebilitas, pengembangan wilayah, pengembangan sektor ekonomi, aspek biaya, dampak lingkungan dan kerusakan jalan. Ruas jalan Terminal Abeli Dalam merupakan ruas jalan yang diusulkan untuk mendapatkan prioritas utama dalam penanganan jalan di Kecamatan Mandonga. Ruas jalan berikutnya yang mendapat prioritas adalah ruas jalan Konggoasa, ruas jalan Rumah Sakit Jiwa, ruas jalan Imam Bonjol, ruas jalan Tomawa, ruas jalan Oikumene, ruas jalan Pekuburan, ruas jalan Sawerigading.

Page 8: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

vii

ABSTRACT JANY. Determination of Handling Priority of road in Mandonga District of Kendari City (supervised by Ramli Rahim and Herman Parung).

This research aimed ( 1) To determine criterions which can be considered in effort for handling of road(street network in Mandonga District Kendari City, ( 2) To determine priority sequence in effort for handling of road(street tissue system as effect of limitted financing ability owned by Local Government of Town Kendari.

Survey method done is division of questionaire to direct responder and wawancara/pengamatan in location of research. Election of responder based on capability,competency and interrelationship in planning and development of transportation infrastructure in research region. Data is analysed by using Metode Proses Hirarki Analitik.

Result of research indicates that criterions which can be considered and as according to condition of in region is : generalization of aksebility, region expansion, economic sector expansion, cost aspect, environmental impact and road(street damage. Terminal Joint Streets Abeli Dalam is joint streets proposed to get main priority in handling of road(street in Mandonga District. The next joint streets getting priority is joint streets Konggoasa, Mental hospital joint streets, joint streets Imam Bonjol, joint streets Tomawa, joint streets Oikumene, joint streets Pekuburan, joint streets Sawerigading.

Page 9: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi merupakan suatu hal yang harus diperhatikan pada

kondisi daerah perkotaan sebagai penyedia akses bagi masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya terhadap barang dan jasa. Selain itu

transportasi juga dibutuhkan masyarakat perkotaan untuk meningkatkan

kehidupan sosial dan ekonominya. Kekurangan sarana dan prasarana

transportasi akan mempengaruhi secara langsung aksesibilitas

masyarakat dalam suatu wilayah.

Jaringan jalan di wilayah perkotaan yang disediakan diharapkan

dapat menjawab tantangan pembangunan dan perkembangan ekonomi di

wilayah perkotaan di masa mendatang, sejalan dengan diterapkannya

otonomi daerah yang juga dapat berimbas pada tuntutan peningkatan

peran dan fungsi jaringan jalan di daerah-daerah.

Rendahnya tingkat aksesibilitias sering dianggap sebagai salah

satu masalah pembangunan yang hanya dapat diselesaikan melalui

pembangunan jalan. Pembangunan dan perbaikan jaringan jalan ini

diharapkan mempengaruhi pelayanan transportasi dan adanya

peningkatan aksesibilitas.

Page 10: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

2

Implikasi dari adanya UU Otonomi Daerah maka kewenangan

beralih ke daerah khususnya ke Kabupaten/Kota. Hal ini karena sejalan

dengan tujuan desentralisasi pemerintahan di Kabupaten/Kota diberi

wewenang untuk mengatur wilayah sendiri. Dengan demikian daerah

otonom dapat memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasar

aspirasi masyarakat.

Berbagai perubahan mendasar dalam pola pemerintahan dengan

ditetapkannya UU No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah harus

ditanggapi oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

sebagai sebuah tantangan. Sejumlah isu mendasar dengan berlakunya

otonomi daerah harus diperhatikan dalam merencanakan sistem

transportasi wilayah di masa mendatang, setidaknya pola perencanaan

harus lebih memperhatikan adanya aspirasi daerah. Penyediaan sistem

jaringan transportasi yang berorientasi pada perkembangan wilayah

(development oriented) harus diimbangi dengan adanya konsep

pemerataan aksebilitas (equity ).

Beberapa permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan

tuntutan pembangunan/peningkatan jalan di wilayah Kecamatan

Mandonga, antara lain adanya keterbatasan dalam hal pendanaan yang

mampu disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam usaha penanganan

sistem jaringan jalan yang telah ada. Dimana jalan itu menghubungkan

permukiman dengan pusat-pusat pelayanan masyarakat atau ke seluruh

Page 11: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

3

wilayah Kecamatan Mandonga. Selain hal tersebut, umumnya pemerintah

dalam melaksanakana proyek penanganan jalan hanya berdasarkan satu

kriteria saja, misalnya kondisi kerusakan jalan. Dengan berdasar satu

kriteria saja, maka ruas jalan yang memiliki kondisi paling parah adalah

menjadi prioritas utama tanpa mempertimbangkan apakah ruas jalan

tersebut memiliki peranan lain bagi masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka seharusnya perlu diadakan skala

prioritas berdasarkan beberapa kriteria dalam penanganan sistem jaringan

transportasi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik pada

masyarakat di Kecamatan Mandonga. Perencanaan penanganan jalan

yang berdasarkan skala prioritas diperlukan agar perencanaan yang

dihasilkan efisien dan efektif. Selain itu, seharusnya dalam perencanaan

penanganan jalan didasarkan pada beberapa kriteria-kriteria yang

memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini

bertujuan agar program pemerintah dalam penanganan jaringan jalan

dapat mengakomodasi berbagai kriteria dalam penanganan jalan yang

berasal dari berbagai macam stakeholder, sehingga diharapkan

penanganan jaringan jalan akan memberikan manfaat yang optimal

terhadap pengembangan wilayah dan peningkatan taraf sosial ekonomi

masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.

Page 12: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang menentukan, maka

beberapa rumusan masalah yang akan dikaji antara lain :

1. Kriteria-kriteria apakah yang dapat dijadikan penentu dalam usaha

penanganan jaringan jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari ?

2. Bagaimanakah urutan prioritas penanganan jalan di Kecamatan

Mandonga Kota Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi kriteria -kriteria yang menetukan dalam usaha

penanganan jaringan jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

2. Untuk menentukan urutan prioritas dalam usaha penanganan sistem

jaringan akibat terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki

Pemerintah Daerah Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun usulan

program penanganan jalan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Kendari dalam

perencanaan prasarana di wilayah tersebut.

Page 13: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

5

E. Lingkup Penelitian

Adapun usaha untuk memperoleh urutan prioritas dalam

penanganan sistem jaringan jalan dengan memperhatikan aspek

pendanaan yang terbatas, maka digunakan Analisis Multi Kriteria (AMK)

yang dapat mengakomodasi beberapa kriteria penilaian yang berbeda

yang berdasarkan penilaian stakeholder yang terkait di bidang

perencanaan transportasi. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk

memperoleh urutan prioritas penanganan sistem jaringan jalan.

Dalam penelitian ini kriteria dalam menentukan prioritas

penanganan sistem jaringan jalan yang ditetapkan adalah merupakan

pendekatan/terjemahan dari tujuan penyelanggaraan jaringan jalan, yaitu

Undang-undang No. 14 Tahun 1992, Rencana Umum Tata Ruang

Kecamatan di wilayah studi dan tujuan dari penanganan jalan yang

dikeluarkan oleh Direktorat Bina Marga.

Sedangkan ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan yang

menghubungkan dengan jalan nasional (jalan Kolektor) yang berada di

wilayah studi yaitu Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

Page 14: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penanganan Jaringan Jalan

Tujuan penanganan jaringan jalan adalah untuk menjaga kinerja

jalan sehingga fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan (jaringan jalan)

dapat berjalan dengan baik. Secara spesifik dapat dikatakan bahwa tujuan

penanganan jaringan jalan adalah untuk menjaga kondisi fisik dan

operasional dari jaringan jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga

dapat dioperasikan atau memberi pelayanan sebagaimana mestinya.

1. Kemantapan Jalan

Departeman Kimpraswil memiliki definisi mengenai tujuan

penanganan jalan yakni 100% jalan mantap. Tingkat kemantapan jalan

ditentukan oleh dua kriteria, yaitu :

a. Kemantapan konstruksi jalan

1). Jalan mantap konstruksi adalah jalan dengan kondisi konstruksi

yang untuk penanganannya hanya membutuhkan pemeliharaan

rutin dan bertujuan tidak untuk menambah nilai rutin atau

maksimum struktur konstruksi yang ada.

2). Jalan tak mantap konstruksi adalah jalan dengan kondisi yang

untuk penanganan minimumnya adalah pemeliharaan berkala dan

Page 15: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

7

maksimum peningkatan jalan dengan tujuan untuk menambah

nilai struktur konstruksi.

3). Kemantapan layanan lalu lintas

Mantap layanan adalah jalan dengan kondisi lalu lintas yang

penanganannya tidak diperlukan penambahan lebar jalan.

Tak mantap layanan adalah jalan dengan kondisi lalu lintas yang

penanganannya diperlukan penambahan lebar jalan.

Berdasarkan kondisi jaringan yang ada saat ini, maka jenis kegiatan

penanganan jaringan jalan dapat dikelompokkan kedalam kegiatan

pemeliharaan dan pembangunan.

Kegiatan pemeliharaan adalah seluruh pekerjaan yang ditujukan agar

jalan dapat memberikan pelayanan sesuai yang direncanakan. Pekerjaan

yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan ini adalah pekerjaan

pemeliharaan dan pekerjaan perkuatan struktur.

Pekerjaan pemeliharaan yaitu pekerjaan yang harus dilaksanakan

terus menerus (sepanjang tahun) untuk mengatasi kerusakan jalan yang

bersifat minor dan memerlukan penanganan segera, seperti penambalan

lubang, penutupan retak-retak, dan pembersihan saluran.

Pekerjan pemeliharaan terdiri atas pemeliharaan rutin dan berkala.

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang diberikan hanya pada

lapis permukaan berupa perbaikan ringan yang bersifat reaktif dan pada

ruang milik jalan (rumija) seperti bahu jalan, selokan samping untuk

meningkatkan kualitas berkendaraan tanpa meningkatkan kekuatan

Page 16: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

8

struktur dan dilakukan menerus sepanjang tahun. Pemeliharaan rutin

umumnya dilakukan pada kondisi baik. Pemeliharaan berkala adalah

pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu -waktu tertentu

(tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya meningkatkan kemampuan

struktur jalan. Pemeliharaan berkala dapat berupa tindakan pencegahan

(preventif), pelapisan ulang permukaan (resurfacing) dan rekonstruksi

perkerasan.

Pekerjaan perkuatan struktur perkerasan yaitu pekerjaan yang apabila

pekerjaan pemeliharaan berkala terlambat dilaksanakan sehingga

kerusakan jalan yang terjadi telah mempengaruhi pondasi. Melalui

pekerjaan ini kinerja jalan akan dikembalikan seperti kondisi awal pada

saat dibangun.

Kegiatan pembangunan meliputi pekerjaan peningkatan jalan dan

pembangunan jalan baru. Pekerjaan peningkatan adalah pekerjaan yang

ditujukan untuk menambah kemampuan struktur jalan ke Muatan Sumbu

Tunggal (MST) yang lebih tinggi atau menambah kapasitas jalan.

Pekerjaan pembangunan jalan baru adalah membangun jalan baru berupa

jalan tanah, jalan perkerasan, atau jalan beraspal.

2. Standar Pelayanan Minimum Jasa (SPM)

Dalam usaha menjamin tersedianya pelayanan publik bagi masyarakat,

maka dalam PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Pemerintah Daerah sebagai Daerah Otonom, pada Pasal 3

butir 3 disebutkan bahwa ”daerah wajib melaksanakan palayanan

Page 17: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

9

minimal”. Dalam hal ini standar pelayanan minimal merupakan

kewenangan dari Pemerintah Pusat (Pasal 2 ayat (4) butir b). Departemen

Kimpraswil telah mengeluarkan Draft Standar Pelayanan Minimum (SPM)

bidang jalan seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Standar pelayanan minimum (SPM) jalan (Dep. Kimpraswil)

Kepadatan penduduk (Jiwa/km2

)

Indek aksesibilitas (km/km2)

Aspek aksesibilitas

Sangat tinggi > 5000

Tinggi > 1000

Sedang > 500

Rendah > 100

Sangat rendah < 100

> 5

> 1,5

> 0,5

> 0,15

> 0,05

Sumber : Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 3. Akomodasi Terhadap Pengembangan Wilayah

Penetapan kebutuhan pembangunan dan pengembangan jaringan

jalan tidak hanya didasarkan pada kebutuhan untuk mencapai 10% jalan

mantap ataupun SPM jalan, namun juga terkait dengan kebutuhan jalan

bagi pengembangan wilayah, dukungan bagi sektor dan kawasan

andalan, prediksi kebutuhan lalu lintas di masa datang.

Page 18: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

10

B. Pembinaan Jalan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006,

wewenang pembinaan jalan dikelompokkan menurut tingkatan sebagai

berikut :

1. Jalan Nasional

2. Jalan Propinsi

3. Jalan Kabupaten atau Kota

1. Jalan Nasional

Jalan Nasional adalah jalan yang wewenang pembinaannya ada

pada menteri. Penetapan suatu ruas jalan sebagai jalan nasional

dilakukan dengan keputusan menteri. Yang termasuk jalan nasional

adalah :

a. Jalan arteri primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang

kesatu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang

kesatu dengan kota jenjang kedua

b. Jalan Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar ibukota

propinsi

c . Jalan selain daripada yang termasuk huruf a dan huruf b, yang

mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional.

2. Jalan Propinsi

Jalan Propinsi yang diatur pada pasal 58 Peraturan Pemerintah No.

34 Tahun 2006 wewenang pembinaannya pada pemerintah propinsi.

Page 19: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

11

Penetapan stasus jalan sebagai jalan propinsi dilakukan dengan

Keputusan Menteri Dalam Negeri atas usul Pemerintah Daerah Tingkat I

yang bersangkutan dengan memperhatikan pendapat menteri. Yang

termasuk kelompok jalan propinsi adalah :

a. Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan

ibukota kabupaten atau kota

b. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten

atau kota.

Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten atau

kota.

3. Jalan Kabupaten atau Kota

Jalan Kabupaten atau Kota pembinaannya pada pemerintah

kabupaten atau kota. Penetapan status jalan sebagai jalan kabupaten

atau kota dilakukan dengan keputusan Gubernur atas usul Pemerintah

Kabupaten atau Kota yang bersangkutan dengan memperhatikan

pendapat Gubernur. Yang termasuk kelompok jalan kabupaten atau kota

adalah jalan selain yang disebutkan pada jalan nasional dan jalan

propinsi.

Menurut Abubakar, et al dalam buku ”Sistem Transportasi” yang

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan (1998), bahwa untuk

menciptakan suatu sistem transportasi yang andal dalam suatu kota

adalah dengan menetapkan suatu hirarki jalan yang melayani suliuruh

wilayah. Pembagian hirarki jalan didasarka pada :

Page 20: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

12

a. Kebutuhan transportasi

b. Pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan

c . Karakteristik moda

d. Perkembangan teknologi kendaraan

e. Muatan sumbu terberat kendaraan

f. Konstruksi jalan.

Penentuan hirarki jalan berkaitan pula dengan beberapa variabel sebagai

berikut :

1. Volume lalu lintas, biasanya bervariasi berdasarkan total volume dua

arah, satu arah, volume waktu puncak dan proporsi relatif kendaraan.

2. Kecepatan rencana adalah kecepatan kontinu terbesar dari

kendaraan yang melakukan perjalanan di jalan dengan sama jika tidak

terdapat lalu lintas lainnya. Tipikal kecepatan adalah sebagai berikut :

a. Jalan lokal : 20 – 40 km/jam

b. Jalan kolektor : 50 – 60 km/jam

c. Jalan arteri : 60 – 80 km/jam

3. Akses, merupakan salah satu pertimbangan pula dalam penentuan

hirarki jalan, jumlah akses yang diizinkan untuk suatu jalan ditentukan

berdasarkan kelas jalan. Jika yang lebih dipentingkan adalah volume lalu

lintas tinggi maka akses harus dibatasi, jika akses yang lebih dipentingkan

maka volume lalu lintas dan kecepatan dibatasi.

Contoh hirarki jalan pada wilayah perkotaan dapat dilihat pada

gambar 2.1. Pada gambar tersebut nampak bahwa jalan lokal (c)

Page 21: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

13

disalurkan kejalan arteri (a) melalui jalan kolektor (b). Secara teoritis, lalu

lintas dan jalan lokal sebaiknya tidak langsung masuk ke jalan arteri. Hal

ini juga dimaksudkan untuk mengurangi akses yang menuju jalan arteri.

Namun pada prakteknya di Indonesia, jalan-jalan lokal umumnya

mempunyai akses langsung ke jalan arteri sehingga fungsi hirarki jalan

tidak sebagaimana mestinya.

Gambar 1.2. Hirarki jaringan jalan (Abubakar et al,1998)

Keterangan : A = Jalan Arteri B = Jaln Kolektor C = Jalan Lokal

C. Penentuan Kriteria

Idealnya penilaian suatu rencana penanganan jaringan jalan di

suatu wilayah tidak hanya ditetapkan dari nilai kelayakan ekonomi saja.

Diperlukan kriteria lain yang lebih komprehensif untuk mengkaji

usulan/rencana penanganan jaringan jalan dalam rangka pembangunan

wilayah. Dengan banyaknya kriteria (multi kriteria) pertimbangan, maka

diharapkan keputusan yang dihasilkan mampu mencakup seluruh aspek

Page 22: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

14

dari sistem transportasi yang bersifat multi-demensional. Selain itu,

keputusan yang diambil harus mampu menghasilkan kompromi, dimana

kehendak (aspirasi) daerah kabupaten/kota yang dipadukan dengan

konsep pembangunan jaringan transportasi.

Berdasarkan hal tersebut maka kriteria penanganan jaringan jalan

tidak dapat dipisahkan dari konsep penyelenggaraan jaringan jalan, yaitu

Undang-undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan, Pasal 3 disebutkan bahwa :

Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk

mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman,

cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu

memadukan moda transportasi lainnya menjangkau seluruh

pelosok wilayah daratan untuk menunjang pemerataan,

pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan

penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau

oleh daya beli masyarakat.

Dalam Pasal tersebut, kalimat ”....menjangkau seluruh pelosok

wilayah daratan....” dapat diasumsikan sebagai pemerataan aksesibilitas

di wilayah Kota Kendari khususnya di Kecamatan Mandonga. Kata

”efisien” dan ”....biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat” dapat

diasumsikan sebagai adanya harapan bahwa aspek biaya (biaya

penanganan) merupakan bagian yang harus dipertimbangkan dalam

tujuan penyelenggaraan penanganan jaringan jalan.

Page 23: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

15

Selain itu harapan Pemerintah Daerah tentang pembangunan

infrastruktur dapat dilihat pada Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari :

Pembangunan sistem transportasi di Kota Kendari diharapkan

mampu melayani ke seluruh satuan pemukiman dan menjangkau

hingga pada lahan pertanian yang dimaksudkan untuk

memudahkan akses dalam pengangkutan hasil produksi dan

pergerakan arus penumpang.

Kalimat ”....diharapkan mampu melayani ke seluruh satuan

pemukiman dan menjangkau hingga pada lahan pertanian....” dapat

diasumsikan sebagai adanya keinginan Pemerintah Daerah untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berupa peningkatan

aksesibilitas di wilayahnya. Hal ini juga dapat diasumsikan bahwa kriteria

pemerataan aksesibilitas sebaiknya dipertimbangkan dalam penanganan

jalan di wilayah penelitian.

Selain hal tersebut di atas, aspirasi daerah yang merujuk pada

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari disebutkan bahwa

dalam upaya mencapai sasaran terciptanya tata ruang wilayah kecamatan

yang baik, maka perlu dilakukan berbagai pendekatan. Adapun

pendekatan tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi dan berorientasi

lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka rencana penanganan

jaringan jalan sebaiknya diseleraskan dengan sasaran yang ingin dicapai

oleh Pemerintah Kota Kendari dalam penataan ruang wilayah. Dengan

Page 24: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

16

demikian, rencana penanganan jaringan jalan juga mengakomodasi

pendekatan dalam mencapai terciptanya tataruang yang baik, yaitu

pertumbuhan ekonomi dan berorientasi lingkungan. Hal ini dapat

diasumsikan bahwa dalam rencana penanganan jaringan jalan aspek

ekonomi dan aspek dampak lingkungan merupakan salah satu kriteria

yang perlu dipertimbangkan.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan jaringan

jalan yaitu tujuan kegiatan penanganan jaringan jalan itu sendiri. Adapun

tujuan penanganan jaringan jalan antara lain untuk mencapai

kondisi/keadaan jalan 100% mantap, untuk mencapai SPM dan

akomodasi/penyesuaian terhadap pengembangan wilayah. Dengan

demikian maka dalam upaya penanganan sistem jaringan jalan perlu

dipertimbangkan kriteria akomodasi terhadap pengembangan wilayah dan

kriteria yang menggambarkan kondisi/keadaan jaringan jalan yang akan

ditinjau.

Berdasarkan konsep di atas, maka beberapa kriteria diasumsikan

memiliki pengaruh dalam kegiatan penanganan sistem jaringan jalan di

Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Dengan demikian usulan kriteria

yang digunakan dalam kegiatan penanganan jaringan jalan di wilayah

penelitian, yaitu :

a. Kriteria pemerataan aksesibilitas

b. Kriteria pengembangan wilayah

c . Kriteria pengembangan sektor ekonomi

Page 25: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

17

d. Kriteria aspek biaya

e. Kriteria dampak lingkungan

f. Kriteria kerusakan jalan

D. Metode Analisis Multi Kriteria

Menurut Tamin (2002), dalam Konsep Pengembangan Sistem

Transportasi Wilayah di Era Otonomi Daerah, ada dua hal yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. Partisipatif. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka

bagaimana pun juga aspirasi/keinginan dari kabupaten/kota harus

dipertimbangkan.

2. Bertahap. Sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada. Untuk itu,

pelaksanaan pembangunan harus dilakukan secara bertahap sesuai

dengan prioritas.

Butir (1) mengim plikasikan bahwa dalam program pengembangan

sistem jaringan transportasi, sekarang ini perlu adanya perubahan

strategi setidaknya untuk menyikapi desentralisasi di era otonomi daerah.

Butir (2) mengimplikasikan perlunya dikembangkan suatu alat bantu

pengambilan keputusan yang mampu menyusun usulah program

pengembangan sistem jaringan transportasi sesuai dengan prioritas yang

sudah menjadi kesepakatan bersama yang telah dicapai pada butir (1).

Untuk menyusun daftar prioritas tersebut, dibutuhkan adanya

sejumlah kriteria yang mampu menyeleksi usulah yang ada secara fair

Page 26: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

18

dan telah memperhatikan keinginan semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Salah satu pendekatan perencanaan yang memungkinkan

diakomodasikannya sejumlah kepentingan dan sejumlah kriteria dalam

proses pengambilan keputusan adalah Analisis Multi Kriteria (AMK).

Wibawa (1994), menyatakan bahwa perencanaan prioritas adalah

pemilihan alternatif rancangan kebijakan yang memiliki nilai paling penting

yang ditinjau dari beberapa aspek, diseleksi dari beberapa alternatif yang

ada.Beberapa aspek yang mempengaruhi dalam menentukan prioritas

adalah tingkat kepentingan, birokrasi pemerintah, nilai pribadi dan

besarnya nilai kebijakan.

Menurut Tamin (2002) Analisis Multi Kriteria merupakan alternatif

teknik yang mampu menggabungkan sejumlah kriteria dengan besaran

yang berbeda (multi variable) dan dalam persepsi pihak yang terkait yang

bermacam-macam (multi facet).

Penilaian ini diberikan oleh beberapa pakar (expert) yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman dalam perencanaan dan dianggap mampu

memberikan penilaian secara objektif. Adapun proses Analisis Multi

Kriteria dalam menentukan prioritas penanganan jalan dapat diihat pada

gambar 2.

Adapun perbandingan bobot relative (relative weighting) antar

kriteria dihasilkan dari survey wawancara kepada wakil dari instansi-

instansi terkait dengan perencanaan wilayah dan sistem transportasi di

Page 27: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

19

tingkat propinsi dan kabupaten/kota yang ada. Secara sederhana proses

penilaian tersebut disampaikan pada tabel 2.

Gambar 2.2. Proses analisis multi kriteria dalam menentukan prioritas penanganan jalan (Tamin, 2002)

Alternatif usulan pengembangan diperoleh dari hasil survei ke

daerah, yang kemudian dengan model transportasi akan diperkirakan

kinerjanya sepanjang waktu tinjauan. Tampilan kerja tersebut akan dinilai

oleh para pakar (expert judgement) terhadap kriteria pengembangan yang

disarikan dari konsep pengembangan jaringan jalan, seperti dari

Sistranas, RT/RW dan kebijakan lainnya. Kriteria pengembangan

dipersepsikan kepada para pengambil keputusan di daerah untuk

menghasilkan bobot relatif tingkat kepetingan antar kriteria. Melalui proses

AMK akan diperoleh perangkingan antar prioritas sesuai dengan

Aspirasi/Rencana Daerah

Alternatif Usulan Penanganan

Jalan

Model (Transportasi, Ekonomi, Sosial, dll)

Indikator Kinerja Usulan Penanganan

Penilaian Ahli (Expert Judgement)

Penilaian Kinerja Rencana Penanganan

Konsep Penanganan

Jaringan Jalan

Kriteria2 Penanganan

Jaringan Jalan

Bobot Antar Kriteria

Penanganan Jaringan

Analisis Multi Kriteria (AMK)

Persepsi Pihak Terkait Hasil Analisis :

Ranking/Prioritas Penanganan

Page 28: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

20

kemampuannya dalam memenuhi tingkat kepentingan kriteria yang

dikembangkan (Tamin, 2002).

Tabel 2. Proses penilaian kinerja program penanganan jalan (Tamin, 2002)

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 ........ Kriteria n Kriteria

Alternatif 1 2 3 ....... n

Alternatif 1 1 a11 a12 a13 ....... a1n

Alternatif 2 2 a21 a22 a23 ....... a2n

Alternatif 3 3 a31 a32 a33 ....... a3n

............. ....... ....... ....... ....... ....... .......

Alternatif n 6 an1 an2 an3 ....... ann

Dimana : a ..... g = Kriteria 1 ..... n = Alternatif aij = Nilai Alternatif i Terhadap Kriteria j

Analisis Multi Kriteria merupakan metode yang dikembangkan dan

digunakan dalam masalah pengambilan keputusan dan dimaksudkan

untuk bisa mengakomodasi aspek-aspek diluar kriteria ekonomi dan

finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait

dengan suatu proyek secara komprehensive dan scientific.

Ada dua jenis pengembangan Analisis Multi Kriteria, yaitu :

1. Bersifat desktiptif. Evaluasi digunakan untuk memilih alternatif terbaik

(atau urutannya) dari pilihan yang ada.

Page 29: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

21

2. Berdasarkan fungsi-fungsi matematik dengan pilihan yang bisa tidak

terbatas dengan tujuan untuk mencari solusi optimum dari suatu

persoalan.

Adapun alasan digunakannya Analisis Multi Kriteria dalam

menentukan priorotas penanganan jalan di lingkup wilayah kabupaten

antara lain dikemukakan oleh Sarkar (2004) dalam Lessons Learned from

Rural Transport in India mengemukkan bahwa penelitian-penelitian yang

mempunyai hubungan dengan perencanaan jaringan jalan rural antara

lain adalah dengan pendekatan berdasarkan multi kriteria.

Selain itu, berdasarkan jawaban yang dikemukakan oleh Ofyar

Tamin lewat e -mail atas pertanyaan Armanto tentang Analisis Multi Kriteria

dalam perencanaan jalan di lingkup wilayah kabupaten/kota :

Metode ini dapat diterapkan pada tingkat mana saja. Ini merupakan

salah satu kelebihan dari metode ini di era otonomi daerah dimana

penilaian dilihat hanya beberapa kriteria dan itupun setiap kriteria

akan dinilai oleh berbagai stakeholder yang mungkin mempunyai

penilaian yang berbeda untuk setiap kriteria yang sama.

Penjelasan dengan Analisis Multi Kriteria ini dapat dikaji dengan

menggunakan Metode Proses Hirarki Analitik (Analitical Hiera rchy Process

– AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (Marimin, 2004).

Langkah-langkah dalam penggunaan metode AHP yang

dikemukakan Saaty (1991), adalah sebagai berikut :

1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan.

Page 30: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

22

2. Bentuk struktur hirarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh dari

tingkat pucak sampai tingkat bawah.

3. Buatlah sebuah matriks perbandingan berpasangan untuk kontribusi

atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang

berpengaruh yang berada setingkat di atasnya.

4. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan dan

memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1

sepanjang diagonal utamanya, kemudian dicari prioritas dan uji

konsistensinya.

5. Laksanakan langkah 3 dan 4 untuk semua tingkat dan gugusan dalam

hirarki tersebut.

6. Hitung vektor prioritas dari masing-masing kriteria dengan

menggunakan komposisi secara hirarki.

7. Periksa konsistensi dari seluruh hirarki.

1. Spesifikasi Kriteria dan Sub Kriteria Perencanaan

Pengembangan kriteria perencanaan jaringan jalan secara

komprehensif tidak dapat dilepaskan dari tujuan penyelenggaraan jaringan

jalan itu sendiri. Dalam hal ini terdapat 2 dasar konseptual yang dijadikan

acuan dalam penanganan kriteria perencanaan, yaitu peraturan terkait

dengan konsepsi penyelenggaraan jaringan jalan dan parameter kinerja

dalam penyelenggaraan jaringan tersebut. Adapun peraturan yang terkait

dengan penyelenggaraan jaringan jalan adalah UU No. 34 Tahun 1992

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain itu, parameter kinerja

Page 31: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

23

suatu jaringan jalan dilakukan dengan melibatkan faktor-faktor yang terkait

dan saling mempengaruhi dengan sistem penyelenggaraan jaringan jalan.

Variabel kriteria (sub kriteria) merupakan suatu representasi dari

penanganan jalan yang dikembangkan pada wilayah penelitian. Variabel

inilah yang akan menentukan tingkat kinerja suatu rencana atau usulan

penanganan jalan.

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh variabel kriteria

antara lain :

a. Variabel yang dipakai idealnya mampu mewakili karakteristik/jalan

yang penting sebagai gambaran yang layak mengenai tingkat

kepentingan dari usulan penanganan jalan.

b. Variabel yang digunakan untuk menilai kinerja jaringan jalan sebaiknya

berupa variabel kuantitatif, sehingga objektifitas penilaian variabel

dapat dipertahankan.

c . Data variabel mudah dikumpulkan dan selalu dapat diperbaharui setiap

tahunnya, sehingga dapat dengan mudah direpliksikan untuk

keperluan, waktu dan lokasi yan berbeda.

Kriteria penanganan jaringan jalan dapat dispesifikasikan dari

sasaran penanganan jalan. Dalam sasaran tersebut dapat dikembangkan

sejumlah kriteria yang berkenaan dengan penanganan jalan di lokasi yang

ditinjau. Pada tabel 3 disampaikan proses spesifikasi variabel kriteria yang

dapat dipakai sebagai tingkat kepentingan dari suatu ruas jalan yang

diusulkan untuk dibangun atau ditangani.

Page 32: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

24

Variabel kriteria tersebut untuk selanjutnya dipakai untuk

membentuk matriks kinerja yang akan digunakan dalam menilai kelayakan

atau urgensi dari rencana penanganan jalan yang diusulkan.

2. Pembobotan Kriteria

Dalam penentuan bobot kriteria, dapat dilakukan cara-cara sebagai

berikut :

a. Analisis preferensi (preference analysis ), yaitu penilaian diberikan

langsung oleh juri yang ditunjuk.

b. Analisis sifat (behavioral analysis), yaitu penilaian didasarkan kepada

pengamatan atas fenomena yang terjadi.

c . Penilaian langsung (direct system), yaitu bobot yang digunakan

mewakili aspek yang bisa diukur.

Dalam penelitian ini penentuan bobot kriteria yang digunakan

adalah berdasarkan analisis preferensi dan penilaian langsung. Selain itu,

penentuan nilai utilitas (bobot) didasarkan pada skala pengukuran binary,

yaitu penilaian berdasarkan nilai 0 (nol) dan 1 (satu). Hal ini dilakukan

pada penilaian untuk data kualitatif (Arsyad, 2002). Sedangkan untuk data

kuantitatif penilaian dengan metode direct atau langsung (Mirimin, 2004),

yaitu pemberian penilaian berdasarkan jumlah tertentu dari variabel yang

ditinjau. Analisis Multi Kriteria dengan modal AHP dilakukan dengan

menggunakan matriks (tabel 4). Pada tahap awal dibuat matriks

perbandingan berpasangan, dimana elemen-elemen yang digunakan

untuk menyusun matriks tersebut diperoleh melalui analisis hasil survei

wawancara.

Page 33: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

25

Berdasarkan kriteria tertentu, maka perlu ditentukan tingkat

kepentingannya dengan menggunakan prinsip kerja AHP, yaitu

perbandingan berpasangan (pairwise comparison) sehingga tingkat

kepentingan (importance) suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain dapat

dinyatakan dengan jelas (Marimin, 2004). ) suatu kriteria relatif terhadap

kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas (Marimin, 2004).

Matriks perbandingan berpasangan pada tabel 4 diolah dengan

perhitungan pada tiap baris matriks dengan menggunakan persamaan :

Wi = n (a i1 x a i2 x a i3 x …… ai j) (II.1)

Tabel 3. Matriks perbandingan berpasangan (Tamin, 2002)

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 ........ Kriteria n Jumlah 1 2 3 ....... n n

Kriteria 1 1 a11 a12 a13 ....... a1n ? a1

Kriteria 2 2 a21 a22 a23 ....... a2n ? a2

Kriteria 3 3 a31 a32 a33 ....... a3n ? a3

............. ....... ....... ....... ....... ....... ....... .......

Kriteria n 6 an1 an2 an3 ....... 1 ? a.

Dimana : aij = Bobot Relatif antara Kriteria i Terhadap Kriteria j

Nilai bobot antar kriteria (ai j) diskalakan dengan nilai antara 1

sampai tingkat 9 dimana masing-masing angka akan memberikan tingkat

relatifitas kepentingan seperti diperlihatkan pada tabel 5.

Selanjutnya perhitungan dilanjutkan dengan memasukkan nilai Wi

pada matriks hasil persamaan tersebut ke persamaan berikut :

Page 34: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

26

Xi = (Wi / ? Wi) (II.2)

Nilai Xi tersebut kemudian digunakan untuk membuat matriks

berukuran n x 1, dimana n merupakan banyaknya elemen i. Matrisk yang

diperoleh tersebut merupakan eigenvector.

Setelah eigenvector diperoleh, langkah selanjutnya adalah

menghitung eigenvalue masimum (?maks) yang diperoleh melalui

persamaan :

? maks = ? aij . Xi (II.3)

Dalam penelitian ini hanya menggunakan intensitas kepentingan

antara lain 1, 3, 5, 7 dan 9. Sedangkan untuk intensitas kepentingan 2, 4,

6 dan 8 tidak digunakan. Hal ini dimaksudkan agar intensitas kepentingan

yang diperoleh adalah memiliki arti absolut. Selain itu, untuk lebih

memudahkan stakeholder dalam memberikan penilaian atau pembobotan

kriteria.

3. Penghitungan Konsistensi

Dalam model AHP, matriks perbandingan berpasangan dapat

diterima jika nilai rasio konsistensi (CR) ? 0,1. Nilai CR diperoleh melalui

persamaan :

Page 35: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

27

Tabel 4. Skala penilaian perbandingan pasangan (Saaty, 1993)

Intensitas kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

5 Satu elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penagasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan.

Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka intensitas kepentingan di atas dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikan dibanding dengan i.

CR = CI / RI (II.4)

Dimana :

CI = (?maks – n) / (n – 1) (II.5)

(?maks) = Eigenvalue maksimum

n = Ukuran matriks

Random Index (RI) adalah nilai indeks random yang diperoleh

berdasarkan tabel 5.

Page 36: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

28

4. Pembobotan Kriteria Total Stakeholder

Setelah semua pembobotan kriteria dari masing-masing

stakeholder diperoleh, maka perhitungan dilanjutkan dengan

menjumlahkan tiap kriteria pada masing-masing stakeholder.

Tabel 5. Nilai indeks random (Saaty, 1993)

Ukuran Matriks

Indeks random (inkonsistensi)

Ukuran matriks Indeks random

(inkonsistensi)

1,2 0,00 9 1,45

3 0,58 10 1,49

4 0,90 11 1,51

5 1,12 12 1,48

6 1,24 13 1,56

7 1,32 14 1,57

8 1,41 15 1,59

Nilai rata-rata dari masing-masing stakeholder ini kemudian dipakai

sebagai bobot kriteria. Hal ini ditunjukkan pada tabel 6.

Page 37: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

29

Tabel 6. Pembobotan seluruh stakeholder s

Stakeholder1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

..........

Stakeholder n

Rata-rata

Kriteria 1 ..........

Kriteria 2 ..........

Kriteria 2 ..........

........... ........... ........... ........... .......... ........... ...........

Kriteria n ..........

E. Penelitian Yang Lalu

Penelitian yang telah menggunakan Analisis Multi Kriteria untuk

menentukan prioritas pada pengembangan dan penanganan proyek-

proyek jalan antara lain :

Penelitian Rosilawati (2007) dengan judul : Kajian prioritas

perbaikan jalan di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa .

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi yang mendasari prioritas

perbaikan jaringan jalan di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

dan untuk menentukan urutan prioritas perbaikan jaringan jalan di

Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Adapun perbedaan antara

penelitian yang kami lakukan dengan penelitian Rosilawati adalah

perbedaan pada lokasi penelitian, perbedaan pada sebagian kriteria yang

digunakan, perbedaan pada stakeholder sedangkan persamaannya

adalah menggunakan AHP dalam analisis.

Page 38: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

30

Penelitian yang dilakukan oleh Sihalolo (2004), yaitu Strategi dan

Prioritas Pengembangan Prasarana Jalan dalam Rangka Mendukung

KAPET Seram. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi dalam

usaha pengembangan prasarana jalan di Pulau Seram yang diharapkan

dapat mendukung KAPET Seram. Selain hal tersebut, penelitian ini juga

menghasilkan urutan prioritas dalam penanganan prasarana jalan yang

sebaiknya diterapkan di Pulau Seram. Adapun perbedaan antara

penelitian yang kami lakukan dengan adalah perbedaan pada tujuan

penelitian, perbedaan pada lokasi penelitian, perbedaan pada sebagian

kriteria yang digunakan, perbedaan pada stakeholder, sedangkan

persamaannnya adalah menggunakan AHP dalam analisis.

Penelitian lain adalah dilakukan oleh Pangaribuan (2004), yaitu

Analisis Kebijakan Penanganan Jalan dengan Metode Multi Kriteria (Studi

Kasus Jalan Nasional Propinsi Maluku). Penelitian ini mengemukakan

tentang faktor-faktor yang menjadi prioritas pertimbangan dan penentuan

urutan prioritas dalam penanganan jalan nasional di Propinsi Maluku.

Sedangkan pada penelitian ini, hanya membahas faktor-faktor yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kriteria pertimbangan

penanganan jalan dalam ruang lingkup jalan yang ditangani oleh

Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/Kota tanpa membahas jalan yang

dikelola oleh propinsi ataupun nasional.

Selain penelitian di atas, penelitian lain yang memiliki beberapa

kesamaan terutama penerapan metode pendekatan Analisis Multi Kriteria

Page 39: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

31

(AMK) dalam perencanaan sistem jaringan jalan adalah Konsep

Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah di Era Otonomi Daerah yang

dilakukan oleh Tamin (2002). Dalam penelitian yang mengambil lokasi di

Jawa Barat ini menghasilkan rekomendasi berupa urutan prioritas

pengembangan jaringan jalan berupa pemeliharaan, penanganan dan

pengembangan jaringan jalan baru untuk jalan nasional, jalan propinsi dan

jalan kabupaten yang berada di Jawa Barat. Sedangkan penelitian yang

dilakukan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari akan menghasilkan

urutan prioritas penanganan jalan yang meliputi pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala dan peningkatan jalan, khusus jalan Kolektor yang

ditangani Pemerintah Daerah Kota Kendari.

Page 40: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

32

F. Kerangka Pikir

Kenyataan : Adanya Keterbatasan dana yang mampu disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam penanganan sistem jaringan jalan yang telah ada. Selain itu,umumnya dalam pelaksanaan penanganan tersebut hanya berdasarkan satu kriteria saja

Seharusnya : Diadakan urutan prioritas dalam penanganan sistem jaringan jalan sehingga memberikan hasil yang lebih baik pada masyarakat. Selain itu, dalam penanganan jalan didasarkan pada kriteria-kriteria yang memberikan manfaat atau dampak baik secara langsung maupun tidak langsung

Bagaimana kriteria dan prioritas penanganan

jalan

Prioritas penanganan jalan

Kriteria : - Pemerataan aksesibilitas ? Panjang jalan ? Luas wilayah ? Jumlah penduduk

- Pengembangan wilayah ? Kota Kabupaten ? Kota Kecamatan ? Kelurahan/Desa

- Pengembangan sektor ekonomi ? Kawasan pertanian ? Kawasan

perkebunan ? Kawasan kehutanan

- Aspek biaya ? Pemeliharaan rutin ? Pemeliharaan

berkala ? Peningkatan jalan

- Dampak lingkungan ? Hutan lindung ? Hutan lainnya ? Lahan perkebunan/

pertanian - Kerusakan jalan ? Rusak berat ? Rusak ringan ? Baik

Analysis Hierarchy Process (AHP)

Urutan prioritas penanganan jalan

Pendapat stakeholder

Tinjauan Pustaka : - Tamin (2002) yaitu

partisipatif dan bertahap - Sarkar (2004)

mengemukakan bahwa pendekatan berdasar multi kriteria merupakan salah satu penelitian yang dapat dihubungkan dengan perencanaan jaringan jalan rural.

- Saaty (1993) Analitycal Hierachy Process (AHP) membantu mengidentifikasi dan menetapkan prioritas atas dasr sasaran serta pengalaman dan pengetahuan tentang setiap masalah

Page 41: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari Propinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi yang dijadikan sebagai studi kasus dalam menentukan

prioritas penanganan jalan yaitu pada wilayah Kecamatan Mandonga.

Dalam penelitian ini difokuskan untuk meninjau ruas -ruas jalan sebagai

penghubung (jalan kolektor) dengan jalan Utama (jalan arteri) yang

berada di bawah wewenang penanganan Pemerintah Daerah Kota

Kendari. Selanjutnya lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Adapun waktu penelitian ini telah dilakukan awal bulan November

hingga Desember 2007.

B. Jenis Penelitian dan Metode Survei

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif

dan kuantitatif. Dengan demikian akan digambarkan kondisi objek

penelitian dan hasil penelitian secara kuantitias dan kualitas berdasarkan

tabulasi. Adapun metode survei dilakukan dengan pembagian kuesioner

kepada responden dan pengamatan langsung di lokasi penelitian.

Page 42: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

34

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menuntut sejumlah data yang diperoleh melalui data

primer seperti wawancara atau kuesioner maupun data sekunder berupa

informasi dari instansi terkait. Adapun data yang dibutuhkan antara lain

data primer berupa pendapat/persepsi respoden terhadap kriteria dan sub

kriteria yang diusulkan, dan data sekunder berupa data jaringan jalan,

data lokasi kawasan andalan, data mengenai Rencana Tata Ruang

Wilayah, data tentang kondisi geografis, luas dan jumlah penduduk.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lokasi

penelitian yang dibutuhkan dalam usaha mencapai tujuan penelitian yang

berasal dari persepsi/pemahaman responden/stakeholder yang memiliki

kompetensi dan terkait dalam perencanaan dan pembangunan prasarana

transportasi di wilayah penelitian. Data ini diperoleh melalui pembagian

kuesioner. Hasil dari kuesioner ini adalah informasi bobot relatif antar

kriteria dan sub kriteria agar diperoleh perbandingan bobot antar kriteria

(weighting) dan sub kriteria yang akan menentukan tingkat kepentingan

antar variabel yang dipertimbangkan. Data pembobotan ini diperoleh

dengan menganalisis hasil survei, dimana responden yang dipilih

dihadapkan pada pertanyaan yang mengarah kepada perbandingan

tingkat kepentingan antar kriteria. Sedangkan hasil wawancara dengan

responden yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan

Page 43: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

35

penanganan jalan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengasumsikan

kriteria yang akan dipertimbangkan.

Adapun stakeholder yang dijadikan responden adalah :

1. Kepala BAPPEDA Kota Kendari.

2. Kepala Bidang Fisik dan Prasarana BAPPEDA Kota Kendari.

3. Kepala Bidang Ekonomi BAPPEDA Kota Kendari.

4. Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA Kota Kendari.

5. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari.

6. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari.

7. Kepala Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan Kota Kendari.

8. Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kota Kendari.

9. Anggota DPRD Kota Kendari yang mewakili lokasi penelitian (dua

orang).

11. Anggota DPRD Kota Kendari dari Komisi C (satu orang)

12. Kepala Dinas Dampak Lingkungan dan Hutan Kota Kendari.

Pemilihan responden berdasarkan tingkat kompetensi terhadap

masalah yang berhubungan dengan perencanaan dan pembangunan

prasarana transportasi (operator). Responden terbagi atas beberapa

kategori, antara lain yang terkait dengan pelaksanaan penanganan jalan

yaitu pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum, responden yang terkait

dengan perencanaan dan pengembangan wilayah yaitu BAPPEDA dan

responden yang terkait mengenai kriteria dampak lingkungan, yaitu

Kepala Dinas Dampak Lingkungan dan Hutan . Adapun alasan pemilihan

Page 44: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

36

tiga orang anggota DPRD adalah dua orang anggota DPRD ini terpilih

sebagai anggota dewan mewakili wilayah penelitian sehingga dianggap

mewakili kelompok masyarakat yang menggunakan jalan yang ditinjau

(user) dan satu orang dari Komisi C yaitu Komisi yang membidangi

masalah Pembangunan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia di beberapa

sumber instansi-instansi terkait yang dibutuhkan dalam mendukung

penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan antara lain :

a. Data jaringan jalan diperoleh dari Sub Dinas Bina Marga Kota Kendari.

b. Data lokasi kawasan andalan diperoleh dari BAPPEDA Kota Kendari.

c . Data mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah diperoleh dari Sub

Dinas Tata Ruang Kota Kendari.

d. Data tentang kondisi geografis, luas dan jumlah penduduk diperoleh

dari Kantor BPS Kota Kendari.

D. Metode Analisis

Urutan dalam menentukan prioritas penanganan jalan dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut : penentuan/spesifikasi kriteria,

pembobotan kriteria, penghitungan rasio konsistensi, pembobotan total

kriteria stakeholder dan penentuan prioritas.

Page 45: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

37

1. Penentuan Kriteria

Penilaian suatu rencana penanganan jaringan jalan di suatu

wilayah sebaiknya tidak hanya ditetapkan dari nilai kelayakan ekonomi

saja. Diperlukan kriteria lain yang lebih komprehensif untuk mengkaji

usulan/rencana penanganan jaringan jalan dalam rangka pembangunan

wilayah. Dengan demikian diperlukan beberapa kriteria yang diharapkan

memenuhi berbagai kepentingan dan aspek yang berhubungan dengan

perencanaan dan pembangunan prasarana transportasi di wilayah

tersebut.

2. Pembobotan Kriteria dan Sub Kriteria

Pembobotan kriteria dilakukan dengan cara mengolah hasil

kuesioner yang telah dibagikan kepada stakeholder. Penyebaran

kuesioner diberikan kepada stakeholder yang memiliki tugas dan fungsi

berhubungan dengan kriteria-kriteria dalam penanganan jalan.

Analisis pembobotan sub kriteria dilakukan dengan berdasarkan

hasil penilaian stakeholder terhadap kuesioner mengenai sub kriteria. Hal

ini dilakukan dengan menghitung jumlah pendapat stakeholder. Apabila

penilaian tersebut memiliki nilai lebih dari 1, maka berarti elemen

pembanding memiliki intensitas kepentingan yang sama dengan elemen

yang dibandingkan. Sedangkan bila memiliki nilai pecahan berarti

menunjukkan nilai perbandingan antara elemen pembanding dengan

elemen yang dibandingkan.

Page 46: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

38

3. Perhitungan Rasio Konsistensi

Penghitungan rasio konsistensi diperlukan untuk memeriksa

apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsistensi

atau tidak. Beberapa variabel yang diperlukan dalam penghitungan

konsistensi ini, yaitu antara lain nilai eigen, ukuran matriks dan indek

random yang diperoleh dari tabel 5.

Seharusnya nilai dari rasio konsistensi tidak lebih dari 0,10 jika

penilaian kriteria telah dilakukan dengan konsistensi. Dalam penelitian ini,

satu dari stakeholder tidak memenuhi syarat rasio konsistensi sehingga

tidak dimasukkan dalam penghitungan pembobotan global kriteria.

4. Pembobotan Total Kriteria dan Sub Kriteria

Nilai pengolahan data dari seluruh kriteria merupakan bobot lokal

rata-rata dari seluruh stakeholder dan bobot global dari semua kriteria dan

sub kriteria dengan rasio konsistensi lebih kecil dari 0,10.

Nilai dari pembobotan ini akan membentuk suatu persamaan yang

mencakup bobot untuk setiap kriteria maupun sub kriteria.

5. Penentuan Prioritas

Penentuan prioritas penanganan jalan dilakukan dengan

memasukkan bobot kinerja/potensi setiap ruas jalan yang ditinjau ke

persamaan totol bobot yang mencakup seluruh kriteria dan sub kriteria.

Ruas jalan yang memiliki kinerja/potensi yang berbeda akan menghasilkan

nilai prioritas yang berbeda. Ruas jalan yang menghasilkan nilai yang

Page 47: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

39

tinggi merupakan ruas jalan yang menempati urutan pertama dalam

priorotas penanganan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan prioritas penanganan

jalan dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3.3. Tahapan penentuan prioritas pananganan jaringan jalan

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur Data

Penentuan Kriteria

Pembobotan Kriteria

Penghitungan Ratio Konsistensi

Pembobotan Kriteria Total Stakeholder

Penentuan Prioritas

Selesai

Pendapat Stakeholders

Page 48: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Wilayah Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa karakteristik yang

terdapat pada wilayah penelitian yaitu Kecamatan Mandonga Kota

Kendari. Adapun karakteristik tersebut mencakup letak geografi, batas

wilayah.

1. Letak Geografi, Batas Wilayah dan Luas Wilayah

Wilayah Kota Kendari dengan Ibu Kota Kendari dan sekaligus juga

sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di

bagian selatan Garis Katulistiwa berada diantara 3o 54 ’ 30” – 4o 3’ 11” LS

dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122o 23’ – 122o 39’ BT.

Apabila ditinjau berdasarkan batas wilayah, sepintas letak wilayah Kota

Kendari sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia, sebelah

Timur berbatasan dengan Laut Kendari di Kabupaten Konawe, sebelah

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda,

sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto di Kabupaten

Konawe Selatan dan Kecamatan Sampara di Kabupaten Konawe. Adapun

luas wilayah Kota Kendari adalah sebesar 295,89 KM2 . Penggunaan lahan

terluas adalah peruntukan untuk bangunan dan halaman seluas 51,73

KM2 (17,48%) , lalu tegalan atau kebun seluas 43,22 KM2 (14,61%), lalu

Page 49: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

41

lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 37,59 KM2 (12,70%), lalu

Hutan Negara seluas 34,81 KM2 (11,76%), lalu lahan Perkebunan seluas

30,24 KM2 (10,22%), lalu lahan Tanaman Kayu - Kayuan seluas 23,48

KM2 (7,94%), lalu lahan Padang Rumput seluas 6,19 KM2 (2,09%), lalu

lahan sawah seluas 3,07 KM2 (1,04%), lalu Rawa yang tidak ditanami

seluas 1,76 KM2 (0,59%), lalu lahan Tambak, Kolam, Tebat dan empang

seluas 0,87 KM2 (0,29%) dan lahan lainnya seluas 45,79 KM2 (15,48%)

2. Kondisi Topografi

Umumnya topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi

antara datar dan berbukit. Daerah datar yang terdapat dibagian Barat dan

Selatan Teluk Kendari, Kecamatan Kendari yang terletak disebelah utara

teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan ( Pegunungan Nipa – Nipa )

dengan ketinggian ± 459 Mdari garis pantai, sedangkan kearah selatan

tingkat kemiringan antara 4% - 30%, bagian barat (Kecamatan Mandonga)

dan selatan (Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan

bergelombang rendah dengan kemiringan kearah Teluk Kendari.

Kondisi tanah kota kendari terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus

dan berbatu diperkirakan berjenis aluvium berwarna coklat keputihan dan

ditutupi Prafesier ( Batu lempung atau batu apung )

Page 50: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

42

3. Wilayah Administrasi

Wilayah Administrasi Kota Kendari dengan ibukota Kendari yang

juga merupakan ibu kota provinsi sulawesi tenggara terbagi atas 6 (enam)

kecamatan dan 54 ( lima puluh empat ) kelurahan. Adapun ke enam

kecamatan tersebut adalah Mandonga, Baruga, Poasia, Abeli, Kendari

dan Kendari Barat. Sedangkan lokasi penelitian ini dilakukan di

Kecamatan Mandonga yang terdiri dari 10 ( sepuluh ) Kelurahan yang

ditampilkan pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7. Luas wilayah dan jumlah penduduk Kecamatan Mandonga

No. Kelurahan Luas (Km2) Jumlah penduduk (Jiwa)

1 Powatu 7,38 4.733 2 Watulondo 13,68 4.448 3 Punggolaka 2,77 4.573 4 Tobuuha 6,93 5.704 5 Mandonga 2,46 13.066 6 Korumba 2,47 11.143 7 Anggilowu 1,11 2.874 8 Alolama 2,56 1.978 9 Wawombalata 6,53 2.122 10 Labibia 7,50 1.744 Total 53,41 52,385

Sumber : BPS Kota Kendari, 2006

4. Kondisi Jalan

Kecamatan Mandonga memiliki jalan yang dapat dikelompokkan

berdasarkan peranan jalan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8.

pada tabel tersebut terlihat bahwa di Kecamatan Mandonga terdapat jalan

yang berperan sebagai jalan arteri, kolektor, lokal dan jalan

desa/kelurahan lainnya. Selain itu terlihat bahwa total panjang jalan di

Page 51: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

43

kecamatan Mandonga yang merupakan ibukota kecamatan memiliki total

panjang jalan 139,96 Kilo meter.

Selanjutnya pada tabel 9 ditampilkan tentang kerapatan jalan yang

terdapat disetiap kelurahan dalam wilayah Kecamatan Mandonga yang

dikelompokkan berdasarkan peranan jalan.

Adapun kondisi permukaan jalan dan kawasan yang berada di

sepanjang ruas jalan di wilayah Kecamatan Mandonga dapat dilihat pada

tabel 10. Pada tabel ini ditampilkan kondisi permukaan jalan yang

dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu rusak berat, rusak ringan dan

kondisi baik. Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan yang berstatus

jalan Kabupaten / Kota. Adapun gambar jaringan jalan di lokasi penelitian

dapat dilihat pada lampiran 2.

Page 52: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

44

Tabel 8. Panjang jalan jerdasarkan peranan jalan dalam wilayah penelitian

No Kelurahan Jalan arteri (m)

Jalan kolektor (m)

Jalan lokal (m)

Jalan Desa/lain (m)

Total panjang jalan (M)

1 Powatu 2.508,22 15.027,97 4.583,52 2.902,12 25.021,83

2 Watulondo 1.737,17 7.749,96 3.249,30 6.591,86 19.328,29

3 Punggolaka 1.761,79 2.673,65 10.486,54 10.067,82 24.989,80

4 Tobuuha 1.070,44 4.169,31 3.832,85 3.174,14 12.246,74

5 Mandonga 2.262,94 6976,17 2.929,27 3.291,28 15.459,66

6 Korumba 1.007,61 12.060,74 6.384,26 3.557,13 23.009,74

7 Anggilowu 0,00 2.424,83 1.189,09 752,30 4.366,22

8 Alolama 0,00 3.207,92 0.00 362,49 3.660,41

9 Wawombalata 0,00 3.900,00 0.00 1.361,72 5.261,72

10 Labibia 0,00 3.151,83 3.412,52 135,82 6.709,17

Sumber : Bappeda Kota Kendari

Tabel 9. Kerapatan jalan berdasarkan peranan jalan dalam wilayah penelitian

Kerapatan jalan (Meter/Hektar) No. Desa Arteri Kolektor Lokal Desa/Lainnya Total

1 Powatu 0,34 2,04 0,62 0,39 3,39 2 Watulondo 0,13 0,57 0,42 0,48 1,41 3 Punggolaka 0,64 0,97 3,79 3,63 9,02

4 Tobuuha 0,15 0,60 0,55 0,46 1,77 5 Mandonga 0,91 2,81 1,18 1,33 6,32 6 Korumba 0,41 4,88 2,58 1,44 9,32 7 Anggilowu 0,00 2,18 1,07 0,68 3,93 8 Alolama 0,00 1,25 0,00 0,14 1,39 9 Wawombalata 0,00 0,60 0,00 0,21 0,81 10 Labibia 0,00 0,42 0,46 0,02 0,89

Sumber : Bappeda Kota Kendari

Page 53: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

46

Melihat kondisi saat ini, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya di

Kecamatan Mandonga diperlukan perbaikan terhadap beberapa ruas

jalan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11, dimana masih terdapat beberapa

ruas jalan yang memiliki kondisi rusak / rusak berat sehingga perlu

penanganan dengan segera.

1. Instansi Terkait dalam Penanganan Prasarana Jalan

Dalam usaha penanganan jalan, maka Dinas Pekerjaan Umum

merupakan instansi yang bertugas dalam menyiapkan rencana teknis dan

pelaksanaan penanganan jalan dalam wilayah Kota Kendari. Kemudian

rencana teknis ini dikaji lebih lanjut di Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (Bappeda). Pengkajian ini dimaksudkan untuk

menyelaraskan program yang telah direncanakan Dinas Pekerjaan Umum

dengan instansi lain ataupun program lainnya.

B. Penilaian Variabel Kriteria

Proses penilaian kriteria suatu usulan terhadap kinerja

pengembangan sistem jairngan jalan dilakukan dengan memberikan skor.

Dalam hal ini skala pengukuran terdiri dari pengukuran untuk data

kuantitatif dan data kualitatif.

Penilaian kuantitatif ditujukan untuk kriteria yang didasarkan pada

kuantitas dari kriteria yang diukur. Hal ini terdapat pada kriteria kerusakan

jalan dimana besaran penilaian ditentukan dari kuantitas kerusakan pada

ruas jalan yang ditinjau. Sedangkan penilaian kualitatif ditujukan untuk

Page 54: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

47

kriteria yang didasarkan pada penilaian kualitas/kondisi dari kriteria yang

diukur. Hal ini terdapat pada kriteria pemerataan aksebilitas,

pengembangan wilayah, pengembangan sektor ekonomi, aspek biaya dan

dampak terhadap lingkungan.

Penentuan nilai untuk seluruh kriteria dalam penentuan prioritas

penanganan jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari adalah sebagai

berikut :

1. Kriteria Pemerataan Aksesibilitas (Accessibility)

Kriteria pemerataan aksesibilitas dapat dinyatakan dalam bentuk

variabel peningkatan indeks aksebilitas yaitu perbandingan antara

panjang jalan yang di suatu wilayah (km) dengan luas wilayah daratan

(km2) tersebut.

Dasar menghitung kriteria pemerataan aksesibilitas adalah

besarnya indeks aksesibilitas wilayah dimana ruas jalan yang ditinjau

tersebut berada. Sedangkan penentuan indeks aksesibilitas suatu

wilayah berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang

dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001

(lihat tabel 1).

Penentuan skor kriteria aksesibilitas dalam penelitian ini adalah

apabila ruas jalan yang ditinjau terletak pada daerah dengan indeks

aksesibilitas di bawah SPM, maka kriteria aksesibilitas adalah 1 (satu).

Sebaliknya apabila ruas jalan tersebut terletak pada suatu wilayah yang

Page 55: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

48

memiliki indeks aksesibilitas di atas Standar Pelayanan Minimum, maka

kriteria aksesibilitasnya adalah 0 (nol).

2. Kriteria Pengembangan Wilayah (Regional Development)

Menurut Tamin (2002), penentuan kriteria pengembangan wilayah

andalan berdasarkan variable perbaikan akses ke kewasan andalan atau

sentra produksi. Pembobotan terhadap kriteria pengembangan wilayah

andalan berdasarkan kota yang dihubungkan oleh ruas jalan yang

ditinjau.

Adapun kategori kota/kawasan yang dihubungkan adalah kota

jenjang II (kota kabupaten), kota jenjang III (kota kecamatan) dan

kelurahan/desa. Apabila ruas jalan yang ditinjau terhubung dengan kota

atau kawasan yang telah disebutkan di atas, maka akan diberi skor 1

(satu) sedangkan yang tidak terhubung akan diberi skor 0 (nol).

3. Kriteria Pengembangan Sektor Ekonomi (Sectoral Development)

Kriteria dalam mendukung pengembangan sektoral dapat diberi

bobot berdasarkan variabel kawasan ekonomi yang dihubungkan oleh

ruas jalan yang ditinjau. Variabel tersebut antara lain kawasan pertanian,

perkebunan dan kehutanan. Apabila ruas jalan yang ditinjau terhubung

dengan ke salah satu kawasan ekonomi tersebut di atas, maka diberi

bobot 1 (satu) sedangkan variabel lainnya diberi bobot 0 (nol).

Page 56: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

49

4. Kriteria Aspek Biaya

Kriteria aspek biaya merupakan gambaran tingkat kebutuhan

terhadap biaya penyediaan dan pengoperasian dari rencana penanganan

jalan. Dalam pemenuhan terhadap syarat Standar Pelayanan Minimum

jalan dibutuhkan sejumlah kegiatan penanganan jalan, baik berupa

pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan peningkatan jalan.

Pembobotan kriteria aspek biaya dilakukan berdasarkan asumsi

kebutuhan penanganan jalan dengan melihat besarnya persentase

kondisi/kerusakan pada ruas jalan yang ditinjau. Apabila suatu ruas jalan

memiliki persentase kondisi rusak berat yang lebih besar disbanding

kondisi lainnya, maka diasumsikan ruas jalan tersebut membutuhkan

penanganan berupa peningkatan jalan. Dengan demikian maka variabel

sub kriteria penanganan jalan untuk ruas jalan tersebut diberi bobot 1

(satu) sedangkan variabel lainnya diberi bobot 0 (nol).

5. Kriteria Dampak Lingkungan

Kriteria dampak lingkungan merupakan peninjauan terhadap aspek

dampak lingkungan dari suatu proyek penanganan jalan. Variabel yang

digunakan sebagai penyusun kriteria ini adalah keberadaan guna lahan

dimana ruas jalan yang ditinjau berada, yaitu hutan lindung, hutan lainnya

dan lahan pertanian atau perkebunan. Pembobotan pada kriteria ini

dilakukan dengan memberikan bobot 1 (satu) pada kondisi tidak terdapat

salah satupun dari variabel tersebut di atas, atau pada lahan yang tidak

Page 57: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

50

berfungsi. Sedangkan bobot 0 (nol) apabila terdapat variabel tersebut di

atas pada ruas jalan yang ditinjau.

6. Kriteria Kerusakan Jalan

Dalam perhitungan, kerusakan lapis permukaan dibagi atas tiga

variabel yang juga menggambarkan kondisi ruas jalan yang ditinjau, yaitu

rusak berat/sedang, rusak ringan, baik.

Setiap ruas jalan yang ditinjau akan dihitung prosentase kerusakan.

Besarnya prosentase masing-masing kondisi ini yang akan digunakan

sebagai bobot untuk menghitung bobot total masing-masing ruas jalan.

Pada gambar 3 ditampilkan hirarki penentuan prioritas penanganan

jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

Page 58: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

52

Gambar 4 menunjukkan hirarki dalam penentuan prioritas

penanganan jalan di lokasi penelitian. Pada tingkat pertama merupakan

tujuan atau fokus kegiatan yang akan dilakukan yaitu untuk memperoleh

prioritas dalam penanganan jalan di wilayah penelitian. Pada tingkat 2

merupakan kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam penentuan

prioritas penanganan jalan. Kriteria-kriteria ini merupakan terjemahan dari

konsep-konsep berupa UU tentang lalu lintas dan angkutan, RUTR Kota

Kendari dan tujuan penanganan jalan. Pada tingkat 3 merupakan

indikator-indikator kinerja sistem dari kriteria yang diusulkan. Hal ini

diperlukan untuk mengukur kinerja kriteria yang berbentuk tujuan/harapan

yang kualitatif/abstrak. Kemudian tingkat 4 merupakan alternatif ruas jalan

akan diukur kinerjanya untuk menentukan urutan prioritas dalam

penanganan jalan di wilayah penelitian.

C. Pembobotan Kriteria

Pembobotan kriteria merupakan tahap awal dalam mengolah data

yang dilakukan dalam penentuan prioritas penanganan jalan. Data

diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang

terkait.

Berikut ini akan ditampilkan urutan-urutan analisis yang

berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang merupakan

stakeholders dalam penanganan jalan di lokasi penelitian. Adapun format

kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3.

Page 59: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

53

Langkah 1. Penyusunan matriks perbandingan berpasangan

Hasil dari pengisian kuesioner yang dibagikan kepada para

responden yang diasumsikan adalah orang yang mengerti permasalahan

mengenai perencanaan penanganan jalan dan aspek-aspek yang terkait

dengan penanganan jaringan jalan tersebut. Penilaian bobot kriteria

dilakukan oleh stakeholder dari instansi yang memiliki kemampuan dalam

menajemen dan perencanaan jalan, yaitu Dinas Permukiman dan

Prasarana Daerah, Bappeda dan instansi lain yang terkait.

Hasil pengolahan data pada tabel 11 yang berasal dari kuesioner

stakeholder 1 yang ditampilkan dalam bentuk matriks sesuai dengan

kaidah matriks perbandingan berpasangan yang dikemukakan oleh Saaty

(1993). Dalam penentuan nilainya dimana apabila kedua elemen kriteria

memiliki kepentingan yang sama besar, maka intensitas kepentingannya

akan diberi nilai 1. Sedangkan apabila salah satu elemen kriteria memiliki

kepentingan yang lebih besar daripada elemen kriteria yang dibandingkan

(pasangannya), maka nilainya sesuai dengan intensitas kepentingan. Nilai

intensitas kepentingan ini ditampilkan pada elemen matriks sisi kanan

diagonal matriks.

Tabel 11 merupakan matriks perbandingan berpasangan yang

merupakan hasil pengolahan data kuesioner yang diberikan kepada

stakeholder 1. Stakeholder 1 berpendapat bahwa dalam penentuan

kriteria penanganan jalan, kriteria pemerataan aksesibilitas ’jelas lebih

penting ’ daripada kriteria aspek biaya. Sehingga menurut Saaty (1993),

Page 60: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

54

intensitas kepentingan pada perbandingan kriteria Pemerataan

Aksesibilitas (PA) dengan Aspek Biaya (AB) adalah nilai 7. Dengan

demikian elemen matriks di bagian kanan diagonal matriks yaitu pada

elemen a14 diberi nilai 7. Sedangkan pasangan (pairwise) elemen a14 yaitu

a41 diberi nilai 0,1429.

Hasil pengolahan data kuesioner dari stakeholder 1 dapat dilihat

pada tabel 11. Sedangkan hasil pengolahan data kuesioner dari

stakeholder lainnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 11. Matriks perbandingan berpasangan kriteria oleh stakeholder 1

Kriteria PA PW PSE AB DL KJ

Pemerataan Aksesibilitas

(PA) 1,000 1,000 1,000 7,000 1,000 1,000

Pengembangan Wilayah

(PW) 1,000 1,000 1,000 7,000 , 1000 1,000

Pengembangan Sektor Ekonomi (PSE)

1,000 1,000 1,000 7,000 1,000 1,000

Aspek Biaya (AB) 0,1429 0,1429 0,1429 1,000 1,000 0,333

Dampak Lingkungan (DL)

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,333

Kerusakan Jalan (KJ)

1,000 1,000 1,000 3,000 3,000 1,000

Sumber : Hasil Analisis

Langkah 2. Menghitung bobot kriteria

Menghitung bobot kriteria yang dipertimbangkan dalam

penanganan dilakukan dengan cara mengalikan setiap nilai elemen

matriks perbandingan berpasangan yang berada pada baris yang sama,

kemudian perkalian tersebut diakarpangkatkan dengan jumlah kriteria

Page 61: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

55

(persamaan II.1). Maka berdasarkan matriks perbandingan berpasangan

dari stakeholder 1, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

W1 = 6

161514131211 )a x a x a x a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

W1 = 1,3831

W2 = 1,3831

W3 = 1,3831

W4 = 0,3148

W5 = 0,8327

W6 = 1,4422

? Wi = 6,7389

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2).

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

a. Bobot kriteria pemerataan aksesibilitas (X1) = 1,3831/6,7389= 0,2052

b. Bobot kriteria pengembangan wilayah (X2) = 1,3831/6,7389= 0,2052

c . Bobot kriteria pengemb. sektor ekonomi (X3) = 1,3831/6,7389= 0,2052

d. Bobot kriteria aspek biaya (X4) = 0,3148/6,7389 = 0,0467

e. Bobot kriteria dampak lingkungan (X5) = 0,8327/6,7389 = 0,1236

Page 62: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

56

f. Bobot kriteria kerusakan jalan (X6) = 1,4422/6,7389 = 0,2140

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria . berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

1,000 1,000 1,000 7,0000 1,000 1,0000 0,2052 1,2803

1,000 1,000 1,000 7,0000 1,000 1,0000 0,2052 1,2803

1,000 1,000 1,000 7,0000 1,000 1,0000 0,2052 1,2803

0,143 0,143 0,143 1,0000 1,000 0,3333 0,0467 0,3296

1,000 1,000 1,000 1,0000 1,000 0,3333 0,1236 0,8573

1,000 1,000 1,000 3,0000 3,000 1,0000

x

0,2140

=

1,3405

? maks = ? aij . Xi

= 1,2803 + 1,2803 + 1,2803 + 0,3296 + 0,8573 + 1,3405

= 6,3682

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (?maks – n) / (n - 1)

= 6,3682 - 6 / (6 - 1) = 0,0736

Page 63: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

57

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi merupakan parameter yang digunakan untuk

memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan

konsekuen. Nilai rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 1,24 pada

matriks ukuran 6 x 6. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat apabila <

0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder 1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0736/1,24

= 0,0594 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Berdasarkan hasil pengukuran data kuesioner dari 12 stakeholder,

diperoleh bahwa semua stakeholder memenuhi syarat rasio konsistensi

(CR ? 0,1). Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 12.

Tabel 12. Bobot lokal kriteria seluruh stakeholder

Stakeholder Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

PA 0,2052 0,0415 0,3063 0,3765 0,2343 PW 0,2052 0,2127 0,3063 0,3269 0,2584 PSE 0,2052 0,1928 0,1624 0,1118 0,1791 AB 0,0467 0,1475 0,0950 0,0530 0,0548 DL 0,1236 0,2127 0,0650 0,0999 0,1492 KJ 0,2140 0,1928 0,0650 0,0319 0,1242

Page 64: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

58

Stakeholder Kriteria

Stakeholder 11

Stakeholder 12 Rata - Rata

PA 0,1547 0,1124 0,2112 PW 0,2679 0,1350 0,2148 PSE 0,2023 0,1621 0,1806 AB 0,0820 0,1947 0,1079 DL 0,1858 0,2338 0,1664 KJ 0,1073 0,1621 0,1192

Sumber : Hasil Analisis

D. Pembobotan Sub Kriteria

Pembobotan sub kriteria dilakukan dengan cara seperti langkah-

langkah dalam pembobotan kriteria. Sub kriteria dalam penentuan prioritas

penanganan jalan yang dilakukan di lokasi penelitian berasal dari kriteria

pengembangan wilayah, pengembangan sektor ekonomi, aspek biaya,

dan dampak lingkungan.

Kriteria pengembangan wilayah terdiri sub kriteria yang nilai

berdasarkan perbaikan akses jalan yang ditinjau ke kawasan andalan atau

kota yang dihubungkan. Variabel yang dijadikan sebagai sub kriteria

dalam kriteria pengembangan wilayah adalah perbaikan akses menuju

kota kabupaten, kota kecamatan atau ke kelurahan/desa.

Pada kriteria pengembangan sektor ekonomi, maka variabel yang

dijadikan sebagai sub kriteria adalah kawasan yang dihubungkan oleh

Stakeholder Kriteria

Stakeholder 6

Stakeholder 7

Stakeholder 8

Stakeholder 9

Stakeholder 10

PA 0,3477 0,2593 0,2681 0,1303 0,0981 PW 0,0885 0,2593 0,2681 0,1565 0,0928 PSE 0,1224 0,2593 0,1199 0,2952 0,1541 AB 0,0659 0,0966 0,2050 0,0997 0,1541 DL 0,3477 0,0864 0,0821 0,1880 0,2222 KJ 0,0279 0,0392 0,0569 0,1303 0,2787

Page 65: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

59

ruas jalan. Kawasan yang ditinjau tersebut adalah kawasan pertanian,

perkebunan dan kehutanan. Pada kriteria aspek biaya, maka variabel

yang dimasukkan sebagai sub kriteria adalah pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala dan peningkatan jalan. Sedangkan pada kriteria

dampak lingkungan, maka sub kriteria didasarkan atas dampak

penanganan jalan terhadap lingkungan pada kawasan hutang lindung,

hutan lainnya dan lahan pertanian atau perkebunan.

1. Pembobotan Sub Kriteria pada Kriteria Pemerataan Aksesibilitas

Kriteria pemerataan aksesibilitas dan kerusakan jalan dilakukan

penilaian direct (langsung). Penilaian direct merupakan penilaian yang

dilakukan berdasarkan penilaian secara tersendiri berdasarkan skala

numerik. Penilaian direct ini dapat berupa hasil dari tabel, data sekunder,

hasil pengukuran dan lain sebagainya.

Kriteria pemerataan aksesibilitas dan kerusakan jalan didasarkan

pada indeks aksesibilitas pada Standar Pelayanan Umum (SPU) dan data-

data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait.

2. Pembobotan Sub Kriteria pada Kriteria Pengembangan Wilayah

Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan

Pada pembobotan ini, data dari stakeholder 1 digunakan sebagai

contoh analisis yang disajikan dalam tabel 13.

Page 66: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

60

Tabel 13. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria pengembangan wilayah

Sub kriteria Kota Kabupaten Kota Kecamatan Kelurahan/

Desa Kota Kabupaten 1,0000 3,0000 7,0000 Kota Kecamatan 0,3333 1,0000 5,0000 Kelurahan/Desa 0,1429 0,2000 1,0000 Sumber : Hasil Analisis

Langkah 2. Menghitung bobot sub kriteria

Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

pengembangan wilayah dari stakeholder 1 (tabel 13), maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

W1 = 3

131211 a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

W1 = 2,7589

W2 = 1,1856

W3 = 0,3057

? Wi = 4,2503

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2)

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

Page 67: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

61

a. Bobot sub kriteria jalan ke kota kabupaten (X1) = 0,6491

b. Bobot sub kriteria jalan ke kota kecamatan (X2) = 0,2789

c . Bobot sub kriteria jalan ke kelurahan/desa (X3) = 0,0719

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

1,0000 3,0000 7,0000 0,6491 1,9895

0,3333 1,0000 5,0000 0,2789 0,8550

0,1429 0,2000 1,0000

x

0,0719

=

0,2205

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

?maks = ? aij . Xi

= 1,9895 + 0,8550 + 0,2205

= 3,0650

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (? maks – n) / (n - 1)

= 3,0650 - 3 / (3 - 1) = 0,0325

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 0,58 pada

Page 68: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

62

matriks ukuran 3 x 3. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat apabila <

0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder 1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0325/0,58

= 0,0560 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 14.

Tabel 14. Bobot lokal sub kriteria pengembangan wilayah seluruh stakeholder

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

Kota Kabupaten

0,6491 0,3333 0,6554 0,4286 0,4869

Kota Kecamatan

0,2789 0,3333 0,2897 0,4286 0,4353

Kelurahan/ Desa 0,0719 0,3333 0,0549 0,1428 0,0778

Stakeholder

Sub Kriteria Stakeholder

6 Stakeholder

7 Stakeholder

8 Stakeholder

9 Stakeholder

10 Kota

Kabupaten 0,3333 0,6941 0,7306 0,6370 0,1315

Kota Kecamatan

0,3333 0,1744 0,1884 0,2583 0,1744

Kelurahan/ Desa 0,3333 0,1315 0,0810 0,1047 0,6941

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 11

Stakeholder 12 Rata - Rata

Kota Kabupaten

0,6941 0,3333 0,5089

Kota Kecamatan

0,1744 0,3333 0,2835

Kelurahan/ Desa

0,1315 0,3333 0,2076

Sumber : Hasil Analisis

Page 69: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

63

Pembobotan Sub Kriteria pada Pengambangan Sektor Ekonomi

Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan

Pada pembobotan ini, data dari stakeholder 1 digunakan sebagai

contoh analisis yang disajikan dalam tabel 15.

Tabel 15. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria pengembangan sektor ekonomi

Sub Kriteria Kawasan pertanian

Kawasan perkebunan

Kawasan kehutanan

Kawasan pertanian 1,0000 1,0000 7,0000 Kawasan perkebunan 1,0000 1,0000 7,0000 Kawasan kehutanan 0,1429 0,1429 1,0000 Sumber : Hasil Analisis

Langkah 2. Menghitung bobot sub kriteria

Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

pengembangan sektor ekonomi dari stakeholder 1 (tabel 15), maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

W1 = 3

131211 a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

W1 = 1,9129

W2 = 1,9129

W3 = 0,2733

? Wi = 4,0992

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2)

Page 70: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

64

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

a. Bobot sub kriteria kawasan pertanian (X1) = 0,4667

b. Bobot sub kriteria kawasan perkebunan (X2) = 0,4667

c . Bobot sub kriteria kawasan kehutanan (X3) = 0,0667

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

1,0000 1,0000 7,0000 0,4667 1,4001

1,0000 1,0000 7,0000 0,4667 1,4001

0,1429 0,1429 1,0000

x

0,0667

=

0,2001

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

?maks = ? aij . Xi

= 1,4001 + 1,4001 + 0,2001

= 3,0002

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (? maks – n) / (n - 1)

Page 71: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

65

= 3,0002 - 3 / (3 - 1) = 0,0001

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 0,58

pada matriks ukuran 3 x 3. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat

apabila < 0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder

1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0001/0,58

= 0,0002 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 16.

Tabel 16. Bobot lokal sub kriteria pengembangan sektor ekonomi seluruh stakeholder

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

Kawasan pertanian 0,4667 0,3333 0,6491 0,3333 0,4806

Kawasan perkebunan 0,4667 0,3333 0,2789 0,3333 0,4054

Kawasan kehutanan 0,0667 0,3333 0,0719 0,3333 0,1140

Stakeholder

Sub Kriteria Stakeholder

6 Stakeholder

7 Stakeholder

8 Stakeholder

9 Stakeholder

10 Kawasan pertanian

0,4054 0,6370 0,6370 0,4806 0,3333

Kawasan perkebunan

0,4806 0,2583 0,2583 0,4054 0,3333

Kawasan kehutanan

0,1140 0,1047 0,1047 0,1140 0,3333

Page 72: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

66

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 11

Stakeholder 12

Rata - Rata

Kawasan pertanian

0,6370 0,4667 0,4884

Kawasan perkebunan

0,2583 0,4667 0,3565

Kawasan kehutanan

0,1047 0,0667 0,1551

Sumber : Hasil Analisis

3. Pembobotan Sub Kriteria Aspek Biaya

Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan

Pada pembobotan ini, data dari stakeholder 1 digunakan sebagai

contoh analisis yang disajikan dalam tabel 17.

Tabel 17. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria aspek biaya

Sub kriteria Pemeliharaan rutin

Pemeliharaan berkala

Peningkatan jalan

Pemeliharaan rutin 1,0000 7,0000 7,0000 Pemeliharaan berkala 0,1429 1,0000 1,0000 Peningkatan jalan 0,1429 1,0000 1,0000

Sumber : Hasil Analisis Langkah 2. Menghitung bobot sub kriteria

Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan sub kriteria aspek

biaya dari stakeholder 1 (tabel 17), maka diperoleh hasil sebagai berikut :

W1 = 3

131211 a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

W1 = 3,6593

W2 = 0,5228

W3 = 0,5228

? Wi = 4,7049

Page 73: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

67

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2)

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

a. Bobot sub kriteria pemeliharaan jalan (X1) = 0,7778

b. Bobot sub kriteria pemeliharaan berkala (X2) = 0,1111

c . Bobot sub kriteria peningkatan jalan (X3) = 1,1111

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan s ebagai berikut :

1,0000 7,0000 7,0000 0,7778 2,3334

0,1429 1,0000 1,0000 0,1111 0,3334

0,1429 1,0000 1,0000

x

0,1111

=

0,3334

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

?maks = ? aij . Xi

= 2,3334 + 0,3334 + 0,3334

= 3,0002

Page 74: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

68

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (? maks – n) / (n - 1)

= 3,0002 - 3 / (3 - 1) = 0,0001

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 0,58 pada

matriks ukuran 3 x 3. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat apabila <

0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder 1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0001/0,58

= 0,0002 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 18.

Tabel 18. Bobot lokal sub kriteria aspek biaya seluruh s takeholder

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

Pemeliharaan rutin 0,7778 0,0909 0,1852 0,1429 0,7306

Pemeliharaan berkala 0,1111 0,4545 0,1562 0,7143 0,1884

Peningkatan jalan

0,1111 0,4545 0,6586 0,1429 0,0810

Stakeholder

Sub Kriteria Stakeholder

6 Stakeholder

7 Stakeholder

8 Stakeholder

9 Stakeholder

10 Pemeliharaan

rutin 0,3879 0,6554 0,0719 0,6694 0,7470

Pemeliharaan berkala 0,5146 0,2897 0,2789 0,2426 0,1336

Peningkatan jalan 0,0975 0,0549 0,6491 0,0880 0,1194

Page 75: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

69

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 11

Stakeholder 12 Rata - Rata

Pemeliharaan rutin

0,7143 0,6941 0,4889

Pemeliharaan berkala

0,1429 0,1315 0,2799

Peningkatan jalan

0,1429 0,1744 0,2312

Sumber : Hasil Analisis

4. Pembobotan Sub Kriteria pada Kriteria Dampak Lingkungan

Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan

Pada pembobotan ini, data dari stakeholder 1 digunakan sebagai

contoh analisis yang disajikan dalam tabel 19.

Tabel 19. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria dampak lingkungan

Sub kriteria Hutan lindung Hutan lainnya Lahan pertanian/

perkebunan Hutan lindung 1,0000 9,0000 7,0000 Hutan lainnya 0,1111 1,0000 0,3333

Lahan perkebunan/ pertanian 0,1429 3,0000 1,0000

Sumber : Hasil Analisis

Langkah 2. Menghitung bobot sub kriteria

Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

dampak lingkungan dari stakeholder 1 (tabel 19), maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

W1 = 3

131211 a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

Page 76: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

70

W1 = 3,9791

W2 = 0,3333

W3 = 0,7540

? Wi = 5,0664

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2)

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

a. Bobot sub kriteria hutan lindung (X1) = 0,7854

b. Bobot sub kriteria hutan lainnya (X2) = 0,0658

c . Bobot sub kriteria lahan pertanian/perkebunan (X3) = 1,1488

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

1,0000 9,0000 7,0000 0,7854 2,4193

0,1111 1,0000 0,3333 0,0658 0,2026

0,1429 3,0000 1,0000

x

0,1488

=

0,4584

Page 77: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

71

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

?maks = ? aij . Xi

= 2,4193 + 0,2026 + 0,4584

= 3,0804

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (? maks – n) / (n - 1)

= 3,0804 - 3 / (3 - 1) = 0,0402

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 0,58 pada

matriks ukuran 3 x 3. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat apabila <

0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder 1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0402/0,58

= 0,0693 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 20.

Page 78: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

72

Tabel 20. Bobot lokal sub kriteria dampak lingkungan seluruh s takeholder

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

Hutan lindung 0,7854 0,7695 0,6716 0,7470 0,6370

Hutan lainnya 0,0658 0,1040 0,0629 0,1194 0,2583

Lahan pertanian/

perkebunan 0,1488 0,1265 0,2654 0,1336 0,1047

Stakeholder

Sub Kriteria Stakeholder

6 Stakeholder

7 Stakeholder

8 Stakeholder

9 Stakeholder

10 Hutan lindung 0,4054 0,3333 0,7514 0,7306 0,7470

Hutan lainnya

0,4806 0,3333 0,1782 0,0810 0,1336

Lahan pertanian/

perkebunan 0,1140 0,3333 0,0704 0,1884 0,1194

Stakeholder

Sub Kriteria Stakeholder

11 Stakeholder

12 Rata - Rata

Hutan lindung 0,2583 0,3333 0,5975

Hutan lainnya 0,6370 0,3333 0,2323

Lahan pertanian/

perkebunan 0,1047 0,3333 0,1702

Sumber : Hasil Analisis

5. Pembobotan Sub Kriteria pada Kriteria Kerusakan Jalan

Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan

Pada pembobotan ini, data dari stakeholder 1 digunakan sebagai

contoh analisis yang disajikan dalam tabel 21.

Page 79: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

73

Tabel 21. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria kerusakan jalan

Sub Kriteria Rusak Berat Rusak Ringan Baik Rusak Berat 1,0000 7,0000 9,0000 Rusak ringan 0,1429 1,0000 1,0000

Baik 0,1111 1,0000 1,0000

Sumber : Hasil Analisis

Langkah 2. Menghitung bobot sub kriteria

Berdasarkan matriks perbandingan berpasangan sub kriteria

kerusakan jalan dari stakeholder 1 (tabel 20), maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

W1 = 3

131211 a x a x (a

Adapun nilai dari masing-masing baris pada matriks adalah :

W1 = 3,9791

W2 = 0,5228

W3 = 0,4807

? Wi = 4,9826

Sedangkan untuk memperoleh bobot lokal setiap kriteria diperoleh

dengan membagi nilai hasil perkalian baris matriks (normalisasi) dengan

total bobot hasil dari normalisasi tersebut (persamaan II.2)

Xi = ? Wi

Wi

Persamaan di atas memberikan bobot lokal untuk masing-masing

kriteria, yaitu :

a. Bobot sub kriteria rusak berat (X1) = 0,7986

Page 80: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

74

b. Bobot sub kriteria rusak ringan (X2) = 0,1049

c . Bobot sub kriteria baik (X3) = 0,0965

Langkah 3. Nilai eigen maksimum

Nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian dari nilai matriks perbandingan berpasangan dengan bobot lokal

masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil kuesioner dari stakeholder 1,

maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

1,0000 7,0000 9,0000 0,7986 2,4014

0,1429 1,0000 1,0000 0,1049 0,3155

0,1111 1,0000 1,0000

x

0,0965

=

0,2901

Berdasarkan perkalian matriks di atas, maka dapatlah diperoleh

nilai eigen maksimum berdasarkan persamaan II.3, yaitu :

?maks = ? aij . Xi

= 2,4014 + 0,3155 + 0,2901

= 3,0071

Langkah 4. Indeks konsistensi

Indeks konsistensi (CI) diperoleh berdasarkan persamaan II.5 :

CI = (? maks – n) / (n - 1)

= 3,0071 - 3 / (3 - 1) = 0,0035

Langkah 5. Rasio konsistensi

Rasio konsistensi diperoleh dari perbandingan nilai indeks

konsistensi (langkah 4) dengan indeks random (tabel 5), yaitu 0,58 pada

Page 81: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

75

matriks ukuran 3 x 3. Nilai rasio konsistensi memenuhi syarat apabila <

0,10. Dengan demikian, rasio konsistensi untuk stakeholder 1 adalah :

CR = CI/RI

= 0,0035/0,58

= 0,0061 ? 0,1 (memenuhi syarat rasio konsistensi)

Adapun hasil bobot lokal kriteria berdasarkan analisis data

kuesioner stakeholder disajikan pada tabel 22.

Tabel 22. Bobot lokal sub kriteria kerusakan jalan seluruh s takeholder

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 1

Stakeholder 2

Stakeholder 3

Stakeholder 4

Stakeholder 5

Rusak berat 0,7986 0,6491 0,5146 0,7778 0,6586 Rusak ringan 0,1049 0,2789 0,3879 0,1111 0,1562

Baik 0,0965 0,0719 0,0975 0,1111 0,1852

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 6

Stakeholder 7

Stakeholder 8

Stakeholder 9

Stakeholder 10

Rusak berat 0,4054 0,4901 0,6554 0,4869 0,1562 Rusak ringan 0,4806 0,4507 0,2897 0,4353 0,1852

Baik 0,1140 0,0592 0,0549 0,0778 0,6586

Stakeholder Sub Kriteria

Stakeholder 11

Stakeholder 12 Rata - Rata

Rusak berat 0,1047 0,3333 0,5025 Rusak ringan 0,2583 0,3333 0,2894

Baik 0,6370 0,3333 0,2081 Sumber : Hasil Analisis

Adapun rincian pembobotan sub kriteria selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 4.

Page 82: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

76

E. Bobot Global Kriteria dan Sub Kriteria

Bobot global kriteria dan sub kriteria merupakan nilai yang

diperoleh dari pengolahan data dari selusuh stakeholder. Nilai ini

merupakan nilai rata-rata dari bobot lokal pada kriteria dan sub kriteria dari

seluruh hasil kuesioner stakeholder yang memenuhi syarat rasio

konsistensi. Bobot global kriteria dan sub kriteria ini dinyatakan dalam

bentuk persentase (%) yang dapat dilihat pada tabel 23.

Bobot global kriteria dan sub kriteria pada tabel 23 merupakan

koefisien dalam suatu bentuk persamaan yang akan digunakan dalam

menentukan urutan prioritas penanganan jalan di Kecamatan Mandonga

Kota Kendari. Pada kolom bobot global tercantum nilai persentase dari

masing-masing kriteria dan sub kriteria yang merupakan penilaian

variabel relatif terhadap 100% pemenuhan kriteria. Selain itu, bobot global

juga mengindikasikan besaran potensi dari suatu variabel pada masing-

masing ruas jalan yang akan ditinjau.

Page 83: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

77

Tabel 23. Bobot global kriteria dan sub kriteria

Kriteria Sub Kriteria

X Uraian Bobo

t (%) Uraian Bobot Lokal

(%)

Bobot Global

(%)

X1 Pemerataan Aksesibilitas 21,12 - - 21,12

Kota Kabupaten 50,89 10,93 Kota Kecamatan 28,35 6,09 X2

Pengembangan Wilayah 21,48

Kelurahan Desa 20,76 4,46 Kawasan Pertanian 48,84 8,82 Kawasan Perkebunan 35,65 6,44 X3

Pengembangan Sektor Ekonomi 18,06

Kawasan Kehutanan 15,51 2,80 Pemeliharaan Rutin 48,89 5,28 Pemeliharaan Berkala 27,99 3,02 X4 Aspek Biaya 10,79 Peningkatan Jalan 23,12 2,49 Hutan Lindung 59,75 9,94 Hutan Lainnya 23,23 3,87 X5

Dampak Lingkungan 16,64

Lahan Pertanian/ Perkebunan 17,02 2,83 Rusak Berat 50,25 5,99 Rusak Ringan 28,94 3,45 X6 Kerusakan Jalan 11,92 Baik 20,81 2,48

Sumber : Hasil Analisis

Hal lain yang perlu dicermati pada tabel 23 adalah adanya ketidak

konsistenan yang terjadi pada pendapat responden. Hal ini terlihat pada

kriteria aspek biaya dan kerusakan jalan. Pada kriteria kerusakan jalan,

responden menganggap bahwa penanganan jalan pada kondisi rusak

berat lebih diperlukan/dibutuhkan dibanding penanganan jalan pada

kondisi lainnya. Hal ini berarti harus dilakukan peningkatan jalan. Akan

tetapi pada kriteria aspek biaya responden lebih cenderung untuk

melakukan pemeliharaan rutin. Hal ini dapat disebabkan antara lain bila

responden sangat memperhitungkan besarnya biaya yang dibutuhkan

dalam usaha peningkatan jalan

Page 84: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

78

F. Persamaan Bobot Global Kriteria dan Sub Kriteria

Untuk prioritas penanganan jalan di Kecamatan Mandonga Kota

Kendari dapat dicari dengan suatu bentuk persamaan yang diterapkan

pada masing-masing ruas jalan. Persamaan ini berasal dari total bobot

kriteria yang dipertimbangkan dalam penentuan prioritas penanganan

jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

Adapun persamaan dalam menentukan prioritas penanganan jalan

berdasarkan total bobot kriteria dan sub kriteria pada masing-masing jalan

yang ditinjau adalah sebagai berikut :

Total Bobot = 0,2112 X1 + 0,2148 X2 + 0,1806 X3 + 0,1079 X4 + 0,1664

X5 + 0,1192 X6

Dimana :

X1 = Kriteria pemerataan aksesibilitas

X2 = Kriteria pengembangan wilayah

X3 = Kriteria pengembangan sektor ekonomi

X4 = Kriteria aspek biaya

X5 = Kriteria dampak lingkungan

X6 = Kriteria kerusakan jalan

Kriteria pengembangan wilayah diuraikan menjadi beberapa sub

kriteria sebagai berikut : 9

X2 = 0,508 X21 + 0,2835 X22 + 0,2076 X23, sehingga

0,2148 X2 = 0,1093 X21 + 0,0609 X22 + 0,0446 X23

Dimana : X21 = Sub Kriteria kota kabupaten

Page 85: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

79

X22 = Sub Kriteria kota kecamatan

X23 = Sub Kriteria kelurahan/desa

X3 = 0,4884 X31 + 0,3565 X32 + 0,1551 X33 , sehingga

0,1806 X3 = 0,0882 X31 + 0,0644 X32 + 0,0280 X33

Dimana : X31 = Sub Kriteria kawasan pertanian

X32 = Sub Kriteria kawasan perkebunan

X33 = Sub Kriteria kawasan kehutanan

X4 = 0,4889 X41 + 0,2799 X42 + 0,2312 X43 , sehingga

0,1079 X4 = 0,0528 X41 + 0,0302 X42 + 0,0249 X43

Dimana : X41 = Sub Kriteria pemeliharaan rutin

X42 = Sub Kriteria pemeliharaan berkala

X43 = Sub Kriteria peningkatan jalan

X5 = 0,5975 X51 + 0,2323 X52 + 0,1702 X53 , sehingga

0,1664 X5 = 0,0994 X51 + 0,0387 X52 + 0,0283 X53

Dimana : X51 = Sub Kriteria hutan lindung

X52 = Sub Kriteria hutan lainnya

X53 = Sub Kriteria lahan pertanian/perkebunan

X6 = 0,5025 X61 + 0,2894 X62 + 0,0248 X63 , sehingga

0,1192 X6 = 0,0599 X61 + 0,0345 X62 + 0,0248 X63

Dimana : X61 = Sub Kriteria rusak berat

X62 = Sub Kriteria rusak ringan

X63 = Sub Kriteria baik

Sehingga :

Page 86: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

80

Total Bobot = 0,2112 X1 + 0,2148 X2 + 0,1806 X3 + 0,1079 X4 + 0,1664

X5 + 0,1192 X6

Menjadi :

Total Bobot = 0,2112 X1 + (0,1093 X21 + 0,0609 X22 + 0,0446 X23) +

(0,0882 X31 + 0,0644 X32 + 0,0280 X33) + (0,0528 X41 +

0,0302 X42 + 0,0249 X43) + (0,0994 X51 + 0,0387 X52 +

0,0283 X53) + (0,0599 X61 + 0,0345 X62 + 0,0 248 X63)

G. Perhitungan Bobot Kinerja Penanganan Jalan

Urutan prioritas penanganan jalan dapat diperoleh dengan

memasukkan bobot yang dimiliki oleh masing-masing ruas jalan ke

persamaan total bobot. Ruas jalan yang memiliki total bobot yang paling

besar merupakan ruas jalan yang paling diprioritaskan. Kemudian

diurutkan hingga ruas jalan yang memiliki bobot total paling sedikit.

Berikut ini ditampilkan contoh perhitungan dalam pembobotan pada

ruas Jalan Balai Kota.

1. Bobot Kriteria Pemerataan Aksebilitas

Bobot kriteria pemerataan aksesibilitas = 0,2112 X1

X1 = Kriteria pemerataan aksesibilitas

Pembobotan kriteria pemerataan aksesibilitas berdasarkan Indeks

Aksesibilitas pada ruas jalan yang ditinjau. Apabila ruas jalan yang ditinjau

terletak pada daerah dengan indeks aksesibilitas di bawah Standar

Pelayanan Minimum (SPM), maka ruas jalan tersebut diberi bobot 1

Page 87: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

81

(satu). Sedangkan bila ruas jalan tersebut berada di daerah dengan

indeks aksesibilitas di atas SPM, maka diberi bobot 0 (nol).

Ruas Jalan Balai Kota berada di wilayah Kelurahan Mandonga ini

termasuk wilayah yang memiliki kepadatan sangat tinggi, yaitu < 5.000

jiwa/km2. Berdasarkan SPM ruas jalan ini sebaiknya berada pada indeks

aksesibilitas < 5,0. Pada kenyataannya, Jalan Balai Kota dengan panjang

0,54 km berada pada wilayah seluas 2,48 km2 memiliki indeks

aksesibilitas sebesar 5,00. Dengan demikian ruas Jalan Balai Kota berada

pada range indeks aksessibilitas SPM maksimum. Dalam pembobotan

kriteria pemerataan aksesibilitas ruas Jalan Balai Kota diberi bobot 0 (nol).

Bobot kriteria pemerataan aksesibilitas = 0,2112 (0) = 0

2. Bobot Kriteria Pengembangan Wilayah

Bobot kriteria pengembangan wilayah

= 0,1093 X21 + 0,0609 X22 + 0,0446 X23

Ruas Jalan Balai Kota menghubungkan jalan Arteri ibukota

dengan beberapa akses jalan lokal lainnnya, sehingga dalam

pembobotan sub kriteria kota kabupaten (X21) dan keluarahan (X23)

diberi bobot 1 (satu). Sedangkan sub kriteria kota kecamatan (X22)

diberi bobot 0 (nol).

= 0,1093 (1) + 0,0609 (0) + 0,0446 (1) = 0,1539

3. Bobot Kriteria Pengembangan Sektor Ekonomi

Bobot kriteria pengembangan sektor ekonomi

Page 88: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

82

= 0,0882 X31 + 0,0644 X32 + 0,0280 X33

Ruas Jalan Balai Kota menghubungkan wilayah/kawasan yang

memiliki potensi di bidang jasa selain bidang pertanian dan perkebunan

(tabel 10), sehingga bobot ruas jalan ini sebagai berikut :

Bobot kriteria pengembangan sektor ekonomi

= 0,0882 (0) + 0,0632 (0) + 0,0280 (0) = 0,0000

4. Bobot Kriteria Aspek Biaya

Bobot kriteria aspek biaya

= 0,0528 X41 + 0,0302 X42 + 0,0249 X43

Berdasarkan kenyataan di lapangan pada ruas Jalan Balai Kota

sepanjang 0,54 km, yang pada saat ini dalam kondisi baik dengan

permukaan lapisan aus tersegradasi. Keadaan ini memerlukan

penanganan berupa peningkatan jalan. Dengan demikian, sub kriteria

peningkatan jalan diberi bobot 1 (satu), sedangkan sub kriteria

pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala diberi bobot 0 (nol).

Sehingga bobot prioritas kriteria aspek biaya menjadi :

= 0,0528 (0) + 0,0302 (0) + 0,0249 (1) = 0,0249

5. Bobot Kriteria Dampak Lingkungan

Khusus untuk penilaian dampak lingkungan digunakan skala 0 bila

terdapat variabel sub kriteria dan 1 apabila tidak terdapat variabel sub

kriteria pada ruas jalan yang ditinjau. Hal ini menunjukkan pengukuran

dengan arah negatif atau nilai dampak negatif. Dengan demikian,

Bobot prioritas kriteria dampak lingkungan

Page 89: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

83

= 0,0949 X51 + 0,0387 X52 + 0,0283 X53

Ruas Jalan Balai Kota berada pada lingkungan tidak terdapat lahan

pertanian dan perkebunan masyarakat serta hutan lindund/hutan lainnya

sehingga untuk sub kriteria lahan pertanian/perkebunan (X53),sub kriteria

hutan lindung (X51) dan sub kriteria hutan lainnya (X 52 ) diberi bobot 1

(satu). Sehingga persamaan bobot prioritas kriteria dampak lingkungan

menjadi :

= 0,0949 (1) + 0,0387 (1) + 0,0283 (1) = 0,1664

6. Bobot Kriteria Kerusakan Jalan

Bobot kriteria dampak lingkungan

= 0,0599 X61 + 0,0345 X62 + 0,0248 X63

Ruas Jalan Balai Kota dengan panjang ruas 0,54 km dengan

kondisi baik. Dengan demikian persamaan bobot kriteria kerusakan jalan

menjadi :

= 0,0599 (0) + 0,0345 (0)+ 0,0248 (1) = 0,0248

7. Total Bobot Ruas Jalan

Berdasarkan pembobotan seluruh kriteria, maka total bobot pada

ruas Jalan Balai Kota adalah sebagai berikut :

Total bobot ruas jalan Balai Kota

= 0,2472 (0) + (0,1093 (1) + 0,0609 (0) + 0,0446 (1)) + (0,0882 (0) +

0,0632 (0) + 0,0280 (0)) + (0,0528 (0) + 0,0302 (0) + 0,0249 (1)) +

(0,0949 (1) + 0,0387 (1) + 0,0283 (1)) + (0,0599 (0) + 0,0345 (0)+

0,0248 (1))

Page 90: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

84

= 0 + 0,1539 + 0,0000 + 0,0249 + 0,1664 + 0,0248 = 0,3700

Total bobot untuk ruas Jalan Balai Kota di atas nantinya akan

diurutkan dengan tota bobot yang dimiliki oleh seluruh ruas jalan yang

ditinjau. Hal ini juga menunjukkan potensi ruas jalan tersebut terhadap

seluruh kriteria yang dipertimbangkan. Bobot untuk seluruh ruas jalan

selanjutnya akan dihitung dan ditampilkan selengkapnya pada tabel 24.

Urutan prioritas penanganan jalan yang disajikan pada tabel 25

terlihat bahwa pada ruas jalan yang merupakan prioritas pertama yaitu

ruas jalan Terminal Abeli Dalam, kriteria pengembangan wilayah

merupakan kriteria dengan bobot yang terbesar dibanding kriteria lain.

Selain itu kriteria pengembangan wilayah pada ruas tersebut merupakan

bobot kriteria pengembangan wilayah yang terbesar bila dibandingkan

dengan bobot kriteria pengembangan wilayah pada ruas jalan lainnya.

Page 91: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

87

Kemudian hal lain yang mempengaruhi bobot pada ruas jalan

Terminal Abeli Dalam adalah bobot pada kriteria pengembangan sektor

ekonomi (PSE) dimana variabelnya adalah letak ruas jalan tersebut

menghubungkan kawasan yang berpotensi di bidang ekonomi. Hal ini

dapat dilihat dari bobot pada kriteria pengembangan wilayah yaitu 0,2148

merupakan bobot tertinggi untuk seluruh ruas dalam kriteria tersebut. Hal

ini menunjukkan bawah ruas jalan Terminal Abeli Dalam memiliki peranan

yang cukup besar pada sektor yang diperhitungkan, yaitu sektor,

pengembangan wilayah, perkebunan dan kehutanan. Ketiga sektor ini

pada kenyataannya di lokasi tersebut merupakan sektor yang diharapkan

untuk memenuhi harapan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan

mereka. Hal ini juga didukung oleh topografi wilayah yang dilalui oleh ruas

jalan Terminal Abeli Dalam, yaitu berupa tanah yang subur sehingga

cocok untuk lahan perkebunan dan kehutanan.

Bobot terbesar untuk seluruh kriteria diperoleh ruas jalan Terminal

Abeli Dalam dari kriteria pengembangan Wilayah. Kondisi ini menunjukkan

bahwa ruas jalan tersebut dengan peranan yang cukup penting dalam

menghubungkan wilayah yang berpotensi di bidang perkebunan dan

akses jalan menuju terminal regional Type B Kota Kendari akan tetapi

mengalami persentase kerusakan yang besar. Dengan kondisi yang

demikian, potensi-potensi yang dimiliki oleh ruas jalan Terminal Abeli

Dalam mempunyai tingkatan lebih besar bila dibandingkan ruas jalan lain.

Hal ini berarti bahwa untuk tingkat kerusakan yang sama pada ruas jalan

Page 92: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

88

yang lain, maka ruas jalan Terminal Abeli Dalam masih lebih diprioritaskan

karena memiliki potensi yang termasuk dalam kriteria-kriteria yang telah

dipertimbangkan sebelumnya.

Hal lain ditunjukkan pada ruas Jalan Konggoasa yang memiliki

prioritas kedua. Walaupun ruas jalan ini masih dalam kondisi baik dari

ruas jalan Terminal Abeli Dalam akan tetapi memiliki peranan yang cukup

berarti dalam hal melayani kawasan pertanian dan perkebunan. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam penyusunan prioritas, potensi pengembangan

sektor ekonomi memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan

tingkat prioritas suatu ruas jalan.

Pada ruas jalan Rumah Sakit Jiwa (urutan 3) dan Jalan Imam

Bonjol (urutan 4) memiliki potensi wilayah yang hampir sama sehingga

pada kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, kedua ruas jalan ini tidak

terlalu mencolok perbedaannya. Hal yang membedakan kedua ruas jalan

tersebut adalah tingkat kerusakan permukaan jalan, dimana kondisi

kerusakan yang dialami ruas jalan Rumah sakit jiwa (urutan 3) lebih kecil

persentase kondisi rusak berat dan rusak ringan bila dibandingkan

persentase kondisi rusak ringan pada ruas Jalan Imam Bonjol

(urutan 4).

Pada ruas jalan Tomawa (urutan 5), jalan Sawerigading (urutan 8),

Jalan Pengayoman (urutan 9) dan Jalan Oikumene (urutan 6) serta Jalan

Pekuburan kelima ruas jalan ini memiliki potensi wilayah yang hampir

sama, akan tetapi kelebihan potensi yang dimiliki oleh ruas jalan Tomawa

Page 93: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

89

adalah bahwa ruas jalan ini menghubungkan dengan wilayah yang

berpotensi di bidang perkebunan dan akses jalan yang menghubungkan

jalan arteri dengan jalan kolektor diwilayah kelurahan lain bila

dibandingkan dengan ruas jalan lainnya yang cuma menghubungkan

antara jalan arteri dan kolektor disatu wilayah kelurahan.

Pada ruas jalan Laute, Jalan Syech Yusuf, Jalan Lawata, Jalan Y.

Wayong, Jalan Tebaununggu, Jalan Made Sabara, Jalan Malik Raya,

Jalan Lasandara, Jalan Balai Kota, Jalan Abunawas dan Jalan Taman

Suropati (urutan 10 sampai dengan urutan 20) yang letaknya berdekatan

lokasi akan tetapi memiliki potensi yang berbeda dalam hal kriteria Aspek

Biaya dalam hal ini berupa rencana penanganan jalan melihat kondisi

eksisting yang ada dan Kriteria Kerusakan Jalan yang diakibatkan oleh

besar kecilnya kerusakan jalan yang ada baik kerusakan berat maupun

ringan. Kondisi ini yang menyebabkan besar kecilnya perbedaan bobot

prioritas penanganan jalan yang ada.

Hasil rangking prioritas pada tabel 26 dapat dijadikan sebagai dasar

pertimbangan untuk menyusun usulan/kebijakan dalam penanganan jalan

di Kecamatan Mandonga. Penyusunan usulan penanganan jalan

berdasarkan prioritas seperti yang ditampilkan pada tabel 26 di atas dapat

dilakukan dengan skenario yang ditampilkan pada gambar 4. Dalam

skenario yang didasarkan atas prioritas ini, maka dasumsikan adanya

dana yang akan dialokasikan oelh pemerintah untuk kegiatan penanganan

jalan. Alokasi dana diperuntukkan bagi ruas jalan yang memiliki prioritas

Page 94: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

90

pertama. Apabila alokasi dana tersebut masih memungkinkan untuk

membiayaiprogram penanganan jalan selanjutnya, maka alokasi dana

akan ditujukan pada ruas jalan yang berada diurutan prioritas kedua.

Demikian akan berlangsung selanjutnya hingga alokasi dana tersebut

tidak dapat lagi/tidak bersisa untuk program penanganan jalan tahun

pertama perencanaan. Ruas jalan yang tidak dapat ditangani pada tahun

pertama perencanaan, akan menjadi prioritas pertama pada usulan

penanganan jalan tahun berikutnya.

Tidak

Ya

Gambar 5.4. Skenario alokasi dana penanganan jalan pada tiap ruas

Urutan prioritas penanganan jalan pada tabel 26 tidak mutlak harus

digunakan sesuai dengan urutan tersebut. Namun dapat pula

dikombinasikan dengan urutan penanganan yang direkomendasikan oleh

Dana yang Tersedia

(Rp)

Daftar Kebutuhan Penanganan Jalan

Usulan Penanganan Jalan Berdasarkan Prioritas

Dapat Ditangani (Berdasarkan Urutan Prioritas) Dengan Dana yang Tersedia ?

Ditangani pada tahun berikutnya

Penanganan Jalan

Page 95: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

91

Bina Marga dimana pemeliharaan rutin dilaksanakan setiap tahun

perencanaan. Hal ini disebabkan karena pemeliharaan rutin sangat urgen

sehingga tidak boleh diabaikan.

Page 96: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dalam menentukan prioritas penanganan

jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kriteria yang menjadi prioritas dalam penetapan urutan prioritas

penanganan jalan Kolektor di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

adalah mulai dari kriteria pengembangan wilayah, kriteria dampak

lingkungan, kriteria pengembangan sektor ekonomi, kriteria aspek

biaya, kerusakan jalan, dan pemerataan aksesibilitas.

2. Berdasarkan penilaian terhadap beberapa kriteria yang

dipertimbangkan oleh responden, ruas Jalan Terminal Abeli Dalam

merupakan ruas jalan yang diusulkan untuk mendapatkan prioritas

utama dalam penanganan jalan di Kecamatan Mandonga. Kemudian

ruas jalan berikutnya yang mendapat prioritas adalah ruas Jalan

Kongoasa lalu ruas Jalan Rumah Sakit Jiwa. Adapun penanganan

jalan ini dapat dilakukan sesuai urutan prioritas yang disesuaikan

dengan dana yang dialokasikan untuk penanganan jalan oleh

pemerintah daerah.

Page 97: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

93

B. Saran

Berdasarkan analisis pendapat responden terhadap beberapa kriteria

tentang prioritas penanganan jalan di Kecamatan Mandonga, maka dalam

penelitian ini disarankan :

1. Bagi Pemerintah Daerah Kota Kendari dalam hal ini Dinas Pekerjaan

Umum Kota Kendari agar dalam menetapkan prioritas pemeliharaan

dan peningkatan jalan di Kecamatan Mandonga perlu

mempertimbangkan kriteria pemerataan aksesibilitas, kriteria

pengembangan wilayah, kriteria pengembangan sektor ekonomi,

kriteria dampak lingkungan, kriteria aspek biaya dan kriteria kerusakan

jalan. Hal ini dimaksudkan agar dalam menentukan pemeliharaan dan

peningkatan jalan perlu mempertimbangkan sesuai kriteria prioritas.

2. Agar dalam mengusulkan ruas jalan yang akan diperbaiki hendaknya

mempertimbangkan sesuai dengan urutan prioritas yang telah

diperoleh dari analisis berdasarkan kriteria-kriteria yang digunakan ini

dimaksudkan agar perbaikan jalan semakin efektif dan efisien.

3. Penentuan penanganan jalan dengan Analisis Multi Kriteria

disarankan untuk diterapkan dalam usaha penentuan prioritas

penanganan jalan untuk seluruh ruas jalan yang berada di wilayah

Kota Kendari. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh urutan prioritas

yang mencakup seluruh ruas jalan di wilayah Kota Kendari.

4. Dalam penelitian ini, komposisi yang didasarkan pada stakeholder

masih kurang proporsional yaitu kurangnya stakeholder pengguna

Page 98: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

94

(user) dari jalan yang ditinjau. Oleh karena itu, disarankan responden

yang berasal dari stakeholder pengguna diambil pada tiap-tiap ruas

jalan yang ditinjau. Hal ini tidak dilakukan karena adanya keterbatasan

waktu, tenaga dan dana yang dimilki oleh peneliti.

Page 99: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

95

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, et al.1998. Sistem Transportasi Kota . Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat, Jakarta.

Departemen Perhubungan.1992. Undang-undang Republik Indonesia No.

14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2001.Kepmen

Kimpraswil Nomor : 534/KPTS/M/2001. Pedoman Penentuan

Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. 2002.Studi

Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Perdesaan.

Institut Teknologi Bandung. 2004. MCA Multi Criteria Analysis.

Departemen Teknik Sipil.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi : Pengambilan Keputusan Kriteria

Majemuk . PT. Gramedia Jakarta.

Morlok,E.K.1990. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi

Jakarta. Erlangga.

Munawar. 2001. Penentuan Prioritas Penanganan Jalan dan Jembatan

dengan Metode Multi Kriteria . Seminar KRTJ, Jakarta.

Pangaribuan, Albarong. 2003. Analisis Kebijakan Prioritas Penanganan

Jalan dengan Metode Multi Kriteria. Tesis. Pascasarjana,

Universitas Hasanuddin Makassar.

Pariket, D., Akyuwen, R. 2002. Modul Pelatihan Perencanaan Infrastruktur

Perdesaan. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Page 100: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

96

Permadi,B.S.1992. Analysis Hierarchy Process. Universitas Indonesia,

Jakarta.

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin Proses

Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi

yang Kompleks. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Sarkar, A.K. 2004. Lessons Learned from Rural Transport in India. 3 rd Asia

Regional Meeting, Makassar.

Sihalolo, Anthonius. 2004. Strategi dan Prioritas Pengembangan

Prasarana Jalan dalam Rangka Mendukung Kapet Seram.

Tesis, Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar.

Tamin, Ofyar. 1997. Penerapan Konsep ’Interaksi Tata Guna Tanah –

Sistem Transportasi” dalam Perencanaan Sistem Jaringan

Transportasi di Jawa Barat. Penelitian. Pascasarjana Institut

Teknologi Bandung.

Tamin,Ofyar. 2002. Konsep Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah

di Era Otonomi Daerah. Materi Kuliah Perencanaan Prasarana

Transportasi. Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar.

Page 101: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

99

Lampiran 3

PENDAHULUAN

Konsep penanganan jaringan jalan memerlukan perencanaan yang

berdasarkan partisipatif dan bertahap. Keadaan ini mengacu pada aspek aspirasi

dan pendanaan daerah. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan

dengan memperhatikan prioritas dalam penanganan jaringan jalan dengan

pertimbangan beberapa kriteria, yaitu :

1. Kriteria pemerataan aksebilitas antar daerah, untuk mengetahui seberapa

penting pengaruh usaha pemerataan aksebilitas antar daerah dalam

penentuan priorotas penanganan suatu jaringan jalan.

2. Kriteria pengembangan wilayah, untuk mengetahui seberapa penting

pengaruh perbaikan akses ke suatu kawasan untuk pengembangan wilayah

dalam prioritas penanganan suatu jaringan jalan.

3. Kriteria pengembangan sektoral, untuk mengetahui seberapa penting

pengaruh pengembangan suatu kawasan berpotensi ekonomi dalam prioritas

penanganan suatu jaringan jalan.

4. Kriteria aspek biaya, untuk mengetahui seberapa penting pengaruh aspek

ketersediaan dana dalam prioritas penanganan suatu jaringan jalan.

5. Kriteria dampak lingkungan, untuk mengetahui seberapa penting pengaruh

dampak bagi lingkungan khususnya bagi hutan dan lahan pertanian dalam

prioritas penanganan suatu jaringan jalan.

6. Kriteria kerusakan jalan, untuk mengetahui seberapa penting pengaruh

kerusakan jalan dalam penentuan prioritas penanganan suatu ruas jalan.

Berdasarkan kriteria di atas, maka harap Bapak/Ibu mengisi tabel di

bawah ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 6). Angka 1 menunjukkan

kriteria yang paling penting dan 6 menunjukkan kriteria kurang penting.

Page 102: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

100

Kriteria Urutan Kepentingan

Pemerataan aksebilitas antar daerah …………

Pengembangan wilayah …………

Pengembangan sektoral ekonomi …………

Aspek biaya …………

Dampak lingkungan …………

Kerusakan jalan …………

CARA PENGISIAN KUESIONER

a) Pilihlah pernyataan (a, b atau c) yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu

(beri tanda ? ) dalam menentukan prioritas dalam penanganan jalan.

b) Apabila Bapak/Ibu memilih a atau b, maka harap dilanjutkan dengan mengisi

pernyataan tentang perbedaan intensitas kepentingannya (2 s/d 9).

c) Apabila Bapak/Ibu memilih c, pernyataan 2 s/d 9 tidak perlu dijawab.

PERTANYAAN

I. PENILAIAN KRITERIA

I.1. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pemerataan aksebilitas antar daerah lebih penting

daripada faktor usaha untuk pengembangan wilayah

b. Faktor usaha untuk pengembangan wilayah lebih penting

daripada faktor pemerataan aksebilitas antar daerah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

d. Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya (saaty, 1993)?

Page 103: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

101

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.2. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pemerataan aksebilitas antar daerah lebih penting

daripada faktor pengembangan sektor ekonomi

b. Faktor pengembangan sektor ekonomi lebih penting daripada

faktor pemerataan aksebilitas antar daerah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.3. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pemerataan aksebilitas antar daerah lebih penting

daripada faktor aspek biaya dalam penanganan jalan

b. Faktor aspek biaya dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor pemerataan aksebilitas antar daerah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

Page 104: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

102

I.4. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pemerataan aksebilitas antar daerah lebih penting

daripada faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan

b. Faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor pemerataan aksebilitas antar daerah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.5. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pemerataan aksebilitas antar daerah lebih penting

daripada faktor adanya kerusakan pada ruas jalan

b. Faktor adanya kerusakan pada ruas jalan lebih penting daripada

faktor pemerataan aksebilitas antar daerah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.6. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor usaha untuk pengembangan wilayah lebih penting

daripada faktor pengembangan sektor ekonomi

Page 105: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

103

b. Faktor pengembangan sektor ekonomi lebih penting daripada

faktor usaha untuk pengembangan wilayah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.7. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor usaha untuk pengembangan wilayah lebih penting

daripada faktor aspek biaya dalam penanganan jalan

b. Faktor aspek biaya dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor usaha untuk pengembangan wilayah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.8. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor usaha untuk pengembangan wilayah lebih penting

daripada faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan

b. Faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor usaha untuk pengembangan wilayah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

Page 106: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

104

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.9. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor usaha untuk pengembangan wilayah lebih penting

daripada faktor adanya kerusakan jalan

b. Faktor adanya kerusakan jalan lebih penting daripada faktor

usaha untuk pengembangan wilayah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.10. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pengembangan sektor ekonomi lebih penting daripada

faktor aspek biaya dalam penanganan jalan

b. Faktor aspek biaya dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor pengembangan sektor ekonomi

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.11. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

Page 107: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

105

a. Faktor pengembangan sektor ekonomi lebih penting daripada

faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan

b. Faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor pengembangan sektor ekonomi

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.12. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor pengembangan sektor ekonomi lebih penting daripada

faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan

b. Faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan lebih penting

daripada faktor pengembangan sektor ekonomi

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.13. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor aspek biaya dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan

b. Faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor aspek biaya dalam penanganan jalan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Page 108: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

106

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.14. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor aspek biaya dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan

b. Faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan lebih penting

daripada faktor aspek biaya dalam penanganan jalan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

I.15. Manakah yang sesuai pertimbangan Bapak/Ibu dalam penentuan

prioritas penanganan jalan?

a. Faktor dampak lingkungan dalam penanganan jalan lebih penting

daripada faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan

b. Faktor adanya kerusakan pada suatu ruas jalan lebih penting

daripada faktor dampak lingkungan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

Page 109: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

107

II. PENILAIAN SUB KRITERIA

II.a. Penilaian Sub Kriteria pada Kriteria Pengembangan Wilayah

Kriteria pengembangan wilaya dibagi dalam sub kriteria :

1. Kota Kabupaten

2. Kota Kecamatan

3. Kelurahan/Desa

Berdasarkan kriteria di atas, harap Bapak/Ibu mengisi tabel di bawah

ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 3). Angka I menunjukkan sub

kriteria yang paling penting dan angka 3 menunjukkan kurang penting.

Sub Kriteria Urutan Kepentingan

Kota Kabupaten …………

Kota Kecamatan …………

Kelurahan/Desa …………

PERTANYAAN

II.a.1. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor ruas jalan yang menuju kota kabupaten lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kota kecamatan

b. Faktor ruas jalan yang menuju kota kecamatan lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kota kabupaten

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.a.2. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

Page 110: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

108

a. Faktor ruas jalan yang menuju kota kabupaten lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kelurahan/desa

b. Faktor ruas jalan yang menuju kelurahan/desa lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kota kabupaten

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.a.3. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor ruas jalan yang menuju kota kecamatan lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kelurahan/desa

b. Faktor ruas jalan yang menuju kelurahan/desa lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kota kecamatan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.b. Penilaian Sub Kriteria pada Kriteria Pengembangan Sektoral

Kriteria pengembangan sektoral dibagi dalam sub kriteria :

1. Kawasan pertanian

2. Kawasan perkebunan

3. Kawasan kehutanan

Berdasarkan kriteria di atas, harap Bapak/Ibu mengisi tabel di bawah

ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 3). Angka I menunjukkan sub

kriteria yang paling penting dan angka 3 menunjukkan kurang penting.

Page 111: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

109

Sub Kriteria Urutan Kepentingan

Kawasan pertanian …………

Kawasan perkebunan …………

Kawasan kehutanan …………

PERTANYAAN

II.e.1. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan pertanian lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan perkebunan

b. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan perkebunan lebih

penting daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan

pertanian

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.2. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan pertanian lebih penting

daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan kehutanan

b. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan kehutanan lebih

penting daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan

pertanian

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

Page 112: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

110

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.3. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan perkebunan lebih

penting daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan

kehutanan

b. Faktor ruas jalan yang menuju kawasan kehutanan lebih

penting daripada faktor ruas jalan yang menuju kawasan

perkebunan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.c. Penilaian Sub Kriteria pada Kriteria Aspek Biaya

Kriteria aspek biaya (apabila dana terbatas) dibagi dalam sub kriteria :

1. Pemeliharaan rutin

2. Pemeliharaan berkala

3. Peningkatan jalan

Berdasarkan kriteria di atas, harap Bapak/Ibu mengisi tabel di bawah

ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 3). Angka I menunjukkan sub

kriteria yang paling penting dan angka 3 menunjukkan kurang penting.

Page 113: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

111

Sub Kriteria Urutan Kepentingan

Pemeliharaan rutin …………

Pemeliharaan berkala …………

Peningkatan jalan …………

PERTANYAAN

II.e.1. Dalam penanganan jaringan jalan, apabila dana terbatas, maka

pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor pemeliharaan rutin lebih penting daripada faktor

pemeliharaan berkala

b. Faktor pemeliharaan berkala lebih penting daripada faktor

pemeliharaan rutin

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.2. Dalam penanganan jaringan jalan, apabila dana terbatas, maka

pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor pemeliharaan rutin lebih penting daripada faktor

peningkatan jalan

b. Faktor peningkatan jalan lebih penting daripada faktor

pemeliharaan rutin

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

Page 114: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

112

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.3. Dalam penanganan jaringan jalan, apabila dana terbatas, maka

pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor pemeliharaan berkala lebih penting daripada faktor

peningkatan jalan

b. Faktor peningkatan jalan lebih penting daripada faktor

pemeliharaan berkala

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.d. Penilaian Sub Kriteria pada Kriteria Dampak Lingkungan

Kriteria dampak penanganan jalan terhadap lingkungan dibagi dalam sub

kriteria :

1. Hutan lindung

2. Hutan lainnya

3. Lahan perkebunan atau perkebunan

Berdasarkan kriteria di atas, harap Bapak/Ibu mengisi tabel di bawah

ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 3). Angka I menunjukkan sub

kriteria yang paling penting dan angka 3 menunjukkan kurang penting .

Page 115: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

113

Sub Kriteria Urutan Kepentingan

Hutan lindung …………

Hutan lainnya …………

Lahan pertanian atau perkebunan …………

PERTANYAAN

II.e.1. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan

lindung lebih penting daripada faktor dampak lingkungan akibat

penanganan jalan pada hutan lainnya

b. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan

lainnya lebih penting daripada faktor dampak lingkungan akibat

penanganan jalan pada hutan lindung

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.2. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan

lindung lebih penting daripada faktor dampak lingkungan akibat

penanganan jalan pada lahan pertanian atau perkebunan

b. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan

lainnya lebih penting daripada faktor dampak lingkungan akibat

penanganan jalan pada lahan pertanian atau perkebunan

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Page 116: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

114

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.3. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan

lainnya lebih penting daripada faktor dampak lingkungan akibat

penanganan jalan pada lahan pertanian atau perkebunan

b. Faktor dampak lingkungan akibat penanganan jalan pada lahan

pertanian atau perkebunan lebih penting daripada faktor dampak

lingkungan akibat penanganan jalan pada hutan lainnya

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e. Penilaian Sub Kriteria pada Kriteria Kerusakan Jalan

Dalam pemeliharaan infrastruktur transportasi, jalan dengan kondisi rusak

berat perlu ditangani agar jalan tersebut mampu melayani sarana

transportasi dengan baik. Adapun jalan dengan kondisi rusak ringan juga

perlu ditangani agar tingkat kerusakannya tidak bertambah parah.

Sedangkan perlunya dipertimbangkan penanganan pada jalan dengan

kondisi baik adalah dengan tujuan agar kondisinya tetap terjaga.

Kriteria kerusakan jalan dibagi dalam sub kriteria :

1. Rusak berat

2. Rusak ringan

3. Baik

Page 117: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

115

Berdasarkan kriteria di atas, harap Bapak/Ibu mengisi tabel di bawah

ini sesuai urutan kepentingan (angka 1 s/d 3). Angka I menunjukkan sub

kriteria yang paling penting dan angka 3 menunjukkan kurang penting.

Sub Kriteria Urutan Kepentingan

Rusak berat …………

Rusak ringan …………

Baik …………

PERTANYAAN

II.e.1. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Penanganan jalan pada kondisi rusak berat yang bertujuan agar

mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lebih penting

daripada penanganan jalan pada kondisi rusak ringan untuk

menjaga agar tingkat kerusakan pada ruas jalan tidak bertambah

parah

b. Penanganan jalan pada kondisi rusak ringan untuk menjaga agar

tingkat kerusakan pada ruas jalan tidak bertambah parah lebih

penting daripada Penanganan jalan pada kondisi rusak berat

yang bertujuan agar mampu memberikan pelayanan yang lebih

baik

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.2. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

Page 118: PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Penentuan Prioritas Penanganan Jalan di Kecamatan Mandonga Kota Kendari

116

a. Penanganan jalan pada kondisi rusak berat yang bertujuan agar

mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lebih penting

daripada penanganan jalan pada kondisi baik yang bertujuan agar

kondisi jalan tersebut tetap terjaga

b. Penanganan jalan pada kondisi baik yang bertujuan agar kondisi

jalan tersebut tetap terjaga lebih penting daripada Penanganan

jalan pada kondisi rusak berat yang bertujuan agar mampu

memberikan pelayanan yang lebih baik

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting

II.e.3. Dalam penanganan jaringan jalan, maka pendapat Bapak/Ibu :

a. Penanganan jalan pada kondisi rusak ringan yang bertujuan untuk

menjaga agar tingkat kerusakan pada ruas jalan tidak bertambah

parah lebih penting daripada penanganan jalan pada kondisi

baik yang bertujuan agar kondisi jalan tersebut tetap terjaga

b. Penanganan jalan pada kondisi baik yang bertujuan agar kondisi

jalan tersebut tetap terjaga lebih penting daripada Penanganan

jalan pada kondisi rusak ringan yang bertujuan untuk menjaga

agar tingkat kerusakan pada ruas jalan tidak bertambah parah

c. Kedua faktor tersebut sama pentingnya

Apabila pilihan Bapak/Ibu a atau b, maka seberapa besar

pentingnya ?

? Sedikit lebih penting

? Lebih penting

? Jelas lebih penting

? Sangat lebih penting