Adalah Suatu Proses Pengeluaran Hasil Konsepsi Yang Dapat Hidup

download Adalah Suatu Proses Pengeluaran Hasil Konsepsi Yang Dapat Hidup

of 14

Transcript of Adalah Suatu Proses Pengeluaran Hasil Konsepsi Yang Dapat Hidup

Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Partus normal / partus biasa Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Partus abnormal Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea. Persalinan ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu : 1. Power his (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. Terjadinya his, akibat : - kerja hormon oksitosin - regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3 - rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi. His yang baik dan ideal meliputi : - kontraksi simultan simetris di seluruh uterus - kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus - terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi. - terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his - serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). 2. Passage keadaan jalan lahir 3. passanger keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) ( factor lainnya : psychology, physician, position)

Hal yang perlu dicatat saat melakukan vaginal toucher : 1. Derajat dilatasi dan pendataran servik 2. Ada tidaknya forewater ( selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah ) 3. Keadaan cairan amnion ( jernih , hijau , kemerahan, kental ) 4. Posisi dari bagian terendah janin yang diperoleh dari perabaan sutura sagitalis dan perabaan ubun ubun kecil 5. Derajat penurunan bagian terendah janin ( bidang hodge atau station ) 6. Gambar dibawah memperlihatkan adanya kepala janin yang mengadakan fleksi penuh pada posisi oksiput kiri anterior dengan kepala yang hampir engage ( diameter suboccipitobregmatica sedikit diatas pintu atas panggul ), dilatasi servik kira kira 3 jari dan terdapat forewater (selaput ketuban masih utuh .

Desensus bagian terendah janin Diketahui dengan melakukan palpasi abdomen (Leopold III dan IV ) atau dengan palpasi perlimaan : Palpasi abdomen Leopold IV :

Kala I _ Tahap Pembukaan In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu: 1. Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm 2. Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu: - fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm. - fase dilatasi maksimal / steady (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm. - fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim. Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II. Peristiwa penting pada persalinan kala 1 : 1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. 2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar. 3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Kala II _ Tahap Pengeluaran Bayi Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Pada waku mengejan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang. Dengan mengejan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.

Kala III _ Tahap Pengeluaran Plasenta Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Melahirkan plasenta dilakukan pada posisi dorsal. Lakukan masase uterus fundus. Plasenta selanjutnya akan turun dari segmen bawah uterus seperti bentuknya. Tinggi fundus uteri naik diatas pusat, mengeras . Saat plasenta terlihat didepan vulva, dengan kedua telapak tangan lahirkan plasenta dengan gerakan memuntir agar selaput amnion dapat lahir seluruhnya Plasenta yang sudah terlepas dikeluarkan dengan menarik talipusat secara terkendali saat ada kontraksi uterus dan menahan bagian bawah uterus ( maneuver Brandt Andrew ) Setelah plasenta lahir segmen bawah uterus kembali kosong, fundus uteri turun dan mengeras oleh karena mengalami kontraksi.

Tanda lepasnya plasenta :

1. Fundus uteri membulat dan naik 2. Sedikit perdarahan 3. Talipusat didepan memanjang

Kala IV _ Tahap Pengawasan Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.