Acc Tulis bab 5 Las Gas

22
BAB V LAS GAS 5.1 PENDAHULUAN 5.1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital seperti konstruksi mesin sehingga logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata “acetylene”), dan memiliki rumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan temperatur nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara

Transcript of Acc Tulis bab 5 Las Gas

Page 1: Acc Tulis bab 5 Las Gas

BAB V

LAS GAS

5.1 PENDAHULUAN

5.1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa

mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi

suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga

hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan

pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi

semakin meningkat. Manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu

kehidupannya yang sangat vital seperti konstruksi mesin sehingga logam tersebut

menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan.

Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih,

dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar

gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini,gas yang

digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata

“acetylene”), dan memiliki rumus kimia C2H2).

Gas Asetilin ini memiliki beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan

temperatur nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan

udara ataupun oksigen. Sehingga bagian logam yang langsung terkena nyala api panas

akan mencair dan cairan itu akan menutupi antara dua bagian logam yang akan

disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan bahan tambah atau kawat las.

(Sumber:http://zend09mt.blogspot.com/2013/10/makalah-las-oksi-asetilin.html)

5.1.2  Tujuan Praktikum

Tujuan dari melakukan pengerjaan ini mahasiswa dapat :

1. Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,

2. Mengetahui perlengkapan keamanan las gas,

3. Mengatur dan memasang peralatan las gas,

4. Mengatur  tekanan las gas untuk persiapan kerja las gas,

Page 2: Acc Tulis bab 5 Las Gas

5. Menyalakan api las gas dengan benar,

6. Mengoperasikan pembakaran dengan benar,

7. Melakukan gerakan  dan posisi pengelasan dengan benar.

5.1.3  Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang akan dicapai dari melakukan praktikum ini adalah:

1. Praktikan mampu mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,

2. Praktikan mampu mengetahui perlengkapan keamanan las gas,

3. Praktikan dapat mengatur dan memasang peralatan las gas,

4. Praktikan dapat mengatur  tekanan las gas untuk persiapan kerja las gas,

5. Praktikan dapat menyalakan api las gas dengan benar,

6. Praktikan mampu mengoperasikan pembakaran dengan benar,

7. Praktikan mampu melakukan gerakan  dan posisi pengelasan dengan benar.

5.2 DASAR TEORI

Las Gas adalah proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih dimana

panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas

Oksigen (O2) dengan gas Asetilen (C2H2). Dalam proses las gas ini gas yang

digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen (dari kata

“acetylene”), dan memiliki rumus kimia (C2H2). Gas asetilin ini memiliki beberapa

kelebihan antara lain menghasilkan temperatur nyala api lebih tinggi dari gas bahan

bakar lainnya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian

logam yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan

menutupi antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya

menggunakan bahan tambah atau kawat las.

(Sumber: laskarbit.blogspot.com/2009/03/dasar-teori-pengelasan-dengan-gas.html)

5.2.1 Jenis Sambungan

Pengelasan adalah penyambungan dua atau lebih logam dengan menggunakan

logam untuk menyatukannya.penyatuan di lakukan di daerah sambungan.Berikut adalah

beberapa jenis-jenis sambungan:

Page 3: Acc Tulis bab 5 Las Gas

a. Sambungan Tumpul

Sambungan dengan bentuk dua logam yang ada disatukan di salah satu sisi

nya.

Gambar: 5.1 Sambungan Tumpul

(sumber: andi90.blogspot.com/2012/04/jenis-pengelasan.html)

b. Sambungan T

Sambungan dengan bentuk huruf T yang dimana sudut pengiku adalah

daerah yang akan di las.

Gambar: 5.2 Sambungan T

(sumber: andi90.blogspot.com/2012/04/jenis-pengelasan.html)

c. Sambungan Sudut

Sambungan dengan berbentuk sudut, dengan ujung sudut sebagai daerah

yang dilas.

Page 4: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar: 5.3 Sambungan Sudut

(sumber: andi90.blogspot.com/2012/04/jenis-pengelasan.html)

d. Sambungan Dengan Penguat

Sambungan dengan mengapit dua atau lebih logam dimana permukaan

dalam logam akan di las.

Gambar: 5.4 Sambungan Dengan Penguat

(sumber: andi90.blogspot.com/2012/04/jenis-pengelasan.html)

e. Sambungan Tumpang

Sambungan dengan menumpuk dua atau lebih logam seperti tangga dengan

sisi ujung logam sebagai daerah yang dilas.

Gambar: 5.5 Sambungan Tumpang

(sumber: andi90.blogspot.com/2012/04/jenis-pengelasan.html)

Page 5: Acc Tulis bab 5 Las Gas

5.2.2 Posisi Pengelasan

Dalam proses pengelasan dengan menggunakan gas asetilen terdapat teknik untuk

melakukan pengelasan tersebut. Posisi pengelasan sangat diperhatikan, berikut adalah

posisi pengelasan gas :

a. Posisi Datar

Pola pergerakan torch yang bergelombang direkomendasikan untuk proses

pengelasan posisi datar. Untuk single-pass, butted joint, pergerakan torch

dilakukan dengan pergerakan agak kebelakang. Untuk pengelasan butt joint agak

sedikit menekan dinding untuk memastikan semua area terisi.

Gambar: 5.6 Posisi Datar

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

b. Posisi Horizontal

Untuk pengelasan fillet joint posisi horizontal, pergerakan melingkar

direkomendasikan. Untuk pengelasan butt joint, gerakan maju mundur dan sedikit

menekan dinding benda kerja direkomendasikan.

Page 6: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar: 5.7 Posisi Horizontal

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

c. Posisi Vertikal

Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya

mengikuti arah garis verikal.Posisi benda biasanya berdiri tegak atau miring

sedikit searah dengan gerak las yaitu naik turun.

Gambar: 5.8 Posisi Vertikal

(sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

d. Posisi Diatas Kepala

Torch untuk las asetilin mempunyai persyaratan harus aman, mengahasilkan

nyala yang tetap dan konstan komposisinya, harus ringan (untuk yang manual) dan

Page 7: Acc Tulis bab 5 Las Gas

mudah untuk pengaturannya.Orifice diameter dari welding tip menyatakan atau

sebanding dengan besarnya kapasitas dan temperatur yang dicapai.

Gambar: 5.9 Posisi Diatas Kepala

(sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology

5.2.3 Cacat Las Gas

Dalam setiap proses pengelasan las gas sering kali terjadi cacat pada benda kerja.

Macam-macam cacat yang timbul pada proses pengelasan las gas yaitu :

1. Penetrasi yang kurang sempurna

Jenis cacat las ini dapat terjadi karena :

a. Ketika melakukan pengelasan tidak melakukan penetrasi ke seluruh

ketebalan dari logam dasar (base metal)

b. Ketika dua weld bead yang berhadapan tidak melalukan interpenetrasi.

c. Ketika weld bead tidak melakukan penetrasi ke ujung dari fillet weld tetapi

hanya menyebranginya.

Gambar: 5.10 Penetrasi yang kurang sempurna

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

Page 8: Acc Tulis bab 5 Las Gas

2. Kurangnya peleburan

Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi peleburan diantara

logam las dan permukaan dari base metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan

pengelasan terlalu lambat. Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas

yang rendah.

Gambar: 5.11 Kurangnya peleburan

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

3. Undercutting

Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang

kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai.

Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting

terjadi.

Gambar: 5.12 Undercutting

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

4. Porosity

Porosity adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang telah

membeku. Penyebab utama dari porosity adalah kontaminasi atmosfir, oksidasi

yang tinggi pada permukaan benda kerja.

Page 9: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar: 5.13 Porosity

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

5. Keretakan

Keretakan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Keretakan panas, dapat terjadi ketika weld bead berada antara temperatur

meleleh dan membeku.

b. Keretakan dingin, biasanya terjadi pada saat weld bead membeku.

Gambar: 5.14 Keretakan

(Sumber: kaplpakjian,schmid.manufacturing and technology)

5.3 ALAT DAN BAHAN

Dalam proses las gas akan diperlukan peralatan peralatan penunjang agar proses

pengelasan gas dapat dilakukan. Diantaranya adalah :

5.3.1 Peralatan Utama

1. Tabung gas

Adalah tempat untuk menyimpan gas yang digunakan dalam proses las gas.

Ada 2 macam tabung yang digunakan pada las gas, yaitu :

a. Tabung gas Oksigen

Page 10: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Adalah tempat untuk menyimpan gas oksigen . Tabung ini harus bisa

menahan tekanan hingga 15 – 30 atm. Tabung oksigen biasanya lebih tinggi

dari tabung gas bahan bakar.

Gambar: 5.18 Tabung gas Oksigen

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

b. Tabung Gas Bahan Bakar

Adalah tempat untuk menyimpan gas bahan bakar . Tabung ini harus

bisa menahan tekanan hingga 15 – 30 atm.

Gambar: 5.19 Tabung gas bahan bakar

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

2. Regulator

Regulator adalah alat untuk mengatur tekanan gas didalam tabung dan gas

yang keluar dari tabung. Pada regulator terdapat manometer yang berfungsi

sebagai mengukur tekanan tabung sedangkan yang satunya lagi adalah untuk

mengukur tekanan gas yang keluar dari tabung atau tekanan kerja. Tekanan kerja

yang dipakai pada praktikum las gas kali ini adalah 40 psi (per square inch).

Page 11: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Saluran gasnozzle

kran

Gambar: 5.20 Regulator

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

3. Flashback Arrestor

Flashback arrestor adalah alat untuk mencegah nyala api balik ke dalam

tabung gas bahan bakar kembali sehingga mencegah ledakan.

Gambar: 5.21 Flashback Arrestor

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

4. Unit pembakar

Adalah tempat untuk mencampur gas oksigen dan asitelin serta tempat

keluarnya api. Pada unit ini terdapat komponen sebagai berikut :

Gambar: 5.22 Unit pembakar

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

Mixer

Page 12: Acc Tulis bab 5 Las Gas

a. Saluran gas ( saluran ini ada dua buah yan satu untuk gas asitelin dan

yang satunya lagi untuk gas oksigen )

b. Mixer ( ruang tempat kedua agas bercampur )

c. Kran ( kran ini adlah untuk mengatur keluarnya gas oksigen dan

asitelin )

d. Nozzle ( tempat keluarnya api )

5. Selang Gas

Berfungsi sebagai penyalur gas oksigen dan gas bahan bakar atau asetilin

Gambar 5.23 Selang Gas

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

5.3.2 Bahan

1. Filler

Digunakan sebagai bahan pengisi atau penyambung logam

Gambar 5. 24 filler

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

Page 13: Acc Tulis bab 5 Las Gas

2. Benda Kerja

Digunakan sebagai objek benda yang akan di las

Gambar 5.25 Benda Kerja

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

5.3.3 Alat Pendukung

1. Pemantik

Pemantik berfungsi sebagai pemicu api untuk membakar campuran gas

bahan bakar dengan oksigen yang keluar dari nozzle.

Gambar 5.26 Pemantik

(Sumber: ://backpacker-community.blogspot.com/2011/06/peralatan-backpacker.html)

2. Meja Kerja

Sebagai tempat untuk meletakkan benda kerja yang akan dilakukan proses

pengelasan.

Page 14: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar 5.27 Meja Kerja

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

3. Bangku Kerja

Berfungsi sebagai tempat kita duduk untuk memposisikan sikap kerja saat

proses pengelasan.

Gambar 5.28 Bangku Kerja

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin Undip)

4. Tang penjepit

Sama seperti pada las litrik tang ini juga berfungi untuk menjepit kerja yang

masih panas.

Gambar 5.29 Tang

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

Page 15: Acc Tulis bab 5 Las Gas

5. Air

Digunakan untuk mendinginkan benda kerja setelah poses pengelasan.

Gambar 5.30 Ember berisi air

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

6. Needle Nozzle

Digunakan untuk membersihkan nozzle setelah proses pengelasan.

Gambar 5.31 Nedle Nozzle

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

5.3.4 Alat Keselamatan

1. Google

Berfungsi untuk melindungi mata kita dari cahaya las yang menyilaukan.

Page 16: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar 5.32 Google

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

2. Sarung tangan

Untuk melindungi kita dari panas yang dihasilkan dari pengelasan dan

percikan api pada waktu pengelasan

Gambar 5.33 Sarung tangan

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

3. Safety Shoes

Untuk melindungi kaki kita dari benda kerja yang panas.

Page 17: Acc Tulis bab 5 Las Gas

Gambar 5.34 Safety Shoes

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

4. Wearpack

Untuk melindungi bagian badan dari percikan api las.

Gambar 5.35 Wearpack

(Sumber: Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin UNDIP)

.