Acara i - Uji Mutu Susu

22
ACARA I UJI MUTU AIR SUSU A. TUJUAN Tujuan dari praktikum Uji Mutu Air Susu ini adalah: 1. Mengetahui total zat padat yang terdapat pada beberapa jenis air susu 2. Mengetahui kualitas air susu dengan uji alkohol. 3. Mengetahui kehigienisan air susu melalui uji reduktase. B. TINJAUAN PUSTAKA Susu adalah suatu sekresi yang komposisinya sangat berbeda dari komposisi darah yang merupakan asal susu. Misalnya lemak susu, casein, laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam ambing, tidak terdapat ditempat lain manapun dalam tubuh sapi. Sejumlah besar darah harus mengalir melalui alveoli dalam pembuatan susu yaitu sekitar 50 kg darah dibutuhkan untuk menghasilkan 30 liter susu. Komposisi susu dapat sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah sebagai berikut: Lemak 3,9% Protein 3,4% 1

Transcript of Acara i - Uji Mutu Susu

Page 1: Acara i - Uji Mutu Susu

ACARA I

UJI MUTU AIR SUSU

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum Uji Mutu Air Susu ini adalah:

1. Mengetahui total zat padat yang terdapat pada beberapa jenis air susu

2. Mengetahui kualitas air susu dengan uji alkohol.

3. Mengetahui kehigienisan air susu melalui uji reduktase.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Susu adalah suatu sekresi yang komposisinya sangat berbeda dari

komposisi darah yang merupakan asal susu. Misalnya lemak susu, casein,

laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam ambing, tidak terdapat ditempat lain

manapun dalam tubuh sapi. Sejumlah besar darah harus mengalir melalui

alveoli dalam pembuatan susu yaitu sekitar 50 kg darah dibutuhkan untuk

menghasilkan 30 liter susu.

Komposisi susu dapat sangat beragam tergantung pada beberapa

faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi

perah adalah sebagai berikut:

Lemak 3,9%

Protein 3,4%

Laktosa 4,8%

Abu 0,72%

Air 87,10% (Buckle et al., 1985).

Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diterapkan pada bahan

pangan, yang tidak sedrastis sterilisasi, akan tetapi cukup untuk membuat

berbagai organisme penghasil penyakit menjadi tidak aktif pada beberapa

bahan pangan khusus. Pasteurisasi membuat hampir seluruh bentuk vegetatif

jasad renik yang hidup menjadi tidak aktif, akan tetapi tidak demikian

terhadap spora yang tahan panas. Untungnya hanya sedikit bentuk bakteri

pathogen pada manusia yang membentuk spora, hal pengecualian yang harus

dicatat adalah antrax. Pada awalnya pasteurisasi timbul untuk membuat

1

Page 2: Acara i - Uji Mutu Susu

bakteri tuberkolosis tidak aktif di dalam susu. Selain mentidakaktifkan bakteri,

pasteurisasi dalam peneterapannya juga dapat dihubungkan dengan enzim

yang terdapat di dalam bahan pangan yang dapat ditidak aktifkan dengan

pemanasan (Earle, 1969).

Susu yang telah mengalami pengolahan yang benar, misalnya

pasteurisasi dan sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan tetapi susu

segar yang diperoleh dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari hewan yang

menyusui atau dari peralatan dan lingkungan pemerahan susu. Di Inggris telah

dilaporkan keracunan makanan (Salmonellosis) karena mengkonsumsi susu

sapi segar. Gangguan pencernaan juga kadang-kadang terjadi akrena prises

pemanasan susu tidak cukup. Produk-produk susu yang disiapkan dari susu

yang tidak mengalami proses pemanasan merupakan produk yang potensial

mengandung Staphylococus auerus, Bacillus cereus, Yersenia enterocolitia

monocytogenes (Albiner, 2002).

Susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan

dengan proporsi seimbang, bernilai gizi tinggi, mudah dicerna dan

mengandung semua unsur makanan yang dibutuhkan manusia. Dengan

kandungan nutrisinya yang lengkap, susu merupakan media yang baik bagi

pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu susu mudah mengalami

kerusakan. Untuk mencegah kerusakansusu oleh mikroba, dilakukan berbagai

upaya pengawetan antara lain sterilisasi, pasteurisasi, fermentasi dan lain-lain

(Elok dkk, 2000).

Pengujian reduktase: pipet 0,5 ml larutan pewarna methylenen blue

masukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan 20 ml sampel air susu secara

perlahan, hindarkan pembentukan gelembung udara. Tutup tabung reaksi

kemudian campurkan larutan sampai diperoleh warna yang merata dengan

cara membolak-balik tabung, jagan dikocok. Inkubasikan dalam penangas air

37oC. Amati perubahan warna yang terjadi setiap setengah jam. Catat berapa

lama waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan warna (Habibah,

2011).

2

Page 3: Acara i - Uji Mutu Susu

Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya susu untuk

dikonsumi. Hasil uji alkohol terhadap susu pada masing-masing perlakuan

menunjukkan hasil yang negatif sampai pada penyimpanan 48 jam. Pada

pengamatan setelah penyimpanan 60 jam sebagian besar susu (65,60%)

memberikan hasil uji alkohol positif sehingga tidak dilakukan analisis

kualitas. Keadaan ini menunjukkan bahwa susu telah mengalami penurunan

pH akibat terjadinya perkembangan jumlah bakteri sehingga menyebab~n

susu mulai asam yang akhirnya menjadi rusak. Hasil uji alkohol ini sejalan

dengan hasil pengamatan organoleptik susu pada semua perlakuan

menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan sifat organileptik susu segar,

mempunyai bau spesifik susu segar dengan warna putih kekuningan sampai

penyimpanan 48 jam; pada penyimpanan sampai 60 jam telah terjadi

perubahan rasa (pahit masam) dan bau (masam) dengan warna menjadi kuning

keputihan (Uum, 1990).

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan

pada susu adalah dengan cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu

tinggi maupun suhu rendah yang dapat diterapkan pada peternak. Dengan

pemanasan ini diharapkan akan dapat membunuh bakteri patogen yang

membahayakan kesehatan manusia dan meminimalisasi perkembangan bakteri

lain, baik selama pemanasan maupun pada saat penyimpanan. Proses

pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka ragam,

berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah

pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna

bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan

berkembangnya ilmu dibidang tekologi pangan. Dengan demikian semakin

lama akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini sangat

menggembirakan dan merupakan langkah yang sangat tepat untuk

mengimbangi laju permintaan pasar (Eniza, 2004).

Susu merupakan sumber penting untuk protein berkualitas bai.

Protein terdapat pada beberapa makanan yang terbuat dari susu dan yang

penting adalah keju. Susu memberikan 18% kandungan protein dalam susunan

3

Page 4: Acara i - Uji Mutu Susu

makanan orang inggris, sedang keju memberi tambahan kontribusi 5%

(Gaman, 1992).

Pentingnya susu sebagai makanan manusia ialah karena protein susu

mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mudah dicernakan oleh usus manusia,

sehingga dapat digunakan untuk menutupi kekurangan asam-asam amino

esensial dari bahan makanan lainnya. Juga garam kalsium dan beberapa jenis

unsur gizi yang lain. Tetapi harus diingat bahwa kadar garam ferum dalam

susu, serta kadar vitamin A tidak begitu banyak. Hal ini sering menyebabkan

anak-anak yang hanya diberi susu, dan tidak ditambahakan dengan bahan

makanan lain yang mengandung kedua unsur tersebut akan menderita

kekurangan vitamin A dan garam ferum (Sjahmien, 1985).

Air merupakan komponen terbesar di dalam susu dengan angka rata-

rata 87% dan kisaran normalnya antara 84% - 89,5%. Komponen ini berguna

sebagai medium dispersi dari Total Solids, seperti laktosa, garam-garam

mineral, dan vitamin-vitamin yang larut di dalam bahan air. Naik turunnya

persentase total bahan padat dalam susu, akan mengubah besar kecilnya

persentase air dalam susu (Ashry, 2006).

Ketika susu diterima pada platform, ia harus menjalani sejumlah

pemeriksaan dan tes. Tes ini dilakukan untuk menentukan kualitas susu yang

masuk dan itu adalah atas dasar tes-tes apakah banyak tertentu ada yang

haram. Yang paling umum ini adalah penentuan% lemak, SNF, total padatan

dan sedimen dll (Bsc, 2011).

Analisis kimia dalam industri susu berkisar dari tradisional ke

modern, dari sederhana hingga yang kompleks. Contoh dari metode tradisional

(dijelaskan kemudian) yang utama dari pentingnya untuk industri adalah

metode Kjeldahl penentuan nitrogen yang digunakan untuk memastikan

kandungan protein produk susu. Sedangkan salah satu teknik terbaru yang

digunakan untuk mengidentifikasi berbagai peptida yang dihasilkan dari

hidrolisis protein susu adalah LC-MS-MS, yang kromatografi cair -

spektrometri massa - spektrometri massa, di mana tandem spektrometer massa

4

Page 5: Acara i - Uji Mutu Susu

sebenarnya adalah detektor canggih untuk instrumen kromatografi cair

(Hughes, 2011).

Perlakuan panas ringan seperti pasteurisasi atau ultra high

temperature (UHT) pengolahan menyebabkan sangat sedikit perubahan nilai

gizi. Parah perlakuan panas hasil dalam beberapa kehilangan lisin yang

tersedia, tetapi ini memiliki sedikit berpengaruh pada kualitas gizi karena

protein susu yang kaya lisin. Interaksi antara lisin dan laktosa selama

pemanasan informasi hasil pigmen coklat (Maillard browning) yang

menyebabkan off-flavor untuk mengembangkan selama penyimpanan produk

susu (Connor, 1995).

C. METODOLOGI

1. Alat

a. Cawan

b. Oven

c. Eksikator

d. Timbangan analitik

e. Hot plate

f. Tabung reaksi

2. Bahan

a. Susu segar

b. Susu segar 1 hari

c. Susu pasteurisasi

d. Susu pasteurisasi 1 hari

e. Susu UHT

5

Page 6: Acara i - Uji Mutu Susu

3. Cara kerja

a. Analisis total zat padat

b. Uji alkohol

6

Cawan kosong dioven pada suhu 130°C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10 menit

Cawan tersebut ditimbang beratnya (A gr)

5 ml susu sampel dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang beratnya (B gr)

Sampel diuapkan di atas kompor listrik, hingga kelihatan agak gosong dan tidak menimbulkan percikan buih

Setelah kering dimasukkan ke dalam oven 135°C selama 10 menit

Dinginkan dalam eksikator selama 10 menit dan ditimbang (C gr)

Dihitung total zat padat yang terkandung

Dimasukkan susu dan alcohol 5 ml ke dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1:1 kemudian dikocok

Amati campuran tersebut., bila ternyata terjadi penggumpalan maka uji dianggap positif artinya susu

sudah rusak proteinnya

Page 7: Acara i - Uji Mutu Susu

c. Uji reduktase

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Total zat padat

Tabel 1.1. Hasil pengamatan total zat padat Sampel A (gr) B (gr) C (gr) % padatan Rata-rata

%padatanSusu segar 14,7004 19,5313 15,0673 7,59 7,7995

14,1258 19,0903 14,5234 8,009Susu segar 1 hari

15,2088 20,0036 15,3986 7,43 7,1614,8353 19,7571 15,1746 6,89

Susu pasteurisasi

12,2681 17,3833 13,1426 17,1 18,115,6295 20,5994 16,5789 19,1

Susu pasteurisasi 1 hari

14,2016 18,9133 15,1163 22,2 21,67813,5508 18,4470 14,5866 21,156

Susu UHT 13,2448 18,0971 13,9270 14,05 14,0613,3823 18,4319 14,0932 14,07

Sumber: Laporan sementara

Uji mutu air susu beraneka ragam, meliputi uji mutu fisik, kimia,

mikrobiologi dan mutu organoleptik. Uji total zat padat air susu

merupakan salah satu pengujian mutu air susu secara kimiawi. Pada

praktikum kali ini pengujian dilakukan pada berbagai jenis air susu yang

telah diberi perlakuan diantaranya susu segar, susu segar simpan 1 hari,

susu pasteurisasi, susu pasteurisasi disimpan 1 hari dan susu UHT.

7

Tambahkan 5 ml methylen blue ke dalam 5 ml susu pada suhu 37°C

Dihitung waktu sampai mulai terbentuk warna putih kembali dari yang semula berwarna biru.

Perbandingannya adalah blanko susu segar

Waktu terbentuknya warna putih kembali diamati pada menit 30, 90 dan 150

Page 8: Acara i - Uji Mutu Susu

Komposisi susu dapat sangat beragam tergantung pada beberapa

faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi

perah adalah sebagai berikut:

Lemak 3,9%

Protein 3,4%

Laktosa 4,8%

Abu 0,72%

Air 87,10% (Buckle et al., 1985).

Jika diurutkan dari prosentase zat padat terbesar maka yang

pertama adalah susu pasteurisasi di simpan 1 hari, susu pasteurisasi, susu

UHT, susu segar dan susu di simpan 1 hari.

Buckle et al. (1985), kerapatan susu bervariasi, antara 1,0260 dan

1,0320 pada 20 °C, keragaman ini disebabkan karena perbedaan

kandungan lemak dan zat-zat padat bukan lemak. Kerapatan susu

berangsur-angsur meningkat dari saat pemerahan dan mencapai

maksimum pada 12 jam sesudah pemerahan.

2. Uji alkohol

Tabel 1.2. Hasil pengamatan uji alkoholSampel Penggumpalan Endapan Susu segar ++ Ada

++ Ada Susu segar 1 hari ++++ Ada

++ Ada Susu pasteurisasi ++ Ada

+ Ada Susu pasteurisasi 1 hari +++ Ada

+++ Ada Susu UHT + Ada

+ Ada Sumber: laporan sementaraKeterangan:+ = kurang menggumpal++ = agak menggumpal+++ = menggumpal++++ = paling menggumpal

Pengujian mutu air susu secara fisik salah satunya adalah dengan

uji alkohol. Uji alkohol dimaksudkan untuk mengetahui daya pemecahan

8

Page 9: Acara i - Uji Mutu Susu

protein yang ada dalam susu. Uji alkohol bernilai positif dikarenakan

keasaman air susu meningkat dan tampak rusak.

Menurut Buckle et al. (1985), homogenisasi susu menyebabkan

sebagian dari partikel-partikel casein menyatu dengan butiran lemak.

Partikel-partikel casein dalam susu dapat dipisahkan dengan sentrifuge

kecepatan tinggi atau penambahan asam. Pengasaman susu oleh kegiatan

bakteri juga menyebabkan mengendapnya casein. Bila terdapat cukup

asam yang dapat mengubah pH susu menjadi kira-kira 5,2-5,3 akan terjadi

pengendapan disertai dengan melarutnya garam-garam kalsium dan fosfor

yag semula terikat pada protein secara berangsur-angsur. Buckle et al.

(1985) juga menyebutkan bahwa jika partikel casein berada pada titik

isoelektris pada pH 4,6 pada pH tersebut afinitas partikel terhadap air

menurun dan oleh karenanya akan terjadi pengendapan.

Data uji alkohol pada masing-masing perlakuan tertera pada

Tabel l.2. Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya susu

untuk dikonsumsi. Hasil uji alkohol terhadap susu pada masing-masing

perlakuan menunjukkan hasil yang positif. Pada semua perlakuan susu

segar (++) agak menggumpal, susu segar penyimpanan 1 hari (++++)

paling menggumpal, susu pasteurisasi (++) agak menggumpal, susu

pasteurisasi penyimpanan 1 hari (+++) menggumpal, susu UHT (+) kurang

menggumpal. Keadaan ini menunjukkan bahwa susu telah mengalami

penurunan pH akibat terjadinya perkembangan jumlah bakteri sehingga

menyebabkan susu mulai asam yang akhirnya menjadi rusak.

Kerusakan terbesar pada susu segar 1 hari. Hal ini dikarenakan

sampel susu segar simpan 1 hari tingkat kerusakannya lebih tinggi

dibanding yang lain, disebabkan karena pengaruh suhu maupun tingkat

kerusakan mikrobiologisnya juga tinggi mengingat dalam

penyimpanannya tidak dilakukan treatment tertentu.

Urutan kerusakan berdasarkan uji alkohol dari yang paling kecil

ke kerusakan paling besar yaitu susu UHT, susu pasteurisasi, susu segar,

susu segar penyimpanan 1 hari, dan susu pasteurisasi penyimpanan 1 hari.

9

Page 10: Acara i - Uji Mutu Susu

3. Uji reduktase

Tabel 1.3. Hasil pengamatan uji reduktaseSampel Indikator warna biru pada menit ke-

0’ 30’ 60’ 90’ 120’Susu segar +++ +++ +++ +++ +++

+++ +++ +++ +++ +++Susu segar 1 hari

++++ ++++ +++ +++ +++++ +++ +++ ++ +

Susu pasteurisasi

+++ +++ +++ +++ +++++ ++ ++ ++ ++

Susu pasteurisasi 1 hari

+++ + + + +++ + + + +

Susu UHT ++ ++ ++ ++ ++++ ++ ++ ++ ++

Sumber: Laporan sementaraKeterangan:++++ = sangat pekat+++ = pekat++ = agak pekat+ = tidak pekat (putih)

Mutu mikrobiologis air susu ditentukan oleh jumlah dan jenis

mikroorganisme yang terkandung dalam susu. Untuk melihat banyak

sedikitnya mikrobia yang terkandung dalam susu maka dilakukan uji

reduktase. Dengan pereaksi methylene blue. Methylene blue menyebabkan

warna susu menjadi biru dan berangsur menjadi putih kembali. Lamanya

waktu perubahan warna dari biru menjadi putih ini sebagai dasar

penentuan perkiraan jumlah bakteri.

Adanya daya reduksi susu disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim

tertentu dalam susu dan juga aktivitas bakteri. Dari banyak penelitian,

ternyata ada hubungan antara jumlah bakteri dengan besarnya daya reduksi

dalam susu. Oleh karena itu uji daya reduksi digunakan sebagai salah satu

prosedur untuk mengetahui mutu susu segar. Dasar pengujiannya segera

setelah susu diolah dipemerahan akan terkena udara yang akan

menyebabkan terjadinya perbedaan kekuatan oksidasi reduksi sebesar 300

milivolt. Bakteri dalam susu untuk pertumbuhan memerlukan oksigen

10

Page 11: Acara i - Uji Mutu Susu

menghasilkan substansi pereduksi yang memungkinkan penurunan

perbedaan kekuatan oksidasi reduksi tersebut sampai nilainya menjadi

negatif. Kecepatan penurunannya tergantung dari jumlah dan macam

bakteri serta dipengaruhi oleh metabolisme dalam sel bakteri. Selain itu

beberapa enzim juga dapat menurunkan perbedaan kekuatan oksidasi

reduksi. Pengujian dengan methylene blue, jika biru metil teroksidasi akan

berwarna biru akan tetapi jika tereduksi akan tidak berwarna/putih karena

senyawa pereduksi yang dihasilkan bakteri. Makin lama hilangnya warna

biru pada susu makin baik keadaan susu yang diuji (Hadiwiyoto, 1994).

Perlakuan lama simpan berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas

susu. Ada interaksi antara lama pasteurisasi dengan lama simpan terhadap

kualitas air susu. Semakin lama disimpan semakin cepat proses perubahan

dari warna biru menjadi warna putih. Hal ini diduga karena semakin lama

susu disimpan jumlah bakteri dalam susu akan semakin banyak sehingga

kemampuan mereduksi methelin blu semakin cepat.

Menurut Partic (2010) organisme yang tumbuh dalam susu akan

menghasilkan oksigen yang ada. Karena oksigen habis, terjadi reaksi

oksidasi-reduksi untuk kelangsungan hidup mikroba. Sitrat yang

merupakan metabolit mikroba berfungsi sebagai donor hidrogen,

methylene blue sebagai aseptor hidrogen, dan enzim reduktase yang

diproduksi mikroba merupakan katalis. Reaksi oksidasi yang terjadi harus

dapat menyediakan energi untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu,

dengan enzim reduktase mikroba menurunkan potensial oksidasi-reduksi,

dengan mereduksi methyelene blue. Karena tereduksi maka methyelene

blue berubah warnanya dari biru menjadi putih metilen/methylene white.

Dari hasil praktikum pada sampel susu segar dengan susu segar 1

hari yang menunjukan perubahan warna dari biru menjadi putih pada

methylene blue lebih cepat adalah susu segar 1 hari. Hal ini

mengindikasikan bahwa jumlah bakteri pada susu segar 1 hari lebih

banyak. Hal ini karena penanganan terhadap susu dapat menekan

berkembangnya bakteri atau mikroba sehingga susu dapat disimpan lebih

11

Page 12: Acara i - Uji Mutu Susu

lama. Syarat minimal angka reduktase yang ditentukan oleh Milk Codex

adalah satu. Berdasarkan ketentuan ini tanpa penanganan, susu tidak dapat

disimpan lebih dari 12 jam. Dengan dimasak atau dikukus susu dapat

disimpan sampai 24 jam.

Pada sampel susu pasteurisasi dengan susu pasteurisasi 1 hari yang

menunjukan perubahan warna dari biru menjadi putih lebih cepat adalah

susu pasteurisasi 1 hari. Perlakuan yang diberikan pada susu pasteurisasi

dalam Encyclopedia Britannica adalah pemanasan dengan suhu 63°C

selama 30 menit atau 72°C selama 15 detik. Suhu dan waktu yang

digunakan dalam pasteurisasi untuk membunuh Mycobacterium

tuberculosis dan mikroba non spora yang tahan panas penyebab penyakit

yang terdapat pada susu. Perlakuan (treatment) tersebut juga membunuh

beberapa mikroorganisme yang menyebabkan spoilage dan untuk

memperpanjang masa penyimpanan susu. Tetapi setelah pasteurisasi 1 hari

susu memiliki daya tahan terhadap bakteri lebih rendah sehingga

meningkatkan jumlah kontaminasi oleh bakteri, yang ditunjukan dengan

perubahan warna biru menjadi putih yang lebih cepat.

Sedangkan untuk susu UHT tidak terjadi perubahan warna dari

biru menjadi putih. Susu UHT adalah susu segar atau susu rekonstitusi

atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135°C

selama 2 detik dan dikemas segera dalam kemasan yang steril dan secara

aseptis. Yang mana pada susu UHT bakteri mati dengan adanya perlakuan

suhu yang tinggi sehingga dapat dikatakan jumlah bakteri sedikit atau

tidak ada. Urutan perbandingan sampel susu dari yang terbaik yaitu susu

UHT, susu pasteurisasi, susu segar, susu segar 1 hari dan susu pasteurisasi

1 hari. Semakin lama hilang warna biru menjadi putih, maka dapat

dinyatakan kalau susu itu baik.

12

Page 13: Acara i - Uji Mutu Susu

E. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara uji mutu air susu

adalah:

1. Jika diurutkan dari prosentase zat padat terbesar maka yang pertama

adalah susu pasteurisasi di simpan 1 hari, susu pasteurisasi, susu UHT,

susu segar dan susu di simpan 1 hari.

2. Pasteurisasi dapat mengakibatkan sebagian protein susu terdenaturasi

sehingga terbentu partikel-partikel kecil yang dapat meningkatkan total zat

padat.

3. Urutan kerusakan berdasarkan uji alkohol dari yang paling kecil ke

kerusakan paling besar yaitu susu UHT, susu pasteurisasi, susu segar, susu

segar penyimpanan 1 hari, dan susu pasteurisasi penyimpanan 1 hari.

4. Berdasarkan uji alkohol sampel susu segar simpan satu hari adalah sampel

yang paling tinggi mengalami kerusakan karena tidak dilakukan treatmen

apapun terhadap susu untuk mencegah terjadinya kerusakan, hal ini

ditujukkan dengan terbentuknya gumpalan, kemudian sampel susu segar

pasteurisasi simpan 1 hari dan sampel susu lainnya masih menunjukkan

kualitas yang baik.

5. Urutan perbandingan sampel susu dari yang terbaik yaitu susu UHT, susu

pasteurisasi, susu segar, susu segar 1 hari dan susu pasteurisasi 1 hari.

6. Semakin lama hilang warna biru menjadi putih, maka dapat dinyatakan

kalau susu itu baik.

7. Berdasarkan hasil uji reduktase perkiraan jumlah bakteri terbanyak

terdapat pada sampel susu segar simpan 1 hari.

8. Semakin banyak jumlah bakteri dalam susu maka semakin cepat

perubahan warna yang terjadi dari biru menjadi putih.

13

Page 14: Acara i - Uji Mutu Susu

DAFTAR PUSTAKA

Albiner, Siagian. 2002. Mikroba Patogen Pada Makanan Dan Sumber Pencemarannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.

Ashry Mokhtar. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.

B, Sc. 2011. Processing And Quality Analysis Of Milk. www. multihelpline.com.

Buckle, et al. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.

Connor, C.B. 1995. Rural Dairy Technology. International Livestock Research Institute. Addis Ababa. Ethiopia.

Earle. R. L. 1969. Satuan Operasi Dalam pengolahan Pangan. Sastra Hudaya. Jakarta.

Elok Zubaidah dkk. 2000. Studi Keamanan Susu Pasteurisasi Yang Beredar Kotamadya Malang (Kajian Dari Mutu Mikrobiologi dan Nilai Gizi). Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3. No 1: 29-34.

Eniza Saleh. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produk Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Gaman, P.M, K.B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan. Gajah mada university press. Yogyakarta.

Habibah. 2011. Pengaruh Lama Pasteurisasi dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Air Susu Sapi Perah Friesian Holstein. Bioscientiae Vol 8. No 1. Hal 1-8.

Hughes C G, I K Gray. 2011. Chemical Analysis In The New Zealand Dairy Industry. Food Science Section. New Zeeland.

Sjahmien M. 1985. Ilmu Gizi. UI Press. Jakarta.

Uum Umiyasih, Didi Budi Wijono. 1990. Pengaruh Sterilisasi Sederhana Terhadap Kualitas Dan Daya Tahan Susu. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati Vol. 1. No 1.

14

Page 15: Acara i - Uji Mutu Susu

% Total zat padat = x 100%

= x 100%

= x 100%

= 14,05 %

15