acara 3 AFG

download acara 3 AFG

of 12

Transcript of acara 3 AFG

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    1/12

    ANALISIS FILTRASI GINJAL

    Oleh :

    Nama : Vivi Santoso

    NIM : B1J013049

    Rombongan : VII

    Kelompok : 5

    Asisten : Evelin Agusti Tjasmana

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2015

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    2/12

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem Urinaria (sistem perkemihan) terdiri dari organ yang

    memproduksi urin dan mengeluarkan urin dari tubuh. Sistem ini merupakan

    salah satu sistem utama untuk mempetahankan hemoistasis tubuh

    (kekonstanan lingkungan internal) (Baron, 1995).

    Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme

    yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil

    pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasiatau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi

    mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut

    dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan

    air bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa

    (Stevens et al., 2006).

    Ginjal mempertahankan komposisi cairan ekstraseluler yang menunjang

    fungsi semua sel tubuh. Kemampuan ginjal untuk mengatur komposisi cairan

    ekstraseluler merupakan fungsi per satuan waktu yang diatur oleh epitel

    tubulus, untuk zat yang tidak disekresi oleh tubulus, pengaturan volumenya

    berhubungan dengan laju filtrasi glomerulus (LFG). Seluruh zat yang larut

    dalam filtrasi glomerulus dapat direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus

    (Rismawati & Afrida, 2012).

    1.2 Tujuan

    Tujuan praktikum kali ini adalah menganalisis senyawa yang dapat

    melewati filter sebagai gambaran fungsi ginjal mamalia.

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    3/12

    II. MATERI DAN CARA KERJA

    2.1 Materi

    Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan biuret,

    larutan benedict, lugol, akuades, larutan protein, larutan glukosa, larutan

    amilum.

    Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet, kertas filter GFC,

    corong gelas, penangas, rak tabung, label, dan gelas ukur.

    2.2 Cara Kerja

    1. Larutan uji (protein, glukosa, amilum, akuades) sebanyak 1ml dimasukkan

    ke dalam empat tabung reaksi.

    2. Tabung reaksi masing-masing diberi label sesuai isi larutan sebagai

    kontrol.

    3. Larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan

    protein, amati dan catatlah perubahan yang terjadi.

    4. Larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi akuades,

    diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    5. Larutan lugol 1 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi amilum,

    diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    6. Larutan benedict 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi glukosa

    kemudian ditempatkan kedalam air mendidih selama 5 menit, diamati dan

    dicatat perubahan yang terjadi.

    7. Kertas filter GF/C ditempatkan di dalam corong gelas dan ditempatkan

    pada tabung reaksi.

    8. Larutan (protein, glukosa, amilum, akuades) masing-masing sebanyak 2ml

    di filter pada empat tabung reaksi menggunakan corong yang telah

    dilengkapi dengan kertas filter GF/C.

    9. Tabung reaksi masing-masing diberi label sesuai isi larutan sebagai larutan

    uji.

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    4/12

    10. Larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan

    protein, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    11. Larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi akuades,

    diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    12. Larutan lugol 1 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan

    amilum, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    13. Larutan benedict 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan

    glukosa kemudian ditempatkan kedalam air mendidih selama 5 menit,

    diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

    14. Larutan yang tersaring dan warna yang terbentuk diamati.

    15. Hasil pengamatan dibandingkan dengan larutan kontrol, kemudian dicatat

    dan didokumentasikan.

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    5/12

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil

    Tabel 3.1. Data Percobaan Uji Filtrasi Menggunakan Kertas Saring

    Tabung larutan Intensitas warna

    sebeleum filtrasi

    Intensitas warna

    sesudah filtrasi

    Protein + biuret +++ ++

    Glukosa + benedict +++ ++

    Akuades + biuret +++ +++

    Amilum + lugol +++ +++

    Keterangan :

    - : tidak ada perubahan warna

    + : intensitas warna lemah

    ++ : intensitas warna sedang

    +++ : intensitas warna kuat

    Gambar 3.2 Intensitas Warna Larutan Kontrol dan Larutan Uji

    Gambar 1. Larutan Kontrol Gambar 2. Larutan Uji

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    6/12

    3.2 Pembahasan

    Berdasarkan percobaan analisis filtrasi ginjal kelompok 5 pada tabung

    berisi glukosa + benedict yang tidak difiltrasi intensitas warnanya kuat

    sedangkan pada tabung reaksi berisi glukosa + benedict yang telah dilakukan

    filtrasi intensitas warnanya yaitu sedang. Tabung reaksi berisi protein + biuret

    yang tidak difiltrasi intensitas warnanya kuat sedangkan pada tabung reaksi

    berisi protein+biuret yang difiltrasi intensitas warnanya sedang. Tabung

    reaksi berisi amilum + lugol yang tidak difiltrasi intensitas warnanya kuat dan

    tabung reaksi berisi amilum + lugol yang difiltrasi intensitas warnanya kuat.

    Tabung reaksi berisi akuades + biuret yang tidak difiltrasi intensitas warnanyakuat dan tabung reaksi berisi akuades + biuret yang difiltrasi intensitas

    warnanya kuat. Hasil percobaan akuades sebelum dan sesudah filtrasi

    menunjukkan bahwa intensitas warna tidak berubah. Hal ini sesuai menurut

    pernyataan Sherwood (2006), bahwa akuades tidak difilter sehingga

    diloloskan ketika melewati ginjal. Hasil percobaan pada larutan protein juga

    menunjukkan hasil yang sesuai menurut pernyataan Guyton (2005), bahwa

    protein dapat disaring atau difilter, kemudian hasil metabolisme protein

    berupa urea dikeluarkan melalui urin. Hasil percobaan larutan glukosa

    menunjukkan bahwa glukosa dapat tersaring. Hal ini tidak sesuai dengan

    pernyataan Sherwood (2006), bahwa glukosa direabsorpsi secara transport

    aktif di tubulus proksimal. Proses reabsorpsi glukosa ini bergantung pada

    pompa Na ATP-ase, karena molekul Na tersebut berfungsi untuk mengangkut

    glukosa menembus membran kapiler tubulus dengan menggunakan energi.

    Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam manusia tubuh. Ini

    menerima suplai darah yang kaya, hampir 25% dari output kardiak melewati

    arteri ginjal untuk disaring oleh ginjal. Ada 3 macam arteri yang terdapat

    dalam ginjal, yaitu arteri aksesori yang merupakan arteri yang timbul dari

    aorta abdominal atau arteri ginjal, kemudian aberrant arteri atau arteri yang

    timbul dari selain aorta atau arteri ginjal dan perforating arteri atau arteri

    yang menusuk arteri atas atau bawah kutub tidak masuk melalui hilus (Saritha

    et al, 2013). Ginjal mamalia terdiri dari glomerulus dan menjalankan fungsi

    filtrasi. Fungsi dasar nefron adalah untuk membersihkan dan menjernihkan,

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    7/12

    plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki. Zat-zat yang harus

    dikeluarkan terutama meliputi produk akhir metabolisme seperti urea,

    kreatinin dan asam urat. Zat lain seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida,

    dan ion hidrogen cenderung terkumpul di dalam tubuh dalam jumlah

    berlebihan. Nefron juga berfungsi untuk membersihkan plasma dari kelebihan

    ini (Guyton, 2005).

    Mekanisme percobaan sederhana filtrasi ginjal dengan cara dimasukkan

    masing-masing 2ml larutan (protein, glukosa, amilum, akuades) ke dalam

    empat tabung reaksi dengan menggunakan corong yang telah dilengkapi

    kertas filter GF/C. Tabung reaksi masing-masing diberi label sesuai isi

    larutan. Larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan

    protein, larutan biuret 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi akuades,

    larutan lugol 1 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan amilum,

    larutan benedict 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi glukosa

    kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Khusus untuk larutan

    benedict + larutan glukosa dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit,

    kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil

    percobaaan larutan amilum dan akuades tidak dapat tersaring sehingga

    intensitas warna pekat sama seperti larutan kontrol, sementara larutan protein

    dan larutan glukosa dapat tersaring sehingga insensitas warna berubah

    menjadih lebih jernih. Mekanisme filtrasi ginjal mamalia, pertama air, ion dan

    zat makanan serta zat terlarut dikeluarkan dari darah ke tubulus proksimal.

    Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus

    melewati tiga lapisan yang membentuk membran glomerulus, yaitu dinding

    kapiler glomerulus, membran basal dan lapisan dalam kapsula bowman. Seldarah dan beberapa protein besar atau protein bermuatan negatif seperti

    albumin secara efektif tertahan karena ukuran dan muatan pada membran

    filtrasi glomerular, sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil atau yang

    bermuatan postif, seperti air dan kristaloid akan tersaring. Tujuan utama

    filtrasi glomerulus adalah terbentuknya filtrat primer di tubulus proksimal

    (Sherwood, 2006). Fungsi dasar nefron adalah untuk membersihkan dan

    menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki. Zat-zat yang

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    8/12

    harus dikeluarkan terutama meliputi produk akhir metabolisme seperti urea,

    kreatinin dan asam urat. Zat lain seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida,

    dan ion hidrogen cenderung terkumpul di dalam tubuh dalam jumlah

    berlebihan. Nefron juga berfungsi untuk membersihkan plasma dari kelebihan

    ini (Guyton, 2005).

    Praktikum kali ini menggunakan biuret, benedict, dan lugol. Biuret

    adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein danakuades. Suatu bahan jika mengandung protein maka setelah bereaksi dengan

    biuret akan menghasilkan warna ungu atau warna lembayung, sedangkan

    pada akuades biuret akan bereaksi menghasilkan warna biru muda. Benedict

    adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada suatu

    bahan, hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata jika bahan

    mengandung glukosa. Lugol adalah reagen yang digunakan untuk menguji

    kandungan amilum pada suatu bahan, jika terdapat amilum pada suatu bahan

    maka hasil reaksi tersebut akan menghasilkan warna biru (Corwin, 2001).

    Zat yang harus dibersihkan dari darah terutama produk akhir

    metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat yang hanya sedikit

    direabsorpsi, dan disekresikan ke dalam lumen tubulus, sehingga laju

    eksresinya tinggi. Elektrolit seperti natrium, klorida, bikarbonat dan kalium

    banyak yang direabsorpsi, namun hanya sedikit yang dieksresikan ke urin.

    Kecepatan eksresi urin bergantung pada tiga proses dalam ginjal yaitu filtrasi,

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    9/12

    reabsorpsi dan sekresi yang dinyatakan dengan persamaan (Guyton, 2005).

    Berikut ini merupakan zat-zat yang di reabsorpsi di ginjal menurut Sherwood

    (2006) :

    a. Reabsorpsi Glukosa

    Glukosa direabsorpsi secara transport aktif di tubulus proksimal. Proses

    reabsorpsi glukosa ini bergantung pada pompa Na ATP-ase, karena molekul

    Na tersebut berfungsi untuk mengangkut glukosa menembus membran

    kapiler tubulus dengan menggunakan energi.

    b. Reabsorpsi Natrium

    Natrium yang difiltasi seluruhnya di glomerulus, 98-99% akan

    direabsorpsi secara aktif di tubulus. Sebagian natrium 67% direabsorpsi di

    tubulus proksimal, 25% di reabsorpsi di lengkung henle dan 8% di tubulus

    distal dan tubulus pengumpul. Natrium yang direabsorpsi sebagian ada yang

    kembali ke sirkulasi kapiler dan dapat juga berperan penting untuk reabsorpsi

    glukosa, asam amino, air dan urea.

    c. Reabsorpsi Air

    Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis di sepanjang tubulus, dari

    H2O yang difiltrasi, 80% akan direabsorpsi di tubulus proksimal dan ansa

    henle. Kemudian sisa H2O sebanyak 20% akan direabsorpsi di tubulus distal

    dan duktus pengumpul dengan kontrol vasopressin.

    d. Reabsorpsi Klorida

    Ion klorida yang bermuatan negatif akan direabsorpsi secara pasif

    mengikuti penurunan gradien reabsorpsi aktif dari natrium yang bermuatan

    positif. Jumlah Cl- yang direabsorpsi ditentukan oleh kecepatan reabsorpsi

    Na.e. Reabsorpsi Kalium

    Kalium difiltrasi seluruhnya di glomerulus, kemudian akan direabsorpsi

    secara difusi pasif di tubulus proksimal sebanyak 50%, 40% kalium akan

    direabsorpsi di ansa henle pars asendens tebal, dan sisanya direabsorpsi di

    duktus pengumpul.

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    10/12

    f. Reabsorpsi Urea

    Urea merupakan produk akhir dari metabolisme protein. Urea akan

    difiltrasi seluruhnya di glomerulus, kemudian akan direabsorpsi sebagian di

    kapiler peritubulus, dan urea tidak mengalami proses sekresi. Sebagian urea

    akan direabsorpsi di ujung tubulus proksimal karena tubulus kontortus

    proksimal tidak permeable terhadap urea. Saat mencapai duktus pengumpul

    urea akan mulai direabsorpsi kembali.

    Proses kerusakan ginjal oleh berbagai macam penyebab dapat

    mengakibatkan kerusakan yang progresif berupa kelainan seperti hiperfiltrasi

    glomerular, mikroalbuminuria, albuminuria, fibrosis tubulus distal dan

    glomerulosklerosis. Sesuai dengan tahapannya, akan terjadi perubahan yang

    semakin berat dari biokimiawi darah atau manifestasi klinik antara lain, terjadi

    kenaikan tekanan darah, penurunan Hemoglobin, kenaikan kadar fosfat,

    penurunan kalsium, kenaikan kadar hormone paratiroid, peningkatan ueum,

    kreatinin, gangguan keseimbangan asam basa dan lain-lain. Penurunan faal

    ginjal mengakibatkan penurunan eksresi fosfat sehingga fosfat banyak yang

    berada dalam sirkulasi darah. Hal ini akan menyebabkan hiperparatiroidisme

    sekunder. Kerusakan yang ditimbulkan adalah kalsifikasi pada jaringan lunak

    seperti otot, pembuluh darah dan ginjal (Sukandar, 2006).

    Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi

    yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan

    pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah

    suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang

    irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang

    tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Sudoyo, 2006). Stadium gagalginjal terminal terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus yang progresif. Akibat

    adanya penurunan laju filtrasi glomerulus, maka akan terjadi gangguan fungsi

    eksresi dan menyebabkan penurunan eksresi kalium (hiperkalemia),

    peningkatan ureum dan kreatinin dalam darah dan terjadi penurunan reabsorpsi

    zat lain seperti fosfat, asam urat, HCO3-, Ca2+, urea, asam amino. Gangguan

    dari fungsi ginjal tersebut menimbulkan hiperfosfatemia, hiperurikemia, dan

    asidosis metabolik (Silbernagyl & Lang, 2007).

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    11/12

    IV. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

    1) Senyawa yang difilter oleh ginjal adalah glukosa dan protein, sedangkan

    amilum dan akuades lolos dalam fungsi filtrasi ginjal.

  • 7/24/2019 acara 3 AFG

    12/12

    DAFTAR REFERENSI

    Baron. 1995. Klien gangguan ginjal. Jakarta : ECG.

    Corwin, J. E. 2001.Buku saku patofisiologi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.

    Guyton, A. C. 2005. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta.: ECG.

    Saritha, S., Naga, J., M . P. Kumar., & G, Supriya. 2013. Cadaveric study of

    accessory renal arteries and its surgical correlation. International Journal of

    Research in Medical Sciences, 1(1): pp.19-22.

    Sherwood, 2006. Kidney physiology. New York McGraw : Hill Medical.

    Silbernagyl and Lang, F. 2007. Ginjal keseimbangan air dan garam. Jakarta :

    ECG.

    Stevens, L. A., Coresh, J., and Greene, T. 2006. Assessing kidney function-

    measured and estimated glomerular filtration rate.N Engl Journal Med, 354,

    pp.2473-2483.

    Sudoyo, 2006.Ilmu penyakit dalam jilid I edisi IV. Jakarta : Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.

    Sukandar. 2006. Gagal ginjal kronik dan terapi dialisis. Bandung : Fakultas

    Kedokteran Unpad.

    Rismawati Yaswir dan Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan laboratorium cystatin

    C untuk uji fungsi ginjal.Jurnal kesehatan andalas, 1(1), pp.10-15.