Abstrak - research-report.umm.ac.id

6
1124 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN KOPYAH DI DESA KEDUNGBETIK KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG 1 Masiyah Kholmi, 2 Diding Suhardi, 3 Ratna Utami 1,3 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang 2 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas No. 264 Malang E-mail: 1) [email protected], 2) diding, [email protected] Abstrak Desa Kedungbetik memiliki potensi atau modal dasar untuk mengembangkan usaha home industry kopyah. Potensi ini didasarkan setelah adanya program pelatihan pembuatan kopyah yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindag dan Pasar) Kabupaten Jombang pada tahun 2016. Pelaksanaan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) pada Kelompok Pengrajin Kopyah di Desa Kedungbetik ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang jiwa wirausaha, manajemen usaha, ketrampilan pembuatan kopyah yang berkualitas dan pengetahuan tentang kiat pemasaran kopyah. Hasil pelatihan ini diharapkan agar anggota kelompok perajin kopyah mendapat bekal untuk menjadi wirausahawan yang berdaya saing. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan metode: (1) tutorial dan interaktif antara pelaksana kegiatan dengan peserta untuk memberikan materi pengetahuan jiwa wirausaha dan manajemen usaha, (2) praktik langsung pembuatan kopyah, (3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan program pengabdian pada kelompok perajin kopyah. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan penerapan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) pada kelompok sasaran yaitu (1) terdapat peningkatan pemahaman pengetahuan tentang kewirausahaan, manajemen usaha, dan kiat-kiat pemasaran, (2) peningkatan kemampuan untuk membuat kopyah yang berkualitas. Kata Kunci: Kewirausahaan, manajemen usaha, pelatihan, pengrajin kopyah. 1. PENDAHULUAN Pengembangan ekonomi daerah tidak bisa lepas dari peranan pemerintah, pelaku-pelaku bisnis, dan peran perguruan tinggi. Peluang pengembangan industri kopyah di Jombang sangat besar, karena Jombang terdapat ratusan pondok pesantren yang tersebar di seluruh penjuru daerah di Jombang dan ada 4 (empat) pondok yang terbesar, yaitu Tebuireng di Cukir, Darul Ulum di Peterongan, Bahrul Ulum di Tambak Beras, dan Mamba’ul Ma’arif di Denanyar. Namun, dalam kenyataannya tidak banyak masyarakat menangkap potensi ini untuk melakukan dan mengembangkan usaha membuat kopyah. Usaha membuat kopyah membutuhkan ketrampilan khusus yaitu memotong dan menjahit. Desa Kedungbetik memiliki potensi atau modal dasar untuk mengembangkan usaha tersebut, dengan adanya program pelatihan pembuatan kopyah yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindag dan Pasar) awal tahun 2016. Potensi dan peluang usaha ini dapat dikembangkan melalui kelompok calon pengusaha untuk memproduksi kopyah di Desa Kedungbetik - Kecamatan Kesamben - Kabupaten Jombang. Desa kedungbetik dengan jumlah penduduk usia produktif sekitar 4.540 orang. Rata-rata tingkat pendidikan SMP dan SMA. Desa kedungbetik berpotensi tenaga kerja murah dan daerah pemasaran yang jelas. Kebutuhan kopyah selain di kabupaten Jombang banyak pondok, kebutuhan kopyah menjadi tinggi ketika masuk bulan ramadhan, hari raya idul fitri dan musim haji. Namun terdapat persoalan yang dihadapi mitra, yaitu 1) Kurang memiliki pengetahuan berwirausaha, 2) Permodalan usaha rendah, 3) Pengetahuan manajemen usaha minim, 4) Kemampuan dalam membuat kopyah masih kurang. Persoalan sumber daya pada kelompok Mitra IbM adalah kurang memiliki pengetahuan berwirausaha, manajemen usaha dan bagaimana memasarkan hasil produksi. Dengan kondisi seperti itu, untuk meningkatkan kemampuan calon pengusaha dalam pengelolaan usahanya, dipandang perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan baik dalam aspek produksi maupun aspek manajemen usaha

Transcript of Abstrak - research-report.umm.ac.id

Page 1: Abstrak - research-report.umm.ac.id

1124 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN KOPYAH DI DESA

KEDUNGBETIK KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG

1Masiyah Kholmi, 2 Diding Suhardi, 3Ratna Utami

1,3 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

2 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas No. 264 Malang

E-mail: 1)[email protected], 2)diding, [email protected]

Abstrak

Desa Kedungbetik memiliki potensi atau modal dasar untuk mengembangkan usaha home industry kopyah.

Potensi ini didasarkan setelah adanya program pelatihan pembuatan kopyah yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindag dan Pasar) Kabupaten Jombang pada tahun 2016.

Pelaksanaan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) pada Kelompok Pengrajin Kopyah di Desa

Kedungbetik ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang jiwa wirausaha, manajemen usaha,

ketrampilan pembuatan kopyah yang berkualitas dan pengetahuan tentang kiat pemasaran kopyah. Hasil

pelatihan ini diharapkan agar anggota kelompok perajin kopyah mendapat bekal untuk menjadi wirausahawan

yang berdaya saing. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan metode: (1) tutorial dan

interaktif antara pelaksana kegiatan dengan peserta untuk memberikan materi pengetahuan jiwa wirausaha

dan manajemen usaha, (2) praktik langsung pembuatan kopyah, (3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi

(Monev) pelaksanaan program pengabdian pada kelompok perajin kopyah. Hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan penerapan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) pada kelompok sasaran yaitu (1) terdapat peningkatan

pemahaman pengetahuan tentang kewirausahaan, manajemen usaha, dan kiat-kiat pemasaran, (2)

peningkatan kemampuan untuk membuat kopyah yang berkualitas.

Kata Kunci: Kewirausahaan, manajemen usaha, pelatihan, pengrajin kopyah.

1. PENDAHULUAN

Pengembangan ekonomi daerah tidak bisa lepas dari peranan pemerintah, pelaku-pelaku

bisnis, dan peran perguruan tinggi. Peluang pengembangan industri kopyah di Jombang sangat besar,

karena Jombang terdapat ratusan pondok pesantren yang tersebar di seluruh penjuru daerah di

Jombang dan ada 4 (empat) pondok yang terbesar, yaitu Tebuireng di Cukir, Darul Ulum di

Peterongan, Bahrul Ulum di Tambak Beras, dan Mamba’ul Ma’arif di Denanyar. Namun, dalam

kenyataannya tidak banyak masyarakat menangkap potensi ini untuk melakukan dan

mengembangkan usaha membuat kopyah. Usaha membuat kopyah membutuhkan ketrampilan

khusus yaitu memotong dan menjahit.

Desa Kedungbetik memiliki potensi atau modal dasar untuk mengembangkan usaha

tersebut, dengan adanya program pelatihan pembuatan kopyah yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindag dan Pasar) awal tahun 2016. Potensi dan peluang

usaha ini dapat dikembangkan melalui kelompok calon pengusaha untuk memproduksi kopyah di

Desa Kedungbetik - Kecamatan Kesamben - Kabupaten Jombang. Desa kedungbetik dengan jumlah

penduduk usia produktif sekitar 4.540 orang. Rata-rata tingkat pendidikan SMP dan SMA. Desa

kedungbetik berpotensi tenaga kerja murah dan daerah pemasaran yang jelas. Kebutuhan kopyah

selain di kabupaten Jombang banyak pondok, kebutuhan kopyah menjadi tinggi ketika masuk bulan

ramadhan, hari raya idul fitri dan musim haji. Namun terdapat persoalan yang dihadapi mitra, yaitu 1) Kurang memiliki pengetahuan berwirausaha, 2) Permodalan usaha rendah, 3) Pengetahuan

manajemen usaha minim, 4) Kemampuan dalam membuat kopyah masih kurang.

Persoalan sumber daya pada kelompok Mitra IbM adalah kurang memiliki pengetahuan

berwirausaha, manajemen usaha dan bagaimana memasarkan hasil produksi. Dengan kondisi seperti

itu, untuk meningkatkan kemampuan calon pengusaha dalam pengelolaan usahanya, dipandang perlu

dilakukan pelatihan dan pendampingan baik dalam aspek produksi maupun aspek manajemen usaha

Page 2: Abstrak - research-report.umm.ac.id

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1125

melalui Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

(DRPM), Ristek Dikti.

Pelatihan ini sebagai upaya menggali potensi dan pengembangan ekonomi daerah (desa) untuk

menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumber daya secara nyata, membuka

kesempatan kerja, dan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah. Ningrum

(2010) mengungkapkan bahwa sektor industri dinilai memiliki andil yang sangat besar terhadap

pertumbuhan ekonomi, karena berkaitan dengan potensi yang terkandung dari industri kecil yaitu: 1)

menciptakan lapangan kerja, 2) memelihara dan membentuk modal sektor usaha, 3) penyebaran

kekuatan ekonomi, pertahanan dan keamanan, 4) peningkatan keterampilan dan kesadaran

kewirausahaan, dan 5) penggunaaan sumber daya alam bagi produksi. [1]

Musnandar (2011) mengungkapkan kendala utama yang dihadapi UKM selain modal adalah

penerapan manajemen yang profesional. [2]. Faktor latar belakang pendidikan yang kurang memadai

menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha dan untuk mengembangkan kelompok masyarakat

belum produktif secara ekonomi, tetapi berhasrat kuat menjadi wirausahawan, maka diperlukan

peran perguruan tinggi melalui program pengabdian untuk melahirkan kelompok-kelompok usaha

baru dan pengembangan usaha mikro berkembang menjadi usaha yang kuat dan tangguh.

Pelaksanaan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) pada Kelompok Perajin Kopyah di

Desa Kedungbetik ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang jiwa wirausaha,

manajemen usaha, ketrampilan pembuatan kopyah yang berkualitas dan pengetahuan tentang

pemasaran kopyah. Berdasarkan pada analisis situasi dan permasalahan yang telah dibahas, untuk

mengatasi permasalahan tersebut dilakukan solusi, sebagai berikut : 1 Memberikan pengetahuan

tentang jiwa kewirausahaan. 2 Memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan kopyah dengan

jahitan yang halus, hasil produk yang variatif, dan berkualitas. 3 Memberikan pengetahuan

memasarkan hasil produksi. 4 Memberikan pengetahuan tentang manajemen usaha. 5Melakukan

evaluasi hasil program pelatihan dan pendampingan.

2. METODE

2.1 Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian

a. Tutorial

Metode tutorial dan interaktif antara pelaksana kegiatan dengan peserta pelatihan

digunakan dalam proses penyampaian materi pelatihan tentang pengetahuan jiwa wirausaha dan

manajemen usaha. Disamping itu digunakan juga dalam memberikan motivasi kepada pengrajin

kopyah untuk meningkatkan produktivitas para perajin dan selalu semangat berusaha.

b. Praktik langsung pembuatan kopyah

Memberikan materi ketrampilan dalam bentuk praktik dalam dua aspek utama, yaitu: Aspek

produksi dan aspek manajemen usaha.

Aspek produksi

1. Praktik pemilihan bahan kopyah yang halus dan membuat desain kopyah bervariatif.

2. Praktik memotong dan menjahit kopyah yang dapat meningkatkan ketrampilan dan kualitas

hasil produksi.

3. Menentukan brand hasil produksi untuk lebih mudah dikenal didasarkan Focus Discussion

Group (FGD) antara kelompok mitra dan tim pengabdian.

Aspek manajemen usaha

1. Kemampuan manajemen keuangan usaha

2. Kemampuan manajemen pemasaran yang efektif dan efisien

Untuk tercapainya program ini, jadwal pelatihan akan disusun sesuai dengan kesepakatan Tim

pelaksana program IbM UMM dan peserta pelatihan.

c. Pendampingan

Page 3: Abstrak - research-report.umm.ac.id

1126 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Metode pendampingan dilakukan oleh Tim pelaksana program IbM untuk membantu

mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Mitra. Pendampingan dilakukan mulai kegiatan

membuat desain (pola) kopyah sampai kegiatan pemasaran hasil produk dengan melaksanakan

kunjungan ke anggota kelompok usaha mitra I dan mitra II untuk memberikan pembinaan dan

pengarahan atas masalah yang terjadi pada proses produksi, pamasaran hasil produk.

2.2 Partisipasi mitra

Partisipasi mitra sangat penting dan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan program

Ipteks bagi Masyarakat ini. Beberapa cara untuk menggerakkan mitra IbM akan intens dan aktif

mengikuti pelatihan diantaranya dengan cara:

a. Kegiatan terjadwal sesuai dengan kesepakatan peserta pelatihan dengan tim pelaksana program

IbM dan dana penyelenggaraan pelatihan ditanggung tim pengabdian termasuk bahan baku

kopyah.

b. Pelaksanaan program ini, pada hari sabtu dan atau minggu, sehingga anggota kelompok yang

karyawan tetap bisa mengikuti pelatihan.

c. Partisipasi mitra dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah memberikan tempat dan ruang untuk

pelatihan.

Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan minat mitra I dan

mitra II untuk selalu aktif mengikuti dalam kegiatan pengabdian ini.

2.3 Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan program pengabdian

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan untuk melihat keberhasilan mitra dalam pembuatan

kopyah sampai memasarkan hasil produk. Setelah proses program IbM berjalan 3 (tiga) bulan, maka

3 (tiga) kali atau setiap 1 bulan dilakukan evaluasi kegiatan antara mitra dan tim pelaksana program

untuk melihat dan mengukur keberhasilan mitra, serta kendala dan hambatan yang dihadapi oleh

mitra.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sosialisasi Program dan Penetapan Jadwal Kegiatan

Pada hari Rabu, 21 Juni 2017 dilakukan koordinasi dan konsolidasi tim pelaksana.

Koordinasi tentang rencana kunjungan sosialisasi program ke Mitra, membuat rancangan jadwal

kegiatan serta pembagian tugas atas program pengabdian, kapan ke mitra untuk pelaksanaan program

pengabdian bagi masyarakat ini.

Berdasarkan hasil koordinasi dan kesepakatan tim pelaksana program, sosialisasi awal

dilakukan hari minggu, 2 Juli 2017. Untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan program, diperlukan

kesepakatan waktu pelaksanaan antara tim pelaksana program dengan mitra. Pelaksanaan sosialisasi

program di desa Kedungbetik dan dihadiri 17 orang dari dusun Ngemprak dan Kedungbetik.

Tempat sosialisasi di salah satu rumah penduduk di dusun Ngemprak. Berdasarkan kesepakatan

dengan mitra tentang peserta yang terlibat langsung dalam pembuatan kopyah adalah peserta yang

mendaftarkan sebagai calon peserta IbM. Materi yang diberikan kepada calon peserta terkait dengan

program IbM adalah kewirausahaan, manajemen keuangan, produksi, dan pemasaran produk

(kopyah).

Untuk penetapan jadwal kegiatan pelaksanaan program pengabdian tidak terprogram secara

sistematis, waktu pelaksanaan dengan perjanjian lebih dahulu karena menyesuaikan waktu peserta

dengan pelaksana program melalui telepon lebih dahulu kepada salah satu peserta program IbM agar

pelaksanaan program lebih efektif. Kegiatan sosialisasi program dilaksanakan pada tanggal 2 Juli

2017, yang dihadiri 17 peserta dan 12 orang yang telah mendaftarkan sebagai calon peserta IbM.

3.2 Pemberian Materi dan Pelatihan

Setelah melakukan pertemuan awal dan pendaftaran peserta, memberikan materi untuk

penguatan jiwa kewirausahaan, maka jenis luaran yang akan dihasilkan adalah pengetahuan,

pemahaman, motivasi jiwa berwirausaha meningkat. Pendidikan kewirausahaan menjadi hal yang

perlu dipertimbangkan sebagai salah satu faktor untuk menumbuhkan dan mendorong hasrat, jiwa

Page 4: Abstrak - research-report.umm.ac.id

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1127

dan perilaku berwirausaha yang didukung oleh potensi suatu daerah. Sikap, perilaku, dan

pengetahuan mereka tentang kewirausahaan akan membentuk kecenderungan untuk memulai

berwirausaha di masa mendatang.

Intensitas (kecenderungan) seseorang melakukan wirausaha yang sukses, memiliki beberapa

indikator (Nurhasanah, Siti dan Titiek Ambarwati, 2011), yaitu: [3]

- Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri

- Kemauan untuk mengambil risiko

- Kemampuan untuk belajar dari pengalaman

- Memotivasi diri sendiri

- Semangat untuk bersaing

- Orientasi bekerja keras

- Kepercayaan diri yang besar

- Dorongan untuk berprestasi.

Proses pembuatan kopyah

1. Bahan – bahan yang dipersiapkan:

Kain beludru, dos-dosan panjang/karton, plastik mika, dan benang

2. Peralatan yang dipersiapkan:

Mesin jahit, gunting, pola (malmalan), jarum, penggaris, bolpoin, meteran, dan cutter

3. Langkah-langkah cara membuat kopyah

Membuat pola kopyah

a. Pola lingkaran kepala sesuai jenis ukuran

Nomor 5 = 55 cm

Nomor 6 = 56 cm

Nomor 7 = 57 cm

Nomor 8 = 58 cm

Nomor 9 = 59 cm

Nomor 10 = 60 cm

b. Pola persegi panjang dengan ukuran

Nomor 5 = 55 cm = lebar kopyah 5 cm

Nomor 6 = 56 cm = lebar kopyah 6 cm

Nomor 7 = 57 cm = lebar kopyah 7 cm

Nomor 8 = 58 cm = lebar kopyah 8 cm

Nomor 9 = 59 cm = lebar kopyah 9 cm

Nomor 10 = 60 cm = lebar kopyah 10 cm

Memotong bahan sesuai dengan ukuran

Gambar 3.1 Memotong bahan sesuai ukuran kopyah

Menjahit kopyah

Page 5: Abstrak - research-report.umm.ac.id

1128 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 3.2 Menjahit kopyah

Adapun hasil dari kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan penguatan jiwa kewirausahaan dan manajemen usaha

a. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan serta semangat wirausaha

para pengrajin kopyah.

b. Meningkatnya pengetahuan para pengrajin kopyah dalam manajemen usaha terutama

manajemen pemaaran.

2. Pelatihan desain kopyah

a. Pengrajin memiliki pengetahuan tentang membuat desain (pola) kopyah.

b. Pengrajin kopyah mampu melakukan desain kopyah yang menarik dan nyaman dipakai

(tidak panas) untuk meningkatkan kualitas produk.

c. Memotong dengan menggunakan pola tidak akan terjadi kelebihan bahan atau bahan lebih

efisien serta menghasilkan ukuran kopyah yang lebih pas.

3. Pelatihan menjahit kopyah

a. Pengrajin memiliki pengetahuan tentang menjahit kopyah.

b. Pengrajin mampu menjahit kopyah lebih halus atau tidak kasar.

4. Mitra menghasilkan kopyah yang berkualitas dan berdaya saing.

5. Respon positif dan motivasi yang tinggi dari kelompok pengrajin selama mengikuti kegiatan

pelatihan, hal ini ditunjukkan kehadiran dalam pelatihan.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan program pelatihan membuat kopyah pada mitra, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Mitra antusias mengikuti dengan aktif selama kegiatan pelatihan, harapannya program ini

mampu menjadikan mereka (peserta) pelatihan untuk membuka usaha kopyah.

2. Masyarakat memberikan respon baik, adanya program pelatihan yang dapat meningkatkan

ketrampilan untuk membuka usaha yang sekiranya mudah dilakukan dan mudah didapatkan

bahan bakunya.

3. Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi kelompok

perajin kopyah dan institusi pelaksana karena dapat menjadi media transfer ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam pembuatan kopyah.

4. Pelatihan pembuatan kopyah ini masih terbatas untuk di jual di lingkungan masyarakat di

Kedungbetik dan belum melakukan penjualan hasil produksinya di luar Desa Kedungbetik.

5. Mitra sangat membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana memasarkan kopyah karena

kopyah merupakan produk yang bukan merupakan kebutuhan sehari-hari. Setiap daerah

mampu menghasilkan kopyah dengan karakteristik daerah dan berbagai macam produk

kopyah sudah beredar di masyarakat secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ningrum, Rindu Tiara (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi Dalam Penggunaan Faktor – Faktor

Produksi Pada Industri Peci rajutan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. http://a-

Page 6: Abstrak - research-report.umm.ac.id

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1129

research.upi.edu/operator/ upload/s_pe_0607230_chapter1.pdf. Tanggal akses, 15 Maret

2016.

[2] Musnandar, A. 2011. SAK ETAP agar UKM Lebih Profesional.

http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/1242r. Tanggal akses, 25 Agustus 2011.

[3] Nurhasanah, Siti dan Ambarwati, Titiek. 2011. Sikap, Nilai dan Intensi Kewirausahaan.

Prosiding Seminar Nasional Diesnaalis 47thFEB-UMM, 1 Oktober 2011. pp.257-265.