Proses dan Karakterisasi Pelapukan Fisika Batugamping

Pelapukan merupakan proses perubahan secara kimia maupun fisika pada batuan yang terjadi di dekat permukaan tanpa membutuhkan proses erosi atau transportasi hasil dari alterasi batuannya (Bloom, 1979). Pada batugamping proses pelapukan yang terjadi dapat melalui proses pelapukan secara kimiawi maupun secara fisika. Karakteristik batugamping itu sifatnya mudah larut sehingga pelapukan kimia lebih sering terjadi. Namun, pada kesempatan kali yang akan dibahas yaitu proses pelapukan fisika. Pelapukan fisika merupakan perubahan dari batuan yang terkonsolidasi (consolidated) menjadi material yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated) yang disebabkan oleh kekuatan fisik yang bekerja pada batuan tersebut ( Ruhe, 1975). Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran besar. Proses-proses yang menyebabkan terjadinya pelapukan fisika (Bloom, 1979) : (1) Hilangnya tekanan atau unloading. Lepasnya tekanan akan menyebabkan batuan mengalami kekar atau retakan, retakan tersebut akan menyebabkan batuan menjadi lembaran (sheet). (2) Pemuaian dan kontraksi thermal. Proses ini menyebabkan mineral-mineral akan pengembang dan menyusut. (3) Hydro-fracturing. Proses ini merupakan proses pembekuan air dalam batuan. Air atau yang tersimpan di dalam pori atau retakan batuan akan meningkat volumenya apabila membeku, sehingga ini akan menimbulkan tekanan yang cukup kuat memecahkan batuannya. (4) Tumbuhan dan hewan sebagai agen pelapukan. Adanya tumbuhan dan hewan yang tumbuh pada batuan akan menyebabkan batuan mudah retak. Proses-proses pelapukan mekanik / fisik pada batugamping umumnya berupa proses hilangnya tekanan/sheeting, hydro-fracturing, dan tumbuhan dan hewan sebagai agen pelapukan. Adanya proses-proses tersebut menyebabkan rekahan-rekahan pada batugamping sehingga proses pelapukan mekanik atau fisika dapat terjadi.

Keyword : batugamping, pelapukan fisika, unloading, hydro-fracturing, rekahan.