ABSTRAK -...
-
Upload
duongthien -
Category
Documents
-
view
226 -
download
2
Transcript of ABSTRAK -...
Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
2013).
Dini Asih, Tumpal Manik, M.Si Dan Achmad Uzaimi, SE.Ak, M.Si
130462201033
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
2017
ABSTRAK
Dini Asih, 2017 : Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013)
Tim Promotor : Tumpal Manik, M.Si dan Achmad Uzaimi,
SE.Ak, M.Si
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Current
Ratio, Net Profit Margin, Return On Investasi, Return On Equity, Debt Ratio,
Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio antara sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan yang terdaftar BEI periode 2011 – 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan
yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012. Sampel penelitian diambil
berdasarkan teknik purposive sampling dengan total sampel 8 perusahaan. Dengan
metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, paired Sample T-test
dan Wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pengakuisisi
yang diukur dengan rasio Current Ratio, Return On Equity, Debt Ratio, Total
Asset Turn Over, Pasar Price Earning Ratio tidak menunjukan perbedaan antara
sebelum dan sesudah akuisisi, dan Net Profit Margin, Return On Investasi
menunjukan perbedaan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
Kata Kunci : Akuisisi, Kinerja Keuangan, Wilcoxon Sign Rank Test, dan
Paired Sample T-test.
Latar Belakang Masalah
Indonesia telah menjalankan era ekonomi yang baru yaitu Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), yang dimulai pada akhir tahun 2015. Perusahaan
perusahaan dalam negeri saat ini mengalami persaingan ketat yang tidak hanya
datang dari dalam negeri saja, namun juga dari berbagai negara yang telah
bergabung dengan MEA. Dengan banyaknya persaingan didalam dunia bisnis,
perusahaan harus membuat strategi yang dapat mempertahankan perusahaannya
agar tidak mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi juga dapat di atasi dengan
melakukan beberapa strategi, yang salah satunya adalah malakukan penggabungan
usaha.
Penggabungan usaha merupakan salah satu cara agar dapat membantu
perusahaan yang sedang dalam keadaan kritis. Penggabungan usaha memiliki tiga
bentuk utama yaitu merger, konsolidasi dan akuisisi. Merger adalah jenis
penggabungan usaha dimana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang
akan bertahan sedangkan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban dari
perusahaan yang diakuisisi dipindahkan keperusahaan pengakuisisi, dan
perusahaan yang diakuisisi dibubarkan. Setelah merger, operasi dari perusahaan
yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas. Konsolidasi
merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dimana satu
perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru.
Akuisisi adalah penggabungan usaha dengan cara membeli atau mengakuisisi
saham berhak suara perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status
hukumnya dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang
terpisah, (Baker, et al 2005). Akuisisi ini jalan lain yang lebih disukai oleh
perusahaan untuk pertumbuhan. Akuisisi adalah pembelian dan pengambilalihan
aset atau saham salah satu perusahaan dengan perusahaan lain secara keseluruhan
atau sebagian. Perusahaan dapat mencapai tujuan pertumbuhan mereka serta
diversifikasi dengan memasukkan ke dalam industri yang berbeda melalui akuisisi
(Thompson & Strickland, 2001) dalam (Ahmed dan Ahmed: 2014).
Telah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi.
Perusahaan melakukan akuisisi dikarnakan beberapa alasan yang mendukung
perkembangan perusahaan. Akuisisi dapat menciptakan sinergi yaitu nilai
keseluruhan perusahaaan setelah akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan
nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Selain itu keuntungan lebih
banyak diberikan melalui akuisisi kepada perusahaan antara lain peningkatan
kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan
efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Akusisi juga masih sering dipandang
sebagai keputusan kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis
dan kompleks. Banyak pihak yang dirugikan sekaligus diuntungkan dari peristiwa
akuisisi. Dampak yang merugikan dapat kita lihat dari sisi karyawan karena
kebijakan ini sering disertai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
jumlahnya barangkali sangat fantastic, (Naziah, et al: 2014).
Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon
investor maupun pengakuisisi untuk menentukan investasi saham dan untuk
memastikan apakah perusahaan target benar-benar sehat dari sisi keuangannya
atau tidak, (Fatimah: 2013). Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi
dengan tujuan untuk memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan
kondisi perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan dapat digunakan
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan,
dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil
suatu keputusan. Laporan keuangan (financial statement) memberikan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet)
mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan
laporan laba dan rugi (income statement) mencerminkan hasil yang dicapai selama
suatu periode tertentu biasanya meliputi suatu periode satu tahun, (Riyanto, 1995 :
327 dalam Sunyoto, 2013: 121). Dari laporan keuangan ini akan dilakukan
analisis rasio. Analisis ini akan melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka pendek maupun jangka panjangnya, mengetahui
efektifitas pengelolaan aset, dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan, laba per lembar saham. Analisis rasio yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa rasio-rasio yaitu Likuiditas (Current Ratio),
Profitabilitas (Net Profit Margin, Return on investasi dan Return on Equity),
Leverage (debt to total asset ratio), Aktivitas (Total Asset Turn Over), dan Pasar
(price earning ratio).
Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan
sebelum dengan sesudah akuisisi telah banyak dilakukan, namun hasil tidak selalu
sejalan atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh Fatimah (2013) dalam
penelitiannya yang berjudul analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek Indonesia
periode 2007-2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pengakuisisi yang
diukur dengan Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE.), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset
Turnover (TATO) antara sebelum dan sesudah akuisisi. Penelitian lainnya adalah
Ulfathin naziah, Yusralaini dan Al Azhar L (2014) penelitian ini yang
menganalisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI 2009-2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaaan dari penelitian sebelumnya Hasil
yang ditemuka dalam penelitian ini adalah ada perbedaan Kinerja Perusahaan
hasil sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, karena Kinerja Perusahaan hasil
merger dan akuisisi mengalami kenaikan yang signifikan.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali perbedaan kinerja
keuangan untuk periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan
akuisisi, dalam penelitian ini memiliki beberapa kesamaan variabel namun ada
penambahan variabel dan periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil yang sama atau
yang berbeda dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Atas
pertimbangan penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
akuisisi dengan membandingkan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan pengakuisisi yang dianalisis menggunakan rasio-rasio. Peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian:
Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
(pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013).
Tinjauan Pusaka
Pengabungan Usaha
Menurut Baker, et al, (2005: 8) penggabungan usaha (business
combination) terjadi jika dua atau lebih perusahaan bergabung dalam
pengendalian bersama. Dapat disimpulkan bahwa penggabungan usaha adalah
menyatukan perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya sehingga menjadi
satu entitas dengan maksud untuk memperkuat perusahaan dan memperluas
perusahaan. Penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk membentuk satu
usaha tunggal dalam melaksakan aktivitas usahanya. Business combination
digunakan untuk meniadakan atau mengendalikan persaingan. Lihat kartel
(cartel), holding company (perseroan induk), merger (penggabungan, merjer),
trust (perwalian) (Ardiyos : 2010).
Menurut Baker, et al, (2005:9), penggabungan usaha memiliki tiga bentuk
utama, yaitu :
1. Merger statutori (statutory merger), merupakan jenis penggabungan usaha
dimana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang akan bertahan
sedangkan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban dari perusahaan
yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi, dan perusahaan yang
diakuisisi dibubarkan. Setelah merger, operasi dari perusahaan yang dulunya
terpisah sekarang berada di bawah satu entitas.
2. Akuisisi saham (stock acquisition) atau afiliasi, yaitu penggabungan usaha
dengan cara membeli atau mengakuisisi saham berhak suara perusahaan lain
untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang
dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan kedua perusahaan tetap
beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah. Dalam afiliasi atau akuisisi saham,
timbul hubungan induk-anak perusahaan (parent-subsidiary relationship). Induk
perusahaan (parent company), yaitu perusahaan yang membeli sebagian besar
atau seluruh saham berhak suara perusahaan lain, dan anak perusahaan (subsidiary
company), yaitu perusahaan yang sebagian besar atau seluruh sahamnya dibeli
oleh perusahaan lain.
3. Konsolidasi statutori (statutory consolidation), merupakan bentuk lain dari
merger, yaitu penggabungan usaha dimana satu perusahaan bergabung dengan
perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru. Perusahaan yang bergabung
dibubarkan, kemudian aset dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan tersebut
dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk. Operasi dari perusahaan yang
dahulu terpisah kini berada di bawah pengendalian satu entitas dan tidak satupun
perusahaan yang bergabung tetap berdiri sejak dilakukannya konsolidasi.
Akuisisi
Pengertian Akusisi
Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan
perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahan sehingga menjadi
pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang
mengambilalih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi)
tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah (Hariyani, et al, 2011 : 22).
Kinerja Perusahaan
Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga
dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan
yang mencerminkan prestasi kerja dalam priode tertentu. Keberhasilan dalam
mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manejemen. Penelitian prestasi
atau kinerja suatu perusahaan di ukur karena dapat sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Kinerja keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor,
supplier, kreditor, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak manajemen sendiri,
(Fatimah : 2013).
Dalam menilai kinerja keuangan diperlukan laporan keuangan. Laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
membandingkan antara data keuangan atas aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland,
(1998:17) dalam Sunyoto, (2013:110) laporan finansial atau financial statement
(biasanya dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi) berisi informasi tentang
prestasi perusahaan di masa lampau dan akan datang, pelaporan tahunan
merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang saham dan di
susun menurut aturan-aturan tertentu dari prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Para pemakai ini sangat
bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan
karena itu laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan
karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan mereka. Para pemakai laporan keuangan ini
mempergunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
berbeda meliputi IAI, (1999:2) dalam Sunyoto, (2013: 110-111).
Analisisi Laporan Keuangan dengan Ratio Keuangan
Rasio keuangan menurut James C Van Home dalam Kasmir, (2016 : 104)
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio
keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Jadi
rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan atau antara komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu
periode maupun beberapa periode, (Kasmir, 2016: 104).
Untuk mengukur kinerja laporan keuangan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio
keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.
Kemudian, hasil dari rasio yang diukur diintrerprestasikan sehingga menjadi
berarti bagi pengambil keputusan, (Kasmir, 2016: 106).
Dalam penelitian ini rasio yang di gunakan adalah tujuh jenis rasio untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan dan didasari pada buku dan penelitian-
penelitian terdahulu terdiri dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio, rasio
solvabilitas yaitu Debt Ratio, rasio aktivitas yaitu rasio Total Asset Turn Over,
rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin, Return on Investment, Return on
Equity, dan rasio pasar yaitu Price Earning Ratio. Rasio keuangan yang di
gunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya, berarti perusahaan
tersebut dalam keadaaan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak segera
memenuhi kewajibannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan ilikuid, (Sunyoto 2013 : 127). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam
penilitian ini adalah Current Ratio.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan kata
lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan
aset dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang, (Herry, 2016: 162). Ukuran
solvabilitas yang digunakan dalam penilitian ini adalah Debt Ratio.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber-sumber dananya sebagaimana digariskan oleh kebijakan
perusahaan, (Sunyoto, 2013: 128). Ukuran aktivitas yang digunakan dalam
penilitian ini adalah Total Asset Turn Over.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
sebelum periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan
perusahaan menggunakan aktivanya. Rasio ini menggunakan data neraca dan
laporan laba rugi, (Sunyoto, 2013 : 128). Ukuran profitabilitas yang digunakan
dalam penilitian ini adalah Net Profit Margin, Return On Investment, Return On
Equity.
5. Rasio Pasar
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasikan nilai intrinsik
perusahaan (nilai saham), (Herry, 2016 : 144). Menurut J. Fred Weston dalam
Kasmir, (2016 : 107) rasio pasar adalah rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya
investasi. Ukuran pasar yang digunakan dalam penilitian ini adalah Price Earning
Ratio.
Kerangka Pemikiran
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah akusisi. Dan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang
akan diukur melalui beberapa rasio yaitu rasio likuiditas (Current Ratio), rasio
profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity), rasio
solvabilitas ( Debt Ratio), rasio aktivitas (Total Asset Turn Over) dan rasio pasar
(Price Earning Ratio)..
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Kinerja Keuangan
Current Ratio
Net Profit Margin
Return On Investment
Return On Equity
Debt Ratio
Total Asset Turnover
Price Earning Ratio
Kinerja Keuangan
Current Ratio
Net Profit Margin
Return On Investment
Return On Equity
Debt Ratio
Total Asset Turnover
Price Earning Ratio
Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi
Dibandingkan
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat membandingkan data
kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah angka-angka yang
diuraikan dari rasio keuangan. Rasio keuangan yaitu kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya, Kasmir, (2016 : 104). Laporan keuangan yang dianalisis di
dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan dari kinerja keuangan
perusahaan yang melakukan akuisisi pada periode 2011-2013 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan laporan pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah, dua tahun
sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Penelitian ini memberikan
gambaran mengenai apakah ada perbedaan antara dua tahun sebelum melakukan
akuisisi dan dua tahun sesudaha melakukan akuisisi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Analisis Deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi atas suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum dan sum.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM_1thSblm 8 0,04 0,36 0,1450 0,10797
NPM_1thSsdh 8 0,03 0,41 0,1350 0,12817
NPM_2thSblm 8 0,04 0,56 0,1775 0,16688
NPM_2thSsdh 8 0,00 0,23 0,0838 0,09133
NPM_seblm 8 0,04 0,56 0,1613 0,13681
NPM_sesdah 8 0,00 0,41 0,1094 0,11072
ROI_1thSblm 8 0,05 0,18 0,1050 0,05155
ROI_1thSsdh 8 0,04 0,23 0,0975 0,06453
ROI_2thSsblm 8 0,02 0,19 0,1125 0,05726
ROI_2thSsdh 8 0,00 0,17 0,0575 0,06341
ROI_sebelm 8 0,02 0,19 0,1088 0,05277
ROI_sesudah 8 0,00 0,23 0,0775 0,06517
ROE_1thSblm 8 0,07 0,27 0,1688 0,07318
ROE_1thSsdh 8 0,05 2,32 0,4000 0,77899
ROE_2thSblm 8 0,03 0,25 0,1813 0,07549
ROE_2thSsdh 8 0,00 0,25 0,1013 0,09643
ROE_sebelum 8 0,03 0,27 0,1750 0,07211
ROE_sesudah 8 0,00 2,32 0,2506 0,55797
DEBT_1thSblm 8 0,19 0,60 0,3638 0,12928
DEBT_1thSsdh 8 0,20 0,64 0,3588 0,15170
DEBT_2thSblm 8 0,07 1,77 0,5038 0,52882
DEBT_2thSsdh 8 0,20 0,69 0,3750 0,16844
DEBT_sebelm 8 0,07 1,77 0,4338 0,37886
DEBT_sesudah 8 0,20 0,69 0,3669 0,15508
CR_1thSblm 8 1,16 3,65 1,8038 0,84166
CR_1thSsdh 8 0,87 3,19 1,8650 0,94656
CR_2thSblm 8 0,96 4,39 2,2563 1,35117
CR_2Ssdh 8 0,94 33,99 5,7400 11,44627
CR_sebelum 8 0,96 4,39 2,0300 1,11228
CR_sesudah 8 0,87 33,99 3,8025 8,09714
TATO_1thSblm 8 0,17 3,57 1,2313 1,03302
TATO_1thSsdh 8 0,18 3,25 1,1688 0,95591
TATO_2thSblm 8 0,04 3,53 1,2413 1,03882
TATO_2thSsdh 8 0,11 2,97 1,0713 ,89147
TATO_sebelum 8 0,04 3,57 1,2363 1,00081
TATO_sesudah 8 0,11 3,25 1,1200 ,89433
PER_1thSblm 8 9,93 43,66 18,7975 11,02831
PER_1thSsdh 8 8,29 30,49 18,7263 7,84678
PER_2thSblm 8 4,53 49,18 16,7638 14,36895
PER_2thSsdh 8 13,44 243,06 53,9175 77,10986
PER_sebelum 8 4,53 49,18 17,7806 12,41821
PER_sesudah 8 8,29 243,06 36,3219 55,97988
Sumber: data olahan SPSS 21 (2017)
Hasil deskriptif variabel 2 tahun sebelum, 1 tahun sebelum, 1 tahun
sesudah, 2 tahun sesudah, kelompok data sebelum dan kelompok data sesudah
akuisisi seperti ditampilkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Net Profit Margin
Nilai Mean Net profit margin terendah terjadi pada dua tahun setelah
melakukan akuisisi yaitu 0,0838 dan Net profit margin tertinggi pada dua tahun
sebelum melakukan akuisisi yaitu 0,1775. Nilai mean net profit margin satu tahun
sebelum yaitu 0,1450 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah akuisisi
yaitu 0,1350. Nilai net profit margin sebelum melakukan akuisisi sebesar 0,1613
dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 0,1094.
Return on Invesment
Nilai Mean Return on Invesment terendah terjadi pada dua tahun
melakukan akuisisi yaitu 0,0575 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua
tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 0,1125. Nilai mean Return on Invesment
satu tahun sebelum yaitu 0,1050 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah
akuisisi yaitu 0,0975. Nilai Return on Invesment sebelum melakukan akuisisi
sebesar 0,1088 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga
menjadi 0,0775.
Return on Equity
Nilai Mean Return on Equity terendah terjadi pada dua tahun sesudah
melakukan akuisisi yaitu 0,1013 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada satu
tahun sesudah melakukan akuisisi yaitu 0,4000. Nilai mean Return on Equity satu
tahun sebelum yaitu 0,1688 dan dua sebelum akuisisi yaitu ,1813. Nilai Return on
Equity sebelum melakukan akuisisi sebesar 0,1750 dan setelah melakukan akuisisi
nilai mean meningkat hingga menjadi 0,2506.
Debt Ratio
Nilai Mean debt ratio terendah terjadi pada satu tahun setelah melakukan
akuisisi yaitu 0,3588 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua tahun sebelum
melakukan akuisisi yaitu 0,5038. Nilai mean debt ratio satu tahun sebelum yaitu
0,3638, nilai mean sesudah melakukan akuisisi mengalami kenaikan pada tahun
kedua setelah melakukan akuisisi yaitu 0,3750. Nilai debt ratio sebelum
melakukan akuisisi sebesar 0,4338 dan mengalami penurunan setelah melakukan
akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 0,3669.
Current Ratio
Nilai Mean Current Ratio terendah terjadi pada satu tahun sebelum
melakukan akuisisi yaitu 1,8038 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua
tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 5,7400. Nilai mean current ratio dua tahun
sebelum yaitu 2,2563, nilai mean sesudah melakukan akuisisi mengalami
kenaikan dari satu tahun sebelum melakukan akuisisi, pada satu tahun sesudah
melakukan akuisisi yaitu 1,8650. Nilai current ratio sebelum melakukan akuisisi
sebesar 2,0300 dan mengalami kenaikan setelah melakukan akuisisi yaitu 3,8025.
Total Assets Turn Over
Nilai mean total assets trun over terendah terjadi pada dua tahun setelah
melakukan akuisisi yaitu 1,0713 dan total assets turn over tertinggi pada dua
tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 1,2413. Nilai mean total assets turn over
satu tahun sebelum yaitu 1,2313 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah
akuisisi yaitu 1,1688. Nilai total assets turn over sebelum melakukan akuisisi
sebesar 1,2363 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga
menjadi 1,1200.
Price Earning Ratio
Nilai Mean Price Earning Ratio terendah terjadi pada dua tahun sebelum
melakukan akuisisi yaitu 16,7638 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua
tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 53,9175. Nilai mean price earning ratio
satu tahun sebelum yaitu 18,7975, nilai mean sesudah melakukan akuisisi pada
satu tahun sesudah melakukan akuisisi mengalami penurunan dari satu tahun
sebelum melakukan akuisisi yaitu 18,7263. Nilai price earning ratio sebelum
melakukan akuisisi sebesar 17,7806 mengalami kenaikan setelah melakukan
akuisisi yaitu 36,3219.
Uji Normalitas Data
Uji normatif digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi
normalitas data dapat dilakukan dengan mengunakan salah satu uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), (Ghozali, 2013:160-164). Data dapat
dikatakan berdistribusi normal jika signifikan untuk variabel yang dianalisis
memiliki nilai signifikan (P-value) lebih besar dari 0,05 (5%). Ho adalah data
residual berdistribusi normal. Ha adalah data residual tidak berdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah apabila profitabilitas nilai Z
uji K-S signifikan secara statistik, maka Ho ditolak, yang berarti data berdistribusi
tidak nornal. Apabila profitabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik,
maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal. Data yang akan diuji
normalitas adalah data kinerja keuangan dari sampel perusahaan pengakuisisi dan
perusahaan publik yang sudah memenuhi kriteria sebagai sampel periode 2011-
2013. Hasil uji normalitas dapat di lihat sebagai berikut:
Tabel 4.3
One-sample kolgomorov-smirnov test
VARIABEL PERIODE Kolgomorov
-smirnov
P-Value Kesimpulan
Net Profit
Margin
1 tahun sebelum 0,7593 0,6115 normal
1 tahun sesudah 0,8389 0,4824
2 tahun sebelum 0,7764 0,5830
2 tahun sesudah 0,9812 0,2907
sebelum 0,8419 0,9055 normal
sesudah 0,4778 0,3852
Return on
Invesment
1 tahun sebelum 0,5265 0,9444 normal
1 tahun sesudah 0,6634 0,7710
2 tahun sebelum 0,3396 0,9998
2 tahun sesudah 0,6626 0,7722
sebelum 0,4377 0,7517 normal
sesudah 0,9909 0,6242
Return on
Equity
1 tahun sebelum 0,6039 0,8591 normal
1 tahun sesudah 1,2766 0,0768
2 tahun sebelum 0,5548 0,9179
2 tahun sesudah 0,7637 0,6041
sebelum 0,6630 1,0623 normal
sesudah 0,7716 0,2091
Debt Ratio 1 tahun sebelum 0,5847 0,8838 normal
1 tahun sesudah 0,4263 0,9934
2 tahun sebelum 1,1752 0,1263
2 tahun sesudah 0,5461 0,9266
sebelum 1,1088 0,5084 normal
sesudah 0,1709 0,9583
Current
Ratio
1 tahun sebelum 0,6987 0,7134 normal
1 tahun sesudah 0,7781 0,5801
2 tahun sebelum 0,8130 0,5232
2 tahun sesudah 1,2733 0,0781
sebelum 0,8226 01,1405 normal
sesudah 0,5078 0,1482
Total Asset
Trun Over
1 tahun sebelum 0,8449 0,4731 normal
1 tahun sesudah 0,6553 0,7838
2 tahun sebelum 0,7720 0,5904
2 tahun sesudah 0,6674 0,7646
sebelum 0,8076 0,6613 normal
sesudah 0,5318 0,7743
Price
Earnings
Ratio
1 tahun sebelum 0,7268 0,6663 normal
1 tahun sesudah 0,4102 0,9960
2 tahun sebelum 0,7874 0,5647
2 tahun sesudah 1,2361 0,0942
sebelum 0,9906 1,0693 normal
Sesudah 0,2802 0,2030
Sumber: data olahan (2017)
Hasil dari perhitungan One-sample kolgomorov-smirnov test menunjukkan
bahwa harga P-value untuk data kinerja keuangan yang diukur dengan Net Profit
Margin, Return On Investment, Return On Equity, Debt Ratio, Current Ratio,
Total Asset Trun Over, Price Earning Ratio memiliki distribusi data yang normal
dari dua tahun sebelum, satu tahun sebelum, datu tahun sesudah, dua tahun
sesudah kelompok data sebelum dan kelompok data sesudah. Data data ini
berdistribusi normal maka akan dianalisis dengan parametik dengan uji paired
sample t-test.
Hasil Pengujian Hipotesis
Uji beda digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan
periode dua tahun sebelum akuisisi dan dua tahun sesudah akuisisi. Uji beda
dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test karena semua data yang
telah diuji berdistribusi normal.
Perhitungan yang telah dilakukan menggunakan SPSS 21 memperoleh
hasil sebagai berikut:
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit
Margin sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test NPM
Periode t-
hitung
Asymp.
Sig.(2-Tailed)
Keterangan
NMP_1thSblm - NPM_1thSsdh 0,826 0,436 Ha ditolak
NMP_1thSblm - NPM_2thSsdh 3,234 0,014 Ho ditolak
NPM_2thSblm - NPM_1thSsdh 1,937 0,094 Ha ditolak
NPM_2thSblm - NPM_2thSsdh 2,221 0,062 Ha ditolak
NPM_seblm - NPM_sesdah 2,606 0,035 Ho ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Net
Profit Margin pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat
diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-
hitung sebesar 0,826 dengan nilai signifikan sebesar 0,436 (0,436>0,05) yang
artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu
tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang
diperoleh untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan
akuisisi terhadap variable Net Profit Margin mendapati bahwa Ho ditolak dan
artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada satu tahun sebelum
dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung yang didapat
adalah 3,234 dengan nilai signifikan 0,014 {0,014<0,05). Hasil analisis yang di
dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar
1,937 dengan nilai signifikan 0,094 (0,094>0,05) maka dapat di ambil keputusan
bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan
sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi.
Hasil analisisi Net Profit Margin pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah
melakukan akuisisi t-hitung yang diperoleh adalah 2,221 dengan nilai signifikan
0,062 (0,062>0,05) dapat diambil kesimpulan bahwa Ha ditolak artinya tidak
terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan
Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada dua tahun sebelum dan dua
tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok
sesudah di peroleh hasil analisis t-hitung 2,606 dengan nilai signifikan sebesar
0,035 (0,035<0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak yang berarti
terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan
Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan
sesudah. Dapat disimpulkan perusahaan yang melakukan akuisisi tingkat
penjualan dari perusahaan yang telah melakukan akuisisi menjadi lebih baik dari
sebelum perusahaan melakukan akusisi dapat dilihat dari meningkatnya rasio Net
Profit Margin. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi
tingkat penjualan meningkat dan beban produksi serta pajak yang dapat berkurang
dengan adanya aktivitas akuisisi. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Marzuki dan Widyawati (2013)
menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rasio net profit margin
tersebut mengalami peningkatan setelah akuisisi.
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on
Investment sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test ROI
Periode t-hitung Asymp.
Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
ROI_1thSblm - ROI_1thSsdh 0.541 0.605 Ha ditolak
ROI_1thSblm - ROI_2thSsdh 3.676 0.008 Ho ditolak
ROI_2thSsblm - ROI_1thSsdh 0.851 0.423 Ha ditolak
ROI_2thSsblm - ROI_2thSsdh 2.955 0.021 Ho ditolak
ROI_sebelm - ROI_sesudah 2,076 0.077 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return
on Investment pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat
diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-
hitung sebesar 0.541 dengan nilai signifikan sebesar 0.605 (0.605>0,05) yang
artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode
satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis
yang diperoleh untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah
melakukan akuisisi terhadap variable Return on Investment mendapati bahwa Ho
ditolak dan artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi
yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada satu
tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung
yang didapat adalah 3.676 dengan nilai signifikan 0.008 {0.008<0,05). Hasil
analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-
hitung sebesar 0.851 dengan nilai signifikan 0.423 (0.423>0,05) maka dapat di
ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on
Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu
tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel
Return on Investment pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi
dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah
t-hitung sebesar 2.955 dengan nilai signifikan sebesar 0.021 (0.021<0,05) yang
artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode
dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok
sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variabel
Return on Investment yaitu t-hitung 2.076 dengan nilai signifikan sebesar 0.077
(0.077<0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak
terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan
Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan
sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test Terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return
On Investment sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan
terhadap Return On Investment menunjukkan bahwa pihak manajemen
perusahaan yang telah melakukan akusisi efektivitas dalam mengelola
investasinya. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh Octavia & Fauzie (2013) yang menyatakan bahwa
ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan kegiatan
akuisisi yang dilakukan perusahaan.
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on
equity sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test ROE
Periode t-hitung Asymp. Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
ROE_1thSblm - ROE_1thSsdh -0.869 0.414 Ha ditolak
ROE_1thSblm - ROE_2thSsdh 3.054 0.018 Ho ditolak
ROE_2thSblm - ROE_1thSsdh -0.823 0.437 Ha ditolak
ROE_2thSblm - ROE_2thSsdh 2.605 0.035 Ho ditolak
ROE_sebelum - ROE_sesudah -,547 0,601 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return
on Equity pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil
keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung
sebesar -0.869 dengan nilai signifikan sebesar 0.414 (0.414>0,05) yang artinya
tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun
sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah
dilakukan terhadap variabel Return on Equity pada satu tahun sebelum dan dua
tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan
hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar 3.054 dengan nilai signifikan sebesar
0.018 (0.018<0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi
pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil
analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-
hitung sebesar -0.823 dengan nilai signifikan 0.437 (0.437>0,05) maka dapat di
ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity
sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun
sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on
Equity pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil
keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung
sebesar 2.605 dengan nilai signifikan sebesar 0.035(0.035<0,05) yang artinya
terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun
sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan
kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variabel Return on
Equity yaitu t-hitung -0.547 dengan nilai signifikan sebesar 0.601 (0.601>0,05)
dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return
on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah.
Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang
melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam tingkat pengembalian keuntungan semakin
kecil setelah adanya melakukan akuisisi. Hasil ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yaitu Siti Fatimah (2013) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
pengakuisisi yang diukur dengan Return On Equity (ROE) antara sebelum dan
sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan pengaruh
terhadap Return On Equity.
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio
sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test DR
Periode t-hitung Asymp. Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
DEBT_1thSblm - DEBT_1thSsdh 0.220 0.832 Ha ditolak
DEBT_1thSblm - DEBT_2thSsdh -0.501 0.632 Ha ditolak
DEBT_2thSblm - DEBT_1thSsdh 0.992 0.354 Ha ditolak
DEBT_2thSblm - DEBT_2thSsdh 0.920 0.388 Ha ditolak
DEBT_sebelm - DEBT_sesudah 0,957 0.371 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Debt
Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil
keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung
sebesar 0.220 dengan nilai signifikan sebesar 0.832 (0.832>0,05) yang artinya
tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum
dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang diperoleh untuk
periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi terhadap
variable Debt Ratio mendapati bahwa Ha ditolak dan artinya tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt
Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung yang didapat adalah -0.501
dengan nilai signifikan 0.632 (0.632>0,05). Hasil analisis yang di dapati pada
periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar 0.992 dengan
nilai signifikan 0.354 (0.354>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha
ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada
periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisisi Debt
Ratio pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi t-hitung
yang diperoleh adalah 0.920 dengan nilai signifikan 0.388 (0.388>0,05) dapat
diambil kesimpulan bahwa Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan
sesudah akuisisi pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan
akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil
analisis terhadap variable Debt Ratio yaitu t-hitung 0.957 dengan nilai signifikan
sebesar 0.371 (0.371>0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang
berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum
dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan
yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi semakin melemah
dalam pengembalian atau pembayaran hutang jangka panjangnya dan akan
menurunkan tingkat kepercayaan para kreditor dan untuk pinjaman modal. Dan
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi itu aset perusahaan
dibiayai oleh utang. Perusahaan sangat bergantung pada hutang untuk pembiayaan
didalam perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Hamidah
dan Manasye Noviani (2013) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
pengakuisisi yang diukur dengan variabel Debt Ratio (DR) antara sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap Return On Equity.
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current
Ratiosebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test CR
Periode t-hitung Asymp. Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
CR_1thSblm - CR_1thSsdh -0.253 0.808 Ha ditolak
CR_1thSblm - CR_2Ssdh -1.041 0.332 Ha ditolak
CR_2thSblm - CR_1thSsdh 1.586 0.157 Ha ditolak
CR_2thSblm - CR_2Ssdh -0.933 0.382 Ha ditolak
CR_sebelum - CR_sesudah -0,981 0.359 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Current
Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil
keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung
sebesar -0.253 dengan nilai signifikan sebesar 0.808 (0.808>0,05) yang artinya
tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun
sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah
dilakukan terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang
diperoleh adalah t-hitung sebesar -1.041dengan nilai signifikan sebesar 0.332
(0.332>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi
pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil
analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-
hitung sebesar 1.586 dengan nilai signifikan 0.157 (0.157>0,05) maka dapat di
ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio
sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun
sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Current
Ratio pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil
keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung
sebesar -0.933 dengan nilai signifikan sebesar 0.382 (0.382>0,05) yang artinya
terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur
dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun
sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan
kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variable Current
Ratio yaitu t-hitung -0.981 dengan nilai signifikan sebesar 0.359 (0.359>0,05)
dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current
Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat
disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan
akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi semakin melemah dalam tingkat
pembayaran hutang jangka pendeknya. Hasil ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yaitu Ulfathin naziah, Yusralaini dan Al Azhar L (2014) tidak Ada
perbedaan antara CR sebelum dan sesudah Merger Kinerja Perusahaan hasil
merger dan akuisisi dari aspek CR tidak sebaik kinerja Perusahaan sebelum
merger dan akuisisi,
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset
Trun Oversebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-testTATO
Periode t-hitung Asymp. Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
TATO_1thSblm - TATO_1thSsdh 1.148 0.289 Ha ditolak
TATO_1thSblm - TATO_2thSsdh 2.015 0.084 Ha ditolak
TATO_2thSblm - TATO_1thSsdh 0.824 0.437 Ha ditolak
TATO_2thSblm - TATO_2thSsdh 1.577 0.159 Ha ditolak
TATO_sebelum - TATO_sesudah 1,460 0.188 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Total
Asset Turn Over pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat
diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-
hitung sebesar 1.148 dengan nilai signifikan sebesar 0.289 (0.289>0,05) yang
artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada periode
satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis
yang telah dilakukan terhadap variabel Total Asset Turn Over pada satu tahun
sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha
ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar 2.015 dengan nilai
signifikan sebesar 0.084 (0.084>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja
keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over
sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun
sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar 0.824dengan nilai signifikan
0.824 (0.824>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya
bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada periode
dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah
dilakukan terhadap variabel Total Asset Turn Overpada dua tahun sebelum dan
dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan
hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar 1.577 dengan nilai signifikan sebesar
0.159 (0.159>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah
akuisisipada periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan
akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil
analisis terhadap variable Total Asset Turn Over yaitu t-hitung 1.460 dengan nilai
signifikan sebesar 0.188 (0.188>0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak
dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah
akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji
paired sample t-test perusahaan yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn
Over sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
melakukan akuisisi tidak efesien dan efektif dalam memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Ulfathin naziah,
Yusralaini dan Al Azhar L (2014) tidak Ada perbedaan antara TATO sebelum dan
sesudah Merger Kinerja Perusahaan hasil merger dan akuisisi.
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price
Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 4.4
Uji paired sample t-test PER
Periode t-hitung Asymp. Sig.(2-
Tailed)
Keterangan
PER_1thSblm - PER_1thSsdh 0.019 0.985 Ha ditolak
PER_1thSblm - PER_2thSsdh -1.238 0.256 Ha ditolak
PER_2thSblm - PER_1thSsdh -0.402 0.699 Ha ditolak
PER_2thSblm - PER_2thSsdh -1.284 0.240 Ha ditolak
PER_sebelum - PER_sesudah -1,268 0.245 Ha ditolak
Sumber: data olahan (2017)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Price
Earning Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat
diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-
hitung sebesar 0.019 dengan nilai signifikan sebesar 0.985 (0.985>0,05) yang
artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode
satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis
yang telah dilakukan terhadap variabel Price Earning Ratio pada satu tahun
sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha
ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar -1.238 dengan
nilai signifikan sebesar 0.256 (0.256>0,05) yang artinya terdapat perberdaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning
Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan
duatahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang di dapati pada periode
dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar -0.402dengan nilai
signifikan 0.699 (0.699>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak
yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah
akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil
analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Price Earning Ratio pada dua
tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha
ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar -1.284 dengan
nilai signifikan sebesar 0.240 (0.240>0,05) yang artinya terdapat perberdaan
kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning
Ratio sebelum dan sesudah akuisisipada periode dua tahun sebelum dan dua tahun
sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah
akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variable Price Earning Ratio yaitu t-
hitung -1.268 dengan nilai signifikan sebesar 0.245 (0.245>0,05) dapat diambil
keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio
sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat
disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan
akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini
menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai pasar
usahanya di atas biaya investasi semakin menurun setelah diadakannya akuisisi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Putri Octavia dan Syarief
Fauzie (2013) Price Earning Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap keputusan kegiatan akuisisi yang dilakukan perusahaan.
Kesimpulan
Penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan antara sebelum dan
sesudah melakukan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk perusahaan yang melakukan akuisisi pada periode 2011-2013.
Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Return On Investment sebelum dan sesudah akuisisi.
3. Ttidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Return On Equity antara sebelum dan sesudah akuisisi.
4. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
5. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Total Assets Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi.
6. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
7. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang
diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
Saran
1. Bagi penulis selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini sebaiknya menambah
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Sebaiknya peneliti yang akan
dilanjutkan menambah jangka jangka waktu yang akan diteliti.
2. bagi investor
Bagi para investor sebaiknya melakukan perhitungan yang lebih berhati-
hati agar tidak mengalami kerugian setelah melakukan akuisisi.
Daftar Pustaka
Baker, E.R,, Lembke, CC.V., dan King, E,T. 2005. Akuntansi Keuangan Lanjutan
edisi enam, jakarta: Salemba Empat.
Ahmed , Muhammad and Zahid, Ahmed. 2014. Mergers and Acquisitions: Effect
on Financial Performance of Manufacturing Companies of Pakistan.
Pakistan: Middle-East Journal of Scientific Research 21 (4): 706-716.
Naziah, Ulfathin., Yusralaini., Al Azhar L. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bei 2009-2012.
Fatimah, Siti. 2013. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah
Akuisisi. Skripsi. UMRAH, TanjungPinang.
Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Hariyani, I., Sefrianto, R., dan S, C, Y. 2011. Merger, Konsolidasi, dan
Pemisahan Perusahaan. Jakarta: Visimedia.
Beams, Floyd A., Anthony, Joseph H., Clement, Robin P. 2007. Akuntansi
Lanjutan Jilid 2, Edisi VIII. Jakarta: PT. Indeks
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Undang Undang Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1998 Tentang Perseroan
Terbatas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2010 Tentang
Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha Dan Pengambilalihan Saham
Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
Pardede, M, Pontas. 2011. Manajemen Strategik Dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Marzuki, Machrus Ali., Nurul Widyawati. 2013. Kinerja Keuangan Sebelum Dan
Sesudah Akuisisi: Studi Pada Pt Bank Cimb Niaga. Indonesia: Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen Volume 1 Nomor 2, Maret 2013
Sonyoto, Danang. 2013. Metode Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Stice, James D., Earl K.Stice., K.Fred Kousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisis
keenambelas. Diterjemah oleh Ali Akbar. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Herry. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.
Erdoğan1, Eda Oruç dan Murat Erdoğan2. 2014. effect of acquisition activity on
the financial indicators of companies: an application in bist. turkey:
volume -4, no.- 7, juli 2014
Sumanto. 2014. Teori Dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustakabarupress.
Herry. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS.
Atmaja, lukas setia. 2009 . Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi Edisi Satu.
Yogyakarta: ANDI
Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate Program dengan Program IBM SPSS
21. Edisi Ke 7. Semarang : Badan Penerbit Univeristas Diponegoro.
Astuti, Destry Widi. 2015. Dampak Stock Split Terhadap Likuiditas Saham.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Hamidah,. Manasye Noviani. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Merfer dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006). Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol 4 No 1.
Octavia, P., Fauzie, S. 2013. Analisis Faktor-Faktor Keuangan Perusahaan Yang
Memotivasi Tindakan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2000-2007. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol 1 No 4.
Santoso, Singgih. 2016. Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta: PT. Gramedia.
www.idx.co.id
www.ecfin.co.id