abses hati

19
BAB 1 PENDAHULUAN Abses hati merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara yang berkembang seperti di Asia terutama Indonesia. Prevalensi yang tinggi biasanya berhubungan dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya kasus abses hati di daerah perkotaan dengan kasus abses hati amebik lebih sering berbanding abses hati pyogenik dimana penyebab infeksi dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri ataupun parasit. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu. Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% dari yang terinfeksi dapat menunjukkan gejala. Insidensi penyakit ini berkisar sekitar 5-15 pasien pertahun. Individu yang mudah terinfeksi adalah

Transcript of abses hati

Page 1: abses hati

BAB 1

PENDAHULUAN

Abses hati merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara

yang berkembang seperti di Asia terutama Indonesia. Prevalensi yang tinggi

biasanya berhubungan dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah

serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya

kasus abses hati di daerah perkotaan dengan kasus abses hati amebik lebih sering

berbanding abses hati pyogenik dimana penyebab infeksi dapat disebabkan oleh

infeksi jamur, bakteri ataupun parasit.

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi

bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem

gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan

pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi

dari peradangan akut saluran empedu.

Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang

pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% dari yang terinfeksi dapat

menunjukkan gejala. Insidensi penyakit ini berkisar sekitar 5-15 pasien pertahun.

Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemik ataupun

wisatawan yang ke daerah endemik dimana laki – laki tersering dibanding

perempuan dengan rasio 3:1 hingga 22:1 dan sering pada dewasa umur tersering

pada decade IV.

Ada beberapa mekanisme patogenesis dari abses hati seperti faktor

virulensi parasit yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor resistensi parasit,

berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cellmediated adalah

1. Penempelan E. Histolytica pada mukus usus

2. Pengrusakan sawar intestinal

3. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang disebabkan oleh endotoksin E.

Histolytica.

Page 2: abses hati

Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri dan demam. Nyeri biasanya

terlokalisir di kuadran kanan atas, tapi mungkin dapat juga di daerah epigastrium.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan sampai sedang,

leukositosis berkisar 15.000/ml3 sedangkan kelainan faal hati didapatkan ringan

sampai sedang. Pemeriksaan lain-lain seperti foto toraks dan foto polos abdomen

digunakan untuk mendeteksi kelainan atau komplikasi yang ditimbulkan oleh

amebiasis hati. Diagnosa pasti adalah melalui USG dan CT Scan dimana

sensitivitasnya sekitar 85-95%.

Page 3: abses hati

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan

disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat

terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak,

area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat

sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta Reference Library, 2004)

Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat

kerusakan jaringan, Hepar adalah hati (Dorland, 1996).

Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan

oleh infeksi.

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi

bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem

gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan

pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi

dari peradangan akut saluran empedu. (Robins, et al, 2002).

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Hepar merupakan organ berbentuk biji dalam tubuh kita dengan berat 1,5

kg pada orang dewasa. Letaknya, terdapat pada bagian atas dalam rongga

abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi tulang

iga.

Hepar terbagi atas dua lapisan utama; pertama, permukaan atas berbentuk

tembung, terletak di bawah diafragma, kedua, permukaan bawah tidak rata dan

Page 4: abses hati

memperhatikan lekukan fisura transfersus. Fisura longitudional memisahkan

belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi empat belahan;

lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus.

Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu; Arteri hepatica dan Vena

porta. Vena hepatica, keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darah dalam hati,

darah ini mempunyai kejenuhan 95-100 % masuk ke hati akan membentuk

jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler Vena, akhirnya keluar sebagai

Vena hepatica. Vena porta terbentuk dari lienalis dan Vena mesentrika superior

menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab

beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat

makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.

Hati dapat dianggap sebagai sebuah pabrik kimia yang membuat,

menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang

terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaan fungsi

ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus

gastrointestinal; kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua

nutrient ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh

untuk keperluan metabolik. Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam

pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan mengekresikan

empedu yang memegang peran uatama dalam proses pencernaan serta penyerapan

lemak dalam tractus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari

dalam aliran darah dan mensekresikannya ke dalam empedu.

Fungsi metabolic hati terdiri dari; mengubah zat makanan yang diabsorpsi

dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkannnya sesuai

dengan pemakaiannya dalam jaringan. Kedua; mengeluarkan zat buangan dan

bahan racun untuk diekresikan dalam empedu dan urin. Ketiga; menghasilkan

enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen. Keempat; sekresi empedu garam

empedu dibuat di hati di bentuk dalam system retikula endothelium dialirkan ke

empedu. Kelima; pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi

Page 5: abses hati

ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Keenam; menyimpan

lemak untuk pemecahan berakhir asam karbonat dan air. Selain itu hati juga

berfungsi sebagai penyimpan dan penyebaran berbagai bahan, termasuk glikogen,

lemak, vitamin, dan besi, vitamin A dan D yang dapat larut dalam lemak disimpan

di dalam hati. Hati juga membantu mempertahankan suhu tubuh secara luasnya

organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan

darah banyak mengalir melalui organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.

2.3 Epidemiologi

Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang

pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% dari yang terinfeksi dapat

menunjukkan gejala. Insidensi penyakit ini berkisar sekitar 5-15 pasien pertahun.

Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemik ataupun

wisatawan yang ke daerah endemik dimana laki – laki tersering dibanding

perempuan dengan rasio 3:1 hingga 22:1 dan sering pada dewasa umur tersering

pada decade IV.

2.4 Etiopatogenesa

Ada tiga bentuk utama dari abses hati, diklasifikasikan oleh etiologi :

Pyogenic abses hati , yang paling sering polymicrobial, menyumbang 80% dari kasus abses hati di Amerika Serikat.

Abses hati amuba karena Entamoeba histolytica menyumbang 10% dari kasus.

Jamur abses, paling sering disebabkan oleh Candida spesies, menyumbang kurang dari 10% kasus.

Entamuba histolitika mempunyai 3 bentuk, yaitu: bentuk aktif menembus

dinding usus untuk membentuk ulkus. Lokalisasi ulkus amebika biasanya di

sekum. Parasit tersebut merusak jaringan dengan cara sitolitik dan terdapat

kemungkinan pembuluh darah jugs terkena, sehingga dapat menimbul- kan

perdarahan. Adanya erosi di vena dapat menyebabkan terjadinya penyebaran

parasit melalui vena porta dan masuk ke hati, terutama di lobus kanan dan terjadi

abses hepar amebika.

Page 6: abses hati

Ada beberapa mekanisme patogenesis dari abses hati seperti faktor

virulensi parasit yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor resistensi parasit,

berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cellmediated adalah

1. Penempelan E. Histolytica pada mukus usus

2. Pengrusakan sawar intestinal

3. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang disebabkan oleh endotoksin

E. Histolytica.

4. Penyebarannya ameba ke hati mulai vena porta.

Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan

inflitrasi granulumatosa. Lesi membesar dan bersatu dan granuloma diganti

dengan jaringan nekrotik dimana jaringan nekrotik dikelilingi kapsul tipis seperti

jaringan fibrosa. Hal ini memakan waktu berbulan setelah kejadian amebiasis

intestinal.

Secara patologis, abses amebiasis hati ini berukuran kecil sampai besar

yang isinya berupa bahan nekrotik seperti keju berwarna merah kecoklatan,

kehijauan, kekuningan atau keabuan. Cairan abses biasanya kental berwarna

coklat susu yang terdiri dari jaringan rusak dan darah yang mengalami hemolisis.

Dinding abses bervariasi tebalnya,bergantung pada lamanya penyakit. Abses yang

lama dan besarberdinding tebal. Shaikh et al (1989) mendapatkan abses tunggal

85%, 2 abses 6% dan abses multiple 8%. Umumnya lokasinya pada lobus kanan

87%-87,5% karena disitu terdapat banyak pembuluh darah portal. Secara

mikroskopik di bagian tengah didapatkan bahan nekrotik dan fibrinous, sedangkan

di perifer tampak bentuk ameboid dengan sitoplasma bergranul serta inti kecil.

Jaringan sekitarnya edematous dengan infiltrasi limfosit dan proliferasi ringan sel

kupffer dengan tidak ditemukan sel PMN. Lesi amebiasis hati tidak disertai

pembentukan jaringan parut karena tidak terbentuknya jaringan fibrosis.

2.5 Manifestasi / Gambaran klinis

Gambaran seseorang dengan amebik abses hati, ialah adanya rasa nyeri di perut terutama hipokondrium kanan, disertai dengan kenaikan suhu badan. Kalau jalan membungkukke depan kanan sambil memegang bagian yangsakit,ada tanda

Page 7: abses hati

hepatomegali dan tanda Ludwig positif. Sebelum keluhantersebut di atas timbul, didahului dengan diareberdarah dan berlendir.

Gejala – gejala abses hati berdasarkan anamnesa :

Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama,

Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk atau di tekan, rasa

sakit akan berubah saat berubah posisi dan batuk

Batuk sebagai gejala iritasi diafragma

Rasa mual dan muntah,

Berkurangnya nafsu makan,

Penurunan berat badan yang unintentional.

Sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai

dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di

atasnya.( Herrero, M., 2005 )

2.6 Diagnosa

Criteria Sherlock :

1. hepatomegali yang nyeri tekan

2. respon baik terhadap obat amoebisid

3. leukositosis

4. peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang

5. aspirasi pus

6. pada USG didapatkan rongga dalam hati

7. tes hemaglutinasi positif

Kriteria Ramachandran (bi la didapatkan 3 atau lebih dari) :

1. hepatomegali yang nyeri

2. riwayat disentri

3. leukositosis

4. kelainan radiologis

5. respon terhadap terapi amoebisid

Kriteria Lamont dan Pooler (bila didapatkan 3 atau lebih dari ) :

1. hepatomegali yang nyeri

2. kelainan hematologis

3. kelainan radiologis

Page 8: abses hati

4. pus amoebik

5. tes serologic positif

6. kelainan sidikan hati

7. respon yang baik dengan terapi amoebisid

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri tekan pada regio perut kanan dan

perbesaran hati 3-6 jari.

Kelainan pemeriksaan hematology pada amoebiasis hati didapatkan Hb

antara 10,4-11,3 g%, sedangkan leukosit berkisar antara 15.000-16.000/mm. Pada

pemeriksaan faal hati didapatkan albumin 2,76-3,05 g%, globulin 3,62-3,75 g%,

total bilirubin 0,9-2,44 mg%, fosfatase alkali 270,4-382,0 u/l sedangkan SGOT

27,8-55,9 u/l dan SGPT 15,7-63,0 u/l. Jadi kelainan laboratorium yang dapat

ditemukan pada amoebiasis hati adalah anemia ringan sampai sedang,

leukositosis. Sedangkan kelainan faal hati didapatkan ringan sampai sedang.

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk membantu menegakan

diagnosa yaitu

a. Foto dada

kelainan foto dada pada amoebiasis hati dapat berupa : peninggian kubah

diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru dan

abses paru.

....

Page 9: abses hati

....

Fig. 1.87A-D. Early roentgen changes in thoracic amebiasis. As the subphrenic liver abscess develops, the adjoining lung segment becomes edematous. (A) Lateral chest radiograph shows a bulge in the posterior portion of the right hemidiaphragm. (B) The same patient 10 days later. The outline of the diaphragm is indistinct and the posterior basilar segment of the right lower lobe shows patchy increased density. At this stage, adequate antiamebic treatment may return the lung to normal. (C) In a different patient, a PA chest film shows a markedly elevated right hemidiaphragm with a slightly indistinct outline and an amebic cloud in the lung above it. (D) Three months later, after treatment, the diaphragm has returned to a more normal position although still slightly elevated. Diaphragmatic motion is almost normal and the right lung base is now clear.

b. Foto polos abdomen

kelainan yang didapat tidak begitu banyak, mungkin dapat berupa gambaran ileus,

hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati jarang didapatkan berupa air

fluid level yang jelas.

c. Ultrasonografi

untuk mendeteksi amoebiasis hati, USG sama efektifnya dengan CT atau MRI.

Gambaran USG pada amoebiasis hati adalah :

Page 10: abses hati

1. bentuk bulat atau oval

2. tidak ada gema dinding yang berarti

3. ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal

4. bersentuhan dengan kapsul hati

5. peninggian sonic distal

d. tomografi komputer

sensitivitas tomografi komputer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk melihat

kelainan di daerah posterior dan superior.

CT- Scan (abdomen) of first patient showing multiloculated tubercular liver

abscess.

e. Pemeriksaan serologi

ada beberapa uji yang banyak digunakan antara lain indirect haemaglutination

(IHA), counter immunoelectrophoresis (CIE), dan ELISA. Yang banyak dilakukan

adalah tes IHA. Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Titer 1:128

Page 11: abses hati

bermakna untuk diagnosis amoebiasis invasive.

2.8 Komplikasi Abses Hepar

· septikaemia/bakteriemia

· Ruptur abses hati,

· peritonitis generalisata

· empiema,

· fistula hepatobronkial,

· ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum.

· efusi pleura,

· pneumonia.

2.9 Penatalaksanaan

Medikamentosa

1. Metronidazole : 3×750 mg selama 5-10 hari dan ditambah dengan ;

2. Kloroquin fosfat : 1 g/hr selama 2 hari dan diikuti 500/hr selama 20 hari,

ditambah;

3. Dehydroemetine : 1-1,5 mg/kg BB/hari intramuskular (maksimum 100

mg/hr) selama 10 hari.

Tindakan aspirasi terapeutik

Indikasi :

1. abses yang dikhawatirkan akan pecah

2. respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.

3. abses di lobus kiri karena abses disini mudah pecah ke rongga perikerdium

atau peritoneum.

3. Tindakan pembedahan

Pembedahan dilakukan bila :

1. abses disertai komplikasi infeksi sekunder.

2. abses yang jelas menonjol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.

3. bila terapi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.

4. ruptur abses ke dalam rongga intra peritoneal/pleural/pericardial.

Tindakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun terbuka, atau tindakan

reseksi misalnya lobektomi.

Page 12: abses hati

Penatalaksanaan

· drainase terbuka secara operasi dan

· antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat

didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa

aspirasi cairan abses.

BAB 3

KESIMPULAN

Abses hepar seringkali muncul didaerah yang banyak menagndung

E.Histolitica seperti daerah sanitasi buruk, perekonomian lemah, dan status gizi

yang kurang baik. Dengan anamnesa yang jelas, pemeriksaan fisik yang cermat

serta dibantu dengan pemeriksaan laboratorium dan foto ronten dengan

pembacaan yang tepat akan dapat lebih meyakinkan dalam penegakan sehingga

dapat tepat dalam pemberian terapi.

Page 13: abses hati

DAFTAR PUSTAKA

Julius : Abses Hati Amoebik ; dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman,

dkk (editor), jilid I edisi pertama, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001, hal 328-

332.

S.A. Abdurachman, Abses Hati Amobik, dalam buku Gastroenterohepatologi, H.

Aziz, jilid 3, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal 395-402.

Elizondo G, Weissleder R, Stark DD et al, Amoebic Liver Abcess : Diagnosis and

Treatment Evaluation with MRI imaging, Radiology, 1987. Hal 563-568

http://info-medis.blogspot.com/2008/11/abses-hati-liver-abscesses.html

http://www.irwanashari.com/2010/04/abses-hati.html

http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/abses-hati/

http://netral-collection-knowledge.blogspot.com/2009/07/abses-hepar.html