Abs Trak

7
Abstrak Latar belakang : plasenta previa merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi dimana plasenta menutupi sebagian atau seluruh tulang servikal interna sehingga menghalangi persalinan normal. Studi ini dibuat untuk mengevaluasi hubungan antara sectio cesar berulang dan perkembangan plasenta previa. Metode dan material : studi silang ini dilakukan di RS Imam Reza Kermanshah-Iran selama tahun 2008-2011. Studi ini diikuti seluruh ibu hamil dengan riwayat sectio cesar berulang dimana nulipara dan pasien dengan plasenta previa tanpa riwayat operasi sebelumnya tidak dimasukan. Diagnosis dilakukan menggunakan USG dan pada saat operasi. Hasil : sebanyak 2696 wanita, 98 kasus punya PP (3,63%). Rata-rata umur 30 tahun , 76,5% (75 kasus) telah hamil 2 dan 3 kali dan 87,8% (86 kasus) telah melahirkan 1- 3. Lokasi plasenta anterior sebanyak 44,9% sedangkan posterior 55,1%. 48% merupakan PP komplit, 32,7% PP letak rendah, 13,3% PP marginal dan 6% PP parsial. 26,5% pasien mempunyai riwayat aborsi. 55,1% pasien mempunyai anak laki-laki. Terdapat peningkatan frekuensi plasenta previa dengan satu riwayat sectio (74,5%). Frekuensi PP akreta 32% (n=7), inkreta (14,3%, n=3) dan perkreta 28% (n=6). Diantara mereka yang menjalaani histerektomi emergensi (21 kasus) 23,8% kasus tidak terdapat kelainan plasenta. 30,6% bayi baru lahir mempunyai berat <2500g. Kesimpulan : kami menyimpulkan bahwa pasien dengan satu riwayat sectio cesar lebih banyak menderita plasenta previa dan membutuhkan histrektomi dibandingkan mereka yang mempunyai riwayat 2 dan 3 kali sectio cesar. Letak abnormal plasenta paling sering berturut-turut ialah akreta, perkreta dan inkreta. Pendahuluan Plasenta previa (PP) merupakan komplikasi kehamilan yang jarang dimana plasenta menutupi setengah atau seluruh tulang servikal interna sehingga menghalangi persalinan normal. [1] hal ini ditemukan pada 0,3-0,8% dari seluruh kehamilan di dunia.[2]-[7]. Faktor resiko terjadinya PP adalah bekas luka pada uterus, merokok, kehamilan diatas 35 tahun, grandemultipara, abortus berulang, status sosialekonomi yang rendah, pengobatan infertilitas. PP juga berhubungan dengan tempat perlekatan

description

obgyn

Transcript of Abs Trak

Page 1: Abs Trak

Abstrak

Latar belakang : plasenta previa merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi dimana plasenta menutupi sebagian atau seluruh tulang servikal interna sehingga menghalangi persalinan normal. Studi ini dibuat untuk mengevaluasi hubungan antara sectio cesar berulang dan perkembangan plasenta previa. Metode dan material : studi silang ini dilakukan di RS Imam Reza Kermanshah-Iran selama tahun 2008-2011. Studi ini diikuti seluruh ibu hamil dengan riwayat sectio cesar berulang dimana nulipara dan pasien dengan plasenta previa tanpa riwayat operasi sebelumnya tidak dimasukan. Diagnosis dilakukan menggunakan USG dan pada saat operasi. Hasil : sebanyak 2696 wanita, 98 kasus punya PP (3,63%). Rata-rata umur 30 tahun , 76,5% (75 kasus) telah hamil 2 dan 3 kali dan 87,8% (86 kasus) telah melahirkan 1-3. Lokasi plasenta anterior sebanyak 44,9% sedangkan posterior 55,1%. 48% merupakan PP komplit, 32,7% PP letak rendah, 13,3% PP marginal dan 6% PP parsial. 26,5% pasien mempunyai riwayat aborsi. 55,1% pasien mempunyai anak laki-laki. Terdapat peningkatan frekuensi plasenta previa dengan satu riwayat sectio (74,5%). Frekuensi PP akreta 32% (n=7), inkreta (14,3%, n=3) dan perkreta 28% (n=6). Diantara mereka yang menjalaani histerektomi emergensi (21 kasus) 23,8% kasus tidak terdapat kelainan plasenta. 30,6% bayi baru lahir mempunyai berat <2500g. Kesimpulan : kami menyimpulkan bahwa pasien dengan satu riwayat sectio cesar lebih banyak menderita plasenta previa dan membutuhkan histrektomi dibandingkan mereka yang mempunyai riwayat 2 dan 3 kali sectio cesar. Letak abnormal plasenta paling sering berturut-turut ialah akreta, perkreta dan inkreta.

Pendahuluan Plasenta previa (PP) merupakan komplikasi kehamilan yang jarang dimana plasenta menutupi setengah atau seluruh tulang servikal interna sehingga menghalangi persalinan normal. [1] hal ini ditemukan pada 0,3-0,8% dari seluruh kehamilan di dunia.[2]-[7]. Faktor resiko terjadinya PP adalah bekas luka pada uterus, merokok, kehamilan diatas 35 tahun, grandemultipara, abortus berulang, status sosialekonomi yang rendah, pengobatan infertilitas. PP juga berhubungan dengan tempat perlekatan plasenta yang abnormal dan partus prematur [8]-[11]. Tingginya tingkat sectio cesar sekarang ini berhubungan erat dengan bertambahnya frekuensi PP dari 1/10.000 kehamilan pada tahun 1950 menjadi 1/200 sekarang ini [12]. Risiko kematian yang berhubungan dengan plasenta, merupakan kondisi yang mengancam jiwa yang meningkat bersamaan dengan riwayat sectio sebelumnya [13]. Wanita nulipara dengan PP mempunyai persentase 1-3%, berbanding terbalik dengan wanita dengan riwayat section cesar 2x/lebih mempunyai persentasinya 30%-51% [14]. Salah satu penulis pada satu studi menemukan bahwa bila terdapat PP, risiko plasenta akreta menjadi 3%,40%,61% dan 67% pada riwayat sectio pertama, kedua, ketiga, keempat berturut-turut.[15]

Hal ini meningkatkan resiko terjadinya perdarahan masif pada saat pelepasan plasenta dan menjadi indikasi paling sering untuk dilakukan histerektomi emergensi. Risiko kematian ibu dapat mencapai 7% dan surgically morbidities termasuk transfuse masif, infeksi dan fistula [16].

Riwayat dan jumlah kelahiran sesar sebelumnya penting dalam munculnya plasenta previa dan plasentasi yang abnormal pada kehamilan berikutnya. RS pendidikan Imam Reza merupakan pusat rujukan di sebelah barat Iran dan sebagian besar sesar berulang dilakukan di lembaga kami dan hari ini kita menghadapi banyak pasien dengan plasenta previa yang membutuhkan

Page 2: Abs Trak

histerektomi, Jadi kami memutuskan untuk melakukan penelitian ini untuk mengevaluasi frekuensi plasenta previa dan morbiditas yang berhubungan dengan PP berdasarkan jumlah sesar sebelumnya.

2. Metode & MaterialMenurut Cross sectional, studi observasional dilakukan di departemen obstetri & ginekologi di RS pendidikan Imam Reza perguruan tinggi medis Kermanshah dari akhir 2008 sampai akhir 2011. Hal itu disetujui oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Klinis, Rumah Sakit Imam Reza. Kermanshah University of Medical Sciences (KUMS), Nama dan informasi pribadi pasien dirahasiakan. Penelitian ini termasuk semua wanita hamil dengan riwayat bedah sesar berulang sementara nulipara dan pasien dengan plasenta previa tanpa operasi sebelumnya tidak dimasukkan. Berdasarkan tinjauan ulang data medis dikumpulkan berdasarkan usia ibu, paritas, graviditas, umur kehamilan, jumlah kelahiran sesar sebelumnya, jenis PP, lokasi plasenta anterior dan posterior, aborsi, plasentasi abnormal, jenis kelamin janin dan anomali janin yang dicatat pada performa yang dirancang khusus. Berat badan lahir, Skor Apgar, kebutuhan dilakukan histerektomi juga dipertimbangkan. Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan USG dan di saat operasi. Semua jenis P.P dimasukkan dalam penelitian. Total 2.696 pasien dengan riwayat sectio cesar dalam 4 tahun terakhir terdaftar dalam studi ini. Selanjutnya, data dianalisis dengan software SPSS versi 18

3. HasilSelama 2008-2011, 2696 pasien dengan riwayat sesar sebelumnya di RS pendidikan Imam Reza, di antaranya 98 pasien PP dengan frekuensi 3,63% (Tabel 1). Lokasi anterior plasenta ditemukan pada 44 kasus (44,9%), dan lokasi posterior di 54 kasus (55,1%). menurut jenis PP 48% adalah PP komplit, 32,7% PP letak rendah, 13,3% PP marginal, dan 6% PP parsial pada orang-orang dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya dan PP, usia rata-rata 30 tahun, 76,5% (75 kasus) memiliki graviditas 2 dan 3 dan 87,8% (86 kasus) memiliki paritas 1 - 3. 81,8% pasien (86 kasus) mempunyai paritas 1 sampai 3 dan 12,2% (12 kasus memiliki paritas lebih dari 3) rata-rata usia kehamilan adalah 34 minggu dan 6 hari (Tabel 2). Menurut tingkat aborsi 36 dari 98 pasien (26,5%) memiliki riwayat abortus. 55,1% pasien memiliki janin laki-laki dan sisanya 44,9% memiliki janin perempuan (Gambar 1). Menurut berat badan lahir bayi, 30,6% berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 g). Kami tidak menemukan cacat bawaan pada bayi baru lahir. Di antara mereka yang menjalani histerektomi darurat (21 kasus) 23,8% kasus tidak memiliki plasentasi yang abnormal ( Tabel 3 ) .

Dalam studi ini 22,4 % pasien membutuhkan transfusi ( Tabel 4 )

Page 3: Abs Trak
Page 4: Abs Trak

4. DiskusiFrekuensi operasi cesar meningkat, di seluruh dunia dengan peningkatan yang sejalan dengan kematian ibu. Peningkatan insiden sectio cesar sekarang berkaitan erat dengan tingginya frekuensi PP. Insiden morbiditas yang berkaitan dengan plasenta telah meningkat secara dramatis selama 3 dekade terakhir dengan peningkatan sectio cesar [17]. Dalam penelitian sekarang 98 dari 2.696 kasus dengan riwayat kelahiran sesar memiliki PP. Banyak studi yang dilakukan di seluruh dunia mengkonfirmasi risiko 2 sampai 5 kali lipat terjadi plasenta previa dengan riwayat section cesar [18] - [20]. Yang menunjukkan hingga 37,5% peningkatan risiko pada riwayat section cesar sebelumnya. Penelitian saat ini menunjukkan hubungan PP dengan section cesar sebelumnya (3,63%), hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa bekas luka section cesar memberikan tempat yang lebih sesuai untuk penempatan plasenta tapi kami tidak menemukan hubungan apapun dengan meningkatnya jumlah sectio cesar. 74,5% dengan riwayat 1 kali, 20,4% dengan riwayat 2 kali, dan 5% dengan riwayat 3 kali sebelumnya. Hal ini bertentangan dengan temuan studi AYESHA SHAOKAT [21] yang menemukan bahwa risiko

Page 5: Abs Trak

PP meningkat dengan meningkatnya jumlah section cesar dan penelitian lain [19] [22]. Ada peningkatan risiko yang berkaitan dengan kelainan plasenta pada wanita dengan plasenta previa dan sectio cesar sebelumnya. Studi menunjukkan bahwa plasenta akreta terjadi pada sekitar 1: 1000 persalinan dengan berbagai laporan dari 0,04% naik hingga 0,9%. [20]. Studi kami menunjukkan 31 dari 98 pasien (31,6%) dengan kelainan yang berhubungan dengan plasenta. Dalam penelitian ini jenis yang paling umum adalah inkreta, 10,2% adalah akreta sementara SHAOKAT menemukan 27,2% adalah akreta yang lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan penelitian kami [21]. Dalam penelitian ini 48% dari pasien kami memiliki plasenta previa komplit dan kedua yang paling sering adalah PP letak rendah (32,7%).PP marginal dan PP parsial adalah jenis umum ketiga dan keempat, hal ini mirip dengan penelitian lain [21] [23]. Menurut penelitian kami 23,5% wanita dengan PP dengan gravid> 3 sementara SHAOKAT menemukan 60,6% wanita dengan PP yang gravid> 5 [21]. Dalam penelitian ini usia rata-rata pasien adalah 30 tahun dan usia kehamilan rata-rata adalah 34 minggu + 6 hari. Riwayat aborsi sebelumnya 26,5%. Dalam penelitian lain persentase aborsi sebelumnya secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan PP [24] [25]. Peningkatan insiden bayi laki-laki dengan PP telah ditemukan dalam penelitian kami yang sesuai dengan penelitian sebelumnya [21] [23] [26] dan [27]. Kami tidak menemukan anomali janin dalam penelitian ini. Ananth CV menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara memiliki riwayat sectio cesar sebelumnya, spontan atau aborsi yang diinduksi. Dalam studi SHAOKAT 48,8% wanita memiliki riwayat aborsi dan D & C. [21] [28]. Mengenai komplikasi maternal, 21 dari total 98 pasien menjalani histerektomi dan 16 dari total 21 pasien yang menjalani histerektomi memiliki kelainan plasenta. 33% (7 kasus) memiliki plasenta akreta, 14,2% (3 kasus) memiliki plasenta inkreta dan 28% (6 kasus) memiliki plasenta perkreta.

5. KesimpulanHasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi plasenta previa adalah 3,63% pada pasien dengan riwayat sectio cesar. 74,5% pasien dengan plasenta previa memiliki riwayat satu kali sectio secar sebelumnya dan tingkat kebutuhan histerektomi pada pasien ini adalah 47,6%. Jenis yang paling umum dari plasentasi yang abnormal berturut-turut adalah akreta, percreta dan inkreta.