Abs Trak

4
ABSTRAK Pendahuluann : Kelainan internal pada lutut merupakan istilah yang digunakan untuk lapisan yang menutupi sekumpulan kelainan termasuk destruksi dari ligament atau kartilago. MRI memberikan kontras jaringan lunak yang baik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak dan struktur tulang dalam beberapa bidang pencitraan. Metode dan material : Artikel ini merupakan penelitian secara prospektif yang dilakukan pada 120 pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI untuk kelainan pada lutut internal. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 samapi Januari 2015. Semua pasien memiliki riwayat nyeri pada lutut yang diikuti dengan trauma dan pada pemeriksaan klinis didapatkan suspek meniscus dan ligament tears. Pasien dievaluasi dengan menggunakan Philips intera R11 1.5 T dengan sistem pulsar gradient menggunakan sensor lekukan ekstermitas. Hasil : lesi terdeteksi pada ACl diikuti oleh meniscus dan cedera ligament kolateral. Tanda yang sering pada cedera ligament adalah hiperintensitas pada ligament. Grade 3 adalah grade paling sering pada meniscus. Kesimpulan : MRI memiliki kemampuan yang unik untuk mengevaluasi struktur internal serta permukaan meniscus. MRI merupakan modalitas non invasif yang baik untuk pencitraan lutut.

description

radiologi

Transcript of Abs Trak

ABSTRAKPendahuluann : Kelainan internal pada lutut merupakan istilah yang digunakan untuk lapisan yang menutupi sekumpulan kelainan termasuk destruksi dari ligament atau kartilago. MRI memberikan kontras jaringan lunak yang baik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak dan struktur tulang dalam beberapa bidang pencitraan. Metode dan material : Artikel ini merupakan penelitian secara prospektif yang dilakukan pada 120 pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI untuk kelainan pada lutut internal. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 samapi Januari 2015. Semua pasien memiliki riwayat nyeri pada lutut yang diikuti dengan trauma dan pada pemeriksaan klinis didapatkan suspek meniscus dan ligament tears. Pasien dievaluasi dengan menggunakan Philips intera R11 1.5 T dengan sistem pulsar gradient menggunakan sensor lekukan ekstermitas. Hasil : lesi terdeteksi pada ACl diikuti oleh meniscus dan cedera ligament kolateral. Tanda yang sering pada cedera ligament adalah hiperintensitas pada ligament. Grade 3 adalah grade paling sering pada meniscus. Kesimpulan : MRI memiliki kemampuan yang unik untuk mengevaluasi struktur internal serta permukaan meniscus. MRI merupakan modalitas non invasif yang baik untuk pencitraan lutut.

1. PendahuluanKelainan internal pada lutut merupakan istilah yang digunakan untuk lapisan yang menutupi sekumpulan kelainan termasuk destruksi dari ligament atau kartilago. IDK dapat dievaluasi menggunakan radiografi, arthrografi, MRI, dan arthroskopi. Arthroskopi biasanya digunakan untuk gold standar pada cedera lutut. Tetapi, akurasi arthroskopi berkisar antara 69 % - 98% tergantung dari pemeriksa. MRI memberikan kontras jaringan lunak yang baik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak dan struktur tulang dalam beberapa bidang pencitraan yang memberikan keuntungan yang signifikan daripada teknik lain. MRI juga ditunjuk untuk menekan pembiayaan dengan cara mengurangi tindakan bedah yang tidak perlu dilakukan dan intervensi arthroskopi. Peningkatan akurasi diagnosis telah dibuktikan dan MRI menunjukkan hasil terdapat perubahan manajemen pasien pada 41% pasien.2. MetodeArtikel ini merupakan penelitian secara prospektif yang dilakukan pada 120 pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI untuk kelainan pada lutut internal. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 samapi Januari 2015. Semua pasien memiliki riwayat nyeri pada lutut yang diikuti dengan trauma dan pada pemeriksaan klinis didapatkan suspek meniscus dan ligament tears. Pasien dievaluasi dengan menggunakan Philips intera R11 1.5 T dengan sistem pulsar gradient menggunakan sensor lekukan ekstermitas. Populasi terdiri tugas dari 111 laki laki dan 9 perempuan. Izin dari komite etik sudah didapatkan dan semua pasien telah dijelaskan atas mekanisme penelitian dan menyetujui informed konsen dengan bahasanya masing masing. Umur pasien berkisar antara 20 50 tahun. Criteria inklusi adalah riwayat cedera dengan atau tanpa nyeri lutut. Criteria eksklusi adalah arthritis degenerative, infeksi, neoplasma, dan tindakan bedah sebelumnya pada lutut. Sendi lutut diperiksa pada posisi sagital, koronal, dan aksial dengan T1, T2 dan urutan PD. Pencitraan menggunakan FOV 160, 512x512 dan dengan ketebalan 3 mm. Akuisisi aksial pada patella femoralis digunakan untuk lokasi awal untuk pencitraan koronal dan sagital. Pada gambaran sagital digunakan untuk mengevaluasi ligament, meniscus, dan anatomi synovial gambaran koronal mengevaluasi ligament kolateral dan badan meniscus. Pasien dalam posisi supine dengan lutut di rotasi ekstena 15o 20o dan fleksi 5o 10o. 3. HasilMayoritas pasien yang didiagnosis IDK memiliki ligament tear dan medial meniscus tear ketika dievaluasi menggunakan MRI. Cedera lateral meniscus lebih jarang daripada meniscus medial. Kami menemukan 15 kasus cedera ACL dengan cedera meniscus medial 27%. Hubungan cedera lain dapat dilihat pada ligament kolateral medial dan meniscus lateral. Terjadi peningkatan frekuensi cedera MCL pada pasien dengan cedera ACL.