Abortus Unsafe He

20
ABORTUS UNSAFE Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada di Indonesia. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum teratasi sampai saat ini. Data tentang kejadian aborsi dan kematian yang diakibatkannya sangat sulit diperoleh, karena menurut Undang-undang No. 23 tentang Kesehatan Pasal 15, tindakan aborsi tanpa indikasi medis merupakan tindakan ilegal dengan ancaman denda dan hukuman penjara bagi pelakunya. Data dan lapangan menunjukkan bahwa ternyata sekitar 70- 80% wanita yang meminta tindakan aborsi ilegal ternyata dalam status menikah, karena tidak menginginkan kehamilannya. Sisanya adalah kalangan remaja puteri. Penyebab kehamilan yang tidak diinginkan antara lain meliputi kegagalan KB, alasan ekonomi, kehamilan di luar nikah atau kehamilan akibat perkosaan. Wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan tersebut akan menggugurkan kandungannya secara sengaja, cenderung mencari cara tradisional; dan bila tidak berhasil, mereka akan mencari pertolongan secara sembunyi-sembunyi. Sering kali praktek aborsi ilegal ini merupakan praktek aborsi yang tidak aman, misalnya dengan memasukkan berbagai jenis benda yang

description

makalah

Transcript of Abortus Unsafe He

Page 1: Abortus Unsafe He

ABORTUS UNSAFE

Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada di Indonesia.

Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di

pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama.

Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum teratasi sampai saat

ini. Data tentang kejadian aborsi dan kematian yang diakibatkannya sangat sulit diperoleh,

karena menurut Undang-undang No. 23 tentang Kesehatan Pasal 15, tindakan aborsi tanpa

indikasi medis merupakan tindakan ilegal dengan ancaman denda dan hukuman penjara bagi

pelakunya.

Data dan lapangan menunjukkan bahwa ternyata sekitar 70-80% wanita yang

meminta tindakan aborsi ilegal ternyata dalam status menikah, karena tidak menginginkan

kehamilannya. Sisanya adalah kalangan remaja puteri. Penyebab kehamilan yang tidak

diinginkan antara lain meliputi kegagalan KB, alasan ekonomi, kehamilan di luar nikah atau

kehamilan akibat perkosaan.

Wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan tersebut akan menggugurkan

kandungannya secara sengaja, cenderung mencari cara tradisional; dan bila tidak berhasil,

mereka akan mencari pertolongan secara sembunyi-sembunyi. Sering kali praktek aborsi

ilegal ini merupakan praktek aborsi yang tidak aman, misalnya dengan memasukkan berbagai

jenis benda yang tidak steril ke dalam vagina. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya

komplikasi abortus, terutama karena perdarahan dan sepsis, yang dapat berakhir dengan

kematian ibu.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan

setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian :

• 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura

• antara 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia

• antara 155.000 sampai 750.000 di Filipina

• antara 300.000 sampai 900.000 dilakukan di Thailand, Kamboja, Laos dan Myanmar.

Page 2: Abortus Unsafe He

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di

luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya

janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus

dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia

kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau

buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan

atau dengan tindakan medik.

DAMPAK ABORTUS TERHADAP KESEHATAN IBU

Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI 1994), AKI di Indonesia 390/100.000 kelahiran hidup. Ada 4

penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan, keracunan kehamilan, infeksi dan abortus.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus.

Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun:

• dilakukan 20 juta abortus unsafe.

• 70.000 wanita meninggal akibat abortus unsafe.

• 1 diantara 8 kematian ibu disebabkan abortus unsafe.

Tabel Abortus unsafe

Darnpak Wilayah Jumlah

Unsafe

Abortion

(per 1000)

Unsafe

Abortion

per 1000

wanita

15-49

Jumlah

kematian

akibat

Unsafe

Abortion

AKI

akibat

Unsafe

Abortion

per

100.000

kelahiran

hidup

Kasus

fatal per

100

Unsafe

Abortion

Risiko

Kematian

Negara Maju

Negara berkembang

Afrika

2340

17620

3740

8

17

26

600

69000

23000

4

55

83

0.03

0.40

0.60

1per

3700

1per 250

Page 3: Abortus Unsafe He

Asia

Eropa

Amerika Latin

Unisoviet (terdahulu)

9240

260

4620

2080

12

2

41

30

40000

100

6000

500

47

2

48

10

0.40

0.04

0.10

0.03

1per 150

1per 250

1per

2600

1per 800

1per

3900

Yang dimaksud dengan Aborsi Unsafe adalah abortus yang dilakukan oleh orang yang tidak

terlatih/kompeten sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Beberapa ciri

Aborsi Unsafe sebagai berikut :

1. Membahayakan

Aborsi unsafe yang dilakukan sendiri atau oleh orang yang tidak terlatih akan selalu

membahayakan. Di Indonesia dikenal jamu-jamu peluntur, atau terlambat datang

bulan, yang diiklankan lewat surat kabar dan radio amatir dengan peringatan: “Awas,

jangan dimakan oleh wanita hamil”, dengan maksud agar para wanita yang hamil

akan membeli jamu itu untuk induksi haid. Yang berbahaya ialah kalau wanita itu

berusaha menginduksi haid dengan jalan kekerasan, yang dapat dilakukan oleh

“dukun” dengan memijit kandungannya, atau dengan benda tajam yang dimasukkan

sendiri ke dalam vagina.

2. Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan menyebabkan wanita itu tidak tahu bahwa ia hamil, apalagi

berapa besar/ tua kehamilannya. Bila mengetahui sudah hamil, umumnya mereka

akan mencoba dulu sendiri, bila tidak berhasil ke dukun. Akhirnya setelah sampai ke

dokter kehamilannya sudah sangat besar.

3. Kurang fasilitas

Kekurangan fasilitas kesehatan di negara-negara yang sedang berkembang akan lebih

terasa lagi dalam pelayanan abortus, karena undang-undang menuntut standar

pelayanan yang sangat tinggi. Di Bangladesh umumnya untuk menentukan abortus

diperlukan persetujuan 3 orang dokter. Tuntutan setinggi itu untuk negara masih serba

kurang, akan menghambat sampai tidak memungkinkan terlaksananya abortus.

Page 4: Abortus Unsafe He

4. Biaya yang tinggi

Biaya yang tinggi merupakan akibat abortus yang tidak mudah dicapai oleh yang

memerlukannya. Wanita yang sangat memerlukan akan terpaksa pergi ke dukun atau

biang kampung.

5. Keterlambatan

Bahaya abortus meningkat dengan bertambah tuanya umur kehamilan. Keterlambatan

pelayanan abortus biasanya disebabkan tuntutan kelayakan administrasi yang

terlampau tinggi, di samping oleh sebab kurang pengetahuan pasien dan kurang

fasilitas kesehatan.

ASUHAN PASCAKEGUGURAN

Semua wanita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan, memerlukan asuhan

pascakeguguran. Asuhan pascakeguguran terdiri dari :

1. Tindakan pengobatan abortus dengan segala kemungkinan komplikasinya.

2. Konseling dan pelayanan kontrasepsi pascakeguguran.

3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu

UPAYA MENCEGAH ABORTUS

Biasanya seorang perempuan melakukan abortus karena kehamilannya tidak dikehendaki

atau tidak diinginkan. Alasannya sangat bervariasi; kegagalan kontrasepsi, terikat kontrak

kerja yang tidak boleh hamil, menderita penyakit tertentu, kelainan jiwa sampai kelainan atau

cacat pada janin dengan berbagai latar belakang sosial budaya. Diperkirakan sekitar 2/3

kehamilan yang tidak dikehendaki berakhir dengan abortus (pengguguran kandungan).

Sebenarnya suatu kehamilan yang tidak dikehendaki dapat dicegah seandainya pasangan

menggunakan kontrasepsi sederhana yaitu kondom.

Tindakan abortus unsafe tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya komplikasi, antara lain :

1. Dapat terjadi refleks vagal yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardia (penurunan

detak jantung), dan cardiac arrest (henti jantung).

2. Rahim robek.

3. Serviks (leher rahim) robek yang biasanya disebabkan oleh alat (instrumen).

4. Perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan hasil pembuahan.

5. Infeksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi.

Page 5: Abortus Unsafe He

6. Kelainan pembekuan darah.

Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya terdapat

2,3 juta perempuan melakukan aborsi. Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan

tersendiri untuk melakukan aborsi, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat

perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat

pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (Abortus unsafe), yang mengakibatkan kematian.

Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan

yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap

tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Artinya 1 dari 8 ibu meninggal

akibat aborsi yang tidak aman.

Pengertian abortus

Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,

Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai

penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim

(uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.

Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin, melakukan abortus

sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang

dikandung itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu

dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya

dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).

Aborsi yang tidak aman 

Yang dimaksud dengan Aborsi tidak aman (Abortus Unsafe) adalah penghentian kehamilan

yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang

tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian.

Page 6: Abortus Unsafe He

Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan

yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban

perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari

calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu

untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan

resikonya .

Hak atas pelayanan kesehatan

Banyaknya kematian akibat aborsi yang tidak aman, tentu sangat memprihatinkan. Hal ini

diakibatkan kurangnya kesadaran dari perempuan dan masyarakat tentang hak atas

pelayanan kesehatan. Padahal bagaimanapun kondisinya atau akibat apapun, setiap

perempuan sebagai warganegara tetap memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang memadai dan kewajiban negaralah untuk menyediakan hal itu. Hak-hak ini

harus dipandang sebagai hak-hak sosial sekaligus hak individu yang merupakan hak untuk

mendapatkan keadilan sosial termasuk didalamnya hak untuk mendapatkan pelayanan. Hak

atas pelayanan kesehatan ini ditegaskan pula dalam Pasal 12 Konvensi Penghapusan segala

bentuk Kekerasan terhadap Perempuan (Konvensi Perempuan) dan UU Kesehatan.

Dalam Hak Reproduksi, termasuk pula didalamnya hak untuk membuat keputusan

mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan seperti

dinyatakan dalam dokumen-dokumen hak-hak asasi manusia.

Abortus unsafe

Aborsi yang tidak aman dan kematian yang diakibatkan karena komplikasinya semakin

banyak terjadi pada perempuan. Di negara-negara berkembang, aborsi yang tidak aman

adalah penyebab dari komplikasi serius serta kecacatan dan merupakan penyebab utama

kematian ibu. Meskipun telah ada upaya untuk mencapai Millenium Development Goal

Target 5-5A, yaitu mengurangi sampai tiga perempat rasio kematian ibu antara tahun 1990-

2015, namun persentase kematian ibu karena aborsi yang tidak aman tetap tidak mengalami

perubahan, yaitu tetap pada angka 13%. Jumlah kasus aborsi tidak aman juga meningkat

dengan semakin meningkatnya jumlah wanita usia reproduksi.

Diperkirakan di seluruh dunia pada tahun 2008 telah terjadi 21,6 juta kasus aborsi yang tidak

aman dan semuanya hampir selalu terjadi di negara yang berkembang, termasuk Indonesia.

Kecenderungan ini akan terus meningkat kecuali ditingkatkannya akses perempuan terhadap

Page 7: Abortus Unsafe He

aborsi yang aman dan kontrasepsi serta dukungan untuk memberdayakan perempuan

(termasuk kebebasan bagi perempuan untuk memutuskan kapan harus punya anak).

Gugur kandungan atau aborsi adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20

minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38

minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.

Klasifikasi Abortus

1. Abortus spontan

Abortus spontan merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini

dibedakan sebagai berikut:

- Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya

dilatasi serviks.

- Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi

masih dalam uterus.

- Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

- Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

2. Abortus provokatus

Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu

dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.

Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia

kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram,

walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus

hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik :

- Abortus Provokatus Medisinalis, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi

medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi

menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:

Page 8: Abortus Unsafe He

1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan

untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit

kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.

2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,

psikologi).

3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga

terdekat.

4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai,

yang ditunjuk oleh pemerintah.

5. Prosedur tidak dirahasiakan.

6. Dokumen medik harus lengkap.

- Abortus Provokatus Kriminalis (Abortus Unsafe), aborsi yang sengaja dilakukan

tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan

menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

Penyebab Abortus

Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu:

1. Umur

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di

bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi

pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.

Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain

pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang

lain. Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan

remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga

nonprofessional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka

kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan

kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena mereka belum matur dan

mereka belum memiliki sistem transfer plasenta yang efisien seperti pada wanita dewasa.

Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman,

Page 9: Abortus Unsafe He

tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat

memengaruhi janin intra uterine.

2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik,

persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih

dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah

dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada

trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta

dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

3. Paritas ibu

Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat

persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari

3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi

kematian maternal.

4. Riwayat Kehamilan yang lalu seperti Abortus.

Abortus Provokatus Kriminalis

Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada

beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya :

Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak

lagi.

Kehamilan di luar nikah.

Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.

Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.

Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan

Kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.

Page 10: Abortus Unsafe He

Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu

Perforasi

Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan

terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke

ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu, letak uterus harus ditetapkan

lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks tidak boleh

digunakan tekanan berlebihan. Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi

penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi

ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu,

penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan

darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan

meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan

segera.

Luka pada serviks uteri

Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada

serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat

yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan

vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.

Pelekatan pada kavum uteri

Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai

terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di

beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat

tersebut dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.

Perdarahan

Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya

perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu,

dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.

Page 11: Abortus Unsafe He

Infeksi

Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar.

Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga

menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi

pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.

Komplikasi yang dapat timbul pada Janin, sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu

ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis

sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan

dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik.

Secara garis besar tindakan abortus sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu

bisa menyebabkan kematian pada keduanya.

Aborsi spontan (abortus spontan) adalah keguguran yang terjadi secara alamiah atau tidak

disengaja. Aborsi buatan (abortus provokatus) adalah usaha penguguran yang disengaja. Ada

dua cara melakukan aborsi buatan, yaitu cara yang aman secara medis dan cara yang tidak

aman secara medis (abortus unsafe). Aborsi dapat dibedakan atas indikasi medis

(terapeuticus) dan kriminal (criminalis).

Alasan remaja melakukan aborsi :

a. Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah.

b. Takut pada kemarahan orang tua.

c. Belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak.

d. Malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum nikah.

e. Tidak mencintai pacar yang menghamili.

f. Tidak tahu status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan, terlebih bila

pemerkosa tidak dikenal atau lebih dari satu orang.

Page 12: Abortus Unsafe He

 

Mengapa aborsi cenderung dilakukan dengan cara “Abortus Unsafe” ?

Aborsi di Indonesia termasuk ilegal, sehingga remaja tidak dapat mengakses pelayanan

aborsi. Tenaga medis tidak mau mengambil resiko melakukan tindakan pelayanan aborsi

kecuali atas indikasi medis. Tidak semua remaja mencoba pergi ke dukun karena takut

konsekuensi negatif dari layanan yang tidak hygienis dan tidak profesional. Mereka mencoba

usaha-usaha self treatment karena percaya pada cerita atau pengalaman orang lain (biasanya

teman/ sahabat) dan mempercayai bahwa usaha-usaha itu akan berhasil menggugurkan

kandungan mereka.

Tindakan aborsi mengandung resiko cukup tinggi, bahkan dapat menyebabkan kematian,

apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis, misalnya dengan cara :

1. Penggunaan ramuan yang membuat panas rahim.

2. Manipulasi fisik, seperti melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari rahim.

3. Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril misalnya ujung bambu yang

diruncingkan, daun alang-alang yang dapat mengakibatkan infeksi pada rahim.

Dampak aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan serta dampaknya dapat

berakibat pada fisik dan psikologis.

- Dampak fisik : aborsi yang dilakukan secara sembarangan (oleh mereka yang

tidak terlatih) dapat menyebabkan kematian bagi ibu hamil. Perdarahan yang terus

menerus serta infeksi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian

wanita yang melakukan aborsi.

- Dampak psikologis : perasaan bersalah seringkali menghantui pasangan

khususnya perempuan setelah melakukan tindakan aborsi. Konseling mutlak

diperlukan kepada pasangan sebelum mereka memutuskan aborsi. Tindakan

aborsi harus diyakini sebagai tindakan terakhri jika alternatif lain sudah tidak

dapat diambil.

Apa akibat yang timbul bila aborsi dilakuakan secara tidak aman ?

Page 13: Abortus Unsafe He

1. Perdarahan sampai menimbulkan shock dan gangguan neurologis/ syaraf di kemudian

hari.

2. Perdarahan juga dapat mengakibatkan kematian.

3. Infeksi alat reproduksi karena kuretasi yang dilakukan secara tidak steril. Hal tersebut

dapat membuat perempuan mengalami kemandulan.

4. Resiko terjadinya ruptur uterus (robek rahim) besar dan penipisan dinding rahim

akibat kuretasi. Hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan karena rahim yang

robek harus diangkat seluruhnya.

5. Terjadinya fistula genital traumatis. Fistula genital adalah timbulnya suatu saluran/

hubungan yang secara normal tidak ada antara saluran genital dan saluran kencing

atau saluran percernaan.

WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak

aman (Abortus unsafe) (WHO, 1998).  Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh

dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman.  95% (19 dari setiap 20 tindak

aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.

Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus aborsi di Indonesia.  Ini

artinya terdapat 43 kasus aborsi per 100 kelahiran hidup (menurut hasil sensus penduduk

tahun 2000, terdapat 53.783.717 perempuan usia 15-49 tahun)  atau 37 kasus aborsi per tahun

per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun (berdasarkan Crude Birth Rate (CBR) sebesar 23 per

1.000 kelahiran hidup)

Indonesia Memiliki Record Aborsi Tertinggi di Asia Tenggara. Indonesia tercatat sebagai

negara yang memiliki angka kematian tertinggi di Asia tenggara disaat melahirkan. Dari 100

ribu angka kelahiran, 307 orang ibu meninggal akibat aborsi. Persentase 11-13 persen angka

kematian ibu (AKI) diakibatkan adanya kematian aborsi tidak aman (Abortus unsafe).