Aborsi Spontan

download Aborsi Spontan

of 19

Transcript of Aborsi Spontan

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    1/19

    ABORTUS SPONTAN

    Pendahuluan

    Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi

    sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Akan tetapi,karena jarangna janin

    ang dilahirkan dengan berat badan dib!ah "## gram dapat hidup terus, maka

    abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin men$apai berat "##

    gram atau kurang dari %# minggu. Sedangkan abortus spontan adalah abortus ang

     berlangsung tanpa ada tindakan medis&', %(

    )endapatkan data ang akurat untuk menentukan insidensi dari abortus

    spontan ang benar se$ara keseluruhan, serta pada beberapa subkelompok !anita,

    $ukup sulit karena kemungkinan adana bias ang disebabkan oleh proses seleksi.

    Sekitar '"* hingga %#* dari kehamilan berakhir pada abortus spontan. +engan

     penggunaan pemeriksaan human chorionic gonadotropin &h-( untuk mendeteksi

    hilangna kehamilan subklinis, persentasena meningkat hingga #*. Sekitar /#*

    abortus spontan terjadi pada trimester pertama0 insidensina mengalami penurunan

    seiring dengan bertambahna usia kehamilan. )ungkin data ang paling akurat

     berasal dari penelitian ang dilakukan oleh Regan dan rekan. Pada penelitian ini 1#

    !anita ang sedang hamil di!a!an$arai sebelum konsepsi dan diperiksa dengan

    ultrasonogra2i sesegera mungkin setelah di$urigai ada kehamilan dan kemudian

    dilakukan se$ara teratur selama trimester pertama. Insidensi se$ara keseluruhan dari

    abortus spontan adalah sebesar '%* dan setengahna telah terjadi sebelum / minggu

    gestasi. Angka abortus pada primigra3ida hana sebesar "* sedangkan pada

    multigra3ida sebanak '4*. 5anita ang kehamilan terakhirna berjalan lan$ar juga

    memiliki angka abortus ang rendah &"*(, sedangkan !anita ang kehamilan

    terakhirna mengalami keguguran memiliki angka abortus sebesar %#*. Angka

    tertinggi abortus &%4*( terjadi pada kelompok !anita ang hamil di masa lalu tetapi

    mengalami keguguran karena abortus spontan. &, "(

    1

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    2/19

    5aburton dan 6raser meneliti insidensi abortus selama '# tahun dalam sebuah

    kelompok ang berjumlah lebih dari %## orang !anita ang sedang hamil,paling

    tidak %# minggu masa gestasi. Insidensi se$ara keseluruhan dari abortus adalah

    sebesar '4,7*, dan resiko terhentina kehamilan karena abortus spontan meningkat

    seiring dengan bertambahna paritas, usia maternal, dan usia paternal. Setiap

     parameter ini adalah 2aktor resiko independen untuk abortus, dan in2ormasi ini telah

    dikon2irmasikan dengan penelitian ang lain. Peneliti ini juga menemukan bah!a

    dalam kelompok !anita ini ang sebelumna telah melahirkan paling tidak satu orang

     bai ang dapat bertahan hidup, insidensi abortus adalah sebesar '%,* jika mereka

    sebelumna tidak pernah mengalami keguguran.&(

    8nudsen dan rekan meninjau data dari semua pasien ang dira!at di rumah

    sakit di +enmark antara tahun '9/# dan '9/4. Terdapat sebanak ,9## abortus

    spontan selama periode " tahun. Insidensi abortus spontan se$ara keseluruhan adalah

    sebesar '',*, ang mengalami peningkatan pada !anita ang berusia lebih dari "

    tahun. Resiko abortus pada !anita ang berusia " hingga 4# tahun adalah sebesar 

    %'*, dan untuk !anita ang berusia lebih dari 4# tahun adalah sebesar 4%*. Angka

    abortus spontan juga meningkat seiring dengan jumlah keguguran ang sebelumna.

    Resiko abortus pada !anita ang tidak memiliki bai hidup dengan pernah

    mengalami satu kali abortus sebelumna adalah sebesar '*. +engan dua kali

    mengalami keguguran sebelumna adalah sebesar %"*. :ang mengalami tiga kali

    sebelumna adalah sebesar 4"*, dan ang mengalami abortus sebanak 4 kali

    sebelumna meningkat menjadi sebesar "4*.&(

    8eguguran sangat umum terjadi. Perkiraan terakhir bah!a hana sekitar 

    1%,"* kehamilan dapat melahirkan dengan selamat %',9* berakhir pada abortus

    ang medi$inalis ',/* mengalami abortus spontan ',* mengalami kehamilan

    ektopik dan #,"* berakhir dengan kematian janin. Perkiraan ang lain menempatkan

    abortus spontan sebesar '";4#*. Semakin muda usia gestasi, semakin besar 

    kemungkinan terjadi abortus spontan. Sekitar 7"* terjadi sebelum minggu '1, dan

    2

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    3/19

    sekitar 1#* terjadi sebelum minggu '%. Paling tidak /#* semua kehamilan berakhir 

    se$ara spontan sebelum !anita atau dokter mengetahui adana kehamilan

    Angka mortalitasna karena abortus spontan $ukup ke$il ,7 per '##,###(,

    tetapi 2aktor resiko men$akup< !anita ang berusia = " tahun, ras selain kulit putih,

    dan abortus pada trimester kedua. Penebab langsung dari kematian men$akup<

    in2eksi &"9*(, perdarahan &'/*(, emboli &'*(, komplikasi karena anastesi &"*(,

    dan penebab ang lain &"*(.&4(

    >TIO?O-I &1(

    ?ebih dari /# persen abortus terjadi pada '% minggu pertama kehamilan, dan

    setidakna setengahna diakibatkan oleh anomali kromosom. Setelah trimester 

     pertama, tingkat abortus dan insidensi anomali kromosom menurun. )ekanisme ang

    tepat ang bertanggung ja!ab terhadap terjadina abortus tidak selalu jelas, tetapi

    dalam bulan pertama kehamilan, kematian embrio atau janin hampir selalu

    mendahului pengeluaran hasil konsepsi se$ara spontan. 8arena alasan ini,

    menemukan penebab abortus di a!al kehamilan melibatkan kepastian penebab

    kematian janin. +alam bulan;bulan berikutna, janin sering tidak mati sebelum

     pengeluaran, karena itu, penjelasan lain terjadina pengeluaran ang harus di$ari.

    Faktor janin

     Perkembangan Zigotik Yang Abnormal

    Abortus spontan pada a!al kehamilan biasana memperlihatkan kelainan

     perkembangan @igot, embrio, janin atau pada !aktu terbentuk plasenta. +ari '###abortus spontan ang dianalisis oleh ertig dan Sheldon &'94(, setengahna

    menunjukkan degenerasi atau tidak adana embrio, aitu, blighted ovum. Polandia

    dan rekan &'9/'( mengidenti2ikasikan disorganisasi mor2ologi dari pertumbuhan pada

    4# persen abortus spontan ang terjadi sebelum %# minggu

    3

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    4/19

     Abortus Aneuploid

    Sekitar "# sampai 1# persen dari embrio dan janin a!al ang mengalami

    abortus spontan mengalami kelainan kromosom, ter$atat pada sebagian besar 

    hilangna kehamilan. a$obs dan assold &'9/#( melaporkan bah!a sekitar 9" persen

    dari kelainan kromosom adalah karena kesalahan gametogenesis ibu dan " persen

    karena kesalahan gametogenesis aah.

    Trisomi autosomal   adalah anomali kromosom ang paling sering

    teridenti2ikasi ang berhubungan dengan abortus pada trimester pertama.

     Monosomi X (45, X, adalah abnormalitas kromosomal ang tersering kedua,

     biasana menebabkan abortus dan lebih jarang terjadi pada bai perempuan ang

    lahir hidup &sindrom Turner(.

    Triploid! sering dikaitkan dengan degenerasi hidropik plasenta &molar(. )ola

    hidatidosa ang inkomplit &parsial( mungkin berisi triploid atau trisomi hana untuk 

    kromosom '1.

     Abortuses tetraploid   jarang ang lahir hidup dan paling sering mengalami

    keguguran pada a!al kehamilan.

     "elainan struktur kromosom, teridenti2ikasi hana sejak perkembangan teknik 

    banding , jarang menebabkan keguguran. Beberapa bai ang lahir hidup dengan

    translokasi ang seimbang mungkin mun$ul normal.

    4

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    5/19

     Abortus #uploid

    anin euploid $enderung untuk mengalami keguguran diakhir masa gestasi

    daripada aneuploid. 8ajii dan rekan &'9/#( melaporkan bah!a !alaupun tiga

     perempat dari abortus aneuploid terjadi sebelum / minggu, abortus euploid

    memun$ak sekitar ' minggu. Stein dan rekan &'9/#( memberikan bukti bah!a

    insiden abortus euploid meningkat se$ara dramatis setelah usia ibu melebihi " tahun.

    Faktor ibu

    Penebab abortus euploid kurang dipahami, meskipun berbagai gangguan

    kesehatan, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan telah terlibat.

    In2eksi

    Berbagai ma$am in2eksi jarang menjadi penebab abortus pada manusia

    &Ameri$an ollege o2 Obstetri$ians dan -ne$ologists, %##'a(. )eskipun  $rucellaabortus  dan %amp!lobacter    &etus menebabkan abortus ang kronis pada sapi,

    mereka tidak terlalu signi2ikan pada manusia &Sauer!ein dan rekan, '99(. Para

     peneliti juga tidak menemukan bukti bah!a baik  'isteria monoc!togenes  atau

    %hlam!dia trachomatis menebabkan keguguran pada manusia &6eist dan asosiasi,

    '9990 Osser dan Persson, '9910 Paukku dan rekan, '999(. +alam studi prospekti2 

    kon3ersi serologi, 3irus herpes simpleC tidak meningkatkan kejadian abortus setelah

    in2eksi pada a!al kehamilan &Bro!n dan rekan, '997(.

    5

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    6/19

    8elainan endokrin

    • potiroidisme

    8ekurangan odium dapat berhubungan dengan keguguran ang

     berlebihan &astaneda dan rekan kerja, %##%(. >2ek hipotiroidisme klinis pada

    keguguran di a!al kehamilan belum banak diteliti. Akan tetapi, autoantibodi

    tiroid telah dikaitkan dengan peningkatan insiden abortus sekalipun tidak terlihat

     jelas adana hipotiroidisme &+aan dan +aniels, '991 Stagnaro ;-reen dan rekan,

    '99#(. Sebalikna, ang lain telah menemukan bah!a !anita dengan abortus

    ang berulang tidak memiliki insiden lebih besar dari antibodi antitiroid dari

    kontrol ang normal &>splin dan rekan, '99/0 Pratt dan rekan, '994(.

    • +iabetes )ellitus

    Tingkat abortus spontan dan mal2ormasi kongenital keduana meningkat

     pada !anita dengan diabetes ang bergantung insulin &-reene, '999(. Risiko

    ang tampakna terkait dengan tingkat kontrol metabolik pada trimester pertama.

    +alam sebuah penelitian prospekti2, )ills dan rekan &'9//( melaporkan bah!a

    kendali glukosa ang sangat baik dalam !aktu %' hari pembuahan menghasilkan

    angka abortus spontan mirip dengan $ontrol ang nondiabetik. Bagaimanapun,

     pengendalian glukosa ang buruk menebabkan peningkatan angka abortus. raig

    dan rekan &%##%( telah melaporkan insiden ang lebih tinggi dari resistensi insulin

     pada !anita dengan keguguran ang berulang.

    •  Nutrisi

    +e2isiensi gi@i dari jenis nutrisi apapun atau de2isiensi moderat dari semua

    nutrisi tampakna tidak menjadi penebab penting dari abortus. +emikian pula,

    6

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    7/19

    mual dan muntah ang berkembang umumna selama a!al kehamilan dan

    kehilangan berat badan jarang diikuti dengan abortus spontan.

    • Penggunaan Obat dan 6aktor ?ingkungan

    Berbagai ma$am obat ang berbeda telah dilaporkan dikaitkan dengan

     peningkatan insiden abortus.

    Tembakau

    )erokok telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadina abortus

    euploid &arlap dan Shiono, '9/#(. Untuk !anita ang merokok lebih dari '4

     batang sehari, risikona sekitar dua kali lipat lebih besar daripada risiko kontrol

    &8line dan rekan, '9/#(. Armstrong dan rekan &'99%( menghitung bah!a risiko

    abortus meningkat se$ara linear dengan 2aktor ',% untuk setiap '# rokok ang

    dihisap per hari, sesuai dengan 2aktor ',4 ang dihitung oleh hatenoud dan rekan

    &'99/(. +ua penelitian terbaru, bagaimanapun, telah gagal untuk mendukung

    hubungan ini &Ras$h, %##0 5isborg dan rekan, %##(.

    Alkohol

    Baik abortus spontan dan kelainan janin dapat diakibatkan oleh

     penggunaan alkohol pada saat / minggu pertama kehamilan &6lod dan rekan,

    '999(.

    8a2ein

    Armstrong dan rekan &'99%( melaporkan bah!a !anita ang

    mengkonsumsi minimal " $angkir kopi per hari memperlihatkan sedikit

     peningkatan resiko abortus dan bagi mereka ang minum lebih dari " $angkir 

    sehari, risiko berkorelasi dengan jumlah $angkir ang dikonsumsi per hari.

    7

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    8/19

    • 6aktor imunologi

    Banak perhatian telah di2okuskan pada sistem kekebalan tubuh ang

     penting dalam keguguran berulang. +alam menganalisis studi disusun, 8utteh dan

    PasDuarette &'99"( menetapkan bah!a '" persen dari lebih dari '### !anita

    dengan keguguran berulang memiliki 2aktor autoimmune ang telah dikenali. +ua

    model pato2isiologi primer adalah teori autoimmune &kekebalan terhadap diri( dan

    teori alloimmune &kekebalan terhadap orang lain(.

    6aktor autoimmune

    Antibod anti2os2olipid dapat menjadi sebuah imunoglobulin - &Ig-(,

    IgA, atau Ig) isotipe. )ekanisme abortus pada kehamilan pada !anita dengan

    antibodi ini melibatkan trombosis plasenta dan in2ark. +alam satu mekanisme

    ang telah dipostulasikan, antibodi dapat menghambat pelepasan prostasiklin,

    suatu 3asodilator poten dan penghambat agregasi trombosit. Sebalikna,

    trombosit menghasilkan tromboksan A%,  suatu 3asokonstriktor dan aggregator 

     platelet. )ereka juga telah terbukti dapat menghambat akti3asi protein , angmenebabkan koagulasi dan pembentukan 2ibrin.

    6aktor alloimmune

    Berbagai ma$am gangguan alloimmune telah dikemukan dapat

    menebabkan abortus ang berulang, dan berbagai terapi untuk memperbaiki

    gangguan ini telah diajukan.

    • Trauma 6isik

    elas, trauma perut ang parah dapat memi$u abortus..  )enentukan

     pengaruh trauma ke$il pada angka abortus, bagaimanapun juga, menimbulkan

    masalah.

    8

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    9/19

    • +e2ek Uterus

    +e2ek Uterus ang didapat

    Bahkan leiomioma uterus ang besar dan multipel biasana tidak 

    menebabkan abortus.. 8etika dihubungkan dengan abortus, lokasi mereka lebih

     penting daripada ukuran mereka. indrom Asherman,  ditandai dengan sinekia

     pada uterus, biasana disebabkan oleh kerusakan areal endometrium ang

    disebabkan oleh kuretase. ika setelah itu terjadi kehamilan, jumlah endometrium

    ang tersisa mungkin tidak $ukup untuk mendukung kehamilan, dan abortus

    mungkin terjadi. Sebuah hsterosalpingogram ang menunjukkan karakteristik 

    multiple &illing de&ect   mungkin menunjukkan indrom Asherman, tetapi

    histeroskopi adalah pemeriksaan paling akurat dan langsung dapat

    mengidenti2ikasi kondisi uterus &Ra@iel dan rekan, '994(.

    Pengobatan ang direkomendasikan terdiri dari lisis dari perlekatan

    melalui histeroskopi dan penempatan alat kontrasepsi untuk men$egah

    terulangna abortus. Beberapa dokter juga merekomendasikan pemberian terapiestrogen dosis tinggi se$ara berkelanjutan selama 1# sampai 9# hari setelah

    adhesiolisis. )aret dan Israel &'9/'( melaporkan bah!a abortus berkurang dari

    /# menjadi '" persen dengan terapi ini.

    • +e2ek Perkembangan Uterus

    8ontro3ersi seputar pertanaan apakah de2ek uterus menebabkan

    abortus, dan oleh karena itu, apakah dengan melakukan koreksi dapat men$egah

    hal tersebut &Ameri$an ollege o2 Obstetri$ians dan -ne$ologists, %##'a(,.

    +engan demikian prosedur koreksi dari uterus untuk pen$egahan abortus jika

    dilakukan pada semua kasus, harus dilakukan sebagai upaa terakhir, dengan

     pemahaman ang penuh bah!a mereka mungkin kurang manjur.

    9

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    10/19

    Ser3iks ang tidak kompeten

    Biasana, istilah serviks tidak kompeten menjelaskan entitas obstetri$ ang

    diskrit. Se$ara klasik, hal ini ditandai dengan dilatasi ser3iks ang neri pada

    trimester kedua, dengan prolaps dan pembengkakan membran ke dalam 3agina,

    diikuti oleh pengeluaran janin ang belum matang. 8e$uali diobati se$ara e2ekti2,

    rangkaian peristi!a ini dapat terulang di kehamilan berikutna.

    Saangna, !anita dengan kehamilan ang keguguran pada trimester kedua

    seringkali memiliki ri!aat dan temuan klinis ang menulitkan untuk 

    membedakan inkompetensi ser3iks dengan penebab keguguran pada

    midtrimester.

    Saat ini, perhatian di2okuskan pada penggunaan US- trans3aginal untuk 

    membantu dalam mendiagnosis inkompetensi ser3iks. Beberapa studi telah

    menunjukkan bah!a si2at tertentu dari leher rahim, terutama panjang leher rahim,

     bila diukur pada pertengahan trimester kedua, dapat memprediksi kelahiran

     prematur.

    PATO?O-I

    Pendarahan ke dalam desidua basalis, ang diikuti oleh nekrosis jaringan ang

     berdekatan dengan pendarahan, biasana menertai abortus,jika pada a!al

    terlepasna sel telur, merangsang kontraksi rahim ang berakibat pada pengeluaran

    tersebut. 8etika kantung kehamilan dibuka, $airan ini umumna ditemukan di sekitar 

     janin ke$il ang termaserasi, atau tidak ada janin terlihat;ang disebut blighted ovum)

    &1( 

    +alam abortus ang terjadi di akhir masa kehamilan, beberapa hasil keluaran

    mungkin terjadi. anin tetap dapat mengalami maserasi, di mana tulang tengkorak 

    han$ur, perut tegang dengan $airan ang ter$ampur darah, dan organ;organ internal

    10

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    11/19

     berdegenerasi. 8ulit dapat terkelupas didalam rahim atau karena sentuhan ang

    lembut. Atau, ketika $airan amnion diserap, janin dapat menjadi tertekan dan kering,

    membentuk compressus &etus,) 8adang;kadang janin dapat menjadi begitu kering dan

    terkompresi ang menerupai; &etus pap!raceous)&1(

    )ANI6>STASI 8?INIS

    Aspek klinis dari abortus spontan terbagi menjadi lima subkelompok< abortus

    iminens, insipiens, komplit atau inkomplit, missed aborttion, dan abortus habitualis.

    Abortus iminens &1(

    +iagnosis klinis abortus iminen terjadi ketika pengeluaran sekret berdarah

    dari 3agina atau pendarahan mun$ul melalui os ser3iks ang tertutup selama trimester 

     pertama kehamilan. Umumna terjadi, ber$ak pada 3agina atau perdarahan ang lebih

     berat selama a!al kehamilan dapat bertahan selama beberapa hari atau minggu dan

    dapat mempengaruhi satu dari empat atau lima !anita hamil. Se$ara keseluruhan,

    sekitar setengah dari kehamilan akan mengalami keguguran, meskipun risiko tersebut

    se$ara substansial lebih rendah jika akti3itas jantung janin dapat didokumentasikan

    &Tongsong dan rekan, '99"(. Bahkan tanpa abortus janin ini berada pada peningkatan

    risiko akan mengalami kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan kematian perinatal

    &Bat@o2in, '9/40 6underburk, '9/#0 5eiss, %##4, dan rekan;rekan(. :ang terpenting,

    tidak meningkatkan risiko kelahiran bai $a$at.

    Pendarahan biasana dimulai pertama, dan kram pada perut dapat terjadi

     beberapa jam sampai beberapa hari kemudian. Rasa sakit pada abortus dapat

     bermani2estasi sebagai kram pada bagian anterior dan jelas berirama, dan

     bermani2estasi sebagai sakit punggung bagian ba!ah ang terjadi terus;menerus,

    terkait dengan perasaan tertekanna panggul, atau sebagai rasa tidak naman ang

     bersi2at tumpul, di garis tengah, dan didaerah suprapubik. Apapun bentuk rasa sakit

    11

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    12/19

    ang terjadi, kombinasi perdarahan dan neri memprediksi prognosis ang buruk 

    untuk kelanjutan kehamilan.

    Abortus insipiens &1(

    Pe$ahna membran, dibuktikan dengan adana kebo$oran pada $airan

    amnion, dengan adana tanda dilatasi ser3iks hampir memastikan adana abortus.

    Umumna, baik kontraksi uterus ang dimulai segera, menebabkan terjadina

    abortus atau berkembangna in2eksi. arang, terjadina semburan $airan dari uterus

    selama paruh pertama kehamilan tanpa menimbulkan konsekuensi ang serius.

    airan mungkin telah terkumpul sebelumna diantara amnion dan $horion. adi, jika

    keluarna $airan se$ara tiba;tiba pada a!al kehamilan terjadi sebelum neri, demam,

    atau perdarahan, !anita tersebut mungkin harus diistirahatkan dan di obser3asi. ika

    setelah 4/ jam terdapat $airan tambahan amnion ang telah keluar, dan tidak ada

     perdarahan, neri, atau demam, ia dapat melanjutkan kegiatan seperti biasa ke$uali

    kegiatan penetrasi 3agina. Akan tetapi, jika semburan $airan disertai atau diikuti oleh

    neri, atau demam, harus dipertimbangkan adana abortus insipiens dan rahim telah

    dikosongkan.

    Abortus inkomplit dan komplit &1( Abortus 

    8etika plasenta, se$ara keseluruhan atau sebagian, terlepas dari rahim,

    kemudian akan terjadi perdarahan. Setelah perlengketan telah terlepas se$ara

    keseluruhan dan terjadi pengeluaran konsepsi, abortus ini disebut abortus komplit, os

    ser3iks internal menutup. Akan tetapi, pada saat abortus inkomplit, os ser3iks internal

    tetap terbuka dan memungkinkan pengeluaran darah. anin dan plasenta mungkin

    tetap sepenuhna dalam rahim atau sebagian dapat keluar melalui os ang melebar.

    Abortus inkomplit mungkin atau tidak mungkin membutuhkan dilatasi ser3iks

    tambahan sebelum kuretase. +alam banak kasus, sisa jaringan plasenta hana sedikit

    melekat di saluran leher rahim, ang memungkinkan melakukan ekstraksi dengan

    12

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    13/19

    mudah dari os eksternal ang terpapar dengan $in$in 2orsep. 8uret penghisap, seperti

    dijelaskan kemudian, e2ekti2 menge3akuasikan rahim.

    Perdarahan dari abortus inkomplit dari kehamilan ang lebih tua meskipun

     jarang 2atal, kadang;kadang berat. Oleh karena itu, pada !anita dengan kehamilan

    ang lebih tua atau dengan perdarahan berat, e3akuasi harus segera dilanjutkan.

    +emam tidak boleh menghalangi kuretase sesaat setelah antimikroba ang sesuai

    telah diberikan.

    )issed abrtion &1(

    +alam hal ini, rahim tetap mempertahankan produk mati dari konsepsi dimana

    os ser3iks tertutup untuk berhari;hari atau bahkan berminggu;minggu. +alam $ontoh

    ang khas, kehamilan a!al ini tampakna menjadi kehamilan ang normal, dengan

    amenore, mual dan muntah, perubahan paudara, dan pertumbuhan rahim. Setelah

    kematian janin, mungkin ada atau mungkin tidak ada perdarahan 3agina atau gejala

    lain dari abortus teran$am. Selama berhari;hari atau minggu, rahim tetap memiliki

    ukuran ang sama, tapi kemudian se$ara bertahap menjadi lebih ke$il. PerubahanPaudara biasana regresi, dan perempuan sering kehilangan beberapa kilogram.

    Banak !anita tidak bergejala selama periode ke$uali amenore persisten. ika abortus

    ang terle!atkan diterminasi, dan kebanakan diterminasi, proses pengeluaran adalah

    sama seperti pada abortus ang lain.

    Abortus habitualis &1(

    +itentukan oleh berbagai kriteria jumlah dan urutan, abortus berulang dalam

    de2inisi ang berlaku umum merujuk pada tiga atau lebih abortus spontan ang

     berturut;turut. Pada kebanakan kasus, abortus spontaneous ang berulang

    kemungkinan adalah 2enomena ang kebetulan saja.

    13

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    14/19

    Ameri$an ollege o2 Obstetri$ians dan -ne$ologists &%##'a( mengakui

    hana dua jenis tes ang memiliki nilai ang jelas dalam penelidikan keguguran

     berulang< &'( analisis sitogenetika orang tua, dan &%( antikoagulan lupus dan

     pemeriksaan antibodi anti$ardiolipin. Sitogenetika, selain memberikan penjelasan

    ang potensial untuk abortus, dapat mengidenti2ikasi pasangan ang beresiko

    melahirkan bai dengan translokasi kromosom ang tidak seimbang.

    +IA-NOSIS

    Abortus iminen ditandai oleh perdarahan per3aginam pada !anita ang telah

    dipastikan hamil. Perdarahan trimester pertama pada !anita hamil memiliki diagnosis

     banding ang $ukup luas &gambar '( dan harus die3aluasi dengan anamnesis ang

    lengkap dan pemeriksaan 2isis. Pemeriksaan laboratorium harus men$akup potassium

    hidroksida dan preparat basah mikroskopis dari semua se$ret 3agina, pemeriksaan

    darah rutin, tipe darah dan pemeriksaan rhesus, serta pemeriksaan serum h-

    kuantitati2. Ultrasonogra2i sangat penting untuk mengidenti2ikasi status kehamilan

    dan mem3eri2ikasi bah!a kehamilanna intrauterin. 8etika ultrasonogra2i

    trans3agina memperlihatkan uterus ang kosong dan le3el kuantitati2 serum h-

    lebih besar daripada ',/## mIU per m?, harus dipertimbangkan adana kehamilan

    ektopik. ika dengan ultrasonogra2i didapatkan uterusna kosong, hal ini menandakan

    abortus spontan komplit, tetapi diagnosis ini belum de2initi2 hingga diagnosis

    kehamilan ektopik dapat dihilangkan. Resiko abortus spontan menurun dari "#*

    hingga persen ketika denut jantung janin dapat diidenti2ikasi dengan menggunakan

     pemeriksaan US-. 8etika pemeriksaan klinis memperlihatkan adana dilatasi

    ser3iks, dapat ditetapkan adana abortus spontan. Namun, pemeriksaan ser3iks tidak 

    dapat membedakan antara abortus komplit dan inkomplit. +apat dilakukan

    ultrasonogra2i trans3aginal untuk menemukan hasil konsepsi, dengan sensiti3itas

    sebesar 9# hingga '##* dan spesi2itas /# hingga 9%*.&9(

    14

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    15/19

    -ambar '< algoritma untuk menegakkan diagnosis abortus spontan &9(

    15

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    16/19

    P>)>RI8SAAN P>NUNAN-

    US- trans3aginal sangat membantu dalam mendokumentasikan kehamilan

    intrauterin pada saat kehamilan 4;" minggu. -erakan jantung janin harus dilihat

    dalam embrio = " mm dari kepala ke pantat atau dalam embrio setidakna kehamilan

    ";1 minggu. US- berguna dalam menentukan kehamilan ang laak dan ang paling

    mungkin dapat mengalami keguguran.&7(

    Pada abortus iminens, US- akan memperlihatkan kantung kehamilan normal

    dan embrio ang laak. Namun, kantung ang besar atau tidak teratur, sebuah kutub

     janin ang eksentrik, adana perdarahan retro$horioni$ &= %"* dari ukuran kantung(,

    dan E atau denut jantung janin ang melambat &F/" bpm( memba!a prognosis ang

     buruk. ika janin 1 minggu atau kurang ang mampu hidup terlihat di US-, risiko

    keguguran sekitar '";#*. Risiko menurun menjadi ";'#* pada 7;9 minggu

    kehamilan dan kurang dari "* setelah kehamilan 9 minggu.&7(

    Pada abortus ang tidak lengkap, kantung kehamilan biasana kempis, dan

    tidak teratur, bahan e$hogenik ang me!akili jaringan plasenta terlihat dalam ronggarahim. +alam abortus lengkap, endometrium tampak jelas, dengan tidak ada produk 

    ang terlihat dari konsepsi.&7( 

    Sebuah embrio atau janin tanpa gerakan jantung sesuai dengan gambaran

    abortus ang terle!atkan, sedangkan kantung kehamilan ang abnormal, tanpa

    kantung olk atau embrio, sesuai dengan gambaran blighted ovum. 8ebanakan ibu

    mengalami keguguran satu minggu sebelum ibu mengeluh tanda;tanda atau gejala.&7( 

    16

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    17/19

    P>N->?O?AAN ABORTUS

    >3akuasi +engan ara Pembedahan&/( 

    Sejak abad kesembilan belas, e3akuasi rahim dengan pembedahan telah

    menjadi pengobatan standar ang dita!arkan oleh ginekolog kepada mereka ang

    membutuhkan pengobatan setelah mengalami keguguran pada trimester pertama.

    Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bah!a sisa jaringan meningkatkan risiko

    in2eksi dan perdarahan. Namun, e3akuasi bedah diperkenalkan pada saat ketika

    tinggina angka produk ang tertahan dan in2eksi dengan morbiditas dan mortalitas

    ang kemungkinan disebabkan oleh tinggina jumlah terminasi kehamilan ang ilegal

    dan tidak adana pemberian pengobatan antibiotik apapun. Insidensi abortus sepsis

    telah menurun se$ara dramatis di Inggris setelah pengenalan tindakan abortus pada

    tahun '917.

    >3akuasi dengan pembedahan tetap menjadi pilihan pengobatan jika terjadi

     perdarahan ang berlebihan, tanda;tanda 3ital tidak stabil atau terin2eksi oleh jaringan

    ang masih tersisa. 8urang dari '#* !anita mengalami keguguran dalam kategoriini. Namun banak !anita ketika dita!arkan pilihan pengobatan masih akan memilih

    e3akuasi bedah karena memberikan terminasi kehamilan ang $epat dan

    memungkinkan !anita untuk menjad!alkan pengobatan dan komitmen untuk 

    mera!at anakna

    ika e3akuasi bedah adalah pengobatan ang akan digunakan, kuretase dengan

    alat penghisap adalah metode pilihan karena pengobatan ini terkait dengan

    komplikasi ang lebih sedikit. 8omplikasi ang serius termasuk per2orasi rahim,

    cervical tears, adhesi intrauterin dan perdarahan harus disertakan pada semua brosur 

    in2ormasi untuk pasien dan jelas dinatakan dalam segala bentuk persetujuan bedah

    sebelum dilakukan operasi

    17

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    18/19

    Pengelolaan )edis&/(

    Beberapa agen 2armakologis, ang mampu merangsang abortus, telah tersedia

    selama %# tahun terakhir. Penghentian kehamilan se$ara medis sekarang dikenal

    dengan baik sebagai pilihan pengobatan ang e2ekti2. Sehingga metode ini mengalami

    kemajuan dalam hal penggunaan obat ini untuk pengelolaan keguguran.

    )i2epristone memblok reseptor progesteron, membalikkan e2ek progesteron

    selama kehamilan. Akibatna, terdapat peningkatan leukosit dan sel darah merah ke

    desidua diikuti dengan pelepasan prostaglandin dan sitokin.Penambahan analog

     prostaglandin >' sintetik menebabkan kontraksi ang kuat. Proses ini agak meniru

     peristi!a keguguran spontan.

    )i2epristone dapat digunakan untuk menginduksi perubahan ser3ikal dan

     biasana diberikan se$ara oral, diikuti 1;4/ jam kemudian dengan pemberian salah

    satu analog prostaglandin. )i2epristone diberikan dalam dosis mulai dari %## mg

    sampai 1## mg, namun, penelitian telah menunjukkan bah!a dosis ang lebih rendah

    memiliki khasiat ang sama tetapi dengan penurunan e2ek samping ang signi2ikan,terutama mual dan muntah.Pilihan pengobatan harus mempertimbangkan gejala;

    gejala pasien, jenis keguguran, 3olume jaringan ang tertahan dan pilihan pasien.

    +ua prostaglandin analog ang umum digunakan adalah gemeprost dan

    misoprostol. 8arena misoprostol lebih murah, tidak memerlukan pendinginan dan

    dapat diberikan dalam dosis ang berbeda melalui rute ang berbeda, ini adalah ang

     paling umum digunakan dalam penelitian ang diterbitkan baru;baru ini. Penelitian

    tampakna menunjukkan bah!a meskipun misoprostol sublingual atau oral e2ekti2,

     pemberian melalui 3agina mun$ul untuk memberikan kemanjuran ang maksimal

    dengan e2ek samping minimal. Peningkatan dosis misoprostol mun$ul untuk 

    men$apai tingkat keberhasilan ang agak lebih tinggi tapi dengan peningkatan risiko

    e2ek samping &terutama gastrointestinal(.

    18

  • 8/18/2019 Aborsi Spontan

    19/19

    Penggunaan manajemen medis dalam kasus;kasus abortus tidak lengkap

    mungkin tidak menunjukkan man2aat ang besar dibandingkan pengelolaan

    konser3ati2. Namun, dalam pengelolaan keguguran ang tidak diketahui memiliki

    keuntungan ang signi2ikan. Sebuah uji klinis se$ara a$ak menunjukkan keberhasilan

    /#* dengan misoprostol 3aginal dibandingkan dengan '1* pada kelompok plasebo.

    19