Ab i

11
AB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar anak dapat melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Aktifitas bermain dirumah sakit ini disebut "Play Therapy Program" (Program Terapi Bermain). Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak teratasi. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan terapi bermain terhadap tumbuh kembang anak dapatmengurangi kecemasan akibat hospitalisasi. Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga anak tidak merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit. Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks. Karena pentingnya manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak sakit dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi bermain terhadap anak usia pre-school berupa

Transcript of Ab i

Page 1: Ab i

AB IPENDAHULUAN

1.      Latar BelakangAktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar anak dapat melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Aktifitas bermain dirumah sakit ini disebut "Play Therapy Program" (Program Terapi Bermain).

Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak teratasi. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan terapi bermain terhadap tumbuh kembang anak dapatmengurangi kecemasan akibat hospitalisasi.

Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga anak tidak merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit.

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.Karena pentingnya manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak sakit dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi bermain terhadap anak usia pre-school berupa mewarnai gambar yang dirawat di rumah sakitperlu segera dilaksanakan

2.      Tujuana.       Tujuan Umum:Û      Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada

anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.b.      Tujuan Khusus:

Page 2: Ab i

Û      Meningkatkan  perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.Û      Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam mewarnai gambar.Û      Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak tidak

kehilangan waktu bermain.

BAB IITINJAUAN TEORI

A.    MEWARNAI GAMBAR         I.     Definisi

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.(www.pediatric.com)

      II.     Manfaata.    Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik

(sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).b.    Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya” atau memberikan

pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.c.    Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat dan negatif.d.   Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional

anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.e.    Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan

kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit. (www.pediatric.com).

B.     TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL1.    Perkembangan Biologi BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).

Page 3: Ab i

 Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih :

Umur (dalam tahun) x 2 + 8                                

2.    Perkembangan Motorik Kasar Usia 36 bulana.    Pakai dan ganti baju sendirib.    Berjalan mundurc.    Naik turun tangga berganti-ganti kakid.   Berdiri sesaat dengan 1 kaki Usia 4 tahuna.    Melompat dengan satu kakib.    Memanjat dan melompatc.    Melempar bola cukup banyakd.   Naik tangga dengan lancar Usia 5 tahuna.    Melompat-lompat dengan 1 kakib.    Berlari tanpa kesulitanc.    Bermain lompat talid.   Mainan tangkape.    Naik turun tangga dengan lancar Usia 6 tahuna.    Berlari dengan baikb.    Berlari dan bermain secara bersamaanc.    Naik sepedad.   Menggambar orang lengkape.    Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar

3.    Perkembangan Motorik Halus Usia 36 bulana.    Memasang manik-manik besarb.    Melukis tanda silang dan bulatc.    Membuka kancing depan dan sampingd.   Menyusun 10 balok tanpa jatuh Usia 4 tahuna.    Menggunting gambar sederhanab.    Menggambar bujur sangkar Usia 5 tahuna.    Memukul kepala paku dengan palub.    Mengikat tali sepatuc.    Dapat menulis beberapa huruf alphabet

Page 4: Ab i

 Usia 6 tahunSuka menggambar, menulis dan mewarnai.

4.    Perkembangan Kognitif Fase prekonseptuala.    Memory span increaseb.    Centre on one aspect of situationc.    Classify object according to one characteristic Fase intuitivea.    Attention span increaseb.    Classify object in terms of their usec.    Egosentric interpretation of eventsd.   Irreversible thought

5.    Perkembangan Moral Orientasi pda hukum dan kepatuhan Anak berorientasi pada hal sebenarnya

6.    Perkembangan Bahasa Usia 3 tahuna.    Banyak bertanyab.    Berbicara saat ada atau tidak ada orangc.    Menggunakan bahasa telegravisd.   Menggunakan konsonan d,b,t,k,ye.    Menghilangkan w dari pembicaraanf.     Pembedaharaan kata 900 katag.    Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l) Usia 4 tahuna.    Perbendaharaan kata 1500 katab.    Menghitung 1 s/d 3c.    Menceritakan cerita jantung Usia 5 tahuna.    Perbendaharaan kata kira-kira 2100 katab.    Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara.c.    Menyebutkan empat atau lebih warnad.   Mengetahui nama-nama hari.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN1.    Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan2.    Status kesehatan anak sakit →perkembangan psikomotor kognitif terganggu3.    Jenis kelamin

Page 5: Ab i

4.    Lingkungan→lokasi, negara, kultur5.    Alat permainan → senang dapat menggunakan6.    Intelegensia dan status sosial ekonomi

D.    TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN1.    Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain2.    Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan3.    Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan4.    Tahap melamun

Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan berikutnya

E.     PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKITa.       Tidak banyak energi, singkat dan sederhanab.      Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medisc.       Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasiend.      Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasiene.       Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anakf.       Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan

F.     HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCULa.    Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usiab.    Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainanc.    Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.

G.    ANTISIPASI HAMBATANa.    Mencari pasien dengan kelompok usia yang samab.    Libatkan orang tua dalam proses terapi bermainc.    Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahand.   Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainane.    Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.

Page 6: Ab i

SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan         : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah SakitSub Pokok Bahasan  : Terapi Barmain Anak Usia Pre SchoolTujuan                       : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan AnakTanggal / Jam            : Hari / Tanggal           : Rabu / 19 Oktober 2011

Jam / Durasi               : Pkl. 10.00 WIB / 45 menitTempat Bermain       : Ruang Meadline FIKP UNAIR SurabayaPeserta                        : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Meadline FIKP UNAIR Surabaya yang memenuhi kriteria :

      Usia Pre-School (yang berusia 3-6 tahun)      Tidak mempunyai keterbatasan fisik      Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga      Pasien kooperatif

Peserta terdiri dari :      Anak usia pre-school sebanyak    orang      Perawat ruangan 1 - 2 orang.

Sarana dan Mediaa.    Sarana:Û      Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi.Û      Kursi untuk orang tua.b.    Media:Û      Kertas berisi gambar-gambar yang belum diwarnai.Û      Pensil warna (spidol, krayon)

PengorganisasianJumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 16 orang dan 1 orang observer dengan susunan sebagai berikut:Leader           : YulizarCo Leader     : Anik WidiatiObserver       : Nurma LindawatiFasilitator      :

1. Ahmad Khusairi2. Arie Kusuma3. Arista D

9. Masfhin M10. Nur Hidayati N A11. Prihatin

Page 7: Ab i

4. Ashof5. Caturia Sasti6. Dewi Sulistyorini7. Dwi Susi8. Endri Ekayanti

12. Rohmad Aprilianto13. Septi Nursanindah S14. Tyas Ajeng15. Ulum Mabruroh16. Yuniar Dwi 

Pembagian tugas sebagai berikut:a.    Leader, tugasnya:

Û      Membuka acara permainanÛ      Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.Û      Mengarahkan permainan.Û      Memandu proses permainan.

b.    Co Leader, tugasnya :Û      Membantu leader mengatur jalannya permainanÛ      Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leaderÛ      Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain

c.    Fasilitator, tugasnya:Û      Membimbing anak bermain.Û      Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnaiÛ      Memperhatikan respon anak saat bermain.Û      Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.

d.   Observer, tugasnya:Û      Mengawasi jalannya permainan.Û      Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.Û      Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.Û      Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

Rancangan Bermain :Permainan yang kita lakukan adalah menggambar. Setiap anak diberikan kertas kosong dan krayon atau spidol masing-masing satu. Kemudian leader memimpin jalannya permaianan dengan mengintruksikan kepada anak-anak untuk menggambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Co leader, fasilitator, observer melakukan tugas masing-masing.

Susunan Acara Bermain

NOWAKTU KEGIATAN BERMAIN KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :       Leader membuka kegiatan

dengan mengucapkan salam.       Leader memperkenalkan nama

terapis yang lain.       Leader menjelaskan tujuan dari

permainan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Page 8: Ab i

       Kontrak waktu Memperhatikan

2. 25 menit Pelaksanaan :       Leader dibantu oleh co leader

dan fasilitator untuk mengatur posisi duduk setiap terapis dengan dua orang pasien anak

       Fasilitator membagikan kertas bergambar  dan pensil warna kepada pasien.

       Fasilitator mengajak dan memotivasi klien (anak) untuk mengungkapkan gambar apa yang ada pada kertas.

       Memulai mewarnai gambar didampingi oleh fasilitator.

       Leader dan co leader memberi semangat pada anak selama proses mewarnai

       Fasilitator memotivasi anak untuk dapat memilih warna yang disukainya

      Apabila anak tidak mau aktif,melibatkan orang tua ataupendamping anak untukmembantu anak mewarnaigambar yang telah diberikan.

Berpindah posisi

Menerima kertas dan pensil warna

Menjawab

Mewarnai gambar

3. 10 menit Evaluasi :       Menanyakan kepada anak

tentang pemilihan warna yang telah dilakukan untuk mewarnai gambarnya

       Menanyakan tentang perasaan anak setelah diberi terapi bermain mewarnai

Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Terminasi :       Leader menutup acara

permainan dengan memberikan reward kepada seluruh peserta

       Salam penutup

Memperhatikan

Menjawab salam

Page 9: Ab i

Evaluasia)    Evaluasi Struktur         Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai         Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan         Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan         Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain dilakukan 1 hari

sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.b)   Evaluasi Proses         Leader dibentu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan         Respon anak baik selama proses bermain berlangsung         Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung         Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh fasilitator         Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain         Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik         Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masingc)      Evaluasi Hasil         Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan         Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang dieukainya         Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir         Pasien / anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat menyelesaikan

proses mewarnai hingga selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Ab i

Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA.

Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta.Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia: A. Samik

Wahab-Ed.15 EGC : JakartaMarkum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : JakartaSoetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: JakartaWong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC: Jakarta