AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N...

93
L L A A P P O O R R A A N N A A K K U U N N T T A A B B I I L L I I T T A A S S K K I I N N E E R R J J A A I I N N S S T T A A N N S S I I P P E E M M E E R R I I N N T T A A H H T T A A H H U U N N 2 2 0 0 1 1 6 6 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

Transcript of AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N...

Page 1: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN AAAKKKUUUNNNTTTAAABBBIIILLLIIITTTAAASSS KKKIIINNNEEERRRJJJAAA IIINNNSSSTTTAAANNNSSSIII PPPEEEMMMEEERRRIIINNNTTTAAAHHH

TTTAAAHHHUUUNNN 222000111666

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

Page 2: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

LLAAPPOORRAANN AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA IINNSSTTAANNSSII PPEEMMEERRIINNTTAAHH

TTAAHHUUNN 22001155

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2016

Page 3: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

LaporanAkuntabilitasKinerja BPTP Sumbar 2016

i

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sumatera Barat sebagai salah satu instansi penerintah

disusun sebagai pertanggung jawaban terhadap akuntabilitas kinerjanya sesuai

dengan tugas pokok, fungsi, dan kewenangan pengelolaan sumberdaya yang

ditetapkan sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan Inpres No. 7 tahun 1999 yang mengamanatkan tentang setiap instansi pemerintah

wajib menyusun LAKIP setiap akhir tahun anggaran, sesuai keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian No. 161/2006, BB Pengkajian mengemban mandate membina dan mengkoordinasikan

pelaksanaan , pengembangan, dan perakitan teknologi spesifik lokasi yang dilakukan Balai/Loka

Pengkajian Teknologi Pertanian (B/LPTP) Oleh karena itu, BB Pengkajian juga berkewajiban untuk

melaporkan Akuntabilitas Kinerja BPTP secara keseluruhan.

Kepada semua pihak yang telah beradaptasi dan berkontribusi dalam penyusunan laporan ini

disampaikan terima kasih. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi BB

Pengkajian dan BPTP dalam perbaikan kinerja kedepan.

KepalaBalai

Dr.Chandra Indrawanto,MSc

NIP. 19640218 198903 1 001

Page 4: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

LaporanAkuntabilitasKinerja BPTP Sumbar 2016

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

LAKIP ini dibuat dan disampaikan setelah selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian, pengkajian,

dan diseminasi tahun anggaran 2016 sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat sebagai instansi pemerintah.

Pada tahun anggaran 2016, kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi yang dilaksanakan

BPTP Sumatera Barat mendapat dukungan pendanaan APBN melalui DIPA BPTP Sumatera Barat; DIPA

BBP2TP, DIPA BB Mektan dan DIPA Badan Litbang Pertanian.

Kegiatan yang telah dilaksanakan terdiri dari satu program utama, yaitu: Penciptaan Teknologi

dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, dengan sub program Pengkajian dan Percepatan

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan 8 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi

unggulan spesifik lokasi; (2) Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna; (3) Kegiatan

strategis nasional/ Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat

mencapai target sasarannya; (4) Kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan

inovasi pertanian; (5) Rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan pertanian; (6)

Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian; (7) Jumlah

Produksi Benih Sumber; (8) Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.

Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan (input) Sumber Daya

Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan

lain adalah sebesar 100%, sedangkan realisasi keluaran output secara keseluruhan mencapai

102,71% Meskipun demikian ada capaian output kegiatan kurang tidak mencapai realisasi

100%. Sedangkan persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan

termasuk relatif tinggi, yaitu mencapai (90,93%).

Tingginya capaian realisasi ini disebabkan antara lain: (1) Kerjasama yang baik antara

peneliti, penyuluh, litkayasa, dan seluruh staf administrasi/keuanganBPTP Sumatera Barat; (2)

Kegiatan monitoring dan evaluasi secara terus menerus dan berkala; (3) Terintegrasinya

beberapa kegiatan seperti SLPTT (padi, dan jagung ), PSDS/K, MKRPL, dan Pengembangan

Kawasan Hortikultura; (4) Kerjasama yang terjalin baik dengan dinas/instansi terkait baik di

tingkat pusat maupun daerah; dan (5) Perhatian dan dukungan yang tinggi dariKepala BPTP

Sumatera Barat.

Page 5: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Ikhtisar Eksekutif ii

Daftar Isi iii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar v

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

1.3. Tujuan

1

1

3

5

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 6

Bab III. Akuntabilitas Kinerja 17

Bab IV. Penutup 49

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2014

10

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2015

12

Tabel 3. Pagu Anggaran berdasarkan Output Kegiatan BPTP Sumatera Barat Pengkajian TA 2010-2014

15

Tabel 4. Rekapitulasi Teknologi Spesifik Lokasi lingkup BPTP Sumbar, 2014. 18

Tabel 5. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10 galur/varietas pada lokasi Piai MT 2014.

19

Tabel 6. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10 galur/varietas pada lokasi Sungai TarabMT 2014.

19

Tabel 7. Pertumbuhan generatif dan hasil tanaman Padi teknologi salibu dan tanam pindah Pada Tiga Daerah Di Sumatera Barat (2014).

20

Page 6: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Tabel 8. Jenis Tanaman Koleksi Hasil Eksplorasi beserta Asalnya, 2014 26

Tabel 9. Rataan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif per rumpun dan hasil padisawahvarietaslokal Sumatera Barat. Padang, MH 2014.

29

Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Barat 2010-2014

31

Tabel 11. Rekapitulasi Output Teknologi yang Didiseminasikan 31

Tabel 12. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologi pertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.

32

Tabel 13. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.

33

Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional BPTP Sumatera Barat 2010 - 2014.

39

Tabel 15. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional dan internasional BPTP Sumatera Barat 2010-2014.

40

Tabel 16. Capaian jumlah kinerja sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.

45

Tabel 17. Anggaran perjenis belanja BPTP Sumatera Barat dari TA 2010 s/d 2014 (5 tahun)

45

Tabel 18. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumbar per Desember 2014

47

Tabel 19. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP Sumbar Tahun Anggaran 2010-2014

48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jumlah Pegawai 5

Gambar 2 Jumlah Peneliti, Penyuluh dan Pustakawan 5

Gambar 3 Pertumbuhan vegetatif tanaman teknologi salibu 20

Gambar 4 Pertumbuhan tanaman saat penen (generative) 21

Gambar 5 Spesifikasi alat penanam bibit padi manual (transplanter). 22

Gambar 6 Kondisi Demplot Awal (kiri) dan Akhir (Kanan) Kegiatan 26

Gambar 7 Rumah kasa dan rumah kaca tempat konservasi ex situ SDG tanaman Sumbar

27

Gambar 8 Padi Siulo 27

Gambar 9 Padi Cantik Manis 27

Gambar 10 Bareh Kuniang 28

Gambar 11 Padi Soni 28

Gambar 12 Padi Rotan 28

Gambar 13 Padi Guliang 28

Gambar 14 Penampilan empat varietas padi sawah lokal Sumatera Barat 30

Page 7: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Gambar 15 Penampilan empat varietas padi gogo lokal pada kondisi sawah 31

Gambar 16 Berbagai media informasi yang diterbitkan dan diperbanyak ulang Tahun 2014 dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders.

32

Gambar 17 Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah pada stadia vegetatif aktif 35

Gambar 18 Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah pada stadia matang (akan panen)

36

Gambar 19 Temu Lapang dan Panen Perdana pada Keltan Candi Lubuk Biti, Kenagarian Sungai Dareh, Dharmasraya

37

Gambar 20 Keragaan VUB Inpari 21 di Kec. Lengayang Kabupen Pesisir Selatan

38

Gambar 21 Pendampingan SL-PTT 17 hari menjelang panen di kelompok tani Tabek Patah 2 kec. Lengayang

38

Gambar 22 Diseminasi Teknologi SL – PTT Padi Sawah ketika melakukan pendampingan kelompoktani Tabek Patah 1 di Kec Lengayang.

38

Gambar 23 Keragaan pertumbuhan vegetatif 4 varietas kedelai Jorong Empat

Koto Nagari Kinali Kecamatan Kinali Pasaman Barat, 2014.

39

Gambar 24 Faktor-faktor yang menentyukan pemberdayaan gapoktan sebagai mitra desiminasi inovasi teknologi pertanian dala wlayah nagari/desa di Sumatera Barat.

43

Page 8: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Lapoaran Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan pertanggung jawaban

atas kinerja pencapaian visi dan misi pada tahun anggaran tahun 2016 dan alat kendali serta alat

pemacu peningkatan kinerja setiap organisai di lingkingan pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) BPTP Sumatera Barat (Sumbar) Tahun 2016 merupakan LAKIP tahun pertama

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, yang

merupakan tahun awal penuntasan kinerja tahun 2015-2019. LAKIP BPTP Sumbar yang disusun

mengacu pada peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden No. Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tantang Percepatan Pemberantasan Korupsi,

serta Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian. Fungsi LAKIP antar lain adalah sebagai alat penilai

kinerja secara kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi BPTP Sumbar

menuju terwujudnya good governance dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban

kepada masyarakat. Inpres No. 7 Tahun 1999 pada dasarnya mengamanatkan kepada seluruh

Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara manajemen pemerintahan wajib membuat laporan

LAKIP pada setiap akhir tahun anggaran. Inpres ini diperbarui dengan Keputusan Kepala Lembaga

Administrasi Negara No.239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PERMENPAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Petunjuk Teknis dari Inpres tersebut adalah Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara

(LAN) No. 239 Tahun 2003 tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Dalam pelaksanaannya kinerja instansi suatu pemerintahan juga perlu dilakukan evaluasi.

Evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain,

implementasi, dan manfaat aktifitas dan program suatu instansi pemerintah. Evaluasi juga dilakukan

untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi instansi pemerintah yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja dari

instansi pemerintah adalah Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Evaluasi ini merupakan perkembangan dari suatu review atas kinerja organisasi dengan dukungan

informasi dan pengumpulan data melalui riset terapan (applied research) sehinnga hasil evaluasi akan

lebih komprehensif untuk melihat organisasi dan kontribusinya pada peningkatan kinerja

pemerintahan secara keseluruhan.Pola pendekatan yang demikian akan mendukung simpulan hasil

evaluasi yang lebih menyeluruh (makro) sehingga dapat menghindari resiko bias yang lebih besar.

Dalam pengukuran kinerja dilakukan perbandingan antara kinerja yang sesungguhnya pada periode

atau pada saat pengukuran dilakukan dengan suatu pembanding tertentu, misalnya, dibandingkan

dengan, rencana, standar, atau bencmarch tertentu. Sedangkan evaluasi berupaya lebih jauh untuk

menemukan penjelasan-penjelasan atas outcome yang di observasi dan memahami logika-logika di

Page 9: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

dalam intervensi publik. System pengukuran kinerja yang di desain dengan baik, sering

diidentifikasikan sebagai salah satu dari bentuk evaluasi.

Menurut Rider Dale (2004), evaluasi dari kinerja suatu pekerjaan dapat dilaksanakan selama

pelaksanaan program atau setelah program itu selesai dilaksanakan, tergantung dari tujuan evaluasi.

Secara keseluruhan, evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja program yang dievaluasi melalui

pembelajaran dari pengalaman yang diperoleh. Sementara evaluasi sumatif dilakukan setelah

pekerjaan selesai dilaksanakan atau evaluasi dari suatu program secara keseluruhan.Adapun LAKIP

adalah suatu kegiatan untuk menilai konsep dari suatu program serta desain manajemen. Dalam

pelaksanaannya dilakukan evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang

merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan

penerapan reformasi birokrasi dan berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut Azwar Abubakar, bahwa SAKIP merupakan integrasi dari

suatu perencanaan, system penganggaran dan system pelaporan kinerja, yang selaras dengan

pelaksanaan system Akuntabilitas Keuangan. Output SAKIP adalah LAKIP, yang menggambarkan

Kinerja yang dicapai oleh suatu Instansi Pemerintah atas pelaksnaan program dan kegiatan yang di

biayai oleh APBN/APBD.

Evaluasi untuk penilaian LAKIP meliputi 5 komponen yaitu adalah perencanaan kinerja yang

terdiri dari renstra, rencana kinerja tahunan, dan penetapan (kinerja bobot 35), pengukuran kinerja,

yang meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, dan implementasi pengukuran (bobot

20), pelaporan kinerja yang merupakan komponen ketiga, terdiri dari pemenuhan pelaporan,

penyajian informasi kinerja, serta pemanfaatan informasi kinerja (bobot 15), evaluasi kinerja yang

terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, serta pemanfaaatan hasil evaluasi (bobot 10), dan

pencapain kinerja terdiri dari kinerja yang dilaporkan (output dan outcome), dan kinerja lainnya

(bobot 20), nilai tertinggi dari evaluasi LAKIP adalah AA (memuaskan) skor 85-100, sedangkan A

(sangat baik) skor 75-85, B(baik) skor 65-75, CC (cukup baik) skor 50-65, C (agak kurang) skor 30-

50, D (kurang) skor 0-30.

I.2 Tugas, Fungsi dan Organisasi Balai Pengkajian Teknologi dan Pertanian Sumatera

Barat.

BPTP Sumatera Barat merupakan lembaga pengkajian regional yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan kegiatan penelitian, pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi. Sedangkan fungsinya adalah: (1) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi

kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (2) Pelaksanaan pengkajian dan perakitan

teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (3) Pelaksanaan pengembangan teknologi dan

diseminasi hasil pengkajian, serta perakitan materi penyuluhan pertanian; (4) Pelaksanaan

administrasi kerjasama, diseminasi, promosi, dan dokumentasi, serta penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi; (5) Pemberian pelayanan

Page 10: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

terhadap kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik

lokasi; dan (6) Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai.

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) tersebut, BPTP Sumatera Barat bertugas

menyediakan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung pembangunan

pertanian daerah. Teknologi pertanian tepat guna yang dihasilkan bersifat spesifik lokasi, dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam secara dinamis, dan dapat memanfaatkan

sumberdaya pertanian secara efektif dan efisien, serta berdaya saing tinggi.

Struktur Organisai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah diatur berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/3/2013 Tanggal 11 Maret 2013, tentang Organisai dan

Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pimpinan tertinggi adalah Kepala Balai, membawahi

Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU), Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

(KSPP), Kasubag TU membawahi urusan Kepegawaian, Rumahtangga dan Perlengkapan, Pengkajian,

Kasubsie Monev Pelaporan, Kasubsie Perpustakaan, Website dan Publikasi, sementara itu Koordinasi

Program dan Kelompok Jabatan Fungsional berada langsung di bawah Kepala Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian.

Pengelolaan sumberdaya pengkajian dan desiminasi merupakan prasyarat utama untuk

mendukung kinerja BPTP Sumbar. Pada akhir Tahun 2016 tercatat sebanyak 181 orang pegawai

lingkup BPTP Sumbar, dengan rinciansebanyak 33 orang merupakan fungsional Peneliti, 15 orang

Penyuluh, 1 orang Pustakawan dan selebihnya merupakan tenaga administrasi dan teknisi.

Gambar 1. Jumlah Pegawai

I.3 Tujuan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis

(UPT) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian,

dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan menghasilkan teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya

tanah/lahan, air dan agroklimat secara optimal mendukung sistem pertanian industrial daerah.

2. Menghasilkan dan mendesiminasikan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi dan strategis untuk

meningkatkan efisiensi usaha dan daya saing produk unggulan pertanian daerah.

3. Mengeksplorasi, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, mengkonservasi dan meningkatkan manfaat

0

50

100

150

200

250

300

Jumlah Pegawai

0

5

10

15

20

25

30

35

40

peneliti

Penyuluh

Pustakawan

Gambar 2. Jumlah Peneliti, Penyuluh dan Pustakawan

Page 11: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

potensi sumberdaya genitik pertanian spesifik lokasi.

4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi, dan rekayasa kelembagaan dalam rangka

mendukung pengembangan agribisnis dan pembangunan daerah.

5. Merancang dan membangun model pengembangan agribisnis berbasis komoditas agroekosistem

dan atau wilayah yang didukung dengan teknologi dan strategi.

6. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, ketersediaan dan

pemberdayaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan beroreientasi bisnis.

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

II.1 Perencanaan Strategis

1.1 Visi dan Misi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat merupakan salah satu unit pelaksana

teknis Eselon 3 Badan Litbang Pertanian, yang secara hirarkis merupakan Bussines Unit Balitbangtan.

Berdasarkan hierachical strattegic plan, maka selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP

Sumatera Barat (functional unit) dituangkan menjadi Rencana Operasional. Oleh karena itu, visi, misi,

kebijakan, stretegi, dan program Badan Litbang Misi Balitbangtan 2015-2019 mengacu pada Visi dan

Misi Kementerian Pertanian, yang selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan

program seluruh satuan kerja Badan Litbang Pertanian, termasuk BBP2TP dan BPTP Sumatera Barat.

Memperhatikan hierarchical strategic plan, maka visi dan misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatera Barat adalah:

1.2. Visi

Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam

mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan.

1.3. Misi

1. Merakit, menguji dan mengembangkaninovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung

pertanian bio-industri.

2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific

recognitiondanimpact recognition.

1.4. Tujuan

1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung

pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience, aplikasi IT, dan adaptif

terhadap dinamika iklim.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk mendukung pengembangan

iptek dan pembangunan pertanian nasional.

Page 12: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

1.5. Tata Nilai

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya BPTP Sumatera Barat menganut beberapa tata

nilai yang menjadi pedoman dalam pola kerja dan mengikat seluruh komponen yang ada di

Balitbangtan. Tata nilai tersebut antara lain:

1. Balitbangtan adalah lembaga yang terus berkembang dan merupakan Fast Learning Organization.

2. Dalam melaksanakan pekerjaan selalu mengedepankan prinsip efisiensi dan efektivitas kerja.

3. Menjunjung tinggi integritas lembaga dan personal sebagai bagian dari upaya mewujudkan

corporate management yang baik.

4. Selalu bekerja secara cerdas, keras, ikhlas, tuntas dan mawas

1.6. Sasaran Strategis

Sasaran strategis Balitbangtan adalah:

1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan

memanfaatkan advanced technologydan bioscience.

2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, danprototipe alsintan berbasis

bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced techonology, seperti teknologi

nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif.

3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan sumberdaya

genetik)berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT.

4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan, dan rekomendasi kebijakan

pembangunan pertanian.

5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data,

dan informasi) dan materi transfer teknologi.

6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang

handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI.

1.7. Indikator Kinerja Utama

Tabel 5. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balitbangtan 2015-2019

No Sasaran Indikator Kinerja Utama

1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru,

adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan

advanced technologydan bioscience

1. Jumlah varietas dan galur/klon

unggul baru

2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca

panen, danprototipe alsintan berbasis bioscience

danbioenjineringdengan memanfaatkanadvanced

techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi,

iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif

1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, agroklimat, dan

sumberdaya genetik 2. Jumlah teknologi budidaya,

3. Jumlah teknologi spesifik lokasi

4. Jumlah prototipe alsintan 5. Jumlah teknologi pasca panen

dan pengolahan

3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian 1. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan dan genetik

Page 13: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

No Sasaran Indikator Kinerja Utama

(lahan, air, iklim dan sumberdaya genetik)berbasis bio-

informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT

4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian,

dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

1. Jumlah model pengembangan

inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi

2. Jumlah rekomendasi kebijakan

pembangunan pertanian

5. Tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi

pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data,

dan informasi) dan materi transfer teknologi

1. Jumlah benih/bibit sumber

tanaman/ternak 2. Jumlah teknologi yang

diseminasikan ke pengguna

6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung

terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal

dan terkemuka serta meningkatkan HKI

1. Jumlah kerja sama 2. Jumlah HKI

II.2 Perencanaan Kinerja

BPTP Sumbar sebagai institusi pemerintah yang bersentuhan langsung dengan pengguna dan

pemangku kepentingan di berbagai level terutama di daerah, dituntut untuk berperan secara nyata

apa, bagaimana, serta dimana kegiatan tersebut telah dilaksanakan, termasuk hasil-hasil kegiatan

pengkajian dan diseminasi lingkup BB Pengkajian. Berbagai program yang dilakukan oleh BPTP

Sumbar untuk mendukung empat sukses Kementerian Pertanian yaitu: a) Pencapaian swasembada

dan swasembada berkelanjutan, b) Peningkatan diversifikasi pangan, c) Peningkatan nilai tambah dan

daya saing ekspor, dan d) Peningkatan kesejahteraan petani.

Sejalan dengan mekanisme perencanaan seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Rencana Kinerja Tahun 2013

merupakan penjabaran dari rencana kerja (Renja). Renja merupakan rencana kerja tahunan di tingkat

kementerian atau lembaga yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sementara RKP

merupakan rencana kerja pemerintah tahunan (annual plan) yang merupakan bagian integral dari

perencanaan pembangunan Kementerian jangka menengah (RPJM Kementerian), yang

terdokumentasikan dalam Renstra.

Program Badan Litbang periode 2015-2019 adalah Penciptaan teknologi dan

Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut, sesuai dengan

anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-

KL) pada Tahun 2015, lingkup BPTP Sumbar telah mengimplementasikan Kegiatan Prioritas

Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian melalui beberapa

kegiatan utama dan indikator kinerja, yang berdasarkan RKA-KL dan POK (Petunjuk Operasional

Kinerja) lingkup BPTP Sumbar Tahun 2016, telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016.

Penyusunan Rencana kinerja kegiatan tersebut diselaraskan dengan sasaran Renstra BPTP Sumbar

2015-2019. Rencana Kinerja tersebut memuat sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan;

Page 14: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Indikator Kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel; serta

target yang akan dihasilkan. Selanjutnya RKT yang telah disusun ditetapkan menjadi Penetapan

Kinerja (PK) guna mendorong pengembangan menuju Good Governance. Adapun matriks RKT

kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Barat disajikan pada tabelberikut.

Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2016

NO INDIKATOR

KINERJA

JUDUL

KEGIATAN

OUTPUT

SATU

AN TARGET

REA

LISA

SI

(TEKNOLOGI

SPESIFIK

LOKASI,

MODEL,

PRODUKSI

BENIH,

ANJAK)

1.

Teknologi

spesifik lokasi Kajian Teknologi

Teknologi Teknol

ogi 2 2

komoditas

strategis Padi

Jagung Teknologi

Teknol

ogi 1 1

Teknologi

spesifik lokasi Plasma Nutfah Teknologi

Teknol

ogi 1 1

komoditas

lainnya

2.

Model

pengembangan Bio Industri

Berbasis

Tanaman

Pangan

Model Model 1 1

inovasi pertanian

bioindustri

spesifik lokasi

Bio Industri

Berbasis

Tanaman

Perkebunan

Model Model 1 1

3.

Teknologi

komoditas

Teknologi

Tanaman

Pangan Materi

Diseminasi

Mater

i

Disem

inasi

2 2

strategis yang

terdiseminasi

Teknologi

Hortikultura 2 2

ke pengguna Teknologi

1 1

Page 15: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Peternakan

Diseminasi

Teknologi 1 1

Teknologi

komoditas

lainnya Teknologi

Diseminasi yang

didistribusikan

ke pengguna

mendukung

komoditas

lainnya

Materi

Diseminasi

Mater

i

Disem

inasi

1 1

yang

terdiseminasi ke

pengguna

4.

Produksi benih

sumber Padi Benih Ton 39 39

Jagung Benih Ton 10 10

5.

Lokasi Taman

Sains

Taman Sains

Pertanian Lokasi

Kabup

aten 1 1

Pertanian

6.

Lokasi Taman

Teknologi

Taman

Teknologi

Pertanian Lokasi Kabup

aten

1 1

Pertanian

7.

Rekomendasi

kebijakan Rekomendasi

Kebijakan

Pembangunan

Pertanian

Responsif dan

Antisipatif

Rekomendasi

Reko

mend

asi

1 1

pembangunan

pertanian

wilayah

8.

Dukungan

pengkajian dan

Operasional

Perkantoran

Satker BPTP

Layanan Bulan 12 12

percepatan

diseminasi

inovasi teknologi

pertanian

Jumlah anggaran:

Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi

Teknologi Pertanian: Rp. 3.246.098.000,-

Page 16: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Sukarami, Januari 2017 Kepala BPTP Sumatera Barat

Dr.Chandra Indrawanto,MSc

NIP. 19640218 198903 1 001

II.3 Perjanjian Kinerja

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

akuntabel, Balai Besar Pengkajian terus berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja yang meliputi

efisiensi masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses), keluaran (output), dan

outcome. Sejalan dengan dinamika kebijakan perencanaan yang ditetapkan dengan melihat

kebutuhan stakeholder (bottom up) serta program di level pusat (top down), maka umpan balik

(feedback) yang diperoleh dari proses perencanaan dan operasionalisasi program/kegiatan di BB

Pengkajian disesuaikan dengan tuntutan dan dinamika yang ada serta alokasi penganggaran yang

tertuang dalam DIPA. Dengan demikian, Rencana Kinerja yang telah ditetapkan kemudian disahkan

menjadi kontrak Kinerja BPTP Sumbar untuk Tahun 2015 melalui Penetapan Kinerja Tahunan, yang

merupakan wujud komitmen perjanjian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dan dasar evaluasi

akuntabilitas kinerja BalaiBesarPengkajian

Page 17: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Chandra Indrawanto

Jabatan : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

Selanjutnya disebut Pihak Pertama

Nama : Haris Syahbuddin

Jabatan : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian

Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja sesuai lampiran perjanjian ini,

untuk mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam

dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut

menjadi tanggung jawab Pihak Pertama.

Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan, serta akan melakukan evaluasi

terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini, dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Bogor, Desember 2016

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

Haris Syahbuddin Chandra Indrawanto

Page 18: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

1

N

o

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

1. Tersedianya

teknologi

pertanian

spesifik lokasi

Jumlah teknologi

spesifik lokasi

komoditas strategis

3 Teknologi

Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas lainnya

1 Teknologi

2. Tersedianya

Model

Pengembangan

Inovasi

Teknologi

Pertanian

Bioindustri

Jumlah Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi

2 Model

3. Terdiseminasika

nnya inovasi

teknologi

pertanian

spesifik lokasi

Jumlah teknologi komoditas strategis yang terdiseminasi ke pengguna

6 Teknologi

Jumlah teknologi komoditas lainnya yang terdiseminasi ke pengguna

1 Teknologi

4. Tersedianya

benih sumber

mendukung

sistem

perbenihan

Jumlah Produksi Benih Sumber

49 Ton

5. Tersedianya

Taman

Teknologi

Pertanian

Jumlah Kabupaten lokasi TTP

1 Kabupaten

Jumlah lokasi TSP 1 Propinsi

6. Dihasilkannya

rumusan

rekomendasi

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan

1 Rekomendasi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT

Page 19: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

2

kebijakan

mendukung

desentralisasi

rencana aksi

(Decentralized

Action

Plan/DAP)

pertanian wilayah

7. Dihasilkannya

sinergi

operasional

serta terciptanya

manajemen

pengkajian dan

pengembangan

inovasi

pertanian

unggul spesifik

lokasi

Jumlah Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian

12 Bulan

Page 20: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

3

Kegiatan Anggaran

Kegiatan Pengkajian dan Percepatan

Diseminasi Inovasi

Teknologi Pertanian

Rp 38.804.383.000,-

1

.

Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas

strategis

Rp 1.145.505.000,-

2

.

Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas

lainnya

Rp 150.000.000,-

3

.

Jumlah Model Pengembangan Inovasi

Teknologi Pertanian Bioindustri

Rp 700.000.000,-

4

.

Jumlah teknologi diseminasi yang

didistribusikan ke pengguna komoditas strategis

Rp 1.751.528.000,-

5

.

Jumlah teknologi diseminasi yang

didistribusikan ke pengguna komoditas lainnya

Rp 1.300.000.000,-

6

.

Jumlah rekomendasi kebijakan Rp 194.570.000,-

7

.

Jumlah Produksi Benih Sumber Rp 1.033.583.000,-

8 Dukungan pengkajian dan percepatan

diseminasi inovasi teknologi pertanian (gaji,

operasional perkantoran, modal)

Rp 22.065.097.000,-

9

.

Jumlah TTP Rp 2.964.100.000,-

1

0

Jumlah TSP Rp 7.500.000.000,-

Page 21: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

4

.

Page 22: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

5

Lampiran Rincian Target Penetapan Kinerja Tahun 2016

Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi

N

o

Jenis Teknologi Jumlah

Teknologi

1 Teknologi Spesifik Lokasi Padi 1

2 Teknologi Spesifik Lokasi Jagung 1

3 Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Swasembada

Daging

1

4 Teknologi Plasma Nutfah Spesifik Lokasi (komoditas

strategis dan lainnya)

1

Total 4

Tabel 2. Jumlah Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri

N

o

Komoditas Jumlah

Model

1 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan

1

2 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri Berbasis Tanaman Perkebunan

1

Total 2

Tabel 3. Jumlah teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna

No Jenis Teknologi yang didiseminasikan Jml Materi

Diseminasi

Page 23: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

6

No Jenis Teknologi yang didiseminasikan Jml Materi

Diseminasi

1 Teknologi Tanaman Pangan 2

2 Teknologi Hortikultura 2

3 Teknologi Peternakan 1

4 Diseminasi teknologi 1

5 Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke

pengguna mendukung komoditas lainnya

1

Total 7

Tabel 4. Jumlah Rekomendasi Kebijakan

No Jenis Rekomendasi Jumlah

rekomendasi

1 Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian

Responsif dan Antisipatif

1

Total 1

Tabel 5. Produksi Benih

Padi (ton) Kedelai (ton) Jagung (ton)

FS SS FS SS FS SS

13 26 0 0 10 0

Total 39 Total 0 Total 10

Tabel 6. Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi

teknologi pertanian

Page 24: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

7

No Dukungan pengkajian dan percepatan

diseminasi inovasi teknologi pertanian

selama 12 bulan layanan.

Operasional Perkantoran

Sakter BPTP

Tabel 7. Taman Sains Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian

(TTP)

No 1. Taman Teknologi Pertanian (TTP) TTP terdapat di kabupaten

Limapuluh Kota

2. Taman Sain Pertanian (TSP)

Jumlah TTP 1

Kabupaten

Jumlah TSP 1 Provinsi

Bogor, Desember 2016

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi PengembanganTeknologi Pertanian, Pertanian Sumatera Barat,

Haris Syahbuddin Chandra Indrawanto

Page 25: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

8

Page 26: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

9

III. AKUNTABILITAS KINERJA

III.1 Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar

Dalam tahun anggaran 2016, BPTP Sumbar telah menetapkan lima sasaran strategis

yang akan dicapai yaitu: Sasaran Strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-

2019 yaitu:

1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi

2. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi;

3. Terlaksananya kegiatan strategis nasional/ Daerah melalui pendampingan oleh

BPTP;

4. Terlaksananya kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi

pertanian

5. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan

pertanian

6. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi

7. Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan

8. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri

Selanjutnya, delapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 8 indikator kinerja

output berupa: 1) Jumlah teknologi spesifik lokasi; 2) Jumlah teknologi diseminasi

yang didistribusikan ke pengguna; 3) Jumlah laporan kegiatan strategis nasional/

Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai

target sasarannya; 4) Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan

pemanfaatan inovasi pertanian; 5) Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung

pembangunan pertanian; 6) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi

inovasi teknologi pertanian; 7) Jumlah Produksi Benih Sumber; 8) Jumlah Model

Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri

III.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat

dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan

sasaran dan tujuan strategis. Pengukuran kinerja juga didifinisikan sebagai suatu

metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan

yang selalu ditetapkan. Pengukuran keberhasilan kinerja suatu Instansi Pemerintah

diperlukan indikator sebagai tolok ukur pengukuran. Pengertian indikator kinerja

adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sesuatu yang dapat

dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Spesifik dan jelas, (2) dapat diukur

Page 27: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

10

secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, (3) harus relevan,

(4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan

masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak, (5) harus fleksibel dan

sensitif dan (6) efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat

dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Secara umum indikator kinerja memiliki

beberapa fungsi yaitu (1) dapat memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu

kegiatan dilaksanakan (2) membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi

kinerja unit kerja.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPTP Sumbar diawali dengan

perencanaan dengan menyusun penggunaan sarana, sumber daya manusia, melalui

suatu proses, menghasilkan suatu teknologi dan memberikan kesejahteraan bagi

petani dan masyarakat. Oleh karena itu faktor yang dapat dinilai dari tahapan ini

adalah dalam bentuk kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan sampai

dengan dampaknya bagi pengguna. Adapun kriteria keberhasilannya dilihat dari

realisasi terhadap target, sasaran kegiatan yang dilaksanakan, serta permasalahan

dan upaya yang telah dilakukan.

c. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTP Sumbar dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran. 1 Tersedianya inovasi pertanian unggul spesifik lokasi

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlahteknologi spesifik lokasi 5 5 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2016 telah

tercapai sebesar 100 persen, atau terealisasi 5 teknologi dari target 5 teknologi.

Sehingga dapat dikatakan berhasil. Adapun rincian output serta outcome yang

telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi

No KEGIATAN/SUB KEGIATAN Jumlah

Teknologi

1 Kajian teknologi padi 2

2 jagung 1

3 Swasembada daging 1

4 Plasma nutfah 1

Total 6

Page 28: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

11

Paket Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas STRATEGIS

Pada tahun 2016, BPTP Sumbar menghasilkan teknologi budidaya tanaman

pangan padi spesifik lokasi sebagai berikut:

1. Kajian Inovasi Teknologi Salibu Mendukung

Ketahanan Pangan Di Sumatera Barat Berdasarkan kegiatan yang

telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa, sistem tanam jajar

legowo pada tanam pindah maupun pada teknologi salibu

menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap anakan maksimum, anak

produktif, persentase gabah bernas dan hasil gabah kering panen.

Parameter pengamatan pada tanam pindah, pengamatan tanaman pada

umur 30 hari setelah tanam (HST) rata-rata tinggi tanaman berkisar

57.17–60.50 cm dan rata-rata jumlah anakan berkisar 11.50-14.50

batang/rumpun. Pengamatan tanaman pada umur 60 HST rata-rata

tinggi tanaman berkisar 93.33-96.83 cm, jumlah anakan berkisar

15.33-19 batang per-rumpun.

Parameter pengamatan pada teknologi salibu, pengamatan tanaman

pada umur 30 HST berkisar 57,83-61,83 cm dan rata-rata jumlah

anakan 8,83-11,5 batang/rumpun. Pengamatan pada umur 60 HST

rata-rata tinggi tanaman berkisar 95,00-99,50 cm dan jumlah anakan

berkisar 14,66-17,33 batang/rumpun. Teknologi padi salibu mampu

menghemat biaya pengeluaran, karena tidak melakukan pengolahan

tanah, menyemai, cabut bibit dan tanam. Penerapan teknologi salibu

cendrung dapat meningkatkan produktivitas lahan melalui

peningkatan indek panen.

Page 29: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

12

Gambar. Proses Padi Salibu

2. Pengelolaan Dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Tanaman Pangan Dan

Hortikultura Lokal Sumbar

Dari kegiatan ini disimpulkan bahwa tanaman yang sedang dan telah

dideskripsi adalah ubi kayu (13 asesi) dan anggrek spesies (11 asesi).

Kegiatan uji potensi padi lokal secara organik yang telah panen baru di 2

Page 30: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

13

lokasi, yaitu di Kasang, Kec. Lembah Anai (Kab. Pariaman) serta Lubuak

Jantan, Kec. Lintau Buo Utara (Kab. Tanah Datar). Workshop dan proses

awal pendaftaran varietas 2 padi lokal (Mundam Putiah dan Pulau Batu) dan

1 ubi kayu lokal (Roti) telah dilaksanakan. Pada kegiatan kebun koleksi,

tanaman lokal yang telah ditanam sampai dengan bulan November 2016

adalah kedondong, mangga, belimbing, rambutan, jambu air (jambu

jambak), duku, Kayu Manis, dan Asam Gelugur.

Gambar . Jambu Jambak dan Asam Gelugur

Gambar . Lokasi Kebun Koleksi Sukarami

Page 31: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

14

Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.

Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Barat 2015-2019

SASARAN INDIKATOR

KINERJA

Realisasi (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Tersedianya

inovasi

pertanian

unggul

spesifik lokasi

Jumlah

teknologi

spesifik lokasi

140 100

Sasaran2 Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri

spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui jumlah teknologi yang

didesiminasikan kepada pengguna. Adapun pencapaian indikator kinerja adalah

sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Model pengembangan

inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi

2

2

100

Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi

1. Implementasi Model Bioindustri Berbasis Gambir Mendukung

Pengembangan Gambir Di Sumatera Barat

Inovasi teknologi mampu meningkatkan produksi gambir dari 545 kg

gambir kering/ha dengan cara petani meningkat menjadi 1022 kg/ha

dengan inovasi teknologi pemupukan NPK 150 kg + 5 ton Kompos

ampas kempaan di lahan demplot Talang Maur. Teknologi tersebut

telah diimplemetasikan di lahan demplot dan pada lahan masing-

masing anggota kelompok tani Baruh Congkong di Simpang Kapuak

dengan luas masing-masing 0,5 ha sebanyak 30 orang. Rata –rata

pada lahan petani setelah pemangkasan panen terjadi peningkatan

jumlah tunas sebesar 126% lebih banyak, sedangkan dengan

pemberian 150 kg NPK ditambah pupuk biofertilizers meningkatkan

jumlah tunas sebanyak 72% lebih tinggi dibandingkan kontrol hanya

20%.

Industri Olahan teh celup daun gambir dan permen jelly sudah

berhasil terbangun, saat ini KWT Sambal dan KWT Simpang Tigo

sudah mulai mempromosikan dan sekali gus memasarkan produknya

dan kelompok Simpang Tigo telah memiliki izin PIRT.N0.

3101308010124-21, sedangkan dan kelompok Sambal sedang

menunggu izin PIRT keluar karena sedang dalam pengurusan

Page 32: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

15

Kemitraan dengan Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota dan SKPD

terkait telah terlaksana yang dibuktikan dengan ada program

pembibitan gambir Oleh Dinas Tanaman pangan, perkebunan &

Hortikultura sejak tahun 2015 dan Dinas Koperindag telah membantu

pemasaran produk olahan gambir diantaranya dengan mengikuti

pameran-pameran dan membantu launching. Khusus KWT Sambal

sudah menerima bantuan dari Bupati sebanyak Rp.50.000.000 untuk

pengembangan olahan teh celup dan permen jelly daun gambir, dan

nagari Mungka juga sudah menerima dana sebesar Rp.25.000.000

dari Pemda untuk pengembangan kawasan gambir.

SL di demplot dapat meningkatkan pengetahuan peserta dari nol

(0%) skor baik, sebelum SL menjadi 42,86% skor baik setelah SL,

dari 66,67% skor kurang sebelum SL menjadi 14,28% skor kurang

setelah pelaksanaan SL ,

Launching produk diversifikasi olahan gambir telah dilaksanakan

pada tanggal 8 Desember 2016 oleh Bupati Kabupaten Lima puluh

Kota yang dihadiri oleh SKPD terkait, pemilik swalayan, pelaku

usaha, dan asosiasi gambir kab. Limapuluh Kota serta peneliti BPTP

Sumbar. Bupati meminta kepada SKPD terkait agar mempersiapkan

anggaran untuk tahun 2017 dalam rangka membantu

pengembangan olahan dan pemasaran produk dari tanaman gambir.

Model bioindustri gambir mampu meningkatkan penerimaan pelaku

usaha dari 8.272.500,-/ha/tahun secara tradisional menjadi

Rp.27.660.000/ha/ tahun

Page 33: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

16

2. Implementasi Model Bio Industri Berbasis Tanaman Jagung Di Sumbar

a. Produksi Benih Jagung Hibrida Bima 20-Uri

Sebagian Produksi benih didiseminasikan ke petani sekitar lokasi penelitian

(hasil 5,4 s/d 6,5 t per ha)

Page 34: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

17

Setoran PNBP sejumlah 8,7 juta dari hasil sebagian produksi benih dan

budidaya optimal jagung hibrida.

b. Silase Batang Dan Daun Jagung Untuk Pakan Ternak

Pemanfaatan silase jagung untuk pakan ternak (biasanya pd lokasi penelitian

MK susah mendapatkan rumput HMT untuk pakan ternak)

Pemberian silase jagung bisa mengurangi penggunaan rumput HMT 75%.

c. Kotoran Sapi Untuk Biogas

Pemanfaatan kotoran sapi untuk menghasilkan biogas

Biogas dihasilkan dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga

d. Perkembangan Sapi Simental

dari 6 ekor sapi dipelihara sudah bunting 3 ekor melalui ib, kompos kotoran

dan urin sapi

Kotoran padat sapi diperkaya dengan Titonia sp dan ditambah dengan

biomas jagung (bio kompos plus)

Kompos sapi digunakan untuk penelitian budidaya jagung optimal

Kompos padat dilakukan analisa haranya

Bio urine sapi telah dilakukan analisa haranya, packing untuk 10 l, bio urine

dimanfaatkan untuk pupuk sayuran dan sebagian dikomersilkan

dan kelahiran 2 ekor anak sapi

Page 35: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

18

Page 36: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

19

Page 37: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

20

Gambar. Kegiatan Bio Industri Jagung

Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.

Tabel. Capaian Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi BPTP Sumatera

Barat 2015-2019.

SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi.

Jumlah Teknologi

Pada Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi

100 100

Sasaran 3 Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi

pertanian dan program strategis nasional.

Jumlah laporan strategis nasional/daerah

yangmemperoleh pendampingan inovasi

oleh BPTP danmencapai target sasaran

Target

6

Realisasi

8

%

133

Tabel. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.

No. Kategori Jumlah Laporan

1 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Komoditas Padi (1 Lokasi)

1

Page 38: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

21

2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4 Lokasi)

1

3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional tanaman Perkebunan Komoditas Kakao (2 Lokasi)

1

4 Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional peternakan komoditas sapi potong (3 lokasi) dan Kerbau (2 Lokasi)

1

5 Pendampingan Pengembangan UPSUS PJK, ATP dan Komoditas Utama Kementan di Sumatera Barat

1

6 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1

7 Taman Teknologi Pertanian 1

8 Pendampingan PUAP BPTP Sumatera Barat 1

9 Pendampingan Kalender Tanam Terpadu (KATAM) Padi Sawah, Kedelai dan Jagung

1

Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Padi

Untuk mendukung target swasembada berasKementerian Pertanian melaksanakan kegiatan antara lain: perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan, gerakan pengembangan penerapan teknologi terpadu (GP-PTT), bantuan alat dan mesin pertanian. Salah satu kegiatan GP-PTT padi sawah dilaksanakan di kabipaten Dharmasraya. Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015. Penelitian bertujuan: (a) Meningkatkan produktivitas padi sawah minimal 10% pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya; (b) Meningkatkan minimal 20% penerapan inovasi teknologi padi sawah pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya; (c) Mengetahui tingkat penerapan inovasi teknologi padi sawah oleh petani pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya, dan (d) Meningkatkan pengetahuan PPL dan petani tentang inovasi teknologi pertanian pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015 dengan menggunakan analisis before and after serta with dan without. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Baseline survei telah dilaksanakan pada 6 (enam) kelompok tani antara lain: Sitiung Jaya, Tirta Yasa, dan Tegal Urip di Kecamatan Kotobaru, Kelompok tani Kemala, Embrio, dan Tirta Sari di Kecamatan Sitiung dengan jumlah semua anggota kelompok tani sebanyak 155 orang dengan luas sawah 150 ha. Rata-rata analisis usahatani padi sawah di Kecamatan Kotobaru memberikan keuntungan sebesar Rp. 11.049.333,3 dengan B/C rasio 1,41, sedangkan di Kecamatan Sitiung dengan keuntungan mencapai Rp. 8.150.000 dengan B/C rasio 0,9; (2) Hasil demplot VUB Inpari 30 di kelompok tani Sitiung Jaya mencapai 6,50 t/ha dan pada kelompok tani Kemala 6,10 t/ha, sedangkan hasil varietas pembanding (Mekongga) hanya 6,0 t/ha di kecamatan Kotobaru dan hanya 4,10 t/ha di kecamatan Sitiung. Setelah dilakukan displai VUB dan inovasi teknologi padi sawah lainnya, memberikan keuntungan pada kelompok tani Kecamatan Sitiung sebesar Rp. 19.770.000,- dan pada kelompok tani di Kecamatan Kotobaru sebesar 31.320.000.-; (3) Terjadi peningkatan adopsi inovasi teknologi padi sawah setelah pelaksanaan display inovasi teknologi, pelatihan dan kegiatan diseminasi inovasi teknologi lainnya; dan (4) Untuk peningkatan diseminasi inovasi teknologi telah dilakukan pendistribusian leaflet dan poster inovasi teknologi padi sawah serta BWD serta temu lapang dan panen raya dihadiri

Page 39: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

22

oleh Bupati Dharmasraya, Kepala Distan Sumbar, Distanhorti Kab. Dharmasraya, Kepala BPTP Sumbar, SKPD lingkup kabupaten Dharmasraya, peneliti/penyuluh BPTP Sumbar, Camat, Walinagari, koordinator BPP, PPL dan anggota kelompok tani.

Gambar: Kegiatan pelaksanaan baseline survei dan pelatihan teknologi pada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah Kabupaten Dharmasraya

Gambar: Keragaan displai VUB Inpari 30 pada kegiatan pendampingan GP- PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah di

Kabupaten Dharmasraya

Gambar : Temu lapang dan panen perdana kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah di Kabupaten Dharmasraya yang dihadiri Oleh Bupati.

Page 40: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

23

Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional

Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4

Lokasi)

Tujuan kegiatan ini adalah: (a) Melakukan pendampingan dalam

rangka meningkatkan kemampuan dan kemauan petani untuk penerapan

inovasi teknologi PTT cabe; dan (2) Meningkatkan produktivitas dan

mempercepat penerapan inovasi teknologi PTT cabe.

Kegiatan ini merupakan diseminasi hasil teknologi yang dikemas dalam

bentuk kegiatan “demplot dan pelatihan”. Kegiatan demplot PTT cabe dan

pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar,

sedangkan kegiatan pelatihan PTT cabe dilaksanakan di Kabupaten Tanah

Datar, Limapuluh Kota, Solok, Pasaman Barat, Kota Padang, dan Padang

Panjang pada bulan Januari sampai Desember 2015.

Dari hasil kegiatan pendampingan pengembangan kawasan pertanian

nasional hortikultura komoditas cabe sampai laporan ini ditulis dapat

disimpulkan, antara lain: (1) Telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali

pertemuan dalam bentuk pelatihan dan diskusi lapang pada enam

kabupaten/kota yang melibatkan sekitar 244 orang, dengan topik “Inovasi

teknologi budidaya cabe”; (2) Pada lokasi demplot telah dilakukan sebanyak

lima kali pelatihan yang melibatkan sekitar maksimum 40 orang setiap

pelatihan. Pelatihan juga mendatangkan narasumber dari BBP2TP Bogor; (3)

Teknologi existing pada tingkat petani di Kecamatan Pariangan adalah

petani masih menggunakan varietas cabe lokal dengan produktivitas sekitar

5 t/ha; dan (4) Pertumbuhan tanaman terbaik adalah varietas Lotanbar,

sedangkan dosis terbaik adalah 750 kg/ha.

Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Talu)

Page 41: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

24

Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Luhak Nan Duo)

Kab. 50 Kota (Kecamatan Akabiluru)

Kota Padang Panjang (Kecamatan Padang Panjang Barat)

Page 42: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

25

Kab. Solok (Kecamatan Danau Kembar)

Kota Padang (Kecamatan Koto Tangah)

Kab. Tanah Datar (Kecamatan Tanjung Baru)

Gambar. Pelatihan dan diskusi lapang yang dilaksanakan pada Kab/Kota

di Provinsi Sumatera Barat (selain lokasi demplot).

Page 43: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

26

Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah

Komoditas bawang merah adalah komoditas sayuran utama di Sumatera

Barat dengan luas pertanaman sekitar 2.700 ha, kedua terluas setelah

pertanaman cabai. Daerah budidaya bawang merah di Sumatera Barat

tersebar di beberapa kabupaten, di dataran rendah sampai dataran tinggi.

Rata-rata hasil bawang merah di Sumatera Barat masih tergolong rendah

dibanding potensi yang dapat dicapai, yakni baru 8,5 t/ha. Penerapan

teknologi produksi yang tepat adalah salah satu pendekatan yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah di Sumatera

Barat. Disamping produktivitas, kualitas hasil juga menentukan keberhasilan

usahatani bawang merah.

Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan kegiatan Pendampingan

Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah dataran rendah di

Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. Pada ketiga

kabupaten ini pendampingan dilakukan melalui sosialisasi, dan pelatihan

budidaya bawang merah. Khusus pada kabupaten Agam dan Padang

Pariaman dilakukan Demplot Teknologi Produksi, sedangkan di Kabupaten

Pesisir Selatan dilakukan introduksi varietas Badan Litbang Pertanian

(Pancasona dan Kramat-1)

Kegiatan demplot di Kabupaten Agam menunjukkan hasil yang

kurang memuaskan karena selama pertumbuhan tanaman terjadi iklim

panas/kering yang ekstrim, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman

kurang memuaskan. Di Kabupaten Padang Pariaman, kegiatan demplot

menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari empat varietas yang diujicoba,

tiga varietas (Kramat 1, Pancasona, dan Maja) memberi hasil cukup tinggi

yakni berturut-turut 13,39, 10,71, dan 10,71 t/ha. Pada kegiatan temu

lapang panen perdana di demplot ini, satu kelompok tani dan beberapa

petani yang diundang sudah menunjukkan minat untuk mengembangkan

varietas yang digunakan. Dua varietas yang diintroduksikan di Kabupaten

Pesisir Selatan juga menunjukkan hasil yang baik, dan kelompok tani

koperatornya akan mengembangkan salah satu varietas yang

diintroduksikan, yakni varietas Pancasona.

Page 44: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

27

Gambar. Pertumbuhan dan saat panen bawang merah pada Demplot di

Kabupaten Agam, 2015

Dokumentasi kegiatan temu lapang ini dapat dilihat pada Gambar

Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan Pengembangan Ternak di Sumatera Barat

Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan

Pengembangan Ternak di Sumatera Barat dilakukan di kabupaten Agam,

Pasaman Barat, Sijunjung dan Pesisir Selatan. Pendampingan ini bertujuan

untuk : (1) Meningkatkan kemampuan peternak dalam manajemen

pemeliharaan ternak sapi dan kerbau yang dapat dilihat dari tingkat adopsi

peternak. (2) Meningkatkan produktivitas ternak (berat badan dan

reproduksi) melalui penguatan pakan yang sesuai dengan standar dan

kebutuhan hidup ternak, dan (3) Memanfaatkan sumber dayalokal dalam

memenuhi kebutuhan pakan dan menghasilkan pupuk organik. Kegiatan

Pendampingan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember

2015 dengan model kegiatan pendampingan teknologiData dianalisis secara

deskriptif dan tabulasi dengan ukuran persentase dan rata-rata. Hasil

kegiatan pendampingan ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat BPTP

Sumbar non BLP telah diadopsi oleh peternak di Pasaman Barat dengan

pertambahan berat badan 0,6 kg/ekor/hari,inovasi pengolahan limbah mulai

Page 45: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

28

berkembang menjadi usaha ekonomi di kelompok tani pelaksana.

Disarankan agar kelompok dapat menggunakan pupuk organik untuk

tanaman pangan dan perkebunan yang dimiliki mereka.

FOTO RANGKAIAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN TERNAK

Penimbangan ternak sapi pada kelompok Amanah Bunda (non BLP). Kab. Agam

(kiri) dan Kelompok ternak sapi pada kelompok Setia Karya (BLP), Kab. Pasaman

Barat

Kondisi awal sebelum dilakukan pendampingan di Kab. Sijunjung, terlihat kotoron kerbau hanya menjadi limbah yang mengotori lingkungan

Sosialisasi kegiatan pada pengurus dan anggota KWT Ranah Bingkuang Kenagarian

Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung

Page 46: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

29

Pelatihan pengolahan pupuk organik didampingi oleh tim BPTP Sumatera Barat

pembuatan jerami fermentasi sebagai pakan ternak kerbau.

Hasil pelatihan dari pengolahan kotoran menjadi pupuk organik, terlihat anggota

KWT Ranah Bingkuang menimbang hasil olahan sebelum dikemas.

Identfikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan

Teknologi Upsus Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP) di

Sumatera Barat

Pemerintah Republik Indonesia telah menentukan 8 komoditas utama

pertanian (padi, jagung, kedelai, cabei, bawang merah, kentang, tebu,

kakao dan daging sapi) yang harus mencapai peningkatkan produksi,

bahkan menargetkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun kedepan (2017) Indonesia

harus mencapai swasembada untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai.

Mendukung program tersebut Kementerian Pertanian melaksanakan

program perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan,

Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi sawah

dan jagung dan memberikan bantuan sarana produksi pertanian seperti

benih, pupuk dan alat pengolah tanah (hand traktor) pada kelompok tani.

Kegiatan pengkajian dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dan pada 18

Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan UPSUS Pajale. Kegiatan pengkajian

Page 47: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

30

bertujuan: (a) Mengsukseskan kegiatan pendampingan dan pengawalan

upaya khusus padi dan jagung; (b) Meningkatkan kualitas dan pengetahuan

sumberdaya pendamping dan petani dalam mengadopsi inovasi teknologi

komoditas utama di Sumatera Barat; (c) Mengidentifikasi calon lokasi untuk

program ATP di Sumatera Barat, dan (d) Meningkatkan dan menyebarkan

inovasi teknologi melalui media cetak dan terekam di Sumatera Barat.

Metodologi kegiatan dilaksanakan dengan membentuk LO untuk supervisi,

pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE, Koordinasi,

Supervisi dan Sosialisasi, Pelatihan dan narasumber inovasi teknologi

pertanian, displai VUB padi sawah dan jagung, serta perbanyakan dan

distribusi media cetak dan terekam. Hasil pengkajian menunjukkan: (1)

Kegiatan koordinasi, sosialisasi dan supervisi telah dilakukan dengan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan, Bakorluh Sumbar serta Dinas Pertanian dan

Bapeluh Kab/Kota pelaksana program Upsus Padi dan Jagung; (2) Kegiatan

pelatihan inovasi teknologi untuk PPL, anggota kelompok tani dan buruh

tanam serta sebagai nerasumber telah dilaksanakan pada beberapa

Kabupaten/ Kota di Sumbar; (3) Telah dilakukan display VUB dan inovasi

teknologi padi sawah dan jagung pada beberapa Kabupaten/Kota di

Sumatera Barat; (4) Lokasi untuk kegiatan TTP telah didapatkan yaitu di

Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, dengan

komoditi utama antara lain: kakao, jahe, padi sawah, jagung, sayuran,

manggis, jeruk, sapi dan itik, dan (5) Telah dilakukan perbanyakan dan

distribusi leaflet, poster dan buku saku pupuk spesifik lokasi mendukung

percepatan swasembada pangan di Sumbar. Disamping itu juga telah

didistribusikan BWD dan caplak sistem tanam jajar legowo dan pembuatan

CD sistem tanam jajar legowo.

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Page 48: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

31

Foto Koordinasi Upsus Swasembada Pangan yang dihadiri Menteri Pertanian dan Gubernur Sumbar serta Penyerahan Benih Inpari 21-Batipuah oleh Menteri Pertanian untuk Kelompok Tani Pelaksana Desa Mandiri Benih di Kota Pariaman

Page 49: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

32

Foto Kegiatan Koordinasi Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 50: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

33

Foto Kegiatan Tanam Perdana dan Apel Akbar Penyuluh Sumatera Barat Dalam Program Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 51: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

34

Foto Kegiatan Monev Program Pendampingan dan Pengawalan Program

Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Padang

Pariaman Bersama Dirjend Hortikultura, Bupati Padang Pariaman, Kedis

Tanaman Pangan dan Bakorluh Sumbar serta BPTP Sumbar

Page 52: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

35

Foto Kegiatan Pemberdayaan Petani Terpadu Melalui Gerakan Tanaman

Serentak oleh Bapak Menteri Pertanian oleh Kepala Badan SDMP Pertanian,

Gubernr Sumbar di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

Page 53: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

36

Foto Kegiatan Rapat Koordinasi di Kabupaten/Kota Program Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 54: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

37

Foto Kegiatan Pencanangan Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Provinsi Sumbar dan Kabupaten/Kota Pelaksana Program Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 55: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

38

Keragaan demplot VUB dan sistem tanam jajar legowo di Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh

Page 56: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

39

Foto Kegiatan GP-PTT Padi Sawah Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 57: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

40

Foto Kegiatan Perbaikan Jaringan Irigasi Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat

Page 58: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

41

Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruh tanam di Kota Padang

Page 59: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

42

Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruh tanam di Kota Payakumbuh

Page 60: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

43

Foto Kegiatan Panen dan Penyerahan Caplak Sistem Tanam Jajar Legowo dan Benih Unggul Inpari 21-Batipuah Dari Kepala BPTP Sumbar Kepada Walikota Sawahlunto

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat

tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang

dimulai sejak akhir tahun 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan

fungsi lahan pekarangan dalam menghasilkan berbagai produk pertanian

yang mungkin dikembangkan guna menghasilkan kebutuhan pangan dan

perbaikan gizi masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang aktif sebagai

peserta kegiatan KRPL. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah

berupa bantuan narasumber terhadap penyuluh pendamping maupun

kelompok sasaran baru ataupun lanjutan sebelumnya. Pendampingan

tersebut bersinergi dengan kegiatan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) pada Badan/Kantor Ketahanan Pangan atau Dinas

Pertanian kabupaten/kota yang mengelola P2KP melalui optimalisasi

pemanfaatan pekarangan. Selain itu pembinaan lanjutan juga dilakukan

Page 61: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

44

terhadap KWT/Dasawisma yang mengikuti kegiatan m-KRPL tahun

sebelumnya yang termasuk cluster hijau dan kuning. Semua

KWT/Dasawisma ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan

objek studi banding oleh kelompok sasaran lainnya dalam membentuk dan

pengembangkan KRPL di lokasi masing-masing. KWT/Dasawisma tersebut

adalah: (i) KWT Toruko Indah dan Dasawisma Melati Kota Padang; (ii) KWT

Flamboyan dan Mawar Kota Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka dan Melati

Kota Sawahlunto; (iv) KWT Melinjo Indah dan KWT Mawar Indah, Pesisir

Selatan; dan (v) KWT Usaha Sepakat dan Tuah Sakato Kabupaten Pasaman.

Pembinaan lanjutan dilakukan berupa pelatihan peserta sesuai dengan

materi yang dibutuhkan baik budidaya maupun pasca panen, dan

kelembagaan. Variabel pengamatan terdiri penguatan peran kebun bibit,

penghematan biaya konsumsi rumahtangga, tambahan pendapatan, respon

peserta pelatiahn, dan pengukuran PPH. Secara parsial, terjadi perubahan

PPH dari 74,65 tahun 2014 menjadi 80,25 tahun 2015. Demikian juga

dengan respon peserta pendampingan atau pelatihan untuk Kota Padang,

dari enam komponen teknologi yang dilatihkan sebanyak 49,17% responden

menjadi sangat tahu; ketrampilan 31,67% sangat tahu, 70% responden

menilai program sangat sesuai; materi 55% sangat sesuai dan metoda

pelatihan 40% responden sangat sesuai. Penghematan belanja

rumahtangga Rp 119.500 s/d Rp 211.500/bulan. Penerimaan kelompok dari

pengelolaan KBD Rp 2.350.000 tahun 2014 menjadi Rp 3.175.000 tahun

2015. Tambahan penerimaan dari usaha lahan pekarangan dari Rp 160.230

tahun 2014 menjadi Rp 327.870 tahun 2015. Replikasi KWT secara

swadana 2-3 KWT dengan jumlah anggota 12 s/d 21 orang. Terjalinnya

sinergi kegiatan antara BPTP Sumbar dengan BKP/KKP melalui kegiatan

P2KP dan stakeholder lainnya dalam menfasilitasi dan membina kelompok

sasaran, telah berhasil memenangkan dan mendapat peringkat bergensi

baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, diantaranya: KWT

Flamboyan, peringkat 1 Kota Payakumbuh 2015, KWT Emansipasi peringkat

1 tingkat Kabupaten Pesisir Selatan 2015, KWT Melinjo Indah Pesisir Selatan

peringkat 1 nasional Adhi Karya Pangan Nusantara 2014, KWT Melati

Rawang peringkat 1 Dasawisma kota Padang 2013, KWT Melati Lunto Timur

Sawahlunto peringkat 1 HATINYA PKK tingkat provinsi 2014. Keberhasilan

ini merupakan success story dalam implementasi dan pengembangan m-

Page 62: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

45

KRPL di Sumatera Barat. Keberhasilan tersebut dapat menjadi modal dasar

dan aset bagi stakeholder, khususnya Badan Ketahanan Pangan dalam

memperluas cakupan kegiatan KRPL ke depan, pasca pendampingan dari

BPTP Sumatera Barat.

Gambar. Narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Kota Padang tahun 2015

Gambar. Revitalissai kelompok dasa Wisma Melati (KRPL) Rawang

Kota Padang

Gambar. Keragaan KBD Dasawisma Korong Gadang Kota Padang

Page 63: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

46

Gabar. Keragaan KBD KWT Rawang Kota Padang

Gambar. Keragaan pekarangan anggota yang ditanami sayuran

Taman Teknologi Pertanian

Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian

Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat

telah dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan dan

Pengawalan Program UPSUS Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP)

Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat,

Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman

Pangan Padi, Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional

Hortikultura Komoditas Cabe, Bawang, Merah, Jeruk. Pendampingan

Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Kakao.

Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Sapi

Page 64: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

47

Potong dan Kerbau. Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Pajale.

Pendampingan KRPL. Pengembangan kawasan Taman Teknologi Pertanian

yang dilakukan sudah mulai berfungsi sebagai ;

Pusat informasi bagi petani dan masyarakat

Tempat percontohan dan pengembangan inovasi ;

• Teknologi usaha tani tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan dan perikanan (perikanan belum

jalan)

• Mulai dari perbenihan, budidaya, pengolahan pasca panen

dan pemasaran (pengolahan pasca panen dan pemasaran

belum jalan)

• Sesuai dengan dukungan sumberdaya lokal dan minat

masyarakat

Fungsi lain sebagai ;

Tempat pelatihan, magang serta pengembanganteknologi dan

pemberdayaan kelembagaan

Pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berbasis

sumberdaya lokal melalui penumbuhkembangan inkubasi-

inkubasi baru,

belum terwujud, kecuali proses pemberdayaan kelembagaan yang sedang

berjalan.

Gambar. Penampilan sebagian Kawasan Display Teknologi TTP Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota setelah dilakukan penanaman dan penataan.

_DSC0167.MOV

Page 65: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

48

Gambar: Beberapa gambar dan kegiatan penerapan teknologi di lahan petani dalam proses pelaksanaan Taman teknologi Pertanian Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015

Gambar : Proses penyelesaian bangunan yang diadakan dalam pelaksanaan TTP Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015

Gambar: Sosialisasi dan rapat dalam upaya pembentukan Kelembagaan Petani mitra pelaksana Taman Teknologi Pertanian Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, tahun 2015

Page 66: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

49

Gambar: Diskusi penjajakan kerjasama dengan Politani Payakumbuh, Bappeda dan DPRD Provinsi Sumatera Barat.

Pendampingan PUAP

A. Keluaran yang Diperoleh

(i) Tumbuah gapoktan penerima dana PUAP taun 2015 sebanyak 17 buah

dan jumlah gapoktan penerima dana PUAP sejak 2008-2015 berjumlah

1040 buah gapoktan yang tersebar pada 18 kabupaten/kota. Jumlah

LKM-A yang tumbuh dan mulai berkembang sebanyak 959 unit dan

sebanyak 20 buah sudah berbadan hukum.

(ii) Rata-rata asset LKM-A sudah mulai berkembang, dan secara total

meningkat dari Rp. 104,0 menjadi milyar Rp. 150,1 akhir tahun 2015

atau naik 44%. Kendala yang dihadapi masih banyak LKM-A yang belum

menghimpun dana masyarakat dan masih tergantung pada dana

penguatan modal dari PUAP (Rp.100 juta/gapoktan) yang digulirkan

kepada petani. Kelemahannya adalah LKM-A umumnya belum ber badan

hukum sehingga kepercayaan masyarakat tani masih rendah.

B. Hasil yang Dicapai

(i) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memaham pengelolaan

usaha jasa keuangan dan juga 5% gapoktan telah menumbuhkan

usaha lain selain LKM-A seperti Usaha saprodi, UPJA, UP3HP dan

pemasaran hasil. Pengurus dan pengelola LKM-A juga sudah memahami

sejumlah paket teknologi adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh

Page 67: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

50

anggotanya agar usaha produktif berhasil dan mampu meningkatkan

pendapatan.

(ii) Jumlah petani anggota meningkat dan pada tahun 2015 mencapai

124.538 orang yang tersebar pada 1040 gapoktan. Dengan adanya dana

PUAP jumlah oetani yang mendapat pinjaman modal dari dana tersebut baru

mencapai 60%. Penggunaan dana PUAP adalah untuk mendukung

pengembangan usaha pertaniaian skala kecil diantaranya: 35% tanaman

pangan, 25% hortikultura, 10% perkebunan, 5% ternak, dan 25% off-farm

(pemadaran dan pengolaghan hasil).

Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Padi Sawah, Jagung dan Kedelai di Sumatera Barat

Kegiatan pendampingan Katam untuk tanaman padi, jagung dan kedelai

tahun ini telah mensosialisasikan materi tersebut kepada stakeholder

sebanyak tujuh belas kali tatap muka. Masih banyak masukan dari peserta

sosialisasi untuk perbaikan Katam ke depan.

Bahan diseminasi dicetak berupa rool banner sebanyak 30 buah untuk

katam dan 30 buah untuk SC. Roll Banner ini didistribusikan ke Dinas

Pertanian dan penyulihan di 16 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat, sert

Dinas terkait di provinsi. Sementara untuk FGD ke pusat telah dilaksanakan

sebanyak empat kali untuk katam dan 2 kali untuk SC. Berdasarkan hasil

verifikasi di lapangan, akurasi data SC (satelit modis) di Sumatera Barat baru

60 – 70%.

Monitoring bencana tahun ini memonitor bencana kekeringan di beberapa

daerah di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kota

Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar.

Page 68: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

51

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 9. Lokasi verifikasi (a) Tabek Palah, Kabupaten Solok; (b) Koto lua, Kota Padang; (c) Pekan Sinayan, Kabupaten Agam; (d) Sungei Pasak, Kota Pariaman; dan (e) Sitakuak, kabupaten Tanah Datar

Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.

Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.

SASARAN INDIKATOR KINERJA Realisasi (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional.

Jumlah laporan strategis

nasional/daerah yang memperoleh

pendampingan inovasi oleh BPTP dan mencapai target

sasaran

133

Page 69: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

52

Sasaran 4 Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (bidang

pengkajian, disiminasi dan pendayagunaan.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah laporan kerjasama pengkajian

dan pemanfaatan hasil penelitian dan

pengembangan.

1 1 100

Kerjasama Penelitian dan pengembangan pertanian

Tahun 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Provinsi Sumatera

Barat menawarlan kerjasama dengan BPTP Sumatera Barat sebagai

instruktur untuk memberikan pelatihan Nomor Surat Penawaran :

411.3/33/UEM-BPM-2015 tanggal 23 Januari 2015. Pada tanggal 6 April s/d

9 Mei 2015 BPTP bersama Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas

Padang bekerjasama dengan BPM Provinsi Sumatera Barat melakukan

Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari

(SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015 yang diikuti oleh 100 orang peserta.

Dalam kegiatan ini BPTP Sumatera Barat telah menugaskan 15 orang

peneliti/penyuluh sebagai instruktur

Teknologi Budidaya Itik dan Puyuh. Luaran yang dihasilkan dalam

pelaksanaan kegiatan kerjasama ini adalah : (1) peningkatan kemampuan

SPMN dalam melakukan inovasi teknologi dan kelembagaan; (2)

pengembangan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru; (3) peningkatan

peran SPMN sebagai mitra Pemerintah Nagari; dan (4) penyebaran inovasi

teknologi pertanian Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara

sumber

Pada tanggal 7 s/d 10 April Badan Perencana Pembangunan Daerah

Provinsi Sumatera Barat dengan Nomor Surat 070/175/III/Litbang/Bappeda-

2015 tanggal 24 Maret 2015 meminta kepada BPTP Sumatera Barat untuk

menyampaikan Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP

Sumatera Barat dalam Perumusan Kebijakan Pembangunan Pertanian

Provinsi/Kota/Kabupaten di Sumatera Barat. Tiga Riset Unggulan BPTP

Sumbar yang disampaikan dalam perumusan ini adalah : (1) Prospek

Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir.

Yulimasni; (2) Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-

Kakao di Sumatera Barat oleh Prof. (R.) Dr. Abdullah Bamualim, M.Sc; dan

Page 70: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

53

(3) Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di

Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc. Luaran yang dihasilkan dalam

pelaksanaan kegiatan ini adalah penyebaran inovasi teknologi pertanian

Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara sumber.

BPTP Sumatera Barat juga melakukan kerjasama dengan PT.

Biosindo Mitra Jaya dengan MoU Nomor 01/BMJ/IV/2015 dan

763/KL.130/I.12.3/4/2015 tanggal 15 April 2015 untuk Pengujian dan

Penerapan Inovasi Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi di Sumatera

Barat. Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaan kerjasama ini adalah Satu

Paket Rekomendasi Penggunaan Pupuk Hayati Biotrent Spesifik Lokasi untuk

Komoditas Padi Sawah. Kerjasama dengan Pertamina AEP ASET 2 Field

ADERA juga dilakukan dalam hal Pembuatan Demplot Budidaya Padi

Teknologi Salibu di Sumatera Selatan dengan Nomor SPK : AP3240/2015-SO

tanggal 22 Maret 2015 dengan luaran yang dihasilkan penyebaran budidaya

padi Teknologi Salibu. Selanjutnya Kerjasama dengan Pemerintah Kota

Padang Panjang dilakukan dalam Pengembangan Varietas Unggul daerah

dimana luaran yang dihasilkan adalah pengembangan varietas unggul padi

lokal Saganggam Panuah.

Selain itu, BPTP Sumatera Barat juga mempunyai kerjasama dengan

SMARTD Badan Litbang Pertanian masing-masing 3 kegiatan KKP3SL dan 2

kegiatan m-P2BBI. Dua kegiatan kerjasama dengan Sekretaris Badan

Litbang Pertanian yaitu kegiatan Upaya Perlindungan Hukum dan Revitalisasi

Kebun Percobaan dan Labor Diseminasi Lingkup BPTP Sumatera Barat.

Terakhir kerjasama antara BPTP Sumatera Barat dengan Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dalam hal

Implementasi Desain Pengelolaan Air Kebun Percobaan Sukarami dan

Rambatan

Page 71: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

54

LAMPIRAN 1. PERKEMBANGAN KERJASAMA BPTP SUMBAR TAHUN ANGGARAN 2015

No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra

Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi

Fisik/Anggaran

1. Kajian Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Berproduktivitas Melalui Pengelolaan Pembenah Tanah di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 127.534.000,-

SMARTD No. SPK : 38.59/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta

3 tahun Terhimpunya data biofisik lahan serta karakteristik sifat fisik dan sifat kimia tanah penyebab rendahnya hasil di kabupaten Sijunjung dan kabupaten Dharmasraya; Dihasilkannya formulasi dan takaran pembenah tanah untuk peningkatan produktivitas lahan sawah serta rekomendasi penggunaan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan

Data biofisik lahan serta karakteristik sifat fisik dan sifat kimia tanah penyebab rendahnya hasil di kabupaten Sijunjung dan kabupaten Dharmasraya; Formulasi dan takaran pembenah tanah untuk peningkatan produktivitas lahan sawah serta rekomendasi penggunaan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan

100%/100%

2. Penguatan Kelembagaan Perbenihan Untuk Mewujudkan Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk Sehat di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Dr. Hardiyanto, M.Sc Biaya : Rp. 145.950.000,-

SMARTD No. SPK : 39.118/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta

2 tahun Terbentuknya kelembagaan perbenihan jruk sehat yang tangguh di Sumatera Barat

Kelembagaan perbenihan jruk sehat yang tangguh di Sumatera Barat

100%/100%

3. Percepatan Pemasyarakatan Teknologi Sistem Usahatani Terpadu Sapi-Kakao Dengan Konsep Ramah Lingkungan (Bio Cycle Farming) Melalui Pendekatan SDMC Mendukung Program PSDK Penjab Pelaksana Kegiatan :

SMARTD No. SPK : 39.188/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta

2 tahun Terjadinya peningkatan kemampuan kelompok usaha tani dalam mengelola unit usahatani terpadu sapi-kakao dengan konsep ramah lingkungan (bio cycle farming) secara agribisnis. Menjadi wahana

Peningkatan kemampuan kelompok usaha tani dalam mengelola unit usahatani terpadu sapi-kakao dengan konsep ramah lingkungan (bio cycle farming) secara agribisnis. Menjadi wahana pembelajaran kelompok lainnya

100%/100%

Page 72: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

55

Ir. Harmaini Biaya : Rp. 125.831.000,-

pembelajaran kelompok lainnya

4. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) Mendukung Agribisnis Sayuran Dataran Rendah Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 149.917.000,-

SMARTD No. SPK : 39.168/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta

3 tahun Didapatkannya model pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis inovasi padi sawah dataran tinggi mewujudkan sistem pertanaian bioindustri di Sumatera Barat Peningkatan kapasitas SDM petani dan Kelembagaan pendukung

Model pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis inovasi padi sawah dataran tinggi mewujudkan sistem pertanaian bioindustri di Sumatera Barat Peningkatan kapasitas SDM petani dan Kelembagaan pendukung

100%/100%

5. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) pada Padi Sawah Dataran Tinggi Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Nasroel Husen, MS Biaya : Rp.130.505.000,-

SMARTD No. SPK : 39.166/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta

3 tahun Didapatkannya model agribisnis sayuran dataran rendah melalui dukungan inovasi teknologi budidaya dan sistem perbenihan yang menjamin keberlanjutan produksi. Varietas dan teknologi budidaya sayuran dataran rendah yang efisien

Model agribisnis sayuran dataran rendah melalui dukungan inovasi teknologi budidaya dan sistem perbenihan yang menjamin keberlanjutan produksi. Varietas dan teknologi budidaya sayuran dataran rendah yang efisien

100%/100%

No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra

Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi

Fisik/Anggaran

6. Pengembangan Varietas Unggul Daerah Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 32.000.000,-

Pemerintah Kota Padang Panjang

1 tahun Berkembangngnya varietas unggul padi lokal Saganggam Panuah

Berkembangngnya varietas unggul padi lokal Saganggam Panuah

100%/100%

7. Pengujian dan Penerapan Inovasi Teknologi Pengelola

PT. Biosindo Mitra Jaya

1 tahun Didapatkannya 1 (satu) paket rekomendasi

Didapatkannya 1 (satu) paket rekomendasi penggunaan pupuk hayati biotrent spesifik lokasi

100%/100%

Page 73: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

56

Hara Spesifik Lokasi (PHSL) di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Atman Roja, M.Kom Biaya Rp. 8.030,000,-

No. MoU : 01/BMJ/IV/2015 763/KL.130/I.12.3/4/2015 Tgl. : 15 April 2015 Jakarta

penggunaan pupuk hayati biotrent spesifik lokasi untuk komoditas padi sawah

untuk komoditas padi sawah

8. Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari (SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015, Padang 6 April s/d 9 Mei 2015 Penjab Pelaksana Kegiatan KSPP Biaya Rp. 10.000.000,-

BPM Provinsi Sumatera Barat Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas Padang No. Surat Penawaran : 411.3/33/UEM-BPM-2015 Tgl. : 23 Januari 2015

1 tahun Meningkatnya kemampuan SPMN dalam melakukan inovasi teknologi, dan kelembagaan; Berkembangnya wawasan SPMN menjadi wirausaha baru: Meningkatnya peran SPMN sebagai mitra pemerintah Nagari Tersebarnya inovasi teknologi pertanian Badan Litbang melalui penyediaan Nara Sumber

Kmampuan SPMN dalam melakukan inovasi teknologi, dan kelembagaan; Peningkatan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru: Peningkatan peran SPMN sebagai mitra pemerintah Nagari Penyebaran inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan Nara Sumber

100%/100%

9. Implementasi Desain Pengelolaan Air kebun Percobaan Sukarami dan Rambatan Penjab Pelaksana Kegiatan Azwar Chan, SP Biaya Rp. 300.000.000,-

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian No. SPK : 488.2/HM.210/I.8/3/2015 Tanggal. : 5 Maret 2015 Bogor

1 tahun Meningkatnya kinerja dan produktivitas lahan KP Sukarami dan KP Rambatan

Peningkatan kinerja dan produktivitas lahan KP Sukarami dan KP Rambatan

100%/100%

10. Upaya Perlindungan Hukum terhadap Barang Milik Negara pada BPTP Sumbar Tahun 2015 Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Artuti, MS Biaya Rp. 140.460.000,-

Sekretaris Badan Litbang Pertanian No. SPK : 98.4/HM.230/I.1/5/2015.K Tgl. : 25 Mei 2015 Jakarta

1 tahun Terciptanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan secara hukum terhadap barang milik negara pada BPTP Sumbar

Jaminan kepastian hukum dan perlindungan secara hukum terhadap barang milik negara pada BPTP Sumbar

100%/100%

11. Pembuatan Demplot Budidaya Padi Teknologi Salibu

Pertamina AEP ASET 2 FIELD

1 tahun Meluasnya penyebaran budidaya padi teknologi

Penyebaran budidaya padi teknologi Salibu 100%/100%

Page 74: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

57

Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Erdiman Biaya Rp. 114.000.000,-

ADERA No. SPK : ./…/AP3240/2015-SO Tgl. : 22 Maret 2015 Palembang

Salibu

No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra

Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi Fisik/Anggaran

12. Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP Sumbar untuk Perumusan Kebijakan di Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tiga Riset Unggulan : Prospek Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir. Yulimasni Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-Kakao di Sumatera Barat oleh Prof. ®. Dr. Abdullah Bamualim, M.Sc Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc Penjab Pelaksana Kegiatan KSPP

Bappeda Provinsi Sumatera Barat No. 070/175/III/Litbang/Bappeda-2015 Tgl. : 24 Maret 2015

1 tahun Tersebarnya inovasi

teknologi pertanian Badan

Litbang melalui

penyediaan Nara Sumber

Penyebaran inovasi teknologi pertanian Badan Litbang melalui penyediaan Nara Sumber

100%/100%

Page 75: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

58

Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.

Tabel. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional dan internasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.

SASARAN Indikator

Kinerja

Realisasi (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Kerjasama

Nasional

100

Sasaran 5 Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan

nasional.

1 1 100

Analisis kebijakan Mendukung Pengembangan Komoditas

Unggulan di Sumatera Barat.

Terumuskan sistem pemasaran kakao, gambir dan beras yang efisien yang

mampu meningkatkan share harga yang diterima petani meningkat dari

sebelumnya. Terberdayakan gapoktan yang potensial yang memiliki modal

untuk membeili produk pertanian khususnya gambir dan kakao dari petani

anggota di wilayah kerja gapoktan. Petani produsen komoditas tersebut juga

terhindar dari praktek sistem ijon baik dari pedagang gambir dan kakao,

maupun dari rentenir yang biasanya memberikan pinjaman untuk memenuhi

kebutuhan harian keluarga terutama petani .

Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.

Tabel. Capaian jumlah kinerja sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian BPTP Sumatera Barat 2015-2019.

SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya Sinergi

Operasional Pengkajian

Dan Pengembangan

Inovasi Pertanian

Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Pembangunan

Nasional (Rekomendasi)

100

Akuntabilitas Keuangan.

Pagu anggaran Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

SumateraBarat Tahun Anggaran 2015 dengan Nomor DIPA SP DIPA-

018.09.2.567449/2015 tanggal 8 Desember 2015 sebesar

Rp.34.752.453.000, sesuai dengan revisi terakhir anggaran DIPA Yang

terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 13.612.675,-, Belanja Barang Rp.

18.207.192,- (a. Belanja Barang Operasional Rp. 2.238.330,- dan b. Barang

Page 76: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

59

Barang Non Operasional Rp. 15.968.862,-) dan Belanja Modal Rp.

2932.586,-.

Tabel. Anggaran perjenis belanja BPTP Sumatera Baratdari TA 2015

No Jenis Belanja Anggaran

REALISASI

Rp Jt Rp Jt %

1 Belanja Pegawai 13.612.675 13.580.254,4 99.76

2 Belanja Barang 18.207.192 17.904.374,8 98.34

a Operasional 2.238.330 2.183.910,948 97.57

b Non Operasional 15.968.862 15.720.463,932 98.44

3 Belanja Modal 2932.586 2.673.340 91.16

T O T A L 34.752.453 34.157.970,280 98.29

Realisasi Anggaran

Total Realisasi Anggaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Sumatera Barat Sampai dengan 31 Desember 2015 berdasarkan data i-monev

sebesar Rp. 34.157.970,280, (98.29) dari total anggaran yang dialokasikan sebesar

Rp. 34.752.453.000,- dalam DIPA Tahun Anggaran 2015. Secara lebih rinci dapat

diuraikan bahwa realisasi dan sisa anggaran terdiri dari: (1) Realisasi belanja

pegawai sebesar Rp. 13.580.254,400,- atau 99.76 dari pagu sebesar Rp. 13.612.675.000.-

(2) Realisasi belanja barang operasional sebesar Rp. 2.183.910,948.- atau 97.57 % dari

pagu sebesar Rp. 2.238.330.000; (3)Realisasi belanja barang non operasional sebesar

Rp. 15.720.463.932,- atau 98.44 % dari pagu sebesar Rp. 15.968.862.000 dan (4) Realisasi

belanja modal sebesar Rp. 2.673.340.000.- atau 91.16 % dari pagu Rp. 2.932.586.000-.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan Negara terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2015 realisasi pendapatan Negara Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015

adalah sebagai berikut :

Penerimaan Perpajakan

Penerimaan Perpajakan pada BPTP Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015

tidak ada dikarenakan Penerimaan Perpajakan khusus Kementerian Keuangan.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Dalam melaksanakan tugasnya Balai Besar Pengkajian memerlukan dukungan

sumber dana yang memadai, baik dari pemerintah, mitra kerjasama dan dari

Page 77: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

60

BELANJA Uraian

Estimasi

Pendapatan

2014 (Rp.)

Realisasi Pendapatan

s/d Desember 2015

BELANJA Uraian

Estimasi

Pendapatan

2014 (Rp.)

Fungsional Umum

423141 Pendapatan Sewa Tanah,

Gedung dan Bangunan 66.150.000 0 31.126.558

423951 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya

RM TAYL 0 0 7.102.408

423999

Pengembalian Pendapatan Anggaran Lain-lain

Gedung dan Bangunan 0 0 925.046

423111 Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian

Kehutanan, dan Perkebunan 217.195.000 465.358.700 0

423112 Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan

dan Perikanan 21.400.000 0 0

423216

Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan,

Informasi, Pelatihan dan Teknologi

sesuai dengan Tugas dan Fungsi masing-masing Kementerian dan

Pendapatan DJBC

Rugi atas Kerugian yang

Diderita Oleh Negara

(TP/TGR)

9.045.000 53.125.000 0

423291 Pendapatan Jasa Lainnya 17.050.000 32.570.000 0

Jumlah Pendapatan 330.840.000 551.053.700 39.154.012

kegiatan yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dana

tersebut sangat diperlukan untuk mendukung biaya pemeliharaan fasilitas dan

sarana, memperbaiki tenaga penunjang lainnya. Penggalian dana juga sedang

dirintis dengan menjalin kemitraan dengan pihak lain, komersialisasi hasil litbang

dan intensifikasi penerimaan negara bukan pajak terutama penerimaan fungsional

dan akan terus ditingkatkan sehingga kedepan diharapkan sumber dana yang

diperlukan tidak hanya tergantung dari ketersediaan APBN. Target Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp. 401.767.000 ,- Realisasi Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi PertanianSumatera Barat sampai

bulan Desember 2015 sebesar Rp. 590.207.712 (Lima ratus sembilan puluh juta dua

ratus tujuh ribu tujuh ratus dua belas rupiah ),- dari target penerimaan atau 146,90

%.

Tabel. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumbar per Desember 2015

Page 78: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

61

Tabel. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP Sumbar Tahun Anggaran 2015-2019

JENIS PENERIMAAN 2015 2016 2017 2018 2019

TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI

PENERIMAAN UMUM 66.150.000 39.154.012

PENERIMAAN FUNGSIONAL 335.617.000 551.053.700

JUMLAH 401.767.000 590.207.712

Page 79: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

62

Sasaran 7 Jumlah Produksi Benih Sumber.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah Produksi Benih Sumber.

Padi FS 6 SS 66.8 FS 6.454 SS 45.011 FS 107 SS 67.3

Jagung FS SS 10 FS SS 0.7 FS SS 7

Kedelai FS 1 SS 29.97 FS 0 SS 4.825 FS 0 SS 16

Perbanyakan Benih Sumber Padi

Mengingat begitu pentingnya fungsi benih dalam ketahanan pangan, maka

penggunaan varietas unggul yang sesuai preferensi konsumen dan sisitem produksi benih

secara berkelanjutan menjadi semakin penting. Untuk meningkatkan penyediaan benih

sumber yang bermutu, maka BPTP Sumbar melakukan kegiatan perbanyakan benih padi

sawah yang sesuai dengan preferensi konsumen.

Pendampingan bagi petani dilakukan mulai dari persemaian, penanaman,

pemupukan, rouging dan panen. Sertifikasi dilakukan oleh petugas/koordinator BPSB-TPH

Propinsi Sumatera Barat pada masing-masing Kabupaten/Kota yang dimulai dari

pemeriksaan lapangan kelayakan calon lokasi sebagai penangkaran, pemerikasaan tanaman

pada stadia anakan maksimun, stadia berbunga dan masak.

Realisasi hasil produksi benih padi sampai akhir Desember 2015 pada musim tanam

I mencapai 62.945 Kg dengan rincian dihibahkan 21.240 kg, masuk gudang 31.855 kg,

gagal jadi benih 9.850 kg. Benih Dasar 6.454kg dan benih pokok 45.011kg dan telah

terdistribusi sebanyak 32.042kg dengan nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp336.408.000. Kondisi pertanaman pada MT II sampai saat ini cukup baik dan telah panen

varietas Inpari 21 sebanyak 750 kg dan B.Piaman 4.450 kg sebagai calon benih dalam

proses pelabelan, sedangkan pertanaman lainnya panen tertunda hingga bulan Februari

2016 berupa varietas B.Piaman, Inpari 21, dan Inpari 17.

Page 80: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

63

Tabel. HASIL PERBANYAKANBENIH SUMBER PADI TAHUN 2015 (Januari-September 2015/MTI )

NO

VARIETAS/ KLAS

LOKASI/ TGL PANEN

HASIL GKP (KG) REALISASI BENIH (KG)

KETERANGAN APBN

APBN-P

HIBAH

GAGAL PANEN

APBN

APBN-P HIBAH

TOTAL BENIH (KG)

1. INPARI 21/ SS

KP.B.Buat I KP.B.Buat II

300 400

300 348

- - 250 310

245 300

- 495 610

-

K.Hilalang /10-7-15

500 565 - - 415 385 - 800

Singkarak / 21-7-15

1.120 1.120 - - 935 865 - 1800

Parambahan / 12-8-15

2.300 2.381 - 850 1546 1854 - 3.400 20% diSerang Tikus

Gawan I / 13-9-15

2.500 2.570 - - 2200 2067 - 4.267

Gawan II / 25-9-15

2.000 2.125 1800 1727 3.527

INPARI 21/FS

Bungus / 10-9-15

200 368 - - 245 230 - 475

Jumlah 8.920 9.429 850 7701 7673 15.374 2. B.Piaman/ SS T.Datar / 29-7-

15 600 636 3.100 1.800 550 548 3.100 4.198 20% di Serang

Tikus Parambahan /

31-8-15 2.100 2.117 - 500 1850 1767 - 3.617 Di Serang Tikus

Bungus/10-9-15

- - 660 - - - 660 660

Jumlah 2.700 2.753 3.760 2.300 2400 2315 3.760 8.475 3. PB 42 / SS Bungus/ 16-9-

15 1.500 1.633 6.540*

540* - 1180 1104 6.540

8.824

PB 42 / FS Bungus/ 19-9-15

1.684 - 0* - 730 693 997 2.420

Jumlah 3.184 1.633 7.080 1910 1797 7.080 11.244 4. Cisokan / FS Parambahan /

31-8-15 - - - 1.500 - CVL >15%

5. Inpari 13 /SS Pasaman / 15-8-15

400 450 2.000 500 330 300 2.000 2.630

Page 81: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

64

6. Inpari 19/ FS Pasaman / 15-8-15

50 - 1000 - 29 500 29 15%diserang Kresek/BLB

7. Inpari 30/ FS Pasaman / 15-8-15

- - - 1500 - 65%diserang kresek/BLB

8. Inpara 3 / FS Bungus / 10-9-15

289 - - - 130 125 - 255

9. Junjuang/ SS K.Hilalang/ 27-7-15

600 669 - - 550 500 - 1.050

Junjuang/ FS Parambahan / 3-8-15

1.200 - - 510 485 - 995

Jumlah 1.800 669 1060 985 2.045 10. Sg.Panuah/

FS Kayuaro / 9-7-15

800

856 715 660 1.375

Guguak / 22-9-15

500 550 500 405 905

Jumlah 1.300 1.406 1215 1065 2.280 11. Caredek.M/

SS Parambahan / 10-8-15

- - 3.500 - 3.500 3.500

Caredek.M(BS)

M.Paneh/ 18-9-15

- - 250 250 250

Caredek M/ FS

K.Hilalang / 10-7-15

- - 1.500 20% di serang Blast

Jumlah 3.750 3.750 3.750 12. Anak Daro /

SS

Bungus / 21-9-15

1.600 1.794 3.400

1.200 1300 1520 3.400

6220

13. Siarang /BS Kayuaro / 30-6-15

- 250 - 250 250

Jumlah FS SS BS

20.243 18.134 20.740 9850 (GAGAL)

16046 (APBN)

15.809 (APBNP)

21.240 (Hibah)

51.965 6.454 45.011 500

62.945 kg (JumlahTOTAL) Masuk gudang 31.855.

Page 82: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

65

Perbanyakan Benih Sumber Kedelai di Provinsi Sumatera Barat

Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah ketersediaan benih

bermutu. Sejak tahun 2007 pemerintah melaksanakan program benih kedelai berbantuan

kepada para petani guna mengatasi permasalahan ketersediaan benih bermutu di tingkat

petani. Sebagai lembaga penghasil inovasi teknologi, Balitbangtan dituntut untuk berperan

aktif dalam program nasional tersebut melalui penyediaan benih sumber, terutama dalam

kaitannya dengan upaya percepatan pengembangan varietas unggul baru.

Kegiatan ini bertujuan utama untuk memperkuat sistem perbenihan dan penangkar benih

kedelai di Provinsi Sumatera Barat. Secara terperinci, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini

antara lain untuk: (a) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai kelas benih

dasar (FS) sebanyak 1,0 ton; dan (2) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai

kelas benih pokok (SS) sebanyak 29,97 ton. Kegiatan dilaksanakan pada berbagai lokasi di

Provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, dan Kota

Sawahlunto) seluas 31,5 ha untuk memproduksi benih kelas SS dan 1,0 ha untuk

memproduksi benih kelas FS. Varietas unggul yang digunakan sebagai sumber benih kelas

SS adalah: Anjasmoro, Panderman, Bueangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk benih

kelas FS adalah Anjasmoro. Komponen teknologi sesuai anjuran Balitbangtan diterapkan

dalam kegiatan ini. Hasil sementara kegiatan perbanyakan benih kedelai sampai laporan ini

ditulis dapat disimpulkan, antara lain: (1) Kegiatan perbanyakan benih kedelai terealisasi

seluas 31,5 ha untuk menghasilkan benih kelas SS varietas Anjasmoro, Panderman,

Burangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk kelas benih FS varietas Anjasmoro seluas

1,0 ha; (2) Calon benih kedelai yang dihasilkan sebanyak 8.673 kg. Dari calon benih ini,

dihasilkan benih bersertifikat kelas benih SS sebanyak 4.825 kg; (3) Masih akan dihasilkan

lagi benih kelas SS yang saat ini dalam proses pasca panen di tingkat petani dan seleksi

benih di UPBS; dan (4) Benih kelas FS saat ini masih stadia mulai berbunga. Diperkirakan

panen pada awal Februari 2016.

Page 83: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

66

Perbanyakan Benih Sumber Jagung di Provinsi Sumatera Barat

Kegiatan produksi benih hibrida dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Sukarami

(April – Juli 2015), dan produksi benih komposit (varietas Sukmaraga) di Kebun BBI

palawija Ladang Laweh (Rambatan – Tanah Datar) dari bulan (Mei – Juli 2015).

Perbanyakan di KP Sukarami seluas (0,75 ha) yang ditujukan untuk menghasilkan

benih jagung hibrida Badan Litbang Pertanian (Bima 19 dan Bima 20) menghasilkan 700 kg

benih Bima 19 dan 1 ton benih Bima 20. Bila dikonversi ke hektar, hasil ini cukup baik yakni

sekitar 2,42 t/ha. Sejumlah 400 kg benih Bima 20 telah disalurkan sebagai hibah ke

kelompok tani dalam rangka diseminasi produk Litbang.

Gambar Penampilan pertanaman dan tongkol tanaman jagung pada kegiatan produksi

benih hibrida di KP Sukarami

Page 84: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

67

4.2. Perbanyakan di BBI Ladang Laweh

Kegiatan perbanyakan yang dilakukan di kebun BBI Ladang Laweh seluas lk. 3,5 ha

hanya menghasilkan 285 kg calon benih. Sangat rendahnya hasil ini adalah akibat adanya

musim kering yang parah selama 2 bulan mulai umuri umur 1 bulan setelah tanam (data

curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 1) . Dalam proses sertifikasi calon benih ini oleh

BPSB ternyata daya kecambahnya juga tidak memenuhi syarat (hanya 85%), sehingga

dinyatakan tidak lulus sebagai benih. Rendahnya daya kecambah ini diduga adalah karena

fisiologisnya yang kurang baik akibat kekeringan saat pengisian.

Gambar Penampilan fisik tanaman dan calon benih pada perbanyakan di kebun BBI

Ladang Laweh.

Sampai pada akhir tahun anggaran 2015 (Desember 2015) kegiatan perbanyakan di

kebun-kebun percobaan ini belum menghasilkan benih karena sesuai dengan waktu

tanamnya, tanaman baru pada stadia vegetativ. Bahkan kegiatan perbanyakan yang kedua

di KP Sitiung masih pada tahap pengolahan tanah. Sampai pada stadia vegetativ ini terlihat

pertumbuhan tanaman cukup baik (Gambar ).

KP Rambatan KP Sitiung

Page 85: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

68

KP Sitiung (I) KP Sitiung (II)

Gambar Penampilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan perbanyakan benih jagung di

KP Rambatan, KP Sukarami dan KP Sitiung, Desember 2015

Perkiraan Hasil yang Akan Diperoleh

Berdasarkan luasan dan pertumbuhan pertanaman yang masih di lapangan sampai

akhir Desember 2015 diperkirakan benih yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel Perkiraan jumlah benih yang akan diperoleh dari pertanaman yang masih

berada di lapangan

Lokasi Luas (ha) Perkiraan Hasil (ton)

KP Rambatan

KP Sukarami

KP Sitiung (I)

KP Sitiung (II)

0,90

0,75

0,50

0,60

4,5

4,0

1,5

1,8

Jumlah 2,75 11,8

Berdasarkan perkiraan ini, target 10 ton benih sumber dari kegiatan ini akan dapat

dicapai pada awal tahun 2016.

Target output 10 ton benih sumber belum dapat dicapai karena terjadinya gagal panen

akibat pertanaman mengalami kekeringan.

Berdasarkan luas pertanaman perbanyakan yang diulang di tiga kebun percobaan

diperkirakan target benih sumber yang dihasilkan akan dapat dicapai pada awal tahun

2016.

Page 86: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

69

Sasaran 8 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.

3 3 100

Implementasi model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung

pengembangan kawasan pengembangan Jagung di Sumatera Barat.

Kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Rambatan dengan mengimplementasi

model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung pengembangan kawasan jagung

sebagai berikut:

1. Kegiatan budidaya jagung optimal telah dilaksanakan sementara data komponen hasil

belum bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan pada pertanaman pertama bulan Juni 2015

mengalami kekeringan sedangkan untuk pertanaman ke dua belum panen.

2. Kegiatan integrasi tanaman jagung dan sapi telah dilaksanakan, kandang sapi, bak

fermentasi kompos dan bak pengolahan urin telah selesai dimana saat ini telah dipelihara

sebanyak 6 (enam) ekor sapi. Dalam kegiatan ini telah juga telah dilakukan pelatihan

terhadap kelompok tani yang ada di 2 kecamatan (kecamatan Ramabatn dan Lima Kaum)

dengan materi budidaya tanaman jagung, teknik penakarang benih jagung, pembuatan

silase jerami jagung, pengolahan kompos sarasah jagung, pengomposan kotoran sapi

baik kotoran padat maupun cair.

3. Kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida dilakukan untuk menghasilkan benih jagung

varietas Bima 19-URI sebanyak 715 kg dan Bima 20-URI sebanyak 450 kg.

4. Telah dilakukan pembuatan media cetak dalam bentuk banner dan leaflet serta buku

Lampiran Foto Kegiatan:

Page 87: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

70

Gambar: Keragaan tanaman jagung kegiatan budidaya dalam upaya peningkatan produktivitas jagug hibrida

Gambar : Keragaan jagung hibrida kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida Bima 19-URI

dan Bima 20-URI.

Gambar: Keragaan ternak sapi dan pakan sapi dari fermentasi batang dan daun jagung

Gambar : Pelatihan budidaya jagung dan pembuatan silase batang dan daun jagung untuk

pakan ternak sapi

Page 88: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

71

Gambar ; Temu lapang dan panen perdana jagung hibrida Bima 19-URI dan Bima 20-URI

Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Ubi Jalar di Sumatera Barat

Dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri

Berbasis Ubi Jalar di Sumatera Barat pada tahun 2015 ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Nagari Koto Gadang Guguak dan Koto Gaek Guguak, termasuk KP Sukarami, telah

dipilih sebagai kawasan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri Berbasis

Ubi Jalar di Sumatera Barat. Kedua nagari ini merupakan sentra produksi ubi jalar di

Kabupaten Solok. Petani pada kawasan ini masih memakai varietas lokal dengan

teknologi budidaya sederhana serta kelembagaan petani yang masih lemah.

2. Telah terbangunnya penyediaan sistem teknologi dasar berupa bibit sumber varietas

unggul dan usaha pasca panen ubi jalar di BPTP Sumatera Barat (KP Sukarami dan

rumah produksi).

3. Pada tahun 2015 telah dilakukan perbaikan teknologi budidaya ubi jalar pada 7

kelompok tani yang meliputi luas 19,7 ha dan melibatkan 131 petani. Sebanyak 14

varietas unggul ubi jalar dengan teknologi budidaya introduksi secara teknis layak

diaplikasikan pada kawasan pertanaman ubi jalar di Nagari Koto Gaek Guguak dan

Koto Gadang Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

4. Pengetahuan dan keterampilan 44 orang petani dan 5 penyuluh pertanian mitra

binaan mengenai inovasi teknologi budidaya ubi jalar telah ditingkatkan melalui

pelatihan dan pelaksanaan demonstrasi plot secara partisipatif.

5. Pengetahuan dan keterampilan 50 orang wanita tani dan 7 orang penyuluh pertanian

mengenai teknologi pengolahan hasil ubi jalar telah ditingkatkan melalui pelatihan

dan praktek secara partisipatif.

Page 89: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

72

6. Tujuh kelompok tani dan satu Gapoktan telah diperkuat melalui pembekalan

pengurus dan pendampingan penyempurnaan kepengurusan, penyusunan dan

penyempurnaan AD/ART, penyusunan program kerja, melengkapi administrasi

lembaga, serta penetapan sekretariat dan penyiapan plank merek lembaga.

Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir di Sumatera Barat

Kegiatan Pengembangan Komoditas Gambir Melalui Pendekatan Bioindustri Pada

Kawasan Sentra Produksi di Sumatera Barat telah dilaksanakan di Kecamatan Mungka,

Kabupaten 50 Kota. Kegiatan terdiri dari tiga sub kegiatan yaitu, a). Identifikasi potensi dan

kendala dalampengembangan sistem usaha agribisnis gambir berorientasi bioindustri. b).

Mengimplementasikan perbaikan teknologi produksi dalam sistem usahatani gambir

berorientasi bioindustri, dan c). Mengimplementasi alternatif teknologi produk olahan

gambir berorientasi bioindustri pada hamparan kelompok tani gambir, dengan tujuan : 1).

Diperoleh satu paket data/informasi tentang potensi dan kendala dalam pengembangan

sistem usaha agribisnis gambir berorientasi bioindustri, 2). Diimplementasikannya perbaikan

teknologi produksi dalam sistem usahatani gambir berorientasi bioindustri, dan 3).

Diimplementasikannya alternatif teknologi produk olahan gambir berorientasi bioindustri

pada hamparan kelompok tani gambir.Diseminasi teknologi budidaya dan pasca panen

gambir telah dilakukan dengan kegiatan sosialisasi, penataan kelembagaan, pelatihan,

pembinaan dan penguatan kelembagaan. Teknologi yang telah diimplementasikan : 1).

Teknologi pemupukan dan waktu panen gambir untuk meningkatkan hasil dan pendapatan

usahatani gambir, 2). Teknologi pengempaan daun gambir untuk memperoleh getah gambir

kering bermutu baik, 3). Teknologi pengolahan daun menjadi teh celup, 4). Teknologi

pengolahan daun gambir menjadi permen jelly gambir, dan 5). Pembangunan dua unit

rumah pengering tipe ERK (Efek Rumah Kaca) untuk pengeringan produk olehan sebagai

pengganti oven. Penerapan teknologi dilakukan dengan pelatihan, pembinaan, dan praktek

secara langsung. Dari kegiatan penerapan teknologi tersebut telah terbangun dua kelompok

yang sudah memulai memasarkan produk olahan gambir yaitu teh celup daun gambir dan

jelly daun gambir yaitu KWT Sambal dan KWT Simpang Tigo.

Hasil panen satu kali kempa gambir dibutuhkan 18-22 kg daun gambir untuk meng

hasil getah kering 4,7 kg. Untuk satu hektar lahan menghasilkan getah kering rata-rata

700,7 kg setara dengan 5.605 kg daun gambir. Hasil pengujian efektifitas beberapa bahan

dekomposer terhadap kandungan hara kompos ampas kempaan daun gambir menunjukkan

bahwa bahan dekomposer terbaik adalah EM-4, pupuk kandang,Tricoderma, danStardek.

Teknologi pengolahan teh celup dengan kualitas terbaik dengan waktu fermentasi daun

Page 90: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

73

selama 12 jam dan menggunakan daun pada tingkat ketuaan daun pucuk, pada kondisi ini

diperoleh kandungan tanin lebih rendah yaitu 2,1% dan katechin 2,5%. Teknologi

pengolahan jelly daun gambir yaitu melalui perebusan daun gambir dengan larutan garam

1,5% selama 10 menit, dan penambahan karagenan sebanyak 3%, pada kondisi tersebut

diperoleh perlakuan terbaik dari segi organoleptik dan kandungan tanin 0,39% serta

katechin 0,9%.

Gambar : Pelatihan pembuatan kompos ampas kempaan daun gambir

Pelatihan pengemasan teh daun gambir dan pembuatan permen jelly gambir

Page 91: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

74

Tabel. Perbandingan Capaian Output Kinerja BPTP Sumatera Barat Th 2014 - 2015

No. Indikator Outcome/Indikator

Kegiatan

2014

2015

Target Capaian Target Capaian

1 Jumlah teknologi spesifik lokasi

5 5 5 6

2 Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna

8 10 3 3

3 Jumlah kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional/daerah

6 6 6 8

4 Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian

2 2 1 1

5 Jumlah kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian

1 1 1 1

6 Bio Industri 3 3

Page 92: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

75

IV. PENUTUP

Kegiatan penelitian, pengkajian dan diseminasi yang dilaksanakan pada

tahun 2015 mendapat dukungan pendanaan dari APBN. BPTP Sumatera

Barat pada tahun 2015 ini mengacu kepada 14 program dalam Rencana

Aksi BBP2TP. Program tersebut terdiri dari satu program utama, yaitu:

Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan sub

program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian

dengan 14 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan

spesifik lokasi; (2)Jumlah model Pengembangan inovasi pertanian bio-

industri spesifik lokasi; (3) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangan

pertanian; (4) Jumlah teknologi yang didesiminasikan ke penggunal; (5)

Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan

pendayagunaan inovasi pertanian; (6) Koordinasi dan sinkronisasi

operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian; (7)

Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak)/petunjuk teknis (juknis)

pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian; (8) Penguatan

manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi institusi;

(9) Peningkatan kualitas manajemen institusi; (10) Pengembangan

kompetensi SDM; (11) Peningkatan pengelolaan Laboratorium; (12)

Peningkatan pengelolaan kebun percobaan; (13) Peningkatan penangkaran

usaha pengelolaan benih sumber; dan (14) Peningkatan pengelolaan

website dan database.

Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan

(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan

penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain secara keseluruhan

adalah sebesar 102.71 %. Capaian tertinggi (133.33%) pada kegiatan

pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional,

sedangkan realisasi keluaran (output) dan hasil (outcomes) kurang dari

target yang ditetapkan terjadi pada kegiatan Produksi benih sumber

(65,67%).. Hal ini disebabkan karena m asih ada beberapa kegiatan yang

belum panen karena ditanam ulang akibat tanaman pertama mengalami

kekering.

Page 93: AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N ...sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAPTAH-2016.pdfBab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016

76

Meskipun tidak mencapai realisasi 100%, persentase pencapaian

rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi,

yaitu mencapai (98,29 %).

Tingginya capaian realisasi ini antara lain disebabkan bersinerginya

peneliti, penyuluh, litkayasa, dan staf administrasi/keuangan secara baik

dan profesional sebagai penanggung jawab kegiatan maupun sebagai

anggota tim ataupun sebagai pelaksana administrasi/keuangan. Kegiatan

monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan oleh tim monev BPTP

Sumatera Barat secara berkala berupa monev ex-ante, on-going, dan ex-

post juga merupakan salah satu kunci tingginya capaian realisasi tersebut.

Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah terintegrasinya beberapa

kegiatan seperti pendampingan dan pengawalan program UPSUS, (padi,

jagung, dan ATP), PUAP, PSDS/K, MKRPL, dan Pengembangan Kawasan

Hortikultura. Dukungan yang cukup besar dari dinas/instansi terkait baik di

pusat maupun di daerah juga merupakan salah satu faktor penyebab

keberhasilan capaian ini. Selain itu, besarnya perhatian dan dukungan dari

Kepala BPTP Sumatera Barat dan unit kerja di lingkup BPTP Sumatera Barat

kepada tim pelaksana kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi mulai

dari perencanaan kegiatan sampai pelaporan hasil kegiatan juga

merupakan faktor penting penyebab tingginya capaian ini. Kondisi yang

kondusif ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dimasa mendatang

melalui konsistensi dalam menjalankan segala ketentuan, komitmen, dan

kebijakan yang telah disepakati bersama.