AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N...
Transcript of AAKKKUUNNNTTTAAABBBIIILLIITTTAAASSS N...
LLLAAAPPPOOORRRAAANNN AAAKKKUUUNNNTTTAAABBBIIILLLIIITTTAAASSS KKKIIINNNEEERRRJJJAAA IIINNNSSSTTTAAANNNSSSIII PPPEEEMMMEEERRRIIINNNTTTAAAHHH
TTTAAAHHHUUUNNN 222000111666
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
LLAAPPOORRAANN AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA IINNSSTTAANNSSII PPEEMMEERRIINNTTAAHH
TTAAHHUUNN 22001155
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
LaporanAkuntabilitasKinerja BPTP Sumbar 2016
i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sumatera Barat sebagai salah satu instansi penerintah
disusun sebagai pertanggung jawaban terhadap akuntabilitas kinerjanya sesuai
dengan tugas pokok, fungsi, dan kewenangan pengelolaan sumberdaya yang
ditetapkan sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan Inpres No. 7 tahun 1999 yang mengamanatkan tentang setiap instansi pemerintah
wajib menyusun LAKIP setiap akhir tahun anggaran, sesuai keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian No. 161/2006, BB Pengkajian mengemban mandate membina dan mengkoordinasikan
pelaksanaan , pengembangan, dan perakitan teknologi spesifik lokasi yang dilakukan Balai/Loka
Pengkajian Teknologi Pertanian (B/LPTP) Oleh karena itu, BB Pengkajian juga berkewajiban untuk
melaporkan Akuntabilitas Kinerja BPTP secara keseluruhan.
Kepada semua pihak yang telah beradaptasi dan berkontribusi dalam penyusunan laporan ini
disampaikan terima kasih. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi BB
Pengkajian dan BPTP dalam perbaikan kinerja kedepan.
KepalaBalai
Dr.Chandra Indrawanto,MSc
NIP. 19640218 198903 1 001
LaporanAkuntabilitasKinerja BPTP Sumbar 2016
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP ini dibuat dan disampaikan setelah selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian, pengkajian,
dan diseminasi tahun anggaran 2016 sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat sebagai instansi pemerintah.
Pada tahun anggaran 2016, kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi yang dilaksanakan
BPTP Sumatera Barat mendapat dukungan pendanaan APBN melalui DIPA BPTP Sumatera Barat; DIPA
BBP2TP, DIPA BB Mektan dan DIPA Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan yang telah dilaksanakan terdiri dari satu program utama, yaitu: Penciptaan Teknologi
dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, dengan sub program Pengkajian dan Percepatan
Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan 8 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi
unggulan spesifik lokasi; (2) Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna; (3) Kegiatan
strategis nasional/ Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat
mencapai target sasarannya; (4) Kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan
inovasi pertanian; (5) Rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan pertanian; (6)
Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian; (7) Jumlah
Produksi Benih Sumber; (8) Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan (input) Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan
lain adalah sebesar 100%, sedangkan realisasi keluaran output secara keseluruhan mencapai
102,71% Meskipun demikian ada capaian output kegiatan kurang tidak mencapai realisasi
100%. Sedangkan persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan
termasuk relatif tinggi, yaitu mencapai (90,93%).
Tingginya capaian realisasi ini disebabkan antara lain: (1) Kerjasama yang baik antara
peneliti, penyuluh, litkayasa, dan seluruh staf administrasi/keuanganBPTP Sumatera Barat; (2)
Kegiatan monitoring dan evaluasi secara terus menerus dan berkala; (3) Terintegrasinya
beberapa kegiatan seperti SLPTT (padi, dan jagung ), PSDS/K, MKRPL, dan Pengembangan
Kawasan Hortikultura; (4) Kerjasama yang terjalin baik dengan dinas/instansi terkait baik di
tingkat pusat maupun daerah; dan (5) Perhatian dan dukungan yang tinggi dariKepala BPTP
Sumatera Barat.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Ikhtisar Eksekutif ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi Strategi
1.3. Tujuan
1
1
3
5
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 6
Bab III. Akuntabilitas Kinerja 17
Bab IV. Penutup 49
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2014
10
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2015
12
Tabel 3. Pagu Anggaran berdasarkan Output Kegiatan BPTP Sumatera Barat Pengkajian TA 2010-2014
15
Tabel 4. Rekapitulasi Teknologi Spesifik Lokasi lingkup BPTP Sumbar, 2014. 18
Tabel 5. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10 galur/varietas pada lokasi Piai MT 2014.
19
Tabel 6. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10 galur/varietas pada lokasi Sungai TarabMT 2014.
19
Tabel 7. Pertumbuhan generatif dan hasil tanaman Padi teknologi salibu dan tanam pindah Pada Tiga Daerah Di Sumatera Barat (2014).
20
Tabel 8. Jenis Tanaman Koleksi Hasil Eksplorasi beserta Asalnya, 2014 26
Tabel 9. Rataan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif per rumpun dan hasil padisawahvarietaslokal Sumatera Barat. Padang, MH 2014.
29
Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Barat 2010-2014
31
Tabel 11. Rekapitulasi Output Teknologi yang Didiseminasikan 31
Tabel 12. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologi pertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
32
Tabel 13. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
33
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional BPTP Sumatera Barat 2010 - 2014.
39
Tabel 15. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional dan internasional BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
40
Tabel 16. Capaian jumlah kinerja sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
45
Tabel 17. Anggaran perjenis belanja BPTP Sumatera Barat dari TA 2010 s/d 2014 (5 tahun)
45
Tabel 18. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumbar per Desember 2014
47
Tabel 19. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP Sumbar Tahun Anggaran 2010-2014
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jumlah Pegawai 5
Gambar 2 Jumlah Peneliti, Penyuluh dan Pustakawan 5
Gambar 3 Pertumbuhan vegetatif tanaman teknologi salibu 20
Gambar 4 Pertumbuhan tanaman saat penen (generative) 21
Gambar 5 Spesifikasi alat penanam bibit padi manual (transplanter). 22
Gambar 6 Kondisi Demplot Awal (kiri) dan Akhir (Kanan) Kegiatan 26
Gambar 7 Rumah kasa dan rumah kaca tempat konservasi ex situ SDG tanaman Sumbar
27
Gambar 8 Padi Siulo 27
Gambar 9 Padi Cantik Manis 27
Gambar 10 Bareh Kuniang 28
Gambar 11 Padi Soni 28
Gambar 12 Padi Rotan 28
Gambar 13 Padi Guliang 28
Gambar 14 Penampilan empat varietas padi sawah lokal Sumatera Barat 30
Gambar 15 Penampilan empat varietas padi gogo lokal pada kondisi sawah 31
Gambar 16 Berbagai media informasi yang diterbitkan dan diperbanyak ulang Tahun 2014 dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders.
32
Gambar 17 Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah pada stadia vegetatif aktif 35
Gambar 18 Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah pada stadia matang (akan panen)
36
Gambar 19 Temu Lapang dan Panen Perdana pada Keltan Candi Lubuk Biti, Kenagarian Sungai Dareh, Dharmasraya
37
Gambar 20 Keragaan VUB Inpari 21 di Kec. Lengayang Kabupen Pesisir Selatan
38
Gambar 21 Pendampingan SL-PTT 17 hari menjelang panen di kelompok tani Tabek Patah 2 kec. Lengayang
38
Gambar 22 Diseminasi Teknologi SL – PTT Padi Sawah ketika melakukan pendampingan kelompoktani Tabek Patah 1 di Kec Lengayang.
38
Gambar 23 Keragaan pertumbuhan vegetatif 4 varietas kedelai Jorong Empat
Koto Nagari Kinali Kecamatan Kinali Pasaman Barat, 2014.
39
Gambar 24 Faktor-faktor yang menentyukan pemberdayaan gapoktan sebagai mitra desiminasi inovasi teknologi pertanian dala wlayah nagari/desa di Sumatera Barat.
43
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Lapoaran Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan pertanggung jawaban
atas kinerja pencapaian visi dan misi pada tahun anggaran tahun 2016 dan alat kendali serta alat
pemacu peningkatan kinerja setiap organisai di lingkingan pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) BPTP Sumatera Barat (Sumbar) Tahun 2016 merupakan LAKIP tahun pertama
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, yang
merupakan tahun awal penuntasan kinerja tahun 2015-2019. LAKIP BPTP Sumbar yang disusun
mengacu pada peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden No. Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tantang Percepatan Pemberantasan Korupsi,
serta Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian. Fungsi LAKIP antar lain adalah sebagai alat penilai
kinerja secara kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi BPTP Sumbar
menuju terwujudnya good governance dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban
kepada masyarakat. Inpres No. 7 Tahun 1999 pada dasarnya mengamanatkan kepada seluruh
Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara manajemen pemerintahan wajib membuat laporan
LAKIP pada setiap akhir tahun anggaran. Inpres ini diperbarui dengan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara No.239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PERMENPAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Petunjuk Teknis dari Inpres tersebut adalah Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 239 Tahun 2003 tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Dalam pelaksanaannya kinerja instansi suatu pemerintahan juga perlu dilakukan evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain,
implementasi, dan manfaat aktifitas dan program suatu instansi pemerintah. Evaluasi juga dilakukan
untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi instansi pemerintah yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja dari
instansi pemerintah adalah Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Evaluasi ini merupakan perkembangan dari suatu review atas kinerja organisasi dengan dukungan
informasi dan pengumpulan data melalui riset terapan (applied research) sehinnga hasil evaluasi akan
lebih komprehensif untuk melihat organisasi dan kontribusinya pada peningkatan kinerja
pemerintahan secara keseluruhan.Pola pendekatan yang demikian akan mendukung simpulan hasil
evaluasi yang lebih menyeluruh (makro) sehingga dapat menghindari resiko bias yang lebih besar.
Dalam pengukuran kinerja dilakukan perbandingan antara kinerja yang sesungguhnya pada periode
atau pada saat pengukuran dilakukan dengan suatu pembanding tertentu, misalnya, dibandingkan
dengan, rencana, standar, atau bencmarch tertentu. Sedangkan evaluasi berupaya lebih jauh untuk
menemukan penjelasan-penjelasan atas outcome yang di observasi dan memahami logika-logika di
dalam intervensi publik. System pengukuran kinerja yang di desain dengan baik, sering
diidentifikasikan sebagai salah satu dari bentuk evaluasi.
Menurut Rider Dale (2004), evaluasi dari kinerja suatu pekerjaan dapat dilaksanakan selama
pelaksanaan program atau setelah program itu selesai dilaksanakan, tergantung dari tujuan evaluasi.
Secara keseluruhan, evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja program yang dievaluasi melalui
pembelajaran dari pengalaman yang diperoleh. Sementara evaluasi sumatif dilakukan setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan atau evaluasi dari suatu program secara keseluruhan.Adapun LAKIP
adalah suatu kegiatan untuk menilai konsep dari suatu program serta desain manajemen. Dalam
pelaksanaannya dilakukan evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan
penerapan reformasi birokrasi dan berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut Azwar Abubakar, bahwa SAKIP merupakan integrasi dari
suatu perencanaan, system penganggaran dan system pelaporan kinerja, yang selaras dengan
pelaksanaan system Akuntabilitas Keuangan. Output SAKIP adalah LAKIP, yang menggambarkan
Kinerja yang dicapai oleh suatu Instansi Pemerintah atas pelaksnaan program dan kegiatan yang di
biayai oleh APBN/APBD.
Evaluasi untuk penilaian LAKIP meliputi 5 komponen yaitu adalah perencanaan kinerja yang
terdiri dari renstra, rencana kinerja tahunan, dan penetapan (kinerja bobot 35), pengukuran kinerja,
yang meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, dan implementasi pengukuran (bobot
20), pelaporan kinerja yang merupakan komponen ketiga, terdiri dari pemenuhan pelaporan,
penyajian informasi kinerja, serta pemanfaatan informasi kinerja (bobot 15), evaluasi kinerja yang
terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, serta pemanfaaatan hasil evaluasi (bobot 10), dan
pencapain kinerja terdiri dari kinerja yang dilaporkan (output dan outcome), dan kinerja lainnya
(bobot 20), nilai tertinggi dari evaluasi LAKIP adalah AA (memuaskan) skor 85-100, sedangkan A
(sangat baik) skor 75-85, B(baik) skor 65-75, CC (cukup baik) skor 50-65, C (agak kurang) skor 30-
50, D (kurang) skor 0-30.
I.2 Tugas, Fungsi dan Organisasi Balai Pengkajian Teknologi dan Pertanian Sumatera
Barat.
BPTP Sumatera Barat merupakan lembaga pengkajian regional yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan penelitian, pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi. Sedangkan fungsinya adalah: (1) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (2) Pelaksanaan pengkajian dan perakitan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (3) Pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian, serta perakitan materi penyuluhan pertanian; (4) Pelaksanaan
administrasi kerjasama, diseminasi, promosi, dan dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi; (5) Pemberian pelayanan
terhadap kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi; dan (6) Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai.
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) tersebut, BPTP Sumatera Barat bertugas
menyediakan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung pembangunan
pertanian daerah. Teknologi pertanian tepat guna yang dihasilkan bersifat spesifik lokasi, dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam secara dinamis, dan dapat memanfaatkan
sumberdaya pertanian secara efektif dan efisien, serta berdaya saing tinggi.
Struktur Organisai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/3/2013 Tanggal 11 Maret 2013, tentang Organisai dan
Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pimpinan tertinggi adalah Kepala Balai, membawahi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU), Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
(KSPP), Kasubag TU membawahi urusan Kepegawaian, Rumahtangga dan Perlengkapan, Pengkajian,
Kasubsie Monev Pelaporan, Kasubsie Perpustakaan, Website dan Publikasi, sementara itu Koordinasi
Program dan Kelompok Jabatan Fungsional berada langsung di bawah Kepala Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.
Pengelolaan sumberdaya pengkajian dan desiminasi merupakan prasyarat utama untuk
mendukung kinerja BPTP Sumbar. Pada akhir Tahun 2016 tercatat sebanyak 181 orang pegawai
lingkup BPTP Sumbar, dengan rinciansebanyak 33 orang merupakan fungsional Peneliti, 15 orang
Penyuluh, 1 orang Pustakawan dan selebihnya merupakan tenaga administrasi dan teknisi.
Gambar 1. Jumlah Pegawai
I.3 Tujuan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian,
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan menghasilkan teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya
tanah/lahan, air dan agroklimat secara optimal mendukung sistem pertanian industrial daerah.
2. Menghasilkan dan mendesiminasikan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi dan strategis untuk
meningkatkan efisiensi usaha dan daya saing produk unggulan pertanian daerah.
3. Mengeksplorasi, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, mengkonservasi dan meningkatkan manfaat
0
50
100
150
200
250
300
Jumlah Pegawai
0
5
10
15
20
25
30
35
40
peneliti
Penyuluh
Pustakawan
Gambar 2. Jumlah Peneliti, Penyuluh dan Pustakawan
potensi sumberdaya genitik pertanian spesifik lokasi.
4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi, dan rekayasa kelembagaan dalam rangka
mendukung pengembangan agribisnis dan pembangunan daerah.
5. Merancang dan membangun model pengembangan agribisnis berbasis komoditas agroekosistem
dan atau wilayah yang didukung dengan teknologi dan strategi.
6. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, ketersediaan dan
pemberdayaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan beroreientasi bisnis.
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis
1.1 Visi dan Misi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat merupakan salah satu unit pelaksana
teknis Eselon 3 Badan Litbang Pertanian, yang secara hirarkis merupakan Bussines Unit Balitbangtan.
Berdasarkan hierachical strattegic plan, maka selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP
Sumatera Barat (functional unit) dituangkan menjadi Rencana Operasional. Oleh karena itu, visi, misi,
kebijakan, stretegi, dan program Badan Litbang Misi Balitbangtan 2015-2019 mengacu pada Visi dan
Misi Kementerian Pertanian, yang selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan
program seluruh satuan kerja Badan Litbang Pertanian, termasuk BBP2TP dan BPTP Sumatera Barat.
Memperhatikan hierarchical strategic plan, maka visi dan misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Barat adalah:
1.2. Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam
mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan.
1.3. Misi
1. Merakit, menguji dan mengembangkaninovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung
pertanian bio-industri.
2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific
recognitiondanimpact recognition.
1.4. Tujuan
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung
pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience, aplikasi IT, dan adaptif
terhadap dinamika iklim.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk mendukung pengembangan
iptek dan pembangunan pertanian nasional.
1.5. Tata Nilai
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya BPTP Sumatera Barat menganut beberapa tata
nilai yang menjadi pedoman dalam pola kerja dan mengikat seluruh komponen yang ada di
Balitbangtan. Tata nilai tersebut antara lain:
1. Balitbangtan adalah lembaga yang terus berkembang dan merupakan Fast Learning Organization.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan selalu mengedepankan prinsip efisiensi dan efektivitas kerja.
3. Menjunjung tinggi integritas lembaga dan personal sebagai bagian dari upaya mewujudkan
corporate management yang baik.
4. Selalu bekerja secara cerdas, keras, ikhlas, tuntas dan mawas
1.6. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Balitbangtan adalah:
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan
memanfaatkan advanced technologydan bioscience.
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, danprototipe alsintan berbasis
bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced techonology, seperti teknologi
nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif.
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan sumberdaya
genetik)berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT.
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan, dan rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian.
5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data,
dan informasi) dan materi transfer teknologi.
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang
handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI.
1.7. Indikator Kinerja Utama
Tabel 5. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balitbangtan 2015-2019
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru,
adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan
advanced technologydan bioscience
1. Jumlah varietas dan galur/klon
unggul baru
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca
panen, danprototipe alsintan berbasis bioscience
danbioenjineringdengan memanfaatkanadvanced
techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi,
iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif
1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, agroklimat, dan
sumberdaya genetik 2. Jumlah teknologi budidaya,
3. Jumlah teknologi spesifik lokasi
4. Jumlah prototipe alsintan 5. Jumlah teknologi pasca panen
dan pengolahan
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian 1. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan dan genetik
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
(lahan, air, iklim dan sumberdaya genetik)berbasis bio-
informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian,
dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
1. Jumlah model pengembangan
inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi
2. Jumlah rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian
5. Tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi
pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta, data,
dan informasi) dan materi transfer teknologi
1. Jumlah benih/bibit sumber
tanaman/ternak 2. Jumlah teknologi yang
diseminasikan ke pengguna
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung
terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal
dan terkemuka serta meningkatkan HKI
1. Jumlah kerja sama 2. Jumlah HKI
II.2 Perencanaan Kinerja
BPTP Sumbar sebagai institusi pemerintah yang bersentuhan langsung dengan pengguna dan
pemangku kepentingan di berbagai level terutama di daerah, dituntut untuk berperan secara nyata
apa, bagaimana, serta dimana kegiatan tersebut telah dilaksanakan, termasuk hasil-hasil kegiatan
pengkajian dan diseminasi lingkup BB Pengkajian. Berbagai program yang dilakukan oleh BPTP
Sumbar untuk mendukung empat sukses Kementerian Pertanian yaitu: a) Pencapaian swasembada
dan swasembada berkelanjutan, b) Peningkatan diversifikasi pangan, c) Peningkatan nilai tambah dan
daya saing ekspor, dan d) Peningkatan kesejahteraan petani.
Sejalan dengan mekanisme perencanaan seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Rencana Kinerja Tahun 2013
merupakan penjabaran dari rencana kerja (Renja). Renja merupakan rencana kerja tahunan di tingkat
kementerian atau lembaga yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sementara RKP
merupakan rencana kerja pemerintah tahunan (annual plan) yang merupakan bagian integral dari
perencanaan pembangunan Kementerian jangka menengah (RPJM Kementerian), yang
terdokumentasikan dalam Renstra.
Program Badan Litbang periode 2015-2019 adalah Penciptaan teknologi dan
Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut, sesuai dengan
anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-
KL) pada Tahun 2015, lingkup BPTP Sumbar telah mengimplementasikan Kegiatan Prioritas
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian melalui beberapa
kegiatan utama dan indikator kinerja, yang berdasarkan RKA-KL dan POK (Petunjuk Operasional
Kinerja) lingkup BPTP Sumbar Tahun 2016, telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016.
Penyusunan Rencana kinerja kegiatan tersebut diselaraskan dengan sasaran Renstra BPTP Sumbar
2015-2019. Rencana Kinerja tersebut memuat sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan;
Indikator Kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel; serta
target yang akan dihasilkan. Selanjutnya RKT yang telah disusun ditetapkan menjadi Penetapan
Kinerja (PK) guna mendorong pengembangan menuju Good Governance. Adapun matriks RKT
kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Barat disajikan pada tabelberikut.
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2016
NO INDIKATOR
KINERJA
JUDUL
KEGIATAN
OUTPUT
SATU
AN TARGET
REA
LISA
SI
(TEKNOLOGI
SPESIFIK
LOKASI,
MODEL,
PRODUKSI
BENIH,
ANJAK)
1.
Teknologi
spesifik lokasi Kajian Teknologi
Teknologi Teknol
ogi 2 2
komoditas
strategis Padi
Jagung Teknologi
Teknol
ogi 1 1
Teknologi
spesifik lokasi Plasma Nutfah Teknologi
Teknol
ogi 1 1
komoditas
lainnya
2.
Model
pengembangan Bio Industri
Berbasis
Tanaman
Pangan
Model Model 1 1
inovasi pertanian
bioindustri
spesifik lokasi
Bio Industri
Berbasis
Tanaman
Perkebunan
Model Model 1 1
3.
Teknologi
komoditas
Teknologi
Tanaman
Pangan Materi
Diseminasi
Mater
i
Disem
inasi
2 2
strategis yang
terdiseminasi
Teknologi
Hortikultura 2 2
ke pengguna Teknologi
1 1
Peternakan
Diseminasi
Teknologi 1 1
Teknologi
komoditas
lainnya Teknologi
Diseminasi yang
didistribusikan
ke pengguna
mendukung
komoditas
lainnya
Materi
Diseminasi
Mater
i
Disem
inasi
1 1
yang
terdiseminasi ke
pengguna
4.
Produksi benih
sumber Padi Benih Ton 39 39
Jagung Benih Ton 10 10
5.
Lokasi Taman
Sains
Taman Sains
Pertanian Lokasi
Kabup
aten 1 1
Pertanian
6.
Lokasi Taman
Teknologi
Taman
Teknologi
Pertanian Lokasi Kabup
aten
1 1
Pertanian
7.
Rekomendasi
kebijakan Rekomendasi
Kebijakan
Pembangunan
Pertanian
Responsif dan
Antisipatif
Rekomendasi
Reko
mend
asi
1 1
pembangunan
pertanian
wilayah
8.
Dukungan
pengkajian dan
Operasional
Perkantoran
Satker BPTP
Layanan Bulan 12 12
percepatan
diseminasi
inovasi teknologi
pertanian
Jumlah anggaran:
Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi
Teknologi Pertanian: Rp. 3.246.098.000,-
Sukarami, Januari 2017 Kepala BPTP Sumatera Barat
Dr.Chandra Indrawanto,MSc
NIP. 19640218 198903 1 001
II.3 Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel, Balai Besar Pengkajian terus berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja yang meliputi
efisiensi masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses), keluaran (output), dan
outcome. Sejalan dengan dinamika kebijakan perencanaan yang ditetapkan dengan melihat
kebutuhan stakeholder (bottom up) serta program di level pusat (top down), maka umpan balik
(feedback) yang diperoleh dari proses perencanaan dan operasionalisasi program/kegiatan di BB
Pengkajian disesuaikan dengan tuntutan dan dinamika yang ada serta alokasi penganggaran yang
tertuang dalam DIPA. Dengan demikian, Rencana Kinerja yang telah ditetapkan kemudian disahkan
menjadi kontrak Kinerja BPTP Sumbar untuk Tahun 2015 melalui Penetapan Kinerja Tahunan, yang
merupakan wujud komitmen perjanjian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dan dasar evaluasi
akuntabilitas kinerja BalaiBesarPengkajian
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Chandra Indrawanto
Jabatan : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : Haris Syahbuddin
Jabatan : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian
Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja sesuai lampiran perjanjian ini,
untuk mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut
menjadi tanggung jawab Pihak Pertama.
Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan, serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini, dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bogor, Desember 2016
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
Haris Syahbuddin Chandra Indrawanto
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
1
N
o
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya
teknologi
pertanian
spesifik lokasi
Jumlah teknologi
spesifik lokasi
komoditas strategis
3 Teknologi
Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas lainnya
1 Teknologi
2. Tersedianya
Model
Pengembangan
Inovasi
Teknologi
Pertanian
Bioindustri
Jumlah Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi
2 Model
3. Terdiseminasika
nnya inovasi
teknologi
pertanian
spesifik lokasi
Jumlah teknologi komoditas strategis yang terdiseminasi ke pengguna
6 Teknologi
Jumlah teknologi komoditas lainnya yang terdiseminasi ke pengguna
1 Teknologi
4. Tersedianya
benih sumber
mendukung
sistem
perbenihan
Jumlah Produksi Benih Sumber
49 Ton
5. Tersedianya
Taman
Teknologi
Pertanian
Jumlah Kabupaten lokasi TTP
1 Kabupaten
Jumlah lokasi TSP 1 Propinsi
6. Dihasilkannya
rumusan
rekomendasi
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan
1 Rekomendasi
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
2
kebijakan
mendukung
desentralisasi
rencana aksi
(Decentralized
Action
Plan/DAP)
pertanian wilayah
7. Dihasilkannya
sinergi
operasional
serta terciptanya
manajemen
pengkajian dan
pengembangan
inovasi
pertanian
unggul spesifik
lokasi
Jumlah Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
12 Bulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
3
Kegiatan Anggaran
Kegiatan Pengkajian dan Percepatan
Diseminasi Inovasi
Teknologi Pertanian
Rp 38.804.383.000,-
1
.
Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas
strategis
Rp 1.145.505.000,-
2
.
Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas
lainnya
Rp 150.000.000,-
3
.
Jumlah Model Pengembangan Inovasi
Teknologi Pertanian Bioindustri
Rp 700.000.000,-
4
.
Jumlah teknologi diseminasi yang
didistribusikan ke pengguna komoditas strategis
Rp 1.751.528.000,-
5
.
Jumlah teknologi diseminasi yang
didistribusikan ke pengguna komoditas lainnya
Rp 1.300.000.000,-
6
.
Jumlah rekomendasi kebijakan Rp 194.570.000,-
7
.
Jumlah Produksi Benih Sumber Rp 1.033.583.000,-
8 Dukungan pengkajian dan percepatan
diseminasi inovasi teknologi pertanian (gaji,
operasional perkantoran, modal)
Rp 22.065.097.000,-
9
.
Jumlah TTP Rp 2.964.100.000,-
1
0
Jumlah TSP Rp 7.500.000.000,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
4
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
5
Lampiran Rincian Target Penetapan Kinerja Tahun 2016
Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi
N
o
Jenis Teknologi Jumlah
Teknologi
1 Teknologi Spesifik Lokasi Padi 1
2 Teknologi Spesifik Lokasi Jagung 1
3 Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Swasembada
Daging
1
4 Teknologi Plasma Nutfah Spesifik Lokasi (komoditas
strategis dan lainnya)
1
Total 4
Tabel 2. Jumlah Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri
N
o
Komoditas Jumlah
Model
1 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan
1
2 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri Berbasis Tanaman Perkebunan
1
Total 2
Tabel 3. Jumlah teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna
No Jenis Teknologi yang didiseminasikan Jml Materi
Diseminasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
6
No Jenis Teknologi yang didiseminasikan Jml Materi
Diseminasi
1 Teknologi Tanaman Pangan 2
2 Teknologi Hortikultura 2
3 Teknologi Peternakan 1
4 Diseminasi teknologi 1
5 Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke
pengguna mendukung komoditas lainnya
1
Total 7
Tabel 4. Jumlah Rekomendasi Kebijakan
No Jenis Rekomendasi Jumlah
rekomendasi
1 Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian
Responsif dan Antisipatif
1
Total 1
Tabel 5. Produksi Benih
Padi (ton) Kedelai (ton) Jagung (ton)
FS SS FS SS FS SS
13 26 0 0 10 0
Total 39 Total 0 Total 10
Tabel 6. Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi
teknologi pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
7
No Dukungan pengkajian dan percepatan
diseminasi inovasi teknologi pertanian
selama 12 bulan layanan.
Operasional Perkantoran
Sakter BPTP
Tabel 7. Taman Sains Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian
(TTP)
No 1. Taman Teknologi Pertanian (TTP) TTP terdapat di kabupaten
Limapuluh Kota
2. Taman Sain Pertanian (TSP)
Jumlah TTP 1
Kabupaten
Jumlah TSP 1 Provinsi
Bogor, Desember 2016
Kepala Balai Besar Pengkajian dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi PengembanganTeknologi Pertanian, Pertanian Sumatera Barat,
Haris Syahbuddin Chandra Indrawanto
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
9
III. AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar
Dalam tahun anggaran 2016, BPTP Sumbar telah menetapkan lima sasaran strategis
yang akan dicapai yaitu: Sasaran Strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-
2019 yaitu:
1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
2. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi;
3. Terlaksananya kegiatan strategis nasional/ Daerah melalui pendampingan oleh
BPTP;
4. Terlaksananya kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
pertanian
5. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan
pertanian
6. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
7. Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
8. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Selanjutnya, delapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 8 indikator kinerja
output berupa: 1) Jumlah teknologi spesifik lokasi; 2) Jumlah teknologi diseminasi
yang didistribusikan ke pengguna; 3) Jumlah laporan kegiatan strategis nasional/
Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai
target sasarannya; 4) Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan inovasi pertanian; 5) Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung
pembangunan pertanian; 6) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian; 7) Jumlah Produksi Benih Sumber; 8) Jumlah Model
Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
III.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat
dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan
sasaran dan tujuan strategis. Pengukuran kinerja juga didifinisikan sebagai suatu
metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan
yang selalu ditetapkan. Pengukuran keberhasilan kinerja suatu Instansi Pemerintah
diperlukan indikator sebagai tolok ukur pengukuran. Pengertian indikator kinerja
adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sesuatu yang dapat
dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Spesifik dan jelas, (2) dapat diukur
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
10
secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, (3) harus relevan,
(4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak, (5) harus fleksibel dan
sensitif dan (6) efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat
dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Secara umum indikator kinerja memiliki
beberapa fungsi yaitu (1) dapat memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu
kegiatan dilaksanakan (2) membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi
kinerja unit kerja.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPTP Sumbar diawali dengan
perencanaan dengan menyusun penggunaan sarana, sumber daya manusia, melalui
suatu proses, menghasilkan suatu teknologi dan memberikan kesejahteraan bagi
petani dan masyarakat. Oleh karena itu faktor yang dapat dinilai dari tahapan ini
adalah dalam bentuk kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan sampai
dengan dampaknya bagi pengguna. Adapun kriteria keberhasilannya dilihat dari
realisasi terhadap target, sasaran kegiatan yang dilaksanakan, serta permasalahan
dan upaya yang telah dilakukan.
c. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTP Sumbar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran. 1 Tersedianya inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlahteknologi spesifik lokasi 5 5 100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2016 telah
tercapai sebesar 100 persen, atau terealisasi 5 teknologi dari target 5 teknologi.
Sehingga dapat dikatakan berhasil. Adapun rincian output serta outcome yang
telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi
No KEGIATAN/SUB KEGIATAN Jumlah
Teknologi
1 Kajian teknologi padi 2
2 jagung 1
3 Swasembada daging 1
4 Plasma nutfah 1
Total 6
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
11
Paket Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas STRATEGIS
Pada tahun 2016, BPTP Sumbar menghasilkan teknologi budidaya tanaman
pangan padi spesifik lokasi sebagai berikut:
1. Kajian Inovasi Teknologi Salibu Mendukung
Ketahanan Pangan Di Sumatera Barat Berdasarkan kegiatan yang
telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa, sistem tanam jajar
legowo pada tanam pindah maupun pada teknologi salibu
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap anakan maksimum, anak
produktif, persentase gabah bernas dan hasil gabah kering panen.
Parameter pengamatan pada tanam pindah, pengamatan tanaman pada
umur 30 hari setelah tanam (HST) rata-rata tinggi tanaman berkisar
57.17–60.50 cm dan rata-rata jumlah anakan berkisar 11.50-14.50
batang/rumpun. Pengamatan tanaman pada umur 60 HST rata-rata
tinggi tanaman berkisar 93.33-96.83 cm, jumlah anakan berkisar
15.33-19 batang per-rumpun.
Parameter pengamatan pada teknologi salibu, pengamatan tanaman
pada umur 30 HST berkisar 57,83-61,83 cm dan rata-rata jumlah
anakan 8,83-11,5 batang/rumpun. Pengamatan pada umur 60 HST
rata-rata tinggi tanaman berkisar 95,00-99,50 cm dan jumlah anakan
berkisar 14,66-17,33 batang/rumpun. Teknologi padi salibu mampu
menghemat biaya pengeluaran, karena tidak melakukan pengolahan
tanah, menyemai, cabut bibit dan tanam. Penerapan teknologi salibu
cendrung dapat meningkatkan produktivitas lahan melalui
peningkatan indek panen.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
12
Gambar. Proses Padi Salibu
2. Pengelolaan Dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Lokal Sumbar
Dari kegiatan ini disimpulkan bahwa tanaman yang sedang dan telah
dideskripsi adalah ubi kayu (13 asesi) dan anggrek spesies (11 asesi).
Kegiatan uji potensi padi lokal secara organik yang telah panen baru di 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
13
lokasi, yaitu di Kasang, Kec. Lembah Anai (Kab. Pariaman) serta Lubuak
Jantan, Kec. Lintau Buo Utara (Kab. Tanah Datar). Workshop dan proses
awal pendaftaran varietas 2 padi lokal (Mundam Putiah dan Pulau Batu) dan
1 ubi kayu lokal (Roti) telah dilaksanakan. Pada kegiatan kebun koleksi,
tanaman lokal yang telah ditanam sampai dengan bulan November 2016
adalah kedondong, mangga, belimbing, rambutan, jambu air (jambu
jambak), duku, Kayu Manis, dan Asam Gelugur.
Gambar . Jambu Jambak dan Asam Gelugur
Gambar . Lokasi Kebun Koleksi Sukarami
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
14
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Barat 2015-2019
SASARAN INDIKATOR
KINERJA
Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya
inovasi
pertanian
unggul
spesifik lokasi
Jumlah
teknologi
spesifik lokasi
140 100
Sasaran2 Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri
spesifik lokasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui jumlah teknologi yang
didesiminasikan kepada pengguna. Adapun pencapaian indikator kinerja adalah
sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi Model pengembangan
inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi
2
2
100
Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi
1. Implementasi Model Bioindustri Berbasis Gambir Mendukung
Pengembangan Gambir Di Sumatera Barat
Inovasi teknologi mampu meningkatkan produksi gambir dari 545 kg
gambir kering/ha dengan cara petani meningkat menjadi 1022 kg/ha
dengan inovasi teknologi pemupukan NPK 150 kg + 5 ton Kompos
ampas kempaan di lahan demplot Talang Maur. Teknologi tersebut
telah diimplemetasikan di lahan demplot dan pada lahan masing-
masing anggota kelompok tani Baruh Congkong di Simpang Kapuak
dengan luas masing-masing 0,5 ha sebanyak 30 orang. Rata –rata
pada lahan petani setelah pemangkasan panen terjadi peningkatan
jumlah tunas sebesar 126% lebih banyak, sedangkan dengan
pemberian 150 kg NPK ditambah pupuk biofertilizers meningkatkan
jumlah tunas sebanyak 72% lebih tinggi dibandingkan kontrol hanya
20%.
Industri Olahan teh celup daun gambir dan permen jelly sudah
berhasil terbangun, saat ini KWT Sambal dan KWT Simpang Tigo
sudah mulai mempromosikan dan sekali gus memasarkan produknya
dan kelompok Simpang Tigo telah memiliki izin PIRT.N0.
3101308010124-21, sedangkan dan kelompok Sambal sedang
menunggu izin PIRT keluar karena sedang dalam pengurusan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
15
Kemitraan dengan Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota dan SKPD
terkait telah terlaksana yang dibuktikan dengan ada program
pembibitan gambir Oleh Dinas Tanaman pangan, perkebunan &
Hortikultura sejak tahun 2015 dan Dinas Koperindag telah membantu
pemasaran produk olahan gambir diantaranya dengan mengikuti
pameran-pameran dan membantu launching. Khusus KWT Sambal
sudah menerima bantuan dari Bupati sebanyak Rp.50.000.000 untuk
pengembangan olahan teh celup dan permen jelly daun gambir, dan
nagari Mungka juga sudah menerima dana sebesar Rp.25.000.000
dari Pemda untuk pengembangan kawasan gambir.
SL di demplot dapat meningkatkan pengetahuan peserta dari nol
(0%) skor baik, sebelum SL menjadi 42,86% skor baik setelah SL,
dari 66,67% skor kurang sebelum SL menjadi 14,28% skor kurang
setelah pelaksanaan SL ,
Launching produk diversifikasi olahan gambir telah dilaksanakan
pada tanggal 8 Desember 2016 oleh Bupati Kabupaten Lima puluh
Kota yang dihadiri oleh SKPD terkait, pemilik swalayan, pelaku
usaha, dan asosiasi gambir kab. Limapuluh Kota serta peneliti BPTP
Sumbar. Bupati meminta kepada SKPD terkait agar mempersiapkan
anggaran untuk tahun 2017 dalam rangka membantu
pengembangan olahan dan pemasaran produk dari tanaman gambir.
Model bioindustri gambir mampu meningkatkan penerimaan pelaku
usaha dari 8.272.500,-/ha/tahun secara tradisional menjadi
Rp.27.660.000/ha/ tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
16
2. Implementasi Model Bio Industri Berbasis Tanaman Jagung Di Sumbar
a. Produksi Benih Jagung Hibrida Bima 20-Uri
Sebagian Produksi benih didiseminasikan ke petani sekitar lokasi penelitian
(hasil 5,4 s/d 6,5 t per ha)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
17
Setoran PNBP sejumlah 8,7 juta dari hasil sebagian produksi benih dan
budidaya optimal jagung hibrida.
b. Silase Batang Dan Daun Jagung Untuk Pakan Ternak
Pemanfaatan silase jagung untuk pakan ternak (biasanya pd lokasi penelitian
MK susah mendapatkan rumput HMT untuk pakan ternak)
Pemberian silase jagung bisa mengurangi penggunaan rumput HMT 75%.
c. Kotoran Sapi Untuk Biogas
Pemanfaatan kotoran sapi untuk menghasilkan biogas
Biogas dihasilkan dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga
d. Perkembangan Sapi Simental
dari 6 ekor sapi dipelihara sudah bunting 3 ekor melalui ib, kompos kotoran
dan urin sapi
Kotoran padat sapi diperkaya dengan Titonia sp dan ditambah dengan
biomas jagung (bio kompos plus)
Kompos sapi digunakan untuk penelitian budidaya jagung optimal
Kompos padat dilakukan analisa haranya
Bio urine sapi telah dilakukan analisa haranya, packing untuk 10 l, bio urine
dimanfaatkan untuk pupuk sayuran dan sebagian dikomersilkan
dan kelahiran 2 ekor anak sapi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
20
Gambar. Kegiatan Bio Industri Jagung
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi BPTP Sumatera
Barat 2015-2019.
SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi.
Jumlah Teknologi
Pada Model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi
100 100
Sasaran 3 Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi
pertanian dan program strategis nasional.
Jumlah laporan strategis nasional/daerah
yangmemperoleh pendampingan inovasi
oleh BPTP danmencapai target sasaran
Target
6
Realisasi
8
%
133
Tabel. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
No. Kategori Jumlah Laporan
1 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Komoditas Padi (1 Lokasi)
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
21
2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4 Lokasi)
1
3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional tanaman Perkebunan Komoditas Kakao (2 Lokasi)
1
4 Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional peternakan komoditas sapi potong (3 lokasi) dan Kerbau (2 Lokasi)
1
5 Pendampingan Pengembangan UPSUS PJK, ATP dan Komoditas Utama Kementan di Sumatera Barat
1
6 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1
7 Taman Teknologi Pertanian 1
8 Pendampingan PUAP BPTP Sumatera Barat 1
9 Pendampingan Kalender Tanam Terpadu (KATAM) Padi Sawah, Kedelai dan Jagung
1
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Padi
Untuk mendukung target swasembada berasKementerian Pertanian melaksanakan kegiatan antara lain: perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan, gerakan pengembangan penerapan teknologi terpadu (GP-PTT), bantuan alat dan mesin pertanian. Salah satu kegiatan GP-PTT padi sawah dilaksanakan di kabipaten Dharmasraya. Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015. Penelitian bertujuan: (a) Meningkatkan produktivitas padi sawah minimal 10% pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya; (b) Meningkatkan minimal 20% penerapan inovasi teknologi padi sawah pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya; (c) Mengetahui tingkat penerapan inovasi teknologi padi sawah oleh petani pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya, dan (d) Meningkatkan pengetahuan PPL dan petani tentang inovasi teknologi pertanian pada kawasan pengembangan padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015 dengan menggunakan analisis before and after serta with dan without. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Baseline survei telah dilaksanakan pada 6 (enam) kelompok tani antara lain: Sitiung Jaya, Tirta Yasa, dan Tegal Urip di Kecamatan Kotobaru, Kelompok tani Kemala, Embrio, dan Tirta Sari di Kecamatan Sitiung dengan jumlah semua anggota kelompok tani sebanyak 155 orang dengan luas sawah 150 ha. Rata-rata analisis usahatani padi sawah di Kecamatan Kotobaru memberikan keuntungan sebesar Rp. 11.049.333,3 dengan B/C rasio 1,41, sedangkan di Kecamatan Sitiung dengan keuntungan mencapai Rp. 8.150.000 dengan B/C rasio 0,9; (2) Hasil demplot VUB Inpari 30 di kelompok tani Sitiung Jaya mencapai 6,50 t/ha dan pada kelompok tani Kemala 6,10 t/ha, sedangkan hasil varietas pembanding (Mekongga) hanya 6,0 t/ha di kecamatan Kotobaru dan hanya 4,10 t/ha di kecamatan Sitiung. Setelah dilakukan displai VUB dan inovasi teknologi padi sawah lainnya, memberikan keuntungan pada kelompok tani Kecamatan Sitiung sebesar Rp. 19.770.000,- dan pada kelompok tani di Kecamatan Kotobaru sebesar 31.320.000.-; (3) Terjadi peningkatan adopsi inovasi teknologi padi sawah setelah pelaksanaan display inovasi teknologi, pelatihan dan kegiatan diseminasi inovasi teknologi lainnya; dan (4) Untuk peningkatan diseminasi inovasi teknologi telah dilakukan pendistribusian leaflet dan poster inovasi teknologi padi sawah serta BWD serta temu lapang dan panen raya dihadiri
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
22
oleh Bupati Dharmasraya, Kepala Distan Sumbar, Distanhorti Kab. Dharmasraya, Kepala BPTP Sumbar, SKPD lingkup kabupaten Dharmasraya, peneliti/penyuluh BPTP Sumbar, Camat, Walinagari, koordinator BPP, PPL dan anggota kelompok tani.
Gambar: Kegiatan pelaksanaan baseline survei dan pelatihan teknologi pada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah Kabupaten Dharmasraya
Gambar: Keragaan displai VUB Inpari 30 pada kegiatan pendampingan GP- PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah di
Kabupaten Dharmasraya
Gambar : Temu lapang dan panen perdana kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah di Kabupaten Dharmasraya yang dihadiri Oleh Bupati.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
23
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4
Lokasi)
Tujuan kegiatan ini adalah: (a) Melakukan pendampingan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kemauan petani untuk penerapan
inovasi teknologi PTT cabe; dan (2) Meningkatkan produktivitas dan
mempercepat penerapan inovasi teknologi PTT cabe.
Kegiatan ini merupakan diseminasi hasil teknologi yang dikemas dalam
bentuk kegiatan “demplot dan pelatihan”. Kegiatan demplot PTT cabe dan
pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar,
sedangkan kegiatan pelatihan PTT cabe dilaksanakan di Kabupaten Tanah
Datar, Limapuluh Kota, Solok, Pasaman Barat, Kota Padang, dan Padang
Panjang pada bulan Januari sampai Desember 2015.
Dari hasil kegiatan pendampingan pengembangan kawasan pertanian
nasional hortikultura komoditas cabe sampai laporan ini ditulis dapat
disimpulkan, antara lain: (1) Telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali
pertemuan dalam bentuk pelatihan dan diskusi lapang pada enam
kabupaten/kota yang melibatkan sekitar 244 orang, dengan topik “Inovasi
teknologi budidaya cabe”; (2) Pada lokasi demplot telah dilakukan sebanyak
lima kali pelatihan yang melibatkan sekitar maksimum 40 orang setiap
pelatihan. Pelatihan juga mendatangkan narasumber dari BBP2TP Bogor; (3)
Teknologi existing pada tingkat petani di Kecamatan Pariangan adalah
petani masih menggunakan varietas cabe lokal dengan produktivitas sekitar
5 t/ha; dan (4) Pertumbuhan tanaman terbaik adalah varietas Lotanbar,
sedangkan dosis terbaik adalah 750 kg/ha.
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Talu)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
24
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Luhak Nan Duo)
Kab. 50 Kota (Kecamatan Akabiluru)
Kota Padang Panjang (Kecamatan Padang Panjang Barat)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
25
Kab. Solok (Kecamatan Danau Kembar)
Kota Padang (Kecamatan Koto Tangah)
Kab. Tanah Datar (Kecamatan Tanjung Baru)
Gambar. Pelatihan dan diskusi lapang yang dilaksanakan pada Kab/Kota
di Provinsi Sumatera Barat (selain lokasi demplot).
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
26
Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah
Komoditas bawang merah adalah komoditas sayuran utama di Sumatera
Barat dengan luas pertanaman sekitar 2.700 ha, kedua terluas setelah
pertanaman cabai. Daerah budidaya bawang merah di Sumatera Barat
tersebar di beberapa kabupaten, di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Rata-rata hasil bawang merah di Sumatera Barat masih tergolong rendah
dibanding potensi yang dapat dicapai, yakni baru 8,5 t/ha. Penerapan
teknologi produksi yang tepat adalah salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah di Sumatera
Barat. Disamping produktivitas, kualitas hasil juga menentukan keberhasilan
usahatani bawang merah.
Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan kegiatan Pendampingan
Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah dataran rendah di
Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. Pada ketiga
kabupaten ini pendampingan dilakukan melalui sosialisasi, dan pelatihan
budidaya bawang merah. Khusus pada kabupaten Agam dan Padang
Pariaman dilakukan Demplot Teknologi Produksi, sedangkan di Kabupaten
Pesisir Selatan dilakukan introduksi varietas Badan Litbang Pertanian
(Pancasona dan Kramat-1)
Kegiatan demplot di Kabupaten Agam menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan karena selama pertumbuhan tanaman terjadi iklim
panas/kering yang ekstrim, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman
kurang memuaskan. Di Kabupaten Padang Pariaman, kegiatan demplot
menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari empat varietas yang diujicoba,
tiga varietas (Kramat 1, Pancasona, dan Maja) memberi hasil cukup tinggi
yakni berturut-turut 13,39, 10,71, dan 10,71 t/ha. Pada kegiatan temu
lapang panen perdana di demplot ini, satu kelompok tani dan beberapa
petani yang diundang sudah menunjukkan minat untuk mengembangkan
varietas yang digunakan. Dua varietas yang diintroduksikan di Kabupaten
Pesisir Selatan juga menunjukkan hasil yang baik, dan kelompok tani
koperatornya akan mengembangkan salah satu varietas yang
diintroduksikan, yakni varietas Pancasona.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
27
Gambar. Pertumbuhan dan saat panen bawang merah pada Demplot di
Kabupaten Agam, 2015
Dokumentasi kegiatan temu lapang ini dapat dilihat pada Gambar
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan Pengembangan Ternak di Sumatera Barat
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan
Pengembangan Ternak di Sumatera Barat dilakukan di kabupaten Agam,
Pasaman Barat, Sijunjung dan Pesisir Selatan. Pendampingan ini bertujuan
untuk : (1) Meningkatkan kemampuan peternak dalam manajemen
pemeliharaan ternak sapi dan kerbau yang dapat dilihat dari tingkat adopsi
peternak. (2) Meningkatkan produktivitas ternak (berat badan dan
reproduksi) melalui penguatan pakan yang sesuai dengan standar dan
kebutuhan hidup ternak, dan (3) Memanfaatkan sumber dayalokal dalam
memenuhi kebutuhan pakan dan menghasilkan pupuk organik. Kegiatan
Pendampingan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember
2015 dengan model kegiatan pendampingan teknologiData dianalisis secara
deskriptif dan tabulasi dengan ukuran persentase dan rata-rata. Hasil
kegiatan pendampingan ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat BPTP
Sumbar non BLP telah diadopsi oleh peternak di Pasaman Barat dengan
pertambahan berat badan 0,6 kg/ekor/hari,inovasi pengolahan limbah mulai
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
28
berkembang menjadi usaha ekonomi di kelompok tani pelaksana.
Disarankan agar kelompok dapat menggunakan pupuk organik untuk
tanaman pangan dan perkebunan yang dimiliki mereka.
FOTO RANGKAIAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN TERNAK
Penimbangan ternak sapi pada kelompok Amanah Bunda (non BLP). Kab. Agam
(kiri) dan Kelompok ternak sapi pada kelompok Setia Karya (BLP), Kab. Pasaman
Barat
Kondisi awal sebelum dilakukan pendampingan di Kab. Sijunjung, terlihat kotoron kerbau hanya menjadi limbah yang mengotori lingkungan
Sosialisasi kegiatan pada pengurus dan anggota KWT Ranah Bingkuang Kenagarian
Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
29
Pelatihan pengolahan pupuk organik didampingi oleh tim BPTP Sumatera Barat
pembuatan jerami fermentasi sebagai pakan ternak kerbau.
Hasil pelatihan dari pengolahan kotoran menjadi pupuk organik, terlihat anggota
KWT Ranah Bingkuang menimbang hasil olahan sebelum dikemas.
Identfikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan
Teknologi Upsus Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP) di
Sumatera Barat
Pemerintah Republik Indonesia telah menentukan 8 komoditas utama
pertanian (padi, jagung, kedelai, cabei, bawang merah, kentang, tebu,
kakao dan daging sapi) yang harus mencapai peningkatkan produksi,
bahkan menargetkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun kedepan (2017) Indonesia
harus mencapai swasembada untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai.
Mendukung program tersebut Kementerian Pertanian melaksanakan
program perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan,
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi sawah
dan jagung dan memberikan bantuan sarana produksi pertanian seperti
benih, pupuk dan alat pengolah tanah (hand traktor) pada kelompok tani.
Kegiatan pengkajian dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dan pada 18
Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan UPSUS Pajale. Kegiatan pengkajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
30
bertujuan: (a) Mengsukseskan kegiatan pendampingan dan pengawalan
upaya khusus padi dan jagung; (b) Meningkatkan kualitas dan pengetahuan
sumberdaya pendamping dan petani dalam mengadopsi inovasi teknologi
komoditas utama di Sumatera Barat; (c) Mengidentifikasi calon lokasi untuk
program ATP di Sumatera Barat, dan (d) Meningkatkan dan menyebarkan
inovasi teknologi melalui media cetak dan terekam di Sumatera Barat.
Metodologi kegiatan dilaksanakan dengan membentuk LO untuk supervisi,
pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE, Koordinasi,
Supervisi dan Sosialisasi, Pelatihan dan narasumber inovasi teknologi
pertanian, displai VUB padi sawah dan jagung, serta perbanyakan dan
distribusi media cetak dan terekam. Hasil pengkajian menunjukkan: (1)
Kegiatan koordinasi, sosialisasi dan supervisi telah dilakukan dengan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Bakorluh Sumbar serta Dinas Pertanian dan
Bapeluh Kab/Kota pelaksana program Upsus Padi dan Jagung; (2) Kegiatan
pelatihan inovasi teknologi untuk PPL, anggota kelompok tani dan buruh
tanam serta sebagai nerasumber telah dilaksanakan pada beberapa
Kabupaten/ Kota di Sumbar; (3) Telah dilakukan display VUB dan inovasi
teknologi padi sawah dan jagung pada beberapa Kabupaten/Kota di
Sumatera Barat; (4) Lokasi untuk kegiatan TTP telah didapatkan yaitu di
Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, dengan
komoditi utama antara lain: kakao, jahe, padi sawah, jagung, sayuran,
manggis, jeruk, sapi dan itik, dan (5) Telah dilakukan perbanyakan dan
distribusi leaflet, poster dan buku saku pupuk spesifik lokasi mendukung
percepatan swasembada pangan di Sumbar. Disamping itu juga telah
didistribusikan BWD dan caplak sistem tanam jajar legowo dan pembuatan
CD sistem tanam jajar legowo.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
31
Foto Koordinasi Upsus Swasembada Pangan yang dihadiri Menteri Pertanian dan Gubernur Sumbar serta Penyerahan Benih Inpari 21-Batipuah oleh Menteri Pertanian untuk Kelompok Tani Pelaksana Desa Mandiri Benih di Kota Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
32
Foto Kegiatan Koordinasi Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
33
Foto Kegiatan Tanam Perdana dan Apel Akbar Penyuluh Sumatera Barat Dalam Program Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
34
Foto Kegiatan Monev Program Pendampingan dan Pengawalan Program
Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Padang
Pariaman Bersama Dirjend Hortikultura, Bupati Padang Pariaman, Kedis
Tanaman Pangan dan Bakorluh Sumbar serta BPTP Sumbar
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
35
Foto Kegiatan Pemberdayaan Petani Terpadu Melalui Gerakan Tanaman
Serentak oleh Bapak Menteri Pertanian oleh Kepala Badan SDMP Pertanian,
Gubernr Sumbar di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
36
Foto Kegiatan Rapat Koordinasi di Kabupaten/Kota Program Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
37
Foto Kegiatan Pencanangan Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Provinsi Sumbar dan Kabupaten/Kota Pelaksana Program Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
38
Keragaan demplot VUB dan sistem tanam jajar legowo di Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
39
Foto Kegiatan GP-PTT Padi Sawah Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
40
Foto Kegiatan Perbaikan Jaringan Irigasi Pendampingan dan Pengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
41
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruh tanam di Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
42
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruh tanam di Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
43
Foto Kegiatan Panen dan Penyerahan Caplak Sistem Tanam Jajar Legowo dan Benih Unggul Inpari 21-Batipuah Dari Kepala BPTP Sumbar Kepada Walikota Sawahlunto
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang
dimulai sejak akhir tahun 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan
fungsi lahan pekarangan dalam menghasilkan berbagai produk pertanian
yang mungkin dikembangkan guna menghasilkan kebutuhan pangan dan
perbaikan gizi masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang aktif sebagai
peserta kegiatan KRPL. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah
berupa bantuan narasumber terhadap penyuluh pendamping maupun
kelompok sasaran baru ataupun lanjutan sebelumnya. Pendampingan
tersebut bersinergi dengan kegiatan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) pada Badan/Kantor Ketahanan Pangan atau Dinas
Pertanian kabupaten/kota yang mengelola P2KP melalui optimalisasi
pemanfaatan pekarangan. Selain itu pembinaan lanjutan juga dilakukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
44
terhadap KWT/Dasawisma yang mengikuti kegiatan m-KRPL tahun
sebelumnya yang termasuk cluster hijau dan kuning. Semua
KWT/Dasawisma ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan
objek studi banding oleh kelompok sasaran lainnya dalam membentuk dan
pengembangkan KRPL di lokasi masing-masing. KWT/Dasawisma tersebut
adalah: (i) KWT Toruko Indah dan Dasawisma Melati Kota Padang; (ii) KWT
Flamboyan dan Mawar Kota Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka dan Melati
Kota Sawahlunto; (iv) KWT Melinjo Indah dan KWT Mawar Indah, Pesisir
Selatan; dan (v) KWT Usaha Sepakat dan Tuah Sakato Kabupaten Pasaman.
Pembinaan lanjutan dilakukan berupa pelatihan peserta sesuai dengan
materi yang dibutuhkan baik budidaya maupun pasca panen, dan
kelembagaan. Variabel pengamatan terdiri penguatan peran kebun bibit,
penghematan biaya konsumsi rumahtangga, tambahan pendapatan, respon
peserta pelatiahn, dan pengukuran PPH. Secara parsial, terjadi perubahan
PPH dari 74,65 tahun 2014 menjadi 80,25 tahun 2015. Demikian juga
dengan respon peserta pendampingan atau pelatihan untuk Kota Padang,
dari enam komponen teknologi yang dilatihkan sebanyak 49,17% responden
menjadi sangat tahu; ketrampilan 31,67% sangat tahu, 70% responden
menilai program sangat sesuai; materi 55% sangat sesuai dan metoda
pelatihan 40% responden sangat sesuai. Penghematan belanja
rumahtangga Rp 119.500 s/d Rp 211.500/bulan. Penerimaan kelompok dari
pengelolaan KBD Rp 2.350.000 tahun 2014 menjadi Rp 3.175.000 tahun
2015. Tambahan penerimaan dari usaha lahan pekarangan dari Rp 160.230
tahun 2014 menjadi Rp 327.870 tahun 2015. Replikasi KWT secara
swadana 2-3 KWT dengan jumlah anggota 12 s/d 21 orang. Terjalinnya
sinergi kegiatan antara BPTP Sumbar dengan BKP/KKP melalui kegiatan
P2KP dan stakeholder lainnya dalam menfasilitasi dan membina kelompok
sasaran, telah berhasil memenangkan dan mendapat peringkat bergensi
baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, diantaranya: KWT
Flamboyan, peringkat 1 Kota Payakumbuh 2015, KWT Emansipasi peringkat
1 tingkat Kabupaten Pesisir Selatan 2015, KWT Melinjo Indah Pesisir Selatan
peringkat 1 nasional Adhi Karya Pangan Nusantara 2014, KWT Melati
Rawang peringkat 1 Dasawisma kota Padang 2013, KWT Melati Lunto Timur
Sawahlunto peringkat 1 HATINYA PKK tingkat provinsi 2014. Keberhasilan
ini merupakan success story dalam implementasi dan pengembangan m-
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
45
KRPL di Sumatera Barat. Keberhasilan tersebut dapat menjadi modal dasar
dan aset bagi stakeholder, khususnya Badan Ketahanan Pangan dalam
memperluas cakupan kegiatan KRPL ke depan, pasca pendampingan dari
BPTP Sumatera Barat.
Gambar. Narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Kota Padang tahun 2015
Gambar. Revitalissai kelompok dasa Wisma Melati (KRPL) Rawang
Kota Padang
Gambar. Keragaan KBD Dasawisma Korong Gadang Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
46
Gabar. Keragaan KBD KWT Rawang Kota Padang
Gambar. Keragaan pekarangan anggota yang ditanami sayuran
Taman Teknologi Pertanian
Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian
Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat
telah dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan dan
Pengawalan Program UPSUS Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP)
Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat,
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman
Pangan Padi, Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura Komoditas Cabe, Bawang, Merah, Jeruk. Pendampingan
Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Kakao.
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Sapi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
47
Potong dan Kerbau. Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Pajale.
Pendampingan KRPL. Pengembangan kawasan Taman Teknologi Pertanian
yang dilakukan sudah mulai berfungsi sebagai ;
Pusat informasi bagi petani dan masyarakat
Tempat percontohan dan pengembangan inovasi ;
• Teknologi usaha tani tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan (perikanan belum
jalan)
• Mulai dari perbenihan, budidaya, pengolahan pasca panen
dan pemasaran (pengolahan pasca panen dan pemasaran
belum jalan)
• Sesuai dengan dukungan sumberdaya lokal dan minat
masyarakat
Fungsi lain sebagai ;
Tempat pelatihan, magang serta pengembanganteknologi dan
pemberdayaan kelembagaan
Pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berbasis
sumberdaya lokal melalui penumbuhkembangan inkubasi-
inkubasi baru,
belum terwujud, kecuali proses pemberdayaan kelembagaan yang sedang
berjalan.
Gambar. Penampilan sebagian Kawasan Display Teknologi TTP Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota setelah dilakukan penanaman dan penataan.
_DSC0167.MOV
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
48
Gambar: Beberapa gambar dan kegiatan penerapan teknologi di lahan petani dalam proses pelaksanaan Taman teknologi Pertanian Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar : Proses penyelesaian bangunan yang diadakan dalam pelaksanaan TTP Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar: Sosialisasi dan rapat dalam upaya pembentukan Kelembagaan Petani mitra pelaksana Taman Teknologi Pertanian Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
49
Gambar: Diskusi penjajakan kerjasama dengan Politani Payakumbuh, Bappeda dan DPRD Provinsi Sumatera Barat.
Pendampingan PUAP
A. Keluaran yang Diperoleh
(i) Tumbuah gapoktan penerima dana PUAP taun 2015 sebanyak 17 buah
dan jumlah gapoktan penerima dana PUAP sejak 2008-2015 berjumlah
1040 buah gapoktan yang tersebar pada 18 kabupaten/kota. Jumlah
LKM-A yang tumbuh dan mulai berkembang sebanyak 959 unit dan
sebanyak 20 buah sudah berbadan hukum.
(ii) Rata-rata asset LKM-A sudah mulai berkembang, dan secara total
meningkat dari Rp. 104,0 menjadi milyar Rp. 150,1 akhir tahun 2015
atau naik 44%. Kendala yang dihadapi masih banyak LKM-A yang belum
menghimpun dana masyarakat dan masih tergantung pada dana
penguatan modal dari PUAP (Rp.100 juta/gapoktan) yang digulirkan
kepada petani. Kelemahannya adalah LKM-A umumnya belum ber badan
hukum sehingga kepercayaan masyarakat tani masih rendah.
B. Hasil yang Dicapai
(i) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memaham pengelolaan
usaha jasa keuangan dan juga 5% gapoktan telah menumbuhkan
usaha lain selain LKM-A seperti Usaha saprodi, UPJA, UP3HP dan
pemasaran hasil. Pengurus dan pengelola LKM-A juga sudah memahami
sejumlah paket teknologi adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
50
anggotanya agar usaha produktif berhasil dan mampu meningkatkan
pendapatan.
(ii) Jumlah petani anggota meningkat dan pada tahun 2015 mencapai
124.538 orang yang tersebar pada 1040 gapoktan. Dengan adanya dana
PUAP jumlah oetani yang mendapat pinjaman modal dari dana tersebut baru
mencapai 60%. Penggunaan dana PUAP adalah untuk mendukung
pengembangan usaha pertaniaian skala kecil diantaranya: 35% tanaman
pangan, 25% hortikultura, 10% perkebunan, 5% ternak, dan 25% off-farm
(pemadaran dan pengolaghan hasil).
Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Padi Sawah, Jagung dan Kedelai di Sumatera Barat
Kegiatan pendampingan Katam untuk tanaman padi, jagung dan kedelai
tahun ini telah mensosialisasikan materi tersebut kepada stakeholder
sebanyak tujuh belas kali tatap muka. Masih banyak masukan dari peserta
sosialisasi untuk perbaikan Katam ke depan.
Bahan diseminasi dicetak berupa rool banner sebanyak 30 buah untuk
katam dan 30 buah untuk SC. Roll Banner ini didistribusikan ke Dinas
Pertanian dan penyulihan di 16 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat, sert
Dinas terkait di provinsi. Sementara untuk FGD ke pusat telah dilaksanakan
sebanyak empat kali untuk katam dan 2 kali untuk SC. Berdasarkan hasil
verifikasi di lapangan, akurasi data SC (satelit modis) di Sumatera Barat baru
60 – 70%.
Monitoring bencana tahun ini memonitor bencana kekeringan di beberapa
daerah di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kota
Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
51
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 9. Lokasi verifikasi (a) Tabek Palah, Kabupaten Solok; (b) Koto lua, Kota Padang; (c) Pekan Sinayan, Kabupaten Agam; (d) Sungei Pasak, Kota Pariaman; dan (e) Sitakuak, kabupaten Tanah Datar
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
SASARAN INDIKATOR KINERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional.
Jumlah laporan strategis
nasional/daerah yang memperoleh
pendampingan inovasi oleh BPTP dan mencapai target
sasaran
133
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
52
Sasaran 4 Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (bidang
pengkajian, disiminasi dan pendayagunaan.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah laporan kerjasama pengkajian
dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan.
1 1 100
Kerjasama Penelitian dan pengembangan pertanian
Tahun 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Provinsi Sumatera
Barat menawarlan kerjasama dengan BPTP Sumatera Barat sebagai
instruktur untuk memberikan pelatihan Nomor Surat Penawaran :
411.3/33/UEM-BPM-2015 tanggal 23 Januari 2015. Pada tanggal 6 April s/d
9 Mei 2015 BPTP bersama Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas
Padang bekerjasama dengan BPM Provinsi Sumatera Barat melakukan
Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari
(SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015 yang diikuti oleh 100 orang peserta.
Dalam kegiatan ini BPTP Sumatera Barat telah menugaskan 15 orang
peneliti/penyuluh sebagai instruktur
Teknologi Budidaya Itik dan Puyuh. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan kerjasama ini adalah : (1) peningkatan kemampuan
SPMN dalam melakukan inovasi teknologi dan kelembagaan; (2)
pengembangan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru; (3) peningkatan
peran SPMN sebagai mitra Pemerintah Nagari; dan (4) penyebaran inovasi
teknologi pertanian Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara
sumber
Pada tanggal 7 s/d 10 April Badan Perencana Pembangunan Daerah
Provinsi Sumatera Barat dengan Nomor Surat 070/175/III/Litbang/Bappeda-
2015 tanggal 24 Maret 2015 meminta kepada BPTP Sumatera Barat untuk
menyampaikan Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP
Sumatera Barat dalam Perumusan Kebijakan Pembangunan Pertanian
Provinsi/Kota/Kabupaten di Sumatera Barat. Tiga Riset Unggulan BPTP
Sumbar yang disampaikan dalam perumusan ini adalah : (1) Prospek
Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir.
Yulimasni; (2) Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-
Kakao di Sumatera Barat oleh Prof. (R.) Dr. Abdullah Bamualim, M.Sc; dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
53
(3) Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di
Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah penyebaran inovasi teknologi pertanian
Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara sumber.
BPTP Sumatera Barat juga melakukan kerjasama dengan PT.
Biosindo Mitra Jaya dengan MoU Nomor 01/BMJ/IV/2015 dan
763/KL.130/I.12.3/4/2015 tanggal 15 April 2015 untuk Pengujian dan
Penerapan Inovasi Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi di Sumatera
Barat. Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaan kerjasama ini adalah Satu
Paket Rekomendasi Penggunaan Pupuk Hayati Biotrent Spesifik Lokasi untuk
Komoditas Padi Sawah. Kerjasama dengan Pertamina AEP ASET 2 Field
ADERA juga dilakukan dalam hal Pembuatan Demplot Budidaya Padi
Teknologi Salibu di Sumatera Selatan dengan Nomor SPK : AP3240/2015-SO
tanggal 22 Maret 2015 dengan luaran yang dihasilkan penyebaran budidaya
padi Teknologi Salibu. Selanjutnya Kerjasama dengan Pemerintah Kota
Padang Panjang dilakukan dalam Pengembangan Varietas Unggul daerah
dimana luaran yang dihasilkan adalah pengembangan varietas unggul padi
lokal Saganggam Panuah.
Selain itu, BPTP Sumatera Barat juga mempunyai kerjasama dengan
SMARTD Badan Litbang Pertanian masing-masing 3 kegiatan KKP3SL dan 2
kegiatan m-P2BBI. Dua kegiatan kerjasama dengan Sekretaris Badan
Litbang Pertanian yaitu kegiatan Upaya Perlindungan Hukum dan Revitalisasi
Kebun Percobaan dan Labor Diseminasi Lingkup BPTP Sumatera Barat.
Terakhir kerjasama antara BPTP Sumatera Barat dengan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dalam hal
Implementasi Desain Pengelolaan Air Kebun Percobaan Sukarami dan
Rambatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
54
LAMPIRAN 1. PERKEMBANGAN KERJASAMA BPTP SUMBAR TAHUN ANGGARAN 2015
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra
Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi
Fisik/Anggaran
1. Kajian Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Berproduktivitas Melalui Pengelolaan Pembenah Tanah di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 127.534.000,-
SMARTD No. SPK : 38.59/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta
3 tahun Terhimpunya data biofisik lahan serta karakteristik sifat fisik dan sifat kimia tanah penyebab rendahnya hasil di kabupaten Sijunjung dan kabupaten Dharmasraya; Dihasilkannya formulasi dan takaran pembenah tanah untuk peningkatan produktivitas lahan sawah serta rekomendasi penggunaan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan
Data biofisik lahan serta karakteristik sifat fisik dan sifat kimia tanah penyebab rendahnya hasil di kabupaten Sijunjung dan kabupaten Dharmasraya; Formulasi dan takaran pembenah tanah untuk peningkatan produktivitas lahan sawah serta rekomendasi penggunaan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan
100%/100%
2. Penguatan Kelembagaan Perbenihan Untuk Mewujudkan Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk Sehat di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Dr. Hardiyanto, M.Sc Biaya : Rp. 145.950.000,-
SMARTD No. SPK : 39.118/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta
2 tahun Terbentuknya kelembagaan perbenihan jruk sehat yang tangguh di Sumatera Barat
Kelembagaan perbenihan jruk sehat yang tangguh di Sumatera Barat
100%/100%
3. Percepatan Pemasyarakatan Teknologi Sistem Usahatani Terpadu Sapi-Kakao Dengan Konsep Ramah Lingkungan (Bio Cycle Farming) Melalui Pendekatan SDMC Mendukung Program PSDK Penjab Pelaksana Kegiatan :
SMARTD No. SPK : 39.188/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta
2 tahun Terjadinya peningkatan kemampuan kelompok usaha tani dalam mengelola unit usahatani terpadu sapi-kakao dengan konsep ramah lingkungan (bio cycle farming) secara agribisnis. Menjadi wahana
Peningkatan kemampuan kelompok usaha tani dalam mengelola unit usahatani terpadu sapi-kakao dengan konsep ramah lingkungan (bio cycle farming) secara agribisnis. Menjadi wahana pembelajaran kelompok lainnya
100%/100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
55
Ir. Harmaini Biaya : Rp. 125.831.000,-
pembelajaran kelompok lainnya
4. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) Mendukung Agribisnis Sayuran Dataran Rendah Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 149.917.000,-
SMARTD No. SPK : 39.168/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta
3 tahun Didapatkannya model pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis inovasi padi sawah dataran tinggi mewujudkan sistem pertanaian bioindustri di Sumatera Barat Peningkatan kapasitas SDM petani dan Kelembagaan pendukung
Model pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis inovasi padi sawah dataran tinggi mewujudkan sistem pertanaian bioindustri di Sumatera Barat Peningkatan kapasitas SDM petani dan Kelembagaan pendukung
100%/100%
5. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) pada Padi Sawah Dataran Tinggi Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Nasroel Husen, MS Biaya : Rp.130.505.000,-
SMARTD No. SPK : 39.166/PL.040/I.1/02/2015.K Tgl. : 28 Februari 2015 Badan Litbang Pertanian Jakarta
3 tahun Didapatkannya model agribisnis sayuran dataran rendah melalui dukungan inovasi teknologi budidaya dan sistem perbenihan yang menjamin keberlanjutan produksi. Varietas dan teknologi budidaya sayuran dataran rendah yang efisien
Model agribisnis sayuran dataran rendah melalui dukungan inovasi teknologi budidaya dan sistem perbenihan yang menjamin keberlanjutan produksi. Varietas dan teknologi budidaya sayuran dataran rendah yang efisien
100%/100%
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra
Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi
Fisik/Anggaran
6. Pengembangan Varietas Unggul Daerah Penjab Pelaksana Kegiatan : Ir. Ismon Lenin, M.Si Biaya : Rp. 32.000.000,-
Pemerintah Kota Padang Panjang
1 tahun Berkembangngnya varietas unggul padi lokal Saganggam Panuah
Berkembangngnya varietas unggul padi lokal Saganggam Panuah
100%/100%
7. Pengujian dan Penerapan Inovasi Teknologi Pengelola
PT. Biosindo Mitra Jaya
1 tahun Didapatkannya 1 (satu) paket rekomendasi
Didapatkannya 1 (satu) paket rekomendasi penggunaan pupuk hayati biotrent spesifik lokasi
100%/100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
56
Hara Spesifik Lokasi (PHSL) di Sumatera Barat Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Atman Roja, M.Kom Biaya Rp. 8.030,000,-
No. MoU : 01/BMJ/IV/2015 763/KL.130/I.12.3/4/2015 Tgl. : 15 April 2015 Jakarta
penggunaan pupuk hayati biotrent spesifik lokasi untuk komoditas padi sawah
untuk komoditas padi sawah
8. Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari (SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015, Padang 6 April s/d 9 Mei 2015 Penjab Pelaksana Kegiatan KSPP Biaya Rp. 10.000.000,-
BPM Provinsi Sumatera Barat Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas Padang No. Surat Penawaran : 411.3/33/UEM-BPM-2015 Tgl. : 23 Januari 2015
1 tahun Meningkatnya kemampuan SPMN dalam melakukan inovasi teknologi, dan kelembagaan; Berkembangnya wawasan SPMN menjadi wirausaha baru: Meningkatnya peran SPMN sebagai mitra pemerintah Nagari Tersebarnya inovasi teknologi pertanian Badan Litbang melalui penyediaan Nara Sumber
Kmampuan SPMN dalam melakukan inovasi teknologi, dan kelembagaan; Peningkatan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru: Peningkatan peran SPMN sebagai mitra pemerintah Nagari Penyebaran inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan Nara Sumber
100%/100%
9. Implementasi Desain Pengelolaan Air kebun Percobaan Sukarami dan Rambatan Penjab Pelaksana Kegiatan Azwar Chan, SP Biaya Rp. 300.000.000,-
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian No. SPK : 488.2/HM.210/I.8/3/2015 Tanggal. : 5 Maret 2015 Bogor
1 tahun Meningkatnya kinerja dan produktivitas lahan KP Sukarami dan KP Rambatan
Peningkatan kinerja dan produktivitas lahan KP Sukarami dan KP Rambatan
100%/100%
10. Upaya Perlindungan Hukum terhadap Barang Milik Negara pada BPTP Sumbar Tahun 2015 Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Artuti, MS Biaya Rp. 140.460.000,-
Sekretaris Badan Litbang Pertanian No. SPK : 98.4/HM.230/I.1/5/2015.K Tgl. : 25 Mei 2015 Jakarta
1 tahun Terciptanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan secara hukum terhadap barang milik negara pada BPTP Sumbar
Jaminan kepastian hukum dan perlindungan secara hukum terhadap barang milik negara pada BPTP Sumbar
100%/100%
11. Pembuatan Demplot Budidaya Padi Teknologi Salibu
Pertamina AEP ASET 2 FIELD
1 tahun Meluasnya penyebaran budidaya padi teknologi
Penyebaran budidaya padi teknologi Salibu 100%/100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
57
Penjab Pelaksana Kegiatan Ir. Erdiman Biaya Rp. 114.000.000,-
ADERA No. SPK : ./…/AP3240/2015-SO Tgl. : 22 Maret 2015 Palembang
Salibu
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. Kotrak Kerjasama/No. Surat Penawaran/Alamat Mitra
Jangka Waktu Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan Realisasi Fisik/Anggaran
12. Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP Sumbar untuk Perumusan Kebijakan di Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tiga Riset Unggulan : Prospek Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir. Yulimasni Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-Kakao di Sumatera Barat oleh Prof. ®. Dr. Abdullah Bamualim, M.Sc Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc Penjab Pelaksana Kegiatan KSPP
Bappeda Provinsi Sumatera Barat No. 070/175/III/Litbang/Bappeda-2015 Tgl. : 24 Maret 2015
1 tahun Tersebarnya inovasi
teknologi pertanian Badan
Litbang melalui
penyediaan Nara Sumber
Penyebaran inovasi teknologi pertanian Badan Litbang melalui penyediaan Nara Sumber
100%/100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
58
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional dan internasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
SASARAN Indikator
Kinerja
Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Kerjasama
Nasional
100
Sasaran 5 Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan
nasional.
1 1 100
Analisis kebijakan Mendukung Pengembangan Komoditas
Unggulan di Sumatera Barat.
Terumuskan sistem pemasaran kakao, gambir dan beras yang efisien yang
mampu meningkatkan share harga yang diterima petani meningkat dari
sebelumnya. Terberdayakan gapoktan yang potensial yang memiliki modal
untuk membeili produk pertanian khususnya gambir dan kakao dari petani
anggota di wilayah kerja gapoktan. Petani produsen komoditas tersebut juga
terhindar dari praktek sistem ijon baik dari pedagang gambir dan kakao,
maupun dari rentenir yang biasanya memberikan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan harian keluarga terutama petani .
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian jumlah kinerja sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya Sinergi
Operasional Pengkajian
Dan Pengembangan
Inovasi Pertanian
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Pembangunan
Nasional (Rekomendasi)
100
Akuntabilitas Keuangan.
Pagu anggaran Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
SumateraBarat Tahun Anggaran 2015 dengan Nomor DIPA SP DIPA-
018.09.2.567449/2015 tanggal 8 Desember 2015 sebesar
Rp.34.752.453.000, sesuai dengan revisi terakhir anggaran DIPA Yang
terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 13.612.675,-, Belanja Barang Rp.
18.207.192,- (a. Belanja Barang Operasional Rp. 2.238.330,- dan b. Barang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
59
Barang Non Operasional Rp. 15.968.862,-) dan Belanja Modal Rp.
2932.586,-.
Tabel. Anggaran perjenis belanja BPTP Sumatera Baratdari TA 2015
No Jenis Belanja Anggaran
REALISASI
Rp Jt Rp Jt %
1 Belanja Pegawai 13.612.675 13.580.254,4 99.76
2 Belanja Barang 18.207.192 17.904.374,8 98.34
a Operasional 2.238.330 2.183.910,948 97.57
b Non Operasional 15.968.862 15.720.463,932 98.44
3 Belanja Modal 2932.586 2.673.340 91.16
T O T A L 34.752.453 34.157.970,280 98.29
Realisasi Anggaran
Total Realisasi Anggaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sumatera Barat Sampai dengan 31 Desember 2015 berdasarkan data i-monev
sebesar Rp. 34.157.970,280, (98.29) dari total anggaran yang dialokasikan sebesar
Rp. 34.752.453.000,- dalam DIPA Tahun Anggaran 2015. Secara lebih rinci dapat
diuraikan bahwa realisasi dan sisa anggaran terdiri dari: (1) Realisasi belanja
pegawai sebesar Rp. 13.580.254,400,- atau 99.76 dari pagu sebesar Rp. 13.612.675.000.-
(2) Realisasi belanja barang operasional sebesar Rp. 2.183.910,948.- atau 97.57 % dari
pagu sebesar Rp. 2.238.330.000; (3)Realisasi belanja barang non operasional sebesar
Rp. 15.720.463.932,- atau 98.44 % dari pagu sebesar Rp. 15.968.862.000 dan (4) Realisasi
belanja modal sebesar Rp. 2.673.340.000.- atau 91.16 % dari pagu Rp. 2.932.586.000-.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2015 realisasi pendapatan Negara Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015
adalah sebagai berikut :
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Perpajakan pada BPTP Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015
tidak ada dikarenakan Penerimaan Perpajakan khusus Kementerian Keuangan.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dalam melaksanakan tugasnya Balai Besar Pengkajian memerlukan dukungan
sumber dana yang memadai, baik dari pemerintah, mitra kerjasama dan dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
60
BELANJA Uraian
Estimasi
Pendapatan
2014 (Rp.)
Realisasi Pendapatan
s/d Desember 2015
BELANJA Uraian
Estimasi
Pendapatan
2014 (Rp.)
Fungsional Umum
423141 Pendapatan Sewa Tanah,
Gedung dan Bangunan 66.150.000 0 31.126.558
423951 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya
RM TAYL 0 0 7.102.408
423999
Pengembalian Pendapatan Anggaran Lain-lain
Gedung dan Bangunan 0 0 925.046
423111 Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian
Kehutanan, dan Perkebunan 217.195.000 465.358.700 0
423112 Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan
dan Perikanan 21.400.000 0 0
423216
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan,
Informasi, Pelatihan dan Teknologi
sesuai dengan Tugas dan Fungsi masing-masing Kementerian dan
Pendapatan DJBC
Rugi atas Kerugian yang
Diderita Oleh Negara
(TP/TGR)
9.045.000 53.125.000 0
423291 Pendapatan Jasa Lainnya 17.050.000 32.570.000 0
Jumlah Pendapatan 330.840.000 551.053.700 39.154.012
kegiatan yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dana
tersebut sangat diperlukan untuk mendukung biaya pemeliharaan fasilitas dan
sarana, memperbaiki tenaga penunjang lainnya. Penggalian dana juga sedang
dirintis dengan menjalin kemitraan dengan pihak lain, komersialisasi hasil litbang
dan intensifikasi penerimaan negara bukan pajak terutama penerimaan fungsional
dan akan terus ditingkatkan sehingga kedepan diharapkan sumber dana yang
diperlukan tidak hanya tergantung dari ketersediaan APBN. Target Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp. 401.767.000 ,- Realisasi Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi PertanianSumatera Barat sampai
bulan Desember 2015 sebesar Rp. 590.207.712 (Lima ratus sembilan puluh juta dua
ratus tujuh ribu tujuh ratus dua belas rupiah ),- dari target penerimaan atau 146,90
%.
Tabel. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumbar per Desember 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
61
Tabel. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP Sumbar Tahun Anggaran 2015-2019
JENIS PENERIMAAN 2015 2016 2017 2018 2019
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
PENERIMAAN UMUM 66.150.000 39.154.012
PENERIMAAN FUNGSIONAL 335.617.000 551.053.700
JUMLAH 401.767.000 590.207.712
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
62
Sasaran 7 Jumlah Produksi Benih Sumber.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Produksi Benih Sumber.
Padi FS 6 SS 66.8 FS 6.454 SS 45.011 FS 107 SS 67.3
Jagung FS SS 10 FS SS 0.7 FS SS 7
Kedelai FS 1 SS 29.97 FS 0 SS 4.825 FS 0 SS 16
Perbanyakan Benih Sumber Padi
Mengingat begitu pentingnya fungsi benih dalam ketahanan pangan, maka
penggunaan varietas unggul yang sesuai preferensi konsumen dan sisitem produksi benih
secara berkelanjutan menjadi semakin penting. Untuk meningkatkan penyediaan benih
sumber yang bermutu, maka BPTP Sumbar melakukan kegiatan perbanyakan benih padi
sawah yang sesuai dengan preferensi konsumen.
Pendampingan bagi petani dilakukan mulai dari persemaian, penanaman,
pemupukan, rouging dan panen. Sertifikasi dilakukan oleh petugas/koordinator BPSB-TPH
Propinsi Sumatera Barat pada masing-masing Kabupaten/Kota yang dimulai dari
pemeriksaan lapangan kelayakan calon lokasi sebagai penangkaran, pemerikasaan tanaman
pada stadia anakan maksimun, stadia berbunga dan masak.
Realisasi hasil produksi benih padi sampai akhir Desember 2015 pada musim tanam
I mencapai 62.945 Kg dengan rincian dihibahkan 21.240 kg, masuk gudang 31.855 kg,
gagal jadi benih 9.850 kg. Benih Dasar 6.454kg dan benih pokok 45.011kg dan telah
terdistribusi sebanyak 32.042kg dengan nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp336.408.000. Kondisi pertanaman pada MT II sampai saat ini cukup baik dan telah panen
varietas Inpari 21 sebanyak 750 kg dan B.Piaman 4.450 kg sebagai calon benih dalam
proses pelabelan, sedangkan pertanaman lainnya panen tertunda hingga bulan Februari
2016 berupa varietas B.Piaman, Inpari 21, dan Inpari 17.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
63
Tabel. HASIL PERBANYAKANBENIH SUMBER PADI TAHUN 2015 (Januari-September 2015/MTI )
NO
VARIETAS/ KLAS
LOKASI/ TGL PANEN
HASIL GKP (KG) REALISASI BENIH (KG)
KETERANGAN APBN
APBN-P
HIBAH
GAGAL PANEN
APBN
APBN-P HIBAH
TOTAL BENIH (KG)
1. INPARI 21/ SS
KP.B.Buat I KP.B.Buat II
300 400
300 348
- - 250 310
245 300
- 495 610
-
K.Hilalang /10-7-15
500 565 - - 415 385 - 800
Singkarak / 21-7-15
1.120 1.120 - - 935 865 - 1800
Parambahan / 12-8-15
2.300 2.381 - 850 1546 1854 - 3.400 20% diSerang Tikus
Gawan I / 13-9-15
2.500 2.570 - - 2200 2067 - 4.267
Gawan II / 25-9-15
2.000 2.125 1800 1727 3.527
INPARI 21/FS
Bungus / 10-9-15
200 368 - - 245 230 - 475
Jumlah 8.920 9.429 850 7701 7673 15.374 2. B.Piaman/ SS T.Datar / 29-7-
15 600 636 3.100 1.800 550 548 3.100 4.198 20% di Serang
Tikus Parambahan /
31-8-15 2.100 2.117 - 500 1850 1767 - 3.617 Di Serang Tikus
Bungus/10-9-15
- - 660 - - - 660 660
Jumlah 2.700 2.753 3.760 2.300 2400 2315 3.760 8.475 3. PB 42 / SS Bungus/ 16-9-
15 1.500 1.633 6.540*
540* - 1180 1104 6.540
8.824
PB 42 / FS Bungus/ 19-9-15
1.684 - 0* - 730 693 997 2.420
Jumlah 3.184 1.633 7.080 1910 1797 7.080 11.244 4. Cisokan / FS Parambahan /
31-8-15 - - - 1.500 - CVL >15%
5. Inpari 13 /SS Pasaman / 15-8-15
400 450 2.000 500 330 300 2.000 2.630
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
64
6. Inpari 19/ FS Pasaman / 15-8-15
50 - 1000 - 29 500 29 15%diserang Kresek/BLB
7. Inpari 30/ FS Pasaman / 15-8-15
- - - 1500 - 65%diserang kresek/BLB
8. Inpara 3 / FS Bungus / 10-9-15
289 - - - 130 125 - 255
9. Junjuang/ SS K.Hilalang/ 27-7-15
600 669 - - 550 500 - 1.050
Junjuang/ FS Parambahan / 3-8-15
1.200 - - 510 485 - 995
Jumlah 1.800 669 1060 985 2.045 10. Sg.Panuah/
FS Kayuaro / 9-7-15
800
856 715 660 1.375
Guguak / 22-9-15
500 550 500 405 905
Jumlah 1.300 1.406 1215 1065 2.280 11. Caredek.M/
SS Parambahan / 10-8-15
- - 3.500 - 3.500 3.500
Caredek.M(BS)
M.Paneh/ 18-9-15
- - 250 250 250
Caredek M/ FS
K.Hilalang / 10-7-15
- - 1.500 20% di serang Blast
Jumlah 3.750 3.750 3.750 12. Anak Daro /
SS
Bungus / 21-9-15
1.600 1.794 3.400
1.200 1300 1520 3.400
6220
13. Siarang /BS Kayuaro / 30-6-15
- 250 - 250 250
Jumlah FS SS BS
20.243 18.134 20.740 9850 (GAGAL)
16046 (APBN)
15.809 (APBNP)
21.240 (Hibah)
51.965 6.454 45.011 500
62.945 kg (JumlahTOTAL) Masuk gudang 31.855.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
65
Perbanyakan Benih Sumber Kedelai di Provinsi Sumatera Barat
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah ketersediaan benih
bermutu. Sejak tahun 2007 pemerintah melaksanakan program benih kedelai berbantuan
kepada para petani guna mengatasi permasalahan ketersediaan benih bermutu di tingkat
petani. Sebagai lembaga penghasil inovasi teknologi, Balitbangtan dituntut untuk berperan
aktif dalam program nasional tersebut melalui penyediaan benih sumber, terutama dalam
kaitannya dengan upaya percepatan pengembangan varietas unggul baru.
Kegiatan ini bertujuan utama untuk memperkuat sistem perbenihan dan penangkar benih
kedelai di Provinsi Sumatera Barat. Secara terperinci, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini
antara lain untuk: (a) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai kelas benih
dasar (FS) sebanyak 1,0 ton; dan (2) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai
kelas benih pokok (SS) sebanyak 29,97 ton. Kegiatan dilaksanakan pada berbagai lokasi di
Provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, dan Kota
Sawahlunto) seluas 31,5 ha untuk memproduksi benih kelas SS dan 1,0 ha untuk
memproduksi benih kelas FS. Varietas unggul yang digunakan sebagai sumber benih kelas
SS adalah: Anjasmoro, Panderman, Bueangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk benih
kelas FS adalah Anjasmoro. Komponen teknologi sesuai anjuran Balitbangtan diterapkan
dalam kegiatan ini. Hasil sementara kegiatan perbanyakan benih kedelai sampai laporan ini
ditulis dapat disimpulkan, antara lain: (1) Kegiatan perbanyakan benih kedelai terealisasi
seluas 31,5 ha untuk menghasilkan benih kelas SS varietas Anjasmoro, Panderman,
Burangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk kelas benih FS varietas Anjasmoro seluas
1,0 ha; (2) Calon benih kedelai yang dihasilkan sebanyak 8.673 kg. Dari calon benih ini,
dihasilkan benih bersertifikat kelas benih SS sebanyak 4.825 kg; (3) Masih akan dihasilkan
lagi benih kelas SS yang saat ini dalam proses pasca panen di tingkat petani dan seleksi
benih di UPBS; dan (4) Benih kelas FS saat ini masih stadia mulai berbunga. Diperkirakan
panen pada awal Februari 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
66
Perbanyakan Benih Sumber Jagung di Provinsi Sumatera Barat
Kegiatan produksi benih hibrida dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Sukarami
(April – Juli 2015), dan produksi benih komposit (varietas Sukmaraga) di Kebun BBI
palawija Ladang Laweh (Rambatan – Tanah Datar) dari bulan (Mei – Juli 2015).
Perbanyakan di KP Sukarami seluas (0,75 ha) yang ditujukan untuk menghasilkan
benih jagung hibrida Badan Litbang Pertanian (Bima 19 dan Bima 20) menghasilkan 700 kg
benih Bima 19 dan 1 ton benih Bima 20. Bila dikonversi ke hektar, hasil ini cukup baik yakni
sekitar 2,42 t/ha. Sejumlah 400 kg benih Bima 20 telah disalurkan sebagai hibah ke
kelompok tani dalam rangka diseminasi produk Litbang.
Gambar Penampilan pertanaman dan tongkol tanaman jagung pada kegiatan produksi
benih hibrida di KP Sukarami
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
67
4.2. Perbanyakan di BBI Ladang Laweh
Kegiatan perbanyakan yang dilakukan di kebun BBI Ladang Laweh seluas lk. 3,5 ha
hanya menghasilkan 285 kg calon benih. Sangat rendahnya hasil ini adalah akibat adanya
musim kering yang parah selama 2 bulan mulai umuri umur 1 bulan setelah tanam (data
curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 1) . Dalam proses sertifikasi calon benih ini oleh
BPSB ternyata daya kecambahnya juga tidak memenuhi syarat (hanya 85%), sehingga
dinyatakan tidak lulus sebagai benih. Rendahnya daya kecambah ini diduga adalah karena
fisiologisnya yang kurang baik akibat kekeringan saat pengisian.
Gambar Penampilan fisik tanaman dan calon benih pada perbanyakan di kebun BBI
Ladang Laweh.
Sampai pada akhir tahun anggaran 2015 (Desember 2015) kegiatan perbanyakan di
kebun-kebun percobaan ini belum menghasilkan benih karena sesuai dengan waktu
tanamnya, tanaman baru pada stadia vegetativ. Bahkan kegiatan perbanyakan yang kedua
di KP Sitiung masih pada tahap pengolahan tanah. Sampai pada stadia vegetativ ini terlihat
pertumbuhan tanaman cukup baik (Gambar ).
KP Rambatan KP Sitiung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
68
KP Sitiung (I) KP Sitiung (II)
Gambar Penampilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan perbanyakan benih jagung di
KP Rambatan, KP Sukarami dan KP Sitiung, Desember 2015
Perkiraan Hasil yang Akan Diperoleh
Berdasarkan luasan dan pertumbuhan pertanaman yang masih di lapangan sampai
akhir Desember 2015 diperkirakan benih yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel Perkiraan jumlah benih yang akan diperoleh dari pertanaman yang masih
berada di lapangan
Lokasi Luas (ha) Perkiraan Hasil (ton)
KP Rambatan
KP Sukarami
KP Sitiung (I)
KP Sitiung (II)
0,90
0,75
0,50
0,60
4,5
4,0
1,5
1,8
Jumlah 2,75 11,8
Berdasarkan perkiraan ini, target 10 ton benih sumber dari kegiatan ini akan dapat
dicapai pada awal tahun 2016.
Target output 10 ton benih sumber belum dapat dicapai karena terjadinya gagal panen
akibat pertanaman mengalami kekeringan.
Berdasarkan luas pertanaman perbanyakan yang diulang di tiga kebun percobaan
diperkirakan target benih sumber yang dihasilkan akan dapat dicapai pada awal tahun
2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
69
Sasaran 8 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.
3 3 100
Implementasi model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung
pengembangan kawasan pengembangan Jagung di Sumatera Barat.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Rambatan dengan mengimplementasi
model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung pengembangan kawasan jagung
sebagai berikut:
1. Kegiatan budidaya jagung optimal telah dilaksanakan sementara data komponen hasil
belum bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan pada pertanaman pertama bulan Juni 2015
mengalami kekeringan sedangkan untuk pertanaman ke dua belum panen.
2. Kegiatan integrasi tanaman jagung dan sapi telah dilaksanakan, kandang sapi, bak
fermentasi kompos dan bak pengolahan urin telah selesai dimana saat ini telah dipelihara
sebanyak 6 (enam) ekor sapi. Dalam kegiatan ini telah juga telah dilakukan pelatihan
terhadap kelompok tani yang ada di 2 kecamatan (kecamatan Ramabatn dan Lima Kaum)
dengan materi budidaya tanaman jagung, teknik penakarang benih jagung, pembuatan
silase jerami jagung, pengolahan kompos sarasah jagung, pengomposan kotoran sapi
baik kotoran padat maupun cair.
3. Kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida dilakukan untuk menghasilkan benih jagung
varietas Bima 19-URI sebanyak 715 kg dan Bima 20-URI sebanyak 450 kg.
4. Telah dilakukan pembuatan media cetak dalam bentuk banner dan leaflet serta buku
Lampiran Foto Kegiatan:
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
70
Gambar: Keragaan tanaman jagung kegiatan budidaya dalam upaya peningkatan produktivitas jagug hibrida
Gambar : Keragaan jagung hibrida kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida Bima 19-URI
dan Bima 20-URI.
Gambar: Keragaan ternak sapi dan pakan sapi dari fermentasi batang dan daun jagung
Gambar : Pelatihan budidaya jagung dan pembuatan silase batang dan daun jagung untuk
pakan ternak sapi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
71
Gambar ; Temu lapang dan panen perdana jagung hibrida Bima 19-URI dan Bima 20-URI
Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Ubi Jalar di Sumatera Barat
Dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri
Berbasis Ubi Jalar di Sumatera Barat pada tahun 2015 ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Nagari Koto Gadang Guguak dan Koto Gaek Guguak, termasuk KP Sukarami, telah
dipilih sebagai kawasan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri Berbasis
Ubi Jalar di Sumatera Barat. Kedua nagari ini merupakan sentra produksi ubi jalar di
Kabupaten Solok. Petani pada kawasan ini masih memakai varietas lokal dengan
teknologi budidaya sederhana serta kelembagaan petani yang masih lemah.
2. Telah terbangunnya penyediaan sistem teknologi dasar berupa bibit sumber varietas
unggul dan usaha pasca panen ubi jalar di BPTP Sumatera Barat (KP Sukarami dan
rumah produksi).
3. Pada tahun 2015 telah dilakukan perbaikan teknologi budidaya ubi jalar pada 7
kelompok tani yang meliputi luas 19,7 ha dan melibatkan 131 petani. Sebanyak 14
varietas unggul ubi jalar dengan teknologi budidaya introduksi secara teknis layak
diaplikasikan pada kawasan pertanaman ubi jalar di Nagari Koto Gaek Guguak dan
Koto Gadang Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
4. Pengetahuan dan keterampilan 44 orang petani dan 5 penyuluh pertanian mitra
binaan mengenai inovasi teknologi budidaya ubi jalar telah ditingkatkan melalui
pelatihan dan pelaksanaan demonstrasi plot secara partisipatif.
5. Pengetahuan dan keterampilan 50 orang wanita tani dan 7 orang penyuluh pertanian
mengenai teknologi pengolahan hasil ubi jalar telah ditingkatkan melalui pelatihan
dan praktek secara partisipatif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
72
6. Tujuh kelompok tani dan satu Gapoktan telah diperkuat melalui pembekalan
pengurus dan pendampingan penyempurnaan kepengurusan, penyusunan dan
penyempurnaan AD/ART, penyusunan program kerja, melengkapi administrasi
lembaga, serta penetapan sekretariat dan penyiapan plank merek lembaga.
Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir di Sumatera Barat
Kegiatan Pengembangan Komoditas Gambir Melalui Pendekatan Bioindustri Pada
Kawasan Sentra Produksi di Sumatera Barat telah dilaksanakan di Kecamatan Mungka,
Kabupaten 50 Kota. Kegiatan terdiri dari tiga sub kegiatan yaitu, a). Identifikasi potensi dan
kendala dalampengembangan sistem usaha agribisnis gambir berorientasi bioindustri. b).
Mengimplementasikan perbaikan teknologi produksi dalam sistem usahatani gambir
berorientasi bioindustri, dan c). Mengimplementasi alternatif teknologi produk olahan
gambir berorientasi bioindustri pada hamparan kelompok tani gambir, dengan tujuan : 1).
Diperoleh satu paket data/informasi tentang potensi dan kendala dalam pengembangan
sistem usaha agribisnis gambir berorientasi bioindustri, 2). Diimplementasikannya perbaikan
teknologi produksi dalam sistem usahatani gambir berorientasi bioindustri, dan 3).
Diimplementasikannya alternatif teknologi produk olahan gambir berorientasi bioindustri
pada hamparan kelompok tani gambir.Diseminasi teknologi budidaya dan pasca panen
gambir telah dilakukan dengan kegiatan sosialisasi, penataan kelembagaan, pelatihan,
pembinaan dan penguatan kelembagaan. Teknologi yang telah diimplementasikan : 1).
Teknologi pemupukan dan waktu panen gambir untuk meningkatkan hasil dan pendapatan
usahatani gambir, 2). Teknologi pengempaan daun gambir untuk memperoleh getah gambir
kering bermutu baik, 3). Teknologi pengolahan daun menjadi teh celup, 4). Teknologi
pengolahan daun gambir menjadi permen jelly gambir, dan 5). Pembangunan dua unit
rumah pengering tipe ERK (Efek Rumah Kaca) untuk pengeringan produk olehan sebagai
pengganti oven. Penerapan teknologi dilakukan dengan pelatihan, pembinaan, dan praktek
secara langsung. Dari kegiatan penerapan teknologi tersebut telah terbangun dua kelompok
yang sudah memulai memasarkan produk olahan gambir yaitu teh celup daun gambir dan
jelly daun gambir yaitu KWT Sambal dan KWT Simpang Tigo.
Hasil panen satu kali kempa gambir dibutuhkan 18-22 kg daun gambir untuk meng
hasil getah kering 4,7 kg. Untuk satu hektar lahan menghasilkan getah kering rata-rata
700,7 kg setara dengan 5.605 kg daun gambir. Hasil pengujian efektifitas beberapa bahan
dekomposer terhadap kandungan hara kompos ampas kempaan daun gambir menunjukkan
bahwa bahan dekomposer terbaik adalah EM-4, pupuk kandang,Tricoderma, danStardek.
Teknologi pengolahan teh celup dengan kualitas terbaik dengan waktu fermentasi daun
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
73
selama 12 jam dan menggunakan daun pada tingkat ketuaan daun pucuk, pada kondisi ini
diperoleh kandungan tanin lebih rendah yaitu 2,1% dan katechin 2,5%. Teknologi
pengolahan jelly daun gambir yaitu melalui perebusan daun gambir dengan larutan garam
1,5% selama 10 menit, dan penambahan karagenan sebanyak 3%, pada kondisi tersebut
diperoleh perlakuan terbaik dari segi organoleptik dan kandungan tanin 0,39% serta
katechin 0,9%.
Gambar : Pelatihan pembuatan kompos ampas kempaan daun gambir
Pelatihan pengemasan teh daun gambir dan pembuatan permen jelly gambir
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
74
Tabel. Perbandingan Capaian Output Kinerja BPTP Sumatera Barat Th 2014 - 2015
No. Indikator Outcome/Indikator
Kegiatan
2014
2015
Target Capaian Target Capaian
1 Jumlah teknologi spesifik lokasi
5 5 5 6
2 Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
8 10 3 3
3 Jumlah kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional/daerah
6 6 6 8
4 Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian
2 2 1 1
5 Jumlah kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
1 1 1 1
6 Bio Industri 3 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
75
IV. PENUTUP
Kegiatan penelitian, pengkajian dan diseminasi yang dilaksanakan pada
tahun 2015 mendapat dukungan pendanaan dari APBN. BPTP Sumatera
Barat pada tahun 2015 ini mengacu kepada 14 program dalam Rencana
Aksi BBP2TP. Program tersebut terdiri dari satu program utama, yaitu:
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan sub
program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
dengan 14 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan
spesifik lokasi; (2)Jumlah model Pengembangan inovasi pertanian bio-
industri spesifik lokasi; (3) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangan
pertanian; (4) Jumlah teknologi yang didesiminasikan ke penggunal; (5)
Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan
pendayagunaan inovasi pertanian; (6) Koordinasi dan sinkronisasi
operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian; (7)
Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak)/petunjuk teknis (juknis)
pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian; (8) Penguatan
manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi institusi;
(9) Peningkatan kualitas manajemen institusi; (10) Pengembangan
kompetensi SDM; (11) Peningkatan pengelolaan Laboratorium; (12)
Peningkatan pengelolaan kebun percobaan; (13) Peningkatan penangkaran
usaha pengelolaan benih sumber; dan (14) Peningkatan pengelolaan
website dan database.
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan
(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan
penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain secara keseluruhan
adalah sebesar 102.71 %. Capaian tertinggi (133.33%) pada kegiatan
pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional,
sedangkan realisasi keluaran (output) dan hasil (outcomes) kurang dari
target yang ditetapkan terjadi pada kegiatan Produksi benih sumber
(65,67%).. Hal ini disebabkan karena m asih ada beberapa kegiatan yang
belum panen karena ditanam ulang akibat tanaman pertama mengalami
kekering.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2016
76
Meskipun tidak mencapai realisasi 100%, persentase pencapaian
rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi,
yaitu mencapai (98,29 %).
Tingginya capaian realisasi ini antara lain disebabkan bersinerginya
peneliti, penyuluh, litkayasa, dan staf administrasi/keuangan secara baik
dan profesional sebagai penanggung jawab kegiatan maupun sebagai
anggota tim ataupun sebagai pelaksana administrasi/keuangan. Kegiatan
monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan oleh tim monev BPTP
Sumatera Barat secara berkala berupa monev ex-ante, on-going, dan ex-
post juga merupakan salah satu kunci tingginya capaian realisasi tersebut.
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah terintegrasinya beberapa
kegiatan seperti pendampingan dan pengawalan program UPSUS, (padi,
jagung, dan ATP), PUAP, PSDS/K, MKRPL, dan Pengembangan Kawasan
Hortikultura. Dukungan yang cukup besar dari dinas/instansi terkait baik di
pusat maupun di daerah juga merupakan salah satu faktor penyebab
keberhasilan capaian ini. Selain itu, besarnya perhatian dan dukungan dari
Kepala BPTP Sumatera Barat dan unit kerja di lingkup BPTP Sumatera Barat
kepada tim pelaksana kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi mulai
dari perencanaan kegiatan sampai pelaporan hasil kegiatan juga
merupakan faktor penting penyebab tingginya capaian ini. Kondisi yang
kondusif ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dimasa mendatang
melalui konsistensi dalam menjalankan segala ketentuan, komitmen, dan
kebijakan yang telah disepakati bersama.