aaaa..
-
Upload
bramianto-setiawan -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of aaaa..
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 6 Surakarta kelas XI MIA 4
semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan Mr. Sartono
No. 30, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah adalah:
a. Keterbukaan pihak sekolah, sehingga penelitian dapat di sekolah ini.
b. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga sangat mendukung dalam
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – April 2015 secara bertahap.
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Uraian KegiatanJanuari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
a. Permohonan pembimbing
b. Pengumpulan referensi
c. Pengajuan proposal
penelitian
d. Permohonan surat izin
penelitian
e. Penyusunan instrumen
penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
(Pengambilan data)
a. Observasi
b. Tes
52
53
3. Tahap Analisis Data
4. Tahap penyusunan laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa Kelas XI MIA 4 SMA Negeri 6
Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 15
siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian diperoleh dari daftar nilai tes remedial teaching
yaitu tes remedial teaching I, dengan materi fluida ideal, persamaan kontinuitas
dan penerapannya, tes remedial teaching II, dengan materi prinsip Bernoulli dan
penerapannya, dan tes formatif serta observasi yang dilaksanakan terhadap siswa
kelas XI MIA 4 SMA Negeri 6 Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini
adalah subjek dari mana data diperoleh.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:
1. Teknik observasi
Teknik ini dilaksanakan untuk mengamati seluruh kegiatan yang
berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Tujuan tindakan observasi adalah
untuk memperoleh data keaktifan siswa dalam pembelajaran yang disajikan
oleh guru sehingga dapat diidentifikasi model pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
2. Teknik Tes
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
adalah teknik tes yaitu tes remedial teaching I, dengan materi fluida ideal,
persamaan kontinuitas dan penerapannya, tes remedial teaching II, dengan
materi persamaan Bernoulli dan penerapannya, dan tes formatif. Tes adalah
serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
54
memahami pembelajaran ulang menggunakan model pembelajaran snowball
throwing. Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.
Perangkat tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang disusun oleh
Dewi Ratnasari (2014: 231) dan telah diuji cobakan di SMA Negeri SBBS
Gemolong.
E. Uji Instrumen Tes
Adapun penjelasan hasil uji coba instrumen tes kognitif diuraikan sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Sudjana (2009 : 12), “validitas berkenaan dengan ketepatan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa
yang seharusnya dinilai”. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah
validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian ini salah satu bentuk soal yang
digunakan adalah pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini skor
terhadap jawaban setiap soal yang digunakan adalah bentuk soal pilihan
ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini, skor terhadap jawaban setiap soal
hanya terdiri atas angka 1 dan 0. Perhitungan validitas instrumen kognitif
menurutArikunto(2005:79)dicari dengan rumus sebagai berikut.
γ pbi=M p−M t
S t √ pq ………………………... (1)
dengan:
γ pbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Mean skor dari subjek yang menjawab benar, item yang dicari
validitasnya
Mt : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi subjek yang menjawab benar item soal
55
:
jumlah siswa yang menjawab benarjumlah seluruh siswa
q : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)
Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila
γ pbi ≥ γ tabel
Berdasarkan uji validitas yang telah dilaksanakan oleh Dewi
Ratnasari (2014), analisis hasil uji validitas soal kognitif terangkum pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas
Soal pada Aspek Kognitif
Jenis Soal Jumlah SoalKriteria
Valid Invalid
Kognitif 30 22 8
Berdasarkan soal tes kognitif yang di Tryout kan digunakan 20 soal
yang memenuhi kriteria valid. Pemillihan 20 soal yang digunakan ini juga
didasarkan dengan indikator yang digunakan dalam pembelajaran.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan
memenuhi kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulang-
ulang pada subjek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang
relatif tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas
tes, dalam penelitian ini digunakan KR-20 dengan teknik belah dua yang
dirumuskan Koder Richardson menurutArikunto (2005: 100) sebagai berikut:
r11 = [ nn−1 ][ S2−∑ pq
S2 ]…………………… (2)
dengan:
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab benar item soal
q : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)
56
∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item soal
S : Standar deviasi dari tes
Kriteria dari uji reliabilitasnya, instrumen soal dikatakan reliabel
apabila r11 ≥ rtabel
Sedangkan kriteria reliabilitasnya menurut Masidjo (1995) adalah
sebagai berikut:
0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)
0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)
Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)
Berdasarkan uji reliabititas yang telah dilaksanakan Dwi Ratnasari
(2010), terangkum dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji
Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II
Jenis soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Kognitif 30 0,778 Tinggi
3. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang
berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya
pembeda dari masing-masing item tes, digunakan rumus:
D =
B A
J A
−BB
J B = PA - PB……………………….. (3)
dengan:
D : daya pembeda
57
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembedamenurutArikunto (2005 : 218) :
0,00 ≤ D < 0,20 adalah jelek (soal tidak dipakai)
0,20 ≤ D < 0,40 adalah cukup (soal dipakai)
0,40 ≤ D < 0,70 adalah baik (soal dipakai)
0,70 ≤ D ≤ 1,00 adalah baik sekali (soal dipakai)
Berdasarkan uji coba daya beda instrumen soal penilaian kognitif
yang telah dilaksanakan Dwi Ratnasari (2010), terangkum dalam Tabel 3.4
Tabel 3.4. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya
Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus II
Jenis
Soal
Jumlah
Soal
Kriteria
Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Kognitif 30 8 15 7 0
Berdasarkan Tabel 3.4, untuk instrumen yang memiliki daya beda
rendah dicek kembali keterbacaannya dan telah dikonsultasikan pada ahli.
4. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran
suatu item tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut
Indeks Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf
kesukaran memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran masing-
masing soal adalah:
P =
BJs ………………………................ (4)
58
dengan:
P : indeks kesukaran
B : banyak siswa yang menjawab soal benar
Js : jumlah seluruh siswa peserta tes
MenurutArikunto (2005 : 210) klasifikasi indeks kesukaran adalah
sebagai berikut:
0,00 ≤ P < 0,30 adalah sukar (soal tidak dipakai)
0,30 ≤ P < 0,70 adalah sedang (soal dipakai)
0,70 ≤ P ≤ 1,00 adalah mudah (soal dipakai)
Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif yang
telah dilaksanakan oleh Dewi Ratnasari (2014) terangkum dalam Tabel 3.5
Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf
Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif
Jenis soal Jumlah SoalTaraf Kesukaran Soal
Sukar Sedang Mudah
Kognitif 30 10 7 13
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan dan memaknai data dari hasil tes selama pelaksanaan dan
keberlangsungan pembelajaran ulang (remedial teaching).
Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Pengajuan hipotesis pada penelitian dianalisis menggunakan analisis multiple
regression (analisis regresi berganda) dan statistik uji t (1 ekor) . Analisis multiple
regression ditunjukan untuk mengukur pengaruh antara tes remedial teaching I
dan II terhadap tes formatif. Statistik uji t (1 ekor) digunakan untuk menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tes formatif. Adapun langkah-
langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis adalah:
a) Prasyarat analisis
a. Uji normalitas
59
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diambil atau diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau
tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji “ Liliefors” dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menetapkan hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Hi : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Dipilih α = 5%
2) Statistik uji
L=maks |F (Z i )−S (Z i )|Keterangan:
F (zi )= P (z≤zi ) , Z~ N(0,1)
S (zi )= proporsi cacah z1 ,z2 ,z3 yang ≤zi
S (zi )=Banyaknya z1 , z2 , z3 yang ≤zi
n
zi= skor standar di mana zi=X i−X
s
s= standar deviasi sampel
3) Daerah kritik (Dk)
Dk : {L|L≥Lα /n } L>Lα ;n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi α
= 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel).
4) Keputusan uji
Ho ditolak jika L∈DK atau diterima jika L∉DK
(Budiyono. 2009: 170)
b. Uji Independensi
Uji indepedensi digunakan untuk mengetahui antara variabel
bebas yang satu dengan yang lain tidak saling mempengaruhi dengan
menggunakan rumus chi square. Rumus chi square adalah sebagai berikut:
60
χ2=∑i
(o i−ei )2
ei
dengan i berjalan untuk seluruh sel dalam tabel kontingensi r x c yang ada.
Daerah kritis dari uji ini ialah:
DK = { χ2|χ2> χ2
α ; v }dengan v= (r-1)(c-1); r = banyaknya baris dan c = banyaknya colom. Ho
ditolak jika ²∈DK atau diterima jika ²∉DK.
(Budiyono. 2009: 173)
b) Pengujian hipotesis
a. Regresi Linier Ganda
1) Uji Keberartian Regresi
Sebelum regresi linier yang diperoleh digunakan untuk
membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa mengenai kelinieran
dan keberartian regresinya. Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya
hanya dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima
kenyataan bahwa bentuknya sudah linier. Adapun persamaan regresi
linier ganda secara umum adalah:
Y=b0+b1 X1+b2 X2+. ..+bk X k
Dari penyelesaian persamaan di atas maka diperoleh:
nb0+b1∑ X1+b2∑ X2+b3∑ X3+.. .+bk∑ X k=∑ Y
b0∑ X 1 +b1∑ X12+b2∑ X 1 X2+b3∑ X 1 X3+. . .+bk∑ X1 Xk=∑ X1 Y
b0∑ X 1 +b1∑ X2 X1+b2∑ X22+b3∑ X 2 X3+ .. .+bk∑ X2 X k=∑ X2 Y
. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .b0∑ X k +b1∑ Xk X1+b2∑ Xk X2+b3∑ X k X3+ .. .+bk∑ Xk X
k2=∑ Xk Y
Nilai b0, b1, b2, …, bk dicari dari persamaan di atas dengan berbagai
cara penyelesaian persamaan linier.
Langkah-langkah dalam uji keberartian regresi linier ganda,
yaitu:
61
a) Hipotesis:
Ho: Hubungan linier ganda antara X1, X2 dan X3 tidak berarti
Hi: Hubungan linier ganda antara X1, X2 dan X3 berarti
b) Statistik Uji
F= RKRRKG
= JKR /kJKG / (n−k−1 )
~ F (k , n−k−1 )
c) Komputasi
JKT=∑Y 2−(∑Y )2
n
JKR=b1∑ x1 y+b2∑ x2 y+b3∑ x3 y
JKG=JKT−JKR
d) Daerah Kritik
DK = {F|F>F ( α ; k ; ; n−k−1 ) }e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika harga F∈DK
Keterangan:
JKR = jumlah kuadrat regresi
JKG = jumlah kuadrat galat
JKT = jumlah kuadrat total
2) Uji Signifikansi Korelasi Regresi
a) Hipotesis:
Ho: X1, X2 dan X3 tidak memberikan sumbangan yang
signifikan terhadap Y
Hi: X1, X2 dan X3 memberikan sumbangan yang signifikan
terhadap Y
b) Statistik Uji
F= RKRRKG
= JKR /kJKG / (n−k−1 )
~ F (k , n−k−1 )
c) Signifikansi: = 1%
d) Komputasi
62
JKT=∑Y 2−(∑Y )2
n
JKR=b1∑ x1 y+b2∑ x2 y+b3∑ x3 y
JKG=JKT−JKR
R2= JKRJKT
e) Daerah Kritik
{F|F>F ( α ; k ; ; n−k−1 ) }f) Keputusan Uji
Ho ditolak jika harga F∈DK
3) Sumbangan Prediktor
a) Menghitung Sumbangan Relatif (SR) X1, X2 dan X3 terhadap Y.
Rumus yang digunakan yaitu
SRX 1=b1∑ x1 y
JKRx 100 %
SRX 2=b2∑ x2 y
JK reg
x 100 %
SRX 3=b3∑ x3 y
JKRx 100 %
b) Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1, X2 dan X3 terhadap Y
SEX 1=SRX 1 % R2
SEX 2=SR X 2 % R2
SEX 3=SR X 3 % R2
Keterangan:
SR : sumbangan relatif masing-masing prediktor
SE : sumbangan efektif masing-masing prediktor
R : koefisien antara X1, X2 dan X3 dengan Y
(Sutrisno Hadi, 2001: 46)
63
b. Uji t (1 ekor)
1) Hipotesis:
Ho: Hasil belajar siswa pada tes formatif tidak lebih baik daripada tes
ulangan harian
Hi: Hasil belajar siswa pada tes formatif lebih baik daripada tes
ulangan harian
2) Signifikansi: = 5%
3) Komputasi:
S=√(n1−1)S12+(n2−2 )S
22
n1+n2−2
S1
2=∑ X
12
n1
−(∑ X1
n1)2
S22=
∑ X22
n2
−(∑ X2
n2)2
4) Statistik uji:
thitung=|X1−X2|
S√ 1n1
+1n2
5) Kriteria pengujian Ho ditolak jika thitung ttabel
t tabel=t(1−α )(n1+n2−2)
(Subana. 2000: 168)
G. Indikator Kinerja Penelitian
Penelitian remedial teaching ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang belum mencapai KKM sehingga dapat memenuhi KKM.
Keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil
belajar siswa kearah yang lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Pada remedial teaching kedua persentase siswa yang mencapai nilai 75 adalah
65%.
64
2. Pada remedial teaching ketiga persentase siswa yang mencapai nilai 75 adalah
75%.
3. Persentase nilai tes formatif siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM) 75 adalah 75%.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam 2
siklus remedial teaching dengan setiap siklus tindakan meliputi perencanaan
tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observation),
refleksi (Reflecting). Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus
digambarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan (Planning)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan
adalah:
1) Menyusun dan mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
lembar observasi.
2) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Pada tahap ini, guru melaksanakan remedial teaching seperti yang
telah direncanakan. Dalam proses pembelajaran guru memaksimalkan
penggunaan model pembelajaran snowball throwing. Selama proses
pembelajaran berlangsung guru mengajar sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) remedial teaching yang telah disiapkan
untuk pembelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama pelaksanaan
tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya pelaksanaan pembelajaran
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi (Reflecting)
65
Refleksi dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan untuk
memperoleh perbaikan dan mengontrol jalannya penelitian agar berjalan
sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil pengamatan yang diperoleh
dianalisis, kemudian observer dan guru merefleksi siklus pertama untuk
menemukan kekurangan-kekurangan yang kemudian akan dilaksanakan
perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus
II ini, tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan
pada siklus I. Kegiatan pada siklus II juga melalui tahapan yang sama seperti
siklus I yaitu meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan
(Acting), pengamatan (Observation), refleksi (Reflecting). Direncanakan pada
siklus II sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa sehingga tidak berlanjut
pada siklus selanjutnya.
Perlu perbaikan
Siklus I
Siklus II
Masalah terselesaikan(Siswa Mencapai KKM)
Berhenti di siklus II
Tindakan Pelaksanaan
Pengamatan/ pengumpulan
data
Analisis
Refleksi
Identifikasi masalah
Tindakan Pelaksanaan
Pengamatan/ pengumpulan
data
Analisis
Refleksi
66
Gambar 3.1 Prosedur penelitian