aaaa..

21
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 6 Surakarta kelas XI MIA 4 semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan Mr. Sartono No. 30, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah adalah: a. Keterbukaan pihak sekolah, sehingga penelitian dapat di sekolah ini. b. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga sangat mendukung dalam penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – April 2015 secara bertahap. Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Uraian Kegiatan Januar i Februa ri Maret April 1234123412341234 1. Tahap Persiapan a. Permohonan pembimbing b. Pengumpulan referensi 52

description

aaaaa

Transcript of aaaa..

Page 1: aaaa..

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 6 Surakarta kelas XI MIA 4

semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan Mr. Sartono

No. 30, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah adalah:

a. Keterbukaan pihak sekolah, sehingga penelitian dapat di sekolah ini.

b. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga sangat mendukung dalam

penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – April 2015 secara bertahap.

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Uraian KegiatanJanuari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tahap Persiapan

a. Permohonan pembimbing

b. Pengumpulan referensi

c. Pengajuan proposal

penelitian

d. Permohonan surat izin

penelitian

e. Penyusunan instrumen

penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

(Pengambilan data)

a. Observasi

b. Tes

52

Page 2: aaaa..

53

3. Tahap Analisis Data

4. Tahap penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa Kelas XI MIA 4 SMA Negeri 6

Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 15

siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian diperoleh dari daftar nilai tes remedial teaching

yaitu tes remedial teaching I, dengan materi fluida ideal, persamaan kontinuitas

dan penerapannya, tes remedial teaching II, dengan materi prinsip Bernoulli dan

penerapannya, dan tes formatif serta observasi yang dilaksanakan terhadap siswa

kelas XI MIA 4 SMA Negeri 6 Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini

adalah subjek dari mana data diperoleh.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:

1. Teknik observasi

Teknik ini dilaksanakan untuk mengamati seluruh kegiatan yang

berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal

pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Tujuan tindakan observasi adalah

untuk memperoleh data keaktifan siswa dalam pembelajaran yang disajikan

oleh guru sehingga dapat diidentifikasi model pembelajaran yang digunakan

oleh guru.

2. Teknik Tes

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

adalah teknik tes yaitu tes remedial teaching I, dengan materi fluida ideal,

persamaan kontinuitas dan penerapannya, tes remedial teaching II, dengan

materi persamaan Bernoulli dan penerapannya, dan tes formatif. Tes adalah

serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

Page 3: aaaa..

54

memahami pembelajaran ulang menggunakan model pembelajaran snowball

throwing. Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

Perangkat tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang disusun oleh

Dewi Ratnasari (2014: 231) dan telah diuji cobakan di SMA Negeri SBBS

Gemolong.

E. Uji Instrumen Tes

Adapun penjelasan hasil uji coba instrumen tes kognitif diuraikan sebagai

berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Sudjana (2009 : 12), “validitas berkenaan dengan ketepatan

alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa

yang seharusnya dinilai”. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah

validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah ketepatan mengukur yang

dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian ini salah satu bentuk soal yang

digunakan adalah pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini skor

terhadap jawaban setiap soal yang digunakan adalah bentuk soal pilihan

ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini, skor terhadap jawaban setiap soal

hanya terdiri atas angka 1 dan 0. Perhitungan validitas instrumen kognitif

menurutArikunto(2005:79)dicari dengan rumus sebagai berikut.

γ pbi=M p−M t

S t √ pq ………………………... (1)

dengan:

γ pbi : Koefisien korelasi biserial

Mp : Mean skor dari subjek yang menjawab benar, item yang dicari

validitasnya

Mt : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi subjek yang menjawab benar item soal

Page 4: aaaa..

55

:

jumlah siswa yang menjawab benarjumlah seluruh siswa

q : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)

Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila

γ pbi ≥ γ tabel

Berdasarkan uji validitas yang telah dilaksanakan oleh Dewi

Ratnasari (2014), analisis hasil uji validitas soal kognitif terangkum pada

tabel 3.2.

Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas

Soal pada Aspek Kognitif

Jenis Soal Jumlah SoalKriteria

Valid Invalid

Kognitif 30 22 8

Berdasarkan soal tes kognitif yang di Tryout kan digunakan 20 soal

yang memenuhi kriteria valid. Pemillihan 20 soal yang digunakan ini juga

didasarkan dengan indikator yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berarti kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan

memenuhi kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulang-

ulang pada subjek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang

relatif tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas

tes, dalam penelitian ini digunakan KR-20 dengan teknik belah dua yang

dirumuskan Koder Richardson menurutArikunto (2005: 100) sebagai berikut:

r11 = [ nn−1 ][ S2−∑ pq

S2 ]…………………… (2)

dengan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab benar item soal

q : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)

Page 5: aaaa..

56

∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item soal

S : Standar deviasi dari tes

Kriteria dari uji reliabilitasnya, instrumen soal dikatakan reliabel

apabila r11 ≥ rtabel

Sedangkan kriteria reliabilitasnya menurut Masidjo (1995) adalah

sebagai berikut:

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

Berdasarkan uji reliabititas yang telah dilaksanakan Dwi Ratnasari

(2010), terangkum dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II

Jenis soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 30 0,778 Tinggi

3. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang menunjukkan besarnya

daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya

pembeda dari masing-masing item tes, digunakan rumus:

D =

B A

J A

−BB

J B = PA - PB……………………….. (3)

dengan:

D : daya pembeda

Page 6: aaaa..

57

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembedamenurutArikunto (2005 : 218) :

0,00 ≤ D < 0,20 adalah jelek (soal tidak dipakai)

0,20 ≤ D < 0,40 adalah cukup (soal dipakai)

0,40 ≤ D < 0,70 adalah baik (soal dipakai)

0,70 ≤ D ≤ 1,00 adalah baik sekali (soal dipakai)

Berdasarkan uji coba daya beda instrumen soal penilaian kognitif

yang telah dilaksanakan Dwi Ratnasari (2010), terangkum dalam Tabel 3.4

Tabel 3.4. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya

Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus II

Jenis

Soal

Jumlah

Soal

Kriteria

Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Kognitif 30 8 15 7 0

Berdasarkan Tabel 3.4, untuk instrumen yang memiliki daya beda

rendah dicek kembali keterbacaannya dan telah dikonsultasikan pada ahli.

4. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran

suatu item tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut

Indeks Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf

kesukaran memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran masing-

masing soal adalah:

P =

BJs ………………………................ (4)

Page 7: aaaa..

58

dengan:

P : indeks kesukaran

B : banyak siswa yang menjawab soal benar

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

MenurutArikunto (2005 : 210) klasifikasi indeks kesukaran adalah

sebagai berikut:

0,00 ≤ P < 0,30 adalah sukar (soal tidak dipakai)

0,30 ≤ P < 0,70 adalah sedang (soal dipakai)

0,70 ≤ P ≤ 1,00 adalah mudah (soal dipakai)

Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif yang

telah dilaksanakan oleh Dewi Ratnasari (2014) terangkum dalam Tabel 3.5

Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf

Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif

Jenis soal Jumlah SoalTaraf Kesukaran Soal

Sukar Sedang Mudah

Kognitif 30 10 7 13

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

mendeskripsikan dan memaknai data dari hasil tes selama pelaksanaan dan

keberlangsungan pembelajaran ulang (remedial teaching).

Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Pengajuan hipotesis pada penelitian dianalisis menggunakan analisis multiple

regression (analisis regresi berganda) dan statistik uji t (1 ekor) . Analisis multiple

regression ditunjukan untuk mengukur pengaruh antara tes remedial teaching I

dan II terhadap tes formatif. Statistik uji t (1 ekor) digunakan untuk menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tes formatif. Adapun langkah-

langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis adalah:

a) Prasyarat analisis

a. Uji normalitas

Page 8: aaaa..

59

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diambil atau diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau

tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji “ Liliefors” dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Hi : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Dipilih α = 5%

2) Statistik uji

L=maks |F (Z i )−S (Z i )|Keterangan:

F (zi )= P (z≤zi ) , Z~ N(0,1)

S (zi )= proporsi cacah z1 ,z2 ,z3 yang ≤zi

S (zi )=Banyaknya z1 , z2 , z3 yang ≤zi

n

zi= skor standar di mana zi=X i−X

s

s= standar deviasi sampel

3) Daerah kritik (Dk)

Dk : {L|L≥Lα /n } L>Lα ;n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi α

= 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel).

4) Keputusan uji

Ho ditolak jika L∈DK atau diterima jika L∉DK

(Budiyono. 2009: 170)

b. Uji Independensi

Uji indepedensi digunakan untuk mengetahui antara variabel

bebas yang satu dengan yang lain tidak saling mempengaruhi dengan

menggunakan rumus chi square. Rumus chi square adalah sebagai berikut:

Page 9: aaaa..

60

χ2=∑i

(o i−ei )2

ei

dengan i berjalan untuk seluruh sel dalam tabel kontingensi r x c yang ada.

Daerah kritis dari uji ini ialah:

DK = { χ2|χ2> χ2

α ; v }dengan v= (r-1)(c-1); r = banyaknya baris dan c = banyaknya colom. Ho

ditolak jika ²∈DK atau diterima jika ²∉DK.

(Budiyono. 2009: 173)

b) Pengujian hipotesis

a. Regresi Linier Ganda

1) Uji Keberartian Regresi

Sebelum regresi linier yang diperoleh digunakan untuk

membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa mengenai kelinieran

dan keberartian regresinya. Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya

hanya dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima

kenyataan bahwa bentuknya sudah linier. Adapun persamaan regresi

linier ganda secara umum adalah:

Y=b0+b1 X1+b2 X2+. ..+bk X k

Dari penyelesaian persamaan di atas maka diperoleh:

nb0+b1∑ X1+b2∑ X2+b3∑ X3+.. .+bk∑ X k=∑ Y

b0∑ X 1 +b1∑ X12+b2∑ X 1 X2+b3∑ X 1 X3+. . .+bk∑ X1 Xk=∑ X1 Y

b0∑ X 1 +b1∑ X2 X1+b2∑ X22+b3∑ X 2 X3+ .. .+bk∑ X2 X k=∑ X2 Y

. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .b0∑ X k +b1∑ Xk X1+b2∑ Xk X2+b3∑ X k X3+ .. .+bk∑ Xk X

k2=∑ Xk Y

Nilai b0, b1, b2, …, bk dicari dari persamaan di atas dengan berbagai

cara penyelesaian persamaan linier.

Langkah-langkah dalam uji keberartian regresi linier ganda,

yaitu:

Page 10: aaaa..

61

a) Hipotesis:

Ho: Hubungan linier ganda antara X1, X2 dan X3 tidak berarti

Hi: Hubungan linier ganda antara X1, X2 dan X3 berarti

b) Statistik Uji

F= RKRRKG

= JKR /kJKG / (n−k−1 )

~ F (k , n−k−1 )

c) Komputasi

JKT=∑Y 2−(∑Y )2

n

JKR=b1∑ x1 y+b2∑ x2 y+b3∑ x3 y

JKG=JKT−JKR

d) Daerah Kritik

DK = {F|F>F ( α ; k ; ; n−k−1 ) }e) Keputusan Uji

Ho ditolak jika harga F∈DK

Keterangan:

JKR = jumlah kuadrat regresi

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

2) Uji Signifikansi Korelasi Regresi

a) Hipotesis:

Ho: X1, X2 dan X3 tidak memberikan sumbangan yang

signifikan terhadap Y

Hi: X1, X2 dan X3 memberikan sumbangan yang signifikan

terhadap Y

b) Statistik Uji

F= RKRRKG

= JKR /kJKG / (n−k−1 )

~ F (k , n−k−1 )

c) Signifikansi: = 1%

d) Komputasi

Page 11: aaaa..

62

JKT=∑Y 2−(∑Y )2

n

JKR=b1∑ x1 y+b2∑ x2 y+b3∑ x3 y

JKG=JKT−JKR

R2= JKRJKT

e) Daerah Kritik

{F|F>F ( α ; k ; ; n−k−1 ) }f) Keputusan Uji

Ho ditolak jika harga F∈DK

3) Sumbangan Prediktor

a) Menghitung Sumbangan Relatif (SR) X1, X2 dan X3 terhadap Y.

Rumus yang digunakan yaitu

SRX 1=b1∑ x1 y

JKRx 100 %

SRX 2=b2∑ x2 y

JK reg

x 100 %

SRX 3=b3∑ x3 y

JKRx 100 %

b) Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1, X2 dan X3 terhadap Y

SEX 1=SRX 1 % R2

SEX 2=SR X 2 % R2

SEX 3=SR X 3 % R2

Keterangan:

SR : sumbangan relatif masing-masing prediktor

SE : sumbangan efektif masing-masing prediktor

R : koefisien antara X1, X2 dan X3 dengan Y

(Sutrisno Hadi, 2001: 46)

Page 12: aaaa..

63

b. Uji t (1 ekor)

1) Hipotesis:

Ho: Hasil belajar siswa pada tes formatif tidak lebih baik daripada tes

ulangan harian

Hi: Hasil belajar siswa pada tes formatif lebih baik daripada tes

ulangan harian

2) Signifikansi: = 5%

3) Komputasi:

S=√(n1−1)S12+(n2−2 )S

22

n1+n2−2

S1

2=∑ X

12

n1

−(∑ X1

n1)2

S22=

∑ X22

n2

−(∑ X2

n2)2

4) Statistik uji:

thitung=|X1−X2|

S√ 1n1

+1n2

5) Kriteria pengujian Ho ditolak jika thitung ttabel

t tabel=t(1−α )(n1+n2−2)

(Subana. 2000: 168)

G. Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian remedial teaching ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yang belum mencapai KKM sehingga dapat memenuhi KKM.

Keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa kearah yang lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Pada remedial teaching kedua persentase siswa yang mencapai nilai 75 adalah

65%.

Page 13: aaaa..

64

2. Pada remedial teaching ketiga persentase siswa yang mencapai nilai 75 adalah

75%.

3. Persentase nilai tes formatif siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan

minimum (KKM) 75 adalah 75%.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam 2

siklus remedial teaching dengan setiap siklus tindakan meliputi perencanaan

tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observation),

refleksi (Reflecting). Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus

digambarkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan tindakan (Planning)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan

adalah:

1) Menyusun dan mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan

lembar observasi.

2) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pada tahap ini, guru melaksanakan remedial teaching seperti yang

telah direncanakan. Dalam proses pembelajaran guru memaksimalkan

penggunaan model pembelajaran snowball throwing. Selama proses

pembelajaran berlangsung guru mengajar sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) remedial teaching yang telah disiapkan

untuk pembelajaran.

c. Pengamatan (Observation)

Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama pelaksanaan

tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya pelaksanaan pembelajaran

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi (Reflecting)

Page 14: aaaa..

65

Refleksi dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan untuk

memperoleh perbaikan dan mengontrol jalannya penelitian agar berjalan

sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil pengamatan yang diperoleh

dianalisis, kemudian observer dan guru merefleksi siklus pertama untuk

menemukan kekurangan-kekurangan yang kemudian akan dilaksanakan

perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus

II ini, tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan

pada siklus I. Kegiatan pada siklus II juga melalui tahapan yang sama seperti

siklus I yaitu meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan

(Acting), pengamatan (Observation), refleksi (Reflecting). Direncanakan pada

siklus II sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa sehingga tidak berlanjut

pada siklus selanjutnya.

Page 15: aaaa..

Perlu perbaikan

Siklus I

Siklus II

Masalah terselesaikan(Siswa Mencapai KKM)

Berhenti di siklus II

Tindakan Pelaksanaan

Pengamatan/ pengumpulan

data

Analisis

Refleksi

Identifikasi masalah

Tindakan Pelaksanaan

Pengamatan/ pengumpulan

data

Analisis

Refleksi

66

Gambar 3.1 Prosedur penelitian