Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN :...

12
ARTIKEL MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBILANG 1 – 10 MELALUI PERMAINAN BOLA LUNCUR PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA GANDONG KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016-2017 Oleh: ATIK CHUSNIATI NPM. 13.1.01.11.0337 Dibimbing Oleh: 1. Veny Iswantiningtyas, M.Psi 2. Rosa Imani Khan, M.Psi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Transcript of Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN :...

Page 1: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

ARTIKEL

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBILANG 1 – 10 MELALUIPERMAINAN BOLA LUNCUR PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA

WANITA GANDONG KECAMATAN BANDUNG KABUPATENTULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016-2017

Oleh:

ATIK CHUSNIATINPM. 13.1.01.11.0337

Dibimbing Oleh:

1. Veny Iswantiningtyas, M.Psi2. Rosa Imani Khan, M.Psi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2017

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 2: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | NPM : 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 1 ||

SURAT PERNYATAANARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : Atik ChusniatiNPM : 13.1.01.11.0337Telepon/HP : 085330089234Alamat Surel (email) : -Judul Artikel : Mengembangkan Kemampuan Membilang 1 – 10

Melalui Permainan Bola Luncur pada AnakKelompok A TK Dharma Wanita GandongKecamatan Bandung Kabupaten TulungagungTahun Pelajaran 2016-2017

Fakultas - Program Studi : FKIP-PG PAUDNama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRIAlamat Perguruan Tinggi : Jalan KH. Achmad Dahlan No. 76 Mojoroto Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :

a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebasplagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hariditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, sayabersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Kediri, 10 Agustus 2017Pembimbing I

Veny Iswantiningtyas, M.PsiNIDN. 0704118202

Pembimbing II

Rosa Imani Khan, M.PsiNIDN. 0705068602

Penulis

Atik ChusniatiNPM. 13.1.01.11.0337

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 3: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 2 |

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBILANG 1 – 10MELALUI PERMAINAN BOLA LUNCUR PADA ANAK

KELOMPOK A TK DHARMA WANITA GANDONGKECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Atik ChusniatiNPM. 13.1.01.11.0337

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia DiniFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Veny Iswantiningtyas, M.Psi dan Rosa Imani Khan, M.PsiUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Kemampuan anak dalam mengenal bilangan atau membilang perludikembangkan sejak usia dini. Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK DharmaWanita Gandong Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung pada Kelompok Adidapatkan hasil bahwa kemampuan membilang 1 – 10 masih rendah. Hal ini disebabkanoleh peran anak dalam pembelajaran yang cenderung pasif, Selain itu, pembelajaran yangdilakukan guru monoton.Rumusan masalah penelitian ini yaitu : “Apakah permainan BolaLuncur dapat mengembangkan kemampuan membilang 1 – 10 anak kelompok A TKDharma Wanita Gandong Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran2016-2017?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa melaluipermainan Bola Luncur dapat meningkatkan kemampuan membilang 1 – 10 pada anakkelompok A TK Dharma Wanita Gandong Kecamatan Bandung Kabupaten TulungagungTahun Pelajaran 2016-2017. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian TindakanKelas dengan subyek penelitian anak kelompok A TK Dharma Wanita GandongKecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. Yang berjumlah 11 anak dari 9 anak laki-laki dan 2 perempuan. Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut : Pada siklus 1berhasil mencapai 46%, siklus 2 mencapai 64%, siklus 3 mencapai 82% ataudikategorikan tuntas belajar. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas iniberhasil, yakni pembelajaran dengan media menara bertingkat dapat meningkatkankemampuan membilang 1 – 10 pada anak kelompok A TK Dharma Wanita GandongKecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2016-2017.

Kata kunci : Kemampuan membilang 1 – 10, Permainan, Bola Luncur

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 4: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 3 ||

I. LATAR BELAKANGPada tahap TK anak-anak berada

pada masa keemasan atau golden age.

Menurut Piaget (dalam Sunarto, 2006:

21), tahapan perkembangan kognitif

seseorang meliputi empat tahap, yaitu

sensori motor, pra-operasional, konkret

operasional dan operasional. Dari

keempat tahapan tersebut, anak pada

usia Taman Kanak-kanak pada tahap

pra-operasional. Dari keempat tahapan

tersebut, anak pada usia Taman Kanak-

kanak (usia dua sampai tujuh tahun)

termasuk pada tahap kedua yaitu tahap

pra-operasional. Pada masa ini anak

sudah mulai mengalami pertumbuhan

kognitifnya, yang masih terbatas pada

hal-hal yang dijumpai di lingkungannya

Kurnia (2008: 28) menjelaskan

bahwa pengertian kognitif meliputi

aspek struktur intelektual yang

dipergunakan untuk mengetahui

sesuatu, dan didalamnya terdapat aspek

persepsi, ingatan, pikiran, simbol,

penalaran dan pemecahan persoalan.

Carol dan Barbara (2008: 37)

menyatakan bahwa anak-anak usia

empat dan lima tahun mengalami

perubahan penting dalam pertumbuhan

kognitif. Pada umumnya anak anak usia

empat dan lima tahun mulai

memecahkan masalah, berpikir tentang

hubungan sebab akibat, dan

mengungkapkan gagasan ini pada orang

lain

Perkembangan kognitif mengacu

pada tahap berpikir dan memberikan

alasan. Catron dan Allen (dalam

Sujiono, 2016: 78), menggambarkan

perkembangan kognitif sebagai

kapasitas untuk bertumbuh, untuk

menyampaikan dan menghargai maksud

dalam penggunaan beberapa sistem

simbol yang secara kebetulan

ditonjolkan dalam suatu bentuk

pengaturan. Sistem simbol ini meliputi

kata-kata, gambaran, isyarat, dan angka-

angka. Perkembangan kognitif ditandai

oleh suatu kemampuan untuk

merencanakan, menjalankan suatu

strategi untuk mengingat, dan untuk

mencari solusi terhadap suatu

permasalahan

Menurut Suyadi (2016: 57), capaian

perkembangan kognitif anak pada usia

3 – 4 tahun antara lain mampu

membedakan bentuk dan ukuran,

mampu mengurutkan angka satu sampai

sepuluh, dan mampu membeda-bedakan

warna lebih banyak. Selain itu, tugas-

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 5: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 4 ||

tugas perkembangan yang diharapkan

dicapai anak usia 4 – 6 tahun dalam

berfikir simbolik menurut Supartini

(2016: 57) yaitu membilang banyak

benda satu sampai sepuluh, mengenal

konsep bilangan, mengenal lambang

bilangan, dan mengenal lambang huruf.

Menurut Seefalt dan Wasik (2016:

292), salah satu konsep matematika

yang paling penting dipelajari anak usia

tiga, empat, dan lima tahun ialah

pengembangan kepekaan pada bilangan.

Membilang merupakan tindakan

matematika untuk menentukan berapa

banyak jumlah benda yang ada

(Istianah, 2014: 3). Kemampuan anak

dalam mengenal bilangan atau

membilang perlu dikembangkan sejak

usia dini. Menurut Seefaldt dan Wasik

(2016: 392), ketika kepekaan terhadap

bilangan anak-anak berkembang,

mereka menjadi semakin tertarik pada

hitung-menghitung Oleh karena itu,

menjadi penting bagi orang tua dan guru

untuk menanamkan rasa cinta kepada

matematika sejak dini pada anak-anak.

Upaya untuk mengembangkan

kemampuan kognitif anak khususnya

dalam membilang dapat dilakukan guru

dengan memberikan kegiatan belajar

mengajar yang menyenangkan namun

bermakna. Salah satu bentuk pengajaran

yang daat digunakan oleh guru yakni

dengan belajar sambil bermain.

Sebagaimana yang diungkapkan

Montessori (dalam Suyadi, 2016: 298),

menjelaskan bahwa ketika sedang

bermain, anak akan menyerap segala hal

baru yang ada di sekitarnya. Dengan

demikian, anak yang bermain adalah

anak yang menyerap berbagai hal baru

di sekitarnya.

Penggunaan media benda konkret

dalam permaian juga dapat menunjang

pengoptimalan kemampuan yang ingin

dicapai, dalam hal ini kemampuan

membilang. Menurut Piaget (dalam

Suyanto, 2005: 57), pengenalan

matematika sebaiknya dilakukan

melalui pengunaan benda-benda konkret

dan pembiasaan. Pengenalan

matematika secara konkret membuat

anak dapat memahami matematika

seperti mengenal bilangan, menghitung

dan operasi bilangan.

Bermain adalah bagian dari dunia

anak. Dalam kehidupan anak-anak,

sebagian besar waktunya dihabiskan

dengan aktivitas bermain. Melalui

permainan, anak-anak dapat

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 6: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 5 ||

mengembangkan semua potensi secara

optimal, baik potensi fisik maupun

mental, intelektual, dan spiritual. Fungsi

dan manfaat permainan dalam

perkembangan kognitif anak menurut

Unang (2016: 86), yaitu pada saat

bermain anak mengembangkan

kemampuan berpikir logis, imajinatif

dan kreatif (berhitung dan membaca).

Dengan demikian, membilang satu

sampai sepuluh sebagai salah satu

komponen dari kemampuan kognitif

anak usia dini tentunya juga dapat

dikembangkan melalui aktivitas

bermain.

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan pada anak kelompok A TK

Dharma Wanita Gandong Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung

ditemukan masalah pada kemampuan

kognitif anak khususnya dalam

membilang 1 – 10. Dari 11 anak, hanya

terdapat 3 anak atau 27% anak yang

mampu membilang 1 – 10 dengan tepat.

Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan membilang 1 – 10 anak

masih rendah. Saat guru menunjukkan

benda asli kemudian anak diminta untuk

menghitung atau membilang banyaknya

benda tersebut, anak mengalami

kesulitan bahkan ada yang tidak dapat

menyebutkannya dengan benar.

Kurang optimalnya kemampuan

membilang 1 – 10 anak di kelompok A

TK Dharma Wanita Gandong

Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung tersebut disebabkan oleh

peran anak dalam pembelajaran yang

cenderung pasif, sedangkan guru lebih

mendominasi jalannya pembelajaran.

Anak kurang dilibatkan secara langsung

pada proses belajar sehingga

kemampuannya dalam membilang

kurang optimal. Pembelajaran lebih

terpusat pada guru sedangkan anak lebih

banyak mendengar sehingga anak

cenderung pasif dalam proses belajar

mengajar.

Selain itu, pembelajaran yang

dilakukan guru monoton karena

kurangnya variasi. Secara umum,

pembelajaran dilakukan guru melalui

metode ceramah sehingga menimbulkan

rasa bosan pada anak saat pembelajaran.

Guru kurang memberikan metode-

metode pembelajaran lain yang mampu

membuat anak lebih aktif dan tertarik

pada pembelajaran. Hal ini membuat

anak merasa jenuh atau bosan pada

pembelajaran.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 7: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 6 ||

Faktor lainnya yakni guru juga

kurang kreatif dalam memberikan

pembelajaran yang menarik misalnya

dengan permainan-permainan

menyenangkan yang dapat mengasah

kemampuan membilang 1 – 10 pada

anak. Permainan yang biasa digunakan

selama ini hanya berupa tebak angka

dalam gambar dan permainan kartu

bilangan. Seringnya guru melakukan

pengulangan terhadap permainan ini

menyebabkan anak kurang tertarik dan

kurang mampu menguasai materi

membilang 1 – 10 dengan baik.

Peneliti berupaya untuk

memecahkan masalah tersebut melalui

permainan Bola Luncur. Pengertian

bola menurut Sugono (2008: 213),

adalah benda bulat yang dibuat dari

karet dan sebagainya untuk bermain-

main. Selanjutnya kata luncur menurut

Sugono (2008: 885) memiliki arti

terlepas lulus (dari genggaman dan

sebagainya) dan bergerak dengan

cepatPermainan Bola Luncur ini hampir

sama dengan permainan Bowling.

Menurut Nurjanah (2016: 1), Bowling

adalah jenis olahraga atau permainan

yang dimainkan dengan

menggelindingkan bola khusus

menggunakan satu tangan. Sejalan

dengan hal tersebut, Pica (2016: 136)

menambahkan bahwa umumnya

bowling memerlukan koordinasi mata

dan tangan yang luar biasa dan banyak

menunggu

Dari beberapa penyebab masalah

tersebut, maka guru seharusnya

menggunakan permainan yang menarik

dan sesuai dengan karakteristik

perkembangan anak khususnya yang

dapat mengembangkan kemampuan

membilang 1 – 10. Dalam hal ini

peneliti berupaya untuk memecahkan

masalah tersebut melalui permainan

Bola Luncur. Permainan Bola Luncur

ini dapat melibatkan anak secara

langsung dalam proses belajar mengajar

sehingga anak lebih aktif. Dalam

permainan ini, anak akan diajak untuk

menggelindingkan bola sampai

mengenai sasaran yakni berupa benda

konkret seperti botol, kemudian anak

diminta untuk membilang berapa

banyak botol yang telah dijatuhkannya.

Penggunaan media benda konkret dan

permainan yang menarik akan membuat

suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan sehingga dapat

mengoptimalkan kemampuan yang

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 8: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 7 ||

ingin dicapai. Berdasarkan uraian di

atas, peneliti bermaksud memecahkan

masalah tersebut melalui permainan

Bola Luncur.

II. METODE PENELITIANSubyek dan setting penelitian ini

dilaksanakan pada TK Dharma Wanita

Gandong Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung Tahun

Pelajaran 2016-2017 , yang dipusatkan

pada anak kelompok A. Jumlah

keseluruhan anak di kelompok A

sebanyak 11 anak dengan 9 anak laki-

laki dan 2 anak perempuan. Penelitian

ini didasarkan adanya masalah berupa

kemampuan kognitif anak khususnya

dalam membilang 1 – 10 kurang

berkembang dengan baik, maka dari itu

diperlukan suatu usaha untuk

mengembangkannya

Prosedur penelitian tindakan kelas

ini memakai model seperti yang

diterapkan oleh Kemmis dan Mc.

Taggart (dalam Arikunto, 2002: 23).

Penelitian ini menggunakan tiga siklus

yang mana pada masing-masing

siklusnya terdiri dari empat tahapan

yakni:

1. Perencanaan, sebelum mengadakan

penelitian, peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan

membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen

penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Pelaksanaan, meliputi tindakan yang

dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya membangun pemahaman

konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterakannya

permainan Bola Luncur.

3. Pengamatan, peneliti mengkaji,

melihat dan mempertimbangkan

hasil atau dampak dari tindakan

yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh

pengamat. Dalam kegiatan observasi

ini peneliti melakukan kolaborasi

dengan teman sejawat untuk

melakukan observasi.

4. Refleksi, merupakan tahapan untuk

memproses data atau masukan yang

diperoleh saat melakukan

pengamatan. Refleksi dilakukan

dengan mendiskusikan kegiatan

selama proses dan hasil pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan pada

setiap siklus. Berdasarkan hasil

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 9: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 8 ||

refleksi, peneliti membuat

rancangan yang direvisi untuk

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Data yang diperlukan dalam

penelitian ini taitu data tentang

kemampuan kognitif dalam membilang

1 – 10 dan data tentang pelaksanaan

pembelajaran pada saat tahap

pelaksanaan dari Penelitian Tindakan

Kelas dilaksanakan di kelompok A TK

Dharma Wanita Gandong Kecamatan

Bandung, Kabupaten Tulungagung.

Adapun instrumen yang

digunakan yaitu lembar unjuk kerja dan

observasi. Selain itu digunakan juga

hasil karya sebagai pelengkap data.

Untuk menguji hipotesis tindakan,

teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teknik deskriptif

kuantitatif yakni untuk mengetahui

perbandingan kemampuan anak atau

ketuntasan belajar anak sebelum dan

sesudah dilakukan tindakan penelitian.

III. HASIL DAN KESIMPULANPada saat pra tindakan diketahui

bahwa ketuntasan belajar anak dalam

membilang 1 – 10 hanya sebesar 27%.

Hal ini berarti kemampuan membilang

anak masih kurang dari standar

ketuntasan minimal yang ditetapkan

yaitu 75% sehingga perlu dilakukan

tindakan penelitian kelas melalui

permainan Bola Luncur untuk

meningkatkan kemampuan membilang 1

– 10 pada anak.

Berikut ini rekapan nilai anak dari

pra tindakan sampai empat dari pra

tindakan hingga siklus III

Tabel 3.1Hasil Penilaian Kemampuan membilang 1– 10 Melalui Permainan Bola Luncur dari

Pra Tindakan Sampai Siklus III

No

HasilPenilaian

PraTindakan

Siklus1

Siklus2

Siklus3

1. Bintang 1 2 1 0 0

2. Bintang 2 6 5 4 2

3. Bintang 3 2 3 3 3

4. Bintang 4 1 2 4 6

Jumlah anak 11anak

11anak

11anak

11anak

Pada pelaksanaan siklus I,

didapatkan hasil yang menunjukkan

peningkatan kemampuan membilang

pada anak. Anak lebih antusias atau

tertarik dalam mengikuti proses belajar.

Anak juga cukup aktif dalam mengikuti

pembelajaran dengan permaian Bola

Luncur meskipun masih terdapat

sebagian anak yang membutuhkan

bimbingan guru. Selain itu, guru juga

masih cukup sulit dalam memusatkan

perhatian anak dalam bermain Bola

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 10: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 9 ||

Luncur dikarenakan guru masih

melakukan penyesuaian terhadap anak

dalam menerapkan permainan Bola

Luncur begitupun sebaliknya. Hasil

penilaian unjuk kerja anak dalam

pembelajaran kemampuan kognitif

khususnya dalam mengelompokkan

benda tiga dimensi mencapai persentase

46%. Hal ini berarti kriteria ketuntasan

belajar yang diharapkan belum tercapai

sehingga perlu diadakan perbaikan

pembelajaran di siklus II dengan

mengacu pada refleksi pada sikus I.

Pada siklus II, anak sudah

menunjukkan peningkatan baik dari segi

hasil maupun prosesnya. Antusiasme

dan ketertarikan anak terhadap permain

Bola Luncur semakin besar dan

keaktifan anak juga semakin tinggi.

Bentuk permainan yang dirancang

secara berpasangan pasa siklus II ini

cukup baik dalam mengatasi pemusatan

perhatian dan mengefesienkan waktu

karena anak tidak lagi berebutan dalam

menata pin atau botol yang terjatuh.

Namun beberapa anak terlihat cukup

bosan dengan permainan yang

dilakukan di dalam kelas. Persentase

ketuntasan belajar anak dalam

membilang 1 – 10 pada siklus II ini

mencapai 64%. Meskipun mengalami

peningkatan namun hasil ini masih

belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal yang ditetapkan sehinggan

perlu diadakan perbaikan pada siklus

III.

Pencapaian kategori yang belum

optimal, membuat peneliti melanjutkan

tindakan pada siklus III. Pada siklus III

anak diajak keluar kelas untuk

melakukan permainan Bola Luncur,

anak juga diminta untuk berlomba

dalam melakukan permainan ini. Variasi

yang dilakukan guru ini berdampak

positif terhadap kemajuan kemmapuan

anak dalam membilang 1 – 10 karena

selain membuat anak semakin tertarik

pada permainan, kompetisi antar anak

juga membuat anak berlomba-lomba

untuk melakukan yang terbaik. Hasil

penilaian unjuk kerja pada siklus III ini

mengalami peningkatan yang cukup

signifikan yaitu dengan persentase

ketuntasan 82%, sehingga telah

melewati standar ketuntasan yang

ditentukan, dan dapat dikatakan bahwa

siklus telah berhasil

Selanjutnya, grafik perbandingan

persentase ketuntasan anak dan guru

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 11: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 10 ||

pada pra tindakan sampai siklus III

dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4

Grafik Persentase Perbandingan

Kemampuan Membilang Anak Pra

Tindakan Sampai Siklus III

Dari grafik di atas dapat

diketahui bahwa dari pra tindakan

hingga sikus III ketuntasan belajar anak

mengalami peningkatan hingga sampai

pada persentase ketuntasan 82%. Hal

ini berarti ketuntasan belajar anak telah

melewati standar minimal yang

ditentukan sehingga siklus III dianggap

sudah berhasil.

Berdasarkan hasil yang telah

diperoleh di atas, maka dapat diketahui

bahwa penerapan permainan khususnya

Bola Luncur dapat meningkatkan

kemampuan membilang anak. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sujiono dkk

(2014: 9.5), bahwa manfaat metode

permainan yaitu mengajarkan anak

tentang konsep matematika yang benar,

menarik dan menyenangkan, yang

dalam hal ini adalah kemampuan

membilang 1 – 10. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penerapan

permainan Bola Luncur dapat

mengembangkan kemampuan

membilang 1 – 10 pada anak kelompok

A TK Dharma Wanita Gandong

Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung Tahun Pelajaran 2016-

2017, sehingga hipotesis tindakan dalam

penelitian ini dapat diterima.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta

Carol & Barbara. 2008. Pendidikan AnakUsia Dini. Jakarta: PT Indeks

Istianah. 2014. MengembangkanKemampuan Membilang 1 – 10Menggunakan Media Biji-bijian diKelompok A TK Dharma Wanita SuwaruKecamatan Bandung KabupatenTulungagung Tahun Pelajaran2014/2015. Skripsi. Tidak dipublikasikan.Kediri: UNP Kediri.

Nurjanah, Siti. 2016. Cara BermainBowling. (Online).https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2015/11/cara-bermain-bowling.html.Diunduh 6 November 2016

27%

46%

64%

82%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

PraTindakan

Siklus I Siklus II Sikus III

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 12: Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAAsimki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e54f382e937280c682a1... · Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

ATIK CHUSNIATI | 13.1.01.11.0337FKIP-PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 11 ||

Pica, Rae. 2016. Permainan-permainanPengembangan Karakter Anak-anak.Jakarta: PT Indeks

Sugono, Dandy. 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia Edisi Ketiga. Jakarta: BalaiPustaka

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2014. MetodePengembangan Kognitif. Jakarta:Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2016. KonsepDasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT Indeks

Kurnia, Inggridwati. 2008. PerkembanganBelajar Siswa. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional.

Seefaldt, Carol & Wasik, Barbara A. 2016.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PTIndeks

Sunarto, Kamanto. 2006. PengantarSosiologi. Jakarta: Grasindo

Supartini, Elis. 2016. Modul GuruPembelajar Taman Kanak-kanakKelompok Kompetensi A. Bandung:PPPPTK TK dan PLB Bandung

Suyadi. 2016. Psikologi Belajar PAUD.Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran UntukAnak TK. Jakarta: Depdiknas

Unang, Cep. 2016. Modul Guru PembelajarTaman Kanak-kanak KelompokKompetensi F. Jakarta: PPPPTK TK danPLB Bandung

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 11 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA