repositori.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... · Pengaruh Lama Fermentasi...
Transcript of repositori.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... · Pengaruh Lama Fermentasi...
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Farmasi Skripsi Sarjana
2017
Pengaruh Lama Fermentasi dalam
Pembuatan Tempoyak Terhadap Sifat
Organoleptik, Kadar Lemak dan Kadar
Asam Lemak Bebas
Suliyan, Rizki
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12875
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH LAMA FERMENTASI DALAM PEMBUATAN
TEMPOYAK TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK,
KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS
SKRIPSI
OLEH:
RIZKI SULIYAN
NIM 131524050
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH LAMA FERMENTASI DALAM PEMBUATAN
TEMPOYAK TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK,
KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
RIZKI SULIYAN
NIM 131524050
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH LAMA FERMENTASI DALAM PEMBUATAN
TEMPOYAK TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK,
KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS
OLEH:
RIZKI SULIYAN
131524050
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal : 20 Desember 2016
Disetujui oleh
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc., Apt. Prof. Dr. Ginda Haro M.Sc., Apt.
NIP 195008281976032002 NIP 195108161980031002
Pembimbing II, Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc., Apt.
NIP 195008281976032002
Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt. Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt.
NIP 195406281983031002 NIP 195006071979031001
Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt.
NIP 195406281983031002
Medan, Februari 2017
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Masfria, M.S., Apt.
NIP 195707231986012
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara yang berjudul “Pengaruh Lama Fermentasi dalam Pembuatan Tempoyak
terhadap Sifat Organoleptik, Kadar Lemak dan Kadar Asam Lemak Bebas”.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penelitian. Rasa
hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada Ibu
Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc., Apt., dan Bapak Drs. Nahitma Ginting, M.Si.,
Apt., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan
motivasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama penelitian dan penulisan
skripsi ini berlangsung, juga kepada Bapak Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt., dan
Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada kedua orang
tua, Ayahanda Ali Akbar Ibrahim SH., dan Ibunda Dra. Syukriati serta Adik
penulis Muhammad Haqqul Mulki., beserta keluarga besar yang telah
memberikan doa dan dukungannya serta keridhaannya bagi penulis dalam
menempuh dan menyelesaikan pendidikan, nasehat serta pengorbanan baik moril
Universitas Sumatera Utara
v
maupun materil dalam penyelesaian penelitian dan bahan skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Farmasi Ekstensi 2013 dan
rekan-rekan penelitian atas doa dan dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2017
Penulis,
Rizki Suliyan
NIM 131524050
Universitas Sumatera Utara
vi
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizki Suliyan
Nomor Induk Mahasiswa : 131524050
Program Studi : S-1 Ekstensi Farmasi
Judul Skripsi : Pengaruh Lama Fermentasi dalam Pembuatan
Tempoyak terhadap Sifat Organoleptik, Kadar
Lemak dan Kadar Asam Lemak Bebas
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat
karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena didalam skripsi ini
ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima
sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan, Februari 2017
Yang membuat pernyataan,
Rizki Suliyan
NIM 131524050
Universitas Sumatera Utara
vii
PENGARUH LAMA FERMENTASI DALAM PEMBUATAN
TEMPOYAK TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK,
KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS
ABSTRAK
Tempoyak adalah makanan fermentasi tradisional yang dikenal dalam
kuliner Melayu dan Aceh Barat. Tempoyak dibuat dengan cara menfermentasikan
daging buah durian di suhu ruangan dalam wadah tertutup selama beberapa hari.
Tempoyak mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan
tempoyak terhadap sifat organoleptik, kadar lemak dan kadar asam lemak bebas.
Penentuan kadar lemak dilakukan dengan menggunakan metode soxhletasi
sedangkan untuk kadar asam lemak bebas mengunakan metode titrimetri.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan
tempoyak terhadap sifat organoleptik tidak terjadi perubahan pada warna dan
aroma. Pada hari 0, 3, dan 7 tekstur berbentuk lunak tetapi pada hari 11 sedikit
berair, selanjutnya pada rasa terjadi penambahan keasaman.
Hasil penelitian menunjukkan kadar lemak dalam pembuatan tempoyak
pada hari 0, 3, 7 dan 11 masing-masing sebesar 2,40%, 2,30%, 2,15% dan 2,11%,
sedangkan kadar asam lemak bebas pada hari 0, 3, 7 dan 11 masing-masing
sebesar 1,77%, 1,72%, 1,60% dan 1,58%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi penurunan terhadap kadar lemak dan kadar asam lemak bebas.
Kata Kunci : durian, fermentasi, tempoyak, organoleptik, lemak, asam lemak
bebas, soxhletasi, titrimetri
Universitas Sumatera Utara
viii
THE INFLUENCE OF FERMENTATION TIME IN THE MAKING
TEMPOYAK TO ORGANOLEPTIC PROPERTIES,
FATS AND FREE FATTY ACIDS CONTENT
ABSTRACT
Tempoyak is a traditional fermentation food, known in Malayu culinary
and West Aceh. Tempoyak made by fermentation durian meat at room
temperature in a sealed vat for several days. Tempoyak contains carbohydrates,
fats, and proteins. The purpose of this study was to determine the influence of
fermentation time in the making tempoyak to organoleptic properties, fats and free
fatty acids content. Determination of fats content is done using the method
soxhletasi while the free fatty acids content using titrimetric method.
The results showed the influence of fermentation time in the making
tempoyak to organoleptic properties have been no changes in color and aroma. On
days 0, 3, and 7 shaped soft texture but on a 11 bit watery, then in a sense the
addition of acidity.
The results showed levels of fats in the making tempoyak on days 0, 3, 7
and 11 respectively at 2.40%, 2.30%, 2.15% and 2.11%, while the free fatty acids
(malic acids) on days 0, 3, 7 and 11 respectively by 1,77%, 1,72%, 1,60% and
1,58%. The results showed that a decline in the levels of fats and free fatty acids
content.
Keywords : durian, fermentation, tempoyak, organoleptic, fats, free fatty acids,
soxhletasi, titrimetri
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN.............................................. xiiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Hipotesis Penelitian ................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
2.1 Durian (Durio zibethinus Murr.) .......................................... 4
2.2 Deskripsi Durian ................................................................... 4
2.3 Fermentasi .............................................................................. 5
Universitas Sumatera Utara
x
2.4 Makanan Fermentasi ............................................................... 6
2.4.1 Tempoyak .................................................................... 6
2.4.2 Sauerkraunt (kubis asin) .............................................. 6
2.4.3 Acar ............................................................................. 6
2.4.4 Tempe .......................................................................... 7
2.4.5 Kecap ........................................................................... 7
2.4.6 Yogurt .......................................................................... 7
2.5 Keunggulan Makanan Fermentasi ........................................ 7
2.6 Organoleptik ...................................................................... 8
2.7 Lemak dan Minyak ............................................................ 9
2.8 Cara Uji Lemak dalam Makanan ....................................... 9
2.9 Asam Lemak Bebas ............................................................ 10
2.10 Komponen Asam Lemak Tempoyak ................................. 11
2.11 Titrimetri ............................................................................. 12
2.12 Cara Menyatakan Kadar Larutan ........................................ 13
2.13 Analisis Data secara Statistik ............................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 15
3.1 Alat-Alat ............................................................................... 15
3.2 Bahan-Bahan ......................................................................... 15
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................ 16
3.3.1 Pengambilan Sampel ................................................... 16
3.3.2 PembuatanTempoyak .................................................. 16
3.3.3 Pembuatan Pereaksi ..................................................... 16
3.3.3.1 Larutan Asam Klorida ................................... 16
3.3.3.2 Larutan Indikator Fenolftalein 1% ................. 16
Universitas Sumatera Utara
xi
3.3.3.3 Larutan Natrium Hidroksida ........................... 17
3.3.4 Standarisasi Larutan Natrium Hidroksida ................... 17
3.3.5 Kadar Lemak (SNI 01-2891-1992) ........................... 17
3.3.6 Kadar Asam Lemak Bebas (SNI 01-0018-2006) ...... 18
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik ..................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 20
4.1 Hasil Identifikasi Sampel .................................................... 20
4.2 Hasil Pengamatan Organoleptik Tempoyak ........................ 20
4.3 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Lemak ................. 21
4.4 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Asam Lemak
Bebas ................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 24
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 24
5.2 Saran .................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25
LAMPIRAN ............................................................................................... 27
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Pengamatan Organoleptik Tempoyak .................................... 20
4.2 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Lemak .............................. 21
4.3 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas ......... 22
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Diagram Batang Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Lemak . 21
4.2 Diagram Batang Hasil Lama Fermentasi Terhadap Asam
Lemak Bebas ................................................................................... 22
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
Gambar Halaman
1 Buah Durian (Durio zibethinus Murr.) ....................................... 27
2 Tempoyak .................................................................................... 27
3 Peralatan Titrasi .......................................................................... 31
4 Peralatan soxhlet ......................................................................... 31
Universitas Sumatera Utara
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Sampel ......................................................................................... 27
2 Surat Hasil Identifikasi Sampel ................................................... 28
3 Skema Pembuatan Tempoyak ...................................................... 29
4 Skema Prosedur Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar
Lemak (SNI 01-2891-1992) dan Kadar Asam Lemak Bebas
(SNI 01-0018-2006) ....................................................................... 30
5 Peralatan Titrasi dan Peralatan Soxhlet ....................................... 31
6 Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada
Hari 0 ........................................................................................... 32
7 Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada
Hari 3 .. ........................................................................................ 33
8 Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada
Hari 7 .......................................................................................... 34
9 Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada
Hari 11 ......................................................................................... 35
10 Contoh Perhitungan Kadar Lemak ............................................. 36
11 Hasil Perhitungan Kadar Lemak ................................................. 37
12 Contoh Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas .......................... 38
13 Hasil Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas .............................. 39
14 Contoh Perhitungan Analisis Statistik Untuk Mencari Kadar
Asam Lemak Bebas Sebenarnya .................................................. 40
15 Hasil Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas sebenarnya ........... 42
16 Contoh Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Lemak ........... 43
17 Hasil Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Lemak dan
Asam Lemak Bebas ....................................................................... 44
18 Tabel Nilai Distribusi t ................................................................ 45
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempoyak merupakan makanan fermentasi dari daging buah durian dengan
aroma durian yang khas, berwarna kuning krem dan rasa asam. Tempoyak dibuat
dengan cara menfermentasikan daging buah durian di suhu ruangan dalam wadah
tertutup biasanya berlangsung sekitar 3 sampai 11 hari. Tempoyak di konsumsi
oleh masyarakat Melayu yang ada di Indonesia seperti di Palembang, Padang,
Jambi, Aceh dan beberapa daerah lainnya. Masyarakat Aceh Barat menyebutnya
dengan nama asam drien atau asam jruek drien. Secara umum terdapat beberapa
cara membuat asam drien yang dilakukan oleh masyarakat Aceh Barat, antara lain
dengan fermentasi biasa, penambahan garam, penambahan kunyit serta dengan
penambahan garam dan kunyit (Muzaifa, dkk., 2015).
Durian (Durio zibethinus Murr.) mengandung lemak 2,5 g, karbohidrat 28,3
g, dan protein 2,5 g (Untung, 2003). Sedangkan tempoyak mengandung lemak 1,4
g. Selama fermentasi terjadi perubahan total asam, aroma dan massa yang menjadi
semakin lunak. Hasil komponen asam lemak tempoyak untuk asam miristat, asam
palmitat dan asam oleat masing-masing sebesar 9 %, 519 % dan 755 % (Yuliana,
2015).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraini (2015) tentang
pengaruh waktu fermentasi tempoyak terhadap sifat organoleptik, menunjukkan
hasil pada hari 7 panelis sangat menyukai parameter warna, tekstur dan rasa,
sedangkan aroma pada hari 3.
Universitas Sumatera Utara
2
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muzaifa dkk., (2015) tentang
karakteristik kimia dan mikrobiologi asam drien (durian fermentasi dari Aceh) pada
berbagai metode pembuatan, menunjukkan hasil perbedaan kadar air, nilai ph, total
asam laktat, total gula dan total bakteri asam laktat (BAL) pada tempoyak
fermentasi biasa, menggunakan kunyit, garam dan gabungan kunyit serta garam.
Dari uraian di atas, terjadi perubahan sifat organoleptik tempoyak serta
penurunan kadar lemak dari durian menjadi tempoyak, sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan
tempoyak terhadap sifat organoleptik, kadar lemak dan kadar asam lemak bebas
pada hari 0, 3, 7, dan 11. Penentuan kadar lemak menggunakan metode soxhletasi
dan kadar asam lemak bebas menggunakan metode titrimetri.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. bagaimanakah pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap sifat organoleptik?
b. bagaimanakah pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap kadar lemak?
c. bagaimanakah pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap kadar asam lemak bebas?
Universitas Sumatera Utara
3
1.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. lamanya fermentasi dalam pembuatan tempoyak merubah sifat
organoleptik.
b. lamanya fermentasi dalam pembuatan tempoyak menurunkan kadar lemak.
c. lamanya fermentasi dalam pembuatan tempoyak akan menghasilkan asam
lemak bebas.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap sifat organoleptik.
b. untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap kadar lemak.
c. untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan tempoyak
terhadap kadar asam lemak bebas.
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai informasi tentang pengaruh lama fermentasi dalam pembuatan
tempoyak terhadap sifat organoleptik, kadar lemak dan kadar asam lemak bebas
yang berkaitan erat dengan nilai gizi dan nilai cernanya.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Durian (Durio zibethinus Murr.)
Menurut Rukmana (2001), klasifikasi durian adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr.
2.2 Deskripsi Durian
Durian (Durio zibethinus Murr) adalah buah musiman yang paling popular
di Asia tenggara, termasuk di Indonesia. Ketenaran buah durian tidak hanya karena
rasanya yang enak tetapi karena aromanya yang sangat kuat. Penetapan saat panen
buah durian dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh, suhu dan hujan. Masa
berbuahnya dapat berlangsung 1-2 bulan. Buah durian termasuk dalam ordo
Malvales, famili Bombaceae dan genus Durio (Standar Nasional Indonesia, 1998).
Menurut Untung (2003), Buah durian terdiri dari tiga bagian :
- Bagian pertama daging buah sekitar 20 sampai 35%;
- Bagian kedua, biji sekitar 5 sampai 15%;
- Bagian ketiga bobot kulit yang mencapai 60-75% dari bobot total buah.
Pada setiap 100 g daging buah durian mengandung rata-rata 28,3 g
karbohidrat, 2,5 g protein, 2,5 g lemak, 601 mg kalium, 63 mg fosfor, 57 mg
vitamin c dan 67 g air (Untung, 2003).
Universitas Sumatera Utara
5
2.3 Fermentasi
Fermentasi berasal dari bahasa latin “fervere” yang berarti merebus (to
boil), berdasarkan ilmu kimia terbentuknya gas-gas dari suatu cairan yang
pengertiannya berbeda dengan air mendidih. Gas yang terbentuk adalah
karbondioksida (CO2). Gelembung – gelembung karbondioksida dihasilkan dari
katabolisme anaerobik. Katabolisme anaerobik adalah penguraian untuk
menghasilkan sejumlah energi tanpa memerluhkan oksigen. Dalam proses
fermentasi, mikroorganisme pertama kali akan menguraikan karbohidrat kemudian
protein dan selanjutnya lemak (Afrianti, 2008).
Fermentasi didefinisikan sebagai proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme atau enzim yang berasal dari tanaman atau hewan. Hal ini berarti
pada proses fermentasi terjadi penguraian senyawa dari bahan - bahan komplek
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Bahan organik yang didekomposisi dapat
berupa bahan pangan dan nonpangan. Fermentasi pangan sebagai kegiatan oleh
mikroorganisme dan enzim pada jaringan tanaman atau hewan untuk memperoleh
perubahan biokimia dan kualitas makanan yang diinginkan. Salah satu metode
pengawetan bahan pangan yang telah lama dikenal didunia adalah fermentasi. Pada
metode fermentasi, mikroba yang dikehendaki diusahakan tumbuh dan berkembang
sehingga populasinya bertambah dan metabolismenya meningkat. Dalam ilmu
pangan, fermentasi merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber bahan makanan
yang mempunyai karakteristik relatif murah, mudah dan sederhana serta tidak
tergantung tempat dan musim (Yuliana, 2015)
Universitas Sumatera Utara
6
2.4 Makanan Fermentasi
2.4.1. Tempoyak
Tempoyak terbuat dari daging buah durian yang dicampur atau tidak dengan
garam dan dibiarkan dalam wadah tertutup selama 3 hingga beberapa hari.
Tempoyak mempunyai aroma yang tajam dan rasanya sangat asam. Umur simpan
tempoyak dipengaruhi oleh kandungan air, asam-asam organik, dan kondisi
penyimpanan. Pembuatan tempoyak merupakan salah satu upaya pengawetan
pangan yang diolah secara tradisional. Tempoyak yang beredar di pasaran
umumnya merupakan produk rumahan yang diproduksi dan dikemas secara
sederhana. Tempoyak merupakan makanan khas daerah yang bersuku melayu di
indonesia seperti Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Kalimantan, Aceh dan
beberapa di daerah lain (Yuliana, 2015).
2.4.2 Sauerkraunt (kubis asin)
Sauerkraunt ialah produk fermentasi asam laktat dari kubis yang diparut.
Kubis segar mengandung sejumlah jenis Leuconostoc dan Lactobacillus, sehingga
tidak perlu ditambahkan bakteri untuk memulai fermentasi (Volt dan Wheeler,
1984).
2.4.3 Acar
Jika mentimun direndam dalam air, mentimun akan menjadi lunak karena
mikroorganisme menghidrolisis pektin. Akan tetapi jika ditambahkan larutan
garam, bakteri yang menghidrolisis pektin akan dihambat dan bakteri probiotik
menjadi dominan. Organisme yang bertanggung jawab terhadap acar terfermentasi
adalah jenis Lactobacillus (Volt dan Wheeler, 1984).
Universitas Sumatera Utara
7
2.4.4 Tempe
Tempe terbuat dari kedelai yang dicuci, direndam semalam pada suhu 250C
kemudian dipisahkan dari air rendamannya. Kedelai lalu dimasak selama 30 menit,
setelah itu diinkubasi dengan spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae
selama 24 jam pada 300C. Kedelai yang mengalami fermentasi sempurna akan
tumbuh miselia putih dari jamur dan tempe siap dikonsumsi (Afrianti, 2008).
2.4.5 Kecap
Kecap terbuat dari kedelai, berwarna coklat hitam, rasanya asin, berbau
tajam dan digunakan sebagai pelezat makanan. Kecap merupakan makanan hasil
fermentasi yang melibatkan kapang (jamur) (Afrianti, 2008).
2.4.6 Yogurt
Yogurt dibuat dari air susu sapi, kambing, domba atau kerbau. Air susu
dididihkan sampai sebagian mengental dan diinokulasi dengan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus. Air ini kemudian
dituangkan dalam wadah dan dijaga tetap hangat sampai menggumpal (Volt dan
Wheeler, 1984).
2.5 Keunggulan Makanan Fermentasi :
Menurut Afrianti (2008), keunggulan makanan fermentasi adalah :
a. Memberikan penampakan dan cita rasa yang khas, misalnya pada tempe,
berbeda dari penampakan atau rasanya dengan bahan aslinya kedelai.
b. Mempunyai aroma yang lebih disukai dengan terbentuknya asam, alkohol,
ester dan senyawa pembentuk aroma lainnya pada produk.
Universitas Sumatera Utara
8
c. Menurunkan kadar senyawa-senyawa beracun.
d. Mempertinggi nilai gizi, karena mikroorganisme bersifat memecahkan
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.
e. Lebih murah, karena dapat menghemat bahan bakar. Produk fermentasi
merupakan produk jadi atau setengah jadi sehingga pada saat pengolahan
selanjutnya tidak memerlukan banyak bahan bakar.
f. Merupakan produk yang aman, karena selama proses fermentasi bakteri
pembusuk dan patogen akan dikendalikan pertumbuhannya.
g. Mempunyai daya simpan yang lebih lama. Misalnya kecap lebih taham
lama dibandingkan kedelai, keju lebih tahan lama dibandingkan susu.
2.6 Organoleptik
Pengujian organoleptik atau sensori adalah pengujian yang menggunakan
indera manusi sebagiai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian
menggunakan alat indera meliputi spesifikasi mutu warna, bau, rasa dan tekstur
serta beberapa faktor lain yang diperluhkan untuk menilai produk tersebut.
Pengujian organoleptik atau sensori mempunyai peranan yang penting sebagai
pendeteksi awal dalam menilai mutu untuk mengetahui penyimpanan dan
perubahan dalam produk (BSN, 2006).
Panca indera adalah organ-organ yang dikhususkan untuk menerima jenis
rasangan tertentu. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan,
serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu
menerima rangsangan yang berbeda – beda. Ada empat macam rasa kecapan yaitu
manis, pahit, asin dan asam (Pearce, 1970).
Universitas Sumatera Utara
9
2.7 Lemak dan Minyak
Lemak ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Setiap molekul gliserol
dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester. Pada
lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak yang sama
atau berbeda (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya
yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair
pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh,
yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom karbonnya, sehingga
mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 1992).
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur – unsur
karbon, hidrogen dan oksigen, yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu
kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair pada suhu kamar
yang disebut minyak (Sediaoetama, 2008).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi yang efektif, dimana satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan
sembilan kkal (Winarno, 1992).
2.8 Cara Uji Lemak dalam makanan
Cara uji lemak dalam makanan adalah sebagai berikut :
a. Metoda ekstraksi langsung dengan alat soxhlet
Prinsipnya adalah ekstraksi lemak bebas menggunakan pelarut non polar
Universitas Sumatera Utara
10
dengan cara menimbang sampel dan memasukkannya kedalam selongsong, lalu di
oven pada suhu tidak lebih 800C selama tidak kurang satu jam. Kemudian rangkai
alat soxhlet n diekstrak dengan heksana selama lebih kurang 6 jam (BSN, 1992).
b. Metoda hidrolisis Weibull
Prinsipnya adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah contoh
dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat (BSN,
1992).
c. Metoda Gerber
Prinsipnya sampel direaksikan dengan H2SO4 dan amil alkohol, kemudian
kadar lemaknya langsung dibaca dengan butirometer standar. Metoda gerber
Digunakan untuk susu, keju, krim dan es krim (BSN, 1992).
d. Metoda Mojonnier
Prinsipnya lemak di ekstrak dengan eter dan ditetapkan secara gravimetri
setelah didiamkan atau didestruksi dengan ammonia (BSN, 1992).
2.9 Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang sudah bebas dari ikatan
gliserol karena proses hidrolisis (Sandjaja, 2009). Asam lemak bebas merupakan
produk yang diperoleh dari proses hidrolisis lemak, yaitu penguraian lemak atau
trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas terbentuk karena proses hidrolisis oleh enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Asam lemak adalah asam karboksilat yang
Universitas Sumatera Utara
11
mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum R – COOH. Dimana R
adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24
buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak
mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut
rantai karbon tak jenuh (Poedjiadi dan supriyanti, 2006).
Pada umumnya asam lemak terbagi atas asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak dimana setiap atom karbon dalam
rangkaiannya terdapat atom hidrogen sehingga antara dua atom karbon yang
berdekatan tidak ada ikatan rangkapnya (C – C). Asam lemak tak jenuh adalah
asam lemak dengan satu atau lebih ikatan rangkap pada atom karbon yang
berdekatan (C = C). Bahan makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal
dari lemak hewani, sedangkan asam lemak tak jenuh berasal dari lemak atau
minyak nabati (Sandjaja, 2009).
2.10 Komponen Asam Lemak Dalam Tempoyak
Komponen asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dalam tempoyak
dapat dilihat masing - masing pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Komponen Asam Lemak Jenuh Dalam Tempoyak
Sumber : (Yuliana, 2015)
Berdasarkan Tabel 2.1 hasil yang diperoleh menunjukkan komponen asam
lemak tak jenuh lebih besar jumlahnya dibandingkan asam lemak jenuh. Asam
lemak tak jenuh yang paling dominan dalam tempoyak adalah asam oleat.
Asam Lemak Jenuh Jumlah (mg/g) Asam Lemak Tak Jenuh Jumlah (mg/g)
Asam Miristat 9 Asam Oleat 755
Asam Palmitat 519 Asam Linoleate 110
Asam Arakhidat 6 Asam α linolenat 93
Universitas Sumatera Utara
12
Asam oleat atau (z) asam -9-octadecenoic dengan rumus molekul C18H34O2
dan berat molekul 282,45 diperoleh dari hidrolisis berbagai lemak dan minyak
hewani atau nabati (Windholez, dkk., 1976).
Asam oleat mengandung satu ikatan rangkap dengan rumus yaitu :
CH3 – (CH2)7 – CH = CH – (CH2)7 – COOH. Asam Oleat mempunyai rantai karbon
sama panjang dengan asam stearat, akan tetapi pada suhu kamar asam oleat berupa
zat cair. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik
leburnya. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah
panjangnya rantai karbon (Poedjiadi dan supriyanti, 2006).
Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat dalam
lemak dan memiliki satu ikatan rangkap. Bila asam lemak mengandung dua atau
lebih ikatan rangkap seperti pada asam linoleat dan asam linolenat, asam lemak
tersebut disebut asam lemak tidak jenuh tinggi (Winarno, 1992).
2.11 Titrimetri
Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode
yang tahan, murah dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Dalam
analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan mengukur
volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar)
yang kadar (konsentrasinya) telah diketahui secara teliti dan reaksinya
berlangsung kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2012).
Larutan baku diteteskan dari buret kepada larutan yang diselidiki dalam
tempatnya, misalnya labu erlenmeyer atau gelas piala. Pekerjaan mereaksikan ini
disebut dengan titrasi atau menitrasi. Larutan baku yang diteteskan dapat pula
disebut sebagai titran (Gandjar dan Rohman, 2012).
Universitas Sumatera Utara
13
Menurut Gandjar dan Rohman (2012), Untuk dapat melakukan analisis
volumetri harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
b. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi.
Bahan yang diselidiki bereaksi sempurna dengan senyawa baku dengan
perbandingan kesetaraan.
c. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekivalen tercapai, baik
secara kimia atau fisika.
d. Harus ada indikator jika syarat 3 tidak terpenuhi.
2.12 Cara Menyatakan Kadar Larutan
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan
konsentrasi. Konsentrasi adalah banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai
berat (gram) tiap satuan volume (mililiter) (Gandjar dan Rohman, 2012).
A. Molaritas
Menurut Gandjar dan Rohman (2012), Molaritas adalah banyaknya mol zat
terlarut tiap liter larutan dengan rumus :
M = g
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
Keterangan :
M = Molaritas
g = Banyaknya zat terlarut (gram)
BM = Berat Molekul
V = Volume larutan (liter).
B. Molalitas
Menurut Keenan, dkk., (1980), Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut
tiap kilogram larutan dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
14
m = mol zat terlarut
𝐾𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
B. Formalitas
Menurut Gandjar dan Rohman (2012), Banyaknya bobot rumus zat terlarut tiap
liter larutan dengan rumus :
F = g
BR x V
Keterangan :
F = Formalitas
G = Banyaknya zat terlarut dalam gram
BR = Bobot Rumus
V = Volume larutan(liter).
C. Normalitas
Menurut Gandjar dan Rohman (2012), Normalitas adalah banyaknya ekivalen
(ek) zat terlarut tiap liter larutan dengan rumus :
N = g
BE x V
Keterangan :
N = Normalitas
G = Banyaknya zat terlarut dalam gram
BE = Berat ekivalen (gram ekivalen)
V = Volume larutan (liter).
2.13 Analisis Data Secara Statistik
Ilmu analisis tidak bisa lepas dengan bidang ilmu yang lain, misalnya
dengan ilmu statistik, terutama terkait dengan penggunaan statistik untuk
pengolahan data hasil analisis. Pada dasarnya setiap melakukan pengukuran selalu
mengandung kesalahan. Suatu hasil analisis dikatakan teliti (accuracy) jika nilai
rata-rata sama dengan nilai sebenarnya, sedangkan suatu hasil analisis dikatakan
tepat (Precision) jika dalam satu seri pengukuran mempunyai selisih yang sangat
kecil antar satu nilai dengan nilai lain (Gandjar dan Rohman, 2012).
Universitas Sumatera Utara
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Dalam
penelitian ini lama fermentasi merupakan variabel bebas, sedangkan kadar lemak
dan kadar asam lemak bebas merupakan variabel terikat. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada bulan Januari –
Februari 2016. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Herbarium
Medanense, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sumatera Utara.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik
(Mettler), oven, cawan, hot plate (NOUVA), magnetic stirrer, kertas saring,
peralatan soxhlet, kaca arloji, buret makro dan mikro, labu alas bulat, beaker glass,
labu ukur dan erlenmeyer (Pyrex).
3.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium
hidroksida, kalium biftalat, asam klorida 37 %, n-heksana, etanol 95 %, indikator
fenolftalein, aquadest dan daging buah durian.
Universitas Sumatera Utara
16
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan secara sampling purposive yang
ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili
populasi (Sugiyono, 2010).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging buah durian
yang diperoleh di pasar pagi jalan Setia Budi. Gambar buah durian (Durio
zibethinus Murr.) dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 27.
3.3.2 Pembuatan Tempoyak
Daging buah durian di homogenkan di dalam suatu wadah (durian dianggap
sebagai hari 0), kemudian dimasukkan sebanyak 720 g kedalam wadah tertutup dan
didiamkan selama waktu yang ditentukan (3, 7 dan 11 hari) (Murzaifa, dkk., 2015).
Gambar tempoyak dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 27.
3.3.3 Pembuatan Pereaksi
3.3.3.1 Larutan Asam Klorida (HCl 25% )
Dipipet asam klorida 37% sebanyak 676 mL dimasukkan kedalam labu
ukur 1000 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda batas (Ditjen POM, 1995).
3.3.3.2 Larutan Indikator Fenolftalein 1%
Larutkan 1 g serbuk fenolftalein dengan etanol 95% dan encerkan hingga
100 mL (Ditjen POM, 1995).
Universitas Sumatera Utara
17
3.3.3.3 Larutan Natrium Hidroksida.
Ditimbang sebanyak 4 g natrium hidroksida, ditambahkan air bebas karbon
dioksida hingga 1000 mL (NaOH 0,1 N) disimpan larutan dalam botol (Ditjen
POM, 1995).
3.3.4 Standarisasi Larutan Natrium Hidroksida.
Ditimbang sebanyak 5 g kalium biftalat (C8H5KO4) BM=204,2 yang
sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 1200C selama 2 jam, lalu
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL dan ditambah aquades bebas karbon
dioksida sebanyak 75 mL. Setelah larut ditambah 2 tetes indikator fenolftalein 1 %
dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N yang akan distandarisasi sampai warna
merah muda (Ditjen POM, 1995).
Normalitas larutan NaOH = Berat kalium biftalat (mg)
BE kalium biftalat x volume NaOH (mL)
Contoh perhitungan pembakuan larutan standar NaOH terlampirkan pada
Lampiran 6-9 halaman 32-35.
3.3.5 Kadar Lemak (SNI 01-2891-1992)
Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan cara metoda hidrolisis
Weibull. Ditimbang sebanyak 20 g sampel di kaca arloji dan masukkan sampel
kedalam beaker glass, ditambahkan 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquadest serta
beberapa butir batu didih, ditutup beaker glass dengan kaca arloji dan didihkan
selama 15 menit, disaring dalam keadaan panas dan cuci dengan aquadest panas
sehingga tidak bereaksi asam lagi, keringkan kertas saring berikut lemak pada
suhu 100 0C didalam oven, kertas saring berikut lemak dimasukkan kedalam
selongsong, kemudian dimasukkan dalam tabung ekstraksi lalu dipasang labu
Universitas Sumatera Utara
18
alas bulat 250 mL (diketahui beratnya) dan kondensor, dialirkan air pendingin
melalui kondensor dan masukkan larutan heksana 100 mL, diekstraksi dengan
larutan heksana selama 3 jam pada suhu 80 0C, sulingkan larutan heksana hingga
lemak menjadi kental, kemudian dikeringkan labu berisi lemak pada suhu 100 0C,
dinginkan dan ditimbang labu berisi lemak.
Kadar Lemak = W1 – W2
W x 100 %
Keterangan :
W = berat sampel, (g)
W1 = berat labu alas bulat + lemak, (g)
W2 = berat labu alas bulat kosong, (g)
Contoh perhitungan kadar lemak terlampirkan di Lampiran 10 halaman 36.
3.3.6 Kadar Asam Lemak Bebas (SNI 01-0018-2006)
Ditimbang ekstrak lemak, ditambahkan 50 mL etanol 95% dan di
homogenkan, ditambahkan 2 tetes larutan indikator fenolftalein, dititrasi dengan
NaOH 0,1 N sambil digoyang-goyang hingga mencapai titik akhir yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah muda yang stabil minimal selama
30 detik. Kadar asam lemak bebas dalam sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Kadar asam lemak bebas = V x N x BM
W X 100 %
Keterangan :
V = volume larutan NaOH (mL)
N = normalitas larutan NaOH
W = berat sampel (mg)
BM = berat molekul
Menurut Yuliana (2015), komponen asam lemak dalam tempoyak yang
terbanyak adalah asam oleat.
Contoh perhitungan kadar asam lemak bebas pada Lampiran 12 halaman 38.
Universitas Sumatera Utara
19
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik
Kadar asam lemak bebas yang diperoleh dari hasil penentuan masing-
masing sampel dianalisis dengan metode standar deviasi. Menurut Gandjar dan
Rohman (2012), untuk menghitung Standar Deviasi (SD) digunakan rumus:
SD = √∑ (X- X̅)
2
n-1
Dasar penolakan data adalah apabila thitung ≥ ttabel pada taraf kepercayaan
99% dengan nilai α = 0,01, dimana thitung dihitung dengan rumus:
thitung = |X- X̅
SD√n|
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
X = Kadar asam lemak bebas
X̅ = Kadar asam lemak bebas rata-rata n = Jumlah perlakuan
Menurut Harvey (2000), Kadar asam lemak bebas sebenarnya dapat
dihitung dengan rumus:
μ = X̅ ± ttabel x SD
√n
Keterangan:
μ = Kadar asam lemak bebas sebenarnya
X̅ = Kadar rata-rata SD = Standar Deviasi
n = Jumlah perlakuan
Contoh perhitungan analisis statistik untuk mencari kadar asam lemak bebas
sebenarnya pada sampel tertera pada Lampiran 14 Halaman 40.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi sampel yang dilakukan oleh Herbarium Medanense
Universitas Sumatera Utara (Medan) adalah daging durian (Durio zibethinus Murr.)
famili Bombacaceae. Hasil identifikasi sampel dapat dilihat pada Lampiran 2,
halaman 28.
4.2 Hasil Pengamatan Organoleptik Tempoyak
Pengamatan organoleptik tempoyak dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil pengamatan Organoleptik Tempoyak
Warna Aroma Tekstur Rasa
Hari ke 0 kuning khas durian lunak rasa durian
Hari ke 3 kuning khas durian lunak mulai asam
Hari ke 7 kuning khas durian lunak asam
Hari ke 11 kuning khas durian sedikit berair sangat asam
PengamatanSampel
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas tidak terjadi perubahan pada warna dan aroma
tetapi terjadi perubahan pada tekstur dan rasa dari tempoyak. Tekstur pada hari 0, 3,
7 berbentuk lunak tetapi pada hari 11 sedikit berair. Selama fermentasi terjadi
perubahan massa durian yang menjadi semakin lunak, karena kandungan airnya
tinggi, penampakan dan tekstur tempoyak terlihat lunak dan sedikit berair (Yuliana,
2015). Selain itu, kandungan air pada tempoyak disebabkan karena suplai oksigen
yang lebih banyak menyebabkan beberapa mikroorganisme dapat mencerna
glukosa dan menghasilkan air (Ekowati, 1998).
Universitas Sumatera Utara
21
Pada hari 0 masih mempunyai rasa durian tetapi pada hari 3 rasa tempoyak
mulai asam, pada hari 7 menjadi asam dan selanjutnya hari 11 rasa tempoyak
menjadi sangat asam. Tempoyak dapat memberikan konstribusi rasa khas asam
karena mengandung senyawa organik yang semakin lama waktu fermentasi maka
asam-asam pada tempoyak semakin meningkat (Anggraini dan Widawati, 2015).
4.3 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Lemak.
Hasil lama fermentasi terhadap kadar lemak yang diperoleh dapat dilihat
pada Tabel 4.2 dan Diagram batang pada Gambar 4.1 :
Tabel 4.2 Hasil lama fermentasi terhadap kadar lemak
Lemak Persentase
Rata-Rata (%) Penurunan (%)
Hari 0 2,40 Tidak Ada
Hari 3 2,30 4,17
Hari 7 2,15 6,52
Hari 11 2,11 1,86
Sampel
Keterangan: Data diatas merupakan rata-rata dari enam kali pengulangan
Gambar 4.1 Diagram batang hasil lama fermentasi terhadap kadar lemak.
2,40 %2,30 %
2,15 %2,11 %
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
Hari 0 Hari 3 Hari 7 Hari 11
Universitas Sumatera Utara
22
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 hasil lama fermentasi terhadap
kadar asam lemak bebas.pada hari 0, 3, 7 dan 11 yaitu masing-masing sebesar
2,40%, 2,30%, 2,15% dan 2,11%. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadi
persentase penurunan kadar lemak yaitu masing-masing sebesar 4,17%, 6,52% dan
1,86%. Durian mengandung lemak 2,5 g (Untung, 2003), sedangkan tempoyak
mengandung lemak 1,4 g (Merican, 1977 dalam Yuliana, 2015). Selama fermentasi
tejadi perubahan yang disebabkan karena adanya lemak yang terhidrolisis atau
rusak (Yuliana, 2015).
4.4 Hasil Lama Fermentasi Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas.
Hasil lama fermentasi terhadap kadar asam lemak bebas yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Diagram batang pada Gambar 4.2 :
Tabel 4.3 Hasil lama fermentasi terhadap kadar asam lemak bebas
Keterangan: Data diatas merupakan rata-rata dari enam kali pengulangan
Gambar 4.2 Diagram batang hasil lama fermentasi terhadap kadar asam lemak
bebas.
1,77% 1,72 %1,60% 1,58%
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
Hari 0 Hari 3 Hari 7 Hari 11
Kadar Asam Lemak Bebas Persentase
Rata-Rata (%) Penurunan (%)
Hari 0 1,77 ± 0,0179 Tidak Ada
Hari 3 1,72 ± 0,0164 2,82
Hari 7 1,60 ± 0,0284 6,98
Hari 11 1,58 ± 0,0510 1,25
Sampel
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 hasil lama fermentasi terhadap
kadar asam lemak bebas pada hari 0, 3, 7 dan 11 yaitu masing-masing sebesar
1,77%, 1,72%, 1,60%, dan 1,58%. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadi
persentase penurunan kadar asam lemak bebas yaitu masing-masing sebesar 2,82%,
6,98% dan 1,25%. Hal ini disebabkan selama pengolahan dan penyimpanan
terjadinya penguraian lemak (hidrolisis) yang menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol (Gupta, 2004).
Berdasarkan rujukan SNI 01-0018-2006 perhitungan kadar asam lemak
bebas merujuk ke jenis asam terbanyak dalam suatu produk. Menurut Yuliana
(2015) komponen asam lemak dalam tempoyak yang terbanyak adalah asam oleat.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengaruh lama fermentasi dalam
pembuatan tempoyak terhadap organoleptik tidak terjadi perubahan pada
warna dan aroma. Pada tekstur hari 0, 3, 7 berbentuk lunak tetapi pada hari
11 sedikit berair. Pada rasa terjadi persentase penambahan jumlah asam
yaitu masing-masing sebesar 59,64%, 30,55% dan 1,43%.
b. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengaruh lama fermentasi dalam
pembuatan tempoyak pada hari 0, 3, 7 dan 11 terjadi persentase penurunan
kadar lemak yaitu masing-masing sebesar 4,17%, 6,52% dan 1,86%. Kadar
lemak yang diperoleh masing-masing sebesar 2,40%, 2,30%, 2,15% dan
2,11%,
c. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengaruh lama fermentasi dalam
pembuatan tempoyak pada hari 0, 3, 7 dan 11 terjadi persentase penurunan
kadar asam lemak bebas yaitu masing-masing sebesar 2,82%, 6,98%, dan
1,25%. Kadar asam lemak bebas yang diperoleh masing-masing sebesar
1,77%, 1,72%, 1,60% dan 1,58%.
5.2 Saran
Tempoyak baik dikonsumsi karena mengandung kadar lemak dan kadar asam
lemak bebas yang lebih sedikit dibanding durian.
Universitas Sumatera Utara
25
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L.H. (2008). Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : Alfabeta. Halaman
242 dan 244.
Anggraini, L. dan Widawati, L. (2015). Pengaruh Waktu Fermentasi Tempoyak
Terhadap Sifat Organoleptik Sambal Tempoyak. Jurnal. UNIVED.
Halaman 1-6.
BSN. (1992). Cara Uji Makanan dan Minuman. SNI 01 – 2891 – 1992, Badan
Standardisasi Nasional. Halaman16 - 18.
BSN. (1998). Durian. SNI 01-4482-1998, Badan Standardisasi Nasional.
Halaman 1.
BSN. (2006). Petunjuk Pengujian Organoleptik dan sensori SNI 01 – 2346 -2006,
Badan Standardisasi Nasional. Halaman 1.
BSN. (2006). RBD palm olein. SNI 01 – 0018 – 2006, Badan Standardisasi
Nasional. Halaman 6 - 7.
Campbell-platt, G. (1994). Fermented Foods a World Perspective. Food Reseach
International vol 27 : 253-257.
Ditjen POM RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 662, 1216.
Ekowati, C.N. (1998) Mikroflora pada fermentasi Daging Buah Durian
(Tempoyak). Jurnal. UNIVED. Halaman 3.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A. (2012). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan X.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Halaman 13, 17 dan 122.
Gupta, R.B. (2004). Effect of Cyclodextrins on the Flavour of Goat Milk and its
Yoghurt. Thesis. Auckland : University of Technology.
Harvey, D. (2000). Modern Analytical Chemistry. USA: McGraw-Hills Companies,
Inc. Halaman 85.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood J.H. (1980) General College
Chemistry. Edisi VI. Penerjemah Pudjaatmaka A.H. (1984) Ilmu Kimia
Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga. Halaman 385.
Merican, Z. (1977). Malaysian Tempoyak Symposium on Indigenas Fermented
Foods. Bangkok dalam buku Yuliana N. (2015). Tempoyak Ilmu dan
Teknologi Pengolahan Durian Fermentasi. Yogyakarta : Penerbit
Plantaxia. Halaman 39.
Universitas Sumatera Utara
26
Muzaifa, M. Moulana, R. Aisyah, Y. Sulaiman, I. dan Rezeki, T. (2015).
Karakteristik Kimia dan Mikrobiologis Asam Drien (Durian Fermentasi
dari Aceh) Pada Berbagai Metode Pembuatan. Jurnal. Universitas Syiah
Kuala:Banda Aceh. Halaman 289.
Pearce, E.C. (1970). Anatomy and Physiology for Nurses. Penerjemah Handoyo
S.R., dan Mohamad K., (2009) Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Cetakan XXXIII. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Halaman 375.
Poedjiadi, A. dan Supriyanti, F.M.T, (2006). Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 55.
Rukmana, R. (2001). Durian Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius. Halaman 16.
Sandjaja, (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Kompas
Media Nusantara. Halaman 20-22.
Sediaoetama, A.D. (2008). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid 1. Jakarta
Penerbit Dian Rakyat. Halaman 91.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Penerbit PT. Alfabeta. Halaman 85.
Untung, O. (2003). Durian Untuk Kebun Komersial dan Hobi. Jakarta : Penerbit
Penebar Swadaya. Halaman 13.
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. (1984). Basic Microbiology, Fifth Edition.
Penerjemah : Markham (1990) Mikrobiologi Dasar. Cetakan II. Jakarta :
Erlangga. Halaman 295.
Walker, P.M.B. (1998). Chambers Science and Teknologi Dictionary. Chambers,
Cambridge University Press, UK. Halaman 186.
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 84.
Windholez, M. Budavari, S. Stromtsos, L.Y. dan Ferting, M.N. (1976 ). The Merck
Index. Edisi IX. Merck & Co.,Inc:Rahway. Halaman 887.
Yuliana, N. (2015). Tempoyak Ilmu dan Teknologi Pengolahan Durian Fermentasi.
Yogyakarta : Penerbit Plantaxia. Halaman 17, 39 dan 44.
Universitas Sumatera Utara
27
Lampiran 1. Sampel
Gambar 1 : Buah durian (Durio zibethinus Murr.)
Gambar 2 : Tempoyak
a. Penyimpanan selama 3 hari
b. Penyimpanan selama 7 hari
c. Penyimpanan selama 11 hari
Universitas Sumatera Utara
28
Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi Sampel
Universitas Sumatera Utara
29
Lampiran 3. Skema Pembuatan Tempoyak
Durian
Dikupas kulitnya, diambil daging buah
durian sebanyak 720 g
Tempoyak
Dimasukkan kedalam wadah plastik tertutup
dan didiamkan selama (3, 7 dan 11 hari)
Dihomogenkan didalam suatu wadah
Universitas Sumatera Utara
30
Lampiran 4. Skema Prosedur Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar
Lemak (SNI 01-2891-1992) dan Kadar Asam Lemak Bebas
(SNI 01-0018-2006)
Sampel
(0, 3, 7, 11 hari)
( Ditimbang sebanyak 20 g sampel di kaca arloji dan
masukkan sampel kedalam beaker glass
Ditambahkan 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquadest
serta beberapa butir batu didih
Disaring dalam keadaan panas dan cuci dengan aquadest
panas sehingga tidak bereaksi asam lagi
Ditutup beaker glass dengan kaca arloji dan didihkan
selama 15 menit
Kertas saring berikut lemak dimasukkan kedalam
selongsong, kemudian dimasukkan dalam tabung ekstraksi
lalu dipasang labu alas bulat 250 mL (diketahui beratnya)
dan kondensor.
Diekstraksi dengan larutan heksana selama 3 jam pada suhu 800C.
Disulingkan larutan heksana hingga lemak menjadi kental
Didinginkan dan ditimbang labu berisi lemak sampai bobot
tetap.
Lemak
Dikeringkan kertas saring berikut lemak pada suhu 1000C
didalam oven
Ditambahkan 50 mL etanol 95% dan dihomogenkan
Ditambahkan 2 tetes larutan indikator fenolftalein
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Warna
Merah muda
Dialirkan air pendingin melalui kondensor dan dimasukkan
larutan heksana 100 mL.
Hitung Kadar Lemak
Hitung Kadar Asam Lemak Bebas
Dikeringkan labu berisi lemak pada suhu 1000C
Universitas Sumatera Utara
31
Lampiran 5. Peralatan Titrasi dan Peralatan Soxhlet
Gambar 3 : Peralatan Titrasi
Gambar 4 : Peralatan Soxhlet
Kondensor
Hot Plate
Labu Alas
Bulat
Thimble
Buret
Erlenmeyer
Statif
Universitas Sumatera Utara
32
Lampiran 6. Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada Hari 0
No. Berat Kalium biftalat
(mg)
Volume NaOH
(mL)
1 5,0129 0,240
2 5,1581 0,250
2 5,0135 0,240
N larutan NaOH = Berat kalium biftalat (mg)
BE kalium biftalat (mL) x volume NaOH (mL)
N1 = 5,0129
204,2 x 0,240 = 0,1023 N
N2 = 5,1581
204,2 x 0,250 = 0,1010 N
N3 = 5,0135
204,2 x 0,240 = 0,1023 N
Normalitas rata-rata (Nr) dan persen deviasi (% d)
Nr = N1 + N2+ N3
3 =
0,1023 + 0,1010 + 0,1023
3 = 0,1019 N
% d1 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1023 - 0,1019
0,1019| x 100% = 0,39%
% d2 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1019 - 0,1010
0,1019| x 100% = 0,88%
% d3 = |(N2 - Nr)
Nr | x 100% = |
0,1023 - 0,1019
0,1019| x 100% = 0,39%
Normalitas NaOH adalah normalitas rata-rata, yaitu 0,1019 N.
Universitas Sumatera Utara
33
Lampiran 7. Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada Hari 3
No. Berat kalium biftalat
(mg)
Volume NaOH
(mL)
1 4,9705 0,241
2 4,9899 0,230
2 5,1625 0,250
N larutan NaOH = Berat kalium biftalat (mg)
BE kalium biftalat (mL) x volume NaOH (mL)
N1 = 4,9705
204,2 x 0,241 = 0,1010 N
N2 = 4,9899
204,2 x 0,230 = 0,1062 N
N3 = 5,1625
204,2 x 0,250 = 0,1011 N
Normalitas rata-rata (Nr) dan persen deviasi (% d)
Nr = N1 + N2+ N3
3 =
0,1010 + 0,1062 + 0,1011
3 = 0,1028 N
% d1 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1028 - 0,1010
0,1028| x 100% = 1,75%
% d2 = |(N1 - Nr)
Nr | x 100% = |
0,1062 - 0,1028
0,1028| x 100% = 3,31%
% d3 = |(N2 - Nr)
Nr | x 100% = |
0,1281 - 0,1011
0,1028| x 100% = 1,65%
Normalitas NaOH adalah normalitas rata-rata yaitu 0,1028 N.
Universitas Sumatera Utara
34
Lampiran 8. Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada Hari 7
No. Berat kalium biftalat
(mg)
Volume NaOH
(mL)
1 5,1625 0,250
2 5,1581 0,250
2 5,0134 0,240
N larutan NaOH = Berat kalium biftalat (mg)
BE kalium biftalat (mL) x volume NaOH (mL)
N1 = 5,1625
204,2 x 0,250 = 0,1011 N
N2 = 5,1581
204,2 x 0,250 = 0,1010 N
N3 = 5,0134
204,2 x 0,240 = 0,1023 N
Normalitas rata-rata (Nr) dan persen deviasi (% d)
Nr = N1 + N2+ N3
3 =
0,1011 + 0,1010 + 0,1023
3 = 0,1015 N
% d1 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1015 - 0,1011
0,1015| x 100% = 0,39%
% d2 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1015 - 0,1010
0,1015| x 100% = 0,49%
% d3 = |(N2 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1023 - 0,1015
0,1015| x 100% = 0,79%
Normalitas NaOH adalah normalitas rata-rata yaitu 0,1015 N.
Universitas Sumatera Utara
35
Lampiran 9. Data Perhitungan Pembakuan Larutan Standar NaOH pada Hari 11
No. Berat kalium biftalat
(mg)
Volume NaOH
(mL)
1 5,1579 0,250
2 5,1581 0,240
2 5,1581 0,250
N larutan NaOH = Berat kalium biftalat (mg)
BE kalium biftalat (mL) x volume NaOH (mL)
N1 = 5,1579
204,2 x 0,250 = 0,1010 N
N2 = 5,0028
204,2 x 0,240 = 0,1021 N
N3 = 5,1581
204,2 x 0,250 = 0,1010 N
Normalitas rata-rata (Nr) dan persen deviasi (% d)
Nr = N1 + N2+ N3
3 =
0,1010 + 0,1021 + 0,1010
3 = 0,1014 N
% d1 = |(N1 - Nr)
Nr| x 100% = |
0,1014 - 0,1010
0,1014| x 100% = 0,39%
% d2 = |(N1 - Nr)
Nr | x 100% = |
0,1021 - 0,1014
0,1014| x 100% = 0,69%
% d3 = |(N2 - Nr)
Nr | x 100% = |
0,1014 - 0,1010
0,1014| x 100% = 0,39%
Normalitas NaOH adalah normalitas rata-rata yaitu 0,1014 N.
Universitas Sumatera Utara
36
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kadar Lemak .
Bobot sampel (W) = 19,9891 g
Bobot labu alas bulat + lemak (W1) = 102,7974 g
Bobot labu alas bulat kosong (W2) = 102,3173 g
Kadar lemak (%) = W1 – W2
W X 100 %
= 102,7974 g – 102,3173 g
19,9891 g X 100 %
= 2,40 %
Perhitungan penentuan kadar lemak semua sampel untuk 6 kali pengulangan
dilakukan seperti contoh di atas.
Kadar lemak rata – rata (%) = 2,40 % +2,40 % + 2,40 %+2,40 % +2,40 %+2,40 %
6
= 2,40 %
Dengan cara yang sama diperoleh kadar lemak pada hari 3, 7 dan 11.
Universitas Sumatera Utara
37
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Kadar Lemak
Keterangan :
W1 = borat labu alas bulat + lemak, (g)
W2 = berat labu alas bulat kosong, (g)
Berat Kadar Kadar Lemak
Sampel (g) Lemak (%) Rata-Rata (%)
19,9891 102,7974 102,3173 2,40
19,9899 102,7876 102,3076 2,40
19,9921 102,7923 102,3123 2,40
20,0015 102,7976 102,3171 2,40
19,9989 102,7876 102,3076 2,40
19,9968 102,7923 102,3123 2,40
20,0409 102,7782 102,3173 2,30
19,9699 102,7677 102,3076 2,30
19,9732 102,7723 102,3123 2,30
20,0009 102,7772 102,3171 2,30
19,9986 102,7681 102,3076 2,30
19,9689 102,7723 102,3123 2,30
20,0069 102,7473 102,3173 2,15
19,9796 102,7377 102,3076 2,15
19,9997 102,7423 102,3123 2,15
19,9986 102,7471 102,3171 2,15
19,9897 102,7376 102,3076 2,15
19,9979 102,7423 102,3123 2,15
20,0132 102,7393 102,3173 2,11
19,9769 102,7296 102,3076 2,11
19,9891 102,7343 102,3123 2,11
19,9699 102,7391 102,3171 2,11
20,1191 102,7317 102,3076 2,11
19,9918 102,7343 102,3123 2,11
Hari
0
3
11
7
W1 (g) W2 (g)
2,40
2,30
2,15
2,11
Universitas Sumatera Utara
38
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas
Berat sampel = 0,4801 g
Volume titrasi = 0,296 mL
Normalitas = 0,1019 N
BM asam oleat = 282,45
Kadar asam lemak bebas (%) = V x N x BM
W X 100 %
= 0,296 mL × 0,1019 x 282,45
0,4801 g x 1000 X 100 %
= 1,77 %
Perhitungan penentuan kadar asam lemak bebas semua sampel untuk 6 kali
pengulangan dilakukan seperti contoh di atas.
Kadar asam lemak bebas rata – rata (%) = 1,77%+1,79%+1,77%+1,78 %+1,77 %+1,76 %
6
= 1,77 %
Dengan cara yang sama diperoleh kadar asam lemak bebas pada hari 3, 7 dan 11.
Universitas Sumatera Utara
39
Lampiran 13. Hasil Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas
Kadar Kadar
Asam Lemak Bebas Asam Lemak Bebas
Titrasi (mL) (%) Rata-Rata (%)
0,4801 0,296 1,77
0,4800 0,298 1,79
0,4800 0,295 1,77
0,4805 0,297 1,78
0,4800 0,295 1,77
0,4800 0,293 1,76
0,4612 0,271 1,71
0,4601 0,274 1,73
0,4600 0,264 1,73
0,4601 0,274 1,73
0,4605 0,274 1,73
0,4600 0,263 1,72
0,4300 0,240 1,60
0,4301 0,240 1,60
0,4300 0,237 1,58
0,4300 0,242 1,61
0,4300 0,241 1,61
0,4300 0,244 1,63
0,4220 0,227 1,54
0,4220 0,236 1,60
0,4220 0,236 1,60
0,4220 0,227 1,54
0,4241 0,237 1,60
0,4220 0,236 1,60
Berat Sampel (g)Hari Volume
0
3
7
11 1,58
1,60
1,77
1,72
Universitas Sumatera Utara
40
Lampiran 14. Contoh Perhitungan Analisis Statistik Untuk Mencari Kadar Asam
Lemak Bebas Sebenarnya
No. Kadar Asam Lemak Bebas
(Xi) X - X̅ (X - X̅)2
1 1,77 0,00 0,0000
2 1,79 0,02 0,0004
3 1,77 0,00 0,0000
4 1,78 0,01 0,0001
5 1,77 0,00 0,0000
6 1,76 -0,01 0,0001
∑ X = 10,64
∑(X - X̅)2
= 0,0006 X̅̅ = 1,77
SD = √∑ (X - X̅)
2
n - 1
= √0,0006
6 - 1
= 0,0109
Uji statistik pada taraf kepercayaan 99% maka nilai α = 0,01 ; dk = n-1 = 6-1 = 5
Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,005); 5
= 0,995; 5
= 4,03
Syarat penerimaan data apabila thitung ≤ ttabel
thitung = |X - X̅
SD√n|
thitung 1 = |0,00
0,0109√6| = 0,0000 (data diterima)
thitung 2 = |0,02
0,0109√6| = 0,7491 (data diterima)
thitung 3 = |0,00
0,0109√6| = 0,0000 (data diterima)
Universitas Sumatera Utara
41
thitung4 = |0,01
0,0109√6| = 0,3745 (data diterima)
thitung5 = |0,00
0,0109√6| = 0,0000 (data diterima)
thitung6 = |0,01
0,0109√6| = 0,3745 (data diterima)
Semua data diterima, maka kadar asam lemak bebas sebenarnya pada hari 0 untuk α
= 0,01; dk = n-1 = 6-1= 5 adalah:
μ = X̅ ± ttabel x SD
√n
= (0,77 ± 4,03 x 0,0109
√6)
= (0,77 ± 0,0179) %
Dengan cara yang sama diperoleh kadar asam lemak bebas sebenarnya pada hari 3,
7 dan 11.
Universitas Sumatera Utara
42
Lampiran 15. Hasil Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas Sebenarnya
Kadar Asam Lemak Bebas
Rata-Rata (%)
Hari 0 1,77 ± 0,0179
Hari 3 1,72 ± 0,0164
Hari 7 1,60 ± 0,0284
Hari 11 1,58 ± 0,0510
Sampel
Universitas Sumatera Utara
43
Lampiran 16. Contoh Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Lemak
Jumlah asam pada hari 0 adalah 2,40 %
Jumlah asam pada hari 3 adalah 2,30 %
Persentase Penambahan Jumlah Asam = 2,40 – 2,30
2,40 X 100 % = 4,17 %
Dengan cara yang sama diperoleh persentase penurunan kadar asam lemak bebas.
Universitas Sumatera Utara
44
Lampiran 17. Hasil Perhitungan Persentase, Penurunan Kadar Lemak dan Asam
Lemak Bebas
A. Penurunan Kadar Lemak
Lemak Persentase
Rata-Rata (%) Penurunan (%)
Hari 0 2,40 Tidak Ada
Hari 3 2,30 4,17
Hari 7 2,15 6,52
Sampel
B. Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas
Kadar Asam Lemak Bebas Persentase
Rata-Rata (%) Penurunan (%)
Hari 0 1,77 ± 0,0179 Tidak Ada
Hari 3 1,72 ± 0,0164 2,82
Hari 7 1,60 ± 0,0284 6,98
Hari 11 1,58 ± 0,0510 1,25
Sampel
Universitas Sumatera Utara
45
Lampiran 18. Tabel Nilai Distribusi t
Universitas Sumatera Utara