repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12571...  · Web...

13
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN RUMAH SAKIT DI KOTA MAKASSAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN Sumarni Hamid Aly 1 , Muralia Hustim 2 , Nunung Sutialmi AL. 3 ABSTRAK : Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang terletak di dekat jalan utama yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan pada 43 titik pengamatan, memetakan tingkat kebisingan dengan aplikasi Surfer 7,0 serta mengetahui persepsi pasien, dokter, pegawai rumah sakit terhadap kebisingan dengan membagikan kuesioner kepada 250 responden. Penentuan titik pengukuran di lapangan menggunakan aplikasi GPS Tracker Lite dengan menggunakan koordinat garis lintang dan garis bujur pada Google Earth . Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan selama 10 menit menggunakan SLM tipe TM-103 . Hasil tingkat kebisingan yang diperoleh berkisar 55,7 dB sampai 82,6 dB, berada diatas baku mutu tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit yaitu 55 dB. Nilai tingkat kebisingan pada titik pengamatan yang berada di dalam kawasan rumah sakit yaitu 60,1 dB, pada lokasi tempat parker yaitu 66,4 dB, dan lokasi titik pengamatan yang berada pada pinggir jalan yaitu 74,1 dB. Hasil pemetaan tingkat kebisingan diperoleh dominan warna kuning untuk tingkat kebisingan antara 60- 72 dB yang berada di bagian bangunan rumah sakit. Serta hasil persepsi terhadap tingkat kebisingan dapat disimpulkan bahwa kebisingan tidak menggangu komunikasi tetapi mengganggu psikologi pasien, pengunjung, dokter dan pegawai rumah sakit. Dari hasil penelitian ini maka rumah sakit sudah perlu melakukan pengendalian kebisingan berupa pengaturan ulang mengenai lahan yang sering dijadikan tempat parker yang berada di dalam kawasan rumah sakit. Kata Kunci : Tingkat Kebisingan, Rumah Sakit, Pemetaan, Persepsi terhadap tingkat Kebisingan. ABSTRACT : The research was conducted in Wahidin Sudirohusodo hospital and Education Hasanuddin University hospital, is located near the main road that can lead to high levels of noise in the hospital area. This study aimed to analyze the level of noise at 43 observation points, mapping the noise level with Surfer 7.0 and determine the perception of patients, visitors, physicians and hospital staff to the noise level by distributing questionnaires

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 12571...  · Web...

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN RUMAH SAKIT DI

KOTA MAKASSAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Sumarni Hamid Aly1, Muralia Hustim2, Nunung Sutialmi AL.3

ABSTRAK : Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang terletak di dekat jalan utama yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan pada 43 titik pengamatan, memetakan tingkat kebisingan dengan aplikasi Surfer 7,0 serta mengetahui persepsi pasien, dokter, pegawai rumah sakit terhadap kebisingan dengan membagikan kuesioner kepada 250 responden. Penentuan titik pengukuran di lapangan menggunakan aplikasi GPS Tracker Lite dengan menggunakan koordinat garis lintang dan garis bujur pada Google Earth. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan selama 10 menit menggunakan SLM tipe TM-103. Hasil tingkat kebisingan yang diperoleh berkisar 55,7 dB sampai 82,6 dB, berada diatas baku mutu tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit yaitu 55 dB. Nilai tingkat kebisingan pada titik pengamatan yang berada di dalam kawasan rumah sakit yaitu 60,1 dB, pada lokasi tempat parker yaitu 66,4 dB, dan lokasi titik pengamatan yang berada pada pinggir jalan yaitu 74,1 dB. Hasil pemetaan tingkat kebisingan diperoleh dominan warna kuning untuk tingkat kebisingan antara 60-72 dB yang berada di bagian bangunan rumah sakit. Serta hasil persepsi terhadap tingkat kebisingan dapat disimpulkan bahwa kebisingan tidak menggangu komunikasi tetapi mengganggu psikologi pasien, pengunjung, dokter dan pegawai rumah sakit. Dari hasil penelitian ini maka rumah sakit sudah perlu melakukan pengendalian kebisingan berupa pengaturan ulang mengenai lahan yang sering dijadikan tempat parker yang berada di dalam kawasan rumah sakit.

Kata Kunci : Tingkat Kebisingan, Rumah Sakit, Pemetaan, Persepsi terhadap tingkat Kebisingan.

ABSTRACT : The research was conducted in Wahidin Sudirohusodo hospital and Education Hasanuddin University hospital, is located near the main road that can lead to high levels of noise in the hospital area. This study aimed to analyze the level of noise at 43 observation points, mapping the noise level with Surfer 7.0 and determine the perception of patients, visitors, physicians and hospital staff to the noise level by distributing questionnaires to 250 respondents. Determination point of measurement by using GPS Tracker Lite application by using the latitude and longitude on Google Earth. Noise level measurement conducted for 10 minutes using a SLM-type TM-103. The results obtained noise level ranges from 55.7 dB to 82.6 dB above the noise level of quality standards in the area of the hospital that is 55 dB. The value of the noise level at the observation point located in the hospital area is 60.1 dB, the location of the parking spot that is 66.4 dB, and the location of the observation point located on the side of the road is 74.1 dB. The results obtained by the dominant noise level mapping for the yellow color noise levels between 60-72 dB which is in the hospital building. And the results noise level can be concluded that the noise disrupting communications but psychology of patients, visitors, physicians and hospital staff. From these results, the hospital has been necessary to control noise in the form of resetting of the land that is often used as a parking place inside the hospital area.

Key Word : level of noise, hospital, mapping, perception of noise level.

Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA3 Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

PENDAHULUANLatar Belakang

Kota Makassar yang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia telah mengalami penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh permasalahan transportasi kota. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya kemacetan dibeberapa ruas jalan terutama terjadi pada setiap jam sibuk. Kondisi ini dipicu dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat tanpa terkendali.

Fenomena ini berdasarkan data Dinas Perhubungan tahun 2012 bahwa jumlah kendaraan di kota Makassar mengalami peningkatan sebesar 12-13 persen pertahun sejak tahun 2005. Sedangkan pertumbuhan jalan di kota Makassar pada tahun 2012 dibawah 0.3 persen (Hustim, 2012). Hal ini menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dengan pertumbuhan prasarana, yang memicu terjadinya kemacetan yang mengakibatkan polusi udara dan kebisingan.

Studi terdahulu mengemukakan hampir diseluruh jalan di kota Makassar mempunyai tingkat kebisingan diatas 70 dB (Hustim, 2012). Jika kebisingan sudah seperti kondisi ini, maka tingkat kebisingan di jalan sudah melebihi baku mutu, dimana menurut KepMenLH No.48 tahun 1996 maksimum tingkat kebisingan adalah 70 dB untuk semua tata guna lahan. Ini dapat mengganggu kenyamanan yang berada disekitar jalan. Salah satu fungsi tata guna lahan yang yang harus diperhatikan adalah rumah sakit yang menurut Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep: 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan, batas paparan tingkat kebisingan untuk kawasan rumah sakit yang diperbolehkan tidak lebih dari 55 dB.

Di kota Makassar, terdapat beberapa rumah sakit yang berada dipinggir jalan arteri, seperti rumah sakit Pelamonia, rumah sakit Awal Bros dll. Akan tetapi, rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang terletak pada satu kawasan yang memiliki jumlah pasien, dokter, pegawai dan pengunjung yang lebih banyak. Terlebih karena kawasan rumah sakit ini terletak di dekat jalan utama yaitu jalan Perintis Kemerdekaan dan berada di sekitar jalan keluar-masuk menuju kampus Universitas Hasanuddin mengakibatkan kawasan ini ramai oleh kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit tersebut.

Mengingat pentingnya ke-nyamanan kawasan rumah sakit yang terhindar dari kebisingan kendaraan di jalan raya, dan kebisingan lingkungan sekitar yang akan berpengaruh terhadap kenyamanan dokter dan pengunjung serta terhadap kesembuhan pasien sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kebisingan pada Kawasan Rumah Sakit di Kota Makassar dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.”

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang pada

uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu :

1. Seberapa besar tingkat kebisingan pada kawasan rumah sakit di Kota Makassar?

2. Bagaimana pemetaan tingkat kebisingan pada kawasan rumah sakit di Kota Makassar?

3. Bagaimana tingkat ketergangguan akibat kebisingan oleh pasien, dokter dan pegawai di rumah sakit di kota Makassar?

METODOLOGI PENELITIANRancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan pada kawasan rumah sakit, memetakan hasil tingkat kebisingan dan mengetahui tingkat ketergangguan akibat kebisingan.

Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di 43 titik yang tersebar disekitar kawasan rumah sakit dengan menggunakan alat Sound Level Meter selama 10 menit untuk mengetahui apakah nilai tingkat kebisingan di sekitar rumah sakit melebihi baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KepMenLH No 48 tahun 1996 atau tidak. Selanjutnya hasil tingkat kebisingan dibuatkan kontur dengan aplikasi Surfer 7,0 untuk mengetahui pemetaan tingkat kebisingannya.

Selanjutnya dilakukan pembagian 250 kuesioner untuk mengetahui tingkat ketergangguan akibat kebisingan yang dirasakan oleh pasien, dokter dan pegawai rumah sakit.

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan pada

tanggal 15-23 September 2014 dimulai dengan pemasangan patok dan penandaan titik pengukuran kemudian pengukuran tingkat kebisingan dan pembagian kuesioner.

Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, maka pemilihan lokasi dipilih pada kawasan rumah sakit di Universitas Hasanuddin yaitu rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin dengan 43 titik pengamatan.

Metode Pengambilan DataPengukuran tingkat kebisingan

dimulai pada saat tombol Rec pada alat Sound Level Meter ditekan bersamaan dengan dijalankannya Stopwatch selama 10 menit. Setelah pengukuran selesai, tombol Rec pada alat Sound Level Meter kembali ditekan. Tahapan selanjutnya memasukkan data dari alat Sound Level Meter ke laptop dengan menghubungkan kabel USB.

Untuk menghindari gangguan saat pengukuran maka posisi alat diatur 1.2 m dari permukaan tanah, dan 3.5 m dari dinding unutk mencegah pemantulan bunyi terhadap dinding (Mediastika,2004).

Tahapan memetakan tingkat kebisingan menggunakan aplikasi Surfer 7,0 dengan koordinat lintang, bujur serta nilai Leq setiap titik digunakan untuk membuat peta kontur tingkat kebisingan kawasan rumah sakit.

Tahapanselanjutnya menganalisis tingkat penerimaan kebisingan oleh pasien, dokter, pegawai dan pengunjung rumah sakit dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 250 responden yang dipilih secara acak.

HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASANTingkat Kebisingan di Kawasan Rumah Sakit

Luas daerah histogram = 2(3,00+10,67+19,67+25,67+10,83+9,33+5,67+3,83+2,00+2,33+2,17+4,00+0,83 = 200Untuk L90, 2(3,00) + 10,67x = 0,1 (200) 6 +10,67x = 120

x = 1,3sehingga, L90 = 54 dB + 1,3 dB = 55,3 dB

Penelitian ini dilakukan pada 43 titik dengan waktu pengukuran 10 menit tiap titik dengan jumlah data sebanyak 600 data. Dari 600 data ditentukan nilai minimum dan maximun dengan nilai interval diratakan untuk semua titik sebesar dua interval seperti pada pengolahan data titik 1 dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Pengolahan Data Titik 1

Keterangan :Max : 52,2 dBMin : 76,8 dBk : 10,17i : 2

Di bawah ini adalah Gambar 1 persentase tingkat kebisingan terhadap frekuensi pada titik 1 berdasarkan klasifikasi tabel 1 diatas.

Gambar 1. Tingkat kebisingan terhadap frekuensi pada Titik 1.

Gambar 1 menggambarkan bahwa pada tingkat kebisingan 58,01 – 60,00 dB memiliki persentase interval tertinggi sebesar 25,67 % dan

tingkat persentasi terendah pada tingkat kebisingan 76,01 – 78,00 dB sebesar 0,83 %.

Berdasarkan Tabel 1 telah dilakukan uji normalitas terhadap data menggunakan aplikasi SPSS yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Titik 1

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa titik 1 termasuk data normal.

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat diketahui nilai Leq dengan cara seperti berikut ini:

Untuk L50, 2(3,00+10,67+19,67) + 25,67x = 0,5 (200)66,66 +25,67x = 100

x= 1,3sehingga, L50 = 58 dB + 1,3 dB = 59,3 dBUntuk L10, 2(3,00+10,67+19,67+25,67+10,83+9,33+5,67+3,83)+2,00x=0,9(200)

181,34 +2,00x = 180 x = 1,3

sehingga, L10 = 68 dB + 1,3 dB = 69,3 dBUntuk L1,2(3,00+10,67+19,67+25,67+10,83+9,33+5,67+3,83+2,00+2,33+2,17) +4,00x= 0,99(200)190,34 +24x = 198

x = 1,9sehingga, L1 = 74 dB + 1,9 dB = 75,9 dB

119.4915 119.4925 119.4935 119.4945 119.4955 119.4965

-5.1365

-5.136

-5.1355

-5.135

-5.1345

-5.134

-5.1335

-5.133

-5.1325

-5.132

45

48

51

54

57

60

63

66

69

72

78

81

84

87

90

Dari tingkat kebisingan terhadap frekuensi dapat diketahui nilai L90, L50, L10 serta nilai L1 seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung nilai Leq setiap titik.

Cara yang sama untuk menghitung nilai tingkat kebisingan untuk semua titik pengamatan. Setelah diperoleh nilai tingkat kebisingan semua titik, maka diperoleh hasil bahwa nilai Leq tertinggi sebesar 83,4 dB pada titik 39 dan nilai Leq terendah sebesar 55,679 dB pada titik 26. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pada kawasan ini melebihi 55 dB yang merupakan standar baku mutu kebisingan untuk kawasan rumah sakit sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep: 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Resume tingkat kebisingan pada setiap lokasi penelitian

Pemetaan tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit

Menentukan titik di aplikasi Google Earth dapat membantu mengetahui letak koordinat titik pengamatan yang sesuai di lapangan. Koordinat titik pengamatan selanjutnya diubah dari satuan derajat ke satuan desimal untuk pembuatan kontur pada aplikasi Surfer 7,0. Koordinat bujur (X), koordinat lintang (Y) dan nilai kebisingan Leq (Z) digunakan unutuk membuat kontur. Berikut kontur tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit (Lab.Ukur Tanah, 2012).

Gambar 3. Kontur Tingkat Kebisingan di Kawasan Rumah Sakit.

Gambar diatas menggambarkan keadaan tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit yang terdapat perbedaan kerapatan kontur. Semakin rapat garis kontur, maka daerah tersebut memiliki perbedaan tingkat kebisingan yang besar dan sebaliknya jika semakin jarang garis kontur maka daerah tersebut memiliki perbedaan tingkat kebisingan yang kecil. Berikut merupakan kontur tingkat kebisingan

Untuk Leq = L50 + 0,43 (L1-L50) = 59,3 dB + 0,43 (75,9 dB - 59,3 dB) = 66,4 dB

yang telah digabungkan dengan gambar lokasi dari aplikasi Google Earth ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemetaan Tingkat Kebisingan di Kawasan Rumah Sakit.

Kebisingan dengan intensitas diatas 70 dB yang ditandai dengan warna merahterdapat disekitar jalan Perintis Kemerdekaan dan sekitar jalan pintu dua Universitas Hasanuddin. Kebisingan dengan intensitas antara 60 – 72 dB terdapat pada bagian tengah rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan, dimana pada bagian ini sering dilalui oleh kendaraan dan sebagian merupakan tempat parkir. Sedangkan pada bagian rumah sakit intensitas kebisingannya dibawah 60 dB yang ditandai dengan warna hijau berada pada bagian belakang rumah sakit yang memang jarang dilalui kendaraan dan kebanyakan hanya dilalui oleh pejalan kaki.

Tingkat ketergangguan akibat kebisingan oleh Pasien, Pengunjung, Dokter dan Pegawai Rumah Sakit

Pada penelitian ini, tingkat ketergangguan akibat kebisingan

dapat diketahui dengan membagikan 250 kuesioner di seluruh kawasan rumah sakit kepada 133 responden pasien dan pengunjung, dan 117 responden dokter dan pegawai rumah sakit. Kuesioner ini memiliki 17 pertanyaan yang terdiri dari identitas responden, persepsi terhadap tingkat kebisingan, pengaruh kebisingan, dan persepsi terhadap upaya pengendalian kebisingan.

Penelitian ini lebih difokuskan pada pengaruh kebisingan yang dirasakan oleh responden tentang pengaruh kebisingan terhadap komunikasi dan terhadap psikologi. Berikut merupakan hasil penelitian pengaruh terhadap komunikasi yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh Kebisingan Terhadap gangguan Komunikasi.

Dari 250 responden, 32,4% merasa tidak mengalami gangguan komunikasi dan 31,2% merasa agak terganggu dalam berkomunikasi di kawasan rumah sakit. Pada persepsi gangguan terhadap psikologi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengaruh Kebisingan Terhadap Gangguan Psikologi.

Berdasarkan diatas, responden lebih banyak yang merasakan tidak terganggu konsentrasi/perhatian dengan persentase responden sebesar 35,6%.

Berdasarkan uraian diatas tentang gangguan emosi, konsentrasi dan istirahat, maka persepsi responden terhadap gangguan psikologi dapat dikatakan bahwa responden tidak mengalami gangguan psikologi akibat kebisingan saat berada di kawasan rumah sakit.

Upaya pengendalian kebisingan yang pada penelitian ini yaitu pembangunan Noise Barrier, perkerasan jalan berporos, pelarangan pembunyian klakson dan pengurangan kecepatan kendaraan. Hasil penelitian upaya pengendalian selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7. Persepsi Upaya Pengendalian Kebisingan

Upaya pengendalian yang disarankan berupa pembuatan Noise Barrier, perkerasan jalan berporos, pelarangan pembunyian klakson dan pembatasan kecepatan kendaraan di kawasan rumah sakit. Dari keempat

upaya pengendalian tersebut, berdasarkan Gambar 7 responden lebih banyak setuju untuk pembatasan kecepatan kendaraan yaitu sebanyak 32,8% dari 250 responden. Dan yang paling panyak tidak setuju adalah pembangunan tipe perkerasan jalan yaitu perkerasan jalan berporos sebanyak 28,8%.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dari hasil analisis tingkat kebisingan pada kawasan rumah sakit di kota Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kebisingan di kawasan rumah sakit adalah 55,7 dB sampai 82,6 dB yang menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pada kawasan ini melebihi 55 dB yang merupakan standar baku mutu kebisingan untuk kawasan rumah sakit.

2. Kebisingan dengan intensitas diatas 72 dB yang ditandai dengan warna merah terdapat disekitar jalan Perintis Kemerdekaan dan sekitar jalan pintu dua Universitas Hasanuddin. Kebisingan dengan intensitas antara 60 – 72 dB (warna kuning) terdapat disekitar bangunan rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Pendidikan, dimana pada bagian ini sering dilalui oleh kendaraan. Sedangkan pada bagian belakang rumah sakit intensitas kebisingannya dibawah 60 dB yang ditandai dengan warna hijau.

3. Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kebisingan di rumah sakit tidak menggangu komunikasi dan psikologi pasien, pengunjung, dokter dan pegawai rumah sakit.

Saran1. Kepada Masyarakat

Masyarakat yang berkunjung ke kawasan rumah sakit agar dapat mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan kebisingan dan menempatkan kendaraannya di tempat yang telah ditentukan.

2. Kepada Pihak Rumah SakitPihak rumah sakit agar membuat Noise Barrier (Dinding Penghalang) dan melakukan penanaman pohon yang dapat mereduksi kebisingan pada kawasan rumah sakit seperti campuran tanaman Pinus eldarica dan Robinia pseudoacasia, tanaman Tanjung (Mimusops elengi), Kiara payung (Filicium decipiens), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Bougenvil (Bougenvillea sp) dan Oleander (Nerium oleander).

3. Kepada Peneliti SelanjutnyaMemperbanyak titik pengamatan agar lebih teliti dalam mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kawasan rumah sakit dan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap tingkat ketergangguan akibat kebisingan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Hustim, Muralia and Kazutoshi Fujimoto. (2012). Acoustical Characteristics of Horn Sound of Vehicles. Japan: Kyushu University.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Mediastika,Christina. (2004). Akustika Bangunan Prinsip-prinsip dan penerapannya di Indonesia . Jakarta: Erlangga.

Laboratorium Ukur Tanah. (2012). Penuntun Praktikum Laboratorium Ukur Tanah. Makassar: Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin