99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

7
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Psikologi komunitas merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang masih baru dalam tataran kajian bahan mata kuliah. Psikologi komunitas lebih dekat ke arah psikologi klinis berupa sebuah permberdayaan. Psikologi komunitas muncul bersamaan dengan gerakan kesehatan mental yang di dengung dengungkan di Eropa khususnya Inggris. Psikologi komunitas bertujuan untuk memperbaiki bias individu by aiming always to consider people di dalam konteks setting dan sistem di mana individu tersebut menjadi bagiannya atau yang dapat mempengaruhi mereka. Selanjutnya, penelitian psikologi komunitas dan perilaku saling berhubungan menjadi dasar kerjasama antar manusia atau pengaruh komunitas. Psikologi komunitas lebih menekankan pada pemberdayaan preventif pada sebuah komunitas, serta memperbaiki masalah yang sudah muncul pada komunitas tersebut yang pada akhirnya berdampak pada individu. 1.2 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mata kuliah psikologi komunitas terutama prinsip prinsip yang menjadi dasar psikologi komunitas 1.3 Manfaat 1. Mahasiswa dapat mengetahui pembahasan psikologi komunitas 2. Mahasiswa dapat memahami prinsip prinsip psikologi komunitas 3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan psikologi dalam sebuah komunitas

Transcript of 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

Page 1: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Psikologi komunitas merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang masih

baru dalam tataran kajian bahan mata kuliah. Psikologi komunitas lebih dekat ke

arah psikologi klinis berupa sebuah permberdayaan. Psikologi komunitas muncul

bersamaan dengan gerakan kesehatan mental yang di dengung – dengungkan di

Eropa khususnya Inggris.

Psikologi komunitas bertujuan untuk memperbaiki bias individu by aiming

always to consider people di dalam konteks setting dan sistem di mana individu

tersebut menjadi bagiannya atau yang dapat mempengaruhi mereka. Selanjutnya,

penelitian psikologi komunitas dan perilaku saling berhubungan menjadi dasar

kerjasama antar manusia atau pengaruh komunitas.

Psikologi komunitas lebih menekankan pada pemberdayaan preventif pada

sebuah komunitas, serta memperbaiki masalah yang sudah muncul pada

komunitas tersebut yang pada akhirnya berdampak pada individu.

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mata kuliah psikologi

komunitas terutama prinsip – prinsip yang menjadi dasar psikologi komunitas

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui pembahasan psikologi komunitas

2. Mahasiswa dapat memahami prinsip – prinsip psikologi komunitas

3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan psikologi dalam sebuah komunitas

Page 2: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas adalah studi yang mempelajari efek-efek faktor sosial

dan lingkungan terhadap perilaku manusia, baik pada level individual, kelompok,

organisasi, atau pun masyarakat (Heller dikutip Dufty dan Wong). Psikologi

komunitas erat kaitannya dengan hubungan individu dengan sistem sosial,

kesejahteraan, kebijakan pemerintah dan kesehatan individu dalam kaitan dengan

masyarakat.

Rapaport yang pendekatannya lebih berorientasi pada community mental

health, mengemukakan bahwa perspektif Psikologi Komunitas memberikan

perhatian pada tiga hal utama, yakni :

1. Pengembangan sumber daya individu,

2. Aktivitas politik,

3. Ilmu pengetahuan.

Duffy dan Wong (1996) mengutip 3 definisi psikologi komunitas yang

dianggapnya populer, yaitu :

a. Psikologi komunitas adalah study yang melibatkan efek-efek faktor sosial

dan lingkungan pada perilaku yang terjadi pada level individu, kelompok,

organisasi maupun masyarakat (Heller, dkk, 1984, hal 4).

b. Psikologi komunitas adalah bagian dan sebuah upaya untuk menemukan

alternatif lain dalam rangka menghadapi adanya penyimpangan terhadap

norma-norma yang berakar di masyarakat. Dalam konteks ini psikologi

komunitas memandang sebagai upaya untuk memberikan dukungan

Page 3: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

terhadap hak setiap orang untuk berbeda tanpa harus menanggung resiko

material maupun sanksi psikologis (Rapaport, 1977, hal 3).

c. Psikologi komunitas dibutuhkan sebagai sebuah pendekatan pada problem

perilaku manusia, yang menekankan pada kontribusinya terhadap

pembangunan yang dibuat karena tekanan lingkungan sebagaimana halnya

potensi sumbangannya untuk meringankan bebeannya dengan

menggunakan tekanan yang lain.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa psikologi komunitas memfokuskan

pada masalah yang terkait dengan isu – isu sosial, institusi sosial, setting – setting

lain yang mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi.

Sedangkan menurut Orford (1992), Community Psychology adalah

tentang ketergantungan individual dengan settingnya dan dengan settingnya pada

berbagai level termasuk yang paling tinggi, yaitu level makro.

2.2 Fokus Psikologi Komunitas

Beberapa fokus Psikologi Komunitas yaitu :

a. Masalah-masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan

setting-setting lain yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai

individu, kelompok dan organisasi masyarakat (Orford).

b. Mempelajari bagaimana masyarakat menghasilkan SDM yang kompeten

c. Memahami faktor-faktor peningkatan promosi kesehatan

d. Memahami faktor-faktor penyebab masalah psikologis dalam konteks

sosial.

2.3 Tujuan Psikologi Komunitas

Tujuan psikologi komunitas adalah mengoptimalkan tingkat kesejahteraan

umat manusia dengan inovasi dan alternative intervensinya yang didesain dalam

Page 4: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

sebuah kolaborasi, baik dengan bidang ilmu di dalam maupun di luar psikologi

yang memberikan dampak pada anggota masyarakat ( Dufty dan Wong 1996 ).

Menurut Orford, 1992, tujuan psikologi komunitas adalah untuk

membenahi bias individual agar senantiasa berada dalam konteks sistem dan

setting sosial, dimana dia berada dan mempengaruhinya.

Tujuan lain dari psikologi komunitas adalah:

1. Menciptakan atau mendorong keterlibatan dalam perubahan sosial, agar

individu dalam berbagai komunikasi memperoleh manfaat yang

menunjang peningkatan kualitas hidupnya

2. Dapat mengidentifikasi dan melakukan klasifikasi terhadap berbagai

komunitas yang ada.

3. Memahami problem yang dihadapi individu, kelompok, komunitas dan

masyarakat. Misalnya problem psikologis individu yang berdampak pada

diri sendiri, maupun lingkungan. Problem psikologis tersebut meliputi

kebijakan public, praktik pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan dalam

komunitas.

4. Mampu melakukan langkah-langkah kuratif atau antisipatif untuk

pemberdayaan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat.

2.4 Prinsip – Prinsip Psikologi Komunitas

Adapun beberapa prinsip – prinsip dari psikologi komunitas adalah :

1. Asumsi tentang masalah

Page 5: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

Sebuah interaksi, dari waktu ke waktu, antara orang dan lingkungan sosial

dan sistem, termasuk struktur dukungan sosial dan kekuatan sosial.

2. Tingkat analisis

Dari tingkat mikro sampai makro, terutama pada tingkat organisasi dan

masyarakat atau lingkungan.

3. Metode penelitian

Menyertakan desain kuasi eksperimen, penelitian kualitatif, penelitian

tindakan, dan metode studi kasus.

4. Lokasi praktek

Mengusahakan lokasi penelitian sebuah komunitas sedekat mungkin

dengan konteks yang relevan sosial sehari-hari

5. Pendekatan untuk merencanakan layanan

Proaktif dalam mencari serta menilai kebutuhan dan risiko khusus dalam

suatu komunitas

6. Praktek penekanan

Menekankan pada pencegahan daripada pengobatan

7. Sikap untuk berbagi psikologi dengan orang lain

Positif terhadap cara-cara formal dan informal berbagi termasuk konsultasi

8. Mampu bekerja dengan subjek yang non - profesional

Sangat mendorong kepada bantuan ( pengobatan ) dengan kemampuan

dari diri sendiri dan berusaha untuk memfasilitasi dan berkolaborasi

dengan subjek non – profesional

Psikologi komunitas berusaha untuk menganggap serius persamaan

terkenal Lewin B = f (P, E), yaitu perilaku adalah fungsi dari orang, lingkungan,

interaksi antara keduanya. Telah terjadi bias dalam psikologi pada umumnya,

bahkan dalam psikologi sosial (Turner dan Oakes, 1986), dan tentunya dalam

cabang diterapkan dari subjek (J. Tizard, 1976), terhadap komponen P (Personal)

dari persamaan Lewin. Penekanan hampir eksklusif atas telah menentukan status

dan memodifikasi perilaku, emosi dan kognisi individu.

Page 6: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

Selain itu, psikologi komunitas mempertimbangkan individu dalam

konteks yang kompleks antara individu dengan lingkungan yang saling

berhubungan dan bersifat resiprokal. Termasuk pada konsep dukungan sosial,

kebijakan kekuasaan, kontrol, pemberdayaan, konsep dari setting perilaku, dan

model teori dari Brofenbrenner dalam setting mikro, meso, ekso dan makro sistem

atau level. Sistem ini mempunyai pengaruh yang bersifat resiprokal dan kontinu

antara bagian dan komponen.

Artinya bahwa penggunaan dan penerapan psikologi komunitas

berorientasi pada kebebasan untuk sesuai dengan kebutuhan dari satu tingkat

berpikir ke tingkat yang lain. Hal ini, tentu saja, mempertimbangkan adanya

saling ketergantungan individu dan aspek struktur sosial bahwa psikologi

komunitas paling jelas tidak secara langsung terlibat dalam area pribadi dan

personal serta memasuki ranah masyarakat publik da politik.

Page 7: 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf

BAB III

PENUTUP

Psikologi Komunitas adalah tentang ketergantungan individual dengan

settingnya dan dengan settingnya pada berbagai level termasuk yang paling tinggi,

yaitu level makro. Beberapa fokus Psikologi Komunitas diantaranya Masalah-

masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan setting-setting lain

yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai individu, kelompok dan organisasi

masyarakat.

Tujuan psikologi komunitas adalah untuk membenahi bias individual agar

senantiasa berada dalam konteks sistem dan setting sosial, dimana dia berada dan

mempengaruhinya. Adapun beberapa prinsip – prinsip dari psikologi komunitas

asumsi tentang masalah, tingkat analisis, metode penelitian , lokasi praktek,

praktek dalam pelayanan, praktek penekanan, sikap untuk berbagi dengan orang

lain, dan mampu bekerja sama dengan berbagai subyek.