96278225-Makalah-Urtikaria

41
URTIKARIA A. ANATOMI FISIOLOGI Anatomi Fisiologi Kulit (www.anatomyofskin.com) Gambar Anatomi kulit Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga – rongga, lubang – lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringant dan kelenjar mukosa. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan subkutan (Syaifudin, 2006). a. Epidermis Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel yaitu : (1) Stratum koneum Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati, dan mengandung zat keratin. 1

Transcript of 96278225-Makalah-Urtikaria

URTIKARIAA. ANATOMI FISIOLOGIAnatomi Fisiologi Kulit

(www.anatomyofskin.com)Gambar Anatomi kulitKulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga rongga, lubang lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringant dan kelenjar mukosa. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan subkutan (Syaifudin, 2006).a. EpidermisEpidermis terdiri dari beberapa lapisan sel yaitu :(1)Stratum koneumSelnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati, dan mengandung zat keratin.(2)Stratum lusidumSelnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah se sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperi suatu pita yang bening, batas batas sel sudah tidak begitu terlihat.(3)Sratum granulosumStratum ini terdiri dari sel sel pipih seperti kumparan. Sel sel tersebut terdapat hanya 2 3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir butir stratum granulosum.(4)Sratum spinosum/stratum akantosumLapisan sratum spinosum/stratum akantosum merupakan laisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5 8 lapisan. Sel selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyal sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena sel selnya berduri. Ternyata spina dan tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain yang disebutintercelular bridgesatau jembatan interseluler.(5)Stratum basal/geminatifumStratum basal/geminatifum disebut basal karena sel selnya terletak di bagian basal. Stratum germatifum menggantikan sel sel yang diatasnya dan merupakan sel sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut seperti pagar (palidase) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel sel basalis dengan membran basalis merupakan batas bawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebutrete ridgesataurete pegg(prosessus interpapilaris).

b. DermisDermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan adalah mulainya terdapat sel lemak.Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas , pars papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan longgar yang tersusun dari serabut serabut yaituserabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.Serabut ini saling beranyaman dan masing masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastis, memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alai tersebut.

c. SubkutanSubkutis terdiri dari kumpulan kumpulan sel sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut serabut jaringan ikat dermis. Sel sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak di pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap tiap tempat dan juga pembagian antara laki laki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagaishock breakeratau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

B. PENGERTIAN Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi oleh haloeritematosa. Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan seringkali menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)

Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal) yang terkait dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi tersensitisasi. Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis, kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)

Urtikaria atau lebih dikenal dengan biduran adalah suatu gejala penyakit berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol ( edema ) yang biasanya disebabkan oleh alergi (www.urtikaria.com)

Urtikariamerupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. ( robin graham, brown. 2205 ) Urtikaria yaitu keadaan yang di tandai dengan timbulnya urtika atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan di atas permukaan kulit yang di sertai rasa sangat gatal ( ramali, ahmad. 2000 ) Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata.C. ETIOLOGIPada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya:

1. Obat. Contohnya adalah antibiotik golongan penisilin, aspirin, obat-obatab hormonal, vaksinasi, pil kontrasepsi, dll.2. Makanan. Contohnya adalah susu, keju, telur, gandum, ikan, ayam, dll. Zat pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan urtikaria.3. Lingkungan. Terpapar dengan debu rumah, jamur, perubahan temperatur, serbuk sari bunga, dll.4. Stress. Pada urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stress emosional dapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan seseorang meningkat kemungkinan terjadi urtikaria.5. Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll.6. Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk, lebah dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri.D. KLASIFIKASITerdapat beberapa penggolongan urtikaria Berdasarkan lamanya serangan berlangsung- Urtikaria akut, bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari.- Urtikaria kronik, bila serangan lebih dari 6 minggu. Berdasarkan morfologi klinis- Urtikaria papular bila berbentuk papul.- Urtikaria gutata bila besarnya sebesar tetesan air.- Urtikaria girata bila ukuran besar. Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan terkena- Urtikaria lokal- Urtikaria generalisata- Angioedema Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadi urtikaria- Urtikaria imunologika. Bergantung pada IgE (reaksi alergik tipe I)b. Ikut sertanya komplemenc. Reaksi alergi tipe IV- Urtikaria nonimunologika. langsung memacu sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator. (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras)b. Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat (misalnya aspirin, obat anti inflamasi non-steroid)c. Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau sinar, dan bahan kolinergik.- Urtikaria IdiopatikUrtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.

E. PATOFISIOLOGIPatofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada benjolan pada permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.

F. TANDA dan GEJALA1. Klinis tampak bentol (plaques edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal. Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk sirkular atau serpiginosa (merambat). Bintik-bintik merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang >panas pada sekitar benjolan tersebut.3. Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru.4. Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena dingin atau panas. Lesi urtikaria kolinergik adalah kecil-kecil dengan diameter 1-3 milimeter dikelilingi daerah warna merah dan terdapat di daerah yang berkeringat.5. Secara klinis urtikaria kadang-kadang disertai angioedema yaitu pembengkakan difus yang tidak gatal dan tidak pitting dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama di sekitar mata, Kadang-kadang pembengkakan dapat juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa.6. adanya pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.

Gambar : Angioedema

Gambar : Urtikaria

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemeriksaan Laboratorium1. Pemeriksaan darah, urin, feses rutin.Pemeriksaan darah, urin, feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Pemeriksaan darah rutin bisa bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta, misalnya urtikaria vaskulitis atau adanya infeksi penyerta. Pemeriksaan-pemeriksaan seperti komplemen, autoantibodi, elektrofloresis serum, faal ginjal, faal hati, faal hati dan urinalisis akan membantu konfirmasi urtikaria vaskulitis. Pemeriksaan C1 inhibitor dan C4 komplemen sangat penting pada kasus angioedema berulang tanpa urtikaria. Cryoglubulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada urtikaria dingin.

2. Tes AlergiAdanya kecurigaan terhadap alergi dapat dilakukan konfirmasi dengan melakukan tes kulit invivo (skin prick test), pemeriksaan IgE spesifik (radio-allergosorbent test-RASTs) atau invitro yang mempunyai makna yang sama. Pada prinsipnya tes kulit dan RAST, hanya bisa memberikan informasi adanya reaksi hipersensitivitas tipe I. Untuk urtikaria akut, tes-tes alergi mungkin sangat bermanfaat, khususnya bila urtikaria muncul sebagai bagian dari reaksi anafilaksis. Untuk mengetahui adanya faktor vasoaktif seperti histamine-releasing autoantibodies, tes injeksi intradermal menggunakan serum pasien sendiri (autologous serum skin test-ASST) dapat dipakai sebagai tes penyaring yang cukup sederhana.

3. Tes ProvokasiTes provokasi akan sangat membantu diagnosa urtikaria fisik, bila tes-tes alergi memberi hasil yang meragukan atau negatif. Namun demikian, tes provokasi ini dipertimbangkan secara hati-hati untuk menjamin keamanannya. Adanya alergen kontak terhadap karet sarung tangan atau buah-buahan, dapat dilakukan tes pada lengan bawah, pada kasus urtikaria kontak. Tes provokasi oral mungkin diperlukan untuk mengetahui kemungkinan urtikaria akibat obat atau makanan tertentu.Tes eleminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu demi satu. Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel. Suntikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosa urtikaria kolinergik. Tes fisik lainnya bisa dengan es atau air hangat apabila dicurigai adanya alergi pada suhu tertentu.

H. PENATALAKSANAAN Sebenarnya pada beberapa kasus urtikaria yang sifatnya akut tidak perlu adanya pengobatan secara intensif karena urtikaria pada tahap ini gejalanya tidak berlansung lama dan bisa sembuh sendiri.Tetapi pada urtikaria kronik bisa di lakukan pengobatan dengan menggunakan anthihistamin. Obat ini merupakan pilihan utama adalah penanganan urtikaria.Menurutwww.tempo.co.id/medika/arsip/04200/kas-1htm, ada beberapa tindakan yang harus di lakukan dalam penanganan urtikaria adalah : mencari dan menghindari bahan atau keadaan yang menyebabkan urtikaria untuk menghilangkan rasa gatal dapat di oleskan sedikit tepung soda bakar yang sudah di campur dengan air atau 1/10 larutan menthol dalam alkohol

Pengobatan (Arvin, 1996)Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh sendiri yang memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin. Hidroksizin (Atarax) 0,5 ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang paling efektif untuk mengendalikan urtikaria, tetapi difenhidramin (Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga efektif. Jika perlu, dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya menghasilkan penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat. Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6 jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria kolinergik dan urtikaria kronis. Penggunaan bersama antihistamin tipe H1 dan H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria kronis. Antihistamin h2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin (Periactin) (2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk urtikaria dingin. Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan penambahan berat pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif untuk urtikaria sinar matahari. Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urtikaria kronis ; dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar sehingga obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria kronis sering tidak berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang sekali, urtikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun.

I. KOMPLIKASIUrtikaria dan angiodema dapat menyebabkan rasa gatal yang menimbulkan ketidaknyamanan. Urtikaria kronik juga menyebabkan stress psikologik sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita seperti pada penderita penyakit jantung.

J. PROGNOSISPrognosis pada urtikaria akut sangat baik, dimana pada kebanyakan kasus sembuh dalam beberapa hari. Biasanya urtikaria dapat dikendalikan dengan pengobatan simtomatis antihistamin. Jika faktor pencetus sudah diketahui, menghindari faktor tersebut merupakan terapi terbaik. Urtikaria akut menyebabkan ketidaknyamanan namun tidak menyebabkan kematian, kecuali berkaitan dengan penyakit angioedema yang menyerang saluran pernapasan atas, jika pasien sering terpapar faktor pemicu, dapat berubah menjadi urtikaria kronik (Djuanda, 2008).Derajat penyakit tergantung dari kondisi keparahan dan durasi penyakit. Sebuah penelitian menemukan bahwa urtikaria dapat menyebabkan stress psikologis, sosial dan pekerjaan layaknya pasien yang akan dioperasi jantung (Wong, 2011).

K. EPIDEMIOLOGIUrtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibanding orang muda. Umur rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, dan jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun. Beberapa referensi mengatakan urtikaria lebih sering mengenai wanita dibanding laki-laki yaitu 4:1, namun perbandingan ini bervariasi pada urtikaria yang lain.

L. PENCEGAHAN

1. Hindari PenyebabTindakan penghindaran akan berhasil bila penyebab/pencetus terjadinya alergi diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit (tes alergi). Sayangnya, penderita terkadang alergi terhadap banyak hal, dan ini tentu sungguh membutuhkan ketelatenan penderita untuk mengidentifikasinya.Penyebab alergi yang perlu Anda waspadai: Makanan. Meliputi susu sapi, telur ayam, daging ayam, ikan (terutama ikan laut), udang (ebi), kepiting dan kacang-kacangan (kacang tanah, kacang mede). Sebagai sumber protein pengganti, dianjurkan untuk mengkonsumsi susu kedelai. Susu kedelai mengandung protein yang tidak menimbulkan alergi. Kadar asam amino lisinnya tinggi sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai gizi protein pada nasi yang umumnya rendah kadar lisinnya. Secara umum susu kedelai juga mengandung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi. Obat-obatan tertentu. Biasanya dari golongan pereda nyeri (aspirin, antalgin) dan antibiotik (amoksisillin, kotrimoksazol). Cuaca. Terutama yang terlalu dingin atau panas. Urtikaria yang disebabkan oleh cuaca dingin biasanya menyerang orang dewasa muda dan dapat timbul jika udara menjadi semakin dingin. Untuk itu, bila cuaca dingin, usahakan aktivitas dilakukan di dalam ruangan. Gunakan masker/penutup hidung untuk mengurangi suhu dingin. Debu dan polusi. Bersihkan rumah dari debu secara rutin, terutama kamar tidur dan tempat tidur. Batasi pemakaian karpet di dalam rumah. Tekanan dan goresan. Urtikaria yang disebabkan oleh tekanan biasanya terjadi pada mereka yang menderitadermografismeyang berupa goresan pada kulit. Tekanan akibat goresan ini juga dapat memicu urtikaria. Stres. Hindari keadaan yang dapat membuat stres secara emosional, karena urtikaria juga dapat dipicu oleh faktor psikologis pasien. Membuat catatan. Mencatat kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa yang kita makan. Hal ini akan membantu anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria.

2. Olahraga TeraturPenyakit alergi berkaitan erat dengan daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, mudah sekali muncul gejala-gejalanya. Olahraga yang dianjurkan misalnya berjalan kaki, berenang, bersepeda, berlari dan senam.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajianpengumpulan dataa. Biodata Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggalMRS, tanggal pengkajian, diagnostic medic. Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan.b. Riwayat kesehatan Keluhan utamaMerupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan. Riwayat kesehatan sekarangMenguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll. Riwayat kesehatan masa laluMerupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien. apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran kemih sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit DM, dan jantung. Riwayat kesehata keluargaMemuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.c. Pemeriksaan fisik,meliputi :1) Keadaan umum Keadaan fisik : sedang,ringan,berat Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent2) Kulit Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit Palpasi : suhu, tekstur, kelembaban, apakah ada nyeri tekan, apakah ada massa / benjolan atau apakah ada odema.3) Kepala Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apaKah kebersihan kulit terjaga. Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan4) Wajah Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak. Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.5) Mata Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tidak ,apakah palpebra oedema atau tidak. Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan6) Hidung Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan7) Telinga Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan8) Mulut Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan Palpasi : apakah ada nyeri tekan9) Leher Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe10) ketiak Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening11) Dada dan pernapasan Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan Perkusi : apakah suara paru soror,redup,pekak,atau tympani Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada suara tambahan, misalnya : roles,ronchi.12) Jantung Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada ventrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuatan getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satumenit penuh. Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung13) Abdomen Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen datar , pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik ususnyanormal atau tidak.14) Genetalia dan anus Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan15) Ekstermitas Ekstermitas atas Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaantonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan. Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak dan tekanan.

Ekstermitas bawah Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaantonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan. Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak dan tekanan.

d. Pola kebiasaan sehari-hariMenurut GORDON ada 11pola kegiatan sehari-hari yang meliputi : kebutuhan nutrisi, kebutuhan cairan, kebutuhan eliminasi, istirahat, personal hygiene, persepsi kognitif, persepsi dan konsep diri, aktivitas dan latihan, kebutuhan seksual, mekanisme koping, kepercayan / keyakinan.adapun data dasar pengkajian pada pasien dengan urtikaria adalah :- Aktivitas atau istirahato Gejala : malaise,perubahan pola tidur- Sirkulasio Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung Tetap meningkat) kulit hangat kering, bercahaya, pucat, lembab.- Eliminasio Gejala : -- Makanan atau cairano Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksiao Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan kearah oliguri, auria.- Neurosensorio Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsango Tanda :Gelisah, ketakutan- Nyeri/ ketidaknyamanano Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).

- Pernafasano Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat (37,95 C atau lebih), tetapi kadang subnormal.- Seksualitaso Gejala :Pruritas perinealo Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.- Penyuluhan / pembelajarano Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).

B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodemaTujuan : Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra tubuhIntervensi :a. Kaji makna perubahan pada pasienRasional : Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan perbaikan optimal.b. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan. Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasanRasional : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan perawat.c. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasRasional : Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungand. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka.Rasional : meringankan beban psikologis klien.e. HE kepada keluarga pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien.Rasional : Keluarga dapat meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.Tujuan : Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.Intervensi:a. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum dan selama sakitRasional : Untuk mengetahui kebiasaan tidur klien serta gangguan yang dirasakan, dan membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.b. Beri posisi yang nyaman.Rasional : Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menstimulasi untuk tidurc. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.Rasional : Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah klien tidur.d. Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan/minuman tinggi protein sebelum tidur.Rasional : Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai efek sedativee. Menghindari minuman yang mengandung kafein,pada malam hari.Rasional : Memudahkan pasien untuk dapat tidur.

3. Anxietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.Tujuan : Pasien akan menunjukkan kecemasan berkurang/ teratasi dengan criteria: Pasien dapat menerima keadaanya Ekspresi wajah rileks Pasien tampak tenangIntervensi :a. Observasi tingkat kecemasan pasien.Rasional : mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan pemahaman pasien mengenai penyakitnya.b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanyaRasional : Mengurangi beban perasaan pasien.c. Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.Rasional : Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien.d. Beri dorongan spiritual.Rasional : Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerima keadaanya denga ikhlas.e. HE tentang penyakit yang diderita pasien.Rasional : Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.

4. Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.Tujuan : Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.Intervensi :a. Kaji dan catat keadaan dan warna kulitRasional : Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan derajat kerusakan kulit.b. Pijat kulit dengan lembut.Rasional : Memperbaiki sirkulasi darahc. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.Rasional : Menghindari kerusakan kulitd. Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloit Aveeno oatmeal.Rasional : Dapat mengurangi gatal yang timbul.

PENDIDIKAN KESEHATANSATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Tema: Pencegahan Terhadap Urtikaria BerulangSub Tema: Cara Mencegah Urtikaria BerulangSasaran: Nn. Sari dan keluarganyaTempat: Di rumah sakit XHari/Tanggal: Selasa, 24 Mei 2012Waktu: 30 MenitA. Tujuan Instruksional UmumSetelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Nn Sari dan keluarganya dapat memahami tentang cara mencegah urtikaria berulang.

B. Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Nn Sari dan keluarganya mampu : Menjelaskan apa yang dimaksud dengan urtikaria, dengan benar. Menyebutkan 3 penyebab urtikaria dengan benar. Menyebutkan tanda gejala urtikaria dengan benar. Menyebutkan 3 macam cara mencegah urtikaria berulang dengan tepat.

C. Materi1. Pengertian urtikaria2. Penyebab urtikaria3. Tanda gejala urtikaria4. Pencegahan urtikaria

D. MetodeCeramah & Tanya jawab

E. Kegiatan PenyuluhanNoKegiatanPenyuluhPesertaWaktu

1.Pembukaan Salam pembuka Menyampaikan tujuan penyuluhan Menjawab salam Menyimak,5 Menit

2.Kerja/ isi Penjelasan Pengertian urtikaria, Penyebab urtikaria, Tanda gejala urtikaria, Pencegahan urtikaria Memberi kesempatan peserta untuk bertanya Menjawab pertanyaan

Evaluasi Mendengarkan dengan penuh perhatian

Menanyakan hal-hal yang belum jelas

Memperhatikan jawaban dari penceramah Menjawab pertanyaan20 menit

3.Penutup Menyimpulkan Salam penutup Mendengarkan Menjawab salam5 Menit

F. MediaLeaflet

G. Sumber/Referensihttp://dunia-askep.blogspot.com/2011/07/askep-urtikaria.htmlH. Evaluasi

Formatif : 1. Klien dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan urtikaria, dengan benar.2. Klien dapat menyebutkan 3 penyebab urtikaria dengan benar.3. Klien dapat menyebutkan tanda gejala urtikaria dengan benar.4. Klien dapat menyebutkan 3 macam cara mencegah urtikaria berulang dengan tepat.

Sumatif : Klien dapat memahami tentang cara mencegas urtikaria berulang.

Yogyakarta, Senin 22 Mei 2012

Pembimbing, Penyuluh,

Fransisca Winandari

JURNALAutoantibodi terhadap reseptor IgE afinitas tinggi sebagai Penyebab Peleasan Histamin di Urtikaria KronisMichihiroHide,David M.Francis,GrattanClive, JohnHakimi,JaremaP.Kochan,dan MalcolmW.GreavesNEnglJMed1993;328:1599-1604June3, 1993AbstractArticleReferencesCitingArtikel(277)Surat

LATAR BELAKANGUrtikariaKebanyakandisebabkan olehmediatorvasoaktifseperti histamindilepaskan dari selmast.Meskipunsel mastdiaktifkan olehalergenmelaluisilangdarisel-permukaan-terikatIgE, mekanisme initidak munculuntuk menjelaskansebagian besar kasusurtikariakronis,yang bilaalergi,infeksi, penyebabdiinduksi obat, atau fisiktidak dapat diidentifikasi,diklasifikasikan sebagaiidiopatik.METODEKami merekrut 26 pasien dengan urtikaria idiopatik kronis, dimanainjeksiintradermalserumautologusmenyebabkanresponwheal-dan-suar. Serum dariempat pasienyangdiinduksipelepasan histamindaribasofilditandaidari donor yangsangat rendahkadar serumIgEdipelajarisehubungan denganketergantunganIgEdari rilishistamin, aktivitasfraksiIgG, dan efekmenetralkandari persiapanrekombinandarilarutekstraselulerdomaindari subunitdaritinggiafinitasreseptorIgE(sFcRI).HASILKegiatan pelepas histamin dari serum itu dihapus oleh sensitisasi pasif basofil dengan IgE myeloma, ditingkatkan setelahdisosiasidariIgEoleh pengobatandengan asamlaktat,dandiinduksi olehfraksiIgGdari serumdari semuaempat pasien.Preincubation IgG serum dan terisolasi dengan sFceRia mengakibatkan netralisasi hampir selesai.

KESIMPULANPelepas histamin IgG autoantibodi terhadap subunit dari reseptor IgE afinitas yang hadir dalam sirkulasi beberapa pasien dengan urtikaria kronis. AutoantibodydiinduksisilangreseptorIgEmungkin merupakanmekanisme pentingdalam patogenesispenyakiturtikariakronisdandimediasi olehsel mast.http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199306033282204

DAFTAR PUSTAKAhttp://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-urtikaria.htmlhttp://www.myaskep.info/asuhan-keperawatan-urtikaria/http://dunia-askep.blogspot.com/2011/07/askep-urtikaria.htmlhttp://saktyairlangga.wordpress.com/2012/04/17/urtikaria/http://anakkomik.blogspot.com/2010/10/urtikaria.html Brunner & Suddarth. Keperwatan Medikal Bedah Volume 3. 2001. Jakarta : EGC1