94507944-DEFISIT-PERAWATAN-DIRI

38
A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). Jenis–Jenis Perawatan Diri Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. 1

Transcript of 94507944-DEFISIT-PERAWATAN-DIRI

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri

( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

(Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak

mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan

Wartonah 2000 ).

Jenis–Jenis Perawatan Diri

Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan

kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk

menunjukkan aktivitas makan.

Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :

2004, 79 ).

1

B. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri

adalah sebagai berikut :

1. Kelelahan fisik

2. Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk

perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah

kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang

mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi

personal hygiene adalah:

a. Body Image

2

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli dengan kebersihan dirinya.

b. Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

g. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik

yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan

fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

3

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit

perawatan diri adalah:

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor.

b. Rambut dan kulit kotor.

c. Kuku panjang dan kotor

d. Gigi kotor disertai mulut bau

e. penampilan tidak rapi

2. Psikologis

a. Malas, tidak ada inisiatif.

b. Menarik diri, isolasi diri.

c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial

a. Interaksi kurang.

b. Kegiatan kurang .

c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok

gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

1. Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

2. Data obyektif

a. Rambut kotor, acak – acakan

4

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawatt

D. Mekanisme Koping

1. Regresi

Adalah Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri

khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini

2. Penyangkalan

Penyangkalan merupakan mekanisme koping / pertahanan untuk

mengurangi kesulitan untuk menegakkan diagnosis.

3. Isolasi diri, menarik diri

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada

atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya

mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya

sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

4. Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia

menghadapi situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat

menekan dengan cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari

persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi

masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa

tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut

secara emosional. Dengan intelektualisasi, manusia dapat sedikit

mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya,

dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah

secara obyektif.

5

E. Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat

merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

a. Bantu klien merawat diri

b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,

kamar mandi yang dekat dan tertutup.

F. Diagnosa Keperawatan

Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada

pasien defisit perawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu:

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Defisit perawatan diri.

3. Isolasi Sosial.

Fokus Intervensi

Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.

1. Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diri.

6

2. Tujuan Khusus

a. TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

1) Kriteria evaluasi

Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada

perawat:

a) Wajah cerah, tersenyum

b) Mau berkenalan

c) Ada kontak mata

d) Menerima kehadiran perawat

e) Bersedia menceritakan perasaannya

2) Intervensi

a) Berikan salam setiap berinteraksi.

b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

perawat berkenalan.

c) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi.

e) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f) Buat kontrak interaksi yang jelas.

g) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h) Penuhi kebutuhan dasar klien.

b. TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

1) Kriteria evaluasi

Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali

pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk

kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat

meningkatkan cara merawat diri.

2) Intervensi

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik.

7

a) Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri

dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan

tanda- tanda bersih.

b) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan

diri.

c) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali

pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan

kebersihan diri.

d) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan

memelihara kebersihan diri.

e) Beri reinforcement positif setelah klien mampu

mengungkapkan arti kebersihan diri.

f) Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti:

mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari

(sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir

rambut, gunting kuku jika panjang.

c. TUK III : klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan

perawat.

1) Kriteria evaluasi

Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi

pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti

pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.

2) Intervensi

a) Motivasi klien untuk mandi.

b) Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang

benar.

c) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

d) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan

rambut.

8

e) Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan

fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan

kebersihan kamar mandi.

f) Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas

kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian

ganti, handuk dan sandal.

d. TUK IV : klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara

mandiri.

1) Kriteria evaluasi

Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan

kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti

mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih

dan rapi.

2) Intervensi

Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,

ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti

baju dan pakai sandal.

e. TUK V : klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara

mandiri.

1) Kriteria evaluasi

Klien selalu tampak bersih dan rapi.

2) Intervensi

Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan

diri.

f. TUK VI : klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan

kebersihan diri.

1) Kriteria evaluasi

Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan

dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk

membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga

membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan

diri.

9

2) Intervensi

a) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya

klien menjaga kebersihan diri.

b) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah

dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan

dan kemajuan yang telah dialami di RS.

c) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi

terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.

d) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang

lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.

e) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam

menjaga kebersihan diri.

f) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam

menjaga kebersihan diri.

g) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan

misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi,

mandi, keramas, dan lain-lain.

G. Asuhan Keperawata DPD ( deficit Perawatan Diri )

1. Pengkajian

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi

akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk

melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri

tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara

mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar

(BAB)/Buang Air Kecil(BAK)} secara mandiri. Untuk mengetahui apakah

pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala

dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:

Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,

kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

10

Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-

acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien

laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.

Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan

ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan

makan tidak pada tempatnya.

Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan

BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan

baik setelah BAB/BAK

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :

Kurang Perawatan Diri : ± Kebersihan dir i

Berdandan

Makan

BAB/BAK

Latihan 1: Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan

kurang perawatan diri :

kebersihan diri

Orientasi :

³Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana kalau saat

ini kita mendiskusikan tentang kegiatan Tina sehari- hari 15 menit disini,

bagaimana Tin?´

Kerja :

Pengkajian Kebersihan diri

11

Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Apakah Tina sudah mandi hari ini?

Menurut Tina apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak

bisa merawat diri ? Menurut Tina apa manfaatnya kalau kita menjaga

kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang mer awat diri dengan

baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah

apa menurut Tina yang bisa muncul ?´

Pengkajian Berdandan untuk pasien wanita

Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan

saja Tina menyisir rambut ?

Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan

berdandan ?´

Pengkajian Ber dandan untuk pasien laki-laki

Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran

terakhir? Apa gunanyacukuran? Apa alat-alat yang diper lukan?´

Pengkajian Makan

Berapa kali makan sehar i? Apa saja persiapan makan? Di mana

tempat kita makan? Bagaimana cara makan yang baik? Apa yang

dilakukan sebelum makan ? Apa pula yang dilakukan setelah makan?´

Pengkajian kemampuan BAB/BAK

Di mana biasanya Tina berak/kencing? Bagaimana

membersihkannya?´

Terminasi :

Bagaimana per asaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang

pentingnya kebersihan dir i tadi ?

12

Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ? Setengah

jam lagi kita akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat diri sekaligus

Tina mempraktekkannya. Bagaimana Tina? Setuju?´

(Perawat menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan).

Data yang didapat berdasarkan komunikasi diatas didokumentasikan

pada kartu berobat pasien di puskesmas. Contoh pendokumentasiannya

sebagai berikut:

Data : Pasien berpenampilan kotor, tidak rapi, badan bau dan gigi tampak

kuning dan ter lihat banyak sisa makanan. Pasien mengatakan bahwa ia

sudah 3 bulan tidak mandi. Keluarga mengatakan pasien BAB dan BAK

disembarang tempat.

3. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga

ditujukan untuk keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien

dalam melakukan perawatan diri.

a. Tindakan keperawatan untuk pasien

1) Tujuan:

Pasien mampu melakukan keber sihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secar a baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara

dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi:

13

Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

Menjelaskan cara- cara melakukan kebersihan diri

Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

Latihan 2. Percakapan saat melatih pasien tentang cara-cara perawatan

kebersihan diri

Orientasi :

Selamat pagi Tina? Apakah masih ingat apa tanda-tandanya bersih ?

Selama setengah jam ini kita akan membicarakan bagaimana cara mandi,

gosok gigi, keramas, berpakaian dan gunting kuku yang benar. Selanjutnya

« akan mencoba cara-cara yang telah kita diskusikan ini. Siap ?

Kerja :

Menurut Tina kalau mandi itu kita harus bagaimana ? sebelum mandi apa

yang perlu kitapersiapkan ? Benar sekali..Tina perlu menyiapkan pakaian

ganti, handuk, sikat gigi, shampo dansabun serta sisir. Bagaimana kalau

sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Tina

melakukannya. Sekarang Tina siram seluruh tubuh Tina termasuk rambut

lalu ambil shampoogosokkan pada kepala Tina sampai berbusa lalu bilas

sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh

tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat

gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok

seluruh gigi Tina. mulai dari depan sampai belakang.. Bagus, lalu kumur-

kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Tina. sampai bersih

lalu keringkan dengan handuk. Tina bagus sekali melakukannya.

Selanjutnya Tina pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik.´

Terminasi :

14

Bagaimana per asaan Tina setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba

Tina sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Tina.

lakukan tadi ?´

Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan, jam berapa saja? Nah,

dikerjakan ya Tina! Dua hari lagi kita ketemu lagi untuk latihan berdandan.

Oke?´

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk

pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita. Untuk pasien

laki- laki latihan meliputi :

Berpakaian

Menyisir rambut

Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

Berpakaian

Menyisir rambut

Berhias

Latihan 3. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan

Orientasi

Selamat pagi Pak Tono?

Bagaimana per asaan Bpk har i ini? Bagaimana mandinya?´

Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana

kalau di ruang tamu ?

lebih kurang setengah jam´.

15

Kerja

Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ?´

Apakah bapak menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?´

Bagaimana cara bapak memakai baju ? Berapa kali ganti baju dalam sehari

?´Apakah bapak suka bercukur ?Berapa har i sekali bercukur ?´

Untuk menyisir rambut sebaiknya tiap selesai mandi bapak bersisir.

Pakailah sisir´ yang bersih dan tidak tajam. Coba bapak praktekkan« ya,

bagus!´

Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan !

Ya, Bagus !´

(catatan: janggut dir apihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

³Untuk ber pakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti

pakaian yang sehat 2x/har i. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus

seperti itu´.

Terminasi

Bagaimana per asaan bapak setelah berdandan´.

Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi´..

Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju

seperti tadi ya! Masukkan ke jadwal ya?´

Minggu depan kita latihan makan yang baik. Kita akan makan bersama.

Saya akan datang jam 12 siang´.

Latihan 4. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

Orientasi

Selamat pagi, bagaimana perasaaan Tina hari ini ?Bagaimana mandinya?´

16

Sesuai janji kita hari ini kita akan latihan berdandan supaya ibu tampak rapi

dan cantik. Di mana alat-alat dandannya?´

Kerja

Bagaimana cara Ibu ber dandan ? Apakah menyisir rambut ? Bagaimana

cara ibu menyisir ?

Bagus sekali!´

Apa kebiasaan ibu dalam ber dandan/berpakaian ?´

Apakah ibu biasa memakai bedak ?´

Nah sekar ang kita praktek ya mulai dengan ganti pakaian. Ya bagus.

Sekarang menyisir rambut.. ya.. Bagus sekali.., lanjutkan dengan merias

muka. Ya bagus. Ibu tampak cantik.

Saya jelaskan bahwa ganti baju sebaiknya 2x/har i kemudian menyisir

rambut setelah mandi. Berbedak dilakukan setelah mandi.´

Terminasi:

³Bagaimana per asaan Ibu setelah belajar berdandan. ³

³Untuk ber dandan caranya bagaimana ?´

³Hari- hari ber ikutnya saya berhar ap Ibu berdandan dengan baik. Mari

masukkan dalam jadwalnya ya!´

³Minggu depan kita bertemu lagi untuk belajar cara makan yang baik.´

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan

sebagai berikut:

Menjelaskan cara mempersiapkan makan

Menjelaskan cara makan yang tertib

17

Menjelaskan cara merapihkan per alatan makan setelah makan

Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

Orientasi

Selamat pagi Tina? Bagaimana perasaannya har i ini ?´

Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari ?´

Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan

selama satu jam langsung di ruang makan ya..!´

Kerja

Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Dimana Tina

makan ?´

Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita

praktekkan ! Bagus !

Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa

dulu. Silakan Tina yang pimpin !. Bagus..

Mari kita makan. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu

dengan pelan-pelan. Ya, mar i kita makan´..

Setelah makan kita bereskan pir ing, gelas yang kotor. Ya betul dan kita

akhiri dengan cuci

tangan. Ya bagus´!

Terminasi

Bagaimana per asaan Tina setelah kita makan bersama-sama´.

Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan ?´

18

Hari- hari ber ikutnya saya berhar ap Ibu Asih melakukan cara tadi dengan

baik. Dua hari lagi saya datang lagi untuk melihat hasil kegiatan Tina.

Sampai jumpa!´

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri

sesuai tahapan berikut:

Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Latihan 6. Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara

mandiri

Orientasi

Selamat pagi Tono ? Bagaimana per asaan Tono hari ini ?´

Sesuai dengan janji kita, selama setengah jam ini kita akan membicarakan

tentang cara berak dan kencing yang baik?´

Kerja

Dimana biasanya Tono berak dan kencing?´ ³Benar Tono, berak atau

kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang

tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya.

Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya«..´

Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?´

Sudah bagus ya Tono Yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono

member sihkan anus atau kemaluan dengan air yang ber sih dan pastikan

tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono´.

19

4. Tindakan keperawatan pada keluarga

Tujuan

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kurang perawatan diri.

a. Tindakan keperawatan

Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara

perawatan diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan

kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan

mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dir inya

meningkat.

Serangkaian intervensi ini dapat Saudara lakukan:

1) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga per awatan diri pasien.

2) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual

yang telah disepakati).

3) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan

pasien dalam merawat dir i.

20

H. Evaluasi

1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGADENGAN MASALAH KURANG PERAWATAN DIRI

Nama pasien : .................

Nama ruangan : ...................

Nama perawat : ...................

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.

2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian

No KemampuanTgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien

1 Menyebutkan pentingnya kebersihan diri

2 Menyebutkan cara membersihkan diri

3 Mempraktekkan cara membersihkan diri dan memasukkan dalam jadual

4 Menyebutkan cara makan yang baik

5 Mempraktekkan cara makan yang baik dan memasukkan dalam jadual

6 Menyebutkan cara BAB/BAK yang baik

7 Mempraktekkan cara BAB/BAK yang baik dan memasukkan dalam jadual

8 Menyebutkan cara berdandan

9 Mempraktekkan cara berdandan dan memasukkan dalam jadual

21

B Keluarga

1 Menyebutkan pengertian perawatan diri dan proses terjadinya masalah kurang perawatan diri

2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri

3 Mempraktekkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri

4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning)

22

2. Kemampuan perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama pasien : .................

Nama ruangan : ...................

Nama perawat : ...................

Petunjuk pengisian:

Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).

Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.

No Kemampuan

Tgl

Tgl

Tgl

Tgl

Tgl

Tgl

Tgl

A Pasien

SP I p

1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3 Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP I p

SP Iip

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Menjelaskan cara makan yang baik

3 Membantu pasien mempraktekkan cara makan

23

yang baik

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP IIp

SP III p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3 Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadual

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP III p

SP IV p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Menjelaskan cara berdandan

3 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Nilai SP IV p

B Keluarga

SP I k

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

Nilai SP I k

SP II k

24

1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri

Nilai SP II k

SP III k

1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Nilai SP IIIk

Total nilai: SPp + SP k

Rata-rata

I. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Panduan pengkajian pada pasien yang mengalami masalah kurang perawatan diri.

VI. Status Mental

1. Penampilan Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan …………………………………………………………………………..

Masalah Keperawatan:…………………………………………………………….

VII. Kebutuhan Sehari-hari

1. Makan Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK25

Bantuan minimal Bantuan total

3. BAB/BAK Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan …..………………………………………………………………….

Masalah Keperawatan:…………………………………………………………….

26

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah

Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.

Jakarta : Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan

Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

27