94206776 CR Multipel Fraktur
-
Upload
r-chandrajaya-listiandoko -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
description
Transcript of 94206776 CR Multipel Fraktur
FRAKTUR BATANG FEMUR (DEWASA)
Mekanisme Trauma
Daerah tulang-tulang ini sering mengalami patah. Biasanya karena trauma
langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar atau jatuh dari
ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dewasa. Patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan
penderita jatuh dalam shock.
Klasifikasi fraktur batang femur
Salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang
berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi:
Tertutup
Terbuka
Fraktur femur terbuka
2
3
4 5
7 6
Ketentuan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar.
Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga derajat.
Derajat I: Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya
diakibatkan tusukan fragment tulang dari dalam menembus keluar.
Derajat II: Lukanya lebih besar (>1 cm) luka ini disebabkan karena benturan
berada dari luar.
Derajat III: Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak
yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)
Pada umumnya bentuk penanggulangan fraktur terbuka, dilakukan tindakan
debridement, sebaik-baiknya kemudian penanggulangan untuk tulangnya sendiri,
dilakukan tindakan yang sama seperti pada penanggulangan fraktur tertutup.
Pemeriksaan Klinik
Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda
functiolaesa (tungkai bawah tidak dapat diangkat). Nyeri tekan, nyeri gerak.
Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi anterior, rotasi
(exo/endo). Tungkai bawah, ditemukan adanya pemendekan tungkai. Pada fraktur
1/3 tengah femur, pada pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya
dislokasi sendi panggul dan robeknya ligament dari daerah lutut. Kecuali itu juga
diperiksa keadaan saraf sciatica dan arteri dorsalis pedis.
Radiologi
Cukup dengan 2 proyeksi AP dan LAT. Dalam pembuatan foto harus mencakup 2
sendi, panggul dan lutut.
Penanggulangan
Pada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan skin traksi dengan metode
Buck extension. Atau dilakukan dulu pemakaian Thomas splint. Tungkai ditraksi
dalam keadaan extensi. Tujuan skin traksi untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah kerusakan yang lebih lanjut jaringan lunak sekitar daerah yang patah.
Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan non operatif atau operatif.
Non Operatif
Dilakukan skeletal traksi, yang sering digunakan adalah metode Perkin dan
metodebalance skeletal traction.
Metode Perkin
Digunakan apabila fasilitas peralatan terbatas. Alat yang diperlukan:
- Steinman pin
- Tali
- Beban Katrol
Penderita tidur terlentang, 1-2 jari di baeah tubeositas tibia, dibor dengan
Steinman pin, dipasang staple, ditarik dengan tali. Paha ditopang dengan 3-4
bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk
callus yang kukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat dilatih untuk
gerakan ekstensi dan fleksi.
Metode balance skeletal traction
Diperlukan alat-alat yang lebih banyak:
- Thomas splint
- Pearson attachment
- Steinman pin
- Tali
- Katrol
- Beban
- Frame
- Stapler
Penderita tidur terlentang 1-2 jari di bawah tuberositas tibia, dibor dengan
Steinman pin, dipasang stapler pada steinman pin, dipasang stapler pada
steinman pin. Paha ditopang dengan Thomas splint, sedang tungkai bawah
ditopang oleh Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu
atau lebih sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu
otot-otot paha dapat dilatih secara aktif. Kadang-kadang untuk
mempersingkat waktu rawat, setelah ditraksi 8 minggu, kemudian dipasang
gips hemispica atau cast bracing
Operatif
Pada fraktur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang intramedullary nail. Terdapat
bermacam-macam intramedullary nail untuk femur, diantaranya:
- Kuntscher nail
- Sneider nail
- Ao nail’
Di antara ketiga nail tersebut yang paling terkenal adalah Kuntscher nail.
Pemasangan intramedullary nail dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.
Cara terbuka yaitu dengan menyayat kulit-fascia sampai ke tulang yang patah. Pen
dipasang secara retrograde. Cara tertutup yaitu tanpa menyayat di daerah yang
patah. Pen dimasukkan melalui ujung trochantermayor dengan bantuan image
intersifier (Carm). Tulang dapat direposisi dan pen dapat masuk dalam fragment
bagian distal. Keuntungannya adalah tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan
perdarahan terbatas.
Indikasi operatif:
1. Penaggulangan no operatif gagal
2. Multiple fraktur
3. Robeknya arteri femoralis
4. Patologic fraktur
5. Orang-orang tua
Komplikasi Dini:
Yang segera terjadi dapat berupa shock dan fat emboli. Fat emboli ini jarang
terjadi.
Komplikasi lambat:
- Delayed union
- Non union
- Mal union
- Kekakuan sendi lutut
- Infeksi
Pada non union dapat diatasi dengan tandur alih tulang spongiosa
(autogenesus cancellous bone graft). Kekakuan sendi di mana sendi lutut
terbatas gerakan (ROM – O – 60 atau <) dapat ditolong melakukan operasi
pembebasan perlengkapan otot-otot quadricep dan patella
FRAKTUR BATANG FEMUR (ANAK-ANAK)
Pada anak sering juga mengalami fraktur femur. Penyebab terbanyak ialah jatuh
waktu bermain di sekolah atau di rumah, diagnosa mudah ditegakkan.
Penanggulangan:
Umumnya dengan terapi non operatif akan menyambung baik. Perpendekan
kurang 2 cm masih dapat diterima karena di kemudian hari pemendekan ini akan
sama panjangnya dengan tungkai normal.
Hal ini dimungkinkan karena anak-anak daya remodellingnya masih tinggi.
Penanggulangan non operatif dengan traksi kulit anak berumur di bawah 3 tahun.
Traksi kulit- Bryant traksi:
Anak tidur terlentang di tempat tidur, kedua tungkai dipasang traksi kulit,
kemudian kedua tungkainya ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi
beban 1-2 kg, sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.
Komplikasi pemakaian Bryant traksi:
Terjadinya ischemic paralysis. Hal ini disebabkan karena terganggunya aliran
darah pada tungkai yang ditinggikan. Anak umur 3 tahun-13 tahun dilakukan
pemasangan Rusell traksi, untuk traksi ini diperlukan:
- Frame
- Katrol
- Tali
- Plester
Anak tidur terlentang dipasang plester dari batas lutut. Dipasang sling di daerah
poplitea, sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan
beban penarik. Untuk mempersingkat waktu rawat, setelah 4 minggu ditraksi,
callus sudah terbentuk tetapi belum kuat benar. Traksi dilepas kemudian dipasang
gip hemispica.
D I S K U S I
Pada kasus ini diperoleh keterangan dari anamnesa, bahwa pasien mempunyai
riwayat trauma akibat kecelakaan antara motor dan mobil pada tanggal 8
September 2011 yang disertai dengan kedua tungkai tidak dapat digerakkan dan
nyeri. Pada riwayat luka terdapat luka lecet pada paha kiri dan juga didapat
adanya patah tulang tertutup paha kanan dan paha kiri. Dan pada wajah terdapat
luka robek pada dahi. Pada status lokalis didapatkan ------. Dan ditunjang dengan
pemeriksaan radiologis didapatkan adanya fraktur pada kedua tungkai, maka kami
berkesimpulan untuk menegakkan diagnosa multiple fracture.
Penatalaksan pada fraktur tertutup, untuk sementara dilakukan reposisi
tertutup dengan anestesi yang tepat dan relaksasi otot, fraktur dapat direduksi
dengan manuver tiga tahap:
1. Bagian distal tungkai ditarik kegaris tulang
2. sementara fragmen – fragmen terlepas, fragmen itu direposisi ( dengan
membalikkan arah kekuatan asal kalau ini dapat diperkirakan
3. Penjajaran disesuaikan ketiap bidang
Pada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan skin traksi dengan tujuan
untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak
sekitar daerah yang patah. Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilh pengobatan
non operatif atau operatif :
a. Non operatif
Dilakukan skeletal traksi, yang sering digunakan ialah methode Perkin dan
methode balance skeletal traction
1. Methode Perkin
☻ Digunakan apabila fasilitas peralatan terbatas, alat yang diperlukan
- Steinman pin
- Tali
- Beban katrol
☻ Penderita tidur terlentang, 1-2 jari dibawah tuberositas tibia dibor
dengan Steinman pin, dipasang staple, ditari dengan tali. Paha ditopang
dengan 3-4 bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih
sampai terbentuk callus yang cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah
dapat dilatih untuk gerakan ekstensi dan fleksi.
2. Methode balance skeletal traction
● Diperlukan alat – alat yang lebih banyak :
- Thomas split
- Pearson attachment
- Steinman pin
- Tali
- Katrol
- Beban
- Frame
- Stapler
● Penderita tidur terlentang 1-2 jari dibawah tuberositas tibia dibor
dengan Steinman pin. Paha ditopang dengan Thomas split, sedang
tungkai bawah ditopang oleh pearson attachment. Tarikan
dipertahankan sampai 12 mingguatau lebih sampai terbentuk callus
yang cukup
b. Operatif
Pada fraktur femur 1/3 distal sangat baik untuk dipasang intramedullary nail.
Terdapat bermacam – macam intramedullary nail untuk femur, diantarnya :
- Kuntscher nail
- Sneider nail
- Ao nail
Di antara ketiga nail tersebut yang paling terkenal adalah Kuntcher nail.
Pemasangan intramedullary nail dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup:
- Cara terbuka yaitu dengan menyayat kulit fascia sampai ketulang yang
patah dan pen dipasang secara retrograde
- Cara tertutup yaitu tanpa menyayat didaerah yang patah, pen dimasukkan
melalui ujung trochanter mayor dengan bantuan image intersifier
Terapi operasi dengan membuka frakturnya dengan mengunakan metode ORIF.
Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosisi tinggi, misal :
- Fraktur talus
- Fraktur collum femur
b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup, misalnya:
- Fraktur avulsi
- Fraktur dislokasi
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan, misalnya ;
- Fraktur Monteggia
- Fraktur Galeazzi
- Fraktur antebrachii
- Fraktur peregelangan kaki
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi, misalnya fraktur femur.
Pada pasien ini belum sempat dilakukan operasi ORIF karena masih
menggunakan obat TB dan ditakutkan akan mendapat komplikasi yaitu:
1. Komplikasi segera
a. Lokal
1. Kulit : abrasi, laserasi,penetrasi
2. Pembuluh darah robek
3. Sistem syaraf
4. Otot
5. Organ dalam
b. Umum
1. Ruda paksa multiple
2. Syok : hemoragik, neurogenik
2. Komplikasi dini
a. Lokal
- nekrosis kulit, gangren, sindrom kompartemen, trombosis vena,
infeksi, osteomielitis
b. Umum
- Emboli paru, tetanus
3. Komplikasi lama
- Kekakuan sendi
- Disuse atrofi otot
- Malunion
- Nonunion
- Gangguan pertumbuhan
- Osteoporosis post trauma
DAFTAR PUSTAKA
1. R. Sjamsoehidayat & Win de Jong : Buku Ajar Ilmu Bedah.
2. A. Graham Apley dan Louis Solomon :Buku ajar Orthopedi dan Fraktur
3. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI