93934524-fraktur
-
Upload
vinnyrevinaadriani -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
Transcript of 93934524-fraktur
CLOSED FRACTURE TIBIA DAN FIBULA DEXTRA DISTAL
BED SIDE TEACHINGSTASE BEDAH
Aditya Panji Prakosa 20060310051Preceptor : dr. Arifudin Sp.OT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr OSUmur : 13 tahunAgama : IslamAlamat : Bausasran, Danurejan,
YogyakartaPekerjaan : PelajarNo. RM : 340492
ANAMNESIS
Keluhan Utama:Os. Datang dengan keluhan kaki kanan terasa nyeri saat
digerakanKeluhan Tambahan:
Tampak oedem pada kaki kananRiwayat Penyakit Sekarang:
Os. Datang ke IGD karena keluhan pada kaki kanannya setelah terpeleset dari tangga sekitar 2 jam yll. Pasien tidak mengeluhkan pingsan, sakit kepala, amnesia, maupun mual, dan muntah. Keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri di bagian distal kaki sebelah kanan yang sangat menggangu
Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien tidak menderita asma, hipertensi, DM, penyakit
jantung dan alergi terhadap obat2an tertentu
PEMERIKSAAN FISIK
Survei Primer Airway – tidak ada gangguan jalan nafas Breathing – frekuensi pernafasan 20x/menit Circulation - tekanan darah 140/80 mmHg Disability – GCS E4V5M6 Exposure – 37,7 º C
Status Lokalis : (regio cruris dextra) Look : deformitas (+): terdapat penonjolan abnormal
dan angulasi (+), oedem (+), hematoma (+) Feel : Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu
rabaan hangat, NVD (neurovaskuler disturbance) (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala-leher : c/a :-/- s/i : -/- Bibir kering (-) JVP tdk meningkat
Thorak : COR dan pulmo dbn
Abdomen : Abdomen dbn
Ekstremitas Ekstremitas atas ka-ki dbn Ekstrimitas bawah :
ka : di atas tungkai tampak memar dan sakit jika digerakan ki : dbn
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Al : 17,3 Hb : 15,4 APTT : 27,4 PTT : 14 Golongan darah =A= HbsAg : negatif (-) GDS : 99
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis
Ankle joint AP/Lateral Cruris :-tampak fraktur tibia-fibula distal dextra dengan angulasi
DIAGNOSIS
Fraktur epifisiolisis tibia-fibula dextra distal kominutif
PENATALAKSANAAN
Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) tibia-fibula distal
Inj.Ceftriaxone 2 x 1 gram
Inj.Ketorolac 3 x 30 mg
PROGNOSIS
Tingkat kesembuhan pada kasus ini baik jika tidak timbul komplikasi selain itu pada usia ini pertumbuhan tulang masih baik
ANATOMI TIBIA-FIBULA
Os tibia merupakan os longum yang terletak di sisi medial region cruris. Ini merupakan tulang terpanjang kedua setelah os femur. Tulang ini terbentang ke proksimal untuk membentuk articulation genu dan ke distal terlihat semakin mengecil.
Os fibula atau calf bone terletak sebelah lateral dan lebih kecil dari tibia. Extremitas proximalis fibula terletak agak posterior dari caput tibia, dibawah articulation genus dan tulang ini tidak ikut membentuk articulation genus.
FRAKTUR TIBIA-FIBULA DISTAL
Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung
Fraktur kruris (L:crus = tungkai) merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. Maka fraktur kruris tertutup adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi maupun tulang rawan epifisis yang terjadi pada tibia dan fibula yang tidak berhubungan dengan dunia luar
EPIDEMIOLOGI
Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dengan fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak tipis terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada langsung dibawah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
ETIOLOGI
Trauma Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
Kelelahan atau tekanan Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau
metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
Patologis Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget).
TERAPI
Non-Operatif : Reduksi Imobilisasi Pemeriksaan rutin dalam masa penyambuhan
Operatif : Indikasi absolut :
Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.
Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di tungkai.
Fraktur dengan sindroma kompartemen. Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien,
juga mengurangi nyeri. Indikasi relatif :
Pemendekan Fraktur tibia dengan fibula intak Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama
KOMPLIKASI
1) Infeksi Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal
fiksasi yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril.
2) Delayed union Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang
tetapi terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen.
3) Non union Non union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah 5 bulan
mungkin disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan pada tempat fraktur.
4) Avaskuler nekrosis Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi
suplay darah.
CONTINUE…..
5). Kompartemen Sindrom kompartemen sindrom merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penekanan terhadap syaraf, pembuluh darah dan otot didalam kompatement osteofasial yang tertutup. Hal ini mengawali terjadinya peningkatan tekanan interstisial, kurangnya oksigen dari penekanan pembuluh darah, dan diikuti dengan kematian jaringan.
6) Mal union Terjadi pnyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak
benar seperti adanya angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan.
7) Trauma saraf terutama pada nervus peroneal komunis.
8) Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki. Gangguan ini biasanya disebakan karena adanya adhesi pada otot-
otot tungkai bawah.