Fraktur Clavicula

22
PENDAHULUAN Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ- organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan. DEFENISI Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C (1999) Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang dating lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004) Fraktur humerus adalah fraktur pada

Transcript of Fraktur Clavicula

Page 1: Fraktur Clavicula

PENDAHULUAN

Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh

tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun

aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan

sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi

organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah

merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium,

fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu

tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada

pergerakan. Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya

disebabkan oleh tekanan.

DEFENISI

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh

rudapaksa (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C (1999) Fraktur adalah

rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang dating lebih besar dari yang

dapat diserap oleh tulang.

Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus

(Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004) Fraktur humerus adalah

fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak

langsung.

Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur apabila terjadi

cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses

patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma

(fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula

bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang

berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.

Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus,

terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula,

dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada

Page 2: Fraktur Clavicula

epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir

bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.

INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI

Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40 kasus

dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada

midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara

fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%.

Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut

American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1 kasus dari

1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus

obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup.

ETIOLOGI

Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan

apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang dapat juga

disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula

yaitu :

Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis

selama proses melahirkan. Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak

sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang

menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran

presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan

langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau

fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan

pelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).

Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari

ketinggian dan yang lainnya.

Page 3: Fraktur Clavicula

Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada

pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.

Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,

keganasan clan lain-lain.

ANATOMI

Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum di sebelah medial dan di lateral

tulang ini berhubungan dengan os scapula pada acromion yang dapat diraba sebagai tonjolan di

bahu bagian lateral. Tulang ini termasuk jenis tulang pipa yang pendek, walaupun bagian lateral

tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan bagian medial yang

melengkung ke depan, dan bagian lateral agak melengkung ke belakang. Permukaan atasnya

relatif lebih halus dibanding dengan permukaan inferior. Ujung medial atau ujung sternal

mempunyai facies articularis sternalis yang berhubungan dengan discus articularis sendi atau

articulatio sternoclavicularis

Para tulang selangka, juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada, antara tulang dada

(sternum) dan tulang belikat (tulang belikat). Mudah untuk merasa klavikula, karena tidak seperti

tulang lain yang dibungkus dengan otot, hanya kulit yang mencakup sebagian besar tulang.

Fraktur klavikula sangat umum. Patah tulang terjadi pada bayi (biasanya selama kelahiran),

anak-anak dan remaja (karena tidak klavikula sepenuhnya mengeras, atau mengembangkan,

sampai akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh), atau selama banyak jenis

kecelakaan dan jatuh.

Page 4: Fraktur Clavicula

FUNGSI

Klavikula melayani beberapa fungsi:

Ini berfungsi sebagai dukungan dari yang kaku skapula dan bebas ekstremitas

ditangguhkan. Menyimpan pengaturan ini ekstremitas atas (lengan) dari toraks sehingga

lengan memiliki jangkauan maksimum gerak.

Meliputi cervicoaxillary kanal (lorong antara leher dan lengan), melalui mana beberapa

struktur penting lulus.

Mengirim dampak fisik dari ekstremitas atas ke kerangka aksial.

Meskipun diklasifikasikan sebagai tulang panjang, klavikula tidak memiliki meduler (sumsum

tulang) rongga seperti tulang panjang lainnya. Ini terdiri dari spons (cancellous) tulang dengan

shell tulang kompak. Ini adalah tulang dermal awalnya berasal dari unsur-unsur yang melekat

pada tengkorak. Klavikula adalah tulang pertama untuk memulai proses pengerasan (meletakkan

mineral ke dalam matriks preformed) selama perkembangan embrio, selama 5 dan 6 minggu

kehamilan. Namun, hal itu merupakan salah satu tulang terakhir untuk menyelesaikan hal

mengeras, pada sekitar 21-25 tahun. Membentuk oleh intramembranous pengerasan. Ini terdiri

dari massa tulang cancellous dikelilingi oleh tulang kompak shell. Bentuk tulang yang cancellous

melalui dua hal mengeras pusat, satu medial dan satu lateral, yang sekering nanti. Bentuk yang

ringkas sebagai lapisan fasia menutupi tulang merangsang pengerasan jaringan yang berdekatan.

Tulang kompak yang dihasilkan dikenal sebagai periosteal kerah. Klavikula bervariasi lebih

dalam bentuk daripada kebanyakan tulang panjang lainnya. Kadang-kadang, klavikula ini

ditembus oleh cabang supraklavikularis saraf. Klavikula lebih tebal dan lebih melengkung pada

Page 5: Fraktur Clavicula

pekerja manual, dan situs lampiran otot lebih ditandai. Klavikula kanan biasanya lebih kuat dan

lebih pendek dari klavikula kiri.

KLASIFIKASI

Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan

dunia luar, yaitu:

1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak

menonjol melalui kulit.

2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan

dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula tersebut.

Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape

clavikula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal

clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :

Tipe I : Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)

- Fraktur pada bagian tengah clavicula

- Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling banyak ditemui

- Terjadi medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3 lateral)

- Mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung (dari lateral bahu)

Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula

- Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat dibagi:

o type 1: undisplaced jika ligament intak

o type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.

o type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.

Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi dari

semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.

Page 6: Fraktur Clavicula

Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami fraktur setelah

midclavicula.

Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :

1. Tipe I  :  merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak

mengalami kerusakan.

2. Tipe II: merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.

3. Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan melibatkan

permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.

Page 7: Fraktur Clavicula

PATOFISIOLOGI

Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan

embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang

skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga membentuk hubungan antara

anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke

belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut

sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung dengan

acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula

pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak

dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak

dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi

akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan

bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.

Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau

penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut dimana

arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, kecelakaan olahraga, ataupun kecelakaan

kendaraan bermotor.

Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-ligament

seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga merupakan

transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada

daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.

Page 8: Fraktur Clavicula

DIAGNOSIS

1. Gejala Klinis

Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan dan lokasi

adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh nyeri setelah

terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau bahu. Fraktur pada bagian

tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan

ataupun lebih ke posterior.

Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan radiologi. Secara

praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya apakah ada riwayat trauma, dan

pemeriksaan fisik bias kita dapatkan pembengkakan daerah clavicula atau aberasi, diagnosanya

akan lebih mudah apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan

pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami multiple traumatik, dilaporkan

sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks

diakibatkan masuknya udara pada ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi

fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru

merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.

2. Pemeriksaan Radiologi :

a. Plain Photo

Mid clavicula

Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior (AP) yang

dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa

menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique dengan arah dan

penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic terbukti cukup baik karena bisa

meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu pembacaan.

Page 9: Fraktur Clavicula

Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan deformitas

multiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT

scan, khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan.

Medial clavicula dan SC joint

Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior (PA), lateral dan oblique.

Fraktur medial clavicula dan cedera pada SC joint biasanya sulit dinilai dengan pencitraan yang

biasa karena adanya overlap clavicula dengan sternum dan costa pertama. Sebagai catatan

penting, ossifikasi sekunder pada bagian proksimal clavicula tidak akan nampak pada usia

sebelum 12 tahun dan mungkin sampai umur 25 tahun. Sehingga pada gambaran radiograph

biasa akan sulit membedakan antara suatu fraktur dengan dislokasi pads SC joint.

Lateral clavicula dan AC joint

Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera kadang-kadang cukup sulit,

namun beberapa pemeriksaan membandingkan penampakan pada daerah cedera tersebut.

Proyeksi  AP pada AC joint digunakan 15° inclinasi cephalic, sepanjang tulang scapula. Normal

alignment pada sendi dengan proyeksi AP apabila ukuran celah sendi kurang dari 5 mm dan

facies bagian bawah akromion dan distal clavicula tidak terputus-putus.

Page 10: Fraktur Clavicula

b. CT Scan

Medial clavicula dan SC joint

CT scan memegang peranan yang penting dalam mendiagnosa fraktur clavikula bagian

medial dan cedera pada SC joint. CT scan seharusnya digunakan dengan mencakup SC joint dan

secara otomatis setengah dari kedua clavicula untuk membandingkan satu sisi dengan sisi yang

lain.

Jika didapatkan ada kelainan pada vascular, bisa kita nilai dengan menggunakan

intravenous contras.

Lateral clavicula dan AC joint

CT scan merupakan salah satu alat pencitraan di bidang radiologi yang cukup sensitif

dalam menegakkan diagnosa. CT scan kadang-kadang digunakan untuk mendiagnosa fraktur

intra-artikular atau stress fraktur pada AC joint. Meskipun demikian CT scan terbatas untuk

menilai sekitar jaringan lunak termasuk kapsula, ligament dan sendi sinovial.

DIAGNOSIS BANDING

Fraktur clavicula didiagnosis banding dengan beberapa kelainan yaitu fraktur kosta,

fraktur sternum, dislokasi sendi bahu, dan rotator cuff injury.

1. Fraktur kosta

Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul pada dinding dada, tergantung

lokasi yang mengalami trauma bisa menyebabkan fraktur 1 tulang costa atau lebih. Pada pasien

dengan fraktur kosta bisa menyebabkan terjadinya pneumotoraks, hematotoraks karena

perdarahan atau cedera pada fleksus brakhialis untuk fraktur kosta I – III. Untuk fraktur kosta I –

III gejala dan tanda bisa mirip dengan fraktur clavicula, harus bisa dibedakan dengan seksama

pada pemeriksaan radiologi .

Page 11: Fraktur Clavicula

2. Fraktur sternum

Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya disertai dengan trauma pada

jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis fraktur sternum biasanya dipakai plain photo

proyeksi lateral seperti pada gambar dibawah ini.

3. Dislokasi sendi bahu

Dislokasi sendi pada bahu ada 4 jenis yaitu anterior dislocation, posterior dislocation,

multidirectional instability dan inferior dislocation. Paling sering adalah anterior dislocation

sekitar 85% dari semua dislokasi sendi bahu. Pasien dengan dislokasi sendi bahu juga bisa

mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah menggerakkan lengan.

4. Rotator cuff injury pada bahu

Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan utama nyeri pada persendian

bahu disertai dengan kekakuan, terbatasnya pergerakan sendi bahu dan krepitasi. Pemeriksaan

yang paling akurat pada kelainan ini adalah MRI.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah atau

operative treatment dan tindakan non bedah atau nonoperative treatment.

Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang

supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel

sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses penyembuhan tulang yang

mengalami fraktur lebih cepat.

Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi,

yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena salah-

sambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi maupun keuatannya.

Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu meskipun lama-kelamaan akan

hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih

Page 12: Fraktur Clavicula

tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan

latihan gerak bahu setelah beberapa hari

Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup

lama.Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan saling selama 6 minggu. Selama

masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan. Setelah sembuh, tulang yang

mengalami fraktur biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan

pembidaian untuk membatasi pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk mempercepat

penyembuhan. Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (immobilisasi).

Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

2. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang

patah Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau

strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang,

dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus

diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus

brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau.

3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota, gerak pada

tempatnya.

4. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan (plate) atau

batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut open reduction with

internal fixation (ORIF).

5. Fiksasi eksternal: Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan

menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik.

Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :

1. Fraktur terbuka.

2. Terdapat cedera neurovaskuler.

3. Fraktur comminuted.

4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.

5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).

Page 13: Fraktur Clavicula

6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

Page 14: Fraktur Clavicula

KOMPLIKASI

Komplikasi pada fraktur clavicula dapat berupa :

Malunion.

Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi

yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Komplikasi seperti ini dapat dicegah

dengan melakukan analisis yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan

reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.

Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita tidak puas. Gejala sebelum

operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejala-gejala neurologik, dan munculnya perasaan yang

cemas (bahu yang semakin memburuk dengan gejala-gejala lainnya)

Nonunion

Lebih umum terjadi pada fraktur yang ditangani dengan cara operasi, khususnya pada

studi sebelumnya. Secara keseluruhan, angka non union yang lebih kurang dari 1 % hingga yang

lebih besar dari 10%, telah dilaporkan.

Paling banyak pada fraktur 1/3 distal tetapi hasilnya secara fungsional memperlihatkan

kepuasan.

Penanganan operasi termasuk stabilisasi dan graft tambahan pada tulang memberikan

hasil yang memuaskan serta fiksasi dengan plate dan peralatan intermedullary.

Fraktur 1/3 tengah dengan lebih dari 2 cm dan fraktur 1/3 lateral menjadi faktor resiko lebih

tinggi nonunion.

Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis dan pseudoaneurisma

pada arteri axillaris dan vena subclavian kemudian bisa menyebabkan timbulnya cerebral

emboli. Kerusakan nervus supraclavicular menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.

Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur sebelumnya.

Page 15: Fraktur Clavicula

Pneumothoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang

mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh karena robeknya lapisan pleura sehingga

masuk udara pada ruang potensial antara pleura viseral dan parietal.

PROGNOSIS

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat ringannya

trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita. Pada anak prognosis

sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang dewasa prognosis

tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir. Fraktur

clavicula disertai multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk daripada pognosis fraktur

clavicula murni.

Page 16: Fraktur Clavicula

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6th ed. Jakarta: Yarsif Watampone,

2009, p. 355-356.

2. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.

3. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia. Bandung:

Graha Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.

4. Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.