92549701 Kritik Journal Malaria Wini Tugas

download 92549701 Kritik Journal Malaria Wini Tugas

of 16

description

jurnal

Transcript of 92549701 Kritik Journal Malaria Wini Tugas

TELAAH KRITIS JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN

Oleh :WINI HADIYANINPM. 220120110029PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNGPROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEPERAWATAN2011BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar BelakangDalam era globalisasi yang sangat pesat ini, kita sebagai seorang profesional kesehatan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut dengan terus memperkaya pengetahuan dari pelbagai sumber ilmiah, baik berupa buku ajar, mengikuti pelatihan, seminar nasional/ Internasional, atau membaca laporan ilmiah. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa sumber ilmiah yang paling up date yang dapat memperkaya pengetahuan kita sebagai profesi keperawatan adalah berasal dari jurnal ilmiah, baik jurnal yang berasal dari dalam negeri/nasional maupun internasional. Dalam dunia kesehatan, membaca jurnal ilmiah merupakan suatu metode yang efektif guna memperoleh pengetahuan baru. Sebagai pelayan kesehatan, tujuan akhir membaca jurnal ilmiah adalah untuk menerapkan hasil yang dilaporkan oleh peneliti kepada pasien-pasiennya.Agar dapat memperoleh manfaat yang maksimal dalam membaca jurnal ilmiah, maka kita harus membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Bila seseorang membaca jurnal ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, maka ia tidak akan mengetahui kelemahan dalam jurnal tersebut. Bila di ibaratkan seperti makan tanpa mengunyah atau langsung menelan. Apabila kita membaca jurnal ilmiah/karya penelitian orang lain tanpa menelaah secara kritis dan kemudian kita langsung menerapkannya kepada pasien, maka bila hasil penelitian tersebut tidak benar akan sangat merugikan pasien.Oleh karena itulah, kita saat ini perlu membahas tentang cara-cara menelaah jurnal ilmiah secara kritis, dengan harapan dapat menelaah hasil penelitian orang lain secara baik dan benar.

2. TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu mengkritisi jurnal sehingga mampu membuat jurnal yang baik

KRITIK JOURNAL KEPERAWATAN

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH, KABUPATEN KAMPAR, 2005/2006

Aspek laporanKritisi Jurnal

JudulJudul sudah menyiratkan adanya masalah penelitian namun belum jelas mengenai populasi penelitian apakah pada yang baru pertama kali mengidap malaria atau yang berulang

Abstrak Abstrak merupakan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian yang dibuat secara ringkas. Abstrak dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria tersebut. Dalam abstrak sudah beberapa komponen yang diuraikan.

Pernyataan masalah Pernyataan masalah menurut saya masih ambigu karena penyebab malaria ada beberapa jenis plasmodium misalnya falciparum, vivak, ovale dan malarie. Di sini belum dijelaskan penyebab infeksi malaria dengan jelas padahal etiologi dapat memperlihatkan dampak yang berbeda Tidak jelasnya etiologi menyebabkan konsep dari penyakit malaria tersebut tidak jelas, gejala yang ditimbulkan setiap etiologi berbeda dapat menjadi bahan acuan untuk menemukan populasi. Apakah populasi tersebut murni baru mengidap malaria atau sudah berulang Masalah pada penelitian ini berhubungan dengan keperawatan dimana faktor lingkungan dan faktor perilaku yang akan diteliti. Antara masalah penelitian dengan paradigma dan metode sudah sesuai, dan menggunakan pendekatan kuantitatif yang sesuai

Review Literatur Menggunakan daftar pustaka, penggunaan dan penulisan kepustakaan telah sesuai dengan kaidah penulisan kepustakaan yang benar, dan sejak awal peneliti telah mengutip dari berbagai sumber yang digunakan dengan penggunaan tahun terbit lima tahun kebelakang dari penelitian Tinjuan pustaka sudah menjelaskan tentang variabel bebas dan terikat dan hubungan diantara keduanya

Kerangka Konseptual/ teori Sudah tergambarkan konsep kunci secara adekuat dijabarkan secara konseptual. Kerangka konsep/teori sudah sesuai

Hipotesis/ pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian/ hipotesis dinyatakan sudah secara tersurat dan terdapat premis-premis dari penelitian sebelumnya

Desain penelitian Desain yang mungkin paling tepat untuk digunakan sesuai dengan tujuan penelitian adalah case kontrol dengan menggunakan studi retrospektif karena data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Pada penelitian ini belum dibuat perbandingan yang sesuai untuk mempertinggi kemampuan menafsirkan temuan karena konsep yang kurang jelas Jumlah data yang dikumpulkan belum jelas karena tidak ada jumlah penduduk di wilayah penelitian dan populasi yang diteliti apakah hanya 1 puskesmas atau lebih

Populasi dan sampel Populasi diidentifikasi dan digambarkan tapi tidak cukup jelas. Sampel digambarkan belum cukup detil belum memperlihatkan, usia dari sampel Desain sampling yang digunakan sudah cukup baik untuk meningkatkan keterwakilan sampel, jika ada kategori usia Ukuran sampel kurang adekuatbelum menggunakan power analysis untuk meghitung besar sampel yang diperlukan. Hanya mengukur pasien yang datang ke puskesmas

Pengumpulan data dan perhitungan Pada jurnal definisi operasional dan konseptual belum dijelaskan dengan detil, karena mengumpulkan data dari pasien puskesmas saja dan kriterianya hanya yang positif malaria. Faktor usia, gizi, apakah malaria berulang atau pertama kali tidak dijelaskan Variabel kunci dioperasionalisasikan dengan menggunakan metode sudah baik menggunakan wawancara tapi akan lebih baik ditambah observasi. Instrumen yang spesifik secara adekuat belum digambarkan misalnya jarak kandang perternakan dengan rumah belum spesifik Laporan menyajikan fakta/temuan yang diperoleh dengan metode pengumpulan data lapangan yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi

Prosedur Perlakuan hanya pemeriksaan untuk mengetahui positif mengidap malaria, tapi tidak dijelaskan menggunakan pemeriksaan apa? (mikroskop fluoresensi, rapid test atau Polymerase Chain Reaction) Data yang dikumpulkan masih mungkin mengalami bias sehubungan dengan jenis malaria yang berbeda Prosedur yang tepat digunakan untuk menjamin hak-hak dari responden penelitian adalah setiap responden harus bersedia menjadi rsponden dalam penelitian.

Analisis Data Analisis data telah dilakukan untuk tiap pertanyaan penelitian atau tiap hipotesis. Metode statistik yang digunakan sudah sesuai , dengan tingkat perhitungan variabel dan jumlah kelompok yang diperbandingkan

Temuan Temuan secara adekuat sudah diringkas, dengan menggunakan tabel Temuan menghasilkan fakta yang kuat dalam menjawab pertanyaan penelitian

Interpretasi dari temuan Apakah semua temuan mayor diinterpretasi dan didiskusikan dalam konteks penelitian sebelumnya dan atau kerangka konseptual penelitian? Apakah interpretasi konsisten dengan hasil dan dengan keterbatasan penelitian? Apakah laporan menunjukkan isu kemampuan generalisasi dari temuan?

Implikasi/ rekomendasi Peneliti telah membahas tentang implikasi dari penelitian untuk praktik klinik yang masuk akal dan bisa operasional .Namun belum membahas untuk penelitian mendatang

Presentation Laporan tertulis dengan baik, terorganisir dengan baik dan cukup detail untuk dianalisis secara kritis penelitian dapat dimengerti walau belum begitu spsifik. Laporan dapat ditulis dengan cara yang membuat temuan dan dapat dipraktekkan dalam keperawatan

Ringkasan pengkajian Meskipun teridentifikasi keterbatasan peneliti , penelitian terlihat valid Walau belum spesifik penelitian mennyumbangkan fakta yang berarti yang dapat diterapkan dalam praktik keperawatan dan yang berguna bagi disiplin ilmu keperawatan

Sumber Jurnal (terlampir)

MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-706464FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANMALARIA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH,KABUPATEN KAMPAR, 2005/2006Erdinal1, Dewi Susanna2, Ririn Arminsih Wulandari21. Program Pascasarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia2. Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, IndonesiaE-mail: [email protected] Kampar Kiri Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar yang mempunyaiangka penderita malaria klinis yang tertinggi (AMI = 79,19) dari 18 (delapan belas) kecamatan yang berada diKabupaten Kampar. Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk anopheles, sp sampaisaat ini masih merupakan masalah kesehatan dan salah satu dari sepuluh besar penyakit penyebab kematian diIndonesia, serta dapat menimbulkan kerugian di bidang sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan desain kasuskontrol yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di KecamatanKampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar. Sebagai kasus adalah pasien yang berkunjung ke puskesmas dengan gejalaklinis dan hasil pemeriksaan darah malaria positif, sedangkan kontrol adalah pasien yang berkunjung tanpa gejalamalaria klinis, dan hasil pemeriksaan darah negatif. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 69 kasus.Faktor-faktor yang diteliti adalah tempat perkembangbiakan nyamuk, pemeliharaan ternak besar, pemakaian kelambu,pemakaian obat anti nyamuk, pemakaian kawat kasa, dan pemakaian bahan penolak nyamuk (repelen). Dari hasilpenelitian ini diketahui ada lima variabel yang berhubungan dengan kejadiaan malaria, yaitu tempat perkembangbiakannyamuk dengan nilai p = 0,006 (OR 2,8 ; 95 CI 1,381 5,512), pemeliharaan ternak besar nilai p = 0,001 (OR 3,2 ; 95CI 1,650 6,693), pemakaian kelambu nilai p = 0,017 (OR 2,4 ; 95 % CI 1,226 4,845), penggunaan obat anti nyamuknilai p = 0,026 (OR 2,3; 95% CI 1,158 4,564), dan penggunaan kawat kasa nyamuk nilai p = 0,027 (OR 2,3 ; 95% CI1,153 4,513). Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah pemeliharaan ternak besar,dan diikuti oleh tempat perkembangbiakan nyamuk, dan pemakaian obat anti nyamuk.AbstractFactors related to malaria prevalence in Kampar Kiri Tengah Sub District, Kampar District, Riau Province in2005 2006. Kampar Kiri Tengah Sub-District has the highest number of malaria patients (AMI: 79,19) out of 18 subdistrictin Kampar district. Malaria is caused by Plasmodium and transmitted out by anopheles sp mosquitoes. Untilnow, malaria is a major health problem in Indonesia and is one of the top ten high fatality diseases in Indonesia, anddetrimental to socio-economic field. This study utilizes a case control research design and the objective was to find outthe factors related to the occurrence of malaria disease in Kampar Kiri Tengah Sub-District, Kampar District. The casegroup consists of patients who visited health centre and showed clinical symptoms of malaria and whose bloodexamination result was positive. The control group consisted of patients who do not have clinical symptoms of malariaand the blood examination is negative. The number of case group and control group is 69 patients, respectively. Factorsstudied are mosquito breeding sites, living next to large cattle barns, the use of bed net, anti-mosquito chemical, wirenetting, and repellent. The result of the study suggested that there are five variables related to occurrence of malaria,namely mosquito breeding sites with p value = 0,006 (OR 2,8 ; 95% CI 1,381-5,512), living next to large cattle with pvalue = 0,001 (OR 3,2 ; 95% CI 1,650-6,693), the use of bed net with p value = 0,017 (OR 2,4 ; 95% CI 1,226 4,845),the use of anti-mosquito chemicals with p value = 0,026 (OR 2,3; 95% CI 1,158 4,564) and the use of wire nettingwith p value = 0,027 (OR 2,3 ; 95% CI 1,153 4,513). Multivariate analysis showed that most dominant factors isliving next to large cattle, followed by mosquito breeding sites and the use of anti-mosquito chemical.Keywords: malaria, annual malaria incidence, multivariate analysisMAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-70651. PendahuluanMalaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasitPlasmodium dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles.Penyebaran malaria di dunia sangat luas yakni antaragaris bujur 60 di utara dan 40 di selatan yang meliputilebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malariaberjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41 % dari pendudukdunia 1. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 jutakematian, terutama di Afrika sub Sahara. Wilayah didunia yang kini sudah bebas malaria adalah Eropa,Amerika Utara, sebagian besar Timur Tengah, sebagianbesar Karibia, sebagian besar Amerika Selatan,Australia dan Cina 2.Malaria ditularkan oleh nyamuk dan dalamperkembangannya, nyamuk memerlukan tempatperindukan. Nyamuk mempunyai empat stadium dalamperkembangannya, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa.Stadium larva dan pupa berada di dalam air.Di Indonesia malaria masih merupakan masalahkesehatan masyarakat yang serius, banyak dijumpai diluar Pulau Jawa-Bali terutama di daerah Indonesiabagian timur. Pada beberapa daerah termasuk Jawa,malaria masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa(KLB). Selama periode 2000 2004, angka endemismalaria di seluruh tanah air cenderung menunjukkanpeningkatan. Di Pulau Jawa dan Bali, Annual parasiteinsidence (API) selama periode waktu 1995 2000 per1000 penduduk meningkat pesat dari 0,07 (1995), 0,08(1996), 0,12 (1997), 0,30 (1998), 0,52 (1999), dan 0,81(2000) Pada tahun 2002 API turun dari 0,47 danmenjadi 0,32 pada tahun 2003 per 1000 penduduk 3.KLB malaria selama periode 1998 2003 telahmenyerang di 15 propinsi yang meliputi 84 desaendemis dengan jumlah penderita 27.000 dengan 368kematian 4.Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi diIndonesia yang mempunyai wilayah endemis malaria.Di propinsi ini, dari tahun ke tahun jumlah kasus belummenunjukan adanya pemulihan, hal ini dapat dilihat daritahun 2002 sebesar 6,03, tahun 2003 sebesar 6,80, dantahun 2004 sebesar 6,03 per 1000 penduduk. Hal inimenunjukkan angka malaria masih tinggi biladibandingkan dengan target nasional yaitu satu per 1000penduduk 5.Kabupaten Kampar adalah endemis malaria, AnnualMalaria Incidence (AMI) pada tahun 2002 sebesar 8,57per 1000 penduduk, tahun 2003 sebesar 8,66 per 1000penduduk, dan pada tahun 2004 sebesar 6,18 per 1000penduduk. Kampar Kiri Tengah merupakan wilayahdengan angka malaria AMI tertinggi di KabupatenKampar yaitu sebesar 79,19 per 1000 penduduk padatahun 2004 6.Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengankejadian malaria di Kecamatan Kampar Kiri TengahKabupaten Kampar yaitu faktor lingkungan (tempatperkembangbiakan nyamuk, dan pemeliharaan ternakbesar), dan faktor perilaku adalah pemasangan kawatkasa nyamuk, pemakaian kelambu, pemakaian obat antinyamuk, dan pemakaian repelen.Pemakaian kelambu waktu tidur setiap malammempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadiaanmalaria 7,8,9. Penggunaan kawat kasa nyamukmempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadianmalaria 7, dan pemakaian repelen mempunyai hubunganyang bermakna dengan kejadian malaria 10,11.Faktor lingkungan meliputi tempat perkem-bangbiakannyamuk, dan pemeliharaan ternak besar. Memeliharaternak besar mempunyai hubungan yang bermaknadengan kejadian malaria 7,8,9.Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadianmalaria di Kampar Kiri Tengah Kabupaten KamparPropinsi Riau pada tahun 2005/2006.Tujuan khusus penelitian ini adalah:1. Mengetahui gambaran distribusi kasus dan kontrolmalaria.2. Mengetahui hubungan tempat perkembangbiakannyamuk dengan kejadian malaria.3. Mengetahui hubungan pemeliharaan ternak besardengan kejadian malaria.4. Mengetahui hubungan pemasangan kawat kasadengan kejadian malaria.5. Mengetahui hubungan pemakaian kelambu dengankejadian malaria.6. Mengetahui hubungan pemakaian obat anti nyamukdengan kejadian malaria.7. Mengetahui hubungan pemakaian repelen dengankejadian malaria.2. Metode PenelitianDesain penelitian ini menggunakan case control study.Kasus adalah pasien yang berkunjung ke puskesmasdengan gejala malaria klinis (demam, menggigil, secaraberkala dan sakit kepala) dengan hasil pemeriksaansediaan darah adalah Plasmodium positif. Kontroladalah pasien yang berkunjung ke puskesmas tanpaadanya gejala malaria klinis (demam, menggigil, secaraberkala dan sakit kepala), dan dalam pemeriksaansediaan darah Plasmodium negatif.MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-7066Subyek adalah anggota masyarakat yang datangberkunjung ke Puskesmas Kampar Kiri Tengah daribulan Desember 2005 sampai bulan April 2006.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadianmalaria, sedangkan variabel independennya adalah :- Adanya tempat perkembangbiakan nyamuk(TPN)- Tidak adanya pemeliharaan ternak besar- Tidak adanya pemasangan kawat kasa nyamuk- Tidak adanya pemakaian kelambu- Tidak adanya pemakaian obat anti nyamuk- Tidak adanya pemakaian repelenData yang telah diperoleh dilakukan analisis univariatuntuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yangditeliti baik kasus maupun kontrol dan analisis bivariatuntuk melihat hubungan antara variabel indenpenden(tempat perkembangbiakan nyamuk, pemeliharaanternak besar, pemasangan kawat kasa nyamuk,pemakaian kelambu, pemakaian obat anti nyamuk, danpemakaian repelen) dengan kejadian malaria, denganmenggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan = 0,05, dengan ketentuan hubungan dikatakanbermakna jika nila p < 0,05, dan tidak bermakna jikanilai p 0,05, serta melihat besarnya nilai Odds Ratio(OR).Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabelyang paling dominan. Tahapan dalam analisismultivariat meliputi pemilihan kandidat variabelmultivariat.3. Hasil dan PembahasanKelompok kasus yang sekitar tempat tinggalnya yangterdapat tempat perkembangbiakan nyamuk berjarakkurang dari 2 km sebesar 66,7 %, ebih besar jikadibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar(42,2 %) yang di sekitar tempat tinggalnya terdapattempat perkembangbiakan nyamuk.Proporsi kasus yang tidak memelihara ternak besar disekitar tempat tinggalnya sebesar 68,1 %, lebih besarjika dibandingkan dengan kelompok kontrol (39,1 %).Proporsi kasus yang tidak memasang kawat kasanyamuk pada lubang ventilasi luar rumahnya sebesar57,9 %, lebih besar jika dibandingkan dengan kelompokkontrol (37,7 %).Proporsi kasus yang tidak memakai kelambu waktutidur sebesar 52,2 %, lebih besar jika dibandingkandengan di kelompok kontrol (34,8 %).Proporsi kasus yang tidak memakai obat anti nyamukwaktu tidur sebesar 65,2 %, lebih besar dibandingkandengan kelompok kontrol (44,9 %).Proporsi kasus yang tidak memakai repelen waktukeluar rumah pada malam hari sebesar 60,0 %, lebihbesar dibandingkan kelompok kontrol (42,6 %).Pada analisis bivariat didapatkan hasil seperti tabel diatas, hubungan antara tempat perkembangbiakannyamuk dengan kejadian malaria berdasarkan tabulasisilang (uji chi square) diperoleh nilai p = 0,006 yangberarti ada hubungan bermakna antara tempatperkembangbiakan nyamuk dengan kejadian malaria.Dalam uji tersebut diperoleh Odds Ratio (OR) 2,8dengan confidence interval (CI) 95 % 1,381 5,512, halini berarti responden yang di sekitar rumahnya adatempat perkembangbiakan nyamuk mempunyai risiko2,8 kali untuk terserang malaria dibandingkan denganresponden yang di sekitar tempat tinggalnya tidak adatempat perkembangbiakan nyamuk.Analisis hubungan antara memelihara ternak besardengan kejadian malaria berdasarkan tabulasi silang,hasil uji chi Square menunjukkan p = 0,001 yang secarastatistik ada hubungan yang bermakna antaramemelihara ternak besar dengan kejadian malaria.Dalam uji tersebut diperoleh nilai Odds Ratio 3,3dengan confidence interval (CI) 95% 1,650 6,693,yang artinya responden yang disekitar tempat tinggalnyatidak ada memelihara ternak besar mempunyai risikosebesar 3,3 kali dibandingkan dengan responden yangdisekitar tempat tinggalnya ada ternak besar.Analisis hubungan antara penggunaan kawat kasanyamuk dengan kejadian malaria berdasarkan tabulasisilang (uji chi square), diperoleh nilai p = 0,027 yangberarti secara statistik mempunyai hubungan yangbermakna. Dalam uji tersebut diperoleh Odds Ratio 2,3dengan confidence interval (CI) 95 % = 1,153 4,513dengan responden yang tidak memasang kawat kasanyamuk mempunyai risiko terkena malaria sebesar 2,3kali dibandingkan dengan responden yang memasangkawat kasa nyamuk.Analisis hubungan antara pemakaian kelambu dengankejadian malaria berdasarkan tabulasi silang,didapatkan hasil uji p = 0,017 yang berarti adahubungan yang bermakna antara pemakaian kelambudengan kejadian malaria. Dalam uji tersebut diperolehOdds Ratio 2,4 dengan confidence interval (CI) 95 % =1,226 4,845, dengan kata lain responden yangmempunyai kebiasaan tidur tidak memakai kelambumempunyai risiko terkena malaria 2,4 kali lebih besardibandingkan dengan responden yang mempunyaikebiasaan tidur memakai kelambu.Analisis hubungan antara penggunaan obat anti nyamukdengan kejadian malaria berdasarkan tabulasi silang (ujichi square) diperoleh nilai p = 0,026, ini berarti secarastatistik terdapat hubungan yang bermakna antaraMAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-7067pemakaian obat anti nyamuk dengan kejadian malaria.Dalam uji tersebut diperoleh Odds Ratio (OR) 2,3dengan confidence interval (CI) 95 % = 1,158 4,564,dengan kata lain responden tidur pada malam hari tidakmemakai obat anti nyamuk mempunyai risiko 2,3 kaliuntuk terkena malaria dibandingkan dengan respondenyang menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.Analisis hubungan antara pemakaian repelen dengankejadian malaria berdasarkan tabulasi silang (uji chisquare), diperoleh nilai p = 0,245 (p>0,05) yang berartisecara statistik tidak mempunyai hubungan bermaknaantara responden yang tidak menggunakan repelendengan kejadian malaria.Analisis univariat dan bivariat dari 6 variabel yangditeliti dapat dilihat pada Tabel 1. Pemilihan variabelkandidat dengan analisis multivariat dapat dilihat padaTabel 2. Dari Tabel 3 terlihat bahwa variabel pemakaianrepelen mempunyai nilai p > 0,05, sehingga dikeluarkandari kandidat model dan diperoleh model akhirsebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.Hasil di atas baik untuk variabel tempatperkembangbiakan nyamuk, pemakaian obat antinyamuk, dan pemeliharaan ternak besar mempunyainilai p < 0.05 (signifikan), berarti ke tiga variabeltersebut yang berhubungan secara signifikan dengankejadian malaria.Logit p (malaria) = -4,228 + 0,890 (TPN)+ 1,038 (ternak besar)+ 0,814 (obat anti nyamuk).Tabel 1. Distribusi kasus dan kontrol dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten KamparPropinsi Riau, 2005/2006No. Variabel/KategoriKasus (n=69) Kontrol(n=69) Total OR 95% CI Nilai pn % n %1 TPN Ada4666,72942,0752,8 1,381-5,512 0,006 Tidak 23 33,3 40 58,0 632 Pemeliharaan ternak besar Tidak 47 68,1 27 39,1 74 3,2 1,650-6,693 0,001 Ada 22 31,9 42 60,9 643. Pemasangan kawat kasa Tidak 40 57,9 26 37,7 66 2,3 1,153-4,513 0,027 Ada 29 42,1 43 62,3 724. Pemakaian kelambu Tidak 39 52,2 24 34,8 63 2,4 1,226-4,845 0,017 Ada 30 47,8 45 65,2 755. Pemakaian obat anti nyamuk Tidak 45 65,2 31 44,9 76 2,3 1,158-4,564 0,026 Ada 24 34,8 38 55,1 626. Pemakaian repelen Tidak 15 60,0 20 42,6 35 2,0 0,755-5,435 0,245 Ada 10 40,0 27 57,4 37Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan Kejadian Malaria Di Kecamatan Kampar Kiri TengahKabupaten Kampar Propinsi Riau Tahun 2005/2006Variabel -2 Log-Likelihood G Nilai pTempat Perkembangbiakan Nyamuk 162,777 8,532 0,006Pemeliharaan Ternak Besar 179,479 11,829 0,001Pemasangan Kawat Kasa Nyamuk 185,577 5,732 0,027Pemakai Kelambu 84,682 6,626 0,017Pemakaian Obat Anti Nyamuk 185,526 5,782 0,026Pemakaian Repelen 90,985 1,998 0,245MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-7068Tabel 3. Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Variabel Kandidat denganKejadian Malaria Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Propinsi RiauTahun 2005/2006Variabel B P Wald OR 95 % CITempat Perkembangbiakan NyamukPemeliharaan Ternak BesarPemakaian Obat NyamukConstanta0,8901,0380,814-4,2280,0170,0050,0292,4352,8242,2581,169 -5,0681,360-5,8651,088-4,686-2 Log Likelihood = 168,986 G = 22,323 Nilai p = 0,000Persamaan model regresi logistik tersebut dapatdigunakan untuk memprediksi probabilitas kejadianmalaria.Bila dilakukan interaksi antara masing-masing variabel(tempat perkembangbiakan nyamuk, pemeliharaanternak besar, dan pemakaian obat anti nyamuk)didapatkan nilai p > 0,05.Dari telaah pustaka diketahui bahwa terdapat berbagaifaktor yang berhubungan dengan kejadiaan malaria,yaitu faktor tempat perkembangbiakan nyamuk,pemeliharaan ternak besar, pemasangan kawat kasanyamuk, pemakaian kelambu, pemakain obat antinyamuk.Dari hasil penelitian terhadap tempat perkembangbiakannyamuk responden yang di sekitar tempat tinggalnyaada tempat perkembangbiakan nyamuk dengan jarakkurang dari 2 (dua) km mempunyai risiko 2,8 kali untukterserang malaria dibandingkan dengan yang di sekitartempat tinggalnya tidak ada tempat perkembangbiakannyamuk dengan nilai p = 0,006 dan OR 2,8 dengan CI(1,381-5,512). Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian Suharmasto8 di Kabupaten Ogan KomeringUlu, Rustam9 di Sarolangan, Jambi dan Markani11 diKabupaten Barito Selatan, yang menyatakan hal yangsama yaitu ada hubungan antara tempatperkembangbiakan nyamuk yang berjarak kurang dari 2kilometer dengan kejadian malaria.Dari hasil penelitian terhadap pemeliharaan ternakbesar, responden yang tidak ada memelihara ternakbesar di sekitar tempat tinggalnya mempunyai resiko 3,2kali untuk terkena malaria, dengan nilai p = 0,001 danOR 3,2 dengan CI (1,650-6,693). Tempat perindukannyamuk di Kecamatan Kampar Kiri Tengah ini adalahberupa parit, kolam dan bekas galian yang tidakdimanfaatkan atau ditinggalkan begitu saja. Dengandemikian intervensi yang perlu dilakukan adalahmelakukan survei jentik dan nyamuk dewasa pada TPNtersebut secara rutin, melakukan penyuluhan agarmasyarakat tetap membersihakan lingkunganperumahan terutama TPN di sekitar rumahnya yangberjarak kurang dari 2 kilometer dan menertibkan parapenggali lubang agar selalu menutup atau menimbunsetiap kali melakukan penggalian.Dari hasil penelitian terhadap pemasangan kawat kasanyamuk di ventilasi rumah, responden yang tidakmemasang kawat kasa di ventilasi rumahnyamempunyai risiko 2,3 kali, dengan nilai p = 0,027 danOR 2,3 dengan CI (1,153-4,513). Hasil penelitian inisejalan dengan penelitian Subki7di Kabupaten Belitung,Suharmasto8, Alim10 di Kabupaten Indragiri Hilir , danMarkani11 Kabupaten Barito Selatan. Hal inimenunjukkan bahwa pencegahan gigitan nyamukdengan menggunakan kawat kasa di setiap rumah sangatdianjurkan sesuai dengan program DepartemenKesehatan4.Dari hasil penelitian terhadap pemakaian kelambu,responden yang tidak memakai kelambu waktu tidurpada malam hari mempunyai risiko 2,4 kali dengannilaip = 0,017 dan OR 2,4 dengan CI (1,226-4,845). Hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitian Suharmasto8 diKabupaten Ogan Komering Ulu, Rustam9 diSarolangan, Jambi dan Markani11 di Kabupaten BaritoSelatan. Pemakaian kelambu adalah salah satu usahauntuk menghindari gigitan nyamuk yang diharapkandapat menurunkan kejadian malaria. Hal inimenunjukkan bahwa pencegahan gigitan nyamukdengan menggunakan kelambu sangat dianjurkan sesuaidengan program Departemen Kesehatan4.Dari hasil penelitian terhadap pemakaian obat antinyamuk, responden yang tidak memakai obat antinyamuk waktu tidur pada malam hari mempunyai risiko2,3 kali, dengan nilai p = 0,026 dan OR 2,3 dengan CI(1,158-4,564). Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian Subki7di Kabupaten Belitung, Suharmasto8,Alim10 di Kabupaten Indragiri Hilir. Upaya ini adalahupaya yang sangat mudah dilakukan oleh masyarakat.Obat anti nyamuk ini dapat berupa obat nyamuk bakaruntuk mengusir nyamuk, obat semprot untk membunuhnyamuk, obat oles untuk melindungi dari gigitannyamuk dan atau jenis lainnya.MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-7069Pada penelitian ini faktor pemakaian repelen tidakmempunyai hubungan bermakna dengan nilai p > 0,05.kejadian ini mungkin disebabkan kurangnya jumlahresponden yang keluar malam melakukan suatuaktivitas jumlah tidak mencukupi untuk dianalisis.Sehingga didapatkan nilai p = 0,245 dan OR 2. Hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitian Suharmasto8 danAlim10 yang menyatakan bahwa tidak ada hubunganantara pemakaian repelen dengan kejadian malaria. Halyang dapat menjelaskan dalam penelitian ini adalahadanya kebiasaan masyarakat yang menggunakanrepelen hanya pada saat mereka akan keluar rumah,sedangkan proporsi responden yang keluar rumah hanya15 orang utuk kelompok kasus dan 20 orang untukkelompok kontrol.4. Kesimpulan dan SaranFaktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadianmalaria adalah tempat perkembangbiakan nyamukdengan nilai p = 0,006 (2,8 ; 1,381-5,512), danpemeliharaan ternak besar dengan nilai p = 0,001 (3,2 ;1,650-6,693). Faktor perilaku yang berhubungan dengankejadian malaria sebanyak 3 variabel, pemasangankawat kasa nyamuk dengan nilai p = 0,027 (2,3 ; 1,153-4,513), pemakaian kelambu dengan nilai p = 0,017 (2,4;1,226-4,845), dan pemakaian obat anti nyamuk dengannilai p = 0,026 (2,3 ; 1,158-4,564). Faktor yang dominanberhubungan dengan kejadian malaria di KecamatanKampar Kiri Tengah Propinsi Riau adalah pemeliharaanternak besar (2,824; 1,360-5,865), diikuti oleh tempatperkembangbiakan nyamuk (2,435; 1,169-5,068), danpemakaian obat anti nyamuk (2,258; 1,088-4,686).Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian iniadalah ada lima variabel yang mempunyai hubungandengan kejadiaan malaria, maka dengan itu dapatdikekamukan beberapa saran berikut:.Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten KamparPerlu dilaksanakan secara rutin survei nyamukanopheles untuk mengetahui angka kepadatan nyamuk,dan tempat perkembangbiakan nyamuk, sertamelakukan identifikasi nyamuk tersebut untuk diketahuispecies anopheles yang dominan sebagai vektor.Untuk Puskesmasa. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat melaluikegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat sepertipengajian, arisan-arisan, posyandu tentang penyakitmalaria dan upaya pencegahannya (melaluipemakaian kelambu, pemakaian obat anti nyamuk,pemasangan kawat kasa, pemeliharaan ternak besar,dan meniadakan tempat-tempat perkembangbiakannyamuk di sekitar tempat tinggal yang mempunyaijarak kurang dari 2 km).b. Melakukan pemeriksaan sediaan darah tebal secaraberkala kepada mereka yang berisiko terkenamalaria, untuk mendeteksi secara dini kasuspenularan malaria, dengan melibatkan posyandu,polindes, dan pos obat desa.Untuk Masyarakata. Agar menggunakan kelambu waktu tidur terutamapada malam hari.b. Memakai obat anti nyamuk waktu tidur padamalam hari.c. Kepada masyarakat yang rumahnya dekat denganperkembangbiakan nyamuk, hutan, sawah danrawah dianjurkan untuk memasang kawat kasa diventilasi rumah.d. Perlu memelihara ternak besar disekitar tempattinggal karena merupakan cattle barrier sehinggasebelum nyamuk menggigit manusia dia terlebihdahulu mengigit binatang.e. Agar dibudayakan pemeliharaan ikan pemakanjentik nyamuk di tempat perkembangbiakannyamukDaftar Acuan1. WHO, 2000. WHO Expert Committe onMalaria, Twentieth Report, World HealthOrganization Tehnical Report Series 892, Geneva :94 hal.2. Harijanto P.N.Epidemiologi, Patogenesis,Manifestasi Klinis, dan Penanganan, EGC. Jakarta.2000; xx + 293 hlm.3. Achmadi, UF. Peran Lintas Sektoral dalampenanggulangan penyakit yang Ditularkan NyamukVektor di Indonesia. Buku Prosiding SeminarPeringatan Hari Hari Nyamuk IV-2004, Surabaya,21 Agustus 2004. 2004.4. Departemen Kesehatan R.I. Laporan PelatihanDinamika Penularan dan Faktor Resiko Malariabagi Petugas Propinsi-Kabupaten RegionalSumatera, Palembang, 15-29 Oktober 2003. SubDirektorat Malaria. Direktorat JenderalPemberantasan Penyakit Menular dan PenyehatanLingkungan. 2003.5. Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Profil KesehatanPropinsi Riau. Dinkes Propinsi Riau, Pekanbaru.2004.6. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. ProfilKesehatanKampar. Dinkes Kabupaten Kampar,Bangkinang. 2004.7. Subki, S. Faktor-Faktor yang berhubungan denganKejadian Malaria di Puskesmas Membalong,Guntung dan Manggar Kabupaten Belitung, 2000.Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia. 2000.8. Suharmasto. Faktor lingkungan dan perilaku yangberhubungan dengan kejadian malaria di wilayahMAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 64-7070kerja Puskesmas Simpang, Tanjung Lengkayap danTalang Karet Kabupaten OKU, 2000. ThesisFakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia. 2000.9. Rustam. Faktor-faktor lingkungan dan Perilakuyang berhubungan dengan kejadian malaria padapenderita yang mendapat pelayanan di PuskesmasKabupaten Sarolangun Propinsi jambi tahun 2002.Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia. 2002.10. Alim, R. Hubungan Ladang Berpindah denganKejadian Malaria di Kabupaten Indragiri Hilir,2003. Thesis Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia. 2003.11. Markani. Dinamika penularan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan kejadian malaria diKecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan.Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia. 2004.