9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

download 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

of 28

Transcript of 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    1/28

    KETENTUANKHUSUSPPN DAN

    PPNBMBERLIANDI WARTOYO

    HETTY SETIYANI

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    2/28

    FASILITASKHUSUSDIBIDANGPPN/PPNBM :

    TIDAKDIPUNGUT, DIBEBASKAN

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    3/28

    Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM adalah PPN dan PPnBMyang terutang dibebaskan atau tidak dipungut, baik sebagian

    atau seluruhnya, sementara waktu atau selamanya Fasilitas PPN dan PPn BM terutang tidak dipungut atau

    dibebaskan, diberikan terhadap :

    Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalamDaerah Pabean, seperti Kawasan Berikat, KAPET.

    Penyerahan BKP/JKP Tertentu. Impor BKP Tertentu.

    Pemanfaatan BKP tdk berwujud tertentu dari luar DaerahPabean di dalam Daerah Pabean.

    Pemanfaatan JKP tertentu dari luar Daerah Pabean didalam Daerah Pabean

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    4/28

    PPN DANPPNBM ATASPENYERAHANKEPADAPEMUNGUTPAJAK

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    5/28

    A. PEMUNGUTPPN

    Kep Pres Nomor 56 tahun 1988 KMK No.547/KMK.04/2000

    Namun seiring dengan penyederhanaan sistempemungutan PPN, berdasarkan Keputusan MenteriKeuangan Nomor 563/KMK.03/2003 mulai 1 Januari2004 pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) danPPnBM adalah Bendaharawan pemerintah dankantor perbendaharaan dan kas negara.

    Dan sekarang berdasarkan PMK No.

    85/PMK.03/2012 jo. PMK No.136/PMK.03/2012BUMNkembali ditunjuk sebagai pemungut PPN.

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    6/28

    B. OBYEKPEMUNGUTANDIBIDANGPPN

    1. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh Pemungut PPN, kecuali :a. Pembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 500.000 termasuk

    PPN/PPnBM dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah

    b. Pembayaran un`tuk pembebasan tanah

    c. Pembayaran atas penyerahan BKP yang PPNnya ditanggung oleh

    Pemerintahd. Pembayaran BBM dan Non BBM yang penyerahannya dilakukan

    oleh Pertamina

    e. Pembayaran atas jasa telekomunikasi yang diserahkan oleh PTTelkom

    f. Pembayaran atas Jasa Angkutan Udara Dalam Negeri

    g. Pembayaran kepada perseorangan yang mnyewakan ruangan ataurumah tinggal yang nilai sewa seluruhnya tidak melebihi Rp30.000.000 setahun

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    7/28

    C. OBYEKPEMUNGUTANDIBIDANGPPN

    h. Pembayaran untuk penyerahan bukan BKP dan bukanJKP

    i. Pembayaran untuk penyerahan JKP yang dilakukan olehInstansi Pemerintah yang menjalankan fungsiPemerintah

    j. Pembayaran atas penyerahan JKP yang dilakukan olehInstansi Pemerintah kepada Instansi Pemerintah lainnyasepanjang dananya berasal dari APBN/D dan InstansiPemerintah yang menerima pembayaranmemasukkannya kedalam Mata Anggaran penerimaaninstansi tersebut

    k. Pembayaran kepada Rekanan non PKP atau non NPWPyang tidak didasarkan atas kontrak.

    2 Pembayaran kepada Rekanan non PKP atau non NPWPyang menyerahkan BKP atau JKP berdasarkan kontrak/purchase order

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    8/28

    D. MEKANISMEPEMUNGUTAN

    1. Saat pajak terutang adalah pada saat pembayaran. Dalam pasal 30

    PP nomor 50/ 1994 ditetapkan bahwa pajak yang terutang dipungutpada saat pembayaran oleh Pemungut PPN

    2. Pada saat PKP Rekanan memasukkan tagihan diwajibkan membuat :

    a. Faktur Pajak yang sudah diisi lengkap

    b. SSP yang hanya diisi Identitas PKP Rekanan dan Jumlah PPN

    terutang, sedangkan kolom Masa Pajak dan tanggal pembuatanserta tanda tangan dikosongi

    3. Faktur Pajak dibuat rangkap 3 (tiga)

    4. SSP dibuat rangkap 5 (lima)

    5. Dalam hal Bank Pemerintah atau Bank Pembangunan Daerah

    bertindak sebagai Kasir dari Bendaharawan Pemerintah, maka FakturPajak dan SSP yang diteruskan ke Bank yang bersangkutan melaluiBendaharawan. Yang diwajibkan memungut dan melapor adalah Bank

    yang bersangkutan

    6. Saat Pelaporan

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    9/28

    KETENTUANATASTRANSAKSI/INDUSTRIKHUSUS

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    10/28

    PAJAKPROPERTI( APARTEMEN, REAL

    ESTATE, DANKONSTRUKSI

    Pajak Properti terdiri dari membeli property baik

    secara perorangan maupun melalui developer/

    pengembang property, ada pajak-pajak yang

    dikenakan pemerintah kepada anda.

    PPN atas property hanya dikenakan satu kali saat

    membeli property baru, baik dari developer maupun

    perorangan. Besarnya pajak 10 persen dari nilai

    transaksi. Properti yang dipungu.t PPN nilainya

    diatas 36 juta

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    11/28

    PEDAGANGPERHIASAN(EMAS)

    Pengusaha Toko Emas Perhiasan adalah

    orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha di bidang penyerahan

    emas perhiasan, berdasarkan pesanan maupun penjualan langsung,

    baik produksi sendiri maupun pihak lain; yang memiliki karakteristik

    pedagang eceran

    Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan Emas Perhiasan oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan

    terutang PPN sebesar 10% dari harga jual emas perhiasan. Yang Perlu

    Dilakukan Oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan :

    a. Pengusaha Toko Emas Perhiasan wajib melaporkan usahanya

    untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

    b. Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang melakukan penyerahan

    emas perhiasan wajib membuat Faktur Pajak, memungut, dan

    menyetor Pajak Pertambahan Nilai yang terutang, serta

    melaporkannya pada Surat Pemberitahuan Masa PPN

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    12/28

    TRANSAKSISYARIAH

    Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah melakukankegiatan usaha yang sama, perlakuan PPN atas kegiatan usaha BankPerkreditan Rakyat dan Bank Syariah tersebut adalah sama denganperlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Umum.

    Pembiayaan murabahahmenggunakan prinsip jual beli sehinggamemunculkan margin yang merupakan selisih antara dana yang

    diberikan dengan total dana yang harus dikembalikan oleh penerimadana. Karena terkait dengan pembiayaan, bukan semata-matatransaksi jual beli. Maka terhadap margin tersebut diperlakukan sebagaipenghasilan yang merupakan objek pemotongan Pajak Penghasilan.

    Jika peraturan perpajakan merupakan satu kesatuan, tidak dilihatsecara parsial, maka Peraturan Pemerintah ini menegaskan bahwa

    pembiayaan bukan jual beli sehingga atas transaksi pembiyaanmurabahahtidak terutang PPN [bukan objek PPN]. Disini, bank tidakditempatkan sebagai penjual atau pembeli, tapi dianggap sebagailembaga keuangan

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    13/28

    PEDAGANGECERAN(RETAIL)

    Pengertian Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran(PKP PE) Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan

    Penghasilan Neto adalah Pengusaha Orang Pribadi denganjumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto selama 1

    (satu) tahun buku tidak lebih dari Rp 600.000.000,00 (enamratus juta rupiah); dan

    Pedagang Eceran Selain Yang Menggunakan NormaPenghitungan Penghasilan Neto adalah Pengusaha OrangPribadi dan atau Badan yang menyelenggarakanpembukuan,

    Pengu kuh an Pengu saha Kena Pajak Pedagang Eceran

    Pedagang Eceran yang telah memenuhi kriteria tersebut, wajibmelaporkan usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)setempat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajakpaling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan dilampauinyabatas nilai peredaran BK

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    14/28

    LEASING

    Transaksi sewa gun a usaha (leasing) dengan h ak op si

    1. Dalam hal Barang Kena Pajak berupa barang modal yangmenjadi objek pembiayaan berasal dari pemasok (Supplier):

    2. Barang Kena Pajak tersebut dianggap diserahkan secaralangsung oleh Pengusaha Kena Pajak pemasok (supplier)kepada lessee;

    3. Lessor tidak perlu dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajakkarena dianggap hanya menyerahkan jasa pembiayaan yangmerupakan jenis jasa yang tidak dikenai Pajak PertambahanNilai.

    4. Pengusaha Kena Pajak pemasok wajib menerbitkan FakturPajakkepada lessee dengan menggunakan identitas lessee

    sebagai pembeli Barang Kena Pajak/penerima Jasa KenaPajak (tidak menggunakan metode qualitate qua (q.q.)).

    5. Dasar Pengenaan Pajak yang dicantumkan dalam Faktur Pajaksebagaimana dimaksud pada angka 3 adalah sebesar HargaJual dari Pengusaha Kena pajak pemasok.

    http://www.klinik-pajak.com/tag/faktur-pajakhttp://www.klinik-pajak.com/tag/faktur-pajakhttp://www.klinik-pajak.com/tag/faktur-pajakhttp://www.klinik-pajak.com/tag/faktur-pajakhttp://www.klinik-pajak.com/tag/faktur-pajak
  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    15/28

    LEASING

    Transaksi penjualan dan penyewagunausahaan

    kembali (sale and leaseback )

    Dalam hal penyewagunausahaan kembalinyamerupakan sewa guna usaha dengan hak opsi:

    1. penyerahan Barang Kena Pajak tersebut darilessee kepada lessor pada dasarnya merupakanpenyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminanutang piutang;

    2. penyerahan jasa sewa guna usaha dengan hakopsi oleh lessor kepada lessee (leaseback)merupakan jasa pembiayaan yang tidak dikenaiPajak Pertambahan Nilai,

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    16/28

    LEASING

    Dalam hal penyewagunausahaan kembalinyamerupakan sewa guna usaha tanpa hak opsi:

    1. penyerahan Barang Kena Pajak dari

    lessee kepada lessor (sale) dikenai PajakPertambahan Nilai sesuai denganketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan;

    2.

    penyerahan jasa sewa guna usaha tanpahak opsi oleh lessor kepada lessee(leaseback) dikenai Pajak .

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    17/28

    KEGIATANMEMBANGUNSENDIRI(KMS)

    Kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN apabila :

    1. Membangun sendiri tersebut dilakukan tidak dalam kegiatanusaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan, yanghasilnya digunakan sendiri atau digunakan oleh pihak lain,termasuk yang dilakukan melalui kontraktor atau pemborong

    tetapi atas kegiatan membangun sendiri tersebut tidakdipungut Pajak Pertambahan Nilai.

    2. Bangunan adalah berupa satu atau lebih konstruksi teknikyang ditanam atau diletakkan secara tetap pada satukesatuan tanah/ dan atau perairan dengan criteria:

    A. Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu baraatau bahan sejenis dan/atau baja;

    B. Diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha;

    C. Luas keseluruhan paling sedikit 300m2(tiga ratus meter persegi)

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    18/28

    KEGIATANMEMBANGUNSENDIRI(KMS)

    3. Termasuk kegiatan membangun sendiri adalah

    kegiatan membangun bangunan yang dilakukan

    melalui kontraktor atau pemborong tetapi atas

    kegiatan membangun tersebut tidak dipungut

    Pajak Pertambahan Nilai, dan kontraktor ataupemborong tersebut bukan merupakan

    Pengusaha Kena pajak

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    19/28

    KEGIATANMEMBANGUNSENDIRI(KMS)

    Tarif dan Pengenaan Pajak

    Kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN sebesar 10

    % (sepuluh persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.

    Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri

    adalah 40% (empat puluh persen) dari jumlah biaya yangdikeluarkan dan atau dibayarkan, tidak termasuk harga

    perolehan tanah.

    Termasuk dalam pengertian jumlah biaya yang dikeluarkan

    dan atau dibayarkan untuk membangun sendiri adalah

    juga jumlah PPN yang dibayar atas perolehan bahan danjasa untuk kegiatan membangun sendiri tersebut.

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    20/28

    KEGIATANMEMBANGUNSENDIRI(KMS)

    Saat dan tempat pajak terutang:

    1. Saat yang menentukan PPN terutang adalah saat

    dimulainya secara fisik kegiatan membangun

    sendiri (menggali fondasi, memasang tiang

    pancang dan lain-lain).2. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan

    secara bertahap dianggap merupakan satu

    kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu

    antara tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2

    (dua) tahun.

    3. Tempat pajak terutang atas kegiatan pajak

    membangun sendiri adalah di temapt bangunan

    tersebut didirikan.

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    21/28

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    22/28

    KEGIATANMEMBANGUNSENDIRI(KMS)

    Dalam hal perolehan tanah kavling pada kawasan Real Estat eterjadi sesudah tanggal 1 Januari 1995, maka :

    a. Kegiatan membangun sendiri oleh pemilik kavling, dianggapdibangun oleh PKP Real Estat.

    b. Dasar Pengenaan Pajak adalah sebesar nilai bangunan (tidaktermasuk harga tanah) yang dihitung oleh PKP Real Estat

    seandainya rumah tersebut dibangun oleh PKP Real Estat.

    c. Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kavling sehubungandengan pembangunan rumah tersebut, dilaporkan kepada PKPReal Estat setiap bulan dan dianggap sebagai pembayaran termin.

    d. Apabila rumah tersebut telah selesai dibangun, PKP Real Estat

    harus menentukan nilai bangunan rumah tersebut sesuai denganpatokan harga yang berlaku.

    e. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa KenaPajak yang digunakan untuk membangun rumah tersebut tidakdapat dikreditkan

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    23/28

    KASUSPERBANKANSYARIAH

    (PERMASALAHANPAJAKGANDAMURABAHAH)

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    24/28

    LATARBELAKANGMASALAH

    Permasalahan pajak ganda yang dikenakan kepada

    bank-bank Syariah dengan skim murabahahnya

    sebenarnya issue yang sudah lama. Rumor ini muncul

    sejak tahun 1997, dan saat ini kembali ramai

    diperdebatkan lantaran pajak yang harus dibayarkankepada Ditjen Pajak jauh lebih besar dari pendapatan

    yang diterima oleh bank-bank syariah dengan transaksi

    murabahahnya.

    Pada prinsipnya Murabahah itu jual beli, ketika ada

    permintaan dari nasabah, bank terlebih dahulu membelipesanan sesuai permintaan nasabah, lalu bank

    menjualnya kembali kepada pemesan dengan harga

    aslinya lalu ditambah dengan margin keuntungan yang

    telah disepakati oleh pemesan.

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    25/28

    Karena transaksi jual beli itu terjadinya dua kali,

    maka terjadi dua kali peralihan kepemilikan

    sehingga PPN-nya dikenakan dua kali juga.

    Menurut UU No. 18 Tahun 2000 (tentang

    Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

    Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

    Mewah, utamanya Pasal 1A ayat (1), huruf a dan

    b,) berarti juga terbebani dua kali pembayaranpajak.

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    26/28

    Alasan pemerintah ngotot menarik pajak berganda

    ini karena melihat nilai pembiayaan murabahah

    yang lumayan. Tengok saja, dari total pembiayaan

    perbankan syariah sebesar Rp 60 triliun, sekitar

    57% atau Rp 34,2 triliun merupakan pembiayaanakad murabahah. Jadi, ada potensi pajak Rp 3,42

    triliun

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    27/28

    ALASANPENGHAPUSAN

    Paling tidak ada dua alasan mendesak pentingnya

    dihapus pajak ganda (double taxation) tersebut

    yaitu

    pajak ganda ini menjadi penghambat

    perkembangan perbankan syariah, padahal saat ini

    sedang dilakukan pencapaian target aset

    perbankan syariah menjadi dua persen

    , penghapusan pajak ganda menjadi sangat penting

    terkait dengan kepentingan masuknya investasiasing di Indonesia

  • 8/13/2019 9. Ketentuan Khusus PPN Dan PPnBM

    28/28

    SOLUSI

    penghapusan ini dengan melakukan amandemen regulasi yang

    menyangkut pajak yakni UU No. 18 Tahun 2000 tentang perubahan

    kedua atas Undang-undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak

    Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan pajak Penjualan Atas

    Barang Mewah

    dengan memanfaatkan momentum yang ada, yakni saat ini RUUPerbankan Syariah dan RUU Surat Berharga Syariah Negara

    (SBSN) sedang dibahas, perlu memasukkan klausula yang

    menyangkut penghapusan pajak ganda pada kedua RUU tersebut

    Pentingnya Sinergi antara Ahli Akuntansi dan Ahli Syariah. Dalam

    penetapan suatu hal baik itu standar akuntansi di perbankan syariah

    (PSAK), produk-produk di takaful maupun di pasar modal syariah

    seharusnya diserahkan kepada pihak yang ahli

    Urgensi Memiliki Shariah Committee dalam Penetapan Standar

    PSAK