86339288 Deteksi Hamil Lanjut

15
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Deteksi Dini 2.1.1 Pengertian Terdapat dua pengertian deteksi dini yaitu menurut UNDP/UNISDR dan PP No. 50/2005 1. Menurut UNDP/UNISDR Suatu mekanisme yang berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih agar masyarakat/individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan menhindari atau mengurangi resiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif. 2. PP No. 50/2005 Upaya memberitahukan kepada warga yang berpotensi dilanda suatu masalah untuk menyiagakan merak dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah 2.1.2 Tujuan 1. Deteksi dini jika ada komplikasi kehamilan 2. Mempertahankan meningkatkan kesehatan selam kehamilan 3. Mempersiapkan mental dan fisik dalam menghadapi persalinan 4. Mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya 5. Meningkatkan kesehatan janin dan mencegah janin lahir premature, berat badan lahir rendah, lahir mati ataupun mengalami kematian saat hamil. 2.1.3 Cara Deteksi Dini 1. Pemahaman konflik yang sudah pernah terjadi (database konflik) 2. Koordinasi antar instansi yang terkait 3. Peran serta masyarakat 2.2 Alat Deteksi Dini Komplikasi Hamil Lanjut - Persalinan 2.2.1 Skor Poedji Rochjati 1. Pengertian Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor

description

isahdiojasiojdoisajdawlkdnlaksmdnlkasndlkansklnkladnkjnasjkdbnaskdbasjkhbdjkabs uiahsdiuahsjdiohasiodj oiah ioahsdio ahdio ashdoi hasiod haioshdashdio hadio hio dhiodash hdisoahio hoihiasd ioh ioajiodjaoijdioaj ohadsoihasiodhioashdio oaiusdhoiashdioahs oiawhdoiashdoihas oiahjsdioajsiodjahs uoawgshdiu asghiu dags iawjdsiohasiodhas

Transcript of 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

Page 1: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deteksi Dini

2.1.1 Pengertian

Terdapat dua pengertian deteksi dini yaitu menurut UNDP/UNISDR dan PP No.

50/2005

1. Menurut UNDP/UNISDR

Suatu mekanisme yang berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan

efektif, melalui institusi yang dipilih agar masyarakat/individu di daerah rawan

mampu mengambil tindakan menhindari atau mengurangi resiko dan mampu

bersiap-siap untuk merespon secara efektif.

2. PP No. 50/2005

Upaya memberitahukan kepada warga yang berpotensi dilanda suatu masalah

untuk menyiagakan merak dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah

2.1.2 Tujuan

1. Deteksi dini jika ada komplikasi kehamilan

2. Mempertahankan meningkatkan kesehatan selam kehamilan

3. Mempersiapkan mental dan fisik dalam menghadapi persalinan

4. Mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya

5. Meningkatkan kesehatan janin dan mencegah janin lahir premature, berat badan

lahir rendah, lahir mati ataupun mengalami kematian saat hamil.

2.1.3 Cara Deteksi Dini

1. Pemahaman konflik yang sudah pernah terjadi (database konflik)

2. Koordinasi antar instansi yang terkait

3. Peran serta masyarakat

2.2 Alat Deteksi Dini Komplikasi Hamil Lanjut - Persalinan

2.2.1 Skor Poedji Rochjati

1. Pengertian

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang

memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan

terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007).

Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan

bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor

Page 2: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan

jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:

a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati

Poedji, 2003: 27-28).

2. Tujuan Sistem Skor

a. Membuat pengelompokan dari ibu hamil (KRR,KRT, KRST) agar berkembang

perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu

hamil.

b. Melakukan pemberdayaan dari ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar

peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan

transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

3. Fungsi Skor

a. Alat komunikasi informasi dan edukasi / KIE bagi klien/ibu hamil, suami,

keluarga dan masyarakat. Skor diigunakan sebagai sarana KIE yang mudah

diterima, diingat, dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan

menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukan. Dengan demikian

berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya, dan transportasi ke rumah

sakit untuk mendapatkan penanganan yang adekuat.

b. Alat peringatn bagi petugas kesehatan. Agar lebih waspada, lebih tinggi jumlah

skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi

dan lebih intensif penanganannya.

Page 3: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

4. Cara Pemberian Skor

Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan

faktor risiko diberi nilai 2, 4 dan 8. Umur dan

paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2

sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4

kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang,

perdarahan antepartum dan pre-eklamsi

berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko

dapat dilihat pada gambar yang ada pada Kartu

Skor   ‘Poedji   Rochjati’   (KSPR),   yang   telah  

disusun dengan format sederhana agar mudah

dicatat dan diisi (Rochjati Poedji, 2003: 126).

Keterangan :

a. Ibu hamil dengan skor 6-10 dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan

(bidan,dokter) di Polindes, Puskesmas, Rumah Sakit.

b. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di Rumah Sakit ditolong dokter.

5. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan

persalinan aman.

a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di

rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun

membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.

b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK memberi penyuluhan agar

pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau

puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada

letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.

c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk

melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan

dokter spesialis (Rochjati Poedji, 2003: 132).

Page 4: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

6. Batasan Faktor Resiko pada Ibu Hamil

KELOMPOK FR I/ Ada potensi resiko

1). Primi Muda : Terlalu Muda, hamil pertama umur 16 tahun atau kurang

2). Primi Tua : a. Terlalu lambat hamil I setelah kawin 4 tahun lebih

b. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih

3). Anak  terkecil  ˂  2  tahun  :  terlalu  cepat  punya  anak  lagi,  terkecil  ˂  2  tahun

4). Primi Tua sekunder : Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih

5). Grande Multi : Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih

6).  Umur  ≥ 35 tahun : Terlalu tua, hamil umur 35 tahun atau lebih

7). Tinggi Badan ≤  145  :  Terlalu  pendek. Pada hamil pertama, kedua atau lebih

belum pernah melahirkan normal dengan bayi cukup bulan dan hidup.

8). Pernah Gagal Kehamilan : hamil kedua yang pertama gagal, hamil ketiga/

lebih gagal 2 kali/terakhir lahir mati

9). Pernah Melahirkan dengan :

a. Tarikan tang/vakum

b. Uri dirogoh/uri manual

c. Perdarahan PP diberi infus

10). Bekas Operasi Sesar : Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar sebelum

kehamilanini

KELOMPOK FR II/ Ada Resiko

11). Ibu Hamil Dengan Penyakit :

a. Anemia : Pucat, lemas badan, lekas lelah lesu

b. Malaria : Panas Tinggi menggigil, keluar keringat, sakit kepala, muntah-

muntah

c. Tuberkulosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah, badan

lemas, kurus

d. Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak

e. Penyakit lain : PSM

12). Keracunan kehamilan/Preeklamsi : Bengkak pada muka dan tungkai;

tekanan darah tinggi; albumin terdapat dalam air seni

13). Hamil Kembar/ gemeli : Perut ibu sangat membesar, gerakan anak terasa di

banyak tempat

14). Kembar Air/ Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerakan dari anak

tidak begitu terasa

Page 5: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

15). Janin mati dalam kandungan : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi

16). Hamil lebih bulan (post date/Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2

minggu belum melahirkan.

17). Letak Sungsang : di atas perut : kepala bayi ada diatas dalam rahim

18). Letak Lintang : Disamping perut : kepala bayi didalam rahim terletak

disebelah kanan atau kiri

KELOMPOK FR. III/ Ada Gawat Darurat

19). Perdarahan : Mengeluarkan darah pada waktu hamil ini

20). Eklamsia : terjadi kejang-kejang pada hamil 7 bulan lebih pada ibu dengan

keracunan kehamilan

2.2.2 Kartu  Prakiraan  Persalinan  “Soedarto”  (KPPS)

Untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifitas system scoring mengenai cara

persalinan y a n g d i b u t u h k a n , h a r u s d i t a m b a h k a n s a t u a l a t y a n g

m u d a h d i g u n a k a n d a n d a p a t memperkirakan terjadinya distosia (persalinan

sulit atau disfungsional) sebelum persalinan dimulai, sehingga rujukan

terlambat dapat dicegah. Alat tersebut adalah kartu prakiraan persalinan

yang dikembangkan oleh Soedarto.

Cara pengukuran :

a). Dilakukan pada ibu hamil aterm (>38 minggu), janin tunggal, preskep tanpa

kelainan yang berpengaruh terhadap pengukuran misalnya hidrosefalus, plasenta

previa dll.

b). Dilakukan pengukuran TFU : hasil  di  plot  pada  sumbu  “tinggi fundus uteri (f.u)”

c). Dilakukan pengukuran telapak kaki kanan terpanjang : hasil di plot pada sumbu

“panjang telapak kaki kanan”  perpotongaGrafiknya terdiri dari 4 area / daerah,

yaitu: hijau tua, hijau muda, kuning, dan merah

Penilaian :

a). Perpotongan proyeksi kedua pengukuran pada grafik akan jatuh pada salah satu

daerah

b). Untuk menentukan terjadinya disproporsi sefalopelvik

c). Tempat persalinan

1). Daerah hijau tua

Menunjukkan distosia hampir tidak mungkin terjadi, persalinan di rumah masih

bisa dilakukan dengan aman.

Page 6: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

2). Daerah hijau muda

Menunjukkan kejadian distosia jarang terjadi, persalinan di rumah dapat

dilakukan tetapi harus dengan pengawasan.

3). Daerah kuning

Menunjukkan distosia sering terjadi, persalinan harus ditangani tenaga

kesehatan atau harus dirujuk (Rumah Sakit)

4). Daerah merah

Mmenunjukkan distosia kemungkinan besar terjadi, rujukan mutlak di lakukan

(Rumah Sakit) (Poedji Rochjati, 2003).

2.2.3 Kartu Menuju Sehat Ibu Hamil / Buku KIA

Kartu menuju sehat ibu hamil adalah suatu bentuk kartu yang disimpan oleh

ibu sendiri sebagai alat yang dapat memantau perkembangan ibu selama kehamilan

dan juga digunakan sebagai penyuluhan. Pemantau keadaan kesehatan dan gizi ibu

hamil serta alat komunikasi antara pemberi pelayanan antenatal. KMS juga

memberikan informasi mendalam yang mudah didapatkan tentang kesehatan

seorang wanita sebelum kehamilan pertama, selama kehamilan, persalinan, masa

nifas dan masa antara kehamilan berikutnya serta status keluarga berencana

(Dep.KesRI,1996).

KMS ibu hamil dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memantau kesehatan,

gizi, pertumbuhan janin, berat badan (BB), tekanan darah (TD), denyut jantung

janin (DJJ), hemoglobin (HB), pemberian tablet Fe, pemberian TT, letak janin, dan

dapat membantu dalam mendeteksi pre-eklamsi, anemia, dan resiko tinggi lainnya

(Depkes R.I, 1999).

Page 7: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

2.2.4 Gravidogram

Gravidogram merupakan alat untuk mendeteksi adanya pertumbuhan janin

terhambat karena ketidaksesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia persalinan.

Gambar.Gravidogram

2.2.5 Ultrasonografi

USG merupakan salah satu alat diagnosa yang menggunakan frekuensi tinggi

untuk menciptakan gambar janin. USG bisa menghasilkan gambar yang disebut

sonogram yang memperlihatkan jaringan lunak dengan sangat rinci. USG yang bisa

juga menampilkan gambar bergerak yang bisa dilihat di monitor televisi dan bisa

direkam dengan kamera polaroid.

USG merupakan prosedur yang sangat sederhana dan cepat, hanya

membutuhkan waktu beberapa menit saja. Pemeriksa akan menggunakan

transducer, yaitu alat kecil yang bisa digenggam. Alat ini diletakkan pada perut ibu

hamil dan digerakkan maju mundur. Transducer ini akan mengirimkan gelombang

suara ketika mengenai tempat janin berada, sehingga menghasilkan gambar pada

monitor.

Saat ini telah ditemukan USG yang transducer-nya dimasukkan ke dalam

vagina. Transvaginal USG ini akan menghasilkan gambar perkembangan janin pada

tahap awal yang tidak mungkin diperoleh jika menggunakan USG biasa (Meser,

2009: 158).

Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada

setiap trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan

olehnya, pada kehamilan trimester pertama: meyakinkan adanya kehamilan,

menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi

Page 8: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan penyebab perdarahan atau

bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya kehamilan ektopik), menentukan

lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim, menentukan kondisi janin jika tidak

ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis adanya janin kembar.

Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air

ketuban (dx: polihidramnion), menentukan kondisi plasenta (dx: plasenta

previa,solusio plasenta), menentukan ukuran janin (dx: makrosomi, gemelli),

memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya (dx: gawat janin),

menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat

kemungkinan adanya tumor (Meser, 2009: 159).

2.3 Contoh Kasus

2.3.1 Gemeli

1). Pengertian

Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau

lebih (Mochtar, 1998).

Kehamilan ganda yaitu apabila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari

satu (Hanifa, 2006).

2). Deteksi

a). Mengalami mual-muntah atau morning sickness yang lebih parah. Jika memang

sedang hamil bayi kembar, kadar hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin)

pada air kemih mungkin juga meningkat. Hormon hCG diperlukan untuk menjaga

kehamilan sampai plasenta berkembang.Hormon ini bisa dideteksi melalui darah

atau melalui urine (saat Anda ingin mengetahui kehamilan lewat test pack) bahkan

sebelum menstruasi Anda berhenti. Dalam kehamilan tunggal, biasanya

konsentrasi hCG meningkat cepat selama minggu pertama, dan menjadi ganda

setiap dua atau tiga hari. Nah, kadar hCG ini bisa meningkat bila terjadi kehamilan

kembar, dan membuat Anda mengalami morning sickness (atau all day sickness)

lebih parah.

b). Kebanyakan wanita (tidak semua) yang hamil bayi kembar memiliki gejala

kehamilan yang lebih intens, disebabkan oleh hormon ekstra yang bersirkulasi

melalui sistem mereka. Mungkin payudara Anda terasa lebih bengkak, lebih sering

buang air kecil, lapar sepanjang waktu, dan cepat lelah. Dalam trimester kedua,

Anda mungkin juga kesulitan menangkap nafas, kaki dan tangan membengkak

Page 9: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

(edema), penambahan berat badan dan pembesaran rahim yang tidak normal, serta

gerakan janin yang kuat. Masalah anemia atau kekurangan zat besi (yang

menurunkan hemoglobin) juga biasa terjadi pada kehamilan kembar.

c). Pertambahan berat badan meningkat cepat pada trimester pertama, dan ini bisa

menjadi petunjuk pertama bahwa Anda membawa lebih dari satu janin. Jika Anda

menerapkan pola makan dengan baik, Anda tak perlu khawatir. Sebuah studi yang

diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menekankan

pentingnya penambahan berat badan di masa awal kehamilan kembar, karena

penambahan di dua trimester pertama terbukti memiliki pengaruh yang lebih besar

pada berat bayi lahir.

d). Ukuran Anda cukup besar untuk usia kehamilan. Pada pemeriksaan pertama

mungkin Anda akan diberitahu bahwa rahim Anda akan terus membesar. Jika

periode menstruasi Anda yang terakhir mengindikasikan kehamilan 8 minggu,

rahim Anda mungkin terasa seperti sudah 10-12 minggu. Hal ini tentu harus

dibuktikan dengan pemeriksaan USG. Begitu kehamilan berlanjut, jika Anda

memang mengandung dua janin, ukuran rahim akan membesar mengikuti usia

kehamilan secara konsisten. Rahim yang menyimpan satu janin mungkin akan

mencapai 38 x 40 cm tingginya, diukur dari tulang pubik. Sedangkan kehamilan

kembar mungkin akan mencapai 48 cm.

e). Anda akan mendapat informasi bahwa kadar AFP (alpha fetoprotein) Anda

meningkat. Kadar AFP, protein yang dilepaskan oleh bayi ketika ia tumbuh dan

ditemukan dalam darah ibu, dapat meningkat ketika ada lebih dari satu bayi.

Normalnya tes darah secara sederhana akan diberikan 16-18 minggu sejak

menstruasi Anda yang terakhir. Pemeriksaan alpha fetoprotein mendeteksi lebih

dari separuh kehamilan kembar.

f). Dokter Anda dapat mendengarkan dua detak jantung. Dua detak jantung yang

terpisah dapat dibuktikan sampai usia kehamilan 12 minggu. Pada sekitar usia 28

minggu, sangat mungkin untuk membedakan dua kepala janin dan beberapa bagian

kecil ketika melakukan pemeriksaan USG.

g). Hasil pemeriksaan USG Anda positif. Jika Anda percaya bahwa Anda memang

sedang hamil bayi kembar, USG dapat dilakukan sejak awal kehamilan. Dengan

dokter yang ahli USG, dua embryo dan dua detak jantung janin yang kuat bahkan

dapat dilihat 6 minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir Anda. Banyak pula

Page 10: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

janin kembar yang sudah dapat didiagnosa sejak usia 5 minggu, ketika Anda baru

terlambat mens satu minggu saja.

3). Penatalaksanaan

a). Dalam kehamilan

1. Penilaian pertumbuhan dan penanganan bila ada masalah, aspek yang dinilai

antara lain kemajuan pertumbuhan janin dan deteksi kelainan congenital

2. Penilaian retardasi pertumbuhan secara USG

3. Pematangan paru janin, bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam

dengan pemberian betta methason 24 mg/hari (16 minggu)

4. Rawat inap, bila

a. Ada kelainan obstetric

b. Ada his atau pembukaan serviks

c. Adanya hipertensi

d. Pertumbuhan salah satu janin terganggu

e. Mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik

b). Dalam persalinan

1. Prinsip-prinsip penanganan

Sebaiknya persalinan ditangani oleh tenaga yang terampil apakah mampu

menangani berbagai komplikasi, antara lain :

a. Persalinan preterm

b. Disfungsi uterus

c. Presentasi abdominal

d. Prolapsus funikuli

e. Solution plasenta

f. Perdarahan post partum

2. Tenaga penolong persalinan tersebut di atas harus selalu mendampingi dan

menangani proses persalinan

3. Siapkan instrument dan bahan untuk kondisi gawat darurat termasuk persediaan

darah yang sesuai

4. Pasang infuse profilaksis

5. Siapkan tenaga terlatih dan berpengalaman untuk resusitasi atau kondisi gawat

darurat

6. Tersedia fasilitas dan sarana yang memadai untuk persalinan ganda

7. Persalinan sebaiknya dilaksanakan di rumah sakit

Page 11: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

c). Menurut lokasi atau tempat pelayanan

1. Polindes

a. Melakukan asuhan antenatal

b. Menjelaskan diagnosa secara klinis jika ada keraguan dirujuk ke RS untuk

pemeriksaan USG dan radiologi

c. Merujuk pasien bila ada kelainan

d. Mencegah anemi dan komplikasi yang mungkin timbul sebelum hamil

e. Merujuk pasien ke puskesmas bila pasien inpartu

2. Puskesmas

a. Melakukan asuhan antenatal

b. Memastikan diagnose kehamilan ganda

c. Menolong persalinan pervaginam bila anak pertama dan kedua dengan

presentasi kepala

3. Rumah Sakit

a. Melakukan perawatan antenatal

b. Melakukan pertolongan lengkap untuk persalinan pervaginam

c. Melakukan tindakan bedah jika ada komplikasi (Hanifa, 2006)

2.3.2 Emboli Air Ketuban

1. Pengertian

Emboli air ketuban (EAK), menurut dr. Irsjad Bustaman, SpOG, adalah masuknya

cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud

komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit

janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental.

2. Deteksi

EAK. Sementara bila di persalinan sebelumnya ibu mengalami EAK, belum tentu

juga kehamilan selanjutnya akan mengalami kasus serupa. Begitu juga sebaliknya.

kejadian EAK sulit dicegah karena sama sekali tak bisa diprediksi. Diagnosis pasti

hanya dapat dilakukan dengan otopsi. Artinya Risiko EAK, tak bisa diantisipasi jauh-

jauh hari karena emboli paling sering terjadi saat persalinan. Dengan kata lain,

perjalanan kehamilan dari bulan ke bulan yang lancar-lancar saja, bukan jaminan ibu

aman dari ancaman, setelah ibu meninggal, baru bisa terlihat di mana komponen-

komponen air ketuban tersebar di pembuluh darah paru. Bahkan pada beberapa kasus,

ditemukan air ketuban di dahak ibu yang mungkin disebabkan ekstravasasi, yakni

keluarnya cairan ketuban dari pembuluh darah ke dalam gelembung paru/alveoli

Page 12: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

3. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif.

Terapi awal adalah memperbaiki cardiac output dan mengatasi DIC (Disseminated

Intravascular Coagulation)

Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah

keadaan umum ibu stabil

X ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium

kanan dan ventrikel kanan.

Laboratorium : asidosis metabolik ( penurunan PaO2 dan PaCO2)

Terapi tambahan :

a. Resusitasi cairan

b. Infus Dopamin untuk memperbaiki cardiac output

c. Adrenalin untuk mengatasi anafilaksis terapi DIC (Disseminated Intravascular

Coagulation)

d. Dengan fresh frozen plasma

e. Terapi perdarahan pasca persalinan dengan oksitosin

f. Segera rawat di ICU

2.3.3 Solusio Plasenta

1. Pengertian

Terlepasnya plasenta sebelum bayi lahir pada insersi yang normal dengan dengan umur

kehamilan lebih dari 22 minggu

2. Deteksi

Deteksi dengan ultrasonografi

3. Penatalaksanaan

a. Solusio plasenta ringan

Apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu, perdarahannya kemudian berhenti,

perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi tegang maka penderita dapat

dirawat secara konservatif di rumah sakit dengan observasi ketat.

b. Solusio plasenta sedang dan berat

Apabila perdarahannyaberlangsung terus, dan gejala solusio plasenta bertambah jelas,

atau dalam pemantauan USG daerah solusio plasenta bertambah luas, maka

pengakhiran kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi. Apabila janin hidup, dilakukan

sectio caesaria. Sectio caesaria dilakukan bila serviks panjang dan tertutup, regangan

Page 13: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

dinding uterus disusul dengan pemberian infuse oksitosin 5 iu dalam 500cc glukosa

5% untuk mempercepat persalinan.

Pengobatan:

Umum:

1) Transfusi darah.Transfusi darah harus segera diberikan tidak peduli bagaimana

keadaan umum penderita waktu itu. Karena jika diagnosis solusio placenta dapat

ditegakkan itu berarti perdarahan telah terjadi sekurang-kurangnya 1000ml.

2) Pemberian O2

3) Pemberian antibiotic

4) Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi

Khusus:

1) Terhadap hipofibrinogenemi : substitusi dengan human fibrinogen 10gr atau darah

segar dan menghentikan fibrinolisis dengan trasylol (proteinase inhibitor) 200.000

iu diberikan IV, selanjutnya jika perlu 100.000 iu / jam dalam infus. Pemberian 1

gram fibrinogen akan meningkatkan kadar fibrinogen darah 40 mg%.

2.2.4 Plasenta Previa

1. Pengertian

Menurut De Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 :

a. Plasenta previa sentralis (totalis)

Adalah bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium.

b. Plasenta previa lateralis

Adalah bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan di tutupi oleh plasenta

Menurut penulis buku0buku Amerika Serikat :

a. Plasenta previa totalis

Adalah seluruh ostium ditutupi plasenta

b. Plasenta previa partialis

Adalah sebagian ditutupi plasenta

c. Plasenta letak rendah

Adalah tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan

dalam tidak teraba

Menurut broune :

a. Tingkat 1 : lateral plasenta previa

Adalah pinggir plasenta berisi samapi kesegmen bawah rahim, namun tidak sampai

ke pinggir pembukaan

Page 14: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

b. Tingkat 2 : margina plasenta previa

Adalah plasenta mencapai pinggir pembukaan

c. Tingkat 3 : complete plasenta previa

Adalah plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila

pembukaan hamper lengkap

d. Tingkat 4 : center plasenta previa

Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada

segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir (ostium uteri internal) (Mochtar, 1998).

2. Deteksi

3. Penatalaksanaan

Penanganan pasif menurut Prof. Sarwono Prawirohardjo, Sp.OG 1997

a. Perhatian

Tiap-tiap perdarahan dari ketiga yang lebih dari show, harus dikirim ke rumah sakit

tanpa dilakukan manipulasi

b. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu,

kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat janin dibawah 2500 gram, maka

kehamilan dapat dipertahankan. Istirahat dan pemberian obat-obatan seperti

spasmolitika. Progestin atau progesterone observasi dengan teliti.

c. Sambil mengawasi periksalah golongandarah, dan siapkan donor untuk transfuse

darah. Bila bahwa bila dijumpai ibu hamil tersangka plasenta previa rujuk segera

ke rumah sakit dimana terdapat fasilitas operasi dan transfuse darah.

d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil tersangka plasenta previa rujuk segera

cepat sembuh dan transfusi darah.

e. Bila kekurangan darah, berikanlah tranfusi darah dan obat-obatan penambah darah.

2.2.5Bekas SC

1. Pengertian

Bekas Seksio Caesaria (BSC) adalah bekas pembedahan pada abdomen untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Kapita Selekta, 2001 :

344i)

2.Deteksi

3.Penanganan

a. Mencari indikasi dan laporan teknik operasi SC yang lalu

Page 15: 86339288 Deteksi Hamil Lanjut

b. Menentukan ada tidaknya sebab yang menetap pada ibu (panggul sempit, tumor jalan lahir

dll)

c. Direncanakan persalinan pervaginam pada semua kasus kecuali:

x Laporan operasi tidak berhasil ditemukan

x Dilakukan SC corporil pada persalinan sebelumnya

x Telah dilakukan SC 2x atau lebih

x Ada kesempitan jalan lahir

x Ada indikasi obstetric lain (PPT dan lain-lain)

d.Dilakukan MOW bila telah 2x atau lebih menjalani SC

e. Bila didapatkan risiko yang lain (missal post term dan /presentasi sungsang dll)

f. Pemakaian obat-obatan untuk induksi persalinan (Prostin E, drip oksitosin, dll)