82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

30
BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997). Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk, 2001) Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001). Klasifikasi gagal nafas: Tipe I : Disebut gagal nafas normokapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 normal. Gagal 3

Transcript of 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

Page 1: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk

mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida

(PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau

perfusi (Susan Martin T, 1997).

Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk

mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat

mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk, 2001)

Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap

karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi

oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga

menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan

peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).

(Brunner & Sudarth, 2001).

Klasifikasi gagal nafas:

Tipe I : Disebut gagal nafas normokapnu hipoksemia : PaO2 rendah

dan PCO2 normal. Gagal napas hipoksemia (tipe I) ditandai dengan

menurunnya tekanan arterial oksigen (Pa O2) hingga di bawah 60 mm Hg

dengan tekanan arterial karbon dioksida yang normal atau rendah (Pa CO2). Ini

merupakan bentuk paling umum dari gagal napas dan dapat diasosiasikan

dengan segala bentuk penyakit paru yang akut, yang secara menyeluruh

melibatkan pengisian cairan pada unit alveolus atau kolaps dari unit alveolus.

Beberapa contoh dari gagal napas tipe I adalah edema paru kardiogenik atau

nonkardiogenik, pneumonia, dan perdarahan pulmoner.

3

Page 2: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

Tipe II : Disebut gagal nafas Hiperkapnu hipoksemia : PaO2 rendah

dan PCO2 Tinggi. Gagal napas hiperkapnia (tipe II) ditandai dengan

meningkatnya PaCO2melebihi 50 mm Hg. Hipoksemia biasa terjadi pada

pasien dengan gagal napas tipe ini yang bernapas dengan udara ruangan.

Keasaman atau pH bergantung pada kadar bikarbonat, yang kembali lagi

bergantung pada durasi hiperkapnia. Etiologi umum termasuk overdosis obat,

penyakit neuromuskular, abnormalitas dinding dada, dan gangguan jalan

napas berat (contohnya padaasma dan PPOK/penyakit paru obstruktif kronis).

B. ETIOLOGI

1. Depresi sistem saraf pusat

Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat

pernafasan yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak

(pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.

2. Kelainan neurologis primer

Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat

pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak

terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada

saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau

pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat

mempengaruhi ventilasi.

3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks

Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan

ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang

mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat

menyebabkan gagal nafas.

4. Trauma

Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.

Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan

perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan

4

Page 3: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan

fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan gagal nafas.

Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.

Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.

5. Penyakit akut paru

Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau

pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi

lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru

dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal

nafas.

Penyebab gagal nafas bersdasrkan lokasi adalah :

1. Penyebab sentral

a. trauma kepala : contusio cerebri

b. radang otak : encephaliti

c. gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak

d. Obat-obatan : narkotika, anestesi

2. Penyebab perifer

a. Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle

relaxans

b. Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale

c. Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS

d. Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax,

haematothoraks

e. Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri

(harsono, 1996)

5

Page 4: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Tanda

Gagal nafas total

Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.

Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan

sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi

Adanya kesulitasn inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi

buatan

Gagal nafas parsial

Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan

whizing.

Ada retraksi dada

2. Gejala

Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)

Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis

(PO2 menurun)

D. PATOFISIOLOGI

Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas

kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal

nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunyanormal

secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.

Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit

paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam

(penyakit penambang batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap

hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal

nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas

kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.

Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,

frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt

6

Page 5: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja

pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah

ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).

Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak

adekuatdimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang

mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla).

Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak,

ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan

menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.

Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak

adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan denganefek yang

dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pnemonia

atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.

7

Page 6: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

PHATWAY GAGAL NAFAS

- Trauma

- depresi system saraf pusat

- penyakit akut paru

- kelainan neurologis

- efusi pleura,hemotokrat dan pneumotorka

Gg saraf pernafasan dan otot pernafasan

↑ permeabilitas membrane alveolan kafiler

Gg evitalium slveolar gg endothalium

↓ kapiler

Odema paru→ ↓

↓ cairan masuk ke intertisial

↓comlain paru ↓

↓ ↑ tahanan jalan nafas

↓ cairan surfaktan ↓

↓ kehilangan fungsi silia sal pernafasan

Gg pengembangan paru ↓Kolap alveoli

↓ ekspansi paruVentilasi dan perfusi ↓Tidak seimbang

↓Terjadi hipoksemia/hiperkapnia

↓O2 dan CO2→ dyspenia,sianosis → ↓curah jantung→

Sumber : ((harsono, 1996)\

8

kelebiham volume cairan

bersihan jalan nafas

tidak efektif

pola nafas tidak efektif

gg pertukaran gas

gg perfusi jaringan

Page 7: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemerikasan gas-gas darah arteri

Hipoksemia

Ringan : PaO2 < 80 mmHg

Sedang : PaO2 < 60 mmHg

Berat : PaO2 < 40 mmHg

2. Pemeriksaan rontgen dada

Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak

diketahui

• Hemodinamik

Tipe I : peningkatan PCWP

• EKG

Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan

Disritmia

F. PENANGANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

1. Terapi oksigen Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau

nasal prong

2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP)

atau PEEP

3. Inhalasi nebuliser

4. Fisioterapi dada

5. Pemantauan hemodinamik/jantung

6. Pengobatan Brokodilator Steroid

7. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan

9

Page 8: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

G. ASKEP

a. Pimary survey

PENGKAJIAN KEGAWAT DARURATAN

1. Airway

a. Peningkatan sekresi pernapasan

b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi

2. Breathing

a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,

retraksi.

b. Menggunakan otot aksesori pernapasan

c. Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis

3. Circulation

a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia

b. Sakit kepala

c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,

mengantuk

d. Papiledema

e. Penurunan haluaran urine

4. Disability

Perhatikan bagaimana tingkat kesadaran klien, dengan penilain GCS,

dengan memperhatikan refleks pupil, diameter pupil.

5. Eksposure

Penampilan umum klien seperti apa, apakah adanya udem, pucat, tampak

lemah, adanya perlukaan atau adanya kelainan yang didapat secara

objektif.

10

Page 9: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

Pemeriksaan fisik :

b. Secondary survey

( Menurut pengumpulan data dasar oleh Doengoes, 2000)

1. Sistem kardiovaskuler

Tanda : Takikardia, irama ireguler

S3S4/Irama gallop

Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal

Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung

menandakan udara di mediastinum)

TD : hipertensi/hipotensi

2. Sistem pernafasan

Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,

keganasan, “lapar udara”, batuk

Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot

asesori, penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi :

hiperesonan di atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area

berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada tidak seimbang,

reduksi ekskursi thorak.

3. Sistem integumen

cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan; mental: cemas, gelisah, bingung,

stupor

4. Sistem musculoskeletal

Edema pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot dari 2- 4.

5. Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

6. Sistem gastrointestinal

Adanya mual atau muntah. Kadang disertai konstipasi.

7. Sistem neurologi

11

Page 10: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

Sakit kepala

8. Sistem urologi

Penurunan haluaran urine

9. Sistem reproduksi

Tidak ada masalah pada reproduksi. Tidak ada gangguan pada

rahim/serviks.

10. Sistem indera

Penglihatan : penglihatan buram,diplopia, dengan atau tanpa

kebutaan tiba-tiba.

Pendengaran : telinga berdengung

Penciuman : tidak ada masalah dalam penciuman

Pengecap : tidak ada masalah dalam pengecap

Peraba : tidak ada masalah dalam peraba, sensasi terhadap

panas/dingin tajam/tumpul baik.

11. Sistem abdomen

Biasanya kondisi disertai atau tanpa demam.

12. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat

menjalar ke leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk

Tanda : Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis

13. Keamanan

Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat

radiasi/kemoterapi

14. Penyuluhan/pembelajaran - Gejala : riwayat factor resiko keluarga

dengan tuberculosis

12

Page 11: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan

nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas

2. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi

sekunder terhadap hipoventilasi

4. Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo

5. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung

Sumber : (doengoes, 2002)

1. Intervensi dan rasional

No Diagnose Tujuan/KH Intervensi Rasional

1. Tidak efektifnya

jalan nafas

berhubungan

dengan hilangnya

fungsi jalan nafas,

peningkatan sekret

pulmonal,

peningkatan

resistensi jalan

nafas

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

jalan nafas

efektif Tujuan :

- Pasien dapat

mempertahank

an jalan nafas

dengan bunyi

nafas yang

jernih dan

ronchi (-)

- Pasien bebas

dari dispneu -

Mengeluarkan

sekret tanpa

1. Catat perubahan dalam

bernafas dan pola

nafasnya

2. Observasi dari penurunan

pengembangan dada dan

peningkatan fremitus –

3. Catat karakteristik dari

suara nafas

4. Catat karakteristik dari

batuk

5. Pertahankan posisi

tubuh/posisi kepala dan

gunakan jalan nafas

tambahan bila perlu

6. Kaji kemampuan batuk,

latihan nafas dalam,

perubahan posisi dan

1. otot-otot

interkostal/abdo

minal/leher

dapat

meningkatkan

usaha dalam

bernafas

2. Pengembangan

dada dapat

menjadi batas

dari akumulasi

cairan dan

adanya cairan

dapat

meningkatkan

fremitus

3. Suara

13

Page 12: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

kesulitan lakukan suction bila ada

indikasi

7. Peningkatan oral intake

jika memungkinkan

Kolaboratif

8. Berikan oksigen, cairan

IV ; tempatkan di kamar

humidifier sesuai indikasi

9. Berikan therapi aerosol,

ultrasonik nabulasasi

10. Berikan fisiotherapi

dada misalnya : postural

drainase, perkusi

dada/vibrasi jika ada

indikasi

11. Berikan bronchodilator

misalnya : aminofilin,

albuteal dan mukolitik

nafas terjadi

karena adanya

aliran udara

melewati batang

tracheo

branchial dan

juga karena

adanya cairan,

mukus atau

sumbatan lain

dari saluran

nafas

4. Karakterist

ik batuk dapat

merubah

ketergantungan

pada penyebab

dan etiologi dari

jalan nafas.

Adanya sputum

dapat dalam

jumlah yang

banyak, tebal

dan purulent

5. Pemelihara

an jalan nafas

bagian nafas

dengan paten

6. Penimbuna

n sekret

14

Page 13: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

mengganggu

ventilasi dan

predisposisi

perkembangan

atelektasis dan

infeksi paru

7. Peningkata

n cairan per oral

dapat

mengencerkan

sputum

8. Mengeluar

kan sekret dan

meningkatkan

transport

oksigen

9. Dapat

berfungsi

sebagai

bronchodilatasi

dan

mengeluarkan

secret

10.Meningkatkan

drainase secret

paru, peningkatan

efisiensi

penggunaan otot

otot pernafasan

11.Diberikan

15

Page 14: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

untuk mengurangi

bronchospasme,

menurunkan

viskositas sekret

dan meningkatkan

2. Pola nafas tidak

efektif b.d

penurunan

ekspansi paru

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

pasien dapat

mempertahank

an pola

pernapasan

yang efektif

Kriteria Hasil :

Pasien

menunjukkan

•Frekuensi,

irama dan

kedalaman

pernapasan

normal

•Adanya

penurunan

dispneu

•Gas-gas darah

dalam batas

normal

1. Kaji frekuensi,

kedalaman dan kualitas

pernapasan serta pola

pernapasan.

2. Kaji tanda vital dan

tingkat kesasdaran

setaiap jam dan prn

3. Monitor pemberian

trakeostomi bila PaCo2

50 mmHg atau PaO2<

60 mmHg

4. Berikan oksigen dalam

bantuan ventilasi dan

humidifier sesuai dengan

pesanan

5. Pantau dan catat gas-gas

darah sesuai indikasi :

kaji kecenderungan

kenaikan PaCO2 atau

kecendurungan

penurunan PaO2

6. Auskultasi dada untuk

mendengarkan bunyi

nafas setiap 1 jam

7. Pertahankan tirah baring

16

Page 15: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

dengan kepala tempat

tidur ditinggikan 30

sampai 45 derajat untuk

mengoptimalkan

pernapasan

8. Berikan dorongan utnuk

batuk dan napas dalam,

bantu pasien untuk

mebebat dada selama

batuk

9. Instruksikan pasien

untuk melakukan

pernapasan diagpragma

atau bibir

10. Berikan bantuan

ventilasi mekanik bila

PaCO > 60 mmHg.

PaO2 dan PCO2

meningkat dengan

frekuensi 5 mmHg/jam.

PaO2 tidak dapat

dipertahankan pada 60

mmHg atau lebih, atau

pasien memperlihatkan

keletihan atau depresi

mental atau sekresi

menjadi sulit untuk

diatasi.

3. Gangguan Setelah 1. Kaji terhadap tanda dan 1. Takipneu

17

Page 16: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

pertukaran gas

berhubungan

dengan

abnormalitas

ventilasi-perfusi

sekunder terhadap

hipoventilasi

diberikan

tindakan

keperawatan

pasien dapat

mempertahank

an pertukaran

gas yang

adekuat

Kriteria Hasil :

Pasien mampu

menunjukkan :

•Bunyi paru

bersih

•Warna kulit

normal

•Gas-gas darah

dalam batas

normal untuk

usia yang

diperkirakan

gejala hipoksia dan

hiperkapnia

2. Kaji TD, nadi apikal dan

tingkat kesadaran setiap[

jam dan prn, laporkan

perubahan tingkat

kesadaran pada dokter.

3. Pantau dan catat

pemeriksaan gas darah,

kaji adanya

kecenderungan kenaikan

dalam PaCO2 atau

penurunan dalam PaO2

4. Bantu dengan pemberian

ventilasi mekanik sesuai

indikasi, kaji perlunya

CPAP atau PEEP.

5. Auskultasi dada untuk

mendengarkan bunyi

nafas setiap jam

6. Tinjau kembali

pemeriksaan sinar X

dada harian, perhatikan

peningkatan atau

penyimpangan

7. Pantau irama jantung

8. Berikan cairan parenteral

sesuai pesanan

9. Berikan obat-obatan

sesuai pesanan :

adalah

mekanisme

kompensasi

untuk

hipoksemia dan

peningkatan

usaha nafas

2. Suara nafas

mungkin tidak

sama atau tidak

ada ditemukan.

Crakles terjadi

karena

peningkatan

cairan di

permukaan

jaringan yang

disebabkan

oleh

peningkatan

permeabilitas

membran

alveoli, kapiler.

3. Wheezing

terjadi karena

bronchokontrik

si atau adanya

mukus pada

jalan nafas

4. Selalu berarti

18

Page 17: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

bronkodilator, antibiotik,

steroid.

bila diberikan

oksigen

(desaturas 5 gr

dari Hb)

sebelum

cyanosis

muncul. Tanda

cyanosis dapat

dinilai pada

mulut, bibir

yang indikasi

adanya

hipoksemia

sistemik,

cyanosis

perifer seperti

pada kuku dan

ekstremitas

adalah

vasokontriksi

5. Hipoksemia

dapat

menyebabkan

iritabilitas dari

miokardium

6. Menyimpan

tenaga pasien,

mengurangi

penggunaan

oksigen

19

Page 18: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

7. Memaksimalka

n pertukaran

oksigen secara

terus menerus

dengan tekanan

yang sesuai

8. Peningkatan

ekspansi paru

meningkatkan

oksigenasi

9. Memperlihatka

n kongesti paru

yang progresif

4. Kelebihan volume

cairan b.d. edema

pulmo

Setelah

diberikan

tindakan

perawatan

pasien tidak

terjadi

kelebihan

volume cairan

Kriteria Hasil :

Pasien mampu

menunjukkan:

• TTV normal

•Balance cairan

dalam batas

normal

• Tidak terjadi

edema

1. Timbang BB tiap hari

2. Monitor input dan output

pasien tiap 1 jam

3. Kaji tanda dan gejala

penurunan curah jantung

4. Kaji tanda-tanda

kelebihan volume :

edema, BB , CVP

5. Monitor parameter

Hemodinamik

6. Kolaborasi untuk

pemberian cairan dan

elektrolit

1. Untuk

mengetahui

perkembangan

bb klien

2. Untuk

mengetahui

balance cairan

3. Mengetahui

suplai oksigen

di dalam tubuh

4. Mengetahui

adanya odema

5. Untuk

memantau

cairan dalam

tubuh

6. Memnuhi

20

Page 19: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

kebutuhan

cairan dan

elektrolit dalam

tubuh

5 Gangguan perfusi

jaringan b.d

penurunan curah

jantung

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

pasien mampu

mempertahank

an perfusi

jaringan.

Kriteria Hasil :

Pasien mampu

menunjukkan

•Status

hemodinamik

dalam bata

normal

• TTV normal

1. Kaji tingkat kesadaran

2. Kaji penurunan perfusi

jaringan

3. Kaji status hemodinamik

4. Kaji irama EKG

5. Kaji system

Gastrointestinal

1. Untuk

mengetahui

tingkat

kesadaran

klien

2. Mengetahui

keadaan

perfusi

jaringan

tercukupi apa

tidaknya

3. Untuk

memantau

cairan dalam

tubuh

4. Untuk

mengetahui

kelainan di

jantung

5. Untuk

mengetahui

adanya

kelainan di

gastrointestina

l

21

Page 20: 82152133 Laporan Pendahuluan Gagal Nafas

22