80312487 Askep CA Esofagus

17
KONSEP TEORI CA OESOFAGUS A. Definisi. Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan yang  paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi. B. Etiologi Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi. C. Klasifikasi Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani. Jenis kanker esofagus antara lain: Adenocarcinoma dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus. Squamous cell carcinoma. Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker esofagus yang umum di seluruh dunia. Jenis langka lainnya. Kanker esofagus langka antara lain choriocarcinoma, lymphoma, melanoma, sarcoma dan kanker sel kecil. D. Anatomi Fisiologi  Esofagus merupakan salah satu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 2 cm, terbentang dari hipofaring sampai cardia lambung, kira-kira 2-3 cm di  bawah diafragma. Esofagus terletak posterior terhadap jantung dan trakea, anterior terhadap vertebra dan berjalan melalui lubang diafragma tepat anterior terhadap aorta. Pada kedua ujung esofagus, terdapat otot-otot spingter, diantaranya :

Transcript of 80312487 Askep CA Esofagus

KONSEP TEORI CA OESOFAGUS

A. Definisi.Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan yang paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi.

B. EtiologiTimbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi.

C. KlasifikasiKanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani. Jenis kanker esofagus antara lain:Adenocarcinoma dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus.Squamous cell carcinoma. Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker esofagus yang umum di seluruh dunia.Jenis langka lainnya. Kanker esofagus langka antara lain choriocarcinoma, lymphoma, melanoma, sarcoma dan kanker sel kecil.

D. Anatomi FisiologiEsofagus merupakan salah satu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 2 cm, terbentang dari hipofaring sampai cardia lambung, kira-kira 2-3 cm di bawah diafragma. Esofagus terletak posterior terhadap jantung dan trakea, anterior terhadap vertebra dan berjalan melalui lubang diafragma tepat anterior terhadap aorta.Pada kedua ujung esofagus, terdapat otot-otot spingter, diantaranya :1) KrikifaringealMembentuk sfingter esofagus bagian atas dan terdiri atas serabut-serabut otot rangka. Dalam keadaan normal berada dalam keadaan tonik, atau kontraksi kecuali waktu menelan.2) Sfingter Esofagus bagian bawahBertindak sebagai sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke dalam esofagus. Dalam keadaan normal, sfingter ini menutup kecuali bila makanan masuk ke dalam lambung atau waktu bertahak atau muntah.Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :i. MukosaTerbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam.ii. Sub MukosaMengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.iii. MuskularisOtot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari campuran antara otot rangka dan otot polos.iv. Lapisan bagian luar (Serosa)Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah operasi lebih besar.

E. Faktor ResikoTidak jelas apa yang menyebabkan kanker esofagus. Kanker esofagus terjadi ketika sel di dalam esofagus terjadi kesalahan pada DNA nya. Kesalahan ini membuat kanker tumbuh dan berkembang tidak terkendalikan. Akumulasi sel yang tidak normal ini membentuk tumor di dalam esofagus yang dapat tumbuh untuk menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.Iritasi kronis dianggap berkontribusi pada perubahan DNA yang menyebabkan kanker esofagus. Faktor yang menyebabkan iritasi pada sel di dalam esofagus dan meningkatkan risiko kanker esofagus antara lain: Alkohol. Cairan empedu yang naik. Mengunyah tembakau. Sulit menelan yang disebabkan achlasia. Minum cairan yang terlau panas. Kurang makanan buah dan sayuran. Makan makanan awetan. Gastroesophageal reflux disease (GERD). Obesitas. Perubahan sel pra kanker pada esofagus (Barrets esophagus). Pengobatan radiasi pada dada atau perut bagian atas. Merokok.F. Manifestasi klinisTanda dan gejala kanker esofagus antara lain: Sulit menelan. Hilang berat badan secara tiba-tiba. Nyeri pada dada. Lelah. Ulsertiva esofagus tahap lanjut. Disfagia, awalnya denganmakanan padatdan akhirnya dengancairan. Merasakan benjolanpada tenggorokandan rasanyerisaat menelan. Nyeri atau begah substernal, regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas dan akhirnya cegukan. Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat badan dan kekuatan secara progresif akibat kelaparan.Pada tahap awal, kanker ini sering tanpa tanda atau gejala.

G. Patofisiologi dan Manifestasi KlinikBiasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul. Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus , atau dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar.Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esofagus penyakit ini secara umum meluas. Gejala termasuik disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya dengan cairan; perasaan ada massa di tenggorokan; nyeri saat menelan; nyeri substernal atau rasa penuh; dan kemudian regurgutasi makanan yang tidak dicerna disertai bau nafas busuk dan cegukanPasien pada awalnya hanya makanan padat yng menyebabkan distres, tetapi dengan berkembangnya penyakit dan obsrtuksi cairan tidak adapat masuk ke lambung. Regurgitasi makanan dan saliva terjadi hemoragi dapt terjadi dan penurunan progresif berat badan dan kekuatan terjdi sebagai akibat kelaparan. Gejala selanjutnya mencakup nyeri substernal, cegukan, kesulitan bernfas dn bau nafas busuk

H. Pemeriksaan Penunjang.Diagnostik dipastikan dengan esofagogastroduodenosopi (EGD) dengan biopsi dan sikatan. Bronkoskopi biasanya dilakukan pada tumor dengan sepertiga tengah dan atas esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membentu dalam menentukan apakah lesi dapat diangkat. Mediastenosskopi digunakan untuk menentukan apakah kanker tellah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain. Kanker esofagus ujung bawah mungkin berhubungan dengan adenokarsinoma lambung yng meluas ke atas esofagus.

I. PenangananBila kanker tersebut ditemukan pada tahap awal, sasaran pengobaan dapat diarahkan pada pengobatan; namun, kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi merupakan satu-satunya tujuan yang harus diterima. Pengobatan dapat mencakup pembedahanStandar penetalaksanaan bedah mencakup reseksi total esofagus dengan pengangkata tumor dan margin luas bebas-tumor dan esofagus dan nodus limfa area. Tumor esofagus torakal bawah lebih mungkin dilakukan pembedahan daripada dilkalisasikan lebih tinggi pada esofagus, dan integritas saluran GI dipertahankandengan menanam esofagus bawah ke dalam lambung.Reseksi bedah esofagus mempinyai angka mortalitas relatif tingiakibat infeksi, komplikasi paru, dan kebocoran melalui anastomisis. Pada pasca operasi pasien akan dipasang selanbg nasogastrik yang tidak boleh dimanipulasi. Pasien dipertahankan puasa sampai pemeriksan sinar X memastikan bahwa anastomisis aman dan tidak bocor.Penggunaan terapi radiasi baik sendiri maupun ada hubunganya dengan bedah praoperasi dan pasca operasi, mungkin merupkan pilihan pengobatan. Pengunaan kemoterapi dikombinasi edngan radiasi atau pembedahan juga sedang diteliti. Pengobatan paliatif mungkin perlu mempertahankan sofagus tetap terbuka dan untuk membantu memberi nutrisi dan mengontrol saliva. Paliasi dapat diselesaikan dengandilatasi esofagus , terapi laser, penempatan endoprotesis, radiasi dan kemoterapi. Kaerna metode ideal pengobatan kanker esofagus belum ditemukan, setiap pasien diobati dengan mengunakan rencan operawatan individual.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA ESOFAGUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klienMeliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.

2 . Riwayat penyakit sekarang Pada klien kanker esophagus biasanya mengeluh Leher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar, susah menelan, badan merasa lemas, serta BB turun drastis dalam waktu singkat.

3 . Riwayat penyakit dahulu . Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan, atau adanya kanker pada organ tubuh lain.

4 Riwayat penyakit keluarga . Untuk menentukan hubungan genetik perlu diidentifikasi adanya anggota keluarga yang menderita kanker esofagus

5. Pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat )b. Pola nutrisi dan metabolisme Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan vomiting. Pada pola ini biasanya klien mengeluh susah menelan, nyeri pada saat menelan, berat badan turun.c. Pola eliminasi Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, jumlah kecil dan tidak lancar menetes - netes, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari p[enyempitan urethra kedalam rectum.d. Pola tidur dan istirahat . Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur. e. Pola aktifitas . Identifikasi pekerjaan klien dan aktivitasnya sehari-hari, kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat menimbulkan strain otot dan jenis utama lainnya. Orang yang kurang aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. f. Pola hubungan dan peranKlien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain, perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam keluarga. Apakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya. g. Pola persepsi dan konsep diriMeliputi informasi tentang dampak yang timbul pada klien kanker esofagus yaitu timbul ketakutan, rasa cemas karena penyakitnyah. Pola sensori dan kognitifPada klien kanker esofagus biasanya tidak mengalami masalah dalam pola sensori dan kognitif.i. Pola reproduksi seksualMengidentifikasi apakah setelah klien menderita kanker esophagus pola reproduksi klien mengalami gangguan j. Pola penanggulangan stressMenanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. Apakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau negatif.k. Pola tata nilai dan kepercayaanKlien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah. 6. Pemeriksaan Persistem

1) B1 (breathing) : RR meningkat, sesak nafas, produksi sekret meningkat. Bagaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau tidak. Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi nafas , irama nafas, suara nafas. Ada wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot Bantu nafas seperti gerakan cuping hidung, gerakan dada dan perut. Tanda tanda cyanosis ada atau tidak.2) B2 (blood) : Yang dikaji adalah nadi ( takikardi/bradikardi, irama ), tekanan darah, suhu tubuh, monitor jantung ( EKG ).3) B3 (brain) : Hal yang dikaji adalah keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri kepala.4) B4 (bladder) : Hal yang dikaji Frekuensi defekasi, inkontinensia alvi, konstipasi / obstipasi, bagaimana dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan muntah.5) B5 (bowel) : Disfgia, Nafsu makan turun, BB turun, apakah ada ketidaknyamanan pada supra pubik, kandung kemih penuh . Masih ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda tanda perdarahan, infeksi. Memakai kateter jenis apa. Irigasi kandung kemih. Warna urine dan jumlah produksi urine tiap hari. Bagaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter.6) B6 (bone) : Bagaimana aktifitas klien sehari hari setelah operasi. Bagaimana memenuhi kebutuhannya. Apakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta keadaan disekitar daerah yang terpasang infus. Keadaan ekstrimitas.

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN KOLABORASI/DIAGNOSA1. Masalah Keperawatana. Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.b. Nyeri akut b.d agen injuri (faktro fisik).c. Kerusakan kemampuan menelan b.d penyumbatn mekanis (tumor)d. Defisit pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai kanker oesofagus.2. Masalah Kolaborasia. PK: perdarahan

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN1. Diagnosa no 1Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.a. TujuanSetelah dilakukan keperawatan diharapkan masalah keurangan nutrisi dapat diatasib. Kriteria HasilNOC:o Perawat mampu meningkatkan status nutrisi pasierno Perawat mampu mengontrol BB pasien.Client Outcomeo Pasien mengalami peningkatan BB menuju berat yang diharapkano BB pasien berada dalam rentang normalo Mengenal faktor-faktor yang mnyebabkan BB dibawah normal.o Pasien mampu mengkonsumsi nutrisi yang adekuato Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.o Pasien terebas dari tanda-tanda malnutrisi.

c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)NoIntervensiRasionalisasi

Manajemen Nutrisi

1tanyakan kepada klien apakah ia memiliki riwayat elergi terhadap makananuntuk menentukan nutrisi yng tepat untuk pasien

2beri dukungan kepada pasien untuk mendapatkan intake kaolri yang adekuat sesua dengan tipe tubuh dan pola aktivitasnya.agar terjdi keseimbangan antara kebituhan kalori edngan pemasukan kalori

3beri pasien makanan yang mengandung tinggi protein, tinggi kalori.untuk meningkatkan BB pasien kearah normal

4monitor catatan intake intake kandungan nutrisi pada makananmengukur apakah asien kebutuhan nutrisinya terpenuhi atau tidak.

Manajemen Gangguan Makan

1Tentukan kemajuan BB harian yang diharapkan bersama klien.dapat menilai keberhasilan dari peningkatan BB.

2monitor masukan kalori perharinyauntuk memastikan apakah pasie mengkonsumsi cukup kalori

3monitor pasien berkitan dengan makan, penurunan berat badan, dan kenaikan BB.untuk menentukan efektivitas dan keberhasilan terapi yang digunakan.

4anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitasnya sehinga bisa mendukung program kenaikan BB.kalori yang tersimpan bisa diubah sebagai cadangan dalam bentuk peningkatan masa otot.

2. Diagnosa no 2Nyeri akut b.d agen injuri (faktro fisik).a. TujuanSetelah dilakukan keperawatan diharapkan masalah nyeri akut dapat diatasib. Kriteria HasilNOC:o Perawat mampu menurunkan tingkat nyeri, meningkatkan tingkat kenyamanan, dan mngontrol nyeri.Client Outcomeo Pasien mampu menggunakan sekala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri saat ini dan menentukan tingkat kenyamanan yang diinginkan.o Pasien mampu menerangkan bagaimana nyeri yang tidak terukur dapat diatasi.o Pasien mampu menampilkan ktivitas pemulihan dengan dilaporkannya penerimaan terhadap tingkat nyeri.o Pasien berada dalam kecukupan mengenai istirahat dan tidurnyao Pasien mampu mendemonsrasikan menejemen nyeri non farmakologic. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)NoIntervensiRasionalisasi

1tentukan apakah pneyrinya itu saat pengkajian atau tidak . jika ia bantu pasien untukemnurunkkan nyerinya tersebut.intensitas, onset, durasi, dan peningkatan nyeri hendaknya dikaji untukmedpatkan data yang esensial..

2tnyakan kepada klien mengenai pengalaman nyeri yang pernah ia alami dan metode yang digunakan untuk menurunkanya.beberapa faktor penhambat dapat menghilangkan ekinginan klien untuk melaporkan neyri dan mengunakan obat analgesik.

3mintalah kepada klien untuk melaporkn lokasi, intensitas dengan mengunakan skala nyeri, dan kualitas nyeri.intensitas, lokasi dan kalitas nyeri hendaknya dilaporkan setelah prosedur tindakan untuk mengetahui keberhasilan treatmen

4. eksplor kebutuhan p[asien dengan obat anlgesik opioid dan non-opioid.intervensi pharmakologi merupakan alat utama sebagai penurun nyeri.

5ajari pasien metode nonfharmakologi untuk menurunkan nyeri kliendigunakaan untuk sebagai suplemen dari metode phmakologik.

6. anjurjkan pasien untuk menggunakan obat analgesik sesua dengan yang dianjurkan.mencegah terjadinya penyalahgunaanobat

Diagnosa no 3Kerusakan kemampuan menelan b.d penyumbatan mekanis (tumor)a. TujuanSetelah dilakukan keperawatan selama 10 hari maka masalah ketidakmampuan menelan dapat teratasib. Kriteria HasilNOC:o Perawat mampu meningkatkan kemempuan menelan pasien.Client Outcomeo Pasien mampu mendemonstrasikan proses menelan yang efektive tanpa batuk atau tersedak.o Pasien terbebas dari bahya aspirasic. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)NoIntervensiRasionalisasi

1pastikan kesiapan pasien untuk makan. Pasien perlu diawasi , kemampuan mengikuti instruksi, mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak, dan mampu menggerakan lidah dalam mulutnya.jika salah satu dari faktro-faktor tersebut tidak ditemukan, maka bisa dipertumangkan untuk menghentikan pemberian makanan peroral dan menggunakan makanan enteral untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien

2kaji kemampuan klien untuk menelan dengan memposisikan jenmpol dan telunjuk pemeriksa pada laringelal proturberance. Minta klien untuk menelan rasakan kenaikan larink, minta klien untuk batuk, test refleks gag pada kedua sisi belakang pharingeal.secara normal waktu yang dibutuhkan bagi bolus untuk untuk berpindah dari tempat dimana refleks dipicu ke pintu esopfhagea adalah 1 detikl Klien dengan kecelakaan kardiovaskular dengan waktu transit(proses menelan) yang lebih lama.mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berkembang ke arah pneumonia aspiration. Pasien bisa tersedak bahkan ketika masih mempuinyai gag refleks.

3observasi tanda-tanda yang berhubunagn dengan proses menelan (batuk, cegukan, kesulitan menahan air liur, penurunan kemampuan untuk mengerakan lidah, bicara yang pelan )semuanya merupakan tanda-tanda kerusakan kemampuan menelan

4. jika klien mempunyai gangguan menelan, jangan memberikan makanan sampai diagnosa yang sesuai ditegakan. Pastikan makanan yang sesuai dengan berkonsultasi dengan dokter untuk pemberian makanan enteral, kebanyakan dengan menggunakan PEG tube. makanan bagi pasien yang tidak bisa menelan dengan sempurn, dapat menyebabkan aspirasi dan kemungkinan kematian. Makanan enteal lewat PEG tube pada umumnya sering digunakan sebab berdasarkan penelitan pasien dengan PEG tube mandpatkan peningkatan status gizi dan nutrisidan memungkinkan peningkatan kemampuan hidup.

5hindari pemberian makana cairan sampi paien mampu menelan secara efektiv. Tambahkan pengental cairan seperti madu, atau puding penggunaan pengenatal dapat meningkatkan hidrasi dannn nutrisi

6. berikan latihan menelan sesuai dengan yang diresepkan oleh team disfagia. (menyentuh langit-langit dengan lidah, merangsang lengkung tonsil, dan langit-langit lunak denagn logam dingin cermin pemeriksan (rangsangan suhu), latihan gerakanm mulut.latihan menelan dapat meningkatkan kemampuan untuk menelan.

7sediakan makanan dalam kondisi tenang jauh dari rangsangan berlebihan, dekat dengan ruang makan yang ribut.lingkungan yang ramai dapat menurunkan mengunyah dan menelan.

8pastikn bahwa klien memiliki waktu yang cukup untuk makanpasien dengan gangguan menelan membutuhkan waktu 2-4 kali lebih lama dibanduing waktu makan orang normal.

9Cek rongga mulut untuk memastikan pengosongan setelah klien menyelesaikan makanan. Berikan perawatan mulut . jika perlu ambil sisa makanan yang terdapat dalam mulut.sisa makanan yang terselip dalam menyebabkan stomatitis, pembusikan gigi, kemungkinan aspirasi lebih lanjut.

10 jaga posisi tegak lurus 30-45 derajat.posisi tegak lurus mempertahankan makanan tetap didalam lambung sampai kosonng mencegah terjadinya refluks dan aspiras.

11awasi tanda-tanda aspirasi dan pneumonia. Auskultasi suara par setelah makan. Catat suara krakles atau wheezing dan peningkatan suhu.tanda-tanda tersebut menunjukan terjadinya pneumonia.

4. Diagnosa no 4Defisit pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai kanker oesofagusa. TujuanSetelah dilakukan keperawatan selama 1 X 8 jam maka masalah defisit pengetahuan klien dapat diatasi.b. Kriteria HasilNOC:o Perawat mampu memahamkan kepada pasien mengenai proses penyakito Perawat mampu memahamkan prosedur pengobatan terhadap penyakitnya.Client Outcomeo Pasien mampu menjelaskan kondisi penyakitnya, mengenali kbutuhan medikasi, dan mengerti pengobatanya..o Pasien mampu menerapkan cara-cara hidup sehat dengan gaya hidupnya.o Mendata sumber informasi dapat digunakan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan dukungan setelah perpisahan. c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)NoIntervensiRasionalisasi

Teaching Disease

1kaji tingkat pengetahuan pasien berhubuangan dengan penyakit spesifknyauntuk menentukan materi apa yang cocok buat pasien

2jelaskan tanda dan gejala yang diderita pasienpasien lebih waspad jika mengalami hal-hal tersebut

3 jelaskan etiologi penyakit pasienagar pasien bisa melakukan tindakan dalam rangka pencegahan penyakitnya

4diskusikan tentang gaya hidup agar tdak terjadi komplikasi pada saat yang akan datang.banyak penyakit yang kammbuh atau bertambh buruk dengan gaya hidup yang salah.

Teaching Individual

1tentukan kebutuhan klien untuk belajarminat seseorang sangat mempengaruhi hasil pembelajaran seseorang

2kaji tingkat pendidikan pasienmasing-masing tingkat pendidikan memiiki cara yang unik dalam emmahami sesuatu.

3kaji faktor penghambat dalam belajarsetiap individu memiliki keunikan tersensiri daalm mempelajari sesuatu sehingga faktor penghambatnyapun berbeda-beda.

4libatkan klien dalam menentukan tujuan dari pembelajaranyapasien akan lebih patuh dalam melakasanakanhasil pembelajaranya.

5gunakan media gambar dalamm enerangkan suatu prosesvisualsasi sebuah proses akan lebih berbkas hasilnya.

Daftar Pustaka:

a. Jong at al, 1977, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.b. Joanne et al, Nursinbg Intervention Calsification, Mosby, USAc. Swearingen. 2001. keperawatn Medikal Bedah. EGC. Jakartad. Nanda. 2004. Nursing Diagnosis A Guide to Planning Care. Down load from www.Us.Elsevierhealth.