Askep CA Larynx

65
BAB I PENGKAJIAN a. Latar belakang Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstrusi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri dari Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid, Kartilago aritenoid, Pita Suara, Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca. laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi kronis (Herves simpleks) Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien

description

askep ca laring

Transcript of Askep CA Larynx

Page 1: Askep CA Larynx

BAB IPENGKAJIAN

a. Latar belakang

Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang

menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk

memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah

dari obstrusi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai

kotak suara dan terdiri dari Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid,

Kartilago aritenoid, Pita Suara,

Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor

ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun.

Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa.

Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan

Ca. laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi kronis

(Herves simpleks)

Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan

kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar

pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala

lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode

untuk menentukan suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi

respon manusia terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk

memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual.

 

Page 2: Askep CA Larynx

2. Tujuan khusus

1. mengetahui tentang defenisi CA laring pada tenggorokan.

2. mengetahui etiolohi dari CA laring pada tenggorokan

3. menjelaskan patofisiologi dari CA laring pada tenggorokan

4. mengetahui menifestasi klinis dari CA laring pada tenggorokan

5. menjelaskanbagaimana penatalaksanaan medis CA laring pada

tenggorokan

6. menjelaskan asuhan keperawatan dari CA laring pada tenggorokan

 

Page 3: Askep CA Larynx

BAB IITINJAUAN TEORITIS

 

A. Defenisi

Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung

ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini.

Kanker merupakan massa jaringan abnormal yang tumbuh secara terus-menerus,

tidak pernah mati. Jaringan tersebut tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan

jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana jaringan tersebut tumbuh.

Penyakit Kanker Laring adalah  keganasan pada pita suara, kotak suara

(laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Kanker di laring hampir selalu

merupakan karsinoma sel skuamosa. Kanker yang biasa terjadi pada perokok.

Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma supraglotis dan subglotis,

biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Bila kanker pita suara

terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan 98% dengan operasi

singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara. Sebaliknya

pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan

kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher

B. Etiologi

Belum diketahui secara pasti, Kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak

ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.

Adapun penyebab lain  biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena

penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan

lingkungan.adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca. laring

adalah :

Page 4: Askep CA Larynx

Rokok

Alkohol

Terpapar oleh sinar radioaktif

Infeksi kronis (Herves simpleks)

C. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik,

tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada

daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh

gejala sistemik seperti demam. Biasanya meraskan tidak enak ditenggorokan,

seperti ada sesuatu yang tersangkut. Terkadang muncul sebuah benjolan di leher

yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih

dulu sebelum gejala lainnya timbul. Seperti :

Nyeri tenggorok

Sulit menelan

Suara Serak

Hemoptisis dan batuk

Sesak nafas

Berat Badan turun

                 Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul

gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.

Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara

parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita

orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.

 

Page 5: Askep CA Larynx

D. Patofisiologi

            Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun

kebanyakan pada orang laki laki. mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok,

bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.

Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala

dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama

neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas

pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan

pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila

kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor

supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara

sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih

dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

E. Pemeriksaan Penunjang

                  Laringoskop

Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.

Foto thoraks

Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di

paru.

CT-Scan

Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan

daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.

Biopsi laring

Page 6: Askep CA Larynx

Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang

terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.

Page 7: Askep CA Larynx

BAB IIIASKEP TEORITIS

 

Pengkajian

a. Identitas klien

           Pengkajian

           Nama                                             :

           Umur                                             :

           jenis kelamin                                 :

           alamat                                            :

           kepercayaan                                  :

           status pendidikan dan       :

           pekerjaan klien                              :

      Identitas penaggung jawab

           nama                                              :

           umur                                              :

           jenis kelamin                                 :

           alamat                                            :

           kepercayaan                                  :

           status pendidikan              :

           pekerjaan PJ                                  : 

           hubungan dengan klien     :

 

Keluhan utama

Page 8: Askep CA Larynx

           Keluhan utama pada klien ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit

menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk ,penurunan berat badan,

nyeri tenggorok, lemah.

Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker

pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada

tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut

meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

 

Riwayat Penyakit Dahulu

-       Tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi kronis

-        Tanyakan pola hidup klien (merokok, minum alkohol)

 

Riwayat Penyakit Keluarga

           Tanyakan pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit

yang sama. Atau adakah keluarga yang meninggal akibat penyakit ini

 

b. Pemeriksaan fisik

           1. Sistim pencernaan => Adanya kesulitan menelan

Tandanya => Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok

yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk.

Pembengkakan lidah dan gangguan reflek.

      2. Neorosensori     => Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.

Page 9: Askep CA Larynx

Tandanya  => Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau

menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik).

Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.

      3. Sistem pernafasan         =>

Adanya benjolan di leher

Asimetri leher

Nyeri tekan pada leher

Adanya pembesaran kelenjar limfe

dipsnoe

sakit tenggorokan

suara tidak ada

c. Diagnosa keperawatan

      1.   Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk

bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.

      2.   Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut

syaraf oleh sel-sel tumor.

      3.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia)

      4.   Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi

(pengangkatan batang suara).

      5.   Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan

suara,perubahan anatomi wajah dan leher.

d. Intervensi

Page 10: Askep CA Larynx

      DX1.         Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk

bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.

            Tujuan => Jalan nafas kembali normal

             Kriterian hasil => efektif Memperlihatkan  kepatenan jalan napas

dengan bunyi napas bersih/jelas.

            Intervensi =>

     1.     Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan catat kemudahan bernafas.

Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan,dispea, terjadinya sianosis.

     2.     Awasi pasien untuk posisi yang  nyaman, misal : peninggian kepala

tempat tidur 30-450.

     3.     Bimbing pasien untuk nafas dalam dan batuk efekt.

Rasional =>

     1.     Perubahan  pada  pernafasan, penggunaan  otot aksesori pernafasan dan

atau adanya ronkhi/mengi diduga ada retensi sekret.

     2.     Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan

menggunakan gravitasi, namun pasien dengan infiltrasi tumor ke trakhea akan

mencari posisi yang mudah untuk bernafas.

     3.     Memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu

mencegah komplikasi pernafasan.

      DX2.          Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan

serabut syaraf oleh sel-sel tumor.

            Tujuan =>        kebutuhan rasa nytaman terpenuhi.

     Criteria hasil => Rasa nyeri bias teratasi        

Page 11: Askep CA Larynx

 

 

 

     Intervensi =>  

                        1.         Tentukan riwayat nyeri, misal : lokasi nyeri, frekuensi,

durasi dan intensitas (skala 1-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.

                        2.         Berikan tindakan kenyamanan dasar,misal : reposisi dan

aktivitas hiburan.

                        3.         Bimbing pasien dalam penggunaan keterampilan

manajemen nyeri (misal : teknik relaksasi) tertawa, musik dan sentuhan

teraupetik.

                        4.         Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan

dokter.

            Rasional =>

                        1.         Informasikan memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individu atau

digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.

                        2.         Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan

kembali perhatian.

                        3.         Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan.

      DX3.         Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia)

Tujuan => klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang tidak adekuat.

Page 12: Askep CA Larynx

            Criteria hasil => Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

dalam situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan

atau insisi sesuai waktunya.

            Intervensi =>

                        1.         Timbang BB dan porsi makan, Pantau masukan makanan

setap hari, Identifikasi pasien yang mengalami mual/ muntah yang diantisipasi,

Berikan diet nutrisi seimbang

                        2.         Kolaborasi,dan berikan obat obat yang sesuai.

            Rasional =>

1.         Untuk mengetahui Berat badan pasien, Mengidentifikasi kekuatan

/defisiensi nutrisi Mual /muntah psikogenik sebelum kemoterapi mulai secara

umum tidak berespons terhadap obat anti emetic.

2.         macam-macam jenis makanan dapat dibuat untuk tambahan atau batasan

faktor tertentu, seperti lemak dan gula atau memberikan makanan yang disediakan

pasien.

      DX4.  Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit

anatomi (pengangkatan batang suara).

Criteria hasil => pasien/klien mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dengan

baik.

Intervensi =>

1.         Kaji kemampuan baca klien, Anjurkan penggunaan komunikasi meliputi

kertas dan pensil, papan gambar, papan tulis, alat papan komunikasi elektrik atau

alat lainnya yang mendukung.

Page 13: Askep CA Larynx

2.         Bantu pasien dengan latihan untuk meningkatkan kualitas suara, nada, dan

volume suara, Letakkan bel dalam jangkauan klien setiap saat.

3.         Kolaborasi dengan rehabilitasi suara

 

            RASIONAL =>

1.         Untuk membuat Perencanaan dan terciptanya cara-cara komunikasi yang

baik dan sesuai, Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi.

2.         Meningkatkan fonasi yang terpengaruh pada pasien dengan ca.laring.

3.         Memberikan metode untuk memanggil dan meminta pertolongan jika

diperlukan.

4.         Memberika therapi berbicara/ bersuara sehingga dapat berkomunikasi

secara verbal.

         DX5. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan

suara,perubahan anatomi wajah dan leher.

Tujuan => Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif

pada diri sendiri.

Criteria hasil => menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai

bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan dapat  berinteraksi positip

dengan orang lain.

Intervensi =>

1.      Berikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan kecemasannya.

2.      Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien, identifikasi

persepsi situasi atau harapan yang akan datang.

3.      Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah.

Page 14: Askep CA Larynx

4.      libatkan orang terdekat untuk memberikan support kepada klien.

5.      Pendekatan spiritual sesuai dengan agama yang dianut klien.

            Rasional =>

                        1.         Untuk mengungkapkan perasaan klien dan mengurangi

kecemasan.

                        2.         Agar klien dapat menerima kenyataan.

                        3.         Untruk mengetahui perubahan emosi klien.

                        4.         Untuk memotivasi klien dan mengurangi kecemasan

klien.

                        5.         Untuk meningkatkan keyakinan pada klien bahwa

tuhan akanmenyembuhkan.     

                       

                       

               

  

BAB IV

PENUTUP

 

Kesimpulan

Pada kasus kanker laring atau karsinoma laring, dapat dilakukan pengobatan

dengan radiasi dan pengangkatan laring (Laringektomi). Pengobatan dipilih

berdasar stadiumnya. Radiasi diberikan pada stadium 1 dan 4. Alasannya

mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang

Page 15: Askep CA Larynx

dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut, lebih-lebih jika sudah terdapat

pembesaran kelenjar leher.

Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih

mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan yang

demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat

dipertahankannya suara yang normal.

 

  

DAFTAR PUSTAKA

Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian-bagian lain dari faring, tepatnya di sebelah do sal

dari cavum nasi dan dihubungkan dengan cavum nasi oleh koane. Nasofaring tidak bergerak,

berfungsi dalam proses pernafasan dan ikut menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh

laring. Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai batas-batas sebagai berikut :  Atas :

Basis kranii. Bawah : Palatum mole Belakang : Vertebra servikalis Depan : Koane Lateral :

Ostium tubae Eustachii, torus tubarius, fossa rosenmuler (resesus faringeus). Pada atap dan

dinding belakang Nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringika.

 

B.konsep penyakit

Pengertian ca nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal dari epitel mukosa

nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring. Carsinoma Nasofaring merupakan

karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan

terlambat atau stadium lanjut.

Page 16: Askep CA Larynx

Etiologi ca nasofaring

Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya

penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan

suatu kelainan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu

mediator kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa kanak-

kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus ini sehingga menimbulkan

Ca Nasofaring. Mediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring : 1. Ikan asin,

makanan yang diawetkan dan nitrosamine. 2. Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan

dan kebiasaan hidup. 3. Sering kontak dengan Zat karsinogen ( benzopyrenen, benzoantrance,

gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan). 4. Ras dan keturunan

(Malaysia, Indonesia) 5. Radang kronis nasofaring

 

Tanda dan gejala ca nasofaring

Gejala dini Gejala pada telinga dapat dijumpai sumbatan Tuba Eutachius. Pasien mengeluh rasa

penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran. Gejala

ini merupakan gejala yang sangat dini. Radang telinga tengah sampai pecahnya gendang telinga.

Keadaan ini merupakan kelainan lanjut yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana

rongga telinga tengah akan terisi cairan. Cairan yang diproduksi makin lama makin banyak,

sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran

Gejala pada hidung adalah epistaksis akibat dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh

rangsangan dan sentuhan dapat terjadi pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini

biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga

berwarna merah muda. Selain itu,sumbatan hidung yang menetap terjadi akibat pertumbuhan

tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-

Page 17: Askep CA Larynx

kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental. Gejala telinga dan hidung

ini bukan merupakan gejala yang khas untuk penyakit ini, karena juga dijumpai pada

infeksi biasa, misalnya pilek kronis, sinusitis dan lain-lainnya. Mimisan juga sering

terjadi pada anak yang sedang menderita radang Gejala lanjutan Pembesaran kelenjar limfe leher

yang timbul di daerah samping leher, 3-5 sentimeter di bawah daun telinga dan tidak nyeri.

Benjolan ini merupakan pembesaran kelenjar limfe, sebagai pertahanan pertama sebelum tumor

meluas ke bagian tubuh yang lebih jauh. Benjolan ini tidak dirasakan nyeri, sehingga sering

diabaikan oleh pasien. Selanjutnya sel-sel kanker dapat berkembang terus, menembus kelenjar

dan mengenai otot di bawahnya. Kelenjarnya menjadi melekat pada otot dan sulit digerakan.

Keadaan ini merupakan gejala yang lebih lanjut lagi. Pembesaran kelenjar limfe leher

merupakan gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter Gejala akibat perluasan

tumor ke jaringan sekitar. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan kebelakang melalui

sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan ialah penglihatan ganda (diplopia),

rasa baal (mati rasa) didaerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah, leher dan

gangguan pendengaran serta

ASKEP CA.NASOFARING

ASKEP CA NASOFARING

A.    KONSEP MEDIS

1.      Pengertian

Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal

dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring.

Page 18: Askep CA Larynx

Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di

THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau

stadium lanjut.

2.      Etiologi

Insidens karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan

kebiasaan makan, lingkungan dan virus Epstein-Barr (Sjamsuhidajat,

1997). Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik,

pekerjaan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman

atau parasit juga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor

ini. Tetapi sudah hampir dapat dipastikan bahwa penyebab karsinoma

nasofaring adalah virus Epstein-barr, karena pada semua pasien

nasofaring didapatkan titer anti-virus EEB yang cukup tinggi (Efiaty &

Nurbaiti, 2001).

Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai

penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam

tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam

jangka waktu yang lama.

Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan

untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa

kanak-kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus

ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring. Mediator yang berpengaruh

untuk timbulnya Ca Nasofaring :

Ø  Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine.

Page 19: Askep CA Larynx

Ø  Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan

hidup.

Ø  Sering kontak dengan Zat karsinogen ( benzopyrenen, benzoantrance,

gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan).

Ø  Ras dan keturunan (Malaysia, Indonesia)

Ø  Radang kronis nasofaring

3.      Patofisiologi

Sudah hampir dipastikan ca.nasofaring disebabkan oleh virus eipstein

barr. Hal ini dapat dibuktikan dengan dijumpai adanya protein-protein

laten pada penderita ca. nasofaring. Sel yang terinfeksi oleh EBV akan

menghasilkan protin tertentu yang berfungsi untuk proses proliferasi dan

mempertahankan kelangsungan virus didalam sel host. Protein tersebut

dapat digunakan sebagai tanda adanya EBV, seperti EBNA-1 dan LMP-1,

LMP-2A dan LMP-2B. EBNA-1 adalah protein nuclear yang berperan

dalam mempertahankan genom virus. EBV tersebut mampu aktif

dikarenakan konsumsi ikan asin yang berlebih serta pemaparan zat-zat

karsinogen yang menyebabkan stimulasi pembelahan sel abnormal yang

tidak terkontrol, sehingga terjadi differensiasi dan proliferasi protein

laten(EBNA-1). Hal inilah yang memicu pertumbuhan sel kanker pada

nasofaring, dalam hal ini terutama pada fossa Rossenmuller.

4.      Tanda dan Gejala

Simtomatologi ditentukan oleh hubungan anatomic nasofaring

terhadap hidung, tuba Eustachii dan dasar tengkorak

Page 20: Askep CA Larynx

Gejala Hidung :

Ø  Epistaksis : rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi

perdarahan.

Ø  Sumbatan hidung. Sumbatan menetap karena pertumbuhan tumor

kedalam rongga nasofaring dan menutupi koana, gejalanya : pilek

kronis, ingus kental, gangguan penciuman.

Gejala telinga

Ø  Kataralis/ oklusi tuba Eustachii : tumor mula-mula dofosa Rosen

Muler, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan penyumbatan

muara tuba ( berdengung, rasa penuh, kadang gangguan

pendengaran)

Ø  Otitis Media Serosa sampai perforasi dan gangguan pendengaran

Gejala lanjut

Ø  Limfadenopati servikal : melalui pembuluh limfe, sel-sel kanker

dapat mencapai kelenjar limfe dan bertahan disana. Dalam kelenjar

ini sel tumbuh dan berkembang biak hingga kelenjar membesar

dan tampak benjolan dileher bagian samping, lama kelamaan

karena tidak dirasakan kelenjar akan berkembang dan melekat pada

otot sehingga sulit digerakkan.

Gejala karsinoma nasofaring dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu

antara lain :

a)      Gejala nasofaring

Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan

hidung.

Page 21: Askep CA Larynx

b)      Gangguan pada telinga

Merupakan gejala dini karena tempat asal tumor dekat muara tuba

Eustachius (fosa Rosenmuller). Gangguan yang timbul akibat sumbatan

pada tuba eustachius seperti tinitus, tuli, rasa tidak nyaman di telinga

sampai rasa nyeri di telinga (otalgia)

c)      Gangguan mata dan syaraf

Karena dekat dengan rongga tengkorak maka terjadi penjalaran

melalui foramen laserum yang akan mengenai saraf otak ke III, IV, VI

sehingga dijumpai diplopia, juling, eksoftalmus dan saraf ke V berupa

gangguan motorik dan sensorik.

Karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak ke IX, X, XI dan XII

jika penjalaran melalui foramen jugulare yang sering disebut sindrom

Jackson. Jika seluruh saraf otak terkena disebut sindrom unialteral.

d)     Metastasis ke kelenjar leher

Yaitu dalam bentuk benjolan medial terhadap muskulus

sternokleidomastoid yang akhirnya membentuk massa besar hingga kulit

mengkilat.

5.      Perluasan Tumor ke Jaringan Sekitar

a)      Perluasan ke atas : ke N.II dan N. VI, keluhan diplopia, hipestesi

pipi.

b)      Sindrom petrosfenoid terjadi jika semua saraf grup anterior terkena

dengan gejala khas :

Ø  Neuralgia trigeminal unilateral

Page 22: Askep CA Larynx

Ø  Oftalmoplegia unilateral

Ø  Amaurosis

Ø  Gejala nyeri kepala hebat akibat penekanan tumor pada duramater

c)      Perluasan ke belakang : N.VII-N.XII, trismus, sulit menelan,

hiper/hipo/anestesi palatum,faring dan laring,gangguan respirasi dan

salvias, kelumpuhan otot trapezius, stenokleidomastoideus,

hemiparalisis dan atrofi sebelah lidah.

d)     Manifestasi kelumpuhan :

Ø  N IX: kesulitan menelan akibat hemiparese otot konstriktor superior

serta gangguan pengecap pada sepertiga belakang lidah.

Ø  N X : Hiper / hipo / anestesi mukosa palatum mole, faring dan

laring disertai gangguan respirasi dan salvias.

Ø  N XI : kelumpuhan atau atropi otot-otot trapezius, sterno – kleido

mastoideus, serta hemiparese palatum mole.

Ø  N XII : hemiparese dan atropi sebelah lidah.

6.      Penentuan Stadium :

TUMOR SIZE (T)

T Tumor primer

T0 Tidak tampak tumor

T1 Tumor terbatas pada satu lokasi saja

T2 Tumor dterdapat pada dua lokalisasi atau lebih tetapi masih terbatas

pada rongga nasofaring

T3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring

Page 23: Askep CA Larynx

T4 Tumor teah keluar dari nasofaring dan telah kmerusak tulang

tengkorak atau saraf-saraf otak

Tx Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap

REGIONAL LIMFE NODES (N)

N0 Tidak ada pembesaran

N1 Terdapat pembesaran tetapi homolateral dan masih bisa digerakkan

N2 Terdapat pembesaran kontralateral/ bilateral dan masih dapat

digerakkan

N3 Terdapat pembesaran, baik homolateral, kontralateral maupun

bilateral yang sudah melekat pada jaringan sekitar

METASTASE JAUH (M)

M0 Tidak ada metastase jauh

M1 Metastase jauh

Ø  Stadium I : T1 No dan Mo

Ø  Stadium II : T2 No dan Mo

Ø  Stadium III : T1/T2/T3 dan N1 dan Mo atau T3 dan No dan Mo

Ø  Stadium IV : T4 dan No/N1 dan Mo atau T1/T2/T3/T4 dan N2/N3 dan Mo atau

T1/T2/T3/t4 dan No/N1/N3/N4 dan M1

7.      Penatalaksanaan

a)      Radioterapi : hal yang perlu dipersiapkan adalah KU pasien baik,

hygiene mulut, bila ada infeksi mulut diperbaiki dulu.

b)      Kemoterapi

Page 24: Askep CA Larynx

c)      Pembedahan

B.     KONSEP KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a)      Identitas

Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku bangsa, status marital, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk

RS, tanggal pengkajian, No Medrec, diagnosis dan alamat.

Identitas penanggung jawab yang meliputi : nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan

alamat.

b)      Riwayat kesehatan

Ø  Keluhan utama

Biasanya didapatkan adanya keluhan suara agak serak,

kemampuan menelan terjadi penurunan dan terasa sakit waktu

menelan dan terdapat kekakuan dalam menelan.

Ø  Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien

dirawat di RS. Menggambarkan keluhan utama klien, kaji

tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan,

faktor apa saja memperberat dan meringankan keluhan dan

bagaimana cara klien menggambarkan apa yang dirasakan,

Page 25: Askep CA Larynx

daerah terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk

PQRST.

Ø  Riwayat kesehatan dahulu

Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya

yang ada hubungannya dengan penyakit keturunan dan

kebiasaan atau gaya hidup, misalnya pada penderita Ca tonsil

adanya kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar zat-zat

kimia, riwayat stomatitis yang lama, oral hygiene yang jelek,

dan yang lainnya.

Ø  Riwayat kesehatan keluarga

Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit

yang sama dengan klien atau adanya penyakit keturunan, bila

ada cantumkan genogram.

c)      Pemerikasaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi sistem tubuh secara

menyeluruh dengan menggunakan tekhnik inspeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi.

Ø  Keadaan umum

Kaji tentang keadaan klien, kesadaran dan tanda-tanda vital.

Ø  Sistem respirasi

Jika Ca sudah membesar dan menyumbat jalan nafas maka

klien akan mengalami kesukaran bernafas, apalagi klien

dilakukan Trakheostomi, produksi sekret akan menumpuk dan

Page 26: Askep CA Larynx

mengakibatkan jalan nafas tidak efektif dengan adanya

perubahan frekuensi nafas dan stridor.

Ø  Sistem cardiovaskuler

Ca nasofaring dengan pemasangan Trakheostomi dan produksi

sekret meningkat, bila dilakukan suction yang berlebihan dalam

satu waktu dapat merangsang reflek nerves sehingga

mengakibatkan bradikardi dan biasanya terjadi peningkatan

JVP.

Ø  Sistem gastrointestinal

Dapat ditemukan adanya mukosa dan bibir kering, nafsu makan

menurun, penurunan berat badan. Jika Ca sudah menyumbat

saluran pencernaan dapat dilakukan tindakan Gastrostomy.

Ø  Sistem musculoskeletal

Kekuatan otot mungkin penuh atau bisa juga terjadi kelemahan

dalam mobilisasi leher karena adanya pembengkakan bila Ca

sudah terlalu parah.

Ø  Sistem endokrin

Mungkin ditemukan adanya gangguan pada hormonal apabila

ada metastase pada kelenjar tiroid.

Ø  Sistem persyarafan

Biasanya ditemukan adanya gangguan pada nervus III, IV, dan

VI yaitu syaraf yang mempersyarafi otot-otot mata, nervus IX,

X, XI dan XII yang mempersyarafi glosofaringeal, vagus,

asesorius dan hipoglosus. Biasanya bila ada nyeri yang

Page 27: Askep CA Larynx

dirasakan klien dapat merangsang pada sistem RAS di formatio

retikularis sehingga menyebabkan klien terjaga.

Ø  Sistem urinaria

Biasanya tidak ditemukan adanya masalah, bila ada metastase

ginjal, akan terjadi penurunan fungsi ginjal.

Ø  Sistem wicara dan pendengaran

Dapat terjadi gangguan pendengaran yang disebabkan adanya

sumbatan pada tuba eustacius sehingga menggangu saluran

pendengaran. Bila Ca sudah bermetastase pada pita suara, maka

klien tidak dapat berkomunikasi secara verbal.

Ø  Sistem integument

Klien yang mendapat terapi radiasi atau kemoterapi akan

terjadi perubahan warna hiperpigmentasi pada area

penyianaran.

Ø  Sistem reproduksi

Biasanya dengan adanya perasaan nyeri, maka dapat

menyebabkan gangguan pada sexualitas.

d)     Data psikologis

Ca tonsil dengan pemasangan Trakheostomy dan atau Gastrostomy

akan menimbulkan perasaan denial, timbulnya perasaan rendah hati,

dengan ditemukan data klien lebih suka diam dan menarik diri.

e)      Data spiritual

Page 28: Askep CA Larynx

Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya.

Biasanya klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.

f)       Data sosial

Biasanya didapatkan interaksi klien dengan lingkungannya menjadi

menurun dikarenakan adanya penyakit yang diderita klien.

g)      Pemeriksaan Penunjang

Ø  Nasofaringoskopi

·         Rinoskopi posterior dengan atau tanpa kateter

·         Biopsi multiple

Ø  Radiologi :Thorak PA, Foto tengkorak, Tomografi, CT Scan,

Bone scantigraphy (bila dicurigai metastase tulang)

Ø  Pemeriksaan Neuro-oftalmologi : untuk mengetahui perluasan

tumor kejaringan sekitar yang menyebabkan penekanan atau

infiltrasi kesaraf otak, manifestasi tergantung dari saraf yang

dikenai.

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

a)      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

terdapatnya akumulasi sekret yang banyak dan mengental.

b)      Nyeri berhubungan dengan metastase kanker, Insisi bedah,

Pembengkakan jaringan.

Page 29: Askep CA Larynx

c)      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Radiasi atau agen

kemoterapi, Pembentukan oedema.

d)     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan.

e)      Deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan

aktifitas.

3.      INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Bersihan

Jalan Nafas

tidak efektif

berhubungan

dengan:

-     Obstruksi

jalan

nafas :sekresi

NOC:

v Respiratory status :

Ventilation

v Respiratory status :

Airway patency

v Aspiration Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

§ Pastikan kebutuhan oral / tracheal

suctioning.

§ Berikan O2 ……l/mnt, metode………

§ Anjurkan pasien untuk istirahat dan

napas dalam

·   Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

Page 30: Askep CA Larynx

tertahan,

banyaknya

mukus,

DS:

-    Dispneu

DO:

-    Batuk, tidak

efekotif atau

tidak ada

-    Produksi

sputum

selama …………..pasien

menunjukkan keefektifan

jalan nafas dibuktikan

dengan kriteria hasil :

v  Menunjukkan jalan

nafas yang paten (klien

tidak merasa tercekik,

irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam

rentang normal, tidak

ada suara nafas

abnormal).

v  Foto thorak dalam batas

normal

·   Lakukan fisioterapi dada jika perlu

·   Keluarkan sekret dengan batuk atau

suction

·   Auskultasi suara nafas, catat adanya

suara tambahan

·   Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan.

·   Monitor respirasi dan status O2

·   Pertahankan hidrasi yang adekuat

untuk mengencerkan sekret

·   Jelaskan pada pasien dan keluarga

tentang penggunaan peralatan : O2,

Suction, Inhalasi.

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Nyeri

berhubungan

dengan

metastase

kanker, insisi

bedah.

NOC:

v  Comfort level

v  Pain control

v  Pain level

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

NIC :

Pain Manajemen

-          Monitor kepuasan pasien

terhadap manajemen nyeri

-          Tingkatkan istirahat dan tidur

yang adekuat

Page 31: Askep CA Larynx

DS:

-    Kelelahan

-    Takut untuk

injuri ulang

DO:

-    Gangguan

aktifitas

-    Anoreksia

-    Perubahan

pola tidur

-    Respon

simpatis

(suhu dingin,

perubahan

posisi tubuh ,

hipersensitif,

perubahan

berat badan)

selama …. nyeri kronis

pasien berkurang dengan

kriteria hasil:

v Tidak ada gangguan

tidur

v Tidak ada gangguan

konsentrasi

v Tidak ada gangguan

hubungan

interpersonal

v Tidak ada ekspresi

menahan nyeri dan

ungkapan secara

verbal

v Tidak ada tegangan

otot

-          Kelola pemberian

analgetik ...........

-          Jelaskan pada pasien penyebab

nyeri

-          Lakukan tehnik nonfarmakologis

(relaksasi, masase punggung)

Diagnosa Rencana keperawatan

Page 32: Askep CA Larynx

Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan :

Eksternal :

-        Radiasi

-       Perubahan

status cairan

(edema)

DO:

-        Gangguan

pada bagian

tubuh

-        Kerusakan

lapisa kulit

(dermis)

-        Gangguan

permukaan

kulit

(epidermis)

NOC :

Tissue Integrity : Skin

and Mucous Membranes

Wound Healing : primer

dan sekunder

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama….. kerusakan

integritas kulit pasien

teratasi dengan kriteria

hasil:

v  Integritas kulit yang

baik bisa

dipertahankan

(sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi,

pigmentasi)

v  Perfusi jaringan baik

v  Mampu melindungi

kulit dan

mempertahankan

kelembaban kulit

NIC : Pressure Management

§ Anjurkan pasien untuk menggunakan

pakaian yang longgar

§ Hindari kerutan pada tempat tidur

§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih

dan kering

§ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)

setiap dua jam sekali

§ Monitor kulit akan adanya kemerahan

§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil

pada derah yang tertekan

§ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

§ Monitor status nutrisi pasien

§ Memandikan pasien dengan sabun dan

air hangat

§ Kaji lingkungan dan peralatan yang

menyebabkan tekanan

Page 33: Askep CA Larynx

dan perawatan alami

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Ketidakseimba

ngan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Berhubungan

dengan :

Ketidakmampua

n untuk

menelan.

NOC:

a.     Nutritional status:

Adequacy of nutrient

b.     Nutritional Status :

food and Fluid Intake

c.      Weight Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama….nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

v  Albumin serum

v  Pre albumin serum

v  Hematokrit

v  Hemoglobin

v  Total iron binding

capacity

v  Jumlah limfosit

§ Kaji adanya alergi makanan

§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

§ Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

§ Ajarkan pasien bagaimana membuat

catatan makanan harian.

§ Monitor adanya penurunan BB dan gula

darah

§ Monitor lingkungan selama makan

§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan

tidak selama jam makan

§ Monitor turgor kulit

§ Monitor kekeringan, rambut kusam,

total protein, Hb dan kadar Ht

§ Monitor mual dan muntah

Page 34: Askep CA Larynx

§ Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva

§ Monitor intake nuntrisi

§ Informasikan pada klien dan keluarga

tentang manfaat nutrisi

§ Kolaborasi dengan dokter tentang

kebutuhan suplemen makanan seperti

NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

§ Atur posisi semi fowler atau fowler

tinggi selama makan

§ Kelola pemberan anti emetik:.....

§ Anjurkan banyak minum

§ Pertahankan terapi IV line

§ Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah dan cavitas oval

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Defisit

perawatan diri

Berhubungan

NOC :

v  Self care : Activity of

Daily Living (ADLs)

NIC :

Self Care assistane : ADLs

§  Monitor kemempuan klien untuk

Page 35: Askep CA Larynx

dengan :

keterbatasan

aktivitas

DO :

ketidakmampua

n untuk mandi,

ketidakmampua

n untuk

berpakaian,

ketidakmampua

n untuk makan,

ketidakmampua

n untuk toileting

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. Defisit

perawatan diri teratas

dengan kriteria hasil:

v  Klien terbebas dari bau

badan

v  Menyatakan

kenyamanan terhadap

kemampuan untuk

melakukan ADLs

v  Dapat melakukan

ADLS dengan

bantuan

perawatan diri yang mandiri.

§  Monitor kebutuhan klien untuk alat-

alat bantu untuk kebersihan diri,

berpakaian, berhias, toileting dan

makan.

§  Sediakan bantuan sampai klien

mampu secara utuh untuk melakukan

self-care.

§  Dorong klien untuk melakukan

aktivitas sehari-hari yang normal

sesuai kemampuan yang dimiliki.

§  Dorong untuk melakukan secara

mandiri, tapi beri bantuan ketika

klien tidak mampu melakukannya.

§  Ajarkan klien/ keluarga untuk

mendorong kemandirian, untuk

memberikan bantuan hanya jika

pasien tidak mampu untuk

melakukannya.

§  Berikan aktivitas rutin sehari- hari

sesuai kemampuan.

§  Pertimbangkan usia klien jika

mendorong pelaksanaan aktivitas

sehari-hari.

Page 36: Askep CA Larynx

C.     KASUS

Seorang wanita berumur 35 tahun masuk ke Rumah Sakit Avicenna pada hari

rabu, 22 mei 2013. Diterima oleh Ners D diruang interna, pasien mengeluh sakit

ketika menelan dan nyeri pada telinga sejak satu bulan terakhir. pasien juga

mengatakan sering mimisan dan sering pilek dengan lendir yang kental. Ketika

Ners D melakukan anamnesa, pasien sering mengulang pertanyaan karena pasien

mengalami gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

radang pada telinga. Pada palpasi ditemukan adanya benjolan pada leher bagian

atas. Ibu pasien pernah mengalami penyakit yang sama. Pemeriksaan vital sign

diperoleh suhu 37,7 °C, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 X / mnt,

pernapasan 23 x/mnt. Pemeriksaan CT-Scan : ca.nasofaring.

Page 37: Askep CA Larynx

1.      PENGKAJIAN

a)      Identitas

b)      Riwayat kesehatan sekarang

Ø  Keluhan utama:

·         Pasien mengeluh sakit ketika menelan dan nyeri

pada telinga.

Ø  Riwayat keluhan utama :

·         Keluhan dirasakan sejak satu bulan terakhir.

Ø  Keluhan lain :

·         Sering mimisan

·         Sering pilek dengan lendir yang kental.

c)      Riwayat kesehatan masa lalu

Ø  Riwayat kesehatan keluarga :

·         Ibu pasien pernah mengalami penyakit yang

sama.

d)     Pemeriksaan fisik

Ø  Vital sign

TD : 120/80 mmHg S : 37,7 °C

N : 85 X / mnt P : 23 X / mnt

Ø  Pemeriksaan kepala

Telinga :

·         Adanya radang pada telinga tengah.

·         Adanya gangguan pendengaran pada pasien.

Page 38: Askep CA Larynx

Leher :

·         Adanya benjolan pada leher bagian atas.

e)      Pemeriksaan penunjang

CT-Scan : ca. nasofaring

·         PATHWAY DAN PENYIMPANGAN KDM

Page 39: Askep CA Larynx

Sumber : kelompok 1,kelas C STIK AVICENNA

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ø  Nyeri berhubungan dengan metastase kanker, Pembengkakan

jaringan

Ø  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan.

Ø  Deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas.

3.      INTERVENSI KEPERAWATAN

Page 40: Askep CA Larynx

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Nyeri

berhubungan

dengan

metastase

kanker,

pembengkakan

jaringan.

DS:

-    Kelelahan

-    Takut untuk

injuri ulang

DO:

-    Gangguan

aktifitas

-    Anoreksia

-    Perubahan

pola tidur

-    Respon

simpatis

(suhu dingin,

perubahan

NOC:

v  Comfort level

v  Pain control

v  Pain level

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. nyeri kronis

pasien berkurang dengan

kriteria hasil:

v Tidak ada gangguan

tidur

v Tidak ada gangguan

konsentrasi

v Tidak ada gangguan

hubungan

interpersonal

v Tidak ada ekspresi

menahan nyeri dan

ungkapan secara

verbal

v Tidak ada tegangan

NIC :

Pain Manajemen

-          Monitor kepuasan pasien

terhadap manajemen nyeri

-          Tingkatkan istirahat dan tidur

yang adekuat

-          Kelola pemberian

analgetik ...........

-          Jelaskan pada pasien penyebab

nyeri

-          Lakukan tehnik nonfarmakologis

(relaksasi, masase punggung)

Page 41: Askep CA Larynx

posisi tubuh ,

hipersensitif,

perubahan

berat badan)

otot

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Ketidakseimba

ngan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Berhubungan

dengan :

Ketidakmampua

n untuk

menelan.

NOC:

d.     Nutritional status:

Adequacy of nutrient

e.     Nutritional Status :

food and Fluid Intake

f.       Weight Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama….nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

v  Albumin serum

v  Pre albumin serum

v  Hematokrit

v  Hemoglobin

v  Total iron binding

§ Kaji adanya alergi makanan

§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

§ Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

§ Ajarkan pasien bagaimana membuat

catatan makanan harian.

§ Monitor adanya penurunan BB dan gula

darah

§ Monitor lingkungan selama makan

§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan

tidak selama jam makan

§ Monitor turgor kulit

Page 42: Askep CA Larynx

capacity

v  Jumlah limfosit

§ Monitor kekeringan, rambut kusam,

total protein, Hb dan kadar Ht

§ Monitor mual dan muntah

§ Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva

§ Monitor intake nuntrisi

§ Informasikan pada klien dan keluarga

tentang manfaat nutrisi

§ Kolaborasi dengan dokter tentang

kebutuhan suplemen makanan seperti

NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

§ Atur posisi semi fowler atau fowler

tinggi selama makan

§ Kelola pemberan anti emetik:.....

§ Anjurkan banyak minum

§ Pertahankan terapi IV line

Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Defisit

perawatan diri

Berhubungan

NOC :

v  Self care : Activity of

Daily Living (ADLs)

NIC :

Self Care assistane : ADLs

§  Monitor kemempuan klien untuk

Page 43: Askep CA Larynx

dengan :

keterbatasan

aktivitas

DO :

ketidakmampua

n untuk mandi,

ketidakmampua

n untuk

berpakaian,

ketidakmampua

n untuk makan,

ketidakmampua

n untuk toileting

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. Defisit

perawatan diri teratas

dengan kriteria hasil:

v  Klien terbebas dari bau

badan

v  Menyatakan

kenyamanan terhadap

kemampuan untuk

melakukan ADLs

v  Dapat melakukan

ADLS dengan

bantuan

perawatan diri yang mandiri.

§  Monitor kebutuhan klien untuk alat-

alat bantu untuk kebersihan diri,

berpakaian, berhias, toileting dan

makan.

§  Sediakan bantuan sampai klien

mampu secara utuh untuk melakukan

self-care.

§  Dorong klien untuk melakukan

aktivitas sehari-hari yang normal

sesuai kemampuan yang dimiliki.

§  Dorong untuk melakukan secara

mandiri, tapi beri bantuan ketika

klien tidak mampu melakukannya.

§  Ajarkan klien/ keluarga untuk

mendorong kemandirian, untuk

memberikan bantuan hanya jika

pasien tidak mampu untuk

melakukannya.

§  Berikan aktivitas rutin sehari- hari

sesuai kemampuan.

§  Pertimbangkan usia klien jika

mendorong pelaksanaan aktivitas

sehari-hari.

Page 44: Askep CA Larynx