8 BAB III Buat Indorama Yang Bener
-
Upload
lantang-gesar-apryadi -
Category
Documents
-
view
30 -
download
7
description
Transcript of 8 BAB III Buat Indorama Yang Bener
BAB III
COAL FEEDER CAPTIVE POWER PLANT
3.1 Pengertian Coal Feeder Captive Power Plant
Coal Feeder Captive Power Plant Adalah salah satu komponen perangkat yang
ada di sistem pembangkitan listrik di Captive Power Plant yang komponen utamanya
terdiri dari belt feeder dan 4 buah motor induksi 3 phase.
Coal Feeder berfungsi untuk mengatur atau mengontrol proses akhir
batubara,dari bungker batubara menuju ke caol mill yang akan dihancurkan menjadi
bubuk halus batubara,yang siap disalurkan ke tahap pembakaran di boiler Captive Power
Plant.
Jika kita lihat dari bentuk konstruksinya, jenis coal feeder yang dipakai PT
Indorama Synthetics. Tbk,yaitu :
Name plate coal feeder :
Model : 10 -57-15/500
Capasity : 15 t/h
Accuracy : 1.0 class
Beit Width : 500 mm
Power : 2,2 kW
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar Coal Feeder model type 10 -57-15/500
di bawah ini :
8
Gambar 3.1 Coal Feeder Captive Power Plant
Gambar 3.2 Coal Feeder 2 Captive Power Plant.
9
3.2 Bagian – bagian dan Fungsi Pada Coal Feeder Captive Power Plant
Didalam coal feeder ada beberapa instument peralatan atau komponen sebagai
berikut :
1. Peralatan utama
a. Box Control Panel
b. Belt Feeder Conveyor
c. Motor Conveyor 2,2 kW
d. Motor Cleaner 0,75 kW
e. Motor Feeding Gate Valve 1,52 kW
f. Motor Discharge Valve 1,5 kW
2. Peralatan pelengkap
a. Coal Blocking Detector
b. Speed Sensor
c. Proximity Sensor
d. Temperatur Switch
e. Run Off Switch
f. Load Sell
g. Jungtion Box
h. Lampu Indikator
10
3.2.1 Box Control panel
Box Control Panel berfungsi untuk pengontrol system coal fedder secara
local atau di lapangan. Terdapat switch untuk running dan off untuk menjalankan
perangkat yang ada di caol feeder serta lampu indikator. Box control panel ini
disuplay Power 380 V, 50 Hz, >7KVA
3.2.2 Belt Feeder Conveyor
Sebagai pemisah atau pengatur batubara pada coal feeder dan pemicu
trip tegangan bila ada aliran batubara melebihi kapasitas.
Gambar 3.3 Belt Feeder
11
Belt feeder terpasang didalam coal feeder yang digerakkan oleh motor induksi 3
Phase Y2-1033040TK/8 -4.04 -14 :
V = 380 V
I = 5,1 A
F = 50 Hz
Rpm = 1410 r/m
Cos Q = 0,81
3.2.3 Motor Conveyor
a. Motor Conveyor 2,2 kW
b. Motor Cleaner 0,75 kW
c. Motor Feeding Gate Valve 1,52 kW
d. Motor Discharge Valve 1,52 kW
Motor yang digunakan untuk penggerak belt feeder ini adalah jenis
motor induksi. Motor Induksi adalah suatu motor yang dicatu oleh arus bolak-
balik pada statornya secara langsung dan pada rotornya terdapat arus karena
induksi dari stator. Arus rotor ini merupakan arus yang terinduksi karena adanya
perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Jenis motor yang digunakan adalah jenis motor sangkar tupai dimana
pada rotornya berbentuk menyerupai sangkar tupai.
12
Gambar 3.4 Motor Induksi Belt Feeder
Motor yang digunakan untuk penggerak belt feeder ini adalah jenis motor
induksi 3 fasa dengan name plate sebagai berikut :
Tabel 3.1 Name Plate Motor Coveyor Belt Feeder
Phase 3 ~ Rpm 1410
Out 2.22 kW Type Y2.1033-TK 8
Volts 380 V No 6953
Amp 5.1 A Frek 50 Hz
Perhitungan slip sebagai berikut :
13
Dengan putaran 1410 rpm berarti motor tersebut berkutub 4 dengan ns sebesar
1500 rpm.
Dari nilai tersebut didapatkan slip sebesar :
= (1500 – 1410 ) : 1500 X 100 %
= 6 %
Motor yang digunakan untuk motor cleaner adalah jenis motor induksi 3 fasa
dengan name plate sebagai berikut :
Tabel 3.2 Name Plate Motor
Phase 3 ~
Out 0,75 kW
Volts 380 V
Amp 1,5
Rpm 1410
Type Y2.1033-TK 8
Frame 6953
Frek 50 Hz
14
Motor yang digunakan untuk motor feeding gate valve adalah jenis motor
induksi 3 fasa dengan name plate sebagai berikut :
Tabel 3.3 Name Plate Motor
Phase 3 ~
Out 1.52 kW
Volts 380 V
Amp 1,5
Rpm 1470
Type Y2.1033-TK 8
Frame 6953
Frek 50 Hz
Motor yang digunakan untuk motor discharge vavle adalah jenis motor induksi
3 fasa dengan name plate sebagai berikut :
15
Tabel 3.4 Name Plate Motor
Phase 3 ~
Out 1.52 kW
Volts 380 V
Amp 1,5
Rpm 1410
Type Y2.1033-TK 8
Frame 6953
Frek 50 Hz
3.2.4 Sensor Proximity
Proximity sensor mencakup semua sensor yang melakukan
penginderaan/deteksi secara non-kontak, dibandingkan dengan sensor, seperti
limit switch, yang mendeteksi objek dengan fisik menghubunginya. Proximity
Sensor mengubah informasi tentang gerakan atau kehadiran obyek menjadi sinyal
listrik. Ada tiga jenis sistem deteksi yang melakukan konversi ini :
a. Sistem yang menggunakan arus eddy yang dihasilkan di obyek penginderaan
logam dengan induksi elektromagnetik,
b. Sistem yang mendeteksi perubahan dalam kapasitas listrik ketika mendekati
objek penginderaan.
c. Sistem yang menggunakan magnet dan reed switch.
16
Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan proximity sensor dalam JIS C 8201-
5-2 (tegangan rendah switch gear dan gear kontrol, Bagian 5: rangkaian
perangkat Pengendalian dan elemen switching, Bagian 2: sensor Proximity), yang
sesuai dengan IEC 60947-5-2 penjabaran terhadap switch deteksi non-kontak
posisi.
JIS memberikan nama umum proximity sensor untuk semua sensor yang
menyediakan deteksi non-kontak dari objek target yang dekat atau dalam sekitar
sensor, dan mengklasifikasikan mereka sebagai induktif, kapasitif, ultrasonik,
fotolistrik, dan magnet.
Panduan Teknis mendefinisikan semua sensor induktif yang digunakan untuk
mendeteksi benda-benda logam, sensor kapasitif yang digunakan untuk
mendeteksi benda-benda logam maupun non-logam, dan sensor yang
memanfaatkan medan magnet DC sebagai proximity sensor.
Beberapa kelebihan Proximity sensor
(1) Proximity Sensor mendeteksi sebuah objek tanpa menyentuhnya, dan
karena itu mereka tidak menyebabkan abrasi atau kerusakan objek.
Perangkat seperti limit switch mendeteksi objek dengan menghubunginya,
tapi Proximity Sensor mampu mendeteksi keberadaan objek elektrik, tanpa
harus menyentuhnya.
(2) Tidak ada kontak yang digunakan untuk output, sehingga Sensor memiliki
masa kerja lama (sensor magnet tidak termasuk yang digunakan).
Proximity sensor menggunakan output berupa semikonduktor, sehingga
tidak ada kontak, yang dapat mempengaruhi usia pemakaian.
17
(3) Tidak seperti metode pendeteksian optik, Proximity Sensor cocok untuk
digunakan di lokasi yang banyak kandungan air atau minyak. Deteksi
berlangsung dengan hampir tidak ada efek dari kotoran, minyak, atau air
pada objek yang sedang dideteksi. Model dengan kasus fluororesin juga
tersedia, yang memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap bahan kimia.
(4) Jarak Sensor memberikan respon yang berkecepatan tinggi, dibandingkan
dengan saklar yang membutuhkan kontak fisik. Untuk informasi tentang
respon kecepatan tinggi, lihat Penjelasan Istilah. Proximity Sensor dapat
digunakan dalam rentang suhu yang lebar. Proximity Sensor dapat
digunakan dalam suhu mulai dari -40 hingga 200 ° C.
(5) Jarak Sensor tidak terpengaruh oleh warna.
Proximity Sensor mendeteksi perubahan fisik suatu objek, sehingga mereka
hampir sepenuhnya tidak terpengaruh oleh warna permukaan objek.
(6) Tidak seperti switch, yang mengandalkan pada kontak fisik, Proximity
Sensor dipengaruhi oleh suhu lingkungan, sekitar benda, dan Sensor
lainnya.Keduanya, Induktif dan Capacitive Proximity Sensor, dipengaruhi
oleh interaksi dengan Sensor lainnya. Karena itu, perawatan harus
dilakukan ketika memasangnya, untuk mencegah interferensi bersama.
Perawatan juga harus dilakukan untuk mencegah dampak terhadap benda-
benda logam pada Inductive Proximity Sensor, dan untuk mencegah
dampak dari semua obyek sekitarnya pada Capacitive Proximity Sensor.
Sensor Mempunyai dua Kabel. Saluran source dan sinyal digabungkan. Hal
ini mengurangi pekerjaan pengkabelan sampai 2 / 3 dari yang dibutuhkan
pada Sensor Tiga-kabel. Jika hanya saluran source yang disambung, dapat
merusak komponen bagian dalam. Harus selalu tersambung ke beban.
18
Proximity Sensor Induktif mendeteksi hilangnya magnet karena arus eddy yang
dihasilkan pada permukaan yang konduktif oleh medan magnet luar. AC medan
magnet yang dihasilkan pada kumparan deteksi, dan perubahan impedansi akibat
arus eddy dihasilkan pada benda logam yang terdeteksi.
Metode lainnya termasuk Sensor Deteksi Aluminium, yang mendeteksi phasa
frekuensi, dan Sensor Semua logam-, yang menggunakan kumparan, bekerja
untuk mendeteksi hanya mengubah komponen dari impedansi / tahanan. Ada juga
Pulse-respons Sensor, yang menghasilkan arus eddy didalam pulsa dan
mendeteksi perubahan waktu dalam pusaran arus dengan tegangan induksi di
koil.
Objek sensing dan bentuk sensor, tampak seperti hubungan transformator.
Gambar 3.5 Objek sensing dan bentuk sensor
Perubahan impedansi dapat dilihat sebagai perubahan dalam perlawanan
yang dimasukkan secara seri dengan obyek penginderaan. (Ini tidak benar-benar
terjadi, tapi berpikir dengan cara ini membuat lebih mudah untuk memahami
secara kualitatif.)
Prinsip Penginderaan Capacitive Proximity Sensor.
19
Gambar 3.6 Prinsip Pengindraan
Capacitive Proximity Sensor mendeteksi perubahan kapasitansi antara
objek sensing dan Sensor. Jumlah kapasitansi bervariasi tergantung pada ukuran
dan jarak objek penginderaan. Sebuah Capacitive Proximity Sensor biasa, mirip
dengan kapasitor dengan dua plat paralel, di mana kapasitas kedua pelat
terdeteksi. Salah satu pelat merupakan obyek yang diukur (dengan tanah
imajiner), dan yang lainnya permukaan Sensor's penginderaan. Perubahan dalam
kapasitas yang dihasilkan antara kedua kutub terdeteksi. Objek yang dapat
dideteksi tergantung pada konstanta dielektriknya, tetapi termasuk didalamnya
mengandung unsur resin dan air yang ditambahkan ke logam.
Prinsip Penginderaan Sensor Proximity Magnetic
Gambar 3.7 Prinsip Pengindraan Sensor Magnetic
20
Akhir buluh/reed dari saklar yang dioperasikan oleh magnet. Ketika saklar
buluh / reed switch 'on', maka Sensor juga 'on'.
Sebuah objek penginderaan yang berfungsi sebagai acuan untuk mengukur
kinerja dasar, dan yang dibuat dari bahan tertentu dan memiliki bentuk dan
dimensi tertentu pula.
Gambar 3.8 Objek Pengindraan
Jarak Deteksi
Jarak dari posisi referensi (permukaan referensi) untuk operasi yang diukur
(reset) ketika obyek standar deteksi digerakkan oleh metode tertentu.
Gambar 3.9 Jarak Deteksi
21
Pengaturan Jarak
Jarak dari permukaan referensi yang memungkinkan penggunaan stabil,
termasuk pengaruh suhu dan tegangan, ke posisi objek (standar) sensing transit.
Ini adalah sekitar 70% sampai 80% dari jarak normal penginderaan.
Gambar 3.10 Pengaturan Jarak
Histeresis (Perjalanan Differential)
Sehubungan dengan jarak, antara objek standar dan Sensor, perbedaan
antara jarak di mana Sensor beroperasi dan jarak di mana me-reset Sensor.
Gambar 3.11 Perjalanan Diferential
22
Respon Time
t1: Delay dari titik, ketika objek deteksi standar bergerak ke daerah deteksi dan
mengaktifkan sensor, ke titik ketika output berubah menjadi ON.
t2: Delay dari titik ketika objek deteksi standar bergerak keluar dari daerah
deteksi, ke titik ketika output Sensor berubah menjadi OFF.
Gambar 3.12 Respon Time
Respon Frekuensi
Jumlah pengulangan deteksi yang dapat menjadi output per detik, ketika
objek standar deteksi berulang kali mendekat ke sensor.
Lihat diagram terlampir untuk metode pengukuran
23
Gambar 3.13 Metode Pengukuran
Berpelindung.
Dengan Sensor Terlindung, fluks magnetik terkonsentrasi di depan
Sensor dan sisi kumparan Sensor ditutupi dengan logam.
Sensor dapat dipasang oleh embedding ke dalam logam.
Gambar 3.14 Sensor Fisik Berpelindung
Tidak Berpelindung.
Dengan Sensor Unshielded, fluks magnet tersebar luas di depan Sensor dan
sisi kumparan Sensor tidak ditutupi dengan logam. Model ini mudah dipengaruhi
oleh benda logam disekitarnya (benda magnetik), sehingga harus diperhatikan
dalam memilih lokasi pemasangan.
24
Gambar 3.15 Sensor Fisik Tak Berpelindung
Pengaruh ukuran material dan objek sensing
25
Di sini, garis horizontal menunjukkan ukuran objek penginderaan,
dan garis vertikal menunjukkan Jarak Penginderaan. Ini menunjukkan
perubahan dalam Jarak Penginderaan dikarena ukuran dan material dari objek
penginderaan. Lihat data ini saat menggunakan Sensor yang sama untuk
mendeteksi berbagai objek penginderaan yang berbeda, atau ketika
mengkonfirmasi peluang diperbolehkan untuk mendeteksi.
Jadi kesimpulannya, benda logam jenis besi adalah benda yang
paling ideal untuk dideteksi sebab dapat menjangkau objek dengan jarak yang
cukup jauh, maximum 3 mm, hal ini cukup memudahkan saat melakukan
pemasangan atau adjustment.
Cara kerja proximity switch
Seperti yang telah disebutkan diatas, sensor ini bekerja berdasarkan jarak
object terhadap sensor, ketika ada object logam yang mendekat kepadanya
dengan jarak yang sangat dekat 5 mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan
menghubungkan kontaknya, kemudian melalui kabel yang tersedia bisa
dihubungkan ke perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll. Pada saat
sensor ini sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan
ditandai dengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian atas
sensor, sehingga memudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau ketika
melakukan preventive maintenace.
Hampir setiap mesin - mesin produksi yang ada di setiap industri, baik
itu industri kecil ataupun besar, menggunakan sensor jenis ini, sebab selain
praktis sensor ini termasuk tahan terhadap benturan ataupun goncangan, selain itu
26
mudah pada saat melakukan perawatan ataupun penggantian, sebab talah
dirancang demikian oleh produsennya, adapun salah satu contoh pengunaan atau
penerapan dari sensor jenis ini adalah digunakan untuk mendeteksi gerakan
cylinder up atau down pada sebuah mesin atau penggerak.
3.2.5 Sensor Load Cell
Yang dimaksud dengan load cell adalah sebuah sensor elektromekanik
yang berfungsi untuk mengukur besarnya gaya statik maupun dinamik yang
bekerja padanya. Load Cell terdiri dari suatu bahan elastik yang akan mengalami
deformasi sesuai dengangaya yang diterimanya, besarnya deformasi ini
sebanding dengan besarnya gaya. Untuk mengukur besarnya defleksi deformasi
bahan tersebut, salah satu cara yang populer adalah menggunakan starin gauge
yang akan dibahas agak lebih banyak dibagian lain tuIisan ini. Bebarapa jenis
load cell dapat diutarakan di sini :
a. Load Cell tipe kolom
b. Load Cell tipe batang Tipe ini banyak dipakai, umumnya untuk beban
sampai 10 kg. Momen tekuk (bending)yang terjadi pada batang akibat
adanya gaya mengakibatkan terjadinya stress di dekat tambatan batang
tersebut.
c. Pressductor
Pressductor bekerja berdasarkan kepada transduser magneto-elastik, yaitu
suatutransduser yang terbuat dari suatu bahan magnetik yang permeabilitas
magnetiknyadapat berubah jika mendapat tekanan/gaya. Alat ini terdiri dari
beberapa lapis lembaran bahan magnetik khusus yang disusun dandiikat menjadi
satu bentuk yang masif. Dua buah lilitan primer dan sekunder dipasangtegak
27
lurus satu sama lain dan membentuk sudut 45° terhadap arah gaya. Jika arus AC
dilewatkan pada Iilitan primer dan tidak ada gaya yang bekerja, maka tidakada
flux yang mengimbas ke lilitan sekunder. Pada saatdiberikan gaya, permeabilitas
magnetik bahan yang searah dengan gaya akan berkurang,akibatnya medan
maknit dalam transduser juga berubah sehingga ada flux yang masuk ke lilitan
sekunder, banyaknya flux ini sebanding dengan besarnya gaya sehinggategangan
di lilitan sekunder mewakili besarnya gaya. Kelebihan transduser tipe ini
diantaranya adalah tidak ada bagian yang bergerak, efek beban dari sisi kecil, dan
linieritasnya baik.
Gambar 3.16 Load Cell
Jenis rangkaian resistif yang digunakan dalam sel beban adalah Jembatan
Wheatstone.
28
Strain Gauge Figure
Keseimbangan Jembatan Wheatstone
Bila daya digunakan untuk menjembatani ini, arus yang
mengalir dicabang R1/R3 sama dengan arus yang
mengalir di R2/R4 cabang. Hal ini benar karena semua resistor adalah sama.
Karena tidak ada perbedaan tegangan antara titik 1 dan 2
pada aliran arus melalui ammeter tersebut. Jembatan ini berada dalam kondisi
seimbang. Sekarang mari kita meningkatkan resistansi R1 dan R4 ke 350, 5
ohm, dan menurunkan resistensi R2 dan R3 untuk 349,5 ohm.
29
Ke Takseimbangan Jembatan Wheatstone
Seperti yang Anda lihat, jembatan menjadi tidak seimbang. Sebenarnya
ada tiga jalur untuk aliran arus dalam rangkaian ini.
Jalur 1 terminal baterai negatif melalui R2 dan R4 kembali keterminal bate
rai positif
Jalur 2 terminal baterai negatif melalui R1 dan R3 kembali keterminal bate
rai positif.
Jalur 3 terminal baterai negatif melalui R2, ammeter, R3 dan
kembali ke positif terminal baterai.
Perhatikan saat ini terdapat aliran arus melalui ammeter tersebut.
Aliran arus ini adalah hasil dari perbedaan potensial antara poin 1 dan 2. Semakin
besar beda potensial, aliran arus semakin besar yang melalui ammeter tersebut.
30
Teori Elektrik Load Cell
Kami telah menggantikan ammeter dengan voltmeter sesuatu yang
akan mewakili untuk ditampilkan pada indikator berat kita. Juga, akan
mengarah dan terhubung ke indikator menggunakan signal + Sig dan-Sig.
Baterai supply 10 V, merupakan power supply yang terdapat pada indikator yang
akan menyediakan tegangan yang tepat untuk merangsang kekuatan
load cell.Load cell yang kami buat memiliki Nilai-
nilai resistansi yangmewakili empat pengukur regangan kami. Karena di dalam
Load Cell, resistensi strain gauge semua adalah sama.Menggunakan Hukum
Ohm configure tegangan penurunan pada titik-titik 1 dan 2. Setiap
cabang berisi 350 Ω + 350 Ω = 700 Ω.
3.3 Prinsif Kerja Coal Feeder Captive Power Plant
Prinsip kerja pada coal feeder adalah membawa gumpalan batubara dari bunker
kedalam grinding mill. Batubara yang keluar dari bunker akan masuk ke coal feeder
sehingga batubara yang masuk akan di timbang oleh load cell dan akan diketahui
pemakaian batubara berapa ton perharinya kemudian batubara yang masuk ke coal feeder
akan dikirim ke grinding mill sehingga batubara akan dihaluskan oleh grinding mill
31
hingga berbentuk serbuk dan serbuk dari grinding mill akan dikirim kedalam boiler yang
menghasilkan pembaharuan dan menjadikan uap untuk menggerakkan turbin generator.
3.4 Trouble Shorting Coal Feeder Captive Power Plant
Kondisi Coal Feeder yang terus dijalankan 24 jam non stop dan membuat banyak
alat – alat yang ada dalam coal feeder mengalami kerusakan, apalagi limit swith belt run
off tipe omron. Berikut ini alat yang sering terjadi dan menimbulkan indikasi error pada
panel coal feeder dan DCS
3.3.1 Macam – Macam Kerusakan dan Penyebab Kerusakan
a. Limit Swith Omron
Adalah indikasi error yang muncul pada panel coal feeder dan DCS yang
menunjukkan bahwa terjadi pergeseran belt pada coal feeder yang diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan yang diantaranya adalah kondisi belt yang sudah
kendor dan bergeser kekiri atau kekanan yang menyebabkan belt mengenai limit
swith dan terjadi trip pada coal feeder. Untuk solusinya supaya tidak terjadi trip
yaitu bisa dilakukan perbaikan disisi beban yang bermasalah.
b. Indikasi Alarm
Adalah indikasi error yang muncul pada panel coal feeder dan DCS yang
disebabkan limit swith tersentuh oleh belt, dan jika terjadi indikasi alarm maka
harus secepatnya menyeting supaya tidak terjadi trip karena limit swith belt run
off mempunyai comoon swith NC dan NO maka sebelum terjadi trip / berhenti
belt conveyor pada coal feeder maka hal ini bisa diperbaiki dengan cara
menyeting.
32
c. Indikasi Buzzer
Adalah indikasi trip yang muncul pada panel coal feeder dan DCS yang
disebabkan eleh karena adanya kerusakan dibagian limit swith belt run off, hal ini
bisa diperbaiki dengan cara mengganti limit swith.
d. Coal Bloking
Adalah sensor swith yang terjadi jika batubara pada coal feeder yang
akan masuk ke grinding mill dan terjadi coking / tersumbat, maka sensor
swithcoal bloking akan membuat berhenti motor belt conveyor. Hal ini bisa
dikerjakan dengan cara membersihkan pada bagian ruangan yang coking /
tersumbat.
3.4.2 Cara Memperbaiki Coal Feeder Captive Power Plant
Cara memeperbaiki coal feeder adalah dengan cara mengadakan
PM (Preventif Maintenace), jika coal feeder dalam keadaan stop maka
coal feeder akan di cek pada bagian alat-alat yang bisa menyebabkan trip
misalnya :
a. Limit Swith
Jika limit swith dalam keadaan rusak maka akan ada indication
alarm atau buzzer, apabila ini terjadi maka coal feeder motor akan
menyebabkan tidak bisa running dikarena limit swith memerintahkan
pada PLC modul sehingga cara memperbaikinya yaitu dengan mengganti
alat-alat yang baru. Sebelum pemasangan alat-alat yang baru harus
33
diukur NC dan NO dengan menggunakan alat tester kemudian alat
tersebut dipasangkan pada belt run off.
b. Sensor Proximity Switch Coal Blocking
Seperti yang telah disebutkan diatas, sensor ini bekerja berdasarkan jarak
object terhadap sensor, ketika ada object logam yang mendekat kepadanya
dengan jarak yang sangat dekat 5 mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan
menghubungkan kontaknya, kemudian melalui kabel yang tersedia bisa
dihubungkan ke perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll. Pada saat
sensor ini sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan
ditandai dengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian atas
sensor, sehingga memudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau ketika
melakukan preventive maintenace. Apabila terjadi kerusakan langkah
memperbaikinya dengan cara membersihkan proximity degan PCB cleaner
dengan menggunakan kain dan untuk memastikan apakah sensor proximity ini
rusak atau tidak akan di cek menggunakan besi plat pada bagian sensornya
sehingga akan diketahui melalui indication lampu merah dan hijau yang menyala
yang artinya bahwa sensor proximity swith masih dalam keadaan baik.
c. Sensor Proximity Cleaner
Yaitu sama cara bekerjanya dengan proximity swith coal bloking akan
tetapi sensor proximity cleaner hanya akan memberhentikan rantai proximity
cleaner yang berfungsi sebagai pembersih batubara yang ada. Sensor proximity
cleaner tidak bisa bekerja atau running apabila didalam tabung coal feeder terjadi
penumpukan batubara dibawahnya, maka akan terjadi penyumbatan pada ruangan
sensor proximity cleaner sehingga diperlukan untuk pembersihan.
34
d. Speed Sensor
Merupakan alat yang membaca kecepatan motor coal feeder, apabila
terjadi kerusakan pada speed sensor maka untuk memperbaikinya dengan
menggunakan WD 40 sehingga penumpukan batubara pada speed sensor tidak
menyebabkan kemacetan yang menimbulkan tidak bisa berputar.
3.3.3 Cara Merawat / Pemeliharaan Coal Feeder Captive Power Plant
Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan
pemeliharaan coal feeeder yang dilakukan secara terjadwal (schedul) ataupun
tanpa jadwal.
Adapun pemeliharaan dapat dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan rutin : merupakan pemeliharaan yang terencana
berdasarkam waktu yang terjadwal
b. Pemeliharaan korektif : merupakan pemeliharaan yang terencana
dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan
atau pemeliharaan yang tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi
peralatan yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi
kerusakan
c. Pemeliharaan darurat : merupakan pemeliharaan karena keadaan
yang darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya.
35
1 Pemeliharaan rutin
Disebut juga dengan pemeliharaan preventip, yaitu pemeliharaan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah. Kegiatan
pemeliharaan rutin meliputi kegiatan.
a. Pemeriksaan / inspeksi rutin
b. Pemeliharaan rutin
c. Pemeriksaan prediktif
d. Perbaikan / penggantian peralatan
e. Perubahan / penyempurnaan jaringan
Contoh pemeriksaan caol feeder antara lain :
a. Memeriksa dan melaporkan keadaan Instalasi dan kondisi coal feeeder
terutama pada belt feeder, load cell dan proximity.
b. Memeriksa kondisi peralatan listrik yang terpasang pada coal feeder.
c. Pemeriksaan sensor temperatur.
d. Pemeriksaan belt run-off.
e. Pemeriksaan conveyor belt feeder.
f. Pemeriksaan motor induksi belt feeder.
36
Contoh pemeliharaan rutin antara lain :
a. Membersihkan sensor proximity yang terkena debu debu tumpukan
batu bara.
b. Membersihkan batubara yang menempel pada permukaan belt
fedeer supaya tidak menggangu.
c. Perbaikan ground plate
d. Pemeliharaan permukaan pada bagian-bagian bodi coal feeder.
e. Pengencangan kembali baut-baut pengikat pada alat yang ada di
coal feeder.
f. Pemeliharaan sambungan-sambungan instalasi pembumian atau
pengecakan Ground.
g. Pengecekan sensor temperatur suhu dan cleaning body coal
feeder yaitu dengan cara membuka semua kompenen coal feeder
kemudian mengetes kondisinya.
2 Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud
untuk memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan
hingga kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk
penyempurnaan yaitu, suatu usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan
jaringan dengan cara mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau
keandalan yang lebih baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.
Contoh perbaikan kerusakan :
a. Penggantian sensor load cell
37
b. Penggantian sensor proximity yang sudah rusak.
c. Penggantian motor clenaner yang terbakar
3 Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan
atau kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi masih
dalam kurun waktu pemeliharaan
Contoh pemeliharaan darurat :
a. Perbaikan / penggantian motor clenaning, motor discharge, motor yang
rusak akibat terbakar atau mati.
b. Cleaning coal feeder saat terjadi penumpukan batubara dengan cara
membersihkan nya manual pada bagian belt feeder.
38