8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf ·...

13
BAB II LANDASAN TEORI A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa, 2009). Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Menurut Dick & Reiser (Sutikno, 2013) pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat siswa senang. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai (Slameto, 2010). Hal ini sejalan dengan pendapat Pasaribu dan Simanjuntak (Suryosubroto, 2009) dalam pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu, (1) mengajar guru, dimana menyangkut sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang direncanakan terlaksana, (2) belajar murid, yang menyangkut sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar (KBM). Jadi, keefektifan pembelajaran adalah suatu proses dan usaha-usaha tertentu untuk mencapai tujuan dalam belajar atau mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan. Menurut Mulyasa (2009) kriteria keefektifan harus mencerminkan keseluruhan indikator input, procces, dan output. Indikator-indikator 8 Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Transcript of 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf ·...

Page 1: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN

Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara

orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa,

2009). Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.

Menurut Dick & Reiser (Sutikno, 2013) pembelajaran efektif adalah suatu

pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan

spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat siswa senang.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai (Slameto, 2010). Hal ini sejalan dengan pendapat Pasaribu

dan Simanjuntak (Suryosubroto, 2009) dalam pendidikan efektivitas dapat

ditinjau dari dua segi yaitu, (1) mengajar guru, dimana menyangkut sejauh

mana kegiatan belajar mengajar yang direncanakan terlaksana, (2) belajar

murid, yang menyangkut sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan

tercapai melalui kegiatan belajar mengajar (KBM).

Jadi, keefektifan pembelajaran adalah suatu proses dan usaha-usaha

tertentu untuk mencapai tujuan dalam belajar atau mencapai tingkat

keberhasilan yang diinginkan.

Menurut Mulyasa (2009) kriteria keefektifan harus mencerminkan

keseluruhan indikator input, procces, dan output. Indikator-indikator

8

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 2: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

9

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Input, indikator input dalam penelitian ini dapat diamati melalui

perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses

pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen

pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku

ajar.

b. Process, indikator process dalam penelitian ini dapat diamati melalui

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran.

c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM dari hasil tes

kemampuan pemecahan masalah matematis setelah proses

pembelajaran.

Slavin (2009) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran terdiri

dari empat indikator yaitu

a. Mutu pengajaran

Sejauh mana penyajian informasi atau kemampuan membantu siswa

dengan mudah mempelajari bahan. Mutu dari pengajaran sebagian

besar adalah produk mutu kurikulum dan penyajian pelajaran itu

sendiri.

b. Tingkat pengajaran yang tepat

Sejauh mana guru memastikan bahwa siswa sudah siap mempelajari

suatu pelajaran baru. Dengan kata lain, tngkat pengajaran tersebut

sudah tepat apabila suatu pelajaran tidak terlalu sulit maupun tidak

terlalu mudah bagi siswa.

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 3: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

10

c. Insentif

Sejauh mana guru memastikan bahwa siswa termotivasi untuk

mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan untuk mempelajari bahan yang

sedang disajikan.

d. Waktu

Sejauh mana siswa diberi cukup banyak waktu untuk mempelajari

bahan yang sedang diajarkan.

Dari kajian di atas bahwa indikator keefektifan dalam penelitian ini

dapat dikatakan pembelajaran yang efektif jika meliputi keempat indikator

berikut.

a. Input, indikator input dalam penelitian ini diamati melalui

perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses

pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen

pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku

ajar. Suatu input dikatakan efektif apabila perlengkapan yang

dibutuhkan tersedia dan sesuai, dengan kriteria sebagai berikut.

1) Silabus harus sesuai dengan silabus kurikulum 2013. Menurut

Permendiknas tahun 2014 nomor 58, komponen yang termuat

dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan

pendidikan dan kelas), Identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti,

Kompetensi Dasar, Materi pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,

Penilaian, Alokasi waktu, Sumber belajar.

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 4: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

11

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus sesuai dengan

RPP yang tercantum dalam Permendiknas tahun 2014 nomor 58

bahwa komponen yang termuat dalam RPP meliputi, Identitas

sekolah, Identitas mata pelajaran, Kelas / semester, Identitas

Materi, Alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

Indikator, Tujuan pembelajaran, Deskripsi Materi Pembelajaran,

Model pembelajaran, Strategi pembelajaran, Metode pembelajaran,

Media pembelajaran, Sumber belajar, Langkah–langkah

pembelajaran, Penilaian hasil pembelajaran.

3) Buku ajar siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu

buku matematika siswa kelas VII kurikulum 2013.

b. Process, indikator process dalam penelitian ini diamati melalui aktivitas

siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran.

c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM yang diamati dari

nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Indikator output

dikatakan efektif jika nilai KKM mencapai nilai 75 dan ketuntasan

secara klasikal sebesar ≥ 85%.

d. Waktu, guru menggunakan waktu untuk menyelesaikan materi yang

diajarkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

B. KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa dalam

belajar matematika adalah kemampuan memecahkan masalah atau

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 5: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

12

problem solving skill. Schoenfeld (Budhayanti, 2008) mengemukakan

bahwa masalah selalu relatif bagi setiap individu, kategori pertanyaan

menjadi masalah atau pertanyaan hanyalah pertanyaan biasa ditentukan

oleh ada atau tidaknya tantangan serta belum diketahuinya prosedur rutin

pada pertanyaan tersebut.

Wardhani (2008) juga mengemukakan suatu pertanyaan akan

menjadi masalah jika pertanyaan atau tugas itu menunjukkan adanya suatu

tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang

sudah diketahui oleh penjawab pertanyaan, dan suatu masalah bagi

seseorang dapat menjadi bukan masalah bagi orang lain karena ia sudah

mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya. Masalah merupakan suatu

pertanyaan yang menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang

tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui

(Shadiq, 2009).

Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman (2003) bahwa suatu

masalah biasanya memuat situasi yang dapat mendorong seseorang untuk

menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan

dia langsung dapat menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut

tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Menurut Budhayanti (2008)

masalah matematis dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu.

a. Masalah rutin dapat dipecahkan dengan memahami masalah dan pilih

prosedur yang memenuhi, melaksanakan prosedur dan mencari solusi,

mengevaluasi solusi.

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 6: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

13

b. Masalah non rutin mengarah kepada membuat masalah menjadi

familiar, mengumpulkan informasi yang relevan dangan masalah,

menemukan beberapa strategi untuk memecahkan masalah dan

evaluasi strategi-strategi tersebut, memilih strategi dan

melaksanakannya untuk mencari solusi serta evaluasi solusi tersebut.

Berdasarkan beberapa uraian diatas mengenai definisi masalah,

dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan situasi yang mendorong

untuk dapat menyelesaikan suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan

oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui.

Wardhani (2008) memaparkan bahwa pemecahan masalah adalah

proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke

dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari

pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada

tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat

diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui

penjawab.

Menurut Polya (1973) solusi soal pemecahan masalah memuat

empat langkah, yaitu:

a. memahami masalah (understanding the problem)

Memahami masalah berkaitan dengan informasi yang diberikan,

berkaitan dengan apa yang diketahui, apa saja datanya yang diminta

untuk dicari atau dibuktikan. Tanpa adanya pemahaman terhadap

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 7: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

14

masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan

masalah tersebut dengan benar.

b. merencanakan penyelesaian (divising a plan)

Kemampuan melakukan fase ini sangat tergantung pada pengalaman

siswa menyelesaikan masalah. Pada umumnya semakin bervariasi

pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam

menyusun rencana penyelesaian suatu masalah.

c. menyelesaikan masalah sesuai rencana (carrying out a plan)

Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau

tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan

rencana yang dianggap paling tepat.

d. melihat kembali hasil yang diperoleh (looking back)

Melakukan melihat kembali atas apa yang dilakukan mulai dari fase

pertama sampai fase ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai

kesalahan dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada

jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.

Menurut Jacobsen (2009) model pemecahan masalah memuat lima

langkah, yaitu:

a. mengidentifikasi masalah

b. menegaskan masalah

c. memilih strategi

d. melaksanakan strategi tersebut

e. mengevaluasi hasil

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 8: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

15

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah

matematis siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan

masalah yang bersifat nonrutin. Dalam penelitian ini kemampuan

pemecahan masalah yang digunakan sebagai tolak ukur yaitu:

a. dapat memahami masalah

b. dapat menyusun rencana pemecahan masalah

c. dapat menyelesaikan masalah sesuai rencana

d. dapat mengecek kembali hasil yang diperoleh

C. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dalam bahasa Inggris

disebut Problem Based Learning adalah pembelajaran dengan menyajikan

situasi masalah otentik kepada siswa yang dapat berfungsi sebagai batu

loncatan untuk investigasi dan penyelidikan (Arends, 2008). Menurut

Hamruni (2012) PBM merupakan suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk

belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi

kuliah atau materi pelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Hartono (2013) mengemukakan

bahwa PBM merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan siswa

pada suatu masalah sebelum memulai proses pembelajaran. Siswa

dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti,

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 9: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

16

menguraikan, dan mencari penyelesaian. Pada PBM lebih mendidik siswa

untuk mencari data dan informasi seluas mungkin, menganalisis dengan

cara berpikir rasional dan menyimpulkan untuk menemukan jawabannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PBM adalah

pembelajaran yang mengaitkan masalah kehidupan nyata sebagai suatu

cara meningkatkan ketrampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.

Sintaks PBM yang digunakan dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 1

Fase Kegiatan GuruFase 1 : Orientasi siswa padamasalah

Memberikan suatu fenomena,demonstrasi, atau cerita untukmemunculkan suatu permasalahanyang berkaitan dengan kehidupansehari-hari

Fase 2 : Mengorganisasikansiswa untuk belajar

a. Membagi siswa ke dalam beberapakelompok untuk menyelesaikansuatu permasalahan

b. Mendefinisikan danmengorganisasikan tugas-tugasbelajar yang terkait denganpermasalahan

Fase 3 : Membimbingpenyelidikan individualmaupun kelompok

a. Membimbing siswa dalam mencariinformasi yang tepat yangdiperlukan dalam memecahkanmasalah.

b. Membimbing siswa dalammenyelesaikan permasalahansecara berkelompok

c. Mengarahkan siswa untukmengungkapkan gagasan, prosedurpendapat yang dapat digunakandalam mememecahkan masalahtersebut.

Fase 4: Mengembangkan danmenyajikan hasil karya

a. Memberikan kesempatan padaanggota kelompok untukmempresentasikan hasilpemecahan masalah

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 10: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

17

Fase Kegiatan Gurub. Memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untukmenyampaikan pendapat dangagasan mengenai hasil presentasikelompok yang ada di depan.

Fase 5 : Menganalisis danmengevaluasi

a. Menanggapi hasil presentasib. Membantu siswa dalam

menganalisis, merefleksi, danmengevaluasi proses berpikir siswaselama pembelajaran

Menurut Warsono dan Hariyanto (2013) dalam penerapan PBM

memiliki kelebihan, antara lain

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk

menyelesaikan masalah.

b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-

teman sekelompok.

c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.

d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa

melalui eksperimen.

Sementara itu kelemahan dari penerapan PBM ini antara lain

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada

pemecahan masalah

b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang

c. Aktivitas siswa dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 11: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

18

D. MATERI

Perbandingan

Kompetensi Inti 1 :

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya

Kompetensi Inti 2 :

Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Kompetensi Inti 3 :

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata

Kompetensi Inti 4 :

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 12: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

19

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

Kompetensi Dasar :

3.4 Memahami konsep perbandingan dan menggunakan bahasa

perbandingan dalam mendeskripsikan hubungan dua besaran atau

lebih

4.4 Menggunakan konsep perbandingan untuk menyelesaikan masalah

nyata dengan menggunakan tabel dan grafik

4.5 Menyelesaikan permasalahaan dengan menaksir besaran yang tidak

diketahui menggunakan grafik

Indikator :

3.4.1 Membedakan masalah yang berkaitan dengan perbandingan dan

bukan perbandingan

3.4.2 Menyatakan perbandingan sebagai pecahan bagian terhadap bagian

sebagai pecahan yang membandingkan bagian terhadap

keseluruhan dalam satuan yang sama.

3.4.3 Menjelaskan tarif, kelajuan, kurs dari satuan yang berbeda

3.4.4 Menentukan perbandingan yang ekuivalen

3.4.5 Menjelaskan proporsi sebagai suatu pernyataan dari perbandingan

yang ekuivalen

3.4.6 Membuat suatu proporsi untuk menentukan nilai x

3.4.7 Membedakan masalah proporsi dan bukan proporsi dengan

menggunakan tabel, grafik, dan bentuk aljabar

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015

Page 13: 8 BAB II A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARANrepository.ump.ac.id/6500/3/WIJIE CIPTANING RIZKI BAB II.pdf · dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan pendidikan dan

20

3.4.8 Menggunakan berbagai macam strategi termasuk tabel dan grafik

untuk menyelesaikan masalah proporsional

4.4.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan skala

4.5.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menaksir besaran

yang tidak diketahui menggunakan grafik

E. Pencapaian Keefektifan Pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Masalah dikatakan efektif jika mencakup

keempat indikator keefektifan berikut.

a. Input, indikator input dalam penelitian ini diamati melalui

perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses

pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen

pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku

ajar.

b. Process, indikator process dalam penelitian ini diamati melalui aktivitas

siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran.

c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM yang diamati dari

nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Indikator output

dikatakan efektif jika nilai KKM yang dicapai siswa mencapai nilai 75

dan ketuntasan secara klasikal sebesar ≥ 85%.

d. Waktu, guru menggunakan waktu untuk menyelesaikan materi yang

diajarkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015