BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB....

50
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). 9 Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki

kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk

membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran,

(2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5)

taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan

istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang

penggunaan istilah tersebut.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya

mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran

dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran

terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach).

9

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

10

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Poerwadarminta,

2001:740). Kosadi (1986:60) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan

metode diartikan sebagai suatu rencana penyajian bahan yang menyeluruh

dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Selanjutnya

metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

Menurut Kosadi (1986:60) teknik adalah daya upaya, usaha-usaha atau cara-cara

yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan

pengajaran pada waktu itu. Beliau menambahkan, jadi teknik tidak lain adalah

kelanjutan dari metode sedangkan arahnya harus sesuai dengan pendekatan.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat

juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan

pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak

dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana

sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat

bantu dalam penerapannya.

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya

adalah: (1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya, (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa

belajar, (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

11

dilaksanakan dengan berhasil, (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendapat yang hampir senada

dikembangkan oleh Kardi dan Nur (2012:1). Menurutnya, ada lima model

pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:

pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan

masalah; diskusi; dan learning strategi.

Menulis terbimbing ditetapkan sebagai model pembelajaran dalam

penelitian ini dikarenakan menulis terbimbing memenuhi syarat tersebut di atas.

Hal ini juga diperkuat penlitian yang dilakukan oleh Ningrum (2011). Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model guided writing dapat

meningkatkan kemampuan menulis karangan naratif, dilihat dari proses berupa

aktivitas siswa dan hasil karangan siswa. Peningkatan hasil karangan siswa dilihat

dari nilai rata-rata kemampuan menulis siklus I mencapai 72,9 dengan

keberhasilan klasikal 63,2%. Selanjutnya siklus II, nilai rata-rata meningkat

menjadi 80,8 dengan peningkatan klasikal 81,6%. Peningkatan aktivitas siswa

siklus I mencapai 78%. Keaktifan siklus II meningkat 97,4%.

B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan

yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Banyak pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam memilih

pendekatan yang cocok digunakan.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

12

Menurut Santosa (2005:2.1) pendekatan pembelajaran bahasa ada tiga

yakni pendekatan keterampilan proses, pendekatan komunikatif, dan pendekatan

whole language. Tiga pendekatan tersebut secara singkat dapat dijelaskan di

bawah ini.

1. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses tidak hanya berorientasi pada

pencapaian hasil belajar saja, tetapi juga sampai pada pemerolehan

pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan cara dan proses

untuk memperoleh hasil belajar tersebut. Menurut Santosa (2005:2.15)

pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan

kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif

dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan keterampilan

proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling

sesuai dengan melaksanakan proses belajar-mengajar di sekolah terutama

dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang cepat dewasa ini.

Pendekatan keterampilan proses menurut Syae’i dalam Santosa

(2005:2.26) dijelaskan dirancang untuk dapat menumbuhkan kemampuan-

kemampuan dasar untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, yang

meliputi: (1) kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3)

kemampuan mengukur, (4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan

menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat prediksi, (7) kemampuan

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

13

melaksanakan penelitian, (8) kemampuan mengumpulkan, (9) kemampuan

menganalisis data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.

2. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan

untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran

bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat

keterampilan bahasa, mengakui dan menghargai saling ketergantungan

bahasa.

Ciri utama pendekatan komunikatif menurut Santosa adalah adanya

dua kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan-kegiatan

komunikasi fungsional dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya interaksi sosial.

Kegiatan komunikasi fungsional meliputi (1) mengolah informasi, (2)

berbagi dan mengolah informasi, (3) berbagi informasi dengan kerjasama

terbatas, (4) berbagi informasi dengan kerjasama tak terbatas, sedangkan

kegiatan interaksi sosial terdiri atas 6 hal yakni (1) improvisasi, (2) lakon-

lakon pendek yang lucu, (3) aneka simulasi, (4) dialog dan bermain peran,

(5) sidang-sidang konversasi dan diskusi, (6) berdebat.

3. Pendekatan whole language

Menurut Edelsky, Froese, dan Goodman dalam Santosa (2005:2.1)

salah satu pendekatan pembelajaran bahasa yakni whole language. Whole

language adalah satu pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan

pembelajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah. Para ahli whole

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

14

language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang

tidak dapat dipisah-pisahkan (Rigg dalam Santosa, 2005:2.3). Oleh karena

itu, pembelajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata

bahasa dan kosa kata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata

dan otentik. Pembelajaran tentang penggunaan tanda baca, koma, titik, semi

kolon, dan kolon, misalnya diajarkan sehubungan dengan pembelajaran

menulis. Jangan mengajarkan penggunaan tanda baca tersebut hanya karena

materi itu tertera dalam kurikulum.

Pendekatan whole language didasari oleh paham constructivism yang

menyatakan bahwa siswa/anak membentuk sendiri pengetahuannya melalui

peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated)

(Robert dalm Santosa, 2005:2.3). Anak termotivasi untuk belajar jika mereka

melihat bahwa yang dipelajarinya itu diperlukan oleh mereka. Guru

berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk siswa

agar mereka dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas whole

language berubah dari desiminator informasi menjadi fasilitator (Lamne &

Hysmith, dalam Santosa, 2005:2.3)

Whole language memuat delapan komponen yakni, reading aloud,

journal writing, sustained silent reading, shared reading, guided writing,dan

independent writing (Routman dalam Santosa, 2005:2.3). Komponen whole

language yang pertama adalah Membaca dengan Suara Keras (Reading

Aloud). Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

15

untuk siswanya. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku

teks atau buku cerita lainnya dan membacakannya dengan suara keras dan

intonasi yang baik sehingga siswa dapat mendengarkan dan menikmati

ceritanya. Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama jika dilakukan di kelas

rendah. Manfaat yang didapat dari dari reading aloud antara lain

meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu

meningkatkan membaca pemahaman, dan yang tidak kalah penting adalah

menumbuhkan minat baca pada siswa (Santosa, 2005:2.4).

Komponen whole language yang kedua adalah Menulis Jurnal

(journal writing), yaitu tulisan yang dibuat seseorang dalam menanggapi

pengalaman hidup mereka sendiri seperti buku harian. Menurut Santosa

(2005:2.4), menulis jurnal bukanlah tugas yang harus dinilai namun guru

berkewajiban untuk membaca jurnal yang ditulis anak dan memberi

komentar terhadap tulisan tersebut, sehingga ada dialog antara guru dan

siswa. Menulis jurnal memberikan manfaat yang positif terhadap siswa

karena dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berfikir serta

adanya kesempatan untuk membuat releksi dan dokumen tertulis. Meskipun

demikian, jika pendekatan ini diterapkan dalam kelas besar, dapat

dibayangkan betapa repotnya siswa karena harus memberikan respon

terhadap setiap jurnal yang ditulis oleh setiap siswa.

Komponen whole language yang ketiga adalah Membaca dalam Hati

(Sustained Silent Reading/SSR). Ini adalah kegiatan bersama antara guru dan

siswa. SSR merupakan membaca dalam hati/diam. Membaca adalah

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

16

keterampilan, semakin banyak digunakan maka pengguna semakin terampil.

Bentuk pembelajarannya adalah siswa dipersilahkan memilih buku yang dia

untuk dibaca. Di sini siswa harus menyediakan bahan bacaan yang cukup

banyak agar siswa leluasa memilih bahan bacaan. Siswa dapat memberikan

contoh bagaimana cara membaca dalam hati yang benar.

Komponen whole language yang keempat adalah shared reading.

Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa

dimana setiap orang memiliki buku yang sedang dibacanya (Santosa,

2005:2.6). Kemudian komponen whole language yang kelima adalah guided

reading. Tidak seperti pada pendekatan shared reading dimana guru sebagai

model dalam membaca, dalam pendekatan guided writing guru sebagai

pengamat dan fasilitator (Santosa, 2005:2.7). Dalam membaca terbimbing

penekanannya bukan dalam cara membaca tetapi pada pemahamannya.

Komponen whole language yang keenam adalah Guided Writing.

Guided writing atau membaca terbimbing, seperti pada membaca terbimbing

peran guru sebagai fasilitator membantu siswa menemukan apa yang ingin

ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik

(Santosa, 2005:2.7). Jadi berbeda sekali dengan guided reading. Dalam

guided writing guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai

pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Dalam kegiatan ini proses menulis,

seperti memilih topik, membuat draf, memperbaiki, dan mengedit, semua

dilakukan sendiri oleh siswa.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

17

Komponen whole language yang ketujuh adalah Independent Writing.

Independent writing atau menulis bebas adalah kegiatan membaca, di mana

siswa berkesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin ditulisnya.

Dalam independent writing siswa bertanggung jawab terhadap tulisan yang

dipilihnya sehingga peran guru pun berubah dari seorang model, dan pemberi

tuntunan menjadi seorang pengamat, fasilitator, dan pemberi respon.

Dari tujuh komponen pendekatan whole language menurut penulis yang

lebih tepat untuk pendekatan pembelajaran pada materi menulis laporan pada

kelas V (lima) Sekolah Dasar adalah komponen pendekatan menulis terbimbing

(guided writing). Hal tersebut didasari argumen bahwa dalam pembelajaran

menulis laporan, siswa memerlukan bimbingan dari guru, baik secara kelompok

maupun individu, tentang bagaimana menulis dengan jelas, sistematis, dan

menarik. Siswa yang berperan aktif selama proses pembelajaran, sedangkan guru

lebih berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini. Proses menulis, seperti

memilih topik, membuat draf, memperbaiki, dan mengedit dilakukan sendiri

oleh siswa.

Hal tersebut diperkuat pendapat Tomkins (1990:69) bahwa pendekatan

menulis dikelompokan dua jenis, yakni tradisional dan proses. Pendekatan

pembelajaran menulis dengan pendekatan tradisional lebih menekankan pada

hasil berupa tulisan yang telah jadi, tidak pada apa yang dikerjakan siswa ketika

menulis. Siswa berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara

menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

18

bergesernya penekanan pembelajaran menulis dari hasil (tulisan) ke proses

menulis yang terlibat dalam menghasilkan tulisan. Peran guru dalam

pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas

menulis dan menilai tulisan siswa, tetapi juga membimbing siswa dalam proses

menulis.

Perbedaan antara pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan

proses dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia sebagaimana dikemukakan

Tompkins (1990: 70) dapat dilihat pada bagan berikut.

Tabel 2.1 Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis

No. Komponen Pendekatan Tradisional Pendekatan Proses

1. Pilihan Topik Tugas menulis kreatif yang spesifik diberikan oleh guru

Siswa memilih topik sendiri, atau topik-topik yang diambil dari bidang studi lain

2. Pembelajaran Guru hanya sedikit atau tidak memberikan pelajaran. Siswa diharapkan menulis sebaik-baiknya

Guru mengajar siswa mengenai proses menulis dan mengenai bentuk-bentuk tulisan

3. Fokus Berfokus pada tulisan yang sudah jadi

Berfokus pada proses yang digunakan siswa ketika menulis

4. Rasa Memiliki

Siswa menulis untuk guru dan kurang merasa memiliki tulisan sendiri

Siswa merasa memiliki tulisan sendiri.

5. Pembaca Guru merupakan pembaca utama

Siswa menulis untuk pembaca yang sesungguhnya

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

19

6. Kerja Sama Hanya sedikit atau tidak ada kerja sama

Siswa menulis dengan bekerja sama dan berbagi tulisan yang dihasilkan masing-masing dengan teman-teman satu kelompok/kelas

7. Draft Siswa menulis draft tunggal dan harus memusatkan pada isi sekaligus segi mekanik (ejaan, tanda baca, tata tulis)

Siswa menulis draft kasar (outline) untuk menuangkan gagasan dan kemudian merevisi dan menyunting draft ini sebelum membuat hasil akhir

8. Kesalahan Mekanik

Siswa dituntut untuk menghasilkan tulisan yang bebas dari kesalahan

Siswa mengoreksi kesalahan sebanyak-banyaknya selama menyunting, tetapi tekanannya lebih besar pada isi dari pada segi mekanik

9. Peran Guru Guru memberikan tugas menulis dan menilainya jika tulisan sudah jadi

Guru mengajarkan cara menulis dan memberikan balikan selama siswa merevisi dan mengedit/ menyunting

10. Waktu Siswa menyelesaikan tulisan dalam satu jam pelajaran

Siswa mungkin menghabiskan waktu tidak hanya satu jam pelajaran untuk mengerjakan setiap tugas menulis

11. Evaluasi Guru mengevaluasi kualitas tulisan setelah tulisan selesai disusun

Guru memberikan balikan selama siswa menulis, sehingga siswa dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki tulisannya. Evaluasi berfokus pada proses dan hasil.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

20

Berdasarkan dua pendekatan pembelajaran menulis seperti tertera pada

Tabel 2.1 tersebut di atas, dapat diketahui kelemahan dan keunggulan pada

masing-masing pendekatan. Pada pendekatan tradisional, guru memberikan

topik tulisan dan setelah siswa mengerjakan tugas tersebut, selanjutnya guru

mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi. Dengan pendekatan

pembelajaran seperti ini biasanya hanya sedikit saja siswa yang dapat

menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian besar siswa biasanya hanya

menghasilkan tulisan yang kurang baik.

Menyadari terhadap kenyataan bahwa penerapan pendekatan tradisional

tidak menguntungkan bagi upaya pengembangan keterampilan menulis bahasa

Indonesia, maka seyogyanya dapat diterapkan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran menulis. Hal ini bertujuan agar siswa dapat terlatih untuk

menulis dengan sistematis dan terorganisir sehingga pada akhirnya dapat

menghasilkan tulisan yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menulis laporan kelas V (lima) dengan menggunakan model

menulis terbimbing (guided writing) pelaksanaannya sejalan dengan pendekatan

keterampilan proses yang disampaikan Thomkins. Oleh sebab itu, peneliti

menetapkan penelitian ini menggunakan model menulis terbimbing (guided

writing) sebagai model pembelajaran dalam pembelajaran menulis laporan di

kelas V (lima) Sekolah Dasar se-Kecamatan Karanganyar.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

21

C. Pembelajaran Menulis Terbimbing

1. Pengertian Pembelajaran dan Belajar

Menurut Gagne dalam Sagala (2010), belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Sementara menurut Hamalik (2003) belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Pakar teknologi pendidikan, Gane, Briggs, & Wager yang dikutip oleh

Prawiradilaga (2009) menyatakan bahwa proses belajar seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal,

yaitu pengaturan kondisi belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi memori

jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor

eksternal, yaitu pembelajaran atau lingkungan belajar. Melalui inderanya,

peserta didik dapat menyerap materi secara berbeda. Pembelajaran

mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat

berlangsung lancar.

Selanjutnya Skiner dalam Dimyati dan Mujiono (2009) berpandangan

bahwa ”belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar makna

responnya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya

menurun”. Sedangkan menurut Winkel (2009) belajar adalah perubahan

tingkah laku sesudah belajar. Masih dalam buku yang sama, Hilgard dan

Bower mengemukakan bahwa:

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

22

perubahan tingkah laku itu tidak dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kecelakaan, pengaruh obat dan sebagainya).

Bruner dalam Hidayat (1986:2) berpendapat bahwa belajar itu terjadi

atas 3 episode yaitu (1) informasi, (2) transformasi, (3) evaluasi. Informasi ialah

penjelasan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan dan

sikap. Adapun transformasi adalah suatu proses peralihan atau perpindahan

prinsip-prinsip struktur pengetahuan ke dalam diri anak, dan evaluasi adalah

taraf penilaian untuk memgukur sampai sejauh mana pengetahuan,

keterampilan, dan sikap itu dapat ditransformasikan atau dimanfaatkan bagi

para siswa sebagai subjek didik.

Dari beberapa pengertian belajar yang telah diungkapkan oleh para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses informasi, transformasi,

evaluasi mental yang disengaja pada diri seseorang sehingga muncul perubahan

tingkah laku. Perubahan tersebut bisa berupa; dari tidak tahu menjadi tahu, dari

tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi

dapat mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atau stimulus-

stimulus ke arah memberikan respon yang benar dan relatif menetap sebagai

hasil dari sebuah pengalaman.

Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan

lingkungan yang disadari dan tampak tanda-tanda perubahan perilaku

manusia sebagai akibat terjadinya proses belajar. Belajar menyangkut

perubahan dalam suatu organisma, yang berarti belajar juga membutuhkan

waktu dan tempat.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

23

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa agar

hasil belajarnya optimal yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Unsur-unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa

Sumber: Yusuf (1993: 36)

Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar

siswa merupakan hasil perpaduan dari unsur tujuan, bahan pelajaran,

perilaku siswa dan pribadi guru. Keberhasilan belajar siswa mungkin tidak

optimal, bila salah satu unsur yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian

hasil belajar siswa di samping unsur lainnya

2. Pengertian Menulis

Menulis pada dasarnya merupakan sebuah kegiatan dimana seseorang

menuangkan pemikiran, perasaan dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

TUJUAN Keterampilan atau kualitas tertentu yang diharapkan dapat memiliki atau diubah oleh sswa

PERILAKU Umur, kemampuan, bakat, motivasi, keterampilan, disiplin dan sebagainya

KEGIATAN BELAJAR

SISWA

BAHAN PELAJARAN Isi atau silabus yang tersedia

PRIBADI GURU Pandanganya tentang mengajar, kekuatan pribadi, dan peran yang dianggapnya paling menyakinkan

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

24

Melalui kegiatan ini, seseorang dapat menyampaikan pemikiran, perasaan

dan gagasannya kepada orang lain. Untuk dapat membuat tulisan yang baik

tidak mudah dilakukan dan membutuhkan keterampilan khusus agar tulisan

yang dibuat dapat tersusun secara sistematis dan terorganisir dengan baik

sehingga memudahkan untuk memahaminya. Keterampilan menulis dapat

dilatih dan ditingkatkan dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin

seringnya seseorang menulis.

Suparno (2002:13) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai

alat atau medianya. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang komplek

karena perlu ditunjang oleh keterampilan menyimak dan keterampilan

membaca yang baik. Jika terbiasa menyimak dan membaca tentang berbagai

hal tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan seseorang penulis dan

dapat menjadi inspirasi bagi penulis untuk menuangkan ide-ide atau gagasan

ke dalam sebuah tulisan.

Kegiatan menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa, karena

dalam kegiatan menulis banyak hal yang diperlukan untuk menghasilkan

sebuah tulisan yang baik dan benar. Penulis yang baik berarti ia mengerti

situasi dan kondisi khalayak pembaca. Jika sebuah tulisan mampu

dikomunikasikan secara jelas dan lancar dengan pembacanya, dan

memahami khalayak pembacanya, maka tulisan tersebut sudah dapat disebut

sebagai tulisan yang baik. Penulisan yang benar berarti dalam setiap

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

25

tulisannya selalu memperhatikan penggunaan aspek kebahasaan dalam

kaidah menulis, seperti penggunaan ejaan (Suparno, 2002: 335).

Tarigan (2008:3) berpendapat menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu

kegiatan yang produktif dan ekspresif. Lain lagi pendapat Morsey dalam

Tarigan (2008:5) yang menyatakan:

“menulis dipergunakan untuk melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat”.

Berdasarkan uraian di atas maka, dapat disimpulkan pengertian

menulis adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang

dalam menuangkan ide, menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa

tulisan sebagai medianya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, salah satu kemampuan

yang harus dikuasai siswa sekolah dasar adalah kemampuan menulis.

Menulis merupakan satu kegiatan yang produktif dan reseptif. Keterampilan

untuk menulis tidak secara otomatis dapat dikuasai siswa, melainkan harus

melalui latihan secara teratur.

Jenjang kemampuan berbahasa yang melekat pada setiap manusia

normal adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Secara

kronologis keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu. Tingkatan paling

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

26

sederhana adalah kemampuan berkomunikasi langsung dengan bahasa lisan,

yaitu kemampuan menyimak dan berbicara, dan tingkatan yang paling rumit

adalah menulis atau mengarang dalam bentuk tulis.

Atas dasar asumsi di atas, sungguh tepat bila upaya untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia harus dijembatani dengan

menggalakkan kegiatan menulis. Hal ini disebabkan kemampuan menulis

membutuhkan penguasaan materi-materi pendukung sebagai modal dasar,

seperti penguasaan kosa kata, diksi, penyusunan kalimat, pembentukan

paragraf, pemahaman secara aplikatif tentang ejaan dan tanda baca, logika,

serta struktur berpikir yang runtut.

Sejalan dengan itu, De Porter dan Hernacki (1999: 37) menyatakan

menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan

(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Di dalam kegiatan menulis

aktivitas seluruh otak digunakan. Aktivitas otak kanan meliputi: semangat,

emosi, imajinasi, gairah dan kegembiraan. Sedangkan aktivitas otak kiri

meliputi: perencanaan, tata bahasa, penelitian, tanda baca, dan penulisan

kembali.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

aktivitas dalam menuangkan ide, penyampaian pesan atau informasi dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, secara emosional dan logika

dalam penyampaiannya, sehingga menjadi untaian kalimat yang bermakna

dalam menyampaikannya, menarik perhatian pembaca sehingga timbul

keinginan untuk membacanya.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

27

3. Model Pembelajaran Menulis Terbimbing

Menulis terbimbing lebih menekankan pada peran guru sebagai

fasilitator membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan

bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik (Santosa,

2005:2.7). Dalam menulis terbimbing, guru bertindak sebagai pendorong

bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Dalam

kegiatan ini proses menulis, seperti memilih topik, membuat draf,

memperbaiki, dan mengedit dilakukan sendiri oleh siswa.

Simson (1998:1) mengatakan guided writing (menulis terbimbing)

adalah pembelajaran dimana guru mendemonstrasikan pada siswa proses

menulis sebuah kalimat atau paragraf menggunakan konvensi-konvensi

bahasa. Siswa kemudian diberi kesempatan menunjukkan bahwa mereka

dapat menggunakan konvensi-konvensi dan strategi ini dalam karya mereka.

Lebih jauh Simson (1998:1) juga menyatakan bahwa pembelajaran guided

writing mencakup pembelajaran ejaan, susunan kalimat, penggunaan tanda

baca, tanda petik, dan konvensi lain. Kita dapat juga mengajar siswa memiliki

isi yang tercakup dalam paragraf dan cerita-cerita mereka. Kita dapat

mendemontrasikan menulis awal, tengah, akhir sebuah cerita. Sepanjang

dengan urutan yang ada, kita dapat membimbing penulisan informasi rinci dan

bahasa deskriptif agar cerita kita lebih indah dan menarik. Pembelajaran

guided writing berawal sejak usia dini dan berlanjut secara konsisten tahun

demi tahun, siswa akan merasa percaya diri ketika kita meminta mereka

menulis laporan-laporan.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

28

Proses menulis dalam menulis terbimbing sejalan dengan yang

dikemukakan Tompkins (dalam Saukah, 2002: 8) bahwa ada empat tahapan

menulis yaitu: pre-writing, writing, re-writing, dan publising.

a. Pre-Writing

Tahap ini meliputi pengumpulan gagasan dan informasi, mencoba

menemukan gagasan lain, dan akhirnya membuat rencana atau garis besar

yang akan ditulis. Tahap ini biasanya tidak akan memakan waktu lama.

Sebagai tahap kesiapan, pre-writing melibatkan persiapan maupun

refleksi pada saat siswa menghubung-hubungkan melalui pengkaitan

gagasan, pikiran, dan pengetahuan baru yang didapat. Pada tahap ini,

brainstorming, clustering, interviewing, dan listing merupakan kegiatan yang

relevan, karena pada saat siswa membahas topik mereka, kolaborasi

antarsiswa akan terjadi.

Pre-writing pada batas-batas tertentu juga berfokus pada editing,

karena pada tahap ini siswa terus melakukan penilaian dan penggantian

gagasan dengan menimbang-nimbang aspek-aspek positif dan negatif.

Pada tahap pemanasan ini guru mengandalkan kegiatan-kegiatan yang

dapat memberikan pengalaman-pengalaman dasar siswa, misalnya tentang

wisata karya, film, dan lain-lain. Selain itu guru dapat memusatkan pada

pengalaman-pengalaman pribadi yang umum, misalnya benda favorit yang

miliki, kejadian-kejadian lucu atau hal-hal yang berkaitan dengan tema pada

unit yang sedang dipelajari.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

29

b. Writing (Drafing)

Tahap kedua proses menulis adalah writing. Dalam kegiatan ini siswa

mulai menulis kalimat-kalimat mereka sendiri. Pada tahap writing atau

drafing, perlu disampaikan kepada siswa bahwa mereka tidak perlu merasa

takut membuat kesalahan dan fokus kegiatan menulis adalah pada isi. Dalam

kegiatan ini guru harus menyediakan diri untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan, dan guru juga melakukan conference dengan siswa.

Conference dapat dilakukan guru misalnya dengan bertanya mengenai apa

yang sedang mereka tulis, apakah mereka mendapat kesulitan, atau hal-hal

lain yang berkaitan dengan kegiatan menulis yang sedang dilakukan siswa

yang dapat membantu siswa mengembangkan tulisannya. Demikian juga

sebaliknya, siswa dapat bertanya kepada guru.

c. Re-Writing (Editing and Revising)

Re-writing juga disebut sebagai tahap editing dan revising yaitu siswa

dan guru melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang mungkin

dilakukan siswa. Biasanya tahap ini merupakan tahap yang paling ditakuti

oleh siswa maupun guru, karena pada tahap ini hasil kerja siswa dalam

bentuk tulisan harus diperbaiki dan disempurnakan; siswa harus membaca

ulang dengan teliti untuk menilai apakah tulisan mereka sudah betul dari segi

isi dan bahasanya.

Tahap re-writing mengubah peran penulis menjadi pembaca dan

mulai menilai tulisannya sebagai variasi, guru dapat menyuruh siswa untuk

saling menukar tulisan mereka. Jika hal ini sulit untuk dilakukan, siswa

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

30

dapat melakukan conference dengan guru. Selanjutnya siswa melakukan

pembetulan atau revisi kesalahan-kesalahan dalam tulisan jika ada.

d. Publising

Publising adalah tahap atau langkah akhir dalam proses menulis yaitu

siswa menyampaikan hasil tulisannya kepada audiensi, biasanya dengan

teman sekelas. Beberapa bentuk publising, antara lain adalah membacakan

kalimat-kalimat yang telah tertulis untuk didengar oleh guru dan siswa lain,

ditempel di dinding, dan sebagainya. Tahap publising ini tidak kalah

pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses menulis, karena pada tahap

ini siswa dapat merasakan bahwa mereka bisa menulis dan tulisan mereka

patut dihargai. Walaupun demikian, tahap kegiatan ini seringkali diabaikan

oleh guru. Bila memungkinkan, di ruang kelas dapat disediakan tempat

khusus untuk memajang atau menyimpan tulisan siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan model menulis terbimbing

menekankan pada peran guru adalah sebagai fasilitator, yakni membantu

siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya

dengan jelas, sistematis, dan menarik. Dalam kegiatan ini proses menulis,

menggunakan tahapan pre-writing, writing, re-writing, dan publising.

4. Perencanaan Pembelajaran Menulis Terbimbing

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah

rancangan pembelajaran yang harus dibuat oleh guru. Menurut BSNP (2007:

1) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat identitas mata

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

31

pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata

pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan

oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah /

madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas

Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas

kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD

dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang

pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani

urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK

(BNSP, 2007: 2 ).

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

32

satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus.

RPP ini dapat digunakan oleh setiap guru sebagai pedoman umum untuk

melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya

berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai

tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar

mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu,

dengan berpedoman RPP ini guru akan dapat mengajar dengan sistematis,

tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar

mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

RPP akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi

standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang

mungkin timbul dalam pembelajaran. Baik guru maupun peserta didik

mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak dicapai dan cara

mencapainya. Dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar

peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah

diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis

maupun tidak tertulis, seorang guru akan mengalami kesulitan dalam

proses pembelajaran yang dilakukannya. Seorang guru yang belum

berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci

dibandingkan seorang guru yang sudah berpengalaman.

Pada hakikatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek

untuk memperkirakan tindakan apakah yang akan dilakukan dalam

pembelajaran, baik oleh guru maupun peserta didik untuk mencapai suatu

kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP harus jelas Kompetensi

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

33

Dasar (KD) yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang harus

dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya,

serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai

kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebutlah yang merupakan unsur

utama yang harus ada dalam setiap RPP.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu

kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap

pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses

pelaksanaan program. Komponen program mencakup KD, materi standar,

metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan waktu

belajar. Dengan demikian, RPP pada hakekatnya merupakan suatu sistem

yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan serta

berinteraksi satu dengan lainnya, dan memuat langkah-langkah

pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu membentuk kompentensi

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen yang terdapat

dalam RPP dapat diuraikan melalui penjelasan sebagai berikut.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

34

1) Identitas

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, mata

pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, dan jumlah pertemuan.

2) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal

peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau

semester pada suatu mata pelajaran, sedang standar kompetensi dalam

penelitian ini adalah standar kompetensi kelas V yakni “mengungkapkan

pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk

ringkasan, laporan, dan puisi bebas”.

3) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan

penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi

dasar menulis adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis.

Kompetensi dasar menulis dalam kurikulum sekolah dasar kelas V (lima)

tentang menulis laporan dalam hal ini adalah “menulis laporan kunjungan

atau pengamatan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan,

final) dengan memperhatikan ejaan.

4) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

35

dasar, sedang tujuan pembelajaran pada materi menulis laporan kelas V

(lima) adalah (1) Siswa mengunjungi objek, (2) Siswa mampu mencatat

hasil kunjungan, (3) Siswa mampu menulis laporan berdasarkan tahapan,

(4) Siswa mampu memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman

atau guru menjadi laporan yang baik.

5) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi, sedang materi pada pembelajaran ini

adalah “sistematika penyusunan laporan”.

6) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi

peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi

yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

7) Kegiatan pembelajaran

a) Kegiatan awal

Kegiatan awal merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

36

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

c) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam

bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan

balik, dan tindak lanjut.

8) Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

9) Penilaian

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar

disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada

Standar Penilaian. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik,

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

37

serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,

dan memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram

dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,

pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,

proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil

pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan

Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. Dalam menyusun rencana penilaian

perlu dibuat matrik sebagai berikut:

No. Inikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen Instrumen

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu

yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian

kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Adapun indikator dalam materi menulis laporan kelas V

(lima) pada penelitian ini adalah (1) menuliskan laporan pengamatan atau

kunjungan berdasarkan tahapan: catatan, konsep awal, perbaikan, final,

(2) memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman atau guru

menjadi laporan yang baik.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

38

Teknik penilaian adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan

skor dapat berupa tertulis maupun lisan. Bentuk instrumen ada empat

yakni pilihan ganda, menjodohkan, isian dan uraian. Instrumen adalah alat

dapat untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar. Bentuknya adalah

pernyataan atau kuesioner, atau pertanyaan.

c. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang

Standar Proses RPP harus, memperhatikan perbedaan individu, mendorong

partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis,

memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterikatan dan keterpaduan,

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi: persyaratan pelaksanaan

proses pembelajaran, beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran,

pengelolaan kelas, pelaksanaan pembelajaran.

Perlu diperhatikan bahwa untuk menyusun RPP guru perlu menentukan

batas lingkup materi, kompetensi dasar mana saja yang akan diajarkan setiap

kali pertemuan dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya. Bila suatu

kompetensi dasar dalam silabus membutuhkan waktu lebih dari sekali

pertemuan atau beberapa kali pertemuan, maka kompetensi dasar tersebut

perlu dirinci lagi. Bila hal ini tidak mungkin, karena akan mengganggu

keutuhan materi, maka dapat dibuat satu RPP yang digunakan untuk dua kali

pertemuan atau lebih.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

39

RPP harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan

menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi

pembelajaran yang aktual. Dengan demikian RPP dapat berfungsi untuk

mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. RPP hendaknya disusun secara sederhana dan fleksibel, serta

dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

5. Media Pembelajaran Menulis Terbimbing

Banyak pendapat yang disampaikan para pakar tentang media

pembelajaran, diantaranya yang dikemukakan oleh Smaldino, dkk (2005:9)

yang menyebutkan:

“A medium (plural, media) is a means of communication and source of information. Devided from the Latin word meaning ‘beetween’ the term refer to anything that caries information between a source and receiver” (media mengandung pengertian komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” yang mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi antara sumber dan penerima).

Winkel (1998:310) mengemukakan bahwa media merupakan bentuk

jamak dari medium yang artinya perantara atau pengantar dari pengirim

pesan ke penerima pesan. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran,

maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang merupakan alat

transfer belajar yaitu pengantar pesan pembelajaran dan sumber belajar

kepada pebelajar. Media pembelajaran mencakup bahan dan alat belajar.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

40

Bahan dalam pengertian ini juga sering disebut sebagai perangkat lunak

(software) dan alat yang digunakan sering disebut sebagai perangkat keras

(hardware). Menurut Hamalik (1986:16) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat membantu proses belajar mengajar.

Media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sangatlah

banyak ragamnya. Guru dapat memilih dan menentukan penggunaan media

pembelajaran sesuai dengan bahan pembelajaran yang hendak disampaikan

kepada peserta didik.

Media dapat dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) golongan sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Pengelompokkan Media Belajar

No. Golongan Media Contoh dalam pembelajaran 1. Audio Kaset audio,siaran radio, CD,

telepon. 2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur,

leaflet, gambar 3. Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan

tertulis 4. Proyeksi visual diam Overhead transparasi (OHT), film

bingkai (slide) 5. Proyeksi Audio Visual diam Film bingkai (Slide) bersuara 6. Visual gerak Film bisu 7. Audio Visual gerak Film gerak bersuara, video/VCD,

Televisi 8. Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen 9. Manusia dan Lingkungan Guru, pustakawan, aboran

10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Sumber: Anderson (dalam Rahadi, 2003: 21).

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

41

Sementara Briggs (dalam Sardiman, dkk, 2006: 23) pengelompokan

media pembelajaran yang mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau

rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian

rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan,

dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang

dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara

langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis,

media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi dan gambar.

Cara penggolongan lain yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

pemanfaatan media adalah berdasarkan teknologi yang digunakan, mulai dari

yang teknologi rendah (low technology) sampai yang teknologi tinggi (high

technology). Heinich dkk dalam Uno (2007: 115) mengklasifikasikan media

pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi Jenis Media Media yang tidak diproyeksikan (non projector media)

Realita, model, bahan grafis (graphical material , display)

Media yang diproyeksikan (projected media) OHT, Slide Media Audio (Audio) Audio kaset, audio vision,

active audio vision Media video (media Video) Video Media berbasis komputer (computer based media)

Computer Assited Instruction (CIA) Computer Managed Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

42

Dengan adanya penggolongan yang didasarkan pada teknologi maka

klasifikasi penggolongan akan selalu berubah, media yang pada saat ini

digolongkan teknologi tinggi, tidak menutup kemungkinan pada tahun

mendatang akan tidak menjadi teknologi tinggi lagi bahkan sangat mungkin

menjadi tergeser.

Penggunaan media pembelajaran memiliki manfaat yang tinggi dalam

pembelajaran yang dapat memberikan motivasi siswa dan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Menurut Rahadi (2003:27) bahwa dengan media,

proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk

mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu

pengetahan.

Secara lebih khusus dan rinci, Kemp dan Dayton (1985:72)

mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Setiap guru dalam menafsirkan konsep materi pembelajaran

tertentu dapat berbeda-beda, dengan menggunakan media pembelajaran

perbedaan penafsiran tersebut dapat dihindari. Semua siswa akan melihat

dan mendengarkan uraian materi melalui media yang sama maka siswa

akan mendapatkan informasi yang sama antara siswa yang satu dengan

yang lain.

b. Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik

Media potensi yang dimiliki media dapat menyampaikan

informasi melalui suara, gambar, warna, ataupun gerak, baik yang

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

43

bersifat alami maupun manipulasi. Materi pembelajaran yang dikemas

melalui media pembelajaran akan lebih jelas, lengkap dan menarik minat

peserta didik. Sehingga siswa tumbuh rasa ingin tahu serta merangsang

siswa mereaksi atau merespon baik secara fisik maupun secara

emosional.

c. Proses pembelajaran lebih efektif

Media mampu membantu guru melakukan komunikasi dua arah

antara guru dan siswa, membangun interaksi yang dinamis karena jika

tidak menggunakan media, guru akan cenderung berbicara satu arah yang

berakibat hanya guru yang aktif sedangkan siswa tidak ikut melibatkan

diri saat pembelajaran secara aktif.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Keterbatasan waktu dapat diatasi dengan menggunakan media,

karena guru yang biasanya jika menyampaikan pembelajaran tidak

bermedia harus menjelaskan semua bagian-bagiannya secara rinci dan

menghabiskan waktu, namun dengan memanfaatkan media meskipun ada

bagian-bagian yang tidak dapat disampaikan oleh guru melalui kata-kata

atau ucapan, isi materi dapat ditangkap oleh peserta didik sehingga waktu

yang dimanfaatkan dapat lebih efisien. Isi materi akan lebih mudah

dipahami siswa.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Penggunaan media mampu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyerap isi materi pembelajaran yang lebih mendalam karena

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

44

penggunaan media akan dapat melibatkan berbagai indra akan membawa

hanyut perasaannya ke dalam proses pembelajaran membuat pemahaman

siswa lebih baik.

f. Memungkinkan proses belajar dapat dilaksanakan dimana saja

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan leluasa,

tanpa harus terikat dengan tempat dan waktu sehingga siswa akan

termotivasi untuk dapat belajar secara mandiri.

g. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

Dengan menggunakan media proses pembelajaran lebih menarik,

membuat siswa mencintai ilmu pengetahuan dan membangun kebiasaan

siswa untuk dapat bersikap positif mencari berbagai sumber belajar

sendiri.

Peran guru akan terbantu oleh media, karena guru tidak menjadi

satu-satunya sumber. Guru tidak perlu menjelaskan secara keseluruhan

karena berbagi peran dengan media pembelajaran.

Dalam konteks penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan

adalah lingkungan sekolah meliputi: taman, tempat umum, musium, atau

tempat bersejarah. Pengertian lingkungan menurut Moeliono (1995: 256)

adalah: (1) daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk didalamnya; (2)

bagian wilayah di kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan

pemerintahan desa; (3) golongan, kalangan; (4) semua yang mempengaruhi

pertumbuhan manusia atau hewan”.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

45

Belajar melalui lingkungan itu sangat penting bagi siswa sekolah

dasar, karena lingkungan dapat dijadikan sumber belajar dan sarana belajar.

Lingkungan sekolah sebagai sasaran belajar, sesuai dengan tujuan

pendidikan sekolah dasar, antara lain agar siswa dapat mengenal alam

sekitar. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, bahwa lingkungan

sekolah dapat menyediakan sumber belajar yang tiada habisnya dalam

memberikan pengetahuan kepada kita. Semakin kita gali semakin banyak

yang kita dapat, tidak hanya terbatas pada mata pelajaran sains itu sendiri

tetapi juga sebagai sumber belajar dari berbagai macam ilmu pengetahuan.

Sedangkan lingkungan sebagai sarana belajar, yaitu lingkungan dapat

menyediakan bahan-bahan yang tidak usah dibeli, misalnya udara, cahaya

matahari, pepohonan, air, sungai, rerumputan dan sebagainya.

Dengan belajar melalui lingkungan sekolah dapat mengembangkan

aspek-aspek pedagogis siswa, seperti dapat mengembangkan sikap dan

keterampilan, dapat dilakukan oleh semua siswa dari semua tingkat

perkembangan intelektual, dan dapat dijadikan sebagai motivasi belajar

siswa.

Jenis-jenis lingkungan yang dapat digunakan untuk pembelajaran

dapat digambarkan melalui bagan berikut.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

46

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

Bagan 2.2. Jenis-Jenis Lingkungan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah semua sarana atau tempat yang

dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar, baik yang

berada di sekitar sekolah maupun di tempat-tempat lainnya. Keberadaan

lingkungan sekolah tersebut sangat bermanfaat untuk menerapkan konsep

pembelajaran yang diinginkan sehingga siswa dapat mengalami secara

SEKOLAH

PETERNAKAN

PERSAWAHAN

DAERAH PENAMBANGAN

POHON-POHON (KEBUN)

SALURAN IRIGASI

PENANGKAPAN IKAN

PENGGERGAJIAN KAYU

TERMINAL BUS

STASIUN KERETA API

TAMAN KOTA

CAGAR ALAM

PASAR

KOLAM IKAN

PANTAI

KEBUN BINATANG

BENDUNGAN

TAMAN KOTA

JALAN RAYA & PUSAT PERTOKOAN

KANTOR LEMBAGA PEMERINTAH

MUSEUM TEMPAT REKREASI LAIN

HALAMAN RUMAH SISWA

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

47

langsung dunia yang nyata dan akan menghasilkan pembelajaran yang

diinginkan, bukan hasil yang abstrak.

Sehubungan dengan pembelajaran menulis laporan kunjungan, guru

perlu memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Jumlah

sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah ini tidaklah terbatas,

sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan

pendidikan. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar akan semakin

memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena siswa belajar tidak

terbatas oleh empat dinding kelas. Penggunaan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran menulis laporan. Dalam hal ini, siswa diberi tugas

mencari tempat-tempat yang menarik di lingkungannya Hasil pengamatan

dan penghayatan terhadap objek yang dikunjunginya tersebut selanjutnya

digunakan oleh siswa sebagai dasar menulis laporan kunjungan. Penggunaan

lingkungan sekolah dalam menulis laporan akan sangat membantu proses

penulisannya.

Memanfaatkan lingkungan dengan membawa siswa–siswa untuk

mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan

belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga

terjadi di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar

yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial,

dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

48

Perkembangan fisik artinya lingkungan sangat berperan dalam

merangsang pertumbuhan fisik siswa, untuk mengembangkan otot–ototnya.

Dengan memanfatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya, siswa-siswa

menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana

rasanya pada saat memanjat pohon, berayun-ayun, berlari lari, dan

sebagainya.

Perkembangan aspek keterampilan sosial artinya lingkungan secara

alami mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain,

bahkan dengan orang dewasa. Pada saat siswa mengamati objek-objek

tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil

penemuanya dengan yang lain. Supaya penemuanya diketahui oleh siswa

yang lainya maka pasti mendekati siswa yang lainya maka terjadi interaksi

dengan siswa yang lainnya.

Perkembangan aspek emosi artinya lingkungan pada umumnya

memberikan tantangan untuk dilalui oleh siswa-siswa. Pemanfatannya akan

memungkinkan siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.

Misalnya bila siswa diberi tugas wawancara dengan penjaga mosium itu

artinya mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari

pengembangan aspek emosinya.

Perkembangan intelektual artinya siswa-siswa belajar melalui

interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Memanfaatkan

lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep konsep tertentu secara

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

49

alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami siswa di dalam kelas

tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan siswa-siswa untuk

melihat konsep warna secara nyata yang ada di lingkungan sekolah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tentang pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menulis laporan adalah

kemampuan dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran siswa

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Lingkungan

menyediakan sumber-sumber tak terbatas yang dapat dimanfaatkan untuk

mendukung pembelajaran.

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam usaha

meningkatkan hasil belajar. Tampaknya masih sedikit guru yang

mempergunakan media dalam mengajarkan menulis. Oleh sebab itu, guru

sebaiknya harus mempersiapkan berbagai macam media yang dapat

dipergunakan untuk memotivasi pembelajaran menulis sehingga menjadi

pembelajaran yang menyenangkan.

Berbagai bentuk pemakaian bahasa dapat dijadikan media

pembelajaran menulis, misalnya ketika belajar menulis laporan kunjungan,

guru dapat membawa anak-anak ke suatu tempat. Guru dapat mendiskusikan

dengan siswa mengenai waktu kunjungan, tempat, jumlah peserta, tujuan dan

lain-lain. Di bawah ini dicantumkan alternatif media pembelajaran

berdasarkan kompetensi dasar menulis di SD kelas V, semester 2.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

50

Tabel 2.4 Alternatif media pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar menulis di SD kelas V

No Kompetensi Dasar Media Pembelajaran

1 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan

- Objek kunjungan - Formulir isian

kunjungan

6. Penilaian Pembelajaran Menulis

a. Penilaian Pembelajaran Menulis

Secara yuridis berdasarkan PP No. 20 tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan terdapat beberapa istilah standar pendidikan, penilaian

pendidikan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, dan ujian nasional peserta

didik. Pengertian penilaian yang dimaksud dalam penilaian pendidikan

adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian pendidikan adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

pencapaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian terhadap hasil pembelajaran menulis mempunyai kelemahan,

yaitu rendahnya kadar objektivitas. Unsur subjektivitas penilai sangat

berpengaruh dalam menilai karangan jenis ini. Sebuah karangan yang dinilai

oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan sebuah

karangan dinilai oleh hanya satu orang penilai pun jika kondisinya berlainan

ada kemungkinan berbeda skor yang diberikan. Masalah yang perlu dipikirkan

adalah bagaimana kita mendapatkan atau memilih model teknik penilaian yang

memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektivitas dirinya.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

51

Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan siswa biasanya bersifat

holistik, impresif, dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat menyeluruh

berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas.

Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh orang yang ahli dan

berpengalaman sedikit banyak dapat dipertanggungjawabkan. Namun

keahlian demikian tidak semua guru memilikinya.

Menurut Kurniawan (2009:8) penilaian menulis laporan tepat

menggunakan penilaian proyek. Karena penilaian proyek merupakan

kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam

periode waktu tertentu. Tugas tersebut berupa investigasi sejak dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan

penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman, dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata

pelajaran tertentu secara jelas. Masih menurut Kurniawan (2009:8), ada tiga

hal yang harus dipertimbangkan dalam penilaian proyek yakni:

1. Kemampuan pengelolaan, yakni kemampuan peserta didik dalam memilih

topik, mencari informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data serta

penulisan laporan.

2. Relevansi, yakni keseuaian dengan mata pelajaran, mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3. Keaslian, yakni proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan

hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa

petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

52

D. Kelebihan dan Kelemahan Menulis Terbimbing

Banyak metode, model pembelajaran dapat digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar, tetapi tidak ada metode yang paling baik dalam sebuah

pembelajaran. Begitu pula dengan menulis terbimbing, tentu ada kelebihan dan

kelemahannya.

Menurut Santosa (2005:2.8) kelebihan model pembelajaran menulis

terbimbing adalah: 1) memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan

daya kreatifitas menulis, 2) menggunakan peraga nyata yakni lingkungan lebih

mudah mencarinya, 3) membelajarannya disajikan secara utuh tidak terpisah-pisah

antara keterampilan bahasa (ciri pendekatan whole language), 4) materi

pembelajarannya disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, 5) siswa terlibat

secara aktif dalam pembelajarannya, 6) siswa mendapat umpan balik baik dari

teman sebaya maupun dari guru, 7) siswa berani mengambil resiko dan bebas

bereksperimen. Sementara kelemahannya adalah: 1) kelas terkesan kurang rapi

karena banyaknya alat peraga, 2) membutuhkan biaya lebih banyak karena harus

kunjungan ke suatu tempat, 3) kesalahan siswa kurang terkoreksi karena hasil

tidak harus dikoreksi guru, 4) guru kehilangan banyak waktu untuk membimbing

siswa, 5) belum ada aturan baku dalam penilaiannya, 6) penilaian sangat subjektif.

E. Pembelajaran Menulis Laporan

1. Pengertian Laporan

Laporan pada dasarnya adalah bentuk penyampaian dan penyajian

fakta-fakta dan pemikiran-pemikiran guna tindakan (Parera: 1987:56).

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

53

Sedangkan Gie (2002: 27) menyimpulkan bahwa laporan adalah keterangan

atau informasi yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan secara tertulis.

Dalam arti yang paling dasar laporan adalah sebuah naskah tertulis yang

memuat fakta-fakta sebagai kesaksian mengenai kenyataan sesuatu hal.

Berdasar pengertian tersebut ternyata laporan itu adalah suatu

keterangan atau berita dalam bentuk kumpulan fakta yang disajikan dalam

bentuk tulisan.

Laporan yang baik harus membawa hasil berupa perbaikan,

perubahan, perkembangan, penegasan, sikap, penetuan kebijakan, dan

pengambilan keputusan. Oleh karena itu laporan harus dapat dibaca,

dipahami, dipercaya, dan mendorong adanya tindakan dari unsur pimpinan

yang menerima laporan (Muchlisoh, 1994:258).

Laporan agar dapat dipahami oleh pembacanya maka harus efektif.

Efektif yang dimaksud adalah efektif dalam organisasi penulisannya. Parera

(1987:57) merekomendasikan agar laporan efektif maka perlu diperhatikan,

tujuan yang jelas, harus dapat mengalihkan gagasan, bentuknya konkrit serta

alternasinya harus jelas. Parera (1987:74) juga menambahkan bahwa laporan

yang baik itu harus:

(1) Tersusun rapi (2) Dibuat dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti, (3) Dibuat dengan kerjasama, (4) Mengandung semua fakta yang dibutuhkan, (5) Data yang terkadung harus up to date, dapat dipercaya, dan

lengkap, (6) Sumbernya kompeten, (7) Mengandung alat visualisasi (8) Mudah diinterpretasikan

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

54

2. Materi Pembelajaran

Pembelajaran menulis di kelas V Sekolah Dasar adalah menulis

laporan kunjungan, berbentuk fakta disampaikan kepada pembaca agar

pembaca paham dan percaya pada apa yang dilaporkan penulis. Kepahaman

dan keterpercayaan pembaca ditentukan oleh kejelasan tulisan dalam

penyusunan laporan.

Sesuai dengan silabus kelas V (lima) Sekolah Dasar kompetensi dasar

menulis laporan adalah menulis laporan pengamatan atau kunjungan

berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan

memperhatikan penggunaan ejaan. Sedang materi pokok pembelajarannya

adalah Sistematika Penyusunan Laporan, dengan indikator (1) menulis

laporan berdasarkan tahapan (dari catatan ke konsep awal/ buram awal), (2)

memperbaiki tulisan berdasarkan masukan atau guru menjadi laporan (Dinas

Pendidikan, 2011:13).

Dalam buku “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia” yang digunakan

sebagai pedoman pembelajaran sekaligus buku siswa, pembelajaran menulis

laporan difokuskan pada menulis laporan pengamatan.

F. Kerangka Berfikir

Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan

berbahasa, mempunyai peranan yang penting bagi siswa. Menulis merupakan

kemampuan seseorang mengungkapkan ide-ide, pemikiran, pengetahuan,

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

55

pengalaman dalam bahasa tulis yang jelas, runtut dan sistematis. Namun

kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang memiliki

kemampuan menulis dengan baik.

Arundati (2010: 13) menyatakan dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia, siswa masih menghadapi sejumlah masalah yang berkaitan

dengan keterampilan menulis. Pertama, kurang mampunya siswa

menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang

kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar mengungkapkan gagasan

karena kesulitan memilih kata atau membuta kalimat, bahkan kurang mampu

mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Kedua, kurangnya latihan

dan praktek menulis. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia yang terdiri dari empat aspek, waktu yang diberikan empat jam

dalam satu minggu. Waktu hanya satu jam untuk aspek Keterampilan

menulis khususnya menulis karangan sangatlah kurang. Ketiga, kurang

terampilnya guru memberikan berbagai macam tulisan kepada siswa. Hal ini

terlihat dari hasil tulisan siswa seperti membuat kalimat atau membuat cerita

pendek. Keempat, pada umumnya sekolah tidak memiliki program kegiatan

menulis.

Berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis

menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis. Siswa kurang

mampu untuk menyusun tulisan yang menarik, sistematis dan terorganisir.

Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

56

Berpijak pada permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

menulis, maka upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan, merupakan hal yang

sangat penting. Upaya tersebut membutuhkan teknik yang tepat. Teknik yang

dikaji dalam penelitian ini adalah model menulis terbimbing.

Menurut Simson (1998: 1), guided writing (menulis terbimbing) adalah

pembelajaran dimana guru mendemonstrasikan pada siswa proses menulis

sebuah kalimat atau paragraf menggunakan konvensi-konvensi bahasa. Siswa

kemudian diberi kesempatan menunjukkan bahwa mereka dapat menggunakan

konvensi-konvensi dan strategi ini dalam karya mereka. Berpijak pada

pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model menulis terbimbing (guided

writing) merupakan kegiatan pembelajaran menulis dimana peran guru

sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ditulisnya dan

bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik.

Penerapan model menulis terbimbing (guided writing) diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan. Penerapan

model menulis terbimbing juga dapat dibandingkan dengan pembelajaran

yang tidak menggunakan metode tersebut untuk mengetahui mana yang lebih

efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan.

Berdasarkan paparan di atas, kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat digambarkan melalui skema sebagai berikut.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

57

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

G. Asumsi dan Hipotesis

1. Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini

kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai

untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitian.

Asumsi pada penelitian ini adalah: Penerapan model pembelajaran menulis

terbimbing akan berpengaruh terhadap kemampuan menulis siswa.

Kemampuan siswa dalam menulis laporan masih rendah

Perlu penerapan model yang tepat dalam pembelajaran menulis laporan

Model menulis terbimbing Model konvensional

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis laporan

Perbandingan

Pembelajaran menulis masih banyak mengalami kendala

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Pembelajaranrepository.ump.ac.id/7274/3/PURWANTO BAB II.pdfB. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Salah satu keberhasilan suatu ditentukan oleh pendekatan

58

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan asumsi, hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut.

a. Ho: Model pembelajaran menulis terbimbing tidak efektif untuk

meningkatkan kemampuan menulis laporan pada siswa kelas V SD

se-Kecamatan Karanganyar.

Ha: Model pembelajaran menulis terbimbing efektif untuk meningkatkan

kemampuan menulis laporan pada siswa kelas V SD se-Kecamatan

Karanganyar.

b. Ho: Tidak ada perbedaan kemampuan menulis laporan antara kelompok

siswa yang diberi perlakuan dengan pembelajaran model menulis

terbimbing dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan

pembelajaran model menulis terbimbing.

Ha: Ada perbedaan kemampuan menulis laporan antara kelompok siswa

yang diberi perlakuan dengan pembelajaran model menulis

terbimbing dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan

pembelajaran model menulis terbimbing.

Efektivitas Menulis Terbimbing..., Purwanto, Program Pascasarjana UMP, 2012