Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

23
Nurul Huda Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 175 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114 Pendekatanpendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah Mojosari Mojokerto [email protected] Pendahuluan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Oleh karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat memperlancar program pendidikan dalam rangka perwujudan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam studi tentang kurikulum sering dipertanyakan jenis pendekatan yang dipergunakan dalam pembahasan atau penyusunan kurikulum tersebut. Penggunaan suatu jenis pendekatan (approach) atau orientasi pada umumnya menentukan bentuk dan pola yang dipergunakan oleh kurikulum. 1 Dalam hal ini, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum merujuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Pendekatan pengembangan kurikulum akan dijelaskan 1 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 31.

Transcript of Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Page 1: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

175 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Pendekatan–pendekatan Pengembangan Kurikulum

IAI Uluwiyah Mojosari Mojokerto

[email protected]

Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan

bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan

semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan

untuk meningkatkkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum

merupakan proses faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan

kurikulum. Karena pengembangan kurikulum merupakan alat untuk

membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan bahan, menarik

minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang

dinamis. Oleh karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan

disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun. Hal ini dimaksudkan

agar hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat

kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat

memperlancar program pendidikan dalam rangka perwujudan dan pencapaian

tujuan pendidikan nasional.

Dalam studi tentang kurikulum sering dipertanyakan jenis pendekatan

yang dipergunakan dalam pembahasan atau penyusunan kurikulum tersebut.

Penggunaan suatu jenis pendekatan (approach) atau orientasi pada umumnya

menentukan bentuk dan pola yang dipergunakan oleh kurikulum.1 Dalam hal

ini, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum merujuk pada titik

tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan

kurikulum. Pendekatan pengembangan kurikulum akan dijelaskan

1 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), hal. 31.

Page 2: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

176 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

selengkapnya dalam pembahasan tulisan ini yang berjudul “Pendekatan

Pengembangan Kurikulum”.

Pembahasan

Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode

yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang

sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu

proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian,

pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut

pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah teknik pendekatan

kurikulum yang serasi setelah mempertimbangkan keempat determinan ialah

asas filosofis, sosiologis, psikologis dan hakekat ilmu pengetahuan yang

merupakan pegangan umum.2 Namun masih perlu lagi pegangan yang lebih

rinci, yakni :

a. Memilih pendekatan kurikulum yang serasi untuk mendesain kurikulum

dengan mempertimbangkan keempat determinan itu,

b. Berdasarkan pendekatan yang disiplin, menentukan mata pelajaran/mata

kuliah yang akan disajikan, beserta bidang dan rangkaiannya yang

dianggap dapat mencapai tujuan lembaga pendidikan itu.3

Berbagai pendekatan kurikulum yang ada dewasa ini menurut

beberapa tokoh ialah:

Menurut Muhaimin

Pendekatan Subjek Akademis (bidang studi)

Pada pendekatan subyek akademik menggunakan bidang studi atau

mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya matematika,

sains, sejarah, geografi, atau IPA, IPS, dan sebagainya seperti yang lazim

didapati dalam sistem pendidikan sekarang ini di semua sekolah dan

perguruan tinggi.4 Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat

2 H. Fachruddin, Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta:

Global Pustaka Utama, 2006), hal. 94. 3 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 43.

4 Ibid, hal. 45.

Page 3: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

177 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses

dalam disiplin ilmu tertentu. 5

Kurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata

pelajaran yang diintregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud,

metode, organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam

menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi

disiplin ilmu masing-masing. Para ahli akademis terus mencoba

mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik

untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk

mengamati, hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan

kesimpulan. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan

cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus

dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan

disiplin ilmu.6

Setiap mata pelajaran jika diperhatikan dapat diketahui adanya:

Titik pendekatan di bidang ini ialah murid menguasai setiap mata

pelajaran yang disajikan sebagai disiplin ilmu tertentu. Pendekatan di atas

adalah pendekatan yang paling mudah dan sederhana karena masing-masing

mata pelajaran telah jelas batas-batasnya. Antara bahasa Arab dan Inggris,

sejarah dan matematika, geografi dan kesenian jelas yaitu, masing-masing

mempunyai ruang lingkup tersendiri. 7

Sekurang-kurang ada tiga pendekatan dalam perkembangan

Kurikulum Subyek Akademis:8 Pendekatan pertama, melanjutkan

pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana

memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekadar mengingat-ingatnya.

5 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Prakteki, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007), hal. 190. 6 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan

Perguruan Tinggi.( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 140. 7 H. Fachruddin, Teknik Pengembangan ..., hal. 94.

8 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 83-84.

macro

organizer:

Bahasa Arab

Organizer:

Muthala’ah,

Insya’,Imlak

Micro Organizer:

Muthala’ah jilid 1,

2,3 dsb

Page 4: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

178 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Pendekatan kedua, adalah studi yang bersifat integratif. Pendekatan

ini merupakan respon terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut

model-model pengetahuan yang lebih komprehensif-terpadu. Pelajaran

tersusun atas satuan-satuan pelajaran, dalam satuan-satuan pelajaran tersebut

batas-batas ilmu menjadi hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran

didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problem-

problem yang ada.

Pendekatan ketiga, adalah pendekatan yang dilaksanakan pada

sekolah-sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar berdasarkan mata-

mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan

masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran lain seperti ilmu kealaman,

ilmu sosial, dan lain-lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan

praktis pemecahan masalah dalam kehidupan.

Dalam pendekatan pengembangan kurikulum ada mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:9

a. Tujuan

Tujuan kurikulum subyek akademik adalah pemberian pengetahuan

yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses

“penelitian”. Para siswa harus belajar mengunakan pemikiran dan dapat

mengontrol dorongan-dorongannya, sehingga diharapkan siswa mempunyai

konsep dan cara yang terus dapat dikembangkan di masyarakat yang lebih

luas.

b. Metode

Metode yang banyak digunakan dalam pendekata subyek akademik

adalah pendekatan metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru

kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Dalam

materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting,

kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.

c. Organisasi isi

Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subyek

akademik. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:

1. Correlated curriculum, adalah pola organisasi materi atau konsep

yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran

lainnya.

2. Unified atau Concentrated, adalah pola organisasi bahan pelajaran

tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi

dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.

9 Ibid,..., hal. 84-85.

Page 5: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

179 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

3. Intregrated curriculum, kalau dalam unified masih tampak warna

disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin

ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan

dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

4. Problem Solving curriculum, adalah pola organisasi isi yang beriisi

topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan

dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.

d. Evaluasi

Kurikulum subyek akademik menggunakan bentuk evaluasi yang

bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang

studi humaniora lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay test) dari tes

objektif. Karena bidang studi ini membutuhkan jawaban yang merefleksikan

logika, koherensi, dan integrasi secara menyeluruh.

Kelemahan pendekatan ini adalah kegagalan dalam memberikan

perhatian kepada yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan disiplin dapat

membawa mereka pada permasalahan kehidupan modern yang kompleks,

yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu ilmu saja.10

Pendekatan Humanistik

Pendekatan Humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak

dari ide "memanusiakan manusia". Penciptaan konteks yang akan memberi

peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat

manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar

pengembangan program pendidikan.11

Pada pendekatan humanistik berpusat pada siswa, jadi student

centered, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat

dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Menurut Somantrie dalam

Abdullah Idi, bahwa pada pendekatan humanistik prioritasnya adalah

pengalaman belajar yang diarahkan terhadap tanggapan minat, kebutuhan dan

kemampuan anak.12

Permasalahan yang perlu disadari adalah bahwa materi bukanlah

tujuan. Dengan demikian, keberhasilan pendidikan tidak semata-mata diukur

dengan lancarnya proses transmisi nilai-nilai (dalam hal ini materi pelajaran

yang terformat dalam kurikulum), melainkan lebih dari sekadar hal itu.

10

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., hal. 140. 11

Ibid, hal. 142. 12

Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum..., hal. 130.

Page 6: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

180 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Pendidikan humanistik menganggap materi pendidikan lebih merupakan

sarana, yakni sarana untuk membentuk pematangan humanisasi peserta didik,

jasmani dan ruhani secara gradual.13

Jadi dari hal tersebut dapatlah kita pahami bahwa pada pendekatan

humanistik tujuan dari pendidikan itu bukan hanya pada nilai-nilai yang

dapat dicapai pesera didik tapi lebih kepada pembentukan perubahan pada

peserta didik, baik secara jasmani maupun ruhani.

Selanjutnya siswa hendaknya diturutsertakan dalam penyelenggaraan

kelas dan keputusan instruksional. Dan siswa hendaknya turut serta dalam

pembuatan, pelaksanaan, dan pengawasan peraturan sekolah. Siswa

hendaknya diperbolehkan memilih kegiatan belajar, dan siswa boleh

membuktikan hasil belajarnya melalui berbagai macam karya atau kegiatan.

Dalam kurikulum humanistik, guru diharapkan dapat membangun

hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya, untuk

perkembangan individu peserta didik itu selanjutnya. Oleh karena itu, peran

guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:14

1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif

2. Menghormati individu peserta didik, dan

3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

Tugas guru dalam kurikulum humanistik adalah menciptakan situasi

yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan

mengembangkan pemecahan sendiri. Dan tujuan pengajaran adalah

memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan

keterasingan dari lingkungan.15

Dari sini jelaslah bahwa pendekatan pengembangan kurikulum

humanistik ini mengaharapkan perkembangan diri siswa sehingga dapat

menemukan kepribadiannya yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

Pendekatan pengembangan kurikulum mempunyai beberapa ciri-ciri,

yakni: 16

1. Tujuan

Tujuan pendidikannya adalah oroses perkembangan pribadi yang

dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi

kepribadiaan, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar.

13

Baharuddin & Makin, Pendidikan Humanistik:Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis dalam

Dunia Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 192. 14

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), 144. 15

Siti Halimah, Telaah Kurikulum, 160. 16

Ibid, 160-161.

Page 7: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

181 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Semuanya itu merupakan bagian dan cita-cita perkembangan manusia yang

teraktualisasi (self actualizing person). Seseorang yang telah mampu

mengaktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai keseimbangan

(harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya baik aspek kognitif,

estetika, maupun moral.

2. Metode

Pengembangan kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional

yang baik antara guru dan siswa. Karenanya, menuntut kemampuan guru

untuk memilih metode pembelajaran yang dapat menciptakan hubungan yang

hangat antara guru dengan murid, antara murid dengan murid, dapat

memberikan dorongan agar saling percaya. Dalam kegiatan pembelajaran

guru tidak boleh memaksakan sesuatu yang tidak disenangi oleh peserta

didik.

3. Organisasi Isi

Kurikulum humanistik harus mampu memberikan pengalaman yang

menyeluruh, bukan pengalaman yang terpenggal-penggal.

4. Evaluasi

Evaluasi kurikulum humanistik berbeda dengan evaluasi pada

umumnya, yang lebih ditekankan pada hasil akhir atau produk. Sebaliknya,

evaluasi kurikulum humanistik lebih menekankan pada proses yang

dilakukan. Kurikulum ini melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk

peserta didik masa depan. Kelas yang baik akan menyediakan berbagai

pengalaman untuk mambantu peserta didik menyadari potensi mereka dan

orang lain, serta dapat mengembangkannya.

Pada kurikulum ini, guru diharapkan mengetahui respon peserta didik

terhadap kegiatan mengajar. Guru juga diharapkan mengamati apa yang

sudah dilakukannya, untuk melihat umpan balik setelah kegiatan belajar

dilakukan.

Sebagai suatu hal yang alamiah, kurikulum humanistik memilki

beberapa kelemahan, seperti:17

a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi

perkembangan individual peserta didik,

b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada

kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik,

c. Kurikulum ini kurang memerhatikan kebutuhan masyarakat secara

keseluruhan, dan

17

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum..., hal. 145.

Page 8: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

182 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

d. Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang

terhubungkan.

Pendekatan Teknologis

Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas

program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan

keberhasilan. Teknologi memengaruhi kurikulum dalam dua cara, yaitu

aplikasi dan teori. Aplikasi teknologi merupakan suatu rencana penggunaan

beragam alat dan media, atau tahapan basis instruksi. Sebagai teori, teknologi

digunakan dalam pengembangan dan evaluasi material kurikulum dan

instruksional.18

Pandangan pertama menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi lebih

diarahkan pada bagaimana mengajarnya, bukan apa yang diajarkan.

Sementara pandangan kedua menyatakan bahwa teknologi diarahkan pada

penerapan tahapan instruksional.

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum

adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan

perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam

pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan

penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system

technology).19

Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan

kepada penggunaan alat-alat teknologi untuk menunjang efisiensi dan

efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisikan rencana-rencana penggunaan

berbagai alat dan media, juga model-model pengajaran yang banyak

melibatkan penggunaan alat. Contoh-contoh model pengajaran tersebut

adalah: pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran berprogram,

mesin pengajaran, pengajaran modul. Pengajaran dengan bantuan komputer,

dan lain-lain.

Pendekatan teknologi dalam menyusun kurikulum atau program

pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas-tugas tertentu. Karenanya materi yang diajarkan, kriteria

evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis

tugas (job analysis) tersebut. Contoh penerapannya dalam kurikulum dan

18

Oemar Hamalik, Dasar-dasar…,hal.148. 19

Nana Syaodih Sukmadinata, Penegembangan kurikulum:Teori dan praktek, 96.

Page 9: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

183 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

hasil belajar, misalnya dalam mata pelajaran PAI, tentang menyajikan pesan

pembelajaran tentang shalat, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:20

1). Kompetensi dasar : mampu melaksanakan shalat

2). Hasil belajar :

(1) siswa mampu menjelaskan tata cara shalat yang benar

(2) siswa mampu manghafal dan mmempraktikkan bacaan shalat

3). Indikator :

a) Menjelaskan pengertian shalat

b) Menjelaskan syarat-syarat shalat

c) Menjelaskan rukun shalat

d) Menjelaskan sunnat shalat

e) Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat

f) Melafalkan bacaan shalat dengan benar

g) Menghafal bacaan shalat

h) Mempraktikan shalat

i) Mau melaksanakan shalat

j) Terbiasa melaksanakan shalat

Dari rumusan kompetensi dasar dan hasil belajar, dan dijabarkan

dalam rumusan indikator, maka dapat diketahui organisasi isi dari

pembelajarannya. Dan untuk mengorganisasikan isi dengan baik, diperlukan

analisis tugas dan jenjang belajar sesuai dengan kerakteristik pendekatan

teknologi.

Pendekatan Rekontruksionalisme

Kurikulum rekonstruksi sosial sangat memperhatikan hubungan

kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi.

Banyak prinsip kelompok ini yang konsisten dengan cita-cita tertinggi,

contohnya masalah hak asasi kaum minoritas, keyakinan dalam intelektual

masyarakat umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai

arahan yang mereka inginkan.

Pengajaran kurikulum rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di

daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga

belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan

kondisi kehidupan mereka. Sesuai dengan potensi yang ada dalam

masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan

biaya dari pemerintah, sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut.

Di daerah pertanian misalnya maka sekolah harus mengembangkan bidang

20

Siti Halimah, Telaah kurikulum ..., hal. 162.

Page 10: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

184 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

pertanian, sementara kalau daerah industri maka yang harus dikembangkan

oleh sekolah adalah bidang industri. Sehingga kurikulum tersebut dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut.

Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta

didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Para pendukung

kurikulum ini yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus

diperhatikan oleh “pengetahuan sosial” saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu.

Dari pemikiran diatas, maka penyusunan dan pengembangan

kurikulum harus bertitik tolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat.

Pendekatan kurikulum rekonstrksi sosial ini selain menekankan pada isi

pembelajaran, sekaligus juga menekankan pada proses pendidikan dari

pengalaman belajar. Ini dikarenakan, pendekatan rekonstruksi sosial

berasumsi bahwa, manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang

kehidupannya membutuhkan orang lain, selalu bersama, berinteraksi dan

bekerjasama.21

Dari pendekatan kurikulum rekonstruksi sosial ini, nantinya

diharapkan peserta didik mempunyai tanggung jawab dalam masyarakatnya

guna membantu pemerintah dalam perbaikan-perbaikan dalam

masyarakatnya yang lebih baik lagi kedepannya.

Adapun pendekatan kurikulum rekonstruksi sosial ini mempunyai

ciri-ciri berkenaan dengan:22

a. Tujuan

Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan

para peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau

gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. Karena itu, tujuan program

pendidikan setiap tahun berubah. Tantangan-tantangan tersebut merupakan

bidang garapan selain bidang studi agama, juga perlu didekati dari bidang-

bidang lain seperti ekonomi, sosiologi, ilmu pengetahuan alam, estetika,

matematika dan lain-lain.

b. Metode

Tugas guru dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum

rekonstruksi sosial, yaitu: berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan

nasional dengan tujuan peserta didik. Dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran guru harus dapat membantu para peserta didik untuk

menemukan minat dan kebutuhannya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan

untuk mencapai tujuan pendidikan dalam persoalan-persoalan tersebut di atas

21

Ibid, hal. 164. 22

Ibid, hal. 165-166.

Page 11: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

185 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain: (1)

mengadakan survei kritis kepada masyarakat; (2) mengadakan studi banding

ekonomi lokal dan nasional; (3) mengevaluasi semua rencana dengan kriteria,

apakah telah memenuhi kepentingan sebagian besar orang.

c. Organisasi Isi

Pola organisasi isi kurikulum rekonstruksi sosial disusun seperti roda.

Ditengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi

tema utama dan dibahas secara pleno. Tema-tema tersebut dijabarkan ke

dalam sejumlah topik yang dibahas dalam diskusi kelompok, latihan-latihan,

kunjungan dan lain-lain. Topik-topik dengan berbagai kelompok ini

merupakan jari-jari. Semua kegiatan jari-jari tersebut dirangkum menjadi satu

kesatuan sebagai bingkai atau velk.

d. Evaluasi

Dalam kegiatan evaluasi para peserta didik dilibatkan. Keterlibatan

para peserta didik terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan

yang akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan terlebih dahulu diuji untuk

menilai ketepatan maupun keluasan isinya. Selain itu juga untuk menilai

kemampuannya dalam menilai pencapaian tujuan-tujuan pembangunan

kehidupan keberagaman masyarakat yang sifatnya kualitatif.

Menurut Wina ada dua pendekatan yang diterapkan dalam

pengembangan kurikulum:

Pendekatan Top Down

Dikatakan pendekatan top down, disebabkan pengembangan

kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para

administrator atau dari para pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti

Dirjen atau para kepala Kantor Wilayah. Selanjutnya dengan menggunakan

semacam garis komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah. Oleh

karena dimulai dari atas itulah, pendekatan ini juga dinamakan line staff

model. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di Negara-negara yang

memiliki sistem pendidikan sentralisasi.

Dilihat dari cakupan pengembangannya, pendekatan top down bisa

dilakukan baik untuk menyusun kurikulum yang benar-benar baru

(curriculum construkction) ataupun untuk penyempurnaan kurikulum yang

sudah ada (curriculum improvement).23

Prosedur kerja atau proses

pengembangan kurikulum model ini dilakukan kira-kira sebagai berikut:24

23

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 77. 24

Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), hal. 37-38.

Page 12: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

186 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Langkah pertama, dimulai dengan pembentukan tim pengarah oleh

pejabat pendidikan. Anggota tim biasanya terdiri dari pejabat yang ada di

bawahnya, seperti para pengawas pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin

ilmu, dan bisa juga ditambah dengan para tokoh dari dunia kerja. Tugas tim

pengarah ini adalah merumuskan konsep dasar, garis-garis besar kebijakan,

menyiapkan rumusan falsafah, dan tujuan umum pendidikan.

Langkah kedua, adalah menyusun tim atau kelompok kerja untuk

menjabarkan kebijakan atau rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim

pengarah. Anggota kelompok kerja ini adalah para ahli kurikulum, para ahli

disiplin ilmu dari perguruan tinggi, ditambahkan dengan guru-guru senior

yang dianggap sudah berpengalaman. Tugas pokok tim ini adalah

merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan-tujuan umum,

memilih dan menyusun sequence bahan pelajaran, memilih strategi

pengajaran dan alat atau petunjuk evaluasi, serta menyusun pedoman-

pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru.

Langkah ketiga, apabila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim

atau kelompok kerja, selanjutnya hasilnya diserahkan kepada tim perumus

untuk dikaji dan diberi catatan-catatan atau direvisi. Bila dianggap perlu

kurikulum itu diujicobakan dan dievaluasi kelayakannya, oleh suatu tim yang

ditunjuk oleh para administrator. Hasil uji coba itu digunakan sebagai bahan

penyempurnaan.

Langkah Keempat, para administrastor selanjutnya memerintahkan

kepada setiap sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah

tersusun itu.

Dari langkah-langkah pengembangan yang telah dikemukakan di atas,

maka tampak jelas bahwa inisiatif penyempurnaan atau perubahan kurikulum

dimulai oleh pemegang kebijakan kurikulum, atau para pejabat yang

berhubungan dengan pendidikan; sedangkan tugas guru hanya sebagai

pelaksana kurikulum, yang telah ditentukan oleh para pemegang kebijakan.

Oleh karena itulah, proses pengembangan dengan pendekatan top down

dinamakan juga pendekatan dengan sistem komando.

Pendekatan Grass Roots

Dalam model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai

dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian

menyebar pada lingkungan yang lebih luas, makanya pendekatan ini

dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena

sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam

menyempurnaan kurikulum (curriculum improvement), walaupun dalam

Page 13: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

187 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

skala yang terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan

kurikulum baru (curriculum construction).25

Ada beberapa langkah penyempurnaan kurikulum yang dapat kita

lakukan manakala menggunakan pendekatan grass roots ini.26

Pertama, menyadari adanya masalah. Pendekatan grass roots ini

biasanya diawali dengan keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku.

Misalnya dirasakan ketidak cocokan penggunaan strategi pembelajaran, atau

kegiatan evaluasi seperti yang diharapkan, atau masalah kurangnya motivasi

belajar siswa sehingga kita merasa terganggu, dan lain sebagainya.

Pemahaman dan kesadaran guru akan adanya suatu masalah merupakan

kunci dalam grass roots. Tanpa adanya kesadaran masalah tidak mungkin

gras root dapat berlangsung.

Kedua, mengadakan refleksi. Kalau kita merasakan adanya masalah,

maka selanjutnya kita berusaha mencari penyebab munculnya masalah

tersebut. Refleksi dilakukan dengan mengkaji literatur yang relevan misalnya

dengan membaca buku, jurnal hasil penelitian yang relevan dengan masalah

yang kita hadapi atau mengkaji sumber informasi lain misalnya melacak

sumber-sumber dari internet; atau melakukan diskusi dengan teman sejawat

dan mengkaji sumber dari lapangan, misalnya melakukan wawancara dengan

siswa, orang tua atau sumber lain.

Ketiga, mengajukan hipotesis atau jawaban sementara. Berdasarkan

hasil kajian refleksi, selanjutnya guru memetakan berbagai kemungkinan

munculnya masalah dan cara pengulangannya.

Keempat, menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat dan dapat

dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Tidak mungkin

berbagai kemungkinan bisa kita laksanakan. Dalam langkah ini kita hanya

bisa memilih kemungkinan yang dapat kita lakukan dan selanjutnya

merencakan apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengatasi masalah

tersebut. Disamping itu kita juga dapat memperhitungkan berbagai

kemungkinan yang akan muncul, misalnya sebagai hambatan yang akan

terjadi sehingga lebiha dan kita akan dapat mengatasi hambatan-hambatan

tersebut.

Kelima, mengimplemenasikan perencanaan dan mengevaluasinya

secara terus menerus hingga terpecahlah masalah yang dihadapi. Dalam

proses pelaksanaanya kita dapat berkolaborasi atau meminta pendapat teman

sejawat.

25

Ali Mudlofir, Aplikasi pengembangan…, hal. 37-38. 26

Ibid, hal. 38.

Page 14: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

188 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Keenam, membuat dan menyusun laporan hasil pelaksanaan

pengembangan melui grass roots . langkah ini sangat penting dilakukan

sebagai bahan publikasi dan diseminasi, sehingga kemungkinan dapat

dimanfaatkan dan diterapkan oleh orang lain yang pada glirannya hasil

pengembangan dapat tersebar.

Manakala kita perhatikan, peran guru sebagai implementator

perubahan dan penyempurnaan kuriulum dengan pendekatan grass roots

sangat menentukan. Tugas para administrator dalam pengembangan model

ini, tidak lagi berperan sebagai pengendali pengembangan akan tetapi hanya

sebagai motivator, dan fasilitator. Perubahan atau penyempurnaan kurikulum

bisa dimulai oleh guru secara individual atau bisa juga oleh kelompok guru,

contohnya guru-guru bidang studi dari beberapa sekolah.

Menurut H.M. Ahmad, pendekatan pengembangan kurikulum dibagi

dua yaitu :

Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran

Dalam pendekatan ini, pertanyaan pertama yang muncul pada waktu

menyusun kurikulum adalah “bahan atau materi apakah yang perlu

diberikan/diajarkan kepada murid?” Pendekatan ini di Indonesia diterapkan

dalam kurikulum sebelum kurikulum 1975.27

Kelebihan dari pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran

bahwa kita lebih fleksibel/bebas dalam menyusun bahan pelajaran karena kita

tidak terikat oleh tujuan yang tegas. Tapi kekurangan dari pendekatan ini

adalah:

a. Bahan pelajaran yang kita susun kurang jelas arah dan tujuannya,

b. Sukar dalam mementukan cara (metode) yang sesuai untuk menyajikan

bahan tersebut pada murid.

c. Kurang jelas pada segi-segi apa yang akan dinilai pada peserta didik

setelah menyelesaikan pelajaran, dan bagaimana cara menilainya.28

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran

Dalam pendekatan yang kedua ini, pertanyaan yang pertama kali

muncul adalah “tujuan-tujuan apakah yang ingin dicapai, atau pengetahuan,

keterampilan dan sikap apakah yang kita harapkan akan dimiliki oleh peserta

didik setelah menyelesaikan kurikulum ini?29

27

Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 55-56. 28

Hendyat Soetopo & Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 55-56. 29

Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 56.

Page 15: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

189 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Sebagai jawaban terhadap pertanyaan tersebut, kemudian dirumuskan

tujuan-tujuan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diharapkan secara jelas.30

Atas dasar tujuan-tujuan di atas itulah selanjutnya ditetapkan pokok-

pokok bahan pelajaran dan kegiatan belajar mengajar, yang semuanya itu

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Kelebihan dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran

adalah:

a. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusunan kurikulum

b. Tujuan-tujuan yang jelas tersebut akan memberikan arah di dalam

menetapkan metode, jenis-jenis kegiatan, alat yang diperlukan guna

mencapai tujuan

c. Tujuan-tujuan yang jelas tersebut juga akan memberikan arah di dalam

mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai

d. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan akan membantu penyusunan

kurikulum di dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang di perlukan.

Sedangkan kekurangan pada pendekatan ini dalah, kesulitan dalam

merumuskan tujuan apa lagi jika tujuan tersebut harus dirumuskan secara

khusus. 31

Atas dasar tinjauan diatas, tampaknya pendekatan yang berorientasi

pada tujuan mempunyai lebih banyak segi-segi yang menguntungkan

daripada yang merugikan, dibandingkan dengan pendekatan yang

berorientasi pada bahan pelajaran.

Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Konsep dan Model

Pengembangan Kurikulum, jika dilihat dari aspek perencanaannya ada

beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum,

antara lain sebagai berikut.32

Pendekatan Kompetensi (Competency Approach)

Kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan

pola bertindak. Pendekatan kompetensi menitikberatkan pada semua ranah,

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Cirri-ciri pokok pendekatan

kompetensi adalah berfikir teratur dan sistematik, sasaran penilaian lebih

30

Hendyat Soetopo & Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan…, hal. 55. 31

Ibid, hal. 56. 32

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), hal. 113.

Page 16: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

190 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

difokuskan pada tingkat penguasaan, dan kemampuan memperbarui diri

(regenerative capability).33

Prosedur penggunaan pendekatan ini adalah (a) menetapkan standar

kompetensi lulusan yang harus dikuasai oleh para lulusan pada setiap jenis

dan jenjang pendidikan, (b) emerinci perangkat kompetensi yang diharapkan

dimiliki oleh para lulusan, (c) menetapkan bentuk dan kuantitas pengalaman

belajar melalui bidang studi atau mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan

lainnya yang relevan, (d) mengembangkan silabus.34

Selanjutnya, langkah-langkah pengembangan kurikulum berdasarkan

pendekatan kompetensi, yaitu mengidentifikasi kompetensi, merumuskan

tujuan pendidikan, menyusun pengalaman belajar, menetapkan topic dan

subtopic, menetapkan waktu, mengalokasikan waktu, member nama mata

pelajaran, dan menetapkan bobot SKS.

Dalam penilaian penguasaan kompetensi, ada tiga hal penting yang

harus diperhatikan guru, yaitu sebagai berikut :

a. Sasaran penilaian tidak hanya terfokus pada kemampuan tertulis dan lisan

saja, tetapi juga tingkat untuk kerja (performance) pelaksanaan tugas

yang telah ditetapkan.

b. Kriteria penilaian adalah persyaratan minimal pelaksanaan tugas-tugas.

c. Sasaran utama adalah penguasaan kemampuan (exit requirements) dan

bukan pada cara atau waktu pencapaian.

Ciri pendekatan kompetensi yang tidak kalah pentingnya adalah

penjaringan dan pengelolaan informasi balikan (feedback) secara teratur

untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan sehingga kurikulum

memiliki mekanisme untuk memperbaiki diri (regenerative capability), baik

tingkat lembaga maupun tingkat nasional.

Pendekatan Sistem (System Approach)

Sistem adalah totalitas atau keseluruhan komponen yang saling

berfungsi, berinteraksi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Ciri-ciri sistem adalah adanya tujuan, fungsi, komponen, interaksi

dan interdepensi, penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan,

proses transformasi, umpan balik untuk perbaikan, dan lingkungan.

Pendekatan sistem adalah penggunaan berbagai konsep yang serasi dari teori

sistem yang umum untuk memahami teori organisasi dan praktek

manajemen. Pendekatan sistem terdiri atas beberapa aspek, antara lain: (a)

filsafat sistem, yaitu sebagai cara berfikir (way of thingking) tenang

33

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan …, hal. 113. 34

Ibid, hal. 114.

Page 17: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

191 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

fenomena secara keseluruhan, (b) analisis sistem, yaitu metode atau teknik

dalam memecahkan masalah (problem solving) atau pengambilan keputusan

(decision making), dan (c) manajemen sistem, yaitu aplikasi teori sistem

ditengah mengelola organisasi.

Model Intructional Development Institute (IDI) yang dikembangkan

oleh University Consortium on Intructional Development and Technology

(UCIDT) memiliki langkah langkah pendekatan sistem sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah, yang meliputi :

1) Menentukan masalah: analisis kebutuhan, menentukan prioritas,

merumuskan masalah.

2) Menganalisis latar: cirri peserta didik, kondisi (hambatan), sumber-

sumber.

3) Mengatur pengelolaan: analisis tugas, tanggung jawab dan

penjadwalan.

b. Mengidentifikasi strategi pemecahan masalah, yang meliputi :

1) Menentukan tujuan pembelajaran: tujuan akhir dan tujuan antara.

2) Menentukan strategi: pendekatan metode, media, dan sumber belajar.

3) Membuat prototipe: bahan-bahan pembelajaran dan evaluasi.

c. Melaksanakan evaluasi, yang meliputi :

1) Uji coba prototipe: melakukan uji coba, mengumpulkan data, dan

evaluasi.

2) Analisis hasil uji coba: tujuan pembelajaran, metode dan teknik

evaluasi.

3) Penyempurnaan langkah-langkah terdahulu: review, menetapkan,

melaksanakan.

Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach)

Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang

prioritas atas keyakinan sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional,

logis, sesuai dengan perasaannya dan perasaan orang lain serta aturan yang

berlaku. Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat mengemukakan

pendapatnya sendiri tentang isu-isu yang merupakan konflik nilai yang

merupakan konflik nilai di samping ada pendapat dari guru.

Ciri pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan klarifikasi

nilai, antara lain: (a) peran guru kurang dominan dalam pembelajaran, (b)

guru lebih sedikit member informasi dan lebih banyak mendengarkan

penjelasan dari peserta didik, (c) guru lebih sring menggunakan metode

tanya-jawab, (d) tidak banyak kritik destruktif, (e) kurang menekankan faktor

kegagalan dan lebih menerima kesalahan-kesalahan, (f) menanggapi dan

menghayati pekerjaan peserta didik, (g) merumuskan tujuan dengan jelas, (h)

Page 18: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

192 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

dalam batas tertentu peserta didik diberi kebebasan untuk bekerja dan

bertanggung jawab, (i) peserta didik bebas mengungkapkan apa yang mereka

rasakan, (j) adanya keseimbangan antara tugas kelompok dengan tugas

perseorangan, (k) belajar bersifat individual, (l) evaluasi bukan terfokus pada

prestasi akademik, tetapi juga proses pertukaran pengalaman, dan (m) peserta

didik menemukan sistem nilainya sendiri.

Raths dalam John Jarolimek mengemukakan langkah-langkah

pendekatan klarifikasi nilai sebagai berikut :

a. Kebebasan memilih (bagi peserta didik), yang meliputi :

1) Memilih sesuatu secara bebas menurut kemauan, kesukaan, dan

minatnya.

2) Memilih berbagai alternatif yang ada

3) Menentukan pilihan dan pertimbanganyang rasional sesuai dengan

pikiran dan pendapat masing-masing.

b. Membina kebanggaan (prizing), diantaranya :

1) Merasakan gembira atas ketepatan memilih

2) Mengukuhkan pilihan sesuai dengan pendapat pada dirinya masing-

masing

c. Melaksanakan (acting) :

1) Melakukan percobaan atau melaksanakan pilihan

2) Mengulangi perbuatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan

menjadikannya sebagai pola kehidupan.

Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)

Pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan menganalisis kurikulum

secara keseluruhan. Semua masalah yang berkaitan dengan kurikulum

diidentifikasi secara global oleh pengembang kurikulum. Pengembang

kurikulum dapat menetapkan langkah pertama yang akan dilakukan dan apa

yang akan dicapai sebagai sasaran dengan merumuskan filsafat pendidikan,

visi-visi dan tujuan pendidikan serta sasaran yang ingin dicapai.

Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach)

Pengembangan kurikulum dengan pendekatan ini dilakukan dengan

cara mengidentifikasi berbagai masalah kurikulum secara khusus. Para guru

diminta berbagi informasi tentang masalah-masalah, keinginan, harapan, dan

kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam mata pelajaran, seperti

perbaikan cara penampilan, penggunaan multimetode dan media dalam

pembelajaran, serta sistem penilaian.

Abdullah Idi dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktik, menambahkan 3 (tiga) pendekatan pengembangan kurikulum, yaitu:

Page 19: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

193 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Pendekatan Berorientasi pada Tujuan. Pendekatan ini menempatkan rumusan

atau penempatan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab

tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Kelebihan pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi

pada tujuan adalah:

1. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum.

2. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam

menetapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan.

3. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam

mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.

4. Hasil penelitian yang terarah itu akan membantu penyusun kurikulum di

dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.35

Pendekatan dengan Pola Organisasi Bahan

Pendekatan ini dapat dilihat dari pola pendekatan:

1. Pendekatan pola Subject Matter Curriculum

Pendekatan ini penekanannya pada berbagai matapelajaran secara

terpisah-pisah, misalnya: sejarah, ilmu bumi, biologi, matematika dan

sebagainya. Matapelajaran ini tidak berhubungan satu sama lain.36

2. Pendekatan pola Correlated Curriculum

Pendekatan ini adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan

beberapa matapelajaran (bahan) yang sering dan bisa secara dekat

berhubungan. Misalnya, bidang studi IPA, IPS dan sebagainya.

Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek (segi), yaitu:

a. Pendekatan Struktur

Contoh: IPS, terdiri atas Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.

b. Pendekatan Fungsional

Pendekatan ini berdasarkan pada masalah yang berarti dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Pendekatan tempat atau daerah

Atas dasar pembicaraan suatu tempat tertentu sebagai pokok

pembicaraan.

3. Pendekatan pola Integrated Curriculum

Pendekatan ini berdasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai

arti tertentu, Misalnya: pohon; sebatang pohon ini bukan merupakan 35

Subandijah., Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1993), hal.28 dalam Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.(Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2007), hal. 200-201. 36

Ibid, hal. 200-202.

Page 20: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

194 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

sejumlah bagian-bagian pohon yang terkumpul, akan tetapi merupakan

sesuatu yang memiliki arti tertentu yang utuh, yaitu pohon.

Pendekatan Akuntabilitas (Accountability)

Accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang

pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat akhir-akhir ini menjadi hal yang

penting dalam dunia pendidikan. Akuntabilitas yang sistematis pertama kali

diperkenalkan Frederick Tylor dalam bidang industri pada permulaan abad

ini. Pendekatannya yang dikenal sebagai scientific management atau

manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan

pekerja dalam waktu tertentu. Tiap pekerja bertanggung jawab atas

penyelesaian tugas itu.37

Menurut linguistik accountability berarti keadaan untuk

dipertanggungjawabkan, keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban.

Sedangkan menurut terminologik ialah pertanggungjawaban lembaga

pendidikan atas pelaksanaannya dalam masyarakat pengaruhnya amat terasa

dalam dunia pendidikan. Misalnya, ujian akademis (tes masuk) yang ketat

agar bisa memasuki sekolah maupun perguruan tinggi.

Pendekatan Interdisipliner

Banyak usaha telah dijalankan selama ini untuk mendobrak tembok

pemisah yang dibuat-buat antara berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu

yang terdapat dalam pendekatan bidang studi. Masalah-masalah dalam

kehidupan tidak hanya melibatkan satu disiplin, akan tetapi memerlukan

berbagai ilmu secara interdisipliner.38

Para ahli berpendapat bahwa kurikulum sekolah sebaiknya tidak

disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah, melainkan perpaduan

sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang sama, yang menjadi

suatu bidang studi (broadfield). Dewasa ini, pendekatan tersebut dikenal

dengan nama pendekatan interdisipliner, contohnya kurikulum IPS, IPA,

Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, dsb.39

Di bawah ini akan diuraikan beberapa pendekatan interdisipliner

dalam pengembangan kurikulum, diantanya:

a. Pendekatan Broad-Field

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau

mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu

37

Nasution, Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 50

dalam Abdullah Idi Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.(Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2007), hal. 203. 38

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 44. 39

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum ..., hal. 33.

Page 21: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

195 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi

merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Misalnya banyak sekolah rendah mengajarkan IPS dengan

membicarakan “lingkungan rumah”, menyiapkan suatu unit (kelompok)

materi yang membicarakan: letak rumah (buat peta), tukang pos pengantar

surat, penjual sayur, ibu yang mengurus rumah tangga dan seterusnya.

Pendekatan broad-field ini juga dapat digunakan agar siswa

memahami hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia,

misalnya antara perang Vietnam dan Korea dengan kebangkitan ekonomi

Jepang, dsb.40

b. Pendekatan Kurikulum Inti (Core Curriculum)

Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field, karena juga

menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum diberikan berdasarkan

suatu masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu

digunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah

itu.

Misalnya bagaimana agar murid sebagai personal bisa menjadi warga

Negara yang baik, anggota sosial masyarakat yang berguna. Ia perlu

diberikan mata pelajaran yang saling terkait dengan filsafat, sejarah, dan

kewarganegaraan.41

c. Pendekatan kurikulum fusi

Kurikulum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua (atau lebih) disiplin

tradisional menjadi bidang studi baru, misalnya: Geografi + geologi + botani

+ arkeologi menjadi earth sciences

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sering memaksa

diadakannya fusi antara beberapa disiplin tradisional, misalnya:

Biologi + fisika biofisika

Biologi + kimia biokimia atau biogenetika

Semua pendekatan interdisipliner ini mempunyai tujuan yang sama,

yakni agar belajar mengajar lebih relevan dan bermakna serta lebih mudah

dipahami dalam konteks kehidupan kita.42

40

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran ..., hal. 46. 41

Ibid, hal. 46. 42

Ibid, hal. 47.

Page 22: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

196 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Penutup

Kesimpulan

Definisi dari pendekatan perkembangan kurikulum adalah titik tolak

atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.

Terdapat lima pendapat mengenai macam-macam pendekatan perkembangan

kurikulum. Pertama, menurut Muhaimin yang terbagi menjadi 4 macam

yakni pendekatan subjek akademis, humanistik, tekhnologis,

rekonstruksionisme. Kedua, menurut Wina Sanjaya terbagi menjadi 2 yakni

pendekatan top – down, dan grass – roots. Ketiga, menurut H.M. Ahmad

terbagi menjadi 2 yakni pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran,

pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran. Keempat, menurut

Zainal Arifin terbagi menjadi 5 yakni pendekatan Kompetensi, System,

Klarifikasi Nilai, Komprehensif, Berpusat pada masalah. Kelima, menurut

Abdullah Idi terbagi menjadi 3 yakni pendekatan yang berorientasi pada

bahan pelajaran, pola organisasi bahan, akuntabilitas.

Dari berbagai macam pendekatan bisa diambil kesimpulan

bahwasanya yang paling banyak digunakan dalam mengembangkan

kurikulum yaitu pendekatan yang berorientasi pada siswa dan pendekatan

subjek akademis (berorientasi pada bahan pengajaran).

Page 23: Pendekatan pendekatan Pengembangan Kurikulum IAI Uluwiyah ...

Nurul Huda

Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum

197 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam

Volume II Nomor 2 September 2019 e-ISSN 2620-5114

Daftar Pustaka

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Baharuddin & Makin. 2007. Pendidikan Humanistik: Konsep, Teori, dan

Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Fachruddin. 2006. Teknik Pengembangan Kurikulum Penagajaran Bahasa

Arab. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Halimah, Siti. 2007. Telaah Kurikulum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mudlofir, Ali. 2001. Aplikasi pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam

PAI. Jakarta: Rajawali Press.

Muhaimin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Nasution, S. 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Soetopo, Hendyat & Wasty Soemanto. 1993. Pembinaan dan Pengembangan

Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan

Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.