79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

23
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Proses hemostatis normal pada tubuh manusia melibatkan empat komponen, yaitu pembuluh darah, trombosit, faktor pembekuan dan faktor pengurai pembekuan (fibrinolisis). Perdarahan dapat terjadi sebagai hasil dari 1) abnormalitas pembuluh darah, misalnya penyakit Henoch Schonlein purpura, 2) abnormalitas trombosit seperti disseminated intravascular coagulopathy, 3) kelainan faktor pembekuan darah, dan 4) percepatan fibrinolisis. Neonatus adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Perdarahan pada neonatus termanifestasikan sebagai petekie, ekimosis, perdarahan di saluran cerna (hematemesis, melena), perdarahan intrakranial, atau perdarahan di tali pusat. Penyakit perdarahan pada neonatus dapat diklasifikasikan sebagai penyakit kongenital atau penyakit didapat 1. Penyakit yang didapat misalnya defisiensi kongenital prothrombin, faktor V, faktor VII, faktor X, faktor XI, faktor XIII dan fibrinogen atau von Willebrand. Defisiensi faktor X, XIII, dan fibrinogen sangat jarang terjadi pada neonatus. Defisiensi faktor VIII (hemofilia A) dan faktor IX (hemofilia B) dapat menyebabkan perdarahan pada neonatus cukup bulan apabila telah mencapai derajat keparahan yang tinggi. Perdarahan akibat penyakit yang didapat biasanya lebih kompleks. Terdapat banyak penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan pada neonatus. Namun, terdapat 3 penyebab perdarahan yang paling sering yaitu defisiensi vitamin K,

Transcript of 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Page 1: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Proses hemostatis normal pada tubuh manusia melibatkan empat komponen, yaitu

pembuluh darah, trombosit, faktor pembekuan dan faktor pengurai pembekuan (fibrinolisis).

Perdarahan dapat terjadi sebagai hasil dari 1) abnormalitas pembuluh darah, misalnya

penyakit Henoch Schonlein purpura, 2) abnormalitas trombosit seperti disseminated

intravascular coagulopathy, 3) kelainan faktor pembekuan darah, dan 4) percepatan

fibrinolisis.

Neonatus adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Perdarahan pada neonatus

termanifestasikan sebagai petekie, ekimosis, perdarahan di saluran cerna (hematemesis,

melena), perdarahan intrakranial, atau perdarahan di tali pusat.

Penyakit perdarahan pada neonatus dapat diklasifikasikan sebagai penyakit kongenital

atau penyakit didapat 1. Penyakit yang didapat misalnya defisiensi kongenital prothrombin,

faktor V, faktor VII, faktor X, faktor XI, faktor XIII dan fibrinogen atau von Willebrand.

Defisiensi faktor X, XIII, dan fibrinogen sangat jarang terjadi pada neonatus. Defisiensi

faktor VIII (hemofilia A) dan faktor IX (hemofilia B) dapat menyebabkan perdarahan pada

neonatus cukup bulan apabila telah mencapai derajat keparahan yang tinggi.

Perdarahan akibat penyakit yang didapat biasanya lebih kompleks. Terdapat banyak

penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan pada neonatus. Namun, terdapat 3 penyebab

perdarahan yang paling sering yaitu defisiensi vitamin K, perdarahan akibat penyakit hati,

dan disseminated intravascular coagulopathy.

2. 2 Mekanisme Hemostasis Normal

Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yang

cepat. Proses-proses ini mencakup peran dari 4 komponen yakni 1) pembuluh darah, 2)

plateler, dan 3) faktor pembekuan.8 Proses tersebut secara garis besar dibagi menjadi empat

tahap yakni 1) vasokonstriksi, 2) pembentukan plug trombosit, 3) pembentukan bekuan

darah, dan 4) penguraian bekuan darah. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut:

1. Vasokonstriksi

Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin dan

tromboksan A2 (prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah

berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang.

2. Plug trombosit

Page 2: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen

dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit. Trombosit melepas ADP

untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga mengakibatkan agregasi trombosit untuk

memperkuat plug. Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka plug trombosit mampu

menghentikan perdarahan. Jika kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi

perdarahan, sampai proses pembekuan terbentuk.

3. Pembentukan bekuan darah

Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah

itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang

rusak mengaktivasi protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium membentuk

trombin. Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat

larut. Benangbengang fibrin membentuk bekuan, atau jaring-jaring fibrin, yang menangkap

sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.

Mekanisme intrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih

sederhana daripada cara yang dijelaskan di atas. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor

pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap faktor protein (ditunjukkan

dengan angka romawi) berada dalam kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktivasi, maka

aktivitas enzimatiknya akan mengkativasi faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan

demikan akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk bekuan.

Tabel. Faktor-faktor pembekuan darah

Faktor No. Nama Asal dan Fungsi

I Fibrinogen Protein plasma yang disintesis dalam hati; diubah menjadi

fibrin.

II Protrombin Protein plasma yang disintesis dalam hati; diubah menjadi

trombin.

III Tromboplastin Lipoprotein yang dilepas jaringan rusak; mengaktivasi faktor

VII untuk pembentukan trombin.

IV Ion kalsium Ion anorganik dalam plasma, didapat dari makanan dan tulang;

diperlukan dalam seluruh tahap pembekuan darah.

V Proakselerin

(faktor labil)

Protein plasma yang disintesis dalam hati; diperlukan untuk

mekanisme ekstrinsik dan intrinsik.

VI (Nomor tidak Fungsinya dipercaya sama dengan fungsi faktor V

Page 3: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

dipakai lagi)

VII Prokonvertin

(sel akselerator

konversi serum

protrombin)

Protein plasma(globulin) yang disintesis dalam hati;

diperlukan dalam mekanisme intrinsik.

VIII Faktor

antihemolitik

Protein plasma (enzim) yang disintesis dalam hati

(memerlukan vitamin K); berfungsi dalam mekanisme

ekstrinsik.

IX Plasma

tromboplastin

(faktor

Christmas)

Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan

vitamin K); berfungsi dalam mekanisme intrinsik.

X Faktor Stuart-

Power

Protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan

vitamin K); berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik dan

intrinsik.

XI Antesenden

tromboplastin

plasma

Protein plasma yang disintesis dalam hati; berfungsi dalam

mekanisme intrinsik.

XII Faktor

Hageman

Protein plasma yang disintesis dalam hati; berfungsi dalam

mekanisme intrinsik

XIII Faktor

penstabil

fibrin

Protein yang ditemukan dalam plasma dan trombosit;

hubungan silang filamen-filamen fibrin.

Faktor-faktor trombosit:

Akselerator trombosit: trombosit; sama dengan faktor plasma V.

Akselerator trombin: trombosit; memacu produksi trombin dan fibrin.

Faktor tromboplastin trombosit: trombosit; fosfolipid yang diperlukan untuk

mekanisme intrinsik.

Trombosit faktor ke-4: mengikat heparin (antikoagulan) sehingga pembekuan dapat

terjadi.

Page 4: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Gambar 2.1

Pengaktifan pembentukan bekuan berlangsung melalui dua jalur terpisah, yang

disebut jalur intinsik dan ekstrinsik. Jalur intrinsik menjadi aktif apabila protein plasma

berikatan dengan subendotel yang terpajan akibat kerusakan pembuluh darah. Trombosit dan

protein yang disebut faktor von Willebrand (vWf) berikatan dengan subendotel yang terpajan

tersebut, dan trombosit kemudian mengikat fibrinogen. Jalur ekstrinsik diaktifkan oleh faktor

jaringan (TF atau faktor III) yang merupakan suatu protein yang terikat-membran yang

terpajan pada permukaan sel stelah trauma. Trauma juga mengaktifkan perubahan faktor VII

menjadi VIIa, dan faktor jaringan serta faktor VIIa membentuk suatu kompleks yang

memutuskan faktor X menjadi faktor Xa. Jalur intrinsik dan ekstrinsik bertemu pada

pengaktifan proteolitik faktor X menjadi Xa. Faktor XII, XI, IX, VII, X, dan trombin adalah

protease serin. Akibatnya trombin memutuskan fibrinogen menjadi fibrin, dan terbentuk

bekuan “lunak” awal. Faktor XIIIa adalah suatu transglutamanidase. Faktor VIII dan V

adalah kofaktor yang masing-masing membentuk kompleks dengan permukaan endotel dan

Page 5: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

faktor Ixa dan Xa. Reaksi yang diberi tanda “PL, Ca” berlangsung melalui kofaktor yang

terikat ke fosfolipid (PL) di permukaan sel dalam suatu kompleks koordinasi-Ca2+.

Pembekuan darah terdiri dari suatu urutan atau jenjang reaksi zimogen diubah

menjadi protease dan kofaktor aktif melalui pemutusan satu atau lebih ikatan peptida mereka.

Jenjang pembekuan darah. Pengaktifan pembekuan darah terjadi melalui jenjang proenzim

yang secara berurutan mengaktifkan satu sama lain melalui pemutusan proteolitik. Misalnya,

faktor IXa, yang merupakan suatu protease serin, mengaktifkan faktor IX, yang juga

merupakan suatu protease serin, dengan memutuskan faktor IX menjadi faktor IXa.

Pengaktifan yang cepat den percepatan yang sangat besar dari kecepatan pembentukan

bekuan terjadi karena, di setiap tahapan jenjang, 1 molekul enzim membentuk banyak

molekul enzim aktif yang mengkatalisis tahapan jenjang selanjutnya. Jenjang ini berakhir

pada pemutusan protrombin menjadi trombin, yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan

faktor XIII menjadi faktor XIIIa. Fibrin berkumpul untuk membentuk “bekuan lunak”, yang

kemudian mengalami ikatan silang oleh faktor XIIIa. Faktor XIIIa adalah transglutaminidase

yang menghasilkan ikatan peptida antara bagian glutamil dari glutamin pada satu monomer

fibrin dan residu lisin pada monomer lainnya. Jalinan serat fibrin ini menangkap gumpalan

trombosit dan sel lain, membentuk trombus atau bekuan darah yang menyumbat kebocoran

jaringan vaskular.

Dalam beberapa langkah kunci dalam jenjang pembekuan darah, protease terikat ke

kompleks yang melekat ke permukaan trombosit yang telah berkumpul di tempat cedera.

Faktor VII, IX, X, dan protrombin memiliki sebuah ranah dimana 1 atau lebih residu

glutamat mengalami karboksilasi menjadi ɤ-karboksilaglutamat. Ca2+ membentuk kompleks

koordinasi dengan fosfolipid membran trombosit yang bermuatan negatif dan ɤ-karboksilat

faktor pembekuan darah. Kofaktor protein misalnya faktor jaringan, faktor VIII dan faktor V

terbenam sebagian di membran dan berfungsi sebagai “jaring” untuk menyusun kompleks

enzim-kofaktor di permukaan trombosit. Misalnya, faktor VIIIa di membran membentuk

kompleks dengan faktor IXa, yang melekat ke membran melalui khelasi Ca2+.

4. Penguraian bekuan darah

Segera setelah terbentuk, bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat kerja protein

kontraktil dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permukaan yang

terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk perbaikan

jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang disebut serum keluar dari

bekuan. Serumadalah plasma darah tanpa fibrinogen dan tanpa faktor lain yang terlibat dalam

Page 6: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

mekanisme pembekuan. Secara detail, penguraian bekuan darah dijelaskan dalam paragraf

selanjutnya.

Apabila bagian jaringan vaskular yang rusak telah diperbaiki, bekuan darah tidak lagi

dibutuhkan dan dilisiskan oleh plasmin, suatu protease serin yang mampu memutuskan fibrin

dalam bekuan darah. Plasmin dibentuk dari prekusor inaktifnya, plasminogen, oleh aktivator

plasminogen jaringan (TPA). Aktivator plasminogen jaringan mengikat plasminogen dan

fibrin, sehingga plasmin dibebaskan secara langsung pada bekuan.

Faktor VIII, diperlihatkan berwarna abu-abu, adalah suatu kofaktor protein, atau

protein modulator, dan bukan suatu enzim. Di dalam darah faktor VIII bersirkulasi dalam

bentuk berikatan dengan faktor von wllebrand (vWf). Sewaktu trombin memutuskan dan

mengaktifkan faktor VIII, faktor von Willebrand terlepas dan berikatan dengan permukaan

endotel yang robek tempat faktor ini mengaktifkan agregasi trombosit. Faktor VIIIa

membentuk suatu kompleks dengan faktor IXa dan Ca2+ -fosfolipid (PL, Ca), yang

menempati tempat pembentukan bekuan ke pembuluh yang cedera. Hemofilia A, atau

hemofilia klasik, adalah defisiensi faktor VIII.

Gambar 2.2

Page 7: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Gambar 2.3

BLOOD LOSS ESTIMATION

Pada penderita yang datang karena trauma, manajemen awal mengikuti “guidelines”

American College of Surgeons Advanced Trauma Life support (ATLS) (7). Pada

penderita yang datang dengan syok hemoragik, derajat perdarahan mengikuti

American College of Surgeon (ACS) (Rekomendasi 1 C) (tab2) (8). Hal ini penting

sebagai assessment awal sehingga dapat membantu menentukan tindakan berikutnya

untuk mengurangi perdarahan sehingga mencapai stabilitas hemodinamik.

Tab. 2 : American College of Surgeons ATLS Classification of Hemorrhage Severity

(8)

Haemorrhage severity according to ACS/ATLS classification *)

Class I

Class II

Class III

Class IV

Blood loss (ml) <750 750 – 1,500 1,500 – 2,000 >2,000

Pulse rate (per minute) <100 >100 >120 >140

Page 8: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Blood pressure Normal Normal Decreased Decreased

Pulse pressure (mm Hg) Normal Decreased Decreased Decreased

Respiratory rate (per minute) 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >40

Urine output (ml/hour) >30 20 – 30 5 – 15 Negligible

Central nervous system (mental status) Slightly anxious Mildly anxious

Anxious confused Lethargic

*) Values are estimated for a 70-kg adult. Table reprinted with permission from the

American College of Surgeons ACS/ATLS, American College of Surgeons/Advanced

Trauma Life Support.

Bila sumber perdarahan dapat ditentukan, tindakan kontrol perdarahan segera

dilakukan, kecuali resusitasi awal berhasil. (Rekomendasi 1 B) (8).

Pada trauma dengan perdarahan, penurunan hematokrit (Hct) menunjukkan

perdarahan yang berlanjut, walaupun demikian hematokrit jangan menjadi satu-

satunya marker perdarahan (Rekomendasi 1B) (8), karena walau spesifik (0,92 –

0.96) tetapi tidak sensitif (0,09 – 0,27). Penentuan serum laktat sangat sensitif untuk

memonitor tingkat perdarahan dan syok (rekomendasi 1B) (8). Laktat diproduksi oleh

glycolysis anaerobik pada jaringan yang hipoperfusi. Data penelitian ABRAMSON,

menunjukkan bila serum laktat kembali turun mencapai normal (≤ 2m.mol/l) dalam

24 jam, survival mencapai 100%. Bila serum laktat menjadi normal setelah 48 jam,

maka survival menjadi 77,8% (11)

Base deficit merupakan tes yang sensitif untuk memonitor tingkat perdarahan dan

syok (Rekomendasi 1 C) (8).

Base deficit mengukur secara indirek asidosis jaringan karena hipoperfiusi (12).

DAIRO menyusun base deficit dalam 3 kategori : Mild ( -3 to -5 mEq/l) moderate ( -

6 to -9 mEq/l) dan severe (< -10mEq/l) yang menunjukkan korelasi yang kuat dengan

kebutuhan transfusi , kegagalan organ dan kematian (13).

Pada penderita dengan syok perdarahan berat, perdarahan yang berlanjut dan tanda-

tanda “lethal trias” (hipothermia, asidosis, coagulopati) kontrol perdarahan pada

laparotomi perlu dilakukan dengan “Damage Control Surgery” (Rekomendasi 1C) (8).

Pada pembedahan elektif dengan perdarahan hebat atau perdarahan yang terjadi di

ICU, biasanya perdarahan dihitung secara klinis (estimated Blood Loss = EBL)

dengan menghitung jumlah kasa yang basah dan jumlah darahan dalam tabung hisap.

Page 9: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Ternyata pada penelitian EIPE dan PONNIAH, EBL dalam 64% kasus mengalami

“under estimated” dibanding dengan “Actual Blood Loss” (ABL) (20).

ABL dapat dihitung dengan formula Gross (Fig. 1) (20).

Fig. 1 : ACTUAL BLOOD LOSS

BV Hct (i) – Hct (f)

(Hct (m)

ABL = Actual Blood Loss

BV = Blood Volume = Body Weight (kg) X 70 ml

Hct (i) = Initial Hct

Hct (f) = Final Hct

Hct (m) = Mean (of the initial and final) Hct

Formula Gross dapat pula digunakan untuk menghitung jumlah perdarahan yang

diperbolehkan pada suatu tindakan bedah (Hemodilution Method)

BV (Preop Hb – Lowest acceptable Hb)

Allowed Blood Loss =

Avarage of preop Hb and Lowest acceptable Hb

OKSIGENASI JARINGAN

Page 10: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Dalam keadaan fisiologis, oksigenasi jaringan dipengaruhi oleh kadar Hb “Cardiac

Output” (CO) dan saturasi oksigen (fig. 2).

Fig . 2 : Oxygen delivery and Cardiac Output

DO2 = Hgb x 1.36 x SaO2 x CO

15 g/dl ml/gm 100% 5l/menit

CO = Heartbeat x stroke volume

DO2 = Oxygen delivery Sao2 = Arterial Oxygen Saturation CO = Cardiac

Output

DO2 (normal) = 1000 ml/menit

Hgb = 7 mg/dl DO2 = 500 ml/menit

Bed rest : DO2 = 350 ml/menit

Pada perdarahan, tubuh mengadakan kompensasi melalui berbagai mekanisme

sehingga meningkatkan extraction ratio (fig. 3)

Fig. 3 : Extraction Ratio

Extraction Ratio = =

Page 11: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Pada syok perdarahan pada fase awal segera diberikan cairan kristaloid dengan target

tekanan darah 80 – 100 mm Hg sampai perdarahan dapat dihentikan dengan syarat

tanpa disertai cedera otak (Rekomendasi 2C) (8) = “Permisive Hypotension”.

Resusitasi yang agresif akan memperburuk perdarahan dan koagulasi (fig. 4) (9)

Fig. 4 : Coagulopathy induced by aggressive resuscitation (9)

bleeding

tissue

acidosis hypoxia

hypothermia coagulopathy inflammatory organ

response dysfunction

dilution

coagul. Factors

platelets

Extracell. Fluid

Colloid/cristalloids

RBC infusion

Dilaporkan hasil menjanjikan dengan pemakaian larutan garam hipertonik (15) atau

koloid sebagai pengganti plasma (16,17). Kini koloid yang digunakan mempunyai

berat molekul lebih rendah (130kDa) dan substitusi molar lebih rendah (0,4 – 0,72)

dilarutkan dalam solusi ( “plasma adapted” = “balanced solution”) (16).

Page 12: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Transfusi

Suatu kenyataan bahwa Bank darah dan Transfusi sudah berlangsung lebih dari 100

tahun, tetapi sukar dipercaya bahwa sedikit diketahui, kapan diperlukan transfusi (16).

Secara sederhana dapat dijawab :

BILA KEGUNAAN LEBIH BESAR DARI RESIKO

Penelitian dari CHANT dkk. dari Toronto menunjukkan indikasi transfusi pada

penderita di ICU seperti pada Fig. 5. Kadang-kadang dan sering, indikasi transfusi

menjadi tidak jelas.

Fig. 5 : Reason for Transfusion (10)

n = 354

Menurut WARD dkk (21), ada 3 hal yang dapat dijumpai dan dipelajari pada kasus

anemia pada penderita “Critically Ill” terutama di ICUyaitu :

Pertama, adalah bahwa anemia sering terjadi di ICU dipicu karena pergeseran cairan

sebagai akibat hydrasi penderita.

Hal kedua adalah, transfusi dimaksudkan untuk menaikkan kadar hemoglobin

sehingga “Oxigen Delivery” akan meningkat. Evidence menunjukkan bahwa terjadi

hal yang sebaliknya pada penderita .

Ketiga adalah, pemberian transfusi darah allogenik banyak memberikan petaka seperti

infeksi, reaksi transfusi dll. (21,22,23,24).

Indikasi transfusi adalah :

• Memperbaiki oxygen carrying capacity (WB, PRC)

• Mengganti faktor-faktor pembekuan (FFP, Platelet, Cryoprecipitate)

• Meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh (lekosit, antibodi, gamma

globulin)

• Mempertahankan hemeostasis (albumin)

Page 13: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Eviden dari RS. Dr. Soetomo Surabaya (26) menunjukkan :

• Dari 7695 trauma admission selama 20 bulan ( 1 Januari 2006 s/d agustus

2007) menurut AIS, paling banyak mengenai ekstremitas dan pelvic (32,97%) yang

sebagian besar menyebabkan perdarahan masif (tab 3)

• Trauma toraks dan abdomen, walaupun hanya 4,72% dan 3,31% juga

merupakan penyebab perdarahan (tab 3)

• Dari 76 trauma abdomen, perlukaan organ padat hepar, lien dan ginjal

bersama sebanyak 81,6% merupakan penyebab perdarahan dan syok heipovolemik

(tab 4)

Tab. 3 : Distribusi of injury (ICD X : S.00 – S. 98)

Dr. Soetomo General Hospital – Surabaya January 2006 – August 2007 (21)

n = 7695

ISS – AIS

n (%)

Head and Neck 2409 (31.31)

Face 2127 (27.64)

Thorax367 (4.77)

Abdomen – pelvic organ 255 (3.31)

Extremity – pelvic 2537 (32.97)

External -

Total 7695 (100%)

Tab. 4 : Incidence of organ injury for Blunt Abdominal Injury

Dr. Soetomo General Hospital Surabaya

January 2006 – August 2007 ( n = 76) (21)

n %

Liver 25 32.9

Page 14: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

Spleen 25 32.9

Colon / rectum 2 2.6

Small bowel 10 13.2

Stomach 1 1.3

Duodenum 2 2.6

Pancreas 2 2.6

Kidney12 15.8

Bladder 6 7.9

76 100

Transfusi Sel Darah Merah (RBC)

Transfusi darah dapat meningkatkan transport oksigen. Tanda-tanda awal dari tidak

adekwatnya sirkulasi adalah : takikardia relatif, hipotensi relatif, ”Oxygen Extraction

Ratio” lebih besar dari 50% dan Pv O2 kurang dari 32 mmHg (8).

Tingkat syok, respon hemodinamik terhadap resusitasi dan kecepatan darah yang

hilang secara integral juga menentukan indikasi transfusi RBC.

Pada perdarahan , hemoglobin ditargetkan pada 7 – 9 gr/dl (Rekomendasi 1C) (8,14).

Evidence menunjukkan eritrosit mempunyai pengaruh pada fungsi dan biokimia

platelet sehingga berperan pada hemostasis (8).

Pada cedera otak diperlukan Hb lebih tinggi (8)

Manajemen Koagulasi

Pada penderita dengan perdarahan masif disertai gangguan keagulasi (PT atau APTT

lebih dari 1,5 kali kontrol) atau INR lebih dari 1,5 diberikan Fresh Frozen Plasma

(FFP) (Rekomendasi 1C) (8)

Tidak ada bukti klinis kegunaan FFP (8) tetapi kebanyakan “Guidelines”

merekomendasi pemakaian FFP pada perdarahan masif disertai gangguan koagulasi.

Dosis awal 10 – 15 ml/kg BB (Recommendation 1C) (8) dan dapat ditingkatkan

kemudian.

Platelet perlu diberikan untuk mempertahankan angka diatas 50 x 10 9 / l

(Rekomendasi 1 C) (8). Pada trauma ganda dan perdarahan masif disertai trauma

Page 15: 79741090 Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah Melibatkan Suatu Rangkaian Proses Yang Cepat8

otak, perlu menjaga platelet diatas 100 x 10 9 / l (Rekomendasi 2 C) (8). Dosis awal 4

– 8 T.C. (Rekomendasi 2 C) (8).

Menurut GEORGE pada analisa multivariate menunjukkan hipoalbumin dan uremia

secara signifikan berhubungan dengan resiko perdarahan, bukan dari jumlah platelet

(15). Resiko paling besar untuk perdarahan terjadi bila trombositopenia disertai defek

hemostatik lain seperti gangguan koagulasi dan fibrinolysis yang terjadi pada

penderita dengan penyakit hepar, penderita sepsis dan ”Disseminated Intravascular

Coagulation”

Plasma fibrinogen yang kurang dari 1 gm/l, perlu penambahan fibrinogen concentrate

atau cryoprecipitate 50 mg/kg BB (Rekomendasi 1 C) (8).

Cryoprecipitatae atau fibrinogen digunakan untuk mengkoreksi hipofibrinogenemia,

baik kongenital maupun akwisita. Pada trauma, sedikit eviden menyebabkan

kegunaan klinis dari cryoprecipitate dan fibrinogen (8)

Cryoprecipitate dan fibrinogen diberikan bila perdarahan disertai fibrinogen plasma

kurang dari 1 gm/l dengan dosis fibrinogen consentrate 3 – 4 gr atau 50 mg/kg

cryoprecipitate. Hal ini ekwivalen dengan 15 – 20 unit cryoprecipitate pada orang

dewasa 70 kg. (Rekomendasi 1C) (8)