75154608-Karsinoma-Ovarium
-
Upload
truelistener -
Category
Documents
-
view
25 -
download
2
description
Transcript of 75154608-Karsinoma-Ovarium
1
KARSINOMA OVARIUM
I. PENDAHULUAN
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan
ginekologi, dan sehingga tahun 2007 kanker ovarium merupakan kanker kelima
tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker
paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Pada umumnya kanker ovarium
ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar ke organ sekitarnya
tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh
diam-diam namun mematikan (silent killer). 1,2,3,4
Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun dapat diobati dengan
penatalaksanaan yang tepat. Dan walaupun pembedahan memegang peran penting
dalam mendiagnosis dan sebagai penatalaksanaan awal, reseksi komplit organ
reproduksi jarang diperlukan pada wanita – wanita yang ingin mempertahankan
fungsi reproduksinya. Namun begitu peran surgical staging dan operasi sitoreduksi
tumor tidak dapat diabaikan. Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat
membantu klinisi dalam penatalaksanaan terapi adjuvan.1,3
II. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma ovarium mempunyai mortalitas yang paling tinggi pada wanita di usia
produktif berbanding kanker lain. Insiden di Amerika Serikat adalah 6-7/100,000,
dan kebanyakan negara, kelansungan hidup selama 5 tahun secara keseluruhan adalah
sebanyak 30%. Kecenderungan terjadi karsinoma ovarium meningkat seiring usia
dengan usia rata-rata pada saat diagnosis adalah 63 tahun. Terdapat variasi geografis
bagi karsinoma ovarium yang mana sering terjadi di Eropa utara dan di Amerika
Serikat dan lebih jarang di Afrika dan Jepang.2,3,4,5,6,7
2
III. PATOFISIOLOGI
Penyebab karsinoma ovarium secara tepat belum diketahui. Terdapat teori
chronic uninterrupted ovulation yang berhubungan resiko terjadinya karsinoma
ovarium. Karsinoma ovarium terbentuk hasil dari transformasi maligna jaringan
ovarium akibat chronic uninterrupted ovulation. Ovulasi mengganggu epitelial dari
ovarium dan mengaktifkan cellular repair mechanism. Ketika proses ovulasi
berulang untuk waktu yang lama tanpa interupsi, mekanisme ini memberi peluang
untuk somatic gene deletions serta terjadi mutasi selama proses perbaikan sel.
Sehingga nuliparitas, menarke awal dan menopause lambat merupakan faktor yang
meningkat resiko terhadap karsinoma ovarium.1,8,9
Oleh karena itu, faktor yang berhubungan incessant ovulation atau terjadi supresi
ovulasi secara berterusan, dapat mengurangkan aktivasi dari mekanisme perbaikan sel
epitelial. Maka, menurunkan peluang untuk terjadi deletasi gen dan mutasi. Sehingga
penggunaan oral kontrasepsi, pemberian air susu ibu, multiparitas dan chronic
anovulation mengurangkan resiko terhadap karsinoma ovarium dengan
menginterupsi atau mengsupresi terjadinya ovulasi.1,8,9,10
IV. FAKTOR RESIKO
a. Nuliparitas
Nuliparitas berhubungan dengan ovulasi yang berulang dalam jangka waktu
lama dan wanita nulipara mempunyai resiko dua kali lipat mendapat karsinoma
ovarium. Namun, pada wanita yang mendapatkan terapi untuk infertilitas dengan
kelahiran hidup tidak meningkatkan resiko terhadap karsinoma ovarium. Pada
umumnya, resiko berkurang pada setiap kelahiran hidup dan mendatar pada wanita
dengan paritas lima kali. Kehamilan pula mempunyai efek proteksi terhadap sel
ovarium premaligna.7,8
b. Menarke awal dan menopause lambat
Menarke awal dan menopause lambat juga dikaitkan dengan peningkatan
resiko terhadap karsinoma ovarium. Sebaliknya, menyusui memiliki efek protektif
3
yaitu dengan memperpanjang waktu amenore. Penggunaan kontrasepsi oral
kombinasi selama lima tahun atau lebih mengurangi resiko terhadap karsinoma
ovarium sebesar 50 persen, yang mana durasi perlindungan berlansung hingga 25
tahun setelah penggunaan terakhir.3,6,8,10
c. Ras
Wanita kulit putih memiliki insiden tertinggi pada kasus karsinoma ovarium antara
semua kelompok ras dan etnik. Dibandingkan dengan perempuan kulit hitam dan
Hispanik, resiko ini meningkat sebesar 30 hingga 40 persen. Meskipun alasan yang
tepat tidak diketahui, perbedaan ras dalam paritas dan tingkat operasi ginekologi
dapat menjelaskan beberapa perbedaan.7
d. Ligasi Tuba dan histerektomi
Ligasi tuba dan histerektomi telah dikaitkan dengan 67% dan 30% pengurangan
berkembangnya karsinoma ovarium. Ini karena tindakan ini menggangu suplai darah
ovarium dan/atau menurunkan migrasi karsinogen dari saluran genitalia bawah
sampai ke ovarium.9,10
Sebarang bentuk prosedur ginekologi yang menghalangi iritasi dari mencapai
ovarium melewati saluran genitalia menimbulkan efek perlindungan yang sama. Oleh
karena itu, wanita yang secara teratur menggunakan bedak perineum memiliki resiko
tinggi walaupun masih diragukan.3,7,8,10
e. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga dengan karsinoma ovarium dalam tingkat pertama, yaitu seorang
ibu, anak, atau saudara, mempunyai tiga kali lipat resiko seumur hidup menderita
karsinoma ovarium. Resiko lebih meningkat dengan dua atau lebih kerabat tingkat
pertama yang menderita. Idetifikasi pasien beresiko tinggi dengan anggota keluarga
menderita kanker ovarium, payudara, atau kolon saat ini adalah strategi pencegahan
terbaik. Kurang dari 10% kasus merupakan karsinoma ovarium herediter. HBOC
(hereditary breast ovarian cancer) merupakan kelainan herediter yang paling banyak
ditemukan dan merupakan 85-90% karsinoma ovarium herediter. Sebagian besar
4
tumor berhubungan dengan mutasi lokus BRCA 1. Gen lain yang berperan dalam
kerentanan tehadap kanker ovarium dan payudara adalah BRCA2. Wanita dengan
mutasi gen BRCA1 dan riwayat keluarga dengan kanker mempunyai resiko sebesar
90% untuk mendapat kanker payudara dan 65% untuk mendapat karsinoma
ovarium.6,7,9
f. Geografis
Wanita yang tinggal di Amerika Utara, Eropa Utara, atau negara perindustrian
Barat misalnya, Israel, memiliki resiko lebih tinggi menderita karsinoma ovarium.
Secara global, kejadian sangat bervariasi, namun negara-negara berkembang dan
Jepang memiliki tingkat terendah. Kebiasaan makanan di setiap daerah mungkin
mempengaruhi, misalnya, konsumsi makanan rendah lemak namun tinggi serat,
karoten dan vitamin tampak protektif terhadap karsinoma ovarium.3,7
g. Umur
Pertambahan usia berhubungan lansung dengan peningkatan resiko terhadap
karsinoma ovarium, khususnya diatas 50 tahun. Penelitian menunjukkan pasien
berusia 65 tahun ke atas didiagnosa pada stadium lanjut. Prognosis dan kelansungan
hidup juga lebih jelek dibanding pasien berusia kurang 65 tahun.2,4,8
Tabel 1: Faktor-faktor Resiko Karsinoma Ovarium Epitelial10
Meningkatkan Menurunkan
Umur
Diet
Riwayat keluarga
Infertilitas
Nuliparitas
Obat ovulasi
Menyusui
Kontrasepsi oral
Kehamilan
Ligasi tuba dan histerektomi
5
V. DIAGNOSIS
a. Gejala Klinis
Karsinoma ovarium umumnya digambarkan sebagai “silent killer” tanpa gejala-
gejala ovarium yang khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium ditemukan pada
stadium lanjut.
Mayoritas penderita kanker ovarium tipe epitelial tidak menunjukkan gejala
sampai periode waktu tertentu. Pada stadium awal kanker ovarium ini muncul dengan
gejala-gejala tidak khas. Bila penderita dalam usia perimenopause, keluhan adalah
haid yang tidak teratur. Bila massa tumor telah menekan kandung kemih atau rektum,
keluhan sering berkemih dan konstipasi akan muncul. Kadang-kadang gejala seperti
distensi perut sebelah bawah, rasa tertekan, dan nyeri dapat pula ditemukan.6,7,9,10
Pada stadium lanjut ini gejala-gejala yang ditemukan umumnya berkaitan
dengan adanya asites, metastasis ke omentum, atau metastasis ke usus.6,7,10
b. Pemeriksaan Fisis
Tanda paling penting adanya kanker ovarium adalah ditemukannya massa
tumor di pelvis. Bila tumor tersebut padat, bentuknya irregular dan terfiksir ke
dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan
juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan. Cairan asites ini
diyakini hasil dari peningkatan produksi cairan karcinomatous atau penurunan
clearance oleh obstrusi saluran limfatik.
Pada stadium lanjut, pemeriksaan abdomen bagian atas biasanya
menunjukkan massa menandakan penggumpalan di omentum.4
Auskultasi dada juga penting karena pasien dengan efusi pleura ganas mungkin
tidak ada gejala yang jelas. Selain itu, palpasi pada kelenjar limfe perifer harus
dilakukan untuk memastikan ada atau tidak metastasis.6,7,10
6
Gambar 1 : Distensi abdomen dari massa1
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin lengkap dan metabolik menunjukkan beberapa fitur
khas. Sebagai contoh, 20 hingga 25 persen pasien hadir dengan thrombositosis
(jumlah platelet >400x109/L. Hal ini diyakini karena sel-sel karsinoma ovarium
melepaskan sitokon yang meningkatkan tingkat produksi trombosit. Selain itu,
hiponatremia, biasanya berkisar antara 125 dan 130 mEq/L.3,6,10
Pemeriksaan serum CA-125 adalah biomaker untuk karsinoma ovarium. CA-
125 adalah glikoprotein yang tidak diproduksi oleh epitelial ovarium normal tetapi
dapat diproduksi oleh tumor ovarium jinak dan ganas. Tumor maker ini disentesis
dalam sel epitelial ovarium yang terkena dan sering disekresikan ke dalam kista.
Namun secara hipotesis, jaringan arsitektur abnormal berhubungan dengan karsinoma
dapat memungkinkan pelepasan antigen ini ke dalam sirkulasi pembuluh darah.
Kadar >35U/mL adalah abnormal. Hampir 50% pada karsinoma ovarium stadium
awal dan >85% pada stadium lanjut ditemukan peningkatan kadar CA-125 3,6,10
Dalam 90% wanita dengan karsinoma nonmusinous, kadar CA-125 tinggi.
Namun preoparatif, tidak boleh digunakan sendiri dalam penanganan massa adneksa.
Setengah dari karsinoma ovarium stadium I memiliki kadar CA-125 normal (negatif
palsu). Sebaliknya, nilai tinggi (positif palsu) dapat dikaitkan dengan penyakit radang
panggul, endometriosis, leiomyoma, kehamilan dan bahkan mentruasi.2.3
7
Pada wanita pascamenopause dengan massa pelvis, pengukuran CA-125 dapat
membantu dalam memprediksi kemungkinan adanya keganasan. Pada tumor
musinous, serum maker tumor, Cancer Antigen 19-9 (CA 19-9) dan
Carcinoembryonic Antigen (CEA) indikator yang lebih baik dibandingkan CA-125.8
Gambar 2: Penyebab Peningkatan Kadar CA-12511
d. Sonografi
Untuk membedakan tumor jinak dan karsinoma ovarium tahap awal, sonografi
transvaginal adalah pemeriksaan yang paling bermanfaat. Tumor ganas adalah
bilateral, multiloculated, padat atau echogenik, besar (>5 cm), dan memiliki septa
tebal dengan daerah nodularitas. Fitur lain termasuk proyeksi papiler atau
neovaskularisasi pada pemeriksaan Doppler. Meskipun beberapa presumtif model
telah dijelaskan dalam upaya untuk membedakan massa jinak dari karsinoma ovarium
preoperatif, tidak ada dilaksanakan secara universal.8,10
8
Pada pasien dengan stadium lanjut, sonografi kurang membantu karena sangat
sulit untuk membedakan massa yang besar yang mencakupi uterus, adneksa dan
struktur sekitarnya. Asites, jika ada akan mudah terdeteksi.3,4,10
e. Radiografi
Pada setiap pasien dicurigai karsinoma ovarium harus di roentgen dada untuk
mendeteksi efusi pleura atau metastasis ke paru.8
f. CT Scan
Keuntungan utama CT scan dalam menentukan penatalaksanaan wanita
dengan karsinoma ovarium stadium lanjut. Preoperatif, dapat mendeteksi metastasis
ke hepar, retroperitoneum, omentum atau di tempat lain di abdomen dan ini dapat
memberi panduan bagi operasi sitoreduksi. Namun, CT scan tidak terlalu dapat
diandalkan dalam mendeteksi penyakit intraperitoneal dengan diameter lebih kecil
dari 1 sampai 2 cm. Akibatnya, hampir selalu lokasi tumor tidak terdeteksi oleh CT
scan diidentifikasi intraoperatif. Selain itu, keakuratan CT scan sangat minim dalam
membedakan massa ovarium jinak dan ganas. Dalam hal ini, transvaginal sonografi
lebih bermanfaat.7,8
Gambar 3: Deposit solid di omentum11
g. Paracentesis
Pasien dengan massa pelvis dan asites dapat dianggap untuk mengidap
karsinoma ovarium sampai terbukti sebaliknya. Jadi beberapa pasien dilakukan
9
paracentesis diagnostik untuk panduan pengobatan. Selain itu, prosedur ini biasanya
dihindari karena hasil sitologi yang nonspesifik. Namun, paracentesis diindikasikan
pada pasien dengan asites dan tidak adanya massa pelvis.1
VI. KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM
Karsinoma ovarium merupakan 60% neoplasma ovarium dan merupakan 80-
90% keganasan ovarium. Neoplasma ovarium lain berasal dari germ cell atau stromal
cell.
Tabel 3 : Klasifikasi Tumor Ovarium Menurut WHO
Surface epitelial tumours
Serosa tumours: benign, borderline and malignant
Mucinous tumours: benign, borderline and malignant
Endometrioid tumours: benign, borderline and malignant
Clear cell tumours: benign, borderline and malignant
Transitional cell tumours (Brenner tumours): benign, borderline and malignant
Mixed and unclassified tumours
Germ cell tumours
Teratoma o benign polyphasic o benign monophasic such as struma ovarii o malignant element in a polyphasic teratoma o immature teratoma, in which all elements are malignant
Dysgerminoma
Yolk sac tumour
Choriocarcinoma
Gonadoblastoma Sex cord stromal tumours
Granulosa cell tumours
Thecoma
Sertoli-Leydig cell tumours
Sex cord tumour with annular tubules
Steroid cell tumours other than above Miscellaneous tumours
Wilms’ tumour
Lymphoma
Small cell tumour with hypercalcaemia
Selain stadium histologi terutama pada tahap awal penyakit, grading
merupakan faktor menentukan prognosis yang penting dan penatalaksanaan. Secara
umumnya, tumor diklasifikasikan sebagai lesi grade 1(berdiferensiasi baik), grade 2
(berdiferensiasi moderat), dan grade 3(diferensiasi buruk).1
10
Gambar 4: Klasifikasi Tumor Ovarium7
Karsinoma Ovarium Epitelial
Karsinoma ovarium epitelial berasal dari sel-sel mesothelial ovarium dan
termasuk beberapa tipe sel: serosa, mucinous, endometrioid, clear cell, transisional
sel, dan tidak berdiferensiasi. Tipe epitelial mencakup lebih dari 60% tumor ovarium
dan lebih dari 90% dari karsinoma ovarium.2,10
Tabel 4: Frekuensi Menurut Tipe Karsinoma Ovarium Epitelial2
Type All Ovarian Neoplasms (%) Ovarian Cancer (%)
Serous 20-50 35-40
Mucinous 15-25 6-10
Endometrioid 5 15-25
Clear Cell <5 5
Brenner 2-3 Rare
a. Tipe Serosa
Tipe serosa adalah tipe karsinoma ovarium dengan frekuensi tertinggi, yaitu
40% dari keseluruhan karsinoma ovarium. Mikroskopis, sel-sel menyerupai epitelial
di tuba fallopi pada tumor berdiferensiasi baik atau sel anaplastik dengan atipia nuklir
11
yang berat pada tumor berdiferensiasi jelek. Dalam tumor berdiferensiasi baik,
struktur papiler jelas terbentuk dalam daerah kistik, dan psammoma body sering
ditemukan. Pada evaluasi frozen section, psammoma body adalah patognomonik dari
karsinoma ovarium tipe serosa. Tumor ini sering mengandung berbagai tipe sel lain
sebagai komponen minor (<10%) yang dapat menyebabkan masalah diagnostik tapi
tidak mempengaruhi hasil.1,2,4,10
Gambar 5: Sel Cystadenoma Serosa2
b. Tipe Endometrioid
Sekitar 15 sampai 20 persen dari karsinoma ovarium epitelial adalah tipe
adenocarcinoma endometrioid, tipe karsinoma ovarium kedua yang paling sering.
Endometrioid karsinoma sering terjadi pada wanita di usia 40an dan 50an. Namun,
hasil frekuensi yang lebih rendah terutama karena tumor endometrioid dan serosa
berdiferensiasi jelek tidak dapat dibedakan dengan mudah, dan kasus-kasus seperti ini
biasanya diklasifikasi sebagai serosa. Akibatnya, tumor endometrioid berdiferensiasi
baik secara proposional lebih umum, yang dapat menjelaskan prognosis tumor ini
yang secara keseluruhan adalah baik.2,4,10,11
Pada 15 sampai 20% kasus, ada endometrial adenokarsinoma secara
bersamaan. Sehingga metastasis dari satu situs ke situs yang lain sulit untuk
dibedakan.4,10,11
12
Gambar 5 : Karsinoma Endometrioid2
c. Tumor Musinus
Lima sampai sepuluh persen dari karsinoma ovarium epitelial adalah tipe
adenocarcinoma musinus. Tipe musinus mengandungi sel epitelial terisi dengan
musin, dan jinak. Sel ini mirip dengan sel di endoserviks dan sel intestinal.4,10,11
Gambar 6: Musinus Cystadenoma2
d. Clear Cell Adenocarcinoma
Terdiri dari 5 sampai 10 persen dari karsinoma ovarium epitelial dan sering terjadi
pada wanita di usia 40 hingga 70 tahun dan sangat agresif. Clear cell
adenokarsinoma adalah yang paling sering dihubungkan dengan endometriosis
pelvis. Tampilan tumor ini mirip dengan clear cell carcinomas yang berkembang
13
secara sporadis di uterus, vagina dan serviks. Secara mikroskopis, ada clear cell atau
sel jernih dan Hobnail cell. Sel jernih jelas terlihat sel dengan glikogen yang
terbanyak dan Hobnail cell pula memiliki nuklei yang menonjol jauh ke dalam kistik
lumen luar dari batas jelas sitoplasma sel itu. 2,4,10,11
Gambar 7: Clear Cell Adenocarcinoma dengan clear cytoplasm2
Gambar 8: Clear Cell Adenocarcinoma dengan sel Horbail dan nuklei yang
menonjol2
e. Transitional Cell Tumor
Malignant Brenner Tumor
Tipe karsinoma ovarium ini jarang, dengan karakteristik koeksisten karsinoma
sel transisional berdiferensiasi buruk dan diselingi nukleus dari tumor jinak atau
borderline tumor Brenner. Mikroskopis, komponen karsinoma sel transisional mirip
14
dengan karsinoma dari vesica urinarius. Karakteristik tumor Brenner adalah padat,
luar biasa banyak, fibrous stroma dengan ditutupi oleh epitelial transisional. 4,10,11
Gambar 9:Tumor Brenner2
f. Transitional Cell Carcinoma
Lima persen dari karsinoma ovarium yang ditandai secara histologis dengan
tidak adanya komponen Brenner. Prognosis pasien dengan karsinoma sel transisional
adalah lebih buruk dibandingkan dengan tumor Brenner ganas namun lebih baik
dibandingkan dengan tipe histologis lain dari karsinoma ovarium epitelial. Secara
mikroskopis, transitioonal cell carcinoma mirip dengan karsinoma traktus urinarius
primer. 4,10,11
g. Karsinoma Campuran
Ketika lebih dari 10% karsinoma ovarium menunjukkan tipe sel kedua, ini
diklasifikasikan sebagai karsinoma campuran. Kombinasi yang sering adalah
campuran clear cell-endometrioid atau serosa-endometrioid adenokarsinoma. 4,10,11
h. Karsinoma Tidak Berdiferensiasi
Mikroskopis, sel-sel tersusun dalam grup yang solid atau sheet dengan
berbagai figur mitotic dan sitologi atipia. Secara keseluruhan, karsinoma ovarium
15
yang tidak berdiferensiasi mempunyai prognosis yang jelek dibandingkan dengan tipe
histologi yang lain. 2,4,
i. Karsinoma Peritoneal Primer
Hingga 15% karsinoma ovarium epitelialial sebenarnya de novo dari lapisan
pelvis dan abdomen. Pada beberapa kasus, terutama di kalangan karier mutasi BRCA,
transformasi independen maligna terjadi di peritoneum secara multipel. Dari klinis
dan histologis, tumor ini hampir tidak bisa dibedakan dari karsinoma ovarium
epitelial. Namun, karsinoma peritoneum primer berkembang dalam beberapa tahun
setelah menjalani BSO. Jika ovarium masih ada, beberapa kriteria yang diperlukan
untuk membuat diagnosis. Tipe yang paling sering adalah serosa papiler. Staging,
penatalaksanaan dan prognosis karsinoma peritoneal primer adalah sama seperti
karsinoma ovarium epitelial. 4,10,11
j. Karsinoma Tuba Fallopi
Meskipun jarang dibanding karsinoma ovarium epitelialial, karsinoma tuba
fallopi mempunyai kemiripan secara klinis, seperti faktor resiko, jenis histologis,
surgical staging, pola penyebaran, penatalaksanaan dan prognosis. Untuk
dipetimbangkan sebagai karsinoma primer tuba fallopi, tumor harus secara
makroskopik berada dalam tuba atau ujung dari fimbria. Selain itu, uterus dan
ovarium tidak boleh mengandung karsinoma, atau jika ada harus jelas berbeda dari
lesi tuba fallopi. 4,10,11
k. Tumor Sekunder
Tumor maligna yang bermetastasis ke ovarium sering bilateral (75%) dan
solid. Tumor ini disebut tumor Krukenberg, yang mempunyai gambaran mikroskopik
khas berupa sel sel yang menyerupai cincin signet ditengah tengah stroma. Tumor
primernya biasanya berasal dari lambung, payudara, colon, endometrium, lymphoma.
4,10,11
16
Gambar 10: Tumor Krukenberg2
VII. PENYEBARAN KANKER OVARIUM
Kanker ovarium dapat menyebar dengan cara sebagai berikut :
a. Penyebaran transcoelomic
Penyebaran dimulai apabila tumor telah menginvasi kapsul secara eksfoliasi.
Pertama, sel-sel ganas dirilis ke dalam rongga peritoneum ketika tumor menembus
melalui permukaan kapsul ovarium. Dengan mengikuti sirkulasi normal cairan
peritoneal, implantasi dapat terjadi dan berkembang di mana saja di abdomen.
Karakteristik unik dari karsinoma ovarium adalah metastasis biasanya tidak
menyusup ke dalam organ visceral tetapi berupa perlengketan di permukaan. Oleh
karena itu, debulking agresif dapat dilakukan dengan morbiditas yang wajar. . 4,3,10
Gambar 11: Penyebaran Intraperitoneal2
17
b. Penyebaran limfatik
Penyebaran kanker ovarium dapat juga melalui pembuluh getah bening yang
berasal dari ovarium. Melalui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh
darah di ligamentum infundibulo pelvikum, sel-sel kanker dapat menyebar mencapai
KGB disekitar aorta dan KGB interkavoaortik sampai setinggi arteri atau vena
renalis. Melalui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh darah
diligamentum latum dan parametrium, sel-sel kanker dapat pula mencapai KGB di
dinding panggul seperti KGB iliaca eksterna, KGB obturatoria, dan KGB disekitar
pembuluh darah hipogastrika. . 2,3,4
Gambar 12: Metastasis Ke Kelenjar Getah Bening2
c. Penyebaran hematogen
Penyebaran hematogen kanker ovarium jarang terjadi. Bila terjadi, penyebaran
tersebut dapat ditemukan di parenkim paru,hepar, otak atau ginjal pada 2-3%
kasus. Sel-sel maligna dapat menyebar melalui pembuluh darah yang menyuplai
ovarium sepanjang ligamentum infundibulopelvic yang berakhir di kelenjar getah
bening para-aorta sampai ke tingkat pembuluh darah ginjal. 2,3,4
d. Transdiafragma
Cairan asites yang mengandung sel-sel tumor ganas dapat menembus diafragma
sebelah kanan sehingga mencapai rongga pleura. Implantasi sel-sel tumor ganas
18
di rongga pleura akan menimbulkan efusi pleura. Penemuan sel tumor ganas pada
cairan pleura merupakan salah satu criteria menetapkan penderita kanker ovarium
berada di stadium IV. 2,3,4
Perkembangan lansung dari karsinoma ovarium yang semakin membesar
dapat menyebabkan pertemuan tumor dengan peritoneum pelvis dan struktur yang
berdekatan termasuk uterus, retrosigmoid kolon dan tuba fallopi. Biasanya, ini
dikaitkan dengan indurasi atau pengerasan yang signifikan pada jaringan
sekitarnya. 4,3,10
VIII. STADIUM KANKER OVARIUM
Stadium kanker ovarium disusun menurut keadaan yang ditemukan pada operasi
eksplorasi. Stadium tersebut menurut International Federation of Gynecologist and
Obstenricians (FIGO) sebagai berikut:3,7,10
Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Stadium IA : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak
ada pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun
pada bilasan cairan di rongga peritonium
Stadium IB: pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada pertumbuhan
di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan
cairan di rongga peritonium
Stadium IC : tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu factor dari
kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, ditemukan sel
tumor ganas pada cairan asite maupun bilasan rongga peritoneum.
Stadium II: Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke
panggul
Stadium IIA : perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tuba
Stadium IIB : perluasan ke jaringan pelvis lainnya
19
Stadium IIC : tumor stadium IIa dan IIb tetapi dengan tumor pada permukaan
satu atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau dengan asites yang mengandung sel
ganas atau bilasan peritoneum positif.
Stadium III: Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan/atau KGB retroperitoneal atau inguinal positif.
Metastasis permukaan liver masuk stadium III. Tumor terbatas dalam pelvis kecil,
tetapi secara histologik terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
Stadium IIIA : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapi secara histologik dan dikonfirmasi secara mikroskopik adanya
pertumbuhan di permukaan peritoneum abdominal.
Stadium IIIB: tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan perlengketan di
permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik, diameter tidak melebihi
2 cm, dan kelenjar getah bening negatif.
Stadium IIIC : perlengketan di abdomen >2 cm dan/atau kelenjar getah bening
retroperitoneal atau inguinal positif.
Stadium IV: Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis
jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dimasukkan dalam stadium IV.
Begitu juga metastasis parenkim hati.
IX. PENATALAKSANAAN
1. KARSINOMA OVARIUM STADIUM AWAL
a. Surgical staging
Ketika karsinoma ovarium terbatas pada ovarium, operasi pengangkatan dan
staging harus dilakukan. Sepertiga pasien yang tampak memiliki kanker yang
terbatas pada ovarium sering memerlukan kemoterapi pasca operasi setelah di
staging pembedahan. Pada stadium IA atau IB, grade 1 atau 2 karsinoma ovarium
epitelial tidak diperlukan pengobatan lanjut pasca operasi.1,9,12
20
Insisi midline abdominal harus adekuat bagi mengidentifikasi dan reseksi
dilakukan pada bagian yang mungkin telah terlewatkan pada pemeriksaan fisik atau
foto rontgen. Operasi dimulai dengan aspirasi cairan asites bebas atau bilas rongga
peritoneal, diikuti visualisasi dan palpasi semua permukaan peritoneum. Omentum
infrakolik harus diangkat atau setidaknya dibiopsi. Selanjutnya extrafascial(simple)
histerektomi dan Bilateral salpingo-oophorectomy (BSO) dilakukan. Dengan tidak
adanya metastasis extraovarium secara kasar, biopsi peritoneum dilakukan, serta
biopsi atau kikisan dari diafragma kanan. Akhirnya, limfadenektomi pelvis dan
infrarenal para-aorta dilakukan. 1,9,12
Laparoskopi staging sangat bermanfaat sebagai penatalaksanaan utama pada
wanita dengan stadium I karsinoma ovarium.2,12
Sekitar 10% dari karsinoma ovarium epitelial berkembang pada wanita
berusia kurang dari 40 tahun, sehingga pembedahan fertility-sparing merupakan
pilihan pada pasien dengan karsinoma yang terbatas pada satu ovarium. Pada stadium
1, tidakan unilateral adnektomi mempunyai kelansungan hidup jangka panjang yang
sangat baik. Pada beberapa kasus, kemoterapi pasca operasi diperlukan, dan pasien
biasanya dapat mempertahankan kemampuan untuk hamil sehingga aterm.1,6
b. Kemoterapi Adjuvan
Pasien dengan stadium IA atau IB, grade 3 karsinoma ovarium epitelial dan
semua pasien dengan stadium IC dan II harus dilakukan 3 sampai 6 siklus
kemoterapi karboplatin dan paclitaxel. Pada percubaan fase III Gynecologic
Oncology Group( GOG ), wanita dengan stadium awal secara acak diberikan
kombinasi ini untuk 3 atau 6 siklus. Secara keseluruhan, 3 siklus menghasilkan
tingkat kekambuhan sebanding 6 siklus,namun dengan kurang toksisitas.7,9,10
Meskipun dengan kemoterapi, lebih dari 20 persen dari wanita dengan
stadium awal kambuh dalam waktu 5 tahun, menunjukkan perlunya strategi
pengobatan yang lebih baik. Sebagai tanggapan, GOG saat ini melakukan fase III
21
percobaan secara acak dari tiga siklus kemoterapi adjuvan karboplatin dan paclitaxel
diikuti dengan observasi atau paclitaxel mingguan selama 24 minggu.1,12,13,14
Tabel 5: Pengelolaan Lanjutan Karsinoma Ovarium9
Pathologic staging Grade Terapi
Stadium IA atau IB
Stadium IC
Stadium II
Stadium III, IV
Grade 1 Grade 2
Grade 3
Grade 1,2, 3
Observasi Observasi atau paclitaxel/carboplatin 3-6 siklus
Paclitaxel/carboplatin 3-6 siklus
Paclitaxel/carboplatin 3-6 siklus
Paclitaxel/carboplatin 3-6 siklus
Paclitaxel/carboplatin atau paclitaxel/cisplatin 6
siklus atau
Whole abdominal radiotherapy untuk kelainan
mikroskopis pada penderita tertentu stadium III atau
Kemoterapi intraperitoneal dapat
dipertimbangkan pada penderita stadium III dengan low-volume optimally debulked
2. KARSINOMA OVARIUM STADIUM LANJUT
Dua pertiga pasien karsinoma ovarium akan menderita stadium III-IV.
Dengan demikian, terapi multimodalitas sangat penting untuk mencapai hasil yang
baik. Idealnya, pertama dilakukan pembedahan sitoreduksi untuk mengangkat tumor
makroskopis yaitu debulking tumor yang optimal. Ini diikuti dengan 6 siklus
kemoterapi berbasis platinum. Namun beberapa pasien tidak akan menjadi kandidat
yang tepat untuk operasi primer karena kondisi kesehatan mereka atau tumor yang
tidak dapat diangkat.3,4,9,11
a. Pembedahan Sitoreduksi Primer
Sejak laporan Griffths pada tahun 1975 menyaran dilakukan debulking dan
sejumlah penelitian retrospektif telah mendukung manfaat kelansungan hidup pada
wanita dengan karsinoma ovarium stadium lanjut, jika kurang dari 2 cm dapat
diangkat dengan sitoreduksi. Secara khusus, 2 cm residu menggambarkan
pembedahan di mana tidak ada sisa dari beberapa daerah tumor yang lebih besar dari
22
2 cm. Jangka waktu hidup lebih lama dilaporkan jika tidak ada residu setelah operasi.
Untuk pasien dianggap “optimal debulked”, yaitu residu tumor berukuran kurang
dari 1 cm.3,15
Ada beberapa sebab mengapa reseksi dari perlengketan karsinoma ovarium
diyakini dapat memperpanjang kelansungan hidup. Diantara:
a. Operasi akan mengangkat mayoritas sel tumor yang kemoresistan.
b. Pengangkatan massa nekrotik akan meningkatkan transport obat untuk sisa sel
yang bervaskularisasi baik.
c. Sisa tumor yang melengket lebih cepat berkembang dan karena itu lebih
sensitif terhadap pemberian kemoterapi.
d. Dapat mengurangi jumlah sel-sel maligna sehingga memerlukan siklus
kemoterapi yang lebih sedikit sehingga mengurangi kemoresistan.
e. Pengangkatan tumor yang besar berpotensi memperbaiki sistem imun tubuh
pasien. 3,15
Sitoreduksi dilakukan dengan melakukan insisi vertical untuk memberikan
akses ke seluruh abdomen. Pasien dengan stadium lanjut tidak memerlukan
pembilasan peritoneal atau penilaian sitologi asites, tetapi sering beberapa liter asites
perlu dievakuasi untuk memperbaiki lapangan operasi. Selanjutnya, abdomen
dieksplorasi dengan cermat untuk segera menentukan apakah layak dilakukan
debulking optimal atau tidak. 1,15
Omentektomi infrakolik dapat dilakukan. Frozen section kemudian diperoleh
untuk mengkonfirmasi diagnosis suspek karsinoma ovarium epitelial. Berikutnya
dinilai daerah pelvis. Sering, histerektomi abdominal total dan BSO memadai.
Namun ketika konfluen atau menginvasi rectosigmoid, reseksi en blok, reseksi
anterior rendah, atau modified exenteration pelvis posterior mungkin dilakukan. 3,15
23
Pasien dengan nodul tumor abdominal kurang dari 2 cm (stadium IIIB yang
jelas) harus dilakukan biopsi nodus pelvic bilateral dan para-aorta limfadenektomi.
Pada pasien dengan stadium IV dan dengan nodul tumor abdominal minimal 2 cm
(sudah stadium IIIC) tidak perlu diseksi nodal. 1,3
Untuk mencapai sitoreduksi yang optimal, berbagai prosedur lain perlu
dilakukan, termasuk splenektomi, reseksi atau stripping diafragma dan reseksi usus
halus dan besar. Untuk tujuan diagnostik dan lokasi metastasis yang sering,
appendektomi juga dilakukan. 2,15
b. Kemoterapi
Karsinoma ovarium stadium lanjut dianggap sensitif terhadap agen sititoksik.
Kemajuan dalam penemuan agen aktif meningkatkan durasi kelansungan hidup
pasien selama dua dekade terakhir. Meskipun itu, angka kesembuhan adalah kurang
dari 20 persen pasien.15,16
Kemoterapi Intravena (IV)
Kemoterapi berbasis platinum adalah pengobatan sistemik karsinoma
ovarium. Pada dua uji coba kelompok besar (GOG protocol 158 dan AGO protocol
OVAR-3), kombinasi karboplatin dan paclitaxel lebih mudah dilakukan, sama
bermanfaat, dan kurang toksik. Sebagai hasilnya, rejimen intravena paling banyak
digunakan di Amerika Serikat adalah enam siklus karboplatin dan pactitaxel. Jika
siklus tambahan diperlukan untuk mencapai remisi klinis, ini menunjukkan
kemoresisten dan biasanya mengarah ke kekambuhan awal. Di Eropa, agen tunggal
karboplatin sering diguna berdasarkan pada dua percobaan besar fase III oleh
International Collaborative Ovarian Neoplasma (ICON) yang tidak mendeteksi
manfaat kelansungan hidup pada kemoterapi kombinasi. 13,14,16,
Meskipun kombinasi karboplatin dan paclitaxel diragukan lagi efektif,
penambahan agen sitotoksik ketiga telah dipostulasi untuk meningkatkan hasil.
24
Analisis awal dari percobaan tahap III baru-baru gagal untuk menunjukkan
superioritas apapun dibandingkan dengan kelompok kontrol. 17,18
Intrperitoneal Kemoterapi (IP)
Pada Januari 2006, National Cancer Institute mendorong penggunaan
intraperitoneal kemoterapi. Hal ini bertepatan dengan hasil uji coba fase III GOG
(protocol 172) pada pasien karsinoma ovarium dengan optimal debulking secara acak
dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi intravena atau kombinasi IV/IP paclitaxel
dan kisplatin. Durasi median kelansungan hidup secara keseluruhan adalah 66 bulan
pada kelompok IV/IP dibanding dengan 50 bulan dalam kelompok pemberian
intravena. Meskipun hal ini secara dramatis meningkatkan kelansungan hidup,
banyak dokter masih menganggap kemoterapi IP menjadi terapi eksperimental. 9,13,19
Keuntungan teoritis kemoterapi IP amat dramatis. Secara umum, karsinoma
ovarium epitelial menyebar di rongga peritoneum, maka pada pasien pascaoperasi
dengan residu minimal, dosis kemoterapi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan
administrasi lansung ke rongga peritoneum. 3,15,19
Tabel 6: Regimen Pemberian Kemoterapi Intraperitoneal1
Hari 1 Paclitaxel 135mg/m2 IV dalam 24 jam
Hari 2 Cisplatin 100mg/m2 IP
Hari 8 Paclitaxel 60mg/m2 IP
Jelas, tidak setiap wanita dengan karsinoma ovarium lanjut adalah kandidat
yang tepat untuk kemoterapi IP. Pasien stadium IV dan mereka dengan volume residu
yang besar kurang untuk manfaat. Selain itu, toksisitas umumnya lebih tinggi dengan
terapi IP, dan kelebihan kelansungan hidup masih kontroversial. Apapun, konsesus
25
saat ini adalah bahwa terapi IP harus dipertimbangkan untuk volume rendah pada
optimal debulking stadium III. 9,13,15
Gambar 13 : Kateter Intraperitoneal2
3. PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM REMISI
Pada sebagian besar wanita dengan karsinoma ovarium stadium lanjut,
kombinasi operasi dan kemoterapi berbasis platinum akan menghasilkan remisi klinis
(pemeriksaan fisis normal, kadar CA 125, dan CT scan). Namun, 80% akan kambuh
dan akhirnya mati dari perkembangan penyakit. Kadar CA 125 yang rendah
mengurangkan kekambuhan dan kelansungan hidup yang lebih lama. Karena
kebanyakan pasien mencapai remisi akan memiliki residu, gambaran klinis yang
samar, resistan terhadap obat, beberapa pilihan yang tepat dapat dipertimbangkan.
Sayangnya, tidak ada bukti kuat bahwa ada intervensi yang bermanfaat.1,2
4. OPERASI KEDUA
Gold standard untuk mengidentifikasi residu adalah “second-look
laparatomy” atau laparatomi kedua. Secara umum, indikasi utamanya adalah untuk
menilai kelengkapan respon pengobatan dan untuk reseksi residu.11,14,15
Langkah-langkah operasi kedua
26
a. Pertama, cairan asites atau bilasan sitologi harus harus dikumpulkan.
b. Kedua, semua permukaan peritoneum harus diperiksa secara visual, temasuk
pemeriksaan diafragma untuk membantu pengangkatan setiap nodul
mencurigakan, adhesi atau tumor.
c. Ketiga, dengan tidak adanya residu kasar, biopsi rutin dilakukan dari permukaan
peritoneal dan residu omentum.
d. Akhirnya pengambilan sampel nodul pelvis dan para-aorta dilakukan. 1,14
Bagaimanapun, laparatomi kedua jarang dilakukan secara rutin. Meskipun
beberapa penelitian telah melaporkan keuntungan klinis dengan residu, dua
percobaan acak multicenter Eropa gagal menunjukkan manfaat kelansungan hidup
dengan tindakan laparatomi kedua. 11,15
“Second look laparatomy” bermanfaat dalam menilai efektivitas pengobatan
dalam percobaan eksperimental. Jika tidak, tidak ada uji klinis menunjukkan manfaat
pada kelansungan hidup pasien. Resiko morbiditas bertambah dan biaya harus
dipertimbangkan terhadap manfaat yang diharapkan untuk setiap pasien. 1,14
5. KEMOTERAPI PEMELIHARAAN
Ada bukti yang terbatas untuk menyarankan keuntungan untuk pengobatan
tambahan pada wanita yang mencapai remisi klinis setelah 6 siklus dari kemoterapi
berbasis platinum. Namun, karena tingkat kekambuhan yang tinggi, beberapa agen
telah diuji sebagai terapi pemeliharaan atau dikenali terapi konsolidasi dalam studi
nonrandomized. Agen digunakan adalah paclitaxel dosis rendah atau CT-2103 sedang
dievaluasi untuk menentukan apakah terapi ini benar-benar dapat mengurangi tingkat
kematian dibandingkan dengan tanpa terapi pemeliharaan. 13,15
Sementara itu, hanya paclitaxel 12 siklus bulanan untuk terapi pemeliharaan
yang menunjukkan keuntungan klinis. Namun, manfaat ini tampak dibatasi terutama
untuk pasien dengan kadar CA 125 terendah. 2,20
27
6. RADIOTERAPI
Di Amerika Serikat, pasien dalam remisi setelah terapi primer jarang diobati
dengan radioterapi di seluruh abdominal karena manfaat yang belum terbukti dan
kekhawatiran toksisitas yang berlebihan seperti enteritis radiasi. Namun, efektivitas
jangka panjang dari strategi konsolidasi sebanding dengan yang dicapai pada wanita
yang diobati dengan modalitas lain. Namun, dapat dipertimbangkan untuk pasien
tertentu dengan residu mikroskopis pada second look laparatomy. Meskipun itu,
radioterapi lebih sering dilakukan Eropa. 8,10,15
7. PENATALAKSANAAN KARSINOMA OVARIUM REKUREN
Elevasi bertahap dari kadar CA 125 biasanya merupakan tanda pertama
rekurensi. Tamoxifen dapat diberikan karena terbukti saat ini untuk mengobati
kejadian rekuren dengan toksisitas minimal. Wanita yang mengalami rekuren selama
kemoterapi primer diklasifikasi sebagai platinum-resistant disease. Mereka yang
rekuren dalam waktu 6 bulan memiliki platinum-resistant ovarian cancer. Secara
umum, pasien dalam setiap kategori mempunyai prognosis yang buruk, dan terapi
paliatif nonplatinum kemoterapi adalah terapi yang efektif. Wanita yang rekuren
lebih dari 6 sampai 12 bulan setelah menyelesaikan terapi primer dianggap platinum-
sensitif. Pasien-pasien ini, terutama remisi yang lama melampaui 18,24, atau 36
bulan, memiliki beberapa pilihan.1,13,14
8. PEMBEDAHAN SITOREDUKSI SEKUNDER
Kandidat terbaik untuk operasi sitoreduksi sekunder mempunyai platinum
sensitif, interval bebas penyakit yang berkepanjangan, situs rekuren yang soliter, dan
tidak adanya asites. Mencapai manfaat kelansungan hidup maksimal, debulking harus
memberikan hasil residu yang minimal. Namun, setengah dari pasien akan
dieksplorasi tanpa mencapai tujuan ini. Selanjutnya, manfaat kelansungan hidup
28
keseluruhan dari pendekatan ini belum pernah dipelajari dalam uji coba klinis secara
acak.1,14
X. PROGNOSIS
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun dari semua stadium karsinoma ovarium
epitelial adalah 50%, jauh lebih rendah dari karsinoma uterus (80%) atau karsinoma
servik (70%). Surgical staging merupakan faktor yang paling penting, dan
kelansungan hidup relatif bervariasi menurut umur. Wanita yang lebih muda dari 65
tahun adalah dua kali lebih memungkinkan untuk bertahan hidup 5 tahun setelah
didiagnosis. 3,10
Tabel 7: Kadar survival pada setiap stadium Karsinoma Ovarium Epitelial menurut
FIGO2,12
Stadium 5-Year Survival (%)
I 86
II 70
III 34
IV 19
Tabel 8: Faktor yang mempengaruhi Prognosis Karsinoma Ovarium15
Status performa yang baik
Tipe sel selain sel mucinuos dan klear
Tumor berdiferensiasi baik
Volume tumor kecil sebelum operasi debulking
Tidak adanya asites
Residu kecil setelah operasi sitireduksi primer