700 Hektare Tambak Garam Gagal Panen - ftp.unpad.ac.id fileyang dipunyai negeri ini kini dihadap-kan...

1
10 | Nusantara KAMIS, 29 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA AKIBAT hujan deras tiga hari ber- turut-turut, 700 hektare tambak di sentra produksi garam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dipastikan gagal panen pada musim panen per- tama tahun ini. Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (26/7) hingga kemarin di Kecamatan Galis dan Pademawu menyebabkan garam setengah jadi mencair kembali. Dua kecamatan itu merupakan kecamatan pusat produksi garam di Pamekasan. Areal produksi garam itu berada di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Desa Tanjung, Pegagan, Padelegan dan Baddurih, Kecamatan Pade- mawu. Usia air pendederan garam di areal pertambakan yang semuanya tambak garam rakyat itu di atas 20 hari dan siap panen karena sudah mengkristal. Petani garam menjadwalkan mu- lai panen pertama di awal Agustus, bulan depan. Akibatnya, para pekerja harus mendeder ulang setelah areal tambak garam mereka terlebih da- hulu dikeringkan. “Pendederan ulang masih menung- gu cuaca. Awalnya kami mengira awal kemarau ini tidak ada lagi hujan deras yang turun,” kata Abdul Hamid Jarin, petambak garam di Desa Pegagan. Sementara itu, di Tuban, Jawa Timur, ratusan rumah dan belasan hektare tanaman padi di dua desa di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, diterjang banjir bandang. Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang terjadi secara berturut-turut sejak empat hari tera- khir. Ketinggian air yang berwarna kecokelatan tersebut mencapai 40 cm. Kedua desa yang diterjang banjir itu adalah Desa Karangagung dan Palang. Banjir juga sempat melumpuhkan jalur utama Pasuruan-Bali sekitar 8 jam. Banjir setinggi sekitar 1 meter tersebut merendam ratusan rumah penduduk yang bermukim di tiga desa meliputi dua kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (27/7) malam. Banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Tengah makin meluas. Semula hanya merendam Kabupaten Kotawaringin Timur, tetapi sejak Selasa (27/7) air menggenangi juga empat kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Seruyan, Murung Raya, Barito Utara, dan Katingan. Wilayah Tanah Laut dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dalam beberapa hari terakhir juga terendam banjir. Puluhan areal tambang teren- dam. (MG/YK/BN/SS/DY/N-2) 700 Hektare Tambak Garam Gagal Panen L EDAKAN demografi, tekanan industrialisasi, globalisasi ekonomi, konversi lahan, dan perubahan iklim sudah melam- paui daya dukung perairan darat. Akibatnya sebanyak 520 danau alami, 200 waduk, dan 133 wilayah sungai yang dipunyai negeri ini kini dihadap- kan pada bahaya penurunan debit dan kematian massal ikan budi daya. “Sungai Citarum contoh paling ke- lihatan, lebih dari 3.000 industri me- ngelilinginya. Peraturan Kehutanan Tahun 1999 yang mengharuskan 30% hutan dalam DAS (daerah aliran sungai) dilestarikan, pada kenyataannya kini hanya 1,4% yang tersisa,” kata Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI Gadis Sri Haryani dalam pembukaan Seminar Nasional Limnologi V di Bogor, Jawa Barat, kemarin. Dengan status pencemarannya, ia pun mengutip judul dalam surat kabar internasional The Sun edisi Desember 2009, yang menyebutkan Citarum, The World Dirtiest River atau ‘Citarum, Su- ngai Paling Tercemar di Dunia’. Yang celaka, Citarum sesungguhnya merupakan sumber air baku untuk Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan 80% ke Jakarta. Gadis juga menjabarkan kajian Lem- baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap DAS Limboto di Gorontalo. Luas hutan dalam kawasan tersebut juga melanggar syarat minimum 30%, hutan- nya hanya 16,37% dari luas DAS. Kerusakan hutannya pun memperbe- sar tingkat erosi tanah dan menyebab- kan 26.097 hektare lahan DAS Limboto kritis. “Akibat sedimentasi mencapai 0,438 mm per tahun, kini danau me- nyempit dan semakin dangkal. Tahun 1932 kedalamannya masih 30 meter, tapi tahun 2007 tinggal 3 meter saja.” Di tengah kedaruratan tersebut--yang dialami juga Danau Batur, Bali, Danau Tempe, Sulawesi Selatan, dan Danau Tondano, Sulawesi Utara--, dia melihat Indonesia harus menerapkan sistem peringatan dini bencana perairan darat, mirip antisipasi tsunami. Salah satu yang sedang diuji coba adalah sistem monitor- ing online untuk Danau Limboto. Mengalami kemunduran Kepala LIPI Lukman Hakim, dalam sambutan yang dibacakan Deputi Bi- dang Ilmu Kebumian Hery Harjono, menyatakan sesungguhnya Indonesia dalam Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) menargetkan pada 2015 50% penduduk terlayani dengan air bersih. “Tapi saat ini baru 20%, sementara 45 DAS mengalami kemunduran mempri- hatinkan,” katanya. Direktur Pengairan dan Irigasi Bap- penas Donny Azdan justru berpenda- pat, masih memungkinkan Indonesia mengejar target MDGs. “Curah hujan tinggi, sumber air ada. Hanya wilayah Jawa yang padat penduduk dan NTT yang jarang hujan, yang mungkin sulit mengejar,” katanya. Saat ini, jelas dia, ada 90 permasa- lahan DAS di Indonesia yang sudah teri- dentifikasi pemerintah. “Dengan dana US$3,5 miliar diperkirakan butuh 20-25 tahun untuk menyelesaikannya.” Salah satu persoalan terbesar di Sungai Citarum adalah total volume sampah yang mengalir ke saluran drai- nase dan sungai. Jumlahnya kini mencapai 500 ribu meter kubik per tahun, sedangkan biaya pengerukan bisa sampai Rp80 ribu per meter kubik. Masalah utamanya adalah buangan limbah industri dan rumah tangga yang selalu diarahkan ke sungai. (N-1) [email protected] 90 Masalah DAS Teridentifikasi 8 Titik Rawan Macet di Losari-Brebes Karangan Bunga Tetap Hiasi Pelantikan Jokowi DELAPAN titik rawan macet diperkirakan akan dihadapi para pemudik Lebaran 2010, yang melalui jalur pantura di kawasan Losari-Brebes, Jawa Tengah. Kedelapan titik rawan ke- macetan tersebut antara lain Pasar Losari, Bulakamba, Pertigaan Pejagan, dan Pasar Induk Brebes. Sementara itu, di wilayah tengah atau selatan, antara lain di pintu masuk Tol Kan- ci-Pejagan, Pasar Larangan, Jatibarang, dan Pasar Bumi- ayu. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi pengaman- an Lebaran 2010, di Kantor Polres Brebes, kemarin. Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Brebes AK Martius mengutarakan kendaraan yang melalui jalur pantura dilarang masuk jalur alternatif Pejagan-Prupuk, kecuali kendaraan roda dua. Pada masa mudik, jelasnya, arus kendaraan yang melalui Tol Kanci-Pejagan, dari arah barat yang dari Tegal ke Se- marang, dari pintu tol akan dibelokkan ke kiri menuju jalur pantura. Sementara itu, kendaraan melalui Slawi-Purwokerto- Yogyakarta akan dibelokkan ke kanan, ke jalur alternatif pintu tol Pejagan-Prupuk atau Ketanggungan Slawi, ujarnya. Dari Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan, Dirjen Perkereta- apian Kementerian Perhu- bungan Tandjung Irawan me- nyatakan kesiapan armada kereta api untuk menghadapi arus mudik dan balik dinya- takan sudah 60%. “Saat ini kami sudah memi- liki 197 rangkaian kereta api,” ujar Tandjung Irawan. Selain itu, ada sebanyak 17 rangkaian kereta api tam- bahan. Rangkaian tambahan tersebut akan digunakan un- tuk kelas ekonomi, kereta api kelas bisnis, eksekutif hingga kereta api komunitas. Menurutnya, jumlah pe- numpang kereta api dipredik- si akan meningkat dari tahun sebelumnya, dari 3,11 juta menjadi 3,16 juta pada tahun ini. (JI/UL/N-1) RATUSAN karangan bunga berderet di halaman Balai Ko ta Solo, kemarin, saat pelantikan Joko Widodo (Jokowi)-FX Hadi Rudyatmo sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Surakarta periode 2010-2011. Karangan bunga itu dari warga berkocek tebal atau- pun pejabat negara. Kendati, sebelumnya pemkot melalui Sekda Budi Suharto mene- gaskan menolak menerima ucapan selamat dengan ka- rangan bunga. Karangan bunga sebaiknya diwujudkan dalam bentuk lain, misalnya, bantuan pen- didikan dan kesehatan bagi rakyat miskin kota yang seta- ra dengan harga karangan bunga tersebut. “Bantuan ini lebih berman- faat dan menjadi tolok ukur keberhasilan dan makna pelantikan ini,” tegas Budi. Karangan bunga itu seba- gian besar menampilkan foto sarimbit Jokowi-Rudy menggunakan pakaian adat beskap kejawen dan batik truntum godong kates, yang diorganisasi pihak ketiga. Terkait dengan ini, Mudrick M Sangidu, tokoh Kota Solo yang hadir dalam pelantikan ini, menyatakan prihatin. Di tengah impitan ekonomi yang diderita rakyat, prose- sinya dilaksanakan dengan cara mewah. “Ini sungguh pelantikan yang sangat mewah. Mesti- nya cukup dilakukan di Ge- dung DPRD, tidak perlu di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta. Pun, kenapa ha- rus mengenakan pakaian adat? Ini kan acara kenega- raan. Saya telepon wali kota, katanya itu bukan ide dia, namun kehendak protokoler yang merancang acara,” tu- kasnya. Namun, Budi menambah- kan, kendati terkesan me- wah sebenarnya biaya yang dikeluarkan tidak sampai menghabiskan plafon ang- garan yang sudah ditetap- kan. Dari plafon Rp236 juta, diperkirakan, seremonial ini hanya akan menelan dana Rp180 juta. Lain di dalam acara, lain pula di jalanan. Pelantikan tersebut diwarnai aksi protes sejumlah elemen. Di antara- nya dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebe- las Maret Solo. (WJ/FR/N-2) Awalnya kami mengira awal kemarau ini tidak ada lagi hujan deras yang turun.” Abdul Hamid Jarin Petambak garam Saatnya mengantisipasi masalah air bersih dengan pandangan kebencanaan. Clara Rondonuwu TRADISI JAWA: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta terpilih, Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo, dilantik untuk masa jabatan 2010-2015 dengan prosesi bernuansa tradisi Jawa, kemarin. MI/FERDINAND

Transcript of 700 Hektare Tambak Garam Gagal Panen - ftp.unpad.ac.id fileyang dipunyai negeri ini kini dihadap-kan...

Page 1: 700 Hektare Tambak Garam Gagal Panen - ftp.unpad.ac.id fileyang dipunyai negeri ini kini dihadap-kan pada bahaya penurunan debit dan ... Bekasi, Karawang, dan 80% ke Jakarta. Gadis

10 | Nusantara KAMIS, 29 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA

AKIBAT hujan deras tiga hari ber-turut-turut, 700 hektare tambak di sentra produksi garam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dipastikan gagal panen pada musim panen per-tama tahun ini.

Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (26/7) hingga kemarin di Kecamatan Galis dan Pademawu menyebabkan garam setengah jadi mencair kembali. Dua kecamatan itu merupakan kecamatan pusat produksi garam di Pamekasan.

Areal produksi garam itu berada

di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Desa Tanjung, Pegagan, Padelegan dan Baddurih, Kecamatan Pade-mawu.

Usia air pendederan garam di areal pertambakan yang semuanya tambak garam rakyat itu di atas 20 hari dan siap panen karena sudah mengkristal.

Petani garam menjadwalkan mu-lai panen pertama di awal Agustus, bulan depan. Akibatnya, para pekerja harus mendeder ulang setelah areal tambak garam mereka terlebih da-

hulu dikeringkan.“Pendederan ulang masih menung-

gu cuaca. Awalnya kami mengira awal kemarau ini tidak ada lagi hujan deras yang turun,” kata Abdul Hamid Jarin, petambak garam di Desa Pegagan.

Sementara itu, di Tuban, Jawa Timur, ratusan rumah dan belasan hektare tanaman padi di dua desa di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, diterjang banjir bandang.

Banjir terjadi akibat tingginya

curah hujan yang terjadi secara berturut-turut sejak empat hari tera-khir. Ketinggian air yang berwarna kecokelatan tersebut mencapai 40 cm. Kedua desa yang diterjang banjir itu adalah Desa Karangagung dan Palang.

Banjir juga sempat melumpuhkan jalur utama Pasuruan-Bali sekitar 8 jam. Banjir setinggi sekitar 1 meter tersebut merendam ratusan rumah penduduk yang bermukim di tiga desa meliputi dua kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur,

Selasa (27/7) malam.Banjir yang melanda Provinsi

Kalimantan Tengah makin meluas. Semula hanya merendam Kabupaten Kotawaringin Timur, tetapi sejak Selasa (27/7) air menggenangi juga empat kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Seruyan, Murung Raya, Barito Utara, dan Katingan.

Wilayah Tanah Laut dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dalam beberapa hari terakhir juga terendam banjir. Puluhan areal tambang teren-dam. (MG/YK/BN/SS/DY/N-2)

700 Hektare Tambak Garam Gagal Panen

LEDAKAN demografi , tekanan industrialisasi, globalisasi ekonomi, konversi lahan, dan perubahan iklim sudah melam-

paui daya dukung perairan darat.Akibatnya sebanyak 520 danau alami,

200 waduk, dan 133 wilayah sungai yang dipunyai negeri ini kini dihadap-kan pada bahaya penurunan debit dan kematian massal ikan budi daya.

“Sungai Citarum contoh paling ke-lihatan, lebih dari 3.000 industri me-nge lilinginya. Peraturan Kehutanan Tahun 1999 yang mengharuskan 30%

hutan dalam DAS (daerah aliran sungai) dilestarikan, pada kenyataannya kini hanya 1,4% yang tersisa,” kata Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI Gadis Sri Haryani dalam pembukaan Seminar Nasional Limnologi V di Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Dengan status pencemarannya, ia pun mengutip judul dalam surat kabar internasional The Sun edisi Desember 2009, yang menyebutkan Citarum, The World Dirtiest River atau ‘Citarum, Su-ngai Paling Tercemar di Dunia’.

Yang celaka, Citarum sesungguhnya merupakan sumber air baku untuk Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan 80% ke Jakarta.

Gadis juga menjabarkan kajian Lem-baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap DAS Limboto di Gorontalo. Luas hutan dalam kawasan tersebut juga melanggar syarat minimum 30%, hutan-nya hanya 16,37% dari luas DAS.

Kerusakan hutannya pun memperbe-sar tingkat erosi tanah dan menyebab-kan 26.097 hektare lahan DAS Limboto

kritis. “Akibat sedimentasi mencapai 0,438 mm per tahun, kini danau me-nyempit dan semakin dangkal. Tahun 1932 kedalamannya masih 30 meter, tapi tahun 2007 tinggal 3 meter saja.”

Di tengah kedaruratan tersebut--yang dialami juga Danau Batur, Bali, Danau Tempe, Sulawesi Selatan, dan Danau Tondano, Sulawesi Utara--, dia melihat Indonesia harus menerapkan sistem peringatan dini bencana perairan darat, mirip antisipasi tsunami. Salah satu yang sedang diuji coba adalah sistem monitor-ing online untuk Danau Limboto.

Mengalami kemunduranKepala LIPI Lukman Hakim, dalam

sambutan yang dibacakan Deputi Bi-dang Ilmu Kebumian Hery Harjono, menyatakan sesungguhnya Indonesia dalam Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) menargetkan pada 2015 50% penduduk terlayani dengan air bersih. “Tapi saat ini baru 20%, sementara 45 DAS mengalami kemunduran mempri-hatinkan,” katanya.

Direktur Pengairan dan Irigasi Bap-penas Donny Azdan justru berpenda-pat, masih memungkinkan Indonesia mengejar target MDGs. “Curah hujan tinggi, sumber air ada. Hanya wilayah Jawa yang padat penduduk dan NTT yang jarang hujan, yang mungkin sulit mengejar,” katanya.

Saat ini, jelas dia, ada 90 permasa-lahan DAS di Indonesia yang sudah teri-dentifi kasi pemerintah. “Dengan dana US$3,5 miliar diperkirakan butuh 20-25 tahun untuk menyelesaikannya.”

Salah satu persoalan terbesar di Su ngai Citarum adalah total volume sampah yang mengalir ke saluran drai-nase dan sungai.

Jumlahnya kini mencapai 500 ribu meter kubik per tahun, sedangkan biaya pengerukan bisa sampai Rp80 ribu per meter kubik.

Masalah utamanya adalah buangan limbah industri dan rumah tangga yang selalu diarahkan ke sungai. (N-1)

[email protected]

90 Masalah DAS Teridentifi kasi

8 Titik Rawan Macet di Losari-Brebes

Karangan Bunga Tetap Hiasi Pelantikan Jokowi

DELAPAN titik rawan macet diperkirakan akan dihadapi para pemudik Lebaran 2010, yang melalui jalur pantura di kawasan Losari-Brebes, Jawa Tengah.

Kedelapan titik rawan ke-macetan tersebut antara lain Pasar Losari, Bulakamba, Per tigaan Pejagan, dan Pasar Induk Brebes.

Sementara itu, di wilayah tengah atau selatan, antara lain di pintu masuk Tol Kan-ci-Pejagan, Pasar Larangan, Jatibarang, dan Pasar Bumi-ayu.

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi pengaman-an Lebaran 2010, di Kantor Polres Brebes, kemarin.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Brebes AK Martius mengutarakan kendaraan yang melalui jalur pantura dilarang masuk jalur alternatif Pejagan-Prupuk, ke cuali kendaraan roda dua.

Pada masa mudik, jelasnya, arus kendaraan yang melalui Tol Kanci-Pejagan, dari arah barat yang dari Tegal ke Se-marang, dari pintu tol akan

dibelokkan ke kiri menuju jalur pantura.

Sementara itu, kendaraan melalui Slawi-Purwokerto-Yogyakarta akan dibelokkan ke kanan, ke jalur alternatif pintu tol Pejagan-Prupuk atau Ketanggungan Slawi, ujarnya.

Dari Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan, Dirjen Perkereta-apian Kementerian Perhu-bungan Tandjung Irawan me-nyatakan kesiapan armada kereta api untuk menghadapi arus mudik dan balik dinya-takan sudah 60%.

“Saat ini kami sudah memi-liki 197 rangkaian kereta api,” ujar Tandjung Irawan.

Selain itu, ada sebanyak 17 rangkaian kereta api tam-bahan. Rangkaian tambahan tersebut akan digunakan un-tuk kelas ekonomi, kereta api kelas bisnis, eksekutif hingga kereta api komunitas.

Menurutnya, jumlah pe-numpang kereta api dipredik-si akan meningkat dari tahun sebelumnya, dari 3,11 juta menjadi 3,16 juta pada tahun ini. (JI/UL/N-1)

RATUSAN karangan bunga berderet di halaman Balai Ko ta Solo, kemarin, saat pe lan tikan Joko Widodo (Jokowi)-FX Hadi Rudyatmo sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Surakarta periode 2010-2011.

Karangan bunga itu dari warga berkocek tebal atau-pun pejabat negara. Kendati, sebelumnya pemkot melalui Sekda Budi Suharto mene-gaskan menolak menerima ucapan selamat dengan ka-rangan bunga.

Karangan bunga sebaiknya diwujudkan dalam bentuk lain, misalnya, bantuan pen-didikan dan kesehatan bagi rakyat miskin kota yang seta-ra dengan harga karangan bunga tersebut.

“Bantuan ini lebih berman-faat dan menjadi tolok ukur keberhasilan dan makna pelantikan ini,” tegas Budi.

Karangan bunga itu seba-gian besar menampilkan fo to sarimbit Jokowi-Rudy menggunakan pakaian adat beskap kejawen dan batik truntum godong kates, yang diorganisasi pihak ketiga.

Terkait dengan ini, Mudrick M Sangidu, tokoh Kota Solo

yang hadir dalam pelantikan ini, menyatakan prihatin. Di tengah impitan ekonomi yang diderita rakyat, prose-sinya dilaksanakan dengan cara mewah.

“Ini sungguh pelantikan yang sangat mewah. Mesti-nya cukup dilakukan di Ge-dung DPRD, tidak perlu di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta. Pun, kenapa ha-rus mengenakan pakaian adat? Ini kan acara kenega-raan. Saya telepon wali kota, katanya itu bukan ide dia, namun kehendak protokoler yang merancang acara,” tu-kasnya.

Namun, Budi menambah-kan, kendati terkesan me-wah sebenarnya biaya yang dikeluarkan tidak sampai menghabiskan plafon ang-garan yang sudah ditetap-kan. Dari plafon Rp236 juta, diperkirakan, seremonial ini hanya akan menelan dana Rp180 juta.

Lain di dalam acara, lain pula di jalanan. Pelantikan tersebut diwarnai aksi protes sejumlah elemen. Di antara-nya dari Badan Eksekutif Maha siswa Universitas Sebe-las Maret Solo. (WJ/FR/N-2)

Awalnya kami mengira awal kemarau ini tidak ada lagi hujan deras yang turun.”

Abdul Hamid JarinPetambak garam

Saatnya mengantisipasi masalah air bersih dengan pandangan kebencanaan.

Clara RondonuwuTRADISI JAWA: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta terpilih, Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo, dilantik untuk masa jabatan 2010-2015 dengan prosesi bernuansa tradisi Jawa, kemarin.

MI/FERDINAND