7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

download 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

of 37

Transcript of 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    1/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 1

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    URAIAN PENDEKATANMETODOLOGI

    DAN PROGRAM KERJ A

    Untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada Konsultan Perencana, diperlukan pemahaman

    tentang permasalahan pekerjaan dan kajian pola pikir permasalahan dan penanganannya.

    I. PENDEKATAN TEKNIS PERENCANAAN

    A. POLA PIKIR KAJIAN PERMASALAHAN

    Permasalahan yang mungkin timbul dalam penanganan pekerjaan ini diidentifikasi

    berdasarkan tinjauan terhadap lingkup penugasan Konsultan dari tiap tahap kegiatan

    Perencanaan yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya, pola pikir terhadap kajian

    permasalahan ini dapat dilihat pada Diagram E.1 di bawah ini.

    Diagram E.1 Kajian Permasalahan

    DINAS TATA KOTA &

    PERUMAHAN KOTA

    SEMARANG

    PERENCANAAN REHAB ASET

    BANGUNAN DI KOTA LAMA,

    SEMARANG

    PELAKSANAAN :

    - TRANSAPARAN

    - EFEKTIF DAN EFISIEN

    - PARTISIPATIF

    - ACCOUNTABILITY

    PENINGKATAN FASILITAS

    DAN PENGELOLAAN ASET

    PEMERINTAH KOTA

    SEMARANG

    TUNTUTAN PERKEMBANGAN

    TERHADAP PERLUNYA

    PENINGKATAN PELAYANAN

    KEPADA MASYARAKAT

    KONSULTAN

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    2/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 2

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    B. SISTEM PELAPORAN DAN PEMAPARAN

    Setiap kegiatan yang dilaksanakan maupun data-data yang diperoleh dan diolah akan dibuat

    laporan tertulis dan akan dipaparkan dan dibahas bersama dengan Team Teknis dan atau

    Team Pengarah yang telah ditentukan. Setiap tahapan yang ada, dilaksanakan dengan

    semaksimal mungkin menampung aspirasi dari setiap pihak terkait, sehingga dapatmembuahkan hasil yang maksimal. Waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkan

    dokumen perencanaan untuk siap dilelangkan adalah 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender,

    maka tahapan pelaksanaan kegiatan laporan meliputi:

    1. Laporan Pendahuluan, memuat persiapan, koordinasi, mobilisasi dan rencana kegiatan.

    2. Laporan Antara, memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan detail desain ini berupa

    konsep desain kegiatan.

    3. Laporan Akhir, memuat Laporan Utama (Rangkuman dari seluruh kegiatan), Perhitungan

    Volume Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, dan Gambar Detail Desain.

    C. PEMAHAMAN WILAYAH PERENCANAAN

    C.1 Letak dan Luas Wilayah Perencanaan Rehab Aset Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang

    Kota Lama Semarang terletak di Kelurahan Bandarharjo, kecamatan Semarang Utara. Batas

    Kota Lama Semarang adalah sebelah Utara Jalan Merak dengan stasiun Tawang-nya, sebelah

    Timur berupa jalan Cendrawasih, sebelah Selatan adalah jalan Sendowo dan sebelah Barat berupa

    jalan Mpu Tantular dan sepanjang sungai Semarang. Luas Kota Lama Semarang sekitar 0,3125 km

    2

    Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula

    benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi

    barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya danlima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht,

    Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun

    1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas

    orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai

    menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    3/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 3

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Kemudian permukiman Belanda mulai ber- tumbuh di sisi timur benteng "Vijfhoek". Banyak

    rumah, gereja dan bangunan perkantoran dibangun di pemukiman ini. Pemukiman ini adalah cikal

    bakal dari kota lama Semarang. Pemukiman ini terkenal dengan nama "de Europeeshe Buurt".

    Bentuk tata kota dan arsitektur pemukiman ini dibentuk mirip dengan tata kota dan arsitektur di

    Belanda. Kali Semarang dibentuk menyerupai Kanal-kanal di Belanda. Pada masa itu benteng

    "Vifjhoek" belum menyatu dengan pemukiman Belanda.

    Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan

    pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu

    dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar

    ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya

    dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng

    yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.

    Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat

    dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga

    nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota

    Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2

    abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50

    bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di

    Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang== Secara umum karakter bangunan di wilayah ini

    mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari

    detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti

    ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap

    yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah

    Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun

    pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di

    sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya

    dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht,

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    4/37

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    5/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 5

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    akan mengembangkan pedekatan teknis terutama yang berkaitan dengan jenis kegiatan

    Perencanaan yang dapat dirinci sebagai berikut:

    a. Manajemen dan Koordinasi

    Pendekatan yang dilakukan adalah pemahaman permasalahan dan pemahaman terhadap

    posisi/ kedudukan dalam organisasi baik lingkup intern maupun ekstern sehingga dalampelaksanaan dapat berfungsi sesuai dengan mekanisme yang ada.

    b. Evaluasi

    Sistem evaluasi yang dibuat juga meliputi evaluasi kontinyu dan insidentil untuk evaluasi

    kontinyu ditujukan bagi pengembangan atau review terhadap tiap proses tahap kegiatan

    sedangkan untuk evaluasi insidentil lebih ditujukan pada pengembangan peninjauan khusus/

    acak sehingga dapat memperoleh komparasi terhadap lingkup yang lebih luas.

    c. Sistem Informasi

    Adapun untuk pengembangan sistem informasi dikembangkan metodologi yang mencakup

    beberapa langkah yang terkait sebagai berikut:

    (1) Analisis Fungsi dan Prosedur

    Merupakan analisis fungsi-fungsi yang diperlukan untuk berfungsinya perangkat lunak yang

    di kembangkan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi tersebut.

    (2) Pengumpulan Data

    Pendekatan yang dilakukan untuk proses pengumpulan data adalah dengan melakukan

    koordinasi dengan Tim Teknis pengelola kegiatan dimaksud.

    (3) Analisis Data

    Meliputi penetapan kebutuhan data dan pengelolaan yang diperlukan secara

    berkesinambungan agar dapat diperoleh data yang valid, konsisten dan memenuhi

    kebutuhan akan pembangunan jalan terkait.

    (4) Klasifikasi Pengguna

    Bertujuan agar perangkat lunak maupun jenis informasi yang diinginkan dapat memenuhi

    kriteria yang dimaksud termasuk pengembangan sistem kemudahan operasional dan

    keamanan data.

    (5) Dekomposisi dan Pengelompokan

    Jenis data/informasi yang akan disiapkan dikelompokan menurut jenis penggunaannya

    sehingga memudahkan pemahaman dan analisa serta konsistensi untuk pengembangan

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    6/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 6

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    pengelompokan tersebut terutama untuk pengelompokan fungsi-fungsi yang diperlukan

    sehingga dapat membantu hirarki informasi berupa sub sistem atau modul yang terpadu.

    (6) Penjabaran dalam Perancangan Sistem

    Hal ini berkaitan dengan kebutuhan perangkat lunak yang menunjang dikembangkannya

    sistem informasi yang terpadu. Secara prinsip pengembangan sistem informasi adalahpenjabaran konsep input-output informasi.

    A.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

    Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkan dokumen perencanaan untuk

    siap dilelangkan adalah 120 (seratus dua puluh ) hari kalender untuk menyelesaikan seluruh

    rangkaian kegiatan pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran

    2015 sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Jadwal selengkapnya dari rencana kerja

    Konsultan Perencana dapat dilihat pada bab lain dalam usulan teknis ini.

    B. PENDEKATAN TEKNIS

    C.1. PENDAHULUAN

    Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran

    2015, sesuai dalam penjelasan KAK, mengandung pengertian peningkatan terhadap kondisi

    fisik bangunan, lingkungan, utilitas, sistem kegiatan di dalamnya.

    Perencanaan Pembangunan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama

    Tahun Anggaran 2015 yang menjadi tugas calon konsultan adalah suatu penyusunan desain

    yang komprehensif dan mendalam yang akan memberikan hasil kesimpulan sekaligus

    rekomendasi terhadap layak tidaknya Aset Bangunan Kota Lama, kelayakan di sini

    mengandung pengertian yang sejajar dengan maksud kegiatan di atas yaitu : layak secara

    ekonomi / finansial, teknik, sosial, lingkungan dan kelembagaan.

    Di dalam penyusunan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun

    Anggaran 2015, diperlukan adanya kajian dan perhitungan komprehensif terhadap berbagai

    aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain :

    Fungsi bangunan dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan sekitar lokasi site.

    Kondisi eksisting fisik :

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    7/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 7

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    o Bangunan dan prasarana pendukungnya

    Undang-Undang dan Peraturan yang terkait.

    1. Tujuan dan Sasaran Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun

    Anggaran 2015Tujuannya Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama

    Tahun Anggaran 2015 adalah :

    Membuat gambar-gambar kerja, rencana anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja dan

    Syarat (RKS) sesuai pekerjaan untuk Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset

    Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015, menurut rekomendasi pihak-pihak

    berwenang yang disajikan dalam Dokumen Lelang.

    Atas rekomendasi pengguna Anggaran dan Pengguna Barang atau Jasa dapat

    melakukan perubahan atau penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis.

    Memberikan rekomendasi teknis terhadap penggunaan material bangunan.

    Turut menjelaskan dalam persoalan yang timbul jika terjadi kesalahan penafsiran

    gambar selama pelaksanaan pembangunan konstruksi.

    Sesuai tujuan tersebut maka sasaran yang menjadi target Perencanaan Rehab AsetBangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 adalah tersusunnya produk Perancangan

    fasilitas Aset Bangunan yang dapat mewadahi kegiatan untuk pelayayan terhadap

    masyarakat di dalamnya tanpa meninggalkan kaidah-kaidah arsitektural.

    2. Keluaran

    No Tahapan Pekerjaan Keluaran

    1TAHAP KONSEP RENCANA

    TEKNIS

    - Data Pengukuran Tapak

    - Data Soil Investigation

    - Konsep Dasar Perancangan

    - Konsep Skematik Disain

    2 TAHAP PRA RENCANA TEKNIS- Gambar Rencana Denah Situasi

    - Gambar Rencana Denah Tapak

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    8/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 8

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    - Gambar Rencana Denah Lantai

    - Gambar Tampak

    - Gambar Potongan

    - Perkiraan Biaya

    - Konsep RKS dan Material Scheme

    3TAHAP PENGEMBANGAN

    RENCANA

    - Gambar Pengembangan Rencana :

    Arsitektur, Struktur, Utilitas

    - Perhitungan Struktur

    - Perhitungan Mekanikal & Eletrikal

    - Material Scheme

    - Draft RKS

    4 TAHAP DED

    - Gambar Rencana Teknis Lengkap

    - RKS

    - BQ

    - RAB

    - Laporan Perencanaan Arsitektur,

    Struktur, Utilitas.

    5 TAHAP PELAPORAN DANPENYERAHAN DOKUMEN DED

    - Gambar Rencana Teknis Lengkap

    - RKS

    -

    BQ- RAB

    - Laporan Perencanaan Arsitektur,

    Struktur, Utilitas.

    6 TAHAP PELELANGAN

    - Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

    - Laporan Bantuan Teknis dan

    Administratif

    7 TAHAP PENGAWASAN BERKALA

    - Laporan Pengawasan Berkala

    - Dokumen Petunjuk Penggunaan,

    Pemeliharaan, dan Perawatan

    Peralatan/Perlengakapan Bangunan

    8 TAHAP AKHIR PEKERJAAN - Laporan Akhir Pekerjaan Perencanaan

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    9/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 9

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    C.2. PENDEKATAN METODOLOGI

    a. Metodologi

    Pada garis besarnya, strategi untuk menjawab dan melaksanakan tugas penyusunanPekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 sesuai

    Kerangka Acuan Kerja akan dilakukan dengan metodologi Analisis-Sintesa secara deskriptif

    disertai dengan melakukan langkah-langkah tindakan :

    Melakukan pendekatan perumusan masalah Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset

    Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015

    Melakukan pendekatan pemecahan masalah secara komprehensif

    Mengajukan usulan kebutuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dipersiapkan

    menangani pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama

    Tahun Anggaran 2015 dan mengajukan usulan schedule pelaksanaan Pekerjaan

    Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015.

    b. Pendekatan Perumusan Masalah

    Untuk pendekatan perumusan masalah, dan sesuai informasi dalam penjelasan Kerangka

    Acuan Kerja, ada beberapa hal yang berpengaruh besar dalam menentukan hasil

    perumusan masalah nantinya.

    Secara garis pendekatan perumusan masalah secara deskripsi dan skematik meliputi :

    Tapak berada di lingkungan kegiatan perkantoran, dimana di sekitarnya telah berdiri

    bangunan gedung eksisting, sehingga perlu pencermatan terhadap kesesuain dengan

    bangunan di sekitarnya tanpa meniggalkan local style arsitektur serta teknis pelaksanaan

    dilapangan didalam masa konstruksi.

    c. Pendekatan Pemecahan Masalah

    Rumusan masalah yang dihasilkan melalui proses pendekatan di atas, selanjutnya

    diupayakan dan ditindaklanjuti dengan pendekatan pemecahan masalah yang akan

    dilaksanakan melalui langkah-langkah :

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    10/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 10

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data

    Analisis

    Perencanaan dan Perancangan

    c.1. Pengumpulan Data

    Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pengumpulan data adalah

    sebagai berikut :

    1. Kemutakhiran Data

    Data yang dipakai harus data yang paling terakhir sehingga dapat mengurangi

    deviasi dalam proses selanjutnya.

    2. Kelengkapan

    Data yang perlu dikumpulkan diusahakan selengkap dan sedetail mungkin yang

    dapat dicari, sehingga didapat informasi yang jelas mengenai obyek perencanaan.

    Secara keseluruhan, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai

    berikut :

    Pengumpulan data statistik dan arsip

    Produk yang diperoleh dari proses ini adalah data sekunder. Sumber data untuk

    data yang bersifat fisik/non fisik, statistik, dan program-program rencana

    jangka pendek/panjang.

    Pengamatan Lapangan

    Pengamatan lapangan akan dilakukan pada lokasi tapak, aksesbilitas ke dalam

    tapak dan bangunan yang berada di sekitar tapak. Beberapa hal yang diamati

    dalam pengamatan lapangan di antaranya adalah :kondisi tapak, kondisi sirkulasi pada lokasi, kondisi drainase lingkungan/kota,

    kondisi lingkungan (bangunan sekitar), kondisi sarana prasarana dan kondisi

    lain yang relevan.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    11/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 11

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Pengukuran

    Metode ini digunakan untuk mengetahui secara detail ukuran tapak, leveling,

    kontur, dan posisi bangunan dan infrastruktur pada tapak.

    c.2. Pengolahan Data

    Data yang diperoleh perlu dipilah-pilah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan

    secara lebih komunikatif untuk dilakukan analisis.

    Teknik pengelolaan data dan penyusunan didasarkan pada jenis dan sifat data yang

    bersangkutan, antara lain :

    1. Data Kuantitatif, diolah dan disusun melalui tabulasi, yang dalam penyajiannya

    berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian-uraian.

    2. Data Kualitatif, diolah dan disusun secara deskriptif berupa uraian keadaan data

    tersebut.

    c.3. Analisis

    Pada dasarnya analisis yang akan dilakukan pada proses penyusunan Pekerjaan

    Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 ini

    merupakan analisis terhadap data yang masuk, meliputi :

    Analisis lokasi

    Analisis tapak

    Analisis bangunan disekitar tapak

    Analisis terhadap pemakai/pengguna

    Analisis terhadap fungsi bangunan

    Analisis terhadap jenis kegiatan

    Analisis kebutuhan ruang

    Analisis persyaratan ruang

    Analisis hubungan antar ruang/fasilitas

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    12/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 12

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    c.4. Perencanaan dan Perancangan

    Pada dasarnya Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun

    Anggaran 2015, harus berorientasi pada pola perencanaan yang komprehensif dari

    pendekatan makro menuju ke pendekatan mikro sehingga akan mengakomodasikan

    berbagai permasalahan pembangunan fisik secara menyatu dan tepat sasaran.

    Adapun tahap kegiatan yang harus dilalui dan dikaji secara berkaitan yaitu :

    - Penyusunan Siteplan

    Menetapkan konsep rencana tapak dan lokasi bangunan (siteplan) yang dimaksud

    di dalam KAK.

    Konsep-konsep tersebut meliputi :

    b. Konsep pengelompokan kegiatan

    c. Konsep dasar perancangan bangunan

    d. Konsep hubungan kelompok ruang kegiatan

    e. Konsep program ruang

    f. Konsep bentuk fisik bangunan

    g. Konsep pentahapan pembangunan

    - Pengembangan Fisik Sarana Prasarana

    Pengembangan fisik pada prinsipnya merupakan action plan pada penetapan

    pentahapan pembangunan. Pengembangan fisik merupakan salah satu rencana

    definitif untuk merealisasikan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di

    Kota Lama Tahun Anggaran 2015 yang secara teknis pelaksanaannya dapat

    dilakukan dalam 1 tahap.

    C.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN

    A. PENDEKATAN PERENCANAAN

    Pendekatan perencanaan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memperoleh titik

    tolak perencanaan yang sesuai dengan karakteristik objek perencanaan. Pendekatan

    perencanaan kemudian akan menjadi landasan yang cukup essensial bagi tahap kegiatan

    perencanaan selanjutnya.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    13/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 13

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    1. Hasil Perencanaan yang Berdaya Guna, meliputi :

    1. Memenuhi dinamika Fungsi,

    Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi bangunan

    yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktitas yang melekat di dalamnya.

    2. Memenuhi dinamika Keruangan

    Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur Keruangan

    yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi yang terjadi di dalam batas

    kapasitas besaran ruang yang optimal.

    2. Hasil Perancanaan yang Berdaya Citra, meliputi :

    1. Memenuhi dinamika ruang dan waktu

    Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam memenuhi tuntutan ruang dan

    waktu saat ini dan masa mendatang.

    2. Memenuhi dinamika teknologi

    Dimana perencanaaan yang dihasilkan dinamis terhadap pemanfaatan maupun

    penerapan teknologi yang tepat guna.

    3. Memenuhi dinamika symbol

    Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan symbol atau

    ungkapan makna sesuai fungsi yang diembannya.

    B. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL

    Pendekatan ini akan mengarahkan pada efisiensi penggunaan ruang, efektifitas hubungan

    antar kegiatan dan ruang, bahkan sampai pada tipe-tipe ruang pelayanan dan sirkulasi.

    Sesuai dengan pendekatan tentang fungsional di atas, pendekatan kebutuhan-kebutuhanruang untuk pusat kegiatan harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

    - Kebutuhan Ruang berdasarkan hubungan-hubungan fungsi dan aktivitas yang

    dijalankan yaitu mengetahui Hirarki Fungsi dan alur proses aktivitas yang terjadi

    melalui struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan aktivitas.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    14/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 14

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    - Kebutuhan ruang mencerminkan jenis dan nama ruang daya tampung / kapasitas baik

    dari sisi jumlah kuantitas maupun kualitas tuntutan persyaratan ruang yang mampu

    merespon kebutuhan ruang gerak bagi aktivitas pengguna atau pelaku aktivitas

    maupun mobilitas peralatan bergerak yang digunakan untuk beraktivitas yang terjadi

    di dalam ruang tersebut.- Untuk mengetahui besaran dapat ditempuh melalui analisa besaran ruang yang

    menganalisa ruang gerak pelaku aktivitas, alat peralatan yang dioperasikan oleh

    pelaku aktivitas .

    C. PENDEKATAN ASPEK KINERJA

    Antara lain aspek yang berhubungan dengan unsur-unsur agar kegiatan dapat

    berlangsung dengan baik dan optimal. Lazimnya, aspek ini berkaitan dengan unsur

    kenyamanan, baik fisik maupun psikologis, termasuk pula persoalan sirkulasi dan

    hubungan kegiatan yang menjamin kelancaran dan kemudahan bagi berlangsungnya

    semua kegiatan.

    Apabila kenyamanan fisik diperoleh dengan penggunaan perlengkapan bangunan alami

    (atau paling tidak sebagian besar), maka bangunan akan berperan pada penghematan

    energi yang sangat layak mendapatkan perhatian. Di samping itu, perhatian terhadap

    lintasan dan radiasi matahari dalam perencanaan akan memungkinkan diperolehnya

    pengurangan pemanasan ruang-ruang dalam yang akan pula membantu menciptakan

    kenyamanan ruang. Dari uraian singkat tentang penghematan energi ini, pendekatan dari

    kinerja diusulkan berorientasi pada penghematan energi dan pengoptimalan

    pemanfaatan sumber-sumber energi alami. kenyamanan ini tidak hanya berhubungan

    dengan kenyamanan fisis tetapi juga akan mencakup kenyamanan visual ( berhubungan

    dengan penglihatan) dan audial (berhubungan dengan pendengaran, kebisingan) serta

    kenyamanan psikologis yang berkaitan dengan kenyamanan rasa sehingga suasana kerja

    dapat lebih dinamis, bersemangat, teratur dan, optimal.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    15/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 15

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    D. PENDEKATAN KONTEKSTUAL

    Antara lain aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur fisik dan non fisik diluar bangunan,

    antara lain persoalan tapak, lingkungan sekitar, perkotaan, peraturan pembangunan,

    arsitektur lokal bahkan wujud-wujud sosial kultural masyarakat.

    Pendekatan kontekstual akan sangat mempertimbangkan seluruh unsur-unsur dan

    potensi tapak, lingkungan sekitar, perkotaan dan pendayagunaan kekayaan khasanah

    arsitektur setempat, kebiasaan sosial kultural masyarakat. Dengan pendekatan ini akan

    diperoleh hasil rancangan sebagai solusi yang diperkirakan sesuai dan tepat menjawab

    persoalan-persoalan kontekstual, komplek bangunan akan mendukung harmonisasi

    lingkungannya, dan akrab bagi masyarakat.

    Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus mendapat

    perhatian adalah:

    1. Potensi fisik

    1. Luas, bentuk, dan orientasi site

    Kondisi site adalah lahan yang masih memerlukan maintenance berupa land

    development. Orientasi site manghadap jalan lingkungan Warga yang berpotensi

    pada kemudahan aksesibilitas dan mudah ditangkap pandang dari arah jalan

    tersebut.

    2. Kondisi fisik tanah

    Perlunya tes daya dukung tanahnya untuk memastikan berapa tingkat daya dukung

    tanah terkini, apakah terjadi perubahan atau tidak.

    3. Aksesibilitas terhadap site

    Pencapaian yang mudah, merupakan potensi yang baik.

    4. Instalasi infrastruktur tingkat kota

    Yakni mempunyai manfaat langsung terhadap site sebagai pertimbangan

    perencanaan adalah jaringan jalan, jaringan listrik dan penerangan, saluran

    drainase kota dan jaringan telepon, merupakan infrastruktur standar yang

    merupakan potensi.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    16/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 16

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    2. Potensi nonfisik

    1. Kebijakan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun

    Anggaran 2015 antara lain tentang :

    1. tata guna lahan

    2. garis sepadan bangunan3. koefisien dasar bangunan

    4. koefisien lantai bangunan

    5. kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam RTRK tersebut.

    2. Kebijaksanaan dan peraturan resmi yang berlaku tentang standar-standar

    perencanaan dan konstruksi bangunan gedung bertingkat.

    E. PENDEKATAN ASPEK ARSITEKTURAL RUANG DAN BENTUK BANGUNAN

    Antara lain aspek ini lebih banyak berkaitan dengan persoalan filosofi, estetika dan

    berbagai simbolisasi, yang dapat diapresiasi melalui tampilan ruang dan bentuk

    bangunan.

    Sebagai bangunan pemerintah yang menduduki hirarki tertinggi dalam penyelenggaraan

    pemerintahan, tentu secara wajar bangunan-bangunan selayaknya tampil formal,

    berwibawa, kokoh dan mampu dipersepsi sebagai tempat pengayoman, terbuka sekaligus

    akrab bagi warga masyarakat. Untuk memperkuat lokalitas, eksplorasi terhadap kekayaan

    khasanah arsitektur lokal patut diketengahkan, meski harus tidak terjebak pada idiom

    atau tampilan bangunan yang kuno dan bernuansa masa lalu, tetapi semangat kekinian

    harus pula menjadi pendekatan yang perlu digarap.

    1. Prinsip Dasar

    Di dalam melakukan pendekatan konsep perencanaan bentuk bangunan dapat

    memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

    1. Kelancaran Aksesbilitas

    2. Keamanan Pengguna

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    17/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 17

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Perencanaan tata ruang dan bentuk arsitektur Bangunan diarahkan pada penataan

    yang aman baik secara hirarki fungsi maupun bentuk fisik bangunan yang secara

    jelas.

    3. Kenyamanan Pengguna

    4. Kenyamanan adalah prinsip umum yang selalu dipakai dalam segala jenisperencanaan gedung.

    2. Orientasi Bangunan

    Orientasi bangunan sangat penting dalam penataan Kawasan Kota Lama.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi Aset bangunan di Kota Lama adalah:

    1. Pencapaian dari jalan/ akses kota.

    2. Arah mata angin kaitannya dengan faktor kualitas pencahayaan.

    3. Bentuk dan batas site.

    4. Jarak dan jangkauan tangkapan pandang skala kawasan.

    3. Tipologi Bentuk Fasade Arsitektur

    Tipologi bentuk fasade arsitektur bangunan Fasilitas Bangunan menggunakan unsur

    arsitektur Kolonial sebagai inti dipadukan dengan unsur arsitektur lokal. Alasan

    penggunaan tipologi demikian adalah:

    1. Sistem dan fungsi operasional bangunan fasilitas Pelayanan cenderung mudah

    diterapkan di dalam tipologi arsitektur kolonial berupa modul bangunan terutama

    pada bagian-bagian ruang yang berkaitan dengan aktivitas yang ada dan disatukan

    dengan budaya lokal setempat. Sehingga diharapkan pilihan tersebut akan

    berdampak nilai tambah estetis yang mudah diterima masyarakat.2. Dari sisi perilaku pengguna, tipologi arsitektur kolonial bersifat fleksibel dan lebih

    diterima pengguna. Sedangkan nuansa arsitektur lokal dipadukan dengan

    arsitektur kolonial ditempatkan pada penataan fasade dan interior bangunan

    terutama di dalam area publik.

    3. Dari sisi lingkungan, faktor iklim merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi

    bentuk bangunan. Iklim tropis yang menjadi iklim di dalam wilayah perencanaan

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    18/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 18

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    harus diadaptasi secara arsitektur. Untuk itu, selain bertumpu pada arsitektur

    kolonial dan arsitektur lokal, juga harus memenuhi prinsip-prinsip arsitektur

    tropis. Ciri-ciri arsitektur tropis antara lain adanya sistem perlindungan bangunan

    dari cuaca tropis, bukaan-bukaan berupa ventilasi udara, maupun penggunaan

    bahan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis yang lembab dengan duamusim.

    Sedangkan dalam penerapannya, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam

    merancang fasade bangunan adalah:

    1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work)

    Suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah

    terlihat sejak modul dan rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi,

    rangka bangunan juga mengekspresikan bentuk yang sederhana maupun

    bentuk bervariasi, rangka bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan

    kelihatan ringan atau kelihatan berat (massif-padat)

    2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan

    Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam ataupun rata luar ataupun

    kombinasi rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat

    menutupi secara total ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah

    dinding-dinding luar yang dipermainkan, sebaliknya dinding pengisi struktur

    bisa disembunyikan dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari

    luar adalah tampak penonjolan rangka bangunan.

    3. Aspek penyelesaian akhir (finishing)

    Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan

    teksturnya serta tempelan-tempelan material perindahan lainnya.

    Finishing juga diterapkan pada interior yaitu pada bagian dinding, lantai dan

    plafond. Pilihan-pilhan material untuk bahan finishing harus memenuhi

    kriteria-kriteria teknis yaitu standar bahan bangunan yang berlaku.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    19/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 19

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    4. Aspek bentuk bangunan

    Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa mengekspresikan suatu latar

    belakang budaya kolonial dan setempat, untuk daerah Jawa Tengah, ekspresi

    bangunan tradisional diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang

    untuk ekspresi bangunan kolonial mengikuti bentuk bangunan eropa, secaraumum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan sistem struktur

    dan pemilihan material bangunan.

    5. Aspek skala tampak bangunan

    Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala manusia diterapkan

    untuk perencanaan bangunan-bangunan yang bersifat profan, skala diluar

    manusia diterapkan untuk perencanaan bangunan religius dan ataupun

    bangunan monumental lainnya.

    Dengan alasan-alasan tersebut diatas, tipologi arsitektur yang diterapkan

    dalam bentuk arsitektur Aset Bangunan di Kota Lama (Oudetrap) dapat

    menyentuh segala bagian bangunan baik dari sisi wajah depan (fasade)

    maupun interior bahkan lebih jauh kedalam ke sisi teknologi struktur

    konstruksi dan rancang bangun.

    F. PENDEKATAN ASPEK TEKNIS

    Antara lain aspek yang berhubungan dengan keteknikan, konstruksi dan perlengkapan

    dan bahan bangunan.

    Dengan berorientasi pada kemampuan teknis dan pembiayaan pembangunan, maka

    pendekatan teknis diarahkan pada penggunaan teknologi bangunan bertingkat, yakni

    pembangunan yang banyak bergantung pada teknologi tinggi dan ketersediaan bahan

    dan peralatan kerja yang sangat canggih. Hal ini tentu didasarkan pada pertimbangan

    ketersediaan biaya bangunan dan harus efisien serta pertimbangan kemampuan

    menyerap tenaga kerja terampil menengah dan bawah lebih banyak dan terutama tenaga

    kerja lokal. Perlengkapan bangunan juga diupayakan pada tingkat kebutuhan yang wajar

    serta perlunya mempertimbangkan biaya operasional, perbaikan dan perawatan

    perlengkapan. Untuk bahan bangunan yang digunakan seyogyanya lebih berorientasi

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    20/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 20

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    pada bahan-bahan lokal (jika memungkinkan), mudah didapat, perawatan dan perbaikan

    bahan bangunan diarahkan minimal.

    Pendekatan aspek teknis bila dijabarkan antara lain:

    Konsep Disain Sistem Struktur dan Konstruksi

    1. Kriteria Umum Perencanaan Struktur

    Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama

    Tahun Anggaran 2015 analisis dan perencanaan struktur bangunan secara umum

    harus sudah dipertimbangkan dan memenuhi terhadap aspek-aspek antara lain :

    a) Structural Adequacy (Kelayakan Struktur)

    Struktur yang direncanakan harus mampu menerima semua kombinasi

    pembebanan dan memenuhi batas-batas lendutan (deflection) yang diijinkan.

    b) Structural of Appropriates (Kesesuaian)

    Perencanaan struktur harus memberikan kepatutan (keselarasan) bagi fungsi-fungsi

    disain arsitektur.

    c) Structural of Economic (Ekonomis)

    Struktur direncanakan dengan pembiayaan yang wajar.

    d) Structural easy of treatment (Mudah perawatan)

    Perencanaan struktur harus direncanakan sedemiian rupa, sehingga perawatannya

    mudah dan biaya yang ditimbulkannya minimum.

    2. Prinsip Dasar Perencanaan Sistem Struktur Bangunan

    Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset

    Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015, antara lain adalah:

    a) Fungsional Bangunan

    Fungsional bangunan tidak saling berbenturan dengan fungsional sistem struktur

    bangunan, tetapi diarahkan saling mendukung.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    21/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 21

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    b) Kekuatan dan Kinerja Bangunan

    Kekuatan bangunan berkaitan erat dengan pilihan sistem dan modul struktur.

    Berdasarkan kekuatan lalu dianalisis apakah juga memenuhi syarat kinerja yang

    lebih luas (lendutan, rentakan, keawetan, getaran, dsb)

    c) Keamanan Bangunan

    Keamanan struktur bangunan memperhatikan faktor keamanan bangunan

    terhadap pilihan sistem struktur.

    d) Teknologi Bangunan

    Teknologi yang diterapkan berkaitan dengan metode konstruksi struktur, pilihan

    teknologi yang akan digunakan harus merupakan pilihan teknologi yang sudah teruji

    dan mempunyai pengarauh besar terhadap tiga prinsip sebelumnya.

    3. Sistem Mekanikal Elektrikal

    a. Pekerjaan Elektrikal

    Sumber daya listrik seluruhnya didapat dari jaringan instalasi PLN untuk melayani

    semua bangunan baik ruang dalam maupun ruang luar (lansekap bangunan) dengan

    berbagai kebutuhan yang menggunakan daya listrik antara lain :

    1) Power stop kontak dan lampu penerangan

    2) Sistem tata udara / Air Conditioning

    3) Pompa

    4) Komputer

    5) Peralatan elektrikal penunjang lainnya

    Dalam penyediaan daya didasarkan skala prioritas terutama penerangan, stop

    kontak, dan pompa harian. Sebagian fasilitas akan mendapatkan pelayanan

    emergency(darurat).

    Dengan kata lain pasokan sumber daya listrik berasal dari 2 sumber yaitu :

    1) Jaringan PLN

    2) Generator Set

    Dalam kondisi darurat, misalnya jaringan PLN padam, pasokan listrik dari generator

    set (genset) akan memasok sekitar 60% dari sumber yang disediakan oleh PLN

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    22/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 22

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    untuk mensuplay instalasi prioritas dimana kegiatan perkantoran diharapkan tidak

    terhenti.

    Dalam perencanaan pencahayaan ruang dilakukan pembagian zone pencahayaan.

    Dengan adanya ruangan yang berjendela (cahaya alami), system penerangan akan

    diasumsikan dengan kuat terang 300 lux (standard ruang kerja).

    Untuk aktifitas di luar ruang kerja seperti selasar, lavatory, koridor, tritisan

    menggunakan kuat terang 100 sampai dengan 150 lux. Sedangkan untuk halaman

    belakang menggunakan cahaya prioritas, bila ada aktifitas baru diperlukan

    pencahayaan normal.

    Penerangan pencahayaan terutama digunakan pada ruang-ruang yang tidak ada

    pencahayaan atau gedung ini di gunakan pada malam hari. Adapun pencahayaan

    yang disesuaikan dengan standar SNI.

    Selasar / Lorong = 150 200 lux

    Hall = 200-250 lux

    Ruang Kerja = 200-300 lux

    Ruang Pertemuan = 300-400 lux

    Ruang Computer = 500 lux

    Kamar Mandi (toilet) = 75-100 lux

    Khusus tangga darurat menggunakan lampu yang sumber dayanya menggunakan

    2 sumber yaitu PLN / Genset dan Battere yang mempunyai nyala tinggi 3-4 jam

    Khusus pintu keluar / pintu yang menuju tangga darurat, didepan pintu

    tertuliskan huruf EXIT yang juga sumber daya dari PLN dan battery.

    b. Pekerjaan Tata Udara ( Air Conditioner )

    Pekerjaan tata udara dengan menggunakan Central air conditioner (AC) yang dapat

    dikontrol di tiap bagian ruang maupun perlantai bangunan agar lebih efisien dan

    hemat energy, disamping itu juga dengan pemasangan ceiling type.

    Derajat pendinginan ruangan ber-AC berkisar 24 - 26 celcius untuk penghematan

    energy.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    23/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 23

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    c. Pekerjaan Telepon

    Pekerjaan instalasi telepon direncanakan dengan system key telephone (semiPABX). Mengingat kebutuhan penggunaan telepon hanya bersifat komunikasi

    internal dan eksternal saja, maka fasilitas pada sentral telephone model PABX yang

    ada tidak semua digunakan akan ditiadakan dengan tujuan bisa menekan harga

    pekerjaan ini tanpa mengurangi fungsi utama telepon untuk komunikasi, facsimile,

    internet maupun fasilitas lainnya.

    Unit-unit yang akan mendapat pelayanan jaringan telepon adalah unit-unit yang

    mempunyai akses penting. Sedangkan unit penunjang akan mendapatkan satu line

    telepon disetiap ruangnya.

    d. Pekerjaan Instalasi Komputer

    Pekerjaan instalasi komputer ini menggunakan network system, dimana harus

    tersedia server induk yang terhubung dengan semua perangkat komputer yang ada

    diruang kerja. Hal ini memudahkan bagian administrasi dan pengelola gedung

    dalam akses pengolahan dan control data baik keluar maupun di dalam area

    Gedung Oudetrap Kota Lama.

    Adapun system pemasangan instalasi dengan cara inbow yang mempunyai jalur

    sendiri untuk menghindari grounding dengan instalasi yang lain.

    Perlu adanya backup suplai listrik berupa sentral UPS untuk menghindari droping

    tekanan daya listrik yang menyebabkan kerusakan pada hardware dan data dalam

    komputer.

    e. Pekerjaan Instalasi Plumbing

    1. Sistem Air Bersih

    Sistem air bersih akan direncanakan dari dua sumber air, yaitu :

    a) PDAM

    b) Sumur Dalam

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    24/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 24

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Sumber air akan masuk ke ground tank, yang terbagi dua bilik, yaitu bilik 1

    untuk air bersih dari PDAM dan bilik 2 dari sumur dalam. Fungsi dua bilik ini

    juga berguna pada saat pengurasan dimana bilik satu dibersihkan bilik yang

    lain tetap berfungsi melayani pasokan air. Dua bilik tersebut akan

    dihubungkan dengan pipa dan gate valve.Khusus pemipaan air bersih di ground tank, posisi pipa hisap hanya sampai

    kedalaman setengah kedalaman ground tank, sedangkan posisi pipa hisap

    untuk system pemadam kebakaran akan sampai kedalaman ground tank. Ini

    bertujuan supaya ground tank selalu tersedia air, bila sewaktu-waktu ada

    kebakaran system pemadam kebakaran (hydrant) tetap berfungsi.

    Dari ground tank air akan disalurkan menggunakan pompa ke roof tank dan

    dari roof tank akan didistribusikan secara grafitasi ke masing-masing outlet

    sesuai dengan kebutuhan.

    2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas

    Sistem air kotor dan air bekas direncanakan menggunakan pipa PVC AW yang

    aman dari korosi. Air kotor dan bekas akan disalurkan dari kloset, floor drain,

    wastafel menuju STP (Sewage Treatment Plant) untuk diolah menjadi air

    buangan yang aman terhadap lingkungan.

    Air hujan akan disalurkan menuju saluran lingkungan / keliling dan berakhir ke

    saluran perkotaan maupun saluran terdekat. Untuk memudahkan dalam

    perawatan akan dipasang clean out ditempat-tempat tertentu.

    f. Sistem Pemadam Kebakaran

    1. Fire Alarm

    Fire Alarm adalah system pengindraan dini dalam ruangan bila terjadi kenaikan

    suhu maupun asap yang berlebihan secara tiba-tiba. Semua ruangan akan diberi

    instalasi sensor baik heat atau atau smoke detectoryang akan menyampaikan

    data ke panel sentral. Panel sentral ini akan membunyikan alarm serta

    menunjukkan lokasi atau zone yang terjadi insiden kebakaran sehingga petugas

    akan mudah dan cepat menuju lokasi tersebut.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    25/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 25

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Panel sentral fire alarm ini sebaiknya diletakkan diruangan yang selalu ada orang

    (misalnya ruangan satpam). Dan disetiap titik tertentu harus ada tabung

    pemadam api ringan.

    2. Hydrant dan Sprinkler

    Standar bangunan bertingkat harus menggunakan instalasi pemadam kebakaranberupa Hydrant dan Sprinkler dimana masing-masing mempunyai fungsi yang

    berbeda.

    Sprinkler adalah suatu alat outlet air terletak di plafond yang tersambung

    dengan instalasi pipa air pemadam kebakaran. Alat tersebut dilengkapi katup

    yang terbuat dari bola kaca berisi bahan kimia yang akan memuai pecah bila

    ada panas yang melebihi ketentuan standar bahaya kebakaran. Dengan

    pecahnya bola kaca tersebut air akan menyembur keluar keruangan dengan

    harapan api dapat terpadamkan. Sprinkler ini berfungsi sebagai antisipasi

    apabila pemadaman dengan tabung pemadam ringan gagal atau petugas

    kurang cepat bertindak.

    Titik-titik sprinkler diletakkan disetiap ruangan dengan jarak tertentu sesuai

    standard pabrik dan peraturan yang berlaku.

    Hydrant adalah suatu alat pemadam kebakaran yang direncanakan untuk

    membantu memadamkan api apabila sudah terlalu besar dan sprinkler sudah

    tidak mampu, dengan kemampuan tekanan air yang disemburkan lebih besar

    dan kuat. Penempatan hydrant ditempatkan dalam bangunan pada tiap-tiap

    lantai (hydrant pile). Sumber air hydrant berasal dari ground tank,

    dipompakan dengan pompa sentrifugal untuk waktu kerja pemadaman

    sampai air habis direncanakan sekitar 30 menit. Dengan tenggang waktu

    tersebut diharapkan mobil pemadam kebakaran sudah tiba dilokasi.

    Ground tank ini dikoneksi melalui siamise conection, dengan tujuan apabila

    air di dalam ground tank habis perlu penambahan air melalui mobil pemadam

    kebakaran, maka groundtank akan disuntik air melalui Siamese connection ini.

    g. Pekerjaan Tata Suara

    Tata suara pada suatu lingkungan bangunan gedung sangatlah penting Pada

    dasarnya kegunaan untuk mempermudah dalam penyampaian berita atau suatu

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    26/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 26

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    pengumuman, panggilan kepada staf atau pengunjung public. Pada saat-saat

    darurat dapat digunakan untuk menyapaikan informasi evakuasi bila terjadi suatu

    insiden kebakaran.

    h. Penangkal PetirPenangkal petir adalah sistem pengamanan yang sangat penting bagi suatu

    bangunan gedung bertingkat.

    Penting karena untuk melindungi pengguna yang ada didalam maupun di sekeliling

    bangunan, melindungi bangunan itu sendiri, dan melindungi peralatan di

    lingkungan gedung dalam format elektronik maupun digital.

    Penggunaan penangkal petir adalah suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan dan

    penggunaannya juga tidak boleh mengurangi keindahan arsitektur bangunannya.

    Jenis penangkal petir yang digunakan untuk bangunan gedung kantor menggunakan

    jenis elektro statis. Jenis ini memiliki radius pengamanan yang relative besar

    meskipun hanya menggunakan satu split elektro statis, dibandingkan dengan split

    konvensional yang biasanya memerlukan banyak split.

    Penangkal petir jenis Electro Statis dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Sistem perlindungannya menggunakan satu split yang mempunyai jangkauan

    atau perlindungan yang luas. Untuk radius 50 meter hingga 150 meter. Radius

    perlindungan akan menjadi luas bila Split penangkal petir ditinggikan lagi,

    minimal untuk ketinggian dari puncak tertinggi 4 (empat) meter.

    2. Dari puncak penangkal petir bila terjadi sambaran akan dialirkan melalui

    penyalur khusus menggunakan kabel Coaxial yaitu kabel yang didisain khusus

    untuk aliran petir hingga 200 KA.

    3. Dari puncak penangkal petir disalurkan kabel tersebut hingga sampai ke tanah.

    4. Ditanah sudah dipersiapkan suatu alat untuk penyaluran petir dari bahan

    tembaga yang dimasukkan hingga pada kedalaman 12 meter.

    5. Dipermukaan tanah dari ujung teratas tembaga penyalur petir dibuat bak control

    gunanya untuk kemudahan pengecekan apakah grounding yang ada masih

    berfungsi dengan baik dan sempurna.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    27/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 27

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Penangkal petir adalah suatu syarat yang ditentukan oleh peraturan perlindungan

    dan keselamatan kerja bagi bangunan tiga lantai atau lebih. Dengan adanya

    penangkal petir seseorang yang berada di bawahnya akan terlindungi dengan aman

    dalam melakukan suatu kegiatan.

    1. Prinsip Dasar Perencanaan Mekanikal Elektrikal

    Yang menjadi prinsip perencanaan mekanikal elektrikal adalah:

    1. Efisien terhadap penggunan energi

    Yaitu alat dan sistem yang digunakan memenuhi syarat dalam pemakaian daya

    listrik yang seminimal mungkin, sehingga hemat enegi.

    2. Fungsional dan Aman

    Prinsip ini berkaitan dengan kinerja dari peralatan dan sistem ME yang dipakai

    harus dapat memenuhi syarat fungsional yang maksimal. Sedangkan prinsip

    keamanan menyangkut kinerja alat dan sistem ME benar-benar memenuhi standar

    kemanan yang berlaku.

    3. Kenyaman

    Prinsip kenyamanan dan kelancaran merupakan hal yang ditekankan dalam

    pemilihan alat dan sistem ME sampai dengan sistem operasional peralatan yang

    maksimal harus memenuhi standar kenyamanan terutama untuk sitem

    penerangan, pengkondisian udara, dan tata suara atau telekomunikasi.

    4. Ekonomis

    Prinsip ekonomis yang dimaksud adalah pemilihan alat dan peralatan sistem

    instalasi yang mampu beroperasional dengan biaya operasional, perawatan dan

    pemeliharaan yang semurah mungkin. Unuk itu harus dipilih mesin dan peralatanME yang unggul secara mutu tetapi ekonomis dalam operasional.

    Untuk memenuhi prinsip-prinsip diatas maka pilihan terhadap penggunaan dan

    penerapan sistem Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi standar dan peraturan

    Mekanilkal Elektrikal yang berlaku, baik standar nasional maupun standar

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    28/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 28

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    internasional. Bila prinsip-prinsip tersebut diterapkan, maka hasilnya akan

    berdampak menguntungkan bagi operasional bangunan perkantoran.

    2. Peraturan dan Standar Perencanaan Mekanikal Elektrikal

    Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan sistem Mekanikal

    Elektrikal bangunan yang berlaku di Indonesia, dan harus digunakan dalam

    perhitungan Mekanikal Elektrikal dan perencanaan bangunan adalah sebagai berikut:

    1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)- A.V.E.V.D.E.

    2. SLI 1992 tentang mekanikal elektrikal

    3. Peraturan Umum Pemadam Kebakaran (NFP)

    4. PeraturanUmum Air Minum (AVWI-Drink Water)

    5. ASTM, ASME

    6. SMACNA

    7. ASHRAE, ARI, NFPA

    8. Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku da dipersyaratkan berdasarkan

    normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas.

    3. Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal

    Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal(ME) bangunan meliputi

    perencanaan sistem jaringan/ instalasi dan peralatan ME. Di dalam merencanakan

    desain Mekanikal dan Elektrikal, pada dasarnya harus sejalan dengan Perencanaan

    arsitektur dan struktur bangunan gedung.

    Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan Mekanikal dan Elektrikal

    adalah :

    1. Pemahaman Aspek Arsitektur Bangunan Gedung

    Yang harus dipahami dari aspek arsitektur meliputi Fungsi dan aktifitas, Program

    Ruang dan persyaratan ruang. Dari pemahaman tersebut maka akan diperoleh

    gambaran kebutuhan-kebutuhan pengguna terhadap sistem mekanikal Elektrikal. Di

    samping itu juga dari pemahaman tersebut dapat dicapai koordinasi antara

    perencanaan ME dan arsitektur terutama dalam kaitannya dengan perletakan

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    29/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 29

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    sistem jaringan dan perlengkapan ME di dalam wilayah arsitektural bangunan, yaitu

    yang berkaitan dengan kebutuhan ruang-ruang untuk perletakan jaringan dan

    peralatan ME maupun sisi-sisi estetika perletakan dan pemasangannya.

    2. Pemahaman Aspek Struktur Bangunan Gedung

    Yang perlu dipahami dari aspek Struktur bangunan gedung adalah sistem struktur

    yang berkaitan dengan perletakan peralatan dan sistem jaringan Mekanikal dan

    Elektrikal di dalam sistem struktur bangunan terutama sekali yang berkaitan dengan

    beban-beban peralatan ME dan prinsip pemasangannya yang sesuai dengan prinsip

    beban dan gaya pada sistem struktur bangunan gedung. Hal ini perlu dilakukan

    karena sisitem jaringan dan peralatan Mekanikal Elektrikal tersebut sebagian besar

    melekat secara langsung di dalam stuktur bangunan gedung. Untuk itu perlu

    dikoordinasikan pula sistem perletakan jaringan dan perlengkapan ME yang sinkron

    dengan sistem struktur bangunan gedung.

    3. Program Kebutuhan Insalasi dan Perlengkapan Mekanikal Elektrikal

    Berangkat dari pemahaman-pemahaman aspek arsitektur dan struktur bangunan di

    atas, barulah dapat diestimasi kebutuhan-kebutuhan sistem Mekanikal dan

    Elektrikal yang akan dipakai. Dalam menentukan kebutuhan sistem Mekanikal

    Elektrikal harus pula berpedoman pada standart-standart dan peraturan yang

    berlaku, termasuk tersedianya bahan dan material tersebut di pasaran.

    4. Analisa dan Perhitungan Instalasi dan Perlengkapan Mekanikal Elektrikal

    Analisa yang dimaksud meliputi analisa perencanaan sistem jaringan dan peralatan

    ME yang saling kait mengkait secara sistematik. Bagian yang paling rumit adalah

    analisa kebutuhan daya listrik dari sistem jaringan elektrikal itu sendiri maupun

    sistem support elektrikal terhadap peralatan-peralatan elektrik mekanikal elektrikal

    (seperti AC, Detector, mesin-mesin listrik, dan sebagainya). Sedangkan perhitungan

    yang dibutuhkan adalah perhitungan daya dari setiap sistem dan sub sistem ME

    yang digunakan. Keluaran dari perhitungan tersebut adalah kapasitas total daya

    yang dibutuhkan. Dari keluaran tersebut dapat diperkirakan besarnya daya yang

    akan diajukan untuk penyambungan daya PLN, atau dapat digunakan untuk

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    30/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 30

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    memperkirakan ukuran kapasitas daya genset yang dibutuhkan, sebagai suplay

    daya cadangan.

    5. Desain Lay Out Sistem Jaringan Mekanikal dan Elektrikal

    Desain lay out sistem ME dapat dilakukan setelah analisis dan perhitungan tersebut

    dilakukan. Desain Lay Out Jaringan ME meliputi sistem jaringan mulai dari sistem

    Primer yang merupakan sistem makro hingga sistem mikro pada tingkat jaringan

    sekunder, tertier dan seterusnya. Desain tersebut dapat saling terkait antar sistem

    ataupun terpisah.

    G. PENDEKATAN ASPEK PEMBIAYAAN

    Yakni aspek yang berhubungan dengan penggunaan biaya pembangunan. Sebagaimana

    lazimnya bangunan pemerintah, biaya pembangunan fisik cenderung terbatas, meskipun

    tidak harus diartikan sebagai sederhana dan tidak optimal. Untuk menyiasati

    keterbatasan ini, pendekatan manajemen alokasi penggunaan dana perlu

    dipertimbangkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah untuk ruang dan

    bangunan yang kurang memerlukan tampilan-tampilan secara spesifik diusahakan sangat

    efisien dan cukup memenuhi standar minimal dan sangat fungsional (fisik). Sebagai

    contoh bangunan/ruang gudang, mekanikal-elektrikal, serta bangunan-bangunan service

    lainnya. Dengan cara ini secara keseluruhan akan diperoleh kelebihan-kelebihan yang

    dapat dioptimalkan bagi ruang/bangunan yang memerlukan penyelesaian-penyelesaian

    khusus. Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai diarahkan sampai tingkat memenuhi

    standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan diperoleh. Pada intinya, untuk

    mengoptimalkan biaya bangunan sehingga tetap diperoleh tampilan dan kinerja

    bangunan yang baik, wajar dan sesuai untuk bangunan perkantoran, diperlukan

    pencermatan dalam alokasi penggunaan biaya pada tiap bagian fisik bangunan.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    31/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 31

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    III. PROGRAM KERJA

    Program Kerja merupakan rangkaian tahapan yang akan diterapkan oleh Konsultan dalam

    keseluruhan proses penyusunan pekerjaan. Rangkaian tahapan sekaligus merupakan rangkaian

    langkah kerja dari proses persiapan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan proses pembangunandan pengendalian pelaksanaan program. Secara keseluruhan, proses penyusunan pekerjaan

    dibagai dalam 5 tahapan atau langkah kerja.

    1. Tahap persiapan & pendataan

    2. Tahap konsep pra-rencana teknis

    3. Tahap pengembangan rencana (analisis)

    4. Tahap rencana detail/ penyusunan dokumen DED

    5. Tahap pengawasan berkala (pada tahap konstruksi)

    A. RENCANA KERJA KONSULTAN PERENCANA

    1. Tahap Persiapan & pendataan

    KERANGKA

    ACUAN KERJA

    PEMAHAMAN

    PEKERJAAN :

    Tujuan dan

    Sasaran

    Ruang Lingkup

    Pekerjaan

    Metodologi

    P e r s o n i l

    Schedule

    Standar Bangunan

    Kebutuhan dasar perancangan

    1.1

    1.1

    2.1

    A. Persiapan Kegiatan

    Dalam tahapan ini akan dilakukan kegiatan-

    kegiatan yang tujuannya adalah menyiapkan

    segala sesuatunya yang diperlukan bagi

    pelaksanaan kegiatan, seperti:

    1. Pengarahan dan mobilisasi seluruhpersonil yang akan dilibatkan

    2. Perumusan secara lebih rinci strategi dan

    cara penanganan kegiatan

    3. Melakukan persiapan-persiapan teknis

    yang diperlukan untuk penyelenggaraan

    kegiatan.

    4. Mengumpulkan dan mempelajari secara

    global data maupun informasi yang sudah

    dimiliki pihak lain untuk memperoleh

    gambaran mengenai permasalahan

    perencanaan

    5. Menyelesaikan urusan-urusan administrasi

    kegiatan (SPK, Kontrak, dll)

    6. Menyediakan ruang kerja lengkap dengan

    peralatan serta transportasi yang

    dibutuhkan.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    32/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 32

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    B. Pendataan

    Pada tahapan ini, terdapat beberapa paket pekerjaan yang harus diselesaikan, yaitu:

    1. Survey lokasi, pendataan kondisi existing.

    2. Studi literatur

    3. Mengumpulkan data-data gambar asbuild drawing dari bangunan existing.4. Mengumpulkan data-data dan informasi sekunder yang menunjang pelaksanan

    kegiatan identifikasi, survey, investigasi, penyusunan prarencana.

    Keluaran yang dihasilkan pada tahap ini sangat dibutuhkan sebagai bahan masukan

    bagi tahap-tahap selanjutnya, yaitu untuk penyusunan program pengembangan fisik

    maupun untuk penyusunan rencana dan rancangan.

    2. Tahap konsep pra-rencana teknis

    PEMAHAMAN TEORITIK

    1. Perancangan Arsitektur : pengertian, lingkup, elemen disain

    2. Jiwa tempat atau karakter tempat : elemen, kriteria disain

    3. Metoda pengumpulan dan pengolahan data

    DATA TERSTRUKTUR

    LINGKUNGAN &

    TAPAK

    Pola Kegiatan

    sistem penghub.

    Tatanan Bentuk &

    Ruang Luar

    Infrastruktur

    Gedung Kantor

    Pola aktivitas

    Pola Sirkulasi

    Tatanan Bentuk

    dan Ruangan

    Kualitas Tatanan

    Bentuk & Ruangan

    PENGUMPULAND A T A

    LINGKUNGAN &

    TAPAK

    1. data primer

    2. data sekunder

    Bangunan

    1. data primer

    2. data sekunder

    PENENTUAN

    ELEMEN DISAIN

    LINGKUNGAN

    TAPAK

    EKSPLORASI

    ASPIRASI

    manajemen gedung

    perkantoran, user/

    pengelola jasa,

    karyawan, tenaga

    ahli.

    2.1

    2.1

    2.2

    2.3

    2.4

    2.53.1

    NO

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    33/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 33

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    Tahap ini bertujuan untuk menentukan secara garis besar pedoman-pedoman bagi

    perencanaan fisik yang nantinya harus diakomodasi di dalam rencana. Pra rencana ini

    untuk selanjutnya harus menjadi pegangan tim dalam merumuskan rencana maupun

    rancangan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam tahap ini adalah:

    Studi literatur untuk memperluas wawasan dan mencari masukan bagi kegiatan ini.

    Analisis terhadap areal perencanaan berdasarkan data yang telah terkumpul dan

    masukan yang didapat dan tahap pendataan fisik;

    Perumusan pra rencana sesuai dengan hasil analisis, masukan dari Konsultansi

    Fasade / tampak, maupun hasil studi literatur.

    3. Tahap pengembangan rencana ( analisis )

    Tahap ini dilaksanakan setelah konsep pra rencana disetujui. Dari pra rencana

    kemudian dikembangkan lebih mendetail, sehingga pemberi tugas dapat lebih

    memahami dan mengerti bentuk seperti apa nantinya bangunan ini.

    ANALISIS

    LINGKUNGAN & TAPAK

    Pola Kegiatan

    sistem penghubung

    Tatanan Bentuk &

    Ruang Luar

    Infrastruktur

    GEDUNG

    Pola aktivitas

    Pola Sirkulasi

    Tatanan Bentuk

    dan Ruangan

    Kualitas TatananBentuk & Ruangan

    RUMUSAN

    PERMASALAHAN

    LINGKUNGAN & TAPAK Pola Kegiatan

    sistem penghubung

    Tatanan Bentuk &

    Ruang Luar

    Infrastruktur

    BANGUNAN

    Pola aktivitas

    Pola Sirkulasi

    Tatanan Bentuk

    dan Ruangan

    Kualitas TatananBentuk & Ruangan

    PEMAHAMAN TEORITIK

    1. Kebutuhan dasar perancangan

    2. Jiwa tempat atau karakter tempat : elemen, kriteria disain

    3. Prinsip - prinsip analisis dan perancangan tapak

    3.1

    NO

    3.2

    4.1

    NO

    5.1

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    34/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 34

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    4. Tahap rencana detail/ penyusunan dokumen DED

    Dalam penyusunan perencanaan lengkap bangunan dilakukan dengan melakukan

    pekerjaan-pekerjaan:

    Gambar-gambar kerja struktur, arsitektur, mekanikal & elektrikal, maupun site

    engineering.

    Perhitungan struktur, Arsitektur, mekanikal & elektrikal.

    Laporan perencanaan

    Spesifikasi teknis (RKS) struktur, arsitektur, mekanikal & elektrikal, serta

    Rencana anggaran biaya (RAB)

    Bill Of Quantity ( BQ )

    5. Tahap pengawasan berkala ( pada tahap konstruksi )

    Pengawasan berkala dilakukan Konsultan Perencana untuk membantu Pengguna

    Anggaran dan konsultan pengawas dalam pengawasan pelaksanaan fisik secara

    berkala, dengan memberikan gambar detail tambahan dan membantu menyelesaikan

    permasalahan yang berhubungan dengan disain setelah permasalahan tersebut dikaji

    oleh Konsultan Pengawas atas persetujuan Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat

    Komitmen

    PENGEMBANGAN DISAIN

    NO

    6.1

    PRADISAIN TERPILIH

    Situasi

    Denah Site

    Denah - Tampak

    PENGEMBANGAN

    RENCANA

    Arsitektur

    Struktur

    Mekanikal Elektrikal

    Utilitas

    Spesifikasi teknis

    perkiraan biaya

    6.2

    NO

    PENYUSUNAN DED :

    - GAMBAR PERENCANAAN

    - RKS

    - RAB/BQ

    TAHAP PELELANGAN

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    35/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 35

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    IV. PERENCANAAN PEKERJAAN

    A. Tahap Konsepsi Perancangan

    1. Mengumpulkan informasi tentang persyaratan pokok dari segala aspek yang

    berhubungan dengan Kegiatan Perencanaan;

    2. Menetapkan konsep perancangan yang sesuai data kondisi existing;3. Menjadwalkan waktu perancangan berkaitan dengan disiplin lain;

    4. Konsep perancangan yang disetujui oleh Pengguna Anggaran.

    B. Tahap Pra Rancangan

    - Menetapkan Pra rancangan disertai dengan pra rancangan alternatif

    - Menyiapkan kriteria perancangan yang mencakup:

    1) Kerangka;

    2) Peraturan, standar, spesifikasi dan referensi;

    3) Spesifikasi bahan bangunan;

    4) Kriteria teknis disain;

    5) Mengkoordinasikan rancangan struktur dengan pihak Pengguna Anggaran dan Pihak

    Perencana dari disiplin lain;

    6) Mencapai pra rancangan struktur yang disetujui oleh pihak Pengguna Anggaran.

    C. Tahap Pengembangan Rancangan

    I. Mengembangkan desain dalam hal detail-detail tipikal / prinsip;

    II. Penyesuaian tata letak terhadap kondisi eksisting;

    III. Pembuatan profil bangunan (potongan, tampak);

    IV. Menentukan schedule material;

    V. Diskusi dengan Pengendali Kegiatan, User, Tim Teknis.

    D. Tahap Pembuatan Dokumen Detail Desain

    a. Menyusun gambar-gambar perencanaan;

    b. Menyusun dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan;

    c. Melakukan koordinasi dengan quantity surveyor / estimator;

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    36/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 36

    DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

    d. Melaksanakan pemeriksaan dan revisi atas dokumen perancangan struktur sebelum

    diserahkan kepada pihak Pengguna Anggaran untuk proses pelelangan dan

    pelaksanaan;

    e. Mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran atas dokumen perencanaan.

    E. Tahap Pelelangan

    1. Membantu dalam memberikan penjelasan teknis pada saat penjelasan pekerjaan;

    2. Membantu membuat lampiran Berita Acara Penjelasan Pekerjaan fisik;

    3. Membantu evaluasi teknis pada saat verifikasi calon pemenang lelang.

    F. Tahap Pengawasan Berkala

    1. Menghadiri rapat-rapat koordinasi lapangan yang diselenggarakan oleh Konsultan

    Pengawas, sedikitnya 1 (satu) kali dalam sebulan dan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali

    dalam sebulan;

    2. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan di lapangan yang memerlukan perubahan

    pada perancangan atau memerlukan penyesuaian pada perancangan setelah dikaji

    oleh Konsultan Pengawas dan mendapat persetujuan Pengguna Anggaran;

    3. Memberikan catatan-catatan dan melaporkan kepada Pengguna Anggaran apabila

    terdapat ketidak sesuaian di lapangan terhadap Dokumen Pelaksanaan.

    Tugas-tugas tersebut di atas dilaksanakan oleh Konsultan Perencanaan secara bersama-sama

    dan dikoordinasikan oleh Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran.

  • 7/25/2019 7. Pendekatan & Metodologi Oudetrap

    37/37

    TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

    P a g e | 37

    V. ORGANISASI DAN PERSONIL

    TEAM LEADER

    TENAGA AHLI

    TENAGA AHLI ARSITEKTUR

    TENAGA AHLI SIPIL STRUKTUR

    TENAGA AHLI ARKEOLOGI/SEJARAH

    T. AHLI MEKANIKAL ELEKTRIKAL

    TENAGA PENDUKUNG

    SURVEYOR

    DRAFTER

    OPERATOR KOMPUTER

    ADMINISTRASI