7. Abstrak

1

Click here to load reader

description

arsitek 4

Transcript of 7. Abstrak

Page 1: 7. Abstrak

viii

ABSTRAK

Sejarah tentang alat pemancang yang ada di dunia ini berasal dari hal

yang paling sederhana. Pada awalnya manusia memasukkan tiang pancang yang

terbuat dari kayu pada jaman dahulu dengan menggunakan palu/alat sekadarnya.

Dengan kemajuan teknologi, sudah tidak memungkinkan menggunakan palu

untuk memancang tiang pancang dengan kedalaman yang cukup dalam.

Pembangunan suatu bangunan yang baik sangat tergantung pada

pelaksanaan di lapangan. Pada pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang

sebagai konstruksi bangunan yang paling bawah atau yang biasa kita sebut dengan

Down Structure, banyak hal yang menjadi penyebab gagalnya pekerjaan, antara

lain pemilihan jenis pondasi yang tidak sesuai dengan keadaan topografi daerah

setempat (lokasi proyek) dan tidak sesuai dengan fungsi bangunan di atas,

patahnya tiang pancang (retak–retak) saat proses pengangkatan, alat pancang yang

tidak sesuai dengan ukuran dan jenis tiang pancang.

Dari data–data di lapangan dan sesuai dengan barbagai pertimbangan,

maka dipilihlah pondasi tiang pancang pracetak dengan bentuk persegi dan

mempunyai ukuran 350 X 350 mm, panjang 9 m (bagian atas), panjang 3 dan atau

9 m (bagian bawah) dipancang bervariasi sesuai dengan kedalaman, satu sampai

dua tiang pancang per titik.

Proses pemancangan pada proyek ini menggunakan alat pancang HSPD

(Hydraulic Static Pile Driver) T-240. Pemancangan dihentikan (Final Set) apabila

telah mencapai tekanan 20 MPa (setara dengan 2.480 KN atau 248 Ton).

Manado, 1 April 2013

Penyusun