67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

30
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011 Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Sandi Limbong Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar PENGANTAR Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu 1 . Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah 5 . Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI

Transcript of 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Page 1: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 1

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Sandi Limbong

Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar

PENGANTAR

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor

23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan

negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi

penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu1 .

Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih

rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat

miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok

masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap

penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi

seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling

berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya,

pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih

rendah 5.

Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka

Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih

cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI

Page 2: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 2

sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5

Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah

tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.

Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak

adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang

mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor

seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan

kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of

pocket,, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan.

Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya

produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan

pemerintah 3.

Kebijakan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk miskin sudah lama

diterapkan di Indonesia. Pelayanan gratis bagi penduduk yang membawa

surat miskin dari Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), desa dan

pembagian kartu sehat, adalah contoh kebijakan pelayanan kesehatan bagi

penduduk miskin dengan strategi “individual targeting”. Berbagai program

Instruksi Presiden (Inpres), secara tidak langsung juga mempunyai aspek

kebijakan membantu penduduk miskin, misalnya Inpres Obat dan Inpres

Samijaga, merupakan contoh kebijakan dengan strategi “geographic

targeting”. Sebetulnya, kebijakan subsidi tarif pelayanan kesehatan

pemerintah, juga merupakan program melayanani kesehatan penduduk

miskin. Tarif Rp 500 – Rp 1.000 untuk rawat jalan Puskesmas dan Rp 2.000

– Rp 5.000 untuk rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum (RSU),

membantu penduduk yang kemampuannya terbatas. Contoh lainnya program

Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), yaitu pemberian

suplemen gizi bagi anak sekolah yang berada di daerah miskin 1.

BERBAGAI KEBIJAKAN SISTEMATIS

Page 3: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 3

Sejak 1998 muncul kebijakan lebih sistematis dan berskala nasional

untuk melayani kebutuhan kesehatan penduduk miskin, yakni program

Jaringan Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK). Tahun 2003,

pemerintah menyediakan biaya untuk rujukan ke rumah sakit (RS) bagi

penduduk miskin. Dana ini berasal dari pemotongan subsidi bahan bakar

minyak (BBM), yang disebut dana Penanggulangan Dampak Pemotongan

Subsidi Energi (PDPSE), kemudian diubah namanya menjadi Program

Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Dana

PDPSE langsung diberikan kepada RSU. Baik JPSBK dan PDPSE adalah

contoh “supply side approah” dalam memberikan subsidi bagi penduduk

miskin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

SKEMA JPS-BK PDPSE-

BK

JPK GAKIN PKPS

BBM

ASKESKIN JAMKESMAS

NAMA Jaring

Pengaman

Sosial Bidang

Kesehatan

Penanggul

angan

Dampak

Pengurang

an Subsidi

Energi

Bidang

Kesehatan

Jaminan

Pemelihara

an

Kesehatan

Keluarga

Miskin

Program

Kompensa

si

Pengurang

an Subsidi

Bahan

Bakar

Minyak

Jpkmm

(Januari-

Juni

2005)Jamin

an

Pemeliharaa

n Kesehatan

Masyarakat

Miskin ,

Askeskin

(Juli -2008)

Asuransi

Kesehatan

Keluarga

Miskin

Jaminan

Kesehatan

Masyarakat

PERIODE 98/99-2003 2001-2003 2001-2004 2004 2005 2008-

Sekarang

Membantu

Gakin Dalam

direct

Grant

Upaya

Pengelolaan

Tujuan

Sama Dg

Peningkatan

Akses &

Meningkatnya

Akses Dan

Page 4: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 4

Skema

Pembiayaan

Kesehatan

Dasar

Rujukan

Melalui

Puskesmas/R

su Dan Bides

Dan Pmt

Untuk Anak

Bumil Dari

Gakin

99/2000

Membantu

Posyandu

Dalam Pmt

Suplemen

Untuk Anak

Usia 24 -59

Bulan,

Peningkatan

Kontrol

Penyakit

Menular

Terutama

Tbdan

Malaria

Melalui

Imunisasi

Massal

Utk

Rujukan

Ke

Rsu,

Pengadaan

Obat

Essensial

Berdasarka

n

Kebutuhan

Pemda,

Dan

Vaksinasi

Hepatitis-B

Kepada

Balita

Dana

Keshtn

Utk Gakin

Memakai

Prinsip

Asuransi /

Penjaminan

Dimulai Dr

Upaya

Lokal Di

Bbrp

Daerah

Yg

Selanjutnya

Akan

Didukung

Pusat

Pilot Proyek

Di 15

Pemda Di 2

Propinsi

(2001)

Rencana

Utk

Pngembang

an

Scr Nasional

Pada Th

2004

Skema

Terdahulu.

Kombinasi

Cakupan

Utk

Yankes

Dasar

&

Persalinan

(Pdpse-Bk

Plus

Yankes

Dasar &

Revitalisasi

Posyandu)

Mutu

Yankes

Utk Maskin

&

Rentan Agar

Tercapai

Tujuan Akhir

Yaitu

Derajat

Kesehatan

Msyrkt

Setinggi

Tingginy

Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Terhadap

Seluruh

Masyarakat

Miskin Dan

Tidak Mampu

Agar

Tercapai

Derajat

Kesehatan

Masyarakat

Yang

Optimal

Secara Efektif

Dan

Efisien

TARGETIN

G

-SARANA

KESEHAT

Puskesmas,

Rsu,

Posyandu

Rsu,

Puskesma

s

Uskesmas

&

Jaringannya

,

Sarkes Yg

Dikontrak

/Ditunjuk

(Puskesma

Puskesmas

+

Jaringannya

& Rsu

Puskesmas+

Jaringannya

& Rsu

(Pemerintah &

Page 5: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 5

A

Rsu s

+Jaringann

y

A & Rsu)

Swasta Yg

Dikontrak

PROVIDER Bidan Di

Desa

- Bidan Desa

&

Mencoba

Melibatkan

Dokter

Praktek

Swasta

Bidan Di

Desa

Bidan Di

Desa

-

Pemegang

Kartu

Sht Pra

Sejahtera&

Keluarga

Sejahtera I

(Prioritas Bg

Ibu & Anak)

Pemegang

Kartu

Sht Pra

Sejahtera

& Keluarga

Sejahtera I

(Prioritas

Bg Ibu

&Anak)

Dan

Pemegang

Sktm

Pemegang

Kartu Sht

Pra

Sejahtera

& Keluarga

Sejahtera I

Dan

Peserta Dr

Jpk

Gakin Yg

Membayar

Pemegang

Kartu

Sht Pra

Sejahtera

& Keluarga

Sejahtera I

Kuota

Askes”

Dari

Persentase

Penduduk

Yg Dibawah

Grs

Miskin

Menurut

Hasil

Sensus

Bps

Sasaran

Program

Adalah

Masyarakat

Miskin Dan

Tidak

Mampu Di

Seluruh

Indonesia

Sejumlah 76,4

Juta Jiwa,

Tidak

Termasuk

Yang Sudah

Mempunyai

Jaminan

Kesehatan

Lainnya

MEKANISM

EALIRAN

PENDANAA

N

1998 :

Melalui

Bapel Jpkm

Di Tiap

Nitially :

Diberikan

Lgs Ke Rs,

Kmd

Ana Jps Bk

& Pdpse

Bbm

Dikelola/Dik

Masih

Tetap

Menggunak

a

Pkmm (Jan

– Juni

05)

Puskesmas

Puskesmas

Dana

Disalurkan

Llangsung

Page 6: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 6

Kab/Kota

1999:

Langsung

Ke

Rekening

Kepala

Puskesmas

Pengelolaa

n

Distribusi

& Alokasi

Oleh

Dinkes

Propinsi,

Yg

Mendistribu

sikan Ke

Rsu

Berdasarka

n

Data

Historis

Pemanfaat

an

Yankes

Rsu.

Ppe (Paket

Pelayanan

Esensial )

Diterapkan

Ditengah

Pelaksana

an

Program

,Yaitu

Suatu

Paket

Pembiayaa

n

Yankes Yg

Disusun

u

Mpulkan Di

Dkk.

Dkk Akan

Mengontrak

Bapel Utk

Mengelola

Dana

(Pembayara

Nkpd

Provider)

Dana Utk

Yankes

Masyrkt

Dikelola

Lgs Oleh Dk

Nmekanis

me

Yg

Sama Spt

Skema

Terdahulu,

Scr

Langsung

Lewat

Rekening

Puskesmas

&

Rsu

Memperoleh

Dana

Pkps Bbm,

Dr

Klaim Biaya

Yankes Ke

Pt

Askes Mll

Dkk.

Rsu Lgs

Mengajukan

Klaim Ke Pt

Askes Utk

Yankes Bagi

Maskin

Askeskin

(Juli –

Des

‘05)

Puskesmas,

Diberikan

Lgs Ke

Puskesmas

Utk

Yankes,

Rujukan ,

Posyandu &

Biaya

Operasional

Puskesmasr

su : Tetap

Sam

Dr Depkes (Cq

Ditjen

Binkesmas) Ke

Puskesmas

Melalui Pt Pos

Indonesia.

Penyaluran

Dana Ke

Puskesmas

Berdasarkan

Surat

Keputusan

Kadinkes

Kab/Kota

(Dikirimkan

ScrBertahap)

Rumah Sakit

Dana

Disalurkan

Langsung

Dari Depkes

Melalui Kas

Negara (Kppn)

Ke Rekening

Bank Rs. Pada

Tahap

Pertama

Diluncurkan

Dana

Awal Sebesar

2 (Dua) Bulan

Dana

Pelayanan

Kesehatan

Page 7: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 7

Oleh Rsu

Penerima

Dana, Rsu

Akan

Membayar

Klaim Jasa

Dokter

Berdasark

an

Ppe

Tersebu

Yang

Diperhitungkan

Berdasarkan

Jumlah Klaim

Rata-

Rata Perbulan

Tahun

Sebelumnya

Lwt Bapel

Jpkm: Premi

Rp.10.000 /

Kk/ Thn Lwt

Penyaluran

Lgs: Sama

Besar

Distribusi

Bahan

Mkn Lokal

Utk 90 Hr

Sebesar

Rp.1000/Hr/Ib

uRp.750/Hr/A

nak Rujukan

Distirbusi

Dana

Menurut

Data

Historis

Yankes

Ppe

Sangat

Bervarias

Sama

Dengan

Skema Awa

Sama

Dengan

Skema

Awa

Premi Per

Kapita:

Rp.5000/Bl

Atau

Rp60.000/T

h

Rp.1000/Bl

Utk Yankes

Dasar

Rp. 4000/Bl

Utk Yankes

Rujukan (Rs

Premi Per

Kapita:

Rp.5000/Bl

Atau

Rp60.000/Th

Rp.1000/Bl

Utk Yankes

Dasar

Rp. 4000/Bl

Utk Yankes

Rujukan (Rs)

TINGKAT

PENDANA

A

NTOTAL

Tidak

Tersedia Data

Tidak

Tersedia

Data

Perubahan

Penyaluran

&

Pengumpul

an

Dana. Dkk

Tidak

Tersedia

Data.

Pencairan

Dana Sgt

Lambat

2005:

Rp2,232 T

(Realisasi

Rp

1,112 T)

• 2006:

Rp 4,6 T Untuk

76,4 Juta Jiwa

Page 8: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 8

Sbg

Pembayar

& Bapel Sbg

Admnistrato

r

Alokasi Dr

Apbd

Utk Maskin

Dana

Tersalurka

n

Mulai Nop

2004

Rp

3,618 T

(Realisasi

Rp

3,505 T)

• 20Rp

3,5

T (Realisasi

4,6 T

ITEM

PELAYAN

AN

YANKES

Uratif Rajal &

Ambulatory Di

Jaringan

Pusk

Persalinan &

Yankes Ibu

Dasar

Gizi: Pmt Utk

Bumil

& Balita

P2m

Ranap Di

Rs

Penyediaa

n

Obat

Gizi: Pmt

Anak 2 – 5

Th

Kuratif Di

Sarana

Yankes

Publik

Layanan

Preventif

Rajal &

Ranap Di

Puskesmas

& Rsu

Layanan

Kesmas

Yankes

Dasar &

Kegiatan

Luar

Mll

Jaringan

Puskesm

Ranap &

Rajal Tk

Yankes

Rujukan

Pengendalia

n :

Diseminasi

Info,

M & E

Yankes Di

Daerah

Terpencil

Pengadaan

Obat,

Mobil &

Gudang

Obat

Rajal &

Ranap Di

Puskesmas

& Rsu

Layanan

Kesmas

Pengendalian:

Kejanggalan

Hasil

Verifikasi

Medis &

Obat Maka

Verifikator

Independen

Lapor

Ke Tim

Pengelola

Tk. Kab/Kota:

Komite Medis

Rs

Tim Pengelola

Propinsi

(Dibantu Idi

Propinsi)

Page 9: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 9

O

Verifikator

ESTIMASI

DAMPAK :

PUSKEMA

S

Uitlisasi

(Rajal)

Oleh Maskin

Di

Puskms > ;

Rujukan

Pasien

Maskin Ke Rs

>;

Posyandu Yg

Aktif >;

Pertolongan

Persalinan

Nakes >;

Penurunan

Malnutrisi;

Status Gizi

Bayi &

Bumil >

Tidak Ada

Data

Tilisasi

Ranap

& Rajal

Dipuskesma

s >

Rujukan

Maskin Ke

Rs>

Lain-Lain

Tergantung

Variasi

Disain

Paket

Yankes

Yg

Bervarias

Utilisasi >

Utk

Ranap &

Rajal

Dipuskesas

Rujukan

Maskin Ke

Rs >

Kunjungan

Rajal

>Kegiatan

Luar

Gedung >

Posyandu

Aktif

>Persalinan

Oleh

Bides

/Nakes >

Mutu

Yankes >

Penurunan

Malnutrisi

Status Gizi

Bayi

&Bumil >

Kunjungan

Rajal

Kegiatan Luar

Gedung

Posyandu Aktif

Persalinan

Oleh

Bides /Nakes

Mutu Yankes

Penurunan

MalnutrisiStatu

s Gizi Bayi &

BumilRelatif

Stabil (Target

Utilisasi

Diasumsikan

SamaDg

Tahun 2007)

STIMASI

DAMPAK

RSU

Peningkatan

Rujukan

Pasien

Rajal &

Ranap

Dr

Puskesmas

Asien

Ranap Di

Rs

>

Asien

Ranap

& Rajal Rs

>

Asien

Ranap

& Rajal Rs

>

Pasien

Ranap &

Rajal Rs >

Pasien

Ranap&

Rajal Rs

Relatif

Stabil (Target

Utilisasi

Diasumsikan

Sama

Dg Tahun

2007)

Page 10: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 10

ESTIMASI

DAMPAK

DKK

Akupan Tb &

Penyakit

Menular

Lain >

Status Gizi

Msyrkt Dan

Cakupan

Vaksin

Hep

B

Meningkat

Utilisasi

Sarkes

Oleh Maskin

Scr

Umum Akan

Meningkat

Utilisasi

Sarkes

Oleh

Maskin Scr

Umum

Akan

Naik

Perbaikan :

Derajat

Kes;

Status Gizi;

Cakupan

Immunisasi

Dll

Elain

Peningkatan

Spt Program

Sebelumnya

,JugaTerjadi

Peningkatan

Cakupan

Yankes Utk

Daerah

Terpencil.

Perbaikan

Mutu Dlm

Penyimpana

n/ Gudang

Obat

Beban Kerja

Baru:

Penanggung

Jawabtim

Pengelola

Jamkesmas

Kab

/ Kota,

Rekrutmen

Verifikator

Independen

Advokasi Utk

Alokasi Apbd

Bagi Maskin

Diluar Kuot

Seluruh pendanaan program-program di atas bersumber dari

pemerintah dan bersifat proyek, karena itu tidak ada jaminan

kesinambungannya. Sumber dana dari pemerintah daerah belum dipadukan

untuk program pengentasan kemiskinan umumnya dan pembiayaan

kesehatan khususnya. Sementara itu, sulit bagi penduduk miskin jika tidak

lagi mendapat jaminan seperti yang pernah diperolehnya. Dana masyarakat

selama ini juga telah tersedia melalui berbagai lembaga keagamaan yang

memiliki potensi cukup besar. Tanpa suatu program berkelanjutan, akan sulit

mengangkat penduduk miskin dari lingkaran kemiskinan

JAMKESMAS SAAT INI

Jamkesmas ( akronim dari Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah

sebuah program asuransi kesehatan untuk warga Indonesia.Program ini

dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak 2004. Pada tahun 2009

program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk, jumlah ini

Page 11: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 11

termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma

dan penduduk yang tidak memiliki kartu tanda penduduk 3

Tujuan Umum pelaksanaan jamkesmas adalah meningkatnya akses

dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan

tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien. Tujuan Khususnya adalah meningkatnya cakupan

masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di

Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit, meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, terselenggaranya pengelolaan

keuangan yang transparan dan akuntabel 4

Sasarannya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai

jaminan kesehatan lainnya 1

Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi di hampir semua

kabupaten/ kota di Indonesia, kemiskinan tersebut timbul karena

ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya

sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Tentunya kondisi ini

menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga

produktifitas dan pendapatan yang dihasilkan rendah.Tentu sangat banyak

sekali problem yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam menjalani

kehidupan sehari-hari. Dengan pendapatan ekonomi yang pas-pasan tentu

masyarakat akan lebih memprioritaskan bagaimana dapat bertahan hidup

ketimbang yang lain5 .

Dalam makalah ini memang tidak menggambarkan problem hidup

yang dihadapi oleh masyarakat miskin secara menyeluruh, sebab hanya

akan menjelaskan mengenai kesulitan masyarakat miskin dalam mengakses

layanan kesehatan saja. Ini pun masih sangat mungkin belum cukup mampu

menggambarkan mengenai problem di bidang kesehatan, hanya sekedar

Page 12: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 12

memvisualisasikan keresahan masyarakat miskin untuk mengupayakan

akses layanan kesehatan yang murah dan terjangkau 6.

Banyak kendala yang harus ditemui, terutama persoalan pembiayaan

yang dirasakan amat tinggi/ mahal. Sehingga menjadikan masyarakat miskin

menjadi skeptis, apatis terhadap dunia kesehatan. Oleh karena itu

Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program

jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM (2005) atau lebih dikenal dengan

program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi

program JAMKESMAS sampai dengan sekarang. Kesemuanya memiliki

tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat dengan prinsip asuransi kesehatan sosial 7.

Program Jamkesmas Tahun 2010 dilaksanakan dengan beberapa

perbaikan pada aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan

pengorganisasian. Pada aspek kepesertaan misalnya, telah dilakukan upaya

perluasan cakupan, melalui penjaminan kesehatan kepada masyarakat

miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin penghuni lapas/rutan

serta masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat. Dengan

demikian, selain masyarakat yang ada dalam kuota, peserta Program

Keluarga Harapan (PKH), gelandangan, pengemis dan anak terlantar telah

dicakup dalam program Jamkesmas, sehingga masyarakat miskin yang ada

pada ketiga unsur tersebut telah masuk dalam sasaran sebagai peserta

Jamkesmas. Kementerian Kesehatan saat ini telah mencanangkan Jaminan

Kesehatan Semesta pada akhir Tahun 2014, sehingga nantinya seluruh

penduduk Indonesia akan masuk dalam suatu Sistem Jaminan Kesehatan

Masyarakat (universal cover age) 8

Pada aspek pengorganisasian dan manajemen, dilakukan penguatan

peran Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Jamkesmas di Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/kota, terutama peningkatan kontribusi pemerintah daerah didalam

Page 13: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 13

pembinaan dan pengawasan serta peningkatan sumber daya yang ada untuk

memperluas cakupan kepesertaan melalui Jaminan Kesehatan Daerah

(Jamkesda) dan memberikan bantuan tambahan (suplementasi dan

komplementasi) pada hal-hal yang tidak dijamin oleh program Jamkesmas 8.

Pada aspek pendanaan, Kementerian Kesehatan melalui Tim Pengelola

Jamkesmas terus melakukan upaya perbaikan mekanisme

pertanggungjawaban dana Jamkesmas, agar dana yang diluncurkan sebagai

uang muka kepada PPK dapat segera dipertanggungjawabkan secara tepat

waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, akuntabel, efisien dan efektif 8.

Beberapa kendala dalam pelaksanaan jamkesmas meliputi:

1. Kepesertaan

Database peserta Jamkesmas sampai dengan sekarang masih

mengacu pada data makro BPS Tahun 2005, dan ditetapkan by name by

address oleh Bupati/ Walikota. Dengan demikian banyak perubahan-

perubahan data di lapangan seperti banyaknya kelahiran baru, kematian,

pindah tempat tinggal, perubahan tingkat sosial ekonomi, dll. Melalui

pedoman pelaksanaan Jamkesmas Tahun 2010, Kementerian Kesehatan

meminta seluruh Bupati/walikota untuk melakukan up dating data

sehingga menjadi data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya sebagian

kecil yang merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan

kebijakan untuk melakukan up dating data peserta jamkesmas 6.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir Tahun 2008 telah

mengeluarkan data baru dimana jumlah masyakat miskin sesuai kriteria,

by name dan by address telah menurun menjadi 60,3 juta jiwa. Data BPS

terbaru ini menjadi dasar acuan untuk diterbitkannya kepesertaan

Jamkesmas yang baru. Sementara sasaran kepesertaan program

Jamkesmas 2010, tetap sama yaitu 76,4 juta jiwa 7.

2. Pelayanan Kesehatan

Page 14: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 14

Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah

keterlambatan implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit (RS)

serta masih belum kompre- hensifnya pemahaman penyelenggaraan

pelayanan berbasis paket dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan

petugas pemberi pelayanan langsung se- hingga belum terlaksananya

pelayanan yang efisien dan mengakibatkan biaya pembayaran paket

seringkali dianggap tidak mencukupi. Di sisi lain, clinical path- way

sebagai instrumen untuk pemberian pelayanan yang adekuat dan

rasional belum digunakan di banyak RS. Demikian pula, penugasan

Menteri Kesehatan kepada konsorsium BUMN Farmasi, belum

ditindaklanjuti pada tingkat RS agar terjaminnya ketersediaan obat dan

vaksin untuk pelayanan Jamkesmas 6.

3. Pendanaan Program

Pertanggungjawaban pendanaan PPK pada pelaksanaan

Jamkesmas 2009 masih ditemukan permasalahan ketidaktepatan waktu,

jumlah dan sasaran. Bahkan masih ditemukan beberapa rumah sakit

belum dapat menggunakan format INA-DRG secara benar. Dengan

demikian, perlu kerja keras Rumah Sakit agar pertanggungjawaban

keuangan sesuai dengan pengaturannya.

4. Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah

a. Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi

Provinsi/Kabupaten/Kota belum dapat berjalan secara optimal.

Kegiatan sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan

dalam keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum

berjalan sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen

dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pengelolaan

Jamkesmas didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk pelaksanaan

kegiatan pada Tim Koordinasi Jamkesmas di da- erah, terkait dengan

kebijakan-kebijakan yang dalam pelaksanaannya memerlukan

Page 15: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 15

koordinasi seperti kebijakan penatalaksanaan kepesertaan yang

melibatkan seluruh sektor terkait.

b. Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi

Pemerintah Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan

masyarakat diluar kuota. Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme

Jamkesmas harus perlu terus dilakukan terutama bagi daerah yang

sudah melaksanakan Jamkesda. Hal tersebut amat penting agar

kedua kegiatan tersebut dapat bersinergi dengan baik dalam rangka

mempercepat pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta

menghindari duplikasi anggaran (APBD dan APBN), duplikasi sasaran

dan manfaat yang diterima oleh peserta.

c. Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja

bantu- an sosial ini kedalam PAD. Hal ini akan mengganggu

pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas, seharusnya dana belanja

bantuan sosial sepenuhnya diperuntukan bagi pelayanan kesehatan

peserta sebelum menjadi penda- patan Rumah Sakit 6.

Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010.

Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010 pada prinsipnya sama dan

merupakan kelanjutan pelaksanaan program Jamkesmas Tahun 2009

dengan tetap melakukan per baikan yang meliputi :

1. Tata Laksana Kepesertaan

a. Sasaran Tahun 2010 adalah sama dengan Tahun 2009 yakni 76,4 juta

meski data masyarakat miskin menurut BPS Tahun 2008 telah turun

menjadi 60,39 juta. Baseline data kepesertaan Tahun 2010 tetap

menggunakan data sebelumnya. Sedangkan masih ada yang miskin di

luar kuota yang ada (bagi peserta luar kuota yang menggunakan

SKTM) tetap menjadi tanggungan Pemerintah Daerah. Perhatian

khusus kepada peserta Jamkesmas yang belum masuk database

Page 16: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 16

seperti bayi baru lahir dari keluarga miskin, anak ter-

lantar/gelandangan/pengemis (rekomendasi Dinas Sosial), peserta

Program Keluarga Harapan (PKH).

b. Dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan pada Tahun 2010,

terdapat kelompok peserta baru menjadi sasaran peserta Jamkesmas,

yaitu :

Masyarakat miskin penghuni Lapas/Rutan dengan melampirkan

surat keterangan dari Kepala Rutan/Kepala Lapas setempat.

Masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, melalui Surat

Keputusan Kepala Dinas/Institusi Sosial Kabupaten/Kota setempat,

selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera membuatkan

kartu Jamkesmas.

Masyarakat miskin akibat bencana pasca tanggap darurat

sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Untuk semua kepesertaan diatas, SKP diterbitkan petugas PT.

Askes (Persero).

2. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan

Tatalaksana pelayanan dilakukan beberapa perubahan meliputi:

a. Diberlakukan pola pembayaran dengan INA-DRG versi 1.6 terhitung

mulai 1 Maret 2010. Dengan demikian, semua pasien rawat jalan dan

rawat inap setelah episode perawatan penyakitnya selesai tanggal 1

Maret dan sete- rusnya dipertanggungjawabkan/diklaimkan dengan

sotware INA-DRG versi 1.6. Melalui pola pembayaran ini mendorong

PPK untuk lebih efisien dan lebih efektif karena pengendalian biaya

dan peningkatan mutu pelayanan sepenuhnya menjadi tanggung

jawab PPK. Untuk pelaksanaan INA-DRG versi 1.6 dilakukan

peningkatan kapasitas tenaga koder dan tenaga administrasi klaim di

RS.

Page 17: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 17

b. Penyediaan obat dan vaksin sebagaimana Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 885/Menkes/SK/X/2009 tentang penugasan PT.

Indofarma (Persero) Tbk, PT. Kimia Farma (Persero)Tbk, PT. Phapros

Tbk, dan PT. Biofarma (Persero) sebagai penyedia obat dan vaksin

dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat

secara menyeluruh di PPK Jamkesmas perlu ditindaklanjuti pada

tingkat RS. Penugasan tersebut ditindaklanjuti oleh distributor

setempat sebagai wakil dari konsorsium BUMN Farmasi dengan RS

dalam bentuk perjanjian kerja sama. Menjadi kewajiban pihak RS

untuk melaksanakan penyediaan obat dan vaksin program

Jamkesmas mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tersebut.

Untuk memberi kejelasan pelaksanaan penugasan tersebut,

diterbitkan petunjuk teknis khusus untuk hal tersebut agar dapat

dipedomani RS.

c. Anak terlantar, pengemis dan gelandangan yang belum teridentifikasi

dan belum mempunyai kartu Jamkesmas, dapat dilayani dengan

membawa rekomendasi dari Dinas Sosial setempat.

d. Masyarakat miskin dan tidak mampu penghuni panti sosial dan

lapas/lembaga pemasyarakatan, dapat dilayani dengan membawa

kartu Jamkesmas atau pengantar dari lapas/rutan disertai surat

rujukan dari klinik lapas/rutan atau puskesmas setempat.

e. Upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan

efisiensi baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit dan PPK lainnya

terus dilakukan. Telaah pemanfaatan pelayanan (utilisation review)

dilakukan untuk menilai kewajaran pelayanan kesehatan yang

dilakukan.

3. Tata Laksana Pendanaan dan Pengorganisasian

Page 18: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 18

Untuk aspek pendanaan, pengorganisasian dan manajemen secara

prinsip dan mekanisme pelaksanaannya sama seperti yang telah

ditetapkan pada pelaksanaan Jamkesmas 2009 7.

Pelaksanaan Jamkesmas

Jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan

kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang

iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin 2.

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban

memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal 3.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada peserta mengacu

pada prinsip-prinsip yaitu Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan

untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin,

Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang

cost effective dan rasional, Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan

portabilitas dan ekuitas, Efisien, transparan dan akuntabel 4.

1. Tata Laksana Kepesertaan

A. KETENTUAN UMUM

1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang membayar

iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

2. Peserta Program Jamkesmas adalah fakir miskin dan orang yang

tidak mampu dan peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh

Pemerintah sejumlah 76,4 juta jiwa bersumber dari data makro

Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2006.

Page 19: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 19

3. Peserta yang dijamin dalam program Jamkesmas

B. VERIFIKASI KEPESERTAAN

PT. Askes (Persero) bertugas melaksanakan verifikasi

kepesertaan dengan mencocokkan kartu Jamkesmas dari peserta yang

berobat dengan database kepesertaan untuk selanjutnya diterbitkan

SKP. Verifikasi kepesertaan dilengkapi dengan doku- men berupa Kartu

Keluarga (KK) / Kartu Tanda Penduduk (KTP) / identitas lainnya untuk

pembuktian kebenarannya. Bagi gelandangan, pengemis, anak dan

orang terlantar yang tidak punya identitas cukup dengan surat

keterangan/rekomendasi dari Dinas/Instansi Sosial setempat. Khusus

untuk penghuni lapas dan rutan, cukup dengan surat rekomendasi dari

Kepala Lapas/Kepala Rutan setempat. (Pengaturan lebih lanjut lihat tata

laksana pelayanan kesehatan).

2. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan

A. KETENTUAN UMUM

1. Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan

dasar meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama

(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan

kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap

Tingkat Lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.

2. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk

pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)

berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan

medik.

3. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan

terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.

Page 20: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 20

4. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di

Puskesmas dan jaringannya.

5. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK

lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit

Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta)

berdasarkan rujukan. Pelayanan Balkesmas merupakan PPK

untuk layanan RJTL dengan pemberian layanan dalam gedung.

6. PPK lanjutan harus mempunyai kode PPK lanjutan agar dapat

mengoperasikan software INA-DRG versi 1.6. Apabila PPK

lanjutan belum mempunyai kode atau kode tersebut sudah tidak

valid, maka diharapkan segera melapor dan membuat permintaan

kode kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.

7. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga).

8. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib

memberikan pelayanan penanganan pertama keadaan gawat

darurat kepada peserta Jamkesmas walaupun tidak sebagai PPK

jaringan Jamkesmas sebagai bagian dari fungsi sosial PPK.

9. Status kepesertaan harus ditetapkan sejak awal untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

B. PROSEDUR PELAYANAN

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi

peserta, sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Pelayanan Tingkat Lanjut

MANFAAT

Pada dasarnya manfaat yang disediakan bagi peserta bersifat

komprehensif sesuai kebutuhan medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi

Page 21: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 21

dan tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi

antara lain:

1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya

a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada Puskesmas

dan jaringannya meliputi pelayanan: 1) Konsultasi medis, pemeriksaan

fisik dan penyuluhan kesehatan 2) Laboratorium sederhana (darah, urin,

dan feses rutin) 3) Tindakan medis kecil 4) Pemeriksaan dan

pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal 5) Pemeriksaan ibu

hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita 6) Pelayanan KB dan

penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan BKKBN) 7)

Pemberian obat.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas

Perawatan, meliputi pelayanan : 1) Akomodasi rawat inap

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3)

Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) 4) Tindakan

medis kecil 5) Pemberian obat 6) Persalinan normal dan dengan

penyulit (PONED) Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak

diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi

dana pelayanan kesehatan dasar

c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di

desa/Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.

d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria/diagnosa gawat darurat,

sebagaimana terlampir.

2. Pelayanan kesehatan di PPK Lanjutan:

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi: 1)

Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh

dokter spesialis/umum 2) Rehabilitasi medik 3) Penunjang diagnostik:

laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4) Tindakan medis 5)

Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan 6) Pelayanan KB,

Page 22: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 22

termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinan/ keguguran,

penyembuhan efek samping & komplikasinya (kontrasepsi disediakan

BKKBN) 7) Pemberian obat mengacu pada Formularium 8) Pelayanan

darah 9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit

b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang

perawatan kelas III (tiga) RS, meliputi : 1) Akomodasi rawat inap pada

kelas III 2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan

kesehatan 3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi,

laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik. 4)

Tindakan medis 5) Operasi sedang, besar dan khusus 6) Pelayanan

rehabilitasi medis 7) Perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU,

PACU) 8) Pemberian obat mengacu pada Formularium 9) Pelayanan

darah 10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai 11) Persalinan dengan

risiko tinggi dan penyulit (PONEK) 8

c. Pelayanan gawat darurat (emergency) kriteria gawat darurat,

sebagaimana terlampir. (Lampiran 6)

d. Seluruh penderita thalasemia dijamin, termasuk bukan peserta

Jamkesmas.

3. Pelayanan Yang Dibatasi (Limitation)

a) Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa

koreksi minimal +1/-1, atau lebih sama dengan +0,50 cylindris karena

kelainan cylindris (astigmat sudah mengganggu penglihatan), dengan

nilai maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter. b) Alat bantu

dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemi- lihan alat

bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien sesuai kebu- tuhan

medis pasien dan ketersediaan alat di daerah. c) Alat bantu gerak

(tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) diberikan berdasarkan resep

dokter dan disetujui Komite Medik atau pejabat yang ditun- juk dengan

mempertimbangkan alat tersebut memang dibutuhkan untuk

Page 23: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 23

mengembalikan fungsi sosial peserta tersebut. Pemilihan alat bantu

gerak didasarkan pada harga dan ketersediaan alat yang paling efisien di

daerah tersebut. d) Kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak

tersebut diatas disediakan oleh RS bekerjasama dengan pihak-pihak lain

dan diklaimkan terpisah dari paket INA-DRG.

4. Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion) :

a) Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan b) Bahan, alat

dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika c) General check up d)

Prothesis gigi tiruan e) Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur,

pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara

ilmiah f) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya

mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.

g) Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam,

kecuali memang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas h)

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti social.

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta,

sebagai berikut:

1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke

Puskesmas dan jaringannya.

2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan

kartu yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar

masyarakat miskin yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat.

Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali

pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya

3. Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan

rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang

Page 24: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 24

ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan,

kecuali pada kasus emergency

4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :

o Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/

BBKPM /BKPM/BP4/BKIM.

o Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit

o Pelayanan obat-obatan

o Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic

5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/

BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta

atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan

Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas

peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila

berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat

Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memperoleh

pelayanan kesehatan

6. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/

BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta

atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan

Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas

peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila

berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP

dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan rawat inap.

7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat

darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta

harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari

Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit

(PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh

petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT

Page 25: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 25

Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien

yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan,

sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan

proses rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas.

8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak

awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang

bersangkutan di beri waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk

menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu dimana ybs belum

mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka

Direktur RS dapat menetapkan status miskin atau tidak miskin yang

bersangkutan. Yang dimaksud pada kondisi tertentu pada butir 8 diatas

meliputi anak terlantar, gelandangan, pengemis, karena domisili yang

tidak memungkinkan segera mendapatkan SKTM. Pelayanan atas anak

terlantar, gelandangan, pengemis dibiayai dalam program ini.

Sejumlah studi untuk menilai efektifitas berbagai program pemeliharaan

kesehatan bagi penduduk miskin sudah dilakukan. Beberapa diskusi terbuka

dan diskusi di media masa, sudah dilaksanakan untuk menilai kebijakan dan

program-program tersebut. Dari kegiatan tersebut, diidentifikasi beberapa

masalah kebijakan tentang pelayanan dan pembiayaan kesehatan bagi

peduduk miskin.

Masalah itu dikelompokkan menjadi enam masalah kebijakan pokok

yang bersifat normatif, yaitu: efektifitas, efisiensi, kesinambungan

pembiayaan, alternatif sistem pembiayaan, pelayanan kesehatan dan gizi

yang esensial untuk penduduk miskin, serta pembagian tanggung jawab

antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota serta masyarakat.

Data laporan kunjungan pasien di IRJ dr. Sutomo Surabaya periode

Januari-Maret 2009 menunjukkan sebanyak 132.188 pasien dengan rincian

pengunjung baru 16.673 pasien dan 15.515 pasien lama ternyata masih

sering ditemukan bukti atau kelengkapan administrasi yang kurang.

Page 26: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 26

Demikian juga di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri, dari

sejumlah pasien jamkesmas pada tahun 2009 sebanyak 13.126 pasien juga

masih sering ditemukan adanya pasien jamkesmas yang datang dengan

persyaratan administrasi kurang lengkap. Secara rinci dapat disebutkan

sesuai dengan hasil studi pendahuluan tanggal 22 Pebruari 2010 dari 77

pasien, yang persyaratannya untuk mendapatkan pelayanan

Jamkesmas dalam keadaan lengkap sebanyak 67 pasien (87%) dan sisanya

ada 10 pasien (13%) tidak lengkap.

Hal ini memberikan gambaran bahwa persyaratan administrasi masih

sering menjadi kendala bagi pasien jamkesmas untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Faktor penyebab ketidaklengkapan administrasi pelayanan kesehatan

pasien jamkesmas tersebut secara umum dapat disebabkan oleh faktor intern

misalnya pengetahuan kurang mengenai persyaratan jamkesmas.

Pengetahuan kurang bisa disebabkan rendahnya pendidikan pasien

sehingga kurang mampu menerima dan memahami informasi. Juga

kurangnya pengalaman sehingga pasien tidak memiliki pemikiran mengenai

persyaratan yang harus dilengkapi.

Faktor ekstern karena kurangnya sosialisasi jamkesmas kepada

masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat.

Kurangnya sosialisasi petugas (man) bisa disebabkan dana (money) kurang

untuk melaksanakan kegiatan ini. Media informasi atau sarana dan

prasarananya juga kurang (matherial) sehingga menghambat penyampaian

informasi kepada masyarakat. Aspek methode atau metode untuk

menyampaikan pesan mengenai kelengkapan administrasi pelayanan

kesehatan jamkesmas kepada seluruh masyarakat juga sulit jika tidak ada

dukungan dari lintas sektor mengingat wilayah cakupan juga luas 5.

Mengingat faktor penyebab tersebut maka perlu strategi khusus untuk

peningkatan sosialisasi mengenai kelengkapan administrasi pelayanan

Page 27: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 27

jamkesmas kepada masyarakat miskin. Solusi mendesak (urgen) yang harus

dilakukan adalah memasang pengumuman mengenai kelengkapan

administrasi di setiap puskesmas dan jajarannya (puskesmas pembantu,

polindes, kantor desa, posyandu).

Solusi usefull dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sektor

kecamatan untuk melaksanakan sosialisasi kepada seluruh kepala desa,

PKK, tokoh masyarakat mengenai jamkesmas. Solusi dari asas manfaat

(utility) perlu disampaikan kepada setiap pasien jamkesmas bahwa berobat di

rumah sakit benar-benar tidak dipungut biaya sehingga benar-benar

membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebutuhannya.

Hal ini hanya bisa didapatkan atau dilayani jika pasien sudah

melengkapai persyaratan administrasi secara lengkap. Solusi original

dilaksanakan melalui penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan

ketidaklengkapan administrasi pelayanan kesehatan pada pasien

jamkesmas.

Atas dasar kajian literatur dan tinjauan pelaksanaan jamkesmas di

Indonesia, maka untuk keperluan teknis studi ini, isu-isu kebijakan normatif

tersebut diuraikan lebih lanjut menjadi tujuh masalah kebijakan operasional.

Targeting the Poor

Secara umum jumlah penduduk miskin sudah diketahui. Namun pada tingkat

operasional, masih terdapat masalah teknis untuk menentukan siapa yang

disebut sebagai penduduk miskin. Kriteria Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN), yakni Keluarga Prasejahtera dan Keluarga

Sejahtera yang selama ini dipakai, memang mendapat kritik. Namun

kenyataannya, hanya data itulah yang tersedia. Mencari kriteria alternatif

mungkin memerlukan upaya yang besar, karena sistem pemetaan tingkat

kesejahteraan keluarga sudah terlembaga di tingkat desa. Masalahnya

adalah, bagaimana mempertajam penggunaan kriteria tersebut, sehingga

Page 28: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 28

“mis-targeting” bisa dikurangi. Masalah berikutnya adalah kekuatan dan

kekurangan “supply side approach” dibanding dengan “demand side

approach”.

Health Need dan Pelayanan Kesehatan Dasar Penduduk Miskin

Dalam program jamkesmas, pelayanan yang disediakan umumnya seperti

yang dirumuskan dalam pertemuan regional di Tokyo tahun 1998, yaitu

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB); immunisasi;

pengobatan penyakit menular, khususnya Tuberkolosis (TB), malaria, demam

berdarah dengue (DBD); peningkatan gizi; promosi kesehatan; dan

pelayanan rujukan di RSU (untuk kasus KIA/persalinan dan penyakit

menular). Data utilisasi pelayanan kesehatan oleh penduduk miskin selama

pelaksanaan program JPS-BK dan PKPS-BBM cukup baik untuk mengetahui

apa kebutuhan utama pelayanan kesehatan penduduk miskin. Dari informasi

tersebut juga dapat dianalisis untuk memilah pelayanan kesehatan yang

betul-betul dibutuhkan (esensial) bagi penduduk miskin, yang “at all cost”

harus disediakan.

Sistem Pelayanan Kesehatan (Delivery System): Mutu dan Akses

Terdapat dua isu berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan (delivery

system): mutu dan akses. Setelah berdiskusi dengan penyedia pelayanan

kesehatan, dapat terungkap sejauh mana mutu pelayanan kesehatan untuk

penduduk miskin dan faktor yang berkaitan dengan mutu pelayanan.

Mengenai isu akses, secara teoritis sebetulnya “barrier to utilize health

services” bagi penduduk miskin bukan hanya biaya atau tarif pelayanan,

tetapi juga biaya transportasi. Apalagi untuk pelayanan RS yang umumnya

terletak di kota. Informasi tentang beratnya barrier akses ini berguna untuk

mencari sistem pendamping, yang dapat menggerakkan sistem masyarakat

untuk membantu transportasi pasien miskin menuju fasilitas pelayanan

kesehatan.

Sistem Pembiayaan dan Manajemen Dana

Page 29: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 29

Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini

adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan

persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat.

Alternatif lain adalah “users empowerment” melalui sistem kupon. Kekuatan

dan kelemahan alternatif-alternatif tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan

para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang kekuatan dan kelemahan

masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting untuk

melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan

penduduk miskin.

Kebutuhan Biaya

Beberapa RSU mengeluhkan kecilnya dana yang mereka terima, sehingga

harus menyediakan subsidi tambahan dari pendapatan RS yang

bersangkutan. Untuk kebijakan alokasi anggaran, perlu diketahui berapa

besar sebenarnya kebutuhan tersebut. Perhitungan yang didasarkan

pengalaman empiris dimasa lalu akan lebih meyakinkan para pengambil

keputusan, ketika mereka merancang alokasi anggaran. Estimasi kebutuhan

biaya ini bisa dilakukan pada tingkat Puskesmas dan RSU.

Namun disamping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat

beberapa permasalahan yang perlu dibenahi antara lain: kepesertaan yang

belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan

sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum

berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan pembayaran, kurangnya

pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko.

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab

dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Page 30: 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 30

Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi

sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Penyelenggaraan

pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip - prinsip:

a) Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata

peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.

b) Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang

’cost effective’ dan rasional.

c) Pelayanan Terstruktur, berjenjang dengan Portabilitas dan ekuitas.

d) Transparan dan akuntabel.

Referensi :

1. Depkes RI. 2008. Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008. Departemen

Kesehatan RI. Jakarta

2. http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_64_2.html

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Jamkesmas

4. http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/definisitujuan-sasaran-jaminan.html

5. Husain Farid W. ,2008. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi

Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Di Rumah Sakit Berlandaskan

Indonesia Diagnosis Related Groups (Ina-Drg). Direktur Jenderal Bina

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Ri 2008

6. Kemenkes RI.2011. Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Sinergitas

Implementasi Jamkesmas Dengan Program Keluarga Harapan (PKH).

Disampaikan pada acara pertemuan PKH Reg.1, 21 Maret 2011 di

Yokyakarta

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

903/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat

8. Utami, Sri Budi. 2006. Evaluasi Penerapan Tarif Paket Pelayanan

Esensial Pada Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin.Jurnal

Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 09.