67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT
-
Upload
arifatun-nisaa-skm-mph -
Category
Documents
-
view
47 -
download
4
Transcript of 67603917-JAMINAN-KESEHATAN-MASYARAKAT
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 1
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
Sandi Limbong
Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar
PENGANTAR
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor
23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan
negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu1 .
Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih
rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat
miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok
masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap
penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi
seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling
berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya,
pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih
rendah 5.
Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih
cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 2
sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5
Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah
tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.
Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak
adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang
mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor
seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan
kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of
pocket,, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan.
Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya
produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan
pemerintah 3.
Kebijakan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk miskin sudah lama
diterapkan di Indonesia. Pelayanan gratis bagi penduduk yang membawa
surat miskin dari Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), desa dan
pembagian kartu sehat, adalah contoh kebijakan pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin dengan strategi “individual targeting”. Berbagai program
Instruksi Presiden (Inpres), secara tidak langsung juga mempunyai aspek
kebijakan membantu penduduk miskin, misalnya Inpres Obat dan Inpres
Samijaga, merupakan contoh kebijakan dengan strategi “geographic
targeting”. Sebetulnya, kebijakan subsidi tarif pelayanan kesehatan
pemerintah, juga merupakan program melayanani kesehatan penduduk
miskin. Tarif Rp 500 – Rp 1.000 untuk rawat jalan Puskesmas dan Rp 2.000
– Rp 5.000 untuk rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum (RSU),
membantu penduduk yang kemampuannya terbatas. Contoh lainnya program
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), yaitu pemberian
suplemen gizi bagi anak sekolah yang berada di daerah miskin 1.
BERBAGAI KEBIJAKAN SISTEMATIS
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 3
Sejak 1998 muncul kebijakan lebih sistematis dan berskala nasional
untuk melayani kebutuhan kesehatan penduduk miskin, yakni program
Jaringan Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK). Tahun 2003,
pemerintah menyediakan biaya untuk rujukan ke rumah sakit (RS) bagi
penduduk miskin. Dana ini berasal dari pemotongan subsidi bahan bakar
minyak (BBM), yang disebut dana Penanggulangan Dampak Pemotongan
Subsidi Energi (PDPSE), kemudian diubah namanya menjadi Program
Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Dana
PDPSE langsung diberikan kepada RSU. Baik JPSBK dan PDPSE adalah
contoh “supply side approah” dalam memberikan subsidi bagi penduduk
miskin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
SKEMA JPS-BK PDPSE-
BK
JPK GAKIN PKPS
BBM
ASKESKIN JAMKESMAS
NAMA Jaring
Pengaman
Sosial Bidang
Kesehatan
Penanggul
angan
Dampak
Pengurang
an Subsidi
Energi
Bidang
Kesehatan
Jaminan
Pemelihara
an
Kesehatan
Keluarga
Miskin
Program
Kompensa
si
Pengurang
an Subsidi
Bahan
Bakar
Minyak
Jpkmm
(Januari-
Juni
2005)Jamin
an
Pemeliharaa
n Kesehatan
Masyarakat
Miskin ,
Askeskin
(Juli -2008)
Asuransi
Kesehatan
Keluarga
Miskin
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
PERIODE 98/99-2003 2001-2003 2001-2004 2004 2005 2008-
Sekarang
Membantu
Gakin Dalam
direct
Grant
Upaya
Pengelolaan
Tujuan
Sama Dg
Peningkatan
Akses &
Meningkatnya
Akses Dan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 4
Skema
Pembiayaan
Kesehatan
Dasar
Rujukan
Melalui
Puskesmas/R
su Dan Bides
Dan Pmt
Untuk Anak
Bumil Dari
Gakin
99/2000
Membantu
Posyandu
Dalam Pmt
Suplemen
Untuk Anak
Usia 24 -59
Bulan,
Peningkatan
Kontrol
Penyakit
Menular
Terutama
Tbdan
Malaria
Melalui
Imunisasi
Massal
Utk
Rujukan
Ke
Rsu,
Pengadaan
Obat
Essensial
Berdasarka
n
Kebutuhan
Pemda,
Dan
Vaksinasi
Hepatitis-B
Kepada
Balita
Dana
Keshtn
Utk Gakin
Memakai
Prinsip
Asuransi /
Penjaminan
Dimulai Dr
Upaya
Lokal Di
Bbrp
Daerah
Yg
Selanjutnya
Akan
Didukung
Pusat
Pilot Proyek
Di 15
Pemda Di 2
Propinsi
(2001)
Rencana
Utk
Pngembang
an
Scr Nasional
Pada Th
2004
Skema
Terdahulu.
Kombinasi
Cakupan
Utk
Yankes
Dasar
&
Persalinan
(Pdpse-Bk
Plus
Yankes
Dasar &
Revitalisasi
Posyandu)
Mutu
Yankes
Utk Maskin
&
Rentan Agar
Tercapai
Tujuan Akhir
Yaitu
Derajat
Kesehatan
Msyrkt
Setinggi
Tingginy
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Terhadap
Seluruh
Masyarakat
Miskin Dan
Tidak Mampu
Agar
Tercapai
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Yang
Optimal
Secara Efektif
Dan
Efisien
TARGETIN
G
-SARANA
KESEHAT
Puskesmas,
Rsu,
Posyandu
Rsu,
Puskesma
s
Uskesmas
&
Jaringannya
,
Sarkes Yg
Dikontrak
/Ditunjuk
(Puskesma
Puskesmas
+
Jaringannya
& Rsu
Puskesmas+
Jaringannya
& Rsu
(Pemerintah &
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 5
A
Rsu s
+Jaringann
y
A & Rsu)
Swasta Yg
Dikontrak
PROVIDER Bidan Di
Desa
- Bidan Desa
&
Mencoba
Melibatkan
Dokter
Praktek
Swasta
Bidan Di
Desa
Bidan Di
Desa
-
Pemegang
Kartu
Sht Pra
Sejahtera&
Keluarga
Sejahtera I
(Prioritas Bg
Ibu & Anak)
Pemegang
Kartu
Sht Pra
Sejahtera
& Keluarga
Sejahtera I
(Prioritas
Bg Ibu
&Anak)
Dan
Pemegang
Sktm
Pemegang
Kartu Sht
Pra
Sejahtera
& Keluarga
Sejahtera I
Dan
Peserta Dr
Jpk
Gakin Yg
Membayar
Pemegang
Kartu
Sht Pra
Sejahtera
& Keluarga
Sejahtera I
Kuota
Askes”
Dari
Persentase
Penduduk
Yg Dibawah
Grs
Miskin
Menurut
Hasil
Sensus
Bps
Sasaran
Program
Adalah
Masyarakat
Miskin Dan
Tidak
Mampu Di
Seluruh
Indonesia
Sejumlah 76,4
Juta Jiwa,
Tidak
Termasuk
Yang Sudah
Mempunyai
Jaminan
Kesehatan
Lainnya
MEKANISM
EALIRAN
PENDANAA
N
1998 :
Melalui
Bapel Jpkm
Di Tiap
Nitially :
Diberikan
Lgs Ke Rs,
Kmd
Ana Jps Bk
& Pdpse
Bbm
Dikelola/Dik
Masih
Tetap
Menggunak
a
Pkmm (Jan
– Juni
05)
Puskesmas
Puskesmas
Dana
Disalurkan
Llangsung
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 6
Kab/Kota
1999:
Langsung
Ke
Rekening
Kepala
Puskesmas
Pengelolaa
n
Distribusi
& Alokasi
Oleh
Dinkes
Propinsi,
Yg
Mendistribu
sikan Ke
Rsu
Berdasarka
n
Data
Historis
Pemanfaat
an
Yankes
Rsu.
Ppe (Paket
Pelayanan
Esensial )
Diterapkan
Ditengah
Pelaksana
an
Program
,Yaitu
Suatu
Paket
Pembiayaa
n
Yankes Yg
Disusun
u
Mpulkan Di
Dkk.
Dkk Akan
Mengontrak
Bapel Utk
Mengelola
Dana
(Pembayara
Nkpd
Provider)
Dana Utk
Yankes
Masyrkt
Dikelola
Lgs Oleh Dk
Nmekanis
me
Yg
Sama Spt
Skema
Terdahulu,
Scr
Langsung
Lewat
Rekening
Puskesmas
&
Rsu
Memperoleh
Dana
Pkps Bbm,
Dr
Klaim Biaya
Yankes Ke
Pt
Askes Mll
Dkk.
Rsu Lgs
Mengajukan
Klaim Ke Pt
Askes Utk
Yankes Bagi
Maskin
Askeskin
(Juli –
Des
‘05)
Puskesmas,
Diberikan
Lgs Ke
Puskesmas
Utk
Yankes,
Rujukan ,
Posyandu &
Biaya
Operasional
Puskesmasr
su : Tetap
Sam
Dr Depkes (Cq
Ditjen
Binkesmas) Ke
Puskesmas
Melalui Pt Pos
Indonesia.
Penyaluran
Dana Ke
Puskesmas
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Kadinkes
Kab/Kota
(Dikirimkan
ScrBertahap)
Rumah Sakit
Dana
Disalurkan
Langsung
Dari Depkes
Melalui Kas
Negara (Kppn)
Ke Rekening
Bank Rs. Pada
Tahap
Pertama
Diluncurkan
Dana
Awal Sebesar
2 (Dua) Bulan
Dana
Pelayanan
Kesehatan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 7
Oleh Rsu
Penerima
Dana, Rsu
Akan
Membayar
Klaim Jasa
Dokter
Berdasark
an
Ppe
Tersebu
Yang
Diperhitungkan
Berdasarkan
Jumlah Klaim
Rata-
Rata Perbulan
Tahun
Sebelumnya
Lwt Bapel
Jpkm: Premi
Rp.10.000 /
Kk/ Thn Lwt
Penyaluran
Lgs: Sama
Besar
Distribusi
Bahan
Mkn Lokal
Utk 90 Hr
Sebesar
Rp.1000/Hr/Ib
uRp.750/Hr/A
nak Rujukan
Distirbusi
Dana
Menurut
Data
Historis
Yankes
Ppe
Sangat
Bervarias
Sama
Dengan
Skema Awa
Sama
Dengan
Skema
Awa
Premi Per
Kapita:
Rp.5000/Bl
Atau
Rp60.000/T
h
Rp.1000/Bl
Utk Yankes
Dasar
Rp. 4000/Bl
Utk Yankes
Rujukan (Rs
Premi Per
Kapita:
Rp.5000/Bl
Atau
Rp60.000/Th
Rp.1000/Bl
Utk Yankes
Dasar
Rp. 4000/Bl
Utk Yankes
Rujukan (Rs)
TINGKAT
PENDANA
A
NTOTAL
Tidak
Tersedia Data
Tidak
Tersedia
Data
Perubahan
Penyaluran
&
Pengumpul
an
Dana. Dkk
Tidak
Tersedia
Data.
Pencairan
Dana Sgt
Lambat
2005:
Rp2,232 T
(Realisasi
Rp
1,112 T)
• 2006:
Rp 4,6 T Untuk
76,4 Juta Jiwa
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 8
Sbg
Pembayar
& Bapel Sbg
Admnistrato
r
Alokasi Dr
Apbd
Utk Maskin
Dana
Tersalurka
n
Mulai Nop
2004
Rp
3,618 T
(Realisasi
Rp
3,505 T)
• 20Rp
3,5
T (Realisasi
4,6 T
ITEM
PELAYAN
AN
YANKES
Uratif Rajal &
Ambulatory Di
Jaringan
Pusk
Persalinan &
Yankes Ibu
Dasar
Gizi: Pmt Utk
Bumil
& Balita
P2m
Ranap Di
Rs
Penyediaa
n
Obat
Gizi: Pmt
Anak 2 – 5
Th
Kuratif Di
Sarana
Yankes
Publik
Layanan
Preventif
Rajal &
Ranap Di
Puskesmas
& Rsu
Layanan
Kesmas
Yankes
Dasar &
Kegiatan
Luar
Mll
Jaringan
Puskesm
Ranap &
Rajal Tk
Yankes
Rujukan
Pengendalia
n :
Diseminasi
Info,
M & E
Yankes Di
Daerah
Terpencil
Pengadaan
Obat,
Mobil &
Gudang
Obat
Rajal &
Ranap Di
Puskesmas
& Rsu
Layanan
Kesmas
Pengendalian:
Kejanggalan
Hasil
Verifikasi
Medis &
Obat Maka
Verifikator
Independen
Lapor
Ke Tim
Pengelola
Tk. Kab/Kota:
Komite Medis
Rs
Tim Pengelola
Propinsi
(Dibantu Idi
Propinsi)
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 9
O
Verifikator
ESTIMASI
DAMPAK :
PUSKEMA
S
Uitlisasi
(Rajal)
Oleh Maskin
Di
Puskms > ;
Rujukan
Pasien
Maskin Ke Rs
>;
Posyandu Yg
Aktif >;
Pertolongan
Persalinan
Nakes >;
Penurunan
Malnutrisi;
Status Gizi
Bayi &
Bumil >
Tidak Ada
Data
Tilisasi
Ranap
& Rajal
Dipuskesma
s >
Rujukan
Maskin Ke
Rs>
Lain-Lain
Tergantung
Variasi
Disain
Paket
Yankes
Yg
Bervarias
Utilisasi >
Utk
Ranap &
Rajal
Dipuskesas
Rujukan
Maskin Ke
Rs >
Kunjungan
Rajal
>Kegiatan
Luar
Gedung >
Posyandu
Aktif
>Persalinan
Oleh
Bides
/Nakes >
Mutu
Yankes >
Penurunan
Malnutrisi
Status Gizi
Bayi
&Bumil >
Kunjungan
Rajal
Kegiatan Luar
Gedung
Posyandu Aktif
Persalinan
Oleh
Bides /Nakes
Mutu Yankes
Penurunan
MalnutrisiStatu
s Gizi Bayi &
BumilRelatif
Stabil (Target
Utilisasi
Diasumsikan
SamaDg
Tahun 2007)
STIMASI
DAMPAK
RSU
Peningkatan
Rujukan
Pasien
Rajal &
Ranap
Dr
Puskesmas
Asien
Ranap Di
Rs
>
Asien
Ranap
& Rajal Rs
>
Asien
Ranap
& Rajal Rs
>
Pasien
Ranap &
Rajal Rs >
Pasien
Ranap&
Rajal Rs
Relatif
Stabil (Target
Utilisasi
Diasumsikan
Sama
Dg Tahun
2007)
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 10
ESTIMASI
DAMPAK
DKK
Akupan Tb &
Penyakit
Menular
Lain >
Status Gizi
Msyrkt Dan
Cakupan
Vaksin
Hep
B
Meningkat
Utilisasi
Sarkes
Oleh Maskin
Scr
Umum Akan
Meningkat
Utilisasi
Sarkes
Oleh
Maskin Scr
Umum
Akan
Naik
Perbaikan :
Derajat
Kes;
Status Gizi;
Cakupan
Immunisasi
Dll
Elain
Peningkatan
Spt Program
Sebelumnya
,JugaTerjadi
Peningkatan
Cakupan
Yankes Utk
Daerah
Terpencil.
Perbaikan
Mutu Dlm
Penyimpana
n/ Gudang
Obat
Beban Kerja
Baru:
Penanggung
Jawabtim
Pengelola
Jamkesmas
Kab
/ Kota,
Rekrutmen
Verifikator
Independen
Advokasi Utk
Alokasi Apbd
Bagi Maskin
Diluar Kuot
Seluruh pendanaan program-program di atas bersumber dari
pemerintah dan bersifat proyek, karena itu tidak ada jaminan
kesinambungannya. Sumber dana dari pemerintah daerah belum dipadukan
untuk program pengentasan kemiskinan umumnya dan pembiayaan
kesehatan khususnya. Sementara itu, sulit bagi penduduk miskin jika tidak
lagi mendapat jaminan seperti yang pernah diperolehnya. Dana masyarakat
selama ini juga telah tersedia melalui berbagai lembaga keagamaan yang
memiliki potensi cukup besar. Tanpa suatu program berkelanjutan, akan sulit
mengangkat penduduk miskin dari lingkaran kemiskinan
JAMKESMAS SAAT INI
Jamkesmas ( akronim dari Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah
sebuah program asuransi kesehatan untuk warga Indonesia.Program ini
dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak 2004. Pada tahun 2009
program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk, jumlah ini
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 11
termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma
dan penduduk yang tidak memiliki kartu tanda penduduk 3
Tujuan Umum pelaksanaan jamkesmas adalah meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan
tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
secara efektif dan efisien. Tujuan Khususnya adalah meningkatnya cakupan
masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di
Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit, meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, terselenggaranya pengelolaan
keuangan yang transparan dan akuntabel 4
Sasarannya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh
Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai
jaminan kesehatan lainnya 1
Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi di hampir semua
kabupaten/ kota di Indonesia, kemiskinan tersebut timbul karena
ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya
sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Tentunya kondisi ini
menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga
produktifitas dan pendapatan yang dihasilkan rendah.Tentu sangat banyak
sekali problem yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dengan pendapatan ekonomi yang pas-pasan tentu
masyarakat akan lebih memprioritaskan bagaimana dapat bertahan hidup
ketimbang yang lain5 .
Dalam makalah ini memang tidak menggambarkan problem hidup
yang dihadapi oleh masyarakat miskin secara menyeluruh, sebab hanya
akan menjelaskan mengenai kesulitan masyarakat miskin dalam mengakses
layanan kesehatan saja. Ini pun masih sangat mungkin belum cukup mampu
menggambarkan mengenai problem di bidang kesehatan, hanya sekedar
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 12
memvisualisasikan keresahan masyarakat miskin untuk mengupayakan
akses layanan kesehatan yang murah dan terjangkau 6.
Banyak kendala yang harus ditemui, terutama persoalan pembiayaan
yang dirasakan amat tinggi/ mahal. Sehingga menjadikan masyarakat miskin
menjadi skeptis, apatis terhadap dunia kesehatan. Oleh karena itu
Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program
jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM (2005) atau lebih dikenal dengan
program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi
program JAMKESMAS sampai dengan sekarang. Kesemuanya memiliki
tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat dengan prinsip asuransi kesehatan sosial 7.
Program Jamkesmas Tahun 2010 dilaksanakan dengan beberapa
perbaikan pada aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan
pengorganisasian. Pada aspek kepesertaan misalnya, telah dilakukan upaya
perluasan cakupan, melalui penjaminan kesehatan kepada masyarakat
miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin penghuni lapas/rutan
serta masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat. Dengan
demikian, selain masyarakat yang ada dalam kuota, peserta Program
Keluarga Harapan (PKH), gelandangan, pengemis dan anak terlantar telah
dicakup dalam program Jamkesmas, sehingga masyarakat miskin yang ada
pada ketiga unsur tersebut telah masuk dalam sasaran sebagai peserta
Jamkesmas. Kementerian Kesehatan saat ini telah mencanangkan Jaminan
Kesehatan Semesta pada akhir Tahun 2014, sehingga nantinya seluruh
penduduk Indonesia akan masuk dalam suatu Sistem Jaminan Kesehatan
Masyarakat (universal cover age) 8
Pada aspek pengorganisasian dan manajemen, dilakukan penguatan
peran Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Jamkesmas di Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/kota, terutama peningkatan kontribusi pemerintah daerah didalam
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 13
pembinaan dan pengawasan serta peningkatan sumber daya yang ada untuk
memperluas cakupan kepesertaan melalui Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) dan memberikan bantuan tambahan (suplementasi dan
komplementasi) pada hal-hal yang tidak dijamin oleh program Jamkesmas 8.
Pada aspek pendanaan, Kementerian Kesehatan melalui Tim Pengelola
Jamkesmas terus melakukan upaya perbaikan mekanisme
pertanggungjawaban dana Jamkesmas, agar dana yang diluncurkan sebagai
uang muka kepada PPK dapat segera dipertanggungjawabkan secara tepat
waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, akuntabel, efisien dan efektif 8.
Beberapa kendala dalam pelaksanaan jamkesmas meliputi:
1. Kepesertaan
Database peserta Jamkesmas sampai dengan sekarang masih
mengacu pada data makro BPS Tahun 2005, dan ditetapkan by name by
address oleh Bupati/ Walikota. Dengan demikian banyak perubahan-
perubahan data di lapangan seperti banyaknya kelahiran baru, kematian,
pindah tempat tinggal, perubahan tingkat sosial ekonomi, dll. Melalui
pedoman pelaksanaan Jamkesmas Tahun 2010, Kementerian Kesehatan
meminta seluruh Bupati/walikota untuk melakukan up dating data
sehingga menjadi data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya sebagian
kecil yang merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan
kebijakan untuk melakukan up dating data peserta jamkesmas 6.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir Tahun 2008 telah
mengeluarkan data baru dimana jumlah masyakat miskin sesuai kriteria,
by name dan by address telah menurun menjadi 60,3 juta jiwa. Data BPS
terbaru ini menjadi dasar acuan untuk diterbitkannya kepesertaan
Jamkesmas yang baru. Sementara sasaran kepesertaan program
Jamkesmas 2010, tetap sama yaitu 76,4 juta jiwa 7.
2. Pelayanan Kesehatan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 14
Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah
keterlambatan implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit (RS)
serta masih belum kompre- hensifnya pemahaman penyelenggaraan
pelayanan berbasis paket dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan
petugas pemberi pelayanan langsung se- hingga belum terlaksananya
pelayanan yang efisien dan mengakibatkan biaya pembayaran paket
seringkali dianggap tidak mencukupi. Di sisi lain, clinical path- way
sebagai instrumen untuk pemberian pelayanan yang adekuat dan
rasional belum digunakan di banyak RS. Demikian pula, penugasan
Menteri Kesehatan kepada konsorsium BUMN Farmasi, belum
ditindaklanjuti pada tingkat RS agar terjaminnya ketersediaan obat dan
vaksin untuk pelayanan Jamkesmas 6.
3. Pendanaan Program
Pertanggungjawaban pendanaan PPK pada pelaksanaan
Jamkesmas 2009 masih ditemukan permasalahan ketidaktepatan waktu,
jumlah dan sasaran. Bahkan masih ditemukan beberapa rumah sakit
belum dapat menggunakan format INA-DRG secara benar. Dengan
demikian, perlu kerja keras Rumah Sakit agar pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan pengaturannya.
4. Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah
a. Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi
Provinsi/Kabupaten/Kota belum dapat berjalan secara optimal.
Kegiatan sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
dalam keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum
berjalan sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen
dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pengelolaan
Jamkesmas didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk pelaksanaan
kegiatan pada Tim Koordinasi Jamkesmas di da- erah, terkait dengan
kebijakan-kebijakan yang dalam pelaksanaannya memerlukan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 15
koordinasi seperti kebijakan penatalaksanaan kepesertaan yang
melibatkan seluruh sektor terkait.
b. Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi
Pemerintah Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan
masyarakat diluar kuota. Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme
Jamkesmas harus perlu terus dilakukan terutama bagi daerah yang
sudah melaksanakan Jamkesda. Hal tersebut amat penting agar
kedua kegiatan tersebut dapat bersinergi dengan baik dalam rangka
mempercepat pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta
menghindari duplikasi anggaran (APBD dan APBN), duplikasi sasaran
dan manfaat yang diterima oleh peserta.
c. Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja
bantu- an sosial ini kedalam PAD. Hal ini akan mengganggu
pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas, seharusnya dana belanja
bantuan sosial sepenuhnya diperuntukan bagi pelayanan kesehatan
peserta sebelum menjadi penda- patan Rumah Sakit 6.
Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010.
Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010 pada prinsipnya sama dan
merupakan kelanjutan pelaksanaan program Jamkesmas Tahun 2009
dengan tetap melakukan per baikan yang meliputi :
1. Tata Laksana Kepesertaan
a. Sasaran Tahun 2010 adalah sama dengan Tahun 2009 yakni 76,4 juta
meski data masyarakat miskin menurut BPS Tahun 2008 telah turun
menjadi 60,39 juta. Baseline data kepesertaan Tahun 2010 tetap
menggunakan data sebelumnya. Sedangkan masih ada yang miskin di
luar kuota yang ada (bagi peserta luar kuota yang menggunakan
SKTM) tetap menjadi tanggungan Pemerintah Daerah. Perhatian
khusus kepada peserta Jamkesmas yang belum masuk database
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 16
seperti bayi baru lahir dari keluarga miskin, anak ter-
lantar/gelandangan/pengemis (rekomendasi Dinas Sosial), peserta
Program Keluarga Harapan (PKH).
b. Dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan pada Tahun 2010,
terdapat kelompok peserta baru menjadi sasaran peserta Jamkesmas,
yaitu :
Masyarakat miskin penghuni Lapas/Rutan dengan melampirkan
surat keterangan dari Kepala Rutan/Kepala Lapas setempat.
Masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas/Institusi Sosial Kabupaten/Kota setempat,
selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera membuatkan
kartu Jamkesmas.
Masyarakat miskin akibat bencana pasca tanggap darurat
sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Untuk semua kepesertaan diatas, SKP diterbitkan petugas PT.
Askes (Persero).
2. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan
Tatalaksana pelayanan dilakukan beberapa perubahan meliputi:
a. Diberlakukan pola pembayaran dengan INA-DRG versi 1.6 terhitung
mulai 1 Maret 2010. Dengan demikian, semua pasien rawat jalan dan
rawat inap setelah episode perawatan penyakitnya selesai tanggal 1
Maret dan sete- rusnya dipertanggungjawabkan/diklaimkan dengan
sotware INA-DRG versi 1.6. Melalui pola pembayaran ini mendorong
PPK untuk lebih efisien dan lebih efektif karena pengendalian biaya
dan peningkatan mutu pelayanan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PPK. Untuk pelaksanaan INA-DRG versi 1.6 dilakukan
peningkatan kapasitas tenaga koder dan tenaga administrasi klaim di
RS.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 17
b. Penyediaan obat dan vaksin sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 885/Menkes/SK/X/2009 tentang penugasan PT.
Indofarma (Persero) Tbk, PT. Kimia Farma (Persero)Tbk, PT. Phapros
Tbk, dan PT. Biofarma (Persero) sebagai penyedia obat dan vaksin
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat
secara menyeluruh di PPK Jamkesmas perlu ditindaklanjuti pada
tingkat RS. Penugasan tersebut ditindaklanjuti oleh distributor
setempat sebagai wakil dari konsorsium BUMN Farmasi dengan RS
dalam bentuk perjanjian kerja sama. Menjadi kewajiban pihak RS
untuk melaksanakan penyediaan obat dan vaksin program
Jamkesmas mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tersebut.
Untuk memberi kejelasan pelaksanaan penugasan tersebut,
diterbitkan petunjuk teknis khusus untuk hal tersebut agar dapat
dipedomani RS.
c. Anak terlantar, pengemis dan gelandangan yang belum teridentifikasi
dan belum mempunyai kartu Jamkesmas, dapat dilayani dengan
membawa rekomendasi dari Dinas Sosial setempat.
d. Masyarakat miskin dan tidak mampu penghuni panti sosial dan
lapas/lembaga pemasyarakatan, dapat dilayani dengan membawa
kartu Jamkesmas atau pengantar dari lapas/rutan disertai surat
rujukan dari klinik lapas/rutan atau puskesmas setempat.
e. Upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan
efisiensi baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit dan PPK lainnya
terus dilakukan. Telaah pemanfaatan pelayanan (utilisation review)
dilakukan untuk menilai kewajaran pelayanan kesehatan yang
dilakukan.
3. Tata Laksana Pendanaan dan Pengorganisasian
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 18
Untuk aspek pendanaan, pengorganisasian dan manajemen secara
prinsip dan mekanisme pelaksanaannya sama seperti yang telah
ditetapkan pada pelaksanaan Jamkesmas 2009 7.
Pelaksanaan Jamkesmas
Jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang
iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin 2.
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban
memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal 3.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada peserta mengacu
pada prinsip-prinsip yaitu Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan
untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin,
Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang
cost effective dan rasional, Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan
portabilitas dan ekuitas, Efisien, transparan dan akuntabel 4.
1. Tata Laksana Kepesertaan
A. KETENTUAN UMUM
1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
2. Peserta Program Jamkesmas adalah fakir miskin dan orang yang
tidak mampu dan peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh
Pemerintah sejumlah 76,4 juta jiwa bersumber dari data makro
Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2006.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 19
3. Peserta yang dijamin dalam program Jamkesmas
B. VERIFIKASI KEPESERTAAN
PT. Askes (Persero) bertugas melaksanakan verifikasi
kepesertaan dengan mencocokkan kartu Jamkesmas dari peserta yang
berobat dengan database kepesertaan untuk selanjutnya diterbitkan
SKP. Verifikasi kepesertaan dilengkapi dengan doku- men berupa Kartu
Keluarga (KK) / Kartu Tanda Penduduk (KTP) / identitas lainnya untuk
pembuktian kebenarannya. Bagi gelandangan, pengemis, anak dan
orang terlantar yang tidak punya identitas cukup dengan surat
keterangan/rekomendasi dari Dinas/Instansi Sosial setempat. Khusus
untuk penghuni lapas dan rutan, cukup dengan surat rekomendasi dari
Kepala Lapas/Kepala Rutan setempat. (Pengaturan lebih lanjut lihat tata
laksana pelayanan kesehatan).
2. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan
A. KETENTUAN UMUM
1. Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan
dasar meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan
kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.
2. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)
berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan
medik.
3. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan
terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 20
4. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di
Puskesmas dan jaringannya.
5. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK
lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit
Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta)
berdasarkan rujukan. Pelayanan Balkesmas merupakan PPK
untuk layanan RJTL dengan pemberian layanan dalam gedung.
6. PPK lanjutan harus mempunyai kode PPK lanjutan agar dapat
mengoperasikan software INA-DRG versi 1.6. Apabila PPK
lanjutan belum mempunyai kode atau kode tersebut sudah tidak
valid, maka diharapkan segera melapor dan membuat permintaan
kode kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
7. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga).
8. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib
memberikan pelayanan penanganan pertama keadaan gawat
darurat kepada peserta Jamkesmas walaupun tidak sebagai PPK
jaringan Jamkesmas sebagai bagian dari fungsi sosial PPK.
9. Status kepesertaan harus ditetapkan sejak awal untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi
peserta, sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Pelayanan Tingkat Lanjut
MANFAAT
Pada dasarnya manfaat yang disediakan bagi peserta bersifat
komprehensif sesuai kebutuhan medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 21
dan tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi
antara lain:
1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada Puskesmas
dan jaringannya meliputi pelayanan: 1) Konsultasi medis, pemeriksaan
fisik dan penyuluhan kesehatan 2) Laboratorium sederhana (darah, urin,
dan feses rutin) 3) Tindakan medis kecil 4) Pemeriksaan dan
pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal 5) Pemeriksaan ibu
hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita 6) Pelayanan KB dan
penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan BKKBN) 7)
Pemberian obat.
b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas
Perawatan, meliputi pelayanan : 1) Akomodasi rawat inap
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3)
Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) 4) Tindakan
medis kecil 5) Pemberian obat 6) Persalinan normal dan dengan
penyulit (PONED) Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak
diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi
dana pelayanan kesehatan dasar
c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di
desa/Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.
d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria/diagnosa gawat darurat,
sebagaimana terlampir.
2. Pelayanan kesehatan di PPK Lanjutan:
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi: 1)
Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh
dokter spesialis/umum 2) Rehabilitasi medik 3) Penunjang diagnostik:
laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4) Tindakan medis 5)
Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan 6) Pelayanan KB,
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 22
termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinan/ keguguran,
penyembuhan efek samping & komplikasinya (kontrasepsi disediakan
BKKBN) 7) Pemberian obat mengacu pada Formularium 8) Pelayanan
darah 9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit
b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang
perawatan kelas III (tiga) RS, meliputi : 1) Akomodasi rawat inap pada
kelas III 2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan
kesehatan 3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi,
laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik. 4)
Tindakan medis 5) Operasi sedang, besar dan khusus 6) Pelayanan
rehabilitasi medis 7) Perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU,
PACU) 8) Pemberian obat mengacu pada Formularium 9) Pelayanan
darah 10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai 11) Persalinan dengan
risiko tinggi dan penyulit (PONEK) 8
c. Pelayanan gawat darurat (emergency) kriteria gawat darurat,
sebagaimana terlampir. (Lampiran 6)
d. Seluruh penderita thalasemia dijamin, termasuk bukan peserta
Jamkesmas.
3. Pelayanan Yang Dibatasi (Limitation)
a) Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa
koreksi minimal +1/-1, atau lebih sama dengan +0,50 cylindris karena
kelainan cylindris (astigmat sudah mengganggu penglihatan), dengan
nilai maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter. b) Alat bantu
dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemi- lihan alat
bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien sesuai kebu- tuhan
medis pasien dan ketersediaan alat di daerah. c) Alat bantu gerak
(tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) diberikan berdasarkan resep
dokter dan disetujui Komite Medik atau pejabat yang ditun- juk dengan
mempertimbangkan alat tersebut memang dibutuhkan untuk
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 23
mengembalikan fungsi sosial peserta tersebut. Pemilihan alat bantu
gerak didasarkan pada harga dan ketersediaan alat yang paling efisien di
daerah tersebut. d) Kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak
tersebut diatas disediakan oleh RS bekerjasama dengan pihak-pihak lain
dan diklaimkan terpisah dari paket INA-DRG.
4. Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion) :
a) Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan b) Bahan, alat
dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika c) General check up d)
Prothesis gigi tiruan e) Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur,
pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara
ilmiah f) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya
mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.
g) Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam,
kecuali memang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas h)
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti social.
Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta,
sebagai berikut:
1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke
Puskesmas dan jaringannya.
2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan
kartu yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar
masyarakat miskin yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat.
Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali
pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya
3. Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan
rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 24
ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan,
kecuali pada kasus emergency
4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :
o Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/
BBKPM /BKPM/BP4/BKIM.
o Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit
o Pelayanan obat-obatan
o Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic
5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/
BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta
atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan
Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas
peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila
berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat
Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memperoleh
pelayanan kesehatan
6. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/
BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta
atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan
Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas
peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila
berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP
dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan rawat inap.
7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat
darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta
harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari
Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit
(PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh
petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 25
Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien
yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan,
sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan
proses rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas.
8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak
awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang
bersangkutan di beri waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk
menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu dimana ybs belum
mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka
Direktur RS dapat menetapkan status miskin atau tidak miskin yang
bersangkutan. Yang dimaksud pada kondisi tertentu pada butir 8 diatas
meliputi anak terlantar, gelandangan, pengemis, karena domisili yang
tidak memungkinkan segera mendapatkan SKTM. Pelayanan atas anak
terlantar, gelandangan, pengemis dibiayai dalam program ini.
Sejumlah studi untuk menilai efektifitas berbagai program pemeliharaan
kesehatan bagi penduduk miskin sudah dilakukan. Beberapa diskusi terbuka
dan diskusi di media masa, sudah dilaksanakan untuk menilai kebijakan dan
program-program tersebut. Dari kegiatan tersebut, diidentifikasi beberapa
masalah kebijakan tentang pelayanan dan pembiayaan kesehatan bagi
peduduk miskin.
Masalah itu dikelompokkan menjadi enam masalah kebijakan pokok
yang bersifat normatif, yaitu: efektifitas, efisiensi, kesinambungan
pembiayaan, alternatif sistem pembiayaan, pelayanan kesehatan dan gizi
yang esensial untuk penduduk miskin, serta pembagian tanggung jawab
antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota serta masyarakat.
Data laporan kunjungan pasien di IRJ dr. Sutomo Surabaya periode
Januari-Maret 2009 menunjukkan sebanyak 132.188 pasien dengan rincian
pengunjung baru 16.673 pasien dan 15.515 pasien lama ternyata masih
sering ditemukan bukti atau kelengkapan administrasi yang kurang.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 26
Demikian juga di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri, dari
sejumlah pasien jamkesmas pada tahun 2009 sebanyak 13.126 pasien juga
masih sering ditemukan adanya pasien jamkesmas yang datang dengan
persyaratan administrasi kurang lengkap. Secara rinci dapat disebutkan
sesuai dengan hasil studi pendahuluan tanggal 22 Pebruari 2010 dari 77
pasien, yang persyaratannya untuk mendapatkan pelayanan
Jamkesmas dalam keadaan lengkap sebanyak 67 pasien (87%) dan sisanya
ada 10 pasien (13%) tidak lengkap.
Hal ini memberikan gambaran bahwa persyaratan administrasi masih
sering menjadi kendala bagi pasien jamkesmas untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Faktor penyebab ketidaklengkapan administrasi pelayanan kesehatan
pasien jamkesmas tersebut secara umum dapat disebabkan oleh faktor intern
misalnya pengetahuan kurang mengenai persyaratan jamkesmas.
Pengetahuan kurang bisa disebabkan rendahnya pendidikan pasien
sehingga kurang mampu menerima dan memahami informasi. Juga
kurangnya pengalaman sehingga pasien tidak memiliki pemikiran mengenai
persyaratan yang harus dilengkapi.
Faktor ekstern karena kurangnya sosialisasi jamkesmas kepada
masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat.
Kurangnya sosialisasi petugas (man) bisa disebabkan dana (money) kurang
untuk melaksanakan kegiatan ini. Media informasi atau sarana dan
prasarananya juga kurang (matherial) sehingga menghambat penyampaian
informasi kepada masyarakat. Aspek methode atau metode untuk
menyampaikan pesan mengenai kelengkapan administrasi pelayanan
kesehatan jamkesmas kepada seluruh masyarakat juga sulit jika tidak ada
dukungan dari lintas sektor mengingat wilayah cakupan juga luas 5.
Mengingat faktor penyebab tersebut maka perlu strategi khusus untuk
peningkatan sosialisasi mengenai kelengkapan administrasi pelayanan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 27
jamkesmas kepada masyarakat miskin. Solusi mendesak (urgen) yang harus
dilakukan adalah memasang pengumuman mengenai kelengkapan
administrasi di setiap puskesmas dan jajarannya (puskesmas pembantu,
polindes, kantor desa, posyandu).
Solusi usefull dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sektor
kecamatan untuk melaksanakan sosialisasi kepada seluruh kepala desa,
PKK, tokoh masyarakat mengenai jamkesmas. Solusi dari asas manfaat
(utility) perlu disampaikan kepada setiap pasien jamkesmas bahwa berobat di
rumah sakit benar-benar tidak dipungut biaya sehingga benar-benar
membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhannya.
Hal ini hanya bisa didapatkan atau dilayani jika pasien sudah
melengkapai persyaratan administrasi secara lengkap. Solusi original
dilaksanakan melalui penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan
ketidaklengkapan administrasi pelayanan kesehatan pada pasien
jamkesmas.
Atas dasar kajian literatur dan tinjauan pelaksanaan jamkesmas di
Indonesia, maka untuk keperluan teknis studi ini, isu-isu kebijakan normatif
tersebut diuraikan lebih lanjut menjadi tujuh masalah kebijakan operasional.
Targeting the Poor
Secara umum jumlah penduduk miskin sudah diketahui. Namun pada tingkat
operasional, masih terdapat masalah teknis untuk menentukan siapa yang
disebut sebagai penduduk miskin. Kriteria Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), yakni Keluarga Prasejahtera dan Keluarga
Sejahtera yang selama ini dipakai, memang mendapat kritik. Namun
kenyataannya, hanya data itulah yang tersedia. Mencari kriteria alternatif
mungkin memerlukan upaya yang besar, karena sistem pemetaan tingkat
kesejahteraan keluarga sudah terlembaga di tingkat desa. Masalahnya
adalah, bagaimana mempertajam penggunaan kriteria tersebut, sehingga
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 28
“mis-targeting” bisa dikurangi. Masalah berikutnya adalah kekuatan dan
kekurangan “supply side approach” dibanding dengan “demand side
approach”.
Health Need dan Pelayanan Kesehatan Dasar Penduduk Miskin
Dalam program jamkesmas, pelayanan yang disediakan umumnya seperti
yang dirumuskan dalam pertemuan regional di Tokyo tahun 1998, yaitu
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB); immunisasi;
pengobatan penyakit menular, khususnya Tuberkolosis (TB), malaria, demam
berdarah dengue (DBD); peningkatan gizi; promosi kesehatan; dan
pelayanan rujukan di RSU (untuk kasus KIA/persalinan dan penyakit
menular). Data utilisasi pelayanan kesehatan oleh penduduk miskin selama
pelaksanaan program JPS-BK dan PKPS-BBM cukup baik untuk mengetahui
apa kebutuhan utama pelayanan kesehatan penduduk miskin. Dari informasi
tersebut juga dapat dianalisis untuk memilah pelayanan kesehatan yang
betul-betul dibutuhkan (esensial) bagi penduduk miskin, yang “at all cost”
harus disediakan.
Sistem Pelayanan Kesehatan (Delivery System): Mutu dan Akses
Terdapat dua isu berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan (delivery
system): mutu dan akses. Setelah berdiskusi dengan penyedia pelayanan
kesehatan, dapat terungkap sejauh mana mutu pelayanan kesehatan untuk
penduduk miskin dan faktor yang berkaitan dengan mutu pelayanan.
Mengenai isu akses, secara teoritis sebetulnya “barrier to utilize health
services” bagi penduduk miskin bukan hanya biaya atau tarif pelayanan,
tetapi juga biaya transportasi. Apalagi untuk pelayanan RS yang umumnya
terletak di kota. Informasi tentang beratnya barrier akses ini berguna untuk
mencari sistem pendamping, yang dapat menggerakkan sistem masyarakat
untuk membantu transportasi pasien miskin menuju fasilitas pelayanan
kesehatan.
Sistem Pembiayaan dan Manajemen Dana
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 29
Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini
adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan
persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat.
Alternatif lain adalah “users empowerment” melalui sistem kupon. Kekuatan
dan kelemahan alternatif-alternatif tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan
para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang kekuatan dan kelemahan
masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting untuk
melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan
penduduk miskin.
Kebutuhan Biaya
Beberapa RSU mengeluhkan kecilnya dana yang mereka terima, sehingga
harus menyediakan subsidi tambahan dari pendapatan RS yang
bersangkutan. Untuk kebijakan alokasi anggaran, perlu diketahui berapa
besar sebenarnya kebutuhan tersebut. Perhitungan yang didasarkan
pengalaman empiris dimasa lalu akan lebih meyakinkan para pengambil
keputusan, ketika mereka merancang alokasi anggaran. Estimasi kebutuhan
biaya ini bisa dilakukan pada tingkat Puskesmas dan RSU.
Namun disamping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat
beberapa permasalahan yang perlu dibenahi antara lain: kepesertaan yang
belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan
sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum
berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan pembayaran, kurangnya
pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko.
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab
dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 30
Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi
sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip - prinsip:
a) Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata
peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.
b) Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang
’cost effective’ dan rasional.
c) Pelayanan Terstruktur, berjenjang dengan Portabilitas dan ekuitas.
d) Transparan dan akuntabel.
Referensi :
1. Depkes RI. 2008. Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta
2. http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_64_2.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Jamkesmas
4. http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/definisitujuan-sasaran-jaminan.html
5. Husain Farid W. ,2008. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi
Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Di Rumah Sakit Berlandaskan
Indonesia Diagnosis Related Groups (Ina-Drg). Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Ri 2008
6. Kemenkes RI.2011. Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Sinergitas
Implementasi Jamkesmas Dengan Program Keluarga Harapan (PKH).
Disampaikan pada acara pertemuan PKH Reg.1, 21 Maret 2011 di
Yokyakarta
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
903/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat
8. Utami, Sri Budi. 2006. Evaluasi Penerapan Tarif Paket Pelayanan
Esensial Pada Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin.Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 09.