6. BAB I - DESY NUR

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah menjadi masalah serius manakala tidak ditangani secara serius. Dewasa ini penanganan masalah limbah harus menjadi prioritas utama. Banyak industri yang memiliki limbah terutama limbah cair yang harus dibuang ke lingkungan dan harus diterima oleh lingkungan sehingga tidak merusak dan mencemari lingkungan tersebut. Limbah tersebut tidak hanya dimiliki industri besar, tetapi juga industri-industri kecil. Pembangunan menjadi solusi terhadap permasalahan limbah yang ada. Pada hakekatnya pembangunan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah lingkungan yang alami menjadi wujud dan keadaan yang sesuai dengan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan sarana ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Dengan adanya pembangunan tersebut, secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup. Salah satu pembangunan yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas lingkungan hidup yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah, yang selanjutnya disebut IPAL adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktifitas yang lain (Spellman, 2008:8). IPAL merupakan salah satu upaya

description

Proposal Bab I

Transcript of 6. BAB I - DESY NUR

Page 1: 6. BAB I - DESY NUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Limbah menjadi masalah serius manakala tidak ditangani secara serius. Dewasa

ini penanganan masalah limbah harus menjadi prioritas utama. Banyak industri yang

memiliki limbah terutama limbah cair yang harus dibuang ke lingkungan dan harus

diterima oleh lingkungan sehingga tidak merusak dan mencemari lingkungan tersebut.

Limbah tersebut tidak hanya dimiliki industri besar, tetapi juga industri-industri kecil.

Pembangunan menjadi solusi terhadap permasalahan limbah yang ada. Pada

hakekatnya pembangunan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

lingkungan yang alami menjadi wujud dan keadaan yang sesuai dengan keinginan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan sarana ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Dengan adanya pembangunan tersebut, secara

langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup.

Salah satu pembangunan yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas

lingkungan hidup yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah, yang selanjutnya disebut

IPAL adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan

kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktifitas

yang lain (Spellman, 2008:8). IPAL merupakan salah satu upaya terencana untuk

meningkatkan pengolahan dan pembuangan limbah yang akrab lingkungan.

Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

industri kerupuk kulit yang terletak di Kelurahan Sembung, Kecamatan Tulungagung.

Industri pengolahan kerupuk kulit ini masih tergolong skala industri kecil (industri

rumah tangga). Pada rumah industri kerupuk kulit melakukan produksi hampir setiap

hari, dalam tiap produksinya mampu menghabiskan bahan baku kulit rata-rata sebanyak

300 – 600 kg dalam satu hari, sehingga menghasilkan limbah cair yang cukup besar dari

hari produksi kerupuk kulit tersebut.

Sebagian besar limbah kerupuk kulit berasal dari hasil pencucian dan perebusan

yang banyak mengandung bahan kimia organik. Kandungan bahan kimia organik yang

tinggi dalam air limbah kerupuk kulit menjadi sumber pencemaran terhadap badan air

apabila air limbah tersebut tidak diolah terlebih dahulu yang akan berakibat pada

rusaknya lingkungan di sekitar badan air serta tidak seimbangnya ekosistem perairan.

Page 2: 6. BAB I - DESY NUR

Industri kerupuk kulit ini membuang limbah cairnya ke saluran kecil yang

berada di samping rumah industrinya dan langsung menuju ke sungai Ngrowo yang

berada di belakang lokasi industri. Oleh karena itu, industri kerupuk kulit ini

membutuhkan sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sesuai dengan

kondisi yang ada.

1.2. Identifikasi Masalah

Pada bulan Juni 2015 dalam media online Antara Jatim, disebutkan bahwa

permintaan makanan olahan kerupuk kulit di Kabupaten Tulungagung semakin

meningkat. Sehingga industri kerupuk kulit harus meningkatkan produksinya. Hal

tersebut akan berakibat pada meningkatnya limbah cair yang ditimbulkan dari

pembuatan proses kerupuk kulit.

Saat ini limbah cair pengolahan kerupuk kulit masih secara langsung dibuang ke

badan air melalui saluran kecil tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Hal tersebut

dinilai tidak layak karena tidak sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan

Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Pokok permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Industri kerupuk kulit belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

yang berpengaruh besar terhadap kondisi badan sungai sebagai tempat

pembuangan limbah langsung.

2. Limbah cair yang dibuang ke badan sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu

belum memenuhi standar baku mutu air karena limbah cair tersebut masih

mengandung kadar BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak, NH3, dan Sulfida

(S) yang masih tinggi. Serta terdapat kandungan Krom (Cr) yang berasal dari

bahan kulit yang diperoleh dari pabrik penyamakan kulit.

3. Limbah cair kerupuk kulit menghasilkan kontaminan yang berpotensi

mencemari badan sungai.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mencari sasaran agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan, maka batasan masalah meliputi :

1. Parameter limbah yang diperhatikan adalah BOD, COD, TSS, pH, minyak dan

lemak, NH3, dan Sulfida (S), serta Krom (Cr). (berdasarkan Peraturan Gubernur

Page 3: 6. BAB I - DESY NUR

Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi

Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya).

2. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dilakukan khusus

untuk menangani limbah cair dan tidak membahas mengenai limbah padat dari

pembuatan kerupuk kulit.

3. Hasil dari studi yang dilakukan berupa desain IPAL dan tidak dilakukan

pengujian terhadap desain yang direncanakan.

4. Tidak dilakukan analisa perhitungan anggaran biaya (RAB) dalam desain

perencanaan IPAL.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas

adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar debit air limbah yang dihasilkan dari proses produksi kerupuk kulit

di Kelurahan Sembung Kabupaten Tulungagung?

2. Bagaimana kandungan BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak, NH3, dan

Sulfida (S), serta Krom (Cr) pada limbah cair kerupuk kulit di Kelurahan

Sembung Kabupaten Tulungagung?

3. Bagaimana perencanaan dan perhitungan desain Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) industri pengolahan kerupuk kulit di Kelurahan Sembung

Kabupaten Tulungagung?

1.5. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui besar debit air limbah yang dihasilkan dari proses produksi kerupuk

kulit di Kelurahan Sembung, Kabupaten Tulungagung.

2. Mengetahui kandungan BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak, NH3, dan

Sulfida (S), serta Krom (Cr) pada limbah cair kerupuk kulit di Kelurahan

Sembung, Kabupaten Tulungagung.

3. Mendapatkan desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri

pengolahan kerupuk kulit di Kelurahan Sembung, Kabupaten Tulungagung.

Page 4: 6. BAB I - DESY NUR

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah memberi masukan kepada

pengolahan kerupuk kulit di Kelurahan Sembung, Kabupaten Tulungagung maupun

pihak yang terkait untuk melakukan pengolahan terhadap air limbah yang dihasilkan

dari proses produksi kerupuk kulit. Sehingga didapatkan perencanaan IPAL sederhana

pada industri pengolahan kerupuk kulit.

Selain itu, masyarakat juga akan merasakan dampak positif dari perancanaan

IPAL tersebut yaitu terjaganya kelangsungan hidup ekosistem air serta estetika

lingkungan sekitar sungai Ngrowo yang merupakan muara dari limbah cair kerupuk

kulit di Kelurahan Sembung, Kabupaten Tulungagung.