FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

197
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun Oleh: DESY NUR WAHYUNI 1113101000019 PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN

POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PADA LANSIA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Disusun Oleh:

DESY NUR WAHYUNI

1113101000019

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2017M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

つ4

3.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Semua sumber yang saya grxrakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UfN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Desy Nur Wahyuni

Ciputat, 19 Desember 2017

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMUKESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SKRIPSI, 03 Januari 2018

Desy Nur Wahyuni, NIM : 1113101000019

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu) pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017

197 halaman, 39 tabel, 2 bagan, 6 lampiran

ABSTRAK

Salah satu bentuk pelayanan pada lansia adalah posbindu lansia. Posbindu

lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat untuk para

lansia agar kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan

optimal. Lansia adalah masa perkembangan biologis yang akan dialami semua

orang secara alami. Dalam proses penuaan, lansia mengalami penurunan fungsi

organ tubuh atau sangat rentan terhadap penyakit, oleh karena itu sarana

pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan di masa usia lanjut ini. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh lansia yang berumur ≥ 60

tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat dengan sampel 168 orang. Uji

analisa data penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian

adalah lansia yang tidak mengunjungi posbindu yaitu 80.4%, variabel yang

berhubungan dengan kunjungan posbindu yaitu pengetahuan (p=0.000), sikap

(p=0.000), ketersediaan sarana kesehatan (p=0.000), jarak rumah dengan posbindu

(p=0.026), pembinaan dari tenaga kesehatan (p=0.000), dukungan keluarga

(p=0.014), tenaga kesehatan (p=0.000), kader (p=0.000), dan teman (p=0.000).

Disarankan untuk memberdayakan kader posbindu untuk memberikan informasi

kepada lansia tentang posbindu lansia, memberikan konseling kepada keluarga

lansia untuk dapat memberikan dukungan kepada lansia agar mengunjungi

posbindu lansia.

Referensi: 1968-2016

Kata Kunci: Posbindu, Lansia, Faktor Predisposisi, Faktor Penguat, Faktor

Pendorong.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Undergraduate Thesis, 03 Januari 2018

Desy Nur Wahyuni, NIM : 1113101000019

The Factors which are related to the use of the Pos Pembinaan terpadu

(posbindu) of the elderly people in the work area public health center of

Ciputat in the year of 2017

197 pages, 39 tables, 2 charts, 6 attachments

ABSTRACT

One from of service to the elderly are posbindu elderly. Posbindu elderly

is a primary health care in the community for the elderly so that quality of life in

old age is well maintained and optimized. The biological of the elderly is to be

experienced by all people naturally. In the process of aging, the elderly decreased

organ function or highly susceptible to the disease, therefore it means much-

needed health services in this age period. This research is aimed to see the factors

which are related to the use of the posbindu of the elderly people in the work area

public health center of Ciputat in the year of 2017. This research applied

analytical descriptive design with cross sectional approach. The population in this

study is the entire elderly aged ≥ 60 years in the working area of the health center,

with a sample of 168 people. Test analysis of this research data using statistical

test of Chi Square. Results of the study were elderly who do not utilize posbindu

is 80.4%, variables related to the utilization of posbindu that knowledge

(p=0.000), attitudes (p=0.000), availability of health facilities (0.000), the distance

home with posbindu (p=0.026), coaching from health workers (p=0.000), family

support (p=0.014), the support of health workers (p=0.000), cadre support (0.000),

and friend (p=0.000). It is advisable to empowering the elderly posbindu cadres to

provide information to the elderly about pobindu elderly, provide counseling to

families elderly to be able to provide support to the elderly in order to take

advantage of the posbindu elderly.

Reference: 1968-2016

Keyword: Posbindu, Elderly, Predisposing Factors, Enabling Factors,

Reinforcing Factors.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

PEIRNYATAAN PERSETUJIIAN

Sikripsi dengall Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN I}ENGAN KUNJUNGANfOSFEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PADA LANSIA I}I WILAYAH

KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2017

\

Telah disetujui, diperiksa dan diprtahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri ([III\$ Syarif Hidayatullah Jakarta

Disllstln Oleh:

Desv Nur VVahvuni

ll13101000019

Jakarta,03 Januari 2018

Pembimbing

Dela Aristi,1

/

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Desy Nur Wahyuni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Gresik, 09 Desember 1994

Agama : Islam

Email : [email protected] atau

[email protected]

Alamat : Abar-Abir, Bungah, Gresik

PENDIDIKAN FORMAL

1999-2001 : RA Muslimat 67 Walisongo

2001-2007 : Madrasah Ibtidaiyah Al-Maarif Abar-Abir

2007-2010 : MTsN Darul Ulum 1 Peterongan Jombang

2010-2013 : SMA Darul Ulum 1 Unggulan BPP-Teknologi Peterongan

Jombang

2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) pada Lansia

di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017”. Sholawat serta salam penulis

haturkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kebenaran agama islam,

dan telah menjadi suri tauladan bagi umat-Nya. Semoga kita semua mendapatkan

syafa’atnya di akhirat nanti. Aaamiin.

Berbekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh selama

perkuliahan penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini,

penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud

menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Orang tua dan suami penulis, yang senantiasa mendoakan setiap langkah

yang penulis kerjakan serta memberi kasih sayang dan nasihat agar tetap

semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

2. “Baby N” yang masih di dalam perut mama, terima kasih dek sudah

menguatkan mama saat sidang seminar hasil dan skripsi dan mau diajak

kerjasama menyelesaikan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Arief Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si, selaku Ketua Peminatan Promosi

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

viii

sekaligus penguji, terima kasih telah bersedia menjadi penguji dan sudah

memberikan banyak saran dalam penulisan laporan skripsi ini.

6. Ibu Dela Aristi, SKM, MKM selaku Dosen Pembimbing dan penguji,

terimakasih telah sabar meluangkan waktunya untuk memberikan

masukan, arahan, dan bimbingan selama penyusunan laporan skripsi ini.

7. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku penguji, terima kasih telah bersedia

menjadi penguji dan sudah memberikan banyak saran dalam penulisan

laporan skripsi ini.

8. Bapak Bayu Firmansyah, MKM selaku penguji, terima kasih telah

bersedia menjadi penguji dan sudah memberikan banyak saran dalam

penulisan laporan skripsi ini.

9. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

10. Kepala Puskesmas Ciputat, dan keluarga besar Puskesmas Ciputat yang

telah memberikan izin dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian di Puskesmas Ciputat.

12. Teman-temanku PROMS’13 dan IMAGE JABODETABEK, terima kasih

untuk seluruh dukungannya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini,

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat tulisan yang kurang

dipahami dalam skripsi ini, karena pada dasarnya penulis masih dalam proses

tahap belajar dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Ciputat, 03 Januari 2018

Penulis

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

1.3. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 6

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

1.4.1. Tujuan Umum ............................................................................................. 7

1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 7

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 9

1.5.1. Bagi Puskesmas Ciputat .............................................................................. 9

1.5.2. Bagi Masyarakat ......................................................................................... 9

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................................... 9

1.5.4. Bagi Peneliti .............................................................................................. 10

1.6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 11

2.1. Lanjut Usia ............................................................................................................ 11

2.2. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia ..................................................................... 12

2.3. Pembinaan Kesehatan Lansia ............................................................................... 14

2.4. Posbindu Lansia .................................................................................................... 15

2.4.1. Pengertian Posbindu ................................................................................. 15

2.4.2. Tujuan dan Sasaran Posbindu ................................................................... 15

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

x

2.4.3. Kegiatan Posbindu .................................................................................... 16

2.4.4. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 17

2.4.5. Pelaksana Kegiatan Posbindu ................................................................... 18

2.4.6. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan ............................................................ 18

2.5. Perilaku ................................................................................................................. 19

2.6. Peraturan Pemerintah terkait Posbindu ................................................................. 21

2.7. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Posbindu Lansia .............. 21

2.7.1. Umur ......................................................................................................... 23

2.7.2. Jenis Kelamin ............................................................................................ 24

2.7.3. Pendidikan ................................................................................................ 26

2.7.4. Pengetahuan .............................................................................................. 27

2.7.5. Sikap ......................................................................................................... 28

2.7.6. Ketersediaan Sarana Kesehatan ................................................................ 30

2.7.7. Jarak Rumah dengan Posbindu ................................................................. 30

2.7.8. Pembinaan Tenaga Kesehatan .................................................................. 31

2.7.9. Dukungan Keluarga .................................................................................. 31

2.7.10. Dukungan Kader ....................................................................................... 32

2.7.11. Tenaga Kesehatan ..................................................................................... 33

2.7.12. Teman ....................................................................................................... 34

2.8. Kerangka Teori ..................................................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS .................................................................................................................. 36

1.1 Kerangka Konsep .................................................................................................. 36

1.2 Definisi Operasional ............................................................................................. 40

1.3 Hipotesis ............................................................................................................... 46

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 47

4.1. Desain Penelitian .................................................................................................. 47

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitan ................................................................................. 47

4.3. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 47

4.3.1. Populasi ..................................................................................................... 47

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xi

4.3.2. Sampel ...................................................................................................... 48

4.4. Instrumen Penelitian .............................................................................................. 50

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................................ 50

4.5.1. Uji Validitas .............................................................................................. 50

4.5.2. Uji Reliabilitas .......................................................................................... 51

4.5.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 52

4.6. Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................................................... 62

4.6.1. Pengumpulan Data .................................................................................... 62

4.6.2. Pengolahan Data ....................................................................................... 63

4.7. Analisis Data ......................................................................................................... 69

4.7.1. Analisis Univariat ..................................................................................... 69

4.7.2. Analisis Bivariat ....................................................................................... 69

BAB IV HASIL ............................................................................................................. 70

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................................... 70

5.1.1. Analisis Univariat ..................................................................................... 71

5.1.2. Analisis Bivariat ....................................................................................... 82

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................. 98

6.1. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 98

6.2. Gambaran Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) ................................ 98

6.3. Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor, Faktor Pendorong dengan

Kunjungan Posbindu pada Lansia ...................................................................... 100

6.3.1. Hubungan Umur dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia .................. 100

6.3.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia ..... 102

6.3.3. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia ......... 104

6.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia ....... 106

6.3.5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia .................. 109

6.3.6. Hubungan Ketersediaan Sarana Kesehatan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia ............................................................................. 111

6.3.7. Hubungan Jarak Rumah dengan Posbindu dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia ............................................................................. 113

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xii

6.3.8. Hubungan Pembinaan dari Tenaga Kesehatan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia ............................................................................. 116

6.3.9. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia ...................................................................................................... 118

6.3.10. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia ............................................................................. 120

6.3.11. Hubungan Dukungan Kader dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia ...................................................................................................... 122

6.3.12. Hubungan Dukungan Teman dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia ...................................................................................................... 124

6.4. Faktor Predisposisi ............................................................................................ 125

6.5. Faktor Pemungkin .............................................................................................. 126

6.6. Faktor Pendorong ................................................................................................ 128

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 129

7.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 129

7.2. Saran ................................................................................................................... 131

5.1.1. Bagi Puskesmas Ciputat .......................................................................... 131

5.1.2. Bagi Masyarakat ..................................................................................... 132

5.1.3. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................................ 133

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 134

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persentase Penduduk Lansia 60+ di Asia Tenggara dan Indonesia pada

Tahun 1970, 1995, 2025, dan 2050 ................................................................................ 25

Tabel 2.2 Ratio Jenis Kelamin (Sex Ratios) Pria Per 100 Wanita dari jumlah

Penduduk Lansia di Dunia Kawasan Maju, Kawasan Kurang Maju dan Indonesia,

1980-2025 ...................................................................................................................... 25

Tabel 2.3 Penduduk Lansia Pria dan Wanita yang Tidak Bersekolah ............................ 26

Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel ........................................................................... 49

Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kunjungan Posbindu ........................ 53

Tabel 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan ..................................... 54

Tabel 4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap ................................................ 55

Tabel 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ketersediaan Sarana Kesehatan ....... 56

Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Jarak Rumah dengan Posbindu ........ 57

Tabel 4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pembinaan dari Tenaga

Kesehatan ....................................................................................................................... 58

Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Keluarga ......................... 59

Tabel 4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Tenaga Kesehatan .......... 60

Tabel 4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Kader ............................ 61

Tabel 4.11 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Teman ........................... 62

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017 ...................................................................................... 69

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017 ........................................................................................................ 72

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................................................................................... 73

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................................................................................... 73

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................................................................................... 74

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017 ........................................................................................................ 75

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xiv

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Kesehatan Posbindu Menurut

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 76

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jarak Rumah dengan Posbindu Menurut Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................................. 77

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pembinaan dari Tenaga Kesehatan Menurut Lansia

di Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 .......................................................... 78

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga tentang Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 79

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan tentang Posbindu

pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 .................................... 80

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Dukungan Kader tentang Posbindu pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................................. 81

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Dukungan Teman tentang Posbindu pada Lansia

di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ......................................................... 81

Tabel 5.14 Hubungan Antara Umur dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................................. 83

Tabel 5.15 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 84

Tabel 5.16 Hubungan antara Pendidikan dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia

di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ......................................................... 85

Tabel 5.17 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 86

Tabel 5.18 Hubungan Sikap dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ........................................................................... 87

Tabel 5.19 Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Kesehatan dengan Kunjunga

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................... 89

Tabel 5.20 Hubungan Antara Jarak Rumah dengan Posbindu dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................... 90

Tabel 5.21 Hubungan Antara Pembinaan dari Tenaga Kesehatan dengan

Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun

2017 ................................................................................................................................ 91

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xv

Tabel 5.22 Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Posbindu

pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 .................................... 93

Tabel 5.23 Hubungan antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ..................... 94

Tabel 5.24 Hubungan antara Dukungan Kader dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 95

Tabel 5.25 Hubungan antara Dukungan Teman dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017 ............................................. 96

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................. 35

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................... 39

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Uji Normalitas

Lampiran 4 Univariat

Lampiran 5 Bivariat

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU RI No 13 Tahun 1998).

Lansia bukanlah suatu penyakit melainkan tahapan lanjut dari suatu proses

kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dengan stress lingkungan, ditandai oleh kegagalan seseorang

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis (Efendi

dan Makhfudli, 2009). Lansia merupakan suatu kelompok penduduk yang

cukup rentan terhadap masalah baik masalah ekonomi, sosial, budaya,

kesehatan, maupun psikologis yang menyebabkan lansia menjadi kurang

mandiri dan tidak sedikit lansia membutuhkan bantuan orang lain untuk

melakukan kegiatan sehari-hari (Suardiman, 2011).

Saat ini telah terjadi peningkatan jumlah populasi lansia yang

diiringi dengan peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di dunia.

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000 hingga

2025 persentase populasi lansia di dunia adalah 7,74% dengan UHH sebesar

66,4 tahun. Angka ini diprediksi akan meningkat pada tahun 2045-2050

menjadi 28,68% dengan UHH menjadi 77,6 tahun (Depkes, 2013).

Fenomena tersebut juga terjadi di Indonesia. Pada tahun 2000, persentase

populasi lansia di Indonesia adalah 7,18% dengan UHH sebesar 64,5 tahun.

Pada tahun 2010 angka ini meningkat menjadi 7,56% dengan UHH sebesar

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

2

69,43 tahun. Pada tahun 2011 angka ini meningkat lagi menjadi 7,58%

dengan UHH sebesar 69,65 tahun (Depkes, 2013). Peningkatan persentase

populasi lansia dan peningkatan UHH tersebut akan diiringi dengan

peningkatan prevalensi masalah kesehatan pada populasi lansia. Pada tahun

2014, 23% dari seluruh angka kesakitan dan kematian di dunia terjadi pada

populasi lansia (WHO, 2014).

Mengingat kondisi tersebut, maka lansia perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan

kesejahteraan lanjut usia. Adapun untuk mengatasi masalah kesehatan lansia

tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok lanjut usia melalui Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang mencakup kegiatan promotif,

preventif, dan rehabilitatif. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2004 pasal 8 disebutkan bahwa pemerintah, masyarakat

dan keluarga bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan

kesejahteraan sosial lansia. Selain itu berdasarkan UU No. 36 tahun 2009

tentang kesehatan, dimana upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia

harus ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif

secara sosial maupun ekonomi, serta pemerintah wajib menjamin

ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia

untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif. Oleh karena itulah maka

Pemerintah mencanangkan pelayan kesehatan yang penyelenggaraannya

melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,

keluarga, tokoh masyarakat dan organsasi sosial yang disebut dengan Pos

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

3

Pelayanan Terpadu (Posyandu) lansia atau yang saat ini dikenal dengan Pos

Pembinaan Terrpadu (Posbindu) lansia.

Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh

banyak faktor, adapun faktor yang mempengaruhi tersebut adalah faktor

demografi yang berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sosial

ekonomi serta faktor-faktor pendukung yakni sikap, ketersediaan sarana dan

fasilitas, letak geografis, pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga

(Stanley dan Ptricia, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Henniwati (2008) diperoleh hasil bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi pemanfaatan Posyandu Lansia adalah pengetahuan lansia

akan Posyandu, sikap lansia terhadap pemanfaatan Posyandu, dukungan

keluarga, dan peran kader Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas Sukabumi tahun 2014 yaitu menunjukkan bahwa

63,3% lansia tidak aktif dalam memanfaatkan Posyandu Lansia dan hanya

36,5% lansia yang aktif dalam memanfaatkan Posyandu Lansia. Analisis

menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu signifikan dari pemanfaatan

Posyandu lansia adalah pengetahuan lansia, dukungan keluarga, dan peran

kader (Mardiana Zakir, 2014). Penelitian terkait Pemanfaatan Posyandu

Lansia di Kota Pekanbaru pada tahun 2014 dihasilkan 70,3% lansia tidak

memanfaatkan Posyandu dan 29,7% yang memanfaatkan Posyandu.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia

tersebut disebabkan oleh pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan

petugas kesehatan (Dwi, 2014).

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

4

Secara demografi, jumlah Populasi Lansia di Indonesia Tahun 2014

adalah sebesar 26.878.271 juta jiwa (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS) persentase lansia perempuan pada tahun 2015

sebesar 8,96% sedangkan persentase lansia laki-laki sebesar 7,91%. Jumlah

penduduk lansia di Provinsi Banten pada tahun 2015 adalah sebesar 636.590

jiwa (BPS Banten, 2016). Kota Tangerang selatan sendiri pada tahun 2015

memiliki populasi penduduk lansia sebesar 75.445 jiwa. Adapun jumlah

penduduk lansia Kecamatan Ciputat pada tahun 2015 adalah sebesar 10.981

jiwa. Puskesmas Ciputat memiliki dua kelurahan yang menjadi wilayah

kerjanya yakni Kelurahan Ciputat yang memiliki jumlah penduduk lansia

sebesar 1.792 jiwa dan Kelurahan Cipayung yang memiliki jumlah

penduduk lansia sebesar 1.249 jiwa, sehingga jumlah lansia keseluruhan

yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat adalah sebesar 3.041 jiwa

(BPS Tangsel, 2016).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2013,

lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 41.060 lansia. Di

puskesmas Ciputat sendiri pada tahun 2014, jumlah lansia adalah sebanyak

7.999 lansia namun yang mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah

4.799 lansia atau 59,9%. Tahun 2015, jumlah lansia sebanyak 4.056 lansia

dan yang mendapat pelayanan kesehatan hanya sebesar 3.203 lansia atau

78,97%, kemudian pada tahun 2016 jumlah lansia yang mendapat pelayanan

kesehatan sebesar 1.653 atau 80,01% dari jumlah seluruh lansia yang ada di

bawah wilayah kerja Puskesmas Ciputat yang berjumlah 2.066 lansia.

Capaian lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut memang

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

5

naik setiap tahunnya namun jika dilihat pada Laporan LB 3 bulan Januari-

Maret 2017, jumlah lansia yang datang ke Posbindu dan diperiksa

kesehatannya hanya berjumlah 2.217 orang lansia atau sebesar 26,49% dari

jumlah lansia yang menjadi anggota posbindu yakni 8.369 orang lansia.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 33 lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat, hanya 23,7% lansia yang mengunjungi Posbindu

dan 76,3% lansia tidak mengunjungi Posbindu. Hal ini masih belum

memenuhi indikator cakupan pelayanan Posbindu yakni sebesar 80%,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lansia masih

belum mengunjungi Posbindu. Puskesmas Ciputat hanya memiliki 7

Posbindu yakni 2 Posbindu terletak di Kelurahan Ciputat dan 5 Posbindu

terletak di Kelurahan Cipayung yang letak tempatnya sangat jauh antara

Posbindu satu dengan Posbindu lainnya. Jumlah Posbindu tersebut juga

masih sangatlah kurang karena tidak sebanding dengan jumlah lansia yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Oleh karena itu, faktor-faktor

(predisposisi, pemungkin, pendorong) yang berhubungan dengan kunjungan

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) pada lansia diwilayah kerja Puskesmas

Ciputat perlu diteliti.

1.2. Rumusan Masalah

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 33 lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat hanya 23,7% lansia yang mengunjungi Posbindu

dan 76,3% lansia yang tidak mengunjungi Posbindu. Hal tersebut belum

memenuhi indikator pelayanan lansia di Posbindu yakni sebesar 80%.

Menurut Stanley dan Patricia, 2006 dalam memanfaatkan pelayanan

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

6

kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, adapun faktor yang

mempengaruhi tersebut adalah faktor demografi yang berupa usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi serta faktor-faktor

pendukung yakni sikap, ketersediaan sarana dan fasilitas, letak geografis,

pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga. Hal inilah yang membawa

peneliti untuk tertarik megangkat topik penelitian yang berjudul faktor-

faktor yang berhubungan dengan kunjungan pos pembinaan terpadu

(posbindu) pada lansia di wilayah kerja puskesmas ciputat tahun 2017 yakni

dari faktor predisposisi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan,

sikap), faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan, jarak rumah

dengan posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan), dan faktor pendorong

(dukungan keluarga, tenaga kesehatan, kader, dan teman).

1.3. Pertanyaan Penilitian

1.3.1. Bagaimana gambaran kunjungan pos pembinaan terpadu (Posbindu)

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017?

1.3.2. Bagaimana gambaran faktor predisposisi (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pengetahuan, sikap) pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017?

1.3.3. Bagaimana gambaran faktor pemungkin (ketersediaan sarana

kesehatan, jarak rumah dengan posbindu, pembinaan dari tenaga

kesehatan) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017?

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

7

1.3.4. Bagaimana gambaran faktor pendorong (dukungan keluarga, tenaga

kesehatan, kader, dan teman) terkait pemanfaatan Posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017?

1.3.5. Apakah ada hubungan antara faktor predisposisi (umur, jenis

kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap) dengan kunjungan

Posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017?

1.3.6. Apakah ada hubungan antara faktor pemungkin (ketersediaan sarana

kesehatan, jarak rumah dengan Posbindu, pembinaan dari tenaga

kesehatan) dengan kunjungan Posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017?

1.3.7. Apakah ada hubungan antara faktor pendorong (dukungan keluarga,

tenaga kesehatan, kader, dan teman) dengan kunjungan Posbindu

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor (predisposisi, pemungkin,

pendorong) yang berhubungan dengan kunjungan Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu) pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kunjungan pos pembinaan terpadu

(Posbindu) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

8

2. Diketahuinya gambaran faktor predisposisi (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pengetahuan, sikap) pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017

3. Diketahuinya gambaran faktor pemungkin (ketersediaan sarana

kesehatan, jarak rumah dengan posbindu, pembinaan dari tenaga

kesehatan) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

4. Diketahuinya gambaran faktor pendorong (dukungan keluarga,

tenaga kesehatan, kader, dan teman) terkait pemanfaatan

Posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

5. Diketahuinya hubungan antara faktor predisposisi (umur, jenis

kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap) dengan kunjungan

Posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

6. Diketahuinya hubungan antara faktor pemungkin (ketersediaan

sarana kesehatan, jarak rumah dengan Posbindu, pembinaan dari

tenaga kesehatan) dengan kunjungan Posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017

7. Diketahuinya hubungan antara faktor pendorong (dukungan

keluarga, tenaga kesehatan, kader, dan teman) dengan kunjungan

Posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

9

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Puskesmas Ciputat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Puskesmas

Ciputat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan

dengan kunjungan Posbindu sehingga dapat menjadi masukan bagi

Puskesmas Ciputat dalam meningkatkan cakupan dari pelaksanaan

Posbindu khususnya meningkatkan keaktifan lansia untuk

berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di Posbindu yang

ada di Puskesmas Ciputat. Bagi pemegang program lansia khususnya

diharapkan dapat memberikan acuan untuk meningkatkan

pengembangan informasi kepada lansia agar program berjalan sesuai

kebutuhan lansia di lapangan.

1.5.2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

lebih kepada masyarakat terkait faktor-faktor yang berhubungan

dengan kunjungan Posbindu lansia sehingga masyarakat dapat

berperan dalam mendukung kegiatan Posbindu lansia serta penelitian

ini dapat menambah kesadaran akan pentingnya kesehatan, dimana

Posbindu merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang

sangat penting di lingkungan masyarakat.

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang

berguna bagi masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat,

khususnya terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

10

Posbindu pada lansia serta dapat digunakan sebagai bahan untuk

penelitian lanjutan oleh peneliti lain.

1.5.4. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi peneliti

dalam melakukan penelitian selanjutnya serta peneliti dapat

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan

Posbindu pada lansia.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

(predisposisi, pemungkin, pendorong) yang berhubungan dengan kunjungan

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) pada lansia diwilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciputat yang

akan diteliti pada bulan Mei-November 2017. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 168 lansia yang proses pengambilan sampelnya

dengan metode simple random sampling. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan desain studi deskriptif analitik dan

menggunakan metode cross sectional. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer yang diperoleh peneliti dari wawancara

mengunakan kuesioner. Sampel penelitian ini yaitu lansia (seseorang yang

berusia ≥ 60 tahun), dan lansia risiko tinggi (seseorang yang berusia ≥ 70

tahun) yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tepatnya di

kelurahan Ciputat dan kelurahan Cipayung tahun 2017.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanjut Usia (Lansia)

2.1.1. Pengertian Usia Lnjut atau Lanjut Usia (Lansia)

Usia lanjut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995)

adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas

usia 60 tahun ke atas. Menurut Notoatmodjo (2007) usia lanjut

adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses

perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade.

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,

berjalan terus menerus, berkesinambungan. Selanjutnya akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada

tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh

secara keseluruhan (Kemenkes, 2010).

Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat

dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologis

yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, stabil, dan regeresif.

Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang

dimulai dari sel, komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel

menjadi haus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan

kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di

dalam struktur anatomik, proses menjadi tua terlihat sebagai

kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah,

terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

12

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokemis pada

jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan

kemampuan badan secara keseluruhan (Departemen Kesehatan RI,

2005).

2.1.2. Klasifikasi Lanjut Usia (Lansia)

Klasifikasi lansia menurut Departemen Kesehatan RI

(2002) dalam buku Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di

Kelompok Usia Lanjut dan Menurut Kementrian Kesehatan RI

(2011) dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu terdapat lima

klasifikasi lansia, yaitu sebagai berikut:

1. Pralansia: seseorang yang berusia 45-59 tahun

2. Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun ke atas

3. Lansia Risiko Tinggi: seseorang yang berusia 70 tahun atau

lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan

4. Lansia Potensial: lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan/ kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa

5. Lansia tidak Potensial: lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2.2. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia

Upaya kesehayan lansia adalah upaya kesehatan paripurna di

bidang kesehatan lansia, yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas serta

diselenggarakan secara khusus maupun umum yang terintegrasi dengan

kegiatan pokok puskesmas lainnya. Upaya tersebut dilaksanakan oleh

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

13

petugas kesehatan dengan dukungan peran serta masyarakat baik di dalam

gedung maupun di luar gedung puskesmas (Kemenkes, 2010). Adapun

kegiatan kesehatan lansia yaitu berupa antara lain:

1. Pelayanan Promotif

Upaya promotif bertujuan untuk membantu orang-orang merubah gaya

hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal

serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang

sehat tentang perilaku mereka dan secara tidak langsung merupakan

tindakan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah

penyakit.

2. Pelayanan Preventif

Mencakup pelayanan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer

meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat faktor risiko, tidak ada

penyakit, dan promosi kesehatan. Pencegahan sekunder meliputi

pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga

terjadi penyakit belum tampak klinis, dan mengidap faktor risiko.

Pencegahan tersier dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit, dan

cacat, mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan

bertahap.

3. Pelayanan Rehabilitatif

Pelayanan rehabiitatif berupa upaya pengobatan bagi lansia yang sudah

menderita penyakit agar mengembalikan fungsi organ yang sudah

menurun.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

14

2.3. Pembinaan Kesehatan Lansia

Masa lansia merupakan masa persiapan diri untuk mencapai usia

lanjut yang sehat, aktif, dan produktif, karena pada masa ini merupakan

masa terjadinya perubahan diri seperti terjadinya menopause, puncak karier,

masa menjelang pensiun, dan rasa kehilangan (kedudukan, kekuasaan,

teman, anggota keluaga, pendapatan). Dalam keluarga lansia merupakan

sasaran perhatian dan merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan

sosial budaya bangsa, pengetahuan dan kearifannya dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

1. Tujuan pembinaan

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia

untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam

kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya

(Kemenkes, 2010).

2. Sasaran Pembinaan

a. Sasaran Langsung

Sasaran langsung dari pembinaan lansia adalah kelompok pra

lansia dan lansia yang akan dibina

b. Sasaran tidak Langsung

Sasaran tidak langsung pembinaan adalah ditujukan kepada

keluarga dimana lansia tinggal, masyarakat di lingkungan lansia,

organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lansia,

petugas kesehatan yang melayani lansia, dan masyarakat luas.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

15

2.4. Posbindu Lansia

2.4.1. Pengertian Posbindu Lansia

Posbindu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk

masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu, yang sudah

disepakati dan digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan dan merupakan kebijakan

pemerintah untuk pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia

yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan

melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan

organisasi sosial (Kemenkes, 2010).

Menurut Komnas Lansia dalam buku pedoman pelaksanaan

Posyandu lansia, Posyandu lansia atau yang saat ini dikenal dengan

posbindu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lansia di

masyarakat yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan

oleh masyarakat bersama LSM, lintas sektor pemerintah dan non

pemerintah, swasta, organisasi sosial dengan menitik beratkan

pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.

2.4.2. Tujuan dan Sasaran Posbindu

Meningkatkan kemudahan bagi para lansia untuk

mendapatkan berbagai pelayanan, baik pelayanan kesehatan maupun

pelayanan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai unsur terkait

(Komnas Lansia, 2010). Adapun secara garis besar tujuan

pembentukan Posbindu menurut Kemenkes (2010) meliputi:

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

16

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di

masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan kebutuhan lansia.

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping

meningkatkan komunikasi antara masyarakat lansia

2.4.3. Kegiatan Posbindu Lansia

Kegiatan posbindu lansia meliputi kegiatan pelayanan

kesehatan dan kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup lansia dan mengatasi permasalahan lansia dalam hal

biopsikososial dan ekonomi lansia. Kegiatan pemeriksaan dan

pelayanan kesehatan fisik dan mental emosional dicatat dan dipantau

dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia untuk

mengetahui lebih awal (deteksi dini) penyakit atau ancaman

kesehatan yang dihadapi lansia tersebut. Adapun jenis kegiatannya

menurut Depkes RI (2006) meliputi:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan

dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi,

berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan

sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental yakni berhubungan dengan mental

emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit

(terdapat di buku KMS usia Lanjut).

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

17

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa

Tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan

stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau

Cuprisulfat.

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagi deteksi awal

adanya penyakit gula (Diabetes mellitus).

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni

sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan

atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok

dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang

dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.

10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota

kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).

2.4.4. Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

maka dibutuhkan sarana prasarana penunjang meliputi: tempat

kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat

tulis, buku pencatatan kegiatan (buku register bantu), Kit lansia

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

18

(timbangan dewasa, meteran, stetoskop, dan tensimeter), Kartu

Menuju Sehat (KMS) lansia, Buku pedoman Pemeliharaan

Kesehatan (BPPK) lansia (Depkes RI, 2006).

2.4.5. Pelaksana Kegiatan Posbindu

Tenaga pelaksana posbindu lansia adalah kader dan tenaga

kesehatan. Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun

wanita yang dipandang sebagai orang yang memiliki kelebihan di

masyarakatnya, dapat berupa keberhasilan dalam kegiatan,

keluwesan dalam hubungan kemanusiaan, status sosial ekonomi dan

lain sebagainya (Depkes RI, 2002).

2.4.6. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap

lansia di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang

sebaiknya digunakan adalah sistem 5 meja (5 tahapan) meliputi:

1. Tahap Pertama: pendaftaran anggota kelompok lansia sebagai

pelaksanaan pelayanan

2. Tahap Kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan

lansia, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan

3. Tahap Ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan

kesehatan, dan pemeriksaan status mental

4. Tahap Keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah

(laboratorium sederhana)

5. Tahap Kelima: pemberian penyuluhan dan konseling

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

19

2.5. Perilaku

Terdapat dua pandangan terkait definisi perilaku itu sendiri yaitu

dapat dilihat dari sudut biologis, dan psikologis. Dari segi biologis definisi

perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup

mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena punya

aktifitas masing-masing. Perilaku (manusia) adalah semua tindakan atau

aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung dan yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Dari segi psikologis menurut Skiner (1938) dalam

(Maulana, 2009), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Definisi perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon

sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

yang berbeda disebut determinan perilaku (Maulana, 2009).

Dalam ilmu perilaku kesehatan, terdapat beberapa teori tentang

faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang salah satunya

yaitu teori Lawrence W. Green. Pendidikan merupakan bagian tak

terpisahkan dari penentuan terbaik untuk proses perubahan perilaku.

Definisi perilaku menurut Lawrence W. Green adalah suatu tindakan yang

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

20

mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus baik yang dilakukan secara

sadar maupun tanpa sadar. Agar lebih mudah, penulis mencoba menjelaskan

faktor-faktor penyebab perilaku menurut Lawrence W. Green, 2005.

Menurutnya, terdapat tiga jenis yang berbeda penyebab seseorang atau

individu berperilaku yaitu dari faktor predisposing (predisposisi), enabling

(pemungkin), dan reinforcing (pendorong).

Menurut Lawrence W. Green dalam buku “Health Education

Planning a diagnostic Approach” tahun 1980 dijelaskan bahwa maksud dari

faktor–faktor penentu untuk seseorang berperilaku berawal dari faktor

predisposing (predisposisi) dan untuk faktor keduanya dari faktor

pemungkin (enabling). Kedua faktor tersebut dapat menjadi penentu faktor-

faktor perilaku yang menyebabkan timbulnya masalah perilaku kesehatan.

Permasalahan perilaku kesehatan dapat juga mempengaruhi

timbulnya faktor ketiga yaitu reinforcing (penguat) bagitu sebaliknya faktor

penguat ini juga dapat mempengaruhi tentang permasalahan perilaku

kesehatan untuk tetap berperilaku sehat atau sakit. Selanjutnya faktor

penguat juga memiliki hubungan tidak langsung dengan faktor predisposisi

yang mana pada faktor penguat contohnya keberadaan keluarga dapat

memiliki kemungkinan untuk tingkat pengetahuan yang dimiliki responden,

bisa jadi responden tersebut memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman

dari keluarganya. Terakhir yaitu faktor pemungkin yang memiliki hubungan

tidak langsung kepada faktor predisposisi dengan contoh keberadaan akses

menuju pelayanan kesehatan apabila jauh maka kemungkinan berpengaruh

juga dengan niat responden untuk pergi ke pelayanan kesehatan.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

21

2.6. Peraturan Pemerintah Terkait Posbindu

a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat

Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Posbindu merupakan salah satu fasilistas

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan

kesehatan dasar dengan sasaran kelompok lansia.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Berkaitan

dengan hal tersebut maka tenaga kesehatan seharusnya melakukan upaya

kesehatan yakni memberikan pendidikan kesehatan kepada para lansia

tentang posbindu sehingga lansia mengetahui posbindu dan dapat

berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di posbindu.

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: paradigma sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

22

teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Salah satu

prinsip penyelenggaraan puskesmas adalah pemerataan dimana

puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses

dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan

kepercayaan. Sehingga seharusnya posbindu dapat tersedia dengan akses

yang mudah dan terjangkau secara menyeluruh kepada seluruh lansia

yang berada di wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama yang meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan. Posbindu merupakan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan dimana merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang

sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi

pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan

wilayah kerja dan potensi sumber daaya yang tersedia di masing-masing

puskesmas.

b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Dimana upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus

ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif

secara sosial maupun ekonomi, serta pemerintah wajib menjamin

ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut

usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif. Oleh karena itulah

maka Pemerintah mencanangkan pelayan kesehatan yang

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

23

penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan

peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organsasi sosial

yang disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2004

Pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung jawab atas

terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia. Posbindu

merupakan salah satu alternatif dalam mewujudkan upaya peningkatan

kesejahteraan sosial lansia.

2.7. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Posbindu Lansia

2.7.1. Umur

Menurut Green (2005) umur adalah salah satu faktor

sociodemografi yang mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut

Pusat Bahasa, Depdiknas 2005, umur adalah lama waktu hidup atau

ada yakni sejak dilahirkan atau diadakan. Umur berpengaruh

terhadap terbentuknya kemampuan, karena kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-

hari selain faktor pendidikannya (Budiyanto, 2000 dalam Ningsih,

2008).

Berdasarkan UU No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 menyatakan

bahwa seseorang dinyatakan sebagai lansia setelah umur mencapai

55 tahun dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan

hidup sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain dan menurut

UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menyatakan

bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

24

(Departemen Kesehatan RI, 2013). Pendapat Miller dalam

Hardywinoto (2007) menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang

maka semakin banyak fungsi organ tubuh yang mengalami

gangguan/masalah yang berdampak pada kebutuhan klien akan

pemeliharaan kesehatannya.

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Hendri tahun

2013 yaitu tidak terdapat hubungan antara umur lansia dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu juga terdapat penelitian

yang dilakukan oleh Nina tahun 2014 yaitu terdapat pengaruh antara

umur lansia dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia.

2.7.2. Jenis Kelamin

Menurut Green (2005) selain umur jenis kelamin juga

merupakan salah satu faktor sociodemografi yang mempengaruhi

perilaku seseorang. Di Asia Tenggara jumlah penduduk lansia

wanita umumnya lebih banyak disbanding pria. Hal ini dapat dilihat

dari presentase pria dan wanita serta rasio jenis kelamin dari

penduduk lansia pria dan wanita. Persentase penduduk lansia 60+ di

Asia Tenggara dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1 sedangkan

ratio jenis kelamin (sex ratios) pria per 100 wanita dari jumlah

penduduk lansia di dunia kawasan maju, kawasan kurang maju dan

indonesia dapat dilihat di tabel 2.2.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

25

Tabel 2.1

Persentase Penduduk Lansia 60+ di Asia Tenggara dan

Indonesia pada Tahun 1970, 1995, 2025, dan 2050

Negara/

kawasan

1970 1995 2025 2050

Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria

Asia

tenggara

5,7 4,9 7,2 6,0 13,3 10,9 21,7 18,3

Indonesia 5,5 4,9 7,2 6,3 13,8 11,6 23,1 20,0

Sumber: Hardywinoto, 2007

Tabel 2.2

Ratio Jenis Kelamin (Sex Ratios) Pria Per 100 Wanita dari

jumlah Penduduk Lansia di Dunia Kawasan Maju, Kawasan

Kurang Maju dan Indonesia, 1980-2025

Negara/ kawasan

Tahun

1980 2000 2025

Dunia 73 79 84

Kawasan Maju 62 67 73

Kawasan kurang Maju 87 90 89

Indonesia 84 82 80

Sumber: Hardywinoto, 2007

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Hendri tahun

2013 yaitu terdapat hubungan antara jenis kelamin lansia dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu juga terdapat penelitian

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

26

yang dilakukan oleh Henniwati tahun 2008 yaitu tidak ada pengaruh

antara jenis kelamin lansia dengan pemanfaatan Posyandu lansia.

2.7.3. Pendidikan

Menurut Green (2005) selain umur dan jenis kelamin,

pendidikan juga merupakan salah satu faktor sociodemografi yang

mempengaruhi perilaku seseorang Menurut data yang dikumpulkan

Departemen Sosial Republik Indonesia (1996) yang dikutip oleh

Hardywinoto (2007), tingkat pendidikan penduduk lansia di

Indonesia masih belum baik. Hal ini terlebih-lebih terlihat pada

penduduk lansia wanita yang tidak bersekolah, seperti dapat dilihat

pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3

Penduduk Lansia Pria dan Wanita yang Tidak Bersekolah

Penduduk Lansia Persentase Pria Wanita

Bersekolah 60,0% 40,3% 72,8%

Tidak lulus SD 23,3% 31,7% 16,5%

Tamat SD 14,1% 20,8% 8,1%

Di atas SD <5,0%

Rendahnya tingkat pendidikan ini mengakibatkan para lansia

sulit menerima penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh.

Disamping itu, hal ini akan menyulitkan mereka manakala mereka

bekerja atau mencari pekerjaan. Tingkat pendidikan lansia pada

umumnya sangat rendah. Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip

Sumber: Hardywinoto, 2007

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

27

oleh Hardywinoto (2007), pekerjaan yang disertai dengan

pendidikan dan keterampilan akan mendorong kemajuan setiap

usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan, baik pendapatan

individu , kelompok maupun pendapatan nasional. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang efektif yang

mempengaruhi individu adalah kelemahan intelektual, kelemahan

psikologis, dan kelemahan fisik. Jadi jika lansia dengan kondisi yang

serba menurun bekerja sudah tidak efektif lagi ditinjau dari proses

hasilnya.

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Hendri tahun

2013 yaitu tidak terdapat hubungan antara pendidikan lansia dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu juga terdapat penelitian

yang dilakukan oleh Nurvi tahun 2011 yaitu terdapat hubungan

antara pendidikan lansia dengan pemanfaatan Posyandu lansia.

2.7.4. Pengetahuan

Berdasarkan Teori dari Lawrence W. Green tahun 2005 telah

dijelaskan bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi

penyebab dari perubahan perilaku seseorang, tetapi sangat berkaitan

dengan penentu awal untuk seseorang berperilaku.

Pengetahuan kesehatan adalah suatu kemungkinan baik yang

sangat penting sebelum perilaku sehat seseorang terbentuk, tetapi

perilaku kesehatan yang diinginkan berkemungkinan untuk tidak

terjadi, kecuali jika seseorang menerima suatu isyarat yang cukup

kuat untuk memotivasi mereka untuk berperilaku.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

28

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Mardiana tahun

2014 yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan lansia dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu terdapat juga penelitian

yang dilakukan oleh Nurvi tahun 2011 yaitu tidak terdapat hubungan

antara pengetahuan lansia dengan pemanfaatan Posyandu lansia.

2.7.5. Sikap

Sikap adalah salah satu kata samar namun yang paling sering

digunakan dalam ilmu perilaku (Green, 2005). Menurut

Koentjaraningrat (1983) dalam Maulan (2009) Sikap merupakan

reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau

objek. Sikap belum merupakan suatu perbuatan (action) tetapi dari

sikap dapat diramalkan perbuatannya. Sikap merupakan

kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk

berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat

pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.

Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu

mencerminkan sikap seseorang. Individu seringkali memperlihatkan

tindakan bertentangan dengan sikapnya (Sarwono (1997), dalam

Maulana, 2009). Akan tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola

cara berfikir tertentu dalam masyarakat dan sebaliknya, pola-pola

cara berfikir ini mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat,

baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hal membuat

keputusan yang penting dalam hidup (Koentjaraningrat (1983) dalam

Maulana, 2009).

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

29

Sikap terbentuk karena ada faktor pengalaman pribadi,

pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan,

media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta

pengaruh faktor emosional (Azwar, 2003). Hal ini sesuai dengan

pendapat Sarwono (1997) dalam Maulana (2009) bahwa sikap

seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi

tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok

sosialnya. Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialami individu. Interaksi disini tidak hanya berupa kontak sosial

dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi

meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun lingkungan

psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa.

Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap

seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian

sikap mengandunng serangkaian pertanyaan tentang permasalahan

tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan

sikap setuju terhadap pernyataan tertentu. Skala pengukuran sikap

likert dibuat dengan pilihan jawaban sangat setuju terhadap suatu

pernyataan, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Sarlito,

2000)

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Nurvi tahun 2011

yaitu terdapat hubungan antara sikap lansia dengan pemanfaatan

Posyandu lansia.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

30

2.7.6. Ketersediaan Sarana Kesehatan

Menurut Teori Green, 2005 dalam faktor pemungkin untuk

seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan fasilitas pelayanan

kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang

digunakan utnuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,

baik promotif, preventif, dan kuratif maupun rehabilitatif yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar

seperti Posbindu (Permenkes RI No. 75, 2014).

2.7.7. Jarak Rumah dengan Posbindu

Setiap masing-masing daerah sudah memiliki pelayanan

kesehatan dasar seperti Posbindu, namun berbagai macam alasan

kenapa faktor ini diteliti yaitu sesuai teori Lawrence W. Green 2005

menyatakan bahwa faktor enabling atau memungkinkan untuk

seseorang berperilaku dilihat dari akses menuju tempat pelayanan

kesehatan.

Akses menuju tempat pelayanan kesehatan yang dimaksud

dalam hal ini adalah jarak yakni ukuran jauh dekatnya dari rumah

atau tempat tinggal ke Posbindu dimana adanya kegiatan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut Departemen

Pendidikan Nasional (2002), jarak adalah ruang sela (panjang atau

jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah dengan

Posbindu.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

31

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi tahun 2014

yaitu tidak terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal lansia

dengan pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu terdapat juga

penelitian yang dilakukan oleh Nurvi tahun 2011 yaitu terdapat

hubungan antara jarak rumah lansia dengan pemanfaatan Posyandu

lansia.

2.7.8. Pembinaan Tenaga Kesehatan

Menurut teori Green, 2005 dalam faktor pemungkin untuk

seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan kemampuan tenaga

kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan yang terampil sudah seharusnya

memiliki pengetahuan yang cukup serta melakukan pemberian

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan

informasi dalam bentuk penyuluhan. Kemampuan tenaga kesehatan

ini dilihat dari kemampuan petugas Puskesmas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nina tahun

2014 yaitu tidak terdapat hubungan antara pelayanan petugas

kesehatan dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia. Selain itu

terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2011) di

Puskesmas Bambanglipuro D.I Yogyakarta yakni terdapat hubungan

antara dukungan kesehatan dengan pemanfaatan posbindu lansia.

2.7.9. Dukungan Keluarga

Faktor seseorang untuk berperilaku sehat yaitu berdasarkan

dukungan keluarga (Green, 2005). Lansia akan aktif ke Posbindu

jika ada dorongan dari orang terdekat termasuk keluarga. Dukungan

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

32

keluarga sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan

kesehatan lansia.

Menurut Joseph J Gallo (1998), dalam Hardywinoto (2007),

sistem pendukung lansia memiliki tiga komponen yaitu jaringan-

jaringan pendukung informal meliputi keluarga dan kawan-kawan,

sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat,

program-program medikasi dan kesejahteraan sosial. Serta

dukungan-dukungan semiformal.

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Mardiana tahun

2014 yaitu terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu juga terdapat penelitian

yang dilakukan oleh Nurvi tahun 2011 yaitu tidak terdapat hubungan

dukungan keluarga dengan pemanfaatan Posyandu lansia.

2.7.10. Dukungan Kader

Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu

berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter,

bidan dan kader kesehatan (Green, 2005). Penelitian ini melihat

dukungan yang diberikan kader Posbindu kepada lansia untuk datang

dan memanfaatkan Posbindu.

Menurut WHO (1999) dalam Wahono (2010), kader

kesehatan adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh

masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan

perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat

pelayanan kesehatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

33

dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam

berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.

Kader kesehatan berperan bertanggung jawab terhadap

masyarakat setempat, mereka bekerja dan berperan sebagai seorang

pelaku dari sebuah sistem kesehatan. Kader bertanggung jawab

kepada kepala desa dan supervisor yang ditunjuk oleh petugas

/tenaga pelayanan pemerintah. Menurut WHO (1993) kader

masyarakat merupakan salah satu unsur yang memilki peranan

penting dalam pelayanan kesehatan di masyarakat (Wahono, 2010).

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Mardiana tahun

2014 yaitu terdapat hubungan antara peran kader dengan

pemanfaatan Posyandu lansia. Selain itu juga terdapat penelitian

yang dilakukan oleh Faiza tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan

antara peran kader dengan pemanfaatan Posyandu lansia.

2.7.11. Tenaga Kesehatan

Faktor penguat atau pendorong untuk seseorang berperilaku

sehat yaitu berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat,

dokter, bidan dan kader kesehatan (Green, 2005). Penelitian ini

melihat dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada

lansia untuk datang dan memanfaatkan Posbindu.

Dalam kegiatan Posbindu petugas kesehatan menjadi acuan

bagi masyarakat. Petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan

masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan

mampu mendekati para tokoh masyarakat merupakan salah satu cara

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

34

yang dapat menarik simpati masyarakat, sehingga masyarakat mau

ke Posbindu (Widiastuti, 2007).

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi tahun 2014

yaitu terdapat hubungan antara petugas kesehatan dengan

pemanfaatan Posyandu lansia

2.7.12. Teman

Menurut teori Green, 2005 dalam faktor penguat untuk

seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan peers atau

teman, dalam penelitian ini dukungan teman dilihat dari ajakan

tetangga atau sesama lansia yang mengajak responden untuk

berkunjung ke Posbindu.

Belum ada penelitian sebelumnya yang mengaitkan antara

dukungan teman atau perilaku teman dengan pemanfaatan posbindu

sehingga belum diketahui apakah variabel dukungan atau perilaku

teman ini berpengaruh atau berhubungan terhadap pemanfaatan

Posbindu oleh lansia.

Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Fauziya (2016) yang

menyatakan ada hubungan antara dukungan teman sebaya dengan

pemanfaatan posbindu PTM

2.8. Kerangka Teori

Penelitian ini mengembangkan teori Lawrence W. Green. Berikut

adalah kerangka teori yang digambarkan oleh Lawrence W. Green terhadap

tiga faktor variabel untuk mendukung seseorang berperilaku

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

35

5

6

4

7

2

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Sumber: Teori Lawrence W. Green (2005)

Faktor predisposisi:

Pengetahuan

Keyakinan

Nilai

Sikap

Percaya diri

kapasitas

-

Faktor pendorong:

Keluarga

Teman sebaya

Guru

Pengusaha (employer)

Tenaga kesehatan

Pimpinan komunitas

Pembuat keputusan

Faktor pemungkin:

Ketersediaan sarana kesehatan

Aksesibilitas menuju sarana

kesehatan

Hukum, prioritas, dan

komitmen

masyarakat/pemerintah

terhadap kesehatan

Keterampilan tenaga

kesehatan

Lingkungan

(kondisi hidup)

Perilaku spesifik

oleh individu atau

organisasi

Genetik

Kesehatan

11

1

12

13

14

15

10

8

9

3

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

36

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori Lawrence W. Green 2005 dengan faktor-

faktornya, maka disini peneliti ingin mengambil variabel-variabel

penelitian ini berdasarkan teori tersebut. Adapun variabel dependen dalam

penelitian ini yaitu (kunjungan pos pembinaan terpadu pada lansia) dan

untuk variabel independennya yaitu (pengetahuan lansia, sikap lansia,

umur, jenis kelamin, pendidikan, ketersediaan sarana kesehatan, jarak

rumah dengan posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan

keluarga, tenaga kesehatan, kader dan teman).

Variabel faktor sosiodemografi tetap diteliti dalam penelitian ini

dikarenakan menurut teori Green 2005 disebutkan bahwa faktor

sosiodemografi seperti status sosial (berdasarkan pendapatan, pendidikan,

pekerjaan, area tinggal, dan lainnya), usia, jenis kelamin, kelompok etnis,

keluarga, sejarah mempengaruhi perilaku terkait kesehatan. Usia dan jenis

kelamin semuanya dapat digunakan untuk mengelompokkan sasaran atau

individu untuk tujuan perencanaan. Sehingga jika variabel tersebut tetap

diteliti diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan suatu perencanaan

yang tepat sasaran. Oleh karena itu variabel tersebut tetap diteliti.

Terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini

namun terdapat beberapa alasan peneliti untuk tidak meneliti variabel-

variabel tersebut seperti pada penjelasan berikut. Variabel kepercayaan

dan nilai seseorang tidak diteliti dikarenakan kepercayaan dan nilai

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

37

seseorang dianggap sudah mewakili dengan melihat variabel sikap yang

akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Nirawan tahun 2002 bahwa nilai

adalah sikap juga, dan sikap didasarkan oleh pengetahuan serta

kepercayaan.

Variabel percaya diri tidak diteliti dikarenakan dalam mengunjungi

posbindu seorang lansia tidak memerlukan rasa percaya diri terlebih

dahulu kemudian melakukan kunjungan terhadap posbindu sama halnya

dengan variabel kapasitas yang tidak diteliti dikarenakan dalam

berkunjung ke posbindu seorang lansia tidak memerlukan suatu

keterampilan atau kemampuan tertentu untuk melakukannya.

Variabel komitmen da n prioritas pemerintah atau masyarakat tidak

diteliti dikarenakan definisi komitmen sendiri menurut KBBI adalah

perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu kontrak. Didalam

perjanjian yang telah dijelaskan dalam undang-undang No 36 tahun 2009

tepatnya pada pasal 138 ayat 2 bahwa pemerintah wajib menjamin

ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok

lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan

ekonomis. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud salah satunya

adalah Posbindu. Jadi pemerintah memang telah memiliki keterkaitan

terhadap pelaksanaan Posbindu sendiri dan komitmen telah dilaksanakan

bahwa di daerah Ciputat sudah ada pelaksanaan Posbindu.

Variabel dukungan employer tidak teliti dikarenakan responden

penelitian ini yaitu lansia sehingga kemungkinan untuk variabel

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

38

mendapatkan dukungan employer tidak ada, yang akan menyebabkan data

homogen.

Variabel dukungan guru tidak diteliti dikarenakan guru bukanlah

merupakan faktor yang begitu berpengaruh terhadap perilaku lansia dalam

berkunjung ke Posbindu.

Variabel pembuat keputusan tidak diteliti dikarenakan penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan responden yakni lansia

sebagai orang yang berhubungan langsung terhadap pelaksanaan/pemakai

pelayanan kesehatan di posbindu sedangkan pembuat keputusan

merupakan orang yang merencanakan adanya kegiatan posbindu sehingga

variabel pembuat keputusan dalam hal ini tidak diteliti.

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

bagan di bawah ini:

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

39

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Predisposisi:

- Pengetahuan

- Sikap

- Umur

- Jenis kelamin

- Pendidikan

Kunjungan Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu) pada lansia

Faktor pemungkin:

- Ketersediaan sarana

kesehatan

- Jarak rumah dengan

Posbindu

- Pembinaan dari tenaga

kesehatan

Faktor pendorong:

- Keluarga

- Tenaga Kesehatan

- Kader kesehatan

- Teman

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

40

3.2. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur

Skala

ukur

Variabel Dependen

1. Kunjungan

Posbindu Lansia

Perilaku responden dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan

yang ada di posbindu yang meliputi

semua hal berikut: melakukan

pendaftaran (datang/mengikuti

posbindu), pengukuran tinggi badan,

penimbangan berat badan,

pemeriksaan kesehatan dan atau

penyuluhan kesehatan, pengobatan

Wawancara Kuesioner 0= Tidak berkunjung, jika

total nilai ≤ median

1= berkunjung, jika total

nilai > median

Ordinal

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

41

atau konsultasi kesehatan

Variabel Independen

2. Umur Masa hidup responden dalam tahun

dengan pembulatan kebawah atau

umur pada waktu ulang tahun

terakhir (Depkes, 2008)

Wawancara,

Observasi

KTP

Kuesioner 0= lansia, jika umur lansia

60-69 tahun

1= lansia risiko tinggi, jika

umur lansia ≥70 tahun

(Kemenkes RI, 2011)

Ordinal

3. Jenis Kelamin Pembagian jenis seksual yang

ditentukan secara biologis dan

anatomis yang dinyatakan dalam

jenis kelamin perempuan dan jenis

kelamin laki-laki

Wawancara Kuesioner 0= perempuan

1= laki-laki

Nominal

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

42

4. Pendidikan Tingkat pendidikan formal tertinggi

yang telah dicapai oleh responden

(Depkes, 2008)

Wawancara Kuesioner 0= Rendah, jika tamat <

SMA

1= Tinggi, jika tamat ≥ SMA

(Diknas 2003, dalam

Sebastian 2008 )

Ordinal

5. Ketersediaan Sarana

Kesehatan

Pernyataan responden mengenai

sarana prasarana yang terdapat di

posbindu

Wawancara Kuesioner 0= Tidak tersedia, jika total

nilai ≤ median

1= Tersedia, jika total nilai >

median

Ordiinal

6. Jarak rumah dengan

posbindu

Pernyataan responden mengenai

perkiraan jarak yang ditempuh untuk

datang ke posbindu lansia

Wawancara Kuesioner 0= Dekat, jika total nilai ≤

median

1= Jauh, jika total nilai >

median

Ordinal

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

43

7. Pembinaan dari

Tenaga Kesehatan

Adanya kegiatan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan dari

puskesmas kepada responden berupa

pemberian informasi terkait posbindu

Wawancara Kuesioner 0= buruk, jika total nilai ≤

median

1= baik, jika total nilai >

median

Ordinal

8. Pengetahuan Pernyataan responden mengenai

pemahaman terhadap Posbindu

lansia yang meliputi: tujuan, jadwal,

sasaran dan kegiatan posbindu

Wawancara Kuesioner 0= Rendah, jika total nilai ≤

median

1= Tinggi, jika total nilai >

median

Ordinal

9. Sikap Pernyataan responden mengenai aksi

atau respon terhadap posbindu lansia

Wawancara Kuesioner 0= Tidak baik, jika total nilai

≤ median

1= Baik, jika total nilai >

median

Ordinal

10. Dukungan keluarga Pernyataan responden mengenai

peran anggota keluarga yang

Wawancara Kuesioner 0= tidak mendukung, jika

total nilai ≤ median

Ordinal

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

44

dirasakan responden terhadap

kegaiatan posbindu lansia yang

dilaksanakan misalnya

menganjurkan untuk datang ke

posbindu, mengingatkan jadwal

posbindu dan mengantar/menemani

ke tempat kegiatan posbindu

1= mendukung, jika total

nilai > median

11. Dukungan Kader Adanya kegiatan yang diberikan

kader meliputi anjuran atau ajakan

kepada lansia untuk datang ke

Posbindu serta memberikan

informasi tentang posbindu

Wawancara Kuesioner 0= tidak mendukung, jika

total nilai ≤ median

1= mendukung, jika total

nilai > median

Ordinal

12. Dukungan Tenaga

Kesehatan

Pernyataan responden tentang

kehadiran tenaga kesehatan dalam

Wawancara Kuesioner 0= tidak mendukung, jika

total nilai ≤ median

Ordinal

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

45

memberikan pelayanan posbindu

lansia, memberikan saran, dorongan

atau motivasi untuk datang ke

Posbindu serta memberikan

informasi tentang adanya Posbindu

1= mendukung, jika total

nilai > median

13. Dukungan Teman Tindakan yang pernah diberikan

sesama lansia kepada responden

yang merupakan teman responden

untuk datang dan memanfaatkan

Posbindu

Wawancara Kuesioner 0= tidak mendukung, jika

total nilai ≤ median

1= mendukung, jika total

nilai > median

Ordinal

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

46

3.3. Hipotesis

3.3.1. Ada hubungan antara antara faktor predisposisi (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pengetahuan, sikap) dengan kunjungan Posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017.

3.3.2. Ada hubungan antara faktor pemungkin (ketersediaan sarana

kesehatan, jarak rumah dengan Posbindu, pembinaan dari tenaga

kesehatan) dengan kunjungan Posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017

3.3.3. Ada hubungan antara faktor pendorong (dukungan keluarga, tenaga

kesehatan, kader, dan teman) dengan kunjungan Posbindu pada lansia

di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

47

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi

deskriptif analitik dan menggunakan metode cross sectional karena

bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan mencari tahu korelasi antara

variabel independen dengan variabel dependen dalam satu waktu. Desain

ini digunakan karena rancangan penelitian ini mudah dilaksanakan,

sederhana, ekonomis, dalam hal waktu dan hasilnya dapat diperoleh

dengan cepat (Notoatmodjo, 2005). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah (kunjungan posbindu pada lansia). Sedangkan variabel

independen dalam penelitian ini adalah (umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana kesehatan, jarak rumah dengan

posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga, tenaga

kesehatan, kader, dan teman).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei–November tahun 2017 di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat yakni Kelurahan Ciputat dan Kelurahan

Cipayung, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan

yang akan dilakukan (Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian ini

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

48

adalah seluruh lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat yakni kelurahan Ciputat dan Kelurahan Cipayung,

Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang

nilai/karakteristiknya diukur dan yang nantinya dipakai untuk

menduga karakteristik dari populasi (Sabri, 2008). Sampel pada

penelitian ini adalah lansia yang bertempat tinggal di Wilayah

Kerja Pusksmas Ciputat yakni Kelurahan Ciputat dan Kelurahan

Cipayung yang berjumlah 168 lansia. Jumlah sampel pada

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus uji Hipotesis

beda dua proporsi (Ariawan, 1998), yaitu:

n = [𝑍1−

𝛼

2 √2𝑃 (1−𝑃) + 𝑍1−𝛽 √𝑃1 (1−𝑃1)+𝑃2 (1−𝑃2)]

(𝑃1−𝑃2)2

2

keterangan

n = jumlah sampel yang dibutuhkan

Z1-𝛼/2 = derajat kemaknaan (5% = 1,96)

Z1-𝛽 = kekuatan uji 80 % = 0,84

P = proporsi rata-rata P = 𝑃1+𝑃2

2

P1 = 61,3% (0,613)

P2 = 38,7% (0,387)

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

49

Tabel 4.1

Perhitungan Jumlah Sampel

Variabel P1 P2 Jumlah Sampel

Pemanfaatan Posbindu Lansia 70,3% 29,7% 23

Umur 66,8% 33.2% 34

Jenis Kelamin 61,3% 38,7% 76

Tingkat Pendidikan 8,14% 91,86% 5

Pekerjaan 71,5% 28,5% 20

Jarak Rumah dengan Posbindu 92% 8% 5

Pengetahuan 86,1% 13,9% 7

Sikap 80,9% 19,1% 9

Dukungan Keluarga 65,9% 34,1% 38

Dukungan Petugas Kesehatan 76,9% 23,1% 13

Perilaku Kader 79,2% 20,8% 11

Dari hasil perhitungan diatas di peroleh jumlah sampel

minimal sebanyak 76 sampel yang kemudian dikalikan dengan

Desain Effect (DE) menjadi 152 sampel. Kemudian untuk

menghindari drop out dan sebagai antisipasi maka peneliti

menambahkan 10% dari jumlah sampel dalam penelitian ini. Jadi

152x10% = 15,2 dibulatkan menjadi 16, sehingga besar sampel

yang dibutuhkan sebanyak 152+16=168 responden.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode simple random sampling (sampel acak sederhana), dengan

langkah yaitu melakukan pengambilan secara acak terhadap

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

50

beberapa lansia dengan menggunakan daftar lansia dan tabel angka

acak untuk mengambil sampel lansia yang ada di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat sampai terambil 168 lansia.

4.4. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan jenis

kuesioner tertutup dimana responden diarahkan untuk memilih salah satu

jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti. Metode yang digunakan

dalam pengumpulan data adalah peneliti memberikan pertanyaan langsung

kepada responden dengan menggunakan panduan kuesioner yang telah

dibuat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan pos pembinaan terpadu (posbindu) pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Ciputat.

4.5. Uji validitas dan Reabilitas Kuesioner

4.5.1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukut dalam

mengukur suatu data. Misalnya, bila seseorang ingin menimbang

berat badan, maka ia harus melakukannya dengan menggunakan

timbangan berat badan. Begitu juga jika seseorang akan mengukur

cincin, maka harus menggunakan timbangan emas.

Koefisien korelasi dikatakan valid jika nilai r hitung > r

tabel. Berdasarkan tabel dengan taraf kepercayaan 95% dan dengan

responden 31 orang nilai r tabel adalah 0.344.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

51

4.5.2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur

yang sama. Misalkan seseorang ingin mengukur jarak dari satu

tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan dua jenis alat

ukur. Alat ukur pertama dengan meteran yang dibuat dari logam,

sedangkan alat ukur kedua dengan menghitung langkah kaki.

Pengukuran yang dilakukan dengan meteran logam akan

mendapatkan hasil yang sama kalau pengukurannya diulang dua

kali atau lebih. Sebaliknya pengukuran yang dilakukan dengan

langkah kaki, besar kemungkinan akan didapatkan hasil yang

berbeda kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Dari

ilustrasi ini berarti meteran logam lebih reliabel dibandingkan

dengan langkah kaki untuk mengukur jarak.

Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Jadi, jika misalnya responden menjawab “tidak setuju”

terhadap perilaku merokok dapat mempertinggi kepercayaan diri,

maka jika beberapa waktu kemudian ia diatanya lagi untuk hal

yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban

semula, yaitu tidak setuju.

Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan

dengan cara:

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

52

1. Repeated Measure atau ukur ulang. Pertanyaan dinyatakan

pada responden berulang pada waktu yang berbeda (misalnya

sebulan kemudian), dan kemudian dilihat apakah ia tetap

konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau diukur sekali saja. Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain. Pada umumnya pengukuran dilakukan dengan secara one

shot dengan pertanyaan.

Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas

terlebih dahulu. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka

pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah

valid kemudian baru secara bersama diukur reliabilitasnya.

Setelah semua pertanyaan valid, analisis dilanjutka dengan

uji reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan cara

membandingkan nila r tabel dengan nilai r hasil. Dalam uji

reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai alpha (terletak di akhir

output). Ketentuannya adalah bila nilai alpha cronbah > 0,7

(Pallant, 2005).

4.5.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas dan reliabilitas variabel kunjungan posbindu

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel kunjungan posbindu:

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

53

Tabel 4.2

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kunjungan

Posbindu

No. r

hitung

r

tabel

Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

B1 0.942 0.344 Valid

0.952 Reliabel

B2 0.961 0.344 Valid

B31 0.942 0.344 Valid

B32 0.942 0.344 Valid

B33 0.942 0.344 Valid

B34 0.942 0.344 Valid

B35 0.942 0.344 Valid

B36 0.953 0.344 Valid

B37 0.956 0.344 Valid

B38 0.954 0.344 Valid

B39 0.942 0.344 Valid

B310 0.942 0.344 Valid

B311 0.942 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel kunjungan posbindu memiliki

nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-

item pertanyaan tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga

menunjukkan angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

54

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada kuesioner kunjungan

posbindu juga reliabel.

2. Uji validitas dan reliabilitas variabel pengetahuan

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel pengetahuan:

Tabel 4.3

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan

No. r

hitung

r

tabel

Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

C1 0.973 0.344 Valid

0.976 Reliabel

C2 0.973 0.344 Valid

C3 0.973 0.344 Valid

C4 0.980 0.344 Valid

C51 0.973 0.344 Valid

C52 0.973 0.344 Valid

C53 0.973 0.344 Valid

C54 0.973 0.344 Valid

C55 0.980 0.344 Valid

C56 0.973 0.344 Valid

C57 0.973 0.344 Valid

C58 0.973 0.344 Valid

C59 0.973 0.344 Valid

C510 0.973 0.344 Valid

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

55

C511 0.975 0.344 Valid

C512 0.980 0.344 Valid

C513 0.980 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel pengetahuan memiliki nilai r

hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item

pertanyaan tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga

menunjukkan angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada kuesioner

pengetahuan juga reliabel.

3. Uji validitas dan reliabilitas variabel sikap

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel Sikap:

Tabel 4.4

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

D1 0.853 0.344 Valid

0.837 Reliabel

D2 0.778 0.344 Valid

D3 0.772 0.344 Valid

D4 0.741 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel sikap memiliki nilai r hitung > r

tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

56

tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga menunjukkan

angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa

item pertanyaan pada kuesioner sikap juga reliabel.

4. Uji validitas dan reliabilitas variabel ketersediaan sarana

kesehatan

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel ketersediaan sarana kesehatan:

Tabel 4.5

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ketersediaan

Sarana Kesehatan

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

E1 0.974 0.344 Valid

0,981 Reliabel

E2 1.000 0.344 Valid

E3 0.974 0.344 Valid

E41 0.974 0.344 Valid

E42 0.974 0.344 Valid

E43 0.974 0.344 Valid

E44 0.974 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel ketersediaan sarana kesehatan

memiliki nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan

bahwa item-item pertanyaan tersebut valid. Adapun

Cronbach’s Alpha juga menunjukkan angka lebih besar dari

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

57

0.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

kuesioner ketersediaan sarana kesehatan juga reliabel.

5. Uji validitas dan reliabilitas variabel jarak rumah dengan

posbindu

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel jarak rumah dengan posbindu:

Tabel 4.6

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Jarak Rumah

dengan Posbindu

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

F1 0.832 0.344 Valid

0.700 Reliabel

F2 0.714 0.344 Valid

F3 0.517 0.344 Valid

F4 0.552 0.344 Valid

F51 0.633 0.344 Valid

F52 0.629 0.344 Valid

F53 0.651 0.344 Valid

F54 0.619 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel jarak rumah dengan posbindu

memiliki nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan

bahwa item-item pertanyaan tersebut valid. Adapun

Cronbach’s Alpha juga menunjukkan angka lebih besar dari

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

58

0.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

kuesioner jarak rumah dengan posbindu juga reliabel.

6. Uji validitas dan reliabilitas variabel pembinaan dari

tenaga kesehatan

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel pembinaan dari tenaga kesehatan:

Tabel 4.7

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pembinaan dari

Tenaga Kesehatan

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

G1 0.899 0.344 Valid

0.956 Reliabel G2 1.000 0.344 Valid

G3 0.899 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel pembinaan dari tenaga

kesehatan memiliki nilai r hitung > r tabel maka dapat

disimpulkan bahwa item-item pertanyaan tersebut valid.

Adapun Cronbach’s Alpha juga menunjukkan angka lebih

besar dari 0.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa item

pertanyaan pada kuesioner pembinaan dari tenaga kesehatan

juga reliabel.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

59

7. Uji validitas dan reliabilitas variabel dukungan keluarga

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel dukungan keluarga:

Tabel 4.8

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Keluarga

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

H1 0.981 0.344 Valid

0.910 Reliabel

H21 0.869 0.344 Valid

H22 0.887 0.344 Valid

H23 0.869 0.344 Valid

H31 0.879 0.344 Valid

H32 0.881 0.344 Valid

H33 0.881 0.344 Valid

H34 0.881 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel dukungan keluarga memiliki

nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-

item pertanyaan tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga

menunjukkan angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada kuesioner dukungan

keluarga juga reliabel.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

60

8. Uji validitas dan reliabilitas variabel dukungan tenaga

kesehatan

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel dukungan tenaga kesehatan:

Tabel 4.9

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Tenaga

Kesehatan

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

I1 1.000 0.344 Valid

0.994 Reliabel

I2 0.984 0.344 Valid

I3 0.984 0.344 Valid

I4 0.984 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.9 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel dukungan tenaga kesehatan

memiliki nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan

bahwa item-item pertanyaan tersebut valid. Adapun

Cronbach’s Alpha juga menunjukkan angka lebih besar dari

0.7 sehingga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

kuesioner dukungan tenaga kesehatan juga reliabel.

9. Uji validitas dan reliabilitas variabel dukungan kader

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel dukungan kader:

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

61

Tabel 4.10

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Kader

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

J1 0.988 0.344 Valid

0.926 Reliabel

J2 0.875 0.344 Valid

J3 0.875 0.344 Valid

J4 0.875 0.344 Valid

J5 0.875 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.10 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel dukungan kader memiliki nilai r

hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item

pertanyaan tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga

menunjukkan angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada kuesioner dukungan

kader juga reliabel.

10. Uji validitas dan reliabilitas variabel dukungan teman

Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas

variabel dukungan teman:

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

62

Tabel 4.11

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Dukungan Teman

No. r

hitung

r tabel Keterangan Cronbach's

Alpha

Keterangan

K1 0.980 0.344 Valid

0.985 Reliabel

K2 0.981 0.344 Valid

K3 0.980 0.344 Valid

K4 0.981 0.344 Valid

Berdasarkan tabel 4.11 di atas diketahui bahwa semua

item pertanyaan pada variabel dukungan teman memiliki nilai

r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item

pertanyaan tersebut valid. Adapun Cronbach’s Alpha juga

menunjukkan angka lebih besar dari 0.7 sehingga dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada kuesioner dukungan

teman juga reliabel.

4.6. Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.6.1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha

mendapatkan data untuk keperluan penelitian dan untuk pengujian

hipotesis karena pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data

yang tersedia.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang

berisi pertanyaan tertutup tentang variabel independen dan variabel

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

63

dependen yang diteliti. Kuesioner yang digunakan pada penelitian

ini sebelumnya dilakukan uji coba kuesioner untuk mengetahui

tingkat validitas dan reliabilitas dari instrument penelitian yang

dilakukan di tempat berbeda terhadap 31 lansia. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara mendatangi lansia yang terpilih menjadi

sampel penelitian.

4.6.2. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Coding

Proses memberikan kode pada setiap variabel yang

telah terkumpul untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan

data selanjutnya. Coding dapat mempermudah dalam

melakukan analisis yaitu dengan merubah data yang berbentuk

huruf menjadi angka.

Berikut coding dalam penelitian ini:

a. Kunjungan Posbindu Lansia

Kunjungan Posbindu lansia didefinisikan sebagai perilaku

responden dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang

ada di posbindu yang meliputi semua hal berikut:

melakukan pendaftaran (datang/mengikuti posbindu),

pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan,

pemeriksaan kesehatan dan atau penyuluhan kesehatan,

pengobatan atau konsultasi kesehatan. Pertanyaan variabel

pemanfaatan posbindu terdapat pada kuesioner dengan

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

64

kode B1-B311 dengan kategori 0= tidak berkunjung, jika

total nilai ≤ mean atau median dan 1= berkunjung, jika

total nilai > mean atau median.

b. Umur

Variabel umur didefinisikan masa hidup responden dalam

tahun dengan pembulatan kebawah atau umur pada waktu

ulang tahun terakhir yang ditanyakan kepada

lansia/responden secara langsung dan berdasarkan

observasi dari KTP milik responden. Pertanyaan variabel

umur terdapat pada kuesioner dengan kode A4 dengan

kategori 0: Lansia (60-69 tahun), 1: Lansia risiko tinggi

(≥70 tahun) (Kemenkes RI, 2011).

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan pembagian jenis seksual yang

ditentukan secara biologis dan anatomis yang dinyatakan

dalam jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-

laki, dimana variabel tersebut dikategorikan menjadi 2

yakni 0: Perempuan dan 1: Laki-laki yang terdapat pada

kuesioner dengan kode A3.

d. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan responden didefinisikan sebagai

tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah dicapai oleh

responden yang diperoleh melalui wawancara responden

secara langsung dengan kategori 0= Rendah, jika tamat <

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

65

SMA, 1= Tinggi, jika tamat ≥ SMA (Diknas 2003, dalam

Sebastian 2008) yang terdapat dalam kuesioner dengan

kode A5.

e. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan sebagai pernyataan responden

mengenai pemahaman terhadap Posbindu lansia yang

meliputi: tujuan, jadwal, sasaran dan kegiatan posbindu.

Pertanyaa tentang variabel pengetahuan terdapat dalam

kuesioner dengan Kode C1-C513. Penilaiannya yakni

dengan kategori 0= Rendah, jika total nilai ≤ mean atau

median dan 1= Tinggi, jika total nilai > mean atau median.

f. Sikap

Sikap merupakan Pernyataan responden mengenai aksi

atau respon terhadap posbindu lansia yang terdapat dalam

kuesioner dengan Kode D1-D4. Kategori penilaiannya

yakni kategori 0= Tidak baik, jika total nilai ≤ mean atau

median dan 1= Baik, jika total nilai > mean atau median.

g. Ketersediaan sarana kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan merupakan pernyataan

responden mengenai sarana prasarana yang terdapat di

posbindu yang meliputi: tempat kegiatan. Pertanyaan

untuk variabel ketersediaan sarana kesehatan terdapat pada

kuesioner dengan kode E1-E44 yang memiliki kategori 0=

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

66

Tidak tersedia, jika total nilai ≤ mean atau median 1=

Tersedia, jika total nilai > mean atau median

h. Jarak rumah dengan Posbindu

Jarak rumah dengan Posbindu merupakan pernyataan

responden mengenai perkiraan jarak yang ditempuh untuk

datang ke posbindu lansia. Untuk menanyakan variabel

jarak rumah dengan posbindu terdapat dalam kuesinoer

dengan kode F1-F54 yang memiliki kategori 0= Dekat,

jika total nilai ≤ mean atau median 1= Jauh, jika total nilai

> mean atau median.

i. Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Pembinaan dari Tenaga Kesehatan merupakan adanya

kegiatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari

puskesmas kepada responden berupa pemberian informasi

terkait posbindu. Pertanyaan tentang variabel pembinaan

dari tenaga kesehatan terdapat dalam kuesinoer dengan

kode G1-G3 yang memiliki kategori 0= buruk, jika total

nilai ≤ mean atau median dan 1= baik, jika total nilai >

mean atau median.

j. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga diartikan sebagai pernyataan

responden mengenai peran anggota keluarga yang

dirasakan responden terhadap kegaiatan posbindu lansia

yang dilaksanakan misalnya menganjurkan untuk datang

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

67

ke posbindu atau mengingatkan jadwal posbindu atau

mengantar, menemani di tempat kegiatan posbindu.

Variabel tersebut terdapat dalam kuesioner dengan Kode

H1-H34, adapun kategori penilaiannya yakni kategori 0=

tidak mendukung, jika total nilai ≤ mean atau median dan

1= mendukung, jika total nilai > mean atau median

k. Dukungan tenaga kesehatan

Dukungan tenaga kesehatan merupakan pernyataan

responden tentang kehadiran tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan posbindu lansia, memberikan

saran, dorongan atau motivasi untuk datang ke Posbindu

serta memberikan informasi tentang adanya Posbindu.

Variabel tersebut terdapat dalam kuesioner dengan Kode

I1-I5, adapun kategori penilaiannya yakni kategori 0=

tidak mendukung, jika total nilai ≤ mean atau median dan

1= mendukung, jika total nilai > mean atau median.

l. Dukungan kader

Dukungan kader didefinisikan sebagai adanya kegiatan

yang diberikan kader meliputi anjuran atau ajakan kepada

lansia untuk datang ke Posbindu serta memberikan

informasi tentang posbindu. Variabel tersebut terdapat

dalam kuesioner dengan Kode J1-J5, adapun kategori

penilaiannya yakni kategori 0= tidak mendukung, jika

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

68

total nilai ≤ mean atau median dan 1= mendukung, jika

total nilai > mean atau median.

m. Dukungan teman

Dukungan teman didefinisikan sebagai tindakan yang

pernah diberikan sesama lansia kepada responden yang

merupakan teman responden untuk datang dan

memanfaatkan Posbindu. Variabel tersebut terdapat dalam

kuesioner dengan Kode K1-K4, adapun kategori

penilaiannya yakni kategori 0= tidak mendukung, jika

total nilai ≤ mean atau median dan 1= mendukung, jika

total nilai > mean atau median.

2. Editing

Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu diperiksa

kelengkapannya untuk memastikan semua variabel sudah diisi

dengan lengkap.

3. Entering

Proses memasukkan data dengan menggunakan

computer untuk mempermudah dalam melakukan analisis data.

4. Cleaning

Pengecekan kembali untuk memastikan bahwa tidak

ada kesalahan pada data tersebut, baik pada saat pengkodean

maupun kesalahan dalam membaca kode sehingga data siap

untuk dipakai.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

69

4.7. Analisis Data

4.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan

karakteristik data setiap variabel yang diteliti. Penyajian data

univariat berupa distribusi frekuensi masing-masing variabel

penelitian yang meliputi variabel dependen (kunjungan posbindu

pada lansia) dan variabel independen (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana kesehatan,

jarak rumah dengan posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan,

dukungan keluarga, tenaga kesehatan, kader dan teman).

4.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dan dependen. Analisis bivariat dalam

penelitian ini dengan uji Chi Square yakni untuk menguji hipotesis

dan melihat hubungan antara variabel kategorik independen dan

variabel kategorik dependen. Tingkat kepercayaan pada penelitian

ini sebesar 95% dan nilai α = 0,05. Dikatakan memiliki hubungan

signifikan apabila nilai p < 0,05 dan tidak memiliki hubungan

signifikan jika nilai p ≥ 0,05.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

70

BAB V

HASIL

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Ciputat merupakan salah satu Puskesmas yang ada di

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Banten. Puskesmas Ciputat

terletak ± 6 km sebelah utara Kota Tangerang Selatan. Luas wilayah kerja

Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311Ha persegi. Puskesmas ini mempunyai

wilayah kerja 2 kelurahan, yaitu kelurahan Ciputat dan kelurahan

Cipayung. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat pada

tahun 2016 berjumlah 52.748 jiwa dengan jumlah sasaran program lansia

sebanyak 12.361 orang. Puskesmas Ciputat terletak di jalan Ki Hajar

Dewantara No. 7 Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Provinsi Banten. Dibangun di atas tanah seluas 693 m2 dengan

luas bangunan ± 1200 m2 terdiri dari 2 lantai dimana kegiatan pelayanan

dipusatkan di lantai 1 sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang

pimpinan, staff, dan ruang rapat. Lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan

pengibatan TB paru, klinik sanitasi, klinik PTRM dan laboratorium (Profil

Puskesmas Ciputat, 2016).

Sarana Posbindu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

adalah 7 posbindu yang tersebar di 2 kelurahan yang menjadi wilayah

kerja Puskesmas Ciputat yakni 2 posbindu terletak di kelurahan Ciputat

dan 5 posbindu terletak di kelurahan Cipayung (Profil Kesehatan

Puskesmas Ciputat Tahun 2016).

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

71

5.1.1. Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel

independen maupun variabel dependen.

1. Gambaran Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Distribusi kunjungan Posbindu pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi kunjungan posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017

Kunjungan Posbindu Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Berkunjung 135 80.4

Berkunjung 33 19.6

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 168 lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 135 (80.4%) diantaranya tidak

berkunjung ke Posbindu.

2. Gambaran Faktor Predisposisi (Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan, Pengetahuan, Sikap)

Distribusi faktor predisposisi pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat yang berada di Kecamatan Ciputat

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

72

a. Umur

Distribusi umur pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Umur pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

Lansia (60-69 tahun) 134 79.8

Lansia Risiko Tinggi

(≥70 tahun)

34 20.2

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja puskesmas Ciputat, 134 (79.8%)

diantaranya berumur 60-69 tahun.

b. Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

73

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 95 56.5

Perempuan 73 43.5

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 95 (56.4%)

diantaranya berjenis kelamin laki-laki.

c. Pendidikan

Distribusi pendidikan pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pendidikan pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah 80 47.6

Tinggi 88 52.4

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja puskesmas ciputat, 88 (52.4%)

diantaranya memiliki pendidikan yang tinggi

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

74

d. Pengetahuan

Distribusi pengetahuan pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah 107 63.7

Tinggi 61 36.3

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 107 (63.7%)

diantaranya memiliki pengetahuan yang rendah tentang

Posbindu.

e. Sikap

Distribusi sikap pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

75

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Sikap pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 75 44.6

Baik 93 55.4

Total 168 100

Berdasarkan Tabel 5.6 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 93 (55.4%)

diantaranya memiliki sikap yang baik tentang posbindu.

3. Gambaran Faktor Pemungkin (Ketersediaan Sarana

Kesehatan, Jarak Rumah dengan Posbindu, Pembinaan dari

Tenaga Kesehatan)

Distribusi faktor pemungkin pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017 adalah sebagai berikut:

a. Ketersediaan Sarana Kesehatan

Distribusi ketersediaan sarana kesehatan posbindu

menurut lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

76

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Kesehatan

Posbindu Menurut Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

B

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 108 (64.3%)

diantaranya menyatakan tidak tersedianya sarana kesehatan

tentang posbindu.

b. Jarak Rumah dengan Posbindu

Distribusi jarak rumah dengan posbindu menurut

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Ketersediaan Sarana

Kesehatan

Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Tersedia 108 64.3

Tersedia 60 35.7

Total 168 100

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

77

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Jarak Rumah dengan Posbindu

Menurut Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017

Jarak Rumah

dengan Posbindu

Jumlah (n) Persentase (%)

Dekat 27 16.1

Jauh 141 83.9

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 141 (83.9%)

diantaranya memiliki jarak rumah yang jauh dengan

posbindu.

c. Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Distribusi Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

menurut lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

78

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Menurut Lansia di Wilayah kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017

Pembinaan dari

Tenaga Kesehatan

Jumlah (n) Persentase (%)

Buruk 91 54.2

Baik 77 45.8

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 91 (54.2%)

diantaranya menyatakan buruknya pembinaan dari tenaga

kesehatan tentang posbindu.

4. Gambaran Faktor Pendorong (Dukungan Keluarga, Petugas

Kesehatan, Kader, Teman)

Distribusi faktor pendorong pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017 adalah sebagai berikut:

a. Dukungan Keluarga

Distribusi dukungan keluarga tentang posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

79

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga tentang

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Dukungan

Keluarga

Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Mendukung 139 82.7

Mendukung 29 17.3

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 139 (82.7%)

diantaranya menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari

keluarga.

b. Dukungan Tenaga Kesehatan

Distribusi dukungan tenaga kesehatan tentang

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

80

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan

tentang Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Dukungan Tenaga

Kesehatan

Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Mendukung 107 63.7

Mendukung 61 36.3

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 107 (63.7%)

diantaranya menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari

tenaga kesehatan.

c. Dukungan Kader

Distribusi dukungan kader tentang posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

81

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Dukungan Kader tentang Posbindu

pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017

Dukungan Kader Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Mendukung 107 63.7

Mendukung 61 36.3

Total 168 100

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 107 (63.7%)

diantaranya menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari

kader.

d. Dukungan Teman

Distribusi dukungan teman tentang posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi Dukungan Teman tentang

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Dukungan Teman Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Mendukung 125 74.4

Mendukung 43 25.6

Total 168 100

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

82

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa dari 168

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, 125 (74.4%)

diantaranya menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari

teman.

5.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dengan dependen yang dianalisis melalui

uji Chi square yakni untuk menguji hipotesis dan melihat hubungan

antara variabel kategorik independen dan variabel kategorik

dependen. Dikatakan bermakna jika nilai p < 0,05 dan tidak

bermakna jika mempunyai nilai p ≥ 0,05.

1. Hubungan Antara Faktor Predisposisi (Umur, Jenis

Kelamin Pendidikan, Pengetahuan, Sikap) dengan

Kunjungan Posbindu pada Lansia

Hasil analisis antara faktor predisposisi (umur, jenis

kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap) dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat adalah

sebagai berikut:

a. Hubungan antara Umur dengan Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara umur dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

83

Tabel 5.14

Hubungan Antara Umur dengan Kunjungan Posbindu

pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Tahun 2017

Umur

Kunjungan Posbindu

Total P

value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Lansia (60-69

tahun)

106 79.1 28 20.9 134 100

0.569

Lansia Risiko

Tinggi (≥70

tahun)

29 85.3 5 14.7 34 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa

lansia dengan umur 60-69 tahun dan tidak berkunjung ke

posbindu sebesar 106 lansia (79.1%) dibandingkan dengan

lansia berumur ≥70 dan tidak berkunjung ke posbindu

sebesar 29 lansia (85.3%). Hasil uji statistiknya didapati

nilai p= 0.569 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara umur dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

84

b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kunjungan

Posbindu

Hasil analisis antara jenis kelamin dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017 dapat dillihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.15

Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Jenis Kelamin

Kunjungan Posbindu

Total P

value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Laki-laki 80 84.2 15 15.8 95 100

0.216 Perempuan 55 75.3 18 24.7 73 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat dilihat bahwa

lansia yang berjenis kelamin laki-laki dan tidak berkunjung

ke posbindu berjumlah 80 lansia (84.2%) sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 55 lansia (75.3%). Dari

hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.216 artinya tidak

terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kunjungan

posbindu pada lansia.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

85

c. Hubungan antara Pendidikan dengan Kunjungan

Posbindu

Hasil analisis antara pendidikan dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.16

Hubungan antara Pendidikan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Pendidikan

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Rendah 66 82.5 14 17.5 80 100

0.637 Tinggi 69 78.4 19 21.6 88 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.16 di atas dapat dilihat bahwa

lansia yang berpendidikan rendah dan tidak berkunjung ke

posbindu berjumlah 66 (82.5%) sedangkan lansia yang

berpendidikan tinggi dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 69 (78.4%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

p= 0.637 artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan

dengan kunjungan posbindu pada lansia.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

86

d. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kunjungan

Posbindu

Hasil analisis antara pengetahuan dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.17

Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Pengetahuan

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Rendah 107 100 0 0 107 100

0.000 Tinggi 28 45.9 33 54.1 61 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.17 di atas diketahui bahwa

lansia yang memiliki pengetahuan rendah dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 107 (100%) sedangkan

lansia yang memiliki pengetahuan tinggi dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 28 (45.9%). Dari hasil

uji statistik diperoleh nilai p= 0.000 terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan kunjungan posbindu pada

lansia.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

87

e. Hubungan antara Sikap dengan Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara sikap dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.18

Hubungan Sikap dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun

2017

Sikap

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak Baik 75 100 0 0 75 100

0.000 Baik 60 64.5 33 35.5 93 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.18 di atas diketahui bahwa

lansia yang memiliki sikap tidak baik dan tidak berkunjung

ke posbindu berjumlah 75 (100%) sedangkan lanisa yang

memiliki sikap baik dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 60 (64.5%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

p= 0.000 artinya terdapat hubungan antara sikap lansia

dengan kunjungan posbindu pada lansia.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

88

2. Hubungan Antara Faktor Pemungkin (Ketersediaan Sarana

Kesehatan, Jarak Rumah dengan Posbindu, Pembinaan dari

Tenaga Kesehatan) dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia

Hasil analisis antara faktor pemungkin (Ketersediaan

Sarana Kesehatan, Jarak Rumah dengan Posbindu, Pembinaan

dari Tenaga Kesehatan) dengan kunjungan posbindu pada lansia

di wilayah kerja Puskesmas Ciputat adalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara Ketersediaan Sarana Kesehatan

dengan Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara Ketersediaan Sarana Kesehatan

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

89

Tabel 5.19

Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Kesehatan

dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Ketersediaan

Sarana

Kesehatan

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak Tersedia 108 100 0 0 108 100

0.000 Tersedia 27 45.0 33 55.0 60 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.19 di atas diketahui lansia yang

menilai terkait ketersediaan sarana kesehatan dengan

kategori tidak tersedia dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 108 (100%) sedangkan lansia yang menilai

terkait ketersediaan sarana kesehatan dengan kategori

tersedia dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 27

(45.0%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000

artinya terdapat hubungan antara ketersediaan sarana

kesehatan dengan kunjungan posbindu pada lansia.

b. Hubungan antara Jarak Rumah dengan Posbindu

dengan Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara jarak rumah dengan posbindu

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

90

Puskesmas Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.20

Hubungan Antara Jarak Rumah dengan Posbindu

dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Jarak Rumah

dengan

Posbindu

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Dekat 17 63.0 10 37.0 27 100

0.026 Jauh 118 83.7 23 16.3 141 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.20 di atas diketahui bahwa

lansia yang memiliki jarak rumah dengan posbindu dengan

kategori dekat dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah

17 (63.0%) sedangkan lansia yang memiliki jarak rumah

dengan posbindu dengan kategori jauh dan tidak berkunjung

ke posbindu berjumlah 118 (83.7%). Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai p= 0.026 artinya terdapat hubungan antara

jarak rumah dengan posbindu dengan kunjungan posbindu

pada lansia.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

91

c. Hubungan antara Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

dengan Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara Pembinaan dari tenaga

kesehatan dengan kunjungan posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.21

Hubungan Antara Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Pembinaan

dari Tenaga

Kesehatan

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Buruk 91 100 0 0 91 100

0.000 Baik 44 57.1 33 42.9 77 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.21 di atas diketahui bahwa

lansia yang buruk mendapatkan pembinaan dari tenaga

kesehatan dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 91

lansia (100%) sedangkan lansia yang baik mendapatkan

pembinaan dari tenaga kesehatan dan tidak berkunjung ke

posbindu berjumlah 44 (57.1%). Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai p= 0.000 artinya terdapat hubungan antara

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

92

pembinaan dari tenaga kesehatan dengan kunjungan

posbindu pada lansia.

3. Hubungan Antara Faktor Pendorong (Dukungan Keluarga,

Tenaga Kesehatan, Kader, Teman) dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia

Hasil analisis antara faktor pendorong (dukungan

keluarga, tenaga kesehatan, kader, teman) dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat adalah

sebagai berikut:

a. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara Dukungan Keluarga dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

93

Tabel 5.22

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Dukungan

Keluarga

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak

Mendukung

117 84.2 22 15.8 139 100

0.014 Mendukung 18 62.1 11 37.9 29 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.22 di atas diketahui lansia yang

tidak memiliki dukungan keluarga dan tidak berkunjung ke

posbindu berjumlah 117 (84.2%) sedangkan lansia yang

memiliki dukungan keluarga dan tidak berkunjung ke

posbindu berjumlah 18 (62.1%). Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai p= 0.014 artinya terdapat hubungan antara

dukungan keluarga dengan kunjungan posbindu pada lansia.

b. Hubungan antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan

Kunjungan Posbindu

Hasil analisis antara dukungan tenaga kesehatan

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

94

Puskesmas Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.23

Hubungan antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan

Kunjungan Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017

Dukungan

Tenaga

Kesehatan

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak

Mendukung

107 100 0 0 107 100

0.000 Mendukung 28 45.9 33 54.1 61 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.23 di atas diketahui bahwa

lansia yang tidak mendapat dukungan dari tenaga kesehatan

dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 107 (100%)

sedangkan responden yang mendapat dukungan dari tenaga

kesehatan dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 28

(45.9%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000

artinya terdapat hubungan antara dukungan dari tenaga

kesehatan dengan kunjungan posbindu pada lansia.

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

95

c. Hubungan antara Dukungan Kader dengan Kunjungan

Posbindu

Hasil analisis antara dukungan kader dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.24

Hubungan antara Dukungan Kader dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Dukungan

Kader

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak

Mendukung

102 95.3 5 4.7 107 100

0.000 Mendukung 33 54.1 28 45.9 61 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.24 di atas diketahui bahwa

lansia yang tidak memiliki dukungan dari kader dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 102 (95.3%) sedangkan

lansia yang memiliki dukungan dari kader dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 33 (54.1%). Dari hasil

uji statistik diperoleh nilai p= 0.000 artinya terdapat

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

96

hubungan antara dukungan kader dengan kunjungan

posbindu pada lansia.

d. Hubungan antara Dukungan Teman dengan Kunjungan

Posbindu

Hasil analisis antara dukungan teman dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.25

Hubungan antara Dukungan Teman dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Tahun 2017

Dukungan

Teman

Kunjungan Posbindu

Total P

Value

Tidak

Berkunjung

Berkunjung

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Tidak

Mendukung

114 91.2 11 8.8 125 100

0.000 Mendukung 21 48.8 22 51.2 43 100

Total 135 80.4 33 19.6 168 100

Berdasarkan tabel 5.25 di atas diketahui bahwa

lansia yang tidak memiliki dukungan teman dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 114 (91.2%) sedangkan

lansia yang memiliki dukungan teman berjumlah 21

(45.8%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

97

artinya terdapat hubungan antara dukungan teman dengan

kunjungan posbindu pada lansia.

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

98

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan kunjungan posbindu lansia. Keterbatasan

yang peneliti temukan pada saat penelitian yakni para lansia kelihatan sulit

memahami pertanyaan yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan

tersebut harus dibacakan berulang kali. Penelitian ini belum bisa

menunjukkan faktor yang paling dominan yang beruhubungan dengan

kunjungan posbindu lansia. Selain itu juga penelitian ini belum bisa

menggali secara mendalam informasi terkait penyebab para lansia yang

tidak berkunjung ke posbindu lansia.

6.2. Gambaran Kunjungan Posbindu pada Lansia

Posbindu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat

usia lanjut di suatu wilayah tertentu, yang sudah disepakati dan digerakkan

oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan

dan merupakan kebijakan pemerintah untuk pengembangan pelayanan

kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program

puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh

masyarakat, dan organisasi sosial (Kemenkes, 2010).

Hasil analisis terhadap pemanfaatan Posbindu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat tahun 2017 didapatkan hasil dari 168 responden

lansia yang memanfaatkan posbindu lansia sebanyak 19.6%. Cakupan

pelayanan lansia di Puskesmas Ciputat pada tahun 2016 yakni 80.01%

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

99

memang mengalami kenaikan namun jika dilihat pada laporan LB 3 bulan

Januari-Maret 2017 jumlah lansia yang datang ke Posbindu dan diperiksa

kesehatannya hanya berjumlah 2.217 lansia atau sebesar 26,49% dari

jumlah lansia yang menjadi anggota posbindu yakni 8.369 lansia. Indikator

keberhasilan dalam pelayanan kesehatan kepada lansia dalam Kemenkes

(2010) salah satunya adalah 50% desa memiliki kelompok lanjut usia,

kecamatan Ciputat memiliki jumlah kelompok lansia yaitu 8 posbindu

yang tersebar di 2 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

seharusnya cakupan pelayanan kesehatan pada lansia ini sudah dapat

terpenuhi dengan baik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan

posbindu lansia antara lain dengan melakukan sosialisasi tentang

keberadaan posbindu lansia di setiap desa, pendekatan dan advokasi

kepada pembuat kebijakan yakni aparat desa seperti kepala desa untuk

pembuatan posbindu di setiap RW, membangun kerjasama dengan

berbagai kalangan masyarakat dan LSM dengan membuat perencanaan

program lansia sesuai kebutuhan masyarakat lansia, memperkuat

dukungan keluarga dan masyarakat dimana lansia tinggal, meningkatkan

pengetahuan kader dan lansia akan hidup sehat, mandiri dan produktif di

usia tua dalam pelaksanaan posbindu lansia.

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

100

6.3. Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor Pemungkin, dan Faktor

Pendorong dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia

6.3.1. Hubungan Umur dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari

berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan dan akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada

tubuh yang erat kaitannya dalam mempengaruhi fungsi dan

kemampuan tubuh secara keseluruhan (Kemenkes, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan umur rata-rata responden

adalah 65 tahun, menurut Kemenkes dalam Fatmah (2010) usia di

atas 65 tahun merupakan usia yang berisiko tinggi untuk menderita

penyakit degeneratif. Terdapat perbedaan proporsi lansia yang

berumur 60-69 tahun dengan lansia yang berumur ≥ 70 tahun

dimana lansia yang berumur 60-69 tahun dan tidak berkunjung ke

posbindu 106 lansia (79.1%) sedangkan lansia berumur ≥ 70 tahun

dan tidak berkunjung ke posbindu 29 lansia (85.3%). Hasil uji

statistik didapatkan nila p = 0.569 maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan antara umur dengan kunjungan posbindu pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Penelitian ini serupa dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Dewi Eka (2012) di Kecamatan Ciomas juga

mendapatkan hasil sesuai dengan penelitian ini bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara umur dengan pemanfaatan

posbindu lansia. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

101

Tri Ariyani (2011) di Puskesmas Bambanglipuro D.I Yogyakarta

dan penelitian Andayani (2010) di Puskesmas Pasar Rebo Jakarta

Timur yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur

dengan pemanfaatan posbindu pada lansia.

Hasil penelitian menunjukkan lansia yang berumur 60-69

tahun dan berkunjung ke posbindu berjumlah 28 lansia (20.9%)

lebih banyak dibandingkan dengan lansia yang berumur ≥ 70 tahun

dan berkunjung ke posbindu yakni berjumlah 5 lansia (14.7%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa usia yang semakin bertambah

menimbulkan perubahan-perubahan pada sturktur dan fisiologis

serta menyebabkan kemunduran fisik dan psikis pada lansia

(Nursalam, 2010). Sehingga usia yang semakin bertambah

membuat lansia tidak bisa aktif dalam kegiatan posbindu lansia.

Umur merupakan salah satu faktor predisposisi tepatnya

faktor sosiodemografi. Menurut teori Green 2005 disebutkan

bahwa faktor sosiodemografi seperti status sosial (berdasarkan

pendapatan, pendidikan, pekerjaan, area tinggal, dan lainnya), usia,

jenis kelamin, kelompok etnis, keluarga, dan sejarah

mempengaruhi perilaku terkait kesehatan. Variabel umur dapat

digunakan dalam mengelompokkan sasaran atau individu untuk

tujuan perencanaan. Lebih spesifik lagi perencanaan untuk

meningkatkan angka cakupan kunjungan posbindu.

Dalam mencapai suatu tujuan perencanaan tersebut bukan

hanya faktor predisposisi saja yang berperan akan tetapi juga dari

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

102

faktor pemungkin yakni seperti adanya fasilitas pelayanan

kesehatan dalam hal ini posbindu dan juga dekatnya jarak rumah

lansia dengan posbindu. Faktor lain yang berperan dalam mencapai

suatu tujuan perencanaan adalah faktor pendorong yakni seperti

dukungan keluarga yang siap mengantar, menemani dan

mengingatkan untuk mengikuti kegiatan posbindu. Kemudian

dukungan dari tenaga kesehatan, kader, dan juga teman yang

memberikan motivasi, informasi dan saran serta ajakan untuk

mengikuti kegiatan posbindu. Sehingga diharapkan jika ketiga

faktor tersebut dianalisis kemudian hasilnya digunakan untuk

membuat suatu perencanaan maka tujuan dari perencanan tersebut

dapat tercapai.

6.3.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kunjungan Pobindu pada

Lansia

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan proses

pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti nilai-nilai sosial budaya, pengetahuan dan kesadaran akan

kesehatan, pola relasi gender yang ada di masyarakat sangat

mempengaruhi pola-pola hidup masyarakat, termasuk di dalamnya

pola pengambilan keputusan.

Terdapat perbedaan proporsi antara responden laki-laki dan

perempuan yang tidak berkunjung ke posbindu dimana responden

lansia laki-laki yang tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 80

lansia (84.2%) sedangkan responden lansia perempuan yang tidak

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

103

berkunjung ke posbindu berjumlah 55 lansia (75.3%). Hasil uji

statistik didapatkan nilai p = 0.216 dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori

Andersen (1968) yang mengatakan bahwa jenis kelamin adalah

faktor demografis yang mempengaruhi dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi Eka (2012) di Kecamatan Ciomas yang menyatakan

tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

pemanfaatan posbindu pada lansia. Penelitian ini tidak sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Aiyani (2011),

Andayani (2010), Fitriasih (2010), Susanto (2006) dan Lestari

(2005) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara umur dengan pemanfaatan posbindu lansia.

Lansia perempuan yang berkunjung ke posbindu dalam

penelitian ini lebih besar yakni 24,7% dibandingkan dengan lansia

laki-laki yang berkunjung ke posbindu yakni 15.8%. Penelitian ini

menunjukkan bahwa yang banyak aktif dalam mengikuti kegiatan

pobindu yaitu perempuan. Sullivan dan Thompson dalam Smet

(1993) menyatakan bahwa wanita lebih banyak melaporkan adanya

penyakit dan menyampaikan keluhan kepada dokter dibandingkan

laki-laki. Perempuan memiliki alat reproduksi yang lebih kompleks

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

104

dibanding laki-laki dan secara sosial perbedaan-perbedaan ini

menimbulkan pola penyakit dan pola akses terhadap pelayanan

kesehatan yang berbeda pula.

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor predisposisi

tepatnya faktor sosiodemografi. Menurut teori Green 2005

disebutkan bahwa faktor sosiodemografi seperti status sosial

(berdasarkan pendapatan, pendidikan, pekerjaan, area tinggal, dan

lainnya), usia, jenis kelamin, kelompok etnis, keluarga, dan sejarah

mempengaruhi perilaku terkait kesehatan. Variabel jenis kelamin

dapat digunakan dalam mengelompokkan sasaran atau individu

untuk tujuan perencanaan. Lebih spesifik lagi perencanaan untuk

meningkatkan angka cakupan kunjungan posbindu.

6.3.3. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia

Kemiskinan yang dihadapi para lansia selalu berkaitan

dengan kualitas kehidupan lansia. Oleh karena itu perlu kiranya

dirumuskan strategi yang mengarah pada peningkatan kualiatas

hidup lansia baik dari segi ekonomi, mental, keagamaan maupun

peningkatan pendidikan keterampilan (Kemenkes, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak

berkunjung ke posbindu dan pendidikannya rendah sebesar 66

lansia (82.5%) sedangkan responden yang pendidikannya tinggi

dan tidak berkunjung ke posbindu sebesar 69 lansia (78.4%). Hasil

uji statistik didapatkan nilai p = 0.637 dapat diambil kesimpulan

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

105

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Ciputat tahun 2017.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dewi Eka

(2012) dan Zarniyeti (2011) yang menyatakan ada hubungan

bermakna pendidikan dengan pemanfaatan posbindu lansia. Namun

penelitian ini sependapat dengan penelitian Fahrun (2009) yang

menyatakan tidak adanya pengaruh tingkat pendidikan terhadap

kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Andersen (1968) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh individu. Perilaku sadar yang merugikan

kesehatan banyak juga terdapat pada kalangan orang yang

berpendidikan atau profesional atau masyarakat yang sudah maju

(Notoatmodjo, 2007). Hal tersebut bisa dikarenakan pendidikan

yang pada dasarnya tidak hanya dapat diperoleh dari bangku

sekolah (formal) tetapi juga di lingkunga keluarga, masyarakat, dan

dari media lainnya seperti majalah, koran dan sebagainya sehingga

berpengaruh terhadap perilaku sadar seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan 31 lansia (18.5%) memiliki

pendidikan terkahir SD (Sekolah Dasar), 49 lansia (29.2%)

memiliki pendidikan terkahir SMP (Sekolah Menengah Pertama),

80 lansia (47.6%) memiliki pendidikan terkahir SMA (Sekolah

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

106

Menengah Atas), dan 8 lansia (4.8%) memiliki pendidikan terkahir

Perguruan Tinggi.

Menurut Hardywinoto (2007), semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan meningkatkan pula ilmu pengetahuan,

informasi yang didapat. Hal ini menunjukkan semakin tinggi

pendidikan maka kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan

kesehatan semakin meningkat pula. Sebaliknya semakin rendah

tingkat pendidikan akan mengakibatkan mereka sulit menerima

penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan cenderung

tidak tahu terhadap adanya pelayanan kesehatan khusus terhadap

lansia.

Pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi

tepatnya faktor sosiodemografi. Menurut teori Green 2005

disebutkan bahwa faktor sosiodemografi seperti status sosial

(berdasarkan pendapatan, pendidikan, pekerjaan, area tinggal, dan

lainnya), usia, jenis kelamin, kelompok etnis, keluarga, dan sejarah

mempengaruhi perilaku terkait kesehatan.

6.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Posbindu pada

Lansia

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau

makhluk hidup, jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu

aktifitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Responnya

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

107

yaitu berbentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan

sikap yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak

berkunjung ke posbindu dan memiliki pengetahuan yang rendah

sebesar 107 lansia (100%) sedangkan responden yang

berpengetahuan tinggi dan tidak berkunjung ke posbindu sebesar

28 lansia (45.9%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.000

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan kunjungan posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Penelitian ini menunjukkan lansia berpengetahuan rendah

lebih besar porsinya dalam tidak berkunjung ke posbindu lansia.

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Dewi Eka (2012), Tri Ariyani (2011) dan Andayani (2010)

yang menyatakan ada hubungan bermakna antara pengetahuan

dengan pemanfaatan posbindu lansia.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan baik juga tidak

menjamin seseorang untuk berperilaku baik, seseorang yang

memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan belum tentu ia

memiliki perilaku kesehatan yang baik pula dan perlu faktor-faktor

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

108

pendukung lainnya untuk membuat para lansia dapat

memanfaatkan posbindu lansia dengan aktif.

Menurut teori Green (2005) dalam menentukan strategi

promosi kesehatan yang tepat terlebih dahulu kita harus

menganalisis faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong yang

selanjutnya digunakan untuk membuat suatu perencanaan

kesehatan yang tepat. Variabel pengetahuan merupakan salah satu

faktor predisposisi yang dibutuhkan dalam membuat suatu

perencanaan. Menurut Pemegang Program Lansia Puskesmas

Ciputat, upaya yang dilakukan dalam mempromosikan adanya

kegiatan posbindu di wilayah kerja puskesmas yakni dengan

meminta bantuan kepada kader posbindu untuk menginformasikan

adanya kegiatan posbindu bagi para lansia agar para lansia dapat

berobat di posbindu dan mengetahui kondisi kesehatannya.

Informasi mengenai posbindu tersebut hanya sampai kepada para

lansia yang memiliki rumah dekat dengan tempat adanya kegiatan

posbindu dan dekat dengan rumah kader saja.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka informasi terkait

adanya posbindu selama ini bisa dibilang belum menyeluruh

sampai kepada para lansia yang berada di wilayah kerja puskesmas

Ciputat. Oleh karena itu pengetahuan para lansia terkait adanya

kegiatan posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ciputat belum

merata sehingga menimbulkan rendahnya kunjungan lansia dalam

mengikuti kegiatan posbindu.

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

109

6.3.5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Posbindu pada Lansia

Sikap merupakan perilaku tertutup yang tidak dapat langsung

dilihat dan merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,

sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoatmodjo,

2007).

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan proporsi pada

responden yang memiliki sikap tidak baik dan tidak berkunjung ke

posbindu yakni sebesar 75 lansia (100%) dengan responden yang

tidak berkunjung ke posbindu lansia namun memiliki sikap baik

yakni sebesar 60 lansia (64.5%). Hasil uji statistik didapatkan nilai

p = 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna

antara sikap tehadap posbindu lansia dengan kunjungan posbindu

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi Eka (2012), Tri Ariyani (2011), Zarniyeti (2010) dan

Lestari (2005) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna

sikap dengan pemanfaatan posbindu lansia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green (1980) yang

menyatakan bahwa sikap merupakan faktor yang berperan dalam

perilaku kesehatan. Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan, untuk mewujudkan sikap tersebut maka diperlukan suatu

tindakan nyata dan faktor pendukung lainnya dalam

mengkondisikan sikap tersebut serta di fasilitasi (Notoatmodjo,

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

110

2003). Sikap yang terbentuk tidak dapat diubah begitu saja karena

sangat erat kaitannya dengan faktor dari dalam dan luar individu.

Maka untuk merubah sikap responden diperlukan suatu kebijakan

dan peningkatan pengetahuan agar para lansia dapat mengetahui

tujuan dan manfaat serta hasil yang didapatkan dari berkunjung dan

mendapatkan pelayanan kesehatan di posbindu lansia tersebut.

Sikap merupakan salah satu faktor predisposisi dalam

perilaku kesehatan (Green, 2005). Kaitannya dengan upaya

meningkatkan angka kunjungan lansia dalam memanfaatkan

posbindu, para lansia di Puskesmas Ciputat harus memiliki sikap

yang positif terhadap adanya posbindu di lingkungan mereka.

Sikap positif dari para lansia tersebut harus dimunculkan dengan

adanya suatu kebijakan dan peningkatan pengetahuan tentang

posbindu. kebijakan terkait posbindu sendiri sudah di atur dalam

UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya pasal 138 ayat

1 dan 2 dimana upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia

harus ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan

produktif secara sosial maupun ekonomi, serta pemerintah wajib

menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi

kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan

produktif. Oleh karena itulah maka Pemerintah mencanangkan

pelayan kesehatan yang penyelenggaraannya melalui program

Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,

tokoh masyarakat dan organsasi sosial yang disebut dengan Pos

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

111

Pembinaan Terpadu (Posbindu). Namun peningkatan pengetahuan

tentang posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ciputat belum

terlaksana dengan baik.

6.3.6. Hubungan Ketersediaan Sarana Kesehatan dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan sarana kesehatan

yang baik akan berpengaruh terhadap keaktifan lansia dalam

berkunjung ke posbindu. Ketersediaan sarana kesehatan yang

dinyatakan kepada responden berdasarkan pada pedoman

puskesmas santun usia lanjut bagi petugas kesehatan yaitu adanya

kartu menuju sehat, ruang/tempat penyelenggaraan posbindu, meja

dan kursi untuk kader dan petugas kesehatan, peralatan tulis

menulis, timbangan, meteran, stetoskop, tensimeter, thermometer,

alat laboratorium sederhana ditambah dengan adanya PMT

(Pemberian Makanan Tambahan) (Depkes RI, 2003).

Penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden yang

menyatakan sarana kesehatan tidak tersedia dan tidak berkunjung

ke posbindu berjumlah 108 lansia (100%) sedangkan responden

yang menyatakan sarana kesehatan tersedia dan tidak berkunjung

ke posbindu berjumlah 27 lansia (45%). Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 0.000 artinya ada hubungan yang bermakna antara

ketersediaan sarana kesehatan dengan kunjungan posbindu pada

lansia di wilayah Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

112

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Puji Lestari (2011) di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul Propinsi DIY. yang menyatakan fasilitas

kesehatan yang baik mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke

posyandu.

Ketersediaan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor

pemungkin dalam perilaku kesehatan (Green, 2005). Kebijakan

adanya posbindu atau pos pembinaan terpadu bagi para lansia

tersebut diatur dalam UU No.36 tahun 2009 pasal 138 ayat 1 dan 2

yakni upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus

ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan

produktif secara sosial maupun ekonomi, serta pemerintah wajib

menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi

kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan

porduktif.

Ketersediaan sarana kesehatan berupa posbindu di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat sudah tersebar di 2 kelurahan yakni 2

posbindu terdapat di kelurahan ciputat dan 5 posbindu terdapat di

kelurahan cipayung. Jumlah posbindu tersebut belum bisa

memenuhi kebutuhan lansia karena belum sesuai dengan

banyaknya lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

Pemegang program lansia Puskesmas Ciputat sudah meminta

bantuan kader menginformasikan kepada para ketua RW untuk

mengajukan adanya penambahan posbindu namun sampai saat ini

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

113

belum ada yang mengajukan adanya penambahan posbindu baru

lagi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

Puskesmas Ciputat dalam hal sarana prasarana berupa meja

dan kursi untuk pelayanan Posbindu belum terpenuhi secara

keseluruhan, dari 7 posbindu yang terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat hanya 2 posbindu saja yang memiliki sarana

prasarana berupa meja dan kursi yang memadai. Perlu diketahui

bahwa adanya meja dan kursi yang memadai berpengaruh terhadap

terlaksananya sistem lima meja yang diatur dalam pedoman

puskesmas santun usia lanjut bagi petugas kesehatan yang

dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2006 tentang kebijakan yang mengatur sistem lima meja posbindu

meliputi meja I (pendaftaran), meja II (pencatatan kegiatan sehari-

hari, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan), meja

III (pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan,

pemeriksaan status mental), meja IV (pemeriksaan hemogolobin,

pemeriksaan urine), serta meja V (penyuluhan konseling).

6.3.7. Hubungan Jarak Rumah dengan Posbindu dengan Kunjungan

Posbindu pada Lansia

Faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku

atau tindakan diantaranya adalah sarana prasarana, fasilitas untuk

terjadinya perilaku seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit,

tempat pembuangan sampah dan sebagainya (Green, 1980). Jarak

dapat membatasi kemampuan dan kemauan untuk mencari

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

114

pelayanan kesehatan, terutama jika sarana dan transportasi yang

tersedia terbatas, komunikasi sulit dan di daerah tersebut tidak

tersedia tempat pelayanan (Andersen, 1970).

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan proporsi

antara responden yang memiliki jarak dekat dengan posbindu

dengan responden yang memiliki jarak jauh dengan posbindu

terhadap tidak dikunjunginya posbindu. Responden yang memiliki

jarak dekat dengan posbindu dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 17 lansia (63%) sedangkan responden yang memiliki

jarak jauh dengan posbindu dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 118 (83.7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue=

0.026 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara jarak rumah dengan posbindu dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun

2017.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi Eka

(2012), Tri Ariyani (2011), dan Andayani (2010) yang menyatakan

bahwa ada hubungan bermakna antara jarak dengan pemanfaatan

posbindu lansia.

Hasil penelitian menunjukkan lansia yang berkunjung ke

posbindu memiliki rata-rata jarak rumah yakni 142.26 meter

dengan posbindu, terdapat 16 lansia (9.5%) menjawab ke posbindu

dengan berjalan kaki dan 50 lansia (29.8%) diantar dengan

menggunakan motor. Adapun alasan dari lansia tidak

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

115

memanfaatkan posbindu adalah 22 lansia (13.1%) menyatakan

mudah capek, 20 lansia (11.9%) menyatakan perlu biaya, 13 lansia

(7.7%) menyatakan tidak ada yang mengantar, dan 18 lansia

(10.7%) menyatakan memiliki keterbatasan gerak.

Menurut Sulistyorini (2010), jarak posyandu yang dekat akan

membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus

mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya tahan atau

kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi

posyandu juga membuat lansia merasa aman sehingga mendorong

minat lansia untuk mengikuti posyandu.

Jarak rumah dengan posbindu yakni aksesibilitas terhadap

tempat pelayanan kesehatan merupakan faktor pemungkin dalam

perilaku kesehatan (Green, 2005). Jarak rumah dengan posbindu

sangat berkaitan dengan adanya posbindu itu sendiri. Puskesmas

Ciputat dalam hal ketersediaan sarana kesehatan berupa posbindu

sendiri masih kurang karena belum sesuai dengan jumlah sasaran

lansia dan kebutuhan di lapangan. Terdapat 7 posbindu yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Ciputat yakni 2 Posbindu terdapat di

Kelurahan Ciputat dan 5 Posbindu terdapat di Kelurahan Cipayung.

Jumlah sasaran lansia yang berada di kelurahan Ciputat sendiri

adalah 1861 lansia yang tersebar di 15 RW, namun jumlah

posbindu yang tersedia di kelurahan ciputat hanya 2 posbindu

sehingga masih banyak para lansia yang memiliki jarak rumah

yang jauh dengan posbindu. Begitupun pada Kelurahan Cipayung,

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

116

jumlah sasaran lansia yang berada di Kelurahan Cipayung adalah

1754 lansia yang tersebar di 11 RW, posbindu yang tersedia di

kelurahan Cipayung hanya 5 posbindu. Hal tesebut juga

menjadikan adanya ketimpangan atau ketidaksesuaian antara

jumlah posbindu yang ada dengan jumlah sasaran lansia sehingga

berpengaruh terhadap aksesibilitas jarak antara rumah lansia

dengan posbindu.

6.3.8. Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Menurut Teori Green, 1980 faktor pemungkin untuk

seseorang berperilaku dipengaruhi oleh kemampuan tenaga

kesehatan. Lansia akan berkunjung ke posbindu jika memiliki

kepuasan pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan.

Hasil penelitian didapatkan responden yang buruk

mendapatkan pembinaan dari tenaga kesehatan dan tidak

berkunjung ke posbindu berjumlah 91 lansia (100%) sedangkan

responden yang baik mendapatkan pembinaan dari tenaga

kesehatan dan tidak berkunjung ke posbindu berjumlah 44 lansia

(57.1%). Hasil uji statistik didapatkan Pvalue= 0.000 artinya ada

hubungan yang bermakna antara pembinaan dari tenaga kesehatan

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Annisa (2015) di wilayah kerja puskesmas Kaduhejo tahun

2015 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

117

antara peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan posbindu

lansia. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Rigoan (2014)

di wilayah kerja Puskesmas Kairaru Kabupaten Seram yang

menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pelayanan

petugas kesehatan dengan minat lansia terhadap pelayanan

posyandu lansia. Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan

oleh Puji Lestari (2011) di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul Propinsi DIY. yang menyatakan pelayanan

petugas kesehatan yang baik mempengaruhi keaktifan kunjungan

lansia ke posyandu.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi yang menyatakan

pembinaan dari tenaga kesehatan kurang baik bukan tanpa alasan,

ini disebabkan karena kurangnya informasi tentang adanya

kegiatan posbindu dan kurangnya penjelasan tentang manfaat

posbindu kepada lansia. Sehingga belum terbentuknya perilaku

lansia yang baik dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat

dipengaruhi adanya peran tenaga kesehatan secara terus menerus

dan berkesinambungan dalam melakukan pendekatan dan

memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat terutama para

lansia.

Pembinaan dari tenaga kesehatan merupakan salah satu

faktor pemungkin dalam perilaku kesehatan (Green, 2005).

Pembinaan dari tenaga kesehatan dalam hal ini lebih kepada

kegiatan berupa promosi kesehatan terkait posbindu yang

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

118

dilakukan oleh tenaga kesehatan. Menurut pemegang program

lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, kegiatan promosi

kesehatan terkait posbindu oleh tenaga kesehatan dilakukan pada

saat pelaksanaan posbindu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan

tersebut hanya para lansia yang menjadi anggota posbindu saja.

Penyebarluasan informasi kepada lansia terkait posbindu secara

umum ditugaskan kepada kader posbindu.

6.3.9. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam

mewujudkan lansia yang sejahtera lahir dan batin. Dukungan lahir

bisa dipenuhi atau diperankan siapa saja namun kebutuhan emosi

dan batin lansia memerlukan keterlibatan keluarga mereka secara

intensif dan bahkan memperkuat hubungan antargenerasi

(Suardiman, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak

berkunjung ke posbindu lansia lebih besar proporsinya pada lansia

yang tidak mendapat dukungan keluarga yakni berjumlah 117

lansia (84.2%) dibandingkan dengan lansia yang mendapat

dukungan keluarga dan tidak berkunjung ke posbindu yakni

berjumlah 18 lansia (62.1%). Hasil uji statistik didapatkan nilai

Pvalue= 0.014 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kunjungan posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

119

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Dewi Eka (2012). Tri Ariyani (2011), dan Zarniyeti (2011) yang

menyatakan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kunjungan posbindu lansia. Peran keluarga sangat berpengaruh

terhadap para lansia, jika anggota keluarga sangat berperan maka

para lansia akan bertindak sesuai sikap anggota keluarganya

(Suardiman, 2011).

Dukungan keluarga merupakan faktor pendorong dalam

perilaku kesehatan (Green, 2005). Keluarga bisa menjadi motivator

kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke posbindu, mengingatkan

lansia jika lupa jadwal posbindu dan berusaha membantu mengatasi

segala permasalahan bersama lansia. Seringkali pada lansia

terdapat penurunan memori sehingga mereka lupa terhadap jadwal

kegiatan posbindu serta terjadi penurunan fungsi tubuh sehingga

membutuhkan bantuan orang lain apabila pergi ke suatu tempat,

termasuk pergi ke pobindu. Kehadiran lansia yang rendah dapat

dipengaruhi oleh kurangnya dukungan keluarga (tidak

menyediakan diri untuk mendampingi/mengantar serta tidak

mengingatkan jadwal pobindu).

Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental,

dan informatif yang diberikan oleh anggota keluarganya (Friedman,

2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 lansia

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

120

(17.3%) mendapatkan dukungan dari anaknya. Dukungan yang

diberikan tersebut berupa diantar ke posbindu sebanyak 12 lansia

(7.1%), ditemani di tempat kegiatan posbindu sebanyak 17 lansia

(10.1%), diberi uang untuk datang ke posbindu sebanyak 17 lansia

(10.1%), dan diingatkan untuk datang ke posbindu 17 (10.1%).

6.3.10. Dukungan Tenaga Kesehatan

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku

untuk berperilaku sehat perlu contoh dari tokoh masyarakat, teman

sebaya, petugas kesehatan (Kemenkes, 2010).

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang tidak

berkunjung ke posbindu lansia lebih besar proporsinya pada lansia

yang menyatakan tidak mendapat dukungan dari petugas kesehatan

yakni berjumlah 107 lansia (100%) dibandingkan dengan yang

menyatakan mendapat dukungan dari petugas kesehatan dan tidak

berkunjung ke posbindu yakni baerjumlah 28 lansia (45.9%). Hasil

uji statistik didapatkan nilai Pvalue= 0.000 artinya terdapat

hubungan yang bermakna antara dukungan tenaga kesehatan

dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Eka

(2012) dan Tri Ariyani (2011) yang menyatakan ada hubungan

bermakna dukungan tenaga kesehatan dengan pemanfaatan

posbindu lansia.

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

121

Petugas kesehatan merupakan salah satu contoh dan

motivator bagi para lansia untuk bisa berkunjung ke posbindu

lansia dengan baik. Menurut Green (2005) menyatakan bahwa

petugas kesehatan termasuk dalam faktor pendukung untuk

perilaku kesehatan.

Dukungan petugas kesehatan merupakan dukungan sosial

dalam bentuk dukungan informatif, dimana perasaan subjek bahwa

lingkungan memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai

hal-hal yang diketahui. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan

keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan, perawat,

dokter, tenaga – tenaga lapangan lainya serta kader – kader

kesehatan yang diperbantukan di posyandu lansia (Kepmenkes RI,

2005).

Hasil penelitian menunjukkan 61 lansia (36.3%) menyatakan

petugas kesehatan hadir dalam kegiatan posbindu dan 107 lansia

(63.7%) lainnya menyatakan petugas kesehatan tidak hadir dalam

kegiatan posbindu. Hal tersebut dikarenakan banyaknya lansia yang

tidak mengikuti kegiatan posbindu sehingga para lansia tersebut

tidak mengerti apakah petugas kesehatan selalu hadir atau tidak

dalam kegiatan posbindu. Namun, dalam kenyataannya petugas

kesehatan selalu hadir pada setiap kegiatan posbindu jika petugas

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

122

kesehatan berhalangan hadir saat waktu pelaksanaan posbindu

maka akan dijadwalkan ulang pelaksanaan posbindu sampai

petugas kesehatan dapat hadir. Selain itu juga, hanya 58 lansia

(34.5%) mendapatkan motivasi dari petugas kesehatan untuk

memeriksakan kesehatan ke posbindu, 49 lansia (29.2%) pernah

mendapat saran oleh petugas kesehatan untuk selalu datang ke

posbindu setiap bulan, dan 113 lansia (67.3%) mendapat informasi

dari petugas kesehatan tentang adanya kegiatan posbindu.

6.3.11. Dukungan Kader

Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun

wanita yang dipandang sebagai orang yang memiliki kelebihan di

masyarakat, dapat berupa keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan

dalam hubungan kemanusiaan, status sosial ekonomi dan lain

sebagainya (Kemenkes, 2010).

. Hasil penelitian didapatkan responden yang tidak

berkunjung ke posbindu lebih besar proporsinya pada lansia yang

tidak mendapat dukungan dari kader yakni berjumlah 102 lansia

(95.3%) dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan dari

kader yakni berjumlah 33 lansia (54.1%). Hasil uji statistik

didapatkan nilai Pvalue = 0.000 artinya ada hubungan yang

bermakna antara dukungan kader dengan kunjungan posbindu pada

lansia di wilayah kerja puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi Eka (2012) dan Tri Ariyani (2011) yang menyatakan

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

123

bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan kader

dengan pemanfaatan posbindu lansia.

Teori Green (2005) mengatakan peran kader merupakan

salah satu faktor pendukung yang berperan dalam perilaku

kesehatan karena merupakan faktor penyerta perilaku yang

memberikan ganjaran dan berperan bagi menetap atau lenyapnya

perilaku. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan

yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara dukungan

kader dengan kunjungan posbindu pada lansia.

Kader belum memiliki andil dan berperan aktif dalam usaha

mengajak lansia untuk memanfaatkan posbindu lansia namun

ternyata ada faktor yang lebih besar menghambat dalam

pemanfaatan posbindu lansia yaitu rata-rata umur para responden

lansia 65 tahun sehingga kebanyakan lansia akan memiliki

keterbatasan fisik dan gerak sehingga ketiadaan fasilitas posbindu

lansia di wilayah tempat tinggalnya mengharuskan responden

untuk tidak bisa berkunjung ke posbindu lansia.

Kader selain mempunyai tugas dan fungsi juga harus mampu

berkomunikasi dengan baik yakni mampu mengajak dan

memotivasi kelompok maupun masyarakat. Kader harus juga dapat

membina semua yang terkait dengan posbindu dan tetap memantau

pertumbuhan dan perkembangan lansia (Depkes RI, 2005). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 56 lansia (33.3.%)

mendapat motivasi dari kader untuk datang ke posbindu, 61 lansia

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

124

(36.3%) mendapatkan saran dari kader untuk memanfaatkan

posbindu, 61 lansia (36.3%) mendapatkan informasi dari kader

tentang adanya kegiatan posbindu, dan 56 lansia (33.3%)

mendapatkan informasi terkait manfaat dari kegiatan posbindu.

6.3.12. Dukungan Teman

Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi

individu pada waktu pelaksanaan aktifitasnya, baik lingkungan

fisik, psikososial, biologis, maupun budaya. Lingkungan

psikososial seperti keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat

(Kusumandari, 2010). Variabel teman disini yaitu sesama

masyarakat yakni lansia yang memiliki usia ≥ 60 tahun.

Diperoleh hasil penelitian pada variabel ini yaitu lansia yang

mendapat dukungan dari temannya untuk berkunjung ke Posbindu

25.6% dan lansia yang tidak mendapat dukungan dari temannya

(74.4%). Hasil pada penelitian ini didapatkan responden yang tidak

mendapatkan dukungan teman dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 114 lansia 91.2% sedangkan responden yang

mendapatkan dukungan teman dan tidak berkunjung ke posbindu

berjumlah 21 lansia (48.8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai

Pvalue= 0.000 artinya terdapat hubungan bermakna antara

dukungan teman dengan kunjungan posbindu pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017.

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

125

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fauziya (2016) yang menyatakan ada hubungan antara dukungan

teman sebaya dengan pemanfaatan posbindu PTM.

Menurut Teori Green (2005), teman sebaya termasuk dalam

faktor pendorong untuk perilaku kesehatan. Penguat untuk

seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan peers atau

teman dalam penelitian ini dukungan teman dapat dilihat dari

ajakan tetangga atau sesama lansia yang mengajak responden untuk

berkunjung ke posbindu.

Hasil penelitian menunjukkan 43 lansia (25.6%) pernah

diajak temannya ke posbindu, 38 lansia (22.6%) diingatkan

temannya pada saat ada kegiatan posbindu, 43 lansia (25.6%)

mendapat informasi dari teman setiap akan dilaksanakan kegiatan

posbindu, dan 38 lansia (22.6%) mendapat penjelasan dari teman

tentang manfaat dari kegiatan posbindu.

6.4. Faktor Predisposisi

Pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan dari faktor

predisposisi dikarenakan dalam merubah sikap seseorang menjadi sikap

yang positif diperlukan suatu upaya peningkatan pengetahuan. Namun

Menurut Pemegang Program Lansia Puskesmas Ciputat, upaya

peningkatan pengetahuan yang dilakukan dalam hal mempromosikan

adanya kegiatan posbindu di wilayah kerja puskesmas Ciputat adalah

dengan meminta bantuan kepada kader posbindu untuk menginformasikan

adanya kegiatan posbindu bagi para lansia agar para lansia dapat berobat

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

126

di posbindu dan mengetahui kondisi kesehatannya. Informasi mengenai

posbindu tersebut hanya sampai kepada para lansia yang memiliki rumah

dekat dengan tempat adanya kegiatan posbindu dan dekat dengan rumah

kader saja.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka informasi terkait adanya

posbindu selama ini bisa dibilang belum menyeluruh sampai kepada para

lansia yang berada di wilayah kerja puskesmas Ciputat. Oleh karena itu

pengetahuan para lansia terkait adanya kegiatan posbindu di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat belum merata sehingga menimbulkan rendahnya

kunjungan lansia dalam mengikuti kegiatan posbindu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014

disebutkan bahwa Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Berkaitan dengan hal tersebut maka tenaga kesehatan seharusnya

melakukan upaya kesehatan yakni memberikan pendidikan kesehatan

kepada para lansia tentang posbindu sehingga lansia mengetahui posbindu

dan dapat berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di posbindu.

6.5. Faktor Pemungkin

Ketersediaan sarana kesehatan merupakan variabel yang paling

dominan dari faktor pemungkin dimana tersedianya sarana kesehatan

dapat berpengaruh secara langsung juga dengan jarak rumah dengan

sarana kesehatan yang ada. Jika sarana kesehatan tidak atau kurang

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

127

tersedia maka menjadikan jarak menuju sarana kesehatan juga semakin

jauh dan akses akan keterjangkauan juga menjadi sulit.

Kebijakan adanya posbindu atau pos pembinaan terpadu bagi para

lansia sudah diatur dalam UU No.36 tahun 2009 pasal 138 ayat 1 dan 2

yakni upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk

menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun

ekonomi, serta pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan

kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup

mandiri dan porduktif.

Ketersediaan sarana kesehatan berupa posbindu di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat sudah tersebar di 2 kelurahan yakni 2 posbindu

terdapat di kelurahan ciputat dan 5 posbindu terdapat di kelurahan

cipayung. Jumlah posbindu tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan

lansia karena belum sesuai dengan banyaknya lansia yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Pemegang program lansia Puskesmas

Ciputat sudah meminta bantuan kader menginformasikan kepada para

ketua RW untuk mengajukan adanya penambahan posbindu namun sampai

saat ini belum ada yang mengajukan adanya penambahan posbindu baru

lagi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Prinsip

penyelenggaraan Puskesmas meliputi: paradigma sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,

teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Salah satu

prinsip penyelenggaraan puskesmas adalah pemerataan dimana puskesmas

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

128

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau

oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.

Sehingga seharusnya posbindu dapat tersedia dengan akses yang mudah

dan terjangkau secara menyeluruh kepada seluruh lansia yang berada di

wilayah kerja puskesmas.

6.6. Faktor Pendorong

Dukungan tenaga kesehatan dan kader merupakan variabel yang

paling dominan dari faktor pendorong dimana tenaga kesehatan menurut

Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 merupakan setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan

yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

upaya kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut maka tenaga kesehatan

seharusnya melakukan upaya kesehatan yakni memberikan pendidikan

kesehatan kepada para lansia tentang posbindu sehingga lansia mengetahui

posbindu dan dapat berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di

posbindu. Tenaga kesehatan yang dimaksudkan menurut Teori Green

(2005) adalah seperti perawat, dokter, bidan dan kader kesehatan.

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

129

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

tahun 2017 sangat rendah yakni 19.6%.

2. Faktor predisposisi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengetahuan, sikap antara lain sebagai berikut:

a. Sebagian besar lansia berumur 60-69 tahun 79.8%.

b. Lebih dari separuh lansia berjenis kelamin laki-laki 56.5%.

c. Lebih dari separuh lansia berpendidikan tinggi 52.4%.

d. Pengetahuan lansia sebagian besar rendah 63.7%.

e. Sikap lansia lebih besar dengan kategori baik 55.4%.

3. Faktor pemungkin meliputi ketersediaan sarana kesehatan, jarak rumah

dengan posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan antara lain sebagai

berikut:

a. Sebagian besar lansia menyatakan ketersediaan sarana kesehatan

tidak tersedia 64.3%.

b. Sebagian besar lansia memiliki jarak rumah dengan posbindu jauh

83.9%.

c. Lebih dari separuh lansia buruk dalam mendapatkan pembinaan

dari tenaga kesehatan 54.2%.

4. Faktor pendorong meliputi dukungan keluarga, tenaga kesehatan,

kader, teman antara lain sebagai berikut:

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

130

a. Sebagian besar lansia tidak mendapatkan dukungan keluarga

82.7%.

b. Lebih dari separuh lansia tidak mendapatkan dukungan tenaga

kesehatan 63.7%.

c. Lebih dari separuh lansia tidak mendapatkan dukungan kader

63.7%.

d. Sebagian besar lansia tidak mendapatkan dukungan teman 74.4%.

2. Hubungan faktor predisposisi (umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengetahuan, sikap) dengan kunjungan posbindu pada lansia adalah

sebagai berikut:

a. Tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan dengan

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017

b. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kunjungan

posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017

c. Pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan dari faktor

predisposisi

3. Hubungan faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan, jarak

rumah dengan posbindu, pembinaan dari tenaga kesehatan) dengan

kunjungan posbindu pada lansia adalah sebagai berikut:

a. Ada hubungan antara ketersediaan sarana kesehatan, jarak rumah

dengan posbindu, dan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

131

kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat tahun 2017

b. Ketersediaan sarana kesehatan merupakan variabel yang paling

dominan dari faktor pemungkin

4. Hubungan faktor pendorong (dukungan keluarga, tenaga kesehatan,

kader. teman) dengan kunjungan posbindu pada lansia adalah sebagai

berikut:

a. Ada hubungan antara dukungan keluarga, tenaga kesehatan, kader

dan teman dengan kunjungan posbindu pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat tahun 2017

b. Dukungan tenaga kesehatan dan kader merupakan variabel yang

paling dominan dari faktor pendorong

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Puskesmas Ciputat

a. Sebagai masukan untuk Puskesmas Ciputat khususnya

penambahan Posbindu lagi dikarenakan masih kurangnya

jumlah posbindu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat karena belum sesuai dengan jumlah sasaran lansia dan

kebutuhan di lapangan. Penambahan Posbindu tersebut bisa

dengan cara Kepala Puskesmas berkoordinasi dengan

pemegang program untuk menanyakan atau mencari tahu RW

mana saja yang sudah memenuhi persyaratan untuk

mendirikan Posbindu kemudian Kepala Puskesmas meminta

Kepala Tata Usaha untuk membuat surat pemberitahuan

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

132

kepada RW tersebut untuk membuat pengajuan berupa

proposal ke Puskesmas terkait pembuatan Posbindu baru.

Kemudian dalam dalam hal penambahan sarana prasarana

khususnya meja dan kursi dapat diajukan melalui anggaran

pendapatan dan belanja daerah yang ada di Puskesmas Ciputat

untuk upaya kelengkapan sarana prasarana tersebut.

b. Sebagai masukan Puskesmas Ciputat dalam hal penambahan

keterampilan dan pengetahuan untuk kader khususnya terkait

komunikasi efektif dan konseling bagi kader dalam

menghadapi lansia.

c. Sebagai masukan Puskesmas Ciputat dalam hal promosi

khususnya peningkatan pengetahuan tentang posbindu dan

keberadaan posbindu lebih luas kepada para lansia di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat.

7.2.2. Bagi Masyarakat

a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat terutama anggota

keluarga dari lansia agar lebih mendukung lagi lansia untuk

berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di posbindu

lansia. Sehingga semakin banyak lansia yang berkunjung ke

posbindu.

b. Diharapkan bagi teman lansia agar lebih mengajak dan

mendorong teman sesama lansia lainnya untuk ikut serta dalam

berkunjung ke posbindu lansia dikarenakan teman merupakan

orang yang dekat juga dengan lansia selain keluarga.

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

133

7.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan peneliti,

maka disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat lebih

meneliti lagi terkait alasan-alasan dari masih banyaknya lansia

yang tidak berkunjung ke posbindu lansia dan meneliti terkait

faktor yang paling dominan dengan kunjungan posbindu lansia.

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

134

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Eristida NK. 2010. Analisis Pemanfaatan Posyandu Lansia pada Pra

Lansia dan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo Jakarta

Timur Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia

Andersen, R. 1968. Behavior Model for Families Use Of Health Services,

Research series 25. University Of Chicago. USA.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1070277/pdf/hsresearch00

027-0142.pdf . Diakses pada tanggal 08 November 2017

Ariawan Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.

Jurusan Biostatistik dan Kependudukan. FKM UI

Ariyani, Tri. 2011. Identifikasi faktor perilaku dalam pemanfaatan Posyandu

lansia di Puskesmas Bambanglipuro Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta

tahun 2011. Skripsi. FKM UI, Depok

Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi ke 2.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan. 2016. Kecamatan Ciputat

Timur dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan

____________________________________________. 2016. Kota Tangerang

Selatan dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang

Selatan

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

135

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. 2016. Provinsi Banten dalam

Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten

Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum dan Humas BPKP.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 Tentang

Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.

Diakses dari www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/61/968.bpkp pada

tanggal 20 November 2016

Biro Pusat Statistik 1990. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di

Kelompok Usia Lanjut. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

______________________. 2005. Panduan Pelatihan Kader Posyandu. Jakarta:

Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan

______________________. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia

Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Bina Kesehatan Mayarakat Departemen

Kesehatan

______________________. 2006. Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi

Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat.

______________________. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di

Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Bakti Husada

Eka, Dewi. 2012. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu oleh Lanjut Usia di

Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan Faktor yang

Page 154: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

136

Berhubungan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia

Effendi, F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga

Fitriasih, Nina. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia Wilayah Kerja

Puskesmas Semuli Raya Kabupaten Lampung Utara tahun 2010. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Friedman & Marilyn. 2008. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek (Edisi. 3).

Jakarta: EGC

Gunarsah SD, Gunarsa YSD. 1995. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan

Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia

Hardywinoto, Setiabudhi. 2007. Panduan Gerontologi. Jakarta: Pustaka Utama

Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh

Timur. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

Hidayati, Nurul. 2010. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Ibu

Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010. Skripsi. Prodi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. 1998. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia. Diakses dari

Page 155: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

137

http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/45/438.bpkp. Pada tanggal 20

November 2016

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Diakses dari

http://binfar.kemkes.go.id/2009/02/undang-undang-nomor-36-tahun-2009-

tentang-kesehatan/#.WG5yKDWi980. Pada tanggal 05 Januari 2017

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Komunitas

____________. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

____________. 2014. Profil Kesehatan 2014. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia

Khomsan, Ali dkk. 2007. Studi Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan,

Cakupan, Keefektifan dan Dampak Terhadap Status Gizi. Departemen

Gizi Masyarakat. IPB

Lawrence W. Green, dkk. 1980. Health Education Planning A Diagnostic

Approach. California: Mayfield Publishing Company

_______________________. 2005. Health Program Planning an Educational

and Ecological Approach. New York: McGraw-Hill Companies

Lestari, Arum. 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan di Posbindu Pra Lansia dan Lansia di Wilayah

Binaan Puskesmas Kemiri Muka. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Page 156: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

138

Ningsih Rena. 2008. Analisis Perilaku Sadar Gizi Serta Hubungannya dengan

Konsumsi Pangan dan Status Gizi Balita Di Desa Babakan Kecamatan

Dramaga Kabupaten Bogor. Skripsi. Prodi Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga IPB. Bogor

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:

Rhinek Cipta

_____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rhineka Cipta

Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Pallant, Jullie. 2005. SPSS Survival Manual: A Step Guide To Data Analysis

Using SPSS. Sydney: Ligare

Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang

Puskesmas. Diakses dari

http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20141210110659.PMK_No_75_Th_2014

_ttg_Puskesmas.pdf. Pada tanggal 03 Januari 2018.

Purnawati, Nina. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia

dalam Kegiatan Posyandu di Desa Plumbon Kecamatan Mojolaban

Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Purwadi, Hendri, dkk. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu

Lansia di Imogiri Kabupaten Bantul. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia

vol. 1, No. 3 tahun 2013.

Page 157: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

139

Putra, Deri. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu

Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sikapak Kota Pariaman. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Rosyid, Fahrun, Uliyah, Musrifatul, Hasanah, & Uswatun. 2009. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di RW. VII

Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya. Journal From

UM Surabaya. Vol. 5 No. 1 Februari 2010

Sabri Luknis, dkk. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada

Sapta Aryantiningsih, Dwi. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Posyandu Lansia di Kota Pekanbaru. Jurnal An-Nadaa vol.

1, No. 2, Desember 2014.

Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan

Bintang

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan

Gerontik, Edisi 2. Jakarta: EGC

Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Sulistyorini. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika

Susanti, Nurvi dan Mitra. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia. Jurnal Kesehatan Komunitas

vol. 1, No. 3, November 2011

Sutanto, Andina Vita. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Program Pos Pembinaan Terpadu pada Lansia di Wilayah

Page 158: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

140

Binaan Puskesmas Pancoran mas Depok Tahun 2006. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Wahono Hesthi. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan

Posyandu Lansia di Gantungan Makamhaji. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

WHO. 2014. Ageing Well, Must Be a Global Priority. Diakses dari

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2014/lancet-ageing-

series/en/ pada tanggal 20 November 2016

Widiastuti, Atin. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisippasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubung Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Skripsi. Jurusan ilmu

kesehatan masyarakat Universitas Negeri Semarang

Yuniati, Faiza dan Yustina Dewi. 2012. Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia.

Jurnal MKM.

Zakir, Mardiana. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan

Posyandu Lansia Kencana. Jurnal Keperawatan vol. X, No. 1, April 2014.

Zarniyeti,. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan

Posyandu Lansia oleh Lanjut Usia (> 60 tahun) di Wilayah Kota

Pariaman Sumatera Barat Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

Page 159: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

LAMPIRAN

Page 160: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Saya Desy Nur Wahyuni mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan pos pembinaan terpadu (posbindu) di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2017.

Peneliti menjamin penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang

berdampak negatif terhadap para lansia maupun lingkungannya. Setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Peneliti sangat mengharapkan partisipasi Ibu atau Bapak dalam penelitian ini dengan

menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jujur.

Lembar Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Alamat :

Telp/ HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Tahun 2017” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan

menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian tersebut

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa jawaban yang saya

berikan diisi secara jujur dan tanpa paksaan.

Jakarta, 2017

( )

Page 161: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

KUESIONER

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017

A. Identitas Responden Kode

1. 1. No. Responden :

2. 2. Nama responden :

3. 3. Jenis Kelamin : 0: Perempuan 1: Laki-laki

4. Umur : ……. Tahun

5. 4. Pendidikan terakhir :

5. 1)Tidak Sekolah

2)SD/MI

3)SMP/MTS

4)SMA/SMK/MA

5)Perguruan Tinggi

6)Akademi

B. Kunjungan Posbindu Lansia Kode

1. 1. Apakah Ibu/Bapak pernah hadir di Posbindu lansia dalam 1 tahun terakhir?

1) Iya, selalu

2) Kadang-kadang

3) Tidak langsung ke pertanyaan nomor C1

2. 2. Berapa kali dalam 3 bulan terkahir Ibu/Bapak datang ke Posbindu lansia?

1) 3 kali

2) 2 kali

3) 1 kali

Tidak pernah langsung ke pertanyaan nomor C1

3. 3. Apa saja yang anda dapatkan selama mengikuti Posbindu lansia? (berikan tanda centang pada

kolom jawaban yang anda pilih)

Pelayanan Kesehatan Iya Tidak

1. Mendapatkan pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (seperti

makan/minum, berjalan, mandi, dsb) ….. …..

2. Mendapatkan pengukuran berat badan ….. …..

Page 162: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

3. Mendapatkan pengukuran tinggi badan ….. …..

4. Mendapatkan pemeriksaan tekanan darah ….. …..

5. Mendapatkan Pengobatan bagi yang sakit ….. …..

6. Mendapatkan pemeriksaan kesehatan gula darah ….. …..

7. Mendapatkan pemeriksaan kesehatan asam urat ….. …..

8. Mendapatkan pemeriksaan kesehatan kolesterol ….. …..

9. Mendapatkan penyuluhan tentang upaya pencegahan terhadap

penyakit ….. …..

10. Pemberian makanan tambahan ….. …..

11. Rujukan ….. …..

C. Pengetahuan Lansia

1. 1. Apakah ditempat Ibu/ Bapak tinggal ada Posbindu lansia?

1) Ya 2) Tidak

2. 2. Menurut Ibu/Bapak apakah tujuan khusus dibentuknya Posbindu?

1) Meningkatkan Kesehatan Lansia

2) Meningkatkan Kesehatan Balita

3) Tidak tahu

3. 3. Kapan Posbindu lansia dilingkungan Ibu/ Bapak dilaksanakan?

1) Setiap bulan sekali

2) Setiap 3 bulan sekali

3) Setiap 2 minggu sekali

4) Tidak tahu

4. 4. Siapa sajakah yang boleh datang ke Posbindu lansia?

1) Orang yang berusia 45 tahun ke atas

2) Orang yang berusia 60 tahun ke atas

3) Orang yang berusia (45-59 th) dan (60 th ke atas) yang sakit saja

4) Orang yang berusia (45-59 th) dan (60 th ke atas) yang sehat maupun yang sakit

5) Tidak tahu

5. 5. Apakah bapak/ibu tahu kegiatan-kegiatan di Posbindu lansia?

1) Ya

2) Tidak langsung ke pertanyaan D

Jika tahu, apa saja kegiatan di Posbindu Lansia (jawaban bisa lebih dari 1 dengan memberi

Page 163: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

centang pada jawaban yang dipilih)

Kegiatan Ada Tidak Ada

Penimbangan berat badan ….. …..

Pengukuran tinggi badan ….. ……

Pemeriksaan tekanan darah ….. …..

Pemeriksaan Aktivitas sehari-hari (makan, olahraga, dsb) ….. …..

Penyuluhan kesehatan ….. …..

Pengobatan bagi yang sakit ….. …..

Pemeriksaan laboratorium sederhana gula darah ….. …..

Pemeriksaan laboratorium sederhana kolesterol ….. …..

Pemeriksaan laboratorium sederhana asam urat ….. …..

Pemberian makanan tambahan (PMT) ….. …..

Senam Lansia ….. …..

Rujukan ….. …..

D. Sikap

1. Menurut Ibu/Bapak, apakah adanya Posbindu bermanfaat bagi Ibu/Bapak?

1) Sangat bermanfaat (3)

2) Cukup bermanfaat (2)

3) Kurang bermanfaat (1)

2. Apabila ada tetangga Ibu/Bapak yang sudah lanjut usia merencanakan untuk memeriksakan dan

mengontrol kesehatannya setiap bulan di Posbindu bagaimana pendapat Ibu/Bapak?

1) Ragu (2)

2) Setuju (3)

3) Tidak setuju (1)

3. Apabila ada tetangga Ibu/Bapak yang sudah lanjut usia menolak ajakan/anjuran kader untuk

memeriksakan dan mengontrol kesehatannya di Posbindu bagaimana pendapat Ibu/Bapak?

1) Setuju (1)

2) Ragu (2)

3) Tidak Setuju (3)

4. Bila ada tetangga Ibu/Bapak yang sudah lanjut usia mengatakan bahwa tanpa memeriksakan dan

mengontrol kesehatan ke Posbindu akan tetap tahu kondisi kesehatan sendiri. Bagaimana

pendapat Ibu?

Page 164: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

1) Setuju (1)

2) Ragu (2)

3) Tidak Setuju (3)

E. Ketersediaan Sarana Kesehatan

1. 1. Menurut Ibu/Bapak apakah Posbindu yang anda ikuti sudah dilaksanakan di tempat yang layak?

1) Ya 2) Tidak 3) Tidak Tahu langsung ke pertanyaan F

2. Apakah di Posbindu Ibu/Bapak sudah memiliki meja dan kursi yang memadai?

1) Ya 2) Belum

3. Apakah Ibu/Bapak memiliki KMS yang diberikan Posbindu?

1) Ya 2) Tidak

4. Apakah di Posbindu Ibu/Bapak sudah tersedia alat kesehatan yang dibutuhkan untuk kegiatan

Posbindu Lansia? (jawaban boleh lebih dari satu)

Ya Tidak

1) Timbangan Berat Badan ….. …..

2) Pengukuran Tinggi Badan ….. …..

3) Stetoskop (alat untuk cek tekanan darah) ….. …..

4) Tensimeter (alat untuk mengukur suhu tubuh) ….. …..

F. Jarak

1. 1. Apakah Ibu/Bapak tahu kira-kira berapa meter jarak rumah Ibu/Bapak ke Posbindu Lansia?

1) Ya, tahu 2) Tidak tahu langsung ke pertanyaan G

2. 2. Berapa meter jaraknya?

3. …………meter/……….km

3. 4. Dengan cara apa Ibu/Bapak datang ke lokasi Posbindu Lansia?

1) Berjalan kaki

2) Sepeda onthel

3) Sepeda motor

4) Mobil pribadi

5) Kendaraan umum (angkot, becak, ojek)

4. 5. Apakah jarak menjadi hambatan bagi Ibu/Bapak untuk pergi ke Posbindu Lansia?

1) Ya, sering

2) Kadang-kadang

3) Tidak langsung ke pertanyaan G

Page 165: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

5. 6. Jika Ya apa alasannya? (jawaban boleh lebih dari satu)

Ya Tidak

Mudah capek ….. …..

Perlu biaya ….. …..

Tidak ada yang mengantar ….. …..

Keterbatasan gerak ….. …..

G. Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

1. 7. Apakah tenaga kesehatan dari Puskesmas mengajak Anda untuk datang ke Posbindu lansia?

8. 1) Ya 2) Tidak

2. 9. Apakah tenaga kesehatan dari Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada Anda saat

Posbindu?

10. 1) Ya 2) Tidak

3. 11. Apakah tenaga kesehatan dari Puskesmas menjelaskan pengertian kegiatan serta manfaat

Posbindu bagi lansia?

12. 1) Ya 2) Tidak

H. Dukungan Keluarga

1. 13. Apakah pihak keluarga yang mendukung Ibu/Bapak untuk ke Posbindu lansia?

14. Ada 2) Tidak ada langsung ke pertanyaan I

2. 1. Jika ada siapa? (jawaban boleh lebih dari satu)

Ya Tidak

1) Pasangan (suami/istri) ….. …..

2) Anak/menantu ….. …..

3) Cucu ….. …..

4) Lain-lain, Sebutkan ………………… ….. …..

3. 15. Dukungannya berupa apa? (jawaban boleh lebih dari satu)

Ya Tidak

1) Diantar ke Posbindu ….. …..

2) Menemani di tempat kegiatan Posbindu

3) Diberi uang untuk datang ke Posbindu ….. …..

4) Diingatkan untuk datang ke Posbindu

5) Lain-lain, Sebutkan ………………… ….. …..

I. Dukungan Petugas Kesehatan

Page 166: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

1. 1. Apakah petugas kesehatan hadir dalam kegiatan Posbindu lansia (dalam kegiatan posbindu 3

bulan terakhir)?

1) 1) Ya, selalu hadir

2) 2) Kadang-kadang

3) 3) Tidak pernah langsung ke pertanyaan J

4) 4) Tidak Tahu langsung ke pertanyaan J

2. 16. Apakah Ibu/Bapak mendapatkan motivasi dari petugas kesehatan untuk memeriksakan kesehatan

ke Posbindu lansia?

17. 1) Ya 2) Tidak

3. 18. Apakah Ibu/Bapak pernah disarankan oleh petugas kesehatan untuk selalu datang ke Posbindu

lansia setiap bulannya?

1) Ya 2) Tidak

4. 2. Apakah petugas kesehatan pernah memberikan informasi tentang adanya kegiatan Posbindu

lansia pada Ibu/Bapak?

1) Ya 2) Tidak

J. Dukungan Kader

1. 1. Biasanya berapa orang kader yang hadir dalam setiap pelaksanaan kegiatan pobindu lansia?

1) …………. Orang

2) Tidak Tahu

2. 2. Apakah Ibu/Bapak mendapatkan motivasi dari kader untuk datang ke Posbindu lansia?

1) Ya 2) Tidak

3. 3. Apakah Ibu/Bapak pernah disarankan oleh kader untuk selalu datang ke Posbindu lansia setiap

bulannya?

1) Ya 2) Tidak

4. 4. Apakah kader pernah memberikan informasi tentang adanya kegiatan Posbindu lansia pada

Ibu/Bapak?

1) Ya 2) Tidak

5. 5. Apakah kader pernah memberikan informasi terkait manfaat dari kegiatan Posbindu lansia pada

Ibu/Bapak?

1) Ya 2) Tidak

K. Dukungan Teman

1. 6. Apakah teman/tetangga Ibu/Bapak mengajak Ibu/Bapak ke Posbindu lansia?

Page 167: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

1) Ya 2) Tidak

2. 1. Apakah teman/tetangga Ibu/Bapak mengingatkan Ibu/Bapak pada saat ada kegiatan Posbindu?

1) Ya 2) Tidak

3. Apakah teman/tetangga Ibu/Bapak memberikan informasi setiap akan dilaksanakan kegiatan

Posbindu?

1) Ya 2) Tidak

4. Apakah teman/tetangga Ibu/Bapak menjelaskan manfaat dari kegiatan Posbindu lansia?

1) Ya 2) Tidak

Page 168: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Lampiran 2

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Validitas Instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.952 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah Ibu/Bapak pernah

hadir di Posbindu lansia

dalam 1 tahun terakhir

2.97 17.432 .940 .942

Berapa kali dalam 3 bulan

terkahir Ibu/Bapak datang

ke Posbindu lansia

2.74 14.865 .914 .961

Mendapatkan pemeriksaan

aktifitas kegiatan sehari-hari

(seperti makan/minum,

berjalan, mandi, dsb)

3.13 19.649 .968 .942

Mendapatkan pengukuran

berat badan 3.13 19.649 .968 .942

Mendapatkan pengukuran

tinggi badan 3.13 19.649 .968 .942

Mendapatkan pemeriksaan

tekanan darah 3.13 19.649 .968 .942

Mendapatkan pengobatan

bagi yang sakit 3.13 19.649 .968 .942

Mendapatkan pemeriksaan

kesehatan gula darah 3.32 21.559 .679 .953

Mendapatkan pemeriksaan

kesehatan asam urat 3.35 22.103 .574 .956

Mendapatkan pemeriksaan

kesehatan kolesterol 3.32 21.692 .639 .954

Mendapatkan penyuluhan

tentang upaya pencegahan

terhadap penyakit

3.13 19.649 .968 .942

Page 169: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pemberian makanan

tambahan 3.13 19.649 .968 .942

Rujukan 3.13 19.649 .968 .942

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.976 17

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah ditempat Ibu/ Bapak

tinggal ada Posbindu lansia 4.35 33.570 .950 .973

Menurut Ibu/Bapak Apakah

tujuan Posbindu? 4.35 33.570 .950 .973

Kapan Posbindu lansia

dilingkungan Ibu/ Bapak

dilaksanakan

4.35 33.570 .950 .973

Siapa sajakah yang boleh

datang ke Posbindu lansia 4.61 37.778 .327 .980

Apakah bapak/ibu tahu

kegiatan-kegiatan di

Posbindu lansia

4.39 33.445 .992 .973

Penimbangan berat badan 4.39 33.445 .992 .973

Pengukuran tinggi badan 4.39 33.445 .992 .973

Pemeriksaan tekanan darah 4.39 33.445 .992 .973

Pemeriksaan Aktivitas

sehari-hari (makan,

olahraga, dsb)

4.74 39.265 .000 .980

Penyuluhan kesehatan 4.39 33.445 .992 .973

Pengobatan bagi yang sakit 4.39 33.445 .992 .973

Pemeriksaan laboratorium

sederhana gula darah 4.39 33.445 .992 .973

Pemeriksaan laboratorium

sederhana kolesterol 4.39 33.445 .992 .973

Pemeriksaan laboratorium

sederhana asam urat 4.39 33.445 .992 .973

Page 170: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pemberian makanan

tambahan (PMT) 4.48 34.858 .801 .975

Senam Lansia 4.74 39.265 .000 .980

Rujukan 4.74 39.265 .000 .980

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.837 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

apakah adanya posbindu

bermanfaat bagi bapak/ibu 7.29 2.813 .532 .853

Apabila ada tetangga

Ibu/Bapak yang sudah lanjut

usia merencanakan untuk

memeriksakan dan

mengontrol kesehatannya

setiap bulan di Posbindu

bagaimana pendapat

Ibu/Bapak

7.58 2.318 .720 .778

Apabila ada tetangga

Ibu/Bapak yang sudah lanjut

usia menolak

ajakan/anjuran kader untuk

memeriksakan dan

mengontrol kesehatannya di

Posbindu bagaimana

pendapat Ibu/Bapak?

7.74 1.931 .720 .772

Bila ada tetangga Ibu/Bapak

yang sudah lanjut usia

mengatakan bahwa tanpa

memeriksakan dan

mengontrol kesehatan ke

Posbindu akan tetap tahu

kondisi kesehatan sendiri.

Bagaimana pendapat Ibu?

7.68 1.692 .790 .741

Page 171: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.981 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Menurut Ibu/Bapak apakah

Posbindu yang anda ikuti

sudah dilaksanakan di

tempat yang layak

1.90 6.890 .994 .974

Apakah di Posbindu

Ibu/Bapak sudah memiliki

meja dan kursi yang

memadai

2.13 8.516 .519 1.000

Apakah Bapak/Ibu memiliki

KMS yang diberikan oleh

Posbindu?

1.90 6.890 .994 .974

Timbangan Berat Badan 1.90 6.890 .994 .974

Pengukuran Tinggi Badan 1.90 6.890 .994 .974

Stetoskop (alat untuk cek

tekanan darah) 1.90 6.890 .994 .974

Tensimeter (alat untuk

mengukur suhu tubuh) 1.90 6.890 .994 .974

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.700 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Kira-kira berapa meter jarak

rumah Ibu/Bapak ke

Posbindu Lansia

3.13 16.464 -.962 .832

Jarak 4.73 12.823 .000 .714

Page 172: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Dengan cara apa Ibu/Bapak

datang ke lokasi Posbindu

Lansia

3.73 5.582 .834 .517

Apakah jarak menjadi

hambatan bagi Ibu/Bapak

untuk pergi ke Posbindu

Lansia

3.67 5.264 .833 .522

Mudah capek 4.50 10.466 .781 .633

Perlu biaya 4.43 10.323 .762 .629

Tidak ada yang mengantar 4.53 10.878 .663 .651

Keterbatasan gerak 4.40 10.110 .814 .619

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.956 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah tenaga kesehatan

dari Puskesmas mengajak

Anda untuk datang ke

Posbindu lansia

.81 .895 .955 .899

Apakah tenaga kesehatan

dari Puskesmas

memberikan pelayanan

kesehatan kepada Anda

saat Posbindu

.90 1.024 .817 1.000

Apakah tenaga kesehatan

dari Puskesmas

menjelaskan pengertian

kegiatan serta manfaat

Posbindu bagi lansia

.81 .895 .955 .899

Page 173: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah pihak keluarga yang

mendukung Ibu/Bapak

untuk ke Posbindu lansia

1.74 16.331 -.999 .981

Pasangan (suami/istri) 3.26 8.531 .998 .869

Anak/menantu 3.42 10.852 .999 .887

Cucu 3.26 8.531 .998 .869

Diantar ke Posbindu 3.32 9.492 .916 .879

ditmani di tempat kegiatan

posbindu 3.35 9.903 .917 .881

diberi uang 3.35 9.903 .917 .881

diingatkan untuk datang ke

posbindu 3.35 9.903 .917 .881

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.994 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah petugas kesehatan

hadir dalam kegiatan

Posbindu lansia

1.42 3.785 .930 1.000

Apakah Ibu/Bapak

mendapatkan motivasi dari

petugas kesehatan untuk

memeriksakan kesehatan

ke Posbindu lansia

1.39 3.645 .996 .991

Page 174: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Apakah Ibu/Bapak pernah

disarankan oleh petugas

kesehatan untuk selalu

datang ke Posbindu lansia

setiap bulannya

1.39 3.645 .996 .991

Apakah petugas kesehatan

pernah memberikan

informasi tentang adanya

kegiatan Posbindu lansia

pada Ibu/Bapak

1.39 3.645 .996 .991

Apakah petugas kesehatan

pernah memberikan

informasi terkait manfaat

dari kegiatan Posbindu

lansia

1.39 3.645 .996 .991

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.926 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Biasanya berapa orang

kader yang hadir dalam

setiap pelaksanaan kegiatan

pobindu lansia

1.35 3.570 .000 .988

Apakah Ibu/Bapak

mendapatkan motivasi dari

kader untuk datang ke

Posbindu lansia

1.03 2.032 .968 .875

Apakah Ibu/Bapak pernah

disarankan oleh kader untuk

selalu datang ke Posbindu

lansia setiap bulannya

1.00 2.000 .969 .875

Page 175: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Apakah kader pernah

memberikan informasi

tentang adanya kegiatan

Posbindu lansia pada

Ibu/Bapak

1.00 2.000 .969 .875

Apakah kader pernah

memberikan informasi

terkait manfaat dari kegiatan

Posbindu lansia pada

Ibu/Bapak

1.03 2.032 .968 .875

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.985 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Apakah teman/tetangga

Ibu/Bapak mengajak

Ibu/Bapak ke Posbindu

lansia

.71 1.613 .963 .980

Apakah teman/tetangga

Ibu/Bapak mengingatkan

Ibu/Bapak pada saat ada

kegiatan Posbindu

.74 1.665 .961 .981

Apakah teman/tetangga

Ibu/Bapak memberikan

informasi setiap akan

dilaksanakan kegiatan

Posbindu

.71 1.613 .963 .980

Apakah teman/tetangga

Ibu/Bapak menjelaskan

manfaat dari kegiatan

Posbindu lansia

.74 1.665 .961 .981

Page 176: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Lampiran 3

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kat_kunjungan .493 168 .000 .486 168 .000

kat_umur .490 168 .000 .492 168 .000

Jenis Kelamin .374 168 .000 .630 168 .000

Pendidikan Terakhir .353 168 .000 .636 168 .000

kat_pengetahuan .411 168 .000 .609 168 .000

kategori_sikap .368 168 .000 .632 168 .000

kat_saranakes .414 168 .000 .606 168 .000

kat_jarak .396 168 .000 .619 168 .000

kat_pembinaan_nakes .362 168 .000 .634 168 .000

kat_dukkeluarga .503 168 .000 .457 168 .000

kat_nakes .411 168 .000 .609 168 .000

kat_dukungan_kader .411 168 .000 .609 168 .000

kat_dukungan_teman .465 168 .000 .543 168 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

kat_kunjungan Mean .1964 .03074

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .1357

Upper Bound .2571

5% Trimmed Mean .1627

Median .0000

Variance .159

Std. Deviation .39848

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 1.542 .187

Kurtosis .382 .373

kat_umur Mean .2024 .03109

Page 177: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .1410

Upper Bound .2638

5% Trimmed Mean .1693

Median .0000

Variance .162

Std. Deviation .40298

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 1.495 .187

Kurtosis .237 .373

Jenis Kelamin Mean .57 .038

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .49

Upper Bound .64

5% Trimmed Mean .57

Median 1.00

Variance .247

Std. Deviation .497

Minimum 0

Maximum 1

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -.267 .187

Kurtosis -1.952 .373

Pendidikan Terakhir Mean .52 .039

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .45

Upper Bound .60

5% Trimmed Mean .53

Median 1.00

Variance .251

Std. Deviation .501

Minimum 0

Maximum 1

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -.096 .187

Kurtosis -2.015 .373

kat_pengetahuan Mean .3631 .03721

Page 178: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .2896

Upper Bound .4366

5% Trimmed Mean .3479

Median .0000

Variance .233

Std. Deviation .48233

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .575 .187

Kurtosis -1.690 .373

kategori_sikap Mean .5536 .03847

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .4776

Upper Bound .6295

5% Trimmed Mean .5595

Median 1.0000

Variance .249

Std. Deviation .49861

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness -.217 .187

Kurtosis -1.976 .373

kat_saranakes Mean .3571 .03708

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .2839

Upper Bound .4303

5% Trimmed Mean .3413

Median .0000

Variance .231

Std. Deviation .48059

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .602 .187

Kurtosis -1.658 .373

kat_jarak Mean .3929 .03779

Page 179: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .3182

Upper Bound .4675

5% Trimmed Mean .3810

Median .0000

Variance .240

Std. Deviation .48985

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .443 .187

Kurtosis -1.826 .373

kat_pembinaan_nakes Mean .4583 .03856

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .3822

Upper Bound .5345

5% Trimmed Mean .4537

Median .0000

Variance .250

Std. Deviation .49975

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .169 .187

Kurtosis -1.995 .373

kat_dukkeluarga Mean .1726 .02924

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .1149

Upper Bound .2304

5% Trimmed Mean .1362

Median .0000

Variance .144

Std. Deviation .37905

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 1.748 .187

Kurtosis 1.069 .373

kat_nakes Mean .3631 .03721

Page 180: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .2896

Upper Bound .4366

5% Trimmed Mean .3479

Median .0000

Variance .233

Std. Deviation .48233

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .575 .187

Kurtosis -1.690 .373

kat_dukungan_kader Mean .3631 .03721

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .2896

Upper Bound .4366

5% Trimmed Mean .3479

Median .0000

Variance .233

Std. Deviation .48233

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness .575 .187

Kurtosis -1.690 .373

kat_dukungan_teman Mean .2560 .03377

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .1893

Upper Bound .3226

5% Trimmed Mean .2288

Median .0000

Variance .192

Std. Deviation .43770

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness 1.129 .187

Kurtosis -.735 .373

Page 181: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Lampiran 4

UNIVARIAT

Statistics

Kategori Kunjungan Posbindu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak berkunjung 135 80.4 80.4 80.4

Berkunjung 33 19.6 19.6 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lansia 134 79.8 79.8 79.8

lansia resti 34 20.2 20.2 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 73 43.5 43.5 43.5

laki-laki 95 56.5 56.5 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 80 47.6 47.6 47.6

Tinggi 88 52.4 52.4 100.0

Total 168 100.0 100.0

Page 182: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 107 63.7 63.7 63.7

tinggi 61 36.3 36.3 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 75 44.6 44.6 44.6

Baik 93 55.4 55.4 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Ketersediaan Sarana Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tersedia 108 64.3 64.3 64.3

Tersedia 60 35.7 35.7 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Jarak Rumah dengan Posbindu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dekat 27 16.1 16.1 16.1

Jauh 141 83.9 83.9 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid buruk 91 54.2 54.2 54.2

baik 77 45.8 45.8 100.0

Total 168 100.0 100.0

Page 183: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Kategori Dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak mendukung 139 82.7 82.7 82.7

mendukung 29 17.3 17.3 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Dukungan Tenaga Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak mendukung 107 63.7 63.7 63.7

mendukung 61 36.3 36.3 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Dukungan Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak mendukung 107 63.7 63.7 63.7

mendukung 61 36.3 36.3 100.0

Total 168 100.0 100.0

Kategori Dukungan Teman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak mendukung 125 74.4 74.4 74.4

mendukung 43 25.6 25.6 100.0

Total 168 100.0 100.0

Page 184: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

lampiran 5

BIVARIAT

Umur

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_umur * kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kat_umur Lansia Count 106 28 134

% within kat_umur 79.1% 20.9% 100.0%

lansia resti Count 29 5 34

% within kat_umur 85.3% 14.7% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kat_umur 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .658a 1 .417

Continuity Correctionb .324 1 .569

Likelihood Ratio .695 1 .405

Fisher's Exact Test .479 .292

Linear-by-Linear Association .654 1 .419

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 185: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Jenis Kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

Jenis Kelamin perempuan Count 55 18 73

% within Jenis Kelamin 75.3% 24.7% 100.0%

laki-laki Count 80 15 95

% within Jenis Kelamin 84.2% 15.8% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within Jenis Kelamin 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.057a 1 .152

Continuity Correctionb 1.533 1 .216

Likelihood Ratio 2.040 1 .153

Fisher's Exact Test .173 .108

Linear-by-Linear Association 2.044 1 .153

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.34.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 186: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pendidikan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan Terakhir *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

Pendidikan Terakhir Rendah Count 66 14 80

% within Pendidikan

Terakhir 82.5% 17.5% 100.0%

Tinggi Count 69 19 88

% within Pendidikan

Terakhir 78.4% 21.6% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within Pendidikan

Terakhir 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .444a 1 .505

Continuity Correctionb .223 1 .637

Likelihood Ratio .446 1 .504

Fisher's Exact Test .563 .319

Linear-by-Linear Association .442 1 .506

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.71.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 187: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pengetahuan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_pengetahuan *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kat_pengetahuan rendah Count 107 0 107

% within kat_pengetahuan 100.0% 0.0% 100.0%

tinggi Count 28 33 61

% within kat_pengetahuan 45.9% 54.1% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kat_pengetahuan 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 72.035a 1 .000

Continuity Correctionb 68.648 1 .000

Likelihood Ratio 82.305 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 71.606 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.98.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 188: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Sikap

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_sikap *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kategori_sikap tidak baik Count 75 0 75

% within kategori_sikap 100.0% 0.0% 100.0%

baik Count 60 33 93

% within kategori_sikap 64.5% 35.5% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kategori_sikap 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 33.118a 1 .000

Continuity Correctionb 30.908 1 .000

Likelihood Ratio 45.486 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 32.921 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.73.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 189: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Ketersediaan Sarana Kesehatan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_saranakes *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kat_saranakes tidak tersedia Count 108 0 108

% within kat_saranakes 100.0% 0.0% 100.0%

tersedia Count 27 33 60

% within kat_saranakes 45.0% 55.0% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kat_saranakes 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 73.920a 1 .000

Continuity Correctionb 70.477 1 .000

Likelihood Ratio 83.882 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 73.480 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.79.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 190: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Jarak Rumah dengan Posbindu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_jarak * kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kat_jarak Dekat Count 17 10 27

% within kat_jarak 63.0% 37.0% 100.0%

Jauh Count 118 23 141

% within kat_jarak 83.7% 16.3% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kat_jarak 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.166a 1 .013

Continuity Correctionb 4.923 1 .026

Likelihood Ratio 5.428 1 .020

Fisher's Exact Test .019 .017

Linear-by-Linear Association 6.130 1 .013

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.30.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 191: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pembinaan dari Tenaga Kesehatan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_pembinaan_nakes *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total tidak bekunjung Berkunjung

kat_pembinaan_nakes buruk Count 91 0 91

% within

kat_pembinaan_nakes 100.0% 0.0% 100.0%

baik Count 44 33 77

% within

kat_pembinaan_nakes 57.1% 42.9% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within

kat_pembinaan_nakes 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 48.533a 1 .000

Continuity Correctionb 45.856 1 .000

Likelihood Ratio 61.290 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 48.244 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 192: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Dukungan Keluarga

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_dukkeluarga *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total tidak kunjungan Kunjungan

kat_dukkeluarga tidak mendukung Count 117 22 139

% within kat_dukkeluarga 84.2% 15.8% 100.0%

mendukung Count 18 11 29

% within kat_dukkeluarga 62.1% 37.9% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within kat_dukkeluarga 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.427a 1 .006

Continuity Correctionb 6.093 1 .014

Likelihood Ratio 6.533 1 .011

Fisher's Exact Test .010 .009

Linear-by-Linear Association 7.383 1 .007

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 193: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Dukungan Tenaga Kesehatan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_pembinaan_nakes *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total

tidak

berkunjung Berkunjung

kat_pembinaan_nakes buruk Count 91 0 91

% within

kat_pembinaan_nakes 100.0% 0.0% 100.0%

baik Count 44 33 77

% within

kat_pembinaan_nakes 57.1% 42.9% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within

kat_pembinaan_nakes 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 48.533a 1 .000

Continuity Correctionb 45.856 1 .000

Likelihood Ratio 61.290 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 48.244 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 194: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Dukungan Kader

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_dukungan_kader *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total tidak berkunjung Berkunjung

kat_dukungan_kader tidak mendukung Count 102 5 107

% within

kat_dukungan_kader 95.3% 4.7% 100.0%

mendukung Count 33 28 61

% within

kat_dukungan_kader 54.1% 45.9% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within

kat_dukungan_kader 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 41.838a 1 .000

Continuity Correctionb 39.267 1 .000

Likelihood Ratio 41.908 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 41.589 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.98.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 195: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Dukungan Teman

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_dukungan_teman *

kat_kunjungan 168 100.0% 0 0.0% 168 100.0%

Crosstab

kat_kunjungan

Total tidak berkunjung Berkunjung

kat_dukungan_teman tidak mendukung Count 114 11 125

% within

kat_dukungan_teman 91.2% 8.8% 100.0%

mendukung Count 21 22 43

% within

kat_dukungan_teman 48.8% 51.2% 100.0%

Total Count 135 33 168

% within

kat_dukungan_teman 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 36.376a 1 .000

Continuity Correctionb 33.741 1 .000

Likelihood Ratio 32.399 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 36.159 1 .000

N of Valid Cases 168

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.45.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 196: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Lampiran 6

Transkrip Wawancara

Pewawancara: Assalamu’alaikum bu..

Pemengang Program Lansia: wa’alaikum salam Desy..

Pemengang Program Lansia: ada apa Desy?

Pewawancara: Jadi begini bu, sebelumnya saya boleh minta waktu Bu Ira

sebentar? Saya mau menanyakan beberapa hal terkait posbindu bu..

Pemengang Program Lansia: oalaah.. iya Desy tanya aja, apa yang mau

ditanyakan?

Pewawancara: langsung saja ya bu.. hmm.. Ibu kan selaku pemegang program

lansia, saya mau tanya terkait bagaimana strategi promosi dari puskesmas untuk

mengenalkan posbindu ke sasaran/lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat bu?

Pemengang Program Lansia: kalau soal itu saya meminta bantuan ke kader

posbindu des, buat menginformasikan ke para lansia kalau ada posbindu nih..

kegiatan yang diadain puskesmas.. nah di posbindu bisa berobat bisa tau kondisi

kesehatan.. begitu dees…

Pewawancara: jadi begitu bu… kalau terkait penambahan posbindu sendiri

bagaimana bu upaya yang dilakukan oleh puskesmas soalnya kan jumlah

posbindu disini masih kurang kan bu..

Pemengang Program Lansia: kalau soal itu saya sebenernya sudah meminta

bantuan kader buat menginformasikan ke para ketua RW untuk mengajukan

adanya penambahan posbindu namun sampai saat ini belum ada yang mengajukan

adanya penambahan posbindu baru lagi sepertinya des..

Pewawancara: itu berarti pemberitahuannya secara lisan saja ya bu.. kalau secara

tertulis sendiri sudah ada nggak bu?

Page 197: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37758/1/DESY NUR... · lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di masyarakat

Pemengang Program Lansia: yang tertulis gimana nih?

Pewawancara: jadi ada semacam pemberitahuan tertulis gitu bu dari puskesmas

buat para ketua RW yang wilayahnya sudah mencukupi untuk pendirian posbindu

baru namun belum ada posbindu bu..

Pemengang Program Lansia: ooh.. kalo soal itu sih belum dees.. dari puskesmas

belum melakukan itu

Pewawancara: oke buu…kalau terkait promosi kesehatan tentang posbindu yang

dilakukan oleh tenaga kesehatannya sendiri secara langsung sudah ada atau belum

bu..

Pemengang Program Lansia: kalau soal itu hmm.. kegiatan promosi kesehatan

tentang posbindu dari tenaga kesehatan langsung ya… itu biasanya dilakukan saat

pelaksanaan posbindu des.. jadi misalnya penyuluhan gitu.. ngasih tau nih ke

lansia yang hadir kalau penting nih mengikuti kegiatan posbindu terus setiap

bulan biar lansia tau kondisi kesehatannya bagaimana kemudian kalau berobatpun

kan juga sudah bisa di posbindu tidak perlu antri di puskesmas lama kaan.. gitu

dees…

Pewawancara: terima kasih bu atas penjelasannya..

Pemengang Program Lansia: loh sudah des?

Pewawancara: iya sudah bu.. pertanyaannya segitu aja bu, lain kali kalau ada yang

ditanyakan lagi saya tanya lagi ke ibu..

Pemengang Program Lansia: iyaa.. tanya aja des.. tanya apa aja deeh

Pewawancara: hehehe.. oke bu,,. Sekali lagi terima kasih bu, Assalamu’alaikum

bu,..

Pemengang Program Lansia: wa’alaikum salam desy,.